PENGARUH KELOMPOK KERJA GURU DAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR DI WILAYAH IV KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan Pembimbing ... i

Lembar Persetujuan Ketua Program Studi ... Abstrak ... ii iii Pernyataan ... iv

Kata Pengantar ... v

Ucapan Terima Kasih... vi

Daftar Isi ... x

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Tabel ... xv

Daftar Lampiran ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.Perumusan Masalah ... 10

D.Tujuan Penelitian ... 11

1. Tujuan Umum ... 11

2. Tujuan Khusus ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 11

1. Secara Teoritis ... 11

2. Secara Praktis ... 12

F. Definisi Operasional ... 12

G.Asumsi-asumsi ... 13

H.Hipotesis Penelitian ... 15

I. Kerangka Berpikir ... 15

J. Metode Penelitian ... 19

1. Metode Penelitian ... 19


(2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 22

A.Kinerja Mengajar Guru dalam Manajemen SDM Pendidikan... 22

1. Pengertian Kinerja... 25

2. Penilaian Kinerja... 25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 27

4. Indikator-indikator Keberhasilan Kinerja... 29

B.Kelompok Kerja Guru dalam Manajemen SDM Pendidikan... 32

1. Konsep Kelompok ... 32

2. Kelompok Kerja Guru ... 37

C.Supervisi Pendidikan ... 50

1. Pengertian Supervisi Pendidikan ... 50

2. Fungsi dan Tujuan Supervisi ... 53

3. Prinsip-prinsip Supervisi ... 56

4. Sasaran Supervisi ... 58

D.Hasil Penelitian Terdaulu yang Relevan ... 59

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 62

A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian... 1. Metode Penelitian ... 2. Desain Penelitian ... 62 62 62 B.Populasi dan Sampel Penelitian ... 64

1. Populasi ... 64

2. Sampel ... 64

C.Instrumen Penelitian ... 66

D.Teknik Pengumpulan Data ... 67 E. Teknik Analisis Data ...

F. Pengumpulan Data ... G.Uji Validitas dan Uji Reliablitas ... 1. Uji Butir Angket Variabel X1 ... 2. Uji Butir Angket Variabel X2 ... 3. Uji Butir Angket Variabel Y ... H.Pengolahan Data ...

68 74 75 77 79 81 83


(3)

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 2. Uji Persyaratan Analisis ... a. Uji Normalitas Data ... b. Uji Linieritas Data ... c. Uji Linieritas X1 terhadap Y ... d. Uji Linieritas X2 terhadap Y ... e. Uji Linieritas X1 terhadap X2 ... I. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis Penelitian ... 1. Analisis Korelasi ... 2. Koefisien Korelasi Ganda ... 3. Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r)

83 84 84 84 86 87 87 88 88 91 91

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 92

A.Deskripsi Hasil Penelitian ... 92

B.Teknik Pengolahan Data ... 92

1. Uji Persyaratan Analisis ... 92

a. Uji Normalitas ... b. Uji Linieritas ... 92 94 2. Pengujian Hipotesis ... 95

a. Pengaruh Kelompok Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 95

b. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar guru ... 100

c. Pengaruh Kelompok Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 105

C.Pembahasan ... 109 1. Pengaruh Kelompok Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru 109 2. Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar

Guru ...

112

3. Pengaruh Kelompok Kerja Guru dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru ...


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 118

A.Kesimpulan ... 118

B.Rekomendasi ... 119

DAFTAR PUSTAKA ... 122


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Alur Pikir Penelitian ... 18

Gambar 1.2 Kerangka Variabel Penelitian ... 19

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja... 28

Gambar 2.2 Model Terbentuknya Kelompok ... 35

Gambar 2.3 Proses Perencanaan Strategis ... 41

Gambar 2.4 Langkah-langkah Dasar Proses Pengawasan ... 49

Gambar 2.5 Fungsi- Fungsi Supervisi Akademik ... 54

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 63

Gambar 4.1 Pengaruh KKG Terhadap Kinerja Mengajar Guru ... 109

Gambar 4.2 Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru .. 113

Gambar 4.3 Pengaruh KKG Terhadap Supervisi Kepala Sekolah ... 118

Gambar 4.4 Pengaruh KKG dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru... 121

Gambar 4.4 Pengaruh KKG dan Supervisi Kepala Sekolah Secara Bersama-sama Terhadap Kinerja Mengajar Guru serta Faktor Lain Selain X1 dan X2 Terhadap Y... 122


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Fungsi dan Tujuan Supervisi ...

