PENGARUH SUPERVISI KLINIS OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMA AL-MA’SOEM JATINANGOR.

(1)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KATA MUTIARA

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B. BatasanMasalahdanRumusan Masalah ... 13

C.Tujuan Penelitian ... 15

D.Manfaat Penelitian ... 16

E. StrukturOrganisasiSkripsi ... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 19

A.Konsep Supervisi Pendidikan ... 19

1. PengertianSupervisi Pendidikan ... 19

2. Fungsi Supervisi Pendidikan ... 22

3. Prinsip Supervisi Pendidikan ... 23

4. Jenis Supervisi Pendidikan ... 25

5. Pendekatan Supervisi Pengajaran ... 27

B. Konsep Dasar Supervisi Klinis ... 29

1. Pengertian Supervisi Klinis ... 29

2. Tujuan Supervisi Klinis ... 31

3. Karakteristik Supervisi Klinis ... 34

4. Variasi Supervisi Klinis ... 35

5. Ciri-ciri Supervisi Klinis ... 36

6. Prinsip Supervisi Klinis ... 37

7. Proses Supervisi Klinis ... 37

8. Tahapan Supervisi Klinis ... 40


(2)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu vii

C.Kinerja Mengajar Guru ... 46

1. Konsep Kinerja ... 46

2. Konsep Mengajar ... 47

3. Kinerja Mengajar Guru ... 48

4. Penilaian Kinerja Guru ... 57

5. Ukuran Kinerja Guru ... 59

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja ... 61

7. Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 63

D.Kerangka Pemikiran ... 67

E. Hipotesis Penelitian ... 70

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 72

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 72

1. Lokasi Penelitian ... 72

2. Populasi dan SampelPenelitian ... 72

B. Desain Penelitian ... 74

C.MetodePenelitian ... 76

1. MetodeDeskriptif ... 77

2. PendekatanKuantitatif ... 78

3. StudiKepustakaan ... 79

D.DefinisiOperasional ... 80

1. Supervisi Klinis ... 80

2. Kinerja Mengajar Guru ... 85

E. InstrumenPenelitian ... 87

F. Proses PengembanganInstrumen ... 88

1. PengujianValiditas ... 90

2. PengujianReabilitas ... 99

G.TeknikPengumpulan Data ... 95

H.Teknik Pengolahan Data ... 97

1. Menghitung WMS ... 98

2. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ... 99

3. Uji Normalitas Data ... 100

I. Analisis Data ... 101

1. Analisis Korelasi ... 103

2. Analisis Regresi ... 105


(3)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu viii

A.Analisis Data ... 106

1. Seleksi Data ... 106

2. Klasifikasi Data ... 107

B. PenyajianHasilPengolahan Data ... 110

1. PerhitunganKecenderunganUmumSkorRespondenMenggunakanW MS ... 110

2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 131

3. Uji Hipotesis Penelitian ... 134

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 140

1. Gambaran Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah di SMA Al-Ma’soem Jatinangor ... 140

2. GambaranKinerja Mengajar Guru di SMA Al-Ma’soem ... 152

3. PengaruhSupervisiKlinis oleh Kepala Sekolah TerhadapKinerja Mengajar Guru di SMA AL-Ma’soem Jatinangor ... 161

BAB V KESIMPULANDAN REKOMENDASI ... 166

A.Kesimpulan ... 166

B.Rekomendasi ... 168


(4)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu ix

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1Jumlah Responden Penelitian ... 74

3.2Kisi-kisi Variabel X (Supervisi Klinis) ... 82

3.3Kisi-kisi Variabel Y (Kinerja Mengjar Guru) ... 86

3.4Hasil Uji ValiditasVariabel X (Supervisi Klinis) ... 90

3.5Hasil Uji ValiditasVariabel Y (Kinerja Mengjar Guru) ... 92

3.6Skala Penskoran Alternatif Jawaban ... 97

3.7 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 98

3.8Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 103

4.1Rekapitulasi Jumlah Angket ... 107

4.2Skor Mentah Supervisi Klinis ... 108

4.3Skor Mentah Kinerja Mengjar Guru ... 108

4.4Skor Baku Supervisi Klinis ... 109

4.5Skor Baku Kinerja Mengajar Guru ... 109

4.6Hasil Perhitungan WMS Supervisi Klinis(Variabel X) ... 110

4.7Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 112

4.8Hasil Perhitungan WMSKinerja Mengjar Guru (Variabel Y) ... 121

4.9Konsultasi Hasil Perhitungan WMS ... 122

4.10 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel X ... 132

4.11Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 133

4.12Hasil Perhitungan Analisis Korelasi Variabel X dan Variabel Y ... 135

4.13Tabel Bantuan Tingkat Hubungan Antar Variabel ... 135


(5)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Tahapan Mengajar ... 50

2.2Kerangka Berpikir Penelitian ... 69

2.3SkemaHipotesisPenelitian ... 71

3.1SkemaDesainPenelitian ... 75

4.1Poligon Normalitas Distribusi Data Variabel X ... 132

4.2Poligon Normalitas Distribusi Data Variabel Y ... 133


(6)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-KisiInstrumen danAngketPenelitian ... 177

a. Kisi-kisiInstrumenPenelitian ... 177

b. AngketPenelitian ... 184

Lampiran 2 Hasil Uji Coba AngketPenelitian ... 190

a. UjiValiditas ... 190

b. UjiReabilitas... 194

Lampiran 3 Pengolahan Data ... 189

a. MengubahSkorMentahMenjadiSkor Baku ... 198

b. UjiNormalitasDistribusiFrekuensi ... 204

c. PengujianHipotesisPenelitian... 213 Lampiran 4 Daftar Tabel Statistik

Lampiran 6 Korespondensi Lampiran 8 Curriculum Vitae


(7)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting perlu diperhatikan, karena pendidikan merupakan usaha meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk dapat bersaing di era globalisasi yang tidak mungkin di hindari saat ini. Pendidikan tidak hanya membentuk kecerdasan, tetapi juga membekali dengan kompetensi dan pembentukan watak yang membuat anak didik mempunyai jati diri dan kepercayaan yang kuat akan kompetensinya.

Menurut Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan bernegara.

Jadi pendidikan dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup intelektualitas saja, akan tetapi lebih ditekankan pada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik menjadi kedewasaan.


(8)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Bangsa dan negara akan dapat memasuki era globalisasi apabila memiliki pendidikan yang berkualitas. Kualitas pendidikan, terutama ditentukan oleh proses belajar mengajar yang berlangsung di ruang kelas. Dalam proses belajar mengajar tersebut guru memegang peran yang penting. Guru adalah kreator proses belajar mengajar, ia adalah orang yang mengembangkan suasana belajar bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakan secara konsisten.

Kreativitas merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia, sebagaimana yang dikemukakan Seto (2004:13), “Kreativitas diartikan sebagai pendorong, baik internal (yaitu berupa hasrat dan motivasi) maupun eksternal (pengalaman, sikap orang lain, sarana dan prasarana menunjang kreatif)”.

Guru sebagai faktor pendorong kreativitas bagi siswanya untuk itu kebesaran jiwa, wawasan dan pengetahuan guru akan mengantarkan para siswa agar dapat berpikir untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan secara langsung memberi layanan belajar kepada peserta didik dengan menggunakan semua sumber daya dan fasilitas yang tersedia serta dukungan lainnya untuk memperlancar kegiatan belajar dan mengajar. Guru dan kepala sekolah adalah komponen-komponen yang terlibat langsung dalam memberikan layanan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.


(9)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Layanan belajar adalah layanan yang diberikan guru, guru adalah orang yang bersentuhan langsung pada kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab menjamin layanan belajar yang diterima peserta didik dilaksanakan sesuai standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Kuswandi (2003:12) menjelaskan mengenai pelayanan pembelajaran, yaitu bahwa:

Layanan pembelajaran adalah mencakup seluruh sekolah untuk menciptakan pengalaman belajar yang bermutu yang meliputi kualitas pengajar guru; kelancaran layanan belajar mengajar sesuai dengan jadwal, umpan balik yang diterima siswa mengenai pekerjaanya, layanan keseharian guru terhadap siswa, kepuasan siswa terhadap layanan mengajar guru pada khususnya dan layanan sekolah pada umumnya, kenyamanan ruang kelas, ketersediaan fasilitas belajar, kesempatan siswa menggunakan berbagai fasilitas sekolah.

