IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WAHANA SISTEMIK UNTUK PEMBENTUKAN MORAL SISWA (STUDI KASUS TERHADAP PARTISIPASI WARGA SEKOLAH DI SD SWASTA PERTIWI KOTA MEDAN).

(1)

TESIS

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WAHANA SISTEMIK UNTUK PEMBENTUKAN MORAL SISWA

(Studi Kasus Terhadap Partisipasi Warga Sekolah Di SD Swasta Pertiwi

Kota Medan)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

RITA ZAHARA

NIM : 809182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

TESIS

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SEBAGAI WAHANA SISTEMIK UNTUK PEMBENTUKAN MORAL SISWA

(Studi Kasus Terhadap Partisipasi Warga Sekolah Di SD Swasta Pertiwi

Kota Medan)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh:

RITA ZAHARA

NIM : 809182030

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(3)

(4)

(5)

(6)

i ABSTRAK

Rita Zahara, Implementasi Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistemik Untuk Pembentukan Moral Siswa (Studi Kasus Terhadap Partisipasi Warga Sekolah Di SD Swasta Pertiwi Kota Medan). Tesis. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Desember 2012.

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Bagaimana program perencanaan pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan; (2) Bagaimana program pelaksanaan pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan; (3) Bagaimana program evaluasi pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan; (4) Bagaimana partisifasi warga sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Untuk mengumpulkan data peneliti menggunakan teknik angket, wawancara, observasi, dan kajian dokumen. Dalam menganalisis data digunakan langkah-langkah model Miles dan Huberman yaitu pemaparan data, reduksi data dan penarikan kesimpulan, selanjutnya data diuji keabsahanya dengan mengacu kepada standar validitas (credibility, transferability, dependability, dan confirmability) selanjutnya pada masing-masing temuan dari hasil penelitian dikaitkan satu sama lain untuk membangun rangkaian yang logis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sekolah dalam melaksanakan program pendidikan karakter sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari beberapa program diantaranya adalah: (1) Program perencanaan meliputi: merancang kondisi sekolah yang kondusif, merancang kurikulum pendidikan karakter secara eksplisit, merancang pengelolaan ruangan kelas dan lingkungan luar kelas; (2) Pada program pelaksanaan, diantaranya: kerjasama antar warga sekolah, menerapkan keteladanan, pengembangan budaya sekolah, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler; (3) Program evaluasi diantaranya: kerjasama dengan orang tua peserta didik, kontrol terhadap pendidikan karakter siswa; (4) Program partisifasi warga sekolah dilaksanakan secara kolaboratif atas kerjasama dan mengikutkan seluruh personil sekolah.


(7)

ii ABSTRACT

Rita Zahara, Implementation of Character Education s a Systemic Discourse for Morality Creation of Students (A Case Study of Participation of SD Swasta Pertiwi Students Community of Medan. Thesis. Medan, Postgraduate Study Program of State University Medan, December 2012.

The present study intends to 1). How implement the character education planning program as a systemic discourse for morality creation of students of SD Swasta Pertiwi Medan, 2). How implement the character education planning program as a systemic discourse 3). How evaluate the character education planning program as a systemic discourse for morality creation of students of SD Swasta Pertiwi Medan 4) How participate the students in implementing the character education planning program in the SD Swasta Pertiwi Medan

The present study used qualitative method. To collect the data, the researcher used questionnaire, interview, observation, and documentation study. In analyzing the data, the researcher used Miles and Huberman models such as description of data, reduction of data, and drawing a conclusion and then the collected data were test of the validity by referring to the validity standard (credibility, transferability, dependability and confirmability) and then each finding of the study was related to another to create a logic relation

The result of the study shown that the character education program has been well implemented. It is indicated by the program implemented such as: (1) To design the program for conditioning of the characterized school, to design the activity in KBM, to design the learning-teaching activity for cultural development, to design a incurricullair character planning program; (2) The program included, cooperation among schools, implementing the pilot project, familiarship with sholat, respecting creativity of the pupils, creating relationship; (3) And in the evaluation phage; cooperation with the parents of students, a powerful control of morality, publishing praying manual books; (4) Participation of students community was carried out by making a harmonic relationship among headmasters, teachers, administrative staff and students and the community.


(8)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan sumber ilmu pengetahuan, kesehatan, rahmat, taufik, dan hidayahNya, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistemik Untuk Pembentukan Moral Siswa (Studi Kasus Terhadap Partisipasi Warga Sekolah Di SD Swasta Pertiwi Kota Medan)” disusun untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Dasar pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penyelesaian tesis ini penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala, namun berkat arahan dan motivasi dosen pembimbing, orang tua dan para sahabat akhirnya penulisan proposal ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal ibadah bagi mereka dan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus ikhlas penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.S selaku Rektor Universitas Negeri Medan. 2. Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Derektur Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti perkuliahan dan memberikan bantuan urusan administrasi di Universitas Negeri Medan.

3. Bapak Prof. Dian Armanto, M.Pd., M.Sc., Ph.D sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dasar sekaligus sebagai narasumber.


(9)

iv

4. Ibu Dr. Anita Yus, M.Pd sebagai Seketaris Program Studi Pendidikan Dasar dan juga sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis

5. Ibu Prof. Dr. Djanius Djamin, SH., M.S selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran membimbing dalam pembuatan tesis ini.

6. Putra sebagai staf administrasi di Pendidikan Dasar.

7. Bapak Dr. Deni Setiawan, M.Pd dan Ibu Dr. Evi Eviyanti, M.Pd sebagai narasumber.

8. Bapak dan Ibu Dosen dilingkungan Program Studi Pendidikan Dasar, yang telah banyak memberikan kepada penulis ilmu pengetahuan

9. Ibu Drs. Mashita selaku kepala sekolah di SD Swasta Pertiwi Kota Medan beserta perangkat ketenagaannya yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun tesis ini.