Tabel 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel ...

54 66

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi r ... 70

Tabel 3.3 Analisis Varians ... Tabel 3.4 Validitas Butir Angket Variabel X1 ... Tabel 3.5 Validitas Butir Angket Variabel X2 ... Tabel 3.6 Validitas Butir Angket Variabel Y ... Tabel 3.7 Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan Y ... Tabel 3.8 Uji Linieritas antara Variabel X2 dengan Y ... Tabel 3.9 Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan X2 ... 72 77 79 81 86 87 88 Tabel 4.1 Coefficients ... 97

Tabel 4.2 Anova ... 98

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary ... 99

Tabel 4.4 Cosfficients ... 102

Tabel 4.5 Anova ... 103

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Model Summary ... 104

Tabel 4.7 Cosfficients ... 106

Tabel 4.8 Anova ... 107


(7)

DAFTAR BAGAN

Halaman Bagan 3.1 Statistik untuk Analisis Data Korelasi ... 69


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X1 (KKG) ... 125 Lampiran 2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X2 (Supervisi Kepala

Sekolah ... 126 Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y (Kinerja Mengajar

Guru) ... 128 Lampiran 4 Kuisioner Penelitian ... 130 Lampiran 5 Uji Normalitas Data Variabel X1 ...

Lampiran 6 Uji Normalitas Data Variabel X2... Lampiran 7 Uji Normalitas Data Variabel Y ... Lampiran 8 Uji Linieritas ...


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan sumber daya manusia pendidik, khususnya pengembangan profesional guru, merupakan usaha mempersiapkan guru agar memiliki berbagai wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan memberikan rasa percaya diri untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai petugas profesional. Pengembangan atau peningkatan kemampuan profesional harus bertolak pada kebutuhan atau permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru, agar bermakna.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 20 ayat (b) mengamanatkan bahwa dalam rangka melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Pernyataan undang-undang di atas pada intinya mempersyaratkan guru untuk memiliki: (i) kualifikasi akademik minimum S1 atau D-IV; (ii) kompetensi sebagai agen pembelajaran yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional; dan (iii) sertifikat pendidik. Undang-undang ini diharapkan memberikan suatu kesempatan yang tepat bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya secara berkelanjutan melalui pelatihan, penelitian, penulisan karya ilmiah, dan kegiatan profesional lainnya. Kegiatan tersebut sangat dimungkinkan dilaksanakan di Kelompok Kerja Guru (KKG), mengingat wadah ini dijadikan sebagai tempat


(10)

melakukan pertemuan bagi guru-guru sekolah dasar yang ada di suatu gugus persekolahan.

Berkaitan dengan peran forum pertemuan guru di KKG yang sangat strategis untuk peningkatan kompetensi guru dan kinerja guru, maka pemberdayaan KKG merupakan hal mendesak yang harus segera dilakukan. Berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja guru, antara lain melalui berbagai pelatihan instruktur, peningkatan sarana dan prasarana, dan peningkatan mutu manajemen KKG.

Dengan lebih terstrukturnya kegiatan guru yang dilakukan di KKG diharapkan dapat diperhitungkan ekuivalensinya dengan satuan kredit semester (sks) bagi guru yang akan melanjutkan ke jenjang S1 atau pemberian angka kredit bagi guru untuk mengajukan kenaikan kepangkatan. Berdasarkan hal tersebut, penyelenggaraan KKG perlu direvitalisasi agar pelaksanaan kegiatan lebih terstruktur. Berkenaan dengan hal tersebut Ditjen PMPTK melalui Direktorat Profesi Pendidik mengembangkan panduan penyelenggaraan KKG yakni sebagai berikut: 1. Rambu-rambu Pengembangan Kegiatan KKG dan MGMP, 2. Prosedur Operasional Standar Penyelenggaraan KKG dan MGMP, dan 3. Prosedur Operasional Standar Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di KKG.