Tugas utama guru adalah mengembangkan potensi siswa secara maksimal lewat penyajian mata pelajaran. Setiap mata pelajaran, dibalik materi yang dapat disajikan secara jelas, memiliki nilai dan karakteristik tertentu yang mendasari materi itu sendiri. Materi pelajaran dan aplikasi nilai-nilai terkandung dalam mata pelajaran tersebut senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Agar guru senantiasa dapat menyesuaikan dan mengarahkan perkembangan, maka guru harus memperbaharui dan meningkatkan ilmu pengetahuan yang dipelajari secara terus-menerus.

Peran guru yang strategis, menuntut kerja guru yang profesional, dan mampu mengembangkan ragam potensi yang terpendam dalam diri anak didik. Sedemikian besar peran guru dalam melakukan perubahan terhadap peradaban lewat anak didik yang akan menuntut kemajuan masa depan.


(10)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Disisi lain guru dihadapkan pada sejumlah permasalahan antara lain memantapkan kompetensi guru sesuai Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, menyebutkan ada empat (4) kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Yang dimaksud dengan Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang harus menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Sedangkan yang di maksud kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat (Zainal Aqib, 2008: 23).

Tentu ada diantara guru sulit untuk memahaminya dan mengimplementasikannya. Diatas semua kesulitan ini tentu saja guru membutuhkan bantuan karena guru merupakan faktor terpenting dalam peristiwa terjadinya proses belajar, untuk mengatasi kesulitannya agar mereka dapat mengutamakan perbaikan mutu mengajar supaya terjadi peningkatan proses belajar dan berpengaruh terhadap pertumbuhan hasil belajar murid.

Oteng Sutisna (1982) dalam Suhardan (2010:74) mengemukakan bahwa: “Jika guru belajar, tumbuh kembang, dan bertambah mampu, karena kepala sekolah sebagai supervisor membimbing pertumbuhan guru, prestasi dan hasil belajar murid juga akan tumbuh lebih pesat”.


(11)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sudjana (2004:42), menunjukkan bahwa :

Secara umum 76% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian: kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,60%.

Kemudian menurut Sudjana (2004:42) bahwa :

Banyak guru yang mengalami masalah atau kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya. Kesulitan tersebut dapat disebabkan oleh karakteristik mata pelajaran sehingga sulit dipahami oleh guru atau kesulitan dalam aspek-aspek teknis metodologis sehingga bahan ajar kurang dipahami peserta didik. Oleh karena itu, supervisi klinis perlu dilakukan kepada guru merupakan salah satu upaya membantu guru untuk mengatasi masalah yang dialaminya dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran.

Berbagai Ppermasalahan pembelajaran seperti rendahnya minat guru dalam mengajar, ketidakmampuan guru mengatasi kesulitan menyusun dokumen-dokumen pembelajaran, kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar menggunakan keterampilan mengajar yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran, guru yang selalu ketinggalan informasi pembaharuan bidang pembelajaran dan strategi pembelajaran yang tidak efektif dan permasalahan lain yang berkaitan dengan pembelajaran.

Permasalahan tenaga kependidikan perlu diperhatikan mengingat salah satu unsur dari satuan kegiatan pendidikan nasional adalah tenaga pendidik. Keberadaannya dalam sistem pendidikan nasional diarahkan dan dikembangkan untuk memiliki kemampuan atau kompetensi khusus agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi siswanya. Hal ini berhubungan dengan kinerja guru dalam proses pembelajaran.


(12)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Munculnya permasalahan pembelajaran tentu saja disebabkan berbagai hal misalnya pembinaan yang kurang efektif dari supervisor, rendahnya hubungan kolegial guru melakukan tukar pengalaman mengenai pembelajaran, terlalu sedikitnya informasi baru mengenai pembelajaran yang bisa diakses oleh guru. Semua permasalahan tersebut sebetulnya tidak perlu terjadi, jika ada kemauan bersama untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

Menurut Danim (2002:51) bahwa: “Fungsi pembinan guru adalah menumbuhkan iklim bagi perbaikan proses dan hasil belajar melalui serangkaian upaya tindakan terhadap guru dalam wujud layanan profesi”. Dengan kata lain, diperlukan adanya pembinaan yang sistematis dan terencana bagi guru. Orang-orang yang paling dekat dan dipandang mampu untuk membantu mengatasi kesulitan guru saat mengajar adalah kepala sekolah.

Kepala sekolah adalah penanggungjawab lembaga sekolah tingkat dasar dan menengah. Kepala sekolah memiliki tugas dan tanggungjawab terhadap mutu pendidikan, dengan cara memberikan arahan dan bimbingan atau pembinaan kepada guru-guru agar dapat memberikan layanan belajar yang bermutu untuk para siswanya.

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru. Dalam perannya


(13)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sebagai pemimpin, kepala sekolah harus dapat mempertahankan kebutuhan dan perasaan orang-orang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Menurut Suhardan (2006:23) mengemukakan bahwa:

Administrasi pendidikan adalah disiplin ilmu yang mempelajari usaha kerja sama dengan melibatkan segenap sumber daya yang ada untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

Administrasi merupakan proses pencapaian tujuan dengan digunakannya berbagai sumber daya yang tersedia dalam organisasi dengan semaksimal mungkin agar tujuan yang sudah direncanakan untuk dapat tercapai. Di dalam lembaga formal seperti sekolah, kegiatan supervisi dapat dilakukan oleh kepala sekolah secara rutin dan terprogram dengan baik. Apabila aspek yang akan disupervisi adalah kinerja mengajar guru maka kepala sekolah melakukan supervisi pendekatan klinis.

Melalui kegiatan supervisi klinis maka permasalahan kesulitan mengajar bagi guru dan cara untuk menumbuh kembangkan kinerja mengajar guru akan dapat teratasi. Kepala sekolah adalah pejabat supervisor di sekolahnya masing-masing. Kepala sekolah sebagai supervisor harus pandai mengatur dan bertanggung jawab tentang kelancaran jalannya sekolah sehari-hari. Oleh karena itu, seperti yang dikatakan Goodwin (2005:13) bahwa:

Kepala sekolah harus lebih paham akan cara mengajar dan belajar, tidak berarti kepala sekolah bertugas sebagai pendidik, melainkan untuk memperlancar perkejaannya sebagai supervisor yang membimbing guru melaksanakan proses pembelajaran.

Sesuai dengan paparan diatas hendaknya kepala sekolah melaksanakan kegiatan supervisi salah satunya melalui pendekatan klinis. Supervisi klinis


(14)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses belajar-mengajar, dan kemudian secara langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Acheson dan Gall dalam Sagala (2010:195) menyatakan bahwa:

Supervisi klinis adalah suatu proses yang interaktif, berkenaan dengan suatu gaya mengajar guru, agar proses supervisi klinis menjadi efektif maka antara kepala sekolah (supervisor) dengan guru bekerja sama untuk mencapai tujuan dengan memiliki ide, emosi dan tindakan untuk pengembangan profesional guru.

Supervisi klinis sebagai suatu sistem instruksional yang menggambarkan perilaku supervisor yang berhubungan secara langsung dengan guru atau kelompok guru untuk memberikan dukungan, membantu dan melayani guru untuk meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik para siswa.

Supervisi klinis merupakan suatu kerangka pengembangan dan praktik, sehingga ditemukan bagaimana cara mengajar efektif, menjadikan peserta didik belajar, penggunaan model belajar yang tepat, perubahan model-model belajar sesuai kebutuhan materi pelajaran. Berdasarkan teori tersebut bahwa proses-proses dari supervisi klinis konsisten dengan pendekatan kemanusiaan dalam meningkatkan kualitas mengajar guru. Melalui penerapan supervisi klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolah seperti model, strategi,


(15)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

metode, pendekatan dan teknik mengajar serta materi yang diajar secara konstan juga berubah kearah yang lebih baik dan berkualitas.

