PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING.

(1)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN

FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan departemen pendidikan fisika

Oleh :

Wiwit Rahayu 0800775

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA

PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Oleh Wiwit Rahayu

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Wiwit Rahayu 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015


(3)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu LEMBAR PENGESAHAN

Profil Berpikir Kritis Deduksi dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Problem Posing Wiwit Rahayu

0800775

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd NIP. 195803011980021002

Pembimbing II,

Mimin Iryanti, S.Si, M.Si. NIP :197712082001122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Fisika

Dr. Dadi Rusdiana, M.Si NIP. 196810151994031002


(5)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING


(6)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Wiwit Rahayu NIM : 0800775

Pembimbing I: Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd. Pembimbing II: Mimin Iryanti, S.Si, M.Si.

Departemen Pendidikan Fisika FPMIPA UPI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang profil berpikir kritis deduksi siswa dan peningkatan hasil belajar siswa SMP kelas VIII mata pelajaran fisika melalui penerapan model pembelajaran problem posing. Hal ini dilatarbelakangi oleh metode pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru tanpa mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, dimana aktivitas siswa hanya mencatat, mendengar, dan sedikit bertanya. Sedangkan mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang menuntut pemahaman, kritis, aktif dan perlunya penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan desain penelitian one pretest posttest group design. Subjek penelitian ini adalah 36 siswa di salah satu SMP di Kota Bandung. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah Cornell Critical Thinking Test Level X dan tes prestasi hasil belajar. Cornell Critical Thinking Test Level X diperoleh dengan menghitung skor dan tes prestasi hasil belajar siswa diindikasikan oleh rata-rata skor gain yang dinormalisasi <g>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil kemampuan berpikir kritis deduksi siswa kelas VIII pada mata pelajaran fisika terdapat 11 siswa pada kategori rendah, 21 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori tinggi. Sedangkan pengaruh penerapan model pembelajaran problem posing pada hasil belajar siswa secara umum meningkat. Peningkatan hasil belajar siswa sebesar 0,59 dengan kategori peningkatan sedang.


(7)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROFILE OF 8th GRADE STUDENTS‘ DEDUCTION CRITICAL THINKING

AND PERFORMANCE IN PHYSICS COURSE THROUGH PROBLEM POSING MODEL

Wiwit Rahayu NIM : 0800775

1st Adviser: Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd. 2nd Adviser : Mimin Iryanti, S.Si, M.Si. Physics Education Department FPMIPA UPI

ABSTRACK

The purpose of this study is to get profile of 8th grade students’ deduction critical thinking and concept achievement on physics course through implementation of problem posing model. Most of learning methods which still used are teacher centered model. This model involves students’ activity in learning process, such as record, hear and ask. Meanwhile physics is one of subject that students should have whole understanding, critical, active and apply it in everyday life. Research methodology of this study is quasi-experimental research design with one group pretest posttest design. Research subject involved are 36 students in one of junior high school in Bandung. Instrument used in this study is Cornell Critical Thinking Test Level X and test achievement of learning outcomes. By using Cornell Critical Thinking Test Level X, research obtained achievement scores for learning outcome indicated by average score are normalized gain <g>. The result showed that 8th grade students deduction critical thinking profile there are 11 students in the low category, 21 students in moderate category, and 4 students in high category. Meanwhile influence of problem posing learning model application on students’ learning outcomes commonly increased. The improvement of students’ learning outcomes in the amount of 0,59 as a moderate category.


(8)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING


(9)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...

KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ... E. Struktur Organisasi Skripsi ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Berpikir Kritis ... B. Prestasi Belajar ... C. Model Pembelajaran Problem Posing ... D. Model Pembelajaran Problem Posing dalam Pembelajaran Fisika E. Hubungan Berpikir Kritis, Peningkatan Belajar, dan Model Pembelajaran Problem Posing ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... B. Desain Penelitian ... C. Populasi dan Sampel Penelitian ... D. Prosedur Penelitian ... E. Instrumen Penelitian ... F. Teknik Pengolahan Data ...

i iii iv vi viii ix x 1 3 3 3 4 5 11 15 19 23 24 24 24 25 27 31


(10)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Keterlaksanaan Pembelajaran ... B.Prestasi Belajar Siswa ... C. Berpikir Kritis Siswa ...