Baedhowi (2009: 5) mengungkapkan tujuan dilakukannya revitalisasi kegiatan di KKG adalah sebagai berikut:

1. Memperluas wawasan dan pengetahuan guru dalam berbagai hal, seperti penyusunan dan pengembangan silabus, Rencana Program Pembelajaran (RPP), menyusun bahan ajar berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), membahas materi esensial yang sulit


(11)

dipahami, strategi/metode/ pendekatan/media pembelajaran, sumber belajar, kriteria ketuntasan minimal, pembelajaran remedial, soal tes untuk berbagai kebutuhan, menganalisis hasil belajar, menyusun program dan pengayaan, dan membahas berbagai permasalahan serta mencari alternatif solusinya;

2. Memberi kesempatan kepada guru untuk berbagi pengalaman serta saling memberikan bantuan dan umpan balik;

3. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap serta mengadopsi pendekatan pembelajaran yang lebih inovatif bagi guru;

4. Memberdayakan dan membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas guru di sekolah dalam rangka meningkatkan pembelajaran sesuai dengan standar;

5. Mengubah budaya kerja dan mengembangkan profesionalisme guru dalam upaya menjamin mutu pendidikan;

6. Meningkatkan mutu proses pendidikan dan pembelajaran yang tercermin dari peningkatan hasil belajar peserta didik dalam rangka mewujudkan pelayanan pendidikan yang berkualitas;

7. Mengembangkan kegiatan mentoring dari guru senior kepada guru junior; dan

8. Meningkatkan kesadaran guru terhadap permasalahan pembelajaran di kelas yang selama ini tidak disadari dan tidak terdokumentasi dengan baik.

Delapan tujuan revitalisasi kegiatan KKG di atas sebagai acuan dan panduan dijadikan pegangan bagi KKG agar aktivitas yang dilaksanakan dapat lebih terarah dan dapat dijadikan wahana bagi pengembangan profesionalisme guru yang bermutu, mandiri, dan berkelanjutan.

Secara teoritis dan fungsi Kelompok Kerja Guru merupakan wadah dalam pembinaan profesional guru yang dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, bertukar fikiran dan berbagi pengalaman, melaksanakan berbagai demonstrasi, atraksi dan simulasi dalam pembelajaran. Di dalam wadah ini para guru dapat membahas permasalahan dari mereka dan untuk mereka.

Kelompok Kerja Guru sebagai suatu forum atau wadah profesional guru (kelas/mata pelajaran) yang berada pada suatu wilayah gugus sekolah yang prinsip kerjanya adalah cerminan kegiatan dari, oleh, dan untuk guru dari semua sekolah.


(12)

KKG adalah suatu organisasi non struktural yang bersifat mandiri, berasaskan kekeluargaan, dan tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga lain.

AF Tangyong dkk (Deden Herdiana,2003: 4) mengemukakan bahwa: Kelompok kerja guru sebagai menunggu kreatifitas guru, membantu guru mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan dari guru lain, sumber informasi, wadah komunikasi, bengkeil kerja yang berguna, merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru.

Kemudian berdasarkan penelitian terdahulu sebagaimana dikemukakan oleh Djam’an Satori (1989: 126) bahwa KKG adalah:

Wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran.

Jack Mazirow (Mustofa Kamil, 1997: 112) menyatakan “Learning in group is generally the most effective means for bringing about change in attitude and behavior”. Teori tersebut memberikan arahan bahwa dengan berkelompok kreativitas dan aktivitas anggota akan semakin berproduktif, karena dengan berkelompok berarti tingkat interaksi guru sebagai anggota kelompok juga ikut meningkat karena terjadi saling belajar.

Namun secara empiris, kegiatan kelompok kerja guru walaupun pelaksanaannya cukup efektif masih terdapat kendala yang harus mendapat pembinaan secara terus menerus. Baedhowi (2009: 2) menyatakan “masih banyak KKG atau MGMP yang belum menunjukkan peningkatan kinerja yang berarti. Di beberapa daerah peningkatan kinerja KKG atau MGMP cukup menggembirakan, namun di sebagian besar daerah lainnya masih memprihatinkan”.


