PENGARUH PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MELALUI BAHAN AJAR HIDROKARBON UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 10 MEDAN KELAS X SEMESTER GENAP T.A.2011/2012.

(1)

PENGARUH PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MELALUI BAHAN AJAR HIDROKARBON UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 10 MEDAN KELAS X SEMESTER GENAP T.A.2011/2012

Oleh :

PUTRI RAHMADANI NST NIM 408131078

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2012


(2)

Judul : Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Melalui Bahan Ajar Hidrokarbon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X Semester Genap TA.2011/2012

Nama Mahasiswa : Putri Rahmadani Nst NIM : 408 131 078

Program Studi : Pendidikan Kimia Jurusan : Kimia

Menyetujui:

Dosen Pembimbing Skripsi

Dr. Iis Siti Jahro, M.Si NIP.19651015 19203 2 003

Mengetahui :

FMIPA UNIMED Jurusan Kimia

Dekan, Ketua,

Prof.Drs.Motlan,M.Sc,Ph.D Drs. Jamalum Purba,M.Sikartika NIP.19590805 198601 1 001 NIP.19641207 199103 1 002


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkah-Nya yang memberikan kesehatan dan nikmat kepada penulis sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Melalui Bahan Ajar Hidrokarbon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Kelas X Semester Genap TA.2011/2012” ini dapat tersusun dengan baik .

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terimah kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.Si sebagai Ketua Jurusan Kimia juga kepada Bapak Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran-saran, motivasi dan dorongan kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Drs. Asep Wahyu Nugraha, M.Si; Bapak Drs.Kawan Sihombing, M.Si; dan Ibu Dra.Hafni Indriati Nasution, M.Si sebagai dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih kepada Bapak Prof Dr. Ramlan Silaban sebagai pembimbing akademik serta kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf pegawai jurusan pendidikan kimia FMIPA UNIMED yang telah turut serta membantu penulis. Penghargaan juga diberikan kepada Bapak Drs. H. Sufrizal Tanjung, M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 10 Medan; Ibu guru Lizawati S.pd dan semua guru serta staf pengawai yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Teristimewa penulis memyampaikan terima kasih kepada ayahanda dan Ibunda tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dorongan dan biaya sejak awal sekolah sampai menyelesaikan studi di UNIMED. Semoga usaha dan pengorbanan yang telah ayah dan mamak berikan tidak sia-sia, jasa ayah dan mamak tidak dapat ananda balas tetapi ananda berusaha akan selalu berbakti pada ayah dan mamak serta untuk abang (Irfan Hamdani, ZulKarnaen, Taufik), kakak (Novitasari, Juliani) dan adik (Uun, Ica) yang selalu meninginkan yang terbaik untuk penulis.


(4)

Penulis juga menyampaikan terima kasih buat Chairunnisa M. Arief, Deliani Soraya, Fitri Nandayani, Heri Dwita Wahyuni, Dila Erwinda, Khairun Nuri (Chemstic Seven) yang berperan sebagai sahabat yang selalu mengingatkan, membantu, dan memotivasi penulis di saat dalam kondisi lemah dari awal perkulihan hingga akhir perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk semangat dan juga bantuannya kepada keluarga besar Dik B’ 08 dan keluarga besar Posko Asyik PPL 2011 serta buat Kak Elly Agustina terima kasih atas masukannya selama ini dan kepada semua pihak yang telah memberi masukan kepada penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juni 2012 Penulis

Putri Rahmadani Nst


(5)

PENGARUH PENGEMBANGAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN MELALUI BAHAN AJAR HIDROKARBON UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 10 MEDAN KELAS X SEMESTER GENAP T.A.2011/2012

PUTRI RAHMADANI NST (408131078) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran melalui bahan ajar hidrokarbon terhadap hasil belajar kimia siswa pada kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar pada kelas kontrol dalam pembelajaran melalui bahan ajar yang tersedia disekolah dan untuk mengetahui persen peningkatan hasil belajar siswa yang diberikan pengajaran dengan pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran melalui bahan ajar pada pokok bahasan hidrokarbon SMA kelas X, serta korelasi antara soal pengembangan berpikir kritis dengan peningkatan hasil belajar kimia siswa. Sampel Penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan di SMA Negeri 10 Kota Medan dengan jumlah sampel masing – masing 30 siswa.

