Kajian Keberadaan Spot Wisata Kuliner Di Kota Medan

(1)

KAJIAN KEBERADAAN SPOT WISATA KULINER DI KOTA MEDAN

SKRIPSI

OLEH

M. AGUNG PRABUDI 100406005

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang berlimpah untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Shalawat beriring salam juga senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, semoga kelak mendapatkan

syafa’at darinya, amin.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada : 1. Kedua orang tua Ediono (Ayah) dan Ratnani (Ibu), Bang Lukman, Tiwi dan Nia (Adik), Ara dan Syifa (Keponakan) selaku keluarga yang tercinta, yang telah memberikan doa, semangat dan dorongan untuk menyelesaikan studi dan skripsi saya di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

2. Ibu Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc., Ph.D selaku pembimbing yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dengan sabar, tekun, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang sangat berharga dalam penulisan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Hilma Tamiami Fachrudin, S.T., M.Sc., selaku Dosen Penguji I, Ibu Benny O.Y. Marpaung S.T., M.T., Ph.D., selaku Dosen Penguji II dan Ibu Wahyuni Zahrah, S.T., M.S., selaku Dosen Penguji III yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, M.T, selaku Ketua Departemen Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.LA, selaku Sekretaris Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

5. Seluruh Bapak dan Ibu dosen staff pengajar Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama masa perkuliahan.


(3)

7. Untuk sahabat karif Anggota “F4” lainnya Ahmad Zulfikar (100406093) , Aldo Putra S (100406082), dan Doni Tri Hariansyah (100406015) atas perhatian dan kekompakkannya dalam mendukung dan menyokong terselesaikannya skripsi ini.

8. Keluarga besar Arsitektur USU angkatan 2010 terutama Utuy, Yuyu, Abjo, Gema, Caki, Arif, Ferdi, Rudi, Onggek, Iyan, Aris, Liel, Bram, Papan, Puding, Dara, Opi, Jeumpa, Sri dan Meta yang membuat suasana kelas selalu riang sehingga saya mendapatkan penyegaran untuk melakukan aktivitas di kampus.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, 24 Januari 2015 Penulis,


(4)

ABSTRAK

Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berperan penting dalam kemajuan perekonomian Kota Medan. Wisata kuliner di Kota Medan tidak terlepas oleh mengentalnya unsur budaya pada kota ini salah satunya keberagaman etnis atau suku bangsa yang berpengaruh pada produk kuliner yang dihasilkan. Perancis merupakan negara yang berhasil menempatkan spot-spot wisata kuliner dengan dilatarbelakangi oleh warisan budaya yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana penempatan spot-spot wisata kuliner di Kota Medan, menemukan potensinya serta membuat spot map wisata kuliner Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode mix method yaitu kualitatif (observasi) dan kuantitatif (kuisioner). Berdasarkan analisa yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa penempatan spot-spot wisata kuliner di Kota Medan cukup menyebar namun cenderung terpusat pada satu bagian yaitu pusat kota, keanekaragaman kuliner dan pengakuan pada spot-spot wisata kuliner yang ada merupakan potensi yang dimiliki spot wisata kuliner di Kota Medan. Peneliti juga menyarankan bahwa demi meningkatkan kenyamanan dan kunjungan wisatawan, spot-spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan harus memperhatikan dan menjaga kebersihannya.

Kata kunci : wisata kuliner, spot wisata wista kuliner Kota Medan

ABSTRACT

Culinary tourism is one of the tourism activities that play an important role in the economic progress of the city of Medan. Culinary tourism in Medan not be separated by the thickening of the cultural element in this city one of the diversity of ethnicity or race that affect the culinary products produced. France is a country that succeeded in placing spots culinary tour with motivated by cultural heritage. Therefore, this study was focused to know how the placement of culinary tourism spots in the city of Medan, discover their potential and make the spot map culinary tour of Medan. This research is descriptive qualitative method, mixed method (observation) and quantitative (questionnaire). Based on the analysis, researchers found that the placement of culinary tourism spots in the city of Medan is quite spread out, but tends to be concentrated in one part that is downtown, culinary diversity and recognition in the culinary spots there is the potential of culinary tourism spots in the City Medan. Researchers also suggest that in order to improve the comfort and tourist visits, culinary tourist spots in the city of Medan have to pay attention and keep it clean.


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... i

ABSTRAK... ii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan ... 7

2.2 Pariwisata ... 7

2.2.1 Komponen Pariwisata ... 8

2.2.2 Objek dan Daya Tarik Wisata... 8

2.2.3 Wisata Kuliner ... 11


(6)

2.3.1 Keaslian... 17

2.3.2 Motivasi ... 18

2.3.3 Interpersonal ... 18

2.3.4 Budaya ... 18

2.3.5 Fisiologis... 19

2.3.6 Prestise ... 19

2.3.7 Demografi ... 20

2.4 Kesimpulan ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan ... 23

3.2 Jenis Penelitian... 23

3.3 Variabel Penelitian ... 24

3.4 Populasi dan Sampel ... 25

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.5.1 Data Primer ... 26

3.5.2 Data Sekunder ... 26

3.6 Kawasan Penelitian ... 27

3.6.1 Kriteria Kawasan Penelitian... 27

3.7 Metoda Analisa Data... 27

BAB IV DESKRIPSI KAWASAN PENELITIAN 4.1 Pendahuluan ... 29


(7)

4.2 Deskripsi Kawasan... 29

4.2.1 Merdeka Walk... 31

4.2.2 Kuliner Perniagaan... 32

4.2.3 Restoran Tip-Top ... 33

4.2.4 Kuliner SElat Panjang... 35

4.2.5 Kuliner Jalan Semarang ... 36

4.2.6 Kuliner Pagaruyung ... 38

4.2.7 Amaliun Food Court ... 39

4.2.8 Kuliner Jl. Dr. Mansyur ... 41

4.2.9 Mie Aceh Titi Bobrok ... 42

4.2.10 Warkop Elisabet... 43

4.2.11 Ucok Durian ... 44

4.2.12 Kuliner Komplek Asia Mega Mas ... 45

4.2.13 Warkop MMTC ... 47

4.2.14 Kuliner Komplek Cemara Asri ... 48

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Pendahuluan ... 50

5.2 Tingkat Kunjungan... 50

5.3 Analisa Profil ... 51

5.3.1 Daerah Asal Responden ... 51

5.3.2 Jenis Kelamin Responden ... 53


(8)

5.3.4 Suku/Etnis Responden ... 57

5.3.5 Pekerjaan Responden ... 59

5.3.6 Penghasilan Responden... 61

5.4 Analisa Keaslian... 64

5.4.1 Aksesibilitas ... 64

5.4.2 Keanekaragaman Kuliner... 74

5.4.3 Harga ... 77

5.4.4 Kebersihan... 79

5.4.5 Dekorasi ... 90

5.4.6 Lingkungan Sekitar ...103

5.5 Analisa Motivasi ...116

5.5.1 Suasana Kekeluargaan ...116

5.5.2 Citra Visual ...127

5.6 Analisa Interpersonal ...137

5.6.1 Peluang Bersosialisasi ...138

5.7 Analisa Budaya ...148

5.7.1 Gaya Hidup ...149

5.7.2 Interaksi Budaya...151

5.8 Analisa Fisiologis...157

5.8.1 Jenis Kuliner ...157

5.9 Analisa Prestise ...160


(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Pendahuluan ...168 6.1 Kesimpulan ...168 6.1 Saran...170


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kesimpulan teori yang dipakai dalam penelitian ini ... 20

Tabel 3.1 Variabel dan Indikator Penelitian ... 24 Tabel 5.1 Daerah asal responden spot wisata kuliner di Kota Medan ... 52 Tabel 5.2 Jenis kelamin responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota

Medan ... 54 Tabel 5.3 Usia responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota

Medan ... 56 Tabel 5.4 Suku/ etnis responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota

Medan ... 58 Tabel 5.5 Pekerjaan responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota

Medan ... 60 Tabel 5.6 Penghasilan responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota

Medan ... 62 Tabel 5.7 Hasil observasi akses jalan menuju spot wisata kuliner

di Kota Medan ... 65 Tabel 5.8 Hasil observasi keanekaragaman kuliner spot wisata kuliner

di Kota Medan ... 75 Tabel 5.9 Hasil observasi harga makanan pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ... 78 Tabel 5.10 Hasil observasi kebersihan spot wisata kuliner


(11)

Tabel 5.11 Hasil observasi dekorasi spot wisata kuliner di Kota Medan ... 91 Tabel 5.12 Hasil observasi lingkungan sekitar spot wisata kuliner

di Kota Medan ...104 Tabel 5.13 Hasil observasi suasana kekeluargaan yang tercipta pada

spot wisata kuliner di Kota Medan ...117 Tabel 5.14 Hasil observasi citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ...128 Tabel 5.15 Hasil observasi peluang bersosialisasi spot wisata kuliner

di Kota Medan ...139 Tabel 5.16 Hasil observasi gaya hidup pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ...150 Tabel 5.17 Hasil observasi interaksi budaya berupa kegiatan budaya

spot wisata kuliner di Kota Medan ...152 Tabel 5.16 Hasil observasi jenis kuliner pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ...158 Tabel 5.17 Hasil observasi pengakuan spot wisata kuliner di Kota Medan...161


(12)

DAFTAR DIAGRAM

Gambar diagram 5.1 Tingkat kunjungan spot wisata kuliner di Kota Medan .... 50 Gambar diagram 5.2 Daerah asal responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 52 Gambar diagram 5.3 Jenis Kelamin responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 53 Gambar diagram 5.4 Usia responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 55 Gambar diagram 5.5 Suku/ etnis responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 57 Gambar diagram 5.6 Pekerjaan responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 59 Gambar diagram 5.7 Penghasilan responden yang mengunjungi spot wisata

Kuliner di Kota Medan ... 62 Gambar diagram 5.8 Aksesbilitas pada spot wisata kuliner di Kota Medan ... 64 Gambar diagram 5.9 Keanekaragaman kuliner pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ... 75 Gambar diagram 5.10 Harga makanan pada spot wisata kuliner

di Kota Medan ... 77 Gambar diagram 5.11 Kebersihan spot wisata kuliner di Kota Medan ... 79 Gambar diagram 5.12 Dekorasi spot wisata kuliner di Kota Medan ... 90 Gambar diagram 5.13 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner di Kota Medan..103


(13)

Gambar diagram 5.14 Persepsi wisatawan tentang suasana kekeluargaan

pada spot wisata kuliner di Kota Medan ...116 Gambar diagram 5.15 Persepsi wisatawan tentang citra visual

pada spot wisata kuliner di Kota Medan ...127 Gambar diagram 5.16 Persepsi wisatawan tentang peluang bersosialisasi

pada spot wisata kuliner di Kota Medan ...138 Gambar diagram 5.17 Persepsi wisatawan bahwa mengunjungi spot wisata

kuliner di Kota Medan merupakan bagian dari gaya

hidup wisatawan...149 Gambar diagram 5.18 Interaksi budaya pada spot wisata kuliner

di Kota Medan...151 Gambar diagram 5.19 Jenis Kuliner pada spot wisata kuliner di Kota Medan...157 Gambar diagram 5.20 Pengakuan spot wisata kuliner di Kota Medan ...160


