PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS.

(1)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWA

MELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung)

SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

oleh

Fitri Nurul Hijriyah 1102755

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWA

MELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIFDALAM PEMBELAJARAN IPS (PTKPada Siswa Kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung)

Oleh

Fitri Nurul Hijriyah NIM: 1102755

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© FITRI NURUL HIJRIYAH

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA AGUSTUS 2015


(3)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang, difotocopy, atau dengan cara lainnya tanpa seizin penulis.


(4)

(5)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

ABSTRAK

Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Siswa Melalui Teknik Reinforcement PositifDalam Pembelajaran IPS

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung) Fitri Nurul Hijriyah (1102755)

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya permasalahan yang ditemukan peneliti pada saat proses pembelajaran IPS yaitu sebagian besar siswa tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatkan perilaku disiplin belajar siswa melalui teknik reinforcement positif dalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah PTK dengan desain penelitian Kemmis dan Taggart yang dilaksanakan sebanyak tiga kali siklus dan menggunakan pendekatan kualitatif. Penerapan teknik reinforcement positifdapat dijadikan alternatif untuk meningkatkan disiplin belajar siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi kinerja guru dalam menerapkan teknik reinforcement positif, lembar observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran serta angket siswa untuk mengetahui respons siswa terhadap penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Disiplin belajar siswa setelah penerapan teknik reinforcement positif mengalami peningkatan pada setiap siklusnya,peningkatan ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata siswa di kelas penelitian. Adapun peningkatan disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu patuh terhadap tata tertib di sekolah dan kelas, tepat waktu memasuki kelas, mempersiapkan persiapan belajar(fisik, psikis dan perlengkapan belajar) dengan baik, menunjukkan sikap antusias dalam belajar dan menyelesaikan tugas pada waktunya. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa teknik reinforcement positif berhasil meningkatkan disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS.Hasil penelitian ini dapat menjadi rekomendasi bagi pihak sekolah dan guru untuk dapat mengembangkan pembelajaran yang mengedepankan pengembangan sikap dan nilai.


(6)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

ABSTRACT

The Improvement of Student Learning Discipline Behavior through Reinforcement Positif Technique in Teaching Social Studies

(Classroom Action Research in Grade VIII-C Junior High School of Kartika XIX-2 Bandung)

Fitri Nurul Hijriyah (1102755)

This research is motivated by the problems found by researcher during the process of teaching social studies that most students do not do the tasks that have been assigned by the teacher. This study aims to determine how is the improvement of student learning discipline behavior through reinforcement positif technique in teaching social studies in class VIII-C Junior High School of Kartika XIX-2 Bandung. The technique used in this research is Classroom Action Research with Kemmis and Taggart design which are held three cycles and using a qualitative approach. The implementation of reinforcement positif technique can be used as an alternative to improve student learning discipline. The instrument used in this study is the observation sheet of teacher performance in applying technique ofreinforcement positif, observation sheet of student activities in participating the student learning process and questionnaire to determine the student's response to the application of learning technique implemented by teachers. Students learning discipline after the application of the technique of reinforcement positif increased in each cycle, this increase can be proved from the average value of students in the research class. As for improving the discipline of students in teaching social studies can be seen from several indicators, namely the ability to adhere to the rules in the school and classroom, on time to class, preparing learning preparation (physical, psychological and learning equipment) well, showing enthusiasm in learning and completing assignments on time. From these results, concluded that the learning technique of reinforcement positif succeeded in improving the discipline of students in teaching social studies. The results could be a recommendation for the schools and teachers to develop learning that emphasizes the development of attitudes and values.


(7)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

DAFTAR ISI

PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Penelitian... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 10

A. Tinjauan tentang Perilaku Disiplin Belajar ... 10

1. Definisi Perilaku, Disiplin dan Belajar ... 10

2. Teori Belajar dan Pembelajaran ... 17

3. Belajar Sebagai Perubahan Tingkah Laku ... 20

B. Tinjauan Tentang Teknik Reinforcement Positif ... 22

1. Definisi Teknik Pembelajaran ... 22

2. Konsep Reinforcement Positif... 24

C. Implementasi Teknik Reinforcement Positif Dalam Pembelajaran IPS ... 30

1. Tinjauan Tentang IPS ... 30

2. Penerapan Teknik Reinforcement Positif Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS ... 31


(8)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

3. Tingkat Keberhasilan Pembelajaran ... 33

D. Penelitian Terdahulu ... 34

E. Kerangka Berpikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 41

1. Lokasi Penelitian ... 41

2. Subjek Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian ... 41

1. Pendekatan Kualitatif ... 41

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 42

3. Desain Penelitian ... 43

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 46

1. Perencanaan ... 46

2. Pelaksanaan ... 47

3. Observasi (Pengamatan) ... 47

4. Refleksi ... 48

D. Definisi Operasional ... 49

1. Teknik reinforcement positif... 49

2. Disiplin Belajar ... 49

E. Instrumen Penelitian ... 50

1. Pedoman Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa ... 50

2. Pedoman Wawancara ... 53

3. Pedoman Lembar Angket (Kuesioner) ... 55

4. Pedoman Observasi Catatan Lapangan ... 55

F. Teknik Pengumpulan Data ... 56

1. Observasi ... 56

2. Wawancara ... 56

3. Angket (Kuesioner) ... 57

4. Catatan Lapangan ... 58

5. Dokumentasi ... 58


(9)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

1. Analisis Data Kualitatif ... 59

2. Analisis Data Kuantitatif ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

A. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian... 62

1. Profil Sekolah SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 62

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 62

3. Sejarah SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 63

4. Sarana dan Prasarana SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 64

5. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 65

6. Data Siswa SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 66

7. Deskripsi Kelas Penelitian ... 67

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 67

1. Kondisi Pra Penelitian ... 67

2. Deskripsi Pembelajaran Tindakan Siklus I ... 68

3. Deskripsi Pembelajaran Tindakan Siklus II ... 88

4. Deskripsi Pembelajaran Tindakan Siklus III ... 105

C. Analisis Hasil Pembelajaran IPS melalui Teknik Reinforcement Positifuntuk meningkatan perilaku disiplin belajar siswa ... 119

1. Perencanaan pembelajaran yang dilakukan dalam menerapkan teknik reinforcement positif untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa ... 119


(10)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

perilaku disiplin belajar siswa ... 121

3.Disiplin belajar siswa setelah menerapkan teknik reinforcement positif... 124

4.Hambatan dan solusi dalam menerapkan teknik reinforcement positif untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa ... 128

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 130

A. Simpulan ... 130

B. Saran ... 132

DAFTAR PUSTAKA... 134

LAMPIRAN


(11)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

DAFTAR TABEL

3.1 Lembar Pedoman Observasi Penilaian Kinerja Guru ... 50

3.2 Lembar Pedoman Observasi Penilaian Aktivitas Siswa ... 53

3.3 Pedoman Wawancara Guru ... 54

3.4 Lembar Pedoman Catatan Lapangan ... 55

3.5 Klasifikasi Kategori Rentang Skor ... 61

4.1 Sarana dan Prasarana SMP Kartika XIX-2 Bandung ... 64

4.2 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 65

4.3 Data Siswa Dalam Empat Tahun Terakhir ... 66

4.4 Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I... 77

4.5 Persentase Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus I ... 79

4.6 Hasil Penilaian Rata-Rata Kelas VIII-C ... 80

4.7 Hasil Penilaian Indikator Disiplin Belajar Siswa Siklus I ... 82

4.8 Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 95

4.9 Persentase Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus II ... 98

4.10 Hasil Penilaian Rata-Rata Kelas VIII-C ... 98

4.11 Hasil Penilaian Indikator Disiplin Belajar Siswa Siklus II ... 99

4.12 Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 110

4.13 Persentase Hasil Penilaian Kinerja Guru Siklus III ... 112

4.14 Hasil Penilaian Rata-Rata Kelas VIII-C ... 113


(12)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

DAFTAR GAMBAR

3.1Model PTK Kemmis dan Mc Taggart ... 50

4.1 Aktivitas Siswa ... 71

4.2 Aktivitas Siswa ... 75

4.3 Aktivitas Siswa ... 89

4.4 Aktivitas Siswa ... 93

4.5 Pemberian Reward Bintang Kelas ... 107

4.6 Grafik Hasil Observasi Kinerja Guru ... 123


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

A. Latar Belakang Penelitian

Hasil pengamatan peneliti pada observasi awal yang dilakukan di SMP Kartika XIX-2 Bandung dimulai sejak tanggal 1 Februari 2015 di kelas VIII-C dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang terdiri dari 19 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan, dari observasi ini peneliti menemukan beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran IPS, dari beberapa masalah tersebut terdapat masalah yang paling dominan sehingga mengakibatkan munculnya masalah-masalah lain. Masalah yang paling dominan yaitu masih banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru.

