EFEKTIVITAS MEDIA TEKA-TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.
EFEKTIVITAS MEDIA TEKA- TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA
KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh :
Novita Purnama Sari Simarmata
NIM. 409431025
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
2014
ii
EFEKTIVITAS MEDIA TEKA- TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA
KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Novita Purnama Sari Simarmata (NIM 409431025)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mengetahui perbedaan
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbasis kooperatif dengan
pemanfaatan media TTS,(2) Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter
komunikatif terhadap hasil belajar saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,(3)
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter kerjasama terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,dan (4)Mengetahui efektivitas media
teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar, komunikatif, dan kerja sama
siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kelas X SMA SW Duyn Hoven Saribudolok yang berjumlah 4 kelas dan
masing-masing kelas berjumlah 42 orang. Kelas X2 yang diberi pengajaran TGT
dengan menggunakan media Teka-teki silang dan kelas X1 yang diberi
pengajaran TGT tanpa menggunakan media, kelas X3 dengan metode ceramah.
Masing-masing sampel penelitian ketiga kelas eksperimen adalah 30 orang.
Instrumen yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda
berjumlah 18 soal (r11= 0,87801) dan lembar obsevasi karakter kerja sama dan
karakter komunikatif. Jenis penelitian ini adalah rancangan faktorial. Teknik
analisa data menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji BNT .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media
TTS,(2) Ada hubungan signifikan karakter komunikatif terhadap hasil belajar
saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,(3) ada hubungan signifikan karakter
kerjasama terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,dan
(4) Media teka-teki silang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
segala berkat dan kasihNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Efektivitas Media Teka- Teki Silang (TTS)
Pada
Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)
Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Komunikatif serta Kerjasama Siswa Kelas X
Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak,
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S., Sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan didalam
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Dra.Ani Sutiani, M.Si., Sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
3. Bapak
Drs. Jamalum Purba, Prof. Dr. Suharta, M.Si, dan Drs. Kawan
sihombing, M.Si,, Sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan saran kepada penulis.
4. Bapak Drs Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen validasi isi yang telah
banyak memberikan masukan kepada penulis didalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Suster, Bapak dan Ibu Guru Ibu Guru SMA Sw. CR Van Duyn Hoven
Saribudolok khususnya Ibu J. Rumapea, S.Si, S.Pd
6. Terkhusus untuk Papa alm. S.M. Simarmata dan Mama R. Br Purba
Silangit, yang memberikan doa, cinta, semangat, dorongan moril, kasih
sayang yang tak terhingga kepada penulis.
7. Buat Abang-abang yang paling luar biasa Abang Nedy, Abang Anto dan
kakak- kakak yang selalu mendukung K’ Elfrida, K’ Ervina , K’ Leni, K’
v
Junita, serta Adik- adik yang terkasih Yessi dan Hotdy Manto yang selalu
menemani baik susah maupun senang, memberikan doa, cinta, semangat,
kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.
8. Buat sahabatku (Meida Marpaung,S.Pd, Mei uli Siboro,S.Pd, Lora
Tinendung,S.Pd, Juli Siagian,S.Pd), serta teman kos Marel, Dina, Tio,
Beta, Ance, Agus, dan teman seperjuangan K’ Rianur, K’Fitri, Bg Dame,
9. Buat teman- teman PPL SMA GBKP Kabanjahe 2012 dan teman-teman
DIK A 2009, serta buat semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang ikut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Medan,
Januari 2014
Penulis,
Novita Purnama Sari Simarmata
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Halaman
i
Abstrak
ii
Daftar Isi
iii
Daftar diagram
v
Daftar Lampiran
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Batasan Masalah
5
1.4. Rumusan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
7
1.7. Defenisi Operasional
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar dan hasil Belajar
9
2.2. Pengertian Belajar
10
2.3. Pengertian model Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.3.2. Unsur- unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
13
2.4.1. Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
14
2.5. Belajar Menyenangkan
20
2.6. Media pembelajaran
21
2.6.1. Media pembelajaran
21
2.6.2. Jenis Media pembelajaran
21
2.6.3. Teka-teki Silang
22
2.7. Pendidikan Karakter
23
2.8. Metode Ceramah
24
iv
2.9. Hidrokarbon
26
2.10. Kerangka Konseptual
42
2.11.Hipotesis Penelitian
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
46
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
46
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian
46
3.4. Rancangan Penelitian
50
3.5. Prosedur Penelitian
51
3.6.Skema Rancangan penelitian
52
3.7. Teknik Analisa Data
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
56
4.1.1 Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian
56
