Analisis Deskriptif Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Mandarin dan dalam Bahasa Indonesia.

(1)

viii

摘要 名字 :錡爱铃

专业 :中文系

题目 :描述汉语和 尼语活动拟声词分析

人类总是利用语言作为沟通的工具。每一种语言一定有自己的拟声词。拟声 词是模仿声音而组成的词语。为了能够真正理解某种语言,我们必须更深入 地了解拟声词。因此,笔者进行研究和讨论拟声词在汉语和 尼语的日常活 动。本研究方法是利用定性描述法。本论文里,笔者将阐述拟声词的日常活 动,并附加例句和含义。


(2)

ABSTRACT

Name : Ayrine Agatha Wiranata Study Progam : Chinese Literature

Thesis Title : ANALYSIS OF THE DESCRIPTION Of ONOMATOPOEIA ACTIVITY PATTERN IN MANDARIN AND IN INDONESIAN

Language is always used by people as a means to communicate. Every language certainly has its own onomatopoeia. Onomatopoeia is a word formed by imitative sound. To be able to truly understand a language, we have to understand onomatopoeia further. Therefore, the author make this research to discuss the onomatopoeia of daily activities in Mandarin and in Indonesian. This research uses descriptive qualitative research method. In this paper, the author will describe daily activity of onomatopoeia, along with example sentences and the meanings contained.


(3)

x ABSTRAK

Nama : Ayrine Agatha Wiranata Progam Studi : Sastra China

Judul : ANALISIS DESKRIPTIF ONOMATOPE AKTIVITAS DALAM BAHASA MANDARIN DAN DALAM BAHASA INDONESIA

Bahasa selalu digunakan oleh manusia sebagai alat untuk berkomunikasi. Setiap bahasa pasti memiliki onomatope sendiri. Onomatope adalah kata yang terbentuk berdasarkan tiruan bunyi. Untuk dapat benar-benar memahami suatu bahasa maka kita juga harus mengetahui onomatope agar lebih mendalam. Oleh karena itu, penulis membuat penelitian yang membahas tentang onomatope aktivitas sehari-hari dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Dalam skripsi ini, penulis akan menjabarkan onomatope dengan aktivitas sehari-hari disertai dengan contoh kalimat serta makna yang terkandung di dalamnya.


(4)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA TULIS SKRIPSI ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

摘要 ... viii

ABSTRACT ... ix

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 2

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 3

1.5 Sumber Data ... 3

1.5.1 Data Primer ... 3

1.5.2 Data Sekunder ... 3

1.6 Metode dan Teknik Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Teori Onomatope ... 5

2.1.1 Definisi Onomatope Bahasa Mandarin ... 6

2.1.2 Definisi Onomatope Bahasa Indonesia ... 6

2.2 Budaya Aktivitas Makan dan Aktivitas Bersendawa di Indonesia dan Tiongkok ... 7

2.3 Definisi Makna ... 7

2.3.1 Makna Positif ... 7

2.3.2 Makna Negatif ... 7

2.3.3 Makna Netral ... 7

BAB III PEMBAHASAN ... 8

3.1 Onomatope dengan Pola Aktivitas dalam Bahasa Mandarin ... 9

3.1.1 Aktivitas Tertawa ... 9

3.1.1.1 Bentuk Onomatope 哈哈哈(hāhāhā) ... 9

3.1.1.2 Bentuk Onomatope呵呵(hēhē) ... 10

3.1.1.3 Bentuk Onomatope嘻嘻哈哈(xīxīhāhā) ... 10

3.1.1.4 Bentuk Onomatope哧哧(chī chī) ... 11

3.1.1.5 Bentuk Onomatope嘿嘿嘿 (hēihēihēi) ... 12


(5)