Temuan permasalahan yang dominan tersebut mengakibatkan munculnya permasalahan lain dalam pembelajaran IPS diantaranya, pertama masih banyak siswa yang terlambat masuk kelas melebihi batas waktu yang telah ditentukan,

kedua dalam pemakaian seragam ada beberapa siswa yang belum mematuhi

aturan sekolah akibatnya pakaian seragam yang dipakai siswa tidak sesuai dengan aturan sekolah, ketigasebagian besar siswa masih ada yang mencontek tugas dari temannya, keempat pada saat proses pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang sibuk mengobrol dengan teman sebangku dan tidak mengikuti proses pembelajaran dengan semestinya, kelimadalam pembelajaran IPS guru cenderung kurang memberikan apresiasi terhadap perilaku siswa dalam bentuk positif maupun negatif. Adanya berbagai permasalahan di kelas VIII-C ini, peneliti dapat mengidentifikasi bahwa perilaku siswa dalam disiplin belajar masih rendah ketika mengikuti proses pembelajaran IPS.

Keadaan seperti ini mendorong peneliti dan segenap pendidik lainnya untuk bersama-sama terjun secara aktif dalam mengatasi berbagai


(14)

permasalahan tersebut yakni melalui jalur pendidikan karena pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan jiwa generasi anak bangsa yang baik. Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa:

Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sejalan dengan pengertian di atas, Ilyasin (dalam Umiarso & Zamroni, 2011, hlm. 25) menyatakan bahwa, „pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya manusia (human resource) yang memiliki keahlian dan keterampilan sesuai tuntutan pembangunan bangsa‟.

Dari dua pengertian di atas jelas bahwa pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui usaha manusia secara sadar dan terencana dalam bentuk belajar dengan bersungguh-sungguh sehingga akan membentuk seorang pribadi yang unggul dan memiliki banyak keterampilan sosial yang mampu memenuhi kebutuhan hidup pribadinya, masyarakat sekitar, bangsa maupun negara. Bentuk kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas adalah melalui perilaku disiplin belajar, misalnya mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, tidak mengobrol dengan teman sebangku ketika guru sedang menjelaskan pembelajaran, berpakaian rapi dan sopan mengikuti aturan sekolah serta datang tepat waktu ketika akan mengikuti proses pembelajaran. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Soejono (dalam Yatimah, D. dkk, 2006, hlm. 6) sebagai berikut:

disiplin belajar memiliki pengertian yang beraneka ragam. Dalam arti luas, disiplin merupakan ketaatan dalam mematuhi peraturan dan tata tertib, latihan karakter dan watak agar segala perbuatan sesuai dengan ketentuan dan pola tingkah laku yang terpimpin. Dalam pengertian sehari-hari, disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Menurut pengertian di atas disiplin belajar merupakan suatu sikap kepatuhan terhadap pola-pola tertentu yang telah ditetapkan oleh lingkungan


(15)

tempat tinggalnya, dengan demikian perilaku disiplin belajar ini dapat ditumbuhkan dalam diri setiap orang. Secara garis besar disiplin belajar merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi suatu ketentuan dan peraturan atau norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab. Adapun unsur-unsur yang dapat diterima atau yang harus ada dalam disiplin belajar adalah adanya pengetahuan dan kesadaran. Pengetahuan dan kesadaran merupakan faktor dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi kedisiplinan seseorang itu. Disiplin belajar pada hakekatnya ditumbuhkan di lingkungan sekolah dengan tujuan setiap siswa mampu memiliki kompetensi diri yang unggul baik dalam segi kognitif, afektif maupun psikomotor melalui usaha siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung di sekolah.

Disiplin belajar yang dilakukan siswa dengan bersungguh-sungguh dalam pendidikan tentu saja harus diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan. Syaodih (2005, hlm. 4) menyatakan bahwa,“ tujuan-tujuan pendidikan ini bisa menyangkut kepentingan siswa sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-tiganya siswa, masyarakat dan pekerjaan sekaligus”.Sejalan dengan Syaodih, N. Driyarkara (dalam Elmubarok, 2009, hlm. 19) menegaskan bahwa „tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah memanusiakan manusia muda‟.

Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan yang sebenarnya adalah membantu siswa untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang cerdas,memiliki keahlian serta lebih manusiawi yang ketiga aspek tersebut sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat. Pertumbuhan dan perkembangan siswa merupakan proses perubahan dari satu keadaan menjadi keadaan lain, dan berlangsung pada diri seseorang secara terus-menerus sepanjang hayat yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi berubah menuju arah kesempurnaan. Pertumbuhan dan perkembangan siswa dapat dimulai dari penerapan perilaku disiplin belajar pada saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut Saefullah (2012, hlm. 27), „melalui pendekatan behaviorisme pola-pola perilaku dapat dibentuk melalui proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dengan


(16)

mengondisikan atau menciptakan stimulus (rangsangan) tertentu dalam lingkungan‟. Hal ini merupakan suatu gambaran tentang stimulus dan respon apabila diterapkan antara siswa dengan guru misalnya untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar, guru dapat memberikan stimulus berupa pemberian hadiah (reward) kepada siswa yang berperilaku baik, dengan harapan siswa tersebut akan dapat mengulang perilakunya sehingga menjadi kebiasaan yang baik.

Beberapa fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit siswa yang mengerjakan tugas-tugas itu secara tidak berdisiplin. Pada hari pengumpulan tugas, seringkali siswa menyelesaikan tugas-tugas itu di sekolah. Beberapa siswa bahkan menyelesaikan tugas itu dengan cara meniru milik temannya, ada pula yang menyebutkan ia lupa mengerjakannya, tertinggal di rumah, dan beberapa alasan lain yang umumnya bermuara pada pembelaan diri agar mendapatkan respon positif dari gurunya. Respon yang diberikan oleh beberapa siswa umumnya berbeda-beda, ada yang menerima tugas dengan senang hati dan menyelesaikannya dengan tepat waktu, ada pula yang menolak. Penolakan mereka seringkali disertai alasan bahwa tugas mereka sudah terlampau banyak, esok hari ada ulangan, waktu untuk mengerjakan tugas terlalu singkat, dan sebagainya yang mengindikasikan bahwa pemberian tugas itu merupakan beban yang memberatkan mereka. Latihan penyelesaian tugas itu memungkinkan tumbuhnya kekuatan daya analisis dan ingatan untuk merekam semua materi pelajaran dengan lebih baik. Efektivitas dan intensitas, perhatian, motivasi, dan ingatan siswa secara akumulasi akan menumbuhkan kebiasaan belajar yang lebih baik dari sebelumnya.

Perilaku manusia dalam berinteraksi tentu saja beragam seperti halnya ketika berusaha menghindar dari cubitan temannya, dan ada juga yang pasrah dicubit guru karena ketahuan makan di kelas pada saat jam pelajaran. Perilaku manusia ini terbentuk dari pembiasaan yang sudah berlangsung sejak dini namun ada juga perilaku bawaan, bukan hasil dari proses belajar misalnya gerakan refleks seperti kedipan mata dan menghindar dari rasa sakit. Namun kenyataannya perilaku yang ditunjukan oleh manusia sebagian besar merupakan hasil belajar melalui proses pembiasaan. Sebagaimana pendapat


(17)

menurut Supriadi (dalam Zaenal, 2012, hlm. 136), „peningkatan kualitas diri siswa dapat di lakukan melalui sikap dan kebiasaan belajar yang bagus, terencana, sistematis, dan terarah‟.

Pendapat di atas didukung pula dari hasil eksperimen yang dilakukan oleh Ivan Pavlov (dalam Syah, 2010, hlm. 106) yang menjelaskan bahwa „apabila stimulus yang diadakan (CS) selalu disertai dengan stimulus penguat (UCS), maka stimulus tadi (CS) cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respons atau perubahan yang kita kehendaki (CR)‟.

