Perancangan Informasi Karakter Saint Seiya Melalui Multimedia Artbook

(1)

ii


(2)

(3)

ii


(4)

53

Daftar Riwayat Hidup 1. Data Personal

Nama Lengkap : Vinsha Damar Septianda Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 01 09 1993

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat :Kp. Nyomplong RT 03 RW 11 Desa Ciptaharja, Kab. Bandung Barat

No. Telp/ HP : 082219066553 Alamat email : vinshads@gmail.com

2. Pendidikan Formal

1997 – 1998 TK Pertiwi Rajamandala 1998 - 2004 SD Negeri 1 Cipatat 2004 - 2007 SMP Negri 1 Cipatat 2007- 2010 SMK Negri 11 Bandung

2011– sekarang Universitas Komputer Indonesia

3. Pendidikan Non- Formal

2000 - 2001 English Private School ( Desember – Februari)

4. Kemampuan Individu :  Animasi 2D  Desain Grafis  Sinematografi  Fotografi

 Music Compossing  Costume Crafting


(5)

53  Freehand Drawing

 Beladiri (Taekwondo)  Akting

 Special effect makeup artist 5. Ketertarikan/Hobi :

 Musik (bermain instrumen dan menyanyi)  Cosplay (costume playing)

 Menggambar  Menonton Movie  Music Composing  Stunt action martial arts


(6)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN INFORMASI KARAKTER SAINT SEIYA MELALUI MULTIMEDIA ARTBOOK

DK 38315 / Tugas Akhir Semester VII 2015 - 2016

Oleh:

Vinsha Damar Septianda NIM. 51911267

Progrm Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMKPUTER INDONESIA

BANDUNG


(7)

iii KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya laporan pengantar tugas akhir yang berjudul "PERANCANGAN INFORMASI KARAKTER SAINT SEIYA MELALUI MULTIMEDIA ARTBOOK". Selama pembuatan laporan pun penulis juga mendapat banyak dukungan dan juga bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu kami haturkan banyak terima kasih kepada :

Allah SWT, karena tanpa karunianya,penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan pengantar ini.

Ibu dan Ayah yang selalu mendukung baik secara jasa maupun secara materi.

Habil Muhammad Ghifary dan keluarga yang telah berjasa dan memudahkan pengerjaan tugas akhir.

Komunitas SCMR yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian.

Sahabat – sahabat yang membantu jalannya siding.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca yang budiman sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini kedepannya. Terima kasih.

Bandung, Juli 2016


(8)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 4

I.3 Rumusan Permasalahan ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 5

I.5 Tujuan dan Manfaat Perancangan ... 5

BAB II KARAKTER GEMINI SAGA ... 6

II.1 Landasan Teori ... 6

II.1.1 Cosplay ... 6

II.2 Objek Penelitian ... 10

II.2.1 Saint Seiya ... 10

II.2.1.1 Saint Seiya: Legend of Sanctuary ... 12

II.2.1.2 Gemini Saga ... 14

II.3 Analisa Permasalahan ... 15

II.3.1 Analisa Karakteristik dan Penokohan Gemini Saga ... 15

II.3.1.1 Keperibadian Ganda ... 16

II.3.1.2 Analisa Penokohan ... 17

II.3.1.3 Analisa Berdasarkan Bentuk Primer ... 19


(9)

vii

II.3.3 Analisa Kostum Gemini Saga ... 28

II.3.3.1 Konsep Cloth Pada Seri Saint Seiya ... 28

II.3.3.2 Perubahan Desian Cloth ... 29

II.3.3.3 Filosofi Bagian Kostum ... 32

II.3.4 Kurangnya Sumber Informasi Karakter Gemini Saga ... 37

II.3.4.1 Kurangnya informasi pada film Legend of Sanctuary ... 38

II.3.4.2 Artbook New Cloth Chronicle ... 40

II.4 Multimedia artbook sebagai Solusi ... 43

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN ... 46

III.1 Strategi Perancangan ... 46

III.1.1 Tujuan Komunikasi ... 46

III.1.2 Pendekatan Komunikasi ... 49

III.1.3 Materi Pesan ... 52

III.1.4 Jenis Bahasa ... 54

III.1.5 Khalayak Sasaran ... 54

III.1.6 Strategi Kreatif ... 58

III.1.7 Sistem Navigasi ... 59

III.1.8 Strategi Distribusi dan penyebaran Media ... 61

III.2 Konsep Visual ... 62

III.2.1 Format Desain ... 62

III.2.2 Tata letak (layout) ... 62

III.2.3 Huruf ... 64

III.2.4 Ilustrasi ... 66

III.2.4 Warna ... 70

BAB IV MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI ... 72

IV.1 Alat ... 72

IV.1.1 Komputer ... 72

IV.1.2 Pentablet Bamboo ... 72

IV.1.3 Kamera Canon EOS D1300 ... 72


(10)

viii

IV.2.1 Adobe Photoshop ... 73

IV.2.2 Adobe Ilustrator ... 73

IV.2.3 Adobe Flash ... 73

IV.3 Teknis Pengerjaan ... 73

IV.3.1 Proses Pengambilan Foto ... 73

IV.3.2 Pembuatan mockup dan layout ... 74

IV.3.2.1 Pembuatan Elemen Grafis... 74

IV.3.2.2 Pembuatan Button stained glass ... 76

IV.3.2.3 Pembuatan Background ... 81

IV.3.3 Pembuatan Flash ... 84

IV.3.3.1 Mengimpor File psd Pada Library ... 85

IV.3.3.2 Menganimasikan Objek ... 87

IV.3.3.3 Memasukan Action Script ... 91

IV.3.3.4 Hasil Akhir .. ... 93

IV..4 Media Pendukung ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... xiv


(11)

xiv DAFTAR PUSTAKA

Amanokawa Osa. (2006). Guide to Draw Manga: Vol. 1 Menggambar Wajah. Indonesia: Yogjakarta.

Tatsu Maki. (2002). How to Draw Manga: The Perfect 2002 Edition. Indonesia: Jakarta Barat.

Yolana Wulan Suci. (2010).Budaya Populer Manga dan Anime Sebagai Soft Power Jepang. Indonesia: Depok.

Nurul Latiefah. (2012). Kajian Visual Cosplay Hatsune Miku. Indonesia: Bandung.

R. Turner Wilcox. (1969). The Dictionary Of Costume. Inggris: London. Geddes, & Grosset. (2002). English Dictionary. Scotland: New Lanak.

Masami Kurumada, & Seiya Project. (2001). Jump Selected Comics: Saint Seiya Encyclopedia. Japan: Tokyo.

Masami Kurumada. (2014). Legend of Sanctuary: New Cloth Chronicle. Japan: Tokyo.

Isabele Favre. 2014 (April 24). Saint Seiya: Legend of Sanctuary World Premier at Anney Fil Festival. Tersedia di: http://www.toei-aniation.com/.

Toei Animation. (2009). Saint Seiya (Toei Animation Fillist). Tersedia di: http:/www.toei-anim.co.jp/sp/seiya/cast_and_staff.html/.

Denis. (2003). WiseGeek: Cleas Answer Your Question. Tersedia di: http://www.wisegeek.com/what-is-fanart.html/.

Martin. (2001) Artbook Baratayudha, Universitas Keristen Maranatha. Indonesia: Bandung.

Anime News Network. (2003). News: Knight of The Zodiac on Cartoon Network. Tersedia di : http://www.animenewsnetwork.com/news/2003-08-02/knights-of-the-zodiac-on-cartoon-network.

Arnaldo Massato Oka, & Marcelo Del Greco. (February 2002). "Exclusive interview with Masami Kurumada". Henshin. Tersedia di :

http://www.editorajbc.com.br/

Shueisha. (2003) Shueisha Visual Remix: Saint Seiya the Hades Chapter-Sanctuary, Analysis Stage. Jepang: Tokyo.


(12)

xv

Antar Venus., & Lucky Helmy (2010). Budaya Populer jepang di Indonesia: Catatan Studi Fenomenologis tentang Konsep Diri Anggota Cosplay Party Bandung. Indonesia : Bandung

Nicole Lamerichs (2013). Participation : Journal of Audience & Reception Studies vol: 10. Netherland : Maastricht University.

Solarski, Chris 2012. Drawing Basics and Video Game Art, first edition. Watson-Guptill Publications, New York

Bancroft, Tom 1996. Creating Characters With Personality, first edition. Watson-Guptill Publications, New York.

Asch, Solomon 1946. Forming Impressions of Personality. The Journal of Abnormal and Social Psychology 41 (3):258-290.

Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2010. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Dididik). Penerbit PT Bumi Aksara : Jakarta.

Vinni Maranatha Manurung. (2014). TINJAUAN YURIDIS PENJATUHAN PIDANA MATI TERHADAP PELAKU KEJAHATAN YANG MENDERITA DISSOSIATIVE IDENTITY DISORDER (DID). Indonesia: Yogjakarta. Hui-Chih Yu. (2014). A Cross-Cultural Analysis of Symbolic Meanings of Color.

China: Chang Gung.

Maria Leach, & Jerome Firied. (Ed.). (1949) Dictionary of Folkroe mythology and Legends. UK: London.

Egeraton Sykes. (1961). Every man’s Dictionary of non Classical Mythology. UK: London.

The Macmillan Visual Dictionary.(1992). New York: Macmillan Publishing Company: Author.

Muhammad Rifa’i. (2014). Model Komunikasi Pesantren Anak Yatim Al-Bisri Dalam Meningkatkan Prestasi Melalui Pendekatan Psikologi Komunikasi. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


(13)

1 BAB I. PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang masalah

Penyebarluasan pop – culture Jepang di Indonesia sangat pesat hingga saat ini. Beberapa rumpun pop – culture Jepang seperti anime, manga, dan j-style semakin marak di pasaran salah satunya adalah cosplay. Cosplay atau Costume Player di Jepang berawal dari kebiasaan remaja – remaja di sana yang hobi berpakaian mengikuti tokoh fiktif favorit yang berasal dari video game, anime, manga, maskot, dan lain – lain dengan membuat sendiri ataupun membeli kostum yang sudah jadi. Cosplay mulai berkembang di Indonesia diikuti dengan masuknya kebudayaan popular Jepang yang berawal dari suatu event Gelar Jepang UI di Universitas Indonesia dan berkembang pesat hingga saat ini.

Berbagai macam seri anime dan game banyak ditampilkan oleh cosplayer (pelaku cosplay). Salah satunya pada tahun 2014 ketika rilis sebuah film layar lebar dari seri Saint Seiya yakni Saint Seiya : Legend of Sanctuary yang kerap digemari oleh cosplayer hingga saat ini dikarenakan kostum yang lebih detil dibandingkan dengan seri Saint Seiya klasik. Saint Seiya Legend of Sanctuary adalah sebuah animasi CGI (computer graphic imagery) produksi Toei Animation - Jepang dan di sutradarai oleh Keiichi Sato yang dirilis pada 21 juni 2014. Film ini adalah hasil rekap dari serial anime Saint Seiya karangan Masami Kurumada. (Favre, 2014, P3)

Saint Seiya : Legend of Sanctuary menceritakan tentang kelima anak muda yang ditugaskan untuk melindungi Athena dari pasukan musuh. Masing – masing dari kelima anak muda tersebut memiliki baju kesatria atau cloth yang mewakili konstelasi zodiak yunani kuno seperti Pegasus, Andormeda, Cygnus, Phoenix, dan Dragon. Kelima anak muda dengan baju kesatria tersebut melindungi Athena sampai akhirnya mereka dihadapkan pada suatu konflik yang mendorong negri Sanctuary pada kehancuran.