Rata-rata persentase angket bahan dari 4 orang validator sebesara 97,5%, berari bahan ajar layak untuk digunakan pada kegiatan pembelajaran. Seluruh butir soal yang valid diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Kuder dan Richardson (KR-20) diperoleh r11 hitung = 0,878 sedangkan r11 tabel = 0,361,

karena r11 hitung > r11 tabel maka tes secara keseluruhan dinyatakan reliabel.

Seluruh soal yang valid diuji tingkat kesukaran dan daya pembeda.

Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar pengembangan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar tanpa pengembangan berpikir kritis, dimana peningkatan hasil belajar kelas ekperimen=66,70% dan kelas kontrol=42,60% dan ada korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa, dengan rhitung=0,404,

sedangkan r tabel =0,361

Berdasarkan tingkat kognitif siswa menyelesaikan soal kimia pada pokok bahasan hidrokarbon, berdasarkan peningkatan hasil belajar sesuai jenjang kemampuan pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4).

Peningkatan hasil belajar sesuai jenjang kemampuan pada kelas eksperimen adalah 0,68 pada aspek pengetahuan (C1), 0,89 pada aspek pemahaman (C2), 0,52

pada aspek penerapan (C3), dan 0,43 pada aspek analisis (C4), sedangkan

peningkatan hasil belajar sesuai jenjang kemampuan pada kelas kontrol adalah 0,45 pada aspek pengetahuan (C1), 0,63 pada aspek pemahaman (C2), 0,22 pada


(6)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan i

Riwayat hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Ruang Lingkup 4

1.3 Rumusan Masalah 4

1.4 Batasan Masalah 4

1.5 Tujuan Penelitian 5

1.6 ManfaatPenelitian 5

1.7 Definisi Operasioanl 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Berpikir kritis 7

2.2 Pengembangan Berpikir Krtitis di Kelas 9 2.3 Berpikir Kritis dalam Kehidupan 11

2.4 Bahan Ajar 12

2.5 Hidrokarbon 17

2.6 Kerangka Konseptual 39 2.7 Hipotesis Penelitian 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 42

3.2 Populasi dan Sampel 42

3.3 Variabel Penelitian 43

3.4 Instrumen Penelitian 43

3.5 Prosedur Penelitian 44

3.6 Desain Penelitian 47

3.7 Metode Pengumpul Data 47

3.8 Alat Pengumpul Data 48


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 56

4.1.1. Analisis Bahan Ajar 56

4.1.2. Analisis Butir Soal 56

4.1.1. Data Hasil Penelitian 57

4.2. Pembahasan 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 64

5.2. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tiga Suku Pertama Alkana 24

Tabel 2.2. Deret Homolog Alkana 24

Tabel 2.3. Gugus Alkil 25

Tabel 2.4. Tiga Suku Terendah Alkena 26

Tabel 2.5. Deret Homolog Alkena 27

Tabel 2.6. Tiga Suku Terendah Alkuna 28

Tabel 2.7. Titik Didih Alkuna 28

Tabel 2.8. Titik Didih dan Titik Leleh Beberapa Alkana 33 Tabel 2.9. Titik Didih dn Titik Leleh isomer Alkana 33

Tabel 2.10 Titik Didih Beberapa Alkena 35

Tabel 2.11 Titik Didih Beberapa Alkuna 38

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 45

Tabel 3.2. Pedoman Kualifikasi Bahan Ajar 51

Tabel 4.1. Nilai Rata-Rata Pre-test, Post-test,

dan Peningkatan Hasil Belajar (Gain) 57

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Tes Awal (Pre-test) 57 Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas Distribusi Hasil Tes Akhir (Post-test) 58 Tabel 4.4. Hasil Uji Normalitas Persen Peningkatan Hasil Belajar 57 Tabel 4.5. Hasil Uji Homogenitas Hasil Tes Awal 58 Tabel 4.6. Hasil Uji Homogenitas Hasil Tes Akhir (Post-test) 59 Tabel 4.7. Hasil Uji Persen Peningkatan Hasil Belajar 59 Tabel 4.8. Peningkatan Hasil Belajar Sesuai Jenjang Kemampuan 63


