EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA :Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : BAYU INDRIANI

0907855

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tahun Ajaran 2012/2013)

Oleh Bayu Indriani

S.Sos UNPAD Bandung, 2008

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

© Bayu Indriani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Juntika Nurihsan, M. Pd

Pembimbing II

Dr. H. Mubiar Agustin, M. Pd

Mengetahui :

Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia


(4)

i Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Bayu Indriani (2013). Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Pada Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini berangkat dari latar belakang pentingnya siswa memiliki konsep diri positif. Pemahaman konsep diri yang positif pada siswa perlu ditanamkan sehingga siswa dapat meraih masa depan yang lebih baik. Teknik yang digunakan untuk meningkatkan konsep diri adalah dengan teknik permainan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas bimbingan kelompok melalui teknik permainan. Tujuan yang diharapkan dalam penelitian selain ingin mengetahui gambaran : profil konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung, mengetahui profil konsep diri sebelum dan sesudah diberikan treatment, menghasilkan program yang menggunakan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, dan untuk mengetahui efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental yang dilaksanakan di SMA Negeri 24 Bandung. Penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group Design. Sampel yang dipilih yaitu siswa kelas XI IPA SMA 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan konsep diri siswa setelah diberikan treatment teknik permainan dalam bimbingan kelompok. Aspek-aspek yang diteliti terdiri atas pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri, pandangan terhadap orang lain, dan pandangan terhadap nilai dan prinsip. Dengan demikian model bimbingan menggunakan teknik permainan dapat dipertimbangkan sebagai kerangka kerja konseptual dalam meningkatkan konsep diri siswa.


(5)

ii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Bayu Indriani (2013). Effectivenes Of Group Guidance With Game Technique To Improve Student Self-Concept. (Experimental Studies In Senior High School 24 Bandung Grade XI Year 2012/2013).

This research based on background the importance the student to have positive self-concept. Understanding the positive self concept need to be taught to make the student able to achieve better future. Technique that used is game technique. This study aim to determine effectiveness of group guidance through game technique. Expected goals in research beside to knowing : Self-concept profile in Senior High School 24 Bandung Grade XI, to knowing profil concept before and after treatment, produce a program that use game technique in group guidance to improve self-concept and to knowing effectiveness of game technique on group guidance to achieve student self-concept. Research method used are experimental method held at Senior High School 24 Bandung. Research done by giving certain treatment into research subject using experimental design pretest-posttest group design. Sample using grade XI IPA Senior High School 24 Bandung year 2012/2013. Result showed there are significant change on self-concept after giving game technique treatment on group counseling. Aspec that observed consist view of self ability, the view of others and view of value and principle. Thus guidance models using game technique are considerable as conceptual frame work on self concept improving.


(6)

iii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL v

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN

A Latar Belakang Masalah…..………... 1

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ………..….... 9

D Manfaat Penelitian ………...……. 9

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG KONSEP DIRI SISWA, BIMBINGAN KELOMPOK, DAN TEKNIK PERMAINAN A. Konsep Diri ………...………. 11

1. Pengertian Konsep Diri ………...………... 11

2. Sumber Pembentukan Konsep Diri ………..…..………... 17

3. Pentingnya Konsep Diri Positif ……….... 20

4. Komponen Konsep Diri ……… 23

5. Teknik Mengubah dan Meningkatkan Konsep Diri ... 25

B. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok ………... 27

1.Pengertian Bimbingan Kelompok ………. 27

2. Manfaat Bimbingan Kelompok………..………...………… 30

3. Dinamika Kelompok ………... 32

4. Prosedur dan Langkah-langkah Bimbingan Kelompok….... 37

C. Konsep Dasar Permainan ……….. 39

1.Pengertian Permainan ……… 39

2.Fungsi Permainan ……….. 46

3.Ciri-Ciri Kegiatan Bermain ………... 48

4.Teknik Permainan ………. 50

5.Permainan Sebagai Media Pembelajaran ……….. 56

D. Hubungan Antara Bimbingan Kelompok, Permainan dan Konsep Diri………...………. 58

E. Penelitian Terdahulu ……….….... 60

F. Asumsi Penelitian ……… 63

G. Hipotesis ……… 64

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….……… 65

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ………... 66

1. Lokasi Penelitian ……… 66

2. Populasi dan Sampel Penelitian ……… 66

C. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional ... 67

1. Variabel Penelitian Yang Dilibatkan ……….…… 67


(7)

iv Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Instrumen Penelitian ……… 73

a.Pengukuran Butir Pernyataan ……….……..…………... 73

b.Kisi-kisi Kuesioner Penelitian ………. 74

c.Uji Validitas Isi dan Konstruk Instrumen .……….. 74

d.Uji Validitas Instrumen ………...… 75

e. Uji Reliabilitas Instrumen ………. 77

3. Uji Validasi Program ………..………. 79

a. Analisis Rasional ………..…..…….. 79

b. Analisis Empirik ………... 82

4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ………. 85

E. Metode Pengolahan Data ……….. 87

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 89

1. Gambaran Umum Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013………..………...…… 89 2. Program Layanan Penggunaan Teknik Permainan dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013...… 92

a. Komponen Program ……….. 93

b. Sasaran Intervensi ……… 96

c. Rencana Operasional (Action Plan) ……… 96

d. Strategi Layanan ...……… 100

3. Efektivitas Bimbingan Kelompok Menggunakan Teknik Permainan Dalam Peningkatan Konsep diri Siswa………. 103

a. Tahapan Pengujian Hipotesis ………..……… 103

b. Hasil Pengujian Statistik ………..……… 104

c. Pengujian Hipotesis………..………. 111

B. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 113

1. Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan………. 118

2. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan dalam Peningkatan Konsep diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013…..………...………. 120

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ……….……….. 126

B. Rekomendasi………..……… 127

DAFTAR PUSTAKA ……….. 129 LAMPIRAN


(8)

v Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Halaman

1.1 Hasil Survey Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung

Tahun Ajaran 2012/2013 ………...….. 2

3.1 Distribusi Populasi ………... 66

3.2 Pembobotan Jawaban Kuesioner ………...… 73

3.3 Kisi-Kisi Intrumen Konsep Diri ………...……… 74

3.4 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri ………. 76

3.5 Hasil Uji Coba Reabilitas Instrumen Konsep Diri ………... 78

3.6 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ……… 87

4.1 Profil Konsep Diri Kelompok A Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 79

4.2 Profil Konsep Diri Kelompok B Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 90

4.3 Profil Konsep Diri Kelompok C Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 90

4.4 Profil Konsep Diri Kelompok D Konsep Diri Sebelum diberikan Treatment ... 91

4.5 Perolehan Skor Konsep Diri Setiap Kelompok Bimbingan ……….... 104 4.6 Hasil Uji Paired Samples Statistic Kelompok A ………. 108 4.7 Hasil Uji Paired Samples Statistic Kelompok B ……….…….... 108 4.8 Hasil Uji Paired Samples Statistic Kelompok C ……….…….... 108


(9)

vi Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.10 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok A ……….... 109 4.11 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok B ……… 110 4.12 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok C ……… 110 4.13 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelompok D ……… 110 4.14 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok A ……….... 111 4.15 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok B ……….... 111 4.16 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok C ……… 112 4.17 Hasil Uji Paired Samples Tesk Kelompok D ……….... 112 4.18 Hasil Uji Paired Samples Correlations Kelas IPA XI 1, IPA XI 2,


(10)

vii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Halaman 4.1 Langkah-langkah Penyampaian Layanan Bimbingan Kelompok …………. 99

4.2 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok A sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ……….. 105 4.3 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok B sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ………..…… 106 4.4 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok C sebelum dan

Sesudah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok ……….. 106 4.5 Perbedaan perolehan skor Konsep Diri Kelompok D sebelum dan


(11)

viii Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN

1. Lampiran Satuan Layanan Kegiatan Bimbingan 2. Lampiran Kuesioner

3. Rencana Operasional (Action Plan) Program Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan.

4. Rencana Operasional Program Bimbingan Kelompok Berdasarkan Kuesioner 5. Komponen Program Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk

Meningkatkan Konsep Diri Siswa 6. Hasil Analisis Butir Soal

7. Hasil Penimbangan Pakar

8. Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Konsep Diri Siswa 9. Lampiran Dokumentasi Penelitian


(12)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di era sekarang ini, masyarakat dihadapkan kepada banyaknya perubahan dan kemajuan yang sekaligus menjadi tantangan. Tantangan akibat perubahan dan kemajuan yang cepat, terjadi pada aspek sosial, budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat perubahan tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam mencapai kesuksesan.