Supervisi klinis dapat diyakini sebagai salah satu kunci untuk memenuhi kualitas mengajar yang baik dan cara menjadikan peserta didik belajar menjadi lebih baik dan berkualitas. Cogan dalam Sagala (2010:194) menegaskan, bahwa :

Proses penyediaan bantuan oleh kepala sekolah sebagai supervisor untuk guru, setelah kepala sekolah melakukan supervisi klinis berupa analisa hasil pengamatan pengajaran, umpan balik dari implementasi pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dari hasil analisis tersebut akan ada pengembangan gagasan peningkatan untuk memperbaki performansi guru di kelas, dengan tujuan untuk mengembangkan profesional guru dan perbaikan pengajaran.

Hal ini sejalan dengan pendapat Wiles dan Bondi dalam Muslim (2008: 69), mengemukakan bahwa :

Peranan supervisor adalah membantu guru-guru untuk memahami isu-isu dan membuat keputusan bijak yang mempengaruhi pendidikan siswa, untuk itu diperlukannya kepala sekolah sebagai supervisor membantu guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

Supervi klinis membuktikan bahwa peningkatan kualitas pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh diri guru sendiri, akan tetapi harus diupayakan bersama antara guru dan kepala sekolah. Hal penting yang dilakukan kepala sekolah sebagai supervisor adalah membantu dan memfasilitasi guru dalam melakukan proses belajar mengajar dan melakukan penilaian melalui teknik-teknik supervisi.

Pendekatan klinis menggunakan unsur–unsur dari sebuah pertemuan antara supervisor dengan guru yang bersepakat dan berencana untuk


(16)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

melakukan observasi saat mengajar. Teknik klinis ini dilakukan dengan memberi contoh-contoh bagaimana pertemuan adalah suatu pertemuan yang produktif memecahkan masalah-masalah pembelajaran. Sederhananya supervisi klinis dapat dilakukan dengan cara kunjungan kelas berencana untuk dapat memperoleh gambaran tentang kegiatan belajar-mengajar di kelas.

Suatu upaya untuk menciptakan kinerja yang baik, diperlukan adanya upaya pimpinan untuk dapat menimbulkan dan mengkondisikan kinerja guru yang tinggi. Supervisi klinis pada kinerja guru ini merupakan suatu kegiatan yang akan membina dan menggerakkan guru untuk memberikan kinerjanya yang optimal bagi sekolah.

Penulis memandang dari semua keseluruhan komponen di SMA bahwa kepala sekolah dan guru merupakan faktor yang sama pentingnya dalam memajukan pendidikan dan merupakan faktor yang terpenting dalam kinerja sekolah. SMA Al-Ma’soem Jatinangor berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al-Ma’soem di wilayah Kabupaten Sumedang merupakan sekolah menengah atas swasta yang terakreditasi A.

SMA Al-Ma’soem Jatinangor merupakan full day school, dengan demikian seorang guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor mempunyai beban jam mengajar yang lebih padat dan lebih lama yaitu rata-rata hampir 26 jam tatap muka per minggu. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis ditemukan bahwajam mengajar yang padat dan lama menyebabkan beban bagi beberapa guru karena cukup menyita waktu yang


(17)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

mengakibatkan terhambatnya kinerja guru dalam pengembangan persiapan mengajar berikutnya.

Menurut Jamal Asmani (2012:54) yang mengemukakan, bahwa : Beban jam mengajar guru 24 jam tatap muka per minggu bukanlah cara yang tepat untuk meningkatkan kualitas guru, kebijakan ini hanya mengejar kuantitas jam mengajar, bukan kualitas pembelajaran yang dilakukan seorang guru. Karena itu perlu disusun sistem yang bisa mendorong guru meningkatkan kualitasnya. Kinerja guru jangan hanya dilihat dari jam tatap muka di kelas. Kinerja guru semestinya dihargai dari mulai persiapan hingga evaluasi.

Tanpa persiapan mengajar, seorang guru akan mengalami hambatan dalam proses pembelajaran yang dilakukannya dan bagaimana cara mengantisipasi peserta didik atau masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.

Darmadi (2009:60) mengemukakan “Ukuran kinerja guru dibarengi dengan rasa tanggungjawabnya mempersiapkan segala perlengkapan pengajaran sebelum melaksanakan proses pembelajaran”. Guru profesional harus mampu mengembangkan persiapan mengajar yang baik, logis dan sistematis karena akan membantu pembelajaran yang yang diorganisasikan secara baik, relevan dan akurat.

Di dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 ditegaskan pasal 39 bahwa:

Tenaga pendidikan selain bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pelayanan dalam satuan pendidikan, juga sebagai tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses serta menilai hasil pembelajaran bimbingan dan pelatihan.


(18)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Guru yang memiliki kinerja tinggi akan berusaha meningkatkan kompetensinya, baik kaitannya dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran, sehingga diperoleh hasil kerja yang optimal.

Kinerja guru akan bermakna apabila dibarengi dengan niat yang bersih dan ikhlas, serta selalu menyadari akan kekurangan yang ada pada dirinya dan berupaya untuk dapat meningkatkan atas kekurangan tersebut. Dengan demikian kepala sekolah sebagai supervisor diharapkan dapat meningkatkan kinerja guru. Perhatian kepala sekolah dalam rangka memberi bantuan layanan profesional untuk meningkatkan kinerja mengajar guru dapat dilakukan melalui supervisi klinis.

Di SMA Al-Ma’soem Jatinangor, pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah masih ditemukannya masalah sebab belum optimalnya dalam persiapan program supervisi secara berkala, yang mengakibatkan supervisi belum berjalan dengan baik. Hubungan antara kepala sekolah dengan guru untuk memecahkan masalah kinerja mengajar guru belum berjalan secara mendalam dan rutin, karena pelaksanaan supervisi klinis masih jarang dilakukan sehingga kinerja mengajar guru sering terabaikan.

Supervisi klinis diasumsikan kegiatan yang dilakukan kepala sekolah bersama guru untuk memecahkan berbagai masalah sehingga dapat memperbaiki kinerja mengajar guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. Surakhmad (2004:5) mengemukakan bahwa “Guru merupakan penjamin kualitas pendidikan yang sebenarnya”. Berdasarkan gambaran permasalahan-permasalahan diatas, maka penulis tertarik dan


(19)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor”.

B. Batasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas dan untuk menjaga agar permasalahan tidakterlalu meluas karena mengingat keterbatasan yang ada pada penulis, maka pada penelitian ini membatasi ruang lingkup permasalahan.

a. Secara Konseptual

Perlu kiranya penulis membatasi masalah dan ruang lingkup agar penelitian ini lebih terarah. Penulis memberikan pembatasan yakni sebagai berikut: Masalah penelitian ini berkisar pada kajian Pengaruh Supervisi klinis oleh Kepala Sekolah sebagai variabel bebas, terhadap Kinerja Mengajar Guru sebagai variabel terikat. b. Secara Kontekstual

Sedangkan secara kontekstual penulis akan melakukan penelitian terhadap guru-guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

2. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas untuk memperoleh kejelasan terhadap masalah yang diteliti, agar


(20)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tidak menimbulkan perbedaan penafsiran, maka perlu adanya perumusan masalah.

Sugiyono (2011:55) berpendapat bahwa: “Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data”.

Dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dapat membatasi, menspesifikasi dan memperjelas masalah yang diteliti. Masalah pokok tersebut dirumuskan ke dalam bagian-bagian yang lebih tegas. Maka ruang lingkup masalah penelitian ini dibatasi pada pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

Bentuk rumusan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah rumusan masalah deskriptif. Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2011:56) bahwa: “Rumusan masalah deskriptif berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri baik hanya pada satu variabel atau lebih”.

Adapun permasalahan pokok yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana supervisi klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolah di SMA Al-Ma’soem Jatinangor?

