PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X.
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TIK SISWA SMA KELAS X
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh RIDWAN
0608521
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
(2)
Ridwan, 2013
PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES BERBANTUAN
MULTIMEDIA UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TIK
SISWA SMA KELAS X
Oleh Ridwan
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ridwan 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Juni 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
RIDWAN 0608521
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BERBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I,
Drs. Waslaluddin, M.T NIP 196302071991031002
Pembimbing II,
Dr. Dedi Rohendi, M.T NIP 19675241993021001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Drs. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP 196711211991011001
(4)
Ridwan, 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES BEBANTUAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
TIK SISWA SMA KELAS X
Oleh : Ridwan 0608521 ABSTRAK
Penelitian dilatarbelakangi oleh masih dianggapnya pelajaran TIK itu identik dengan praktek yang berdampak pada rendahnya nilai kognitif siswa apabila diberikan pengajaran secara teori. Penelitian ini bertujuan untuk 1) Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model pembelajaran Examples Non Examples, 2) Mengetahui hasil belajar siswa menggunakan model Examples Non Examples lebih baik daripada pembelajaran konvensional, dan 3) Mengetahui apakah penerapan model Examples Non Examples memberikan peningkatan hasil belajar siswa daripada dengan pembelajaran konvensional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre Eksperimental Design dengan disain Pretest Posttest Nonequivalent Control Group Design. Untuk mengumpulkan data dilakukan dengan tes berupa pilihan ganda. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan nilai kognitif setelah pembelajaran dengan model Examples Non Examples. Data hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata nilai pretes kelas eksperimen sebesar 61,56 dan rata-rata nilai pretes kelas kontrol sebesar 61,94. Sedangkan data hasil postes kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai sebesar 81,28 dan rata-rata nilai postes kelas kontrol sebesar 75,69. Pengujian hiipotesis dengan menggunakan uji –t menunjukan thitung > ttabel, 4,1324 > 1,9908 artinya H0 ditolak. Dari data tersebut, diperoleh indeks <g> sebesar 0,49 untuk kelas eksperimen dan 0,35 untuk kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Penerapan Model Examples Non Examples lebih baik peningkatan hasil belajar siswa daripada pembelajaran konvensional dalam pelajaran TIK.
(5)
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
APPLICATION OF EXAMPLES NON EXAMPLES LEARNING MODEL ASSISTED MULTIMEDIA TO IMPROVE STUDENT LEARNING
OUTCOMES ICT High School CLASS X
Oleh : Ridwan 0608521
ABSTRACT
The research is motivated by the ICT lesson still considered synonymous with the practice adversely affects the cognitive value if students are given instruction in theory. This study aims to 1) How does the development of instructional media that will be used for non Examples Examples learning model, 2) Knowing the student learning outcomes using models Non Examples Examples are better than conventional learning, and 3) determine whether the application of Non Examples Examples models provide improved results student learning than with conventional learning. The method used is the method of Pre Experimental Design to design Nonequivalent pretest posttest control group design. To collect the data was a multiple choice test. The results showed an increase in cognitive scores after learning model with non Examples Examples. Data survey results revealed that the average pretest score of 61.56 and the experimental class average pretest value control class is 61.94. While outcome data posttest experimental class gained an average value of 81.28 and an average value of 75.69 posttest control class. Hypothesis testing using t-test showed t > ttable, 4.1324 > 1.9908 means that H0 is rejected. From these data, obtained <g> index of 0.49 to 0.35 for the experimental class and the control class. It can be concluded that the application of Model Examples Non-Examples better improving student learning outcomes than conventional learning in ICT lessons.
(6)
Ridwan, 2013
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Definisi Operasional ... 6
F. Hipotesis ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8
A. Model Pembelajaran ... 8
B. Model Examples Non Examples ... 9
C. Media Pembelajaran ... 12
D. Hasil Belajar ... 15
E. Pembelajaran TIK ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 20
A. Metode Desain Penelitian ... 20
B. Populasi dan Sampel ... 21
C. Instrumen Penelitian ... 22
D. Prosedur Penelitian ... 29
E. Teknik Pengolahan Data ... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Pengembangan Media Pembelajaran ... 36
B. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 43
C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 46
D. Hasil Analsis Data Indeks Gain ... 53
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(7)
iii
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Desain penelitian ... 21
3.2. Tingkat Pencapaian Validasi Media ... 25
3.3. Interpretasi Nilai Koefisien Validasi ... 26
3.4. Interpretasi Derajat Realibilitas ... 27
3.5. Interpretasi daya pembeda ... 27
3.6. Interpretasi Daya Pembeda ... 29
4.1. Tabel Validasi ... 42
4.2. Data Validitas Soal Pretes dan Postes ... 44