Telah diketahui sebelumnya bahwa film Legend of Sanctuary ini adalah hasil rekap dari seri klasik saint seiya yang dirangkum dari 73 episode menjadi film


(14)

2 berdurasi satu jam empat puluh delapan menit. Terdapat perubahan konsep pada film Legend of Sanctuaryterutama meliputi jalan cerita dan kostum yang berbeda dari seri klasik. Perubahan tersebut dikarenakan adanya keterlibatan sutradara Keichi Sato dalam projek, yang tetap dibawah persetujuan sang mangaka yakni Masami Kurumada. Walaupun mendapat tanggapan negatif dari penggemarnya, cukup banyak dari penggemar J-Pop Culture yang menggemari film layar lebar seri Saint Seiya ini, salah satunya adalah para penggemar berpakaian tokoh/karakter idola atau sering disebut cosplay.

Dikarenakan konsep kostum adalah sebagian dari hal utama pada film Legend of Sanctuary, sehingga para cosplayer banyak meminati untuk membuat kostum dari karakter - karakter nya. Hal tersebut dikarenakan format film CGI (computer grapahic imagery) dan perubahan kostum pada film Legend of sanctuary lebih memiliki detail beragam dan nyata. Mengingat bahwa cosplayer di Indonesia cenderung lebih meminati kostum cosplay yang memiliki detail rumit, menjadikan factor utama film Legend of Sanctuary ini menjadi cukup populer di kalangan cosplayer.

Rilisnya film Legend of Sanctuary pada tahun 2014 menarik cukup banyak cosplayer untuk bercosplay karakter - karakter dari Legend of Sanctuary tersebut. Namun cosplayer Legend of Sanctuary mendapat kesulitan untuk mencari referensi karakter – karakternya. Hal tersebut disebabkan oleh sumber informasi karakter yang kurang dikarenakan film dan sumber informasi resmi yang tidak memperlihatkan detail karakter secara jelas. Informasi yang dibutuhkan oleh cosplayer untuk menginterpretasikan karakterdiantaranya; bentuk kostum, warna rambut, warna mata, ekspresi wajah, gesture, dan lain - lain. Beberapa karakter penting juga tidak diperlihatkan secara detail dari segi kostum dan detail karakter. Salah satunya adalah karakter Gemini Saga.

Gemini Saga adalah karakter antagonis pada film Legend of Sanctuary. Sebagai salah satu karakter yang terpenting, kemunculannya pada scene film sangatlah sedikit. Diceritakan pada awal scene, Saga mengejar Aiolos yang berkhianat dan mati bersamanya dan tidak sempat memperlihatkan wajah dan detail kostum, serta pada klimaks film diceritakan bahwa Saga adalah dalang dibalik semuanya yang


(15)

3 menyebabkan kehancuran di negeri Sanctuary. Walaupun pada sumber informasi lain yakni artbook resmi dari film Legend of Sanctuaryyang bernama New Cloth Chroniclememuat informasi resmi, Artbook tersebut juga tidak memuat informasi yang cukup untuk cosplayer. Kemunculan yang sangat sedikit dan sumber resmi yang kurang jelas dalam memperlihatkan detail tersebut menyimpulkan bahwa sumber informasi film Legend of Sanctuary yang kurang mencukupi untuk kebutuhan seorang cosplayer. Mengingat bahwa sumber referensi untuk mengetahui detail karakter yang sebagian besar cosplayer pergunakan diantaranya adalah artbook dan mengambil gambar dari film nya, membuat pembuatan suatu media yang memuat informasi yang berasal dari sumber resmi dan detail akan sangat berguna untuk para cosplayer Saint Seiya : Legend of Sanctuary.

Artbook Saint Seiya : Legend of Sanctuary yang berjudul New Cloth Chronicle menyajikan detil – detil karakter yang tidak lengkap dan hanya menampilkan kostum tampak depan dan belakang serta berbagai macam raut wajah. Sedangkan pemahaman bentuk yang mendalam sangatlah diperlukan untuk seorang cosplayer dalam pembuatan kostum untuk semirip mungkin dengan karakter favoritnya. Terdapat suatu cara untuk mendapatkan sumber informasi resmi yang jarang cosplayer lakukan, adalah megambil referensi dari mainan action figure. Legend of sanctuary memiliki suatu seri action figure yang bernama Saint Cloth Myth Legend yang diproduksi oleh perusahaan Bandai Jepang. Action figure tersebut diperjualkan melalui toko online yang bernama tamashi.jp sehingga bisa dijualkan ke seluruh negara. Salah satu penyebab dari cosplayer yang tidak mencari pada sumber action figure bahwa cosplayer Indonesia sebagian besar adalah kalangan siswa SMA dan Mahasiswa yang keuangannya terbatas dan tidak menunjang untuk membeli suatu action figure khusus untuk mendpaatkan informasi karakter. Mereka cenderung menabung dari sisa uang saku untuk membuat satu kostum cosplay.

Dari permasalan yang telah dijelaskan, dapat diketahui bahwa informasi karakter Legend of Sanctuary akan sangat membantu cosplayer untuk mendekatkan pada karakternya dengan membuat informasi - informasi mendalam mengenai suatu karakter yang meliputi detil kostum, warna, bentuk wajah, gesture, dan lain lain, yang berdasarkan dari sumber resmi. Mengingat semakin marak peminat cosplay


(16)

4 di Indonesia, menjadikan remaja Indonesia sedikitnya untuk lebih kreatif dan memiliki kemampuan dalam seni peran serta kerajinan tangan dengan merealisasikan karakter fiktif ke dunia nyata.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas, dapat disimpulkan beberapa identifikasi masalah dibawah ini:

1. Cosplayer Saint Seiya : Legend of Sanctuary kesulitan untuk mendapatkan informasi yang mendalam mengenai karakter – karakternya dikarenakan informasi karakter yang tidak lengkap pada sumber referensi karakter tersebut. Sumber referensi yang paling banyak digunakan cosplayer adalah artbook dan dengan mengambil gambar langsung dari film nya.

2. Film Legend of Sanctuary yang terlalu di singkatkan, menyebabkan beberapa karakter tidak ditampilkan secara detil.

3. Karakter Gemini Saga sebagai salah satu karakter terpenting, tidak diperlihatkan secara detil pada film .

4. Artbook film Saint seiya: Legend of Sanctuary yang berjudul New Cloth Chronicletidak menyajikan informasi yang lengkap dan detil untuk seorang cosplayer mengenai karakter salah satunya karakter Gemini Saga. Informasi tersebut meliputi kostum, watak, sifat, raut wajah, warna rambut warna mata, dan lain – lain.

I.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi yang telah di jelaskan, telah didapat rumusan masalah berikut : “Bagaimana cara untuk membuat suatu media sumber referensi untuk komunitas cosplay yang berguna untuk menginformasikan suatu karakter secara mendetil?”


(17)

5 I.4 Batasan Masalah

Masalah dibatasi hanya pada karakter Gemini Saga pada film Saint Seiya : Legend of Sanctuary meliputi detil kostum, watak dan sifat, visual, dan lain lain. Juga masalah dibatasi hanya untuk cosplayer Saint Seiya di Indonesia.

I.5 Tujuan dan manfaat Perancangan

Tujuan dan manfaat dari perancangan ini yakni:

1. Agar cosplayer mendapatkan informasi yang dibutuhkan sebagai upaya pendekatan diri dengan karakternya.

2. Agar semakin banyak cosplayer di komunitasnya yang menggemari film Saint Seiya : Legend of Sanctuary.


(18)

6

BAB II. KARAKTER GEMINI SAGA II.1 Landasan Teori

II.1.1 Cosplay

Cosplay adalah bermain – main dengan kostum yang mempersonifikasikan orang yang memakainya, sehingga pemakainya akan semakin dekat dengan tokoh yang diperankannya, dan juga bisa dikenali orang banyak dengan kostum yang dikenakannya. Pada awalnya, cosplay tidak terlalu popular di Indonesia, namun pada awal tahun 2000-an beberapa acara seperti Gelar Jepang UI mengadakan acara cosplay. Cosplay pertama kali terlaksanakan di Indonesia oleh panitia acara j-fest (acara bertemakan Jepang) dengan tujuan untuk menarik pengunjung untuk berkunjung ke acara tersebut. Dari waktu ke waktu cosplay semakin banyak diminati. Hal ini dapat dilihat dari acara – acara tiap tahun nya semakin bertambah banyak di Indonesia. (Nurul, 2010, h1)

Gambar II.1 Cosplay di Indonesia Sumber Pribadi


(19)

7

Gambar II.2 Cosplay di Indonesia Sumber Pribadi

Menurut data yang diberikan di situs hellofest.com (seperti yang dikutip oleh Nurul, 2012) Kostumasa dimulai pada saat Hellofest 4 pada tanggal 25Agustus 2007, dikunjungi oleh 100 peserta, dan pada HelloFest 7 tanggal 4 Desembver 2010 lalu mencapai 1000 peserta. Perkembangan yang cukup signifikan menandakan bahwa peminat cosplay yang semakin pesat di Indonesia. Cosplayer terlibat dalam upaya pencarian bahan, pembuatan kostum, dan aksesoris agar secara visual dapat terliahat semirip mungkin dengan karakter yang berada dalam media 2 dimensi. Cosplayer yang membeli kostum di online shop tidak terlibat dalam pencarian bahan dan material tersebut sehingga perlakuan cosplayer tersebut terhadap karakternya berbeda dengan cosplayer yang membuat kostumnya sendiri. Dengan kata lain hanya ingin terlihat “mirip” bukan “serupa”. Berdasarkan dari hasil kuisioner kepada beberapa cosplayer di Indonesia dengan 289 respon, telah dinyatakan 76% cosplayer Indonesia menyetujui bahwa aturan cosplay adalah memerankan suatu karakter semirip mungkin dan tidak merubah detil kostum dan karakter. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pentingnya suatu referensi karakter untuk cosplayer dalam merepresentasikan karakternya.

Pinky Lu Xun sebagai Indonesian Cosplay Artist berpendapat bahwa “OOC itu yang akting karakternya berbeda jauh dengan personality karakter originalnya”, yang merujuk pada cosplayer yang memerankan karakternya dengan kurang baik ditinjau dari perentase keakuratan seorang cosplayer dari merepresentasikan karakter yang dibawakannya secara pendalaman karakter. Menurut Nurul (2012)


(20)

8

dalam skripsi nya yang berjudul Kajian Visual Pada Cosplay Hatsune Miku “Agar dapat semirip mungkin dengan Tokoh Miku Hatsune, cosplayer memperhatikan kostum, riasan wajah, dan wignya. Dengan memperhatikan material kostum yang tepat untuk menjadi Miku Hatsune adalah juga salah satu upaya cosplayer untuk mendekatkan diri dengan karakter Miku tersebut.” (h28). Miku Hatsune adalah sebagai suatu contoh karakter yang akan dicosplaykan dalam pembahasan mengenai cosplay pada skripsi tersebut. Hal tersebut merujuk pada keakuratan seorang cosplayer dalam ber-cosplay dengan memperhatikan detil kostum, riasan wajah, dan wig serta pendalaman karakter tanpa merubah dan menambahkan sesuatu yang membuat karakter menjadi berbeda. Beberapa penulis skripsi selain dari Nurul diatas berpendapat lain, salah satunya adalah Lamerich.