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir ... 6

Gambar 4.1 Peta Kota Medan ... 29

Gambar 4.2 Titik-titik spot wisata kuliner di Kota Medan ... 30

Gambar 4.3 Key Plan Merdeka Walk ... 31

Gambar 4.4 Merdeka Walk ... 31

Gambar 4.5 Suasana di Merdeka Walk ... 32

Gambar 4.6 Key Plan Kuliner Perniagaan ... 32

Gambar 4.7 Kuliner Perniagaan ... 32

Gambar 4.8 Key Plan Restoran Tip-Top... 33

Gambar 4.9 Restoran Tip-Top... 33

Gambar 4.10 Suasana di Restoran Tip-Top ... 34

Gambar 4.11 Key Plan Kuliner Selat Panjang ... 35

Gambar 4.12 Kuliner Selat Panjang ... 35

Gambar 4.13 Suasana pada Kuliner Selat Panjang ... 35

Gambar 4.14 Key Plan Kuliner Jalan Semarang ... 36

Gambar 4.15 Kuliner Jalan Semarang... 36

Gambar 4.16 Suasana pada Kuliner Jalan Semarang ... 37

Gambar 4.17 Key Plan Kuliner Pagaruyung ... 38

Gambar 4.18 Kuliner Jalan Pagaruyung... 38

Gambar 4.19 Suasana dan kegiatan budaya pada Kuliner Pagaruyung ... 38


(15)

Gambar 4.21 Amaliun Food Court... 39

Gambar 4.22 Suasana pada Amaliun Food Court ... 40

Gambar 4.23 Key Plan Kuliner Jl. Dr. Mansyur ... 41

Gambar 4.24 Kuliner Jl. Dr. Mansyur... 41

Gambar 4.25 Suasana pada Kuliner Jl. Dr. Mansyur ... 41

Gambar 4.26 Key Plan Mie Aceh Titi Bobrok... 42

Gambar 4.27 Mie Aceh Titi Bobrok ... 42

Gambar 4.28 Suasana pada spot kuliner Mie Aceh Titi Bobrok... 43

Gambar 4.29 Key Plan Warkop Elisabet... 43

Gambar 4.30 Warkop Elisabet ... 43

Gambar 4.31 Suasana di Warkop Elisabet ... 44

Gambar 4.32 Key Plan Ucok Durian... 44

Gambar 4.33 Ucok Durian ... 44

Gambar 4.34 Suasana spot wisata kuliner Ucok Durian ... 45

Gambar 4.35 Key Plan Kuliner Komplek Asia Mega Mas ... 45

Gambar 4.36 Kuliner Komplek Asia Mega Mas... 45

Gambar 4.37 Suasana Kuliner Komplek Asia Mega Mas... 46

Gambar 4.38 Key Plan Warkop MMTC ... 47

Gambar 4.39 Warkop MMTC ... 47

Gambar 4.40 Suasana pada Warkop MMTC ... 47

Gambar 4.41 Key Plan Kuliner Komplek Cemara Asri ... 38

Gambar 4.42 Kuliner Komplek Cemara Asri... 48


(16)

Gambar 5.1 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Merdeka Walk ... 66

Gambar 5.2 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Perniagaan... 67

Gambar 5.3 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Restoran Tip-Top... 67

Gambar 5.4 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Selat Panjang ... 68

Gambar 5.5 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Jalan Semarang ... 68

Gambar 5.6 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Pagaruyung ... 69

Gambar 5.7 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Amaliun Food Court .... 70

Gambar 5.8 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Jl. Dr. Mansyur ... 70

Gambar 5.9 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Mie Aceh Titi Bobrok.. 71

Gambar 5.10 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Warkop Elisabet... 71

Gambar 5.11 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Ucok Durian... 72

Gambar 5.12 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Komplek Asia Mega Mas ... 72

Gambar 5.13 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Warkop MMTC ... 73

Gambar 5.14 Akses jalan menuju spot wisata kuliner Komplek Cemara Asri... 74

Gambar 5.15 Kebersihan spot wisata kuliner Merdeka Walk... 81

Gambar 5.16 Kebersihan spot wisata kuliner Perniagaan ... 82

Gambar 5.17 Kebersihan spot wisata kuliner Restoran Tip-Top ... 82

Gambar 5.18 Kebersihan spot wisata kuliner Selat Panjang... 83

Gambar 5.19 Kebersihan spot wisata kuliner Jalan Semarang ... 83

Gambar 5.20 Kebersihan spot wisata kuliner Pagaruyung... 84 Gambar 5.21 Kebersihan spot wisata kuliner Amaliun Food Court


(17)

indoordanoutdoor... 85

Gambar 5.22 Kebersihan spot wisata kuliner Jl. Dr. Mansyur... 85

Gambar 5.23 Kebersihan spot wisata kuliner Mie Aceh Titi Bobrok ... 86

Gambar 5.24 Kebersihan spot wisata kuliner Warkop Elisabet ... 86

Gambar 5.25 Kebersihan spot wisata kuliner Ucok Durian ... 87

Gambar 5.26 Kebersihan spot wisata kuliner Komplek Asia Mega Mas ... 88

Gambar 5.27 Kebersihan spot wisata kuliner Warkop MMTC... 88

Gambar 5.28 Kebersihan spot wisata kuliner Komplek Cemara Asri ... 89

Gambar 5.29 Dekorasi spot wisata kuliner Merdeka Walk... 92

Gambar 5.30 Dekorasi spot wisata kuliner Perniagaan... 93

Gambar 5.31 Dekorasi spot wisata kuliner Restoran Tip-Top ... 94

Gambar 5.32 Dekorasi spot wisata kuliner Selat Panjang... 94

Gambar 5.33 Dekorasi spot wisata kuliner Jalan Semarang ... 95

Gambar 5.34 Dekorasi spot wisata kuliner Pagaruyung ... 96

Gambar 5.35 Dekorasi spot wisata kuliner Amaliun Food Court ... 97

Gambar 5.36 Dekorasi café-café pada spot wisata kuliner Jl. Dr. Mansyur ... 98

Gambar 5.37 Dekorasi spot wisata kuliner Mie Aceh Titi Bobrok... 98

Gambar 5.38 Dekorasi spot wisata kuliner Warkop Elisabet... 99

Gambar 5.39 Dekorasi spot wisata kuliner Ucok Durian...100

Gambar 5.40 Dekorasi spot wisata kuliner Komplek Asia Mega Mas ...101

Gambar 5.41 Dekorasi spot wisata kuliner Warkop MMTC ...101

Gambar 5.42 Dekorasi spot wisata kuliner Komplek Cemara Asri ...102


(18)

Gambar 5.44 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Perniagaan ...106

Gambar 5.45 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Restoran Tip-Top ...106

Gambar 5.46 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Selat Panjang ...107

Gambar 5.47 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Jalan Semarang...108

Gambar 5.48 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Pagaruyung...109

Gambar 5.49 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Amaliun Food Court...110

Gambar 5.50 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Jl. Dr. Mansyur...111

Gambar 5.51 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Mie Aceh Titi Bobrok ..111

Gambar 5.52 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Warkop Elisabet ...112

Gambar 5.53 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Ucok Durian ...113

Gambar 5.54 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Komplek Asia Mega Mas ...113

Gambar 5.55 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Warkop MMTC...114

Gambar 5.56 Lingkungan sekitar spot wisata kuliner Komplek Cemara Asri .115 Gambar 5.57 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Merdeka Walk ...118

Gambar 5.58 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Perniagaan...119

Gambar 5.59 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Restoran Tip-Top...119

Gambar 5.60 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Selat Panjang...120

Gambar 5.61 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Jalan Semarang ...121

Gambar 5.62 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Pagaruyung ...121

Gambar 5.63 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Amaliun Food Court ...122


(19)

Gambar 5.65 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner

Mie Aceh Titi Bobrok...123 Gambar 5.66 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Warkop Elisabet...124 Gambar 5.67 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Ucok Durian...124 Gambar 5.68 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Komplek

Asia Mega Mas ...125 Gambar 5.69 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner Warkop MMTC ...125 Gambar 5.70 Suasana kekeluargaan spot wisata kuliner

Komplek Cemara Asri...126 Gambar 5.71 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Merdeka Walk ...129 Gambar 5.72 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Perniagaan...130 Gambar 5.73 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Restoran Tip-Top...130 Gambar 5.74 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Selat Panjang...131 Gambar 5.75 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Jalan Semarang ...132 Gambar 5.76 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Pagaruyung...132 Gambar 5.77 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner


(20)

Gambar 5.78 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Jl. Dr. Mansyur...133 Gambar 5.79 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Mie Aceh Titi Bobrok...134 Gambar 5.80 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Warkop Elisabet ...134 Gambar 5.81 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Ucok Durian...135 Gambar 5.82 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Komplek Asia Mega Mas ...136 Gambar 5.83 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Warkop MMTC ...136 Gambar 5.84 Citra visual yang tercipta pada spot wisata kuliner

Komplek Cemara Asri...137 Gambar 5.85 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Merdeka Walk ...140

Gambar 5.86 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner Perniagaan ...141 Gambar 5.87 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Restoran Tip-Top...141 Gambar 5.88 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner Selat Panjang ...142 Gambar 5.89 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner


(21)

Gambar 5.90 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner Pagaruyung...143 Gambar 5.91 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Amaliun Food Court ...144 Gambar 5.92 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Jl. Dr. Mansyur...144 Gambar 5.93 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Mie Aceh Titi Bobrok...145 Gambar 5.94 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Warkop Elisabet ...145 Gambar 5.95 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Ucok Durian...146 Gambar 5.96 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Komplek Asia Mega Mas ...146 Gambar 5.97 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Warkop MMTC ...147 Gambar 5.98 Peluang bersosialisasi pada spot wisata kuliner

Komplek Cemara Asri...148 Gambar 5.99 Area yang biasa digunakan untuk kegiatan budaya spot

wisata kuliner Merdeka Walk...154 Gambar 5.100 Kegiatan budaya pada spot wisata Kuliner Pagaruyung ...154 Gambar 5.101 Area yang biasa digunakan untuk kegiatan budaya spot

wisata kuliner Amaliun Food Court ...155 Gambar 5.102 Salah satu kegiatan budaya pada spot wisata


(22)

Kuliner Jl Dr. Mansyur ...156 Gambar 5.103 Kegiatan budaya pada spot wisata

Kuliner Komplek Asia Mega Mas ...156 Gambar 5.104 Ucok Durian merupakan jenis kuliner

yang paling disukai dan dicari oleh wisatawan ...159 Gambar 5.105 Pengakuan yang baik dari pemerintah pada


(23)

ABSTRAK

Wisata kuliner merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berperan penting dalam kemajuan perekonomian Kota Medan. Wisata kuliner di Kota Medan tidak terlepas oleh mengentalnya unsur budaya pada kota ini salah satunya keberagaman etnis atau suku bangsa yang berpengaruh pada produk kuliner yang dihasilkan. Perancis merupakan negara yang berhasil menempatkan spot-spot wisata kuliner dengan dilatarbelakangi oleh warisan budaya yang ada. Oleh karena itu, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui bagaimana penempatan spot-spot wisata kuliner di Kota Medan, menemukan potensinya serta membuat spot map wisata kuliner Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode mix method yaitu kualitatif (observasi) dan kuantitatif (kuisioner). Berdasarkan analisa yang dilakukan, peneliti menemukan bahwa penempatan spot-spot wisata kuliner di Kota Medan cukup menyebar namun cenderung terpusat pada satu bagian yaitu pusat kota, keanekaragaman kuliner dan pengakuan pada spot-spot wisata kuliner yang ada merupakan potensi yang dimiliki spot wisata kuliner di Kota Medan. Peneliti juga menyarankan bahwa demi meningkatkan kenyamanan dan kunjungan wisatawan, spot-spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan harus memperhatikan dan menjaga kebersihannya.