Dari dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku individu atau siswa dapat dirubah melalui suatu perlakuan yang dilakukan secara terus menerus dan memiliki tujuan akhir yang jelas sehingga dengan tujuan tersebut muncul suatu perubahan yang perubahan tersebut dikategorikan dalam suatu keberhasilan. Untuk menghasilkan perubahan perilaku yang dihasilkan dari adanya perlakuan secara terus menerus, siswa dapat mendapatkannya melalui belajar.

Dengan demikian, pemberian tugas oleh guru terhadap siswa merupakan salah satu faktor untuk menumbuhkan disiplin belajar siswa. Sebagaimana pendapat menurut Yatimah, D.dkk (2006, hlm. 3) yang menjelaskan bahwa “kebiasaan belajar atau disiplin belajar siswa akan banyak dipengaruhi oleh kebiasaan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas mereka”.

Menurut pendapat para ahli di atas, untuk membentuk perilaku disiplin belajar pada siswa, hendaknya guru memberikan tugas yang berhubungan dengan materi ajar yang telah disampaikan. Apresiasi guru terhadap siswa yang mengerjakan tugas, mengikuti pembelajaran dengan baik serta mematuhi segala peraturan baik dari sekolah maupun dari guru, sangat dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga hubungan atau interaksi positif antara guru dan siswa agar tercipta suasana yang harmonis dan terbuka sehingga akan mendorong siswa aktif berpartisipasi dan percaya diri, hal-hal tersebut akan menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Dengan demikian, pemberian teknik reinforcement positifsangat dibutuhkan dalam pembentukan perilaku disiplin belajar siswa.


(18)

apabila ingin membentuk perilaku yang diharapkan, maka perlu diberikan penguatan atau hadiah, yakni konsekuensi positif yang dapat meningkatkan probabilitas bahwa perilaku tersebut akan dilakukan lagi oleh yang bersangkutan.

Menurut pendapat ahli di atas, jelas bahwa apabila seseorang melakukan perbuatan positif atau tidak melanggar aturan maka orang tersebut akan mendapatkan hadiah sebagai tanda apresiasi yang bertujuan agar orang tersebut akan terus mengulang perbuatan positifnya sehingga kedepannya orang tersebut dapat terbiasa melakukan perilaku yang tidak menyimpang dari aturan yang mengikatnya. Dengan demikian, reinforcement positif dapat pula dijadikan sebagai motivasi agar seseorang tersebut terbiasa patuh terhadap peraturan yang mengikatnya dan dapat pula sebagai pembentuk perilaku seseorang untuk mengarahkan seseorang itu menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berangkat dari temuan masalah di lapangan yang telah dijelaskan di awal dan kondisi pembelajaran di kelas yang belum menerapkan teknik

reinforcement positif dengan efektif, secara garis besar siswa belum memiliki

perilaku disiplin belajar oleh karena itu melalui teknik reinforcement positif ini peneliti berharap kurangnya perilaku siswa dalam disiplin belajar dapatteratasi dengan baik. Dalam penulisan ini peneliti mengambil judul Penelitian Tindakan Kelas tentang “Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Siswa Melalui TeknikReinforcement Positif Dalam Pembelajaran IPS”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti dapat mengidentifikasikan masalah, yaitu:

1. Siswa kurang berdisiplin dalam belajar seperti pengumpulan tugas yang tidak tepat waktu.

2. Pemilihan teknik pembelajaran kurang memperhatikan karakteristik siswa. 3. Siswa kurang mendapatkan reward dari perilakunya selama proses

pembelajaran.


(19)

Secara umum penelitian dirumuskan: “Bagaimana peningkatkan perilaku disiplin belajar siswa melalui teknik reinforcement positifdalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung?”. Selanjutnya rumusan masalah umum tersebut dijabarkan pada rumusan masalah khusus sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan penggunaan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung?

3. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan teknik reinforcement positif untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung?

4. Bagaimana hambatan dan solusi pembelajaran dengan menggunakan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Untuk mengetahui bagaimana peningkatkan perilaku disiplin belajar siswa melalui teknik reinforcement positifdalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

Adapun tujuan khusus berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan penggunaan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam


(20)

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

3. Bagaimana hasil belajar yang diperoleh siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan teknik reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

4. Bagaimana hambatan dan solusi pembelajaran dengan menggunakan teknik

reinforcement positifuntuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswadalam

pembelajaran IPS di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara:

1. Teoretis

Informasi yang diperoleh dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan sarana informasi bagi dunia pendidikan mengenai pentingnya perilaku disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui penggunaan teknik reinforcement positifsebagai upaya dalam mencapai kompetensi yang diharapkan.

2. Praktis a. Penulis

Bagi penulis penelitian berguna sebagai sarana dalam memperluas wawasan keilmuan IPS melalui teknik reinforcement positifdalam upaya peningkatan perilaku disiplin belajar siswa.

b. Sekolah

Sebagai masukan untuk bahan pertimbangan bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPS dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMP Kartika XIX-2 Bandung.


(21)

Bagi guru, penelitian ini diharapkan berguna dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas terutama dalam ranah afektif, khususnya pada pembelajaran IPS di kelas VIII-C di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

d. Siswa

Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya peningkatkan perilaku disiplin belajar sehingga kompetensi dalam mata pelajaran IPS dapat tercapai secara optimal.

F. Struktur Organisasi Penelitian

Sistematika penulisan pada bagian awal berisikan judul yaitu, “Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Siswa Melalui TeknikReinforcement

Positif Dalam Pembelajaran IPS”, pernyataan mengenai maksud karya ilmiah yaitu diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, nama dan kedudukan tim pembimbing, pernyataan tentang keaslian karya ilmiah, kata pengantar, abstrak yang menjelaskan secara singkat isi skripsi, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

Sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, akan dipaparkan melalui penjelasan berikut:

BAB I yaitu pendahuluan. Dalam bab ini peneliti memaparkan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II yaitu kajian pustaka. Dalam bab ini peneliti membahas mengenai uraian teori terkait dan temuan penelitian yang relevan.

BAB III membahas mengenai metodologi penelitian. Dalam bab ini peneliti memaparkan pelaksanaan penelitian yang berisi tentang setting penelitian, subjek penelitian, aspek yang dikaji, desain penelitian, jenis data dan jenis instrumen dan cara penggunaannya, pelaksanaan tindakan, cara pengamatan, analisis data dan indikator keberhasilan.

BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini peneliti memaparkan hasil penelitian dan pembahasan yang berisi uraian pada setiap


(22)

siklus mulai perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kemudian keberhasilan yang dicapai pada setiap siklus.

BAB V yaitu simpulan dan saran. Dalam bab ini peneliti memaparkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dengan memperhatikan masalah dan tujuan penelitian. Saran berisi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk penerapan hasil penelitian.


(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini memaparkan pelaksanaan penelitian yang berisi tentang setting penelitian, subjek penelitian, aspek yang dikaji, desain penelitian, jenis data dan jenis instrumen dan cara penggunaannya, pelaksanaan tindakan, cara pengamatan, analisis data dan indikator keberhasilan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian adalah SMP Kartika XIX-2 Bandung yang terletak di jalan Pak Gatot Raya No. 73S KPAD Gegerkalong, Kecamatan Sukasari, kota Bandung.

SMP Kartika XIX-2 Bandung dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan sekolah yang memiliki nilai rata-rata yang baik dalam bidang pendidikan sehingga tidak heran apabila jenjang akreditasi A didapatkan oleh yayasan ini. Selain itu, penerapan teknik reinforcement positifbelum efektif diterapkan di sekolah ini sehingga peneliti memilih menerapkan teknik

reinforcement positifdi SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung. Jumlah siswa yang menjadi sasaran peneliti adalah 38 orang siswa dengan spesifikasi 19 orang siswa laki-laki dan 19 orang siswa perempuan bersama guru mitra. Alasan pemilihan kelas tersebut karena kelas VIII-C merupakan kelas yang kurang akan disiplin belajarnya maka terpilihlah kelas VIII-C sebagai kelas penelitian.