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Implikasi dan Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

34 35 37

44 44 45


(11)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Aspek Keterampilan Berpikir Kritis ... 7

2.2. Aspek Berpikir Kritis yang Terdapat dalam Level X dan Z ... 10

2.3. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis Deduksi ... 10

2.4. Kunci Jawaban Cornell Critical Thinking Test Level X Deduksi ... 11

2.5. Langkah-langkah Problem Posing ... 20

2.6. Hubungan Berpikir Kritis Deduksi, Prestasi Belajar, dan Kegiatan Siswa dalam Model Pembelajaran Problem Posing ... 23

3.1. The one group pretest and posttest design ... 24

3.2.Interpretasi Validitas Tes ... 28

3.3. Interpretasi Reliabilitas ... 29

3.4. Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal... 29

3.5. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... 30

3.6. Hasil Analisis Butir Soal ... 31

3.7. Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran ... 32

3.8. Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi ... 33

3.9. Kriteria Skor Berpikir Kritis ... 33

4.1. Rekapitulasi Gain Dinormalisasikan Peningkatan Prestasi Belajar ... 36

4.2. Kategori Skor Berpikir Kritis Deduksi ... 38


(12)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.4. Kategori Indikator Mengkondisikan Logika ... 40 4.5. Kategori Indikator Menginterpretasikan Kenyataan ... 41

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Alur Penelitian ... 26 4.1. Grafik jumlah Siswa Terhadap Kategori Skor Berpikir Kritis Deduksi ... 38 4.2. Grafik Jumlah Siswa Terhadap Kategori Skor Berpikir Kritis Deduksi Indikator 1 ... 39 4.2. Grafik Jumlah Siswa Terhadap Kategori Skor Berpikir Kritis Deduksi Indikator 2 ... 40 4.2. Grafik Jumlah Siswa Terhadap Kategori Skor Berpikir Kritis Deduksi Indikator 3 ... 41


(13)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Lampiran Halaman

A.1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 49

A.2. Gambar Stimulus Pembelajaran Problem Posing ... 53

A.3. Soal Instrumen Penelitian ... 55

A.4. Critical Thinking Test ... 61

B.1. Rekapitulasi Skor Uji Coba Prestasi Belajar Siswa ... 65

B.2. Perhitungan Validitas Soal Uji Coba Prestasi Belajar Siswa ... 67

B.3. Perhitungan Daya Pembeda Soal Uji Coba Prestasi Belajar Siswa ... 77

B.4. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba Prestasi Belajar Siswa ... 79

B.5. Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Prestasi Belajar Siswa ... 80

C.1. Rekapitulasi Skor Prestasi Belajar Siswa ... 81

C.2. Perhitungan Gain Ternormalisasi ... 83

C.3. Perhitungan Skor Berpikir Kritis Deduksi Siswa ... 84

D.1.Soal Yang Dirumuskan Siswa saat Proses Pembelajaran Problem Posing 88 D.2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar ... 90


(14)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2013).

Menurut Permendikbud No.81A tahun 2013, proses pembelajaran terdiri atas lima pembelajaran pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Berdasarkan keterangan tersebut, salah satu proses pembelajaran yaitu menanya. Kompetensi yang dapat dikembangkan melalui proses menanya yaitu dapat mengembangkan kreatifitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran fisika yang dilakukan di salah satu SMP swasta di kota Bandung, bahwa siswa harus selalu di beri motivasi agar siswa mau ikut terlibat dalam kegiatan pembelajaran dan aktif bertanya. Selain itu berdasarkan data yang diperoleh dari daftar nilai ulangan harian siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah. Dari pernyataan tersebut diperoleh informasi bahwa dalam proses pembelajaran siswa cenderung bersifat pasif karena metode pembelajaran yang digunakan masih berorientasi pada guru


(15)

2

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tanpa mengikutsertakan siswa dalam proses pembelajaran, dimana aktivitas siswa hanya mencatat, mendengar, dan jarang bertanya bahkan ketika diberi latihan soal banyak siswa yang tidak bisa mengerjakannya sehingga siswa menganggap bahwa mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit. Selain itu dalam pembelajaran fisika siswa sering mengerjakan soal-soal, sedangkan penanaman konsepnya hanya diberikan dalam waktu yang sangat singkat.

Metode pembelajaran seperti ini merupakan salah satu faktor mengapa prestasi siswa sangat rendah dan kemampuan berpikir kritis siswa kurang tergali khususnya dalam mata pelajaran fisika, dimana mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang tidak cukup dengan siswa yang hanya duduk diam, mendengarkan, kemudian mencatat dan menghafal. Mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang menuntut pemahaman, kritis, aktif dan perlunya penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Arifin Siregar yang

berjudul “Penerapan Model Problem posing untuk Kemampuan Komunikasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP” menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada prestasi belajar siswa. Selain itu, siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajan.