xii

3.1.2.1 Bentuk Onomatope哇(wā),哇哇(wāwā) ... 13

3.1.2.2 Bentuk Onomatope嘤嘤(yīngyīng) ... 14

3.1.2.3 Bentuk Onomatope呜呜(wūwū) ... 14

3.1.2.4 Bentuk Onomatope呱呱(gūgū) ... 15

3.1.3 Aktivitas Makan ... 16

3.1.3.1 Bentuk Onomatope咯吱咯吱(gēzhī gēzhī) ... 16

3.1.4 Aktivitas Minum ... 17

3.1.5 Aktivitas Batuk ... 17

3.1.6 Aktivitas Muntah ... 18

3.1.7 Aktivitas Berteriak ... 19

3.1.7.1 Bentuk Onomatope啊(ā) ... 19

3.1.7.2 Bentuk Onomatope呀(yā) ... 20

3.1.8 Aktivitas Tidur ... 20

3.1.9 Aktivitas Bersendawa ... 21

3.1.10 Aktivitas Bergumam ... 21

3.1.10.1 Bentuk Onomatope嘟嘟嚷嚷(dūdū rāngrāng) . 22 3.1.10.2 Bentuk Onomatope叽咕(jīgu), 叽叽咕咕 (jījigugu) ... 22

3.2 Onomatope dengan Pola Aktivitas dalam Bahasa Indonesia ... 23

3.2.1 Aktivitas Tertawa ... 23

3.2.1.1 Bentuk Onomatope hahaha ... 23

3.2.1.2 Bentuk Onomatope hihihi ... 24

3.2.1.3 Bentuk Onomatope hehe ... 24

3.2.2. Aktivitas Menangis ... 25

3.2.2.1 Bentuk Onomatope huhuhu ... 25

3.2.3 Aktivitas Makan ... 26

3.2.3.1 Bentuk Onomatope nyam nyam nyam atau clap clap clap ... 26

3.2.4 Aktivitas Minum ... 27

3.2.5 Aktivitas Batuk ... 27

3.2.5.1 Bentuk Onomatope ehem ... 28

3.2.5.2 Bentuk Onomatope uhuk ... 28

3.2.5.3 Bentuk Onomatope gruk gruk ... 29

3.2.5.4 Bentuk Onomatope ehek ... 29

3.2.6 Aktivitas Muntah ... 29

3.2.6.1 Bentuk Onomatope ohok ... 29

3.2.6.2 Bentuk Onomatope huek ... 30

3.2.7 Aktivitas Berteriak ... 30

3.2.7.1 Bentuk Onomatope Aaa! ... 31

3.2.7.2 Bentuk Onomatope Wow! ... 31

3.2.8 Aktivitas Tidur ... 32

3.2.9 Aktivitas Bersendawa ... 32


(6)

3.3 Tabel 10 Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Mandarin dan

Bahasa Indonesia Berdasarkan Makna Leksikal ... 35

3.4 Tabel 10 Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia ... 36

3.5 Tabel 10 Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Indonesia yang Terpengaruh Oleh Bahasa Gaul ... 38

3.6 Tabel Hasil Kuisioner 10 Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Indonesia ... 39

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 40

4.1 Simpulan ... 40

4.2 Saran ... 41

4.2.1 Saran Bagi Penutur ... 41

4.2.2 Saran Bagi Pembelajar Bahasa ... 42

4.2.3 Saran Bagi Ahli Bahasa ... 42


(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Tanpa adanya bahasa, manusia akan sulit untuk berkomunikasi satu sama lain. Karena manusia adalah makhluk sosial, bahasa sangat penting dan pasti digunakan setiap hari.

Bahasa juga adalah ujaran berarti bahwa media bahasa yang terpenting adalah bunyi-bunyi, bagaimana sempurna dan modernnya media tulisan. Kita bisa berbicara tanpa menulis, tetapi kita tidak bisa menulis tanpa berbicara, minimal berbicara dengan diri sendiri. Semua bukti-bukti penyelidikan sejak zaman dahulu sampai sekarang terbukti bahwa bahasa yang terpenting dalam berkomunikasi. Sistem tulisan hanyalah suatu alat menggambarkan arti dan dipakai untuk melestarikan ucapan. Karena itulah bahasa disebut juga sebagai alat pelestari kebudayaan manusia.

