SEJARAH KULINER BANGSA BELANDA, CINA, INDIA DI KOTA MEDAN.

(1)

(2)

iii

ABSTRAK

UMAR SYAHPUTRA DAULAY,NIM 308321075.SEJARAH KULINER BANGSA

BELANDA, CINA, INDIA, DI KOTA MEDAN,FAKULTAS ILMU

SOSIAL,UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2012.

Penelitian Bertujuan untuk Mengetahui Perkembangan Kuliner Bangsa Asing tetap eksis sampai sekarang kedatangan orang-orang Asing ke Medan dan Sekitarnya juga di kaitkan dengan kegiatan perkebunan,yaitu kedatangan para kuli kontrak yang berasal dari Berbagai Bangsa dan Suku lain Seperti orang Cina, orang keling (India) dan orang Jawa pada Mulanya orang Cina Sebagai Kuli Kontrak di datangkan dari Malaka, tetapi Kemudian Dalam jumlah yang jauh lebih besar di himpun langsung dari daratan Cina antara tahun 1888 Hingga 1900 orang Cina yang datang ke Sumatera Timur mencapai 70.000 orang ,terutama dari Cina selatan belakangan orang-orang Cina yang Berprofesi sebagai pedagang juga mulai memasuki usaha Tanaman Niaga,akan tetapi kegiatan mereka di hambat oleh Tuan kebun yang orang Eropa. penelitian ini menggunakan Metode Wawancara,Study library,dokumen,Tekhnik analisa data Hasil Penelitian Menceritakan Bahwa Aktifitas Bangsa Asing di kota Medan Sangat Mempengaruhi akan Perkembangan kota Medan kedatangan Bangsa Asing Seperti Belanda, Cina, India di kota medan juga mempengaruhi perekonomian masyarakat kota Medan dan Mengurangi Angka Pengangguran Bangsa Asing juga memperkenalkan Ragam kuliner yang di bawakan mereka ke kota Medan Bangsa Belanda, Cina, India, Kuliner yang di bawakan berupa. Kuliner yang masih terdapat di kota Medan kini Meliputi kuliner yang berasal dari Bangsa asing,antara lain Roti dan Sup yang di kenal dari Eropa, Aneka Mie dan Bakpao dari Cina,Martabak,Roti Cane,dan karinya yang berasal dari india.menarik bahwa bahan dasar yang di gunakan dalam pembuatan roti,roti Cane,Bakpao, sebagian Mie dan Martabak Menggunakan Bahan dasar Tepung Terigu yang Berasal dari Gandum Dari seluruh data yang di peroleh selama mengadakan penelitian di lapangan dapat di Simpulkan Bahwa kedatangan Bangsa Asing di kota Medan sangat pesat Mempengaruhi Perkembangan kota Medan ke datangan Bangsa Asing juga Mempengaruhi Perkembangan kota Medan, Bangsa Belanda, Cina, India juga Mendirikan Restoran-Restoran agar Perkembangan kuliner Mereka tetap eksis sampai Sekarang dan dapat di Terima Masyarakat kota Medan.


(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ Sejarah Kuliner Bangsa Belanda, Cina, India di kota Medan “.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan pendidikan sejarah pada Fakultas Ilmu Sosial.

Penulis menyadari banyak kendala dan tantangan dalam penulisan skripsi ini tetapi atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini dapat diselesaikan Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

 Bapak Prof. Drs. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan  Bapak Drs.H.Restu, MS. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

 Ibu Dra. Lukitaningsih ,M.Hum Selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah

 Bapak Pristi Suhendro ,S Hum ,M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan dorongan sehingga penulis skripsi ini dapat selesai.

 Bapak Dr.Phil.ichwan Azhari, M.Si., Bapak Drs. Ponirin, M.Si. dan Bapak Drs.Yushar Tanjung,M.Si. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan saran kepada penulis sehingga skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik.

 Bapak/ibu dan staf pegawai di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial yang membantu penulis selama perkuliahan.

