PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta Tahun Ajaran 2012/2

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar
Sarjana S-1 Program Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh:
WULAN NINGSIH
A 210 090 067

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1


ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
KELAS VII F SMP AL-ISLAM 1 SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2012/2013

Wulan Ningsih, A 210 090 067, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
2013,10 Halaman

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa melalui
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada
mata pelajaran Ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta. Jenis penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran ekonomi
dan siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Teknik
pengumpulan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data keaktifan siswa pada kondisi
awal sebelum dilaksanakan tindakan sebesar 21,56%. Sedangkan dari hasil
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) pada
siklus I prosentase keaktifan siswa meningkat sebesar 50,97%, siklus II
mengalami peningkatan dengan prosentase sebesar 80,40%.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan
keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1
Surakarta tahun ajaran 2012/2013.
Kata kunci: model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, keaktifan
siswa

1

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hal yang terpenting, ini berarti setiap manusia
berhak mendapatkan pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia yang
berkualitas. Keberhasilan dalam peningkatan mutu pendidikan tidak lepas dari
proses pembelajaran yang dilaksanakan. Menurut Undang-undang No. 20 Tahun

2003 pasal 3 menyatakan bahwa,“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.
Proses pembelajaran di kelas umumnya ditentukan oleh peranan guru dan
siswa sebagai individu yang terlibat langsung didalam proses tersebut.
Kemampuan dan kesiapan guru dalam mengajar memegang peranan penting bagi
keberhasilan proses pembelajaran. Saat ini guru dituntut untuk membuat suasana
pembelajaran yang lebih aktif sehingga menjadikan siswa bukan hanya mengerti
namun juga paham akan apa yang mereka terima. Kenyataan yang ada masih
banyak guru yang menggunakan metode ceramah untuk menyampaikan materi
pelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui observasi menunjukkan
bahwa tingkat keaktifan siswa dalam pembelajaran ekonomi masih kurang yaitu
sebesar 21,56% dari 34 siswa.Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang
menduduki peran penting dalam dunia pendidikan. Namun, ekonomi sering
dianggap oleh siswa sebagai mata pelajaran yang membosankan dan tidak
menarik karena terlalu banyak menghafal materi. Hal ini dikarenakan
penyampaian materi pelajaran yang kurang menyenangkan.

Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran ekonomi sangatlah
penting. Surtikanti dan Joko Santoso (2008:63) mengungkapkan bahwa “Belajar
aktif merupakan suatu pendekatan dalam pengelolaan sistem pembelajaran
melalui cara belajar yang aktif menuju kearah belajar mandiri”. Sedangkan
menurut Mulyasa (2006:191) pembelajaran aktif adalah "Merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas peserta didik dalam

2

mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai
pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya”.
Pembelajaran aktif tidak selamanya dapat berjalan mulus, adakalanya proses
pembelajaran itu mengalami suatu kendala sehingga menyebabkan tujuan yang
telah direncanakan sebelumnya tidak tercapai dengan baik. Adapun menurut
Warsono dan Hariyanto (2012:11), mengemukakan beberapa kendala dalam
pelaksanaan pembelajaran aktif, diantaranya: (1) guru tidak mampu mengajarkan
seluruh informasi dengan strategi pembelajaran aktif karena keterbatasan waktu
yang disediakan oleh kurikulum, (2) pelaksanaan strategi pembelajaran aktif
memerlukan persiapan kelas yang memakan waktu dan tenaga, (3) jumlah siswa

dalam kelas yang umumnya besar menyulitkan pembelajaran aktif, (4) umumnya
guru beranggapan bahwa dengan berceramah didepan kelas saja sudah cukup
untuk siswanya, dan (5) ada sejumlah siswa yang tidak terbiasa dengan
pendekatan yang tidak berbasis guru.
Dalam rangka melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran,
sebaiknya guru menggunakan metode pembelajaran yang lebih menarik sehingga
siswa terpacu untuk mempelajari materi yang telah diajarkan. Salah satu metode
yang dapat digunakan guru agar proses pembelajaran mampu melibatkan siswa
mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi adalah metode Group
Investigation (GI). Group Investigation merupakan model pembelajaran
kooperatif yang sangat kompleks dan paling sulit diterapkan. Menurut Suprijono
(2012:93), “Pembelajaran dengan metodegroup investigation dimulai dengan
pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta peserta didik memilih topik-topik
tertentu dengan permasalahan-permasalahan yang dapat dikembangkan dari topiktopik itu. Sesudah topik beserta permasalahanya disepakati, peserta didik beserta
guru menentukan metode penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan
masalah”.Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan
siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
(GI) pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun
ajaran 2012/2013.


