PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN
MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS)
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh :
Jumono Banjarnahor
NIM 4113331019
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA
POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa
menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 )
sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
eksperimen I 71,66 .Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kerjasama siswa sebesar 3,14.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA
POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa
menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 )
sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
eksperimen I 71,66 .Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kerjasama siswa sebesar 3,14.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
“perbedaan hasil belajar
berjudul
dan kerjasama siswa menggunakan model kooperatif
tipe TPS (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang
(TTS) pada pokok bahasan ikatan
kimia”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Dr.Wesly Hutabarat Msc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi,M.Si, Bapak .Agus Kebaren S.Si,M.Si
dan Ibu Dr.Ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada bapak Drs.P Maulim
Silitonga,M.S selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (ibu sianturi) dan siswa/i kelas X2 dan
X3 YP Parulian 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yang
berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat
memperoleh gelar sarjana. Teristimewa juga buat teman dekat saya, Sanhot yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan
juga kepada sahabat-sahabat saya : Sanhot.Spd ,Putra.Spd, Mona.Spd,Laura Spd
febry Spd,kak desi anisa pohan dan bang mudden Amd,Spd dan seluruh
mahasiswa Kimia Ekstensi 2011. Ucapan terima kasih kepada seluruh teman-
teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan
senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Maret 2016
Penulis
Jumono.Banjarnahor
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar
2.2. Belajar dan Hasil Belajar Kimia
2.3. Kerjasama
2.4. Model Pembelajaran
2.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif
2.4.2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
2.4.3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
2.4.4. Tujuan pembelajaran kooperatif
2.4.5. Ketrampilan pembelajaran kooperatif
2.4.6 Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif
2.4.7. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TTS)
2.5. Media
2.5.1 Fungsi media pembelajaran
2.5.2 Media Teka-Teki Silang (TTS)
2.3.4 Media Powet point
2.6. Materi Ikatan Kimia
2.6.1. Kaidah Oktet dan Duplet
2.6.2 Ikatan Ion
2.6.3 Ikatan Kovalen
2.6.4. Ikatan Kovalen Koordinasi
2.6.5. Ikatan logam
2.5. Kerangka Konseptual
1
5
5
6
6
7
7
8
9
9
9
11
11
12
13
14
16
16
17
19
21
23
24
24
24
25
25
30
30
30
32
2.6. Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENELITIAN
34
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasidan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3. VariabelPenelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel Terikat
3.3.3 Variabel Kontrol
3.3.4 Variabel Tidak Terkontrol
3.4. Jenis Penelitian
3.5 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Uji Validitas Isi
3.6.2 Uji Validitas Item Test
3.6.3 Uji Reliabilitas
3.6.4.Uji Indeks ( tingkat kesukaran)
3.6.5 Uji Daya Beda
3.6.6 Distruktor ( Pengecoh)
3.7 Alat Pengumpul Data
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas
3.8.2. Uji Homogenitas
3.8.3. Uji Hipotesis
3.8.4.Peningkatan Hasil Belajar
34
34
34
34
34
34
34
35
35
35
36
38
38
39
39
40
41
41
42
42
43
44
44
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.1.1.1 Uji validitas
4.1.1.2 Uji Reabilitas
4.1,1.3 Uji tingkat kesukaran soal
4.1.1.4 Daya Beda
4.1.1.5 Distruktor
4.2. Analisis Data Penelitian
4.2.1.Rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen
4.2.2 Uji Normalitas
4.2.2. Uji Homogenitas
4.2.3. Uji Hipotesis
4.2.5 Uji Gain
4.2.6 Analisis Observasi Kerjasama
46
46
46
46
47
47
47
48
48
49
50
50
51
52
4.2.7 Uji normalitas Data Sikap Kerjasama
4.2.8 Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasam Siswa
4.2.9 Uji Hipotesis Sikap Kerjasama
4.3. Pembahasan
53
54
54
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
56
56
56
DAFTAR PUSTAKA
58
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Rancangan Penelitian
Tabel Reliabilitas
Tingkat kesukaran soal
Daya beda
Distruktor
Data Hasil Penelitian
Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 1
Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 2
Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 1
Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 2
Normalitas Data Sikap kerjasama siswa eksperimen 1
Normalitas Data Sikap kerjasama siswa eksperimen 2
Halaman
37
115
118
120
124
136
136
147
149
150
153
154
DAFTAR GAMBAR
Halaman
26
Gambar 2.2
Struktur Lewis
Gambar 2.3.
Gambar 2.4
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 4.1
Struktur Lewis MgCl2
Pembentukan Molekul Hidrogen
Pembentukan Ikatan pada N2
Lukisan Ikatan Logam dalam Lautan elektron
Grafik data hasil belajar siswa
27
28
29
31
49
Gambar 4.2
Grafik nilai rata-rata sikap kerjasama
53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18.
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22.