B. Metode Penelitian 1. Pendekatan Kualitatif

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi


(24)

dengan orang-orang di tempat penelitian, McMillan & Schumacher (dalam Masyitoh, 2014, hlm. 29). Lebih jelas lagi Sugiyono (2014, hlm. 7) menuturkan bahwa “metode penelitian kualitatif disebut pula sebagai metode

interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi

terhadap data yang ditemukan di lapangan”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian kualitatif merupakan cara pengambilan data dari lapangan secara alamiah yang dilakukan oleh peneliti dimana peneliti dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian. Dalam penelitian ini data yang diperoleh langsung didapat dari kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti dengan bantuan dari observer di SMP Kartika XIX-2 Bandung, dan objek penelitiannya adalah siswa kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Penelitian ini dilakukan peneliti dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada mata pelajaran IPS. Adapun yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu sebuah penelitian yang di dalam proses pelaksanaan rencana penelitian telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refleksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan tersebut dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai. Menurut Elliot (dalam Sanjaya, 2010, hlm. 25) mengemukakan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan melalui proses diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan mempelajari pengaruh yang ditimbulkannya.

Lebih lanjut Suharsimi dkk (dalam Karwati & Juni, 2014, hlm. 291) menyatakan bahwa „PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar yang berbentuk sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama‟. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan guru, yang dilakukan oleh siswa. Dengan dilaksanakannya


(25)

PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara sistematis, realistis, dan rasional.

Berdasarkan pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan PTK merupakan penelitian yang dilakukan terhadap perilaku dan tindakan yang muncul di dalam proses pembelajaran yang berlansung di kelas. PTK dilaksanakan sebagai usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas, untuk memahami aspek yang berkenaan dengan siswa dan lingkungan yang ada di sekitar siswa. Dengan demikian, PTK berusaha untuk menciptakan kondisi pembelajaran di kelas yang lebih baik, kondusif dan sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan dalam pembelajaran.

3. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang akan digunakan pada penelitian tindakan kelas di kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung mengacu pada model penelitian tindakan kelas Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu menyusun perencanaan, melaksanakan tindakan, melakukan observasi, dan terakhir mengadakan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah refleksi dilakukan apabila dalam refleksi tersebut perlu adanya revisi maka kegiatan selanjutnya dilakukan rencana dari revisi yang terjadi kemudian pelaksanaan penelitian, observasi langsung dan yang terakhir adanya tindakan refleksi. Peneliti lebih memilih menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dari Kemmis dan Taggart karena peneliti menerapkan model pembelajaran yang cenderung sederhana dalam pelaksanaan tindakannya. Selain hal tersebut, waktu pembelajaran IPS yang sedikit kurang memadai akan isi materi-materi IPS yang banyak serta evaluasi dapat dilakukan dalam setiap akhir tindakan. Sehingga peneliti memutuskan bahwa desain penelitian dengan model Kemmis dan Taggart ini merupakan desain yang cocok untuk diterapkan dalam penelitian ini. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam empat bulan penelitian di lapangan, setiap siklus akan dijelaskan di bawah ini. Penelitian ini bersifat partisipatorik dan kolaboratif


(26)

yang ditekankan kepada upaya merefleksi diri yang akan dilakukan bersama-sama peneliti dengan siswa, dan antar guru dan peneliti terhadap peningkatan kualitas pembelajaran IPS di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

Siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi dilakukan secara berulang kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Rencana Penelitian Tindakan Kelas ini terdiri dari tiga siklus. Setiap siklus dilaksanakan dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Mc. Taggart tersebut dapat digambarkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 3. 1. Model PTK Kemmis dan Mc Taggart Sumber: Karwati & Juni, D (2014, hlm. 310)

Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan atau observasi dan terakhir refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus.

a. Perencanaan

Perencanaan ini mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau mengubah perilaku dan sikap yang

PERENCANAAN

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

TINDAKAN OBSERVASI

PERENCANAAN REFLEKSI


(27)

diinginkan sebagai solusi dari permasalahan-permasalahan yang telah ditemukan peneliti. Dalam perencanaan ini peneliti terlebih dahulu mengkaji silabus sebagai acuan dalam pembuatan RPP yang akan digunakan dalam proses belajar kemudian membuat instrumen penelitian terkait data-data yang ingin diperoleh dari penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan.

Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar yang telah disiapkan serta mengacu pada kurikulum yang berlaku. Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman pada rencana tindakan. Pelaksanaan tindakan ini terdiri dari beberapa siklus yang disesuaikan dengan berhasil atau tidaknya penerapan teknik reinforcement positifuntuk meningkatkan disiplin belajar.

c. Observasi (Pengamatan)

Tahap observasi merupakan kegiatan pengumpulan data melalui teknik observasi yang dilakukan dengan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi adalah untuk mengetahui ada tidaknya perubahan yang terjadi dengan adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung terhadap siswa. Pada tahap ini peneliti berkolaborasi dengan observer maupun guru mitra untuk menilai kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan, aktivitas siswa ketika mengikuti proses belajar dan angket siswa untuk mengetahui respons mereka terhadap pelaksanaan tindakan penelitian.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis, interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat pelaksanaan tindakan. Dalam kegiatan ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang disesuaikan dengan berbagai kriteria. Setiap informasi yang terkumpul perlu dipelajari kaitan yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang telah ada dan relevan. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti bersama observer maupun guru mitra


(28)

dapat menarik kesimpulan dari tindakan yang dilakukan seperti menetapkan apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, serta apa yang perlu diperbaiki lagi dalam pembelajaran berikutnya dan melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal. Oleh karena itu hasil dari tindakan perlu dikaji, dilihat dan direnungkan, baik itu dari segi proses pembelajaran antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun evaluasi.

C. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan berbentuk siklus yang dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Hasil refleksi pada siklus pertama merupakan bahan pertimbangan untuk merencanakan tindakan pada siklus berikutnya. Pelaksanaan setiap siklus pada pembelajaran IPS untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa melalui penerapan teknik reinforcement positifadalah sebagai berikut:

1. Perencanaan

Berdasarkan data awal peneliti dari hasil observasi awal, maka peneliti menyusun rencana perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran IPS. Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui teknik reinforcement positif secara bertahap melalui beberapa pertemuan. Adapun perencanaan ini meliputi:

a. Meminta izin kepada guru pamong untuk melaksanakan penelitian b. Menentukan kelas penelitian

c. Melaksanakan pra penelitian terhadap kelas yang akan dijadikan sebagai kelas penelitian

d. Meminta kesediaan observer maupun guru mitra untuk berkolaboratif dalam melaksanakan penelitian

e. Menyusun kesepakatan dengan observer maupun guru mitra mengenai waktu pelaksanaan penelitian

f. Merencanakan seluruh proses pembelajaran yang disusun dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mengikuti aturan kurikulum KTSP.


(29)

g. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan kinerja guru serta angket siswa dalam pembelajaran IPS ketika kegiatan belajar berlangsung.

h. Menyiapkan catatan lapangan untuk melihat jalannya kegiatan belajar pada pelaksanaan siklus yang dilaksanakan oleh peneliti.

i. Menyiapkan alat bantu berupa kamera untuk mendokumentasikan kegiatan belajar.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran IPS untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa dengan menerapkan teknik

reinforcement positif mengimplementasikan perencanaan yang telah disiapkan.

Adapun pelaksanaan ini meliputi:

a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam RPP

b. Membimbing siswa untuk mengikuti kegiatan belajar

c. Memberikan reward terhadap perilaku siswa yang tidak melenceng dari aturan.

d. Memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa yang berperilaku tidak sesuai dengan aturan.

3. Observasi (pengamatan)

Kegiatan observasi dilaksanakan pada proses pembelajaran IPS berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran IPS dalam meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa dengan menerapkan teknik reinforcement positif, serta mengumpulkan data dan membuat catatan lapangan yang lengkap mengenai hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

Adapun fokus pertama yang diamati adalah indikator dari perilaku disiplin belajar siswa, kedua adalah kinerja guru dalam menerapkan teknik

reinforcement positif, ketiga respon siswa terhadap teknik yang telah


(30)

berpedoman pada lembar observasi untuk kinerja guru dan aktivitas siswa serta lembar angket yang harus dijawab oleh siswa setelah proses pembelajaran selesai. Adapun observasi ini meliputi:

a. Pengamatan terhadap kelas penelitian

b. Penilaian terhadap perilaku siswa selama proses belajar berlangsung dengan menggunakan instrumen yang telah disiapkan

c. Penilaian terhadap kinerja guru dalam menerapkan teknik reinforcement

positif

d. Penilaian terhadap angket yang dijawab oleh siswa dari kelas penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan atau respons mereka terhadap penerapan teknik reinforcement positif oleh guru.

