T1 462009081 BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Menurut Neuman, prosedur yang biasa digunakan dalam penelitian kuantitatif ada tiga tipe yaitu eksperimen, survei, dan contens analysis (Neuman, 2003). Dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kuantitatif analitik yaitu penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau suatu keadaan.
3.2. Desain Penelitian
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2008)
(2)
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan-hubungan secara fenomena yang diselidiki (Nazir, M. 2002). Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik (Sulistyo-Basuki, 2006).
Berdasarkan pengertian di atas, maka penelitian yang dilakukan adalah dengan metode deskriptif kuantitatif analisis yaitu suatu bentuk penelitian yang berdasarkan data yang dikumpulkan selama penelitian untuk mengkaji kausa atau determinan dari suatu fenomena secara sistematis mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari obyek yang diteliti dengan menggabungkan hubungan antar variabel yang terlibat didalamnya, kemudian diinterpretasikan berdasarkan teori-teori dan literatur-literatur yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.3. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sebuah konsep yakni yang bersifat kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini adalah hipertensi pada lansia, konsumsi lemak, konsumsi buah dan
(3)
sayur, aktifitas fisik, merokok, alkoholik, jenis kelamin, umur, dan stress.
3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Definisi operasional adalah penjelasan tentang suatu variabel akan diukur serta alat ukur yang digunakan untuk mengukurnya. Dalam penelitian ini konsep yang digunakan ada dua objek atau fenomena yaitu yang dapat di ubah dan tidak dapat di ubah. Faktor yang tidak dapat diubah seperti faktor usia, jenis kelamin, sedangkan faktor yang dapat diubah antara lain konsumsi lemak, konsumsi buah dan sayur, aktifitas fisik, merokok, alkoholik, dan stress. Berikut Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian.
(4)
Tabel 3.4 Definisi Operasional Variabel Penelitian. No Variabel Definisi Operasional
Teknik Pengumpulan
data
Hasil Pengukuran Skala
1
Umur Satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan seseorang yang dihitung sejak
orang tersebut dilahirkan sampai dengan waktu penelitian yang dinyatakan dalam
tahun (Riwidikdo, 2007)
Wawancara langsung
≥45 tahun (WHO) Nominal
2
Jenis kelamin
Pertanda gender seseorang yaitu laki-laki atau perempuan (Nursalam, 2008)
Observasi langsung
Perempuan/Laki-laki Nominal
3
Merokok
Kebiasaan merokok responden yang berusia diatas 45 tahun setiap harinya (Depkes,
2008)
Kuisoner
Sering merokok/pernah merokok Tidak pernah
(Depkes,2008)
Nominal
4
Konsumsi
Alkohol Kebiasaan minum alkohol responden yang berusia diatas 45 tahun dalam 1 bulan
(Depkes, 2008)
Kuisioner
Sering meminum/jarang minum Tidak pernah (Depkes,2008) Nominal 5 Konsumsi Buah dan Sayur
Kebiasaan konsumsi buah dan sayur oleh responden yang berusia diatas 45 tahun yang diakumulasikan dalam jangka waktu
tiap hari (Dauchet et al, 2007)
Kuisoner
1.Sering setiap hari s/d 3 X seminggu mengkonsumsinya.
2.Sedang, 1-2x seminggu mengkonsumsinya.
3.Jarang, belum tentu, seminggu sekali mengkonsumsinya
Ordinal
(5)
Lemak mengandung sumber lemak oleh responden yang berusia diatas 45 tahun dan diakumulasikan dalam jangka waktu maksimal satu tahun (Depkes, 2003 & AKG,
2004)
mengkonsumsinya. 2.Sedang, 1-2x seminggu
mengkonsumsinya.