Siswa SMA tergolong masa remaja merupakan masa yang cukup riskan bagi seorang individu. Pada masa ini individu memiliki sumber daya potensial baik secara fisik maupun psikologis untuk berkembang secara optimal. Seiring dengan potensi yang dimilikinya, remaja dihadapkan pada berbagai tantangan atau masalah baik yang datang dari dirinya sendiri maupun lingkungan di sekitarnya. Pandangan dan pemahaman remaja tentang diri mempengaruhi cara dan pola perilaku remaja. Pemahaman dan pandangan yang positif mengembangkan konsep diri, harga diri dan keunggulan diri yang positif.

Berdasarkan hasil wawancara awal dengan Guru BK di lapangan, terhadap beberapa orang siswa SMA Negeri 24 Bandung, dijumpai bahwa masih ada siswa yang kurang mampu mendeskripsikan siapa dirinya. Seperti : siapa diri saya,


(13)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa masih kesulitan menilai kelebihan dan kekurangan dirinya, harapan individu di masa mendatang, pesimis dalam menghadapi suatu masalah.penilaian terhadap diri sendiri. Penulis kemudian melakukan survey awal konsep diri pada siswa SMA Negeri 24 Bandung kepada 198 orang siswa kelas XI IPA SMA Negeri 24 Bandung dengan menggunakan angket tentang konsep diri. Indikator yang diujikan yaitu menguji kemampuan menilai diri sendiri, pandangan orang lain terhadap dirinya, dan pandangan terhadap nilai dan prinsip. Berikut hasil survey awal dilapangan :

Tabel 1.1

Hasil Survey Konsep Diri Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013

Dimensi Skor Ideal Rata-rata Skor Kelas XI IPA 1

% Kelas XI IPA 2

% Kelas XI IPA 3

% Kelas XI IPA 4

%

1. Pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri sendiri.

50 20 40 19 38 33.2 66.4 24.5 49

2. Pandangan terhadap orang lain.

50 33 66 31 68 24.5 49 21.17 42.34

3. Pandangan terhadap nilai dan prinsip.

50 23 46 27,37 54,74 21.17 43.34 22.95 45.9

Jumlah 150 76 50,56 67,37 44,91 78.87 52.58 68.62 45.74

Hasil menunjukkan bahwa tingkat konsep diri siswa masih dibawah ideal, artinya bahwa konsep diri siswa masih sangat kurang dan penulis merasa sangat


(14)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perlu membantu siswa untuk meningkatkan konsep diri tersebut melalui bimbingan dengan teknik permainan secara berkelompok. Berdasarkan fenomena dilapangan dan latar belakang tersebut, penulis merasa bimbingan kelompok sangat cocok dilaksanakan untuk membentuk konsep diri positif siswa agar menjadi lebih baik.

Dilihat dari beberapa kajian teori mengenai konsep diri, Steinberg (Nanik Yuliati, 2004) mengemukakan bahwa “dilihat dari usia kronologisnya, siswa SMA berusia 16-18 tahun yang dikategorikan kedalam usia remaja. Pada periode ini remaja banyak mengalami gangguan, di antaranya adalah hambatan belajar dan berbagai problem perilaku psikososial”. Siswa harus menemukan nilai-nilai yang berlaku dan yang akan mereka capai di dalamnya. Individu harus mulai belajar untuk mengatasi masalah-masalah, merencanakan masa depan. Pada masa ini individu mulai dapat melihat siapa dirinya, ingin menjadi seperti apa, bagaimana orang lain menilainya, dan bagaimana mereka menilai peran yang mereka jalani sebagai identitas diri. Bisa dikatakan bahwa salah satu tugas penting yang harus dilakukan remaja adalah mengembangkan persepsi identitas untuk menemukan jawaban terhadap pertanyaan “Siapakah saya?” dan “Mau jadi apa saya?”.

Konsep diri bisa menjadi positif sebaliknya bisa juga menjadi negatif. Bila konsep diri positif maka siswa akan mengembangkan sifat-sifat positif seperti percaya diri, merasa diri berharga, mampu melihat dirinya secara realistis, dan mampu menilai hubungan dengan orang lain secara tepat. Siswa pun akan


(15)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memandang dunia dan kehidupannya dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan individu yang mempunyai konsep diri yang negatif. Jika dalam perkembangannya siswa mempunyai konsep diri yang positif, maka siswa cenderung memandang kehidupannya dengan sikap yang positif.

Namun kenyataannya siswa ada yang masih mempunyai konsep diri negatif yaitu siswa yang tidak puas dengan kondisi fisik yang dimiliki, berkata kasar kepada teman, malu tampil di depan orang banyak, malas mengerjakan tugas sekolah, siswa belum dapat mengenali secara pasti tentang dirinya sendiri baik kelemahan atau kelebihannya. Konsep diri siswa akan berpengaruh terhadap pembentukan sikap, perilaku dan prestasi akademisnya sebagaimana yang diungkapkan Fink (Burns, 1993: 358) mendapatkan hubungan yang cukup berarti di antara konsep diri yang rendah dan pencapaian akademis yang rendah. Berdasarkan pada temuan-temuan yang didapatkan dari sebuah studi, Comb (Burns, 1993: 358) melaporkan bahwa orang-orang yang berprestasi akademis rendah melihat mereka sendiri sebagai orang-orang yang kurang memadai dibandingkan dengan yang lainnya, mempersepsikan teman-teman sebayanya dan orang-orang dewasa sebagai kurang dapat diterima, rnemperlihatkan pendekatan yang kurang efektif terhadap pemecahan masalah, dan mempertunjukkan kebebasan yang kurang dan ekspresi emosional yang kurang memadai, orang-orang yang berprestasi rendah cenderung untuk


(16)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengekspresikan lebih banyak perasaan diri yang negatif dibandingkan dengan yang berprestasi tinggi.

Konsep diri positif maupun negatif pada remaja khususnya siswa SMA bisa saja terbentuk karena adanya faktor internal dan keadaan keluarga yang juga merupakan lingkungan awal dalam membentuk konsep diri anak. Keadaan finansial keluarga, keutuhan dan keretakan dalam rumah tangga, keharmonisan keluarga, dan intensitas berkumpulnya keluarga di rumah juga akan mempengaruhi pembentukan konsep diri pada anak. Di samping keluarga sebagai lingkungan yang pertama yang memberikan peranan bagi individu dalam menerima tanggapan-tanggapan dan identitas yang mengarah pada pembentukan konsep dirinya, pembentukan konsep diri individu dan bisa juga berubah ketika individu bergaul dalam kelompoknya. Hurlock (1973) berpendapat bahwa pada masa remaja konsep diri merupakan inti dari kepribadian dan sangat mempengaruhi proses perkembangan individu selanjutnya. Oleh karena itulah agar perkembangan individu selanjutnya dapat berjalan dengan lancar, maka konsep diri individu remaja harus terbentuk secara baik.