Selain menjadi sarana untuk berkomunikasi, bahasa juga berperan penting untuk memahami perkataan orang lain maka banyak orang yang mulai mempelajari bahasa asing. Contohnya banyak orang yang mulai belajar bahasa Inggris karena banyak negara seperti Amerika Serikat, Australia, New Zealand, Hongkong dan lain-lain menggunakan bahasa Inggris sebagai media utama untuk berkomunikasi sehingga dalam berkomunikasi dapat berjalan dengan lancar walaupun bahasa Inggris adalah bahasa nomor dua yang terbanyak diucapkan oleh manusia. Berdasarkan penelitian, ternyata bahasa nomor satu yang paling banyak dipakai adalah bahasa Mandarin. (Gustaaf Kusno, 2011) Agar tidak ketinggalan zaman, kita perlu untuk mempelajari bahasa Mandarin.

Dalam berbicara pasti akan ada bunyi yang keluar dari mulut seseorang yang ditangkap oleh telinga pendengar. Bunyi tersebut bermacam-macam ada yang berupa kalimat, kata-kata, ada juga yang berupa tiruan bunyi atau onomatopeia. Onomatopeia adalah bahasa yang dapat didefinisikan sebagai kosakata yang dibentuk berdasarkan bunyi atau suara yang dikeluarkan oleh kata


(8)

yang bersangkutan. Kosakata ini bisa berbentuk kata benda, kata kerja, kata sifat dan sebagainya. Tiruan bunyi tersebut ada yang berasal dari manusia, hewan, gejala alam, dan benda. Penulis ingin mengangkat judul “Analisis Deskriptif Onomatope Aktivitas dalam Bahasa Mandarin dan dalam Bahasa Indonesia” karena melihat fenomena bahwa ternyata dalam tiruan bunyi di dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia terdapat kata-kata yang aktivitasnya sama tetapi ada yang mempunyai makna leksikal yang berbeda-beda. Penulis memilih sepuluh aktivitas sehari-hari sebagai sampel dari penelitian yaitu tertawa, menangis, makan, minum, batuk, muntah, berteriak, tidur, bersendawa, bergumam karena aktivitas tersebut paling umum dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan aktivitas tersebut menghasilkan bunyi yang keluar dari pita suara manusia. Dengan adanya penelitian ini diharapkan para pembelajar bahasa Mandarin dapat memahami onomatope dalam bahasa Mandarin dan dapat mengetahui padanan onomatope bahasa Mandarin dalam bahasa Indonesia. Onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia sangat menarik karena onomatope selalu muncul dan digunakan dalam aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu,penulis tertarik untuk meneliti kata-kata tiruan bunyi tersebut dengan cara membandingkan keduanya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seperti apakah penjabaran onomatope dalam aktivitas bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia?

2. Apa sajakah persamaan dan perbedaan onomatope aktivitas dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia?

3. Pemaknaan seperti apa yang muncul dari onomatope aktivitas dalam bahasa Manadarin dan dalam bahasa Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menjelaskan seperti apakah penjabaran onomatope dalam aktivitas bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia.

2. Mengetahui apa saja persamaan dan perbedaan onomatope aktivitas bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.


(9)

3 3. Mengetahui pemaknaan seperti apa yang muncul dari onomatope aktivitas

bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian tentang tiruan bunyi dengan pola aktivitas sehari-hari dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia agar orang yang belajar bahasa Mandarin tidak hanya belajar bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari saja tetapi juga dapat mengetahui dan memahami kata-kata tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin dan mempergunakan kata-kata tiruan bunyi tersebut dalam membuat karangan sehingga terkesan lebih hidup dan lebih bermakna selain itu juga dapat menambah pengetahuan mengenai tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin. Bagi orang asing terutama yang bisa bahasa Mandarin juga dapat mengetahui dan memahami tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin yang sepadan dengan tiruan bunyi dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya penelitian ini juga sebagai salah satu sumber referensi bagi pembelajar bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

1.5 Sumber Data 1.5.1 Data Primer

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data primer dengan cara membagikan kuisioner kepada 45 responden dan merekam tiruan bunyi dalam Bahasa Indonesia yang diucapkan oleh responden berdasarkan aktivitas sehari-hari yang ada di dalam kuisioner.

