PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(1)

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X

SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

(Skripsi)

Oleh

HENI GUSTI ANDANI HATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X

SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT

Oleh

HENI GUSTI ANDANI HATI

Hasil belajar adalah usaha untuk mewujudkan prestasi siswa, maka untuk meningkatkan hasil belajar tersebut diperlukan sesuatu ketertarikan dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan berbagai macam cara , seperti melalui gaya pembelajaran dan dapat juga menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. Penggunaan gaya Belajar Visual sebagai gaya belajar dalam kegiatan belajar mengajar dapat melibatkan partisipasi siswa secara aktif semenjak awal, sehingga kegiatan belajar mengajar dikelas dapat lebih efektif dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah gaya belajar visual berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar visual Terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah, penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dan disain penelitian one group pre-test dan post-test design,Populasi penelitian berjumlah 199 siswa dengan sampel yang menggunakan teknik random sampling berjumlah 31 siswa.Setelah dilakukan penelitian diperoleh data Postest yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan dilakukan perhitungan uji hipotesis menggunakanuji regresi linier sederhana. Berdasarkan analisis data yang


(3)

diperoleh dari hasil penelitian dan pembahasan yang menunjukkan bahwa: Ada pengaruh yang positif dari penggunaan gaya belajar Visual terhadap hasil belajar siswa dilihat dari Hasil rata-rata pretest 61,92 dan hasil rata-rata postest 68,00 Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Uji-thitung,yaitu 1,89 diperoleh data hasil perhitungan lebih besar dari nilai ttabel. Dengan nilai 1,67. 1,89 > 1,67 , berarti thitungttabelberdasarkan data tersebut maka H0ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam arti kuat.


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

MOT0

jadilah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah

beserta orang-orang yang sabar .


(9)

PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya

kecil ini sebagai rasa sayang dan terimakasih ku kepada: Orang Tuaku

Bapak Hendri dan Ibu Zahroni

Yang Telah Mendidik Dan Menyayangiku Dengan Setulus Hati Serta Senantiasa Berdoa dan Berjuang

Tak Kenal Lelah Demi Keberhasilanku. Kakak dan Pamanku

Richad Sambera,Fepi Eka Kurniawan, dan Pubatin Izmir Hasan Yang Telah Memberikan Dukungan Kepadaku

Serta Keluarga Besarku.

Para Pendidikku, Dosen Dan Guru-Guruku Yang Telah Memberikan Ilmu Kepadaku


(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Metro , pada tanggal 14 Agustus 1993 merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Hendri dan Ibu Zahroni. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah TK Nurul Islam di Kota Liwa Kabupaten Lampung Barat,

kemudian melanjutkan ke SD Negeri 1 Sekuting Pekon Watas Kec. Balik Bukit Liwa Lampung Barat, SMP Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat, selesai pada Tahun 2007 dan melanjutkan ke SMA Negeri 1 Liwa Kabupaten Lampung Barat, selesai pada Tahun 2010

Pada Tahun 2010 penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur seleksi Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Pada Tahun 2012 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan pada Tahun 2013 Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat.


(11)

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 2 LIWA KABUPATEN LAMPUNG BARAT” Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaat-Nya di hari akhir kelak.

Penulisan skripsi ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi, dalam penyelesainnya penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si , Dekan FKIP Unila

2. BapakDr. M. Thoha B.S. Jaya, M.SPembantu Dekan I FKIP Unila 3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si Pembantu Dekan II FKIP Unila

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H Pembantu Dekan III FKIP Unila dan dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, , sekaligus pembimbing akademik dan pembimbing pertama yang telah


(12)

bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si. Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila 6. Bapak Drs. Maskun, M.H Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP

Unila sekaligus penguji utama dalam ujian skripsi, yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.

7. Bapak M. Basri, S.Pd, M.Pd, selaku pembimbing kedua terima kasih atas bimbingan, saran,semangat dan kritik yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Bapak Drs. Wakidi M. Hum, Ibu Dr. Risma M. Sinaga, M.Hum, Bapak Hendry Susanto, S.S., M.Hum, Bapak Drs. Syaiful, M.Si, Bapak Drs.Ali Imron, M.Hum, Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum, dan Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, serta para pendidik di Unila pada umumnya yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Kepada Pelaksana Tugas Kepala SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat Bapak Drs. Haikan, MM. yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di SMAN 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat. Kepada Ibu Lilia Aftika, S.Pd selaku guru bidang studi mata pelajaran sejarah di SMAN 2 Liwa, Kabupaten Lampung Barat. yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini


(13)

10. Kepada guru-guru dan staf tata usaha SMAN 2 Liwa, yang telah banyak memerikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini 11. Kepada siswa-siswi SMAN 2 Liwa Kelas X.2 terimakasih atas kerjasamanya. 12.Kedua orang tuaku, ibuku tercinta Ibu Zahroni dan Bapak Hendri yang senantiasa

menuntun, menyayangi dan selalu mendoakan keberhasilanku terima kasih atas ketulusan, kesabaran dan pengorbanannya untukku

13. Sahabat-sahabat ku Valensy Rahcmedita, Ayendra Wahyuni, Herlina Aprianti, Melisa Rifai, Sepka Kurnia,Mifta Husaddah terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi semoga persahabatan kita akan selalu terjaga hingga nanti.

14. Teman-teman di Program Studi Pendidikan Sejarah Mifta, Meliyan, Erwin, Bangun, Adit, Ardi,Komang, Abi, Hermawan, Topik dan semua teman-teman angkatan 2010 yang tidak bisa saya sebutkan satu- persatu terimakasih semoga Allah selalu memberikan kesuksesan bagi kita semua.

15. Kakak-kakak tingkat angkatan 2007 dan 2008 Program Studi Sejarah khususnya Mbak Melisa Rahayu, dan Angkatan 2009 khususnya Atu Laxsmi Desiyana, Mbak Indah Wahyu Nurani, Mbak Diana Puspita juga adik-adik tingkat di Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan 2011 serta teman-teman lain yang kiranya tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman yang baik bagi penulis.

16. Segenap pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil. Semoga Allah membalas segala amal kebaikan kita semua.