Mengingat pentingnya siswa memiliki konsep diri positif, maka sekolah melalui guru perlu memberikan suatu layanan bimbingan kepada siswa yang didalamnya mencakup upaya preventif, kuratif, maupun developmental yang membantu siswa agar mampu mengatasi masalah-masalah dalam dirinya dan mengembangkan konsep diri yang positif. Guru sebagai agen pembelajaran yang


(17)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berfungsi mengajar, melatih, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi siswanya dalam ranga meningkatkan mutu pendidikan disekolah khususnya, ditegaskan dalam undang-undang guru dan dosen no 14 tahun 2005 pasal 6 menyatakan bahwa :

Kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dam mewujudkan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dan berilmu cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga Negara yang demoktaris dan bertanggungjawab.

Peraturan Menteri Pendidikan Naional Republik Indonesia, berdasarkan PP No 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional, yang bertujuan untuk memandirikan siswa. Siswa memerlukan upaya berupa pemberian informasi-informasi yang dibutuhkan mengenai perkembangan dirinya serta mereka membutuhkan pemahaman mengenai konsep dirinya. Konselor merupakan tenaga kependidikan yang memiliki tugas dan tanggungjawab dalam mengembangkan pribadi, social, belajar dan karir. Untuk memantapkan keberadaan program pengembangan diri siswa, para guru dituntut untuk memiliki kepiawaian, kemampuan, dan kinerja yang kreatif dalam memberikan layanan kepada para siswa Melalui bimbingan kelompok dapat dijadikan salah satu jenis layanan yang dianggap tepat untuk memberikan kontribusi pada siswa untuk mengembangkan konsep diri positif.


(18)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima dan berempati dengan tulus.

Untuk lebih mengembangkan konsep diri yang positif tersebut maka diperlukan salah satu bentuk kegiatan dalam penerapan bimbingan kelompok ialah dengan teknik permainan. Adanya layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan akan membantu siswa untuk lebih terbuka, meningkatkan dan pengembangan motivasi, kinerja, prestasi, dan membantu mencapai perkembangan yang utuh, baik fisik, intelektual, sosial, moral, dan emosional. Penelitian berkenaan dengan kerjasama dalam bermain telah ditemukan bahwa kerjasama dalam bermain muncul pada awal 22 bulan (Ross & Kay, 1980) namun tidak menjadi unsur penting dalam bermain sampai masa kanak-kanak pertengahan (Stoll, Inber & James, 1968; Zigler & Child, 1956 dalam Nandang Rusmana 2009:10).


(19)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keunggulan bimbingan kelompok menggunakan teknik permainan adalah mengembangkan potensi siswa tidak hanya menyangkut aspek kognitif namun juga afektif dan proses interpersonal (Russ, 1987; J. Singer, 1973; D. Singer & J. Singer, 1990 dalam Nandang Rusmana 2009:7).

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan di latar belakang diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian tentang “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)”.

B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dinyatakan bahwa konsep diri merupakan inti dari kepribadian yang sangat penting diperhatikan bagi remaja/siswa. Munculnya perilaku siswa yang berbeda-beda (positif/negatif) dapat berawal dari konsep diri yang dimilikinya. Konsep diri merupakan cara pandang serta penilaian secara menyeluruh tentang dirinya. Salah satu tujuan layanan bimbingan di SMA


(20)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ialah membantu siswa untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam pencapaian tugas perkembangan, yakni tugas perkembangan pada masa remaja.

Tugas perkembangan pada masa SMA yang dikatakan sebagai masa remaja meliputi pencapaian dan persiapan diri dimasa dewasa dan mencapai tingkah laku sosial yang bertangung jawab, dengan menerapkan konsep diri yang positif. Jika bimbingan dilaksanakan secara kelompok kemungkinan hal itu akan berkontribusi positif terhadap konsep diri remaja. Teknik permainan yang digunakan adalah Movement dan Dyad, teknik permainan movement mensyaratkan peserta untuk melakukan sesuatu hal yang bersifat fisikal dan Dyad berfungsi untuk mendiskusikan persoalan-persoalan tertentu di dalam kelompok. Dengan demikian layanan bimbingan dengan teknik permainan dapat memanfaatkan situasi kelompok ini sebagai media untuk memberikan bantuan kepada siswa terutama dalam hal meningkatkan konsep diri siswa.

Supaya lebih terfokus, maka secara rinci pertanyaan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut :

1. Seperti apa rancangan teknik permainan yang diterapkan dalam bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Bagaimana efektivitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dalam meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013?


(21)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan pada penelitian ini adalah untuk :

1. Menghasilkan layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan yang sesuai dengan siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui efektifitas layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dalam upaya untuk meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat dalam pengembangan teori maupun praktik bimbingan dan konseling.

1. Secara Teoritis, diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan khususnya dalam penerapan ilmu bimbingan dan konseling yang nantinya akan dijadikan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan guru bimbingan dan konseling, guru kelas, atau pihak-pihak yang terkait dengan siswa, dan hasil analisis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengukur konsep diri siswa.


(22)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu


(23)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group Design. Penelitian eksperimental merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat menggangu, eksperimental dilakukan dengan maksud untuk menilai akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2002:3). Teori ini juga menyatakan bahwa penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang. Disebut variabel masa yang akan datang karena sebenarnya variabel didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen. Ada dua jenis desain penelitian berdasarkan baik buruknya eksperimen dan sempurna tidaknya eksperimen, yaitu pre experimental design dan true experimental design (Campbell & Stanley dalam Arikunto, 1997:77). Kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan permainan dengan metode Movement dan Dyad.


(24)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di SMA Negeri 24 Bandung. Jl. A.H Nasution No. 27 Bandung.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, yaitu mengenai efektivitas layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan terhadap konsep diri siswa, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013 yang berjumlah 189 orang yang tersebar dalam empat kelas yaitu XI IPA-1, XI IPA-2, XI IPA-3, XI IPA-4. Dipilih Kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung sebagai populasi penelitian ini karena siswa Kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung termasuk siswa kelas yang harus secara rutin di lihat konsep dirinya, berdasarkan wawancara awal dan saran dari guru pembimbing/konselor dilapangan bahwa selama ini kelas IPA termasuk jarang menerima treatment sebagai objek penelitian, dibandingkan dengan kelas IPS. Adapun distribusi populasi penelitian yang dijadikan kerangka sampling disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Populasi

No Kelas Jumlah Siswa

1 XI IPA-1 46

2 XI IPA-2 47


(25)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 XI IPA-4 48

Jumlah 198

Untuk mencapai tujuan penelitian ini maka sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling. Sampel yang diambil dari satu populasi haruslah representatif, sehingga kesimpulan dari penelitian valid dan dapat dipercaya atau signifikan. Hal ini, seperti yang dikemukakan oleh Ali (1993:46), bahwa :

….dalam mengambil sampel dari populasi memerlukan teknik tersendiri, sehingga sampel yang diperoleh dapat representatif atau mewakili populasi dan kesimpulan yang dibuat dapat diharapkan tepat atau sah (valid) dan dapat dipercaya (signifikan).

Langkah pengambilan sampel setiap kelas XI IPA-1, XI IPA-2, XI IPA-3, XI IPA-4 peneliti mengambil setengahnya siswa setiap kelas atau range 20 siswa dengan skor terendah dan mengambil secara acak sebanyak 8 siswa. Jadi jumlah sampel siswa yang akan diberikan treatment adalah sebanyak 32 siswa.