Kata kunci : wisata kuliner, spot wisata wista kuliner Kota Medan

ABSTRACT

Culinary tourism is one of the tourism activities that play an important role in the economic progress of the city of Medan. Culinary tourism in Medan not be separated by the thickening of the cultural element in this city one of the diversity of ethnicity or race that affect the culinary products produced. France is a country that succeeded in placing spots culinary tour with motivated by cultural heritage. Therefore, this study was focused to know how the placement of culinary tourism spots in the city of Medan, discover their potential and make the spot map culinary tour of Medan. This research is descriptive qualitative method, mixed method (observation) and quantitative (questionnaire). Based on the analysis, researchers found that the placement of culinary tourism spots in the city of Medan is quite spread out, but tends to be concentrated in one part that is downtown, culinary diversity and recognition in the culinary spots there is the potential of culinary tourism spots in the City Medan. Researchers also suggest that in order to improve the comfort and tourist visits, culinary tourist spots in the city of Medan have to pay attention and keep it clean.


(24)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kegiatan pariwisata merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam proses pembangunan dan pengembangan wilayah yaitu dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan suatu daerah maupun bagi masyarakat, pariwisata dianggap sebagai suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada wilayah-wilayah yang mempunyai potensi objek wisata (Aripin, 2005).

Kota Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mempunyai peran dalam kemajuan pariwisata Indonesia. Sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia, kota Medan memiliki beberapa wisata yang mampu menarik perhatian para wisatawan yang berkunjung ke kota Medan. Beberapa wisata tersebut meliputi : wisata sejarah, wisata pusaka, wisata pendidikan, wisata budaya , wisata rekreasi, wisata belanja, wisata kuliner dan lain-lain. Pariwisata kota Medan pada umumnya dipengaruhi oleh budaya-budaya yang masuk baik budaya lokal maupun budaya luar. Budaya-budaya yang sudah mengental di kota Medan tersebut menciptakan kearifan lokal dan daya tarik tersendiri pada daerah wisata yang ada khususnya wisata kuliner.

Menurut Renko et.al (2010) makanan/kuliner bersama dengan fenomena

lain seperti agama, acara, festival dan arsitektur dianggap “zona abu-abu” dari

wisata warisan budaya. Hal ini sebagian besar berfungsi sebagai katalis dalam meningkatkan pengalaman wisata para wisatawan di tempat-tempat tertentu. peran kuliner/makanan tidak hanya menjadi kebutuhan dasar yang dikonsumsi oleh


(25)

wisatawan, tetapi juga merupakan elemen penting dari budaya suatu daerah yang memberikan nilai tambah pada daerah tujuan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi mengentalnya unsur budaya di kota Medan diantaranya etnis atau suku bangsa. Kota Medan dikenal sebagai kota di Indonesia yang memiliki ragam etnis atau suku bangsa. Keberagaman etnis atau suku bangsa tersebut mengakibatkan keberagaman pada kuliner atau masakannya, hal ini dapat dijadikan identitas suatu daerah atau kota terkhusus kota Medan. Kuliner lokal merupakan manifestasi inti dalam tujuan wisata warisan budaya, dan melalui kuliner lokal, wisatawan benar-benar mendapatkan pengalaman budaya yang otentik (Okumus & McKercher, 2007; Renko et.al, 2010). Kuliner yang ada di kota Medan semakin berkembang, hal tersebut terbukti dengan adanya kegiatan jalan-jalan untuk menikmati beberapa kuliner atau masakan yang sering disebut wisata kuliner.

Menurut ICTA ( International Culinary Tourism Association ) tahun 2009 wisata kuliner didefinisikan sebagai kegiatan makan dan minum yang unik yang dilakukan oleh setiap wisatawan yang berwisata di suatu daerah. Roselyne N. Okech (2014) mengatakan bahwa ada beberapa alasan mengapa wisata kuliner harus dianggap penting sebagai aspek dari warisan budaya, diantaranya wisatawan pada umumnya makan pada setiap perjalanan/ wisatanya, wisatawan juga berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi di luar ruangan, minat wisatawan terhadap kuliner mencakup semua kalangan dan kelompok umur, kuliner lokal merupakan satu-satunya bentuk seni yang dapat dirasakan semua panca indera, kuliner lokal adalah faktor pendorong wisatawan dalam memilih tujuan wisata, dan objek wisata kuliner dapat tersedia sepanjang tahun. Wisata kuliner di kota Medan


(26)

memiliki keunikan tersendiri, keberagaman etnis atau suku bangsa yang ada sangat mempengaruhi wisata kuliner tersebut. Selain wisata kuliner yang dilatarbelakangi oleh warisan budaya, kota Medan juga mempunyai wisata kuliner yang bersifat modern. Wisata-wisata kuliner tersebut memiliki daya tarik wisatanya sendiri, hal itu dikarenakan adanya faktor-faktor pendukung salah satunya tempat/spot yang mewadahi aktivitas wisata kuliner tersebut.

Di Perancis, kuliner dijadikan sebagai identitas negara. Wisata kuliner merupakan salah satu motivasi wisatawan dalam mengunjungi Prancis. Lokasi-lokasi wisata kuliner ditempatkan pada daerah pedesaan, bertujuan dalam pengembangan wilayah dan perekonomian pedesaan di Prancis. Wisatawan rela bermalam dalam perjalanan wisata kulinernya di pedesaan Prancis dikarenakan pada daerah pedesaan Prancis menawarkan berbagai macam wisata kuliner diantaranya mencicipiwine(anggur) di perkebunan, makan di restoran tradisional dengan kuliner yang otentik, mengunjungi pertanian dan peternakan, mengunjungi pabrik yang memproduksi produk kuliner, serta mengunjungi losmen untuk bermalam. Keberadaan spot wisata kuliner di pedesaan Prancis dipengaruhi unsur warisan budaya, baik yang berupa makanan, tempat maupun interaksi / keramahan penduduk lokal (Bessiere, 1998). Pernyataan diatas adalah contoh keberadaan spot wisata kuliner yang berhasil.

Sementara itu, berkaca dengan keberhasilan wisata kuliner di Prancis, maka bagaimana penempatan spot-spot wisata kuliner di Kota Medan? apa yang mempengaruhi penempatan spot wisata kuliner tersebut di Kota Medan? Untuk melihat keberhasilan spot wisata kuliner di Kota Medan dalam menarik perhatian


(27)

wisatawan, akan dilakukan sebuah penelitian tentang “Kajian Keberadaan Spot Wisata Kuliner di Kota Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini ditunjukkan dengan pertanyaan penelitian, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pola keberadaan/ penempatan spot-spot wisata kuliner di kota Medan ?

2. Bagaimana potensi spot wisata kuliner di kota Medan sebagai objek dan daya tarik wisata?

1.3. Tujuan Penelitian

Sejauh mana penelitian yang dilakukan harus memiliki sasaran yang hendak dicapai sebagai tujuan penelitian. Tujuan penelitian sangat berguna demi memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran dalam penelitian. Maka dari itu tujuan penelitian ini antara lain :

1. Mengidentifikasi keberadaan spot wisata di kota Medan.

2. Menemukan potensi pada spot wisata kuliner di kota Medan sebagai objek dan daya tarik wisata.


(28)

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Menjadi salah satu bahan literatur mengenai keberadaan spot wisata kuliner di kota Medan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk studi kasus sejenis.

2. Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat bermanfaat dalam pengembangan potensi spot wisata kuliner di kota Medan.

1.5. Kerangka Berfikir

Kerangka berfikir merupakan suatu proses berfikir peneliti dari awal penelitian hingga dapat memecahkan masalah penelitan dan mendapatkan penemuan dari yang diteliti, proses berfikir tersebut digambarkan dalam sebuah diagram (Gambar 1.1). Berikut adalah kerangka berfikir dalam penelitian ini.


(29)

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berfikir LATAR BELAKANG

• Dampak pariwisata terhadap aspek ekonomi • pariwisata yang ada di Kota Medan

• Pengaruh keberagaman etnis terhadap wisata kuliner di Kota Medan

• Keberhasilan wisata kuliner di Perancis

TUJUAN PENELITIAN • Mengidentifikasi keberadaan

spot wisata kuliner di kota Medan

• Menemukan potensi pada spot wisata kuliner di kota Medan sebagai objek dan daya tarik wisata METODOLOGI Mix Method (Kuantitatif dan Kualitatif) ANALISA Analisa Deskriptif KESIMPULAN AKHIR PENEMUAN TEORI

Daya tarik wisata (Bromley & Thomas, 1999)

Klasifikasi wisata kuliner (Long, 2004) Persyaratan spot wisata kuliner sebagai daya tarik wisata (Jahromy & Tajik, 2011)

PERUMUSAN MASALAH

Bagaimanakah keberadaan spot wisata kuliner di kota Medan?

Adakah potensi spot wisata kuliner di kota Medan sebagai objek dan daya tarik wisata?

PENGUMPULAN DATA Data Primer ( kuisioner

dan Observasi) Data Sekunder ( Kajian


(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini. Sub bab yang ada pada bab ini adalah teori tentang pariwisata, spot wisata kuliner dan kesimpulan. Pada sub bab pariwisata akan membahas pengertian pariwisata, komponen pariwisata, objek dan daya tarik wisata, dan wisata kuliner. Sedangkan pada sub bab spot wisata kuliner akan membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi spot wisata kuliner seperti: keaslian, motivasi, interpersonal, budaya, fisiologis, prestise dan demografi.

2.2. Pariwisata

Pariwisata bersal dari dua kata yaitu “pari” yang berarti banyak, berkali-kali datang dan “wisata” yang berarti perjalanan sehinggga dapat diartikan bahwa pariwisata sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain yang dalam bahasa Inggris disebut dengan kata “tour”, sedangkan untuk pengertian jamak, kata kata pariwisata dapat digunakan kata “tourism”. ( Oka A Yoeti, 1996)

Sedangkan pariwisata menurut undang-undang No.9 tahun 1990 pasal 1 tentang kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut.