Lamerichs (2013) berpendapat bahwa:

“Cosplay and doujinshi are amply visible at these sites as practices that motivate

fans to closely interpret existing texts, perform them, and extend them with their

own narratives and ideas.”

“Cosplay dan doujinshi sangatlah terlihat jelas pada situs tersebut (budaya

popular Jepang) sebagai praktik yang memotivasi penggemar untuk menginterpretasikan secara dekat teks (karakter) yang ada, menampilkannya, dan menambahkannya dengan narasi dan ide mereka sendiri.”

Pada poin ini, apa yang di maksudkan “menambahkannya dengan narasi dan ide sendiri” adalah menambahkan pengembangan ide dari sang cosplayer, tapi tetap pada pakem nya yang berlaku di komunitas cosplay yakni “memerankan suatu karakter semirip mungkin dan tidak merubah detil kostum dan karakter”. Seperti contoh pada cosplay dibawah ini;


(21)

9

Gambar II.3 cosplay Sumber pribadi

Gambar II.4 original Sumber: www.zerochan.

Gambar diatas merupakan perbandingan antara cosplay dan versi original karakternya. Dapat dilihat dari perbandingan diatas bahwa perbedaan dari cosplay dan original adalah hanya meliputi pose, background, dan elemen visual yang membangun suasana baru. Sedangkan untuk detil karakter seperti kostum, pendalaman karakter, dan gestur tetap dipertahankan keasliannya.

Dengan menggabungkan berbagai pendapat dari penulis dan pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa; cosplay adalah suatu praktik dalam budaya populer Jepang yang memotivasi peminatnya untuk menginterpretasikan secara dekat dari suatu karakter yang ada, kemudian menampilkannya dan menambahkannya dengan narasi dan ide mereka sendiri tanpa merubah aturan – aturan serta pakem yang telah ditetapkan.


(22)

10

II.2 Objek Penelitian II.2.1 Saint Seiya

Saint Seiya adalah sebuah serial manga karangan Masami Kurumada yang di serialkan pada majalah bulanan Shonen Jump tahun 1986 sampai 1990 dan diterbitkan oleh perusahaan penerbit Shueisha dengan 28 volume. Saint Seiya kemudian di adaptasikan menjadi serial anime televisi pada tahun 1986 sampai 1989 oleh perusahaan animasi Toei Animation dengan 114 episode . (Toei Animation, 2009, p1)

Serial Saint Seiya telah sukses terjual lebih dari 34 juta kopi di Jepang. Kemudian seri Saint Seiya populer di barat dengan judul The Knight of Zodiac setelah populer di Prancis dengan judul Les Chevaliers du Zodiaque, yang menjadi salah satu negara dimana Saint Seiya rilis pertama kalinya di luar negeri. Baik manga maupun anime-nya, saint seiya telah sukses di Amerika, Amerika Latin, Eropa, dan luar Asia. (Anime News Network, 2003, p1)

Gambar II.5 Manga Saint Seiya

Sumber :http://Wikipedia.com/images/saintseiyamanga.jpeg (diakses pada : 15/04/2016)


(23)

11

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dikutip oleh Arnaldo dan Marcelo pada web www.editorajbc.com bahwa, jalan cerita manga yang dibuat oleh Kurumada, sang penulis naskah yakni Takao Koyama dan Yoshiyuki Suga membagi cerita menjadi tiga bagian. Yakni: Sanctuary (episode 1 – 73 ), Asgard (episode 74 – 99 ), Poseidon (episode 100 – 114)

Banyak media adaptasi dari seri Saint Seiya lainnya menjadi beberapa media lainnya seperti Video Games, Teater Musikal, dan Movie animasi 3D. Ada beberapa adaptasi Movie dari seri Saint Seiya, diantaranya:

 Saint Seiya : Evil Goddess Eris (1987)

 Saint Seiya : The Heated Battle Of Gods (1988)  Legend of Crimson Youth (1988)

 Warriors of the Final Holy Battle (1989)  Heaven Chapter: Overture (2004)

 Saint Seiya: Legend of Sanctuary (2014)

Gambar II.6 Anime Saint Seiya

Sumber :http://Wikipedia.com/images/saintseiyamanga.jpeg (diakses pada : 15/04/2016)


(24)

12

II.2.1.1 Saint Seiya: Legend of Sanctuary

Saint Seiya: Legend of Sanctuary adalah sebuah film CGI (Computer-Generated Imagery) rekapan dari serial Saint Seiya yang pertama. Diproduksi sekaligus didistribusikan oleh Toei Animation pada 21 Juni 2014 (Jepang) dan di Sutradarai oleh Keiichi Sato dengan penulis naskah Tomohiro Suzuki. (Favre, 2014, P3)

Legend of Sanctuary adalah film berformat CGI pertama dari film Saint Seiya lainnya, di produksi dalam rangka 40thAnniversary of Saint Seiya.

Gambar II.7 Movie Saint Seiya, Sumber :http://Wikipedia.com

(diakses pada : 15/04/2016)

Gambar II.8 Movie Saint Seiya: Legend of Sanctuary,

Sumber :http://Wikipedia.com/LegendofSanctuary_poster_large.jpeg (diakses pada : 15/04/2016)


(25)

13

Saint Seiya : Legend of Sanctuary menceritakan tentang enambelas tahun lalu ketika semua rakyat di negeri Sanctuary menanti – nantikan kelahiran reinkarnasi Athena. Athena adalah dewi perang yang bereinkarnasi dari generasi ke generasi dan bertugas membawa keseimbangan di bumi. Atas kepentingannya dalam menjaga keseimbangan bumi,Athena memiliki banyak saint (Kesatria Suci) sebagai penjaga keselamatannya. Saint dipisahkan menurut tingkatan kekuatannya,yakni Bronze Saint, Silver Saint, dan Gold Saint, dengan seorang paus sebagai pemimpinnya. Gold saint terdiri dari dua belas saint yang masing - masing dari kedua belas saint-nya mewakili dua belas zodiak. Kedua belas saint tersebut adalah; Aries, Sagitarrius, Gemini, Pisces, Cancer, Capricorn, Virgo, Scorpio, Taurus, Libra, Leo, dan Aquarius. Kedua belas saint tersebut juga terbilang sebagai kesatria unggulan Athena dikarenakan gold saint adalah saint yang terkuat dan yang paling dekat dengan Athena.

Suatu hari terjadi sebuah konflik besar di negeri Sanctuary ketika salah satu kesatria gold saint yakni Sagittarius Aiolos berkhianat dengan menculik Athena pada saat hari kelahirannya. Tindakan Aiolos terpicu dari adanya klaim bahwa Athena tersebut adalah Athena palsu yang patut dibunuh. Aiolos pergi meninggalkan Sanctuary membawa bayi Athena dengan dua orang saint lain

Gambar II.9 Film Legend of Sanctuary Sumber : film Legend of Sanctuary


(26)

14

yang mengejarnya, yakni Gemini Saga dan Capricorn Shuura. Kedua saint tersebut menyerang Aiolos bertubi-tubi yang pada akhirnya, Aiolos terjatuh ke bumi dan tewas bersama dengan Gemini Saga yang mengorbankan diri. Namun, Athena palsu yang jatuh ke bumi bersama Aiolos selamat dan dibesarkan oleh seorang pria bernama Mitsumasa Kiddo yang sedang mendaki pegunungan Himalaya.

Singkat cerita, Athena palsu yang jatuh ke bumi diberi nama Saori Kiddo dan ternyata dialah Athena yang sesungguhnya. Dan ternyata sejak dari kelahiran Athena, seseorang telah berniat jahat dengan memalsukan Athena untuk menggantikan paus yang seharusnya diturunkan pada kaum penempa colth ataubaju zirah yang pada saat itu adalah Aries Muu. Aiolos yang mengetahui nya berniat untuk mengamankan Athena yang aseli, namun dikarenakan seluruh saint lainnya telah tercuci otak, timbulah kesalah pahaman atas tindakan Aiolos sehingga dia dianggap sebagai pengkhianat. Enam belas tahun kemudian, Saori Kiddo mengetahui bahwa dirinya adalah Athena, dan disaat yang bersamaan dia dipertemukan dengan kelima bronze saint yang bertugas melindungi nya dan menjadi awal petualangan siapakah dalang dibalik semuanya. Pada akhir cerita diketahui bahwa dalang dibalik semuanya adalah Gemini Saga yang telah sebelumnya telah ditetapkan mati mengorbankan diri demi terbunuhnya Aiolos. Gemini Saga telah memanipulasi situasi dengan memalsukan Athena, untuk menggantikan paus sang pemimpin saint dan menguasai negeri Sanctuary beserta seluruh alam semesta.

II.2.1.2 Gemini Saga

Gemini Saga yang berarti Saga yang menempati Gemini, adalah kesatria dari pasukan gold saint yang disebut – sebut sebagai kesatria terkuat diantara ke 12 kesatria lainnya (Kurumada, Seiya Project, 2001, h83).

Saga sering di sebut oleh saint lainnya sebagai sosok yang memiliki kebaikan seperti malaikat dan memiliki sisi gelap seperti iblis. Kedua sosok yang dimiliki nya menjadikan keperibadannya terbelah dua atau bisa dibilang berkepribadian ganda. Saga yang baik adalah sosok yang sangat setia pada Athena sehingga


(27)

15

Athena pun menjadikannya sebagai saint unggulan setelah Sagittarius Aiolos, sedangkan Saga yang jahat adalah sisi gelap darinya yang memiliki keinginan penuh untuk menguasai negeri Sanctuary, menggantikan pope (petinggi negeri Sanctuary), dan membunuh Athena. Kedua karakteristik saga yang bertentangan seolah - olah seperti kedua jiwa yang berusaha menguasai satu tubuh yang bisa dikatakan tidak stabil. Namun, Sisi gelap dari Saga tidak pernah terlihat oleh siapapun dan hanya ada seseorang yang mengetahui nya, yakni saudara kembar nya, Kanon. Kanon menanamkan suatu pemikiran untuk menjalankan rencana jahat pada Saga, sehingga Saga memiliki keperibadian ganda. Saga mengurung Kanon di yang telah menanamkan pemikiran tersebut penjara Cape Sounion sebelum sisi jahatnya menguasai dirinya. Namun pada akhirnya, sisi gelap dari Saga berhasil menguasai dirinya dan menjalankan rencana jahatnya. (Kurumada, Seiya Project, 2001, h83)

Gambar II.10 Gemini Saga

Sumber : Film Saint Seiya Legend Of Sanctuary (diakses pada : 15/04/2016)

II.3 Analisa Permasalahan

II.3.1 Analisa karakteristik dan Penokohan Gemini Saga Asch (1946) berpendapat bahwa:

"We look at a person and immediately a certain impression of his character forms itself in us"


(28)

16

“kita melihat seseorang dan langsung menimbulkan kesan pasti dalam diri kita mengenai bentuk karakternya”

Pendapat tersebut merujuk pada kesan – kesan yang ditimbulkan oleh suatu karakter pada pandangan pertama. Kesan tersebut dapat dilihat dari bentuk atau visual pertama yang tersirap saat melihat suatu figur karakter. Berikut adalah analisa mendasar dari karakter Gemini Saga yang berkaitan dengan sifat maupun visualnya.