4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
59
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data
60
4.4. Uji Hipotesis
61
4.5. Peningkatan Hasil Belajar
67
4.6. Efektivitas
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
69
5.2. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
71
iv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Karakter Komunikatif Siswa
Diagram 4.2. Diagram komunikatif dan kerjasama siswa
Diagram 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa
Halaman
58
59
68
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrument Test
Lampiran 4 Instrument Test
Lampiran 5 Kunci Jawaban Kisi-Kisi Soal
Lampiran 6 lembar Observasi
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Lampiran 8 Instrumen Penelitian
Lampiran 9 Kunci Jawaban
Lampiran 10. Uji Validitas Test
Lampiran 11. Uji Reliabilitas Test
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test
Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test
Lampiran 14. Tabulasi pre-test dan post test Eksperimen
Lampiran 15. Tabel Karakter Komunikatif Siswa
Lampiran 16. Tabel Karakter Kerja Sama Siswa
Lampiran 17. Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 18. Media
Lampiran 19. Uji Homogenitas
Lampiran 20. Uji Normalitas Data
Lampiran 21. Uji Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 22. Daftar Tabel distribusi F
Lampiran 23. Daftar r Product Moment
Lampiran 24. Analisis Regresi
Lampiran 25. Nilai CHI-kuadrat
Lampiran 26. Nilai- Nilai Dalam Distribusi t (tabel t)
Lampiran 27. Lembar Observasi Komunikatif
Lampiran 28. Tabulasi Karakter kerja Sama
Lampiran 29. Korelasi komunikatif dan kerja sama terhadap hasil belajar
Lampiran 30. Soal Turnamen
73
77
100
106
111
112
117
120
121
122
123
124
125
126
129
132
135
136
140
143
149
153
156
159
160
161
162
165
166
170
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan
kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dunia pendidikan
akan membimbing manusia kearah yang lebih baik dan mencapai tujuan hidup
yang lebih tinggi. (Sadiman dalam Erita Simanjorang). Dunia pendidikan tidak
pernah lepas dari peran seorang guru sebagai pendidik. Guru menjadi fasilitator
dan transformator di dunia pendidikan serta peran seorang guru sangat diperlukan
untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Slameto (2003). Bahwa” seorang guru harus dapat
menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
Mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan rendah. Hal ini bisa
kita lihat dari berbagai survai internasional.
Rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia, khususnya di Sumatera Utara dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil
belajar siswa pada umumnya dan khususnya pada bidang kimia. Sebagai contoh,
rendahnya prestasi belajar kimia siswa terlihat dari rata-rata UAN siswa untuk
daerah Sumatera Utara 2004/2005 pada materi pelajaran kimia 4,01. Hal ini
menunjukkan masih tingginya tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi
pelajaran khususnya pada bidang studi kimia (Laporan Hasil Propinsi Ujian
Akhir Nasional SMU/MA, http:www.laphaswilprop.htlm).
Rendahnya hasil belajar kimia kemungkinan disebabkan banyak materi
kimia yang bersifat abstrak, penyajian materi kimia yang diberikan dalam bentuk
yang kurang menarik, dan terkesan sulit, sehingga siswa lebih dulu merasa jenuh
sebelum mempelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam menerima
pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa berbicara di dalam kelas
1
2
pada saat guru menerangkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan
di depan kelas dan siswa sering permisi pada saat pelajaran barlangsung. Salah
satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh
guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga guru
saja yang mengajar tanpa berhasil membelajarkan siswa (tidak aktif). Untuk itu
dibutuhkan “inisiatif” seorang guru untuk meningkatkan
keberhasilan proses
belajar mengajar kimia.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pakar pendidikan yang bertujuan
untuk meningkat kualitas pendidikan. Karena pendidikan merupakan dasar
pembangunan suatu bangsa. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan
tanggung jawab semua pihak, terutama pihak pendidik. Oleh karena itu, guru
harus bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan peningkatan hasil belajar
siswa.
Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran kimia
harus punya strategi untuk “mengakali dan mengatasi” kesulitan- kesulitan yang
dialami anak didiknya untuk menciptakan pengajaran yang efektif. Menurut
Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memberikan
kesempatan belajar dan melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja,
dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah
laku (perubahan karakter) ke arah yang lebih baik. Untuk mengefektifkan proses
belajar mengajar maka perlu dilakukan pembelajaran kooperatif, pendidikan
karakter (kerja sama dan komunikatif) sebagai program pendidikan nasional, dan
penggunaan
media
untuk
merencanakan
pembelajaran
yang
dapat
mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif.
Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu
siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. (Trianto dalam Kasta
3
Gurning 2011). Dalam pembelajaran kooperatif menuntut adanya komunikasi dan
kerja sama siswa di dalam proses pembelajaran. Jadi, dengan model pembelajaran
kooperatif diharapkan perkembangan karakter komunikatif dan kerja sama (team
work) di dalam kelas.