 Ayahanda ,Ibunda dan ,Adik tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan dorongan dan bimbingan semenjak mulai dari perkuliahan sampai dalam penulisan skripsi ini.

 Buat Bapak, uwak, serta keluarga besar mama saya tercinta serta , adikku Rizal jamal daulay ningsih ariyani daulay dewi ayu alvionita khoirul azmi daulay meriyatul akmal


(4)

ii

daulay pauziah rahmah daulay dan lily novianty yang telah banyak memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis.

 Buat Seseorang yang telah banyak memberikan bantuan kepada saya dalam penulisan skripsi ini.

Buat Teman-teman PPL 2011 di SMP N 5 Stabat

 Seluruh teman mahasiswa Jurusan Pendidkan Sejarah Stambuk 2008 buat Airul Azwan Parapat, Zulfikri Habib Nst, Arlan M Siregar, Ade Sukanda Surbakti, dan teman-teman lainnya.

 Sahabat-sahabat saya yang saya sayangi : irma yusnita, sinton simatupang,sutan Situmorang, ismaini masitoh Tanjung , Muhammad Emil riza tarigan , dan Muhammad Asnawi,Eninta Sembiring,Reza pahlepi Siregar, yang selalu berada di samping saya melewati hari-hari indah yang penuh dengan kenangan.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan – kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala keterbukaan maka penulis menerima kritik dan saran bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Medan, Agustus 2012

Penulis,

Umar Syahputra Daulay

NIM.308321075


(5)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. ... L atar Belakang masalah... 1

B. ... I dentifikasi Masalah ... 5

C. ... P embatasan masalah ... 5

D. ... R umusan masalah ... 5

E. ... T ujuan penelitian ... 6

F... M anfaat penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. ... T injuan Pustaka ... 7


(6)

v

1. ... R agam Kuliner Bangsa Asing di kota Medan ... 7 2. ... k

uliner bangsa asing ... 9 B. ... L

andasan Teori ... 10 1. ... M

akanan ... 10 2. ... P

engaruh ... 13 3. ... E

tnik ... 13 4. ... K

onsep peranan ... 14 C. ... K

erangka Berfikir ... 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. ... M etode penelitian ... 19 1. ... P

enelitian Lapangan ... 19 2. ... P


(7)

vi

B. ... S umber Data ... 20 1. ... D

ata Primer ... 20 2. ... D

ata Sekunder ... 20 C. ... T

eknik dan Alat pengumpulan Data ... 21 1. ... W

awancara ... 21 2. ... S

tudy Kepustakaan (Library Research) ... 21 3. ... D

okumen ... 22 D. ... T

ekhnik Analisa Data ... 22

BAB IV PEMBAHASAN DAN PENELITIAN ... 24

1. ... S ejarah Kota Medan ... 24 2. ... S

ejarah Masuknya Bangsa Asing Di Kota Medan ... 26 A.... D


(8)

vii

1... R

estoran Tip Top ... 34

2... R estoran Seraton ... 43

3... R estoran Cahaya Baru... 44

4.... E ksistensi Bangsa Asing Di Kota Medan ... 51

5.... R espon Masyarakat Kota Medan Terhadap Restoran Bangsa Asing .... 54

6.... P enggemar Kuliner Bangsa Asing Di Kota Medan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

DAFTAR PUSTAKA ... 63


(9)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Medan memiliki ragam etnis, budaya, yang tidak dapat dilepaskan dari masa lalunya (sejarahnya). Kota Medan yang dikenal sekarang sebagai “miniature Indonesia” memiliki suku bangsa yang beragam seperti Melayu, Jawa, Tionghoa, Tamil, Arab, dan keturnan Eropa. Hal ini terjadi karena kota Medan dalam perjalanan sejarahnya diwarnai masuknya bangsa-bangsa asing ,maupun berbagai suku dari kota Medan dan luar Sumatera. Masuknya bangsa asing ke Sumatera Timur didorong karena adanya aktifitas perekonomian dan perdagangan. Kemudian bangsa kolonial Belanda memulai aktifitasnya yaitu membuka perkebunan yang berkembang pesat di Sumatera Timur. Jacob Nienhuys adalah orang pertama yang membuka lahan perkebunan di Deli pada tahun 1863 yang mendapat konsesi dari Sultan Deli ( Sinar, 2005: 25).