4. Refleksi

Tahap refleksi ini peneliti bersama observer maupun guru mitra melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan dan pengamatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam penggunaan teknikreinforcement positif untuk meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS. Kemudian peneliti dan observer mendiskusikan hasil temuan, kekurangan dan solusi yang perlu diperbaiki untuk pelaksanaan siklus berikutnya. Dari data yang terkumpul, peneliti dan observer dapat menentukan kelanjutan siklus berikutnya. Adapun refleksi ini meliputi:

a. Melakukan pengecekan kelengkapan data yang diambil selama proses tindakan.

b. Melakukan diskusi antara peneliti dan observer setelah tindakan dilaksanakan.

c. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

d. Menyimpulkan hasil diskusi, yang bertujuan apakah penelitian dapat dilanjutkan kembali atau tidak.


(31)

D. Definisi Operasional

Di bawah ini merupakan definisi operasional dari variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1.Teknik Reinforcement Positif

Teknik reinforcement positif diartikan sebagai penguatan positif dalam bentuk pemberian hadiah (reward). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menerangkan “reward diartikan sebagai ganjaran atau hadiah (sebagai

pembalas jasa). Dari definisi ini dapat dipahami bahwa ganjaran dalam bahasa Indonesia bisa dipakai untuk balasan yang baik. Sehingga dapat memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan meningkatkan prestasinya.

2.Disiplin Belajar

Menurut Soejono (dalam Yatimah, D. dkk, 2006, hlm. 6) disiplin belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

disiplin belajar memiliki pengertian yang beraneka ragam. Dalam arti luas, disiplin merupakan ketaatan dalam mematuhi peraturan dan tata tertib, latihan karakter dan watak agar segala perbuatan sesuai dengan ketentuan dan pola tingkah laku yang terpimpin. Dalam pengertian sehari-hari, disiplin biasanya dikaitkan dengan keadaan di mana perilaku seseorang mengikuti pola-pola tertentu yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Adapun Adya, R (2014, hlm. 45) menyatakan bahwa “disiplin belajar adalah sikap atau tingkah laku siswa yang taat dan patuh untuk dapat menjalankan kewajibannya untuk belajar, baik belajar di sekolah maupun belajar di rumah”. Selanjutnya Dianah (2011, hlm. 9) menuturkan bahwa

disiplin belajar yaitu kepatuhan mentaati peraturan dalam kegiatan belajar baik di sekolah maupun di rumah, seperti menepati jadwal belajar di sekolah dan di rumah yang dibuat sendiri, mengatasi godaan yang akan menunda waktu belajar, persiapan belajar (menjaga kondisi fisik), disiplin terhadap diri, belajar dengan menyicil, menyelesaikan tugas pada waktunya, menunjukkan sikap antusias dalam belajar, belajar secara

continue dan tidak melakukan hal-hal yang dilarang guru.

Menurut pengertian di atas disiplin belajar jelas bahwa suatu sikap kepatuhan terhadap pola-pola tertentu yang telah ditetapkan oleh lingkungan tempat tinggalnya, dengan demikian perilaku disiplin belajar ini dapat


(32)

ditumbuhkan dalam diri setiap orang. Secara garis besar disiplin belajar merupakan sikap mental yang mengandung kerelaan untuk mematuhi suatu ketentuan dan peraturan atau norma yang berlaku dalam menunaikan tugas dan tanggung jawab.

E. Instrumen Penelitian

Guna menunjang perolehan data dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mengenai, “Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Siswa Melalui Teknik

reinforcement positifdalam Pembelajaran IPS”. Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang akan peneliti klasifikasikan pada bagian berikut :

1. Pedoman Observasi Kinerja Gurudan Aktivitas Siswa

Lembar pedoman observasi ini merupakan perangkat yang digunakan untuk mengumpulkan data baik itu prapenelitian atau pada saat tindakan. Data yang diperoleh adalah data pada saat mengamati aktivitas guru dan siswa, yaitu guru IPS dan siswa kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung. Adapun lembar penilaian kinerja guru dan aktivitas siswa dalam meningkatkan perilaku disiplin belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 3.1

Lembar Pedoman Observasi Penilaian Kinerja Guru

No Aspek

Kriteria

Penilaian Deskripsi B C K

1.

Pendahuluan :

a. Guru datang tepat waktu dan langsung

menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

b. Guru mengecek kehadiran peserta didik dan memastikan bahwa setiap peserta didik datang tepat waktu.

c. Guru menegur peserta didik yang terlambat dan tidak memakai seragam dengan rapi secara


(33)

sopan.

d. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan sebelumnya dan materi yang akan dipelajari.

e. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2.

Kegiatan Inti : a. Eksplorasi

1) Guru memberikan stimulus untuk melibatkan peserta didik dalam pencarian informasi yang luas tentang materi yang dipelajari.

2) Guru menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain.

3) Guru memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya.

4) Guru melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.

b. Elaborasi

1) Guru membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna.

2) Guru melakukan usaha/kegiatan untuk menanamkan rasa motivasi belajar dan kedisiplinan kepada peserta didik. 3) Guru memfasilitasi peserta didik melalui

pemberian tugas, diskusi dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru, baik secara lisan maupun tertulis.


(34)

3.

peserta didik yang mengobrol.

5) Guru secara bijaksana memberikan nasehat kepada peserta didik agar mereka dapat memperbaiki kesalahannya.

6) Guru memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar. c. Konfirmasi

1) Guru menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan dengan bahasa yang baku dan benar.

2) Guru memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi.

3) Guru memberikan motivasi kepada peserta didik yang belum/kurang berpartisipasi aktif.

Penutup :

a. Guru bersama peserta didik memberikan

kesimpulan mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan

b. Guru memperlihatkan perhatian besar kepada peserta didik

c. Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS) untuk mereview materi pembelajaran yang telah disampaikan

d. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

e. Guru merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan atau memberikan tugas individu maupun


(35)

didik.

f. Guru menginstruksikan peserta didik untuk mengumpulkan tugas yang telah ditugaskan pada pertemuan sebelumnya.

g. Guru memberikan hukuman berupa denda dan tugas tambahan bagi peserta didik yang tidak mengumpulkan tugas.

h. Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

i. Guru menginstruksikan ketua kelas untuk memimpin doa pada akhir pembelajaran.

Sumber: Olah Peneliti (2015)

Tabel 3.2

Lembar Pedoman Observasi Penilaian Aktivitas Siswa

No Nama Siswa Indikator 3 2 1

1. Patuh terhadap tata tertibdi sekolah dan kelas 2. Ketepatan waktu memasuki kelas 3. Persiapan belajar siswa (fisik, psikis dan

perlengkapan belajar)


(36)

Sumber: Olah Peneliti (2015)

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan perangkat yang digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan rencana pelaksanaan tindakan, pengetahuan guru tentang teknik reinforcement positif dalam pembelajaran IPS. Pedoman wawancara ini berisi beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh peneliti sebelum diajukan kepada guru. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan data yang diperoleh digunakan untuk refleksi guna menunjang penelitian selanjutnya. Wawancara dilakukan antara peneliti dengan guru mitra.

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru

No Pertanyaan

1. Bagaimana kondisi pembelajaran IPS saat ini ? Jawaban :

2. Apakah ibu merasa bahwa selama ini pembelajaran IPS sudah mengembangkan teknik reinforcement positif?

Jawaban :

3. Apakah ibu mengetahui hal terbaik dari siswa yang ibu ajar sehingga pantas mendapatkan reward ?

Jawaban :

4. Apakah ibu mengetahui hal yang kurang baik dari siswa yang ibu ajar sehingga pantas mendapatkan punishment ?

Jawaban :

5. Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi IPS selama ibu mengajar disini ?