2. Bagaimana kinerja mengajar guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor? 3. Seberapa besar pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah


(21)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu C. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sejalan dengan perumusan masalah, penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Berikut secara lebih terperinci, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah memperoleh informasi yang jelas dan akurat untuk mengetahui mengenai seberapa besar pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang pelaksanaan

supervisi klinis yang dilaksanakan oleh kepala sekolah di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

b. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang tentang kinerja mengajar guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

c. Untuk mengetahui dan memperoleh gambaran tentang sebarapa besar pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.


(22)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu D. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat peneliti kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

a. Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan mengenai pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah serta kinerja mengajar guru.

b. Penelitian ini diharapkan menambah wawasan mengenai seberapa besar pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru.

2. Manfaat secara praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau input berarti bagi kepala sekolah untuk mengambil langkah-langkah tepat dalam upaya meningkatkan kinerja mengajar guru melalui pelaksanaan supervisi klinis kepala sekolah.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberi dorongan para guru untuk meningkatkan kinerja mengajar melalui supervisi klinis oleh kepala sekolah yang dapat menigkatkan mutu pembelajaran.

c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya dalam menambah wawasan tentang supervisi klinis bagi seluruh civitas akademik jurusan Administrasi Pendidikan.


(23)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu E. Struktur Organisasi Skripsi

BabImerupakanpendahuluan yang

menguraikantentanglatarbelakangmasalah,

batasanmasalahdanrumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, danstrukturorganisasiskripsi.

Bab II menguraikantentangkajianpustaka,

kerangkapemikirandanhipotesispenelitian.Kajianpustakaberisiteori yang sedangdikajiyaitukonsep supervisi klinis oleh kepala dan konsep kinerja mengajar guru, dankedudukanmasalahpenelitiandalambidangilmu yang diteliti.Kerangkapemikiranmerupakantahapan yang ditempuhdalammerumuskanhipotesisdenganmengkajihubunganteoritis

antarvariabelpenelitian, setelahhubunganvariabeltersebutdidukungolehteori yang

dirujukbarulahhipotesisdapatdirumuskan.Hipotesismerupakanjawabansementa raterhadapmasalah yang dirumuskandalampenelitian.

Bab III berisipenjabaran yang rincimengenaimetodelogipenelitian yang terdiridarilokasidansubjekpopulasi/sampelpenelitian,desain

penelitian,metodepenelitian, definisioperasional, instrumenpenelitian, proses pengembanganinstrumen, teknikpengumpulan data, dananalisis data.

Bab IV merupakanhasilpenelitiandanpembahasan, penelitiakanmenguraikanhasilperhitungan yang diperolehmelaluipengumpulan data/angketterhadapindikator-indikatorvariabel X (Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah) danvariabel Y (Kinerja Mengajar Guru) yang


(24)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

sesuaidenganrumusdanprosedur yang telahditetapkan. Adapunisi yang tercakupdalambabinimeliputianalisis data, penyajianhasilpengolahan data, danpembahasanhasilpenelitian.

Bab V merupakankesimpulandan rekomendasi yangmenyajikanpenafsirandanpemaknaanpenelititerhadaphasilanalisistemuanp enelitian yang berjudul“Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor”.


(25)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Peran metodologi penelitian sangat menentukan dalam upaya menghimpun data yang diperlukan dalam penelitian, dengan kata lain metodologi penelitian akan memberikan petunjuk terhadap pelaksanaan penelitian atau petunjuk bagaimana penelitian ini dilakukan. Metodologi mengandung makna yang menyangkut prosedur dan cara melakukan pengujian data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian.

Pada bab ini akan dikemukakan beberapa hal yang menyangkut metodologi penelitian meliputi lokasi, populasi, sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen dan teknik pengolahan data.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan hal yang paling penting dalam suatu penelitian. Maka yang menjadi lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas Al-Ma’soem Jatinangor pada Lingkungan Kabupaten Sumedang di Jalan Raya Cileunyi - Rancaekek Nomor 22.

2. Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiyono (2005:57) yang mengemukakan bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk


(26)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Pendapat lain dikemukakan oleh Arikunto (2010:173) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah seluruh Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor.

Sugiyono (2011:86) berpendapat bahwa: “Makin besar jumlah sampel yang mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi”. Pengambilan sampel penelitian harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar representatif. Artinya sampel yang diambil benar-benar dapat mewakili karakteristik dari populasi penelitian secara keseluruhan sehingga dapat menggambarkan keadaan sebenarnya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil berdasarkan data yang dapat mewakili populasi secara keseluruhan (representatif). Oleh karena itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah populasi yang menjadi subjek penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011:86) bahwa: “Jumlah anggota sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri”.

Sampel yang digunakan penelitian adalah sampel jenuh. Sesuai pendapat Nasution (2003:100) mengemukakan bahwa: ”sampel jenuh adalah pupulasi yang seluruhnya dijadikan sampel”.


(27)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Berdasarkan pendapat diatas, maka sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh populasi untuk dijadikan sumber data. Sampel sebanyak 45 Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.Adapun jumlah responden sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Responden Penelitian

NO RESPONDEN JUMLAH (orang)

1 Guru Tetap Yayasan (GTY) 28

2 Guru Tidak Tetap Yayasan (GTTY) 17

JUMLAH 45

(Sumber data: Bagian Tata Usaha SMA Al-Ma’soem Jatinangor)

Berdasarkan tabel 3.1 diatas, dijelaskan bahwa responden terdiri dari 45 orang yang merupakan seluruh guru tetap yayasan maupun guru tidak tetap yayasan di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang.

B. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Desain penelitian merupakan rencana tentang cara melaksanakan penelitian. Menurut Nasution (2003:23) dijelaskan bahwa : “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu”. Dengan adanya desain penelitian akan memberikan pegangan yang jelas kepada peneliti dalam melakukan penelitiannya. Berdasarkan definisi tersebut, maka desain penelitian ini adalah:

Suprvisi Klinis Kepala Sekolah (Variabel X)

Kinerja Mengajar Guru


(28)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Gambar 3.1 Desain Penelitian

Berdasarkan Gambar 3.2 diatas dijelaskan bahwa Variabel X dalam penelitian ini adalah Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah dan Variabel Y adalah Kinerja Mengajar Guru. Adapun yang dijadikan sub variabel X adalah tahap pertemuan awal, tahap observasi kelas dan tahap pertemuan akhir/ diskusi balikan. Sedangkan sub variabel Y adalah keterampilan dalam menyusun perencanaan pembelajaran, keterampilan melaksanakan proses belajar mengajar dan keterampilan dalam penilaian hasil belajar pembelajaran. C. Metode Penelitian

Sebuah penelitian akan mencapai kriteria penelitian yang sesungguhnya apabila menggunakan metode penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian


(29)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

yang tepat, diharapkan sebuah penelitian akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Hal ini sejalan dengan yang dikemukakanoleh Surakhmad dalam Nasution (2003:31) menjelaskan bahwa:

Metode penelitian merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Maksud dari metode deskriptif berarti menggambarkan keadaan yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala atau fenomena yang terjadi di Sekolah Menengah AtasAl-Ma’soem Jatinangor.

Sementara yang dimaksud dengan pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistikyang didukung oleh studi kepustakaan dan alat pengumpul data berupa angket. Berikut merupakan penjelasan dari metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:


(30)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk mendeskripsikan apa-apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian dilakukan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu gejala atau fenomena yang terjadi di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang. Sudjana (2001: 64) mendefinisikan penelitian deskriptif adalah “Penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”.

Ciri-ciri dari metode deskriptif seperti yang dikemukakan oleh Nasution (2003:61) yaitu :

a) Memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah yang aktual.

b) Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa, oleh karena itu metode ini sering disebut metode analisa.

Berdasarkan pendapat diatas, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan kondisi yang berkaitan dengan pelaksanaan supervisi klinis oleh kepala sekolah dan kinerja mengajar guru sebagaimana adanya atau dapat mendeskripsikan fenomena seobyektif mungkin.