(31)

2.2.1. Komponen Pariwisata

Menurut Endar Sugianto dan Sri Sulastiningrum dalam Gunardi (2010): (1) objek dan daya tarik wisata, dapat berupa alam, budaya atau tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik untuk dikunjungi atau yang menjadi sasaran bagi wisatawan; (2) sarana dan fasilitas diantaranya: a) akomodasi, yaitu tempat bagi seseorang untuk tinggal sementara; b) restoran, yaitu industri jasa yang bergerak dibidang penyediaan makan dan minum yang dikelola secara komersil, baik secara mandiri ataupun terkait dengan usaha lai; c) biro perjalanan, yaitu suatu badan usaha dimana operasionalnya meliputi pelayanan semua proses perjalanan dari seseorang sejak berangkat hingga kembali; d) transportasi atau jasa angkutan, yaitu adalah bidang usaha jasa angkutan yang dapat dilakukan melalui darat, udara dan laut; e) tempat penukaran uang ataumoney changer,yaitu Suatu tempat/usaha yang bergerak dalam bidang penukaran uang asing; f) atraksi wisata, yaitu suatu kegiatan yang dapat menghibur seseorang ketoka menyaksikan kegiatan tersebut; g) cinderamata, yaitu adalah oleh-oleh atau kenangan yang dapat dibawa oleh para wisatawan pada saat kembali ke tempat asalnya; h) prasarana pariwiata, yaitu suatu prasarana yang diperlukan dalam suatu objek wisata, diantaranya jalan raya, listrik, air minum, telekomunikasi, dll.

2.2.2. Objek dan Daya Tarik Wisata

Dalam literatur kepariwisataan luar negeri objek wisata lebih dikenal dengan istilah “tourist attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi pengunjung atau wisatawan dalam mengunjungi suatu daerah tertentu.


(32)

Menurut Marioti dalam Gunardi (2010) tourist attraction itu sendiri dapat terbagi menjadi dua bagian, yaitutourism resources dantourist service. Pertama, dia menyebut tourism reseorces dengan istilah “attraction spontance”, yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik bagi wisatawan pada daerah tujuan wisata meliputi : (a) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (natural amenities); (b) Hasil ciptaan manusia (man-made supply) meliputi benda bersejarah, kebudayaan, keagamaan dll; (c) Tata cara hidup masyarakat ( the way life)

Kedua untuk tourist service, beliaui menyebut dengan istilah “attraction device” yaitu semua fasilitas yang digunakan dan aktifitas yang dapat dilakukan yang pengadaannya disediakan oleh perusahaan lain secara komersial.

Atraksi sangat penting sebagai tujuan wisata. Daya tarik tujuan wisata terdiri dari beberapa komponen termasuk pemandangan lokal, sumber daya alam, kegiatan pariwisata, hiburan, dan layanan oleh Lew, Gunn, , Gao, ,Huang dalam Chang, Lai (2009). Gunn dalam Chang, Lai (2009) menunjukkan bahwa tujuan daya tarik wisatawan berbeda berdasarkan berapa lama mereka mengunjungi tempat wisata. Konsep daya tarik wisata biasanya didasari oleh tempat atau tujuan. Namun, juga dalam daerah yang berbeda.

Oka A. Yoeti (1997) dalam Harsana (2007) mengatakan terdapat kekhususan dalam kepariwisataan yang baik dalam konteks objek dan daya tarik wisata, yaitu : (a) objek harus menarik untuk disaksikan maupun dipelajari; (b) mempunyai ciri khas beda dari objek yang lain; (c) prasarana menuju ke tempat


(33)

to do, something to buy; dan (e) perlu dilengkapi dengan sarana akomodasi dan hal lain yang dianggap perlu.

Menurut Inskeep dalam Chang, Lai (2009) daya tarik wisata dapat dibagi menjadi tiga jenis: (a) daya tarik alam, yang terdiri dari sumber daya alam dan lingkungan; (b) daya tarik budaya, terdiri dari kegiatan yang diciptakan orang-orang berupa hiburan; dan (c) daya tarik yang unik. Swarbrooke dalamChang, Lai (2009) juga mengusulkan empat jenis atraksi pariwisata termasuk pemandangan alam, festival dan acara, bangunan buatan manusia atau fasilitas, dan kegiatan rekreasi atau hiburan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi daya tarik wisata dari sisi penyediaan : landscape, kondisi lingkungan, lalu lintas, aksesibilitas, dan lokasi (Lin, ; Liu , Smith, dalam Chang, Lai (2009). Fodness dalam Chang, Lai (2009) menemukan bahwa tempat pariwisata yang strategis dapat mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap daya tarik wisata.

Bromley dan Thomas (1999) mengatakan bahwa suatu objek wisata memiliki beberapa unsur yaitu adalah sebagai berikut : (1) Estetis, rekreatif, menarik dan prestisius; (2) Adanya daya tarik campuran seperti fungsi, seni arsitektur dan kegiatan di ruang publik; (3) Keberadaan landmark kawasan yang berbedan dengan tempat wisata lainnya; (4) Fasad bangunan yang menarik; (5) Ekspresi bangunan yang tepat.


(34)

2.2.3. Wisata Kuliner

Dari penjelasan tentang pariwisata di atas, wisata merupakan perjalanan. sementara itu, kata kuliner berasal dari bahasa Latin, yaituculinariussesuatu yang berhubungan masak memasak serta culina atau dapur. Lebih lanjut istilah kuliner bersumber dari cuisine atau produk yang berhubungan dengan masak-memasak dan gastronomy atau pola konsumsi, sehingga kuliner dapat diartikan sebagai a given practice of consumption, atau praktek konsumsi yang berbasis pada makanan/hidangan. (Ervi Virna N, Maret 2007 Vol. 9 No. 1)

Menurut Misiura dalam Tikkanen (2007) kuliner saat ini telah diakui sebagai komponen kebudayaan daerah yang dikonsumsi oleh wisatawan, komponen pemasaran wisata, komponen pertumbuhan pedesaan dan ekonomi daerah, dan sebagai koefisien lokal yang dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi para wisatawan. Sementara itu, Bessiere (1998) membuat simbolisme terhadap kuliner, meliputi : (1) kuliner sebagai simbol, beberapa produk kuliner terhubung ke fantasi dan memiliki simbolik yang suat; (2) kuliner sebagai tanda persekutuan; (3) kuliner sebagai kelas penanda; (4) kuliner sebagai lambang.

Ada beberapa definisi dari wisata kuliner, tetapi kebanyakan mengacu pada kegiatan yang dirancang untuk menarik wisatawan yang menghargai aspek yang lebih unik dari makanan dan minuman pada daerah tujuan tertentu. Istilah “wisata kuliner” pertama kali digunakan pada tahun 1998 untuk mengekspresikan ide tentang bagaimana mengalamai budaya melalui makanan.


(35)

dalam setiap perjalanan, akan tetapi seseorang juga bisa menjadi wisatawan kuliner di rumah sendiri. (Culinary Tourism is defined as the pursuit of unique and memorable culinary experience of all kinds, often while travelling, but one can also be a culinary tourist at home)(Lucy M Long, 1998).

Selanjutnya Long mendefinisikan wisata kuliner sebagai disengaja, partisipasi eksplorasi di foodways dari lainnya, termasuk partisipasi konsumsi, penyusunan dan penyajian item makanan, masakan, sistem makan, atau gaya makan yang dianggap memiliki sistem kuliner sendiri. (Long, L ; 2004, Wisata Kuliner. The University of Kentucky Press, hal. 21)

Menurut Wolf (2004) wisata kuliner adalah tentang makanan, menjelajahi dan menemukan budaya dan sejarah melalui makanan dan kegiatan terkait makanan dalam menciptakan pengalaman yang mengesankan.

Sementara itu, Wolf (2006) menyatakan bahwa “makanan dan minuman adalah komponen yang sering diabaikan dari sebuah pengalaman perjalanan, dan saya yakin makanan dan minuman masih menawarkan potensi terbesar untuk pengembangan lebih lanjut dalam industri pariwisata global”. Selanjutnya semangat untuk mengembangkan komponen pariwisata makanan dan minuman telah menyebabkan puluhan definisi dan interprestasi di seluruh dunia. Dalam mengembangkan defiinisi-definisi tersebut, Ontario memangku kepentingan yang disarankan definisi termasuk : perjalanan yang mencakup apresiasi dan konsumsi makanan lokal / regional, perjalanan untuk tujuan utama mengalami dan menikmati makanan dan minuman atau mengikuti kegiatan kuliner khusus,


(36)

Pengalaman makan dan minum yang unik. (Wisata Kuliner di Onatrio : Strategy and Action Plan2005-2015, page.11)

Selanjutnya Wolf dalam Suriani (2009:13) memberikan beberapa contoh dari aktivitas yang memenuhi persyaratan sebagai objek dan daya tarik kuliner, yaitu : (1) kelas memasak maupun semiloka dalam suatu produk makanan, baik di daerah perkotaan maupun pedesaan; (2) ruang mencicipi anggur yang menarik, misalnya di dalam gudang tua; (3) sebuah restoran di pedesaan yang membuat makanan terbaik sehingga orang-orang rela mengemudi lebih dari tiga jam untuk mencapainya; (4) .bir yang begitu unik; orang yang melakukan ”ziarah” ke daerah pembuatan bir tersebut setidak-tidaknya sekali seumur hidup.

Hal yang perlu dicatat dalam perbedaan ini adalah wawasan mengenai poin pertama dan kedua. Poin pertama hanya “meliputi”, sedangkan poin yang kedua membutuhkan “tujuan utama”. Ketika ditelaah lebih jauh, Ontario ini menyarankan bahwa kunci karakteristik mendefinisikan wisata kuliner termasuk “membeli ( item makanan dan minuman) untuk dibawa pulang”.

Pada akhirnya, Ontario mengusulkan bahwa definisi mereka tentang wisata kuliner menjadi :

“Wisata kuliner termasuk pengalaman pariwisata dimana kita belajar tentang menghargai, dan / atau mengkonsumsi makanan dan minuman yang mencerminkan lokal, regional, dan masakan nasional, warisan budaya, tradisi atau teknik kuliner”. (Wisata Kuliner di Onatrio : Strategy and Action Plan2005-2015 ,page. 12)


(37)

Dalam pengembangannya, wisata kuliner akan mencakup : (1) wisata kuliner adalah pasar yang berkembang; (2) mengetahui seperti apa wisatawan kuliner; (3) wilayah sebagai tulang punggung dalam mempersembahkan kuliner; (4) produk sebagai dasar wisata kuliner; (5) warisan budaya; (6) tradisi dan inovasi; (7) keberlanjutan; (8) kerjasama. (Gaztelumendi, 2012)

Wisata kuliner dapat dikalsifikasikan kedalam 5 kategori menurut Long (2004). Pertama adalah wisata kuliner berdasarkan budaya, hal ini mengacu pada mengalami foodways etnis itu sendiri. Wisata kuliner yang didasarkan pada budaya ini adala kategori yang paling sering dimana wisata kuliner diberlakukan, dan merupakan pengertian umum dari wisata kuliner.

Kedua, wisata kuliner berdasarkan daerah/wilayah, yaitu wisata kuliner yang didasari oleh daerah/wilayah mengacu pada mengalami makanan secara sistem sendiri dan secara fisik. Dengan demikian, geografi memiliki andil dalam kategori wisata kuliner ini. Konsep terroir, yaitu kombinasi dari tanah setempat, lingkungan fisik, dan budaya lokal yang membuat produk lokal dan masakan yaang unik dari wilayah tersebut menjadi penting. Jadi, terkadang produk lokal menjadi ikon sebuah wilayah. Contoh klasik dari hal ini adalah Maine lobster, yang meskipun menjadi bagian dari pantai Maine menjadi simbol dari negara, dan merupakan bagian integral dari jadwal perjalanan wisata Maine.