Lampiran 23
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen 1
Kunci jawaban LKS
Media Teka-Teki Silang Pada Kelas Eksperimen 2
Kunci Jawaban Media TTS
Media Power Point
Surat Keterangan Validator Ahli
Lembar Validasi Isi Instrument Test
Lembar instrumen setelah validasi
Lembar validator sikap kerjasama siswa
Perhitungan Validasi isi dan validasi item test
Perhitungan reabilitas
Perhitungan tingkat kesukaran test
Perhitungan daya beda
Perhitungan distruktor
Lembar hasil observasi kerjasama siswa
Deskripsi data penelitian
Perhitungan peningkatan hasil belajar (gain)
Tabel rata-rata observasi kerjasama siswa
Perhitungan uji normalitas
Perhitungan uji homogenitas
Perhitungan hipotesis
Dokumentasi Penelitian
TabelNilai – Nilai R-Product Moment
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
Tabel t
DaftarTabelPersentilUntukDistribusi F
Halaman
60
62
72
75
80
83
85
86
86
96
106
109
113
118
119
123
128
136
142
147
148
155
158
162
168
169
170
171
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah pokok dalam kehidupan
manusia, karena tanpa pendidikan segala yang diinginkan tidak dapat
terlaksana. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita
adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2006).Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari usaha
pemerintah dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataran
guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Semuanya
dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar
mengajar di sekolah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Demikian banyaknya usaha yang dilakukan tapi kenyataannya hasil
belajar siswa sangat rendah khususnya pada pembelajaran kimia. Dari hasil
wawancara penulis kepada guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 tanjung
morawa mengatakan kriteria ketuntasan minimal siswa kelas XI saat ini adalah
60, sedangkan rata-rata nilai formatifnya masih kurang dari standar ketuntasan.
Sama halnya dengan yang dialami oleh penulis selama melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), dimana rata-rata nilai kimia mid
semester pada kelas X masih kurang dari standar ketuntasan minimal yakni 60,
dan dari hasil pengamatan penulis selama berada pada lokasi PPL tersebut
siswa beranggapan kalau pelajaran kimia itu sangat sulit yang mengakibatkan
siswa cenderung tidak serius dalam mengikuti pelajaran kimia.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk
mempelajari kimia dengan senang hati dan proses pembelajaran yang
digunakan selama ini masih bersifat monoton dan berpusat pada guru, dimana
guru sebagai sumber informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
guru ini membuat siswa tidak bergairah dalam pembelajaran.Semua siswa
menjadi pasif dan tidak berfikir secara kritis dan kreatif yang memunculkan
bahwa pelajaran kimia sering membosankan dan menjenuhkan. Bruner, Dick
dan Carey dalam Suparno (2001) mengatakan bahwa tingkat keberhasilan
siswa dalam tahap pembelajaran, mengisyaratkan siswa berinteraksi secara
aktif dengan bahan pelajaran, dalam bentuk apapun pelajaran tersebut
disajikan.Slameto (2003) mengatakan bahwa “ Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh cara belajar yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu: (a) kondisi
internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa; (b) kondisi eksternal yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa; dan (c) strategi mengajar yakni jenis upaya
mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Untuk itu dalam proses belajar mengajar tugas guru erat kaitannya
dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal (Usman, 2004). Dalam menciptakan interaksi yang
edukatif
dan
membiasakan
siswa
lebih
aktif
serta
pengembangkan
keterampilan sosial, guru dapat memilih salah satu alternatif pengembangan
model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara
kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama atau gotong royong.Suasana
belajar dengan bekerja secara gotong royong dalam pembelajaran kooperatif
yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang bercirikan bahwa siswa
bekerja dengan kelompok secara kooperatif dalam menyelesaikan masalahmasalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajarnya.Dalam
pembelajaran kooperatif ini tidak ada didominasi kelompok oleh siswa tertentu
atau pemecah masalah sendiri-sendiri.Semua anggota kelompok harus
menunjukkan aktivitasnya, sehingga yang berkemampuan tinggi dapat
membantu siswa yang berkemampuan rendah karena semua anggota harus
saling membantu.
Salah satu cara untuk menciptakan kinerja siswa adalah dengan
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) yang memiliki tiga tahap
yaitu berpikir-berpasangan-berbagi. Menurut Lie (2007) model pembelajaran
kooperatif tipe TPS ini unggul dalam membantu siswa untuk menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka saling mendiskusikan
sesuatu permasalahan. Diharapkan model ini dapat melibatkan siswa secara
aktif
dalam
proses
pembelajaran
dan
diharapkan
model
ini
dapat
mengefektifkan, mengefisienkan dan menarik minat belajar kimia siswa.Salah
satu materi kimia yang dipelajari di SMA adalah ikatan kimia. Ikatan kimia
merupakan materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep yang
cenderung
membingungkan
mengerjakan soal.
siswa
dan
mengalami
kesulitan
dalam
Kesulitan tersebut terutama akan dialami siswa yang
berprestasi rata-rata rendah. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa
terutama siswa yang berprestasi rata-rata rendah, maka perlu digunakan strategi
pembelajaran yang tepat.Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Penelitian Nasution (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih
tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)
adalah 77,03 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,612 sedangkan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional adalah 68,46 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,452. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Ardiansyah Ningsih (2008) dengan hasil bahwa hasil belajar rata-rata kimia
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (ThinkPare-Share) (X=14,48) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar
kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah
(X=12,48) dan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam
meningakatkan hasil belajar siswa adalah sebesar 12,75%.
Pada penelitian Destriana Ninta Ketaren (2010), penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media computer dengan
Microsoft office power point diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diberi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Microsoft Office PowerPoint sebesar 83,90±10,01. Sedangkan hasil belajar
kimia yang siswa yang diberi pengajaran hanya dengan Mediamakro flash
PowerPoint sebesar 75,09±11,14.