Jika awalnya tanaman tembakau di Deli ditanami oleh penduduk lokal secara tradisonal tetapi, setelah kedatangan Nienhuys tanaman tembakau ditanam dengan lahan kebun yang luas dan dikelola oleh orang asing, dan Nienhuys berhasil dengan perkebunan tembakaunya, keberhasilannya itu menarik pertanian pengusaha lainnya untuk datang dan ikut membuka kebun tembakau di Labuhan Deli, pada tahun 1867 sudah terdapat tiga pengusaha Eropa yang mendapat konsesi dari sultan serta menetap dan membuka perkebunan sendiri.

Pada tahun 1869 Nienhuys memindahkan kantornya ke sebuah kampung yang bernama “Medan Putri”, dan berkembang pesat, yang menjadi cikal bakal berkembangnya kota Medan (Avan, 2010 : 47). Perkebunan Deli yang luas dan


(10)

berkembang pesat membutuhkan tenaga buruh yang besar pula, sikap dari penduduk lokal yang tidak bersedia menjadi pekerja kebun, membuat Nienhuys mengontrak langsung kuli Cina dari Penang dengan persekot melalui “ Tandil”, Nienhuys pun juga mengontrak orang - orang Tamil, tapi pemerintah Inggris di India membatasi impor orang-orang Tamil ini, sehingga Nienhuys pun mengontrak kuli-kuli dari jawa sejak tahun 1880.

Dengan dibukanya lahan perkebunan oleh Kolonial Belanda dan investor asing sehingga semakin beragam bangsa yang masuk ke Medan. Masuknya bangsa asing ke Medan juga membawa budaya masing-masing, manusia menghasilkan kebudayaan yang terkenal dalam tujuh unsur kebudayaan (universal culture), dan menghasilkan keragaman budaya kota ini serta mempengaruhi budaya masyarakat di daerah itu, salah satunya berbentuk kuliner (Jufrida, 2009 : 73).

Masyarakat Indonesia pada masa Hindia - Belanda merupakan suatu masyarakat majemuk (plural societies) yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri - sendiri tanpa ada pembaruan satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik. Orang - orang Belanda sebagai penguasa menempati warga kelas I sebagai penguasa, selanjutnya orang-orang Tionghoa sebagai kelas II karena memiliki jumlah yang banyak dari orang-orang Timur lainnya, dan kelas II orang Indonesia di kelas III dengan jumlahnya yang sangat banyak tetapi sebagai warga Negara kelas III golongan pribumi (Furnivall dalam Nasikun, 2007:35).

Kuliner yang berasal dari bangsa asing awalnya dinikmati oleh bangsa asing, namun dalam perkembangannya kuliner asing pun diterima oleh masyarakat Medan. "Dalam kuliner, sebenarnya ada identitas bangsa, termasuk dalam semur. Hal inilah yang harus dipelihara dan diakui oleh orang Indonesia sendiri," ungkap sejarawan JJ


(11)

Rizal, dalam bincang-bincang bertema "Bango Dukung Pengukuhan Semur Sebagai Identitas Bangsa"' di Restoran Bebek Bengil, Menteng, Jakarta Pusat.

Kuliner memang bagian tak terpisahkan dari budaya dan tradisi suatu bangsa sehingga menjadi jati diri suatu bangsa. "Kekayaan kuliner Nusantara menggambarkan keberagaman identitas lokal yang mewakili lingkungan, kebiasaan, simbol, peraturan, pola konsumsi, dan produksi. Hal ini membuat kuliner menunjukkan keberagaman latar belakang sosial, ekonomi, dan golongan masyarakat," ungkap Dr Phil Lily Tjahjandari, ahli kajian budaya dari Universitas Indonesia.( http://female.kompas.com/).