Adapun yang menjadi landasan peneliti menggunakan metode deskriptif yaitu :

1) Penelitian ini mengungkapkan masalah-masalah aktual yang teradi pada masa sekarang.


(31)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2) Dengan metode ini dapat memberikan gambaran tentang pengaruh supervisi klinis oleh kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru. 3) Memudahkan peneliti dalam pengolahan data karena data yang

terkumpul bersifat homogen atau sama.

4) Metode ini selain dapat mengumpulkan data, menyusun data, menginterpretasikan data serta datanya dapat disimpulkan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dengan menggunakan perhitungan statistik. Menurut Izaak Latanussa dalam Sudjana (2004: 40) “Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan metode bilangan untuk mendeskripsikan observasi suatu objek atau variabel dimana bilangan menjadi bagian dari pengukuran”.Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sudjana (2004:53) bahwa :

Metode Penelitian deskriptif dengan pendekatan secarakuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan peristiwa atau suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel yang ada dalam penelitian (variabel X dan variabel Y) untuk kemudian dicari hubungan antara variabel tersebut. Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefinisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas


(32)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas penelitian.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dimaksudkan untuk memperoleh ketajaman berfikir dalam rangka menganalisa permasalahan melaluipenelaahan terhadap berbagai sumber tertulis melalui pendapat-pendapat para ahli yang dituangkan dalam buku dan sebagainya, juga untuk menunjang instrumen pengumpulan data dan memperdalam kajian terhadap permasalahan penelitian.Hal ini merujuk pada pendapat Surakhmad (1992 : 63) mengemukakan bahwa:

Penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dengan masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan para ahli.

Melalui studi kepustakaan ini, dapat menunjang terhadap pemecahan permasalahandan dijadikan acuan dalam bentukteori dan landasan berfikir yang berisi tentang supervisi klinis oleh kepala sekolah dan kinerja mengajar guru.

Disimpulkan bahwa penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan sehingga hasilnya bisa sesuai dengan pokok permasalahan dan tujuan penelitian yang diharapkan.


(33)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Definisi operasional diperlukan untuk menghindari salah pengertian dan menghindari kesalahpahaman persepsi dengan berbagai konsep yang ada, sehingga pemikiran penulis disajikan dengan jelas dan tidak bertentangan dengan konsep yang ada. Untuk itu agar terdapat keseragaman landasan berfikir antara peneliti dengan pembaca sesuai dengan judul penelitian, yaitu Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Al- Ma’soem Jatinangor.

Nazir dalam Sudjana (2002:52) mengemukakan bahwa “Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional”.

Sesuai dengan penjelasan diatas, adapun definisi operasional yang akan dijelaskan berdasakan variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Supervisi Klinis

Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Menurut Purwanto (2004: 89) dikatakan supervisi klinis, karena :

Produser pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi di dalam proses belajar-mengajar, dan kemudian secara langsung diusahakan bagaimana cara untuk memperbaiki kelemahan atau kekurangan tersebut.

Supervisi klinis dalam penelitian ini adalah dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru di lingkungan sekolah yang dipimpinnya.

Menurut Bolla dalam Glickman (2002: 14), menyatakan bahwa : Supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membentuk pengembangan profesional guru, khususnya dalam penampilan mengajar, berdasarkan observasi dan analisis data


(34)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku tersebut.

Dalam buku Purwanto (2004: 90) Richard Waller memberikan definisi tentang supervisi klinis sebagai berikut :

Supervisi klinis adalah supervisi yang difokuskan pada perbaikan pengajaran dengan melalui siklus yang sistematis dari tahap perencanaan, pengamatan dan analisis intelektual yang intensif terhadap penampilan mengajar sebenarnya dengan tujuan untuk mengadakan modifikasi yang rasional.

Sedangkan Keith Acheson dan Meredith D. Gall (Ngalim,2004: 94), mengemukakan bahwa: “Supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil ketidaksesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal”.

Supervisi klinis dalam penelitian ini adalah suatu bimbingan yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru secara sadar dan sengaja yang mengacu pada prosedur pelaksanaan supervisi klinis yang terdiri atastiga tahap, sesuai dengan pendapat Ma’mur Asmani (2012:112), bahwa: “Supervisi klinis berlangsung dalam suatu proses yang berbentuk siklus yang terdiri daritiga tahap yaitu tahap pertemuan awal, tahap observasi kelas dan tahappertemuan akhir atau tahap pertemuan balikan”.

Tabel 3.2

Kisi-kisi Variabel X (Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah)


(35)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Penelitian SupervisiKli nis Kepala Sekolah (X) 1. Tahap Pertemuan Awal a. Menciptakan suasana akrab dan keterbukaan antara kepala sekolah dengan guru

1) Kepala sekolah terlebih dahulu menciptakan suasana akrab. 2) Sambil menciptakan suasana

akrab, kepala sekolah menginterviu keadaan guru secaramendalam dan masukan untuk mendorong dan mendukung guru agar dilaksanakannya supervisi.

b. Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan guru dan aspirasi guru

1) Kepala sekolah menginformasikan pelaksanaan supervisi yang terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru.

2) Kepala sekolah memberi kebebasan kepada guru untuk mengusulkan jenis keterampilan mengajar yang akan disupervisi. c. Membahas dan

mengidentifikasi rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh guru

1) Kepala sekolah bersama guru mendiskusikan RPP yang harus dicapai sebelum melaksanakan supervisi.

2) Kepala sekolah dan guru mengidentifikasi komponen dan keterampilan mengajar yang akan menjadi fokus pengamatan. d. Mengembangkan

dan menyepakati instrumen observasi.

1) Guru selalu siap dengan ceritanya tentang apa saja yang ditanyakan oleh kepala sekolah sebelum melaksanakan supervisi. 2) Kepala sekolah terlebih dahulu

berdialog tentang keterampilan mengajar yang akan dinilai kepada guru untuk disepakati bersama 3) Kepala sekolah bersama guru

mendiskusikan agar termotivasi sampai mendapatkan kesepakatan untuk dibuatnya instrument observasi yang digunakan dalam supervisi.

2. Tahap Observasi

a. Menciptakan suasana nyaman

1) Kepala sekolah menjelaskan kepada guru tentang apa saja yang


(36)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Kelas dan melakukan

pengamatan difokuskan pada aspek yang telah disepakati.

akan dicatatnya

2) Kepala sekolah menciptakan suasana nyaman dan membawa diri sebaik-baiknya dalam melaksanakan supervisi di kelas. 3) Kepala sekolah mengamati secara

teliti, mengobservasi secara mendetail tentang gerak-gerik guru yang bertalian dengan kelemahan guru yang harus diperbaiki. b. Menggunakan

instrumentobserva si dan dibuat catatan (fieldnotes).

1) Guru dapat menunjukan RPP dan menunjukan nilai siswa

yaitusemua penilaian yang telah dilaksanakanmeliputi pengetahuan, praktik, dan sikap sebagai bahan penilaian pelaksanaan supervisi. 2) Kepala sekolah membuat catatan

mengenai aspek keterampilan mengajar yang perlu ditingkatkan oleh guru sesuai kesepakatan bersama.

c. Catatan observasi meliputi pola perilaku guru dan siswa

1) Kepala sekolah mengamatiguru menggunakan alat bantu/media pembelajaran yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar 2) Kepala sekolah menganalisi

pendekatan/metode yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar

3) Kepala sekolah memperhatikan pada penguasaan bahan ajar ketika guru menyampaikan materi kepada siswa

4) Kepala sekolah memperhatikan interaksi guru dan reaksi para siswa pada proses pembelajaran 5) Kepala sekolah memperhatikan

cara guru dalam menilai siswa pada awal proses dan akhir pelajaran


(37)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

6) Setelah selesai di dalam format penilaian, kepala sekolah mencatat tentang komentar-komentarnya tentang penampilan/keterampilan mengajar guru yang telah diamati. 3. Tahap Pertemuan Akhir/balik an a. Mengatur pertemuan dan mereview kembali mulai dari tujuan pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran

1) Kepala sekolah mengatur pertemuan bersama guru menciptakan suasana santai menanyakan perasaan guru selama proses observasi berlangsung. 2) Meriview tujuan pembelajaran dan

target keterampilan mengajar guru tentang jalannya pelajaran.