Menurut Oemar Hamalik (2005: 172), belajar tidak cukup hanya dengan
mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain
diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas,
menggambar,
mengkomunikasikan,
presentasi,
diskusi,
menyimpulkan,
danmemanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan
matematika dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari
pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas
guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan.
Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas,
selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan
siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi
aktivitaspembelajaran. Menurut Anita Lie (2002: 8), salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif.
Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe
Teams-Games-Tournament (TGT). Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang
harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu
kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru.
Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan
kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam
suatu permainan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif
tipe TGT juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah, meningkatkan
kerja sama siswa dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada
orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam
pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar
kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan
mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau
berpendapat kepada guru.
4
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Kasta Gurning (2011),
diperoleh nilai rata-rata pada pembelajaran TGT dan media 67,8% sedangkan
TGT tanpa media dengan persen peningkatan sebesar 59,3 %
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih, (2010). Bahwa
Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Dikelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, ada perubahan yang signifikan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Deni Jopri menunjukan peningkatan yang
signifikan hasil belajar kimia pada subpokok bahasan struktur atom menggunakan
model
pembelajaran
TGT
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Deli Tua (64,85%,), SMA PGRI
24 Talun Kenas (41,98%) dan SMA Karya Pembangunan Deli Tua (32,70%.).
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Romanti D (2012), penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT terintegrasi keterampilan genetik (
sebesar 56,4%)
Upaya lain dalam peningkatan hasil belajar kimia adalah dengan
penggunaan media pembelajan. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok
bahasan hidro karbon ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media
Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang
sudah umum dikenal. Dan diharapkan dengan media TTS siswa dimotivasi untuk
belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia, serta media TTS juga dapat
merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir siswa.
Pada penelitian Siboro (2009) mennunjukan pengaruh penggunaan TTS
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas VIII SMP Gajah Mada Medan pada zat
aditif makanan, dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 69%. Dalam penelitian
lain yang dilakukan oleh Lubis (2010) menunjukan pengaruh penggunaan media
TTS pada kooperatif learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar sebesar
5
40%. Dengan media TTS siswa dimotivasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik
untuk belajar kimia.
Sementara penelitian yang terkait media teka-teki silang (TTS) dilakukan
oleh Triana Putri (2012) menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
menggunakan media TTS sebesar 80,5% lebit tinggi dari pada siswa kelas yang
diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33%.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, peneliti
tertarik dan terdorong untuk meneliti pengaruh penggunaaan TTS terhadap hasil
belajar kimia siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan latar
belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan diberi judul: “Efektivitas
Media Teka- Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbasis Kooperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Terhadap Hasil Belajar dan Sikap
Komunikatif dan Kerjasama Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon “
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi sebelum penelitian diperoleh identifikasi masalah
sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kimia dianggap
rutinitas yang tidak menarik sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran.
2.
Ketidaktepatan pengajaran/ penyajian materi kimia yang dilakukan guru
sehingga kimia tidak mendapat tempat di hati siswa.
3.
1.3.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia masih rendah.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:
1.
Efektifitas dalam model Kooperatif TGT (Team-Game-Tournament).
6
2.
Pengembangan karakter kerja sama dan komunikatif pembelajaran koperatif
tipe teams games tournament (TGT)
3.
Pokok bahasan yang akan diteliti adalah hidrokarbon
4.
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA SW. Duyn Hoven Saribudolok di
kelas X
1.4.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?
2.
Bagaimana hubungan karakter komunikatif terhadap hasil belajar
siswa
dalam pembelajaran kooperatif TGT?
3.
Bagaimana hubungan karakter kerjasama terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran kooperatif TGT?
4.
Bagaimana efektivitas media teka-teki silang dapat terhadap hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif?
1.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1.
Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?
2.
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter komunikatif terhadap hasil
belajar saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT
3.
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter kerjasama terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT
4.
Mengetahui efektivitas media teka-teki silang dapat meningkatkan hasil
belajar, komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis
kooperatif?
7
1.6.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai calon guru.
2.
Bagi guru kimia, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan
tentang penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT melalui pendekatan
menyenangkan menggunakan media Teka- teki silang dalam melakukan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrolisis garam
3.