Kuliner yang terdapat di kota Medan beragam yang bersala dari bangsa asing seperti roti dan sup yang dikenal Eropa, aneka mi dan bakpao dari Cina, martabak dan roti cane dari India. Dalam pembuatan makanan-makan tersebut bahan yang digunakan adalah tepung terigu, tepung terigu yang bahan dasarnya dari gandum, sementara gandum tidak ditanam di Nusantara. Kemungkinan gandum didatangkan ke Nusantara melalui perdagangan ke Sumatera Timur.

Masyarakat asing yang ada di Medan, melakukan penyesuaian dengan bahan-bahan yang ada di daerah setempat. Orang Eropa tidak dapat meninggalkan roti sebagai makanan khasnya, Namun roti yang biasanya diolesi mentega dan keju pada negara asalnya, kemudian mulai beradaptasi dengan bahan-bahan olesan yang dibuat di daerah setempat seperti selai dari buah-buahan (jeruk, straubery, kacang dan sebagainya).

Selanjutnya, makanan dari India yang biasa dijumpai yaitu martabak, yang memang diakui berasal dari India. Saat ini kita kenal ada martabak Mesir, kemungkinan munculnya martabak Mesir ini muncul untuk membedakan dengan martabak India yang sudah ada di kota Medan sebelumnya. Orang-orang Cina dikenal memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang menggunakan mi. Selain, mi orang cina juga memiliki


(12)

makanan khas lainnya yaitu bakpao, yang berbentuk seperti tempurung terlungkup berbahan dasar tepung terigu, dan berwarna putih.

Dikenalnya berbagai kuliner di kota Medan berkaitan dengan bangsa asing yang masuk dan tinggal di kota Medan, dan menjadikan kekayaan sejarah bagi masyarakat kota Medan.

Maka berdasarkan kajian-kajian diatas penulis merasa tertarik untuk meneliti atau mengungkapkan bagaimana dengan judul “Sejarah Kuliner Bangsa Belanda,

Cina, India Di Kota Medan”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang di ungkap di atas, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah yaitu”

1. Bagaimana aktifitas bangsa asing di kota Medan

2. Aneka ragam kuliner apa saja yang diterima masyarakat kota Medan 3. Makanan Bangsa asing diterima oleh masyarakat Medan

4. Perkembangan makanan Bangsa asing di kota Medan

C. Pembatas Masalah

Karena luasnya cakupan masalah yang akan di teliti, maka penulis membatasi permasalahan yang akan di teliti agar dapat lebih terarah dan fokus, untuk itu peneliti difokuskan dan di batasi pada Sejarah Kuliner Bangsa Belanda, Cina, India Di Kota Medan.


(13)

D. Rumusan Masalah`

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktifitas bangsa asing di kota Medan ?

2. Bagaimana Aneka ragam kuliner apa saja yang diterima masyarakat kota Medan ?

3. Bagaimana makanan bangsa asing diterima oleh masyarakat Medan ? 4. Bagaimana Perkembangan makanan bangsa asing di kota Medan? E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktifitas bangsa asing di kota Medan

2. Untuk mengetahui aneka ragam kuliner apa saja yang diterima masyarakat kota Medan

3. Untuk mengetahui makanan bangsa asing diterima oleh masyarakat Medan

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini jika tujuan diatas tercapai adalah untuk:

1. Memperkaya kekhasan pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat Medan pada umumnya.

2. Menambah refrensi mengenai sejarah Makanan atau Kuliner di Kota Medan saat ini sangat terbatas.


(14)

3. Memberi informasi dan pemahaman kepada masyarakat Medan bahwa masuknya bangsa asing memiliki pengaruh terhadap makanan di kota Medan.

