Meningkatkan Kesadaran Hukum "Urang" Sunda.

Pikiran
o Selasa

0

.

4

5
20

o Mar

6

Rabu
7

21


0

~--

8

22

OApr

Rakyat
9

23

OMei

0

Kamis

,- _._~_._..10
24

OJun

Jumat

.

Sabtu 0 Minggu

.11
25

OJul

12 27 1~28 14 29 1530 1631

26


0 Ags OSep

OOkt

ONov

ODes

-

"

Meningkatkan Kesadaran 'Hukum
"Urang" Sunda
-

.-,~-,

..


~:

,

~-,.~~..-""-,

"'___',

_,

-

_.,

._,,~.

-

'-.""~-


n._L~_

"

H

Oleh YESMIL ANWAR

UKUM, harus dik~balikan pada keberadaan yang sebe.,
narnya. Harus dikembalikan
dan tidak hanya produk ideologi yang mengabdi pada kekuasaan, tetapi juga- sebagai
salah satu produk kebudayaan,
karena kebudayaan diciptakan
dan sekaligus menciptakan kehidupan bermasyarakat. Hukum hendaknya berperan bagaikan oksigen dalam darah,
dia menghidupkan dan sekaligus dihidupkan oleh masyarakat. Dia harus mencerminkan
rasa keadilan dalam masyara,kat, peka terhadap nilai-nilai
yang hidup dalam masyarakat
(living law), yang bertitik tQlak
dari hukum adat yang merupakan jati diri dari masyarakat
(hukum) adat di Indonesia,

khususnya masyarakat
=-=--- _ _ adat
8:1

-.- --

norma sosiallainnya.

Sunda di Jawa Barat. Salah satu unsur budaya hukum yang
terpenting adalah adanya "budayamalu" (shame culture)
yang merupakan bagian paling
penting dari adat ketimuran
kita yangberasal dankomunitas-komunitas adat di berbagai
suku bangsa di Indonesia. Di
Jawa Barat, misalnya, masyarakat adat Baduy, Cigugur,
Kampung Naga, Sindang Barang, Sirna Sermi, Cikondang,
,Dukuh Lengkong, dan Rancakalong, Panjalu.
Bukankah kita memiliki pepatah "sekali lancung ke ujian
seumur hidup orang tidak percaya" yang cukup menggambarkan hetapa pentingnya ''budaya malu" dalam sikap dan
perilaku kita dalam masyara.kat. Pepatah ini mengisyaratkan bahwa kita harns merijaga

kehormatan dan kepercayaan
orang pada diri kita agar tidak
runtuh. Rasa malu terhadap
"sanksi sosial" apahila melakukan perbuatan yang dicela masyarakat, yaitu dengan hilangnya rasa kepercayaan masyarakat, sebenarnyabentuk hukuman yang membuat seseorang berusaha untuk "mengendalikan" diri lebih kuat
dibandingkan dengan sanksi .

hukum yangkadangkala tidak
efektifdalam mencegahseseorang melakl,.lkanperbuatan
yang melanggar hukum dan

Kliping

--~~

Humas

-

~


Unpad

Kesadaran hukum
Pengertian kesadarari hukum, menurut Paul Scholten
(dikutip diri Sudikno Mertokusumo,"MeningkatkanKesadaran Hukum Masyarakat",
1981:2)adalah kesadaranyang
ada pada setiap manusia tentang apa itu hukum atau apa
seharusnya hukum itu, merupakan suatu kategori tertentu
dari hidup kejiwaan manusia.
dengan mana manusia membedakan antara hukum dan ti:..
dak hukum (onrecht), antara
yang sepantasnya dilakukan
dan tidak dilakukan.
Dalam Peraturan Menteri
Kehakiman
RI
No.oSPRo8.1OTahun 1988 tentang
Pola Pemantapan Penyuluhan
Hukum dinyatakanbahwa kesadaran hukuI11masyarakat .
adalah nilai-nilai yang hidup

dalam masyarakattentang hukum, yang meliputi pengetahuan, pemahaman, penghayatan, ~epatuhanjketaatan kepada hukUm. J,>adaintinya, kesadaran hukum n;tasyarakat
merupakan pandangaq-pandangan yang hidup dalam masyarakat bukanlah produk dari pertimbangan a:kalsehat belaka, tetapi berkemhang

di

ba-

wah pengaruh beberapa faktor
seperti, agama, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Budaya maIu
Masyarakat sunda pada da-