Boujoude dan Attieh (2008), tentang The effect of using concept maps
as study tools on achievement in chemistry menunjukkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa pada kelas eksperiment 68% sedangkan pada kelas
eksperiman 247%. Penelitian Situmorang dan Situmorang (2009), tentang
Keefektipan media komputer dalam meningkatkan penguasaan kimia siswa
sekolah menengah kejuruan pada pengajaran materi dan perubahannya
menunjukkan bahwa : prestasi belajar siswa kelompok tinggi yang diberikan
pengajaran menggunakan media komputer (M = 84,22±4,61) lebih tinggi
dibandingkan terhadap prestasi belajar kelompok eksperiman 2tanpa media (M
= 72,75±5,55). Hal yang sama juga terlihat pada siswa kelompok rendah, yaitu
prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan pengajaran menggunakan media
komputer M = 72,78±5,47) lebih tinggi dibandingkan terhadap prestasi belajar
kelompok eksperiman 2tanpa media (M = 61,69±5,86).Kaberman dan Dori
(2008), tentang Question posing, inquiry, and modeling skills of chemistry
students in the case-based computerized laboratory environment menunjukkan
bahwa pada saat post-test 75% siswa dapat secara penuh memindahan dari
model 3D menjadi susunan rumus dengan tepat.Masih banyak penelitian lain
tentang media pembelajaran yang masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihan.
Penelitian Sustri Tambunan (2010) dengan rata-rata hasil belajar siswa
yang diajar dengan model pembelajan kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan
struktur atom yaitu 69,75 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
ceramah sebesar 61,75.
Penelitian Novita purnama sari simarmata menggunakan media teka-teki silang
dengn model pembelajarn koopertif tipe TGT diadapat peningkatn hasil belajar
dengan menngunakan media teka-teki silang (TTS) dengan hasil penelitian
dengan rata-rata hasil belajar 70,00 sedangkan kelas eksperiman 2dengan metode
ceramah diperoleh hasil rata –rata nilai 64,00.Dari beberapa pernyataan diatas
jelas bahwa pembelajaran kimia di SMA sesuai diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Untuk melihat perbedaan antara
dua media pembelajaran yaitu: power point dan media teka –teki silang pada
materi Ikatan Kimia maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Perbedaan hasil belajar dan kerja sama siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe tps (think-pair-share) dengan media power point dan
teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui perbedaaan media
microsft power point dan media
teka-teki silang (TTS) dengan model
pembelajaran koopetatif TPS(Think-Pair-Share) terhadap peningkatan hasil
belajar siswa SMA pada pokok bahasan koloid.penelitian ini akan memberi
kesimpulan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara media microsft
power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model pembelajaran
koopetatif TPS (Think-Pair-Share).
1.3. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan selama
ini kurang variatif terutama dalam materi Ikatan kimia.
2. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.
3. Kurangnya dorongan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
siswa dalam pembelajaran kimia di sekolah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi
rumusan masalah adalah
1. Apakah
ada
perbedaan
hasil
belajar
yang
signifikan
antara
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media
teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Apakah ada perbedaan kerjasama siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media teka teki
silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia
3. Berapa besar besar perbedaan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media
teka-teki silang (TTS).
1.5. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan
dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share).
2. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan ikatan kimia. .
3. Subjek penelitan adalah siswa kelas X YP Parulian 2 Medan.
4. Media pembelajaran yang digunakan adalah Teka Teki Silang (TTS)
dan powerpoint.
1.6. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media power point dengan hasil belajar kimia
siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka teki silang
(TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
2. Untuk mengetahui perbedaan kerjasama
kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media powerpoint dengan hasil belajar kimia
dan kerjasama siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka
teki silang (TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
3. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar menggunakan
model kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan teka-teki silang
(TTS).
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan serta salah satu
alternatif dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya
mengaktifkan
siswa
dalam
belajar
adalah
dengan
menggunakan
pembelajaran koopertif tipe TPS (Think Pair Share).
2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti
tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media
teka teki silang (TTS ) dan media power point yang dapat digunakan dalam
mengajar kelak.
3. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem
pengajaran dalam proses belajar mengajar.
1.8. Definisi Operasional
Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi, adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran kooperatif ThinkPair-Share (TPS) adalah sebagai berikut:
1) Berpikir (Think)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa
diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2) Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan secara mandiri.
3) Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
kembali dalam kelompok berempat dan membagikan hasil diskusi merek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Adanya perbedaan Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang sebesar 61,2 % lebih baik
dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS
dengan media power point sebesar 53,3 % pada pokok bahasan Ikatan Kimia di
kelas X YP Parulian 2 Medan.
2. Adanya perbedaan kerjasama siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang 71,66 lebih baik dari hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan media
power point sebesar 68,52 pada pokok bahasan Ikatan Kimia di kelas X YP
Parulian 2 Medan.