4. Memberi sumbangan ilmiah tentang sejarah lokal,khususnya bagi masyarakat Medan.

5. Sebagai penambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai sejarah masuknya bangsa asing terhadap ragam makanan di kota Medan.


(15)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

 Pesatnya pertumbuhan kota Medan sebagai kota baru mendorong kedatangan bangsa asing untuk menetapkan tinggal di kota Medan dengan tujuan berdagang atau mendirikan usaha-usaha lainnya seperti mendirikan restoran - restoran khas bangsa asing sendiri ataupun dengan kuliner bangsa asing. Kedatangan bangsa asing Belanda, Cina, India untuk berbaur dan mendirikan usaha seperti restoran.

 Ragam kuliner yang di terima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa Belanda: Carmen,. Chocolate Vanilla, . Mexicanner, . Moorkop ice, . Peach Melba,Pukler,. Tutti Frutti. Steak lidah Sapi. Beef Hoot plate Bchiken steak .beef omellete .bitterballen croquette, fish fillete steak. Huzaren salad . ox tounge . pancake with brown sugar. .uitsmijter.

 Ragam kuliner yang diterima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa Cina : prawn with orange salad, shrim salad, szechun cold dishes, mie tiaw, promfret, geraupa, tlapia, crob in sweet & sour sauce, crab in tom yam souce, scalops in mangowla, bihun, ifu mie, whole sea cocumber special, spring flower chicken, chicken with lotus, fried noodles, bakpao, mie tiaw, seafood.


(16)

2

 Ragam kuliner yang diterima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa India: chiken masala, baghadi, nasi briyani, patiala, thali set, vrg briyani, verg or nan, martabak mesir, roti cane, teh tarik, martabak india, nasi briyani ayam, nasi briyani kambing, daal, kari kambing, puri, roti tisu, omlet, bhatora, chapati, masala pratasa, butter naan, pram munghlai pratha, masala dowi, plain dosei, egg masala dosei, gee dosei.  Di terimanya makanan bangsa asing oleh masyarakat kota Medan karena

adanya ciri khas dari masakan yang dibawakan selain itu rasa ingin tahu ataupun rasa ingin mencicipi masakan bangsa asing seperti Belanda, Cina, India yang ada di kota Medan.

 Restoran Tip Top didirikan oleh Jangkie, seorang etnis tionghoa yang berasal dari Padang. Pada tahun 1929 dengan pengembangan usaha berawal dari restoran sederhana bernama Jangkie yang berlokasi di Jalan Pandu.

 Restoran Seraton didirikan oleh Hendri A.J pada tahun 1984 Restoran Seraton mempunyai ragam maakanan khas Cina. Awalnya Seraton bertempat di Jalan Orion, disamping Medan Plaza. Tahun 2010 Hendri A.J memindahkan usahanya ke Jalan Gajah Mada agar lebih luas.

 Restoran Cahaya Baru didirikan oleh pasangan suami istri Antoni dan Yakoba. Restoran Cahaya Baru adalah salah satu restoran khas kuliner India restoran ini sekarang dikelola oleh putri mereka Malini restoran cahaya sudah berdiri kurang lebih 18 tahun .


(17)

3

 Ragam jenis kuliner yang dibawakan berasal dari bangsa asing dapat ditemui dan diterima masyarakat kota Medan.

 Eksistensi bangsa asing berawal dari usaha-usaha yang mereka dirikan dan kuliner yang mereka perkenalkan tetap dinikmati dan dapat ditemui eksisnya bangsa asing di kota Medan. Berawal diterimanya bangsa asing di kota Medan dan di terima usaha yang mereka dirikan.

 Renspon masyarakat kota Medan tentang kedatangan bangsa asing dan didirikannya usaha restoran bangsa asing sendiri kehadiran bangsa asing dan didirikannya usaha restoran keuntungannya mengurangi angka pengangguran dan mengurangi kemiskina masyarakat kota Medan karna tenaga kerja didatangkan dari masyarakat kota Medan. Kehadiran bangsa asing dan usaha yang mereka dirikan dapat memajukan kota Medan.