Ketiga, wisata kuliner berdasarkan waktu.. Bahwa mengalami foodways tidak dapat dipisahkan oleh waktu, baik bersejarah maupun futuristik. Aktivitas untuk jenis pariwisata kuliner akan mencakup mengunjungi atraksi dimana orang bisa menikmati sebuah rentetan pesta sejarah dari zaman yang berbeda, sampel


(38)

makanan dari masa lalu, menonton demonstrasi gaya lama memasak, membeli buku masak dengan resep dari masa lalu, dan sampling “makanan futuristik”.

Keempat, wisata kuliner berdasarkan etos/agama. Contoh dari wisata kuliner yang didasari oleh etos/agama antara lain wisata kuliner yang terjadi atau dengan kata lain mengalami makanan yang dimasak pada saat kebutuhan agama seperti festival pada bulan Ramadhan, festival gereja, festival vegetarian dan sebagainya.

Dan kelima, wisata kuliner berdasarkan sosial-ekonomi. Gambaran untuk kategori ini adalah mengalami pengalaman makan disebuah restoran kelas atas yang menghadirkan kelas memasak gourmet, atau mengalami masakan kelas bawah seperti makanan gunung,.

Situs untuk berpartisipasi dalam wisata kuliner, menurut Long (1998), termasuk restoran, restoran etnis, festival, acara makanan meriah yang bersifat regional. Sehingga studi Long (1998) ini memberikan kontribusi untuk pemahaman wisata kuliner dilakukan 3 cara. Pertama, mendefinisikan wisata kuliner. Kedua, menunjukkan wisata kuliner terdiri dari berbagai kategori kegiatan yang menyiratkan bahwa wisata kuliner adalah multidimensi. Dan yang terakhir, menunjukkan bahwa ada, pada kenyataannya beberapa situs untuk berpartisipasi dalam wisata kuliner.

2.3. Spot Wisata Kuliner

Spot wisata kuliner merupakan fenomena multidimensional, menumbuhkan citra petualangan, romantik dan tempat-tempat unik tentang makanan. Prinsipnya,


(39)

berbeda antara tempat yang satu dengan tempat yang lain. Dengan kata lain, spot wisata kuliner adalah perwujudan dari ciptaan manusia berupa tempat-tempat berwisata atau rekreasi yang didalamnya terdapat tempat yang menawarka makanan unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Secara geografis bisa dipresentasikan sebagai lokasi yang mempunyai lintang bujur tertentu dan berkaitan dengan kondisi lingkungan yang dimana mempunyai daya tarik untuk dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.(library.upnvj.ac.id)

Kim (2009) mengatakan bahwa berdasarkan minat wisatawan, spot wisata kuliner dipengaruhi 3 faktor, yaitu: (1) faktor motivasi; (2) faktor demografi; dan (3) faktor fisiologis.

Menurut Liga Suryadana (2009) sebagai ojek dan daya tarik wisata, spot wisata kuliner harus memiliki kriteria atau persyaratan, meliputi : (a) keragaman aktivitas kuliner; (b) makanan khas; (c) lokasi yang nyaman dan bersih; (d) desain ruangan (venue) yang unik dan menarik; (e) pelayanan yang baik; (f) pasar yang kompetitif; (g) harga dan proporsi nilai; (h) peluang bersosialisasi; (i) interaksi budaya dengan kuliner; (j) suasana kekeluargaan; (k) lingkungan yang menarik; (l) produk tradisional, nasional dan internasional.

Menurut Jahromy & Tajik (2011) komponen-komponen atau item yang mempengaruhi spot wisata kuliner dikategorikan dalam 6 dimensi, meliputi: (1) faktor keaslian; (2) faktor interpersonal; (3) faktor budaya; (4) faktor fisiologis; (5) faktor terkait prestise; dan dan (6) faktor demografi.


(40)

Di tinjau dari kualitas pelayanan, spot wisata kuliner setidaknya memiliki 5 unsur, yakni: (1) Tangibility; (2) Keandalan; (3) Responsiveness; (4) Jaminan; dan (5) Empati. (Hamid et.al, 2011)

Sementara itu, berdasarkan persepsi kualitas dan harga sesuai dengan karakteristik wisatawan (Tin & Duarte, 2012), unsur-unsur yang ada pada spot wisata kuliner adalah akses, kualitas kuliner, keberagaman kuliner baik makanan maupun minuman, layanan, suasana, kebersihan, keamanan, dekorasi, harga, dan fasilitas pendukung.

2.3.1. Keaslian

Keaslian dianggap sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam pengalaman wisatawan dalam mengunjungi spot wisata kuliner. Keaslian berkonotasi asal dan budaya tradisional, rasa yang asli, nyata dan unik. Keaslian tergantung pada lingkungan, waktu, pengaturan tempat, proses memasak, perilaku masyarakat sekitar, adat dan tradisi setempat yang berlaku dan luas geografis suatu tempat wisata kuliner (Hughes, 1995; Wang, 1999; Kim et.al, 2009; dalam Jahromy & Tajik, 2011)

Didalam penelitian Jahromy & Tajik (2011) unsur-unsur yang mendukung keaslian spot wisata kuliner sebagai tujuan wisata adalah aksesibilitas, keanekaragaman kuliner, harga, kebersihan, dekorasi, perilaku pribadi (wisatawan dan masyarakat setempat), dan lingkungan sekitar.


(41)

2.3.2. Motivasi

Faktor motivasi didefinisikan sebagai faktor yang memotivasi wisatawan dalam mengunjungi spot wisata kuliner. Baik motivasi wisatawan terhadap spot wisata kuliner maupun motivasi spot wisata kuliner tersebut dalam menarik minat wisatawan (Kim, 2009). Selanjutnya dia menyebutkan unsur-unsur yang ada pada faktor motivasi adalah pengalaman menarik, melarikan diri dari rutinitas, kesehatan, pngalaman otentik, kebersamaan, gengsi, citra visual, dan fisik lingkungan.

2.3.3. Interpersonal

Faktor interpersonal berhubungan dengan keinginan untuk bertemu orang baru, menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-teman atau kerabat, atau menjauh dari hubungan rutin dalam konteks tradisional dan acara-acara khusus. Merupakan salah satu bagian penting dalam wisata kuliner, pengalaman bersantap mengelilingi atmosfer dan bersosialisasi dengan anggota kelompok (Fields, 2002; Kim et.al, 2009; dalam Jahromy & Tajik, 2011)

2.3.4. Budaya

Faktor budaya sangat penting karena ada hubungan yang kuat antara kuliner dan budaya (Ab Karim, 2006). Faktor budaya mengacu pada pengalaman budaya yang berbeda seperti gaya hidup, musik, makanan dan tari serta memperoleh pengetahuan tentang negara lain dalam kegiatan budaya (Kim et.al, 2009).

Menurut Jahromy & Tajik (2011) memberikan beberapa pernyataan mengenai pengaruh budaya dalam wisata kuliner diantaranya: (1) evaluasi fitur


(42)

warisan dari kuliner tradisional; (2) memberi pengetahuan budaya asing bagi wisatawan dengan latar belakang budaya yang berbeda dari tempat asalnya; (3) interface antara budaya dan perilaku makan; (4) budaya adalah penentu utama apa yang kita makan; dan (5) makanan membawa makna simbolik.

2.3.5. Fisiologis

Faktor fisiologis menekankan pada jenis kulinernya, yang digambarkan sebagai kepribadian yang berkaitan dengan apakah wisatawan menikmati jenis kuliner yang tersedia. Penekanan pada jenis kuliner ini adalah masalah yang cukup besar, karena perbedaan jenis kuliner akan berdampak pada pengalaman wisata kuliner (Kim et.al, 2009)

Menurut Jahromy & Tajik (2011) faktor fisiologis dalam wisata kuliner meliputi: (1) kuliner neophibia, keengganan untuk makan dan / atau menghindari kuliner lokal, kuliner lokal mungkin tidak menjadi daya tarik bagi wisatawan bereksperimen makanan baru dan menelan sesuatu yang aneh; (2) kuliner neophilia, dapat di kaitkan dengan memiliki rasa yang berbeda yang memungkinkan wisatawan untuk mengalami kuliner dengan menyenangkan.

2.3.6. Prestise

Faktor prestise terkait dengan harga diri dan pengakuan lokasi wisata kuliner untuk menarik perhatian wisatawan (Kim et.al, 2009). Jadi makan makanan pada tempat yang baik dan bagus dapat direalisasikan sebagai sarana pembeda dari status sosial suatu tempat wisata kuliner tersebut (Field, 2002).


(43)

2.3.7. Demografi

Menurut Kim et.al (2009) faktor demografi yang mempengaruhi adalah jenis kelamin, usia dan latar belakang pendidikan.

Faktor demografi berguna untuk mengidentifikasi wisatawan, misalnya umur, status, pekerjaan / pendidikan, ras, dan daerah asal (Jahromy & Tajik, 2011).

2.4. Kesimpulan

Kesimpulan merupakan gambaran teori yang menjadi dasar yang diambil dari kajian pustaka dalam penelitian ini. Dari hasil kajian pustaka ditemukan hal-hal yang akan mejadi variabel dalam penelitian ini. Keberadaan spot wisata kuliner di Kota Medan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu

Tabel 2.1 Kesimpulan teori yang dipakai dalam penelitian ini

NO VARIABEL INDIKATOR

1 Keaslian (Hughes, 1995; Wang, 1999; Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

Aksesibilitas (Jahromy & Tajik, 2011; Hamid et.al, 2011; Tin & Duarte, 2012)

Keanekaragaman kuliner (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011; Tin & Duarte, 2012)

Harga (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011; Hamid et.al, 2011; Tin & Duarte, 2012)


(44)

Kebersihan (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011; Hamid et.al, 2011; Tin & Duarte, 2012)

Dekorasi (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011; Tin & Duarte, 2012) Lingkungan sekitar (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

2 Motivasi (Kim, 2009) Suasana (Kim et.al, 2009; Suryadana, 2009)

Citra visual (Kim et.al, 2009; Suryadana, 2009)

3 Interpersonal (Fields, 2002; Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

Peluang bersosialisasi (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

4 Budaya (Ab Karim, 2006; Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

Gaya hidup (Ab Karim, 2006; Kim et.al, 2009)

Interaksi budaya (Suryadana, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

5 Fisiologis (Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

Jenis kuliner (Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)


(45)

7 Demografi (Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)

Jenis kelamin, umur, dan pekerjaan / pendidikan (Kim et.al, 2009; Jahromy & Tajik, 2011)


(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini. Sub bab yang akan dibahas pada bab ini adalah jenis penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, kawasan penelitian dan metode analisis data.