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Friedrich Wohler 17

Gambar 2.2 Kerak Hitam Pada Roti 18

Gambar 2.3 Gula Pasir yang menjadi Kehitaman 18

Gambar 2.4 Kertas Kobalt 19

Gambar 2.5 Rantai Atom Karbon 20

Gambar 2.6 Hidrokarbon Alifatik 22

Gambar 2.7 Hidrokarbon Alsiklik 23

Gambar 2.8 Benzene 23

Gambar 3.1 Skema Rancangan Peneltian 46

Gambar 4.1 Persentase Bahan Ajar Tiap Aspek 56


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. RPP 67

Lampiran 2. Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Sebelum di validasi 85 Lampiran 3. Instrumen Tes Sebelum di validasi 86 Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes Sebelum di validasi 94 Lampiran 5. Kisi-Kisi Soal Instrumen Tes Setelah di validasi 95 Lampiran 6. Instrumen Tes Setelah di validasi 96 Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Setelah di validasi 101

Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Essay 102

Lampiran 9. Instrumen Essay 103

Lampiran 10. Kunci Jawaban Instrumen Essay 106

Lampiran 11. Penilaian Untuk Bahan Ajar Kimia SMA Kelas X 114

Lampiran 12. Analisis Bahan Ajar 115

Lampiran 13. Tabel Data Validitas Instrumen Tes 117

Lampiran 14. Perhitungan Uji Validitas 118

Lampiran 15. Tabel Data Realibilitas Tes 120

Lampiran 16. Perhitungan Reliabilitas Tes 121

Lampiran 17. Tabel Data Perhitungan Tingkat Kesukaran 122

Lampiran 18. Perhitungan Tingkat Kesukaran 123

Lampiran 19. Tabel Data Daya Beda Soal 124

Lampiran 20. Perhitungan Daya Beda Soal 125

Lampiran 21. Tabulasi Hasil Tes untuk Kedua Sampel 126

Lampiran 22. Uji Normalitas 128

Lampiran 23. Uji Homogenitas 134

Lampiran 24. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar 136

Lampiran 24. Uji Hipotesis 137

Lampiran 25. Tabulasi Gain dan Nilai LKS Berpikir Kritis 139

Lampiran 26. Uji Korelasi 140

Lampiran 27. Hasil Belajar Sesuai Jenjang Kemampuan 142

Lampiran 28. Jadwal Penelitian 143

Lampiran 29. Dokumentasi Penelitian 144

Lampiran 30. Tabel Nilai-nilai Distribusi t 147

Lampiran 31. Tabel Nilai-nilai Chi Kuadrat 148

Lampiran 32. Tabel Harga Kritik dan r Product Moment 149 Lampiran 33. Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi F 150


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kualitas pendidikan di Indonesia msih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei empat tahunan TIMSS, pada keikutsertaan pertamakali tahun 1999 Indonesia berada pada peringkat 34 dari 38 negara. Pada tahun 2003 Indonesia berada pada peringkat 34 dari 46 negara. Dan ranking Indonesia pada TIMSS tahun 2007 turun menjadi ranking 36 dari 48 negara. Posisi Indonesia dengan rata-rata 405, relatif sangat rendah dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lain yang berpartisipasi dalam TIMSS 2007 seperti Malaysia yang menempati posisi 20 dengan skor rata-rata 474, apalagi Singapura yang menempati posisi ke-3 dengan skor rata-rata 593 (Mullis et al dalam Iryanti, 2010). Bila dirujuk ke benchmark yang dibuat TIMSS. Standar internasional untuk kategori mahir 625, tinggi 550, sedang 475 dan rendah 400. Maka hasil yang dicapai siswa Indonesia tersebut masuk pada kategori rendah, jauh dari kategori mahir (625) dimana pada kategori ini siswa dapat mengorganisasikan informasi, membuat perumuman, memecahkan masalah tidak rutin, mengambil dan mengajukan argumen pembenaran simpulan. Hasil observasi menunjukan rata-rata nilai ulangan kimia siswa kelas X di SMA N 10 Medan adalah 71. Nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi KKM, tetapi masih ada 40,2 % siswa yang belum memenuhi KKM.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada saat ini sebagian besar terfokus pada pengembangan metode, model, dan media pembelajaran. Demikian juga sebagian penelitian yang dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa sebagian besar terkait penggunaan metode, model dan media, padahal sesuai Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) banyak yang menentukan kualitas pembelajaran diantaranya tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator dalam silabus), materi, skenario pembelajaran (rangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa untuk mencapai tujuan dan metode pembelajaran), sumber belajar / media, penilaian


(12)

