Tidak Perlu Repot dengan Krisis.
~8~) Pikiran
Rakyat
o
o
o
o
o
o
1
17
OJan
2
18
3
19
_.
8Peb
Selasa
4
5
6
20
21
OMar
OApr
Rabu
7
8
22
OMei
Kamis
Jumat
9
10
11
24
25
26
OJun
OJu/
OAgs
Sabtu
12
13
27
28
OSep
OOkt
Millggu
14
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Tidal~- PerIn Rep~t
-.
,.~
~t?~g~"
.
- ---
I(r1~is
Masih Banyak Sektor Perekonomian yang tak Terimbas
BANDUNG, (PR).Masih banyaknya sektor
perekonomian yang tidak
terimbas krisis keuangan,
seharusnya bisa membuat
Indonesia lebih optimistis
keluar dari belitan krisis.
Jika sektor industri keuangan (perbankan dan nonbank), industri pengolahan,
serta hasil perkebunan sangat bergantung pada kondisi
pasar saham dunia, namun
sektor perdagangan dan
telekomunikasi serta beberapa subsektor yang memiliki
kandungan lokal tinggi,
masih mampu bertahan.
"Jadi sebenarnya Indonesia tidak perlu dibuat repot karena nyatanya masih
banyak sektor usaha yang
tidak terkena imbas krisis.
Yang paling penting bagaimana meningkatkan daya
beli masyarakat. Dan itu
menjadi tugas pemerintah,"
ujar Rina Indiastuti, Guru
Besar Program Doktor Manajemen Bisnis Universitas
Padjadjaran.
Menurut dia, langkahlangkah kebijakan yang bisa
dilakukan pemerintah di antaranya menurunkan inflasi,
meningkatkan produktivitas,
serta melakukan efisiensi
bisnis. "Logikanya, margin
dari efisiensi itu bisa digunakan untuk kompensasi
kenaikan gaji," kata Rina
ketika dalam dialog terbuka
di HotelJayakarta, Bandung,
Sabtu (21/2).
Setelah menstabilkan inflasi, pemerintah juga sebaiknya lebih menggiatkan
Kliping
Humas
pengucuran kredit terhadap
sektor ekonomi kemasyarakatan. "Kalaubisa, berikan
subsidi bunga bagi pelaku
usaha kecil dan menengah
(UKM).Harusnya ada regulasi baru karena subsidi
bunga di Bank Indonesia
sekarang ini masih terlalu
sedikit. Sebetulnya, subsidi
itu kan bisa dianggarkan
dalam APBN seperti BLT,
mudah saja," kata Rina.
SebagaisolusiRina memaparkan dua strategi, pertama, strategi di tingkat makro
seperti menjaga nilai tukar
rupiah, efisiensi dan penyehatan lembaga perbankan
dan nonbank, mencari pasar
ekspor alternatif, serta memperbaiki aksespelayanan.
"Kedua,strategi di bidang
korporasi dengan beberapa
cara di antaranya memiliki
orientasi pertumbuhan laba
jan~a panjang, melakukan
inovasi, serta merestrukturisasi perusahaan, misalnya
mengurangi kegiatan yang
tidak terkait dengan core
business,"ungkap Rina.
Guru Besar Program
Doktor Manajemen Bisnis
Universitas
Padjadjaran
Prof. Yuyun Wirasasmita
menilai sektor ekonomi kerakyatan tidak terkena imbas
sebesar sektor lainnya. Oleh
karena itu, sangat tepat jika
para pengusaha bisa mengadaptasi strategi entrepreneurial. "Strategi ini berorientasi pada peluang. Di
mana ada peluang, di situ
bisa dimanfaatkan untuk
memperoleh kesempatan.
;;:-
~-
Un pad
--
--
2009---
Ii-
"!11M''::G~.
.~~:~,
.~.,--~~-!-~;.:_.
"~~)~..t...