Jawaban :

6. Apa saja kendala yang dihadapi ibu dalam pembelajaan IPS selama ini ? 4. Menunjukkan sikap antusias dalam belajar

5. Menyelesaikan tugas pada waktunya


(37)

bagaimana mengatasinya ? Jawaban :

7. Apakah masih banyak siswa yang terlambat mengikuti proses pembelajaran ?

Jawaban :

8. Apakah masih banyak siswa yang tidak memakai baju seragam sesuai dengan peraturan sekolah ?

Jawaban :

9. Apakah masih banyak siswa yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu ? Jawaban :

10. Apakah dalam pembelajaran selama ini siswa sudah memiliki disiplin dalam hal belajar ?

Jawaban :

Sumber: Olah Peneliti (2015)

3. Pedoman Lembar Angket (Kuesioner)

Angket merupakan salah satu sumber informasi penting, guna mengetahui peningkatan perilaku disiplin belajar siswa melalui penggunaan teknik reinforcement positifdalam pembelajaran IPS. Lembar angket ini berisi 40 butir pertanyaan pada siklus I, 30 butir pertanyaan pada siklus II, dan terakhir 30 butir pertanyaan pada siklus III yang semuanya berkaitan dengan indikator disiplin belajar dalam penelitian ini. Lembar angket ini ditujukan pada subyek penelitian yakni siswa Kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung. Lembar angket dalam penelitian ini terlampir.

4. Pedoman Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan sumber informasi penting dalam penelitian ini. Catatan ini dibuat oleh mitra peneliti pada saat melakukan pengamatan observasi. Format catatan lapangan ini meliputi pengisian waktu, kegiatan yang terjadi pada saat berlangsungnya pembelajaran seperti aktivitas yang dilakukan guru, pengelolaan kelas, respon siswa dalam pembelajaran, interaksi antar siswa dan guru, interaksi antar siswa, serta komentar yang berisi tanggapan,


(38)

analisis materi dan solusi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki aktivitas belajar mengajar di kelas.

Tabel 3.4

Lembar Pedoman Catatan Lapangan

Waktu Deskripsi Kegiatan Komentar/Saran

Sumber: Olah Peneliti (2015)

F. Teknik Pengumpulan Data

Peneliti Tindakan Kelas (PTK) harus mampu mengembangkan pedoman atau instrumen sesuai dengan tujuan penelitian agar dapat mengumpulkan data yang tepat serta dapat mencapai tujuan secara efektif. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pegumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal yang diamati dan diteliti peneliti. Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 226) menyatakan bahwa „observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan‟. Adapun Usman (2009, hlm. 53) menyatakanbahwa “observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala -gejala yang diteliti”.


(39)

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, disimpulkan bahwa observasi merupakan suatu cara konkret yang dilakukan peneliti dalam memahami penelitiannya yang bertujuan agar peneliti dapat mengetahui secara langsung mengenai kebenaran obyek maupun subjek yang akan diteliti sehingga peneliti dapat menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk tahapan berikutnya.

2. Wawancara

Wawancara bertujuan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti sehingga data yang diperoleh lebih meluas. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 231) menjelaskan bahwa:

a meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic.

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sejalan dengan pendapat di atas, Usman (2009, hlm. 55) menjelaskan “wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung”.

Pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa wawancara merupakan suatu cara dalam pengumpulan informasi melalui tatap muka secara langsung dengan responden disertai pengajuan berbagai pertanyaan yang terkait dengan informasi yang dibutuhkan dengan tujuan informasi tersebut nantinya akan digali lebih lanjut lagi oleh peneliti untuk sumber data pendukung dalam penelitiannya.

3. Angket (Kuesioner)

Bila penelitian memiliki jumlah responden yang cukup besar, kuesioner (angket) dapat dijadikan sebagai alat pengumpulan data yang efektif karena dapat menjangkau berbagai responden yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 142) menjelaskan bahwa, “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden


(40)

untuk dijawabnya”. Pendapat di atas diperjelas lebih lanjut oleh Usman (2009, hlm. 57) bahwa “angket adalah daftar pernyataan atau pertanyaan yang dikirimkan kepada responden, baik secara langsung atau tidak langsung (melalui pos atau perantara)”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kuesioner (angket) merupakan salah satu alat pengumpul data dalam bentuk beberapa pertanyaan yang dikhususkan untuk responden yang memiliki peranan sebagai obyek dalam penelitian.

Menurut Arikunto (2008, hlm. 151) menjelaskan bahwa angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan jawaban sesuai dengan kehendak dan keadaannya secara alami.

b. Angket tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist (√).

Berdasarkan data yang akan diambil yaitu mengenai respon siswa terhadap penerapan teknik reinforcement positif, dalam penelitian ini peneliti memilih angket tertutup. Pemilihan angket tertutup ini bertujuan agar memudahkan peneliti dalam menganalisis tingkat respon siswa dari setiap siklus terhadap tindakan pelaksanaan untuk meningkatkan disiplin belajar siswa.

4. Catatan Lapangan (field notes)

Selain menggunakan lembar observasi dan wawancara peneliti juga menggunakan catatan lapangan sebagai instrumen. Instrumen ini digunakan untuk mencatat segala aspek yang terjadi di kelas pada saat guru yang bertindak sebagai peneliti melakukan proses pembelajaran. Seperti halnya interaksi antara guru dengan siswa, antar siswa serta suasana kelas yang terjadi pada saat itu. Menurut Sanjaya (dalam Maryam, 2014, hlm. 60) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan lapangan yaitu:


(41)

a. Catatan ditulis dengan segala kegiatan yang berlangsung;

b. Hal-hal yang ditulis adalah yang bersangkutan secara langsung dengan fokus masalah;

c. Ditulis dengan kata-kata singkat dan padat sesuai dengan fokus dan sasaran penelitian.

5. Dokumentasi

Dokumentasi menjadi salah satu alat pencatatan untuk menggambarkan secara visual tentang pelaksanaan teknik reinforcement positif. Pengambilan gambar foto ini akan dilakukan oleh observer pada saat kegiatan tertentu yang dianggap penting untuk diabadikan sebagai gambaran umum dari kegiatan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah diperolah diolah kemudian dianalisis agar menjadi data yang memiliki arti dan makna. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh dari instrumen yang digunakan. Data yang diambil dari penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

a. Reduksi Data dan Kategorisasi

Reduksi data merupakan kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus permasalahan. Data yang telah diperoleh dalam penelitian direduksi terlebih dahulu supaya data tersebut memberikan gambaran yang jelas tentang pengamatan di lapangan.

Kategorisasi dalam penelitian ini dapat dilakukan berdasarkan prosedur sebagai berikut:

a. Latar dan situasi kelas VIII-C, yaitu berupa informasi umum dan khusus tentang latar fisik kelas dan pelaku dalam proses pembelajaran.

b. Proses pembelajaran IPS di kelas, yang diteliti yaitu berupa informasi tentang kinerja guru IPS dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.


(42)

c. Aktivitas, berupa informasi tentang kegiatan siswa kelas VIII-C selama proses pembelajaran berlangsung dan kinerja guru IPS dalam pembelajaran tersebut.

b. Validasi Data

Menurut Hopkins (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168-171), ada beberapa bentuk validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebagai berikut :

a. Member chek, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber diantaranya kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai administrasi sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain. Memeriksa kembali keterangan, informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya sehingga data itu terperiksa kebenarannya. Narasumber kali ini adalah guru mitra yaitu guru IPS SMP Kartika XIX-2 Bandung.

b. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk, atau analisis

yang anda lakukan sendiri, dengan cara membandingkannya dengan hasil orang lain. Misalnya mitra peneliti lain yang hadir menyaksikan situasi yang sama. Dalam penelitian ini mengambil data triangulasi dari guru IPS dan siswa kelas VIII-C SMP Kartika XIX-2 Bandung.

c. Audit trail, digunakan dalam memerikasa kesalahan-kesalahan di dalam

metode atau prosedur penelitian dan dalam pengambilan kesimpulan. d.Expert opinion, pakar atau pembimbing peneliti memeriksa semua tahapan

kegiatan penelitian dalam memberikan arahan atau judguments terhadap masalah-masalah penelitian yang dikemukakan. Perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar atau pembimbing. Selanjutnya memvalidasi hipotesis, konstruk, atau kategori dan dengan demikian akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian. Pembimbing dalam penelitian ini adalah Dosen Pembimbing yang selama proses penelitian selalu diarahkan dan dibimbing agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik.