Berdasarkan penelitian tersebut, bahwa salah satu upaya yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman, keaktifan, dan kemampuan berpikir kritis siswa diperlukan variasi model pembelajaran diantaranya dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Pada prinsipnya, model pembelajaran problem posing adalah suatu model pembelajaran yang mewajibkan siswa untuk mengajukan masalah sendiri melalui latihan soal secara mandiri. Problem posing merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran fisika yang dapat memotivasi siswa untuk belajar secara aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah.

Membiasakan siswa dalam merumuskan, menghadapi dan menyelesaikan soal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan konsep siswa. Semakin banyak sisiwa terlibat dalam kegiatan pembelajaran, semakin tinggi kemungkinan siswa berpikir kritis dan hasil belajar meningkat.


(16)

3

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Siswa tidak hanya menerima materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha menggali dan mengembangkannya secara mandiri, pada gilirannya akan memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih berpikir kritis untuk memecahkan masalah. Dengan bertolak dari uraian di atas, maka penelitian tentang penerapan model pembelajaran problem posing terhadap prestasi belajar dan fisika perlu diungkap melalui sebuah penelitian yang dirancang dan diimplementasikan dalam suatu studi eksperimen berjudul “Profil Berpikir Kritis Deduksi dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing

B. Rumusan Masalah

Dengan mengacu pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

“Bagaimanakah profil kemampuan berpikir kritis deduksi dan peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII mata pelajaran fisika melalui penerapan model pembelajaran problem posing?”

Untuk mengarahkan penelitian, maka rumusan masalah diuraikan menjadi sub masalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII mata pelajaran fisika setelah diterapkan metode problem posing?

2. Bagaimanakah profil berpikir kritis deduksi siswa kelas VIII mata pelajaran fisika setelah diterapkan metode pembelajaran problem posing?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar fisika siswa kelas VIII mata pelajaran fisika melalui penerapan metode pembelajaran problem posing. 2. Mengetahui profil berpikir kritis deduksi siswa kelas VIII mata pelajaran

fisika setelah diterapkan metode pembelajaran problem posing.


(17)

4

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang model pembelajaran problem posing yang dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan mengetahui profil berpikir kritis deduksi siswa. 2. Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya penelitian dalam

kajian sejenis dan dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam skripsi ini Struktur organisai dari skripsi ini yaitu Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Pustaka berisi pejelasan mengenai berpikir kritis deduksi, prestasi belajar, dan model pembelajaran problem posing berdasarkan literatur. Bab III Metode Penelitian berisi, desain penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, instrument penelitian, pengembangan instrument penelitian, dan analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi hasil penelitian dan pembahasan keterlaksanaan pembelajaran model problem posing, hasil prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa Bab V berisi kesimpulan, implikasi dan rekomendasi mengenai skripsi ini.


(18)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2010, hlm.3). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi-eksperimental. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kelompok-kelompok yang terbentuk secara alamiah. Selain itu sampel tidak dilakukan secara acak.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one group pretest posttest design. Dalam desain ini, sampel yang diuji diberikan pretest (tes awal) sebelum perlakuan dan posttest (tes akhir) setelah perlakuan. Desain ini dipilih karena dianggap sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti yaitu untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran problem posing. Berikut merupakan tabel desain penelitian one group pretest posttest design. (Sugiyono, 2010)

Tabel 3.1 The one group pretest and posttest design

O1 X O2

Pretest Treatment Posttest Keterangan :

O1 : tes awal (pretest) O2 : tes akhir (posttest)

X : perlakuan (treatment), yaitu penerapan model pembelajaran problem posing

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP di kota Bandung dan sampel yang digunakan adalah kelas VIII salah satu SMP swasta di


(19)

25

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kota Bandung. Sampel dipilh menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dan berdasarkan rekomendasi guru.

D. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:

1. Tahap Persiapan

a. Melakukan studi lapangan / studi pendahuluan. b. Melakukan studi literatur.

c. Melakukan studi kurikulum

d. Membuat dan menyusun perangkat pembelajaran serta instrumen penelitian. e. Mengkonsultasikan dan judgment instrumen penelitian kepada dua dosen dan

guru mata pelajaran fisika yang berada di sekolah tempat penelitian akan dilaksanakan.

f. Mengujicobakan instrumen penelitian yang telah dijudgment.

g. Menganalisis hasil uji coba instrumen penelitian, kemudian menentukan soal yang layak untuk dijadikan insrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan tes awal (pretest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

b. Memberikan perlakuan kepada sampel berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing.

c. Memberikan tes akhir (posttest) kepada sampel penelitian untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

3. Tahap Akhir

a. Mengolah dan menganalisis data penelitian.

b. Memberikan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil yang diperoleh dari pengolahan data.


(20)

26

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara keseluruhan skema penelitian dapat digambarkan seperti pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Alur Penelitian Tahap Akhir

Kesimpulan Pengolahan dan

Analisis data Pembahasan Tahap Pelaksanaan Pretest

Observasi Aktivitas Guru dan Siswa

Pembelajaran

Problem posing

Posttest

Tahap Persiapan

Studi Pendahuluan dan Identifikasi Masalah Studi Pustaka

Merumuskan Masalah

Membuat Instrumen Penelitian

Penyusunan perangkat pembelajaran

Judgement

Uji coba

Studi Kurikulum

Analisis hasil uji coba dan revisi

Revisi perangkat pembelajaran


(21)

27

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk menguji sampel setelah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model problem posing adalah:

1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan terhadap guru dan siswa. Lembar observasi ini berisi tahapan pembelajaran yang digunakan untuk melihat keterlaksanaan aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan metode pembelajaran problem posing. Lembar observasi ini diisi oleh observer ketika proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan tanda checklist sesuai kolom indikator yang sedang diobservasi. Lembar observasi ini diolah dengan tafsiran persentase. Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan.

2. Tes Berpikir Kritis

Cornell Critical Thinking Test Level X merupakan Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa tingkat 4-14. Cornell Critical Thinking Test Level X merupakan instrumen berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yang secara keseluruhan terdiri dari 71 soal. Pada penelitian ini difokuskan pada kemampuan berpikir deduksi, terdapat 14 soal (jumlah 15 soal termasuk contoh). Tes kemampuan berpikir kritis tidak diujicobakan.

3. Tes Prestasi Belajar

Soal dibuat berdasarkan jenjang kognitif yang dikembangkan oleh Bloom, meliputi jenjang C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (aplikasi), dan C4 (analisis). Pokok bahasan yang diteskan adalah pokok bahasan Usaha dan Energi yang


(22)

28

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdiri dari dua puluh empat soal materi “Usaha dan Energi” dalam bentuk pilihan ganda.

Untuk instrumen tes prestasi belajar, dilakukan analisis untuk mengetahui validasi butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Hasil analisis ini dapat menunjukkan apakah instrumen penelitian yang dibuat layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan analisis-analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes penelitian.

a. Analisis Validitas

Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes (Suharsimi, 2003). Tes yang valid (absah = sah) adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat menggunakan suatu teknik korelasi product momen seperti yang dikemukakan oleh Pearson yang dirumuskan sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan : rxy = koefisien korelasi antara variable x dan y X = Skor siswa tiap butir soal

Y = Skor total tiap siswa uji coba

N = Jumlah siswa

Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut :

Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Tes

Rentang Kategori

<1,00 Sangat Tinggi xy

r  60 ,

0 <0,80 Tinggi

<0,60 Cukup xy

r  20 ,

0 <0,40 Rendah

<0,20 Sangat Rendah (Arikunto, 2009) b. Analisis Reliabilitas

xy r  80 , 0 xy r  40 , 0 xy r  00 , 0


(23)

29

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Realibilitas digunakan untuk melihat ketepatan atau keajegan alat dalam

mengukur apa yang diukurnya. Reliabilatas yang digunakan adalah KR-20 dengan

rumus (Arikunto, 2009).

Keterangan : r = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = jumlah siswa yang menjawab dengan benar q = jumlah siswa yang menjawab dengan salah S = standar deviasi dari hasil tes

n = Jumlah siswa

Nilai r yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada Tabel berikut:

Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kategori

0,80 < r  1,00 Sangat Tinggi 0,60 < r  0,80 Tinggi 0,40 < r  0,60 Cukup 0,20 < r  0,40 Rendah 0,00 < r  0,20 Sangat Rendah

(Arikunto, 2009)

c. Analisis Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran (difficulty indeks) adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:

dengan P: indeks kesukaran

B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS: jumlah seluruh siswa peserta tes


(24)

30

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan nilai P yang didapaatkan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal

Nilai P Kategori

0,00 Terlalu Sukar

0,00 < P  0,30 Sukar 0,31  P  0,70 Sedang

0,71  P < 1,00 Mudah

1,00 Terlalu Mudah

(Arikunto, 2009) d. Analisis Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi/daya pembeda. Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks diskriminatif:

dengan: D : daya pembeda

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Interpretasi daya pembeda adalah apabila D = 0 berarti butir soal tidak mempunyai daya pembeda, apabila D = 1 berarti bahwa butir soal hanya bias dijawab oleh kelompok tinggi dan apabila D < 0 (negatif) berarti bahwa kelompok rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi. Klasifikasi tingkat daya pembeda secara rinci disajikan pada Tabel berikut:


(25)

31

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Nilai DP Kategori

0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2009) Instrumen digunakan untuk menguji prestasi belajar siswa diuji untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Nilai reliabilitas dari instrumen penelitian yang dibuat adalah 0,45 dengan kategori “cukup”. Sedangkan hasil analisis butir soal secara rinci dari instrumen yang dibuat disajikan pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.6 Hasil Analisis Butir Soal

No. Soal

Daya

Pembeda Tingkat kesukaran

Validitas Keterangan

Jenjang

Kognitif Tindakan

Nilai Kategori Nilai kategori Nilai Kategori C1 C2 C3 C4 C5

1 0,44 Baik 0,39 sedang 0,43 Cukup  Digunakan 2 0,39 Cukup 0,53 sedang 0,41 Cukup  Digunakan 3 0,33 Cukup 0,61 sedang 0,47 Cukup  Digunakan 4 0,06 Jelek 0,92 mudah 0,25 Rendah  Digunakan 5 0,11 Jelek 0,83 mudah 0,05 sangat rendah  Digunakan 6 0 Jelek 1 terlalu mudah ∞ sangat rendah  Dibuang 7 0,39 Baik 0,25 sukar 0,43 Cukup  Digunakan 8 0,17 Jelek 0,19 sukar 0,24 Rendah  Digunakan 9 0,17 Jelek 0,81 mudah 0,32 Rendah  Digunakan 10 -0,1 Jelek 0,97 mudah -0,02 sangat rendah  Dibuang 11 0,33 Cukup 0,39 sedang 0,36 Rendah  Digunakan 12 0,33 Cukup 0,28 sukar 0,42 Cukup  Digunakan 13 -0,3 Jelek 0,64 sedang 0,05 sangat rendah  Digunakan 14 -0,1 Jelek 0,08 sukar -0,03 sangat rendah  Dibuang 15 0 Jelek 0,61 sedang 0,19 sangat rendah  Digunakan 16 0,17 Jelek 0,75 mudah 0,3 Rendah  digunakan 17 0,22 Cukup 0,5 sedang 0,25 Rendah  digunakan 18 -0,1 Jelek 0,58 sedang 0,04 sangat rendah  Digunakan 19 0,33 Cukup 0,67 sedang 0,39 Rendah  Digunakan 20 -0,1 Jelek 0,36 sedang 0 sangat rendah  Dibuang 21 0,22 Cukup 0,33 sedang 0,19 sangat rendah  digunakan 22 0,11 Jelek 0,17 sukar 0,02 sangat rendah  Digunakan 23 0,22 Cukup 0,33 sedang 0,23 Rendah  Digunakan 24 0,28 Cukup 0,53 sedang 0,13 sangat rendah  Digunakan 25 0 Jelek 0,33 sedang -0,19 sangat rendah  Dibuang 26 0,17 Jelek 0,31 sedang 0,27 Rendah  Dibuang 27 0,28 Cukup 0,25 sukar 0,39 Rendah  digunakan 28 0,28 Cukup 0,64 sedang 0,3 Rendah  digunakan 29 0,28 Cukup 0,42 sedang 0,25 Rendah  digunakan 30 0,28 Cukup 0,69 sedang 0,53 Cukup  digunakan


(26)

32

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Teknik Pengolahan Data

Instrumen tes digunakan untuk memperoleh data kuantitatif. Data kuantitatif berupa hasil tes diolah dengan cara sebagai berikut.

1. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Format observasi ini berbentuk Rating Scale dan membuat kolom ya/tidak, observasi ini dilakukan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi problem solving dan keterlaksanaan kegiatan membaca. Untuk observasi keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca yang dilakukan oleh guru dan siswa dihitung dengan:

Langkah-langkah yang penulis lakukan untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca adalah sebagai berikut ini :

a. Menghitung jumlah jawaban “ya” yang observer isi pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dan lembar observasi keterlaksanaan kegiatan membaca.

b. Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca dengan menggunakan persamaan persentase keterlaksanaan.

c. Menafsirkan kategori keterlaksanaan pembelajaran dan kegiatan membaca berdasarkan Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Klasifikasi Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase (%) Kategori

80 atau lebih Sangat Baik

60 – 79 Baik

40 – 59 Cukup

21 – 39 Rendah

0 - 20 Rendah Sekali

(Ridwan, 2000) 2. Analisis Tes Prestasi Belajar

Setelah instrumen tes diketahui validitas dan reliabilitasnya, selanjutnya tes diujikan pada siswa. Setelah diujikan maka akan diperoleh data skor-skor tes


(27)

33

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Data skor pretest dan posttest dirata-ratakan, kemudian ditentukan besar gain dengan perhitungan sebagai berikut:

(Hake, 1999) Peningkatan pretasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing dapat dihitung dengan menggunakan gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah :

(Hake, 1999) Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Kriteria <g> > 0,7 Tinggi 0,7 > <g> > 0,3 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999) 3. Analisis Tes Berpikir Kritis

Berdasarkan Adminitration Manual Cornell Critical Thinking, perhitungan skor menggunakan perumusan jumlah benar dikurangi setengah jumlah salah (R – ½ W). Hitung jumlah jawaban yang benar, hitung jumlah jawaban yang salah, kalikan setengah pada jumlah jawaban yang salah, kemudian selisihkan dengan jumlah jawaban yang benar.

Untuk menentukan batas-batas kelompok skor berpikir kritis, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria skor Berpikir Kritis

Persentase Klasifikasi


(28)

34

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor rata-rata – SD < skor  skor rata-rata + SD Sedang skor > skor rata-rata + SD Tinggi


(29)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII di salah satu SMP di kota Bandung mengenai “Profil Berpikir Kritis Deduksi dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII mata pelajaran fisika yang didapat dari hasil <g> sebesar 0,59 dengan kategori „Sedang‟.

2. Profil berfikir kritis deduksi siswa kelas VIII mata pelajaran fisika berdasarkan skor siswa terdapat 11 siswa pada kategori rendah, 21 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori tinggi.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Beberapa implikasi dan rekomendasi yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya:

1. Disarankan menggunakan metode pembelajaran problem posing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Fenomena yang disajikan seharusnya menggunakan gambar yang lebih representatif atau menggunakan video agar siswa menjadi lebih terarah dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan permasalahan.

3. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing sebaiknya guru pandai dalam mengatur alokasi waktu karna dibutuhkan waktu lebih banyak untuk berdiskusi.

4. Disarankan menggunakan Cornell critical thinking test untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

5. Disarankan agar tes kemampuan berpikir kritis lebih sering digunakan sehingga siswa dapat terbiasa dan didapatkan hasil yang lebih optimal.


(30)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abu-Elwan, R. (2007). The development of Mathematical Problem Posing Skills for Prospective Middle School Teachers. Mathematics Education, Sultan Qaboos University, Muscat, Sultant of Oman. [Online] Tersedia: http://math.unipa.it/~grim/EAbu-elwan8

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Echols. John, M. dkk. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. United States of America: The New York

Times Company.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.

Depdiknas.

Depdikbud. (1995). Kurikulum SMU Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

______. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan.

Fakhruddin dan Oktaviani, N. (2009). Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Pada Materi Pokok Kinematika Di Kelas Xi Ipa Man I Pekanbaru. Pekanbaru: Jurnal Geliga

Sains. [Online] Tersedia:

ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/download/304/298

Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change-Gain. [Online]. Tersedia: www.physics.indiana.edu. [8 Maret 2012]


(31)

46

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herdian. (2009). Model Pembelajaran Problem Posing. [Online] Tersedia: https://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/

Husna, H. N. (2012). Implementasi Permainan Monopoli Fisika Sebagai Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.

Lyn.D. English (1998). Childrens Problem posing Within Formal and informal contexts, Journal for research in mathematics Education, Vol.29. No.183.106

Mahmudi, A. (2008). Pembelajaran Problem posinguntuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Najoan, R. A. O. (1999). Analisis Problem posing Siswa Sekolah Dasar Negeri II Kecamatan Tomohon Kabupaten Minahasa pada Konsep Operasi Hitung Bilangan Cacah. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Nasoetion, S. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Ponder, S. N. (1992). Teacher to Teacher: Using Problem posing- Posing Dialogue In Adult Literacy Education, (online), (http://Literacy.kent.edu/Oasis/Pubs/0300-8.html)

Rahmad, M. dkk. (2009). Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Di Kelas X4 Man 1 Pekanbaru. Pekanbaru: Jurnal Geliga Sains.