4.3. Data Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes ... 45
4.4. Data Tingkat Kesukaran Soal Pretes dan Postes ... 45
4.5. Rata-Rata Nilai Pretes ... 46
4.6. Hasil Analiss Normalitas Data Pretes ... 47
4.7. Uji Homogenitas Variansi Pretes ... 48
4.8. Uji Kesamaan Dua Rerata Pretes ... 49
4.9. Deskripsi Data Hasil Postes ... 50
4.10. Hasil Analisis Normalistas Data Postes ... 51
4.11. Uji Homogenitas Variansi Postes ... 52
4.12. Uji Kesamaan Dua Rerata Postes ... 53
4.13. Hasil Indeks Gain Tes Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 53
4.14. Deskripsi Perhitungan Data Indeks Gain Ternormalisasi (<g>) Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 54
(8)
iv
Ridwan, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.1. Efektifitas Model Pembelajaran ... 2
3.1. Rumus Validitas ... 26
3.2. Rumus Realibilitas ... 27
3.3. Rumus Indeks Kesukaran ... 28
3.4. Daya Pembeda ... 28
3.5 bagan Alur Penelitian ... 31
3.6. Rumus Chi Kuadrat ... 32
3.7. Rumus Homogenitas ... 33
3.8. Rumus Gain ... 34
3.9. Rumus Gain Ternormalisasi ... 35
4.1.Diagram alir ... 37
4.2. Diagram Alir Submenu Input ... 37
4.3. Diagram Alir Submenu Proses ... 37
4.4. Diagram Alir Submenu Output ... 38
4.5. Rancangan Halaman Depan ... 38
4.6. Rancangan Halaman Menu Utama ... 39
4.7. Rancangan Materi Pelajaran ... 39
4.8. Rancangan Latihan ... 40
4.9. Menu Utama ... 41
4.10. Menu Alur ... 41
(9)
v
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.12. Latihan ... 42
4.13. Grafik Hasil Indeks Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 54
4.14. Grafik Rata-Rata Indeks Gain Ternormalisasi ... 55
4.15 Profil Kognitif Kelas Kontrol ... 56
(10)
1
Ridwan, 2013
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan. Karena pendidikan itu adalah kegiatan informasi. Bahkan dengan pendidikan itulah, ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan secara turun temurun kepada generasi selanjutnya. Sehingga pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan di dunia, khususnya Indonesia. Usaha pemerintah untuk mewujudkan peningkatan kualitas manusia Indonesia salah satunya adalah dengan meningkatkan pembangunan pada sektor pendidikan. Sebagaimana tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal yang berbunyi :
“Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi Warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional)”
Proses pembelajaran selama ini cenderung menempatkan siswa sebagai pendengar dan guru sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi. Namun telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika para siswa proses pembelajaran memperoleh kesempatan yg luas untuk bertanya, bersdiskusi dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Dengan cara ini diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik (Samadhi, 2010).
(11)
2
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Reading Hearing Words Looking at Pictures
Watching a Video
Watching a Demonstration Seeing it Done on Location Participating in a Discussion
Giving a Talk
Simulating the Real Experience Doing a Dramatic Presentation
Doing the Real Thing Looking at an Exhibit
PA S SI VE A C T IVE
Level of Involvement
Verbal Receiving Visual Receiving Participating Doing Tend to Remember
about: 90% 70% 50% 30% 10% 20%
Gambar 1.1 Efektifitas model pembelajaran.
Dengan melihat Gambar 1.1 di atas, terlihat bahwa siswa akan lebih bisa menerima pembelajaran, ketika siswa tersebut ikut terlibat secara aktif dalam proses. Oleh karena itu, diperlukan suatu penelitian untuk menentukan model pembelajaran apa yang sebaiknya digunakan agar siswa dapat mengikuti kegiatan belajar dengan baik. Apabila masalah ini tidak diteliti, maka kerugian yang mungkin akan timbul :
1. Guru akan menjadi pusat perhatian dari siswa untuk dijadikan sumber belajar, sehingga proses pembelajaran akan selalu monoton.
2. Kemampuan berpikir dan kreativitas siswa tidak akan berkembang karena siswa tidak mendapatkan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat atas situasi yang terjadi, dan siswa akan merasakan kebingungan ketika mendapatatkan masalah yang sama di dunia nyata.
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah berjalan dengan sangat pesat. Dengan berbagai kemudahannya informasi dapat diperoleh dalam hitungan detik saja. Dalam dunia pendidikan Indonesia, sudah saatnya memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi tersebut. Karena TIK akan memberikan nilai tambah dalam proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan tingginya kebutuhan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak semuanya diperoleh dalam lingkungan
(12)
3
Ridwan, 2013
sekolah. Dengan memanfaatkan teknologi itu, guru dan siswa memungkinkan daya pikir serta kreativitasnya dapat berkembang dengan pesat.
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang
kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dsb. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.
Salah satumatapelajaran di sekolah yang
mengharuskanparasiswanyauntukmelakukankegiatandoing the real thingadalahmatapelajaranTeknologiInformasidanKomunikasi
(TIK).Untukmembangunkecakapan / keterampilansiswa di abad 21 (21st century skills), parasiswaperlumenguasaibeberapaketerampilanberupakreatifitasdaninovasi, komunikasidankolaborasi, kemampuanmenelitidanmelekinformasi, berfikirkritis, pemecahanmasalah (problem solving) danmembuatkeputusankewarganegaraan digital (digital citizenship) sertakonsepdanpengoperasianteknologi (NETS, dalam Gora, 2010).
Mata pelajaran TeknologiInformasidanKomunikasiperlu diperkenalkan, dipraktikkan dan dikuasai siswa sedini mungkin agar mereka memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.