II.3.1.1 Keperibadian ganda

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa Saga memiliki dua keperibadian yang berlawanan. Menurut Vinni, Dissosiative Identity Disorder (DID) atau kepribadian ganda dapat didefinisikan sebagai kelainan mental dimana seseorang yang mengidapnya akan menunjukkan adanya dua atau lebih kepribadian (alter) yang masing-masing memiliki karakter yang berbeda (h7).

Berikut adalah ciri-ciri orang yang memiliki kepribadian ganda atau dissosiative identity disorder (DID) menurut Vinni :

1. Di dalam satu tubuh terdapat dua atau lebih identitas atau kesadaran yang berbeda.

2. Dua atau lebih identitas atau kesadaran tersebut mengambil alih perilaku orang tersebut secara berulang-ulang (switching).

3. Menderita amnesia dalam arti tidak mampu mengingat tentang hal-hal yang penting atau yang sudah dilakukan.

Karakter Gemini Saga pada seri Saint Seiya original terbukti memiliki keperibadian ganda pada episode 46 dimana Saga tengah berhadapan dengan cermin dan berbicara degan seseorang. Kemudian pada episode 71 ketika Seiya menghadapi sosok Saga yang berbeda dengan rambut biru gelap dan terlihat lebih tenang, kemudian berubah kembali menjadi sosok yang jahat dengan rambut abu – abu. Sedangkan pada film Legend of Sanctuary karakter Gemini Saga tidak


(29)

17

diperlihatkan memiliki tanda – tanda keperibadian ganda seperti berinteraksi dengan jiwanya yang lain.

II.3.1.2 Analisa Penokohan

Berdasarkan dari pendapat Morrell bahwa karakter dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan pengkategorianya, berikut adalah analisa karakter Gemini Saga berdasarkan dari pembagian karakter tersebut:

Protagonist & Antagonist Character

Karakter Protagonist adalah karakter yang menjadi fokus sudut pandang utama dan yang paling berpengaruh penting terhadap cerita. Sedangkan antagonist adalah sesuatu, kekuatan, karakter atau apapun bentuknya itu, yang melawan visi dan misi dari karakter protagonist.

Pada film Legend of Sanctuary, Gemini Saga tergolong pada karakter Antagonist. Mengingat pada posisinya yang menjadi titik dibalik semua kekacauan yang telah terjadi. Suatu karakter di anggap sebagai karakter antagonis ditinjau pada perilakunya di film. Perilaku karakter Gemini Saga pada film Legend of Sanctuary tersebut adalah:

1. Berusaha membunuh Reinkarnasi Athena saat masih bayi,

2. Membunuh petinggi (pope) dan menggantikan posisinya secara paksa 3. Mencuci otak semua rekan gold saint nya agar perbuatannya tertutupi 4. Menghancurkan negeri Sanctuary saat semuanya terbongkar,

5. Membunuh gold saint Pieces Aphrodite

Namun pada serial klasik Saint Seiya, Gemini Saga memiliki dua keperibadian, keperibadian yang baik dan jahat. Keperibadian baik nya adalah tergolong karakter protagonist, sedangkan bagian jahatnya adalah antagonist. Keperibadian baik pada Gemini Saga telah membantu Seiya pada episode 71 untuk mendapatkan tongkat nike dan tameng untuk mencabut anak panah yang menancab pada dada Athena.


(30)

18

Dynamic & Static Character

Dynamic character adalah karakter yang berubah dikarenakan suatu kejadian yang terjadi pada cerita. Perubahan yang terjadi biasanya meliputi sudut pandang, perilaku, kepercayaan, dan lain – lain dan biasanya sangat berpengaruh pada dirinya dan lingkungannya. Sedangkan static character atau karakter statis adalah karakter yang tidak berubah selama cerita berjalan. Gemini Saga juga termasuk pada jenis karakter yang statis baik pada seri klasik maupun pada film Legend of Sanctuary. Pada film Legend of Sanctuary Gemini Saga diceritakan sebagai kesatria gold saint yang berkhianat dan merencanakan kejahatan demi sebuah kekuatan besar. Tidak ada perubahan karakter yang signifikan Diceritakan di seri klasik pada bagian cerita Hades, Gemini Saga bangkit kembali menjadi scepter atau pasukan Hades dan menyerang Sanctuary untuk mempertemukan Hades dengan Athena. Pada episode tersebut, hal yang mendorong Gemini Saga untuk menyerang bukanlah dirinya sendiri, juga bukan keperibadian jahatnya, melainkan dorongan dari pemimpinnya yakni Hades. Gemini Saga yang keperibadian jahatnya telah hilang setelah kematiannya di akhir bagian cerita Sanctuary, dibangkitkan kembali di bagian cerita Hades untuk mengabdi menjadi kesatria Hades. Setelah keperibadian jahatnya hilang, Gemini Saga bukanlah sosok yang melawan Seiya (protagonist), melainkan sosok yang membantu karakter protagonist dan melawannya hanya karena terpaksa.

Flat & Round Character

Flat character adalah karakter yang tidak dikembangkan dan tidak memiliki latar belakang yang kompleks atau yang tergambar sebagai karakter klise (stereotype). Sedangkan round character adalah karakter yang dikembangkan dan memiliki latar belakang yang komplek, sehingga penikmat/pembaca dapat mengetahui banyak hal tentang karakter tersebut seperti keinginannya, masa lalunya, kemampuannya, karakteristik dominannya, dan lain – lain. Gemini Saga pada film Legend of Sanctuary tergolong pada flat character karena film tidak menceritakan latar belakang


(31)

19

dari Gemini Saga dan tidak diceritakan secara kompleks mengapa dia menjadi sosok yang jahat dan ingin menguasai Sanctuary. Melainkan pada seri klasik Saint Seiya, karakter Gemini Saga tergolong pada round character karena memiliki latar belakang yang kompleks bersama dengan saudara kembarnya Kanon. Pada cerita seri klasik diterangkan bahwa Gemini Saga berhasrat untuk membunuh Athena dan menguasai alam semesta dikarenakan saudara kembarnya yakni Kanon menanamkan suatu pemikiran tersebut sehingga Saga menjadi berkeperibadian ganda. Sisi jahat Saga yang pada saat itu belum sepenuhnya mengendalikan tubuhnya, segera bergegas melawan Kanon yang jahat dan mengurungnya di penjara Seunion di dasar laut. Hingga pada akhirnya, sisi jahat Saga berhasil menguasai tubuhnya dan menjalankan rencana jahatanya.

II.3.1.3 Analisa berdasarkan bentuk primer

Hanna Ekström membagi pengkategorian karakter ditinjau dari bentuk primer pada makalahnya yang berjudul “How Can a Character's Personality be Conveyed Visually, through Shape” berdasarkan dari pendapat - pendapat beberapa pengarang buku.

 Lingkaran

Karakter lingkaran atau bulat dianggap sebagai karakter yang paling ramah karena mereka tidak memiliki sudut yang tajam pada sisi - sisinya sebagai

Gambar II.11 karakter dan bentuk primer,

Sumber : buku How Can a Character's Personality be Conveyed Visually, through Shape


(32)

20

penggambaran sesuatu yang berbahaya. Bentuk lingkaran dan bulat secara alami memiliki kecenderungan lembut dan tidak berbahaya, serta banyak disukai. (Solarski 2012:180)

 Kotak

Bentuk kotak mengkominikasikan kekuatan, stabilitas, dan percaya diri. Bentuk kotak dapat memiliki dua arti yakni besar dan menakutkan, serta nyaman dan kikuk. Karakter dengan bentuk primer kotak sering digambarkan sebagai sosok yang setia yang dapat digantungkan, dan biasanya digunakan pada karakter super hero dan karakter berat (Bancroft 2006:34).

 Segitiga

Segitiga memiliki garis diagonal, kaku, dan kuat, serta sebagai bentuk yang paling dinamis dari kedua bentuk diatas. Bentuk segitiga sering di aplikasikan pada karakter musuh yang jahat, menakutkan, dan yang muncul pada saat penyerangan (Bancroft 2006:35).

Dari pengkategorian tersebut dapat dianalisa pada karakter Gemini Saga. Gemini Saga memiliki kostum dengan bahu yang besar dan postur tubuh yang tinggi dan bidang. Bentuk dari bahu yang besar membuat bagian atas yang lebih lebar pada bagian bawah. Juga mengingat bahwa karakter Gemini Saga adalah karakter antagonis, dapat disimpulkan bahwa karakter Gemini Saga memiliki bentuk primer segitiga.


(33)

21

II.3.2 Analisa Ekspresi dan Gestur karakter Gemini Saga

Suatu karakter pada film tentunya memiliki karakteristik. Dan karakteristik tersebut di perlihatkan pada penonton melalui ekspresi. Setiap karakter yang memiliki karakteristik yang berbeda, maka ekspresi – ekspresi yang dikeluarkanpun juga berbeda. Seperti contoh seseorang yang pendiam ketika mengekspresikan perasaan senang dengan hanya mengangkat bibir sedikit saja sedangkan seseorang yang aktif mengekspresikan perasaan senang dengan tertawa terbahak bahak dengan puas, begitupun seterusnya.

Menurut penelitian Paul Ekman yang dikutip oleh Mohammad Ali dan Mohammad Asrori bahwa, ekspresi merupakan wujud dari emosi yang dikenali oleh berbagai bangsa di seluruh penjuru dunia. Paul Ekman meneliti tentang ekspresi di suatu suku bernama suku Fore di pedalaman Papua Nugini dengan memperlihatkan foto - foto berbagai macam ekspresi. Dan hasilnya mereka bisa mengenali ekspresi wajah yang diperlihatkan pada foto tersebut. Dari penelitian tersebut terbukti bahwa, ekspresi dapat dikenali secara jelas, seragam, dan

Gambar II.12 Gemini Saga memiliki bentuk perimer Segitiga, Sumber : tamashi.jp/scmlgeminisaga.jpeg


(34)

22

subjektif oleh siapapun di seluruh dunia bahkan orang – orang yang tidak terpengaruhi film dan televisi.

Tercantum pada sebuah buku elektronik (e-book) dari situs web www.toatmaster.org mengenai pengertian tentang gestur:

“A gesture is a specific bodily movement that reinforces a verbal message or

conveys a particular thought or emotion.”

Gestur adalah pergerakan spesifik anggota tubuh yang memiliki pesan verbal yang kuat atau menyampaikan pikiran dan emosi tertentu.