10.Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Prodi Pendidikan Dasar yang telah banyak memberikan motivasi maupun kontribusi dalam penyelesaian tesis ini. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kelemahan proposal ini. Untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran maupun kritik yang konstruktif demi kesempurnaanya. Terlepas dari kelemahan dan kekurangan yang ada, semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan pendidikan.

Medan, Desember 2012 Penulis

RITA ZAHARA NIM : 809182030


(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

ABTRAK ... i

KATA PENGANTAR .... ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Fokus Penelitian ... 9

1.3 Masalah ... 10

1.4 Tujuan ... 10

1.5 Manfaat ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1 Dasar Teoritis ... 13

2.1.1 Sejarah Pendidikan Karakter ... 13

2.1.2 Pengertian Pendidikan Karakter ... 14

2.1.3 Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Moral di Sekolah Dasar ... 17

2.1.4 Karakter Utama Dalam Pendidikan Karakter di SD ... 20

2.1.5 Nilai Yang Diajarkan dalam Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar ... 21

2.1.6 Hakikat Pendidikan Karakter di SD ... 22

2.1.7 Proses Pendidikan Karakter di SD ... 25

2.1.8 Program Implementasi Pendidikan Karakter di SD ... 26

2.1.9 Faktor yang Mempengaruhi Pendidikan Karakter ... 34

2.2 Kerangka Konseptual ... 37


(11)

vi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 40

3.1 Lokasi Penelitian ... 40

3.2 Subjek Penelitian ... 41

3.3 Fokus Penelitian ... 41

3.4 Desain Penelitian ... 42

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.5.1 Kueioner (Angket) ... 44

3.5.2 Wawancara ... 46

3.5.3 Observasi...………. ... 49

3.5.4 Kajian Dokumen ... ... 51

3.6. Analisis Data ... 53

3.7. Penelitin Yang Relevan ... 54

3.8. Keabsahan Penelitian ... 55

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... 64

4.1 Paparan Data ... 64

4.1.1 Sejarah SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 64

4.1.2 Akreditas SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 65

4.1.3 Propil SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 65

4.1.4 Visi–Misi Dan Tujuan SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 67

4.1.5 Data Pegawai SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 68

4.1.6 Jumlah Siswa SD Swasta Pertiwi Kota Medan ... 72

4.1.7 Sarana dan Prasarana ... 73

4.1.8 Kurikulum Dan Proses Pembelajaran ... 77

4.1.9 Prestasi Akademik dan Non Akademik ... 78

4.2 Hasil Penelitian ... 79

4.2.1 Program Perencanaan Pendidikan karakter Yang Diimplementasikan Sebagai Wahana Sistemik Dalam Pementukan Moral Siswa Di SD Swasta Pertiwi Kota Medan... 79


(12)

vii

4.2.2 Program Pelaksanaan Impementasi Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistemik Pembentukan Moral Siswa Di

SD Pertiwi Kota Medan... 86 4.2.3 Program Evaluasi Impementasi Pendidikan Karakter

Sebagai Wahana Sistemik Pembentukan Moral Siswa Di

SD Pertiwi Kota Medan ... 99 4.2.4 Partsisipasi Warga Sekolah Dalam implementasi

Pendidikan Karakter Di SD Pertiwi Kota Medan di SD

Pertiwi Kota Medan ... 100 4.3 Hasil Penelitian ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 111 5.1 Kesimpulan ... 111 5.2 Saran – Saran ... 112

DAFTAR PUSTAKA... 113 LAMPIRAN ... 117


(13)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Indikator / Aspek Wawancara Untuk Kepala

Sekolah ... 46

Tabel 3.2 Indikator / Aspek Wawancara Untuk Guru ... 46

Tabel 3.3 Indikator / Aspek Wawancara Untuk Pegawai ... 46

Tabel 3.4 Indikator / Aspek Wawancara Untuk Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran ... 47

Tabel 3.5 Observasi Yang Dilakukan ... 49

Tabel 3.6 Dokumen Yang Diperlukan ... 51

Tabel 4.1 Data Pegawai SD Pertiwi Kota Medan ... 68

Tabel 4.2 Kualifikasi guru Yang Mengajar ... 69

Tabel 4.3 Tenaga Administrasi / Perpustakaan ... 70

Tabel 4.4 Tingkat Pertumbuhan Siswa Pertahun ... 71

Tabel 4.5 Jenis Sarana yang Di Miliki Sekolah ... 73

Tabel 4.6 Ruang Kelas ... 74

Tabel 4.7 Koleksi Buku... 74

Tabel 4.8 Ruang Kamar Mandi Dan WC ... 75

Tabel 4.9 Nilai Ujian Nasional... 77


(14)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Komponen Karakter Lickona ... 17

Gambar 2.2 Bagan Alur Pikir Pembangunan Karakter ... 23

Gambar 2.3 Bagan Ruang Lingkup Pendidikan Karakter ... 24

Gambar 2.4 Skema Pendidikan Karakter di SD ... 27

Gambar 2.5 Bagan Konteks Mikro Pendidikan Karakter ... 29

Gambar 2.6 Bagan Implementasi Pendidikan Karakter ... 37

Gambar 3.1 Macam-Macam Teknik Pengumpulan Data ... 43

Gambar 3.2 Uji Kredibilitas Data Dalam Penelitian Kualitatif ... 56

Gambar 4.1 Fasilitas dan Sarana Sekolah ... 78

Gambar 4.2 Gambar Pemeriksaan Kesehatan ... 87


(15)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: 2. Silabus Tematik Kelas III/1 ... 121

3. RPP Tematik Kelas III/1 ... 127

4. Silabus PKN Kelas IV/1 ... 140

5. RPP PKN Kelas IV/1 ... 143

6. Hasil Implementasi Pendidikan Karekter ... 120


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia dipandang sebagai sosok individu yang memiliki potensi. Bahwa manusia sejak dilahirkan, pada diri manusia sudah ada sejumlah potensi bawaan. Potensi ini mengacu kepada tiga kecenderungan utama yaitu: benar, baik dan indah. Manusia pada dasarnya cenderung untuk senang dengan yang benar, yang baik, dan yang indah.