(13)

Kegiatan KKG yang dirasakan masih belum efektif dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, diantaranya sebagai berikut:

1. Masih kurangnya rasa tanggung jawab dan mengelola dari pembina teknis, para pengelola dan anggota KKG/gugus, sehingga kurang penduli dalam melakukan terobosan terhadap pemberdayaan kegiatan kelompok,

2. Penyusunan program KKG kurang jelas dan kurang terprogram, 3. Penerimaan dan penggunaan dana stimulan kurang transparan, 4. Tingkat kebersamaan diantara guru dirasakan kurang,

5. Waktu pelaksanaan kegiatan relatif terbatas/sempit,

6. Pembentukan pengurus KKG kurang memperhatikan azas demokrasi, 7. Penyusunan program tidak berdasarkan analisis kebutuhan anggota sehingga

kegiatan kurang relevan dan menimbulkan kejenuhan,

8. Pelaksanaan kegiatan masih bersifat menjalankan proyek/program pemerintah dan komando dari pembina teknis, intensitas dan inisiatif belum dirasakan.

9. Latar belakang pendidikan guru menjadi kendala tarhadap tercapainya sasaran program, sehingga anggota dan pengurus belum maksimal dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Permasalahan-permasalahan tersebut sangat dirasakan bukan hanya oleh anggota (guru) itu sendiri, akan tetapi oleh para pembina teknis dan pihak-pihak terkait lainnya. Secara teoritis upaya perubahan prilaku guru melalui kegiatan


(14)

kelompok kerja guru merupakan pendekatan yang paling efektif dan terarah dalam mengembangkan diri yang sekaligus berdampak bagi kinerja mengajar guru.

Kemampuan kinerja mengajar guru sangat diperlukan, karena guru adalah orang yang terdepan dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya setiap adanya inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan selalu bermuara pada faktor guru.

Selain peranan KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, terdapat aspek lain yang mendukung pemberdayaan profesional guru dalam terwujudnya kinerja mengajar guru, yaitu peranan kepala sekolah sebagai pembina teknis.

Kepala sekolah sebagai pimpinan dalam satuan pendidikan memegang peranan yang sangat strategis dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dalam lingkup satuan jenjang persekolahan. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai manajer pendidikan, kepala sekolahmemiliki tanggungjawab ganda yaitu melaksanakan administrasi sekolah sehingga tercipta situasi yang berhubungan dengan usaha-usaha menciptakan kondisi belajar yang lebih baik, yang berupa aspek akademis bukan masalah fisik material sematadan melaksanakan supervisi atau pengawasan dalam kelembagaan pendidikan yang diidentikkan dengan supervisi pengawasan profesional, hal ini tentu dihadapkan pada berbagai peristiwa dan kegiatan.

Dalam konteks pengawasan mutu pendidikan, maka supervisi oleh kepala sekolah satuan pendidikan antara lain kegiatannya untuk melakukan suatu


(15)

pengamatan secara intensif terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back. Hal ini sejalan pula dengan pendapat Djam’an Satori (1997: 3) bahwa “supervisi dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran”. Lebih lanjut, Satori (1997: 3) menjelaskan bahwa “fungsi supervisi pendidikan adalah meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula”.

Mengacu pada pemikiran diatas, maka supervisi kepala sekolah berupa pengawasan profesional tentu diarahkan pada upaya untuk meningkatkan proses dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan menetralisir kesenjangan, mengidentifikasi serta menemukan peluang-peluang yang dapat diciptakan guna meningkatkan mutu pendidikan dalam satuan pendidikan secara menyeluruh.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diduga bahwa kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh kegiatan kerja kelompok guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

B.Identifikasi Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan bahwa kualitas kinerja mengajar guru dipengaruhi setidaknya oleh dua faktor, yaitu; kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah


(16)

dalam memberikan pembinaan, peningkatan atau perbaikan sebagai evaluasi dan tindak lanjut terhadap aktivitas guru yang diperolehnya melalui forum kegiatan KKG.