Bagi
Siswa:
menambah
pengalaman,
pengetahuan
belajar
serta
menumbuhkembangkan minat belajar.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya: Sebagai bahan rujukan dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
1.7
Defenisi Operasional
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping membutuhkan tanggung jawab, kerja sama,
permainan, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Komponen pembelajaran
kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut : (1) Persentasi Kelas, (2) Kelompok,
(3) Permainan, (4) Pertandingan, (5) Tahapan Tes Hasil Belajar, (6) Tahapan
Penghargaan Kelompok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa belajar yang siswa
diajar menggunakan media pembelajaran TTS dalam model kooperatif TGT
dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran. Hasil dan
peningkatan hasil belajar yang paling tinggi diperoleh siswa yang diberi
pengajaran dengan media TTS.
2. Ada perbedaan sikap komunikatif siswa dalam pembelajaran yang diajar
dengan media dibandingkan karakter komunikatif dalam pembelajaran yang
menggunakan tanpa media.
3. Ada perbedaan sikap kerja sama dalam pembelajaran yang diajar dengan
media dibandingkan
sikap kerja sama dalam pembelajaran yang
menggunakan tanpa media
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap komunikatif siswa
terhadap hasil belajar siswa yang dalam pembelajaran TGT plus TTS sebesar
38,32 %
5. Media teka-teki silang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif
5.2.SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :
1. Agar guru kimia bukan hanya menguasai bahan ajar tetapi berkenan mencoba
mengajarkan materi pokok menggunakan TTS dalam model kooperatif tipe
teams-games-tournament (TGT) yang yang tujuannya sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
2. Bagi para pembaca dan peneliti lainnya, sebagai informasi dan masukan untuk
menambah informasi dan referensi apabila hendak melakukan penelitian yang
sejenis pada tempat dan waktu yang berbeda.
63
64
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan pokok bahasan
yang berbeda sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya mata pelajaran kimia.
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA
KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Oleh :
Novita Purnama Sari Simarmata
NIM. 409431025
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN
2014
ii
EFEKTIVITAS MEDIA TEKA- TEKI SILANG (TTS) PADA PEMBELAJARAN BERBASIS
KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENTS) TERHADAP HASIL
BELAJAR DAN SIKAP KOMUNIKATIF SERTA KERJASAMA SISWA
KELAS X PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON
Novita Purnama Sari Simarmata (NIM 409431025)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Mengetahui perbedaan
peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran berbasis kooperatif dengan
pemanfaatan media TTS,(2) Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter
komunikatif terhadap hasil belajar saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,(3)
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter kerjasama terhadap hasil belajar
siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,dan (4)Mengetahui efektivitas media
teka-teki silang dapat meningkatkan hasil belajar, komunikatif, dan kerja sama
siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh kelas X SMA SW Duyn Hoven Saribudolok yang berjumlah 4 kelas dan
masing-masing kelas berjumlah 42 orang. Kelas X2 yang diberi pengajaran TGT
dengan menggunakan media Teka-teki silang dan kelas X1 yang diberi
pengajaran TGT tanpa menggunakan media, kelas X3 dengan metode ceramah.
Masing-masing sampel penelitian ketiga kelas eksperimen adalah 30 orang.
Instrumen yang digunakan adalah tes objektif dalam bentuk pilihan ganda
berjumlah 18 soal (r11= 0,87801) dan lembar obsevasi karakter kerja sama dan
karakter komunikatif. Jenis penelitian ini adalah rancangan faktorial. Teknik
analisa data menggunakan ANAVA satu arah dan dilanjutkan dengan uji BNT .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan peningkatan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media
TTS,(2) Ada hubungan signifikan karakter komunikatif terhadap hasil belajar
saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,(3) ada hubungan signifikan karakter
kerjasama terhadap hasil belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT,dan
(4) Media teka-teki silang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas
segala berkat dan kasihNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada
penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan
waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Efektivitas Media Teka- Teki Silang (TTS)
Pada
Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournaments)
Terhadap Hasil Belajar dan Sikap Komunikatif serta Kerjasama Siswa Kelas X
Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari dorongan dan bantuan berbagai pihak,
karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
1. Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S., Sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan banyak arahan dan bimbingan didalam
penyelesaian skripsi ini.
2. Bapak Dr. Dra.Ani Sutiani, M.Si., Sebagai dosen pembimbing akademik
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti.
3. Bapak
Drs. Jamalum Purba, Prof. Dr. Suharta, M.Si, dan Drs. Kawan
sihombing, M.Si,, Sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan
dan saran kepada penulis.
4. Bapak Drs Jamalum Purba, M.Si., sebagai dosen validasi isi yang telah
banyak memberikan masukan kepada penulis didalam penyelesaian skripsi
ini.