Atas dasar sudut pandang ini terlihat bahwa manusia pada dasarnya merupakan makluk yang memiliki moral, manusia terdorong untuk berbuat yang baik dan terpuji oleh karena pengaruh lingkungan terkadang kecenderungan itu sering tidak tampak.

Dalam hubungan dengan demensi moral ini, maka pelaksanaan pendidikan ditujukan kepada upaya pembentukan manusia sebagai pribadi yang bermoral. Tujuan pendidikan dititikberatkan pada upaya pengenalan terhadap nilai-nilai baik dan kemudian megintekrasikannya serta mengimplementasikan moral tersebut kedalam sikap dan prilaku untuk pembiasaan hidup.

Maka pada tahun 1970 para ahli pendidikan mulai sungguh-sungguh mengembangkan teori pendidikan yang memberikan pada aspek moral dan sikap. Di Indonesia kecenderungan kearah tersebut mulai dikembangkan pendidikan humaniora, populernya pendidikan nilai (value education). Dimana yang dicita-citakan oleh Pendidikan Nasional adalah mengembangkan moral dan sikap serta membentuk kepribadian peserta didik.


(17)

2

Seiring dengan berjalannya waktu bangsa Indonesia telah dilanda krisis moral yang berkepanjangan. Diakui atau tidak diakui saat ini terjadi krisis yang nyata dan mengkwatirkan dalam masyarakat dengan melibatkan milik bangsa yang paling berharga yaitu generasi penerus anak-anak bangsa.

Menurut Lickona dalam Mansnur (2011:35) menerangkan bahwa: “ada sepuluh tanda-tanda zaman yang harus diwaspadai karena jika tanda-tanda ini sudah ada berarti sebuah bangsa sedang menuju kejenjang kehancuran”. Tanda -tanda yang dimaksud adalah:

1. Meningkatnya kekerasan dikalangan remaja. 2. Penggunaan kata-kata yang memburuk.

3. Pengaruh a-group yang kuat dalam tindakan kekerasan.

4. Meningkatnya prilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas.

5. Semangkin kaburnya pedoman moral baik dan buruk. 6. Menurunya etos kerja.

7. Semangkin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. 8. Rendahnya rasa tanggung jawab individu sebagai warga negara. 9. Membudidayanya ketidak jujuran.

10.Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

Jika kita teliti, sepuluh tanda-tanda jaman tersebut sudah ada di Indonesia diantaranya adalah:

- Meningkatnya kekerasan dikalangan remaja.

Data yang didapat di Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), mencatat, sepanjang tahun 2012 hingga 25 Desember 2012, telah terjadi sebanyak 147 tawuran. Peristiwa itu menyebabkan 82 pelajar tewas. Angka ini meningkat dibanding tahun 2011 yang hanya terjadi 128 kasus, dan menewaskan 30 pelajar.http://ini.la/iphone

- Penggunaan kata-kata yang buruk (tidak pantas)

Membudidayanya kata-kata kasar dikalangan anak SD dan dikalangan anak-anak remaja seperti kata-kata: anjing, monyet, berengsek dan bapak kau, dan lain–lain.

- Pengaruh a-group yang kuat dalam tindakan kekerasan.

anggota geng mengaku ikut masuk menjadi geng motor akibat setia kawan. Dua anggota geng motor Batako (Reza (16) warga Jalan Alpaka I, Simpang Kawat, Kelurahan Mabar Hilir, Medan Deli, dan Luis David


(18)

3

(16) warga Jalan Perwira II, Gang Simaremare, Medan Deli) terpaksa harus meringkuk dalam sel tahanan Mapolsekta Percut Sei Tuan, Kamis (18/10/2012). Keduanya kedapatan tengah menjalankan aksi perampokan bersama dua orang rekan mereka yang masih buron terhadap korban Sandy Amanda, (17) yang terjadi di Jalan Kawat VI, Tanjung Mulia, Medan Deli, dikawasan tol H Anif, Kampung Agas)”. http://megapolitan.kompas.com

- Meningkatnya prilaku merusak diri.

Merusak diri dengan melakukan seks bebas, hasil penelitian itu cukup megagetkan, pelajar SD yang persentase pelaku seks bebas itu yang sudah mencapai 7,5%, sekitar 65% pelajar SMP dan 80% pelajar SMA atau sederajat, ternyata pernah melakukan hubungan seks. Ketika diwawancarai ada yang mengaku secara terus terang, dan ada pula yang diungkapkan teman-teman sebayanya. http://www.suaramerdeka.com - Merusak diri dengan menggunakan narkoba.

Sebanyak 559 pelajar Kota Medan terjerat pidana dengan beragam kasus narkoba. Hal ini berdasarkan data yang dihimpun dari Polresta Medan. Lima puluh satu diantaranya, masih pelajar SD. http://sumut24.com - Semangkin kaburnya pedoman moral baik dan buruk.