Berdasarkan SK Kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003) Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi sangat penting untuk diajarkan di sekolah karena:Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
(13)
4
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Memahami Teknologi Informasi dan Komunikasi
2. Mengembangkan keterampilan untuk memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi
3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi
4. Menghargai karya cipta di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Dalamsilabuskelas X SMAterdapat materi tentang menghidupkan dan mematikan komputer sesuai prosedur baku, perangkat keras dan lunak komputer, sistem operasi, alat input dan outputyang berkaitan dengan informasi, jaringan telekomunikasi, etika moral dalam penggunaan TIK, K3 dalam penggunaan TIK, dan Microsoft Office.Terlihatdarimateri di atas, pembelajaran TIK yang baikadalahdenganmelakukanpraktek di laboratorium.
Terdapat banyak model pembelajaran yang dapat diterapkan kepada parasiswa. Salah satu model pembelajaran yang cocok dengan keadaan di atasadalah model pembelajaran Examples Non Examples. Model pembelajaran ini adalah salah satu dari model pembelajaran kooperatif yang membuat siswa berperan aktif dalam mencari materi sendiri pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia seperti buku.
Examples Non Examplesadalah sebuah model pembelajaran yang akan membantu siswa lebih aktif dan cepat memahami konsep materi yang diberikan. Dengan menerapkan model ini, diharapkan dapat diciptakan suatu proses pembelajaran dimana siswa dapat belajar dengan mengingat informasi dari suatu bahan bacaan, dan dapat membantu guru untuk mengaktifkan kemampuan siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Sehingga, siswa dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat mengaitkan pelajaran yang sudah dipelajari dengan pengetahuan yang sudah dimiliki.
PenelitianModel Examples Non Examples yang telahdilakukandengansukses di perguruantinggisepertipembelajaranmatakuliahstrukturhewan di FKIP UniversitasMuhammadiyah Metro.Hasilpenelitiantersebutmenyimpulkanbahwa
(14)
5
Ridwan, 2013
model pembelajarankooperatif learning dapatmeningkatkan: 1) Hasilbelajarakademik; 2) Penerimaanterhadapperbedaanindividu; 3) sertaMeningkatkanpengembanganketrampilan sosial.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk memberi judul penelitian ini sebagai berikut :
“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON
EXAMPLES BERBANTUANMULTIMEDIAUNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR TIK SISWA SMA KELAS X “
B. Rumusan Masalah
Adapun lingkup permasalahan yang diambil oleh penulis adalah :
1. Bagaimana pengembangan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model pembelajaran Examples Non Examples?
2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Exampleslebih baik daripada pembelajaran konvensional?
3. Apakah hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Examples peningkatan hasil belajarnya lebih baik daripada pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana mengembangkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk model Examples Non Examples.
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Exampleslebih baik daripada pembelajaran konvensional.
3. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Exampleslebih baik daripada pembelajaran konvensional.
(15)
6
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru
Memberikan motivasi kepada guru dan calon guru untuk memperkaya model pembelajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar.
2. Bagi Siswa
Pembelajaran inovatif yang akan mampu membawa perubahan belajar bagi siswa. Pembelajaran lama telah usang karena dipandang hanya berkutat pada metode mulut. Siswa sangat tidak nyaman dengan metode mulut. Sebaliknya, siswa akan nyaman dengan pembelajaran yang sesuai dengan pribadi siswa saat ini. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi Peneliti
Memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil belajar siswa terkait dengan penggunaan model Examples Non Examplesdalam pembelajaran TIK siswa kelas X SMA.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Untuk memperjelas ruang lingkup penelitian ini, dijelaskan terlebih dahulu beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian sehingga akan memperoleh kejelasan aspek-aspek yang diteliti serta memudahkan dalam proses pengumpulan data. Istilah-istilah tersebut adalah:
1. Model Examples Non Examplesmerupakan taktik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari examples dan non-examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan
(16)
non-7
Ridwan, 2013
examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.
2. Hasil Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa ditunjukkan melalui respon terhadap pretes dengan postes. Hasil belajar ini ada dalam ranah kognitif yaitu C1 (Hafalan), C2 (Pemahaman) dan C3 (Penerapan).
F. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul. Melalui penelitian ilmiah, hipotesis akan dinyatakan ditolak atau diterima.
Dugaan sementara atau hipotesis yang akan diuji dalan penelitian ini adalah sebagai berikut : Peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan model Examples Non Examples lebih baik daripada siswa yang diterapkan pembelajaran konvensional.
(17)
20
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Desain Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 1997). Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimen (Quasi Eksperimental Design). Metode Quasi Eksperimen merupakan metode penelitian yang mendekati percobaan sungguhan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol semua variabel yang relevan, harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Mohammad Ali (1993), Quasi eksperimen merupakan suatu bentuk eksperimen dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah ada dan dalam hal ini adalah kelas biasa.
Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sudjana (2007), yang mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:
“Dalam penelitian terdapat dua variabel utama, yakni variabel bebas atau variabel prediktor (independet variabel) sering diberi notasi X adalah variabel penyebab atau yang diduga memberikan suatu pengaruh atau efek terhadap peristiwa lain, dan variabel terikat atau variabel respons (dependent variabel) sering disebut notasi Y, yakni variabel yang ditimbulkan atau efek dari variabel bebas.”