3.2. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan fakta yang terdapat dilapangan secara skematik, faktual, dan akurat. Oleh karena itu dengan melakukan penelitian ini akan diperoleh identifikasi keberadaan spot wisata kuliner di Kota Medan dan menemukan potensi pada spot wisata kuliner sebagai objek dan daya tarik wisata berdasarkan teori dan persepsi wisatawan/pengunjung. (Sinulingga, 2011)

Penelitian ini menggunakan metode mix method, yaitu pencampuran antara metodologi kuantitatif dan metodologi kualitatif. Metodologi kuantitatif adalah suatu metode yang sistematis ataupun terukur terhadap fakta-fakta yang ada dilapangan. Sedangkan metodologi kualitatif adalah suatu metode yang cenderung menggunakan analisa dengan berlandaskan teori yang berkaitan lalu dihubungkan dengan keadaan dilapangan. (Sinulingga, 2011)


(47)

wisatawan/pengunjung yang mengunjungi spot wisata kuliner. Adapun metode kualitatif yang digunakan adalah dengan observasi fakta-fakta yang ada dilapangan.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan batasan pembahasan dalam penelitian. Variabel penelitian yang diamati dalam mengidentifikasi keberadaan spot wisata kuliner sebagai daya tarik wisata dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1. Variabel dan indikator penelitian

Variabel Indikator Metode

Keaslian Aksesibilitas Observasi, Kuisioner

Keanekaragaman kuliner Observasi, Kuisioner

Harga Observasi, Kuisioner

Kebersihan Observasi, Kuisioner

Dekorasi Observasi, Kuisioner

Lingkungan sekitar Observasi, Kuisioner

Motivasi Suasana Observasi, Kuisioner

Citra visual Observasi, Kuisioner Interpersonal Peluang bersosialisasi Observasi, Kuisioner

Budaya Gaya hidup Observasi, Kuisioner

Interaksi budaya Observasi, Kuisioner Fisiologis Jenis kuliner Observasi, Kuisioner

Prestise Pengakuan Observasi, Kuisioner

Demografi Jenis kelamin Kuisioner

Usia Kuisioner


(48)

3.4. Populasi dan Sampel

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif atau mix method. Dimana penelitian tersebut menggunakan metode kuisioner dan observasi.

Untuk sampel spot yang akan diteliti ditentukan berdasarkan kriteria atau persyaratan spot wisata kuliner (Suryadana, 2009). Sampel spot juga harus mengacu pada pengertian spot wisata kuliner yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Sampel spot yag akan diteliti juga berdasarkan situs-situs internet yang merekomendasikan beberapa spot wisata kuliner sebagai objek dan daya tarik di Kota Medan.

Pengambilan sampel yang akan diambil menggunakan random sampling, sehingga banyak peluang yang menjadi anggota sampel dikarenakan juga ketersediaan waktu yang ada. Untuk jumlah sampelnya sendiri mengambil teori Frankel Wallen (1993) yang mengatakan bahwa suatu penelitian deskriptif yang jumlah populasinya tidak diketahui maka minimal sampel sebanyak 100 sampel. Responden adalah pengunjung atau wisatawan yang sedang makan atau berada di spot wisata kuliner. Adapun ketentuan yang dijadikan responden menurut Intan Nurhapni (2012) adalah sebagai berikut:

a) pengunjung merupakan wisatawan domestik maupun mancanegara

b) usia minimal pengunjung adalah 17 tahun, karena diasumsikan mampu menjawab dan menganalisis pertanyaan dan informasi yang diberikan.


(49)

Berikutnya dalam melaksanakan metode observasi spot wisata kuliner di kota Medan, dimana observasi tersebut merupakan interpretasi peneliti dalam melihat fakta-fakta yang ada di lapangan. Adapun observasi yang akan dilihat pada spot wisata kuliner di Kota Medan adalah sebagai berikut :

1. Klasifikasi wisata kuliner pada spot wisata kuliner 2. Persyaratan spot wisata kuliner sebagai daya tarik wisata

3.5. Metode Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dan cara memperoleh data tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

3.5.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mencari/menggali secara langsung dari sumbernya oleh peneliti yang bersangkutan (Sinulingga, 2011). Adapaun data primer yang didapat dalam penelitian ini adalah data hasil kuisioner dan data observasi (pengamatan dilapangan).

Data yang diperoleh dari metode observasi adalah data mengenai unsur-unsur fisik, lingkungan dan kegiatan wisatawan pada spot wisata kuliner , komponen-komponen pariwisata pada spot wisata kuliner, klasifikasi wisata kuliner dan fakto-faktor yang mempengaruhi keberadaan spot wisata kuliner.

3.5.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak perlu lagi dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti


(50)

(Sinulingga, 2011). Data sekunder yang dipakai dalam penelitian ini adalah teori-teori pada kajian pustaka (tinjauan pustaka) pada bab sebelumnya.

3.6. Kawasan Penelitian

3.6.1. Kriteria Kawasan Penelitian

Kawasan penelitian yang akan diteliti adalah spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan. Pemilihan kawasan yang akan diteliti berdasarkan kriteria-kriteria spot wisata kuliner sebagai ogjek dan daya tarik wisata, diantaranya :

1. Keragaman aktivitas kuliner 2. Makanan khas

3. Lokasi yang nyaman dan bersih

4. Desain ruangan (venue) yang unik dan menarik 5. Harga dan proporsi nilai

6. Peluang bersosialisasi

7. Interaksi budaya dengan kuliner 8. Suasana kekeluargaan

9. lingkungan yang menarik

3.7. Metode Analisa Data

Analisa dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode analisa kuantitatif dilakukan dengan kuisioner sedangkan metode kualitatif dilakukan dengan cara deskripsi yang dioperoleh melalui observasi lapangan.


(51)

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode analisis deskriptif ini dilakukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan spot wisata kuliner dan akan diterapkan kedalam menganalisis data-data fisik lapangan. Kemudian hasil data-data penelitian mengenai persepsi wisatawan terhadap spot wisata kuliner yang diperoleh melalui kuisioner dan selanjutnya dianalisis dengan analisis skala likert. Jawaban responden untuk setiap pertanyaan pada bagian penilaian responden memiliki gradasi dari sangat negatif hingga sangat positif. Skala Likert yang dipilih adalah berjenjang 1-5 yang mewakili pendapat ‘sangat tidak puas’ sampai ‘sangat puas’.

Data-data yang telah diperoleh dari hasil kuisioner diubah kedalam skala Likert dan selanjutnya dicari nilai rata-rata (mean). Nilai rata-rata (mean) yang telah diperoleh kemudian dirangking dan disimpulkan bagaimana persepsi wisatawan terhadap keberhasilan spot wisata kuliner. Dari hasil analisis likert, peneliti mendeskripsikan persepsi wisatawan mengenai spot wisata kuliner yang dikaitkan dengan kondisi eksisting di lapangan.


(52)

BAB IV

DESKRIPSI KAWASAN PENELITIAN

4.1 Pendahuluan

Bab ini akan menjelaskan tentang keberadaan spot-spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan berdasarkan kriteria-kriteria pemilihan lokasi kawasan kajian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

4.2. Deskripsi Kawasan

Studi kasus yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah spot – spot wisata kuliner di Kota Medan. Berdasarkan kriteria pemilihan kawasan penelitian maka spot wisata kuliner yang akan diteliti adalah Merdeka Walk, Kuliner Jl. Perniagaan, Restoran Tip-Top, Kuliner Selat Panjang, Amaliun Food Court, Kuliner Jalan Semarang, Kuliner Pagaruyung, Kuliner Jl. Dr. Mansyur, Mie Aceh Titi Bobrok, Warkop Elisabet, Ucok Durian, Komplek Asia Mega Mas, Warkop MMTC, dan Komplek Cemara Asri.


(53)

Gambar 4.2 : Titik-titik spot wisata kuliner di Kota Medan ( sumber :www.google.com)

Keterangan :

1. Merdeka Walk 8. Kuliner Jl. Dr. Mansyur 2. Kuliner Perniagaan 9. Mie Aceh Titi Bobrok 3. Restoran Tip-Top 10. Warkop Elisabet 4. Kuliner Selat Panjang 11. Ucok Durian

5. Kuliner Jalan Semarang 12. Kuliner Komplek Asia Mega Mas 6. Kuliner Pagaruyung 13. Warkop MMTC

7. Amaliun Food Court 14. Kuliner Komplek Cemara Asri 1

2

9 6 3 4 5

8

10 11

7

12 13 14


(54)

Pada gambar 4.2 dapat dilihat bahwa pola keberadaan/ penempatan titik spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan cukup menyebar, akan tetapi cenderung terpusat atau cenderung menumpuk pada satu bagian terutama pada bagian pusat kota. Bagian pusat Kota Medan merupakan kawasan yang didominasi oleh objek-objek wisata Kota Medan, jadi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan meningkatkan perekonomian maka spot-spot wisata kuliner tersebut muncul dan didirikan pada kawasan tersebut.

4.2.1. Merdeka Walk

Merdeka Walk berada di pusat kota Medan, terletak dibagian barat Lapangan Merdeka yang merupakan alun-alun kota Medan tepatnya di Jl. Balai Kota. Merdeka Walk buka pada siang dan malam hari. Spot wisata kuliner ini terdiri bangunan dan tenda-tenda semi permanen yang menawarkan beragam kuliner seperti Pizza Hut, Mc. Donald, Nelayan, Restoran masakan India dan lain-lain.

Gambar 4.4 : Merdeka Walk Gambar 4.3 : Key Plan Merdeka Walk


(55)

Pada gambar diatas dapat terlihat bahwa kebersihan spot wisata kuliner ini sangat terjaga, susunan penataan meja, kursi serta gerai-gerai makanannya tertata rapi. Hal tersebut menegaskan bahwa dekorasi spot wisata kuliner ini sangat tertata. Spot wisata kuliner ini juga berada dilingkungan yang sangat menarik, berada dilingkungan sekitar yang terdiri dari bangunan-bangunan kolonial seperti London Sumatera, Kantor Balai Kota Lama, Bank Indonesia dan lain-lain. Hal ini menciptakan citra visual yang sangat unik dan menarik.

4.2.2. Kuliner Perniagaan

Gambar 4.7. Kuliner Perniagaan Gambar 4.6. Key Plan Kuliner Perniagaan

( sumber :www.google.com)


(56)

Kuliner Perniagaan berada di Jl. Perniagaan, tepatnya diseberang sisi selatan dari Lapangan Merdeka. Kuliner Perniagaan ini hanya buka pada malam hari karena pada siang hari area ini difungsikan sebagai area komersil. Spot wisata kuliner ini menawarkan berbagai makanan seperti martabak gappa, roti tisu, sate presco dan lain-lain. Kebersihan spot wisata kuliner ini sudah mulai terjaga karena setiap gerai makanan yang ada pada spot ini menyediakan tempat sampah. perletakkan tempat parkir dan penataan meja dan kursi cukup tertata.

Spot wisata kuliner ini juga masih menjadi bagian dari kawasan wisata bersejarah, daerah lapangan merdeka. Jadi, lingkungan sekitar Kuliner Perniagaan ini cukup menarik. Karena berada pada area komersil Jl. Perniagaan, citra visual yang tercipta pada area ini cukup menarik.

4.2.3. Restoran TipTop

Restoran Tip-Top berada di Jl. Ahmad Yani, letaknya berada pada deretan bangunan yang ada di Kesawan Square. Restoran ini buka pada siang dan malam

Gambar 4.9. Restoran Tip-Top Gambar 4.8. Key Plan Restoran Tip-Top


(57)

hari. Spot wisata kuliner ini menawarkan aneka kuliner yang sudah terkenal sejak dahulu.