5. Suster, Bapak dan Ibu Guru Ibu Guru SMA Sw. CR Van Duyn Hoven
Saribudolok khususnya Ibu J. Rumapea, S.Si, S.Pd
6. Terkhusus untuk Papa alm. S.M. Simarmata dan Mama R. Br Purba
Silangit, yang memberikan doa, cinta, semangat, dorongan moril, kasih
sayang yang tak terhingga kepada penulis.
7. Buat Abang-abang yang paling luar biasa Abang Nedy, Abang Anto dan
kakak- kakak yang selalu mendukung K’ Elfrida, K’ Ervina , K’ Leni, K’
v
Junita, serta Adik- adik yang terkasih Yessi dan Hotdy Manto yang selalu
menemani baik susah maupun senang, memberikan doa, cinta, semangat,
kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.
8. Buat sahabatku (Meida Marpaung,S.Pd, Mei uli Siboro,S.Pd, Lora
Tinendung,S.Pd, Juli Siagian,S.Pd), serta teman kos Marel, Dina, Tio,
Beta, Ance, Agus, dan teman seperjuangan K’ Rianur, K’Fitri, Bg Dame,
9. Buat teman- teman PPL SMA GBKP Kabanjahe 2012 dan teman-teman
DIK A 2009, serta buat semua pihak yang tidak dapat disebutkan satupersatu yang ikut membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Tuhan melimpahkan rahmat dan kasih-Nya kepada kita semua.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Medan,
Januari 2014
Penulis,
Novita Purnama Sari Simarmata
iii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Halaman
i
Abstrak
ii
Daftar Isi
iii
Daftar diagram
v
Daftar Lampiran
vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1
1.2. Identifikasi Masalah
5
1.3. Batasan Masalah
5
1.4. Rumusan Masalah
6
1.5. Tujuan Penelitian
6
1.6. Manfaat Penelitian
7
1.7. Defenisi Operasional
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar dan hasil Belajar
9
2.2. Pengertian Belajar
10
2.3. Pengertian model Pembelajaran Kooperatif
10
2.3.1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.3.2. Unsur- unsur dalam Model Pembelajaran Kooperatif
11
2.4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
13
2.4.1. Komponen-Komponen Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
14
2.5. Belajar Menyenangkan
20
2.6. Media pembelajaran
21
2.6.1. Media pembelajaran
21
2.6.2. Jenis Media pembelajaran
21
2.6.3. Teka-teki Silang
22
2.7. Pendidikan Karakter
23
2.8. Metode Ceramah
24
iv
2.9. Hidrokarbon
26
2.10. Kerangka Konseptual
42
2.11.Hipotesis Penelitian
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
46
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
46
3.3. Variabel dan Instrumen Penelitian
46
3.4. Rancangan Penelitian
50
3.5. Prosedur Penelitian
51
3.6.Skema Rancangan penelitian
52
3.7. Teknik Analisa Data
53
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
56
4.1.1 Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian
56
4.1.2. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
59
4.2. Uji Persyaratan Analisis Data
60
4.4. Uji Hipotesis
61
4.5. Peningkatan Hasil Belajar
67
4.6. Efektivitas
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
69
5.2. Saran
69
DAFTAR PUSTAKA
71
iv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1. Karakter Komunikatif Siswa
Diagram 4.2. Diagram komunikatif dan kerjasama siswa
Diagram 4.3 Persentase Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa
Halaman
58
59
68
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrument Test
Lampiran 4 Instrument Test
Lampiran 5 Kunci Jawaban Kisi-Kisi Soal
Lampiran 6 lembar Observasi
Lampiran 7 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar
Lampiran 8 Instrumen Penelitian
Lampiran 9 Kunci Jawaban
Lampiran 10. Uji Validitas Test
Lampiran 11. Uji Reliabilitas Test
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Test
Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Butir Test
Lampiran 14. Tabulasi pre-test dan post test Eksperimen
Lampiran 15. Tabel Karakter Komunikatif Siswa
Lampiran 16. Tabel Karakter Kerja Sama Siswa
Lampiran 17. Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 18. Media
Lampiran 19. Uji Homogenitas
Lampiran 20. Uji Normalitas Data
Lampiran 21. Uji Peningkatan Hasil Belajar
Lampiran 22. Daftar Tabel distribusi F
Lampiran 23. Daftar r Product Moment
Lampiran 24. Analisis Regresi
Lampiran 25. Nilai CHI-kuadrat
Lampiran 26. Nilai- Nilai Dalam Distribusi t (tabel t)
Lampiran 27. Lembar Observasi Komunikatif
Lampiran 28. Tabulasi Karakter kerja Sama
Lampiran 29. Korelasi komunikatif dan kerja sama terhadap hasil belajar
Lampiran 30. Soal Turnamen
73
77
100
106
111
112
117
120
121
122
123
124
125
126
129
132
135
136
140
143
149
153
156
159
160
161
162
165
166
170
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan
kemajuan peradaban dan peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Pendidikan
mempunyai peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dunia pendidikan
akan membimbing manusia kearah yang lebih baik dan mencapai tujuan hidup
yang lebih tinggi. (Sadiman dalam Erita Simanjorang). Dunia pendidikan tidak
pernah lepas dari peran seorang guru sebagai pendidik. Guru menjadi fasilitator
dan transformator di dunia pendidikan serta peran seorang guru sangat diperlukan
untuk mengembangkan potensi dan kemampuan masing-masing siswa. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Slameto (2003). Bahwa” seorang guru harus dapat
menimbulkan semangat belajar secara individual”. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan
berpikir inisiatif dan kreatif dalam belajar.