Pembahasan mengenai gestur akan merujuk pada segala sesuatu tentang pergerakan tubuh karakter. Walaupun pada pengertian diatas menjelaskan bahwa gestur adalah pergerakan tubuh, namun suatu karakter lebih sering berekspresi cenderung pada pergerakan tangan. Gestur dapat menjelaskan emosi dari sosok karakter tanpa ada penjelasan yang pasti mengenai emosi tersebut.

berikut adalah analisa mengenai ekspresi dan gesturr Saga pada film Legend of Sanctuary:

1. Pada klimaks cerita, Saga memunculkan diri sebagai seorang antagonis. perasaan yang ditonjolkan berdasarkan dari ekspresinya adalah :

 Semangat

Karena rencananya berjalan lancar.

 Bertenaga

Karena telah mendapatkan keuatan Athena.

 Berkuasa

Pada posisi nya yang berada diatas semuanya menandakan bahwa adanya perasaan kekuasaan dalam adegan ini.

 Optimis

Tersenyum lebar dan memperlihatkan gigi adalah ciri perasaan percaya diri dan optimis.


(35)

23

Perasaan berkuasa ditonjolkan juga pada gestur nya dengan telapak tangan yang mengangkat keatas seolah – olah dia telah menggenggam dunia.

2. Pada adegan selanjutnya telah didapat ekspresi berikut.

Ekspresi ini menandakan adanya perasaan lebih tinggi, dan dengan mata yang melirik kebawah tanpa menundukan kepala menandakan adanya kesombongan dan merendahkan orang lain.

Gambar II.13 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary

(diakses pada : 21/04/2016)

Gambar II.14 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary


(36)

24

3. Adegan berikutnya menunjukan ekspresi Saga yang membuka mata lebar dan melihat ke atas langit sambil tersenyum dan dengan gestur tangan yang membentang keatas, menandakan adanya ekspresi kagum terhadap dirinya sendiri.

4. Pada adegan ini Saga mencoba mengerahkan kekuatannya untuk menyerang yang lain. Ekspresi dengan senyum lebar dan mata terbuka serta alis mengkerut, menandakan adanya perasaan hasrat ingin menghancurkan yang apabila dia menghancurkannya, dia akan sangat merasa puas. Pernyataan tersebut juga terdapat pada gesturnya yang sangat kuat sedang mempraktikan jurus besarnya.

Gambar II.15 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary


(37)

25

5. Adanya perasaan kaget pada adegan ini. Ekspresi dengan mata yang terbuka menandakan dia terfokus pada satu titik. Dan dengan mullut yang sedikit terbuka menandakan adanya kebingungan sekejap.

Gambar II.16 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary

(diakses pada : 20/04/2016)

Gambar II.17 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary


(38)

26

6. Ekspresi ini menunjukan adanya perasaan jengkel, dan kesal. Dilihat dari alis yang mengkerut dan bentuk bibir yang menunjukan ketidak senangan.

Gestur dengan tangan keatas sekarang ini berbeda dari sebelumnya. Pergerakan ini menandakan bahwa dia sedang meremehkan seseorang.

7. Pada adegan berikut ini sangat terlihat jelas pada alis yang berkerut, kepala yang sedikit menunduk dengan lirikan mata keatas, menandakan adanya perasaan jengkel, marah, dan sangan tidak menyenangkan. Serta denganbentuk bibir yang melengkung keatas menandakan perasaan sangat muak.

Gambar II.18 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary


(39)

27

Berdasarkan dari analisa diatas, dapat kita simpulkan secara garis besar ekspresi ekspresi berikut ini:

Gambar II.19 ekspresi Gemini Saga Sumber: film Legend of Sanctuary

(diakses pada : 20/04/2016)

Gambar II.20 sketsa ekspresi Gemini Saga,


(40)

28

II.3.3 Analisa kostum Gemini Saga

II.3.3.1 Konsep cloth pada seri Saint Seiya

Pada serial Saint Seiya menjelaskan cloth atau pakaian pada seri Saint Seiya ini adalah suatu konsep yang memimikan armor yang di pakai oleh kesatria suci atau Saint. Masing – masing cloth merepresentasikan satu konstelasi yang dikelompokan dalam tiga kelompok yaitu gold saint, silver saint, dan bronze saint. Dalam hal ini, Gemini Saga ada dalam kategori tertinggi yakni Gold Saint.Gemini Saga adalah kesatria terkuat dan gold saint unggulan Athena setelah Sagittarius Aiolos.

Baju zirah atau armor adalah salah baju pelindung yang digunakan dalam peperangan kuno. Armor biasanya terbuat dari besi berlapis baja, atau kulit yang di panaskan kemudian dikeraskan. Sekitar pada abad ke dua belas sampai tiga belas, negara – negara Eropa membuat armor dengan rantaian besi kecil yang menjadi sebuah baju pelindung bagian dalam dengan plakat besi untuk pelindung bagian luar. Armor kemudian disepurnakan pada abad ke lima belas sampai tujuh belas sampai pada tahun 1600 – 1700 sebelum masehi, armor diciptakan secara dekoratif dan bermacam - macam bentuk dengan bagian – bagian besi yang terpisah . (Wilcox, 1969, h10)

Menurut buku “The Macximilan visual dictionary” , armor dipisahka berdasarkan bagian nya, yakni:


(41)

29

II.3.3.2 Perubahan desain cloth

Kenji Ando sebagai desainer karakter dari seri Saint Seiya Legend of Sanctuary ini telah mendesain kembali desain awal dari Masami Kurumada sang mangaka Saint Seiya untuk di adaptasi kembali. Desain awal pada kostum Gemini lebih sederhana dengan dominasi warna emas, sedangkan desain kostum Gemini yang telah di desain ulang memiliki warna lebih dari satu dan dengan warna yang berbeda di setiap sisi nya. (Kurumada, 2014, h1)

Gambar II.21 Pembagian Armor Sumber : Maximillan Visual Dictionary


(42)

30

Gambar II.22 Gemini Saga desain awal

Sumber : vigette2.wikia.nocookie.net/saintseiya/images/d/dd/geminisaga.png (diakses pada : 29/05/2016)

Gambar II.23 Gemini Saga setelah re-design , Sumber : artbook New Cloth Chronicle


(43)

31

Salah satu pengaruh perubahan pada desain karakter yang meliputi kostum Gemini Saga, adalah kostum specter yang ada pada Saint Seiya Chapter: Hades. Specter adalah sebutan untuk kesatria Hades (kurumada, 2001, h22)

Specter mengenakan baju zirah yang disebut surplice. Surplice memiliki warna bernuansa kegelapan dikarenakan Hades adalah dewa kegelapan penguasa negeri bawah (Underworld). Diceritakan sebelumnya bahwa Gemini Saga yang telah mati pada akhir bagian cerita Sactuary, di bangkitkan kembali untuk menjadi Specter. Adanya keterkaitan surplice Gemini Saga dengan bagian yang berwarna gelap pada kostum Gemini Saga di film Legend of Sanctuary mengenai bentuk dan warna yang serupa. Berikut adalah perbandingan antara bentuk Surplace dengan kostum pada film Legend of Sanctuary:

1. Memiliki bentuk yang serupa 2. Memiliki warna yang serupa

Gambar II.24 gold cloth, sumber :

vigette2.wikia.nocookie.net/saintseiya/images/d/dd/ge minisagagoldcloth.png


(44)

32

Berdasarkan dari kedua desain tersebut, bisa dikatakan bahwa kostum Gemini Saga pada film Legend of Sanctuary adalah gabungan dari armor gold saint dan specter, walaupun tidak ada penjelasan apapun mengenai surplice pada film Legend of Sanctuary.

II.3.3.3 Filosofi bagian kostum

Masami Kurumada sang mangaka Saint Seiya menjelaskan bahwa kesatria – kesatria Sanctuary mengenakan armor yang mewakili konstelasi seperti Aries, Taurus, Cancer, Aquarius, Cygnus, Gemini, dan lain – lain. Seperti pada namanya, kostum Gemini Saga mewakili konstelasi Gemini. Telah didapat beberapa hasil analisa mengenai hubungan antara kostum Gemini Saga pada film Legend of Sanctuarydengan konstelasi Geminiitu sendiri.

Gemini atau Dioscouri adalah salah satu konstelasi Yunani kuno yang didalamnya terdapat bintang Castor dan pollux serta merupakan salah satu simbol zodiac pada 21 Mei. Kedua bintang yakni Castor dan Pollux, telah ditetapkan sebagai bintang berpasangan sejak daulu kala diperkirakan 6000 tahun sebelum masehi.

Gambar II.25 surplice, sumber :

vigette2.wikia.nocookie.net/saintseiya/im ages/d/dd/geminisagasurplice.png


(45)

33

Hasil dari penelitian memperjelas tentang karakter Gemini Saga yang memiliki latar belakang filosofi mitologi Mesir yakni dewa Horus. Namun telah diketahui sebelumnya bahwa karakter dari Saint Seiya terinspirasi dari mitologi dan zodiak Yunani. Maria Leach telah mengutip sebuah pernyataan pada Dictionary of Folkroe Mythology and Legend yang mengkorelasikan kedua pernyataan yang bertentangan tersebut:

In many place they have been identified with the mythical Twins – younger and

elder Horus, and Romulus and Remus in Rome”

Di beberapa tempat mereka (Gemini) telah diidentikan dengan mitologi persaudaraan kembar seperti Horus muda dan Horus tua serta Romulus dan Remus di Roma.

Horus adalah dewa matahari mesir kuno yang berkombinasi dari dua dewa yang semula terpisah. Walaupun demikian, hingga kali kemudan terkadang dewa Horus masih diingat sebagai dua penjelmaan dewa yang terpisah. Dewa matahari Horus, yang sering disebut Appolo dari mesir adalah saudara laki laki dari Osiris, Isis, dan Seth. Dewa ini sering digambarkan dengan sosok manusia berkepala

Gambar II.26 Konstelasi Gemini Sumber :

solarsystemquick.com/universe/gemini-3.jpg


(46)

34

elang yang terbang di langit Mesir dan diperkirakan dewa yang paling kuno di peradaban Mesir. (Leach, 1949, h505)

Horus memiliki banyak perwujudan yang berbeda – beda, Salah satunya adalah Horus the Elder. Horus the Elder atau Haroeris adalah dewa langit berkepala elang yang berasal dari jaman pradisnasti. Cerita mengenai pertangungannya sebagai dewa matahari, dewa siang hari, dewa cahaya, dewa kehidupan dan segala sesuatu yang baik, melawan Seth sebagai dewa malam, dewa kegelapan, dewa kematian dan segala seusatu yang jahat, telah popler di era pradinasti. Cerita berawal dari Horus yang memiliki dua buah mata yakni matahari dan bulan yang kemudian Seth berusaha utuk mencuri matahari. Ketika Seth beusaha mencuri matahari, Horus menyerangnya dan terjadilah pertempuran yang mengakibatkan kaki dari Horus terluka. Kemudian datanglah dewa Toth sebagai mediator yang membuat kesepakatan rata dengan memberikan siang hari kepada Horus dan malam hari pada Seth. Namun Seth merasa tidak puas dan berlanjut menganiaya horus dengan memotong salah satu matanya yakni bulan selama dua minggu di setiap bulannya. (Sykes, 1961, h96)

Terdapat beberapa tanda – tanda bahwa karakter Gemini Saga merujuk pada mitologi Gemini dari Mesir tersebut. Berikut adalah beberapa tanda – tanda pada karakter Gemini Saga yang mendekati pada mitologi Horus the Elder.