Pertanyaan dimulai dengan hal-hal yang dianggap baik oleh guru, kemudian diikuti dengan hal-hal yang kurang berhasil.

b. Menunjukan data hasil observasi dan

mendiskusikan secara bersama hasil observasi

1) Kepala sekolah memberi kesempatan pada guru untuk menganalisis data, mencermati data hasil monitoring yang dilakukan kepala sekolah. 2) Kepala sekolah tetap bersikap

netral, mengemukakan data dan pendapat pribadi tentang hasil data yang telah ia analisis berdasarkan pengamatan di kelas.

3) Kepala sekolah memberi solusi /pemecahan masalah yang ada pada guru dalam proses belajar mengajar untuk perbaikan kelemahan guru.

4) Kepala sekolah memberikan penguatan terhadap penampilan guru agar mampu memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran. c. Membuat kesimpulan dan merencanakan supervisi berikutnya

Kepala sekolah membuat kesimpulan tentang hasil pencapaian yang telah dilakukan dan pada akhir pertemuan dan direncanakan pembuatan tahapan kegiatan supervisi klnis selanjutnya.


(38)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu 2. Kinerja Mengajar Guru

Hasibuan (2001:34) mengemukakan: kinerja (prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan pada atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan”.

Dalam hal ini kinerja yang dimaksud adalah kinerja mengajar guru. Pengertian mengajar menurut Sudjana (2004: 3) mengemukakan bahwa mengajar adalah : “Membimbing kegiatan siswa belajar, mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”.

Tugas guru tidak hanya mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) akan tetapi lebih dari itu, yaitu membelajarkan anak supaya dapat berpikir kreatif dan komprehensif, untuk membentuk kompetensi dan pencapaian makna yang tertinggi.

Menurut Dasman Darmawan (2006: 45) mengemukakan bahwa: “Kinerja mengajar guru ditampilkan oleh penguasaan kurikulum dan perangkat pengajarannnya, penguasaan materi pelajaran, penguasaan metode dan teknik penilaian”.

Secara umum menurut Syaiful Sagala (2010: 226), ada tiga pokok dalam strategi mengajar, yakni: “perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran”.Ketiga tahapan ini harus ditempuh pada setiap saat melaksanakan pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan, maka sebenarnya tidak dapat dikatakan telah terjadi


(39)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

proses pengajaran.Kompetensi atau kemampuan profesional merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh guru untuk dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan penilaian atau evaluasi hasil pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru) Variabel

Penelitian Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Kinerja Mengajar Guru (Y) 1. Perencanaan Pembelajaran a. Penyusunan Silabus

1) Silabus sebagai acuan pengembangan RPP

2) Silabus di kembangkan oleh satuan pendidikan berdasarkan standar isi dan standar kompetensi lulusan, serta panduan penyusunan KTSP. 3) Pengembangan silabus dapat

dilakukan oleh guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah sekolah.

b. Mengkaji dan menyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1) Mengkaji RPP agar relevan (sesuai) sebagai bahan persiapan dan pendalaman mata pelajaran 2) Membuat RPP sesuai dengan

aturan yang ditetapkan: a. Standar Kompetensi b. Kompetensi Dasar c. Indikator Pencapaian

Kompetensi


(40)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

e. Materi Ajar f. Alokasi Waktu g. Metode Pembelajaran h. Kegiatan Pembelajaran i. Penilaian Hasil Pembelajaran j. Sumber Belajar

2. Pelaksanaan pembelajaran

a. Kegiatan membuka pembelajaran

Kegiatan membuka pelajaran dengan memberikan apersepsi mata pelajaran yang akan disampaikan.

b. Kegiatan inti belajar mengajar

1) Pengelolaan kelas 2) Penyajian materi

3) Penerapan pendekatan dan metode pembelajaran

4) Penggunaan media pembelajaran c. Kegiatan

menutup pembelajaran

1) Melakukan evaluasi belajar untuk mengetahui tingkat keterserapan siswa.

2) Meberikan kesimpulan materi yang disampaikan. 3. Penilaian hasil pembelajaran Penilaian hasil pembelajaran menggunakan standar penilaian pendidikan

1) Mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik

2) Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar

5) Digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011:137) menyatakan bahwa: “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup terdiri dari 30 butir pernyataan untuk variabel X (Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah) dan 30 butir pernyataan untuk variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Dimana setiap butir pernyataan mewakili aspek dalam penelitian ini.


(41)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu F. Proses Pengembangan Instrumen

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang tingkat akurasinya meyakinkan, dibutuhkan alat pengumpul data (angket) yang baik.Baik tidaknya kualitas suatu alat pengumpul data (angket) ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas dan reliabilitas.

Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas suatu alat pengumpul data, peneliti perlu melakukan uji coba terhadap alat pengumpul data tersebut. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang mungkin terjadi, baik itu dalam pernyataan maupun dalam alternatif jawaban. Sugiono (2002: 97) menegaskan bahwa “Instrumen yang tidak diuji validitas dan reliabilitasnya bila digunakan untuk penelitian akan menghasilkan data yang sulit dipercaya kebenarannya”.

1. Uji Validitas Instrumen

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelititan. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen.

Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Akdon (2008 :143) menegaskan “Validitas diartikan lebih luwes yaitu mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan)”.


(42)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Validitas Konstruk adalah validitas yang berkaitan dengan kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya. Menurut Jack R. Fraenkel (Sofyan Siregar, 2010: 163) “Penentuaan validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitasi lainnya”

Cara menguji Validitas Konstruk yaitu, Langkah pertama, menghitung harga korelasi setiap butir dengan menggunakan Rumus Product Momentsebagai berikut:

rxy =

n ∑XY − ∑X .( ∑Y )

{n.∑X² − (∑X)²}. {n (∑Y)² − (∑Y)²} (Akdon, 2008 : 145)

Keterangan :

N = jumlah responden X = skor setiap item Y = skor total

(∑X)² = kuadrat jumlah skor item ∑X² = jumlah kuadrat skor item ∑Y² = jumlah kuadrat skor item (∑Y)² = kuadrat jumlah skor total

rxy = koofisien korelasi variabel x dan y

Langkah kedua,menghitung Uji-t dengan rumus :

t

hitung

=

� �−

−�² Keterangan :

thitung = nilai thitung

R = koefisien korelari hasil rhitung N = jumlah responden


(43)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Langkah selanjutnya jika sudah didapat hasil uji-t maka selanjutnya mencari nilai ttabel apabila diketahui signifiknsi untuk α = 0,05% dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan uji satu pihak. Kemudian membuat keputusan dengan membandingkannya thitung dengan ttabel dimana kaidah

keputusannya adalah :

Jika : t hitung > t tabel berarti Valid, dan t hitung < t tabel berarti Tidak Valid

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus diatas.Dibawah ini adalah hasil pehitungan uji validitas angket untuk variabel X (Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah) dan variabel Y (Kinerja Mengajar Guru). Validitas tiap item untuk kedua variabel adalah sebagai berikut:

1) Validitas Variabel X (Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan taraf signifikan 95% dan dk= (15-2) maka diperoleh 1,771, maka thitung>ttabel berarti instrument

dinyatakan valid. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil bahwa 30 butir item angket variabel X dinyatakan valid.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X

No Item

Koefisien Korelasi

(r hitung) t hitung t tabel Keputusan

1 0,54 2,36 1,771 Valid


(44)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3 0,53 2,28 1,771 Valid

4 0,54 2,34 1,771 Valid

5 0,62 2,91 1,771 Valid

6 0,55 2,38 1,771 Valid

7 0,57 2,5 1,771 Valid

8 0,78 4,51 1,771 Valid

9 0,48 1,98 1,771 Valid

10 0,56 2,47 1,771 Valid

11 0,51 2,19 1,771 Valid

12 0,64 3,03 1,771 Valid

13 0,69 3,52 1,771 Valid

14 0,63 2,97 1,771 Valid

15 0,49 2,02 1,771 Valid

16 0,6 2,76 1,771 Valid

17 0,59 2,65 1,771 Valid

18 0,78 4,51 1,771 Valid

19 0,77 4,39 1,771 Valid

20 0,7 3,59 1,771 Valid

21 0,68 3,35 1,771 Valid

22 0,78 4,51 1,771 Valid

23 0,81 5,11 1,771 Valid

24 0,73 3,9 1,771 Valid

25 0,77 4,48 1,771 Valid

26 0,44 1,81 1,771 Valid

27 0,51 2,14 1,771 Valid

28 0,6 2,72 1,771 Valid

29 0,69 3,44 1,771 Valid

30 0,73 3,93 1,771 Valid

2) Validitas Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan taraf signifikan 95% dan dk = (15-2) maka diperoleh 1,771, maka

t

hitung>ttabel berarti

instrument dinyatakan valid. Dari hasil perhitungan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil bahwa 30 butir item angket variabel Y dinyatakan valid.