Penulis sangat menyadari keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan informasi yang ada pada diri penulis, sehingga skripsi ini masih perlu penyempurnaan, maka


(14)

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk membantu penulis dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bandar Lampung,september 2014 Penulis


(15)

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ABSTRAK HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN ...1

I.1 Latar Belakang ...1

I.2 Analisis Masalah ...5

1.2.1Identifikasi Masalah ...5

1.2.2 Pembatasan Masalah ...5

1.2.3 Rumusan Masalah...5

I.3 Tujuan, Kegunaan. Dan Ruang Lingkup Penelitian ...6

I.3.1 Tujuan Penelitian ...6

I.3.2 Kegunaan Penelitian ...6

I.3.3 Ruang Lingkup Penelitian ...7

Referensi ...8

II. TINJAUAN PUSTAKA ...9

II.1 Konsep Belajar ...9

II.2 Konsep Sejarah ...10

II.3 Konsepgaya Belaja ...12

II.4 Macam-Macam Gaya Belajar ...13

II.5 KonsepGaya Belajar Visual (Melihat) ...14

II.6 Konsep Hasil Belajar ...15

II.7 Kerangka Pikir ...16

II.8 Paradigma ...19

II.9 Hipotesis ...19


(16)

III. METODELOGI PENELITIAN ...21

III.1 Metode Penelitian ...21

IIII.2 Populasi dan Sampel ...21

III.2.1 Populasi ...21

III.2.2 Sampel ...22

III.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...24

III.3.1 Variabel Penelitian ...24

III.3.2 Definisi Operasional ... 24

III.4 Desain Penelitian ...25

III.5 Teknik Pengumpulan Data ...25

III.6 Validatas dan Reabilitas Alat Ukur ...27

III.6.1 Validitas ... 27

III.6.2 Reliabilitas ...29

III.7 Tingkat Kesukaran ...29

III.8 Teknik Analisis Datadan Uji Hipotesis...30

III.8.1 Uji persyaratan...30

III.8.2 Uji Hipotesis...32

III.9 Langkah-langkah Penelitian ... 33

III.10 Indikator Keberhasilan ...34

Referensi ...35

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

IV.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...36

IV.1.1 Sejarah Berdirinya Sekolah ...36

IV.1.2 Struktur Organisasi ...34

IV.1.3 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ...37

IV.2 Program Sekolah ...40

IV.2.1 Visi, Misi dan Tujuan Sekolah...40

IV.3 Rombongan Belajar ...42

IV.4 Pelaksanaan Pembelajaran ... 42

IV.5 Hasil Penelitian ...49

IV.5.1 Data Hasil pretest-postest...50

IV.5.2Analisis Hasil Belajar Siswa ...51

IV.6 Pembahasan ...63

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

V.1 Kesimpulan ...67

V.2 Saran ...68 Lampiran


(17)

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1. Tabel 1 Jumlah populasi ... 22

2. Tabel 2. Tabel 2 Jumlah Sampel. ... 23

3. Tabel 3. Tabel 3. Koefesien Validitas Tes ... 28

4. Tabel 4. Indeks Kesukaran ... 30

5. Tabel 5. Tenaga Pendidik SMAN 2 Liwa ... 38

6. Tabel 6. Tenaga Kependidikan SMAN 2 Liwa ... 39

7. Tabel 7. Jumlah Siswa Dan Rombongan Belajar... 40

8. Tabel 8. Jumlah Rombongan Belajar ... 42

9. Tabel 9. Data HasilPretestDanPostest... 50

10. Tabel 10.Persentase Jumlah Siswa... 49

11. Tabel 11. Daftar Distribusi Frekwensi data Pretest ... 53

12. Tabel 12. Uji Normalitas DataPretest ... 54

13. Tabel 13. Daftar Distribusi Frekwensi dataPostest... 56


(18)

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat mendidik generasi muda agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang cepat akibat perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seni (IPTEKS). Sejalan dengan pesatnya kemajuan yang telah dicapai dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seni (IPTEKS), telah membawa kecendrungan terhadap peningkatan mutu pendidikan Nasional.

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat saat ini, sehingga sekolah dituntut untuk mampu meningkatkan mutu pembelajaran yang dapat mengurangi rendahnya angka kentuntasan belajar. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah yang sering diterapkan oleh guru membuat siswa menjadi bosan dan jenuh bahkan siswa menjadi pasif (slameto,2010:65)

Untuk menjawab tuntutan tersebut, dewasa ini telah banyak dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penigkatan mutu nasional. Dalam hal ini dapat kita lihat dimasyarakat banyaknya usaha-usaha perubahan dan perbaikan dari pemerintah pada sistem pendidikan kita, baik dari segi kurikulum, personil maupun dari sarana dan prasarana.


(19)

2

Menurut undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual-keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta kepribadian yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004 : 33).

Dalam hal ini sekolah merupakan media perubahan atau (agent of change)dalam kehidupan pendidikan. Sekolah mempunyai fungsi transformati, setidaknya sekolah harus dapat mengikuti laju perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Seni (IPTEKS) agar generasi muda Indonesia tidak ketinggalan dalam kemampuan pengetahuan dibandingan dengan bangsa lain.

Kualitas pendidikan dapat tercipta dengan tingkat pemahaman belajar. Adapun tingkat pemahaman belajar itu dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor itu bisa datang dari luar (ekstren) dan dari luar diri siswa itu sendiri (intern). Faktor ekstren bisa menyangkut berbagai aspek seperti keluarga, lingkungan, teman bergaul, masyarakat, sekolah, guru dan sebagainya. Demikian pula faktor intern menyangkut aspek-aspek seperti bakat, minat, latar belakang ilmu pengetahuan sebelumnya, kegiatan belajar dan sebagainya (Mohammad Ali, 1984: 9).

Faktor lain yang menyebabkan kegiatan belajar kurang menarik adalah dari sisi guru. Dalam mengajar cenderung monoton, dalam artian mereka hanya memberi informasi (proses satu arah) tanpa ada timbal balik. Tidak terkecuali dengan SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat terdapat masalah yang sama dengan yang dikemukakan diatas. Siswa pada umumnya mempunyai respon yang kurang terhadap materi yang disampaikan oleh guru, hal ini disebabkan oleh kurang menariknya materi yang disampaikan di dalam kelas sehingga mereka tidak memperhatikan guru saat menerangkan pelajaran.


(20)

3

Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah merupkan metode yang paling banyak dipergunakan guru dalam kegiatan pembelajaran walaupun metode ceramah memiliki banyak kelemahan(Oemar Hamalik 1992:36)

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti menduga bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa diperlukan suatuGayabelajar yang efektif agar siswa mempelajari materi dengan sungguh-sungguh mau bertanya ketika proses pembelajaran berlangsung. Tidak menggantungkan diri pada orang lain kalaupun mereka bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalah dalam pembelajaran. Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar, jika murid-murid ini diajar dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru di mana pun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda, gaya belajar seseorang seringkali bersifat individu.

Sehubungan dengan itu Bobbi DePorter dan Mike Hernacki menyebutkan bahwa terdapat tiga gaya dalam belajar, yaitu :

1. Visual (belajar dengan cara melihat)

2. Auditorial (belajar dengan cara mendengar)


(21)

4

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan. Ciri-ciri gaya belajar visual diantaranya cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar.

Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaranya untuk bisa memahami dan mengingatnya. Ciri gaya belajarauditorial diantaranya mampu mengingat dengan baik penjelasan guru didepan kelas atau materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas.

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik diantarnya suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten


(22)

5

1.2 Analisis Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis akan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pengaruh Gaya belajar visual (melihat) terhadap hasil belajar siswa. 2. Pengaruh Gaya belajar auditorial (mendengar) terhadap hasil belajar

belajar siswa.

3. Pengaruh Gaya belajar kinestetik (begerak, bekerja,dan menyentuh) terhadap hasil belajar siswa.

1.2.2 Pembatasan Masalah

Bedasarkan identifikasi masalah diatas,peneliti membatasi masalah pada pengaruh gaya belajar visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.

1.2.3 Rumusan Masalah

Bersasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas maka yang

menjadi rumusan masalah pada penelitian adalah “ Apakah gaya belajar visual

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X Semester Genap Di SMANegeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat”.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian


(23)

6

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar visual Terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X Semester Genap Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka kegunaan dari penelitiaan ini adalah :

1. Bagi Siswa

a. Memberi suasana baru bagi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, yang diharapkan memberi semangat baru dalam belajar.

b. Membantu mempermudah siswa dalam menguasai materi sesuai standar kompetensi dan kompetensi dasar.

c. Meningkatkan pemahaman belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

d. Meningkatkan sikap mental dan rasa tanggung jawab siswa dalam menyelesaikan tugas dari guruyang nantinya berguna bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan profesionalitas guru.

b. Meningkatkan kemampuan guru dalam membuat persiapan pengajaran sehingga nantinya KBM dapat berlangsung secara efektif dan efisien.


(24)

7

1.3.3 Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Ilmu

Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Sejarah dengan wilayah kajian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang membahas tentang pengaruh gaya belajar visual terhadap hasil belajar siswa.

2. Ruang Lingkup Objek

Objek penelitian ini adalah pengaruh gaya belajar visual terhadap hasil belajar siswa Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat. 3. Ruang Lingkup Subjek

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap Di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.

4. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.


(25)

8

REFERENSI

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bineka Cipta, hal.65

Hamalik, Oemar. 1992.Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Mundur Maju, Hal.36

Deporter., Bobbi. Dan Mike Hernacki.2012. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, Hal.112


(26)

II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Konsep Belajar

Banyak ahli menjelaskan pengertian belajar sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.

Menurut Winarno Surakhmad pengertian belajar yaitu :

a. Belajar terjadi dalam situasi yang berarti secara individu b. Motivasi sebagai daya penggerak

c. Hasil belajar adalah kebulatan tingkah laku d. Murid menghadapi situasi secara pribadi e. Belajar adalah mengalami

Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa belajar adalah suatu proses. Oleh karena itu belajar mempunyai tahap atau fase. Fase pertama keadaan atau situasi individu pada waktu menerima pelajaran. Selajutnya fase pembentukan motivasi dalam diri individu tersebut, dan fase selanjutnya penuangan motivasi kedalam tingkah laku.(http://www.pengertianahli.com /2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal1.diakses pada pukul 15.26 tanggal 10 juli 2014)

Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan dalam diri sipelajar itu, perubahan itu pula pada pokoknya adalah pengetahuan atau kecakapan baru yang terjadi karena usaha. Sumadi Suryabrata (1970: 6)


(27)

10

http://www.pengertianahli.com /2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal 3.diakses pada pukul 15.50 tanggal 10 juli 2014)

Dari beberapa kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pada hakekatnya belajar adalah suatu usaha yang dengan sengaja atau terencana dilakukan oleh individu sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku, yang berupa sikap, cara berfikir dan keterampilan serta pengetahuan, sesuai dengan apa yang dipelajari.

II.2 Konsep Sejarah

Sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajarah yang berarti pohon ,dalam Bahasa Inggris sejarah adalah history yang berarti riwayat. Menurut Hugiono dan P.K Poerwantana (1987:9) “ Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami oleh manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan

waktu, tafsirandan analisa kritis sehiingga mudah dimengerti dan dipahami.”

R. Moh Ali (2005:12 ) mengatakan bahwa,

“Pengertian sejarah ada 3 yaitu (1) Sejarah adalah kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa seluruhnya yang berkaitan dengan kehidupan manusia. (2) Sejarah adalah cerita yang tersusun secara sistematis (serba teratur dan rapi). (3)Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa dan kejadian-kejadian pada masa lampau” .

Dari pemaparan diatas dapat dinyatakan bahwa sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan manusia dan disusun secara sistematis agar dapat diambil hikmah dari peristiwa tersebut.

Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena telah mengandung tiga aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan seperti yang dikatakan oleh Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 20 ) yakni:

a. Sejarah dilakukan oleh manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan baru.


(28)

11

b. Sebagai pengetahuan, ilmu sejarah memang mengkaji peristiwa – peristiwa masa lampau tetapi peristiwanya dikupas, dianalisis dengan meneliti sebab akibatnya.

c. Hasil analisis tersebut dirangkumkan kembali sehingga dapat diperoleh pengertian dalam bentuk sintesis yang dapat memberi penjelasan mengenai aspek – aspeknya.

Sejarah merupakan bagian dari disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang diajarkan secara terpisah dari disiplin ilmu sosial lainnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Adapun manfaat dalam mempelajari sejarah menurut Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 9 ) adalah :

a. Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa – peristiwa sejarah di masa lalu baik positif maupun pengalaman negatif dijadikan hikmah agar kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.

b. Untuk mengetahui dan dapat menguasai hukum – hukum sejarah yang berlaku agar kemudian dapat memanfaatkan dan menerapkannya bagi mengatasi persoalan – persoalan hidup saat sekarang dan yang akan datang. c. Untuk menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki vision atau cara

pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama dalam mengambil keputusan.

Dari manfaat yang dipaparkan jelas bahwa sejarah sangat penting untuk dipelajari, sehingganya dalam tingkat SMA pembelajaran sejarah dibuat terpisah dari disiplin ilmu sosial lainnya karena:

“Pembelajaran sejarah berfungsi sebagai guru kehidupan,karena

pembelajaran sejarah memiliki fungsi genetik,pragmatik serta didaktis dan mempelajari ilmu sejarah dapat memberikan manfaat rekreasi, inspiratif, instruktif dan edukatif.Sehingga peran dan fungsi pembelajaran sejarah menjadi sarana untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme

generasi muda” (Sartono Kartodirdjo 1993: 258 ).

Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran sejarah adalah pembelajaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat penting untuk


(29)

12

dipelajari dan merupakan salah satu pembelajaran yang bersifat normatif karena tujuan,makna dan fungsinya berdasarkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri yaitu menciptakan generasi muda yang berjiwa nasionalisme dan patriotisme serta generasi muda yang arif dan bijaksana.