3.Jarang, belum tentu, seminggu sekali mengkonsumsinya
7
Olah raga Jenis kegiatan fisik seperti berlari cepat, sepakbola atau tenis yang dilakukan oleh
responden yang berusia diatas 45 tahun dalam 1 minggu (Depkes, 2006)
Kuisioner
Tidak, jika tidak olah raga/olah raga tapi tidak rutin
Ya, jika Olahraga 30-45 menit, 3-4 kali/minggu (Depkes, 2006)
Nominal
8
Stress Suatu keadaan non spesifik yang dialami individu akibat tuntutan emosi, fisik atau
lingkungan yang melebihi daya dan kemampuan responden untuk mengatasinya
dengan efektif (Depkes, 2008)
Kuisioner
Terdiri dari 2 pertanyaan. Stres, jika menjawab salah satu pertanyaan jawaban “ya” (Depkes, 2008)
Nominal
9 Hipertensi
Kondisi seseorang yang memiliki tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan diastolik ≥90 mmHg atau keduanya. Dikatakan hipertensi
apabila pernah melakukan pengukuran tekanan darah dan hasilnya tetap tinggi setelah diperiksa 3 kali dalam waktu yang
berbeda. (Gray, 2005)
Pengukuran
Hipertensi, jika TD ≥140/ ≥90 mmHg (Variabel terkontrol)
Tidak hipertensi bila TD<140/ <90 mmHg (Variabel tidak terkontrol) (Kategori JNC-7, 2003)
(6)
36
3.5. Desain Sampling Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Pengertian lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang di mulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana di ketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan kehilangan tugas dan fungsi ini, dan memasuki selanjutnya, yaitu usia lanjut, kemudian mati. Bagi manusia yang normal, siapa orangnya, tentu telah siap menerima keadaan baru dalam setiap fase hidupnya dan mencoba menyesuaikan diri dengan kondisi lingkunganya (Darmojo, 2004). Sedangkan menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pengertian lansia digolongkan menjadi 4, yaitu: 1.Usia pertengahan (middle age) 45 -59 tahun
2.Lanjut usia (elderly) 60 -74 tahun 3.Lanjut usia tua (old) 75 – 90 tahun
(7)
37
Populasi dalam penelitian ini mempunyai kriteria inklusi yang digunakan untuk sampel, yaitu lansia penderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung. Dari data kelurahan Pingit, didapat populasi lansia dari umur 45 tahun ke atas mencapai 1600 jiwa. Sedangkan lansia hipertensi yang berobat di Puskesmas Pingit, kecamatan Pringsurat, kabupaten Temanggung dari tahun 2012-2013 mencapai 1225 jiwa, 170 di antaranya penduduk Desa Pingit. Hal ini prevalensi kejadianya cukup tinggi karena kecamatan Pringsurat terbagi atas 14 desa.
Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan sampel menurut Slovin (Umar, 2000) adalah sebagai berikut :
n = N = 170 = 170 1 1 + 170 (0,1 1 + 1,7 = 63
Keterangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi
(8)
38
Berdasarkan rumus di atas didapatkan sampel sebanyak 63 lansia penderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.6. Uji Validitas dan Reabilitas 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, dinyatakan valid apabila instrumen mengukur sesuai kenyataan yang diukur. Uji validitas dilaksakan di Desa Durenan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung jumlah sampelnya ada 15 lansia, dengan menggunakan kuesioner, stetoskop dan tensimeter digunakan untuk mengukur rentang nilai tekanan darah yang dilakukan dua kali pengukuran pada lansia. Sedangkan penimbang berat badan digunakan untuk mengukur berat badan lansia. Hasil dari penimbangan berat badan seseorang menunjukkan nilai normal tekanan darah seseorang apabila diukur melalui ukuran berat badan, tinggi badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum. Dari hasil uji validitas di desa Durenan terhadap 15 lansia didapat faktor usia, faktor kelamin, faktor alkoholik, faktor merokok, faktor konsumsi buah dan sayur, faktor olahraga, dan faktor stress nilai signifikansinya kurang dari (0,05) jadi dapat di katakan Valid. Pengambilan
(9)
39
keputusan dengan α = 0,05 dengan taraf kepercayaan 95,00% maka:
Ho ditolak dan Ha diterima bila r hitung > r tabel
Ho diterima dan Ha ditolak bila r hitung < r tabel
Ho ditolak dan Ha diterima bila p value < 0,05
Ho diterima dan Ha ditolak bila p value > 0,05
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reliabilitas menunjukan pengukuran menghasilkan data yang konsisten. Jika instrumen digunakan kembali secara berulang. Reliabilitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan perhitungan statistik dengan rentang nilai 0-1. Nilai 1 menunjukkan reliabilitas yang sempurna tetapi angka ini hampir tidak pernah terjadi karena selalu terdapat kesalahan acak (random error) beberapa derajat dalam pengukuran. Begitupun dengan penelitian ini dalam perhitungan statistik nilainya 0,850. Metode Cronbach’s Alpha dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
(10)
40
4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d 0,80, berarti reliabel.
5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00, berarti sangat reliabel (Triton, 2006)
Jadi Dalam Penelitian Ini sangat reliabel Karena Nilainya Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00.
Teknik Analisa Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini pendataan dengan observasi, kuisioner dan pengukuran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data primer diperoleh diperoleh secara langsung dari responden menggunakan kuisioner dan pengukuran.
1. Data jenis kelamin, umur, olah raga, merokok, alkoholik dengan kuesioner dan observasi. Pengisian kuesioner diisi langsung oleh peneliti atas informasi dari responden.
2. Data konsumsi lemak serta konsumsi buah dan sayur didapatkan dari pengukuran menggunakan form semi kuantitatif dengan kuisioner. Bahan makanan sudah terlebih dahulu di survey.