Mutu pendidikan di Indonesia berada pada urutan rendah. Hal ini bisa
kita lihat dari berbagai survai internasional.
Rendahnya mutu pendidikan di
Indonesia, khususnya di Sumatera Utara dapat dibuktikan dengan rendahnya hasil
belajar siswa pada umumnya dan khususnya pada bidang kimia. Sebagai contoh,
rendahnya prestasi belajar kimia siswa terlihat dari rata-rata UAN siswa untuk
daerah Sumatera Utara 2004/2005 pada materi pelajaran kimia 4,01. Hal ini
menunjukkan masih tingginya tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi
pelajaran khususnya pada bidang studi kimia (Laporan Hasil Propinsi Ujian
Akhir Nasional SMU/MA, http:www.laphaswilprop.htlm).
Rendahnya hasil belajar kimia kemungkinan disebabkan banyak materi
kimia yang bersifat abstrak, penyajian materi kimia yang diberikan dalam bentuk
yang kurang menarik, dan terkesan sulit, sehingga siswa lebih dulu merasa jenuh
sebelum mempelajarinya. Hal ini dapat dilihat dari sikap siswa dalam menerima
pelajaran. Beberapa diantaranya adalah kebiasaan siswa berbicara di dalam kelas
1
2
pada saat guru menerangkan, siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan
di depan kelas dan siswa sering permisi pada saat pelajaran barlangsung. Salah
satu penyebabnya adalah penyajian atau model pembelajaran yang digunakan oleh
guru kurang tepat atau tidak sesuai dengan materi yang diajarkan. Sehingga guru
saja yang mengajar tanpa berhasil membelajarkan siswa (tidak aktif). Untuk itu
dibutuhkan “inisiatif” seorang guru untuk meningkatkan
keberhasilan proses
belajar mengajar kimia.
Berbagai cara telah dilakukan oleh pakar pendidikan yang bertujuan
untuk meningkat kualitas pendidikan. Karena pendidikan merupakan dasar
pembangunan suatu bangsa. Upaya meningkatkan kualitas pendidikan merupakan
tanggung jawab semua pihak, terutama pihak pendidik. Oleh karena itu, guru
harus bisa menciptakan kondisi yang memungkinkan peningkatan hasil belajar
siswa.
Upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pelajaran kimia
harus punya strategi untuk “mengakali dan mengatasi” kesulitan- kesulitan yang
dialami anak didiknya untuk menciptakan pengajaran yang efektif. Menurut
Hamalik (2003), pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang memberikan
kesempatan belajar dan melakukan aktivitas sendiri. Siswa belajar sambil bekerja,
dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan aspek tingkah
laku (perubahan karakter) ke arah yang lebih baik. Untuk mengefektifkan proses
belajar mengajar maka perlu dilakukan pembelajaran kooperatif, pendidikan
karakter (kerja sama dan komunikatif) sebagai program pendidikan nasional, dan
penggunaan
media
untuk
merencanakan
pembelajaran
yang
dapat
mengkondisikan siswa agar belajar secara aktif.
Para ahli telah menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik, unggul dalam
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit dan membantu
siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritis. Pembelajaran kooperatif dapat
memberikan keuntungan baik bagi siswa kelompok bawah maupun kelompok atas
yang bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas akademik. (Trianto dalam Kasta
3
Gurning 2011). Dalam pembelajaran kooperatif menuntut adanya komunikasi dan
kerja sama siswa di dalam proses pembelajaran. Jadi, dengan model pembelajaran
kooperatif diharapkan perkembangan karakter komunikatif dan kerja sama (team
work) di dalam kelas.