Mengacu pada penjelasan tersebut maka pembelajaran dengan menggunakan model Examples Non Examples ditempatkan sebagai variabel bebas, sedangkan hasil belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Berdasarkan desain ini, kelompok ekperimen dan kontrol
(18)
21
Ridwan, 2013
tidak dipilih secara random. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diterapkannya model pembelajaran. Pengaruh penggunaan model pembelajaran Example Non Examples diukur dari perbedaan antara pengukuran awal berupa tes awal (O1) dan pengukuran berupa tes akhir (O2). Secara bagan, desain yang digunakan pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tes Awal Perlakuan
(Variabel Bebas) Tes Akhir
O1 O1
X O2
O2
Keterangan :
O1 = Tes yang diberikan sebelum kegiatan belajar. O2 = Tes yang diberikan setelah kegiatan belajar.
X = pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran Examples Non Examples
B. Populasi dan sampel 1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008).
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 14 Bandung tahun ajaran 2011-2012. Kelas yang diambil adalah kelas X-D dan X-E karena kedua kelas tersebut kemampuan siswanya heterogen, bukan kelas unggulan dan materi yang diajarkan adalah Input, proses dan Output yang berkaitan dengan informasi. Dalam penelitian ini kelas X-D sebagai kelas kontrol dan kelas X-E sebagai kelas eksperimen. Alasan pemilhihan SMA Negeri 14 Bandung dikarenakan peneliti telah melaksanakan kegiatan PLP di SMA tersebut, sehingga mudah dalam perijinan.
(19)
22
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008). Pada dasarnya penelitian dilakukan untuk menilai dan mengetahui kekhasan seluruh subjek penelitian (populasi) serta pengaruh yang timbul akibat suatu perlakuan khusus terhadapnya. Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara Non-Probability Sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan kesempatan (peluang) [ada setiap anggota populasi untuk dijadika sampel (Sugiyono, 2008).
Teknik Non-Probability Sampling yang digunakan adalah menggunakan Purposive Sampling atau sampling pertimbangan. Pengertian Purposive Sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu (Riduwan, 2008).
C. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2008).
Instrument penelitian adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode (Arikunto, 2006). Salah satu tujuan dibuatnya instrument adalah untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap mengenai hal-hal yang ingin dikaji dalam penelitian ini.
Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode Pengembangan Media Pembelajaran a. Tahap Analisis
Gonia (2009:35) mengatakan bahwa tahap analisis dilakukan untuk memperoleh definisi permasalahan dan penggambaran yang tepat dari apa yang akan dilakukan oleh media pembelajaran dan juga bertujuan untuk mengetahui keseluruhan sistem yang akan dikembangkan. Tahap analisis yang dilakukan
(20)
23
Ridwan, 2013
pada tahapan ini yaitu analisis umum seperti studi pustaka dan observasi, analisis pengguna, analisis kebutuhan perangkat lunak dan analisis kebutuhan perangkat keras.
b. Tahap Desain
Tahap desain ini bertujuan untuk mengembangkan desain pembelajaran sehingga menghasilkan silabus sebagai dasar dalam mengembangkan media pembelajaran (Mardika, 2008:13) pada tahapan ini, proses perancangan atau desain media terdiri dari flowchart atau diagram alir, storyboard dan desain antarmuka.
1.Diagram Alir
Flowchart atau diagram alir merupakan penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan urutan prosedur dari suatu program (Sudarsono, 2005:1). Lebi lanjut lagi, Sudarsono (2005:5) menjelaskan flowchart program merupakan keterangan yang lebih rinci tentang bagaimana setiap langkah prosedur atau program sesungguhnya dilaksanakan. Flowchart ini menunjukan setiap langkah atau prosedur dalam urutan yang tepat saat terjadi. Pada flowchart digunakan simbol-simbol khusus untuk menggambarkan urutan-urutan prosedur dari suatu program.
2.Storyboard
Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menjelaskan atau menggambarkan objek media serta perilakunya yang meliputi tampilan audio, visual, durasi beserta keterangan-keterangan lain yang diperlukan sehinga gambaran media yang akan dikembangkan dapat dilihat dengan jelas (Yessica, 2008:43)
3.Rancangan Antarmuka
Antarmuka pemakai merupakan mekanisme komunikasi antara pemakai dengan sistem. Antarmuka pemakai dapat menerima informasi dari pengguna dan meberikan informasi kepada pengguna untuk membantu mengarahkan alur penelususran masalah sampai deitemukan suatu solusi.