(43)

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif ini diperoleh dari hasil angket yang diisi oleh siswa dan lembar observasi pencapaian indikator yang diperoleh siswa kemudian dihitung untuk mencari nilai rata-rata dan disajikan dalam bentuk persentase. Dalam menganalisis data kuantitatif ini hasil penelitian dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menghitung checklist setiap jawaban pada setiap pernyataan b. Menjumlahkan jawaban subjek penelitian

c. Menghitung persentase jawaban responden untuk setiap alternatif jawaban.

Berikut ini merupakan rumus untuk menghitung persentase jawaban lembar angket siswa dalam penelitian.

Keterangan:

P = Jumlah persentase yang dicari

F = Jumlah frekuensi jawaban untuk setiap alternatif N = Jumlah sampel penelitian

Semua data yang masuk berdasarkan alat penelitian yang telah diperiksa dilakukan kategorisasi dan tabulasi dan hasilnya disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan sejenisnya. Dengan demikian, langkah penghitungan data yang diperoleh dari tahap tindakan seperti halnya perhitungan persentase dari kinerja guru, aktivitas siswa serta pencapaian indikator disiplin belajar adalah sebagai berikut:

Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai menunjukan rata-rata sebagai berikut:

P = �

�� 100%

Persentase Indikator Disiplin Belajar = � ℎ � �


(44)

Tabel 3.5

Klasifikasi Kategori Rentang Skor

Nilai Skor Persentase

Kurang 0% - 33,3%

Cukup 33,4% - 66,6 %

Baik 66,7% - 100 %

Sumber: Olah Peneliti (2015)

Hasil rata-rata yang menunjukan titik keberhasilan suatu penelitian dilihat dari rata-rata hasil persentase 66,7%-100%. Untuk target keberhasilan penelitian tindakan kelas ini, peneliti menentukan batas penelitian harus mencapai maksimal, yaitu ketika skor nilai rata-rata baik mencapai target 70 %.


(45)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti memaparkan simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dengan memperhatikan masalah dan tujuan penelitian. Saran berisi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dan untuk penerapan hasil penelitian.

A. SIMPULAN

Peningkatan perilaku disiplin belajar siswa melalui teknik

reinforcement positif dalam pembelajaran IPS dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Perencanaan pembelajaran yang disusun peneliti diawali dari merancang RPP yang berpedoman pada silabus kurikulum KTSP (2006), setelah menyusun RPP selanjutnya peneliti menyiapkan perencanaan siklus dan menentukan bentuk reward yang akan digunakan dalam kegiatan belajar. Setelah seluruh rencana pembelajaran dari awal sampai akhir disusun dalam RPP, selanjutnya peneliti menggunakan lembar penilaian observasi yang ditujukan kepada kinerja guru dalam mengajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti proses belajar serta catatan lapangan. Kemudian yang terakhir yaitu menyiapkan alat bantu berupa kamera untuk mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

2.Pelaksanaan teknik reinforcement positifdilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan dalam tiga siklus. Guru memberikan reward dalam bentuk tepuk tangan dan menjadikan siswa tersebut sebagai model dalam berpakaian seragam yang sesuai dengan aturan sekolah di awal pembelajaran, kemudian mencatat nama siswa di white board bagi siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru kemudian di akhir pembelajaran siswa tersebut dinamakan sebagai bintang kelas, memberikan nilai plus kepada siswa yang tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, memberikan penguatan melalui


(46)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

media pembelajaran, memberikan pujian dalam bentuk verbal kepada siswa yang berperilaku sesuai dengan harapan guru.

3.Disiplin belajar siswa setelah penerapan teknik reinforcement positifmengalami peningkatan pada setiap siklusnya, peningkatan ini dapat

dibuktikan dari nilai rata-rata siswa di kelas penelitian. Berdasarkan data yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I disimpulkan bahwa sebanyak 8 siswa yang sudah menunjukkan disiplin belajar dengan baik, sebanyak 19 siswa yang sudah menunjukkan disiplin belajar dalam kategori cukup dan selebihnya sebanyak 11 siswa masih kurang dalam menunjukkan disiplin belajarnya selanjutnya pada pelaksanaan siklus II disimpulkan bahwa sebanyak 19 siswa menunjukkan disiplin belajar dengan baik, sebanyak 14 siswa menunjukkan disiplin belajar dengan cukup dan sebanyak 5 siswa menunjukkan disiplin belajar yang masih kurang. Kemudian pada pelaksanaan siklus III berdasarkan data yang diperoleh sebanyak 29 siswa telah menunjukkan disiplin belajar yang baik, sebanyak 8 siswa telah menunjukkan disiplin belajar yang cukup dan sebanyak 1 siswa ditemukan masih memiliki kekurangan dalam disiplin belajarnya.Adapun peningkatan disiplin belajar siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu patuh terhadap tata tertib di sekolah dan kelas, tepat waktu memasuki kelas, mempersiapkan persiapan belajar (fisik, psikis dan perlengkapan belajar) dengan baik, menunjukkan sikap antusias dalam belajar dan menyelesaikan tugas pada waktunya.

4. Hambatan dalam menerapkan teknik reinforcement positifuntuk meningkatkan disiplin belajar siswa menitikberatkan pada kurang tegasnya guru dalam mengatur kelas untuk menciptakan suasana kondusif di dalam kelas. Adapun solusi yang diambil yaitu dengan membuat peraturan bersama antara guru dan siswa dalam pembelajaran IPS.


(47)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian sejenis, sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

Sekolah perlu meningkatkan disiplin belajar, namun penerapan disiplin belajar ini bukan hanya dari pemberian bentuk hukuman semata tetapi juga dapat dilakukan dengan teknik penguatan positif (reinforcement positif). Agar dapat menarik perhatian siswa sehingga mereka dapat patuh terhadap tata tertib sekolah.

2. Guru

Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan guru, melalui interaksi ini guru selayaknya dapat menggunakan teknik yang sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu guru jangan pula pelit dalam memberikan apresiasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran karena dapat mengembangkan nilai dan sikap siswa. Siswa akan merasa lebih dihargai oleh guru dan cenderung akan mengulang kembali perilakunya diwaktu yang akan datang.

3. Peneliti

Penelitian ini bukan penelitian akhir bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman peneliti untuk kembali meneliti tindakan kelas di kesempatan berikutnya.

4. Pembaca

Pembaca yang ingin melakukan penelitian yang sama, hendaknya harus lebih tegas dan dapat mengatur emosional untuk menghadapi berbagai karakter yang dimiliki oleh siswa dan menyiapkan bentuk-bentuk reward


(48)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

yang akan digunakan dengan disesuaikan pada karakteristik siswa dan lingkungan sekolah. Agar teknik yang digunakan dapat didukung pula dengan sarana maupun prasarana yang tersedia di sekolah. Selain itu, jika pembaca melakukan penelitian yang sama dikesempatan yang akan datang, hendaknya harus lebih memberikan penguatan positif secara lebih kepada siswa laki-laki karena siswa laki-laki cenderung lambat dalam meningkatkan perilaku disiplin belajar jika dibandingkan dengan siswa perempuan.


(49)

Daftar Pustaka

Sumber buku :

Al-Abrasyi, AM. (1993). Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang

Al-Fandi, H. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Bahri, S. (2006). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Cowley, S. (2011). Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Indonesia: Erlangga

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas

E. Fidelis, W. (2010). Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta: Kanisius

Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Gintings, A. (2012). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora

Karwati, E. & Juni, D. (2014). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta

Kunandar. (2007). Guru Profesional, Implementasi Kurikulum KTSP Dan Sukses Dalam

Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Marno & Idris. (2012). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyono. (1980). Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud

Nasution, S. (2010). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara


(50)

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Saefullah, U. (2012). Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA

Supriadie, D & Darmawan, D. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suhendar & Iskandarwassid. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Syaodih, N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Taufik, T. (2014). Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Tu’u Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo

Usman, H. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara

Umiarso & Zamroni. (2011). Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat & Timur. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


(51)

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Zaenal, A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: AR. RUZZ MEDIA.