Gambar II.27 The eye of Horus, Sumber :

upload.wikimedia.org/Wikimedia/commons/thumb/3/32/Ey e_of_Horus.rigt.svg


(47)

35

Pada kostum Gemini Saga terdapat dua buah bahu yang menyerupai mata. Berdasarkan dari penelitian dengan mengkorelasikannya, kedua mata tersebut mendekati mata dewa Horus yakni bulan dan matahari. Perbandingan antara bentuk mata pada bahu kostum Gemini Saga dengan mata dewa Horus didukung dengan tanda – tanda :

1. Memiliki bentuk lingkaran yang sama persis

2. Memiliki bulatan ditengah yang menyerupai bola mata

3. Memiliki ornament khas pada bagian bawah yang persis

Pada mata bagian kiri yang berwarna gelap merujuk pada peristiwa dewa Seth yang mencuri bulan dari Horus, sedangkan mata pada bagian kanan yang berwarna emas adalah matahari.

Telah diketahui sebelumnya bahwa bagian gelap pada kostum Gemini Saga terpengaruh dari surplice, juga ada pengaruh lain mengenai kostum Gemini Saga yang memiliki dua warna berbeda. Pengaruh tersebut didukung dengan adanya korelasi mitologi dewa Horus dengan warna kostum dari Gemini Saga yang

Gambar II.28 bentuk mata pada bahu Sumber pribadi


(48)

36

mencirikan Saga sebagai karakter yang memiliki dua keperibadian. Dua keperibadian tersebut adalah keperibadian baik dan jahat, yang merujuk pada dewa Horus dan dewa Seth. Horus sebagai dewa segala kebaikan mewakili warna bagian emas, sebagaimana warna primer dari emas adalah kuning. Kuning diasoiasikan sebagai warna dari matahari yang memberikan kehidupan. (Chih Yu, 2014, h60)

Cerrato (2012) juga berpendapat bahwa:

Yellow is the color of sunshine. It’s associated with joy, happiness, intellect, and

energy”

Kuning adalah warna dari sinar matahari. Juga diasosiasikan dengan kenyamanan, kesenangan, kepintaran dan energi.

Sedangkan warna biru tua mewakili Seth sebagai dewa dari segala kejahatan dan keburukan. Ada beberapa karakter ternama yang menggunakan warna tua sebagai simbol kegelapan seperti, Hades pada film Hercules (Disney), Manda (Naruto), serta Kurohige (One Piece).

Gambar II.29 karakter yang menggunakan visualisasi kegelapan, sumber : film Naruto, One Piece, dan Hercules


(49)

37

Tanda berikutnya ada pada scene pada film Legend of Sanctuary dimana Saga

membangkitkan sosok monster batu yang mendekati dewa Seth. Berikut adalah perbandingan antara dewa Seth dengan moster tersebut.

Hal pendukung yang menguatkan pernyataan bahwa monster tersebut mendekati dewa Seth adalah :

1. Memiliki bentuk kepala yang sama

2. Memiliki postur tubuh yang serupa

3. Membawa senjata semacam tombak yang sama

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas mengenai tanda – tanda yang ada pada

kostum, dapat disimpulkan bahwa, desain karakter Gemini Saga pada film Legend of Sanctuary terpengaruh dari cerita mitologi dewa Horus sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa Horus adalah indentitas lain dari Gemini yang berasal dari Mesir kuno.

II.3.4 Kurangnya Sumber Informasi Karakter Gemini Saga

Berdasarkan dari pembahasan sebelulmnya mengenai cosplayer yang bergantung pada keoriginalan karakter aslinya, telah disimpulkan bahwa sumber referensi sangatlah penting untuk bercosplay. Seorang cosplayer harus memahami karakter dari berbagai hal yang terkecil dan bagian – bagian terkecil sekalipun khususnya pada cosplay Saint Seiya. Saint Seiya: Legend of Sanctuary memiliki karakter dengan detil kostum yang rumit dan tidak bisa dipahami hanya dengan melihat sekilas. Untuk itu, kurangnya informasi yang ada berdampak pada cosplayer yang kesulitan untuk mencari referensi untuk pembuatan kostumnya.

Dari pembahasan sebelumnya telah ditetapkan bahwa sumber referensi cosplayer sebagian besar mengacu pada artbook dan anime/film nya sendiri. Berikut adalah analisa banyaknya informasi mengenai karakter Gemini Saga pada film Legend of Sanctuary dan artbooknya yang berjudul New Cloth Chronicle.


(50)

38

II.3.4.1 Kurangnya informasi pada film Legend of Sanctuary

Mengingat bahwa pembagian cerita anime Saint Seiya yang terbagi menjadi tiga bagian, film Saint Seiya: Legend of Sanctuary adalah hasil rekap dari anime Saint Seiya pada bagian cerita Sanctuary dan dari hasil wawancara dengan ketua komunitas SCMR mengenai perdebatan yang terjadi, dapat disimpulkan bahwa perdebatan mengenai karakter Saint Seiya lebih banyak memperdebatkan mengenai film Saint Seiya : Legend Of Sanctuary ditinjau dari karakter dan ceritanya. Salah satunya telah terbukti berdasarkan dari pembahasan bab dua mengenai versi cloth gemini saga yang di desain ulang, elemen visual berbentuk mata itu sendiri tidak pernah ada pada desain cloth awal yang merupakan desain asli dari pengarangnya yakni Masami Kurumada.Dikarenakan film Saint Seiya : Legend of Sanctuary yang berdurasi satu jam tiga puluh lima menit tersebut adalah film hasil rekap dari episode – episode pada serial Saint Seiya pertama, alur cerita pada Saint Seiya: Legend of Sanctuary tidak menceritakan mengenai mata yang ada pada bahu cloth Gemini Saga dan hanya bagian cerita – cerita inti saja yang di jelaskan pada film tersebut dan tidak menceritakan cerita penting.

Wawasan penggemar mengenai karakter Gemini Saga terbilang banyak, namun perdebatan muncul setelah mereka menyaksikan film Saint Seiya : Legend Of Sanctuary dikarenakan durasi film yang terlalu pendek dan kurang menjelaskan detail dari karakter penting nya. Selain dari tidak menjelaskan mengenai elemen visual pada bahu Gemini Saga, penjelasan mengenai karakter Gemini Saga pada film Saint Seiya : Legend Of Sanctuary yang tidak dijelaskan jika Gemini Saga memiliki dua keperibadian. Berikut adalah ulasan dari film Saint Seiya: Legend of Sanctuary dan anime Saint Seiya bagian cerita Sanctuary.

Pada film Saint Seiya: Legend Of Sanctuary, Gemini Saga muncul dengan mengenakan kostumnya di awal cerita pada durasi 00:02:27 sampai 00:03:00. Menceritakan tentang pengejaran Aiolos Sagittarius, bersama dengan Shuura Capricorn.


(51)

39

,

Lalu muncul kembali pada klimaks cerita di durasi 01:14:03 sampai 01:18:28, bercerita tentang Gemini Saga yang membeberkan rencananya mengenai Athena yang palsu dan menguasai Sanctuary.

Gambar II.30 Gemini saga pada durasi 00:02:27 Sumber: film Saint Seiya: Legend of Sanctuary

(Diakses pada 28/12/2015)

Gambar II.31 Gemini saga pada durasi 00:03:00 Sumber: film Saint Seiya: Legend of Sanctuary

(Diakses pada 28/12/2015)

Gambar II.32 Gemini saga pada durasi 01:14:03 sampai 01:18:28

Sumber: film Saint Seiya: Legend of Sanctuary (Diakses pada 28/12/2015)


(52)

40

Kemudian selanjutnya diceritakan bahwa Gemini Saga kalah kemudian bangkit kembali menjadi sesosok monster raksasa (ditampilkan tidak mengenakan kostum). Selama kemunculannya, Gemini saga hanya muncul sebagai karakter musuh yang menginginkan kekuasaan, bukan sebagai karakter musuh yang memiliki sisi jahat yang ingin mendominasi sisi baiknya untuk menguasai negeri Sanctuary dan alam semesta.

Namun pada seri Saint Seiya , kemunculan Gemini Saga ada di beberapa episode yakni, 44 – 46 dan 71-73. Episode – episode tersebut cukup menjelaskan tentang karakter Gemini Saga yang saling beradu dan berseteru.

II.3.4.2 Artbook New Cloth Chronicle

Artbook New Cloth Chronicle memiliki 57 halaman yang memuat informasi tentang film Saint Seiya: Legend of Sanctuary mengenai scene, karakter, dan benda – benda yang ada dala film. Berikut adalah analisa mengenai artbook Saint Seiya Legend of Sanctuary :

Analisa dilakukan pada halaman yang terdapat informasi mengenai karakter Gemini Saga. Terdapat 5 halaman yang menampilkan Informasi mengenai karakter gemini saga pada buku New Cloth Chronicle.


(53)

41

Halaman diatas menampilkan dua versi dari karakter Gemini Saga yakni versi manga dan versi film Legend of Sanctuary. Halaman tersebut menjelaskan tentang adaptasi karakter dari versi manga dengan menampilkan keduanya sebagai perbandingan. Tidak ada gambar – gambar yang menegaskan pada bagian – bagian karakter dari karakteristik dan elemen kostumnya. Pernyataan tersebut menandakan bahwa kurangnya informasi pada halaman tersebut. Halaman ini seperti lebih untuk membuat pembaca agar terkesan saat melihat perubahan karakter dari versi manga ke 3D animation character (karakter animasi 3D).

Analisa berikutnya dilakukan pada halaman diatas. Pada halaman tersebut terdapat sebuah gambar yang menempati dua halaman sekaligus. Gambar tersebut adalah ilustrasi konsep adegan pada filmnya. Adegan tersebut menceritakan saat Seiya bangkit dari kekalahannya dan menghadang Saga disaat Saga akan melakukan penyerangan besar terhadap negeri Sanctuary. Halaman tersebut kurang menyajikan informasi mengenai karakter Gemini Saga secara lengkap karena tidak terdapat gambar – gambar yang menonjolkan bagian – bagian karakter pada ilustrasi yang ada pada halaman tersebut.

Gambar II.33 artbook New Cloth Chronicle Sumber: artbook New Cloth Chronicle

(Diakses pada 30/12/2015)

Gambar II.34 artbook New Cloth Chronicle Sumber: artbook New Cloth Chronicle


(54)

42

Pada halaman diatas, terlihat beberapa karakter dengan penjelasan detail pada bagian - bagiannya. Salah satunya adalah karakter Gemini Saga. Terdapat informasi mengenai Saga pada halaman ini. Beberapa informasi tersebut memperlihatkan bagian depan Gemini Saga dan Belakang, serta bagian helm nya dan berbagai ekspresi Saga.