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa kebersihan spot wisata kuliner ini sangat bersih, dekorasi spot ini juga sangat bagus, interiornya sangat berciri khas campuran kolonial, melayu dan terdapat unsur tionghoa yang dapat memberi kesan hangat. Sementara pada spot yang ada di luar ruangan akan disajikan citra visual yang sangat unik, pengunjung berasa makan pada zaman penjajahan karena spot ini berada di lingkungan yang sangat menarik yaitu deretan bangunan-bangunan kolonial.


(58)

4.2.4. Kuliner Selat Panjang

Kuliner Selat Panjang berada di Jl. Selat Panjang, area ini dapat di akses melalui Jl. Pandu. Spot wisata kuliner ini dapat dinikmati pada malam hari, sementara siang hari hanya sebagian saja yang buka karena Jl. Selat Panjang ini merupakan area komersil.

Gambar 4.12. Kuliner Selat Panjang Gambar 4.11. Key Plan Kuliner Selat

Panjang

( sumber :www.google.com)


(59)

Keanekaragaman kuliner pada spot wisata kuliner ini ( Gambar 4.13 ) dapat dilihat dari deretan gerobak-gerobak makanan yang ada pada spot ini. Kuliner yang ada di spot ini juga sudah lumayan terkenal bagi pengunjung/ wisatawan, seperti kue-kue siap saji, nasi goreng dan lain-lain. Kebersihan spot wisata kuliner ini terbilang cukup, dekorasi spot ini juga cukup tertata. Penataan gerobak-gerobak pedagang serta penataan meja dan kursi cukup tertata rapi.

Spot wisata kuliner ini berada di lingkungan yang cukup menarik, karena area ini berada di deretan ruko-ruko pecinan yang pada siang hari beroperasi sebagai area komersil. Kuliner Selat Panjang juga berdekatan dengan ikon Kota Medan yaitu Menara Air Tirtanadi. Jadi citra visual yang tercipta pada area ini juga sangat menarik, karena pada sudut jalan Selat Panjang ini dapat terlihat Menara Air Tirtanadi.

4.2.5. Kuliner Jalan Semarang

Gambar 4.15. Kuliner Jalan Semarang Gambar 4.14 Key Plan Kuliner Jalan

Semarang


(60)

Kuliner Jalan Semarang terletak di Pusat Pasar Medan, tepatnya berada disepanjang Jl. Semarang. Area ini merupakan area pecinan yang menjual barang-barang onderdil mobil. Oleh karena itu, spot wisata kuliner ini hanya dapat dinikmati pada malam hari. Spot wisata kuliner ini terkenal dengan chinesefood

seperti kwetiau, bebek peking dan lain-lain.

Pada gambar 4.16 dapat dilihat bahwa spot wisata kuliner ini cukup bersih, dekorasi spot juga cukup tertata rapi. Spot wisata kuliner ini berada di deretan pecinan, jadi cukup menarik dan menciptakan citra visual yang unik dengan deretan ruko-ruko tersebut.


(61)

4.2.6. Kuliner Pagaruyung

Kuliner Pagaruyung berada di Jl. Pagaruyung daerah Kampung Madras dan terletak di Kec. Medan Petisah, diakses melalui Jl. Zainal Arifin. Spot wisata kuliner ini buka pada malam hari. Spot ini terkenal dengan makanan / kuliner tradisionalnya seperti nasi goreng, mie goreng, mie rebus, bakso dan lain-lain.

Pada gambar 4.19 dapat dilihat bahwa kebersihan pada Kuliner Pagaruyung cukup bersih, sementara itu penataan kursi , meja dan gerobak-gerobak makanan yang ada pada spot wisata kuliner ini sudah tertata rapi. Spot

Gambar 4.18. Kuliner Pagaruyung Gambar 4.17. Key Plan Kuliner

Pagaruyung

( sumber :www.google.com )


(62)

Kampung Madras yang merupakan daerah tujuan wisata Kota Medan. Pada spot ini juga sering dilakukan kegiatan-kegiatan budaya seperti festival dan sejenisnya, hal ini merupakan salah satu perantara pengunjung/ wisatawan untuk berinteraksi dengan budaya lokal.

4.2.7. Amaliun Food Court

Amaliun Food Court merupakan bagian dari kawasan wisata Simpang Raya Medan, tepatnya berada di Jl. Amaliun dan bersebelahan dengan Hotel Madani. Spot ini buka pada siang dan malam hari.

Gambar 4.21. Amaliun Food Court Gambar 4.20. Key Plan Amaliun

Food Court


(63)

Pada gambar 4.22 dapat dilihat bahwa spot wisata kuliner ini menyajikan berbagai macam makanan/ kuliner yang sudah terkenal seperti soto, Warung Kemangi, pecel, sate, lontong, nasi goreng dan lain-lain. Kebersihan pada spot wisata kuliner Amaliun Food Court baik yang indoor maupun outdoor sangat bersih. Untuk dekorasinya sendiri, bagian indoor dan outdoor pada spot wisata kuliner ini terlihat sangat tertata rapi baik itu dari segi penataan kursi dan meja maupun penataan gerai-gerai makanan yang ada di area tersebut.

Amaliun Food Court berdekatan dengan salah satu ikon Kota Medan yaitu Mesjid Raya, selain itu juga berdekatan dengan Yuki Simpang Raya dan Hotel Madani. Hal ini menandakan bahwa spot wisata kuliner ini berada di lingkungan yang sangat menarik dan bangunan-bangunan disekitarnya tersebut juga menciptakan citra visual yang cukup bagus.


(64)

4.2.8. Kuliner Jl. Dr. Mansyur

Spot wisata kuliner ini terletak disepanjang Jl. Dr. Mansyur. Pada jalan ini terdapat deretan cafe-cafe yang ramai pada siang maupun malam hari. Cafe-cafe tersebut misalnya Ayam Penyet Jakarta, Joko Solo, Selera Baru, Triboy, Cofee Cangkir, Angkringan, Lubuk Arai, Warung Steak & Shake, Ayam Penyet Surabaya, Gerobak-gerobak makanan di depan Universitas Sumatera Utara dan lain-lain. Oleh karena itu, spot wisata kuliner ini kaya akan keanekaragaman kuliner.

Gambar 4.24. Kuliner Jl. Dr. Mansyur Gambar 4.23. Key Plan Kuliner Jl. Dr.

Mansyur

( sumber :www.google.com)


(65)

Pada gambar 4.25 dapat dilihat bahwa kebersihan spot wisata kuliner ini cukup bersih, masing-masing cafe yang ada di Jl. Dr. Mansyur ini memperhatikan kebersihannya. Deretan cafe yang ada pada spot ini mempunyai dekorasi yang sangat bagus, penataan kursi dan meja tertata dengan rapi. Karena berada di sepanjang Jl. Dr. Mansyur, jadi lingkungannya sangat menarik.

4.2.9. Mie Aceh Titi Bobrok

Mie Aceh Titi Bobrok terletak di Jl. Setia Budi, Kec. Medan Sunggal. Spot wisata kuliner ini ramai mulai sore sampai malam hari. Sesuai dengan namanya, spot wisata kuliner ini terkenal dengan olahan mie acehnya. Selain mie aceh, makanan lain seperti roti cane dan lainnya juga tersedia di spot ini.

Gambar 4.27. Mie Aceh Titi Bobrok ( sumber : dokumen pribadi 2014 ) Gambar 4.26. Key Plan Mie Aceh

Titi Bobrok


(66)

Pada gambar 4.28 menunjukkan bahwa pelayanan spot ini sangat baik, hal tersebut berimbas pada terjaganya kebersihan spot wisata kuliner Mie Aceh Titi Bobrok. Keseluruhan dekorasi yang ada sangat baik, dilihat dari penataan meja dan kursi serta lainnya.

4.2.10. Warkop Elisabet

Warkop Elisabet terletak di Jl. H. Misbah tepatnya berada pada bagian timur Taman Ahmad Yani Medan. Spot ini terkenal dengan nama Warkop Elisabet karena letaknya tepat diseberang jalan dari rumah sakit umum Elisabet

Gambar 4.30. Warkop Elisabet Gambar 4.29. Key Plan Warkop

Elisabet

( sumber :www.google.com)


(67)

Gambar 4.31 menunjukkan bahwa kuliner yang disajikan pada spot ini sangat beragam seperti mie goreng, nasi goreng, nasi pecel lele, mie kuah dan lain-lain. Penataan parkir, meja dan kursi masih kurang tertata rapi, dan untuk kebersihan spot kurang memuaskan. Sementara itu, spot wisata kuliner ini berada lingungan yang menarik karena spot ini berdekatan dengan Taman Ahmad Yani dan RSU Elisabet, jadi citra visual yang tercipta juga berbeda dengan spot-spot yang lain.

4.2.11. Ucok Durian

Gambar 4.33. Ucok Durian ( sumber : dokumen pribadi 2014 ) Gambar 4.32. Key Plan Ucok Durian

( sumber :www.google.com )


(68)

Ucok Durian terletak di Jl. K.H. Wahid Hasyim. Spot wisata kuliner ini dapat dikunjungi siang maupun malam hari. Spot Kuliner ini sudah dikenal oleh wisatawan dengan duriannya. Selain itu, pada spot ini juga dapat menikmati makanan dengan olahan buah durian seperti pancake durian dan aneka kue.

Pada gambar 4.34 dapat dilihat pelayanan spot ini sangat baik, oleh karena itu kebersihan spot ini sangat terjaga. Penataan meja dan kursi yang terlihat rapi serta penambahan ornamen warna melayu membuat dekorasi spot ini sangat menarik. Lingkungan sekitar spot ini adalah daerah pemukiman, jadi cukup menarik.

4.2.12. Kuliner Komplek Asia Mega Mas

Gambar 4.35. Key Plan Kuliner


(69)

Kuliner Komplek Asia Mega Mas berada tepat didalam komplek perumahan Asia Mega Mas Medan. Komplek perumahan ini terletak di Jl. Asia dan Jl. AR. Hakim. Pada komplek perumahan ini terdapat beberapa titik jalan perumahan yang dijadikan area wisata kuliner pada malam hari.

Pada gambar 4.37 dapat dilihat bahwa spot kuliner Komplek Asia Mega Mas cukup nyaman dan bersih. Deretan gerobak-gerobak makanan yang ada di spot ini menandakan bahwa kuliner di area ini sangat beragam, kuliner disini terkenal denganchinesefood.Penataan gerobak-gerobak makanan, meja dan kursi belum tertata dengan rapi. Spot wisata kuliner ini berada didalam lingkungan komplek perumahan yang didominasi oleh etnis tionghoa, jadi cukup menarik.


(70)

4.2.13. Warkop MMTC

Warkop MMTC berada di bagian pinggir komplek perumahan MMTC Medan tepatnya di Jl. Willem Iskandar, dekat Universitas Negeri Medan (UNIMED). Spot wisata kuliner ini dapat dikunjungi pada malam hari.

Gambar 4.40 dapat dilihat gerai-gerai makanan yang menawarkan makanan/ kuliner yang beragam ada yang tradisional, seafood dan lainnya. Kebersihan spot wisata kuliner ini terlihat belum memuaskan, namun penataan kursi dan meja sudah tertata rapi. Warkop MMTC berada di lingkungan yang

Gambar 4.39. Warkop MMTC Gambar 4.38. Key Plan Warkop

MMTC

( sumber :www.google.com)


(71)

dapata dikatakan menarik, selain terletak di bagian pinggir komplek perumahan MMTC spot ini juga berdekatan dengan Universitas Negeri Medan.