1.5.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data sekunder dari :

1. Buku yang berjudul Hanyu Nishengci Yanjiu (汉语拟声词研究) yang ditulis oleh 李镜儿 (Li Jing`er) (2006) tentang teori dan kata-kata onomatope dalam bahasa Mandarin.


(10)

2. Buku yang berjudul Xiandai Yinniyu Yufa (现代 尼语语法) yang ditulis oleh 张琼郁(Zhang Qiongyu) (2004) yang berisi tentang tata bahasa Mandarin modern.

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III yang disusun oleh Pusat Bahasa yang diterbitkan oleh Balai Pustaka.

4. Buku yang berjudul fonologi sebuah pengantar untuk konsep-konsep dasar yang ditulis oleh Lass, Roger tentang teori fonologi.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian atau cara kerja untuk membahas dan menganalisis masalah. Di samping itu, digunakan pula teknik penelitian atau alat kerja untuk mengumpulkan data.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Metode deskripsi kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah teknik survei literatur untuk mengumpulkan data sekunder dan teknik observasi untuk mengumpulkan data primer dari lapangan.


(11)

40

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut ini akan dirumuskan hal-hal yang ditemukan dari penelitian yang dapat dikategorikan sebagai temuan ilmiah atau jawaban persoalan/simpulan, yaitu sebagai berikut.

Persamaan onomatope dengan 10 pola aktivitas dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia yang telah dijabarkan dalam Bab III ditinjau dari segi bunyi dan pengucapannya adalah:

1. Aktivitas tertawa yang menggunakan onomatope 哈 哈 哈(hāhāhā) dalam

bahasa Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope hahaha.

2. Aktivitas tertawa yang menggunakan onomatope 呵呵 (hēhē )dalam bahasa Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope hehe.

3. Aktivitas berteriak yang menggunakan onomatope 啊(ā) dalam bahasa

Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope Aaa!.

Onomatope-onomatope diatas selain memiliki arti yang sama, penulisannya juga sama. Hal ini membuktikan bahwa walaupun berbeda bahasa, namun ada juga bunyi-bunyi yang sama dengan bahasa lain tetapi memiliki arti yang sama.

Perbedaan onomatope dengan 10 pola aktivitas yang telah dijabarkan dalam Bab III dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia adalah setiap bahasa mempunyai onomatope sendiri-sendiri, maka tiruan bunyinya juga banyak yang berbeda walaupun memiliki makna leksikal yang sama.

Berdasarkan penelitian ini juga didapatkan kesimpulan bahwa walaupun onomatope apabila dibunyikan tunggal bermakna netral, penggunaan onomatope


(12)

pola aktivitas dalam kalimat dapat berubah maknanya sesuai dengan konteks kalimat dan situasi yang melatarinya yaitu aktivitas tertawa, menangis, berteriak dan batuk. Onomatope aktivitas yang hanya bermakna netral adalah aktivitas makan, minum, tidur, muntah dan bergumam. Penggunaan onomatope dalam kalimat dapat bergeser maknanya karena terpengaruh oleh budaya yang ada. Contohnya penggunaan onomatope aktivitas makan dan aktivitas bersendawa dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia, tiruan bunyi untuk aktivitas bersendawa dan makan apabila dibunyikan dengan lantang dapat bergeser maknanya menjadi negatif karena terkesan tidak sopan apalagi dihadapan orang yang lebih tua dan orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan didapatkan kesimpulan bahwa onomatope dengan 10 pola aktivitas yang telah dijabarkan dalam bab III dalam bahasa Indonesia selalu berkembang karena terpengaruh oleh bahasa gaul yang ada. Contohnya aktivitas menangis. Ada yang menuliskan onomatope aktivitas menangis dengan hiks..hiks..hiks..dan ckckck.