Bagian belakang

Helm

Bagian depan

Berbagai ekspresi

Gambar II.35 artbook New Cloth Chronicle Sumber: artbook New Cloth Chronicle


(55)

43

Terdapat empat informasi mengenai bagian – baggian detail. Namun, berdasarkan dari pernyataan sebelumnya mengenai jumlah referensi yang cosplayer peroleh yang terbilang banyak yakni 5 gambar sampai 10 gambar lebih, halaman tersebut masih kurang menyajikan informasi mengenai bagian bagiannya. Banyak dari elemen – elemen karakter Gemini saga yang perlu di perjelas seperti bagian – bagian armor-nya, warna mata, dan bagian bagian terkecil lainnya

II.4 Multimedia Artbook sebagai Solusi

Berdasarkan dari analisa permasalahan diatas telah terbukti bahwa kekurangan informasi karakter ada pada film Legend of Sanctuary dan artbooknya yang berjudul New Cloth Chronichle, dan mengkaitkannya dengan aturan cosplay yang telah dibahas sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa dengan adnya media referensi berbentuk multimedia yang menjelaskan suatu karakter meliputi detil – detil karakter yang lengkap dan jelas, akan memudahkan cosplayer dalam pembuatan kostumnya dan melakukan pendalaman karakter. Informasi yang diterapkan mengacu pada marchindise action figure Saint Seiya yakni Saint Cloth Myth Legend dan film seri utama Saint Seiya.

Saint Cloth Myth Legend adalah salah satu seri marchindise mainan berupa Action Figure berdasarkan dari karakter Saint Seiya: Legend of sancuary yang secara resmi di produksi oleh perusahaan Bandai. Ada dua karakter dari film Saint Seiya:Legend of sanctuary yang produksi adalah Gemini Saga dan Saggittarius Aiolos. SCML di Indonesia tersebar dengan melalui online shop dan beberapa toko mainan kolektor dengan harga sekitar Rp. 900.000,00 (harga baru) dan Rp. 600.000,00 (harga bekas).

Gambar II.36 artbook New Cloth Chronicle Sumber: artbook New Cloth Chronicle


(56)

44

Berdasarkan dari kuisioner yang telah disebar pada 611 orang cosplayer di Indonesia bahwa 74% cosplayer Indonesia tidak bersedia membeli mainan figure yang untuk mendapatkan detail karakter. Dengan sedikit peminat dari SCML dan

Gambar II.37 SCML Sagittarius Aiolos Sumber :

www.bandai-asia.com/images/scml_Sagittarius.jpg (Diakses pada 10/12/2015)

Gambar II.38 SCML Gemini Saga Sumber : www.bandai-asia.com/

images/scml_GeminiSaga.jpg (Diakses pada 10/12/2015)


(57)

45

banyaknya peminat cosplay Saint Seiya, maka adanya informasi yang mengacu pada SCML akan sangat berguna bagi komunitas cosplay.


(58)

46 BAB III. STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP DESAIN

III.1 Srategi Perancangan III.1.1 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi ditentukan dengan menggunakan model komunikasi. Menurut Rifa’I (2014) terdapat beberapa model komunikasi, salah satunya adalah model Lasswel. Menurut Lasswel persoalan komunikasi melibatkan 5 aspek sederhana berikut:

1. WHO? (siapa?)

2. SAYS WHAT? (mengatakan apa?)

3. IN WHICH CHANNELS? (melalui saluran apa?) 4. TO WHOM? (kepada siapa?)

5. WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat apa?)

Model komunikasi ini ditemukan oleh Harolld laswel tahun 1948 yang merupakan model yang paling tua dan masih dipergunakan oleh masyarakat untuk tujuan tertentu.

Dalam pembuatan Multimedia Artbook ini, WHO (siapa) merujuk pada pembuat media. Pembuat media berperan sebagai penyampai informasi dengan merancang strategi komunikasi agar informasi yang disajikan tersampaikan dengan jelas pada khalayaknya. Penyampai pesan mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber seperti mewawancarai ketua komunitas pecinta Saint Seiya, web resmi dari Saint Seiya, blog resmi dari pengarang, membaca komiknya,

Tabel III.I Model Komunikasi Lasswell

Sumber : “Model Komunikasi Pesantren Anak Yatim Al-Bisri” hal.5, penulis Muhammad Rifa’I (2014)


(59)

47 dan membaca buku tentang sejarah dan mitologi. Pembuat media merangkum informasi – informasi yang telah didapat menjadi poin – poin utama yang khalayak butuhkan. Informasi yang di rangkum tersebut merujuk pada SAY WHAT (mengatakan apa). Dari sekian informasi yang didapat seperti cerita keseluruhan tentang seri Saint Seiya, cerita tentang karakter – karakter, dan penjelasan mengenai tempat – tempat yang ada dalam film, dirangkumkan dan dipilih kembali mana yang paling dibutuhkan diantara informasi – informasi lainya. Beberapa poin dari rangkuman tersebut adalah :

1. Cerita tentang bagaimana Gemini Saga memiliki dua keperibadian 2. Cerita mengenai filosofi cloth

3. Detail bentuk cloth

4. Informasi tentang berbagai macam kostum Gemini Saga dari setiap seri 5. Karakteristik Gemini Saga

6. Informasi kontak pengarang, desainer karakter dan beberapa pihak yang terlibat dalam karakter Gemini Saga.

Poin – poin diatas kemudian dikelompokan dalam empat konten utama dan tiga sub konten yakni :

1. History 2. Character 3. Costume

 The History of Armor

 The Philosohpy Behind Shapes  The Detail of Armor

4. About

Pengelompokan materi tersebut ditujukan agar informasi tersampaikan secara terstruktur serta agar pengakses merasa nyaman ketika mengakses Multimedia Artbook ini.

Materi yang telah dikelompokan kemudian dikemas dalam suatu medium yang mengarahkan khalayak untuk mengakses. Medium tersebut merujuk pada IN WHAT CHANEL (melalui apa). Medium dibuat sebagai suatu wadah untuk menampung informasi - informasi yang telah di dapat dan dikelompokan dengan menyajikan elemen – elemen visual yang mendukung. Perlu diketahui


(60)

48 bahwa pembuatan elemen visual pada medium adalah hal yang harus diperhatikan dalam perancangan agar medium memiliki daya tarik kepada khalayaknya untuk mengakses. Elemen visual dibuat dengan meneliti tema terlebih dahulu dan melakukan studi visual dari sejumlah buku – buku sejarah mengenai peradaban jaman dahulu serta mitologi masyarakat. Salah satu dari studi tersebut adalah tentang penerapan bentuk pilar bangunan Yunani kuno dan ornamen – ornamen khas Yunani kuno. Studi dilakukan agar visual yang tersajikan dapat mendukung informasi yang disampaikan dan tidak melenceng dari tema yang telah diterapkan yakni Yunani kuno. Selain dari pada elemen visual, pemilihan medium juga perlu diperhatikan untuk kemudahan pengaksesan. Medium yang dipilih adalah berbentuk interactive flash. Mengingat sebelumnya belum pernah ada sebuah informasi khusus mengenai karakter dalam bentuk flash ini, menjadikan salah satu daya tarik khalayak untuk mengakses. Medium dibuat dalam bentuk flash ditujukan untuk kemudahan khalayak dalam pengaksesan. Flash adalah sebuah media animasi interaktif yang dapat mengaplikasikan animasi dan tombol yang dapat mengemas informasi secara terstruktur dengan pengelompokan yang telah ditentukan. Dengan mengaplikasikan tombol, pengaksesan dapat dilakukan dengan mengklik tombol – tombol yang ada untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

Dari sebelumnya telah diketahui bahwa, pembuatan visual dilakukan dengan studi tema terlebih dahulu. Upaya tersebut dilakukan salah satunya untuk meningkatkan daya tarik dari khalayak. Khalayak tersebut merujuk pada TO WHOM (kepada siapa), yakni kepada siapa media akan diarahkan. Telah diketahui bahwa, khalayak sasaran adalah remaja usia 20 – 23 yang meminati hobi pop kultur jepang yakni cosplay. Peminat cosplay sebagian besar adalah masyarakat remaja yang juga meminati produk jepang dan memiliki lingkungan yang bisa disebut kejepang-jepangan. Maka dari itu, penerapan tema Yunani Kuno tidak diterapkan sepenuhnya secara benar – benar autentik dikarenakan pengaruh lingkungan khalayak sasaran yang meliputi pop kultur jepang. Hal tersebut menjadikan media juga harus memiliki kesan pop kultur jepang itu sendiri selain dari Yunani kuno agar daya tariknya sempurna. Perancangan media diterapkan berdasarkan hasil dari penelitian mengenai pop kultur jepang dan tetap menerapkan elemen – elemen visual yang bertema Yunani kuno.

Dampak pada khalayak dari berbagai informasi yang telah di rangkum dengan cara penyampaian yang telah dijelaskan sebelumnya merujuk pada WITH WHAT EFFECT (dengan akibat apa),


(61)

49 yakni; khalayak dapat merasakan kemudahan dalam pengaksesan Multimeda Artbook ini dengan format media flash interactive serta informasi dapat tersampaikan dengan jelas sehingga khalayak memiliki pengetahuan tentang detail – detail karakter Gemini Saga.

III.1.2 Pendekatan Komunikasi (pendekatan visual dan verbal)

Dalam perancangan ini, dilakukan pendekatan komunikasi yang meliputi visual dan verbal sehingga informasi – informasi yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh target berdasarkan dari karakteristik target.

Pendekatan komunikasi utama pada multimedia artbook ini adalah;  Infografis

Menurut Mark Smiciklas dalam buku The Power of Infographic menjelaskan bahwa : ”An infographic (short for information graphic) is a type of picture that blends data with design, helping individuals and organizations concisely communicate

messages to their audience”

Infografis (informasi grafis) adalah salah satu tipe gambar yang menggabungkan data dengan desain, yang membantu seseorang atau suatu organisasi untuk menyampaikan pesan kepada audiencenyasecara singkat.

Sebuah infografis dapat membantu menyampaikan pesan secara singkat dan menarik dengan memperhitungkan segi visual berdasarkan target. Infografis juga dapat mengubah presepsi dari audience dengan menggunakan elemen – elemen visual yang disusun untuk menjelaskan informasi yang semula rumit menjadi mudah dipahami.

Berikut adalah jenis infografis yang digunakan dalam multuimedia artbook: 1. Jenis kronologi

Adalah jenis yang menggambarkan sesuatu berurutan. Jenis kronologi diterapkan pada informasi mengenai sejarah karakter Gemini Saga. Jenis ini diterapkan agar pengakses dapat mendapatkan informasi secara berurutan sesuai pada urutan yang semestinya.


(62)

50 2. Jenis Anatomi

Adalah Jenis yang menggambarkan bagian bagian pada suatu benda. Jenis Anatomi diterapkan pada informasi mengenai filosofi bentuk, dan warna. Pengakses akan di sajikan dengan gambaran keseluruhan dari armor Gemini Saga yang bagian - bagiannya dapat diklik untuk mengakses informasi detail dari bagian tersebut.