3. Besarnya perbedaan
hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media teka-teki silang 7,9 %
dan besarnya perbedaan kerjasama siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dan media
powerpoint sebesar 3,14
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan
beberapa saran :
1. Bagi guru-guru kimia hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran pada
pokok bahasan kimia lainnya untuk lebih meningkatkan hasil belajar kimia
siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini pada
sekolah dan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi
perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa demi kemajuan
kualitas pendidikan bagi setiap siswa terutama pelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Ardian ningsih, S., (2008), Efektifitas Pembelajaran Kooperatif TipeThinkPair-Share Pada PokokKoloid Di SMA Negeri 1 Binjai Langkat
TahunAjaran 2007/2008, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arikunto, S., (2006).,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Ata Nayla amalia. (2015),analisis butir soal test kendali mutu kelas XII SMA mata
pelajaran ekonomi akutansi dikota yokyakarta jurnal pendidikan akutansi
indonesia vol x no.1 diakses 14 agustus 2015
Depdikbud, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta
Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Ed.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Isjoni
(2007),coosperatif learning efektifitas pembelajaran pelajar
kelompok.Yokyakarta : pustaka
Jhonson., (2002), 1001 PlusSoal dan Pembahasan Kimia, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Lie, A., (2007), Cooperative Learning MempraktikkanCooperatif Learning diuangRuang Kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Nasution, R., (2008), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
TipeThink-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
PokokBahasan sifat koligatif larutan, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester I, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
ProsesPendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD)
Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, Penerbit Nusa
Media, Bandung
Silvy, (2011),Pengaruh Macromedia Flash Pada Pembelajaran Pendekatan
Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Pokok Materi Pokok Struktur Atom, skripsi Unimed, Medan
Simarmata. Novita, 2009.Efektifitas Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada
Pembelajaran Berbais Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament
) Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Komunikatif Serta Kerja Sama
Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahsan Hidrokarbon, sikripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsindo, Bandung
Suparno, S., (2001), Membangun Kompetensi Belajar, Penerbit Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sugiarto ,(2013), Study Komprasi Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS)
Dengan Kartu Pada Model Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Siswa
Pada Materi Zat adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII N @
Ngadirojo,Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal ( Diakses pada
bulan februari 2015)
Sutrisna, dan Listiana, L., (2007), Kimia Untuk SMA/MA KelasXI IPA, Penerbit
Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung
Tambunan, M dan Amser, S., (2006), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed,
Medan
Tarigan, Simson., (2010), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Jurusan
KimiaFMIPA, Unimed, Medan
Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta
(http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint)
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN
MEDIA POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS)
PADA POKOK BAHASAN IKATAN KIMIA
Oleh :
Jumono Banjarnahor
NIM 4113331019
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA
POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa
menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 )
sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
eksperimen I 71,66 .Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kerjasama siswa sebesar 3,14.
PERBEDAAN HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA MENGGUNAKAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TPS (THINK-PAIR-SHARE) DENGAN MEDIA
POWER POINT DAN TEKA TEKI SILANG (TTS) PADA POKOK BAHASAN
IKATAN KIMIA
JUMONO.BANJARNAHOR NIM 4113331019
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan
kerjasama siswa
menggunakan model kooperatif Tipe TPS (Think pair share) dengan
media TTS dan media powerpoint pada pokok bahasan ikatan kimia di YP Parulian 2 Medan
pada kelas X IPA semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. Sampel dalam penelitian ini
diambil secara random sampling yakni 2 kelas dimana kelas eksperimen I dan eksperimen.
Sebagai alat pengumpul data hasil belajar digunakan tes objektif yang berjumlah 30 soal yang
telah teruji validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal. Hasil analisis data
diperoleh nilai rata-rata Gain belajar kimia kelas eksperimen I 0,544 lebih tinggi
dibandingkan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata 0,612. Perbedaan Hasil belajar
kedua kelas eksperimen diuji beda dengan uji t dua pihak diperoleh thitung < ttabel (1,05, 1,795 )
sehingga Ha diterima berarti Perbedaan hasil belajar kimia dengan menggunakan Model
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar
kimia dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint . Maka
dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran dengan Media Teka-teki silang memberikan hasil
belajar dan kerja sama siswa yang lebih tinggi dari pada pembelajaran kooperatif tipe TPS
dengan media power point. Hasil pengolahan data menunjukkan siswa pada kelas ekperimen
I memiliki rata-rata nilai pre-test 44,4 dan post-tes 74,53 dengan rata-rata gain sebesar 0,53.
Sedangkan siswa pada kelas eksperimen II memiliki rata-rata nilai pre-test 48,4 dan pos-tes
81,46, dengan rata-rata gain sebesar 0,61. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan hasil
belajar sebesar 7,9 % perbedaan kerjasama siswa kelas eksperimen I 68,52 dan pada kelas
eksperimen I 71,66 .Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan kerjasama siswa sebesar 3,14.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat
dan rahmat-Nya skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi
“perbedaan hasil belajar
berjudul
dan kerjasama siswa menggunakan model kooperatif
tipe TPS (think-pair-share) dengan media power point dan teka teki silang
(TTS) pada pokok bahasan ikatan
kimia”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Unimed.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak
Dr.Wesly Hutabarat Msc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi,M.Si, Bapak .Agus Kebaren S.Si,M.Si
dan Ibu Dr.Ajat Sudrajat, M.Si yang telah memberikan masukan dan saran-saran
mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih
disampaikan kepada bapak Drs.P Maulim
Silitonga,M.S selaku dosen
pembimbing akademik dan kepada seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed yang sudah membantu penulis. Ucapan
terima kasih kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga
penulis dapat memperoleh gelar sarjana. Ucapan terima kasih kepada kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, guru kimia (ibu sianturi) dan siswa/i kelas X2 dan
X3 YP Parulian 2 Medan yang telah banyak membantu penulis selama proses
penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada orang tua saya yang
berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya sehingga saya dapat
memperoleh gelar sarjana. Teristimewa juga buat teman dekat saya, Sanhot yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini dan
juga kepada sahabat-sahabat saya : Sanhot.Spd ,Putra.Spd, Mona.Spd,Laura Spd
febry Spd,kak desi anisa pohan dan bang mudden Amd,Spd dan seluruh
mahasiswa Kimia Ekstensi 2011. Ucapan terima kasih kepada seluruh teman-
teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang selalu memberikan
senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
Maret 2016
Penulis
Jumono.Banjarnahor
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Belajar
2.2. Belajar dan Hasil Belajar Kimia
2.3. Kerjasama
2.4. Model Pembelajaran
2.4.1. Model Pembelajaran Kooperatif
2.4.2. Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif
2.4.3. Ciri-ciri pembelajaran kooperatif
2.4.4. Tujuan pembelajaran kooperatif
2.4.5. Ketrampilan pembelajaran kooperatif
2.4.6 Langkah-langkah Pembelajaran kooperatif
2.4.7. Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TTS)
2.5. Media
2.5.1 Fungsi media pembelajaran
2.5.2 Media Teka-Teki Silang (TTS)
2.3.4 Media Powet point
2.6. Materi Ikatan Kimia
2.6.1. Kaidah Oktet dan Duplet
2.6.2 Ikatan Ion
2.6.3 Ikatan Kovalen
2.6.4. Ikatan Kovalen Koordinasi
2.6.5. Ikatan logam
2.5. Kerangka Konseptual
1
5
5
6
6
7
7
8
9
9
9
11
11
12
13
14
16
16
17
19
21
23
24
24
24
25
25
30
30
30
32
2.6. Hipotesis Penelitian
33
BAB III METODE PENELITIAN
34
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasidan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi
3.2.2 Sampel
3.3. VariabelPenelitian
3.3.1 Variabel Bebas
3.3.2 Variabel Terikat
3.3.3 Variabel Kontrol
3.3.4 Variabel Tidak Terkontrol
3.4. Jenis Penelitian
3.5 Pelaksanaan Kegiatan Penelitian
3.6. Instrumen Penelitian
3.6.1. Uji Validitas Isi
3.6.2 Uji Validitas Item Test
3.6.3 Uji Reliabilitas
3.6.4.Uji Indeks ( tingkat kesukaran)
3.6.5 Uji Daya Beda
3.6.6 Distruktor ( Pengecoh)
3.7 Alat Pengumpul Data
3.8. Teknik Analisis Data
3.8.1. Uji Normalitas
3.8.2. Uji Homogenitas
3.8.3. Uji Hipotesis
3.8.4.Peningkatan Hasil Belajar
34
34
34
34
34
34
34
35
35
35
36
38
38
39
39
40
41
41
42
42
43
44
44
45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
46
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.1.1.1 Uji validitas
4.1.1.2 Uji Reabilitas
4.1,1.3 Uji tingkat kesukaran soal
4.1.1.4 Daya Beda
4.1.1.5 Distruktor
4.2. Analisis Data Penelitian
4.2.1.Rata-rata nilai pretest dan postest kelas eksperimen
4.2.2 Uji Normalitas
4.2.2. Uji Homogenitas
4.2.3. Uji Hipotesis
4.2.5 Uji Gain
4.2.6 Analisis Observasi Kerjasama
46
46
46
46
47
47
47
48
48
49
50
50
51
52
4.2.7 Uji normalitas Data Sikap Kerjasama
4.2.8 Uji Homogenitas Data Sikap Kerjasam Siswa
4.2.9 Uji Hipotesis Sikap Kerjasama
4.3. Pembahasan
53
54
54
55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
56
56
56
DAFTAR PUSTAKA
58
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Rancangan Penelitian
Tabel Reliabilitas
Tingkat kesukaran soal
Daya beda
Distruktor
Data Hasil Penelitian
Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 1
Data Hasil Pretest, Postest dan Gain eksperimen 2
Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 1
Normalitas Data Pre-Test,Post-Tes eksperimen 2
Normalitas Data Sikap kerjasama siswa eksperimen 1
Normalitas Data Sikap kerjasama siswa eksperimen 2
Halaman
37
115
118
120
124
136
136
147
149
150
153
154
DAFTAR GAMBAR
Halaman
26
Gambar 2.2
Struktur Lewis
Gambar 2.3.
Gambar 2.4
Gambar 2.6
Gambar 2.7
Gambar 4.1
Struktur Lewis MgCl2
Pembentukan Molekul Hidrogen
Pembentukan Ikatan pada N2
Lukisan Ikatan Logam dalam Lautan elektron
Grafik data hasil belajar siswa
27
28
29
31
49
Gambar 4.2
Grafik nilai rata-rata sikap kerjasama
53
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
Lampiran 18.
Lampiran 19
Lampiran 20
Lampiran 21
Lampiran 22.
Lampiran 23
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lampiran 28.
Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen 1
Kunci jawaban LKS
Media Teka-Teki Silang Pada Kelas Eksperimen 2
Kunci Jawaban Media TTS
Media Power Point
Surat Keterangan Validator Ahli
Lembar Validasi Isi Instrument Test
Lembar instrumen setelah validasi
Lembar validator sikap kerjasama siswa
Perhitungan Validasi isi dan validasi item test
Perhitungan reabilitas
Perhitungan tingkat kesukaran test
Perhitungan daya beda
Perhitungan distruktor
Lembar hasil observasi kerjasama siswa
Deskripsi data penelitian
Perhitungan peningkatan hasil belajar (gain)
Tabel rata-rata observasi kerjasama siswa
Perhitungan uji normalitas
Perhitungan uji homogenitas
Perhitungan hipotesis
Dokumentasi Penelitian
TabelNilai – Nilai R-Product Moment
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
Tabel t
DaftarTabelPersentilUntukDistribusi F
Halaman
60
62
72
75
80
83
85
86
86
96
106
109
113
118
119
123
128
136
142
147
148
155
158
162
168
169
170
171
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu masalah pokok dalam kehidupan
manusia, karena tanpa pendidikan segala yang diinginkan tidak dapat
terlaksana. Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan kita
adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak
kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun
berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya
itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari (Sanjaya,
2006).Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah maupun praktisi pendidikan
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari usaha
pemerintah dalam melakukan inovasi seperti perubahan kurikulum, penataran
guru dan dosen, memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan. Semuanya
dilakukan dalam upaya untuk memperbaiki pelaksanaan proses belajar
mengajar di sekolah dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan hasil
belajar siswa.