3

METODE PENELITIAN
Menurut Sugiyono (2008:2) “Metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.Tempat
penelitian ini adalah SMP Al-Islam 1 Surakarta. Adapun tahap-tahap pelaksanaan
kegiatan sejak persiapan sampai penulisan laporan penelitian secara keseluruhan
dilakukan selama kurang lebih lima bulan, yaitu sejak bulan Desember tahun 2012
sampai dengan bulan April 2013. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) dengan jenis data berupa data kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
siswa dan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta
tahun ajaran 2012/2013. Siswa yang dijadikan subjekpenelitian adalah siswa kelas
VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta yang berjumlah 34 siswa berperan sebagai
penerima tindakan. Sedangkan guru mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP AlIslam 1 Surakarta sebagai subjek yang membantu dalam observasi tindakan.
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana masing-masing
siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; (3)
observasi; dan (4) refleksi. Didalam pelaksanaan tindakan, satu siklus terdiri dari
dua kali pertemuan. Kemudian peneliti melakukan uji validitas data dengan cara
melakukan kroscek (pengecekan ulang) untuk mengetahui kevalidan data yang
telah diperoleh. Kroscek (pengecekan ulang) ini dilakukan antara peneliti

sekaligus observer, guru mata pelajaran ekonomi sebagai kolaborator dan siswa.
Peneliti melakukan kroscek (pengecekan ulang) melalui data yang diperoleh dari
instrumen penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. Apabila hasil yang
diperoleh sama maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh adalah valid.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara,
observasi dan dokumentasi. Peneliti melakukan wawancara kepada siswa kelas
VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta dan guru mata pelajaran Ekonomi pada saat
sebelum tindakan dan setelah tindakan. Kemudian pada saat proses pembelajaran,
peneliti dan guru mata pelajaran Ekonomi melakukan observasi yaitu mengamati
tindak belajar yang dilakukan oleh siswa maupun tindak mengajar yang dilakukan
oleh peneliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa foto.

4

Pada penelitian ini diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation keaktifan siswa pada mata pelajaran ekonomi
kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkat
minimal 70% dari 34 siswa.Uji validitas data dalam penelitian digunakan untuk
menguji keabsahan data, sehingga data tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan
dapat dijadikan sebagai dasar yang kuat untuk menarik simpulan. Pada penelitian

tindakan kelas ini, uji validitas yang digunakan adalah triangulasi teknik. Menurut
Sugiyono (2010:372) “Triangulasi teknik merupakan metode yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda”. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis interaktif, dengan
cara : (1) pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data di lokasi penelitian
dengan melakukan wawancara, observasi dan dokumentasi, (2) reduksi data, yaitu
sebagai proses pemilihan, pemfokusan, pegabstrakan, transformasi data kasar
yang ada dilapangan kemudian diteruskan pada waktu pengumpulan data, reduksi
data dimulai sejak peneliti mulai memfokuskan wilayah penelitian, (3) penyajian
data, yaitu sekumpulan informasi yang memungkinkan penelitian dilakukan.
Penyajian data berupa sekumpulan informasi yang telah disusun dan diringkas
untuk mempermudah dalam pemahaman yang kemungkinan memberikan
kesimpulan, (4) penarikan kesimpulan, yaitu dalam pengumpulan data, peneliti
harus mengerti dan tanggap terhadap sesuatu yang diteliti langsung di lapangan.
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cara bertahap dari kesimpulan sementara
kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi dengan mitra kolaborasi
yaitu guru mata pelajaran Ekonomi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SMP Al-Islam 1 Surakarta yang beralamat di Jl. Mr. Muh Yamin 125 dan Jl.

Ponconoko 37, Kelurahan Tipes, Kecamatan Serengan, Kotamadia Surakarta yang
statusnya

adalah Yayasan Perguruan Al-Islam

yang beralamat di Jl.

Honggowongso 94. SMP Al-Islam saat ini terakreditasi “A”. Pembahasan
didasarkan pada hasil observasi dan refleksi setiap siklusnya. Pada penelitian ini
perilaku siswa yang diobservasi adalah keaktifan bertanya, keaktifan menjawab

5

pertanyaan, kemampuan siswa mengemukakan pendapat, kerjasama dalam
kelompok, mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, dan perhatian
terhadap penjelasan guru. Dengan demikian hasil penelitian dengan indikator
pencapaian keaktifan siswa sebesar 70% dari 34 siswa dapat dibuktikan
kebenarannya karena dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI) pada mata pelajaran ekonomi kelas VII F SMP Al-Islam
1 Surakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar

80,40% dari 34 siswa.
Berikut adalah pembahasan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pada Pra Siklus menunjukkan keaktifan siswa masih rendah, yaitu sebesar 21,56%
dari 34 siswa. Pada proses pembelajaran, siswa cenderung pasif. Hal ini
dikarenakan cara penyampaian materi ekonomi kurang menarik, yaitu dengan
menggunakan

metode

ceramah

sehingga

siswa

mudah

merasa

bosan.