Slide

Beberapa dari konten menyampaikan pesan dengan berbentuk slide. Slide adalah teks atau gambar yang disajikan bergantian berdasarkan urutan pembacaan. Sebuah slide dengan layout yang berbeda pada setiap halamannya dengan sedikit text dan memperbanyak visual akan menarik untuk dibaca dan dipahami. Suatu konten dapat memuat 8 – 15 buah slide yang masing masing slide berisi satu paragraf teks dengan 5 – 8 baris dan dengan satu gambar yang merepresentasikan dari paragraf tersebut.

Sedangkan tone manner yang digunakan dalam multimedia artbook ini adalah:

Ancient Greek

Kesan Yunani kuno diwujudkan pada elemen visual seperti button, menu bar, dan frame berdasarkan dari bentuk pilar – pilar bangunan Yunani kuno, stained glass yang terdapat pada greja – greja Yunani, dan ornament – ornament khas Yunani. Konsep visual ini didapat dari hasil studi visual yang bersumber dari buku The Grammar of Ornament karangan Owen Jones pada bab Greek Ornament halaman 31. Berdasarkan dari studi tersebut telah didapat bahwa ornament khas dari Yunani memiliki kecenderungan dalam bentuk spiral, floral dan kotak – kotak. Elemen visual yunani kuno memiliki influence dari beberapa peradaban yakni Asyran, Mesir, dan China. Walaupun demikian, elemen visual Yunani memiliki ciri khas yang kuat dengan penggabungan dari elemen – elemen visual dari berbagai peradaban lainnya. Seperti pada perbedaan antara pilar Yunani dan Roma. Pilar Yunani memiliki bentuk yang menonjolkan bentuk siral yang simetris pada sisi – sisinya, sedangkan Pilar Roma memiliki bagian floral yang lebih menonjol. Kemudian pada visual stained glass yang


(63)

51 merupakan elemen visual asli dari Celtic. Namun, pada Yunani modern, elemen visual tersebut sering diterapkan pada bangunan – bangunan religious di Yunani. Penerapan stained glass berasal dari elemen yang menyerupai kuil Gemini pada film Legend of Sanctuary.

Greek Constellation

Tema konstelasi diwujudkan dengan elemen grafis seperti ruang angkasa dan bintang. Tema tersebut diwujudkan dengan harapan khalayak dapat terbawa pada suasana Saint Seiya yang

Gambar III.39 Stained glass

Sumber :http://library.bc.edu/lafargeglass/files/full size/6c5fd000afd41f3007e5c8b74442d329.jpg

Diakses pada 10/05/2016

Gambar III.40 ornamen dan pilar bangunan Yunani Sumber : wikipedia.com/images/greekpillar.jpg


(64)

52 bertema konstelasi dan zodiak Yunani. Saint Seiya memiliki visual yang khas dengan memadukan tema antariksa dan Yunani kuno. Terdapat beberapa gambar – gambar resmi dari Saint Seiya yang memiliki elemen visual tersebut seperti latar belakang dengan bintang – bintang ruang angkasa dengan pilar dan bangunan Yunani sebagai elemen visualnya. Juga mengingat bahwa visual – visual mengenai zodiak Yunani seringkali digambarkan dengan tema antariksa dan bintang – bintang.

III.1.3 Materi Pesan

Materi pesan disampaikan melalui konten yang dibagi menjadi empat konten. Masing – masing dari konten memiliki sub konten yang didalamnya terdiri dari materi berupa visual dan teks. Konten – konten tersebut diantaranya:

1. History

Berisi tentang sejarah Gemini Saga bersama Kanon saudara kembarnya yang menjadi sejarah dibalik semua kekacauan di Sanctuary. Dalam konten ini, diceritakan bahwa Kanon dan Saga adalah saudara kembar yang lahir di negara Yunani. Kanon yang terlahir jahat dan Saga yang terlahir dengan kebaikan, sampai pada akhirnya Saga menjadi jahat dan memiliki dua keperibadian yang di picu oleh kata kata Kanon setelah Saga mengurung kanon di penjara Cape Sunion.

2. Character (Karakter)

Gambar III.41 konstelasi, Sumber : google.com Sumber : solarsystemquick.com/universe/gemini-3.jpg


(65)

53 Berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan karakteristik seperti penokohan, bentuk wajah, ekspresi, dan gestur. Slide ekspresi menjelaskan tentang ekspresi – ekspresi Gemini Saga secara inti dan sesuai pada film Legend of Sanctuary. Ekspresi diambil terlebih dahulu dari film lalu digambar ulang agar ekspresi terlihat lebih menonjol dibandingkan di film. Hal yang sama dilakukan pada bagian gestur. Kemudai pada bagian bentuk wajah, dijelaskan mengenai bentuk wajah Gemini Saga dari berbagai sudut dan menjelaskan tentang warna rambut, bentuk mata serta warna mata. Konten ini terdiri dari berbagai macam teks dan gambar yang digabungkan menjadi beberapa slide.

3. Costume (kostum)

Costume terdiri dari tiga sub konten yakni:

 Filosofi bentuk

Berisi tentang makna pada bentuk bentuk armor dan warna armor yang meliputi cerita tentang Gemini dan keterkaitan mengenai elemen bahu pada cloth Gemini Saga yang berbentuk mata. Dijelaskan bahwa kedua bentuk mata tersebut adalah perwakilan dari wujud dewa Horus dan Seth dari mitologi mesir. Serta diceritakan mengenai pembenaran adanya pengaruh mitologi mesir pada film Legend of Sanctuary.

 Detail

Berisi tentang bagian – bagian armor yang terpisah dan diperlihatkan dengan sangan mendetil. Bagian – bagian armor tersebut dibagi berdasarkan pembagian armor pada bab sebelumya dan diperlihatkan dari berbagai sisi (kiri, kanan, depan, belakang) serta dipaparkan dengan sketsa untuk menjelaskan bentuk - bentuk yang rumit.

Detail bentuk – bentuk tersebut berbentuk sketsa dengan konten warna yang terpisah agar memiliki kesan artbook dalam media ini serta agar target memahami bentuk pada bagian bagian yang terkecil sekalipun.

 Perubahan armor

Berisi tentang fase perubahan armor Gemini Saga pada film yang terpengaruh dari seri klasik. Juga berisi tentang armor – armor Gemini Saga di berbagai spin – off Saint Seiya berdasarkan dari tahun ke tahun.


(66)

54 Berisikan tentang informasi kontak dari pembuat media dan semua pihak yang terlibat seperti pengarang dan perancang karakter.

III.1.4 Jenis Bahasa

Bahasa yang dipergunakan adalah jenis bahasa formal yang disatukan menjadi karangan seperti pada buku cerita. Penerapan ini dilakukan agar pengakses dapat menikmati teks yang ada seperti membaca sebuah cerita. Jenis karangan yang digunakan adalah karangan narasi. Karangan narasi adalah jenis karangan yang menjelaskan serangkaian peristiwa yang disusun dengan urutan waktu. Karangan narasi biasanya melibatkan karakter, tempat dan waktu yang saling berkaitan satu sama lain di setiap paragrafnya. Maka dari itu, karangan narasi adalah bentuk karangan yang sangat cocok dalam penerapan materi cerita mengenai karakter Gemini Saga.

III.1.5 Khalayak Sasaran

Khalayak sasaran yang ditentukan dilihat dari tiga faktor yakni,

 Indikator Konsumen 1. Demografis

Pria dan wanita

Usia 20 – 25 tahun

Status ekonomi sosial dengan masih memiliki uang saku dan untuk karyawan gaji yang hanya mencukupi kebutuhannya.

2. Geografis

Cosplayer Saint SeiyaIndonesia terutama yang berada di Bandung dan Jakarta 3. Psikografis

Menyukai pop-culture Jepang seperti cosplay, manga, dan anime terutama Saint Seiya

Memiliki kecenderungan ekstrovert

Memiliki banyak teman baik dalam maupun luar kota


(67)

55  Consumer Insight

Konsumer insight dibagi menjadi dua yakni sub insight dan main insight. Sub insight bersifat umum dan bebas, sedangkan main insight bersifat lebih spesifik.

Sub insight:

1. Sangat meminati cosplay

2. Menyukai hal berbau Jepang termasuk salahsatunya Saint Seiya. 3. Memiliki kecenderungan mencari informasi dalam media digital. 4. Menyukai pop – culture Jepang.

Main insight:

1. Berniat untuk mengcosplaykan karakter Gemini Saga dan kekurangan informasi yang dibutuhkan

2. Menggemari karakter Gemini Saga.

Consumer Journey

Gambar III.42 khalayak sasaran,

Sumber :jfleece.com/image/06.a27xhm1.jpeg, jfleece.com/image/09hinata.jpeg


(68)

56 Consumer Journey adalah proses kegiatan yang cenderung sering dilakukan dalam

keseharian target. Proses tersebut perlu diketahui untuk menentukan dimana saja media akan diterapkan dan untuk menentukan media pendukung.

Tabel III.2 Consumen journey Sumber pribadi

Waktu Kegiatan Point of context

Pagi hari 05.00 – 07.00

Pagi hari 07.00 – 11.00

 Bangun Pagi

 Mandi

 Sarapan pagi  Berangkat kuliah/sekolah  Sampai di kampus/sekolah  Melaksanakan kegiatan kuliah, dan memainkan smartphone ketika di sela – sela kosong perkuliahan.

 Sekolah dan kampus memiliki madding yang memunginkan target untuk melihatnya.

 Memunginkan untuk menerapkan media pada web yang dapat dibuka pada smartphone.

Siang hari pukul 11.00 sampai sore hari pukul 05.00

 Pulang kuliah/sekolah

 Makan siang di tempat makan

 Pergi bermain dengan teman seperti menongkrong di suatu tempat dan mencari sinyal hotspot.  Pergi ke event

 Media dapat diterapkan pada web


(69)

57 cosplay atau festival

kebudayaan jepang. (biasanya pada hari sabtu dan minggu)

 Terkadang pada hari hari tertentu sering berkumpul di tempat – tempat strategis seperti taman Balai Kota untuk berkumpul dengan komunitas atau

melaksanakan kegiatan latihan untuk tampil di suatu acara cosplay.

 Media dapat diwujudkan dalam bentuk cd dan diperjualbelikan pada event – event cosplay.  Seperti halnya Sekolah dan kampus, mading juga terdapat di tempat tempat umum seperti Balai Kota.

Sore hari pukul 05.00 – 07.00  Pulang ke rumah.  Sampai di rumah pergi ke kamar dan membuka situs jejaring sosial Facebook baik pada smartphone maupun laptop atau desktop pc.  Mengerjakan tugas kuliah atau sekolah (jika ada)

 Terkadang membaca majalah pop – culture Jepang.

 Penyebaran media bisa dilakukan pada social media.

Malam hari pukul 07.00 – 10.00

 Mengerjakan kostum cosplay di ruang tengah sambil menonton


(1)

Gambar IV.102 flyer Sumber pribadi

Gambar IV.103 x banner Sumber pribadi


(2)

Gambar IV.104 poster Sumber pribadi

Gambar IV.105 gantungan kunci Sumber pribadi


(3)

Gambar IV.106 jam dinding Sumber pribadi


(4)

Gambar IV.108 tempat pensil Sumber pribadi


(5)

Gambar IV.110 papan jadwal Sumber pribadi


(6)

Gambar IV.112 tumbler Sumber pribadi