C. Varibel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Yang Dilibatkan antara lain :

a) Teknik Permainan sebagai variabel bebas (variabel independen) b) Konsep diri sebagai variabel terikat (variabel dependen)

Sebagaimana variabel-variabel yang termuat dalam judul penelitian “Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan


(26)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk Meningkatkan Konsep Diri Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24

Bandung Tahun Ajaran 2012/2013”.

2. Definisi Operasional Penelitian

Secara konseptual layanan bimbingan kelompok adalah proses pemberian bantuan kepada individu melalui susasana kelompok dalam upaya pengembangan wawasan, sikap dan atau keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencegah timbulnya masalah atau dalam upaya mengembangkan pribadi. Penelitian ini menggunakan teknik permainan menurut (Rusmana, 2009:13-17), yaitu proses pemberian tersebut dilaksanakan dalam permaninan kelompok yang melibatkan perubahan perubahan kognitif, afektif dan kemampuan interpersonal. Permainan merupakan cara bagi anak untuk memeperoleh pengetahuan tentang segala sesuatu, melalui permainan ini akan menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi, melatih imajinasi, memberikan peluang untuk berinteraksi dengan teman disekitarnya, mengembangkan kemampuan berbahasa, kata-kata, serta membuat belajar yang dilakukan sebagi proses belajar yang sangat menyenangkan dan bimbingan kelompok adalah bantuan kepada sekelompok individu, agar kelompok tersebut keluar dari masalah yang dihadapinya.

Berdasarkan definisi konseptual tersebut, maka layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan didefinisikan secara operasional bahwa layanan bimbingan kelompok dilaksanakan melalui tahap pembentukan kelompok, tahap transisi, tahap kerja, dan tahap terminasi yang dilaksanakan


(27)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam suasana pemecahan masalah, melibatkan hubungan interpersonal dan emosional siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap konsep diri siswa menurut Stuart dan Sundeen (1991: 372) Konsep diri adalah semua pikiran, persepsi, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Adapun komponen konsep diri yaitu :

a. Ideal diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia mampu menilai dirinya dalam berperilaku sesuai dengan standar pribadi. Standar ini dapat berhubungan dengan tipe orang atau sejumlah aspirasi cita-cita nilai yang di capai. Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi oleh orang penting dari dirinya yang memberikan tuntutan atau harapan.

b. Identitas

Identitas adalah kesadaran akan diri yang bersumber dari observasi dan penilaian dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh dipandang dari orang lain. Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat adalah seseorang yang memandang dirinya berbeda dengan orang lain, memiliki otonomi yaitu mengerti dan konsep diri, respek diri, mampu dan menguasai diri, mengatur diri sendiri dan menerima diri.

c. Peran

Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Posisi di masyarakat dapat


(28)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadikan stressor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan kesukaran atau tuntutan posisi yang tidak mungkin dilaksanakan.

Berdasarkan pengerian dan komponen konsep diri diatas, konsep diri dapat meliputi apa saja yang dipikirkan dan apa yang dirasakan tentang individu sendiri. Sedangkan secara operasional, konsep diri pada penelitian ini merupakan gambaran dan penilaian tentang diri siswa, bagaimana individu dalam memandang, menilai dan mempersepsikan dirinya sehingga individu tersebut akan dapat bersikap dan berperilaku sesuai dengan persepsi terhadap dirinya. Persepsi atau pandangan siswa mengenai diri siswa akan mempengaruhi tindakan dan pandangan hidup siswa yang didasarkan pada penilaian siswa tentang diri siswa.

Konsep diri terdiri dari konsep diri positif dan konsep diri negatif. Konsep diri sebagai sistem yang dinamis dan komplek dari keyakinan yang dimiliki seseorang tentang dirinya, termasuk sikap, persaan, kepercayaan, perspesi nilai-nilai dan tingkah laku yang unik dari individu tersebut. Oleh karena itu untuk meningkatkan konsep diri siswa yang positif, penelitian ini menggunakan metode layanan bimbingan kelompok dengan teknik permainan. Teknik permainan yang digunakan adalah Movement dan Dyad, teknik permainan ini mensyaratkan peserta untuk melakukan sesuatu hal yang bersifat fisikal dan Dyad berfungsi untuk mendiskusikan persoalan-persoalan tertentu di dalam kelompok.


(29)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental, yang dimaksud penelitian eksperimental yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan (treatment) tertentu terhadap subjek penelitian yang bersangkutan dengan menggunakan desain eksperimen Pretest-Posttest Group Design. Penelitian eksperimental merupakan suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang dapat menggangu, eksperimental dilakukan dengan maksud untuk menilai akibat suatu perlakuan (Arikunto, 2002:3). Arikunto (1993:10) juga menyatakan penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan terhadap variabel masa yang akan datang. Disebut variabel masa yang akan datang karena sebenarnya variabel didatangkan atau diadakan oleh peneliti dalam bentuk perlakuan (treatment) yang terjadi dalam eksperimen. Ada dua jenis desain penelitian berdasarkan baik buruknya eksperimen dan sempurna tidaknya eksperimen, yaitu pre experimental design dan true experimental design (Campbell & Stanley dalam Arikunto, 1997:77).

1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu: data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (Indriantoro, 2001:147). Data primer dalam penelitian ini bersumber dari jawaban responden terhadap angket yang disebar. Kegunaan dari data primer itu sendiri adalah sebagai bahan data utama


(30)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam pengolahan data penelitian, sebab melalui data primer ini, hasil pengolahan data dari respondenlah yang akan mampu menjawab permasalahan dan pertanyaan penelitian.

Jenis data yang kedua adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara, artinya diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro, 2002:147). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari berbagai literatur seperti: buku, jurnal, skripsi dan tesis. Buku, skripsi dan tesis yang digunakan diperoleh baik secara online melalui internet maupun secara langsung melalui perpustakaan.

Jurnal merupakan jenis literatur yang berisi artikel-artikel yang menelaah berbagai macam konsep-konsep teoritis. Artikel yang dimuat dalam jurnal akademik atau jurnal professional dapat berupa artikel teoritis dan hasil penelitian empiris (Indriantoro, 2002:43). Berbagai literatur tersebut digunakan oleh peneliti sebagai bahan perbandingan dan sebagai sumber pengetahuan bagi peneliti dalam memahami struktur dan metode penelitian sejenis, baik secara konseptual maupun secara praktis.

Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data penelitian (Indriantoro, 2002:11). Peneliti menentukan angket sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian ini. Angket merupakan alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden


(31)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2009:199). Masing-masing pernyataan akan dinilai atau diambil jawaban dari responden dengan menggunakan skala pengukuran.

Data yang dihasilkan dari alat pengumpul data yang menggunakan skala pengukuran rating scale, akan berbentuk data ordinal. Selain itu jawaban berupa angka yang merupakan data mentah berbentuk kuantitatif itu kemudian ditafsirkan oleh peneliti ke dalam pengertian kualitatif. Sehingga terdapat perbedaan yang mencolok antara rating scale dengan skala likert, yang justru dari data kualitatif ditafsirkan ke dalam data kuantitaif.

2. Instrumen Penelitian

Secara operasional, pengembangan kuesioner konsep diri dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pengukuran Butir Pernyataan

Untuk mengukur variabel konsep diri digunakan kuesioner dengan lima kategori jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pertanyaan kuesioner ini menggunakan skala likert, yang terdapat lima alternatif jawaban, tetapi teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dalam penelitian adalah kuesioner yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang relevan.