4.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah dirumuskan dan ditegaskan di atas, berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pembaca, yaitu sebagai berikut.

4.2.1 Saran Bagi Penutur

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan para pembaca mulai tertarik untuk mempelajari onomatope bahasa Mandarin tidak hanya belajar bahasa percakapan sehari-hari saja. Dengan adanya penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi orang yang ingin meneliti lebih lanjut tentang onomatope khususnya mengenai onomatope dalam bahasa Mandarin dan onomatope dalam bahasa Indonesia.


(13)

42 4.2.2 Saran Bagi Pembelajar Bahasa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para pembelajar bahasa mulai mengaplikasikan onomatope-onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia kedalam karangan seperti cerita pendek, cerpen agar karangan-karangan tersebut terkesan lebih hidup dan terkesan lebih menarik untuk dibaca. Selain itu, diharapkan para pembelajar bahasa dapat memahami padanan onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia.

4.2.3 Saran Bagi Ahli Bahasa

Bagi ahli bahasa diharapkan dapat meneliti lebih jauh mengenai onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia agar penelitian linguistik mengenai onomatope semakin kaya.


(14)

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku (Bahasa Indonesia)

A. Chaedar Alwasilah. (2011). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. A. Chaedar Alwasilah. (2011). Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik.

Bandung : Angkasa.

E-Room. (2014). Keluarga Super Irit 1. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer. E-Room. (2014). Keluarga Super Irit 3. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer. Kamus Besar Bahasa Indonesia (4thed). (2008). Jakarta : Balai Pustaka. Peyo,. (2023). Smurfies5. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Rachmadi, Benny. (2014). PR Buat Presiden. Jakarta : KPG.

Sehyeol, Kim. (2014). Keluarga super Irit 4. Jakarta : PT. Bhuana Populer.

Yowargana, Hendra. (1995). Kamus Besar Tionghoa-Indonesia. Beijing : Pustaka Bahasa Asing

Referensi Buku (Bahasa Mandarin)

Li JingEr李镜儿. (2006). Hanyu Shishengci Yanjiu 汉语似声词研究. Shanghai : Xuelin Chubashe.

Sun Dejin 孙德金. (2005). Hanyu Yufa Jiaocheng 汉语语法教程. Beijing : Beijing Yuyan Daxue Chubanshe

Zhang QiongYu 张琼郁. (2004). Xiandai Yinni Yu Yufa 现代 尼语语法. Beijing : Waiyu Jiaoxue Yu Yanjiu Chubanshe.

Referensi Website

Jery,Sidjabat. “Etika dan Etiket”.22 Juli 2014.

http://jerysidjabat7.blogspot.com/2010/11/etika-dan-etiket.html?m=1 Ncikudictionary .(n.d). April 2014, 2013. http//www.nciku.com


(1)

3 Universitas Kristen Maranatha

3. Mengetahui pemaknaan seperti apa yang muncul dari onomatope aktivitas bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia.

1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Dengan adanya penelitian tentang tiruan bunyi dengan pola aktivitas sehari-hari dalam bahasa Mandarin dan bahasa Indonesia agar orang yang belajar bahasa Mandarin tidak hanya belajar bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari saja tetapi juga dapat mengetahui dan memahami kata-kata tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin dan mempergunakan kata-kata tiruan bunyi tersebut dalam membuat karangan sehingga terkesan lebih hidup dan lebih bermakna selain itu juga dapat menambah pengetahuan mengenai tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin. Bagi orang asing terutama yang bisa bahasa Mandarin juga dapat mengetahui dan memahami tiruan bunyi dalam bahasa Mandarin yang sepadan dengan tiruan bunyi dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya penelitian ini juga sebagai salah satu sumber referensi bagi pembelajar bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin.