11.3 Konsep Gaya Belajar

Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-Masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda. Dengan demikian, secara umum gaya belajar diasumsikan mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepecayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisikan M.Nur Ghufron (2012:42)

Gaya belajar adalah cara yang cenderung yang dipilih seorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memperoleh informasi tersebut M.Joko Susilo (2009: 94)

Sedangkan Bobbi Derporter dan Mike Hermacki (2012:110) mengemukakan bahwa Gaya belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan dalam situasi-situasi antar pribadi. Para guru menyadari bahwa setiap orang mempunyai cara yang optimal dalam mempelajari informasi baru. Mereka memahami bahwa beberapa murid perlu diajarkan cara-cara yang lain dari metode mengajar standar, jika murid-murid ini diajar dengan metode standar, kemungkinan kecil mereka dapat memahami apa yang diberikan. Mengetahui gaya belajar yang berbeda ini telah membantu para guru di mana pun untuk dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.


(30)

13

Rita Dunn, seorang pelopor di bidang gaya belajar, telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi cara belajar orang. Yaitu Mencangkup faktor faktor fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.

Berdasarkan pedapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang cenderung dipilih seorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memperoleh informasi untuk mengacu pada kepribadian-kepribadian, kepecayaan-kepercayaan, pilihan-pilihan dan perilaku-perilaku yang digunakan oleh individu untuk membantu dalam belajar mereka dalam suatu situasi yang telah dikondisikan

II.4 Macam-macam Gaya Belajar

Bobbi Derporter dan Mike Hermacki (2012:112) mengemukakan bahwa Michael Grinder, pengarang Rughting the EducationConveyor Belt, telah mengajarkan gaya-gaya belajar dan mengajar kepada banyak instruktur. Ia mencatat bahwa dalam setiap kelompok yang terdiri dari 30 murid, sekitar 22 orang mampu belajar secara cukup efektif dengan cara Visual, auditorial, dan kinestetik sehingga mereka tidak mebutuhkan perhatian khusus.

Gaya belajar visual adalah gaya belajar yang menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan. Ciri-ciri gaya belajar visual diantaranya cenderung melihat sikap, gerakan, dan bibir guru yang sedang mengajar Bobbi Derporter dan Mike Hermacki (2012:113).


(31)

14

Gaya belajar auditorial adalah gaya belajar yang mengandalkan pada pendengaranya untuk bisa memahami dan mengingatnya. Ciri gaya belajar auditorial diantaranya mampu mengingat dengan baik penjelasan guru didepan kelas atau materi yang didiskusikan dalam kelompok atau kelas Bobbi Derporter dan Mike Hermacki (2012:114).

Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang mengharuskan individu yang bersangkutan menyentuh sesuatu yang memberikan informasi tertentu agar bisa mengingatnya. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik diantarnya suka menggunakan objek nyata sebagai alat bantu belajar Bobbi Derporter dan Mike Hermacki (2012:114)

II.5 Konsep Gaya Belajar Visual (melihat)

Belajar visual adalah cara belajar yang menggunakan ketajaman visual (penglihatan) untuk memahami suatu pengetahuan. Menurut Meier Kartikasari, (2011: 18) "Siswa dapat belajar dengan baik jika mereka dapat melihat contoh dari dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran dari segala macam hal ketika mereka sedang belajar". Pendapat Meier di atas didukung pendapat Deporter (2004:168).

Siswa visual membuat banyak simbol dan gambar dalam catatan mereka karena siswa visual belajar terbaik pada saat mereka rnulai dengan garnbaran keseluruhan, melakukan tinjauan umum mengenai bahan pelajaran yang akan sangat rnembantu.

A. Ciri-ciri siswa visual adalah sebagai berikut:

(1) Rapi dan teratur, (2) teliti terhadap detail, dan (3) Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh serta menangkap/melihat detail apa yang dilihat, (4) Tidak terganggu oleh keributan, (5) Lebih Suka membaca daripada dibacakan, (6) cendrung menggunakan gerakan tubuh saat mengungkapkan sesuatu.


(32)

15

B. Strategi untuk mempermudah proses belajar visual :

 Gunakan materi visual seperti, gambar-gambar,diagram dan peta.

 Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting.

 Gunakan multi-media (contohnya:komputer dan video)

 Ajak anak untuk mencoba mengilustrasikan ide-idenya kedalam gambar.

Siswa yang mempunyai gaya belajar visual harus melihat bahasa tubuh dan ekspresi muka gurunya untuk mengerti materi pelajaran. Mereka cendrung untuk duduk didepan agar agar dapat melihat dengan jelas.mereka berfikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram buku peajaran bergambar dan video Deporter (2004:165)

Adapun kelemahan dan Kelebihan Gaya Belajar sebagai Berikut :

 Kelebihan :

a. Rapi dan Teratur

b. Mempunyai sifat yang teliti dan detail saat mengerjakan sesuatu c. Biasanya tidak terganggu jika harus belajar didalam keributan

atau keramaian, anak tetap akan berkonsentrasi ketika harus belajar ditempat ramai

d. Tulisan tangan relative rapi dan bagus e. Cenderung suka membaca

 Kelemahan:

a. Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tetapi tidak pandai dalam memilih kata-kata

b. Mengingat dalam instruksi verbal c. Kurang menyukai berbicara

d. Biasanya sukar mengingat suatu informasi yang diberikan secara lisan

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam pembelajaran menggunakan media Visual adalah:


(33)

16

Persiapan adalah kegiatan dari seorang peneliti yang akan mengajar dengan menggunakan media pembelajaran . kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada langkah persiapan adalah : a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebagaimana bila kan mengajar seperti biasanya, dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan digunakan. B. Mempelajari buku petunjuk atau bahan penyerta yang telah disediakan, C. Menyiapkan dan mengatur peralatan yang akan digunakan agar dalam pelaksanaanya nanti tidak terburu-buru dan mencari-cari lagi serta peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik .

2. Pelaksanaan/penyajian

Peneliti pada saat melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran perlu mempertimbangkan seperti :a.) yakin bahwa semua media dan peralatan telah lengkap dan siap untuk digunakan. B) jelaskan tujuan yang akan dicapai, c) menjelaskan terlebih dahulu apa yang harus dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran. d) menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu perhatian/konsentrasi, dan ketenangan peserta didik .

3. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan gaya Belajar Visual a. Media Visual (Media gambar Diam)

b. Membuat rencana pembelajaran dan penentuan media (media gambar diam)

c. Mempelajari bahan materi yang akan disampaikan, contoh gambar-gambar, karikatur,dll

d. Menyiapkan segala peralatan atau media yang akan digunakan, sehingga pada saatnya tidak terburu-buru sehingga penyampaian dapat dilakukan dengan baik. Media gambar ditempatkan dibagian paling depan agar dapat dilihat dengan jelas oleh siswa yang duduk dibaris paling belakang selain itu juga dengan variasai yang dapat menarik minat siswa

e. Menjelaskan kepada siswa tujuan yang akan dicapai

f. Menyiapkan siswa kemudian menjelaskan kepada siswa apa yang harus mereka lakukan pada saat pembelajaran


(34)

17

g. Setelah persiapan selesai baru memulai pembelajaran h. Menjelaskan setiap bagian-bagian dari media

i. Setelah penyampaian materi selesai guru bersama siswa mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama kemudian menyimpulkan

http://riapalupijati.blogspot.com/2013/01/gaya-belajar-visual-auditorial-dan.htmI?m=1 diakses pukul 22:47 senin 6 oktober 2014

II.6 Konsep Hasil Belajar

“hasil belajar dapat dipahami sebagai sebuah pengalaman yang diperoleh

seseorang untuk dapat berinetraksi dengan lingkungannnya setelah mengalami proses belajar yang berksinambungan. Hasil belajar adalah ukuran kemampuan

seorang setelah mengikuti pelajaran” (Nasution,1999:4).

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari satu usaha. Dalam hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari pada nilai setiap

kali mengikuti tes”.(Ahmadi,1984:35)

Jadi hasil belajar adalah suatu hasil yang telah didapat oleh siswa dalam suatu pembelajaran yang dilakukan dalam proses pembelajaran yang diperoleh dari hasil pelajaran yang telah dnilai dan meningkat dari hasil sebelumnya.

II.7 Krangka Pikir

Tujuan pembelajaran merupakan usaha untuk membuat suatu perubahan dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui berbagai kegiatan atau latihan yang telah dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Hasil belajar merupakan salah satu alat ukur keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran.


(35)

18

Dengan Hasil belajar siswa dapat dilihat sejauh mana keberhasilan guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada umumnya tujuan pembelajaran tersebut dapat dikatakan berhasil apabila hasil belajar siswa baik. Namun pada kenyataannya untuk mendapatkan hasil belajar yang baik tidak mudah apa bila tidak didukung oleh berbagai faktor seperti faktor yang berasal dari luar individu yaitu gaya belajar.

Sehubungan dengan tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada bidang studi sejarah ada beberapa hal yang mempengaruhi diantaranya adalah penggunaan gaya belajar guru. Penggunaan gaya belajar setiap guru berbeda-beda dan tentunya perbedaan gaya belajar tersebut akan mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Gaya belajar yang dipakai oleh guru dapat menarik keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan akan menyimpulkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri sehingga masing-masing siswa dapat menggunakan kemampuannya semaksimal mungkin

dan dapat mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada hasil belajar siswa.


(36)

19

1.Memperhatikan penjelasan guru (melihat sikap dan gerakan guru saat mengajar)

2. Melihat penyajian bahan materi visual seperti gambar-gambar 3. Mengerjakan tugas atau Latihan soal

II.8 Paradigma

Keterangan : Garis Proses = Garis Pengaruh =

Gambar 1. Diagram alir kerangka pikir pengaruh aktivitas belajar siswa di kelas terhadap hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014

Gaya Belajar Visual


(37)

20

II.9 Hipotesis

Menurut Suharsimi Ari Kunto Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu permasalahan sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Ari Kunto, 2010 : 110).

Sedangkan menurut Sugiono yang dimaksud dengan hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap rumusan penelitian, dimana rumusan penelitian dinyatakan dalam benuk pertanyaan ( Sugiono, 2013 : 96). Jadi hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah gaya belajar visual seorang guru berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

H0 : Gaya Belajar Visual tidak berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.

H1 : Gaya Belajar Visual berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat.


(38)

21

REFERENSI

(http://www.pengertianahli.com /2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal1.diakses pada pukul 15.26 tanggal 10 juli 2014) (http://www.pengertianahli.com

/2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal 3.diakses pada pukul 15.50 tanggal 10 juli 2014) R.Moh Ali.2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta:Pelangi

Aksara.Halaman 12

Rustam E Tamburaka .2002. Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah,Sejarah Filsafat dan Iptek. Halaman : 20

Ibid.Halaman 9.

Hugiono, P.K Poerwantana.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.Jakarta:Bina Aksara. Halaman 9.

Sartono Kartodirdjo.1993.Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Halaman 258.

M.Nur Ghufron.2013.Gaya belajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar. Halaman 42 M.Djoko susilo.2009.Sukses Dengan Gaya Belajar.Yogyakarta:Pustaka

belajar.Halaman 94

Deporter., Bobbi. Dan Mike Hernacki.2012. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, Hal.110

Ibid.Halaman 112. Ibid.Halaman 113. Ibid.Halaman 114. Ibid.Halaman 165. Ibid.Halaman 168.

Prof.Drs.Anas Sudijono. 2008 Buku Pengantar Evaluasi. Bandung; Halaman 50. Suharsimi Arikunto.2010.Produser Penelitian suatu pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta. Jakarta. Halaman 110


(39)

III. METODE PENELITIAN

III.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut sugiyono (2011:107), menyatakan bahwa dalam penelitian eksprimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan demikian metode penelitian eksperimen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan.

Sedangkan menurut S.Margono (2010:110), metode eksperimen adalah suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawabpertanyaan peneliti .

III.2 Populasi dan Sampel III.2.1 Populasi

Menurut Santoso dan Tjiptono (2002 : 79), “Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk suatu masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian dilakukan”. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Di SMA Negeri 2 Liwa tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 199 siswa.


(40)

23

No. Kelas

Jumlah Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. X.1 17 16 33

2. X.2 16 15 31

3. X.3 19 14 33

4. X.4 18 15 33

5. X.5 21 13 34

6. X.6 17 18 35

Jumlah 108 91 199

Sumber : Tata Usaha SMA Negri 2 Liwa.

Dari tabel di atas, dapat diketahui yang menjadi populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Liwa tahun ajaran 2013/2014 yang terdistribusi dalam 6 kelas (X.1, X.2, X.3, X.4, X.5, X.6) dengan jumlahkeseluruhan sebanyak 199 orang siswa yang terdiri dari 108orang siswa laki-laki dan 91 orang siswa perempuan.

III.2.2 Sampel

Teknik sampling dalam peneitian ini adalah cara pengambilan sampel dari suatu populasi . “sampel adalah semacam miniatur dari populasinya”Menurut Santoso dan Tjiptono (2002 : 80).

Sedangkan menurut Sukardi (dalam Johni,2013:56)Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.


