PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING.

(1)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN

TEKNIK PROBING PROMPTING

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

SKRIPSI

diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperoleh gelarSarjanaPendidikanIlmuPengetahuanSosial

Oleh: Riki Restu Raniri

1101083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN

TEKNIK PROBING PROMPTING

(PenelitianTindakanKelas VIII-9 SMP Negeri 49Bandung)

Oleh : Riki Restu Raniri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riki Restu Raniri 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Riki Restu Raniri (1101083)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN

TEKNIK PROBING PROMPTING

(PenelitianTindakanKelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

disetujui dan disahkan oleh pembimbing: Pembimbing I

Dr. Ridwan Effendi, M.Ed. NIP. 196209261989041 001

Pembimbing II

Yeni Kurniawati S, M. Pd. NIP. 197706022003122 001

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Dr. Nana Supriatna, M.Ed. NIP. 19611014 1986011 001


(4)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini diuji pada :

Hari/Tanggal : 27Agustus 2015

Tempat : Gedung FPIPS UPI Bandung

Panitia ujian terdiri atas :

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. Nana Supriatna, M.Ed NIP. 19611014 198601 1 001

3. Penguji :

3.1

Drs. EdedTarmedi, MA. NIP. 19630820 198803 1 001

3.2

Drs. Faqih Samlawi, MA. NIP.19600408 198803 1 001

3.3

Muhamad Iqbal, S. Pd, M. Si. NIP. 19801112 200912 1 003


(5)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING


(6)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN

TEKNIK PROBING PROMPTING

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung terkait dengan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan dalam rentang waktu bulan Februari sampai Mei 2015. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah keterampilan bertanya siswa yang masih relatif rendah, dimana banyak pemberian materi yang diberikan guru sehingga yang tercipta dalam proses pembelajaran adalah seperti teacher centered. Kemudian siswa tidak terbiasa mengembangkan keterampilan bertanya yang dituangkan dalam pembelajaran IPS. Padahal pada prinsipnya belajar sambil melakukan (learning by doing) akan lebih memiliki daya ingat yang panjang, selain itu akan memperlihatkan sejauh mana siswa dapat membangun keterampilan bertanya. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemiss dan Taggart dalam 2 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu melalui penggunaan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sesuai dengan tema pembelajaran diharapkan keterampilan bertanya siswa menjadi meningkat. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting sebagai alternatif meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun peningkatan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu memberikan pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya, dapat menjawab pertanyaan atau mengungkapkan berdasarkan pemikirannya. Seluruh aspek tersebut mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus ketiga dari kualitas cukup, menjadi baik. Temuannya, penggunaan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran IPS.


(7)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS QUESTIONING SKILLS IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH QUESTION AND ANSWER

METHOD WITH PROBING PROMPTING TECHNIQUE

(A Classroom Action Research At Class VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

ABSTRACT

This research starts from the writer’s anxiety over the problems of students’ questioning skills in learning Social Studies in VIII-9 class at SMP Negeri 49 Bandung. These problems are found in the observation that has been conducted from February to May 2015. The indicators of problems encountered are the students’ questioning skills which are still relatively low in which there are many learning materials provided by the teacher so that the learning process that is created is like ‘teacher centered’. Afterwards, the students are not accustomed to develop their questioning skills as outlined in learning Social Studies. Principally, learning by

doing will increase students’ memories; moreover, it will show the extent to which

students can build their questioning skills. Considering the problems that will be examined regarding the learning process, the researcher chooses a Classroom Action Research(CAR) with Kemiss and Taggart research design in 2 cycles. The selected alternative solutions are through the use of question and answer method with probing prompting technique and Student Worksheet (SW) in accordance with the learning

topic to improve the students’ questioning skills. The implementation of learning

activities using the question and answer method with probing prompting technique as

an alternative to improve the students’ questioning skills in learning Social Studies

can be successful. The improvement of the students’ questioning skills in learning

Social Studies can be seen from some indicators such as the students are able to extend advanced questions that will encourage students to learn the answer of the previous question, moreover, they can answer the question or express the answer based on their thoughts. All of those aspects have evolved from the first to the third cycle, starting from sufficient to good quality. The findings reveal that the use of question and answer method with probing prompting technique can improve students’ questioning skills in learning Social Studies.


(8)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi degan judul “Peningkatan Keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS melalui Metode Tanya Jawab dengan teknik probing

prompting (Penelitian Tindakan Kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)” ini

beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan tidak melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya.

Bandung, 14 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan

Riki Restu Raniri 1101083


(9)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN

TEKNIK PROBING PROMPTING

(Penelitian Tindakan Kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

ABSTRAK

Penelitian ini berawal dari keresahan penulis terhadap permasalahan yang terjadi di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung terkait dengan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS. Permasalahan ini merupakan temuan dari observasi yang dilakukan pada beberapa kali pertemuan dalam rentang waktu bulan Februari sampai Mei 2015. Indikator permasalahan yang dijumpai adalah keterampilan bertanya siswa yang masih relatif rendah, dimana banyak pemberian materi yang diberikan guru sehingga yang tercipta dalam proses pembelajaran adalah seperti teacher centered. Kemudian siswa tidak terbiasa mengembangkan keterampilan bertanya yang dituangkan dalam pembelajaran IPS. Padahal pada prinsipnya belajar sambil melakukan (learning by doing) akan lebih memiliki daya ingat yang panjang, selain itu akan memperlihatkan sejauh mana siswa dapat membangun keterampilan bertanya. Meninjau permasalahan yang akan diteliti berkaitan dengan proses pembelajaran, maka peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian Kemiss dan Taggart dalam 3 siklus. Alternatif pemecahan masalah yang dipilih yaitu melalui penggunaan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sesuai dengan tema pembelajaran diharapkan keterampilan bertanya siswa menjadi meningkat. Pelaksanaan kegiatan belajar menggunakan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting sebagai alternatif meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS dapat dikatakan berhasil. Adapun peningkatan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran IPS dapat terlihat dari beberapa indikator yaitu mampu memberikan pertanyaan lanjutan yang akan mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan sebelumnya, dapat menjawab pertanyaan atau mengungkapkan berdasarkan pemikirannya. Seluruh aspek tersebut mengalami perkembangan dari siklus pertama hingga siklus ketiga dari kualitas cukup, menjadi baik. Temuannya, penggunaan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting dapat meningkatkan keterampilan bertanya siswa pada pembelajaran IPS.


(10)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

THE IMPROVEMENT OF STUDENTS QUESTIONING SKILLS IN LEARNING SOCIAL STUDIES THROUGH QUESTION AND ANSWER

METHOD WITH PROBING PROMPTING TECHNIQUE

(A Classroom Action Research At Class VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung)

ABSTRACT

This research starts from the writer‟s anxiety over the problems of students‟ questioning skills in learning Social Studies in VIII-9 class at SMP Negeri 49 Bandung. These problems are found in the observation that has been conducted from February to May 2015. The indicators of problems encountered are the students‟ questioning skills which are still relatively low in which there are many learning materials provided by the teacher so that the learning process that is created is like „teacher centered‟. Afterwards, the students are not accustomed to develop their questioning skills as outlined in learning Social Studies. Principally, learning by doing will increase students‟ memories; moreover, it will show the extent to which students can build their questioning skills. Considering the problems that will be examined regarding the learning process, the researcher chooses a Classroom Action Research(CAR) with Kemiss and Taggart research design in 3 cycles. The selected alternative solutions are through the use of question and answer method with probing prompting technique and Student Worksheet (SW) in accordance with the learning topic to improve the students‟ questioning skills. The implementation of learning activities using the question and answer method with probing prompting technique as an alternative to improve the students‟ questioning skills in learning Social Studies can be successful. The improvement of the students‟ questioning skills in learning Social Studies can be seen from some indicators such as the students are able to extend advanced questions that will encourage students to learn the answer of the previous question, moreover, they can answer the question or express the answer based on their thoughts. All of those aspects have evolved from the first to the third cycle, starting from sufficient to good quality. The findings reveal that the use of question and answer method with probing prompting technique can improve students‟ questioning skills in learning Social Studies.