1.5 Sumber Data 1.5.1 Data Primer

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data primer dengan cara membagikan kuisioner kepada 45 responden dan merekam tiruan bunyi dalam Bahasa Indonesia yang diucapkan oleh responden berdasarkan aktivitas sehari-hari yang ada di dalam kuisioner.

1.5.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini, penulis mendapatkan data sekunder dari :

1. Buku yang berjudul Hanyu Nishengci Yanjiu (汉语拟声词研究) yang ditulis oleh 李镜儿 (Li Jing`er) (2006) tentang teori dan kata-kata onomatope dalam bahasa Mandarin.


(2)

2. Buku yang berjudul Xiandai Yinniyu Yufa (现代 尼语语法) yang ditulis oleh

张琼郁(Zhang Qiongyu) (2004) yang berisi tentang tata bahasa Mandarin modern.

3. Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III yang disusun oleh Pusat Bahasa yang diterbitkan oleh Balai Pustaka.

4. Buku yang berjudul fonologi sebuah pengantar untuk konsep-konsep dasar yang ditulis oleh Lass, Roger tentang teori fonologi.

1.6 Metode dan Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini, digunakan metode penelitian atau cara kerja untuk membahas dan menganalisis masalah. Di samping itu, digunakan pula teknik penelitian atau alat kerja untuk mengumpulkan data.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif. Metode deskripsi kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan angka-angka ataupun ukuran lain yang bersifat eksak.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah teknik survei literatur untuk mengumpulkan data sekunder dan teknik observasi untuk mengumpulkan data primer dari lapangan.


(3)

40 Universitas Kristen Maranatha

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, berikut ini akan dirumuskan hal-hal yang ditemukan dari penelitian yang dapat dikategorikan sebagai temuan ilmiah atau jawaban persoalan/simpulan, yaitu sebagai berikut.

Persamaan onomatope dengan 10 pola aktivitas dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia yang telah dijabarkan dalam Bab III ditinjau dari segi bunyi dan pengucapannya adalah:

1. Aktivitas tertawa yang menggunakan onomatope 哈 哈 哈(hāhāhā) dalam

bahasa Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope hahaha.

2. Aktivitas tertawa yang menggunakan onomatope 呵呵 (hēhē )dalam bahasa

Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope hehe.

3. Aktivitas berteriak yang menggunakan onomatope 啊(ā) dalam bahasa

Mandarin dan aktivitas tertawa dalam bahasa Indonesia yang menggunakan onomatope Aaa!.

Onomatope-onomatope diatas selain memiliki arti yang sama, penulisannya juga sama. Hal ini membuktikan bahwa walaupun berbeda bahasa, namun ada juga bunyi-bunyi yang sama dengan bahasa lain tetapi memiliki arti yang sama.

Perbedaan onomatope dengan 10 pola aktivitas yang telah dijabarkan dalam Bab III dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia adalah setiap bahasa mempunyai onomatope sendiri-sendiri, maka tiruan bunyinya juga banyak yang berbeda walaupun memiliki makna leksikal yang sama.

Berdasarkan penelitian ini juga didapatkan kesimpulan bahwa walaupun onomatope apabila dibunyikan tunggal bermakna netral, penggunaan onomatope


(4)

pola aktivitas dalam kalimat dapat berubah maknanya sesuai dengan konteks kalimat dan situasi yang melatarinya yaitu aktivitas tertawa, menangis, berteriak dan batuk. Onomatope aktivitas yang hanya bermakna netral adalah aktivitas makan, minum, tidur, muntah dan bergumam. Penggunaan onomatope dalam kalimat dapat bergeser maknanya karena terpengaruh oleh budaya yang ada. Contohnya penggunaan onomatope aktivitas makan dan aktivitas bersendawa dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia, tiruan bunyi untuk aktivitas bersendawa dan makan apabila dibunyikan dengan lantang dapat bergeser maknanya menjadi negatif karena terkesan tidak sopan apalagi dihadapan orang yang lebih tua dan orang lain.