(45)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y

No Item

Koefisien Korelasi (r hitung)

t hitung t tabel Keputusan

1 0,62 2,86 1,771 Valid

2 0,54 2,37 1,771 Valid

3 0,59 2,66 1,771 Valid

4 0,64 3 1,771 Valid

5 0,51 2,17 1,771 Valid

6 0,55 2,39 1,771 Valid

7 0,54 2,35 1,771 Valid

8 0,56 2,45 1,771 Valid

9 0,74 4 1,771 Valid

10 0,66 3,24 1,771 Valid

11 0,58 2,61 1,771 Valid

12 0,73 3,88 1,771 Valid

13 0,58 2,63 1,771 Valid

14 0,49 2,08 1,771 Valid

15 0,55 2,38 1,771 Valid

16 0,5 2,09 1,771 Valid

17 0,53 2,29 1,771 Valid

18 0,47 1,95 1,771 Valid

19 0,55 2,38 1,771 Valid

20 0,47 1,92 1,771 Valid

21 0,71 5,64 1,771 Valid

22 0,53 2,26 1,771 Valid

23 0,65 3,11 1,771 Valid

24 0,64 3,02 1,771 Valid

25 0,52 2,23 1,771 Valid

26 0,5 2,11 1,771 Valid

27 0,68 3,38 1,771 Valid

28 0,73 3,91 1,771 Valid

29 0,57 2,56 1,771 Valid

30 0,5 2,12 1,771 Valid


(46)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten. Arikunto (2002: 154) berpendapat bahwa :

Instrumen yang reliabel, yaitu instrumen yang menghasilkan data yang benar, dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, berapa kalipun instrumen tersebut diambil, maka hasilnya akan menunjukkan tingkat keterandalan tertentu.

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik belah dua (split half), yakni butir-butir instrumen dibelah menjadi dua kelompok ganjil dan genap. Berikut Rumus yang digunakan untuk uji reabilitas (Akdon, 2008:148)

Keterangan :

r

11 = reabilitas internal seluruh instrumen

r

b = korelasi product moment antara belahan ganjil dan genap

1)

Uji Reabilitas Instrumen Variabel X

Sebelum memasukan rumus di atas, terlebih dahulu data dibagi dua skor item ganjil dan genap.

50 61 50 69 64 70 61 63 51 52 62 67 75 51 66 49 64 46 68 60 70 63 64 53 55 57 64 75 53 59

Setelah membagi dua skor, kemudian menghitung �xy dengan menggunakan korelasi product moment. Berikut perhitungannya:

r

xy

=

n ∑XY −(∑X) ( ∑Y ) n ∑(X²) − (∑X)² n (∑Y)² − (∑Y)²

r

11

=

.�� +��


(47)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

=

15.55.568 − 912 .(900)

{(15.56388 ) − 912.912 } {(15.54896 )− (900.900)}

=

833520−820800

{845820−831744 } {823440−810000 }

=

12720

14076 .13440

=

12720

13754

= 0,925

r

11

=

2. � 1+�

=

2. 0,925 1+0,925

=

1,85

1,925

= 0,961

Dari perhitungan di atas telah diperoleh angka reabilitas sebesar 0,961, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment (terlampir). Dari tabel diketahui bahwa n=15, hargart= 0,553. Maka instrument variabel X

(supervisi klinis oleh kepala sekolah) adalah reliabel.

2)

Uji Reabilitas Instrumen Variabel Y

Sebelum memasukan rumus di atas, terlebih dahulu data dibagi dua skor item ganjil dan item genap.

48 58 47 67 53 61 45 63 52 56 58 55 75 47 64 46 60 53 70 55 66 51 65 58 58 62 60 75 54 68

Setelah membagi dua skor, kemudian menghitung �xy dengan menggunakan korelasi product moment. Berikut perhitungannya:

= ∑ − ∑ (∑ )

.∑ 2 ∑ 2 { . 2( )2}

= 15 x 51875 − 849 x 901

(15 x 49049−8492)(15 x 54969 − 9012)

= 778125 − 764949


(48)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

= 13176

13755 ,52 =0,955

=2 x 0,955

1 +0,955 = 0,977

Dari perhitungan di atas telah diperoleh angka reabilitas sebesar 0,977, langkah selanjutnya adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product moment (terlampir). Dari tabel diketahui bahwa n=15, hargart= 0,553. Maka instrument variabel Y (kinerja mengajar guru) adalah reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam usaha pemecahan masalah penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Hermawan Wasito (Sofyan Siregar, 2010: 60), bahwa:

Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian. Data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahasa analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah, dan sesuai dengan masalah penelitian.

Telah dijelaskan hal tersebut bahwa dalam teknik pengumpulan data erat hubungannya dengan masalah penelitian yang akan dipecahkan. Dalam penelitian, penggunaan teknik dan alat pengumpul data yang tepat (sesuai) dapat membantu pencapaian hasil (pemecahan masalah).Teknik pengumpulan

11 =

2.

1 +


(49)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

data dalam penelitian inimenggunakan angketmengenai Pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor.

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis kepada responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Arikunto, 2002: 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (Arikunto, 2002: 202) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada dua bentuk angket yaitu angket berstruktur dan angket yang tidak berstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel X dan variabel Y, dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur (tertutup) yang berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia, Seperti pendapat Sanafiah Faisal (Sofyan Siregar, 2010: 159) yang menyatakan bahwa:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian bisanya meminta jawaban yang membutuhkan tanda “check” (√) pada item yang termasuk dalam alternatif jawaban.

Dalam menyusun angket, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah untuk variabel X dan Kinerja MengajarGuru untuk variabel Y.

2. Menentukan sub variabel dan indikator dari setiap variabel.

3. Mengidentifikasi masing-masing indikator penelitian berdasarkan pada teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II


(1)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

h. Kepala sekolah di SMA Al-Ma’soem Jatinangor perlu memberikan penguatan dan penerapan gagasan baru kepada guru dimulai dengan membangun kemauan guru agar mau melakukan perbaikan mengajar yang bukan berati guru itu lemah dalam menjalankan apa yang sedang dilakukannya, melainkan perbaikan itu berupa peningkatan prestasi kerja yang sedang dijalankannya.

i. Kepala sekolah perlu meningkatkan dalam merencanakan kembali hal-hal yang perlu diperhatikan pada kesempatan supervisi klinis berikutnya untuk itu kepala sekolah di SMA Al-Ma’soem Jatinangor sebaiknya mengadakan rapat supervisi dalam pertemuan formal untuk memecahkan masalah mengajar. Rapat supervisi yang dilaksanakan biasanya diagendakan khusus menyangkut masalah kegiatan mengajar yang dialami guru.