(11)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurah pada Nabi Muhamad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.

Alhamdulillah dengan kuasa Allah SWT, penulis telah menyelesaikan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bertanya Siswa pada Pembelajaran IPS melalui Metode Tanya Jawab dengan teknik Probing Prompting” (Penelitian Tindakan Kelas di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung). Adanya penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi inspirasi serta motivasi untuk pencapaian kegiatan pembelajaran di dalam kelas, khususnya mata pelajaran IPS dalam mengembangkan pendidikan.

Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, hal tersebut tidak terlepas dari keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya serta dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan dunia pendidikan terutama bagi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Bandung, Agustus 2015

Riki Restu Raniri 1101083


(12)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis curah limpahkan kepada nabi dan rasul akhir zaman, Nabi Muhammad SAW. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari bantuan orang lain. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Ridwan Effemdi, M. Ed, selaku dosen pembimbing I yang telah sabar, tulus dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta selalu memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

2. Ibu Yeni Kurniawati S, M. Pd, selaku dosen pembimbing II yang juga telah memberikan arahan, bimbingan, dan selalu memberikan motivasi yang lebih kepada penulis untuk senantiasa menyelesaikan skripsi tepat pada waktunya.

3. Bapak Dr. Nana Supriatna, M.Ed, selaku ketua program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan atas kepribadian yang inspiratif.

4. Seluruh dosen program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan ilmu pengetahuan dan mendidik penulis.

5. Bapak Wawan Ridwanwidjadja. S. Pd, selaku guru pamong dan guru-guru SMP Negeri 49 Bandung yang telah memberikan pengalaman mengajar, mendidik serta dorongan kepada penulis.

6. Ibu Arni dan Ibu Mina selaku tata usaha program studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah sabar memberikan layanan baik berupa informasi maupun bantuan lainnya.

7. Siswa kelas VIII-9 SMP Negeri 49 bandung yang telah memberikan pengalaman yang berharga kepada penulis dan atas kerjasamanya penelitian ini berjalan dengan lancar. Semoga impian dan harapan kalian dapat kalian wujudkan.

8. Wawas selaku sahabat peneliti yang selalu memberikan bantuan dan arahan dalam pengerjaan skripsi dan Teman-teman seperjuangan penulis


(13)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

khususnya Bangkit, Denna, Rizki, Abah, Adis, Dia, Ahmad wahyudi, Kartika, Dety, Ingeu, Putri, Viona dan seluruh mahasiswa Pendidikan IPS 2011 yang telah memberikan kenangan manis suka ataupun duka selama penulis berada di lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia. Semoga Allah selalu memudahkan jalan menuju kesuksesan kita semua Amin ya Rabbala‟lamin.

Ucapan terakhir penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta yaitu Bapak Abidin S.Pd. dan Mamah E. Adawiah, S.Pd yang selalu memberikan bantuan moril, material, arahan, dan selalu mendoakan keberhasilan dan keselamatan putranya.

Penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungannya, semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan pahala yang berlipatganda dari Allah SWT. Aamiin.


(14)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. A. Tinjauan Tentang Keterampilan Bertanya ... Error! Bookmark not

defined.

1. Keterampilan Bertanya ... Error! Bookmark not defined.

2. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan bertanyaError! Bookmark not defin

3. Keterampilan Bertanya dalam Pembelajaran IPSError! Bookmark not defined.

B. Metode Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.


(15)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan Metode Tanya Jawab ... Error! Bookmark not defined.

3. Kekurangan dan Kelebihan Metode Tanya JawabError! Bookmark not defined.

C. Teknik Probing Prompting ... Error! Bookmark not defined.

D. Pembelajaran IPS dengan Menggunakan Teknik Probing Prompting Error! Bookmark not defined.

E. Hasil penelitian terdahulu dan kontribusi terhadap penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2. Kontribusi terhadap penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

D. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas ... Error! Bookmark not defined.

E. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. I. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian .... Error! Bookmark not defined.

1. Deskripsi Pra-Penelitan Tindakan KelasError! Bookmark not defined.

2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus PertamaError! Bookmark not defined.

3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus KeduaError! Bookmark not defined.


(16)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

5. Peningkatan Hasil Siklus Penelitian Tindakan KelasError! Bookmark not defined.

B. Analisis Hasil PTK ... Error! Bookmark not defined.

1. Perencanaan Kegiatan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Peningkatan Keterampilan Bertanya siswa dalam pembelajaran

IPS melalui Metode tanya jawab dengan teknik Probing promptingError! Bookmark not d

2. Pelaksanaan Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing Prompting Untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa Pada Mata Pelajaran Ips... Error! Bookmark not defined.

3. Refleksi Kegiatan Belajar Mengajar Dengan penggunaan Metode Tanya Jawab teknik probing prompting untuk meningkatkan

Keterampilan Bertanya siswa. ... Error! Bookmark not defined.

4. Keaktifan siswa pada Penggunaan Metode Tanya Jawab Teknik

probing prompting untuk meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa.Error! Bookmark n 5. Upaya Mengatasi Kendala Penggunaan metode Tanya Jawab teknik

probing prompting untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya siswa Pada Pembelajaran IPS. ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Saran ... Error! Bookmark not defined.


(17)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Daftar Kelompok ... 72

Tabel 4.2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I ... 75

Tabel 4.3 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 87

Tabel 4.4 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 89

Tabel 4.5 Rubrik Penilaian Keterampilan Bertanya Siklus I ... 91

Tabel 4.6 Penilaian Indikator Keterampilan Bertanya Siklus I ... 93

Tabel 4.7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II ... 113

Tabel 4.8 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 125

Tabel 4.9 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 128

Tabel 4.10 Rubrik Penilaian Keterampilan Bertanya Siklus II ... 130

Tabel 4.11 Penilaian Indikator Keterampilan Bertanya Siklus II ... 132

Tabel 4.12 Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus III ... 153

Tabel 4.13 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Guru ... 162

Tabel 4.14 Lembar Observasi Pengamatan Aktivitas Siswa ... 165

Tabel 4.15 Rubrik Penilaian Keterampilan Bertanya Siklus III ... 167

Tabel 4.16 Penilaian Indikator Keterampilan Bertanya Siklus III ... 169

Tabel 4.17 Peningkatan Siklus I, II dan III Berdasarkan Data Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 180

Tabel 4.18 Data Observasi Aktivitas Siswa ... 186

Tabel 4.19 Data Pencapaian siswa siklus I, II dan III fokus pada Indikator Keterampilan Bertanya Siswa ... 192


(18)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING


(19)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model spiral dari Kemmis Dan Taggart ... 34

Gambar 4.1 SMP Negeri 49 Bandung ... 55

Gambar 4.2 Kegiatan Belajar Siswa ... 71

Gambar 4.3 Kegiatan Diskusi Kelompok ... 79

Gambar 4.4 Kegiatan Diskusi Kelompok ... 83

Gambar 4.5 Kegiatan Tanya Jawab ... 112

Gambar 4.6 Kegiatan Belajar Mengajar ... 119

Gambar 4.7 Kegiatan Belajar Mengajar ... 151


(20)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Hasil Observasi Terhadap Guru ... 183 Grafik 4.1 Persentase Hasil Observasi terhadap siswa ... 188 Grafik 4.1 Peningkatan keterampilan bertanya dilihat dari indikator


(21)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING


(22)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Secara umum pembelajaran merupakan penguasaan konsep keterampilan dan pengetahuan. Pembelajaran merupakan proses peralihan yang teratur dan sistematis dari pengetahuan dan informasi yang dimiliki oleh seorang pengajar kepada para siswa. Pembelajaran tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi berlangsung pula di rumah atau di lingkungan masyarakat dan dapat dilakukan tanpa memandang usia. Namun dewasa ini, pergeseran pembelajaran dari pembelajaran yang menekankan pada konten menjadi pembelajaran proses yang memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah di lingkungan sekitarnya.