Namun secara empiris, kinerja guru SD di wilayah IV Kabupaten Sumedang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang dinilai masih rendah dari daerah lainnya di Kabupaten Sumedang, salah satunya dilatarbelakangi oleh kurang sinergisnya antara pengelolaan kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat disampaikan masalah-masalah yang dihadapi berkaitan dengan rendahnya kinerja guru, yaitu:

1. Pengelolaan manajemen program Kelompok Kerja Guru (KKG) belum optimal dan belum intensifnya program pendampingan yang dilaksanakan instruktur terhadap guru sebagai tindak lanjut pelaksanaan kegiatan KKG.

2. Kegiatan KKG pelaksanaannya masih bersifat parsial dan penyusunan program kegiatan KKG cenderung tidak berdasarkan analisis kebutuhan anggota sehingga kegiatan kurang relevan dan menimbulkan kejenuhan,

3. Kurangnya dukungan dari pemangku kepentingan (kepala sekolah, pengawas sekolah dan tenaga teknis lainnya) terhadap kegiatan KKG.

4. Ketidaksesuaian latar belakang guru dalam mengajar dengan mata pelajaran yang diampunya (mismatch) menjadi kendala bagi guru dalam mengikuti kegiatan di KKG.

5. Kekhasan daerah mewarnai perbedaan tingkat penanganan berbagai permasalahan, termasuk permasalahan yang terjadi di KKG.


(17)

6. Pengawasan, evaluasi, dan pembinaan dari pengawas sekolah dan kepala sekolah terhadap implementasi program KKG dirasakan masih lemah.

7. Pelaksanaan supervisi kepala sekolah cenderung masih bersifat otokratif dan korektif, dilaksanakan tidak berdasarkan data dan fakta yang objektif sehingga sikap yang demikian menciptakan rasa tidak aman, tidak nyaman dan menimbulkan rasa takut.

8. Dengan kapasitasnya sebagai jabatan fungsional, kepala sekolah sebagai supervisor tidak dibekali dengan kemampuan akdemik yang memadai, sehingga supervisi yang lakukan oleh kepala sekolah, cenderung tidak sesuai dengan prinsif-prinsif supervisi.

Perlu disadari bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dalam proses belajar mengajar hanya dapat dipecahkan apabila guru dan kepala sekolah memiliki pemahaman yang jelas tentang masalah itu dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, terhadap kegiatan utama dalam sebuah organisasi dan kelembagaan pendidikan dan kemudian ditindak lanjuti dengan pemberian feed back.

Kedua faktor di atas menjadi sumber kekuatan dalam mencapai tujuan dan sasaran peningkatan kualitas kinerja guru yang pada akhirnya dapat meningkatnya mutu pendidikan dalam kerangka tujuan pendidikan nasional. Kegiatan KKG dan supervisi kepala sekolah hendaknya sejalan secara sinergis dalam menciptakan dan menjaga keselarasan antara tujuan dan sasaran peningkatan mutu pendidikan Hal ini sejalan dengan fungsi supervisi dan pendekatan prilaku supervisi, yakni “ menciptakan dan menjaga keselaran antara tujuan-tujuan/kepentingan pribadi


(18)

(personal needs) dan tujuan-tujuan organisasi (institusional goals) melalui kerja tim dan evaluasi terhadap sasaran-sasaran supervisi”. (Djam’an Satori, 1997: 6).

C.Perumusan Masalah

Dari inti permasalahan yang dikemukakan pada identifikasi masalah penelitian di atas, dapat diidentifikasi variabel-variabel yang menjadi titik tolak dalam penelitian ini, yaitu variabel kegiatan KKG sebagai variabel yang mempengaruhi (X1), dan kinerja mengajar guru sebagai variabel yang dipengaruhi (Y). Sedangkan variabel independent lain yang penulis coba memiliki pengaruh terhadap kinerja mengajar guru adalah supervisi kepala sekolah (X2).

Bertolak dari latar belakang, identifikasi masalah, dan identifikasi variabel-variabel penelitian di atas, maka dapat dirumuskan tentang rumusan masalah penelitian tersebut ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan Kelompok Kerja Guru berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang?

2. Apakah supervisi kepala sekolah berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang?

3. Apakah kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah berpengaruh secara simultan terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang?”