Kasus contek masal yang terjadi di SD Negeri Gadel. Pada Ujian Nasional (UN), yang sering terjadi kecurangan diberbagai daerah, seperti contoh kasus contek massal di SD Negeri Gadel II/557 yang mengakibatkan memicu konflik horizontal antar warga yang mengakibatkan siswa tidak lulus UN. http://news.okezone.com

- Tidak merasa bersalah ketika mencuri. - Tidak merasa malu ketika berbohong. - Menurunya etos kerja.

Menurunya kemauan bersekolah bagi siswa, sekaligus menurunya etos kerja siswa. Setiap hari, puluhan pelajar di Kota Pematangsiantar bolos dan kumpul-kumpul di kompleks Rumah Sakit dr Djasamen Saragih. Hal itu bukti bahwa pendidikan di Siantar sudah tidak menentu. Hal itu disampaikan Ketua Komnas Anak Arist Merdeka Sirait, kepada METRO, Senin (27/2). http://www.metrosiantar.com

- Guru malas mengajar

Beberapa siswa bahkan mengaku sudah berada di sekolah sejak pukul 06.30 WITA. Namun, hingga siang hari para guru tak kunjung datang, maka para siswa memilih untuk bermain di luar kelas. Kondisi ini terjadi karena menurut warga sekitar dan para orangtua murid, sudah sepekan belakangan ini, kepala sekolah dan para guru sekolah tersebut tidak hadir mengajar. “Kalau keadaan guru seperti itu, tentu saja siswa yang jadi


(19)

4

korban", ujar Rahman, salah seorang warga yang menyekolahkan anaknya di SD Negeri 039. http://regional.kompas.com

- Semangkin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru. Kasus rasa kurang hormat sama orang tua.

Pasangan suami isteri (Bangga Hutapea (58) dan Marsaulina Simanjuntak (55) warga Dusun VIII, Desa Rawasari, Kecamatan Aek Kuasan, Kabupaten Asahan) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya. Diduga keduanya menjadi korban pembunuhan, karena ditubuh mereka penuh dengan luka bekas bacokan senjata tajam. Luka menganga terlihat di kepala dan kaki keduanya. Saat itu polisi mencurigai putra kedua korban, (Nelson Hutapea (27)), sebagai pelaku pembunuhan. Nelson pun ditangkap petugas Kepolisian Resor Kota (Polresta) Pematangsiantar beberapa jam setelah penemuan jenazah orang tuanya. Dia disergap polisi dikawasan pusat perbelanjaan Ramayana, Jalan Sutomo, Kota Pematang Siantar. http://www.waspada.co.id

- Rendahnya rasa tanggung jawab individu terhadap kebersihan sekitarnya Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan: “laporan sementara hingga Senin (24/12) pukul 11.00 WIB tercatat 2.425 rumah dengan 7.307 jiwa terendam banjir, akibat pembuangan sampah sembarangan sehingga menjadi bertumpuk di saluran pembuangan air (parit). http://www.bisnis.com

- Membudidayanya ketidak jujuran.

Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat, kerugian negara akibat kasus korupsi pada semester pertama tahun 2012 mencapai Rp1,22 triliun dari 285 kasus dengan total pelaku 597 orang. Dari sisi modus korupsi, didominasi penggelapan sebanyak 92 kasus, penggelembungan dana (markup) 83 kasus, penyalahgunaan wewenang 20 kasus, kegiatan / proyek fiktif 19 kasus, penyalahgunaan anggaran 18 kasus, penyuapan 15 kasus, laporan fiktif 13 kasus, pungutan liar 10 kasus, pemotongan anggaran 8 kasus, gratifikasi 2 kasus, dan lain-lain sebanyak 5 kasus. http://nasional.sindonews.com

- Adanya rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.

Pada hari Minggu tanggal 28 Oktober 2012 pukul 09.30 WIB di Desa Sidorejo Kecamatan Sidomulyo kabupaten Lampung Selatan, telah terjadi bentrokan antara warga Suku Lampung dan warga Suku Bali. Sebagai akibat dari adanya saling curiga, saling cemburu dan rasa kebencian yang tidak beralasan. Hal–hal tersebut telah menicu benterokan antara suku yang mengakibatkan kerugian terhadap masyarakat berupa, luka ringa, luka berat, serta kematian dan bahkan kehilangan harta benda. http://www.lintasberita.web.


(20)

5

Akibat dari perbuatan tersebut bukan lagi hal yang diaggap biasa melainkan perbuatan tersebut menimbulkan persoalan yang cukup serius karena bisa dianggap suatu persoalan tindakan kriminal.

Kondisi kerisis moral ini menandakan bahwa pelajaran ajaran agama, tata kerama, adat istiadat dan pelajaran yang didapat dibagku sekolah, yang menunjang terhadap sikap moral yang tinggi tidak terlihat terhadap perlakuan moral yang sesuai dengan sikap moral bangsa Indonesia dalam kehidupan masarakat Indonesia, tidak terkecuali di daerah Kota Medan (Sumatera Utara). Bahkan yang terlihat begitu banyaknya manusia Indonesia yang tidak konsisten, lain yang dibicarakan dan lain pula perbuatanya. Banyak orang berpandangan bahwa kondisi demikian juga berawal dari apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Masyarakat secara tidak langsung menyalahkan para pendidik dari tingkat dasar sampai keperguruan tinggi, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas keterpurukan bangsa ini dalam pola pikir dan tingkah lakunya yang tidak sesuai dengan tuntutan warga di Indonesia, yang seharusnya berbudaya dan memiliki moral. Tudingan warga masyarakat terhadap para pendidik tidak seluruhnya benar, tetapi pendidikan serba ganda terdepan dalam membentuk moral. Para pendidik berperan besar atas “kegagalan” membangun manusia yang berbudi luhur, cerdas, humanis, dan religius. Harus diakui bahwa tidak semua pendidik gagal dalam menjalankan tugas mulianya, tetapi cukup banyak pendidik yang kurang profesional sehingga tidak oktimal dalam memberikan pelayanan pendidikan.