~
",T~
__3SGL:T:.I:i
,~-,.::~:~~~c'
~ ...~-;c,-:::
Rakyat
o
o
o
o
o
o
1
17
OJan
2
18
3
19
_.
8Peb
Selasa
4
5
6
20
21
OMar
OApr
Rabu
7
8
22
OMei
Kamis
Jumat
9
10
11
24
25
26
OJun
OJu/
OAgs
Sabtu
12
13
27
28
OSep
OOkt
Millggu
14
15
29
ONov
16
30
31
ODes
Tidal~- PerIn Rep~t
-.
,.~
~t?~g~"
.
- ---
I(r1~is
Masih Banyak Sektor Perekonomian yang tak Terimbas
BANDUNG, (PR).Masih banyaknya sektor
perekonomian yang tidak
terimbas krisis keuangan,
seharusnya bisa membuat
Indonesia lebih optimistis
keluar dari belitan krisis.
Jika sektor industri keuangan (perbankan dan nonbank), industri pengolahan,
serta hasil perkebunan sangat bergantung pada kondisi
pasar saham dunia, namun
sektor perdagangan dan
telekomunikasi serta beberapa subsektor yang memiliki
kandungan lokal tinggi,
masih mampu bertahan.
"Jadi sebenarnya Indonesia tidak perlu dibuat repot karena nyatanya masih
banyak sektor usaha yang
tidak terkena imbas krisis.
Yang paling penting bagaimana meningkatkan daya
beli masyarakat. Dan itu
menjadi tugas pemerintah,"
ujar Rina Indiastuti, Guru
Besar Program Doktor Manajemen Bisnis Universitas
Padjadjaran.
Menurut dia, langkahlangkah kebijakan yang bisa
dilakukan pemerintah di antaranya menurunkan inflasi,
meningkatkan produktivitas,
serta melakukan efisiensi
bisnis. "Logikanya, margin
dari efisiensi itu bisa digunakan untuk kompensasi
kenaikan gaji," kata Rina
ketika dalam dialog terbuka
di HotelJayakarta, Bandung,
Sabtu (21/2).
Setelah menstabilkan inflasi, pemerintah juga sebaiknya lebih menggiatkan
Kliping
Humas
pengucuran kredit terhadap
sektor ekonomi kemasyarakatan. "Kalaubisa, berikan
subsidi bunga bagi pelaku
usaha kecil dan menengah
(UKM).Harusnya ada regulasi baru karena subsidi
bunga di Bank Indonesia
sekarang ini masih terlalu
sedikit. Sebetulnya, subsidi
itu kan bisa dianggarkan
dalam APBN seperti BLT,
mudah saja," kata Rina.
SebagaisolusiRina memaparkan dua strategi, pertama, strategi di tingkat makro
seperti menjaga nilai tukar
rupiah, efisiensi dan penyehatan lembaga perbankan
dan nonbank, mencari pasar
ekspor alternatif, serta memperbaiki aksespelayanan.
"Kedua,strategi di bidang
korporasi dengan beberapa
cara di antaranya memiliki
orientasi pertumbuhan laba
jan~a panjang, melakukan
inovasi, serta merestrukturisasi perusahaan, misalnya
mengurangi kegiatan yang
tidak terkait dengan core
business,"ungkap Rina.
Guru Besar Program
Doktor Manajemen Bisnis
Universitas
Padjadjaran
Prof. Yuyun Wirasasmita
menilai sektor ekonomi kerakyatan tidak terkena imbas
sebesar sektor lainnya. Oleh
karena itu, sangat tepat jika
para pengusaha bisa mengadaptasi strategi entrepreneurial. "Strategi ini berorientasi pada peluang. Di
mana ada peluang, di situ
bisa dimanfaatkan untuk
memperoleh kesempatan.
;;:-
~-
Un pad
--
--
2009---
Ii-
"!11M''::G~.
.~~:~,
.~.,--~~-!-~;.:_.
"~~)~..t...
~
",T~
__3SGL:T:.I:i
,~-,.::~:~~~c'
~ ...~-;c,-:::