Tabel 3.2

Pembobotan Jawaban Kuesioner


(32)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sangat setuju (SS) Setuju (S)

Ragu-ragu (R) Tidak setuju (TS)

Sangat tidak setuju (STS)

5 4 3 2 1

Bila pernyataan positif, maka penskoran tinggi, jika pernyataan negatif maka penskoran rendah. Penjelasan rentang skor pada penelitian ini yaitu, (semakin tinggi skor kuesioner yang diperoleh oleh siswa maka teridentifikasi tingkat konsep diri siswa tinggi, sebaliknya semakin rendah skor kuesioner yang diperoleh maka tingkat konsep diri siswa semakin rendah. Ini dapat dijelaskan dengan melihat hasil jawaban yang dibuat oleh masing-masing siswa pada kuesioner yang sudah disebarkan.

b. Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang terkait dengan konsep diri dikembangkan oleh peneliti sendiri. Adapun kisi-kisi kuesioner disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Intrumen Konsep Diri

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

Jumlah Positif Negatif

1. Pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri sendiri. a. Kemampuan berperilaku sesuai dengan standar pribadi b.Kemampuan menerima dan memproses 1, 8

3, 4, 6, 7 2, 9

5, 10

4


(33)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Variabel Dimensi Indikator Nomor Butir

Jumlah Positif Negatif

Konsep Diri

pengalaman. 2. Pandangan

terhadap orang lain. Mengenal pandangan orang lain 11, 14, 15, 16, 17, 18 12, 13,

19, 20 10 3. pola sikap,

perilaku, nilai di masyarakat a. Memiliki integritas diri b. Menjunjung nilai dan prinsip. 21, 24, 25 27, 28, 30 22, 26 23, 29 5 5 30

c. Uji Validitas Isi dan Konstruk Instrumen

Penilaian terhadap kuesioner ini dilakukan oleh tiga orang pakar (judgest), yaitu orang yang memiliki spesialis dalam bidang penyusunan instrumen/kuesioner. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari kuesioner konsep diri yang telah disusun. Validitas isi adalah validitas yang ditentukan oleh derajat representativitas butir-butir tes yang telah disusun telah mewakili keseluruhan materi yang hendak diukur tersebut. Instrumen tersebut dinyatakan valid setelah dianalisis oleh ketiga pakar tersebut dan dinyatakan untuk bisa dijadikan sebagai instrumen penelitian untuk diuji di lapangan sebelum disebarkan pada subjek penelitian.

Setelah instrumen tersusun sebanyak 30 pernyataan, kemudian peneliti melakukan proses analisis validasi isi kuesioner konsep diri ini kepada 3 orang pakar pakar/judgest yaitu orang yang memiliki spesialis


(34)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bidang penyusunan instrumen/kuesioner yakni : Dr, Ilfiandra, M.Pd, Dr. Ipah Saripah, M.Pd, dan Dr. H Mubiar Agustin. Penilaian ini dilakukan untuk menentukan validitas isi (content validity) dari kuesioner konsep diri yang telah disusun. Ketiga pakar inilah yang akan menentukan layak atau tidaknya kuesioner untuk disebarkan ke siswa. Berdasarkan pertimbangan para ahli tersebut ada beberapa pernyataan item yang dinilai tidak relevan dengan indikator sehingga peneliti memperbaiki kembali bentuk pernyataan pengganti yang terkait dengan indikator tersebut, dengan demikian jumlah pernyataan (item) yang akan digunakan untuk uji validitas dan reliabilitas tetap sebanyak 30 soal. d. Uji Validitas Instrumen

Sebelum instrumen diujicobakan, peneliti melakukan uji keterbacaan instrumen kepada 10 siswa di SMA Negeri 24 Bandung dengan mengambil 3 siswa dari kelas XI IPA1, 4 siswa dari XI IPA3, dan 3 siswa dari XI IPA 4. Kegiatan ini dimaksudkan untuk untuk mengetahui kelayakan instrumen secara redaksional sehingga tidak menimbulkan multi tafsir pada saat dilakukan uji coba dan pelaksanaan penelitian. Setelah instrumen direvisi berdasarkan uji keterbatasan, instrumen diujicobakan terhadap sampel penelitian, yaitu siswa kelas XI IPA1, XI IPA2, XI IPA3, dan XI SMA Negeri 24 Bandung dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.


(35)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument yang valid adalah instrument yang dapat mengukur apa yang akan di ukur secara tepat sesuai dengan yang diinginkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009:348) bahwa : “Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Pengujian validitas butir dilakukan dengan program excel, kriteria butir soal dalam kategori valid adalah jika nilai hitung r > nilai tabel r, pada taraf signifikansi 5%, dan kreteria butir soal kategori drop (tidak valid) adalah jika nilai hitung r < nilai tabel r. Rekapitulasi hasil pengujian validitas dapat dibuat seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Konsep Diri

No Nilai Hitung r

Nilai

Tabel r Keterangan

1 2.974 1.692 Valid

2 2.241 1.692 Valid

3 4.776 1.692 Valid

4 5.187 1.692 Valid

5 9.804 1.692 Valid

6 1.425 1.692 Tidak Valid

7 4.073 1.692 Valid

8 2.666 1.692 Valid

9 2.042 1.692 Valid

10 2.107 1.692 Valid

11 1.913 1.692 Valid

12 1.725 1.692 Valid

13 2.593 1.692 Valid

14 3.221 1.692 Valid


(36)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 1.913 1.692 Valid

17 1.725 1.692 Valid

18 1.366 1.692 Tidak Valid

19 1.850 1.692 Valid

20 1.850 1.692 Valid

21 1.850 1.692 Valid

22 1.850 1.692 Valid

23 2.241 1.692 Valid

24 4.649 1.692 Valid

25 1.543 1.692 Tidak Valid

26 6.386 1.692 Valid

27 10.926 1.692 Valid

28 0.803 1.692 Tidak Valid

29 4.407 1.692 Valid

30 3.221 1.692 Valid

31 1.850 1.692 Valid

32 4.073 1.692 Valid

33 0.318 1.692 Tidak Valid

34 1.850 1.692 Valid

35 4.407 1.692 Valid

Berdasarkan perhitungan pada tabel 3.4 tersebut, dari 35 butir pernyataan tentang konsep diri terdapat 30 butir pernyataan yang valid dan 5 butir pernyataan gugur. Secara umum kuesioner tentang konsep diri seluruh pernyataan mewakili aspek yang hendak diteliti.

e. Uji Reliabilitas Instrumen

Selain harus memenuhi kriteria valid, instrument penelitian pun harus reliable. Arikunto (2002: 154) mengemukakan bahwa : Realibilitas menujuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat


(37)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik.

Analisis reliabilitas instrumen penelitian ini menggunakan teknik Alpha Cronbach yang dianalisis dengan Microsoft Exel 2007. Dalam menguji reliabilitas perumusan hipotesisnya adalah : Ha = Skor butir

berkolerasi positif dengan faktornya, dan Ho = Skor butir tidak berkorelasi

positif dengan faktornya. Dasar pengambilan keputusannya adalah : Jika r Alpha positif dan r Alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut reliabel. Ha diterima, (jika r Alpha > r tabel tapi bertanda negatif, Ha tetap

akan ditolak) dan Jika r Alpha positif dan r Alpha < r tabel, maka butir atau variabel tersebut tidak reliabel. Ha ditolak. Hasil uji reliabilitas adalah

sebagai berikut :

Tabel 3.5

Hasil Uji Reabilitas Instrumen Konsep Diri

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items

N of Items

.891 .887 35

Karena koefisien korelasi di antara item secara berurut pada variabel konsep diri diperoleh koefisien Cronbach's Alpha = 0.891. Dengan cara membandingkan nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka intrumen dinyatakan reliabel. Nilai r tabel diketahui sebesar 0,3 dan nilai


(38)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

α sebesar 0,891, dengan demikian jika dibuat dalam bentuk perbandingan yaitu 0,891 > 0,3, sehingga instrument penelitian dinyatakan reliabel dan dapat dibugunakan sebagai alat pengumpulan data.