Hal ini dapat kita lihat bahwa sebenarnya di Indonesia pendidikan moral sudah dimasukan dalam kurikulum, melalui mata pelajaran khusus seperti (PPKn),


(21)

6

pelajaran agama, pelajaran Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) dan pendidikan agama pada masa lalu merupakan dua jenis mata pelajaran tata nilai. Ternyata tidak berhasil menanamkan sejumlah nilai moral dan humanisme ke dalam pusat kesadaran siswa. Dari hasil penelitian Afiah dalam Zubaedi (2011:3) menjelaskan bahwa: “materi yang diajarkan oleh pendidikan agama termasuk di dalamya bahan ajar aklak, cenderung terfokus pada pengayaan pengetahuan (kognitif), sedangkan pembentukan sikap (afektif), dan pembiasaan (psikomotorik) sangat minim”. Pembelajaran pendidikan agama lebih didominasi oleh transper ilmu pengetahuan agama dan lebih banyak bersifat hafalan tekstual, sehingga kurang menyentuh aspek sosial, ajaran hidup beragama dan toleransi dalam bermasyarakat dan berbangsa.

Dewasa ini sudah ada gerakan untuk membentuk moral siswa dan diselenggarakan dengan program pendidikan karakter. Hal ini dikuatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3 yang menyebutkan: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradapan bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa”. Dalam UU ini secara jelas ada kata karakter yang harus dipedomani sebagai warga masyarakat terutama dalam bidang pendidikan. Dalam UU ini ada penjelasan karakter. Ungkapan “karakter” misalnya “character building” mengandung multitafsir, sebab ketika ungkapan diucapkan Bung Karno maksudnya adalah watak bangsa harus dibangun, tetapi ketika diucapkan oleh Ki Hajar Dewantara, ungkapan itu bermakna pendidikan watak untuk para siswa, yang meliputi “cipta, “ rasa dan “karsa. Maka yang


(22)

7

dimaksud dengan ungkapan “character” adalah “pendidikan watak” ataupun “ character building”.

Pada Hari Peringatan Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2010 Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) menetapkan tema “Pendidikan Karakter Untuk Membangun Peradapan Bangsa”. Setelah itu Jajaran Kementerian Pendidikan Nasional mensosialisasikan Pendidikan Karakter dilaksanakan dijenjang pendidikan baik ditingkat TK, SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi.

Mengenai penelitian pendidikan karakter juga sudah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi diantaranya Universitas Otago, di Dunedin New Zeland, yaitu penelitian dilakukan pada 1000 anak yang diteliti selama 23 tahun dimulai pada tahun 1972. Penelitian dilakuakan pada anak usia 3 tahun, 21 tahun dan umur 26 tahun. Hasil penelitian menyatakan bahwa:

anak anak yang berusia 3 tahun telah diagnosa sebagai uncontrollable toddlers” (anak yang sulit diatur, pemarah, dan pembangkang), ternyata ketika umur 18 tahun mereka menjadi, remaja yang bermasalah, agresif, dan memiliki masalah dalam pergaulan. Ketika pada usia 21 tahun mereka sulit membina hubungaan sosial dengan orang lain, bahkan ada yang terlibat dalam tindak kriminal. Begitu juga sebaliknya anak-anak usia 3 tahun yang sehat jiwanya “well-adjusted toddlers” ternyata setelah dewasa menjadi orang yang berhasil jiwanya”. Http://www.ourcivilision.com Di beberapa negara di Asia pendidikan moral beragam. Paul Suparno (2002:32) merangkum praktik pendidikan moral disejumlah negara sebagai berikut:

“Korea dan cina pendidikan nilai diajarkan sebagai pelajaran tersendiri dengan rata rata 2 jam / minggu.

Jepang pendidikan moral diajarkan sebagai pelajaran tersendiri dengan 1 jam / minggu selama 3 tahun dan juga lewat pelajaran terkait.

USA beberapa tahun yang lalu pendidikan nilai moral tidak diajarkan di sekolah negeri, tetapi sejak tahun 1992 ada gerakan baru yang mengiginkan pendidikan nilai dan moral diajarkan kembali di sekolah negeri”.


(23)

8

Dari hasil penelitian, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian pendidikan karakter yang dilaksanakan di Kota Medan tentang pelaksanaan pendidikan karakter dijenjang Sekolah Dasar.

Berdasarkan surpey yang dilaksanakan peneliti di Kota Medan bahwa sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan yang terletak di JL. Budi Pembangunan I, Pulau Brayan Kecamatan Medan Barat, bahwa SD Swasta Pertiwi Kota Medan merupakan suatu sekolah yang turut berpartisipasi melaksnakan program pendidikan karakter, seperti melaksanakan perbuatan baik yang dilaksanakan dengan: (1) Pembiasaan lingkungan bersih; (2) Disiplin terhadap peraturan yang ada di sekolah; (3) Taat kepada ajaran agama dengan melaksanakan sholat zuhur bersama; (4) Berdo sebelum dan sesudah belajar; (5) Megucapkan salam apabila berjumpa dengan ibu / bapak guru dan teman; (6) Bersalaman ketika datang ke sekolah dan ketika pulang sekolah; (7) Pembuatan buku agama; (8) Bersedekah jumat (jumat dermawan).