Berdasarkan hasil pengamatan lapangan didapatkan kesimpulan bahwa onomatope dengan 10 pola aktivitas yang telah dijabarkan dalam bab III dalam bahasa Indonesia selalu berkembang karena terpengaruh oleh bahasa gaul yang ada. Contohnya aktivitas menangis. Ada yang menuliskan onomatope aktivitas menangis dengan hiks..hiks..hiks..dan ckckck.

4.2 Saran

Sehubungan dengan simpulan yang telah dirumuskan dan ditegaskan di atas, berikut ini akan dijabarkan langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pembaca, yaitu sebagai berikut.

4.2.1 Saran Bagi Penutur

Dengan adanya penelitian ini, diharapakan para pembaca mulai tertarik untuk mempelajari onomatope bahasa Mandarin tidak hanya belajar bahasa percakapan sehari-hari saja. Dengan adanya penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber referensi bagi orang yang ingin meneliti lebih lanjut tentang onomatope khususnya mengenai onomatope dalam bahasa Mandarin dan onomatope dalam bahasa Indonesia.


(5)

42 Universitas Kristen Maranatha 4.2.2 Saran Bagi Pembelajar Bahasa

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan para pembelajar bahasa mulai mengaplikasikan onomatope-onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia kedalam karangan seperti cerita pendek, cerpen agar karangan-karangan tersebut terkesan lebih hidup dan terkesan lebih menarik untuk dibaca. Selain itu, diharapkan para pembelajar bahasa dapat memahami padanan onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia.

4.2.3 Saran Bagi Ahli Bahasa

Bagi ahli bahasa diharapkan dapat meneliti lebih jauh mengenai onomatope dalam bahasa Mandarin dan dalam bahasa Indonesia agar penelitian linguistik mengenai onomatope semakin kaya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA Referensi Buku (Bahasa Indonesia)

A. Chaedar Alwasilah. (2011). Linguistik Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. A. Chaedar Alwasilah. (2011). Beberapa Mazhab dan Dikotomi Teori Linguistik.

Bandung : Angkasa.

E-Room. (2014). Keluarga Super Irit 1. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer. E-Room. (2014). Keluarga Super Irit 3. Jakarta. PT. Bhuana Ilmu Populer. Kamus Besar Bahasa Indonesia (4thed). (2008). Jakarta : Balai Pustaka. Peyo,. (2023). Smurfies5. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Rachmadi, Benny. (2014). PR Buat Presiden. Jakarta : KPG.

Sehyeol, Kim. (2014). Keluarga super Irit 4. Jakarta : PT. Bhuana Populer.

Yowargana, Hendra. (1995). Kamus Besar Tionghoa-Indonesia. Beijing : Pustaka Bahasa Asing

Referensi Buku (Bahasa Mandarin)

Li JingEr李镜儿. (2006). Hanyu Shishengci Yanjiu 汉语似声词研究. Shanghai : Xuelin Chubashe.

Sun Dejin 孙德金. (2005). Hanyu Yufa Jiaocheng 汉语语法教程. Beijing : Beijing Yuyan Daxue Chubanshe

Zhang QiongYu 张琼郁. (2004). Xiandai Yinni Yu Yufa 现代 尼语语法. Beijing : Waiyu Jiaoxue Yu Yanjiu Chubanshe.

Referensi Website

Jery,Sidjabat. “Etika dan Etiket”.22 Juli 2014.

http://jerysidjabat7.blogspot.com/2010/11/etika-dan-etiket.html?m=1 Ncikudictionary .(n.d). April 2014, 2013. http//www.nciku.com