Menurut Oemar Hamalik (2005: 172), belajar tidak cukup hanya dengan
mendengar dan melihat tetapi harus dengan melakukan aktivitas yang lain
diantaranya membaca, bertanya, menjawab, berpendapat, mengerjakan tugas,
menggambar,
mengkomunikasikan,
presentasi,
diskusi,
menyimpulkan,
danmemanfaatkan peralatan. Dalam pembelajaran, guru menyajikan permasalahan
matematika dan mendorong siswa untuk mengidentifikasi permasalahan, mencari
pemecahan, menyimpulkan hasilnya, kemudian mempresentasikannya. Tugas
guru sebagai fasilitator dan pembimbing adalah memberikan bantuan dan arahan.
Ketika siswa menemukan permasalahan dalam menyelesaikan tugas,
selain berinteraksi dengan guru, siswa juga dapat bertanya dan berdiskusi dengan
siswa lain. Siswa dikatakan belajar dengan aktif jika mereka mendominasi
aktivitaspembelajaran. Menurut Anita Lie (2002: 8), salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif.
Terdapat beberapa tipe dalam pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe
Teams-Games-Tournament (TGT). Pada tipe ini terdapat beberapa tahap yang
harus dilalui selama proses pembelajaran. Tahap awal, siswa belajar dalam suatu
kelompok dan diberikan suatu materi yang dirancang sebelumnya oleh guru.
Setelah itu siswa bersaing dalam turnamen untuk mendapatkan penghargaan
kelompok. Selain itu terdapat kompetisi antar kelompok yang dikemas dalam
suatu permainan agar pembelajaran tidak membosankan. Pembelajaran kooperatif
tipe TGT juga membuat siswa aktif mencari penyelesaian masalah, meningkatkan
kerja sama siswa dan mengkomunikasikan pengetahuan yang dimilikinya kepada
orang lain, sehingga masing-masing siswa lebih menguasai materi. Dalam
pembelajaran tipe TGT, guru berkeliling untuk membimbing siswa saat belajar
kelompok. Hal ini memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan guru. Dengan
mendekati siswa, diharapkan tidak ada ketakutan bagi siswa untuk bertanya atau
berpendapat kepada guru.
4
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Kasta Gurning (2011),
diperoleh nilai rata-rata pada pembelajaran TGT dan media 67,8% sedangkan
TGT tanpa media dengan persen peningkatan sebesar 59,3 %
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Saragih, (2010). Bahwa
Perbandingan Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Kooperatif TGT Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon
Dikelas X SMA YPK Budi Murni 3 Medan, ada perubahan yang signifikan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Deni Jopri menunjukan peningkatan yang
signifikan hasil belajar kimia pada subpokok bahasan struktur atom menggunakan
model
pembelajaran
TGT
dengan
menggunakan
model
pembelajaran
konvensional pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Deli Tua (64,85%,), SMA PGRI
24 Talun Kenas (41,98%) dan SMA Karya Pembangunan Deli Tua (32,70%.).
Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team
Game Tournament (TGT) ini telah dilakukan oleh Romanti D (2012), penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe TGT terintegrasi keterampilan genetik (
sebesar 56,4%)
Upaya lain dalam peningkatan hasil belajar kimia adalah dengan
penggunaan media pembelajan. Media pembelajaran merupakan suatu alat yang
digunakan untuk menyampaikan pesan dalam proses pembelajaran. Dalam pokok
bahasan hidro karbon ini media pembelajaran yang cocok digunakan adalah media
Teka-Teki Silang (TTS). Teka-Teki Silang merupakan permainan asah otak yang
sudah umum dikenal. Dan diharapkan dengan media TTS siswa dimotivasi untuk
belajar, sehingga siswa tertarik untuk belajar kimia, serta media TTS juga dapat
merangsang dan mengingat daya ingat dan daya pikir siswa.
Pada penelitian Siboro (2009) mennunjukan pengaruh penggunaan TTS
terhadap hasil belajar kimia siswa kelas VIII SMP Gajah Mada Medan pada zat
aditif makanan, dapat meningkatkan hasil belajar sebesar 69%. Dalam penelitian
lain yang dilakukan oleh Lubis (2010) menunjukan pengaruh penggunaan media
TTS pada kooperatif learning tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar sebesar
5
40%. Dengan media TTS siswa dimotivasi untuk belajar, sehingga siswa tertarik
untuk belajar kimia.
Sementara penelitian yang terkait media teka-teki silang (TTS) dilakukan
oleh Triana Putri (2012) menunjukan peningkatan hasil belajar siswa pada kelas
yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan
menggunakan media TTS sebesar 80,5% lebit tinggi dari pada siswa kelas yang
diberi perlakuan tanpa menggunakan media TTS adalah 63,33%.