(21)
24
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yang terpenting dalam merancang dan membangun antarmuka adalah kemudahan dalam memakai atau menjalankan sistem, interaktif dam komunikatif (Maedi, 2009)
c. Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan tahap produksi pembuatan media. Pada tahapan ini pengembangan media dilakukan sesuai dengan Flowchart, Storyboard dam desain antarmuka yang telah dibuat sebelumnya. Setelah media dikembangkan maka selanjutnya media akan divalidasi oleh ahli yang mengetahui kelayakan media pembelajaran. Selain untuk mengetahui kelayakan, validasi juga digunakan sebagai acuan dalam proses perbaikan media pembelajaran. Untuk menentukan tingkat validitas media digunakan skala pengukuran skala rating. Agar digunakan sesuai maksud penelitian maka data kualitatif dirubah terlebih dahulu menjadi data kuantitatif berdasarkan bobot skor yang telah ditetapkan yaitu satu, dua, tiga dan empat (Gonia, 2009:50). Selanjutnya data kuantitatif tersebut diproses dengan rumus berikut :
(Sugiyono, 2009:99) Keterangan :
P = Angka persentase
Skor ideal = skor tertinggi tiap butir x jumlah responden x jumlah butir Selanjutnya untuk menginterpretasikan angka presentase yang diperoleh dari perhitungan, digunakan kriteria yang ditunjukan pada Tabel di bawah ini :
(22)
25
Ridwan, 2013
Tabel 3.2
Tingkat Pencapaian Validasi Media
Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan
90% - 100% 75% - 89% 65% - 74% 55% - 64% 0% - 54%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Tidak Perlu Direvisi Tidak Perlu Direvisi
Direvisi Direvisi Direvisi
(Sudjana, 2005)
d. Tahap Implementasi
Pada tahap ini dikategorikan ke dalam tahap penggunaan produk untuk mengetahui daya tarik media yang dikembangkan serta untuk memperoleh data yang diinginkan dari siswa seperti skor tes (Mardika, 2008:14)
2. Tes
Pada penelitian ini tes yang digunakan berupa tes formatif berupa butir-butir soal pilihan ganda yang relevan dengan kompetensi dasar. Tes terdiri atas tes awal (pretes) dan tes akhir (postes).
Instrument penelitian yang digunakan berupa butir-butir soal yang relevan dengan kompetensi dasar. Terdiri atas PreTest dan PostTest. Bentuk instrumen terbagi atas test pilihan ganda (Teori) untuk mengukur pengetahuan deklaratif.
Untuk mengetahui sejauh mana kualitas suatu instrumen tes, harus terlebih dahulu memenuhi persyaratan seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi, instrument yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006).
(23)
26
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Cara mengetahui validitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson. Adapun rumus untuk menguji validitas digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut :
Gambar 3.1 (Arikunto, 2002) Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi (koefisien validitas).
N : Jumlah Subjek.
ΣX : Jumlah skor setiap butir soal (jawaban yang benar). ΣX2
: Jumlah kuadarat dari skor setiap butir soal. ΣY : Jumlah skor total.
ΣY2
: Jumlah kuadrat skor total.
Menurut Sugiyono (2007) untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefesien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada Tabel berikut :
Tabel 3.3
Interpretasi Nilai Koefisien Validasi
Koefisien Kolerasi Kriteria Validitas
, ≤ rxy < 1,00 Sangat Tinggi
, ≤ rxy < 0,80 Tinggi
, ≤ rxy < 0,60 Cukup
, ≤ rxy < 0,40 Rendah
, ≤ rxy < 0,20 Sangat Rendah
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas suatu tes adalah tingkat keajegan atau ketepatan instrumen terhadap kelas yang dapat dipercaya sehingga instrumen dapat diandalkan sebagai pengambil data. Dengan kata lain, instrument yang baik akan menarik jawaban / data yang sama walaupun diberikan di waktu dan kondisi yang
(24)
27
Ridwan, 2013
berbeda/ Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan untuk mengukur objek yang sama berulang-ulang hasilnya relatif sama (Arikunto, 2009). Uji realibilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Spearman Brown (teknik belah dua). Dalam menghitung realibilitas dengan teknik ini peneliti melalui langkah yaitu membuat tabel analisi butir soal. Kemudian dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan belahan bagian soal, yaitu soal ganjil-genap.
Gambar 3.2
Keterangan :
r
: Reliabilitas tes secara keseluruhan.n
: Banyak subyekx
1 : kelompok data belahan pertamax
2 : kelompok data belahan keduaInterpretasi derajat reliabilitas disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.4
Interpretasi Derajat Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Kriteria 0,80 < r11≤ , Validitas sangat tinggi 0,60 < r11≤ , Validitas tinggi 0,40 < r11≤ , Validitas Sedang 0,20 < r11≤ , Validitas rendah 0,00 < r11≤ , Validitas sangat rendah
c. Indeks Kesukaran
(25)
28
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2009).
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tiap butir soal adalah sebagai berikut :
Gambar 3.3
Keterangan :
P = Indeks Kesukaran.
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar. JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Interpretasi indeks kesukaran disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.5
Interpretasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Tingkat Kesukaran IK=0,00 Terlalu Sukar
, <IK≤ , Sukar
, <IK≤ , Sedang
0,70<IK<1,00 Mudah IK=1,00 Terlalu Mudah
d. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal tersebut untuk membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2009).