Sumber Jurnal:

Supriatna, E. (2006). Upaya Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Melalui Alat

Pendidikan Reward And Punishment, 14 (26), hlm. 55-69

Yatimah, D., Dermawan, R., & Adman. (2006). Persepsi Siswa Terhadap tugas Dan

Hubungannya Dengan Disiplin Belajar, 14 (27), hlm. 1-12

Yulifar, L. (2009). Pentingnya Disiplin Dan Kontrol Kelas Dalam Pembelajaran IPS Di

Sekolah Menengah Umum, 17 (32), hlm. 33-41

Sumber Tesis:

Dianah, L. (2011). Pengaruh Fasilitas Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS (Survai Pada SMP Negeri Yang Berklasifikasi SSN Di

Kabupaten Bandung Barat). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Adya, R. (2014). Proses Pembiasaan Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Siswa di Sekolah

Dasar Negeri 2 Pajagan (Penelitian Naturalistik Pada Proses Penerapan Pendidikan

Karakter Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan di Kecamatan Sajira Kabupaten Labak). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Internet:

Indrawati, R. (2013). Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Melalui Pemberian Reward And

Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes. Jurnal Pendidikan Online, 1 (2), hlm.


(52)

Sulistiyo, B. (2011). Pembinaan Kedisiplinan Siswa Melalui Punishment Ibadah di SMA Muhamadiyah Purwodadi. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo. [Diakses 15 April 2015]

Listanti. (2012). Metode Reward And Punishment. [Online], 10 halaman. Tersedia:

http://www.makalah-listanti.blogspot.com/2012/01/hadiah-reward-dan-hukuman-punishment.html [Diakses 3 Juli 2015]

Sumber Lain:

1. Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (ayat 1)


(1)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka peneliti memberikan saran kepada pihak-pihak yang akan melakukan penelitian sejenis, sebagai berikut:

1. Pihak Sekolah

Sekolah perlu meningkatkan disiplin belajar, namun penerapan disiplin belajar ini bukan hanya dari pemberian bentuk hukuman semata tetapi juga dapat dilakukan dengan teknik penguatan positif (reinforcement positif). Agar dapat menarik perhatian siswa sehingga mereka dapat patuh terhadap tata tertib sekolah.

2. Guru

Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan guru, melalui interaksi ini guru selayaknya dapat menggunakan teknik yang sesuai dengan karakteristik siswa. Selain itu guru jangan pula pelit dalam memberikan apresiasi terhadap siswa dalam mengikuti pembelajaran karena dapat mengembangkan nilai dan sikap siswa. Siswa akan merasa lebih dihargai oleh guru dan cenderung akan mengulang kembali perilakunya diwaktu yang akan datang.

3. Peneliti

Penelitian ini bukan penelitian akhir bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman peneliti untuk kembali meneliti tindakan kelas di kesempatan berikutnya.

4. Pembaca

Pembaca yang ingin melakukan penelitian yang sama, hendaknya harus lebih tegas dan dapat mengatur emosional untuk menghadapi berbagai karakter yang dimiliki oleh siswa dan menyiapkan bentuk-bentuk reward


(2)

yang akan digunakan dengan disesuaikan pada karakteristik siswa dan lingkungan sekolah. Agar teknik yang digunakan dapat didukung pula dengan sarana maupun prasarana yang tersedia di sekolah. Selain itu, jika pembaca melakukan penelitian yang sama dikesempatan yang akan datang, hendaknya harus lebih memberikan penguatan positif secara lebih kepada siswa laki-laki karena siswa laki-laki cenderung lambat dalam meningkatkan perilaku disiplin belajar jika dibandingkan dengan siswa perempuan.


(3)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Daftar Pustaka Sumber buku :

Al-Abrasyi, AM. (1993). Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang Al-Fandi, H. (2011). Desain Pembelajaran yang Demokratis & Humanis. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Bahri, S. (2006). Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Cowley, S. (2011). Panduan Manajemen Perilaku Siswa. Indonesia: Erlangga

Depdiknas RI. (2006). Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu. Jakarta: Depdiknas

E. Fidelis, W. (2010). Membangun Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta: Kanisius

Elmubarok, Z. (2009). Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta

Gintings, A. (2012). Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora Karwati, E. & Juni, D. (2014). Manajemen Kelas. Bandung: Alfabeta

Kunandar. (2007). Guru Profesional, Implementasi Kurikulum KTSP Dan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual konsep dan Aplikasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Marno & Idris. (2012). Strategi & Metode Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Mulyasa, E. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Mulyono. (1980). Pengertian dan Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Depdikbud

Nasution, S. (2010). Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara


(4)

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Saefullah, U. (2012). Psikologi Perkembangan dan Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:

ALFABETA

Supriadie, D & Darmawan, D. (2012). Komunikasi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Suhendar & Iskandarwassid. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, M. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sanjaya, W. (2011). Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sapriya. (2009). Pendidikan IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Syaodih, N. (2005). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA

Taufik, T. (2014). Mengembangkan Karakter Sukses Anak di Era Cyber. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Tu’u Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Usman, H. (2009). Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara

Umiarso & Zamroni. (2011). Pendidikan Pembebasan dalam Perspektif Barat & Timur. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media


(5)

Fitri Nurul Hijriyah, 2015

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWAMELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT Remaja Rosdakarya: Bandung

Zaenal, A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai & Etika di Sekolah. Jogjakarta: AR. RUZZ MEDIA.

Sumber Jurnal:

Supriatna, E. (2006). Upaya Meningkatkan Kesadaran Sejarah Siswa Melalui Alat Pendidikan Reward And Punishment, 14 (26), hlm. 55-69

Yatimah, D., Dermawan, R., & Adman. (2006). Persepsi Siswa Terhadap tugas Dan Hubungannya Dengan Disiplin Belajar, 14 (27), hlm. 1-12

Yulifar, L. (2009). Pentingnya Disiplin Dan Kontrol Kelas Dalam Pembelajaran IPS Di Sekolah Menengah Umum, 17 (32), hlm. 33-41

Sumber Tesis:

Dianah, L. (2011). Pengaruh Fasilitas Dan Disiplin Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS (Survai Pada SMP Negeri Yang Berklasifikasi SSN Di Kabupaten Bandung Barat). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Adya, R. (2014). Proses Pembiasaan Pendidikan Karakter Disiplin Belajar Siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan (Penelitian Naturalistik Pada Proses Penerapan Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Pajagan di Kecamatan Sajira Kabupaten Labak). (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sumber Internet:

Indrawati, R. (2013). Peningkatan Perilaku Disiplin Belajar Melalui Pemberian Reward And Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes. Jurnal Pendidikan Online, 1 (2), hlm. 5. [Diakses 24 Maret 2015]


(6)

Sulistiyo, B. (2011). Pembinaan Kedisiplinan Siswa Melalui Punishment Ibadah di SMA Muhamadiyah Purwodadi. Skripsi. Semarang: Institut Agama Islam Negeri Walisongo. [Diakses 15 April 2015]

Listanti. (2012). Metode Reward And Punishment. [Online], 10 halaman. Tersedia: http://www.makalah-listanti.blogspot.com/2012/01/hadiah-reward-dan-hukuman-punishment.html [Diakses 3 Juli 2015]

Sumber Lain:

1. Undang-Undang sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 (ayat 1) 2. UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran NHT.

1 21 15

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Strategi Pembelajaran Questions Student Have Pada Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

0 1 16

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ips Melalui Strategi Pembelajaran Questions Student Have Pada Siswa Kelas VIII G SMP Muhammadiyah 5 Surakart

0 2 12

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE PADA SISWA KELAS V SDN 01 JATIPURO TAHUN PELAJARAN 2010/2011.

0 0 14

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MEDIA POSTER DALAM PEMBELAJARAN IPS.

0 0 50

PENINGKATAN PERILAKU GOTONG ROYONG SISWA MELALUI TAYANGAN VIDEO DOKUMENTER BERBASIS ETNOGRAFI DALAM PEMBELAJARAN IPS.

2 7 55

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING.

0 6 68

PENGEMBANGAN MODEL MODIFIKASI PERILAKU MELALUI "CONTINOUS REINFORCEMENT" DAN " PARTAI REINFORCEMENT" UNTUK MENGATASI KEBIASAAN "BURUK" ANAK DALAM BELAJAR.

0 0 3

PENINGKATAN PERILAKU DISIPLIN BELAJAR SISWA MELALUI TEKNIK REINFORCEMENT POSITIF DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S IPS 1102755 Title

0 0 4

Korelasi Peningkatan Anggaran Riset deng

0 0 3