Pembelajaran menggunakan metode ceramah juga menyebabkan proses
pembelajaran berjalan satu arah karena hanya berpusat pada guru, ini berarti guru
sebagai pemberi materi sedangkan siswa hanya sebagai pendengar atau penerima
materi saja.
Pada siklus I keaktifan siswa sudah mulai mengalami peningkatan yaitu
sebesar 50,97% dari 34 siswa, tetapi belum mencapai target yang telah ditetapkan
peneliti sebelumnya yaitu 70% dari 34 siswa. Hal ini terbukti siswa masih merasa
takut untuk bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat. Dalam
hal kerjasama masih ada siswa yang mengerjakan secara individu atau bahkan
tidak mengerjakan sama sekali pada saat dilaksanakannya diskusi. Selain itu,
siswa masih berbicara sendiri dengan teman dekatnya ketika siswa lain sedang
mengemukakan pendapatnya dan ketika guru menyampaikan materi pelajaran.
Kekurangan pada siklus I adalah siswa masih gaduh saat diskusi kelompok,
guru kurang memperhatikan alokasi waktu yang telah ditetapkan, siswa tidak
memperhatikan guru saat menjelaskan materi dan siswa lain yang sedang
mengemukakan pendapatnya, keaktifan siswa belum mencapai terget yang
diharapkan, siswa belum percaya diri ketika menyampaikan pendapat dan masih
takut salah ketika menjawab pertanyaan.

6

Siklus II keaktifan siswa sudah mencapai indikator yang ditetapkan peneliti,
serta kondisi kelas sudah tidak gaduh lagi ketika pelaksanaan diskusi. Hal ini
dikarenakan peneliti melakukan pembenahan pelaksanaan tindakan pada saat
proses belajar mengajar.Pembenahan tersebut adalah dengan memberikan
motivasi kepada siswa dalam bentuk lisan yaitu pujian maupun skor tambahan.
Dengan begitu siswa akan lebih termotivasi untuk aktif, karena mereka akan
bersaing untuk mendapatkan poin sebanyak-banyaknya. Pada akhir siklus II
peneliti akan mengadakan tes evaluasi.Pada siklus II ini sudah tidak ada lagi
kekurangan-kekurangan seperti yang terjadi pada siklus I.
Dalam penelitian ini perilaku guru yang di observasi meliputi : kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan inti masih terbagi menjadi
tiga tahapan, yaitu : eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Sebelum diterapkannya
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, jumlah keaktifan siswa
hanya 21,56% dari 34 siswa. Kemudian peneliti menerapkan strategi
pembelajaran baru dalam proses pembelajaran yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hasil setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation jumlah keaktifan siswa
meningkat menjadi 50,97% dari 34 siswa. Akan tetapi hasil pada siklus I ini
belum mencapai indikator atau target yang telah ditentukan sebelumnya. Oleh
karena itu, peneliti mengadakan revisi lagi untuk mendapatkan hasil yang optimal,
dan pada siklus II meningkat menjadi 80,40% dari 34 siswa. Dapat dikatakan pada
siklus II ini sudah mencapai indikator atau target yang diingikan oleh peneliti.
Selain itu, keaktifan siswa kelas VII F SMP Al-Islam 1 Surakarta juga sudah
merata. Hal ini terlihat dari jumlah siswa yang aktif dari beberapa indikator yang
ditetapkan oleh peneliti. Siswa memiliki kemampuan berbeda-beda. Sebagai
contoh pada siklus II masih ada 3 siswa yang tidak memperhatikan guru ketika
menjelaskan materi, tetapi 3 siswa tersebut mampu mengungkapkan pendapat
ketika pelaksanaan diskusi dan mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
guru. Sebaliknya, siswa yang memperhatikan guru ketika menyampikan materi
belum tentu mereka berani mengemukakan pendapat ataupun menjawab

7

pertanyaan yang diberikan oleh guru. Jadi, disatu sisi siswa memiliki kelemahan
dan disatu sisi pula siswa memiliki kelebihan dalam proses pembelajaran.

KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan analisis data yang telah dilakukan dalam
penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut: model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) mampu melibatkan siswa sejak
perencanaan, baik dalam seleksi topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui
investigasi. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan baik dalam
berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Adapun langkahlangkah Group Investigation agar dalam pelaksanaan dapat berjalan lancar. Slavin
(2008:218) mengemukakan bahwa metode Group Investigation (GI) memiliki
enam tahapan yaitu:
a.

Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid kedalam kelompok.
Dalam kegiatan ini kelompok terdiri dari 5-6 anggota. Setiap siswa diberikan
kisi-kisi tentang materi yang akan dipelajari. Para siswa meneliti beberapa
sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
Tingkatan ini menekankan pada permasalahan, siswa meneliti, mengajukan
topik dan saran. Dalam hal ini peran guru adalah membatasi jumlah
kelompok serta membantu mengumpulkan informasi dan memudahkan
pengaturan.

b.

Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
Pada tahap ini anggota kelompok menentukan subtopik yang akan
diinvestigasi kemudian mencari sumber belajar yang akan dibahasnya. Setiap
siswa harus memberikan peranan dalam penelitian ini.

c.

Melaksanakan investigasi.
Setiap siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi, menganalisa, dan
mengevaluasi serta menarik kesimpulan. Setiap anggota kelompok saling
tukar menukar informasi dan mengumpulkan ide-ide tersebut untuk menjadi
suatu kesimpulan.

8

d.

Menyiapkan laporan akhir.
Pada tahap ini semua informasi dari anggota kelompok dijadikan sebuah
laporan dan merencanakan sebuah presentasi di depan kelas. Setiap kelompok
menunjuk salah satu anggota untuk mempresentasikan tentang laporan hasil
penyelidikannya.

e.

Mempresentasikan hasil akhir.
Setiap kelompok telah siap memberikan hasil akhir di depan kelas. wakil
yang telah ditunjuk harus menyampaikan hasil penyelidikan kelompok dalam
suatu presentasi yang menarik di depan kelas. Kelompok lain mengevaluasi
kejelasan dari laporan setiap kelompok dengan melakukan tanya jawab.

f.

Evaluasi.
Siswa memberikan tanggapan dari masing-masing topik sedangkan guru dan
siswa mengevaluasi proses pembelajaran sehingga semua siswa diharapkan
menguasai topik yang disajikan.
Sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

(GI) dari 34 siswa belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70% dari 34
siswa, karena pada pra siklus prosentase keaktifan siswa hanya sebesar 21,56%
dari 34 siswa. Pada siklus I prosentase keaktifan sebesar 50,97% dari 34 siswa.
Sedangkan pada siklus II prosentase keaktifan mencapai 80,40% dari 34 siswa.
Maka dapat diambil simpulan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan adanya perubahan sikap siswa selama
proses pembelajaran. Perubahan tersebut diantaranya adalah siswa semakin berani
dalam bertanya, menjawab pertanyaan, ataupun mengemukakan pendapatnya.
Dalam kegiatan diskusi siswa juga sudah terlihat saling bekerja sama, tidak ada
lagi yang bekerja secara individual. Siswa terlihat memperhatikan saat guru
menjelaskan materi atau ketika siswa lain sedang mengemukakan pendapatnya.
Hal ini dapat terjadi karena ada beberapa perubahan-perubahan yang dilakukan
guru, seperti memberikan motivasi baik dalam bentuk pujian ataupun skor
tambahan dan menegur siswa yang ramai. Sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.

9

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto dan Warsono. 2012. Pembelajaran Aktif (Teori dan Assesmen).
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mulyasa. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
RI. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem
Pendidikan Nasional). Jakarta: Sinar Grafika
Slavin, Robert E. 2008. Cooperative Learning (Teori, Riset, dan Praktik).
Bandung: Nusa Media. Terjemahan Nurulita
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning (Teori & Aplikasi PAIKEM).
Yogakarta: Pustaka Pelajar
Surtikanti, Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. BP-FKIP

10

Dokumen yang terkait

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Redoks

2 10 187

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas VII Di SMP Negeri 142 Jakarta.

0 4 239

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

0 7 205

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Pagelaran Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 48

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMANKONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semaka Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 70

BAB V PEMBAHASAN HASIL INTEGRASI SAINS DAN ISLAM A. Pengaruh Model Kooperatif Group Investigation (GI) - Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ciri-Ciri Makhluk Hidup Kelas Vii Di Smp

0 0 12

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dalam Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika Materi Himpunan Pada Siswa Kelas VII 4 SMP Negeri 13 Tahun 2016

0 0 6