(19)

D.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini secara umum, yaitu untuk mendeskripsikan bagaimana pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini secara khusus yang lebih operasional adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui pengaruh kegiatan Kelompok Kerja Guru terhadap kinerja guru sekolah dasar.

b. Mengetahui pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah dasar.

c. Mengetahui pengaruh kegiatan Kerja Kelompok Guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru sekolah dasar.

E.Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat mengkaji lebih dalam tentang pengaruh dan hubungannya antara kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah dengan kinerja mengajar guru sekolah dasar, sehingga dapat memberikan konstribusi terhadap teori-teori pendidikan khususnya menyangkut kegiatan Kelompok Kerja Guru, sekolah/Lembaga Pendidikan,


(20)

proses pendidikan, dan kinerja guru dalam rangka meningkatkan mutu dan layanan pendidikan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam upaya optimalisasi pengelolaan dan pemberdayaan KKG serta pengawasan (supervisi kepala sekolah) yang erat kaitannya dengan upaya meningkatkan kinerja mengajar guru yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan dan layanan pendidikan di sekolah dasar.

F. Definisi Opersional

Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas tentang objek kajian dalam penelitian ini, maka perlu disajikan beberapa defiinisi operasional dari variabel yang akan diteliti, yaitu:

1. KKG yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran, (Djam’an Satori, 1989: 126) Dalam hal ini, fokus yang diteliti adalah; manajemen program, perencanaan program, pelaksanaan program, dan evaluasi program dalam upaya peningkatan kinerja guru.

2. Supervisi kepala sekolah yang dimaksud dalam penelitian ini ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan


(21)

pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif, (Purwanto, 2010: 76)

3. Kinerja mengajar guru yang dimaksud dalam penelitian ini adalah prilaku yang dimunculkan oleh setiap indivdu guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya sebagai tenaga pendidik sesuai dengan kompetensi (Kompetensi pedagogik, pribadi, sosial, dan kompetensi profesional) yang harus dimiliki oleh guru.

G.Asumsi-asumsi

Arikunto (2000: 60) mengemukakan bahwa “asumsi-asumsi atau anggapan dasar penelitian dipandang sebagai landasan teori atau titik tolak pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti”. Selanjutnya Arikunto (2000: 61) mengemukakan pula bahwa “peneliti dipandang perlu merumuskan asumsi-asumsi penelitian dengan maksud 1) agar terdapat landasan berpijak yang kokoh bagi masalah yang sedang diteliti; 2) mempertegas variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian; dan 3) berguna untuk kepentingan menentukan dan merumuskan hipotesis.

Dalam merumuskan asumsi penelitian ini ditempuh melalui telaah berbagai konsep dan teori yang berkaitan dengan kegiatan kelompok KKG dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru. Dalam kaitan dengan kepentingan penelitian ini, dapat dirumuskan asumsi-asumsi peneliti, yakni sebagai berikut:

1. Kegiatan kelompok kerja guru forum KKG merupakan Wadah kerjasama yang dapat mempertemukan kebutuhan profesional guru-guru. Melalui


(22)

wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai satu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang mereka hadapi sehari-hari dibidang supervisi dalam upaya memperbaiki pengajaran. (Djam’an Satori,1989: 126)

2. Kelompok kerja guru sebagai menunggu kreatifitas guru, membantu guru mengembangkan topik, menunggu sumbangan gagasan dari guru lain, sumber informasi, wadah komunikasi, bengkeil kerja yang berguna, merupakan laboratorium tempat percobaan guru, tempat pembinaan kekeluargaan, dan merupakan pusat perpustakaan bagi guru. AF Tangyong dkk dalam Deden Herdiana (2003: 4)

3. Supervisi dalam sistem sekolah yaitu kegiatan yang ditujukan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu akademik. (Djam’an Satori, 1997: 2) 4. Fungsi supervisi pendidikan adalah meningkaktan kemampuan profesional

guru dalam upaya mewujudkan proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara-cara mengajar yang lebih baik pula. (Djam’an Satori, 1997: 3) 5. Supervisi yang yang efektif dapat melahirkan wadah kerjasama yang dapat

mempertemukan kebutuhan profesional guru. Melalui wadah ini guru-guru memiliki kesempatan untuk berfikir dan bekerja sebagai suatu kelompok dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari di bawah bimbingan pembina dakam upaya memperbaiki proses pembelajaran (Djam’an Satori, 1996: 9)