Belajar yang efektif dapat membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar siswa yang efektif perlu perancangan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa untuk bertanya. Kegiatan belajar mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai pendidikan. Di dalamnya terjadi interaksi antara guru dan siswa ketika proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Keterlibatan peserta didik dalam pendidikan tidak sebatas sebagai pendengar, pencatat dan penampung ide-ide pendidik, tetapi lebih dari itu peserta didik terlibat aktif dalam mengembangkan dirinya sendiri Pada waktu siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru maupun siswa di kelas, maka dalam interaksi tersebut sudah membuktikan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tetapi tidak jarang pula kita menemukan dalam proses pembelajaran di kelas hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam kegiatan tanya jawab.

Praktik pembelajaran IPS di sekolah umumnya masih terfokus pada guru, sedangkan siswa belum terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Secara umum, keaktifan siswa dalam pembelajaran tergolong rendah. Hal ini terlihat dari siswa yang tidak banyak bertanya, aktifitas siswa terbatas pada mendengarkan, mencatat


(23)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Maka dari itu guru harus melatih peserta didik untuk dapat berani mengemukakan pendapat dan


(24)

(25)

2

terampil mengajukan pertanyaan. Selama ini siswa hanya diberi pembelajaran dengan target penguasaan materi yang terbukti berhasil, namun kompetensi yang dihasilkan hanya berupa aspek mengingat/menghafal jangka pendek dan gagal dalam membekali anak dengan kompetensi pemecahan masalah.

Terlihat dari fakta yang ditemukan di lapangan setelah Penelitian melakukan observasi kegiatan belajar mengajar di SMPNegeri 49 Bandung pada tanggal 28 Januari 2015. Dalam observasi ini peneliti menemukan beberapa masalah yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung diantaranya peneliti melihat pembelajaran kurang variatif karena guru hanya mengandalkan metode ceramah. Ketika awal pembelajaran berlangsung seluruh siswa terlihat fokus untuk mengikuti pembelajaran. Tetapi, setelah memasuki 20 menit pembelajaran, mulailah terlihat masalah-masalah yang membuat suasana kelas terlihat tidak nyaman. Hal ini mengakibatkan suasana kelas menjadi sedikit ramai dan bising. Karena ada beberapa siswa yang mengobrol dengan teman sebangkunya, siswa yang sibuk memainkan gadget atau handphone dan ketika guru memberikan tawaran untuk bertanya hanya ada satu orang yang mengajukan pertanyaan. Ini menunjukan bahwa kurangnya minat siswa untuk bertanya terhadap materi yang sedang dibahas selain itu, pertanyaan yang diajukan bersifat faktual atau masih dalam ranah kognitif pengetahuan.

Peneliti melihat guru sering memberikan pertanyaan dan kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat pada siswa di tengah-tengah pelajaran. Namun, sesering itu pula siswa tidak menjawab pertanyaan guru atau memilih diam saja ketika guru memberikan kesempatan bertanya. Hal ini sering terjadi karena kemampuan guru dalam memberikan stimulasi kepada siswa menjadi salah satu penyebab munculnya sikap pasif siswa. Proses pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru masih menjadi metode andalan yang dapat mematikan aktivitas pembelajaran. Siswa yang merasa bosan akan menjadi acuh terhadap proses pembelajaran. Mereka akan lebih memilih menyimpan suaranya dan melakukan hal-hal yang menurutnya lebih asyik.

Rendahnya minat siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat karena masih adanya rasa malu dan ragu-ragu untuk mengungkapkan apa yang ada di pikiran mereka. Hal tersebut membuat sebagian besar siswa menjadi jenuh


(26)

3

dan berharap jam pelajaran segera usai. Maka, untuk mencapai suatu menghasilkan proses belajar yang melibatkan siswa secara aktif, guru diharapkan menggunakan metode yang variatif.

Permasalahan-permasalahan diatas merupakan masalah pembiasaan bertanya, menjawab, dan mengemukakan gagasan yang harus diterapkan dalam setiap pembelajaran. Membiasakan siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat akan menumbuhkan keberanian dan mengasah kemampuan public speaking yang dimiliki siswa. Permasalahan tersebut memerlukan alternatif yang berbeda dalam suatu pembelajaran di kelas. Kurangnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran, kurangnya interkasi antara guru dengan murid dan kurangnya kemampuan berfikir siswa masih rendah atau masih dalam tahap mengingat. Maka dari permasalahan tersebut peneliti ingin memperbaiki dengan mengarahkan pada proses pembelajaran yang melibatkan siswa lebih aktif dan berani mengemukakan pendapat dalam mengajukan pertanyaan dengan mengembangkan teknik bertanya probing and promptinguntuk meningkatkan aktivitas belajar siswa berupa keterampilan bertanya.

Keterampilan bertanya merupakan kemampuan mengungkapkan rasa ingin tahu dengan tujuan untuk memperoleh informasi dan mengembangkan tingkat berfikir siswa. Dengan keterampilan ini siswa diharapkan aktif dan terampil

untukbertanya dalam kegiatanbelajarmengajar.

Untukmengajukanpertanyaansendiribukan hal yang mudah, terutama masyarakat Indonesia yang masih kental akan budaya malu untuk bertanya. Terkadang siswa merasa malu karena kebanyakan teman-temannya malah mencemooh sehingga mereka malu dan merasa takut untuk bertanya. Hal ini selaras dengan Permendikbud No. 81A Lampiran IV (2013, hlm. 3) bahwa, “pembelajaran harus berkenaan dengan kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan dalam proses kognitifnya, agar siswa benar-benar memahami pengetahuan, dibiasakan memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya dan berupaya keras mewujudkan ide idenya”. Agar pembelajaran yang aktiftercapaiharusdibantudenganmetode yang cocokuntukdigunakandikelassalahsatunyametode Tanya jawab.


(27)

4

Metode tanya jawab dalam dunia pendidikan merupakan salah satu metode pembelajaran konvensional yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas, selain metode ceramah dan diskusi. Metode ini memang tepat digunakan untuk menjawab materi yang dirasa belum dipahami oleh siswa. Hal ini juga senada dengan pendapatnya Roestiyah (2008, hlm. 129) yang menyatakan bahwa:

Metode tanya jawab merupakan suatu teknik untuk memberi motivasi siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan pelajaran; atau guru yang mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu mengenai isi pelajaran yang sedang diajarkan guru; dan siswa seharusnya sudah mengerti; atau pertanyaan yang lebih luas asal berkaitan dengan pelajaran, atau juga mungkin pengalaman yang dihayati dengan tanya-jawab itu, pelajaran akan lebih mendalam dan meluas.

Sementara Munandar (1988, hlm. 117) memberikan penjelasan bahwa bertanya diartikan sebagai keinginan mencari informasi yang belum diketahui. Sehingga jika bertanya adanya pada kondisi pembelajaran maka bertanya merupakan proses meminta keterangan atau penjelasan untuk mendapatkan informasi yang belum diketahui dalam pembelajaran yang sedang berlangsung.

Sedangkan Depdikbud (1994, hlm. 17) mengemukakan bahwa bertanya timbul bila sesuatu tidak jelas dan mendorong seseorang berusaha untuk memahaminya. Dari segi proses, kemauan bertanya akan muncul apabila seseorang memiliki motif ingin tahu. Pemenuhan rasa ingin tahu memerlukan kondisi yang aman, sehingga tugas gurulah yang harus menciptakan kondisi yang aman tersebut dengan cara menciptakan iklim interaksi tanya jawab secara menyenangkan dalam pembelajaran.