Rumus yang digunakan untuk mengetahui daya adalah sebagai berikut:
A B A
JS JB JB
(26)
29
Ridwan, 2013
Gambar 3.4
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JSA = Jumlah siswa kelompok atas
Interpretasi daya pembeda disajikan dalam table berikut:
Tabel 3.6
Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
DP≤ , Sangat Jelek
, <DP≤ , Jelek
, <DP≤ , Cukup
, <DP≤ , Baik
, <DP≤ , Sangat Baik
D. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap persiapan ini adalah :
a. Studi literature mengenai model pembelajaran Examples Non Examples. b. Studi pendahuluan dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
mengenai kondisi lapangan yang mencakup kondisi lokasi penelitian, siswa, sarana dan prasarana, alat bantu pengajaran. Menyusun rencana pengajaran dan membuat instrumen untuk mengumpulkan data dengan cara membuat soal yang mengukur prestasi belajar siswa dan modul selama kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran Examples Non Examples.
(27)
30
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
c. Sebelum mengadakan tes, terlebih dahulu dilakukan validitas oleh pembimbing terhadap instrument yang disusun. Kemudian instrument diujicobakan dan dianalisis untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam mengerjakan soal serta untuk mengetahui reliabilitas tes.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 14 Bandung. Tahap ini dilakukan dalam beberapa tahapan dan setiap tahapannya terdapat langkah sebagai berikut :
a. Melakukan pretest di kelas eksperimen dan kontrol diawal pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan awal siswa.
b. Pelaksanaan belajar mengajar dengan model pembelajaran Examples Non Examples di kelas eksperimen. Adapun langkah-langkah nya adalah :
1. Membagi siswa menjadi kelompok kecil, yaitu 1 kelompok berisi 5 orang siswa.
2. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan materi fungsi alat Input, proses dan Output yang berkaitan dengan TIK sesuai tujuan pembelajaran.
3. Guru menayangkan gambar-gambar melalui LCD Proyektor.
4. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada para siswa untuk memperhatikan dan menganalisa gambar.
5. Melalui diskusi kelompk 5 orang siswa, hasil diskusi dan analisa gambar tersebut dicatat pada kertas.
6. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan lembar kerja / hasil diskusinya.
7. Mulai dari komentar / hasil diskusi siswa. Guru menjelaskan materi input proses dan output yang berkaitan dengan TIK.
8. kesimpulan
c. Melaksanakan treatment pembelajaran dengan metode konvensional di kelas kontrol.
(28)
31
Ridwan, 2013
3. Tahap Akhir
a. Mengolah data hasil penelitian.
b. Menganalisis dan membahas hasil temuan penelitian. c. Menarik kesimpulan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, digambarkan dalam bagan seperti pad a Gambar 3.5
Model Pembelajaran Examples Non Examples
Tes awal
Pembuatan RPP
Pembuatan Instrumen Penelitian
Judgement instrumen
Studi pendahuluan
Analisis instrumen
Tes akhir Uji coba instrumen
Tes awal
Tes awal
Pembelajaran Konvensional
Tes akhir Tes awal
Pengolahan data
(29)
32
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.5 Bagan Alur Penelitian
E. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
1. Tes
Hasil tes yang dianalisis yaitu nilai dan skor tes kemampuan awal berupa tes awal (pretes) dan tes hasil belajar berupa tes akhir (postes).
Langkah-langkah yang ditempuh untuk melakukan uji statistik adalah sebagai berikut :
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus uji kecocokan Chi kuadrat (χ 2) sebagai berikut:
a. Membuat tabel distribusi skor; b. Uji Normalitas distribusi skor.
Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2008:241) dengan rumus sebagai berikut :
Gambar 3.6 Dengan :
χ2
= Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan fh = Frekuensi yang diharapkan
k i h hf
f
f
1 2 02
(
)
(30)
33
Ridwan, 2013
Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam pengujian normalitas data menurut Sugiyono (2008:241) adalah sebagi berikut :
a. Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya. Dalam hal data hasil pretes dan postes.
b. Menentukan jumlah kelas interval : Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n. c. Menentukan panjang kelas interval yaitu :
(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas kelas interval.
d. Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi. e. Menghitung fh(frekuensi yang diharapkan).
f. Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh)2 dan
h h
f f
f0 )2
(
dan menjumlahkannya.
g. Harga
h h
f f
f0 )2
(
adalah merupakan harga Chi Kuadrat (Xh2) hitung. h. Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat
Tabel.
Dengan menggunakan taraf signifikansi α = 0,05, kriteria pengujiannya adalah apabila nilai xhitung < xtabel, maka hasil test terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel homogen atau tidak.
(31)
34
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
= varians (sd2) yang lebih besar = varians (sd2) yang lebih kecil
Jika Fhitung < Ftabel maka variansi itu homogen; dan jika Fhitung > Ftabel maka variansi tersebut tidak homogen.
c. Uji Kesamaan Dua Rerata
Uji kesamaan dua rerata dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara rata-rata nilai perolehan dari kedua kelompok eksperimen sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model (Examples Non Examples).
Jika data yang diperoleh memiliki distribusi normal, maka dilakukan uji kesamaan dua rerata dengan uji statistik parametris menggunakan uji Independent-Sample t-test atau t-test untuk dua sampel.
Jika data yang diperoleh tidak memiliki distribusi normal atau salah satu data tidak memiliki distribusi normal maka tidak perlu melakukan uji homogenitas tapi langsung melakukan uji statistik non-parametik menggunakan uji Mann-Whitney U.
d. Analisis Indeks Gain
Gain Skor Tes
Gain adalah selisih skor postes dan pretes untuk mengetahui bagaimana peningkatan dari perlakuan yang telah diberikan.
Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:
Gambar 3.8
Keterangan: G = Gain Skor
(32)
35
Ridwan, 2013
Oy = Jumlah Nilai Postes
Gain Skor Ternormalisasi (<g>)
Gain Skor Ternormalisasi (<g>) dihitung untuk mengetahui efektifitas perlakuan yang diberikan.
Rumus yang digunakan untuik mengetahui nilai gain adalah sebagai berikut:
Gambar 3.9
Keterangan:
<g> = Gain Skor Ternormalisasi Ox = Nilai Pretes
Oy = Nilai Postes
Si = Skor Ideal / Nilai Maksimum
Dengan Kriteria keefektifan yang terinterpretasi dari nilai gain skor ternormalisasi adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Interpretasi Nilai <g> Nilai <g> (n) Kriteria
g > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ n ≤ 0,7 Sedang
(33)
62
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, penulis merumuskan beberapa kesimpulan. Adapun hal-hal yang dapat penulis simpulkan dari hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pengembangan media pembelajaran meliputi tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan dan tahap implementas. Tahap analisis meliputi analisis umum, pengguna dan kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak. Tahap kedua yaitu desain meliputi desain diagram alir (flowchart), storyboard dan desain antarmuka. Pada tahap ketiga yaitu pengembangan, media dibuat sesuai dengan rancangan pada tahap desain kemudian hasilnya divalidasi oleh ahli. Dan pada tahap terakhir yaitu implementasi, media memasuki tahap penggunaan produk.
2. Hasil belajar siswa dengan model Examples Non Examples lebih baik daripada pembelajaran konvensional.
3. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model Examples Non Examples lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.
B. REKOMENDASI
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penerapan model Examples Non Examples terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam kelompok eksperimen. Dengan model Examples Non Examples diterapkan metode-metode yang membuat siswa menjadi aktif, kreatif dan kritis dalam menjawab pertanyaan seputar gambar atau kasus yang diberikan pada siswa. Siswa yang tadinya tidak mengetahui, menjadi semakin tahu. Sedangkan siswa yang mengetahui dapat memberikan pengetahuannya kepada siswa lainnya. Sehingga dapat bermanfaat bagi siswa lainnya.
(34)
63
Ridwan, 2013
Implikasinya, kemampuan siswa dalam aspek kognitif dan kualitas belajar menjadi lebih baik.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penulis merekomendasikan kepada pengajar agar dapar menyusun dan mengembangkan model dan media Examples Non Examples yang lebih baik agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk penelitian yang akan datang, penulis merekomendasikan agar dapat mengembangkan dan membenahi penyusunan media dan skenario Examples Non Examples agar dapat lebih meningkatkan kualitas pengajaran yang lebih baik.
(35)
64
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Deden. 2010. Metode Example Non Example dan Hasil Belajar IPA
kelas IV SD. Tersedia
http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/11/metode-example-non-example-dan-hasil.html. [17 Desember 2010]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gonia, M. Firdaus. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Asesmen Pembelajaran Pembiasan Cahaya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(36)
Gora, Winastawan. (2010). Penggunaan Teknologi Informasi VS Integrasi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran. Tersedia di: http://edupartner.org/?p=95. [13 Juli 2010]
Hamzah, B. 2009. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
I Santyasa, Wayan. 2007. Model-model pembelajaran inovatif.
Pendidikan fisika fpmipa Universitas Pendidikan Ganesha
M. Subana dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmah. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Maedi. (2009). Definisi Antarmuka. [Online] Tersedia: http://allofmae.blogspot.com/2009/12/definisi-antar-muka.html (27 Desember 2012).
Mardika, N. (2008). Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Di SD. [Online] Tersedia: http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf (28 Desember 2012).
Muhfida. (2009). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.muhfida.com/modelpembelajaran.html [24 November 2009]
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.
(37)
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samadhi, Ari. (2010). Pembelajaran Aktif (Active Learning). Tersedia
di:
http://eng.unri.ac.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach&Learn_1 / =ACtive%20Learning_5.PDF. [16 Februari 2010]
Slavin, E. Robert. 2002. Cooperaive Learning (Teori, Riset dan Praktik). Cetakan ke-III. Bandung: Nusa Media.
Sudarsono. (2008). Flowchart. [Online] Tersedia:
http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/16512/flowchart.pdf (27 Desember 2012).
Sudjana, M.A.,M.Sc, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
(38)
Suratno. 2009. Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al – Jami’ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Online. http://www.wordpress.com/html. [tanggal 14 November 2010].
Surya, M. (2007). PotensiTeknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas. [Online]. Tersedia : http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=43. [8 Juli 2010]
UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Widowati, Hening. (2011). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Examples Non Examples Dan Stad Pada Mata Kuliah Struktur Hewan Program Studi Pendidikan Biologi
Wijaya. (2008). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.wijayalabs.wordpree.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran.html [24 November 2009].