(23)

H.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan asumsi-asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan Kelompok Kerja Guru Kelompok kerja guru berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

2. Supervisi kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

3. Kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah secara simultan berpengaruh siginifikan terhadap kinerja mengajar guru Sekolah Dasar Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

I. Kerangka Berpikir

Peran guru sebagai tenaga pendidik tidak hanya berhenti sebagai pemegang tonggak peradaban saja, melainkan juga sebagai rahim peradaban bagi kemajuan zaman. Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam pentransferan ilmu dan pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital bagi dirinya kelak.

Berbagai kajian dan hasil penelitian mengungkapkan bahwa mutu pendidikan yang dinilai dari prestasi belajar peserta didik sangat ditentukan oleh guru. Oleh karena itu, baik buruknya sekolah sangat bergantung pada peran dan fungsi guru. Hampir semua sepakat bahwa dari tiga faktor penentu keberhasilan pendidikan yaitu: perangkat keras (hardware) yang meliputi: ruang belajar,


(24)

peralatan praktek, laboratorium, perpustakaan, dan lain-lain; perangkat lunak (software) yang meliputi: kurikulum, program pengajaran, manajemen sekolah, sistem pembelajaran, dan lain-lain serta perangkat pikir (brainware) yaitu: guru, kepala sekolah, anak didik, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut, maka kinerja guru adalah faktor yang paling menentukan.

Kinerja guru mempunyai mempunyai spesifikasi/kriteria tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi/kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Wujud prilaku guru tersebut tergambar dalam empat kompetensi, Pemendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Dijelaskan bahwa Standar Kompetensi Guru dikembangkan secara utuh dari 4 kompetensi utama, yaitu 1) kompetensi pedagogik, 2) kompetensi kepribadian, 3) kompetensi sosial, dan 4) kompetensi profesional. Keempat kompetensi tersebut teritegrasi dalam kinerja guru.

Standar kinerja guru perlu dirumuskan untuk dijadikan acuan dalam mengadakan penilaian, yaitu membandingkan apa yang dicapai dengan apa yang diharapkan. Standar kinerja guru dapat dijadikan patokan dalam mengadakan pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilaksanakan.

Untuk meningkatkan kinerja guru dipandang perlu pembinaan dan peningkatan kompetensi yang dilakukan melalui kegiatan pelatihan akan lebih efektif dan berhasil guna apabila dilakukan atas prakarsa dan keinginan guru


(25)

sendiri. Seyogyanya melaksanakan pelatihan-pelatihan, tarining-training sangatlah relevan melalui wadah kegiatan guru (KKG,MGMP, dan sebagainya). Melalui wadah KKG diharapkan bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan, akan tetapi sampai tingkat merubah kinerja guru.

Banyak harapan terwujud melalui wadah KKG antara lain terpenuhinya standar minimal profesionalisme dan menjadi salah satu alternatif yang secara langsung dapat meningkatkan profesionalisme guru. Lebih lanjut, KKG diharapkan menjadi gugus kendali dan penjaminan dalam rangka peningkatan mutu guru secara berkelanjutan. Di samping sebagai upaya peningkatan kompetensi dan profesionalisme guru, hasil-hasil pelaksanaan program KKG diharapkan dapat dimanfaatkan antara lain untuk: a) peningkatan kualifikasi akademik bagi guru yang belum memiliki ijazah S1 atau D-IV; dan b) pengembangan profesionalisme guru secara berkelanjutan bagi guru yang sudah memiliki sertifikat pendidik.

Pembinaan profesional dilakukan karena satu alasan, yaitu memberdayakan akuntabilitas profesional guru yang pada gilirannya meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran. Oleh sebab itu, kegiatan supervisi kepala sekolah berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan kegiatan dan alat untuk mengukur keberhasilan pembinaan profesional. Melalui supervisi yang kontinyu terhadap kegiatan guru dapat mengetahui masalah-masalah proses belajar mengajar, merumuskan solusi/alternatif pemecahan masalah yang dihadapi, dan pada akhirnya dapat mengetahui secara sistematis perubahan-perubahan positif apa saja yang telah terjadi dari waktu kewaktu.