Sekolah juga menerapkan multiple Intellegences System (MIS) yaitu sekolah menerapkan 30 menit melaksanakan pendidikan karakter. Sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan banyak memliki prestasi. Sehingga SD Pertiwi Menjadi SD favorit di Kota Medan. Sekolah merancang program pendidikan karakter yang dapat membentuk moral siswa seperti kegitan ektrakurikuler adapun kegiatan ektrakurikuler, yang dilaksanakan seperti pramuka, dokter kecil, menggambar, melaksnakan ketaatan beribadah dengan melaksnakan sholat berjamaah, sholat zuhur bagi siswa yang masuk pagi dan sholat asar bagi siswa yang masuk siang, serta dalam kedisiplinan beribadah sekolah menyiapkan buku ibadah yang dipantau oleh guru dan orang tua.


(24)

9

Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang timbul maka implementasi terhadap pendidikan karakter perlu dilakukan. Implementasi ini bertujuan untuk melihat sejauh mana program implementasi pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merencanakan sebuah penelitian tentang: “Implementasi Pendidikan Karakter Sebagai Wahana Sistemik Untuk Pembentukan Moral Siswa (Studi Kasus Terhadap Partisipasi Warga Sekolah Di SD Swasta Pertiwi Kota Medan”.

1.2 Fokus Penelitian

Pendidikan karakter di sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan sudah dilaksanakan memalui program kurikulum, itu berarti pendidikan karakter mutlak sudah berjalan sesui dengan program pendidikan karakter yang sudah ditetapkan dalam kurikulum. Selain itu penedidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan juga sudah melibatkan orang tua dan wali murit untuk berpartisipasi turut memantau pelaksanaan pendidikan karakter itu, dengan demikian diharapkan pendidikaan karakter yang sudah berjadwal tetap itu akan terlaksana sesuai dengan makna dan tujuan peningkatan sikap dan tingkah laku serta moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

1.3 Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dan fokus penelitian yang telah dikemukakan diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :


(25)

10

1. Bagaimana program p e r e n c a n a a n pendidikan karakter yang di

implementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD

Swasta Pertiwi Kota Medan?

2. Bagaimana program p e l a k s a n a a n pendidikan karakter yang di

implementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral sisiwa di SD

Swasta Pertiwi Kota Medan?

3. Bagaimana program e v a l u a s i pendidikan karakter yang di implementasikan

sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral sisiwa di SD Swasta Pertiwi Kota

Medan?

4. Bagaimana p a r t i s i p a s i warga sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan?

1.4 Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang kongrit tentang implementasi pendidikan karakter pada SD Swasta Pertiwi Kota Medan. Tujuan penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Mendiskripsikan dan mengetahui secara mendalam program perencanaan pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan.,

2. Mendiskripsikan dan mengetahui secara mendalam proses pelaksanaan pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan

3. Mendiskripsikan dan mengetahui secara mendalam evaluasi pendidikan karakter yang diimplementasikan sebagai wahana sistemik dalam pembentukan moral siswa di SD Swasta Pertiwi Kota Medan.


(26)

11

4. Mendeskripsikan partisipasi warga sekolah dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

1.5 Manfaat

Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoritis dan praktis untuk: a. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam rangka pengembangan implementasi pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan. Di samping itu, akan memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pendidikan dan ilmu administrasi pendidikan.

b. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat pendidikan sebagai berikut:

1. Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk membenahi kualitas penyelenggaraan pendidikan melalui implementasi pendidikan karakter.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholders (dinas pendidikan, pihak sekolah, dan masyarakat) untuk meningkatkan hubungan kerjasama antar sekolah dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan karakter di sekolah.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak pengelola pendidikan Kota Medan untuk mengoktimalkan sosialisasi implementasi pendidikan karakter untuk meningkatkan kualitas pelayanan penyelenggaraan pendidikan di sekolah.


(27)

111

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepala sekolah dan guru sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dilihat dari hasil angket, wawancara observasi dan dokumentasi oleh karena itu sepantasnya bila kepala sekolah, para guru memahami betul apa yang dikerjakanya terhadap pendidikan karakter yang ada di sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

2. Kepala sekolah, guru dan pegawai berkolaborasi dalam perencanaan implementasi pendidikan karakter di sekolah setiap unsur yang ada di sekolah itu punya kewajiban dan toleransi yang tinggi dalam bekerja sama dan saling bahu -membahu dalam mensukseskan pendidikan karakter di sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

3. Setiap warga sekolah ikut berpartisipasi aktif dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter di sekolah adalah sangat pantas bila setiap unsur warga di sekolah untuk ikut perpartisipasi aktif setiap saat di lingkungan sekolah untuk mengawasi dan mengontrol tentang pelaksanaan pendidikan katakter disamping mereka juga harus memberikan contoh teladan dalam kehidupan keseharian dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.


(28)

112

4. Implementasi pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan dalam skala miko sudah kelihatan, yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan belajar mengajar, penciptaan budaya sekolah yang positif, integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengkondisian lingkungan sekolah yang mendukung tercapainya implementasi pendidikan karakter dimana sebagai hasil dari pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan secara umum dapat dikatakan terlaksana dan berasilnya pendidikan karakter pada sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan, baik dalam lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah terlihat sikap dan tingkah laku siswa sudah memiliki sikap moral yang menggembirakan.

5.2 Saran

1. Dihapkan kepada yayasan yang sudah membina mengembangkan dan mengawasi serta mengelola sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan dihapkan tetap memberikan perharian pengayoman dan pembinaan sehingga diharapkan sekolah SD Pertiwi Kota Medan ini akan dapat maju terus.

2. Perlu adanya pelatihan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam merancang pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Sehingga guru tidak kesulitan merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran berbasis karakter.