Yessica, Gugus F. & Setiawan, Wawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol I (2) : 35-52.
http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar.html. [24 November 2009]
(39)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ridwan lahir di Bandung, 18 November 1987. Penulis adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dari keluarga Ir. Tjetje Apandi (Bapak) dan Tiktik Turliah (Ibu).Bertempat tinggal di Komplek Bumi Pasundan Kavling 45 Rt 02 rw 08 Kelurahan Pasirimpun kecamatan Mandalajati Kota Bandung 40295.
Menuntut ilmu pada umur 6 tahun di TK Turangga. Pada tahun 1994 melanjutkan studi di SDN Karang Pawulang II, setelah itu melanjutkan studi di SMPN 4 Bandung. Pada tahun 2003 diterima di SMAN 14 Bandung. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan kuliah dengan mengikuti tes masuk SPMB 2006 dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia pada program studi Pendidikan Ilmu Komputer.
(1)
63
Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Implikasinya, kemampuan siswa dalam aspek kognitif dan kualitas belajar menjadi lebih baik.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Adapun rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penulis merekomendasikan kepada pengajar agar dapar menyusun dan mengembangkan model dan media Examples Non Examples yang lebih baik agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk penelitian yang akan datang, penulis merekomendasikan agar dapat mengembangkan dan membenahi penyusunan media dan skenario Examples Non Examples agar dapat lebih meningkatkan kualitas pengajaran yang lebih baik.
(2)
64 Ridwan, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Examples Non Examples Berbantuan Multimedia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar TIK Siswa Kelas X
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Anas Sudijono. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Deden. 2010. Metode Example Non Example dan Hasil Belajar IPA
kelas IV SD. Tersedia
http://dedenbinlaode.blogspot.com/2010/11/metode-example-non-example-dan-hasil.html. [17 Desember 2010]
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Gonia, M. Firdaus. (2009). Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Asesmen Pembelajaran Pembiasan Cahaya. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Gora, Winastawan. (2010). Penggunaan Teknologi Informasi VS Integrasi Teknologi Informasi dalam Pembelajaran. Tersedia di: http://edupartner.org/?p=95. [13 Juli 2010]
Hamzah, B. 2009. Model Pembelajaran. Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
I Santyasa, Wayan. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Pendidikan fisika fpmipa Universitas Pendidikan Ganesha
M. Subana dan Sudrajat. 2001. Dasar-dasar Penelitian Ilmah. Bandung: CV. Pustaka Setia.
Maedi. (2009). Definisi Antarmuka. [Online] Tersedia:
http://allofmae.blogspot.com/2009/12/definisi-antar-muka.html (27
Desember 2012).
Mardika, N. (2008). Pengembangan Multimedia Dalam Pembelajaran Kosakata
Bahasa Inggris Di SD. [Online] Tersedia: http://mardikanyom.tripod.com/Multimedia.pdf (28 Desember 2012).
Muhfida. (2009). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.muhfida.com/modelpembelajaran.html [24 November 2009]
Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdikarya.
(4)
Purwanto, Ngalim. 1996. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Samadhi, Ari. (2010). Pembelajaran Aktif (Active Learning). Tersedia di: http://eng.unri.ac.id/download/teaching-improvement/BK2_Teach&Learn_1 / =ACtive%20Learning_5.PDF. [16 Februari 2010]
Slavin, E. Robert. 2002. Cooperaive Learning (Teori, Riset dan Praktik). Cetakan ke-III. Bandung: Nusa Media.
Sudarsono. (2008). Flowchart. [Online] Tersedia:
http://sdarsono.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files/16512/flowchart.pdf (27 Desember 2012).
Sudjana, M.A.,M.Sc, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 1996.
Sudjana, N. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta, Bandung
Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
(5)
Suratno. 2009. Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS Al – Jami’ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Skripsi. Tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Online. http://www.wordpress.com/html. [tanggal 14 November 2010].
Surya, M. (2007). PotensiTeknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas. [Online]. Tersedia : http://www.e-dukasi.net/artikel/index.php?id=43. [8 Juli 2010]
UPI. (2005). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI
Widowati, Hening. (2011). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Examples Non Examples Dan Stad Pada Mata Kuliah Struktur Hewan Program Studi Pendidikan Biologi
Wijaya. (2008). Model-model Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://www.wijayalabs.wordpree.com/2008/04/22/model-model-pembelajaran.html [24 November 2009].
Yessica, Gugus F. & Setiawan, Wawan. (2008). Pengembangan Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Vol I (2) : 35-52.
http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar.html. [24 November 2009]
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Ridwan lahir di Bandung, 18 November 1987. Penulis adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara dari keluarga Ir. Tjetje Apandi (Bapak) dan Tiktik Turliah (Ibu).Bertempat tinggal di Komplek Bumi Pasundan Kavling 45 Rt 02 rw 08 Kelurahan Pasirimpun kecamatan Mandalajati Kota Bandung 40295.
Menuntut ilmu pada umur 6 tahun di TK Turangga. Pada tahun 1994 melanjutkan studi di SDN Karang Pawulang II, setelah itu melanjutkan studi di SMPN 4 Bandung. Pada tahun 2003 diterima di SMAN 14 Bandung. Setelah lulus SMA penulis melanjutkan kuliah dengan mengikuti tes masuk SPMB 2006 dan diterima sebagai mahasiswa di Universitas Pendidikan Indonesia pada program studi Pendidikan Ilmu Komputer.