(41)

24

Pengertian sampel menurut Ridwan adalah “Sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu yang biasa disebut dengan teknik sampling”(Ridwan,2005:11).

Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti dalam pengambilan sampel ini adalah simple random sampling. Ialah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek populasi untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel (Sugiyono 2013:120).

Berdasarkan tehnik random sampling dengan cara undian maka dari 6 kelas siswa kelas X SMA Negeri 2 Liwa di peroleh kelas X.2 sebagai sampel secara rinci, dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2 Jumlah Sampel.

No. Kelas

Jumlah Siswa

Jumlah Laki-laki Perempuan

1. X.2 16 15 31

Jumlah 16 15 31

Sumber: Hasil Pengundian.

Dari tabel di atas, maka sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X.2 yang mendapat perlakuan dengan diajarkan menggunakan Gaya Belajar Visual (Belajar Dengan Cara Melihat).

III.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel III.3.1 Variabel Penelitian


(42)

25

Variabel adalah objek penelitian ataupun menjadi titik perhatian suatu penelitian”(Suharsimi Arikunto,2001:91).

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan gaya belajar Visual (Belajar dengan cara melihat), sedangkan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses siswa dalam kegiatan pembelajaran pendidikan Sejarah Kelas X di SMA Negeri 2 Liwa. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari satu kelas, yaitu kelas X.2. Pada kelas X.2 ini akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan Gaya Belajar Visual (Belajar Dengan Cara Melihat).

III.3.2 Definisi Oprasional Variabel

Gaya belajar Visual adalah gaya belajar yang menitik beratkan pada ketajaman penglihatan. Artinya bukti-bukti konkrit harus diperlihatkan terlebih dahulu agar mereka paham gaya belajar seperti ini mengandalkan penglihatan.

Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendiskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan terukur. Tujuannya agar menghindari terjadinya kesalah pahaman dalam penafsiran variabel yang akan diteliti.

Definisi operasinal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Merumuskan Masalah dilakukan sebelum kita melakukan kegiatan belajar Visual,.

2. Mengamati atau melakukan observasi dapat dilakukan dengan membaca buku atau sumber lain untuk mendapatkan informasi pendukung.


(43)

26

3. Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan, bagan, tabel, dan karya lainnya merupakan tindak lanjut dari kedua langkah yang sudah dilakukan .

III.4 Desain Penelitian

penulis menggunakan metode Eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan menggunakan one group pre-test dan post-test design, yaitu Eksperimen yang dilaksanakan hanya pada satu kelompok saja tanpa kelompok pembanding.

Penelitian ini dilakukan dengan memberikan tes awal (pretest) lebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan yaitu pengajaran gaya belajar visual, Setelah itu diberi tes akhir (postest). Adapun desain penelitiannya adalah sebagai berikut :

01 X 02

Keterangan :

01 : Tes awal (pretest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa sebelum mendapatkan pengajaran gaya belajar visual

X : pengajaran gaya belajar visual

02 : Tes akhir (posttest) dilakukan untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa setelah mendapatkan pengajaran gaya belajar visual

(Sugiyono, 2007:111)

III.5 Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Tes

Menurut (Suharsimi Arikunto,2006:52) “Tes atau kuis merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang


(44)

27

dimaksud dalam penelitian ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah.

2. Teknik Dokumentasi

Suranto (2009:14) Dokumentasi adalah suatu tehnik pengambilan data dari data masa lalu yang ada di perusahaaan atau lembaga. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti data siswa kelas X SMA Negeri 2 Liwa tahun ajaran 2013/2014.

3. Teknik Observasi

Teknik dokumentasi adalah suatu tehnik untuk mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkip, majalah, notulen, agenda dan sebagainya.(Suharsini Arikunto, 1986; 188) Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan relevan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan teknik observasi langsung. Observasi ini dilakukan selama penulis melakukan penelitian di SMA Negeri 2 Liwa.

4.Kepustakaan

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.

III.6 Validitas dan Reabilitas Alat Ukur III.6.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat valid dari suatu instrumen. Suatu intrumen valid mempunyai validitas yang tinggi. Suatu instrumen diakatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di inginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara cepat dan tepat. Ciri


(45)

28

suat tes yang baik adalah apabila tes itu mampu untuk mengukur apa yang akan diukur atau istilahnya valid, yang diitung dalam tiap item atau butir soal. Penelitian ini digunakan, disusun dan disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran.(Suharsimi Arikunto 2008:144).

r(xy)= N ∑ − ∑ ∑ √[N ∑ − ∑ ] [N ∑ − ∑ Keterangan :

rxy : Koefesien Korelasi antara variabel x dan variabel y x : Skor

y : Jumlah Skor x2 : Kuadrat dari Skor

y2 : Kuadrat dari Jumlah Skor

∑ xy : Jumlah Perkalian X dan Y

N : Jumlah Sample

(Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson).

Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koofesien validitas. Koefesien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefesien antara-1,00 sampai dengan 1,00 Besar kooefsien yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Koefesien Validitas Tes Koefesien Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi 0,71-0,90 Tinggi


(46)

29

0,21-0,40 Rendah

Negatif-0,20 sangat Rendah Sumber: Suharsimi Arikunto, 2008:144

Item soal dapat dikatakan valid bila nilai koefesien >0,2. Sedangkan bila nilai koefesien kurang dari 0,2, maka item soal tersebut tidak valid.

III.6.2 Reliabilitas

Menurut Syofian Siregar (2013:87) reliabilitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik Alpha Cronbach dalam menguji reliabilitas, dan menggunakan rumus yaitu :

r= [ � �− ]

[1-∑ ��

Σ ]

r11 = Nilai Reliabilitas

�� = Jumlah varians skor tiap-tiap item

Σ� = varians total

K = jumlah item atau butir pertanyaan

Untuk menginterpretasikan besarnya nilai korelasi, adalah: a. Antara 0,80 – 1,00 : Sangat kuat

b. Antara 0,60 – 0,799 : kuat c. Antara 0,40 – 0,599 : Sedang d. Antara 0,20 – 0,399 : Rendah e. Antara 0,00 – 0,199 : Sangat rendah


(47)

30

III.7 . Tingkat Kesukaran

Arikunto (2008: 210) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut:

P = � ��

Keterangan :

P : angka indeks kesukaran item

B : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul JS : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar.

Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan klasifikasi sebagai berikut: Tabel 4. Indeks Kesukaran

- Soal dengan P -1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar - Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang - Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

III.8 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis 3.8.1 Menghitung nilai pretest dan posttest

Penghitungan nilai pretest dan nilai posttest dirumuskan sebagai berikut: Nilai siswa = ℎ � � �

ℎ � ×

Setelah mengetahui data nilai data pretest dan posttest kemudian melakukan analisis data. Sebelum analisis terhadap data hasil pretest dan postest dilakukan perlu adanya uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan homogenitas data. Apabila data normal maka pengujian hipotesis dilakukan


(48)

31

dengan statistika parametrik, tetapi apabila data tidak normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan statistika nonparametrik.