3. Uji Validasi Program

Sebelum peneliti menggunakan program sebagai bentuk intervensi dalam pemberian treatmen berupa pengunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri terlebih dahulu dilakukan uji validasi program dengan tujuan untuk mendapat ketepatan pada perencanaan dan pelaksanaan program yang telah dirancang baik secara rasional maupun secara empirik.

a. Analisis Rasional

Analisis ini berangkat dari hasil identifikasi kebutuhan yang dirasakan siswa dan juga kebutuhan SMA Negeri 24 Bandung tahun ajaran 2012/2013. Dari kebutuhan tersebutlah peneliti selanjutnya menyebarkan tes berupa kuesioner. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan terdapat beberapa permasalahan dan kebutuhan yang dirasakan oleh siswa khususnya yang terkait dengan konsep diri.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penyusunan program intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa adalah sebagai berikut:

1) Melakukan penyebaran kuesioner terhadap siswa atau kelas yang dijadikan populasi penelitian dengan tujuan untuk menentukan analisis


(39)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebutuhan siswa dalam hal ini terkait dengan konsep diri siswa, sehingga mempermudah peneliti untuk memberikan treatmen sebelum permainan itu dilakukan.

2) Melakukan analisis kebutuhan dilihat dari masing-masing aspek serta indikator yang terhadap kuesioner konsep diri. Analisis kebutuhan ini dilakukan untuk mengetahui berapa persen dari aspek serta indikator yang ada sehingga membantu peneliti untuk melihat kategori dari masing-masing aspek baik itu konsep diri yang sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah.

3) Melakukan penyusunan program intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri dengan mengkaitkan pada program bimbingan dan konseling yang telah ada di sekolah. Tujuan dilakukannya perpaduan dengan program yang ada di sekolah serta di BK agar program intervensi yang dirancang tidak melenceng atau tidak sejalan dengan pedoman baku yang telah ada di sekolah.

4) Menguji efektivitas program bimbingan kelompok melalui teknik permainan untuk meningkatkan konsep diri siswa. Tujuan dilakukannya uji efektivitas program terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakan program yang akan dipakai untuk treament kepada siswa.

Sebagai bentuk program intervensi yang akan dijadikan pedoman di sekolah untuk kebenaran tata bahasa dalam pembuatan program, serta


(40)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapannya sebelum dilakukan dalam permainan, terlebih dahulu peneliti melakukan pengujian secara rasional maupun konseptual dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan program yang akan di pakai. Untuk menguji kelayakan program yang akan dipakai, peneliti melakukan pengujian secara rasional maupun konseptual kepada tiga dosen yang sama dalam menguji validasi isi kuesioner. Adapun masukan dari ketiga pakar tersebut terkait dengan program intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa diantaranya :

1) Jenis permainan disesuaikan dengan aspek kebutuhan siswa dan relevan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa.

2) Satuan layanan disesuaikan dengan rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam jalur sekolah dalam hal ini program komprehensif; diantaranya layanan dasar, layanan responsif dan perencanaan individual dengan tujuan satuan layanan yang dirancang benar-benar tepat sesuai dengan apa yang diharapkan dengan mengacu pada standar kompetensi kemandirian siswa.

3) Tingkat kelinieran dari rasional, tujuan dengan satuan layanan bimbingan kelompok yang akan dijadikan sebagai bentuk acuan pelaksanaan permainan.


(41)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4) Action plan dibuat secara berurutan tentang kegiatan teknik permainan dalam bimbingan kelompok baik dari awal sampai akhir kegiatan.

b. Analisis Empirik

Tujuan dilakukannya analisis empirik pada penelitian ini yaitu agar mendapatkan gambaran tentang ketepatan data awal dari sebuah program yang telah dirancang oleh peneliti. Hasil empirik yang didapat dijadikan sebagai pembanding dalam pengujian program yang telah dirancang sebagai bentuk intervensi yang akan diberikan kepada siswa. Adapun langkah-langkah dalam analisis empirik adalah sebagai berikut:

1) Perbandingan Pre Tes dan Post Tes

Pelaksanaan pre tes yang telah diberikan kepada siswa bertujuan dengan kuesioner konsep diri yaitu untuk mengetahui seperti apa gambaran awal konsep diri siswa. Data awal yang didapat bagi siswa yang teridentifikasi memiliki konsep diri rendah kemudian diberikan intervensi berupa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, dan pos test yang diberikan bertujuan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada siswa setelah diberikan intervensi berupa teknik permainan dalam bimbingan kelompok.


(42)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk melakukan sebuah pengujian hipotesis maka diperlukan data berupa gain skor, dengan tujuan untuk mencari perbandingan hasil dari kedua kelompok eksperimen yang sebelum dan sesudah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa.

3) Jurnal Siswa

Jurnal bimbingan kelompok yang telah disebarkan kepada siswa setelah mengikuti kegiatan permainan digunakan peneliti sebagai bentuk evaluasi setelah pelaksanaan kegiatan intervensi berupa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa yang telah berlangsung. Berdasarkan jurnal harian inilah peneliti dapat mengetahui perkembangan siswa setelah diberikannya intervensi berupa penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok. Kesimpulan terakhir dari hasil jurnal bimbingan kelompok tersebut maka dapat diketahui :

a. Bagaimana aktivitas siswa dari awal hingga akhir dilaksanakannya kegiatan permainan.

b. Tingkat keseriusan siswa melakukan dan mengikuti aturan yang ada dalam permainan

c. Bagaimana siswa mampu untuk mengungkapkan perasaan ketika mereka merasa senang ketika mengikuti kegiatan permainan.


(43)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Siswa mampu merefleksikan segala bentuk pengalaman yang diperoleh selama kegiatan, sehingga siswa mampu memetik sebuah hikmah dan pengalaman dari kegiatan permainan yang telah dilakukannya.

4) Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkah laku siswa setelah diberikan perlakuan. Pada penelitian ini observasi untuk siswa dilakukan bersama-sama dengan guru BK, tujuan observasi adalah untuk mengetahui apakah penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri siswa secara efektif.

Berdasarkan hasil observasi yang yang telah dilakukan peneliti terlihat tingkat pemahaman tentang pentingnya mengembangkan konsep diri pada siswa, ini terlihat pada suasana kelas yang sudah mulai tampak adanya antusias dalam diskusi kelompok, berani berbicara di depan banyak orang, berani mengeluarkan pendapat dengan kata-kata sendiri, mengekspresikan emosi yang bias control, sehingga membuat kelas semakin kondusif. Yang terlebih penting siswa sudah mulai mampu menilai kelebihan dan kekurangan diri.

Dapat disimpulkan bahwa konsep diri siswa dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok karena permainan merupakan metode pembelajaran yang tepat untuk mengembangkan konsep diri siswa, melalui permainan siswa akan mendapatkan kebebasan untuk bertingkahlaku, mengekspresikan emosi


(44)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

serta menumbuhkan tingkat kepercayaan baik pada diri sendiri maupun pada orang lain, dan dalam suasana kegembiraan tersebut siswa dapat terangsang, termotivasi, terdorong untuk berperilaku, melatih kepekaan dan empati. Selain itu permainan juga dapat meningkatkan kreaitifitas, meningkatkan respon terhadap hal-hal baru, melatih untuk menyelesaikan atau mengatasi konflik, sarana untuk bersosialisasi dan melatih fungsi mental seperti berfikir, berkhayal, mengingat atau menegakan disiplin dengan menaati peraturan-peraturan dalam permainan.

4. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian ini meliputi kegiatan : 1) mengurus izin penelitian, 2) melakukan pretest, 3) membentuk kelompok eksperimen, 4) Memberikan Perlakuan/treatment, dan 5) melakukan posttest. Adapun penjelasan prosedur pelaksanaan penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1) Pengurusan ijin penelitian. Peneliti mengajukan permohonan kepada Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing BK untuk mengadakan penelitian di SMA Negeri 24 Bandung. Perijinan ini berupa ijin tempat, sekaligus meminta jadwal pertemuan dengan siswa dan peneliti juga melakukan koordinasi dengan koordinator BK, meminta kesediaan untuk meluangkan waktu dan tenaganya dalam pelaksanaan uji coba dan penelitian di Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung.


(45)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pretest dilakukan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Instrument yang diberikan adalah kuesioner konsep diri yang telah diujicobakan terlebih dahulu. Pretest ini dilakukan untuk memperoleh data awal untuk mengetahui rendahnya konsep diri siswa sebelum diberikan perlakuan.

3) Membentuk Kelompok Eksperimen

Menentukan kelompok eksperimen menggunakan teknik random sampling (yang sudah teridentifikasi memiliki konsep diri rendah). Ditetapkan setiap kelas delapan orang yang memiliki skor konsep diri terendah.

4) Memberikan Perlakuan/treatment

Menetapkan jadwal pelaksanaan treatment sesuai dengan hasil kesepakatan terhadap sampel pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak sekolah.

5) Melakukan (post-test).

Dalam hal ini, posttest dikenakan pada subjek penelitian dengan menggunakan kuesioner konsep diri yang telah diadministrasikan pada saat pretest. Data pretest dan post test ini diperlukan dalam analisis data. Tujuannya untuk mengetahui ada tidaknya perubahan terhadap teknik yang telah diberikan yaitu dengan membandingkan hasil perolehan skor pada pre test. analisis datanya menggunakan program SPSS.


(46)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun rancangan prosedur penelitian ini disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.6

Prosedur Pelaksanaan Penlitian

Tahapan

Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan 1.Persiapan

penelitian

a. Menyerahkan surat izin kepada Kepala SMA Negeri 24 Bandung b. Melaksanakan Uji Coba Instrumen

Menganalisis hasil Uji Coba Instrumen

Januari 2013

2.Pelaksanaan Penelitian

a. Melakukan tes awal (pretes).

b. Pemberian Treatment Februari-Maret 2013 3.Pengakhiran

Penelitian

a. Mengadakan tes akhir (Post-Tes) b. Meminta surat keterangan selesai

melakukan penelitian dari kepala sekolah.

April 2013

E. Metode Pengolahan Data

Teknik pengolahan data atau analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian, oleh karenanya agar hasilnya memberikan bukti yang meyakinkan, peneliti menggunakan teknik statistik untuk menganalisis data penelitian (Indirantoro, 2002:11). Analisis data penelitian ini dijabarkan dalam bentuk hipotesis yang diuji dengan rumus t-test. Untuk pengujian hipotesis analisis datanya dilakukan terhadap hasil pretest dengan postest untuk melihat apakah model konseling tersebut efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa.


(47)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya untuk mengetahui mengetahui efektifitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, dilakukan dengan membandingkan gain score, yaitu selisih skor antara post-test dengan pre-test konsep diri, sehingga dari hasil analisis tersebut didapatkan hipotesis. Kriteria untuk uji hipotesis tersebut yaitu : Ho.= teknik permainan

dalam bimbingan kelompok tidak efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa kelas IPA XI SMA Negeri 24 Bandung, Ha.= teknik permainan dalam bimbingan

kelompok efektif untuk meningkatkan konsep diri siswa kelas XI SMA Negeri 24 Bandung.

Kriteria dasar pengambilan keputusannya adalah : 1) Jika t hitung > t tabel, maka

Ho ditolak dan Ha diterima; dan 2) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha

ditolak. Penentuan efektivitas layanan bimbingan kelompok melalui metode permainan dilakukan dengan uji t dengan interval kepercayaan 95 % α = (1 – 0,95) = 0.05. Proses perhitungan keseluruhan pengolahan data statistik menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan SPSS 17.0 for Windows.


(48)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan konsep diri siswa setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, ini terlihat dari hasil akhir yaitu kelompok yang telah diberikan treatment lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan treatment.

2. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan adalah suatu rencana kegiatan bimbingan melalui tahapan-tahapan prosedur bimbingan kelompok yang di dalamnya terintegrasi unsur permainan, rencana dan pola kegiatan tersebut dijabarkan ke dalam komponen-komponen : a) rasional, b) deskripsi kebutuhan, c) tujuan, d) sasaran program, e) rencana pelaksanaan, serta f) evaluasi.

3. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik Permainan terbukti efektif meningkatkan konsep diri siswa pada semua aspek-aspeknya. hal ini ditandai dengan terdapatnya selisih pretest-posttest pada kelompok eksperimen terhadap pretest-posttest pada kelompok control. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri


(49)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kelas XI SMAN 24 Bandung tahun ajaran 2012/2013 ini terbukti bahwa pada setiap aspek konsep diri yang diteliti baik aspek ideal diri mengenai pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri sendiri. Identitas mengenai pandangan terhadap orang lain. Peran mengenai pola sikap, perilaku, nilai di masyarakat. Setelah dilakukan penelitian bahwa aspek peran mengenai pola sikap, perilaku, nilai di masyarakat. mengalami peningkatan prosentase yang signifikan setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam meningkatkan konsep diri siswa. Artinya treatmen yang diberikan efektif dan tepat dalam pemilihan sampel.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan pembahasan maka dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling.

Guru bimbingan dan konseling serta wali kelas didorong agar dapat memanfaatkan dan menerapkan program layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan serta memberikan tugas-tugas yang dapat merangsang terciptanya konsep diri siswa yang positif. Guru bimbingan dan konseling agar dapat menerapkan pola bimbingan yang baru yaitu dengan memadukan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dengan tujuan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya menggunakan teknik ceramah dan tanya jawab.


(1)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Adanya peningkatan konsep diri siswa setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri siswa, ini terlihat dari hasil akhir yaitu kelompok yang telah diberikan treatment lebih tinggi dibandingkan sebelum diberikan treatment.

2. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan adalah suatu rencana kegiatan bimbingan melalui tahapan-tahapan prosedur bimbingan kelompok yang di dalamnya terintegrasi unsur permainan, rencana dan pola kegiatan tersebut dijabarkan ke dalam komponen-komponen : a) rasional, b) deskripsi kebutuhan, c) tujuan, d) sasaran program, e) rencana pelaksanaan, serta f) evaluasi.

3. Layanan bimbingan kelompok melalui teknik Permainan terbukti efektif meningkatkan konsep diri siswa pada semua aspek-aspeknya. hal ini ditandai dengan terdapatnya selisih pretest-posttest pada kelompok eksperimen terhadap pretest-posttest pada kelompok control. Sehingga dapat disimpulkan bahwa program intervensi penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan konsep diri


(2)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa kelas XI SMAN 24 Bandung tahun ajaran 2012/2013 ini terbukti bahwa pada setiap aspek konsep diri yang diteliti baik aspek ideal diri mengenai pandangan yang berkaitan dengan kemampuan diri sendiri. Identitas mengenai pandangan terhadap orang lain. Peran mengenai pola sikap, perilaku, nilai di masyarakat. Setelah dilakukan penelitian bahwa aspek peran mengenai pola sikap, perilaku, nilai di masyarakat. mengalami peningkatan prosentase yang signifikan setelah diberikan intervensi penggunaan teknik permainan dalam meningkatkan konsep diri siswa. Artinya treatmen yang diberikan efektif dan tepat dalam pemilihan sampel.