Ridwan, Sa’adah. (2000). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Belajar Siswa dalam Mempelajari Konsep Cahaya di kelas II-G SLTPN 12 Bandung. Tesis pada Program Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Silver dan Cai. (1996) An Analysis Tes Problem Posing By Middle School Student. Journal for Research in Mathematics Education.

Septiani, I. (2012). Kajian Kemampuan Berpikir Kritis dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika dengan pendekatan PBL. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.

Siregar, A. (2010). Penerapan Model Problem posing untuk Kemampuan Komunikasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.


(32)

47

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cv.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar, [Online]. Tersedia: http://sunartombs.wordpress.com, [18 Juli 2010]

Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syam. (2005). Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang melalui Pendekatan Problem posing Berbasis Aktivitas di SMUN I Banjarmasin. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA Unlam: Tidak Diterbitkan.

Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). (2002). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas Problem Posing Secara Berkelompok. Buletin Pelangi Pendidikan Volume 2. Jakarta. Direktorat Pendidikan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yansen, A. (2005). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Di kelas 1 SMP Negeri 12 Kendari. Kendari. Skripsi FKIP Unhalu.

Yunitasari, N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.


(1)

33

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa. Data skor pretest dan posttest dirata-ratakan, kemudian ditentukan besar gain dengan perhitungan sebagai berikut:

(Hake, 1999) Peningkatan pretasi belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran problem posing dapat dihitung dengan menggunakan gain yang dinormalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung gain yang dinormalisasi adalah :

(Hake, 1999) Interpretasi terhadap nilai gain yang dinormalisasi ditunjukan oleh tabel berikut:

Tabel 3.8 Interpretasi Nilai Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Kriteria

<g> > 0,7 Tinggi 0,7 > <g> > 0,3 Sedang

<g> < 0,3 Rendah

(Hake, 1999) 3. Analisis Tes Berpikir Kritis

Berdasarkan Adminitration Manual Cornell Critical Thinking, perhitungan skor menggunakan perumusan jumlah benar dikurangi setengah jumlah salah (R – ½ W). Hitung jumlah jawaban yang benar, hitung jumlah jawaban yang salah, kalikan setengah pada jumlah jawaban yang salah, kemudian selisihkan dengan jumlah jawaban yang benar.

Untuk menentukan batas-batas kelompok skor berpikir kritis, seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.9 Kriteria skor Berpikir Kritis

Persentase Klasifikasi


(2)

34

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

skor rata-rata – SD < skor  skor rata-rata + SD Sedang skor > skor rata-rata + SD Tinggi


(3)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas VIII di salah satu SMP di kota Bandung mengenai “Profil Berpikir Kritis Deduksi dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Mata Pelajaran Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing” diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII mata pelajaran fisika yang didapat dari hasil <g> sebesar 0,59 dengan kategori „Sedang‟.

2. Profil berfikir kritis deduksi siswa kelas VIII mata pelajaran fisika berdasarkan skor siswa terdapat 11 siswa pada kategori rendah, 21 siswa pada kategori sedang dan 4 siswa pada kategori tinggi.

B. Implikasi dan Rekomendasi

Beberapa implikasi dan rekomendasi yang diajukan terkait dengan penelitian yang telah dilakukan diantaranya:

1. Disarankan menggunakan metode pembelajaran problem posing dalam pembelajaran fisika untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

2. Fenomena yang disajikan seharusnya menggunakan gambar yang lebih representatif atau menggunakan video agar siswa menjadi lebih terarah dalam mengajukan pertanyaan sesuai dengan permasalahan.

3. Dalam pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing sebaiknya guru pandai dalam mengatur alokasi waktu karna dibutuhkan waktu lebih banyak untuk berdiskusi.

4. Disarankan menggunakan Cornell critical thinking test untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.

5. Disarankan agar tes kemampuan berpikir kritis lebih sering digunakan sehingga siswa dapat terbiasa dan didapatkan hasil yang lebih optimal.