B. Saran – Saran

 Melihat restoran - restoran bangsa asing yang telah didirikan oleh bangsa asing sendiri di kota Medan dan kuliner - kuliner yang telah mereka perkenalkan sampai sekarang tetap masih eksis dinikmati oleh bangsa asing sendiri dan bangsa lain masyarakat kota Medan juga menikmati kuliner bangsa asing tersebut.

 Kepada pihak restoran sendiri juga di harapkan untuk dapat terus memberikan pelayanan terbaik agar pengunjung restoran merasa nyaman


(18)

4

menikmati menu yang tersaji dengan tetap mengedepankan keramah tamahan serta adat sopan santun multietnik yang ada di kota Medan.  Selain pihak restoran pedagang kaki lima juga agar kiranya mampu

memberikan pelayanan terbaik kepada pembeli dan pengunjung agar pengunjung merasa nyaman dan bisa menjadikan sosialisasi yang kuat baik bangsa sendiri maupun bangsa lain.

 Kuliner bangsa asing juga banyak mempengaruhi terhadap makanan yang ada di kota Medan, perkembangan masyarakat kota Medan juga pesatnya berdagang dan terus memeneg masyarakat kota Medan agar kemisikinan berkurang.


(1)

D. Rumusan Masalah`

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktifitas bangsa asing di kota Medan ?

2. Bagaimana Aneka ragam kuliner apa saja yang diterima masyarakat kota Medan ?

3. Bagaimana makanan bangsa asing diterima oleh masyarakat Medan ? 4. Bagaimana Perkembangan makanan bangsa asing di kota Medan? E. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktifitas bangsa asing di kota Medan

2. Untuk mengetahui aneka ragam kuliner apa saja yang diterima masyarakat kota Medan

3. Untuk mengetahui makanan bangsa asing diterima oleh masyarakat Medan

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini jika tujuan diatas tercapai adalah untuk:

1. Memperkaya kekhasan pengetahuan penulis khususnya dan masyarakat Medan pada umumnya.

2. Menambah refrensi mengenai sejarah Makanan atau Kuliner di Kota Medan saat ini sangat terbatas.


(2)

3. Memberi informasi dan pemahaman kepada masyarakat Medan bahwa masuknya bangsa asing memiliki pengaruh terhadap makanan di kota Medan.

4. Memberi sumbangan ilmiah tentang sejarah lokal,khususnya bagi masyarakat Medan.

5. Sebagai penambah pengetahuan bagi peneliti dan pembaca mengenai sejarah masuknya bangsa asing terhadap ragam makanan di kota Medan.


(3)

1 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

 Pesatnya pertumbuhan kota Medan sebagai kota baru mendorong kedatangan bangsa asing untuk menetapkan tinggal di kota Medan dengan tujuan berdagang atau mendirikan usaha-usaha lainnya seperti mendirikan restoran - restoran khas bangsa asing sendiri ataupun dengan kuliner bangsa asing. Kedatangan bangsa asing Belanda, Cina, India untuk berbaur dan mendirikan usaha seperti restoran.

 Ragam kuliner yang di terima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa Belanda: Carmen,. Chocolate Vanilla, . Mexicanner, . Moorkop ice, . Peach Melba,Pukler,. Tutti Frutti. Steak lidah Sapi. Beef Hoot plate Bchiken steak .beef omellete .bitterballen croquette, fish fillete steak. Huzaren salad . ox tounge . pancake with brown sugar. .uitsmijter.

 Ragam kuliner yang diterima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa Cina : prawn with orange salad, shrim salad, szechun cold dishes, mie tiaw, promfret, geraupa, tlapia, crob in sweet & sour sauce, crab in tom yam souce, scalops in mangowla, bihun, ifu mie, whole sea cocumber special, spring flower chicken, chicken with lotus, fried noodles, bakpao, mie tiaw, seafood.