Demikian banyaknya usaha yang dilakukan tapi kenyataannya hasil
belajar siswa sangat rendah khususnya pada pembelajaran kimia. Dari hasil
wawancara penulis kepada guru bidang studi kimia di SMA Negeri 1 tanjung
morawa mengatakan kriteria ketuntasan minimal siswa kelas XI saat ini adalah
60, sedangkan rata-rata nilai formatifnya masih kurang dari standar ketuntasan.
Sama halnya dengan yang dialami oleh penulis selama melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), dimana rata-rata nilai kimia mid
semester pada kelas X masih kurang dari standar ketuntasan minimal yakni 60,
dan dari hasil pengamatan penulis selama berada pada lokasi PPL tersebut
siswa beranggapan kalau pelajaran kimia itu sangat sulit yang mengakibatkan
siswa cenderung tidak serius dalam mengikuti pelajaran kimia.
Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk
mempelajari kimia dengan senang hati dan proses pembelajaran yang
digunakan selama ini masih bersifat monoton dan berpusat pada guru, dimana
guru sebagai sumber informasi. Pelaksanaan pembelajaran yang berpusat pada
guru ini membuat siswa tidak bergairah dalam pembelajaran.Semua siswa
menjadi pasif dan tidak berfikir secara kritis dan kreatif yang memunculkan
bahwa pelajaran kimia sering membosankan dan menjenuhkan. Bruner, Dick
dan Carey dalam Suparno (2001) mengatakan bahwa tingkat keberhasilan
siswa dalam tahap pembelajaran, mengisyaratkan siswa berinteraksi secara
aktif dengan bahan pelajaran, dalam bentuk apapun pelajaran tersebut
disajikan.Slameto (2003) mengatakan bahwa “ Hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh cara belajar yang efektif yang memperhatikan kondisi yaitu: (a) kondisi
internal yakni kondisi jasmani dan rohani siswa; (b) kondisi eksternal yakni
kondisi lingkungan sekitar siswa; dan (c) strategi mengajar yakni jenis upaya
mengajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan guru untuk
melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.
Untuk itu dalam proses belajar mengajar tugas guru erat kaitannya
dengan kemampuan guru dalam usaha meningkatkan proses dan hasil belajar.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang
efektif dan lebih mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa
berada pada tingkat optimal (Usman, 2004). Dalam menciptakan interaksi yang
edukatif
dan
membiasakan
siswa
lebih
aktif
serta
pengembangkan
keterampilan sosial, guru dapat memilih salah satu alternatif pengembangan
model pembelajaran yaitu pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif ini menerapkan pembelajaran secara
kelompok dan menekankan pentingnya kerjasama atau gotong royong.Suasana
belajar dengan bekerja secara gotong royong dalam pembelajaran kooperatif
yang dimaksud adalah suatu pembelajaran yang bercirikan bahwa siswa
bekerja dengan kelompok secara kooperatif dalam menyelesaikan masalahmasalah pelajaran yang ada untuk menuntaskan materi belajarnya.Dalam
pembelajaran kooperatif ini tidak ada didominasi kelompok oleh siswa tertentu
atau pemecah masalah sendiri-sendiri.Semua anggota kelompok harus
menunjukkan aktivitasnya, sehingga yang berkemampuan tinggi dapat
membantu siswa yang berkemampuan rendah karena semua anggota harus
saling membantu.
Salah satu cara untuk menciptakan kinerja siswa adalah dengan
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share (TPS) yang memiliki tiga tahap
yaitu berpikir-berpasangan-berbagi. Menurut Lie (2007) model pembelajaran
kooperatif tipe TPS ini unggul dalam membantu siswa untuk menemukan dan
memahami konsep-konsep yang sulit, menumbuhkan kemampuan berfikir
kritis dan kemampuan membantu teman saat mereka saling mendiskusikan
sesuatu permasalahan. Diharapkan model ini dapat melibatkan siswa secara
aktif
dalam
proses
pembelajaran
dan
diharapkan
model
ini
dapat
mengefektifkan, mengefisienkan dan menarik minat belajar kimia siswa.Salah
satu materi kimia yang dipelajari di SMA adalah ikatan kimia. Ikatan kimia
merupakan materi kimia yang memerlukan pemahaman konsep yang
cenderung
membingungkan
mengerjakan soal.
siswa
dan
mengalami
kesulitan
dalam
Kesulitan tersebut terutama akan dialami siswa yang
berprestasi rata-rata rendah. Dalam usaha meningkatkan hasil belajar siswa
terutama siswa yang berprestasi rata-rata rendah, maka perlu digunakan strategi
pembelajaran yang tepat.Penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Think-PairShare merupakan salah satu pendekatan yang tepat untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Penelitian Nasution (2008) mengemukakan bahwa hasil belajar siswa
yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) lebih
tinggi dibanding dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional, dimana hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share)
adalah 77,03 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,612 sedangkan hasil belajar siswa yang diajar
dengan pembelajaran konvensional adalah 68,46 dan rata-rata gain
ternormalisasinya adalah 0,452. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Ardiansyah Ningsih (2008) dengan hasil bahwa hasil belajar rata-rata kimia
siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (ThinkPare-Share) (X=14,48) lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar
kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional ceramah
(X=12,48) dan efektifitas model pembelajaran kooperatif tipe TPS dalam
meningakatkan hasil belajar siswa adalah sebesar 12,75%.