3. Data stress dengan kuisioner yang terdiri form yang berisi pertanyaan mengenai tanda-tanda stress yang meliputi: Perasaan tertekan, sakit kepala, murung, bingung, cemas, berdebardebar,
(11)
41
rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah, kurang nafsu makan, tidur tidak nyenyak, tidak nyaman di perut, sulit menikmati kegiatan sehari-hari, sulit berfikir jernih, tangan gemetar, dan pekerjaan sehari-hari terganggu.
4. Pengukuran Hipertensi dilakukan untuk mengukur nilai tekanan darah lansia. Data tekanan darah atau hipertensi, diperoleh dengan menggunakan alat tensi meter air raksa dan stetoskop sesuai prosedur pengukuran tekanan darah yang benar. Dilakukan sebanyak 2 kali pada tanggal 6 Januari 2014 dengan posisi pengukuran yang sama dan hasilnya diambil dari rata-rata pengukuran terakhir. Selain itu, peneliti juga melakukan pengecekan terhadap data hasil diagnosis dan pemeriksaan laboratorium yang ada sebagai data pendukung jika responden memilikinya. Bagi responden yang telah terdianosis memiliki hipertensi oleh dokter atau tenaga kesehatan dan sering memeriksakan tekanan darahnya secara teratur, pengukuran tekanan darah hanya dilakukan 1 kali pengukuran. Tetapi, jika tidak atau belum pernah terdiagnosis hipertensi maka peneliti melakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 3 kali dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 minggu. Dalam penelitian dikatakan hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 140 mmHg secara terus menerus, tekanan
(12)
42
diatolik < 90 mmHg. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam kondisi sebagai berikut:
a. Dalam keadaan tenang, santai, tidak stress atau sedang mengalami suatu masalah berat.
b. Beristirahat 5-10 menit terlebih dahulu, setelah responden sedang melakukan suatu pekerjaan yang berat.
c. Tidak diperbolehkan merokok atau minum kopi ± 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah.
Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Arsip Puskesmas berupa data rekam medis prevalensi lansia yang menderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung yakni sebesar 1225 jiwa.
b. Arsip Desa Pingit berupa data profil Desa Pingit dan data yang berhubungan dengan jumlah lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.7.2. Analisa Data
3.7.2.1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang menggambarkan setiap variabel (variabel independen dan variabel dependen) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi, sehingga tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, meliputi
(13)
43
faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.7.2.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah uji Korelasi Spearman Rank. Korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, nominal atau kategorik (Suharto, 2004). Yaitu digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel (Arikunto, 2006
).
3.8. Etika Penelitian
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan (Polit dan Beck, 2004) :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect for prvacy and confidentiality)
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect for justice inclusiveness)
(1)
Berdasarkan rumus di atas didapatkan sampel sebanyak 63 lansia penderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.6. Uji Validitas dan Reabilitas 3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan ketepatan pengukuran suatu instrumen, dinyatakan valid apabila instrumen mengukur sesuai kenyataan yang diukur. Uji validitas dilaksakan di Desa Durenan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung jumlah sampelnya ada 15 lansia, dengan menggunakan kuesioner, stetoskop dan tensimeter digunakan untuk mengukur rentang nilai tekanan darah yang dilakukan dua kali pengukuran pada lansia. Sedangkan penimbang berat badan digunakan untuk mengukur berat badan lansia. Hasil dari penimbangan berat badan seseorang menunjukkan nilai normal tekanan darah seseorang apabila diukur melalui ukuran berat badan, tinggi badan, tingkat aktivitas normal dan kesehatan secara umum. Dari hasil uji validitas di desa Durenan terhadap 15 lansia didapat faktor usia, faktor kelamin, faktor alkoholik, faktor merokok, faktor konsumsi buah dan sayur, faktor olahraga, dan faktor stress nilai signifikansinya kurang dari (0,05) jadi dapat di katakan Valid. Pengambilan
(2)
keputusan dengan α = 0,05 dengan taraf kepercayaan 95,00% maka:
Ho ditolak dan Ha diterima bila r hitung > r tabel Ho diterima dan Ha ditolak bila r hitung < r tabel Ho ditolak dan Ha diterima bila p value < 0,05 Ho diterima dan Ha ditolak bila p value > 0,05 3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dari suatu pengukuran. Reliabilitas menunjukan pengukuran menghasilkan data yang konsisten. Jika instrumen digunakan kembali secara berulang. Reliabilitas suatu instrumen ditentukan berdasarkan perhitungan statistik dengan rentang nilai 0-1. Nilai 1 menunjukkan reliabilitas yang sempurna tetapi angka ini hampir tidak pernah terjadi karena selalu terdapat kesalahan acak (random error) beberapa derajat dalam pengukuran. Begitupun dengan penelitian ini dalam perhitungan statistik nilainya 0,850. Metode Cronbach’s Alpha dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan rentang yang sama, maka ukuran kemantapan Alpha dapat diinterprestasikan sebagai berikut :
1. Nilai Alpha Cronbach 0,00 s.d 0,20, berarti kurang reliabel. 2. Nilai Alpha Cronbach 0,21 s.d 0,40, berarti agak reliabel. 3. Nilai Alpha Cronbach 0,42 s.d 0,60, berarti cukup reliabel.