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis terhadap temuan penelitian dan pembahasan maka dikemukakan beberapa rekomendasi sebagai berikut.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling.

Guru bimbingan dan konseling serta wali kelas didorong agar dapat memanfaatkan dan menerapkan program layanan bimbingan kelompok melalui teknik permainan serta memberikan tugas-tugas yang dapat merangsang terciptanya konsep diri siswa yang positif. Guru bimbingan dan konseling agar dapat menerapkan pola bimbingan yang baru yaitu dengan memadukan bimbingan kelompok dengan teknik permainan dengan tujuan dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan tidak hanya menggunakan teknik ceramah dan tanya jawab.


(3)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah SMAN 24 Bandung, berdasarkan hasil penelitian tentang efektivitas penggunaan teknik permainan dalam bimbingan kelompok untuk meningkatkan konsep diri dapat digunakan sebagai masukan untuk menyusun program di sekolah dalam pembinaan siswa dalam aspek kemampuan mengatasi masalah, kemampuan menerima dan memproses pengalaman, mengenal pandangan orang lain, memiliki integritas diri, dan menjunjung nilai dan prinsip.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang terbukti keefektivannya dan keterbatasan peneliti, maka disarankan penelitian selanjutnya agar mengkaji pola bimbingan yang telah dilakukan oleh sekolah atau instansi dimana penelitian itu nanti dilakukan, ataupun pola bimbingan yang terkait dengan konsep diri melalui berbagai jenis bentuk permainan, sehingga akan membantu dalam meningkatkan konsep diri yang dimilikinya yang akan membantu siswa dalam meningkatkan konsep diri.


(4)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Adams, JE. (1997). A Study to Determine the Impact of Precollege Intervention on Early Adolescent Aspiration and Motivation for College in West Virginia. Blacksburg: Virginia Polytechnic Institute and State University: disertation. (www.schoolar.lib.vt.edu)

Asfandiyar Andi Y. 2009. Kenapa Guru Harus Kreatif?. Bandung : Mizan

Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Bishop, J. C & Curtis, M. 2005. Permainan Anak-anak Zaman Sekarang. Editor : Yovita Hadiwati. Jakarta : PT. Grasindo

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta : Arcan.

Branden, J.D. (1998). The Six Pillars of Self-esteem. New York: Bantam Book Brooks. W.D and Emmert. P. 1976. Interpersonal Communication. Wm. C. Brown.

Company Publishers

Calhoun James F dan Acocella, JR. 1995. Psikologi tentang Penyesuaian dan

Hubungan Kemanusiaan (Edisi Terjemahan): Semarang: IKIP Semarang

Press.

Desmita, 2005. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Dwija, I Wayan, 2004. Hubungan Antara Konsep Diri, Motivasi Berprestasi dan

Perhatian Orangh Tua dengan Hasil Belajar Sosiologi pada Siswa Kelas II

Sekolah Menengah Atas Unggulan di Kota Amlapura. Tesis Program

Pascasarjana, IKIP Singaraja.

Grinder, R.E. 1978. Adolescence. New York: John willey and Sons. Inc.

Gunarsa,S.D. dan Gunarsa, Y.S. D. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.

Hartinah. S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bnadung : Refika Aditama


(5)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hurlock, E.B. 2000. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. , 1990. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga.

. , 1994. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (terjemahan Istiwiayanti). Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, H., Sihkabuden, Suprijanta, & Kustiawan, U. 2001. Media Pembelajaran : Badan Sajian Program Pendidikan Akta Pengajaran. FIP. UM

Lieberman, A. F & Slade, A. 1997. The Second Year Of Life. Handbook Of Child And Adplescence Psychiatry. Ed: Joseph D. Noshpitz. New York: John Wiley & Sons.

Kurniawati. Nia. R. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Mengembangkan Konsep Diri Siswa Kelas VII SMP Daya Warga Bhakti Kab. Bandung Tahun Ajaran 2008-2009”. UPI

Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Natawijaya, R. 1986. Pendekatan Dalam Penyuluhan Kelompok. Jakarta : Depsikbud. Dirjen Dikti. Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan.

Nasir, Muhammad. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Prayitno. (1995). Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan

Profil). Jakarta: Ghalia Indonesia.

Pudjijogyanti, Clara R. 1995. Konsep Diri Dalam Pendidikan. Jakarta: Arcan. Rakhmat, Jalalludin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

RosdaKarya.

Rusmana, Nandang, 2009, Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik dan Aplikasi). Bandung : Rizqi.

______________, 2009. Permainan (Game&Play). Bandung : Rizqi.

Santyasa, I wayan. 2007. Landasan konseptual media pembelajaran (makalah). Disajikan dalam workshop media pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri banjar angkatan. 10 januari 2007. Banjar Angkan Klungkung.


(6)

Bayu Indriani, 2013

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dengan Teknik Permainan Untuk Meningkatkan Konsep Diri Siswa (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 24 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Stuart dan Sundeen,1991, Principles and Practise Of Psychiatric Nursing Publish Publish Mosby Year Book

Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara.

Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta.

Suprapto. 2006. Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep Diri Positif Pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi : Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Alam Universitas Negeri Semarang Surya, H. 2007. Percaya Diri itu Penting. Peran Orang Tua dalam Menumbukan

Rasa Percaya Diri Anak. Jakarta: Gramedia.

Tedjasaputra, Mayke S. 2001. Bermain, Mainan dan Permainan, untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta : Grasindo

Wrenzler, Hildegard & Fischer-Siregar, Maria. 1993. Proses Pengembangan Diri Permainan dan Latihan Dinamika Kelompok. Jakarta : PT. Grasindo. Wibowo,M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan.Sematang : UPT

UNNES Press.

Winkel, W.S. & M. M. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Yuliati,N. (2004). Model Konseling Kelompok Berdasarkan Pendekatan Kognitif Perilaku Untuk Membantu Remaja Dalam Menangani Krisis Identitas dan Dampaknya Pada Penurunan Tingkat Problem Psikososial. Disertasi Doktor pada PPS-UPI Bandung


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN SELF ESTEEM SISWA SMA MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA

0 29 28

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 188

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN DALAM LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP WIYATAMA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 8 67

EFEKTIVITAS MEDIA AUDIO VISUAL MELALUI MODEL TPS TERHADAP PENGUASAAN KONSEP SISWA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Natar Lampung Selatan Tahun Ajaran 2012/2013)

0 6 46

MENINGKATKAN KONSEP DIRI POSITIF DENGAN MENGGUNAKAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 PUNGGUR LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 69

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA TERHADAP KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH (Penelitian Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Surakarta Tahun Pelajaran 20152016)

0 5 31

PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK BUZZ GROUP UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA SMA

0 0 11

KEEFEKTIFAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PEER GROUP DALAM MENINGKATKAN KONSEP DIRI SISWA KELAS XI BAHASA MA AL-HAROMAIN RAJEKWESI MAYONG JEPARA TAHUN PELAJARAN 2011 2012 SKRIPSI

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN ADVERSITY QUOTIENT MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOKPADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA N 1 KAYEN PATI TAHUNAJARAN 20142015

0 0 25

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF MONITORING PADA KARYAWAN

0 0 20