(4)

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abu-Elwan, R. (2007). The development of Mathematical Problem Posing Skills for Prospective Middle School Teachers. Mathematics Education, Sultan Qaboos University, Muscat, Sultant of Oman. [Online] Tersedia: http://math.unipa.it/~grim/EAbu-elwan8

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Echols. John, M. dkk. (1995). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: PT Gramedia. Ennis, R. H. (1996). Critical Thinking. United States of America: The New York

Times Company.

Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta. Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Dikmenum.

Depdiknas.

Depdikbud. (1995). Kurikulum SMU Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikdasmen Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

______. (2014). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian Pendidikan.

Fakhruddin dan Oktaviani, N. (2009). Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Pada Materi Pokok Kinematika Di Kelas Xi Ipa Man I Pekanbaru. Pekanbaru: Jurnal Geliga

Sains. [Online] Tersedia:

ejournal.unri.ac.id/index.php/JGS/article/download/304/298

Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change-Gain. [Online]. Tersedia: www.physics.indiana.edu. [8 Maret 2012]


(5)

46

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Herdian. (2009). Model Pembelajaran Problem Posing. [Online] Tersedia: https://herdy07.wordpress.com/2009/04/19/model-pembelajaran-problem-posing/

Husna, H. N. (2012). Implementasi Permainan Monopoli Fisika Sebagai Media Pembelajaran Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Tgt Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Dan Mengetahui Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.

Lyn.D. English (1998). Childrens Problem posing Within Formal and informal contexts, Journal for research in mathematics Education, Vol.29. No.183.106

Mahmudi, A. (2008). Pembelajaran Problem posinguntuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.

Najoan, R. A. O. (1999). Analisis Problem posing Siswa Sekolah Dasar Negeri II Kecamatan Tomohon Kabupaten Minahasa pada Konsep Operasi Hitung Bilangan Cacah. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang.

Nasoetion, S. (1992). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Ponder, S. N. (1992). Teacher to Teacher: Using Problem posing- Posing Dialogue In Adult Literacy Education, (online), (http://Literacy.kent.edu/Oasis/Pubs/0300-8.html)

Rahmad, M. dkk. (2009). Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem posing Di Kelas X4 Man 1 Pekanbaru. Pekanbaru: Jurnal Geliga Sains.

Ridwan, Sa’adah. (2000). Identifikasi dan Penanggulangan Kesulitan Belajar Siswa dalam Mempelajari Konsep Cahaya di kelas II-G SLTPN 12 Bandung. Tesis pada Program Pascasarjana UPI: tidak diterbitkan.

Silver dan Cai. (1996) An Analysis Tes Problem Posing By Middle School Student. Journal for Research in Mathematics Education.

Septiani, I. (2012). Kajian Kemampuan Berpikir Kritis dan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SMP dalam Pembelajaran Fisika dengan pendekatan PBL. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.

Siregar, A. (2010). Penerapan Model Problem posing untuk Kemampuan Komunikasi dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.


(6)

47

Wiwit Rahayu, 2015

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, Cv.

Sunarto. (2009). Pengertian Prestasi Belajar, [Online]. Tersedia: http://sunartombs.wordpress.com, [18 Juli 2010]

Suyitno, A. (2004). Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Syam. (2005). Prestasi Belajar Fisika Pokok Bahasan Getaran dan Gelombang melalui Pendekatan Problem posing Berbasis Aktivitas di SMUN I Banjarmasin. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Fisika FMIPA Unlam: Tidak Diterbitkan.

Tim Penelitian Tindakan Matematika (PTM). (2002). Meningkatkan Kemampuan Siswa Menerapkan Konsep Matematika Melalui Pemberian Tugas Problem Posing Secara Berkelompok. Buletin Pelangi Pendidikan Volume 2. Jakarta. Direktorat Pendidikan.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Yansen, A. (2005). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Di kelas 1 SMP Negeri 12 Kendari. Kendari. Skripsi FKIP Unhalu.

Yunitasari, N. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Dan Prestasi Belajar Siswa SMA. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung; tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING DAN SARANA BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Perbedaan Penerapan Problem Based Learning Dan Sarana Belajar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Ekonomi Kelas VIII Di S

0 3 15

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 2 11

PENINGKATAN PRESTASI MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Peningkatan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tah

0 4 19

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 3 14

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING.

0 2 30

PEMETAAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERDASARKAN GAYA BERPIKIR KREATIF-KRITIS.

1 4 35

PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING - repository UPI S FIS 0800775 Title

0 0 5

Efektivitas penggunaan model pembelajaran problem posing terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa

2 3 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS X.3 SMAN 1 KINALI

0 0 10