4.2.14. Kuliner Komplek Cemara Asri

Kuliner Komplek Cemara Asri berada didalam komplek perumahan Cemara Asri Medan tepatnya di Jl. Cemara Medan. Spot wisata kuliner ini berdekatan dengan taman perumahan Cemara Asri. Spot wisata kuliner ini dapat dijumpai pada sore dan malam hari.

Gambar 4.42. Kuliner Komplek Cemara Asri Gambar 4.41. Key Plan Kuliner

Komplek Cemara Asri ( sumber :www.google.com)


(72)

Pada gambar 4.43 dapat dilihat spot wisata ini menawarkan keanekaragaman kuliner yang bisa dinikmati, spot wisata kuliner ini terkenal dengan kuliner seafood. Keadaan spot wisata kuliner ini cukup bersih dan nyaman, penataan meja dan kursi juga tertata dengan rapi, penempatan titik lampu juga semakin mengentalkan suasana kkeluargaan yang hangat. Selain berada di dalam komplek perumahan Cemara Asri, spot wisata kuliner ini juga berdekatan dengan Vihara yang merupakan tempat tujuan wisata. Hal tersebut menciptakan citra visual yang sangat menarik.


(73)

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

5.1. Pendahuluan

Bab ini akan membahas analisa dari variabel dan indikator penelitian yang telah ditetapkan melalui observasi dan kuisioner. Analisa ini didasari oleh teori Jahromy & Tajik mengenai faktor-faktor / item-item yang mempengaruhi daya tarik spot wisata kuliner diantaranya demografi ( profil responden ), keaslian, motivasi, interpersonal, budaya, fisiologis dan prestise.

5.2. Tingkat Kunjungan

Spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan sangat beragam, hal ini mengakibatkan adanya perbedaan kunjungan terhadap beberapa spot wisata kuliner tersebut. Perhatikan diagram berikut ini :


(74)

Berdasarkan hasil data kuisioner ( Gambar diagram 5.1) dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan spot wisata kuliner yang paling tinggi adalah Merdeka Walk dengan point kunjungan 96 dari 100 responden. Setelah itu, Mie aceh Titi Bobrok berada di urutan kedua dengan poin kunjungan 87 dari 100 responden, lalu Ucok Durian dengan poin kunjungan 81 dari 100 responden, Kuliner Pagaruyung dengan poin kunjungan 77, Kuliner Jl. Dr. Mansyur dengan poin kunjungan 73, Amaliun Food Court 69 poin, Kuliner Komplek Cemara Asri dengan 67 poin, Restoran Tip-Top dengan 63 poin, Warkop Elisabet dengan 59 poin, Kuliner Perniagaan dengan 56 poin, Warkop MMTC 37 poin, Komplek Asia Mega Mas dan Kuliner Jalan Semarang dengan 33 poin, serta untuk tingkat kunjungan paling rendah adalah Kuliner Selat Panjang dengan poin kunjungan 29. Dengan ini, Merdeka Walk merupakan spot wisata kuliner yang paling berpotensi dalam menarik minat wisatawan untuk mengunjungi spot wisata kuliner di Kota Medan.

5.3. Analisa Profil (demografi)

Faktor demografi berguna untuk mengidentifikasi wisatawan, misalnya umur, status, pekerjaan / pendidikan, ras, dan daerah asal (Jahromy & Tajik, 2011)

5.3.1. Daerah Asal Responden

Berikut ini akan dibahas mengenai daerah asal responden yang mengunjungi spot wisata kuliner di Kota Medan. Perhatikan diagram berikut ini :


(75)

Berdasarkan hasil data kuisioner ( Gambar diagram 5.2 ) didapat bahwa 67% responden yang mengunjungi spot wisata kuliner berasal dari Medan dan 37% responden berasal dari luar Medan. Hal ini menunjukkan bahwa pengunjung spot wisata kuliner cenderung warga Kota Medan itu sendiri. Perhatikan tabel dibawah ini :

Tabel 5.1 : Daerah asal responden pengunjung spot wisata kuliner di Kota Medan

NO Spot Wisata Kuliner Medan Luar Medan Jumlah

1 Merdeka Walk 62 34 96

2 Kuliner Jl. Perniagaan 34 22 56

3 Restoran Tip–Top 42 21 63

4 Kuliner Selat Panjang 17 12 29

5 Kuliner Jl. Semarang 20 13 33

6 Kuliner Pagaruyung 51 26 77

7 Amaliun Food Court 42 27 69

8 Kuliner Jl. Dr. Mansyur 53 20 73

Gambar diagram 5.2 : Daerah asal responden yang mengunjungi spot wisata kuliner di Kota Medan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Bessiere, J. 1998. Regional development and heritage: traditional food and cuisine as tourist attractions in rural areas. The European Society for Rural Sociology, 38 (1), 21-34.

Chang, Lai. (2009). The Taipei MRT (Mass Rapid Transit)Tourism Attraction Analysis from the Inbound Tourists Perspectives, Journal of Travel and Tourism Marketing, Penerbit : Routledge.

Gunardi, Gugun. 2010. Identifikasi Potensi Kawasan Wisata Kali Pasir, Kota Tanggerang. Jurnal PLANESA Vol.1.No.1.Mei 2010. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Hamid, Abd et.al. 2011. Consumer Purchase Intention 'at Fast Food Restaurants: An Empirical Study on Students. International Journal of Business and Social Sciences. Malaysia: Universitas Teknologi Malaysia.

Harrington. Robert J. 2005. Defining Gastronomic Identity: Environmental and Cultural Impact on Applicable Component, Texture and Flavors in Wine and Food. Journal of Culinary Science & Technology, Vol. 4 (2/3) 2005. Onatrio: Guelph University.

Ignatov, E., & Smith, S. 2006. Segmenting Canadian culinary tourists. Current Issues in Tourism, 9 (3), 235-255.

Kim, YG, Eves, A., & Scarles, C. 2009. Building a model of local food consumption on trips and holidays. A grounded theory approach, International Journal of Hospitality Management, 28 (3). 423-431.

Jahromy, Z. N & Tajik, Yaganeh. 2011. Travel and Local Food and Beverage Consumption (Case Mazandaran Province, North of Iran). Swedia: Lulea University of Technology.


(2)

Long, L M. 2004. Culinary tourism: A folk on eating and otherness. In LM Long, (Ed.), Culinary Tourism (pp. 20-50). Lexington, KY: The University Press of Kentucky.

Okech, Roselyne N. 2014. Develop a Culinary Tourism: The Role of Food as Cultural Heritage in Kenya. Kanada: Memorial University of Newfoundland.

Sinulingga, Sukaria (2011)Metodologi Penelitian, USU Press, Medan

Suryadana, Liga. 2009. Perkembangan Industri Makanan (Kuliner). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Tikkanen, I. 2007. Maslow's hierarchy and food tourism in Finland. Five cases of the British Food Journal, 109 (9), 721-734.

Tin, M.A Cannarozzo & Duarte, L Ribeiro. 2012. The main attributes of quality and price perception for Restaurant la Carte. Paulo Gama: Federal University of Rio Grande do Sul.


(3)

KUESIONER PENELITIAN

Saya adalah mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, angkatan 2010. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna menyelesaikan skripsi saya yang berjudul “Kajian Keberadaan Spot Wisata Kuliner di Kota Medan”. adapun hasil penelitian ini hanya untuk keperluan akademik dan tidak bersifat komersil.

PETUNJUK PENGISIAN:

Responden dimohon untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk yang ada pada setiap bagian.

BAGIAN 1 : IDENTITAS RESPONDEN

Responden cukup mengisi jawaban pada kolom jawaban yang telah disediakan.

NO. PERTANYAAN JAWABAN

I. PROFIL WISATAWAN

1. Nama

2. Daerah Asal 3. Jenis Kelamin 4. Usia

5.

Pekerjaan

6. Etnis/Suku 7.

Penghasilan

L P

17–20 tahun 21–30 tahun

31–40 tahun > 41 tahun

PNS BUMN

Pengusaha Mahasiswa

Pegawai Swasta

Lainnya …….

< 2 Juta

2–3 Juta

3–4 Juta

> 4 Juta

Belum Ber -penghasilan


(4)

BAGIAN 2 : PENILAIAN RESPONDEN

Berilah tanda centang ( √ ) untuk jawaban Anda pada kolom yang telah disediakan berikut. ( boleh lebih dari satu )

Dari beberapa spot wisata kuliner kota Medan dibawah ini, spot mana saja yang sering / pernah anda kunjungi :

Selain spot – spot wisata kuliner diatas, adakah spot wisata kuliner lain yang sering anda kunjungi atau ketahui serta dapat dijadikan objek dan daya tarik wisata kota Medan?

Sebutkan :

Kuliner Pagaruyung Kuliner Selat Panjang

Warkop Elisabet Amaliun Food Court

Mie Aceh Titi Bobrok Kuliner Jl. Dr. Mansyur

Komplek Cemara Asri Komplek Asia Mega Mas

Kuliner Jl. Semarang Kuliner Jl. Perniagaan Merdeka Walk

Ucok Durian Restoran Tip - Top

Warkop MMTC

Tidak Ya

... ...


(5)

BAGIAN 3 : PENILAIAN RESPONDEN

1. Responden dimohon untuk memberikan penilaian terhadap indikator-indikator keberhasilan spot wisata kuliner di Kota Medan.

2. Berilah tanda centang ( √ ) untuk jawaban Anda pada kolom yang telah disediakan berikut.

Keterangan:

STP=Sangat Tidak Puas; TP =Tidak Puas; CP =Cukup Puas; P =Puas; SP =Sangat Puas.

Pertanyaan:

Apakah Anda puas atas indikator-indikator berikut dalam menilai keberhasilan spot wisata kuliner?

NO PERNYATAAN STP TP CP P SP

II. KEASLIAN

1 Kemudahan mencapai spot wisata kuliner

2 Keanekaragaman kuliner yang ada pada spot wisata kuliner

3 Harga makanan pada spot wisata kuliner

4 Kebersihan spot wisata kuliner 5 Dekorasi spot wisata kuliner 6 Lingkungan di sekitar spot wisata

kuliner III. MOTIVASI

7 Suasana kekeluargaan pada spot wisata kuliner

8 Citra visual yang diciptakan oleh bangunan maupun lingkungan sekitar spot wisata kuliner


(6)

IV. INTERPERSONAL

9 Peluang bersosialisasi terhadap pengunjung lain pada spot wisata kuliner

V. BUDAYA

10 Mengunjungi spot wisata kuliner merupakan bagian dari gaya hidup wisatawan

11 Mengunjungi spot wisata kuliner sebagai salah satu interaksi wisatawan terhadap budaya lokal

VI. FISIOLOGIS

12 Kuliner yang ada pada spot wisata kuliner merupakan jenis kuliner yang dicari oleh wisatawan

VII. PRESTISE

13 Pengakuan spot wisata kuliner dari sudut pandang wisatawan

14 Masing – masing spot wisata kuliner yang ada di Kota Medan mempunyai nilai yang berbeda antara satu dengan yang lain