(4)

 Ragam kuliner yang diterima oleh masyarakat kota Medan seperti kuliner dari bangsa India: chiken masala, baghadi, nasi briyani, patiala, thali set, vrg briyani, verg or nan, martabak mesir, roti cane, teh tarik, martabak india, nasi briyani ayam, nasi briyani kambing, daal, kari kambing, puri, roti tisu, omlet, bhatora, chapati, masala pratasa, butter naan, pram munghlai pratha, masala dowi, plain dosei, egg masala dosei, gee dosei.  Di terimanya makanan bangsa asing oleh masyarakat kota Medan karena

adanya ciri khas dari masakan yang dibawakan selain itu rasa ingin tahu ataupun rasa ingin mencicipi masakan bangsa asing seperti Belanda, Cina, India yang ada di kota Medan.

 Restoran Tip Top didirikan oleh Jangkie, seorang etnis tionghoa yang berasal dari Padang. Pada tahun 1929 dengan pengembangan usaha berawal dari restoran sederhana bernama Jangkie yang berlokasi di Jalan Pandu.

 Restoran Seraton didirikan oleh Hendri A.J pada tahun 1984 Restoran Seraton mempunyai ragam maakanan khas Cina. Awalnya Seraton bertempat di Jalan Orion, disamping Medan Plaza. Tahun 2010 Hendri A.J memindahkan usahanya ke Jalan Gajah Mada agar lebih luas.

 Restoran Cahaya Baru didirikan oleh pasangan suami istri Antoni dan Yakoba. Restoran Cahaya Baru adalah salah satu restoran khas kuliner India restoran ini sekarang dikelola oleh putri mereka Malini restoran cahaya sudah berdiri kurang lebih 18 tahun .


(5)

3

 Ragam jenis kuliner yang dibawakan berasal dari bangsa asing dapat ditemui dan diterima masyarakat kota Medan.

 Eksistensi bangsa asing berawal dari usaha-usaha yang mereka dirikan dan kuliner yang mereka perkenalkan tetap dinikmati dan dapat ditemui eksisnya bangsa asing di kota Medan. Berawal diterimanya bangsa asing di kota Medan dan di terima usaha yang mereka dirikan.

 Renspon masyarakat kota Medan tentang kedatangan bangsa asing dan didirikannya usaha restoran bangsa asing sendiri kehadiran bangsa asing dan didirikannya usaha restoran keuntungannya mengurangi angka pengangguran dan mengurangi kemiskina masyarakat kota Medan karna tenaga kerja didatangkan dari masyarakat kota Medan. Kehadiran bangsa asing dan usaha yang mereka dirikan dapat memajukan kota Medan.

B. Saran – Saran

 Melihat restoran - restoran bangsa asing yang telah didirikan oleh bangsa asing sendiri di kota Medan dan kuliner - kuliner yang telah mereka perkenalkan sampai sekarang tetap masih eksis dinikmati oleh bangsa asing sendiri dan bangsa lain masyarakat kota Medan juga menikmati kuliner bangsa asing tersebut.

 Kepada pihak restoran sendiri juga di harapkan untuk dapat terus memberikan pelayanan terbaik agar pengunjung restoran merasa nyaman


(6)

menikmati menu yang tersaji dengan tetap mengedepankan keramah tamahan serta adat sopan santun multietnik yang ada di kota Medan.  Selain pihak restoran pedagang kaki lima juga agar kiranya mampu

memberikan pelayanan terbaik kepada pembeli dan pengunjung agar pengunjung merasa nyaman dan bisa menjadikan sosialisasi yang kuat baik bangsa sendiri maupun bangsa lain.

 Kuliner bangsa asing juga banyak mempengaruhi terhadap makanan yang ada di kota Medan, perkembangan masyarakat kota Medan juga pesatnya berdagang dan terus memeneg masyarakat kota Medan agar kemisikinan berkurang.