2009

- ---

sarnya sangatlah mengenal rasa malu menirnbulkan"reinbudaya malu (isin). Karena tegrative" cenderu~g terjadi
pada diri urang Sunda terta- dalam kehidupan masyarakat
nam nilai-nilai etika yang sa- yang menjunjung tinggi etika

ngat halus dan penuh harga dan moral dalam kaitannya
diri. Malujika mempermalu- dengan pencegahantindak kekan diri sendiri,mempermalu- jahatan. Esensipokokdari kakan keluarga, mempermalu- jian ini adalahbagairnanakirakan lingkungan,dan memper- nya metode menumbuhkan
malukan urang Sunda. Nah, rasa malu di dalarnkehidupan
modal yhng paling utama un- masyarakat Indonesia sehing. tuk memiliki kesadaran hu- ga ketimpangantatanan sosial
kurn adalah unsuibudaya mar danpQtensi kerawanan sosial
lu. Malu berbuat jahat dan yang s~dang kita alami tidak
malu berbuat sesuatu yang di- menambah.terpuruknya citra
tolak olehkomunitasdan dibe- bangsa ini? Sebagai bangsa
ri sanksi, yaitu sanksi sosial. yang berbudaya, alangkah
Secarakonseptual,budayahu- memalukanjika korup~idikakum yang berkolaborasi de- takan sudah membudaya di
ngan budaya malu pada haki- Indonesia.
katnya merupakan kesadaran
Kesadarankita tentang perhukurn. Olehkarena itu,buda- lunya ditumbuhkan budaya
ya hukum yang dianut suatu hukum dan budaya malu hamasyarakat,sekaligusmerupa- rus disebarluaskandan diupakan kesadaran hukumnya. ,
yakan dengan berbagai cara.
Pakar kriminologidari Aus- Barangkalikita harus percaya
tralia,John Braithwaite,dalarn bahwa bangsa Indonesia mabukunya Crime, Shame, dan sih memiliki kesadaran huReintegration (1989)berpen- kum, masih memiliki budaya
dapat, rasa malu seseorang hukum dan budaya malu. Sedapat menghadirkan dua ben- bagaimana tercermin dari nituk situasi. Pertarna, rasa ma- lai-nilai luhur silih asih, silih
Iu yang menimbulkan stigrna- asuh, dan'silih asah, yang metisasi atau disebut "disintegra- rupakan kearifanbudaya Suntive shaming". Kedua, rasa da dalam proses penata lingmalu yang menghasilkan "re- kungan hidup yang harmonis.
integrative" atau kekuatan. MasyarakatSunda memiliki

Rasa malu yang menghasilkan kesadaran hukum dalam konstigrnatisasicenderung terjadi sep harmoni dalam nilai-nilai
dalam kehidupan masyarakat keajegankonservasinilai-nilai
yang menjunjungtinggiperan- silih asih, asuh, dan asah. Naan,hukuman sebagai alat pe- mun, masih ada persoalan
redam kejahatan.
Sedangkan
lain, yakni bagaimanakah de-.:
~- "- -'
-

,

rajat kesadaran hukum tersebut, yarig mungkin rendah
atau tinggi (atau bahkan sedang-sedang saja). Oleh karena itu, pembinaan melalui budaya hukum mempunyai peranan yang sangat penting bagi pembentukan (atau pembimbingan) kesadaran hukum. Dibutuhkan adanya pendidikan hukum secara berkesinarnbungan sejak dini dalarn
masyarakat. Pendidikan itu
dapat berupa teladan dalam
keluarga maupun secaI:a informal qalarn berbagai kesempatan di lembaga pendidikan
dasar, menengah, maupun
tinggi, atau perguruan tinggi

.hukum/nonhukum, serta organisasikemasyarakatan lainnya.
Akhirnya,disadaripula bahwa kesadaran hukum penyelenggara negara dan masyarakat perlu ditingkatkan dan dikembangkan secara terus-menerus melalui pendidikan, penyuluhan, sosialisasi, keteladan~, dan penegakanhukum
untuk menghormati, menaati,
dan mematuhi hukum dalarn,
upaya mewujudkan suatu
bangsa yang berbudaya hu-kum, berbudaya malu yang
berakar dari nilai-nilaimasyarakat adat yang merupakan
akar dari kehidupan budaya
bangsa, khususnya di Jawa
Barat.***
Penulis, dosen FH Unpad
dan""
budayawan.
-- ..