Pada penelitian Destriana Ninta Ketaren (2010), penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD menggunakan media computer dengan
Microsoft office power point diperoleh hasil belajar kimia siswa yang diberi
dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan
Microsoft Office PowerPoint sebesar 83,90±10,01. Sedangkan hasil belajar
kimia yang siswa yang diberi pengajaran hanya dengan Mediamakro flash
PowerPoint sebesar 75,09±11,14.
Boujoude dan Attieh (2008), tentang The effect of using concept maps
as study tools on achievement in chemistry menunjukkan bahwa peningkatan
hasil belajar siswa pada kelas eksperiment 68% sedangkan pada kelas
eksperiman 247%. Penelitian Situmorang dan Situmorang (2009), tentang
Keefektipan media komputer dalam meningkatkan penguasaan kimia siswa
sekolah menengah kejuruan pada pengajaran materi dan perubahannya
menunjukkan bahwa : prestasi belajar siswa kelompok tinggi yang diberikan
pengajaran menggunakan media komputer (M = 84,22±4,61) lebih tinggi
dibandingkan terhadap prestasi belajar kelompok eksperiman 2tanpa media (M
= 72,75±5,55). Hal yang sama juga terlihat pada siswa kelompok rendah, yaitu
prestasi belajar siswa yang diberi perlakuan pengajaran menggunakan media
komputer M = 72,78±5,47) lebih tinggi dibandingkan terhadap prestasi belajar
kelompok eksperiman 2tanpa media (M = 61,69±5,86).Kaberman dan Dori
(2008), tentang Question posing, inquiry, and modeling skills of chemistry
students in the case-based computerized laboratory environment menunjukkan
bahwa pada saat post-test 75% siswa dapat secara penuh memindahan dari
model 3D menjadi susunan rumus dengan tepat.Masih banyak penelitian lain
tentang media pembelajaran yang masing-masing memiliki kelemahan dan
kelebihan.
Penelitian Sustri Tambunan (2010) dengan rata-rata hasil belajar siswa
yang diajar dengan model pembelajan kooperatif tipe TPS pada pokok bahasan
struktur atom yaitu 69,75 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil
belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional
ceramah sebesar 61,75.
Penelitian Novita purnama sari simarmata menggunakan media teka-teki silang
dengn model pembelajarn koopertif tipe TGT diadapat peningkatn hasil belajar
dengan menngunakan media teka-teki silang (TTS) dengan hasil penelitian
dengan rata-rata hasil belajar 70,00 sedangkan kelas eksperiman 2dengan metode
ceramah diperoleh hasil rata –rata nilai 64,00.Dari beberapa pernyataan diatas
jelas bahwa pembelajaran kimia di SMA sesuai diajarkan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share. Untuk melihat perbedaan antara
dua media pembelajaran yaitu: power point dan media teka –teki silang pada
materi Ikatan Kimia maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul “Perbedaan hasil belajar dan kerja sama siswa yang menggunakan
model kooperatif tipe tps (think-pair-share) dengan media power point dan
teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia”.
1.2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah mengetahui perbedaaan media
microsft power point dan media
teka-teki silang (TTS) dengan model
pembelajaran koopetatif TPS(Think-Pair-Share) terhadap peningkatan hasil
belajar siswa SMA pada pokok bahasan koloid.penelitian ini akan memberi
kesimpulan apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara media microsft
power point dan media teka-teki silang (TTS) dengan model pembelajaran
koopetatif TPS (Think-Pair-Share).
1.3. Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang
dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :
1. Media pembelajaran dan model pembelajaran yang digunakan selama
ini kurang variatif terutama dalam materi Ikatan kimia.
2. Hasil belajar kimia siswa yang rendah.
3. Kurangnya dorongan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
siswa dalam pembelajaran kimia di sekolah.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah di atas yang menjadi
rumusan masalah adalah
1. Apakah
ada
perbedaan
hasil
belajar
yang
signifikan
antara
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media
teka teki silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia.
2. Apakah ada perbedaan kerjasama siswa menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media power point dan media teka teki
silang (TTS) pada pokok bahasan ikatan kimia
3. Berapa besar besar perbedaan hasil belajar menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media
teka-teki silang (TTS).
1.5. Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan
waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, agar penelitian ini terarah dan
dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share).
2. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan ikatan kimia. .
3. Subjek penelitan adalah siswa kelas X YP Parulian 2 Medan.
4. Media pembelajaran yang digunakan adalah Teka Teki Silang (TTS)
dan powerpoint.
1.6. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media power point dengan hasil belajar kimia
siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka teki silang
(TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
2. Untuk mengetahui perbedaan kerjasama
kimia siswa pada kelas
eksperimen 1 yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think-Pair-Share) dengan media powerpoint dengan hasil belajar kimia
dan kerjasama siswa pada kelas eksperiman 2 yang diajar dengan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media teka
teki silang (TTS ) kelas X YP parulian 2 Medan
3. Untuk mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar menggunakan
model kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan teka-teki silang
(TTS).
1.7. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan bahan pertimbangan serta salah satu
alternatif dalam memecahkan beberapa masalah yang dihadapi dalam upaya
mengaktifkan
siswa
dalam
belajar
adalah
dengan
menggunakan
pembelajaran koopertif tipe TPS (Think Pair Share).
2. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti
tentang pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dengan media
teka teki silang (TTS ) dan media power point yang dapat digunakan dalam
mengajar kelak.
3. Bagi sekolah, sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan sistem
pengajaran dalam proses belajar mengajar.