III.8.1 Uji Prasyarat 1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat. Adapun rumus yang digunakan menurut Sudjana (2005:273) adalah sebagai berikut : a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Taraf signifikan : α = 0,05

c. Statistik uji

�ℎ � = ∑ � −

= Keterangan:

�= frekuensi harapan

= frekuensi yang diharapkan

� = banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0 jika χ2

hitung≤ χ2tabel, dengan χ2tabel (1-α) (k-3). 2. Uji Homogenitas

Uji kesamaan dua varian atau Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan gaya belajar visual dan siswa yang mengikuti


(49)

32

pembelajaran secara konvensional memiliki varians yang sama (homogen) atau tidak, sehingga dapat menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Uji homogenitas dilakukan dengan langkah-langkah berikut;

a. Hipotesis

H0: � = � (varians populasi homogen) H1: � ≠ � (varians populasi tidak homogen) b. Taraf signifikansi: � = 0,05

c. Statistik uji:

Variansterkecil

terbesar Varians

F

d. Kriteria uji: tolak Ho jika ≥ ⁄ � , dengan ⁄ � , didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ⁄ �, derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut (Sudjana, 2005: 250)

III.8.2 Uji Hipotesis

Setelah data uji normalitas dan homogenitas diperoleh, maka selanjutnya adalah menguji hipotesis, tujuan dari uji hipotesis adalah untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Analisis data yang digunakan adalah dengan uji statistik parametrik, hal ini dilakukan berdasarkan hasil uji homogenitas dan normalitas yang merupakan uji prasyarat yang telah dilakukan, diperoleh data posttest yang berdistribusi normal dan homogen. Rumus uji statistik dengan data yang berditribusi normal dan homogen menggunakan Uji-thitung, Uji-thitung digunakan untuk melihat perbedaan


(50)

33

pengaruh pada kelas eksperimen dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan. Uji hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya belajar visual terhadaphasil belajar materi sejarah .

H1 : Ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya belajar visual terhadap hasil belajar materi sejarah

Rumus statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

2 1 2 1 1 1 n n s X X thitung    Keterangan:

� : Rata-rata Kelas Eksperimen � : Rata-rata kelas kontrol

� : Varians

� : Varians kelas eksperimen

� : Varians kelas kontrol

�� : Varians gabungan (Sumber : Sudjana, 2005 : 239) III.9 Langkah-langkah Penelitian

Langkah-langkah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti banyak kelas, jumlah siswa, dan cara guru mengajar.

2. Menentukan populasi dan sampel.

2 ) 1 ( ) 1 ( 2 1 2 2 2 2 1 1 2       n n S n S n S dengan


(51)

34

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. 9. Menganalisis data.

10.Membuat kesimpulan. III.10. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah dilihat dari adanya proses pembelajaran siswa menjadi lebih baik yang ditunjukan dari hasil penguasaan materi, aktivitas, sikap siswa saat proses belajar berlangsung.Dengan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran siswa di kelas diharapkan proses pembelajaran IPS berikutnya dapat lebih baik dengan menggunakan gaya belajar Visual (belajar dengan cara melihat).


(52)

35

REFERENSI

Sugiyono . 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabetha. Bandung: Halaman 107.

S.Margono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Halaman.110. Santoso Tjiptono . 2002 Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta; PT

Elexmedia Computindo.Halaman 79.Ibid.Halaman 80.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Halaman 120 Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Halaman 11. Suharsimi Arikunto,2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara

Jakarta. Halaman 91

Sanuasi, Anwar. 2011. Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, Halaman 17.

Suharsimi Arikunto. 2006. Produser Penelitian suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta. 52

Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,Halaman.144

Arikunto., OP.Cit., Hal.210.

Siregar Syofian, 2013,Statistik Pramatik Untuk Penelitian Kuantitaif .Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 87.

Sugiyono.2012.Metode PenelitianPendidikan. Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D Bandung:Alfabeta,Halaman.207.

Ibid.,Hal.208 Arikunto,Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara,Hal.251

Sudjana.2005.metode statistika.bandung:tarsito

Sugiyono.2008.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitaif ,kualitatif,dan R&B. Bandung:alfabeta


(53)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diketahui bahwa

Gaya Belajar Visual berpengaruh positif terhadap Hasil belajar siswa pada mata

Pelajaran Sejarah Kelas X.2 di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun pelajaran 2013/2014, Dengan kesimpulan Sebagai Berikut :

Penggunaan gaya pembelajaran visual berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat, yang ditunjukkan dari Hasil rata-rata pretest 61,92 dan hasil rata-rata postest 68,00 Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Uji-thitung, diperoleh data hasil perhitungan lebih besar dari

nilai ttabel. Dengan nilai thitung yaitu 1,89 >

1,89 > 1,67 , berarti thitung ttabel berdasarkan data tersebut maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya belajar visual terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.


(54)

65

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti memberikan saran bagi para pembaca, terutama bagi rekan-rekan guru antara lain :

1. Bagi guru Gaya Belajar Visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran, mempelajari bagaimana anak menyerap dan mengolah informasi dengan menggunakan tehnik-tehnik dengan menyeimbangkan cara belajar anak sehingga dapat mencapai keberhasilan belajar.

2. Bagi pembaca Gaya Belajar Visual dapat memberikan pengetahuan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Deporter., Bobbi. Dan Mike Hernacki.2012. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa,

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bineka Cipta,

Hamalik, Oemar. 1992.Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Mundur Maju.

Hugiono, P.K Poerwantana.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.Jakarta:Bina Aksara. M.Nur Ghufron.2013.Gaya belajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

M.Djoko susilo.2009.Sukses Dengan Gaya Belajar.Yogyakarta:Pustaka belajar. Prof.Drs.Anas Sudijono. 2008Buku Pengantar Evaluasi. Bandung.

Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.Bandung : Alfabeta.

R.Moh Ali.2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta:Pelangi Aksara. Rustam E Tamburaka .2002.Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat

Sejarah,Sejarah Filsafat dan Iptek.

Sartono Kartodirdjo.1993.Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bineka Cipta,.

Suharsimi Arikunto.2010.Produser Penelitian suatu pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono . 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabetha. Bandung.


(56)

S.Margono. 2010.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.

Santoso Tjiptono . 2002Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.Jakarta; PT Elexmedia Cmputindo.

Suharsimi Arikunto,2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Jakarta.

Sanuasi, Anwar. 2011.Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Suharsimi Arikunto. 2006.Produser Penelitian suatu Pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta.