(29)

111

DAFTAR PUSTAKA

Aunillah, 2011. Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta CV. Laksana

Aqib Zainal. 2011. Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa.Bandung: CV. Yrama

Ana. 2012. Geng Motor. (online) vol.3. No.1(http://www.suaramerdeka.com diakses hari 9 Agustus 2012)

Bugin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bernes.2010. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa.

http:wartapedia.com.(online) diakses 8 Agustus 2012

Candera. 2012. Komisi Nasional Perlindungan Anak. (online). Vol.2. no.2 diakses hari 9 Agustus 2012. (http://megapolitan.kompas.com diakses hari 9 November 2012

Darmadi Hamit. 2009. Dasar-Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Biro Hukum Dan Organisasi Depdiknas

Depdiknas. 2010. Buku Induk Pembagunan Karakter. http://wartapedia.com diakses 10 Mei 2012

Dewi. Pembuhan. http://www.waspada.co.id diakses hari 9 Agustus 2012 Dedi. 2012. Perkelahian Antar Suku Lampung dan Suku Bali. (online) http://www.lintasberita.web. diakses hari 9 Agustus 2012

Efendi Syahrial. 2011. Analis Penerapan CTL (Contektual Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran Menulis di SMP Negeri 3 Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.Medan: Unimed


(30)

112

Musjoko. 2011. Impelementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SD Negeri Subulussalam. Medan Unimed

Jumadi. 2007. Kemampuan Majerial Kepala Sekolah Dala Meningkatkan Mutu Lulusan Di Sma I Sicanggang Kabupaten Langkat. Medan: Unimed

Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Mo-dern. Jakarta: PT Grsindoc

Kunandar. 2008. Guru Propesional Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta.PT Raja Grafindo

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya

Moleong, Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mansnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional.Jakarta:Bumi Aksara

Muklis Masyur. 2010. Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Mariadi. 2012. Seks Bebas Dikalangan Remaja. Jurnal. (online). Jilit 5. No.3 http://sumut24.com diakses hari 9 Agustus 2012

Nurmal. 2012. Kerugian Negara Rp. 1,22 Triliyun. (online) http://nasional.sindonews.com diakses hari 9 Agustus 2012

Marsono. 2012. Guru malas Mengajar. http://regional.kompas.com diakses hari 9 Agustus 2012 Nurmal. 2012.

Nilawati. 2005. Penelitian. Pendidikan Moral. (online) Vol 6 No.2,5. Http://www.ourcivilision.com, diakses 8 November 2012

Nugroho Purwo Sutopo. 2012. Banjir Jakarta 2.425 rumah terkena Banjir. (online) http://www.bisnis.com diakses hari 9 Agustus 2012

Putton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Oleh Drs.Budi Puspo Priyadi, Mum).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramli. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta. http://wartapedia.com. Diakses 12 Desember 2011


(31)

113

Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif & kualitatif. Jokjakarta:Graha Ilmu

Tim Pascasarjana Unimd. 2010. Pedoman Administrasi Dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan: Universitas Negeri Medan

Satori, Djam’an dan Komariah,Aan.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Solihatin, Etin. 2009. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara

Sandi. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta

http://news.okezone.com. Diakses 6 Agustus 2012

Susi. 2011. Kecurangan Ujian Nasional Di SD Negeri Gadel. http://www.metrosiantar.com diakses hari 9 Agustus 2012

Trianto. 2010. Metode Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Theresia. 2004. Jurnal:Paradikma Kualitatif. Jakarta

User, Usman. 2009. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Remaja Rosda Karya Uma Sekaran. 1984. Research Methods For Business, Southern Illinois University at

Carbondale.

Wahab. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn).Jakarta:Universitas Terbuka.

Winkel . 2005. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia

Wilmar. 2012. 559 Pelajar Terjerat Pidana. (online). http:// news.okezone.com). diakses hari 9 Agustus 2012

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Prilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV Yrama Widya


(32)

114 Catatan:

Sumber Informasi di Sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan Tim Yayasan SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Kepala Sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan Guru- Guru SD SwastaPertiwi Kota Medan Siswa- Siswa SD Swasta Pertiwi Kota Medan Pegawai SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Penjaga Keamana SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Pegawai Taman & Kebersihan SD Swasta Pertiwi Kota Medan Orang Tua siswa SD Swasta Pertiwi Kota Medan


(1)

111

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan data dan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepala sekolah dan guru sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tentang implementasi pendidikan karakter di sekolah dilihat dari hasil angket, wawancara observasi dan dokumentasi oleh karena itu sepantasnya bila kepala sekolah, para guru memahami betul apa yang dikerjakanya terhadap pendidikan karakter yang ada di sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

2. Kepala sekolah, guru dan pegawai berkolaborasi dalam perencanaan

implementasi pendidikan karakter di sekolah setiap unsur yang ada di sekolah itu punya kewajiban dan toleransi yang tinggi dalam bekerja sama dan saling bahu -membahu dalam mensukseskan pendidikan karakter di sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan.

3. Setiap warga sekolah ikut berpartisipasi aktif dalam melaksanakan implementasi pendidikan karakter di sekolah adalah sangat pantas bila setiap unsur warga di sekolah untuk ikut perpartisipasi aktif setiap saat di lingkungan sekolah untuk mengawasi dan mengontrol tentang pelaksanaan pendidikan katakter disamping mereka juga harus memberikan contoh teladan dalam kehidupan keseharian dilingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.


(2)

112

4. Implementasi pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan dalam skala miko sudah kelihatan, yaitu integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan belajar mengajar, penciptaan budaya sekolah yang positif, integrasi nilai-nilai karakter dalam kegiatan ekstrakurikuler dan pengkondisian lingkungan sekolah yang mendukung tercapainya implementasi pendidikan karakter dimana sebagai hasil dari pendidikan karakter di SD Swasta Pertiwi Kota Medan secara umum dapat dikatakan terlaksana dan berasilnya pendidikan karakter pada sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan, baik dalam lingkungan sekolah dan lingkungan luar sekolah terlihat sikap dan tingkah laku siswa sudah memiliki sikap moral yang menggembirakan.