Mengacu pada pendapat ahli yang telah dikemukakan, metode tanya jawab ialah cara penyajian pelajaran dalam proses pembelajaran melalui interaksi dua arah agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu. Cara yang dimaksud adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang materi pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca ataupun sebaliknya. Dengan menggunakan metode ini siswa diharapkan dapat berperan aktif di dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan, menjawab atau memberikan pendapatnya.

Pembelajaran IPS denganmenerapkanmetode Tanya Jawabteknikprobing promptinginipadadasarnyauntukmengembangkanketerampilansiswauntukberanibe


(28)

5

rtanya. Karenadenganbertanyasecaratidaklangsungsiswamencariinformasisendiri yang belummerekaketahuiselainitu, agar siswamampuberinteraksidenganteman-

temannyadandapatmenyelesaikantugassecarabersama-samahaliniselarasdenganpembelajaran IPS yang

mengedepankanbahwamanusiaadalahmakhluk social yang harussalingberkomunikasiuntukmendapatkaninformasi yang berdasarkanfakta yang ada.

Dengan menggunakan metode ini siswa diharapkan dapat berperan aktif di dalam pembelajaran karena siswa dituntut untuk mengajukan pertanyaan, menjawab atau memberikan pendapatnya. Disamping berguna untuk merangsang berfikir siswa, metode ini juga berguna untuk menilai efektivitas pembelajaran dan efektivitas kemajuan belajar. Melalui bertanya, guru dapat melihat apakah pembelajaran yang dilakukannya sudah efektif atau belum. Benar tidaknya jawaban atas pertanyaan yang disampaikan guru, dapat digunakan untuk menilai keefektifan pembelajaran. Demikian pula, jawaban atas pertanyaan guru, dapat dipakai sebagai pedoman untuk menentukan indek kemajuan belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan yang didapat dari hasil observasi awal, mendorong peneliti untuk mengkaji permasalahan kedalam sebuah penelitian yang berjudul “Peningkatan Keterampilan Bertanya siswa dalam pembelajaran IPS melalui Metode tanya jawab dengan teknik Probing and prompting” (Penelitian Tindakan Kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung). Kritik dan saran yang bersifat konstruktif penulis harapkan agar menjadi perbaikan bagi karya berikutnya. Semoga penelitian ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua.

B. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang penulis mengidentifikasi beberapa masalah diantaranya

1. Bagaimana Perencanaan pembelajaran IPS dalam meningkatan Keterampilan Bertanya siswa melalui Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing and prompting di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung? 2. Bagaimana langkah-langkah Pelaksanaan pembelajaran IPS dalam


(29)

6

dengan Teknik Probing and prompting di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung?

3. Bagaimana merefleksikan pembelajaran IPS dalam meningkatan Keterampilan Bertanya siswa melalui Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing and prompting di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung? 4. Bagaimanakah Keterampilan Bertanya siswa kelas VIII-9 SMP Negeri 49

Bandung saat mengikuti pembelajaran yang dalam perancangannya menggunakan Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing and Prompting untuk meningkatkan keterampilan bertanya?

5. Bagaimana cara mengatasi kendala yang dihadapi dalam meningkatan Keterampilan Bertanya siswa melalui Metode Tanya Jawab dengan Teknik Probing and prompting di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung? C. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan sebagaimana yang telah dirumuskan. Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan desain perencanaan pembelajaran yang akan diterapkan di kelas dalam rangka meningkatkan Keterampilan bertanya siswa dengan menggunakan metode tanya jawab melalui teknik Probing and prompting. 2. Mengkaji dan mendeskripsikan keterampilan bertanya dalam pembelajaran

IPS dengan menerapkan metode tanya jawab melalui teknikProbing and prompting di kelasVIII-9 SMP Negeri 49 Bandung?

3. Mendeskripsikan proses refleksi siswa dengan menggunakan metode tanya jawab dengan teknik Probing and prompting yang diterapkan guru di kelas VIII-9 SMP Negeri 49.

4. Mendeskripsikan pengembangan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab dengan teknik Probing and prompting yang diterapkan guru di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung dalam rangka meningkatkan keterampilan bertanya siswa.


(30)

7

5. Mencari solusi dalam mengatasi kendala dalam meningkatkan Keterampilan bertanya siswa dengan menggunakan metode tanya jawab melalui teknik Probing and prompting.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi Siswa

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menumbuhkan keterampilan-keterampilan siswa khususnya dalam bidang kerjasama, minat dan penguasaan materi IPS. Selain itu, untuk membantu siswa agar antusias mengikuti pembelajaran IPS.

2. Bagi Guru

Diharapkan guru dapat menggunakan metode pembelajaran IPS yang lebih variatif. Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab dapat membantu guru untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa di kelas.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam rangka pengembangan metode pembelajaran sebagai perubahan dalam proses belajar mengajar agar lebih menarik.

4. Bagi Peneliti

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk lebih meningkatkan aktifitas dalam menggunakan metode pembelajaran.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis menyusun sebagai berikut:

Bab I, bab ini secara garis besar peneliti memaparkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan

Bab II, kajian pustaka bab ini berisi pemaparan konsep-konsep yang mendukung penelitian yaitu terkait keterampilan bertanya, pembelajaran IPS, metode pembelajaran dan hasil penelitian terdahulu.

Bab III, Metode penelitian bab ini memaparkan tahapan-tahapan penelitian yang ditempati untuk menyelesaikan penelitian, dimulai dari persiapan, prosedur, pelaksanaan, analisis data yang mencakup sumber data, teknik pengumpulan data dan alat pengumpul data.


(31)

8

Bab IV, hasil penelitian bab ini memaparkan hasil penelitian yang didasarkan pada data fakta, dan informasi yang dikolaborasikan dengan berbagai literatur yag menunjang.

Bab V, kesimpulan memaparkan keputusan yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan peneliti sebagai jawaban atas pertanyaan yang diteliti.


(32)

(33)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian. Metode yang digunakan disesuaikan dengan permasalahan yang ditemui di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung. Adapun dasar dari pemilihan metode ini adalah untuk menjawab masalah yang ada, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan baik. Selain itu, pemilihan metode yang tepat akan membantu penulis sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian berjalan dengan lancar dan sesuai dengan harapan.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung yang terletak di Jl. Antapani No. 58 Cicaheum Bandung dengan akreditasi A. SMP Negeri 49 Bandung, merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri yang ada di kota Bandung, provinsi Jawa Barat berdiri pada tahun 1983. Sama dengan SMP pada umumnya di Indonesia masa pendidikan sekolah di SMPN 49 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun pelajaran, mulai dari Kelas VII sampai Kelas IX. Berbagai fasilitas dimiliki SMPN 49 Bandung untuk menunjang kegiatan belajar mengajar. Fasilitas tersebut yaitu kelas, perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium bahasa, lapangan futsal (juga berfungsi sebagai lapangan upacara), lapangan basket, lapangan Voli, green House (biasa digunakan untuk praktik PLH) dan ruang kesenian.