Siregar Syofian, 2013,Statistik Pramatik Untuk Penelitian Kuantitaif.Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&DBandung:Alfabeta.

(http://www.pengertianahli.com /2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal1.diakses pada pukul 15.26 tanggal 10 juli 2014) (http://www.pengertianahli.com

/2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal 3.diakses pada pukul 15.50 tanggal 10 juli 2014) Sudjana.2005.metode statistika.bandung:tarsito

Sugiyono.2008.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitaif ,kualitatif,dan R&B. Bandung:alfabeta


(1)

3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen tes penelitian.

6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen.

8. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. 9. Menganalisis data.

10.Membuat kesimpulan.

III.10. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah dilihat dari adanya proses pembelajaran siswa menjadi lebih baik yang ditunjukan dari hasil penguasaan materi, aktivitas, sikap siswa saat proses belajar berlangsung.Dengan adanya peningkatan dalam proses pembelajaran siswa di kelas diharapkan proses pembelajaran IPS berikutnya dapat lebih baik dengan menggunakan gaya belajar Visual (belajar dengan cara melihat).


(2)

35

REFERENSI

Sugiyono . 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabetha. Bandung: Halaman 107.

S.Margono. 2010. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Halaman.110. Santoso Tjiptono . 2002 Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta; PT

Elexmedia Computindo.Halaman 79.Ibid.Halaman 80.

Sugiyono.2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta. Halaman 120 Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Halaman 11. Suharsimi Arikunto,2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara

Jakarta. Halaman 91

Sanuasi, Anwar. 2011. Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, Halaman 17.

Suharsimi Arikunto. 2006. Produser Penelitian suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta. 52

Arikunto Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,Halaman.144

Arikunto., OP.Cit., Hal.210.

Siregar Syofian, 2013,Statistik Pramatik Untuk Penelitian Kuantitaif .Bumi Aksara. Jakarta. Halaman 87.

Sugiyono.2012.Metode PenelitianPendidikan. Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D Bandung:Alfabeta,Halaman.207.

Ibid.,Hal.208 Arikunto,Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara,Hal.251

Sudjana.2005.metode statistika.bandung:tarsito

Sugiyono.2008.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitaif ,kualitatif,dan R&B. Bandung:alfabeta


(3)

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diketahui bahwa

Gaya Belajar Visual berpengaruh positif terhadap Hasil belajar siswa pada mata

Pelajaran Sejarah Kelas X.2 di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun pelajaran 2013/2014, Dengan kesimpulan Sebagai Berikut :

Penggunaan gaya pembelajaran visual berpengaruh terhadap pemahaman siswa pada mata pelajaran sejarah kelas X SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat, yang ditunjukkan dari Hasil rata-rata pretest 61,92 dan hasil rata-rata postest 68,00 Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Uji-thitung, diperoleh data hasil

perhitungan lebih besar dari

nilai ttabel. Dengan nilai thitung yaitu 1,89 >

1,89 > 1,67 , berarti thitung ttabel berdasarkan data tersebut maka H0 ditolak.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya belajar visual terhadap hasil belajar pada mata pelajaran sejarah.


(4)

65

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di SMA Negeri 2 Liwa Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2013/2014, maka peneliti memberikan saran bagi para pembaca, terutama bagi rekan-rekan guru antara lain :

1. Bagi guru Gaya Belajar Visual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran, mempelajari bagaimana anak menyerap dan mengolah informasi dengan menggunakan tehnik-tehnik dengan menyeimbangkan cara belajar anak sehingga dapat mencapai keberhasilan belajar.

2. Bagi pembaca Gaya Belajar Visual dapat memberikan pengetahuan sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.


(5)

Arikunto Suharsimi. 2008.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Deporter., Bobbi. Dan Mike Hernacki.2012. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa,

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bineka Cipta,

Hamalik, Oemar. 1992.Studi Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: Mundur Maju.

Hugiono, P.K Poerwantana.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.Jakarta:Bina Aksara. M.Nur Ghufron.2013.Gaya belajar. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

M.Djoko susilo.2009.Sukses Dengan Gaya Belajar.Yogyakarta:Pustaka belajar. Prof.Drs.Anas Sudijono. 2008Buku Pengantar Evaluasi. Bandung.

Ridwan.2005. Pengantar Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis.Bandung : Alfabeta.

R.Moh Ali.2005.Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia. Yogyakarta:Pelangi Aksara. Rustam E Tamburaka .2002.Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat

Sejarah,Sejarah Filsafat dan Iptek.

Sartono Kartodirdjo.1993.Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Slameto. 2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: PT Bineka Cipta,.

Suharsimi Arikunto.2010.Produser Penelitian suatu pendekatan Praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono.2013.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono . 2011.Metode Penelitian Pendidikan. Alfabetha. Bandung.


(6)

S.Margono. 2010.Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta.

Santoso Tjiptono . 2002Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik.Jakarta; PT Elexmedia Cmputindo.

Suharsimi Arikunto,2001.Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara Jakarta.

Sanuasi, Anwar. 2011.Metodelogi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Suharsimi Arikunto. 2006.Produser Penelitian suatu Pendekatan Praktik. PT

Rineka Cipta.

Siregar Syofian, 2013,Statistik Pramatik Untuk Penelitian Kuantitaif.Bumi Aksara. Jakarta.

Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&DBandung:Alfabeta.

(http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal1.diakses pada pukul 15.26 tanggal 10 juli 2014)

(http://www.pengertianahli.com/2013/09/pengertian-belajar-menurut-para-ahli.html.hal 3.diakses pada pukul 15.50 tanggal 10 juli 2014) Sudjana.2005.metode statistika.bandung:tarsito

Sugiyono.2008.Metode Penelitian pendidikan pendekatan kuantitaif ,kualitatif,dan R&B. Bandung:alfabeta


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER GENAP 2014/2015 SMA NEGERI 1 MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT SUMSEL

1 24 77

IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR SISWA KELAS X TERHADAP MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2015/2016

0 2 65

HUBUNGAN ANTARA DISIPLIN BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN SEJARAH PEMINATAN KELAS X IIS SEMESTER GENAP DI SMA NEGERI 1 WIRADESA TAHUN AJARAN 2014 2015

0 7 92

PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER SEJARAH DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN SEJARAH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI DI KABUPATEN PURWOREJO

0 10 86

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI KELAS X SMA SWASTA METHODIST 8 MEDAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

2 4 23

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN KELAS X SMA NEGERI 3 BINJAI SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 1 22

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI (Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Cikalongwetan ).

0 1 27

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X IIS SMA KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

0 0 15

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 5 CIMAHI.

0 2 39

PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Survey Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pebayuran Kabupaten Bekasi.

0 0 31