(proses dan hasil), maka sumber belajar atau bahan ajar merupakan salah satu yang sangat berperan penting dalam tercapainya pelaksanaan pembelajaran yang baik disekolah.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan bahan ajar masih sedikit. Guru jarang sekali menyusun atau mengembangkan bahan ajar sendiri. Sebagian besar menggunakan bahan ajar yang sudah disediakan disekolah atau yang dijual dipasaran, contoh buku bahan ajar kimia yang banyak digunakan disekolah dan dijual dipasar diantaranya Michael Purba, penerbit Erlangga; Sunardi, penerbit Yrama Widya; Sandri Justiana, penerbit Yudhistira; Iman Rahayu, penerbit Vasindo; dan J.M.C Johari, penerbit Esis. Sebagian buku tersebut mencantumkan pertanyaan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hanya dibagian akhir setiap pokok bahasaan. Guru Biasanya memberikan tugas menyelesaikan dirumah sebagai pekerjaan rumah. Pertanyaan tersebut sebagian besar kurang mengembangkan berpikir kritis siswa, padahal keterampilan berpikir ini sangat penting dikembangkan, karena akan mengarahkan pola bertindak setiap individu dalam masyarakat kelak. Banyak ragam pola berpikir yang perlu dikembangakan siswa , mulai dari berpikir dasar hingga berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi. Ada 4 pola berpikir tingkat tinggi, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Diantara empat pola berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir kritis mendasari tiga pola berpikir yang lain. Oleh karena itu berpikir kritis perlu dikuasai lebih dahulu sebelum mencapai ketiga pola berpikir tingkat tinggi yang lain. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan pemahaman konsep sains dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa (Lilisari, 2009). Berpikir kritis juga berguna untuk secara kritis mengevaluasi apa yang dipelajari dikelas. Pada Abad ke 21 sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, pembelajaran sains bukan lagi ditekankan pada pemahaman konsep sains semata melainkan lebih diarahkan pada efek ringan pembelajaran yang salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.


(13)

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari suatu kejadian dan informasi yang dating setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakini. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memaknai ide dasar yang mengatur kehidupan setiap hari dan memahami suatu arti dibalik suatu kejadian (Roni, 2010).

Penelitian mengenai pengembangan berpikir kritis dan bahan ajar pernah dilakukan Fachrurazi (2011) memberikan kesimpulan terhadap perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran yang konvensional. Hasil penelitian Frengkid (2008) memberikan kesimpulan dari penguji hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh penggunaan pertanyaan divergen dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan semangat dan antusias belajar siswa, menuntut siswa lebih banyak membaca buku, membuat diskusi kelompok lebih bermakna dan melatih siswa berkomunikasi dengan baik. Hasil penelitian Roni Lumbantoruan (2010) memberikan kesimpulan hasil kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah memiliki nilai rata-rata 7,60.

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian pengembangan berpikir kritis pada bahan ajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul: ”Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran melalui Bahan Ajar Hidrokarbon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 10 Medan Kelas X Semester Genap T.A.2011/2012”


(14)

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukan, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:

1. Kualitas pendidikan Indonesia masih sangat rendah

2. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan bahan ajar masih sedikit

3. Guru jarang sekali menyusun bahan ajar sendiri

4. Bahan ajar kimia yang beredar dipasaran saat ini, beberapa bagian-bagian belum mengembangakan berpikir kritis secara utuh.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan dengan pengembangan berpikir kritis

2. Apakah hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar pengembangan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar tanpa pengembangan berpikir kritis

3. Adakah korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa

1.4. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Bahan ajar yang dikembangkan materi hidrokarbon kelas X semester genap

2. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan tes essay berjenjang C3-C5


(15)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan dengan pengembangan berpikir kritis siswa

2. Pengaruh penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

3. Korelasi antara kemampuan pengembangan berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi siswa

a. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis meningkat b. Hasil belajar siswa meningkat.

c. Pemahaman siswa terhadap konsep hidrokarbon meningkat. 2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau wacana guru untuk meningkatkan pengembangan berpikir kritis dan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan pengembangan berpikir kritis dalam pembuatan bahan ajar kimia siswa kelas X.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas X di SMA N 10 MEDAN.


(16)

1.7. Defenisi Operasional 1. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks/ tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir kritis menggunakan dasar proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan gagasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi, serta memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.( Ennis, 1985).

2. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada beberapa jenis materi pelajaran. Jenis-jenis itu adalah fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. (Indrianto,2011)


(17)

BAB V

KESIMPULAAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Berdasarkan hasil review 4 orang validator menunjukan bahan ajar sangat layak untuk digunakan pada pembelajaran kimia dengan tingkat kelayakan 97,5%.

2. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar pengembangan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar tanpa pengembangan berpikir kritis, dimana peningkatan hasil belajar kelas ekperimen=66,70% dan kelas kontrol=42,60%

3. Ada korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa, dengan rhitung=0,404, sedangkan r tabel =0,361

5.2Saran

1. Disarankan kepada guru kimia menggunakan model pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran melalui bahan ajar sebagai peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan di sekolah berbeda dan pada pokok bahasan yang berbeda dengan menggunakan sample yang lebih banyak agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bahan ajar yang dikembangkan belum mengembangkan berpikir kritis, berpikir kritis yang dikembangkan hanya pada soal-soal latihan, seharusnya bahan ajar yang dikembangkan memiliki pola pikir yang mengembangkan berpikir kritis juga, maka pada penelitian yang selanjutnya disarankan dapat mengembangkan bahan ajar berpikir kritis secara utuh.


(1)

(proses dan hasil), maka sumber belajar atau bahan ajar merupakan salah satu yang sangat berperan penting dalam tercapainya pelaksanaan pembelajaran yang baik disekolah.

Upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan bahan ajar masih sedikit. Guru jarang sekali menyusun atau mengembangkan bahan ajar sendiri. Sebagian besar menggunakan bahan ajar yang sudah disediakan disekolah atau yang dijual dipasaran, contoh buku bahan ajar kimia yang banyak digunakan disekolah dan dijual dipasar diantaranya Michael Purba, penerbit Erlangga; Sunardi, penerbit Yrama Widya; Sandri Justiana, penerbit Yudhistira; Iman Rahayu, penerbit Vasindo; dan J.M.C Johari, penerbit Esis. Sebagian buku tersebut mencantumkan pertanyaan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi pelajaran hanya dibagian akhir setiap pokok bahasaan. Guru Biasanya memberikan tugas menyelesaikan dirumah sebagai pekerjaan rumah. Pertanyaan tersebut sebagian besar kurang mengembangkan berpikir kritis siswa, padahal keterampilan berpikir ini sangat penting dikembangkan, karena akan mengarahkan pola bertindak setiap individu dalam masyarakat kelak. Banyak ragam pola berpikir yang perlu dikembangakan siswa , mulai dari berpikir dasar hingga berpikir kompleks atau berpikir tingkat tinggi. Ada 4 pola berpikir tingkat tinggi, yaitu berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. Diantara empat pola berpikir tingkat tinggi tersebut, berpikir kritis mendasari tiga pola berpikir yang lain. Oleh karena itu berpikir kritis perlu dikuasai lebih dahulu sebelum mencapai ketiga pola berpikir tingkat tinggi yang lain. Beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukan pemahaman konsep sains dapat ditingkatkan melalui pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa (Lilisari, 2009). Berpikir kritis juga berguna untuk secara kritis mengevaluasi apa yang dipelajari dikelas. Pada Abad ke 21 sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu dan teknologi, pembelajaran sains bukan lagi ditekankan pada pemahaman konsep sains semata melainkan lebih diarahkan pada efek ringan pembelajaran yang salah satunya adalah keterampilan berpikir kritis.


(2)

Berpikir kritis memungkinkan siswa untuk dapat mencari kebenaran dari suatu kejadian dan informasi yang dating setiap saat. Berpikir kritis adalah suatu proses yang sistematis yang digunakan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakini. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk dapat memahami secara total tentang suatu kenyataan, memaknai ide dasar yang mengatur kehidupan setiap hari dan memahami suatu arti dibalik suatu kejadian (Roni, 2010).

Penelitian mengenai pengembangan berpikir kritis dan bahan ajar pernah dilakukan Fachrurazi (2011) memberikan kesimpulan terhadap perbedaan peningkatan berpikir kritis siswa antara siswa yang belajar matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran yang konvensional. Hasil penelitian Frengkid (2008) memberikan kesimpulan dari penguji hipotesis diperoleh bahwa ada pengaruh penggunaan pertanyaan divergen dapat meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan semangat dan antusias belajar siswa, menuntut siswa lebih banyak membaca buku, membuat diskusi kelompok lebih bermakna dan melatih siswa berkomunikasi dengan baik. Hasil penelitian Roni Lumbantoruan (2010) memberikan kesimpulan hasil kemampuan berpikir kritis siswa yang diajar dengan pembelajaran berbasis masalah memiliki nilai rata-rata 7,60.