2. Rekomendasi bagi Guru

a. Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor perlu meningkatkan dalam merumuskan ide pokok pikiran secara jelas ketika menyusun silabus untuk acuan pengembangan RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) dan mengakomodir keterkaitan komponen kurikulum yaitu tujuan, isi atau materi, proses atau sistem penyampaian materi dan evaluasi karena mempengaruhi satu sama lainnya.

b. Pengembang silabus sebaiknya dilakukan oleh guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor dapat dilakukan secara mandiri dan


(2)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

berkelompok sebagai penemu ide tersebut, maka apa yang diinginkan dapat di pahami dengan baik oleh guru sebagai para pengembang silabus dan manfaatnya tidak menyimpang dari apa yang dikehendaki rencana tertulis.

c. Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor perlu meningkatkan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang dipilih sesuai dengan karakteristik siswa agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif, kreatif, menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan dan tujuan pembelajaran tentunya akan dengan mudah dicapai.

d. Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor diharapkan dapat meningkatkan pemanfaat media pembelajaran yang tersedia agar dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dan bervariasi sehingga merangsang minat siswa untuk belajar, menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan oleh siswa, untuk mewujudkan situasi belajar yang efektif dan untuk memberikan motivasi belajar kepada siswa.

e. Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor perlu meningkatkan dan memanfaatkan dalam penggunaan media karena pembelajaran sebanyak-banyaknya berinteraksi dengan media sebagai bagian dari sumber belajar untuk melengkapi, memelihara dan memperkaya proses pembelajaran.


(3)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

f. Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor dapat meningkatkan hasil penilaian yang telah dianalisis untuk menentukan tindak lanjut, berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya dan memanfaatkan hasil evaluasi belajar siswa untuk perbaikan proses belajar mengajar selanjutnya dengan baik.

3. Rekomendasi bagi peneliti lebih lanjut

Hal-hal yang perlu diperhatikan bagi peneliti lebih lanjut adalah:

a. Penelitian ini membahas mengenai pengaruh Supervisi Klinis oleh Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru di SMA Al-Ma’soem Jatinangor Kabupaten Sumedang. Untuk itu peneliti menghimbau kepada peneliti-peneliti lain yang tertarik untuk meneliti dalam kajian supervisi selain supervisi klinis.

b. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh supervisi klinis sebesar 34,3% dan sisanya sebesar 65,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan agar peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru.

c. Dalam penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat belajar dari kekurangan yang terdapat dalam penelitian ini, agar penelitian yang dilakukan dapat lebih baik lagi.


(4)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Acheson, K., & Gall, M. (1997).Techniques in the Clinical Supervison of Teachers: Pre-service and in-service Applicaions. New York: Longman. Ajayi. (2006). Dasar-dasar Supervisi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Akdon.(2008).

AplikasiStatistikadanMetodePenelitianUntukAdministrasidanManajemen . Bandung: DewaRuchi

Ali, M. (1995).StrategiPenelitianPendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (2008).Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Aqib, Zainal. (2002). Profesionalisme Guru dalamPembelajaran.Surabaya: InsanCendikia.

___________. (2008). PedomanPemilihan Guru

Berprestasi,kepalaSekolahBerprestasi,

PengawasSekolahBerprestasiBandung: CV YramaWidya

Ali, Muhammad. (1995). StrategiPenelitianPendidikan. Bandung: Angkasa.

Asmani, Ma’mur (2012). Tips Efektif Supervisi Pedidikan Sekolah. Jogjakarta:

Diva Press.

Danim, Sudarwan. (2002). PengembanganProfesional Guru.Jakarta: RinekaCipta. ___________. (2004). MotivasiKepemimpinandanEfektivitasKelompok. Jakarta:

RinekaCipta.

Darmadi, Hamid. (2009). KemampuanDasarMengajar (Landasan Dan KonsepImplementasi). Bandung: Alfabeta.

Depdiknas.(2003). Undang- UndangNomor 20 tahun 2003 TentangSistemPendidikanNasional. Jakarta: Elex Media Computindo.

Davis. (2005). BukuWajibbagi Para Manajer:

BagaimanaMenyelenggarakanTrainning. Jakarta: BhuanaIlmuPopuler. Penerjemah: Ramelan.

Fatturrahman, Pupuh&Suryana, AA.(2011).

Supervisipendidikandalammeningkatkanprofesionalisme guru.Bandung. Alfabeta.


(5)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Goodwin. (2005). “The Changing Role of the Secondary Pricipal in the United

States: An Histrorical Perspective”. Journal of educational

Administration and History.

Glickman, Carl. (2002). Supervision In Transition. ASCD.

Hasibuan, Malayu. (2001). ManajemenSumberDayaManusia.Jakarta: BumiAksara.

Indrafachrudi.(1983). ProfesionalismePendidik. Jakarta: RinekaCipta.

Kuswandi, Wawan. (2003). PengaruhPengelolaanSarana/Prasarana, Ketenagaan,

HubunganSekolahDenganMasyarakatDalamImplementasiManajemenPe

ningkatanMutuBerbasisSekolah (MPMBS)

TerhadapLayananPembelajaran.Bandung: TidakDiterbitkan.

Lipham, J. M. (1985). The Principalship: Concept, Competencies and Cases. New York: Longman.

Makawimbang, Jerry. (2011).

SupervisiuntukPeningkatanMutuPendidikan.Bandung: Alfabeta.

Mangkunegara, Anwar. (2001). ManajemenSumberDayaManusia Perusahaan. Bandung: RemajaRosdaKarya.

Muslim, Sri. (2009). SupervisiPendidikanMeningkatkanKualitasProfesionalisme Guru.Bandung :Alfabeta.

Musfah, Jejen. (2011). PeningkatanKompetensi Guru.2011. Jakarta: Kencana. Wijaya, Rusyan. (2002). KemapuanDasar Guru dalam Proses

BelajarMengajar.Bandung RemajaRosdaKarya.

Pidarta, Made. (2009). SupervisiPendidikanKontekstual. Jakarta. RinekaCipta. Purwanto, Ngalim. (2004). AdministrasidanSupervisiPendidikan.Bandung: PT

RemajaRosdakarya.

Sagala, Syaiful. (2010). Supervisipembelajarandalamprofesipendidikan. Bandung: Alfabeta.

_____________. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siagian. (2002). KiatMeningkatkanProduktivitasKerja. Jakarta: RinekaCipta


(6)

Yangesti Insani Kusumah, 2012

Pengaruh Supervisi Klinis Oleh Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Sma

Al-Ma’soem Jatinangor

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Siregar, Sofyan. (2011). Statistik Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, Nana. (2004).Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Suharsaputra, Uhar (2010). AdministrasiPendidikan. Bandung: RefikaAditama Suhardan, Dadang. (2010). SupervisiBantuanProfesional.Bandung: MutiaraIlmu.

___________. (2006). SupervisiProfesional

(LayananDalamMeningkatkanMutuPendidikanPada Era

OtonomiDaerah ). Bandung: Alfabeta.

Sutisna, Oteng. (1993). AdministrasiPendidikan.Bandung: Angkasa.

Sedarmayanti.(2001). SumberDayaManusiadanProduktivitasKerja. Bandung: MandarMaju.

___________. (2011). Tata KerjadanProduktivitasKerja. Bandung: MandarMaju.

Seto, Kak. (2004). BermaindanKreatvitas:

UpayamengembangkanKreativitasAnakMelaluiKegiatanBermain. Jakarta: Penerbit Papas SinarSinanti.

Sugiyono.(2009). StatistikaUntukPenelitian. Bandung: Alfabeta __________. (2011). MetodePenelitianPendidikan.Bandung: Alfabeta.

__________.(2011). MetodePenelitianKuantitatifKualitatifdan R&D. Bandung:Alfabeta.

Surakhmad, W. (1998).PenelitianIlmuAlamiahDasar (MetodedanTeknik). Bandung: Tarsito.

___________. (2004). PeningkatanMutu di Sekolah.Jakarta: RinekaCipta.

Sergiovanni, Thomas. (2000). Supervision A Redefinition.New York. McGraw Hill.

Sopianti, Popi. (2010). Kompetensi Guru.Jakarta: BhuanaIlmuPopuler. Wahyudi.(2009). SupervisiPendidikanSekolah.Jogjakarta: Diva Press.