Mengingat pentingnya penggunaan media dalam pembelajaran, peneliti
tertarik dan terdorong untuk meneliti pengaruh penggunaaan TTS terhadap hasil
belajar kimia siswa di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan latar
belakang di atas, maka penelitian yang akan dilakukan diberi judul: “Efektivitas
Media Teka- Teki Silang (TTS) Pada Pembelajaran Berbasis Kooperatif
Tipe TGT (Teams Games Tournaments) Terhadap Hasil Belajar dan Sikap
Komunikatif dan Kerjasama Siswa Kelas X Pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon “
1.2.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi sebelum penelitian diperoleh identifikasi masalah
sebagai berikut:
1.
Proses pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kimia dianggap
rutinitas yang tidak menarik sehingga siswa menjadi pasif dalam
pembelajaran.
2.
Ketidaktepatan pengajaran/ penyajian materi kimia yang dilakukan guru
sehingga kimia tidak mendapat tempat di hati siswa.
3.
1.3.
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia masih rendah.
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya pada:
1.
Efektifitas dalam model Kooperatif TGT (Team-Game-Tournament).
6
2.
Pengembangan karakter kerja sama dan komunikatif pembelajaran koperatif
tipe teams games tournament (TGT)
3.
Pokok bahasan yang akan diteliti adalah hidrokarbon
4.
Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA SW. Duyn Hoven Saribudolok di
kelas X
1.4.
Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1.
Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?
2.
Bagaimana hubungan karakter komunikatif terhadap hasil belajar
siswa
dalam pembelajaran kooperatif TGT?
3.
Bagaimana hubungan karakter kerjasama terhadap hasil belajar siswa dalam
pembelajaran kooperatif TGT?
4.
Bagaimana efektivitas media teka-teki silang dapat terhadap hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif?
1.5.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah:
1.
Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
berbasis kooperatif dengan pemanfaatan media TTS?
2.
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter komunikatif terhadap hasil
belajar saswa dalam pembelajaran kooperatif TGT
3.
Untuk mengetahui hubungan signifikan karakter kerjasama terhadap hasil
belajar siswa dalam pembelajaran kooperatif TGT
4.
Mengetahui efektivitas media teka-teki silang dapat meningkatkan hasil
belajar, komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis
kooperatif?
7
1.6.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:
1.
Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan
pengalaman dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai calon guru.
2.
Bagi guru kimia, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan
tentang penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT melalui pendekatan
menyenangkan menggunakan media Teka- teki silang dalam melakukan
pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan hidrolisis garam
3.
Bagi
Siswa:
menambah
pengalaman,
pengetahuan
belajar
serta
menumbuhkembangkan minat belajar.
4.
Bagi Peneliti Selanjutnya: Sebagai bahan rujukan dalam melakukan
penelitian selanjutnya.
1.7
Defenisi Operasional
Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus
ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping membutuhkan tanggung jawab, kerja sama,
permainan, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Komponen pembelajaran
kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut : (1) Persentasi Kelas, (2) Kelompok,
(3) Permainan, (4) Pertandingan, (5) Tahapan Tes Hasil Belajar, (6) Tahapan
Penghargaan Kelompok.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa belajar yang siswa
diajar menggunakan media pembelajaran TTS dalam model kooperatif TGT
dengan siswa yang diajar tanpa menggunakan media pembelajaran. Hasil dan
peningkatan hasil belajar yang paling tinggi diperoleh siswa yang diberi
pengajaran dengan media TTS.
2. Ada perbedaan sikap komunikatif siswa dalam pembelajaran yang diajar
dengan media dibandingkan karakter komunikatif dalam pembelajaran yang
menggunakan tanpa media.
3. Ada perbedaan sikap kerja sama dalam pembelajaran yang diajar dengan
media dibandingkan
sikap kerja sama dalam pembelajaran yang
menggunakan tanpa media
4. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap komunikatif siswa
terhadap hasil belajar siswa yang dalam pembelajaran TGT plus TTS sebesar
38,32 %
5. Media teka-teki silang cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
komunikatif, dan kerja sama siswa pada pembelajaran berbasis kooperatif
5.2.SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan :
1. Agar guru kimia bukan hanya menguasai bahan ajar tetapi berkenan mencoba
mengajarkan materi pokok menggunakan TTS dalam model kooperatif tipe
teams-games-tournament (TGT) yang yang tujuannya sebagai salah satu
alternatif untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
2. Bagi para pembaca dan peneliti lainnya, sebagai informasi dan masukan untuk
menambah informasi dan referensi apabila hendak melakukan penelitian yang
sejenis pada tempat dan waktu yang berbeda.
63
64
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang relevan dengan pokok bahasan
yang berbeda sebagai langkah konkrit untuk meningkatkan mutu pendidikan
khususnya mata pelajaran kimia.