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud melakukan penelitian pengembangan berpikir kritis pada bahan ajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan judul: ”Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran melalui Bahan Ajar Hidrokarbon Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 10 Medan Kelas X Semester Genap T.A.2011/2012”


(3)

1.2. Ruang Lingkup

Berdasarkan latar belakang di atas yang telah dikemukan, maka yang menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini antara lain:

1. Kualitas pendidikan Indonesia masih sangat rendah

2. Upaya peningkatan kualitas pembelajaran melalui pengembangan bahan ajar masih sedikit

3. Guru jarang sekali menyusun bahan ajar sendiri

4. Bahan ajar kimia yang beredar dipasaran saat ini, beberapa bagian-bagian belum mengembangakan berpikir kritis secara utuh.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan dengan pengembangan berpikir kritis

2. Apakah hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar pengembangan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar tanpa pengembangan berpikir kritis

3. Adakah korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa

1.4. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka pembatasan masalah dititikberatkan pada:

1. Bahan ajar yang dikembangkan materi hidrokarbon kelas X semester genap

2. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan tes essay berjenjang C3-C5


(4)

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Tingkat kelayakan bahan ajar yang telah dikembangkan dengan pengembangan berpikir kritis siswa

2. Pengaruh penggunaan bahan ajar yang telah dikembangkan terhadap kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa

3. Korelasi antara kemampuan pengembangan berpikir kritis siswa dengan hasil belajar siswa

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat bagi siswa

a. Kemampuan siswa dalam berpikir kritis meningkat b. Hasil belajar siswa meningkat.

c. Pemahaman siswa terhadap konsep hidrokarbon meningkat. 2. Manfaat bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi atau wacana guru untuk meningkatkan pengembangan berpikir kritis dan hasil belajar kimia siswa dengan menerapkan pengembangan berpikir kritis dalam pembuatan bahan ajar kimia siswa kelas X.

3. Manfaat bagi sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk perbaikan kondisi pembelajaran ilmu kimia kelas X di SMA N 10 MEDAN.


(5)

1.7. Defenisi Operasional 1. Berpikir Kritis

Berpikir kritis merupakan bagian dari pola berpikir kompleks/ tingkat tinggi yang bersifat konvergen. Berpikir kritis menggunakan dasar proses berpikir untuk menganalisis argumen dan memunculkan gagasan terhadap tiap-tiap makna dan interpretasi, untuk mengembangkan pola penalaran yang kohesif dan logis, memahami asumsi dan bias yang mendasari tiap-tiap posisi, serta memberikan model presentasi yang dapat dipercaya, ringkas dan meyakinkan.( Ennis, 1985).

2. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar (Depdiknas, 2003). Materi pembelajaran (instructional materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan harus dipelajari oleh siswa untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Ada beberapa jenis materi pelajaran. Jenis-jenis itu adalah fakta, konsep, prinsip, prosedur, dan sikap atau nilai. (Indrianto,2011)


(6)

BAB V

KESIMPULAAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Berdasarkan hasil review 4 orang validator menunjukan bahan ajar sangat layak untuk digunakan pada pembelajaran kimia dengan tingkat kelayakan 97,5%.

2. Hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar pengembangan berpikir kritis lebih tinggi daripada siswa yang mendapat pembelajaran dengan bahan ajar tanpa pengembangan berpikir kritis, dimana peningkatan hasil belajar kelas ekperimen=66,70% dan kelas kontrol=42,60%

3. Ada korelasi positif antara kemampuan berpikir kritis dengan hasil belajar siswa, dengan rhitung=0,404, sedangkan r tabel =0,361

5.2 Saran

1. Disarankan kepada guru kimia menggunakan model pengembangan berpikir kritis dalam pembelajaran melalui bahan ajar sebagai peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut disarankan untuk melakukan di sekolah berbeda dan pada pokok bahasan yang berbeda dengan menggunakan sample yang lebih banyak agar dapat dijadikan sebagai perbandingan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya mata pelajaran kimia.

2. Bahan ajar yang dikembangkan belum mengembangkan berpikir kritis, berpikir kritis yang dikembangkan hanya pada soal-soal latihan, seharusnya bahan ajar yang dikembangkan memiliki pola pikir yang mengembangkan berpikir kritis juga, maka pada penelitian yang selanjutnya disarankan dapat mengembangkan bahan ajar berpikir kritis secara utuh.