5.2 Saran

1. Dihapkan kepada yayasan yang sudah membina mengembangkan dan

mengawasi serta mengelola sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan dihapkan tetap memberikan perharian pengayoman dan pembinaan sehingga diharapkan sekolah SD Pertiwi Kota Medan ini akan dapat maju terus.

2. Perlu adanya pelatihan untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya

dalam merancang pembelajaran yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Sehingga guru tidak kesulitan merancang pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran berbasis karakter.


(3)

111

DAFTAR PUSTAKA

Aunillah, 2011. Panduan Penerapan Pendidikan Karakter Di Sekolah. Jogjakarta CV. Laksana

Aqib Zainal. 2011. Pendidikan Karakter: Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa.Bandung: CV. Yrama

Ana. 2012. Geng Motor. (online) vol.3. No.1(http://www.suaramerdeka.com diakses hari 9 Agustus 2012)

Bugin, Burhan. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada Bernes.2010. Buku Induk Kebijakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa.

http:wartapedia.com.(online) diakses 8 Agustus 2012

Candera. 2012. Komisi Nasional Perlindungan Anak. (online). Vol.2. no.2 diakses hari 9 Agustus 2012. (http://megapolitan.kompas.com diakses hari 9 November 2012

Darmadi Hamit. 2009. Dasar-Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Biro Hukum Dan Organisasi Depdiknas

Depdiknas. 2010. Buku Induk Pembagunan Karakter. http://wartapedia.com diakses 10 Mei 2012

Dewi. Pembuhan. http://www.waspada.co.id diakses hari 9 Agustus 2012 Dedi. 2012. Perkelahian Antar Suku Lampung dan Suku Bali. (online)

http://www.lintasberita.web. diakses hari 9 Agustus 2012

Efendi Syahrial. 2011. Analis Penerapan CTL (Contektual Teaching and Learning) Dalam Pembelajaran Menulis di SMP Negeri 3 Bilah Hulu Kabupaten Labuhan Batu.Medan: Unimed


(4)

112

Musjoko. 2011. Impelementasi kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) di SD Negeri Subulussalam. Medan Unimed

Jumadi. 2007. Kemampuan Majerial Kepala Sekolah Dala Meningkatkan Mutu Lulusan Di Sma I Sicanggang Kabupaten Langkat. Medan: Unimed

Koesoema. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Mo-dern. Jakarta: PT Grsindoc

Kunandar. 2008. Guru Propesional Impelementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta.PT Raja Grafindo

Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya

Moleong, Lexy, J. 2006. Metodologi Penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mansnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan Krisis

Multidimensional.Jakarta:Bumi Aksara

Muklis Masyur. 2010. Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Mariadi. 2012. Seks Bebas Dikalangan Remaja. Jurnal. (online). Jilit 5. No.3 http://sumut24.com diakses hari 9 Agustus 2012

Nurmal. 2012. Kerugian Negara Rp. 1,22 Triliyun. (online) http://nasional.sindonews.com diakses hari 9 Agustus 2012

Marsono. 2012. Guru malas Mengajar. http://regional.kompas.com diakses hari 9 Agustus 2012 Nurmal. 2012.

Nilawati. 2005. Penelitian. Pendidikan Moral. (online) Vol 6 No.2,5. Http://www.ourcivilision.com, diakses 8 November 2012

Nugroho Purwo Sutopo. 2012. Banjir Jakarta 2.425 rumah terkena Banjir. (online) http://www.bisnis.com diakses hari 9 Agustus 2012

Putton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. (Terjemahan Oleh Drs.Budi Puspo Priyadi, Mum).Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramli. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta. http://wartapedia.com. Diakses 12 Desember 2011


(5)

113

Sarwono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif & kualitatif. Jokjakarta:Graha Ilmu

Tim Pascasarjana Unimd. 2010. Pedoman Administrasi Dan Penulisan Tesis & Disertasi. Medan: Universitas Negeri Medan

Satori, Djam’an dan Komariah,Aan.2009. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Solihatin, Etin. 2009. Cooperatif Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.

Jakarta: Bumi Aksara

Sandi. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta

http://news.okezone.com. Diakses 6 Agustus 2012

Susi. 2011. Kecurangan Ujian Nasional Di SD Negeri Gadel.

http://www.metrosiantar.com diakses hari 9 Agustus 2012 Trianto. 2010. Metode Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Theresia. 2004. Jurnal:Paradikma Kualitatif. Jakarta

User, Usman. 2009. Menjadi Guru Propesional. Bandung: Remaja Rosda Karya Uma Sekaran. 1984. Research Methods For Business, Southern Illinois University at

Carbondale.

Wahab. 2007. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(PPKn).Jakarta:Universitas Terbuka.

Winkel . 2005. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta. Gramedia

Wilmar. 2012. 559 Pelajar Terjerat Pidana. (online). http:// news.okezone.com). diakses hari 9 Agustus 2012

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

Zainal. 2011. Pendidikan Karakter Membangun Prilaku Positif Anak Bangsa. Bandung: CV Yrama Widya


(6)

114 Catatan:

Sumber Informasi di Sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan Tim Yayasan SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Kepala Sekolah SD Swasta Pertiwi Kota Medan Guru- Guru SD SwastaPertiwi Kota Medan Siswa- Siswa SD Swasta Pertiwi Kota Medan Pegawai SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Penjaga Keamana SD Swasta Pertiwi Kota Medan

Pegawai Taman & Kebersihan SD Swasta Pertiwi Kota Medan Orang Tua siswa SD Swasta Pertiwi Kota Medan