Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk menguji sampel setelah diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan model
problem posing adalah:
1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan terhadap guru dan siswa. Lembar observasi ini berisi tahapan pembelajaran yang digunakan untuk
melihat keterlaksanaan aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan metode pembelajaran problem posing. Lembar observasi ini diisi oleh observer ketika
proses pembelajaran berlangsung dengan memberikan tanda checklist sesuai kolom indikator yang sedang diobservasi. Lembar observasi ini diolah dengan
tafsiran persentase. Lembar observasi yang telah disusun tidak diujicobakan.
2. Tes Berpikir Kritis
Cornell Critical Thinking Test Level X merupakan Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa tingkat 4-14. Cornell
Critical Thinking Test Level X merupakan instrumen berupa pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis yang secara keseluruhan
terdiri dari 71 soal. Pada penelitian ini difokuskan pada kemampuan berpikir deduksi, terdapat 14 soal jumlah 15 soal termasuk contoh. Tes kemampuan
berpikir kritis tidak diujicobakan.
3. Tes Prestasi Belajar
Soal dibuat berdasarkan jenjang kognitif yang dikembangkan oleh Bloom, meliputi jenjang C
1
hafalan, C
2
pemahaman, C
3
aplikasi, dan C
4
analisis. Pokok bahasan yang diteskan adalah pokok bahasan Usaha dan Energi yang
Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terdiri dari dua puluh empat soal materi “Usaha dan Energi” dalam bentuk pilihan
ganda. Untuk instrumen tes prestasi belajar, dilakukan analisis untuk mengetahui
validasi butir soal, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Hasil analisis ini dapat menunjukkan apakah instrumen penelitian yang dibuat
layak atau tidak untuk digunakan dalam penelitian. Berikut dipaparkan analisis- analisis yang digunakan untuk mengetahui layak atau tidaknya instrumen tes
penelitian. a.
Analisis Validitas Validitas tes adalah tingkat keabsahan atau ketepatan suatu tes Suharsimi,
2003. Tes yang valid absah = sah adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas butir soal dari suatu tes dapat
menggunakan suatu teknik korelasi product momen seperti yang dikemukakan oleh Pearson yang dirumuskan sebagai berikut:
∑ ∑ ∑ √{ ∑
∑ }{ ∑
∑ }
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi antara variable x dan y X = Skor siswa tiap butir soal
Y = Skor total tiap siswa uji coba N = Jumlah siswa
Harga koefisien korelasi yang didapat, diinterpretasikan dengan menggunakan tolak ukur sebagai berikut :
Tabel 3.2 Interpretasi Validitas Tes Rentang
Kategori
1,00 Sangat Tinggi
xy
r
60 ,
0,80 Tinggi
0,60 Cukup
xy
r
20 ,
0,40 Rendah
0,20 Sangat Rendah
Arikunto, 2009 b.
Analisis Reliabilitas
xy
r
80 ,
xy
r
40 ,
xy
r
00 ,
Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Realibilitas digunakan untuk melihat ketepatan atau keajegan alat dalam
mengukur apa yang diukurnya. Reliabilatas yang digunakan adalah KR-20 dengan
rumus Arikunto, 2009. ∑
Keterangan : r
= reliabilitas tes secara keseluruhan p = jumlah siswa yang menjawab dengan benar
q = jumlah siswa yang menjawab dengan salah S = standar deviasi dari hasil tes
n = Jumlah siswa Nilai r
yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada Tabel berikut:
Tabel 3.3 Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kategori
0,80 r 1,00
Sangat Tinggi 0,60 r
0,80 Tinggi
0,40 r 0,60
Cukup 0,20 r
0,40 Rendah
0,00 r 0,20
Sangat Rendah
Arikunto, 2009
c. Analisis Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Tingkat kesukaran difficulty indeks adalah bilangan yang menunjukkan sukar
dan mudahnya suatu soal. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai 1,00. Indeks ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00
menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Rumus mencari P adalah:
dengan P: indeks kesukaran
B: banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS: jumlah seluruh siswa peserta tes
Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Klasifikasi indeks kesukaran berdasarkan nilai P yang didapaatkan dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal Nilai P
Kategori
0,00 Terlalu Sukar
0,00 P 0,30
Sukar 0,31
P 0,70 Sedang
0,71 P 1,00
Mudah 1,00
Terlalu Mudah Arikunto, 2009
d. Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Angka yang
menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasidaya pembeda. Indeks ini berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Rumus untuk menentukan indeks
diskriminatif:
dengan: D : daya pembeda B
A
: banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal tersebut dengan benar
B
B
: banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal tersebut dengan benar
J
A
: banyaknya peserta kelompok atas J
B
: banyaknya peserta kelompok bawah P
A
: proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
: proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Interpretasi daya pembeda adalah apabila D = 0 berarti butir soal tidak
mempunyai daya pembeda, apabila D = 1 berarti bahwa butir soal hanya bias dijawab oleh kelompok tinggi dan apabila D 0 negatif berarti bahwa kelompok
rendah lebih banyak menjawab butir soal tersebut dengan benar daripada kelompok tinggi. Klasifikasi tingkat daya pembeda secara rinci disajikan pada
Tabel berikut:
Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5 Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai DP
Kategori
0,00 – 0,20
Jelek 0,21
– 0,40 Cukup
0,41 – 0,70
Baik 0,71
– 1,00 Baik Sekali
Arikunto, 2009 Instrumen digunakan untuk menguji prestasi belajar siswa diuji untuk
mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Nilai reliabilitas dari instrumen penelitian yang dibuat adalah 0,45 dengan kategori
“cukup”. Sedangkan hasil analisis butir soal secara rinci dari instrumen yang dibuat disajikan pada Tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Hasil Analisis Butir Soal
No. Soal
Daya Pembeda
Tingkat kesukaran Validitas
Keterangan Jenjang
Kognitif Tindakan
Nilai Kategori Nilai
kategori Nilai
Kategori C
1
C
2
C
3
C
4
C
5
1 0,44
Baik 0,39
sedang 0,43
Cukup
Digunakan 2
0,39 Cukup
0,53 sedang
0,41 Cukup
Digunakan
3 0,33
Cukup 0,61
sedang 0,47
Cukup
Digunakan 4
0,06 Jelek
0,92 mudah
0,25 Rendah
Digunakan
5 0,11
Jelek 0,83
mudah 0,05
sangat rendah
Digunakan 6
Jelek 1
terlalu mudah ∞
sangat rendah
Dibuang 7
0,39 Baik
0,25 sukar
0,43 Cukup
Digunakan
8 0,17
Jelek 0,19
sukar 0,24
Rendah
Digunakan 9
0,17 Jelek
0,81 mudah
0,32 Rendah
Digunakan
10 -0,1
Jelek 0,97
mudah -0,02
sangat rendah
Dibuang 11
0,33 Cukup
0,39 sedang
0,36 Rendah
Digunakan
12 0,33
Cukup 0,28
sukar 0,42
Cukup
Digunakan 13
-0,3 Jelek
0,64 sedang
0,05 sangat rendah
Digunakan
14 -0,1
Jelek 0,08
sukar -0,03
sangat rendah
Dibuang 15
Jelek 0,61
sedang 0,19
sangat rendah
Digunakan 16
0,17 Jelek
0,75 mudah
0,3 Rendah
digunakan
17 0,22
Cukup 0,5
sedang 0,25
Rendah
digunakan 18
-0,1 Jelek
0,58 sedang
0,04 sangat rendah
Digunakan
19 0,33
Cukup 0,67
sedang 0,39
Rendah
Digunakan 20
-0,1 Jelek
0,36 sedang
sangat rendah
Dibuang 21
0,22 Cukup
0,33 sedang
0,19 sangat rendah
digunakan
22 0,11
Jelek 0,17
sukar 0,02
sangat rendah
Digunakan 23
0,22 Cukup
0,33 sedang
0,23 Rendah
Digunakan
24 0,28
Cukup 0,53
sedang 0,13
sangat rendah
Digunakan 25
Jelek 0,33
sedang -0,19
sangat rendah
Dibuang 26
0,17 Jelek
0,31 sedang
0,27 Rendah
Dibuang
27 0,28
Cukup 0,25
sukar 0,39
Rendah
digunakan 28
0,28 Cukup
0,64 sedang
0,3 Rendah
digunakan
29 0,28
Cukup 0,42
sedang 0,25
Rendah
digunakan 30
0,28 Cukup
0,69 sedang
0,53 Cukup
digunakan
Wiwit Rahayu, 2015 PROFIL BERPIKIR KRITIS DEDUKSI DAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII
MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
F. Teknik Pengolahan Data