Subjek peneliti ini adalah guru, siswa serta proses interaksi antara guru dengan siswa. Juga antara siswa dengan siswa selama berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung., dengan jumlah siswa 36 orang yang terdiri dari 15 siswa laki laki dan 21 siswa perempuan. Alasan peneliti memilih kelas VIII-9 sebagai sasaran penelitian karena berdasarkan permasalahan yang terjadi dari hasil pengamatan penulis pada saat pra


(34)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

penelitian, bahwa kelas VIII-9 belum dikembangkannya keterampilan bertanya karena guru hanya terpaku pada penyampaian materi saja. Peneliti


(35)

35

mitra peneliti. Guru kelas dan mitra peneliti bertindak sebagai pengamat observer yang akan memberikan masukan terhadap kekurangan selama dalam proses penelitian. Penelitian dilaksanakan pada waktu mata pelajaran IPS berlangsung.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan yang terdapat dalam penelitian dan merupakan cara untuk mengumpulkan, menyusun, menganalisis data tentang masalah yang menjadi objek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini pertama kali dikembangkan oleh seorang psikolog sosial, Kurt Lewis (1994). Beberapa ahli mengidentifikasi penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

Kemmis dan Taggart (dalam Ningrum, 2009, hlm. 2) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu proses yang dinamis dimana keempat aspek yakni perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis terselesaikan dengan sendirinya, melainkan merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Suharsimi, dkk (2009, hlm. 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas (PTK) melalui paparan gabungan definisi tiga kata sebagai berikut:

a. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, melakukan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atu informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.

c. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.


(36)

36

Dari uraian di atas secara singkat penelitian tindakan kelas (PTK) dapat di definisikan sebagai penelitian tindakan yang dilakukan didalam kelas yang bertujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran. PTK dilaksanakan demi perbaikan dan peningkatan praktik-praktik pembelajaran dengan berkesinambungan yang pada dasarnya melekat pada penuaian misi professional kependidikan yang dipegang oleh guru. Tujuan utama PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan refleksi untuk mendiagnosis keadaan lalu kemudian mencobakan secara sistematis sebagai tindakan alternatif dalam pemecahan permasalahan pembelajaran dikelas atau implementasi program sekolah.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan berbentuk siklus mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2007 hlm. 66). Alasan dipilihnya model kemmis & Mc Taggart dalam penelitian ini adalah karena model ini cukup efektif dalam satu siklus cukup melaksanakan satu tindakan, sehingga peneliti dapat segera mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan yang sudah dilaksanakanuntuk dapat ditindak lanjuti dan diperbaiki jika terdapat kekurangan pada pelaksanaan siklus selanjutnya.

Model Kemmis dan McTaggart pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas, 1999, hlm. 21). Mengulang empat kegiatan ini dapat ditemukan suatu masalah dan dicarikan solusinya yang berupa rencana perbaikan, pelaksanaan tindakan yang telah disusun yang disertai dengan kegiatan observasi, setelah itu dilakukan refleksi berupa diskusi balikan bersama guru mitra untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Sebelum melakukan penelitian dengan tahapan siklus-siklus, sebelumnya terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan (identifikasi masalah). Hal ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi-informasi aktual


(37)

37

seperti mengenal situasi kelas dan siswa yang dihadapi, berkordinasi dengan kolaborator. Selanjutnya menganalisis dan merumuskan masalah pada pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan proses perencanaan (plan) yaitu informasi-informasi yang sudah didapat akan dijadikan indikator dalam menyusun rencana tindakan untuk penerapan kegiatan pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab di kelas.

Selanjutnya pada siklus pertama dan seterusnya, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan guru mitra adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Plan) 2. Pelaksanaan (Act) 3. Pengamatan (Observe)

4. Refleksi (reflect), tahapan ini akan diulangi kembali pada siklus berikutnya dan seterusnya hingga siklus terakhir, siklus pnelitian di atas dapat digambarkan sebagai berikut:


(38)

38

Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaisance, menyusun rencana umum mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementrasikan langkah tindakan pertama, mengevaluasi, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus dasar yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua. Apabila dalam implementasinya kemudian dievaluasi masih terdapat kesalahan atau kekurangan, masih bisa diperbaiki atau dimodifikasi, yakni kemudia secara spiralnya. Siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substanstif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penelitian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil.

Penafsiran yang diberikan oleh Kemmis (dalam Wiriatmadja 2012, hlm. 63) meliputi hal-hal berikut.

 Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya

 Reconnaisance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan tetapi juga mencakup analisis, dab terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan bukan hanya pada awal saja.

 Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan seoptimal mungkin.

Prosedur penelitian di atas dapat dikembangkan sebagai berikut:

1. Siklus penelitian tindakan kelas ini diawali dengan orientasi (identifikasi masalah), untuk mengumpulkan informasi faktual,


(39)

39

masalah berangkat dari permasalahan nyata yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari

2. Selanjutnya peneliti menganalisis dan merumuskan masalah. Tahap ini dimaksudkan untuk menentukan prioritas masalah yang harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluarnya. Yang harus diperhatikan adalah:

a). Masalah tersebut merupakan masalah pembelajaran faktual yang benar-benar ada dalam pembelajaran di kelas.

b). Masalahnya dapat dicari dan diidentifikasi faktor penyebabnya, karena faktor penyebab menjadi dasar untuk menentukan alternatif tindakan yang akan diberikan

c). Ada alternatif tindakan yang dipilih untuk dilakukan peneliti d). Masalah memiliki nilai strategis bagi peningkatan atau

perbaikan proses dan hasil pembelajaran.

3. Perencanaan (plan)berdasarkan informasi yang sudah didapat. Perencanaan yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan di kelas dari hasil analisi dan rumusan masalah pada saar pra penelitian di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung. Peneliti dan guru mitra merencanakan langkah-langkah penerapan metode tanya jawab sesuai dengan pokok bahasan.

4. Setelah itu peneliti dan guru mitra mendiskusikan dan menentukan proses pembelajaran yang akan dilakukan dengan teknik probing and prompting, seperti menyusun silabus dan RPP, menentukan langkah-langkah dalam penelitian, menentukan sistem penilaian yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun alat observasi untuk mempermudah pengumpulan data, merencanakan diskusi balikan dengan mitra untuk selanjutnya dilakukan refleksi pada siklus berikutnya, membuat rencana perbaikan sebagai tindak lanjut dan yang terakhir merencanakan pengolahan data.

5. Setelah melakukan perencanaan, tindakan berlanjut pada tahap kedua yaitu tahap act (tindakan), yaitu kegiatan nyata pada


(40)

40

pembelajran IPS di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung melalui penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan teknik probing and prompting yang dilakukanberdasarkan rencana yang telah disusun dan disepakati sebelumnya oleh peneliti dengan guru mitra. Pada tahap ini dilakukan pengoptimalan penggunaan teknik probing anf prompting yang kemudian disesuaikan dengan penggunaak instrument yang sudah disusun oleh peneliti. Pelaksanaan tindakan ini berlangsung sampai proses pembelajaran IPS dengan menggunakan metode tanya jawab sampai pada titik jenuh (stabil)

6. Selanjutnya, peneliti memasuki tahap observasi (pengamatan) yaitu kegiatan mengamati, mengenali dan mendokumentasikan (mencatat dan merekam) proses, hasil, pengaruh dan masalah baru yang muncul selama penerapan metode tanya jawab dengan menggunakan teknik probing and prompting di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung. Hasil pengamatan ini akan dijadikan bahan analisi dan dasar refleksi terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya.

7. Tahap terakhir refleksi dimana peneliti dan guru mitra melakukan evaluasi. Refleksi merupakan kegiatan mengkaji apa yang telah dan belum terjadi, mengapa hal tersebut terjadi dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Selain itu sebagai upaya untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam menghasilkan perbaikan.

Pada penelitian ini, jumlah siklus yang dilaksanakan tergantung pada ketercapaian hasil metode tanya jawab dengan teknik probing and prompting. Penelitian ini akan berakhir jika sudah tidak adanya permasalahan ketika peneliti melaksanakan metode tanya jawab di kelas VIII-9 SMP Negeri 49 Bandung hingga berada pada titik jenuh (stabil).

D. Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas

Adapun Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas pada Penelitian di kelas VIII 9 SMP Negeri 49 Bandung sebagai berikut:


(41)

41

Peneliti melakukan identifikasi masalaha penelitian melalui pra observasi terhadap sekolah dan terutama kelas yang menjadi subjek penelitian. Hal ini dilaksanakan peneliti ketika melaksanakan PPL dengan melakukan pengamatan langsung. Hasil pengamatan selanjutnya didiskusikan dengan guru mitra hingga menghasilkan identifikasi masalah penelitian.

b. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan peneliti menyusun serangkaian rencana kegiatan dan tindakan yang dilaksanakan bersama guru mitra untuk mendapatkan hasil yang baik berdasarkan analisis masalah yang diperoleh ketika melaksanakan pra observasi. Adapun rencana yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Memastikan kelas yang akan menjadi tempat penelitian, 2) Menghubungi guru mata pelajaran IPS untuk meminta menjadi

kolaborator peneliti dalam penelitian yang akan dilaksanakan,

3) Melakukan observasi kembali saat pra penelitian terhadap kelas yang akan digunakan sebagai tempat penelitian,

4) Menyusun waktu yang tepat untuk melakukan penelitian, 5) Mendiskusikan langkah-langkah metode pembelajaran

6) Menyusun Rencana pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di kelas,

7) Menentukan materi yang sesuai dengan model pembelajaran 8) Menyusun instrument yang akan digunakan dalam penelitian, 9) Merencanakan diskusi balikan yang akan dilakukan dengan

kolaborator peneliti,

10)Membuat rencana untuk melakukan perbaikan sebagai tindak lanjut dari diskusi balikan yang telah dilakukan dengan kolaborator, 11)Merencanakan pengolahan data dari hasil yang diperoleh dalam

penelitian. c. Tindakan

Tahapan tindakan adalah tahapan dimana rencana yang telah dibuat dan dirancang sebelumnya diterapkan. Adapun langkah-langkah yang dilakuakn adalah sebagai berikut:


(42)

42

1) Melaksanakan pertemuan dalam pembelajaran IPS dengan menerapakan Metode Tanya Jawab Teknik Probing Prompting untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa.

2) Mengoptimalkan penerapan Metode Tanya Jawab Teknik Probing Prompting dalam pembelajaran IPS unuk meningkakan keerampilan bertanya siswa.

3) Melakukan pengamatan secara teliti selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua untuk melihat perubahan keterampilan siswa dalan menjalin hubungan anarpribadi.

4) Menggunakan instrument penelitian yang telah dibuat sebagai alat observasi untuk melihat dan mencatat aktvitas siswa ketika guru menerapkan Metode Tanya Jawab Teknik Probing Prompting untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa.

5) Melakukan wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran berakhir.

6) Melakukan diskusi balikan dengan guru mitra berdasarkan hasil pengamatan.

7) Melakukan revisi aksi sebagai tindak lanjut dari hasil diskusi balikan. 8) Melaksanakan pengolahan data yang diperoleh setelah penelitian selesai

dilaksanakan. d. Observasi

Pada tahap ini, pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan dilakukannya aksi (tindakan). Dalam tahap observasi peneliti akan mengamati semua aktivitas siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh observer dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan. Lembar observasi tersebut meliputi: 1) fokus aktivitas siswa di kelas yaitu meningkatkan keterampilan bertanya siswa melalui metode tanya jawab teknik probing prompting yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran IPS 2) fokus aktivitas guru yakni saat kegiatan menerapkan keterampilan bertanya siswa yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan bertanya 3) catatan lapangan dan wawancara dengan siswa. Hal ini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui permaslahan


(43)

43

yang terjadi di kelas, dan memberikan solusi sebagai tindakan awal untuk mengatasi permasalahan yang dialami siswa. Dengan demikian peneliti dapat mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk melengkapi hasil penelitian. Hasil dari tahap observasi merupakan dasar bagi tindakan yang telah dilakukan dan bagi penyusunan tindakan selanjutnya. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan meliputi kegiatan:

1) Pengamatan terhadap kelas yang diteliti,

2) Mengamati kesesuaian penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan bertanya dengan pokok bahasan, 3) Mengamati kesesuaian menerapkan metode tanya jawab dengan teknik

probing prompting yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan bertanya yang berkaitan dengan materi pembelajaran,

4) Mengamati kemampuan guru dalam metode tanya jawab dengan teknik probing prompting yang dikolaborasikan dengan mata pelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa,

5) Mengamati perubahan tumbuhnya keterampilan bertanya siswa. e. Refleksi

Refleksi dilakukan setelah tahap tindakan dan observasi selesai. Pada tahap ini peneliti bersama guru mitra melakukan evaluasi dari pelaksanaan tindakan, sebagai langkah perbaikan tindakan selanjutnya. Refleksi penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Melakukan diskusi dengan guru mitra dan siswa setelah dilakukan tindakan.

2) Membuat kesimpulan hasil diskusi, apakah penelitian dapat dihentikan atau dilanjutkan ke siklus berikutnya.

3) Merencanakan Penelitian Tindakan Kelas a. Perencanaan

Pada tahap perencanaan setiap siklus disusun pula perencanaan pembelajaran untuk memperbaiki pembelajaran. Pada proses ini siswa diharapkan mempunyai ketercapaian sesuai tujuan kompetensi yakni


(44)

44

pada Kompetensi Dasar 6.3 Mendeskripsikan pengendalian penyimpangan sosial, Kompetensi Dasar 7.1 Mendeskripsikan permasalahan angkatan kerja dan tenaga kerja sebagai sumber daya dalam kegiatan ekonomi, dan Kompetensi Dasar 7.3 Mendeskripsikan fungsi pajak dalam perekonomian nasional.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yakni kegiatan yang dilaksanakan guru berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada saat pembelajaran yaitu dengan keterampilan bertanya siswa. Kemudian guru sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran yang telah dibuat mengarahkan siswa untuk menuntun, mengarahkan pada kegiatan diskusi untuk melatih siswa agar terampil dalam bertanya. Pada akhir kegiatan pembelajaran selesai siswa mampu membuat kesimpulan mengenai nilai dan contoh nyata dari nillai tersebut yang dapat di aplikasikan dan di terapkan oleh siswa sehari-hari.

c. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru sesuai dengan tindakan yang telah direncanakan. Pada langkah ini peneliti mempersiapkan 1) pedoman observasi, 2) lembar penilaian hasil diskusi, 3) penilaian evaluasi. Melalui pengumpulan informasi, peneliti dapat mencatat berbagai kelemahan dan kekuatan yang dilakukan guru dalam melaksanaan tindakan, sehingga hasil yang didapat dijadikan masukan ketika guru melakukan refleksi untuk penyusunan rencana sikus berikutnya.

d. Refleksi

Refleksi adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan guru selama tindakan. Dengan melihat proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, peneliti dapat melihat hasil dari ketercapian yang telah di capai dengan keterampilan bertanya siswa. Refleksi dilakukan dengan sebelumnya berdiskusi dengan guru mitra,


(45)

45

teman sejawat, atau kolaborator, sebagai sumber data, sehingga dapat dijadikan referensi dasar dalam penyusunan rencana uang (siklus). Perencanaan tindakan disusun berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanakan penelitian pada setiap siklus.

E. Definisi Operasional 1. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir. Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi, termasuk dalam komunikasi pembelajaran.

Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan jawaban (respon) dari peserta didik.. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, selain mengamati jenis-jenis pertanyaan yang dikemukakan oleh siswa, cara bertanya siswa juga diamati oleh peneliti melalui indikator yang mengacu pada pendapat Groisser (1964) yang dikutip oleh lewis (2007, hlm. 2). Indikator-indikator tersebut antara lain:

a. Pertanyaan yang diajukan jelas, singkat dan mudah dipahami. b. Ketika mengungkapkan pertanyaan lancar (tidak terbata-bata) c. Pertanyaan yang diajukan berhubungan dengan materi yang

diajarkan

d. Memberikan selang waktu untuk menentukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Selain itu peneliti membuat indikator keterampilan bertanya untuk diterapkan kepada siswa yang berpacu pada indikator diatas. Indikator tersebut antara lain:


(46)

46

a. Siswa mampu mengajukan pertanyaan yang bersifat pengetahuan (apa, siapa, kapan, dimana, sebutkan dll) sesuai dengan materi yang dibahas dan dapat menjawab pertanyaan berdasarkan sumber yang relevan. b. Siswa mampu mengajukan pertanyaan yang bersifat pemahaman

(bedakanlah, bandingkan, jelaskan dll) dan dapat menjawab pertanyaan dengan menggunakan kata kata sendiri

c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan yang bersifat penerapan (tunjukan, berilah contoh, carilah hubungan dll) dan dapat memperkuat argumen dan dapat memecahkan suatu masalah sesuai fakta yang ada dan sumber yang jelas.

d. Siswa dapat mengajukan pertanyaan yang bersifat analisis (mengapa, kemukakan bukti-bukti, berilah alasan dll) dan mampu menyampaikan pendapat yang diperoleh dari sumber belajar.

e. Siswa mampu memberikan solusi dari pertanyaan yang telah diberikan dan dapat menghargai perbedaan tersebut.

f. Siswa dapat menarik kesimpulan dari materi yang sedang diajarkan.

2. Metode Tanya Jawab dengan Teknikprobing and prompting

Secara garis besar dapat dipahami bahwa metode tanya jawab ialah sebuah teknik atau cara penyajian bahan ajar dalam proses pembelajaran melalui interaksi dua arah agar peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca, atau siswa yang bertanya kepada guru. Bertanya dan menjawab sering kali dilakukan orang apabila ada ketidak ketahuan atau ketidakpahaman akan sesuatu peristiwa atau pemahaman. Dalam proses belajar mengajar dengan metode tannya jawab di jadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada siswa atau siswabertanya kepada guru.

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau two way traffic dari guru ke pesrta didik atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh jawaban


(47)

47

kepastian materi mealui jawaban lisan guru atau peserta didik (Sumantri & Johar, 1998 : 140)

Peneliti menggunakan metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa sesuai dengan masalah yang terjadi di lapangan. Dengan menggunakan metode tanya jawab peneliti dapat mengetahui sampa sejauh mana kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, memberikan kesempatan kepada peserta didik mengembangkan unuk mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang belum dipahami, memotivasi dan menimbulkan kompetesi belajar peserta didik dan melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis. Untuk memaksimalkan hal tersbut peneliti merubah langkah-langkah dalam proses penyampaian tanya jawab agar lebih menarik.

Probing dapat diartikan pula melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk siswa lain untuk menjawab atau dengan keberanian siswa sendiri. Apabila jawaban yang diberikan belum puas, guru meminta murid yang lain lagi. Sampai akhirnya diperoleh jawaban yang sempurna. Sedangkan prompting bentuk pertanyaan “sulit”, yang menyebabkan murid tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut, atau karena bentuk pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt” mendorong. Caranya ialah: Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab, Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain atau membagi pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan yang diberikan dapat dijawabs secara rinci.

F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan suatu cara yang dapat dilakukan dan ditetapkan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan, setelah melakukan instrumen dalam pengumpulan data yang akan dilakukan. Dalam pengumpulan data, peneliti melakukan kegiatan-kegiatan untuk mengumpulkan data sebagai berikut:


(48)

48

a. Lembar Panduan Observasi guru dan siswa

Pengumpulan data melalui observasi merupakan kegiatan peneliti dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk mengkaji dan menganalisis data di lapangan sesuai dengan permasalahan yang muncul dalam penelitian ini. Observasi dilaksanakan untuk mengamati data kelas tempat berlangsungnya pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti dan observer untuk mengetahui aktivitas dan perilaku siswa. Selain itu observasi memiliki tujuan untuk menelaah langsung kegiatan belajar mengajar sehingga diperoleh hasil penelaah yang berfungsi untuk menentukan rencana tindakan selanjutnya. Observasi lebih ditekankan pada pengukuran aspek-aspek kegiatan pembelajran yang terjadi di lapangan.

Peranan yang paling penting dalam menggunakan metode observasi adalah pengamat. Pengamat harus jeli dalam mengamati adalah menatap kejadian, gerak atau proses. Mengamati bukanlah pekerjaan yang mudah karena manusia banyak dipengaruhi oleh minat yang ada pada dirinya. Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margano (2009, hlm. 158). Pendapat tersebut diperkuat oleh Sanjaya (2009, hlm. 87) yang menyatakan bahwa dalam PTK, observasi menjadi instrumen utama yang digunakan untuk mengumpulkan data hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajran baik prilaku guru maupun prilaku siswa.

Observasi yang dilakukan oleh penliti yakni metode observasi partisipan Arifin (2013, hlm. 155) menyatakan bahwa observasi partisipan adalah observasi yang dilakukan dimana observer turut ambil bagian dalam objek yang diobservasi. Dalam hal ini peneliti terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas VIII-9, ketika melakukan observasi peneliti mencatat dalam bentuk catatan yang bersifat anekdot yaitu suatu catatan (record) tentang tingkah laku siswa dalam suatu situasi tertentu.


(49)

49

Catatan yang bersifat anekdot tersebut harus ditulis apa adanya. Setelah terkumpul beberapa catatan dari beberapa periode observasi, maka di buatlah suatu ihtisar tentang catatan-catatan tersebut.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar kerja siswa sangat berpengaruh dalam proses meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Lembar Kerjas Siswa yang peneliti buat lebih memfokuskan siswa mengahadapi permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Dalam hal ini guru memberikan tugas bersifat analisis untuk dikerjakan secara berkelompok agar siswa saling bekerja sama selain itu untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa guru mewajibkan siswa untuk mewawancarai satu narasumber agar siswa melatih keterampilannya untuk bertanya. Dengan kata lain jawaban yang mereka ambil berdasarkan pertanyaan yang mereka ajukan kepada narasumber.

c. Lembar Panduan Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui pandangan orang lain terhadap situasi kelas ketika proses pembelajaran berlangsung. Hopkins (dalam wiriaatmadja, 2007, hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain. Pedoman wawancara yang digunakan adalah bentuk

semi structured”. dalam hal ini maka mula-mula interviwer

menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan d. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan hal terpenting dalam sebuah penelitian dimana catatan lapangan ini memuat banyak data secara deskriptif berbagai kegiatan, suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial dan nuansa-nuansa lainnya.

e. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian berupa gambar, foto atau video yang ada pada saat penelitian dilakukan menurut Sugiyono (2011, hlm.


(1)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alma. (2009). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta.

Alipandie, Imansjah. (1985). Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha Nasional.

Amri & Ahmadi. (2012). Konstruksi Pengenmbangan Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Arifin. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta

Arikunto, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: P.T Bumi Aksara

Burhanuddin. (2007). Pendekatan Metoda dan Teknik Penelitian Pendidikan. Purwakarta: UPI Pwk

Daryanto. (2013). Strategi dan Tahapan Mengajar. Bandung: CV Yrama Widya. Depdikbud. (1994). Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Besar Program

Pengajaran (GBPP), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP). Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud.

Department Pendidikan Nasional (1999). Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Buku II Garis-garis besar Program Pendidikan dan Pelatihan Produktif. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Djamarah. (2005). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka Cipta

Djajadisastro dkk. (1984/1985). Pedagogik Ilmu Mendidik Teoritis, DEP P&K. Bandung: Proyek Pusat Pengembangan Penataran Guru Tertulis

Hasan, I (2006). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hasibuan, J. J. (1986). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hasibun, J. J. & Moedjiono. (1992). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Hasibun, J. J & Moedjiono. (2010). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Harsanto. (2007). Pengelolaam Kelas yang dinamis. Yogyakarta: Kansius.

Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Pekan Baru: Alfabeta.


(2)

Riki Restu Raniri, 2015

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Kochar (2008). Pembelajaran Sejarah Teaching of History. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.


(3)

227

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Margano. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Mulyasa, E. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosakarya Munandar, A. S. (1998). Kreativitas dalam pekerjaan. Jakarta: Pustaka Sinar

Harapan.

Marno & Idris. (2012). Strategi & Metode Pengajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nasution. (1975). Teori Statistika. Jakarta: Bhatara Karya.

Ningrum, E. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Buana Nusantara. Poerwadarminta. (2085). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Rahyubi. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.

Bandung: Nusa Media.

Roestiyah. (2008). Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Peneltian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung. Alfabet.

Suhasimi, dkk (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Suherman, dkk. (2001). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung. JICA UPI.

Supriatna, N. (2007). Konstruksi pembelajaran Sejarah Kritis. Bandung: Historia Utama Pres.

Sumantri & Johar. 1998. Startegi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutikno. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect.

Suwandi, O & Tjejep, S. R. (1996). Teknik-teknik Keterampilan Proses Belajar Mengajar bagi Guru Sekolah Dasar. Bandung: Yayasan Pena Bandung UPI. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(4)

Widodo, Joko. (2006). Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Malang: Banyu Media Publishing.

Wiriaatmadja. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Wiriaatmadja. (2012). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Yamin, Martinus. (2004). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

SUMBER SKRIPSI DAN TESIS

Jubaedah, Endang. (2008). Penerapan metode tanya jawab dengan teknik probing prompting untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran sejarah. Skripsi pada Jurusan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia: Tidak diterbitkan.

Muttaqin, Rizal Fuad. (2013). Efektifitas Penerapan Teknik Pembelajaran Probing-Prompting Dalam Meningkatkah Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Di Sekolah Dasar. Skripsi Pada Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Navtalie, Aghita. (2014). Penerapan Question Formulation Technique dalam upaya meningkatkan keterampilan bertanya pada pembelajaran sistem Imun. Skripsi pada Jurusan Pendidiakan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Ni’mah (2009). Metode tanya jawab untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa dalam pembelajaran sejarah. Skripsi pada jurusan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Rohaeni, Eni (2013). Pengaruh penerapan Pendekatan Saintifik, Teknologi dan Masyarakat (STM) terhadap keterampilan bertanya dan memecahkan masalah sosial siswa dalam pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Tesis pada Jurusan Pendidikan Dasar Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Selvianie, Ira (2014).Penerapan teknik bertanya untuk meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat siswa dalam pemblejaran sejarah. Skripsi pada jurusan sejarah Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Sudarti. 2008. Perbandingan kemampuan penalaran adatif siswa SMP antara yang memperoleh pembelajaran Matematika melalui teknik probing dengan Metode Ekspositori. Skripsi pada jurusan matematika. UPI. Bandung: tidak diterbitkan

Syukur, Abdul. (2013). Penggunaan video dalam pembelajaran materi metabolisme untuk mengungkap Keterampilan mengajukan pertanyaan dan meningkatkan keterampilan berfikir kritis siswa SMA kelas XII IPA. Tesis pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.


(5)

229

Utiarsih (2013). Upaya Meningkatkan Keterampilan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Menggunakan Metode Tanya Jawab. Skripsi pada Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Wudijaya, Kiki Purwatih. (2014). Penerapan pendekatan saintifik pada konsep IPA dalam tema berbagai pekerjaan untuk meningkatkan keterampilan bertanya siswa. Skripsi pada Jurusan PGSD Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

SUMBER INTERNET

Sudrajat, A. (2013). Permendiikbud No. 81A Lampiran IV. [online tersedia di: http://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2013/08/lampiran-iv-pedoman-umum-pembelajaran.pdf.] diakses 18 Maret 2015.

SUMBER JURNAL PENELITIAN

Yunus, dkk. (2013). Peningkatan keterampilan bertanya siswa dengan

menggunakan media audio pada pembelajaran bahasa Indonesia. Jurnal pada jurusan PGSD UNTAN: tidak diterbitkan.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Bernama lengkap Riki Restu Raniri, seorang anak laki-laki yang lahir pada tanggal 30 Oktober 1993 di Kp. Kaduengang, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Abidin dan E. Adawiah. Penulis berkebangsaan Indonesia dari keturunan Suku Jawa dan Suku Sunda. Agama penulis adalah Agama Islam. Riwayat pendidikan penulis yaitu SD Negeri Kaduengang, Kec. Cadasari-Kab. Pandeglang pendidikan selama satu tahun (1999-2000), selanjutnya menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Saruni 1, Kec.Majasari-Kab. Pandeglang (1999-2005), melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di PONPES MTs Turus Kab. Pandeglang (2005-2008), kemudian melanjutkan pendidikan Menengah Atas di PONPES MA/MAK Turus Kab. Pandeglang selama satu tahun (2008-2009) dan menyelesaikan pendidikan Menengah Atas di MA Negeri Cihideung Kec. Batubantar – Kab. Pandeglang. Setelah lama menyelesaikan pendidikan di Kabupaten Pandeglang penulis melanjutkan pendidikan jenjang S1 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung-Jawa Barat dengan mengambil jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (Social Studies).

Penulis mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler saat duduk dibangku Sekolah Dasar seperti Pramuka dan pernah mengikuti berbagai lomba di tingkat ranting dan tingkat kecamatan. Dibangku Sekolah Menengah Pertama, seperti Pasus Pramuka MTs Turus (2005-2007), OSIS sebagai Sekretaris (2006-2007), dan PASKIBRA Sekolah. Kemudian saat dibangku Sekolah Menengah Atas, penulis mengikuti ekstrakurikuler PASKIBRA, Pramuka, OSIS MA Negeri Cihideung dan Paduan Suara Sekolah. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif mengikuti HIMA PIPS (2012-2013) sebagai staff Dep. Komunikasi dan Informasi. Untuk kepentingan akademisi penulis bisa dihubungi dengan nomor telepon 088218121451, serta alamat email rikiraniri@gmail.comatau alamat rumah Jl. Raya labuan Km. 03 Kp. Maja timur RT 02 RW 01Sukaratu, Majasari, Pandeglang-Banten (42216).


Dokumen yang terkait

Penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPS Kelas IV di MI Unwanul Huda Jakarta Selatan

8 110 81

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TPS DENGAN TEKNIK BERTANYA PROBING PROMPTING BERBANTUAN CD PEMBELAJARAN PADA DIMENSI TIGA KELAS X

0 3 342

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELOMPOK B UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELOMPOK B DI TK AISYIYAH CABANG BLIMBING.

0 2 9

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI PENERAPAN TEKNIK PROBING-PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Bandung.

0 3 50

METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.

0 2 32

PENERAPAN METODE TANYA-JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI KELAS XI IPA 4 SMAN 14 BANDUNG.

0 1 54

METODE TANYA JAWAB UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH - repository UPI S SEJ 0901469 Title

0 0 3

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI METODE TANYA JAWAB DENGAN TEKNIK PROBING PROMPTING - repository UPI S IPS 1101083 Title

0 0 5

MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM TANYA-JAWAB MELALUI TEKNIK MENGGALI-MENUNTUN (PROBING-PROMPTING LEARNING) PADA PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S IPS 1100879 Title

0 0 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERTANYA SISWA MELALUI METODE DISKUSI DENGAN TEKNIK PROBING & PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN IPS - repository UPI S IPS 1205590 Title

0 0 5