(3)
4. Nilai Alpha Cronbach 0,61 s.d 0,80, berarti reliabel.
5. Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00, berarti sangat reliabel (Triton, 2006)
Jadi Dalam Penelitian Ini sangat reliabel Karena Nilainya Nilai Alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00.
Teknik Analisa Data
3.7.1 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini pendataan dengan observasi, kuisioner dan pengukuran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Data Primer
Data primer diperoleh diperoleh secara langsung dari responden menggunakan kuisioner dan pengukuran.
1. Data jenis kelamin, umur, olah raga, merokok, alkoholik dengan kuesioner dan observasi. Pengisian kuesioner diisi langsung oleh peneliti atas informasi dari responden.
2. Data konsumsi lemak serta konsumsi buah dan sayur didapatkan dari pengukuran menggunakan form semi kuantitatif dengan kuisioner. Bahan makanan sudah terlebih dahulu di survey.
3. Data stress dengan kuisioner yang terdiri form yang berisi pertanyaan mengenai tanda-tanda stress yang meliputi: Perasaan tertekan, sakit kepala, murung, bingung, cemas, berdebardebar,
(4)
rasa marah, dendam, rasa takut, rasa bersalah, kurang nafsu makan, tidur tidak nyenyak, tidak nyaman di perut, sulit menikmati kegiatan sehari-hari, sulit berfikir jernih, tangan gemetar, dan pekerjaan sehari-hari terganggu.
4. Pengukuran Hipertensi dilakukan untuk mengukur nilai tekanan darah lansia. Data tekanan darah atau hipertensi, diperoleh dengan menggunakan alat tensi meter air raksa dan stetoskop sesuai prosedur pengukuran tekanan darah yang benar. Dilakukan sebanyak 2 kali pada tanggal 6 Januari 2014 dengan posisi pengukuran yang sama dan hasilnya diambil dari rata-rata pengukuran terakhir. Selain itu, peneliti juga melakukan pengecekan terhadap data hasil diagnosis dan pemeriksaan laboratorium yang ada sebagai data pendukung jika responden memilikinya. Bagi responden yang telah terdianosis memiliki hipertensi oleh dokter atau tenaga kesehatan dan sering memeriksakan tekanan darahnya secara teratur, pengukuran tekanan darah hanya dilakukan 1 kali pengukuran. Tetapi, jika tidak atau belum pernah terdiagnosis hipertensi maka peneliti melakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 3 kali dalam kurun waktu tidak lebih dari 1 minggu. Dalam penelitian dikatakan hipertensi jika tekanan sistolik ≥ 140 mmHg secara terus menerus, tekanan diastolik ≥ 90 mmHg secara terus menerus atau keduanya dan tidak hipertensi jika tekanan sistolik < 140 mmHg dan atau tekanan
(5)
diatolik < 90 mmHg. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam kondisi sebagai berikut:
a. Dalam keadaan tenang, santai, tidak stress atau sedang mengalami suatu masalah berat.
b. Beristirahat 5-10 menit terlebih dahulu, setelah responden sedang melakukan suatu pekerjaan yang berat.
c. Tidak diperbolehkan merokok atau minum kopi ± 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah.
Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari :
a. Arsip Puskesmas berupa data rekam medis prevalensi lansia yang menderita hipertensi di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung yakni sebesar 1225 jiwa.
b. Arsip Desa Pingit berupa data profil Desa Pingit dan data yang berhubungan dengan jumlah lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.7.2. Analisa Data
3.7.2.1. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah analisa yang menggambarkan setiap variabel (variabel independen dan variabel dependen) dengan menggunakan distribusi frekuensi dan proporsi, sehingga tergambar fenomena yang berhubungan dengan variabel yang diteliti, meliputi
(6)
faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi pada lansia di Desa Pingit Kecamatan Pringsurat Kabupaten Temanggung.
3.7.2.2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan dengan menggunakan uji statistik yang digunakan adalah uji Korelasi Spearman Rank. Korelasi rank spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, nominal atau kategorik (Suharto, 2004). Yaitu digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel (Arikunto, 2006
).
3.8. Etika Penelitian
Secara umum terdapat empat prinsip utama dalam etik penelitian keperawatan (Polit dan Beck, 2004) :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (Respect for prvacy and confidentiality)
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (Respect for justice inclusiveness)
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (Balancing harm and benefits)