1.8. Definisi Operasional
Think-Pair-Share (TPS) atau berpikir, berpasangan, berbagi, adalah
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola
interaksi siswa. Langkah-langkah (fase) dalam pembelajaran kooperatif ThinkPair-Share (TPS) adalah sebagai berikut:
1) Berpikir (Think)
Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang terkait dengan pelajaran dan siswa
diberi waktu untuk berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
2) Berpasangan (Pairing)
Selanjutnya guru meminta kepada siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan
mengenai apa yang telah dipikirkan secara mandiri.
3) Berbagi (Sharing)
Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
kembali dalam kelompok berempat dan membagikan hasil diskusi merek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Adanya perbedaan Hasil belajar yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang sebesar 61,2 % lebih baik
dari hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS
dengan media power point sebesar 53,3 % pada pokok bahasan Ikatan Kimia di
kelas X YP Parulian 2 Medan.
2. Adanya perbedaan kerjasama siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran
koooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang 71,66 lebih baik dari hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe TPS dengan media
power point sebesar 68,52 pada pokok bahasan Ikatan Kimia di kelas X YP
Parulian 2 Medan.
3. Besarnya perbedaan
hasil belajar yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media powerpoint dan media teka-teki silang 7,9 %
dan besarnya perbedaan kerjasama siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dan media
powerpoint sebesar 3,14
5.2. Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti menyarankan
beberapa saran :
1. Bagi guru-guru kimia hendaknya dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS dengan media teka-teki silang dalam pembelajaran pada
pokok bahasan kimia lainnya untuk lebih meningkatkan hasil belajar kimia
siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya dapat melanjutkan penelitian ini pada
sekolah dan pokok bahasan yang berbeda agar dapat dijadikan studi
perbandingan dalam meningkatkan hasil belajar kimia siswa demi kemajuan
kualitas pendidikan bagi setiap siswa terutama pelajaran kimia.
DAFTAR PUSTAKA
Ardian ningsih, S., (2008), Efektifitas Pembelajaran Kooperatif TipeThinkPair-Share Pada PokokKoloid Di SMA Negeri 1 Binjai Langkat
TahunAjaran 2007/2008, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Arikunto, S., (2006), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi, Bumi Aksara,
Jakarta.
Arikunto, S., (2006).,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Aunurrahman, (2012), Belajar dan Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Ata Nayla amalia. (2015),analisis butir soal test kendali mutu kelas XII SMA mata
pelajaran ekonomi akutansi dikota yokyakarta jurnal pendidikan akutansi
indonesia vol x no.1 diakses 14 agustus 2015
Depdikbud, (1991), Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke 2, Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta
Djamarah, (2008), Psikologi Belajar Ed.2, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan,
(2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa
Program Studi Pendidikan, FMIPA Unimed
Isjoni
(2007),coosperatif learning efektifitas pembelajaran pelajar
kelompok.Yokyakarta : pustaka
Jhonson., (2002), 1001 PlusSoal dan Pembahasan Kimia, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Lie, A., (2007), Cooperative Learning MempraktikkanCooperatif Learning diuangRuang Kelas, Penerbit Grasindo, Jakarta.
Nasution, R., (2008), Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif
TipeThink-Pair-Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
PokokBahasan sifat koligatif larutan, skripsi, FMIPA, Unimed, Medan
Purba, M., (2006), Kimia Untuk SMA Kelas XI Semester I, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar
ProsesPendidikan, Penerbit Kencana, Jakarta
Silitonga, P.M., (2009), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPA,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Sudrajat, A, (2013), Pengembangan Perangkat Asesmen Kompetensi Praktikum
Kimia Analitik Dasar Berbasis Task With Student Direction (TWSD)
Bagi Mahasiswa Calon Guru., Disertasi, UPI, Bandung
Slameto, (2003), Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
Slavin, R.E., (2008), Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik, Penerbit Nusa
Media, Bandung
Silvy, (2011),Pengaruh Macromedia Flash Pada Pembelajaran Pendekatan
Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa
Pada Pokok Materi Pokok Struktur Atom, skripsi Unimed, Medan
Simarmata. Novita, 2009.Efektifitas Media Teka-Teki Silang (TTS) Pada
Pembelajaran Berbais Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament
) Terhadap Hasil Belajar Dan Sikap Komunikatif Serta Kerja Sama
Siswa Kelas XI Pada Pokok Bahsan Hidrokarbon, sikripsi, FMIPA,
Unimed, Medan
Sudjana, N., (2005), Metode Statistika, Penerbit Tarsindo, Bandung
Suparno, S., (2001), Membangun Kompetensi Belajar, Penerbit Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta
Sugiarto ,(2013), Study Komprasi Penggunaan Media Teka Teki Silang (TTS)
Dengan Kartu Pada Model Pembelajaran Kimia Melalui Pendekatan
Contextual Teaching And Learning (CTL) Terhadap Prestasi Siswa
Pada Materi Zat adiktif Dan Psikotropika Kelas VIII N @
Ngadirojo,Wonogiri Tahun Ajaran 2011/ 2012, Jurnal ( Diakses pada
bulan februari 2015)
Sutrisna, dan Listiana, L., (2007), Kimia Untuk SMA/MA KelasXI IPA, Penerbit
Sinergi Pustaka Indonesia, Bandung
Tambunan, M dan Amser, S., (2006), Strategi Belajar Mengajar, FMIPA, Unimed,
Medan
Tarigan, Simson., (2010), Pengantar Metode Penelitian Ilmiah, Jurusan
KimiaFMIPA, Unimed, Medan
Trianto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta
(http://id.wikipedia.org/wiki/Microsoft_PowerPoint)