(26)

Berdasarkan uraian di atas, maka diduga kegiatan KKG dan supervisi kepala sekolah berhubungan dengan kualitas kinerja mengajar guru. Hubungan tersebut diilustrasikan seperti paradigma penelitian seperti gambar 1.1 sebagai berikut:

Gambar 1.1

Alur Pikir Penelitian (Rekayasa Penulis)

Berdasarkan alur pikir penelitian yang diilustrasikan pada gambar 1.1, menunjukan bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel-variabel tersebut penulis kelompokan menjadi variabel

Guru

NON S-1 S-1/DIV

Non Sertifikasi

Prilaku/Kinerja Mengajar Guru

Prilaku Belajar & Prestasi Siswa

M o n it o ri n g & S u p er v is i K ep al a S ek o la h (P e n el it ia n , P en il ai an , P er b ai k an , d an P en in g k at an ) Sertifikasi Non Sertifikasi

Pembinaan Profesi Berkelanjutan

K el o m p o k K er ja G u ru ( K K G ) (P er en c an a an , P el ak sa n a an , d an P en g aw as an )


(27)

independent dan variabel dependent. Variabel independent meliputi kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah, sedangkan variabel dependent adalah kinerja mengajar guru. Hubungan setiap variabel penelitian dapat penulis gambarkan sebagai berikut:

є

Gambar 1.2

Kerangka Variabel Penelitian Keterangan :

X1 = Kegiatan Kelompok Kerja Guru (variabel bebas) X2 = Supervisi Kepala Sekolah (variabel bebas) Y = Kinerja Mengajar Guru (variabel terikat) є = Residual (variabel sisa)

J. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi jenis penelitian, instrumen penelitian, dan teknik pengumpulan data.

a. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang berkaitan dengan pengaruh KKG dan supervisi kepala sekolah dasar ini adalah jenis penelitian dengan menggunakan

X1

X2


(28)

pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional yang dapat ditarik suatu kesimpulannya dan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi .

b. Instrumen penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan angket yang disusun berdsarkan variabel yang diteliti dengan proses uji validitas, reliabilitas, dan normalitas.

c. Teknik pengumpulan data

Instrument yang telah disusun dan sudah dilakukan uji validitas, reliabilitas, dan normalitas tersebut digunakan sebagai pedoman dalam mengumpulkan data dengan cara memberikan kuesioner dan angket kepada responden.

d. Analisis data

Berdasarkan jenis penelitian, instrumen yang digunakan dan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan variabel yang diteliti, maka pembahasan tentang pengaruh kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru lebih tepat menggunakan teknik skala interval atau rasio dengan menggunakan Pearson product moment correlation atau linear regression.

2. Lokasi dan Sampel Penelitian

Sesuai dengan judul dalam penelitian ini, maka lokasi penelitian dilakukan dan ditetapkan yaitu pada kelompok kerja guru sebagai suatu forum atau wadah professional guru yang berada dan tersebar di wilayah IV Kabupaten Sumedang yang tersebar di 6 wilayah kecamatan, yaitu; Kecamatan


(29)

Situraja, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado, dan Kecamatan Jatinunggal, dan sasaran sebagai sampel penelitian adalah pengurus KKG dan para guru yang tergabung dalam KKG. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin (Riduwan, 2009).


(30)

(31)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional dan ex post facto. Metode korelasional dimaksudkan untuk mengungkap keterkaitan antara hubungan kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru, sebagaimana yang dikemukakan Suharsimi Arikunto (2006: 326) bahwa “ Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel”. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi lain dan besarnya atau tingginya hubungan dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Sedangkan Ex post facto menurut Nana Sujana dan Ibrahim (2001: 56) adalah “metode penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat efeknya pada variabel terikat”.

Tujuan penggunaan metode ex post facto untuk meneliti kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengamati terhadap akibat yang ada dengan mencari faktor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. Penelitan ini meneliti hubungan sebab akibat dengan cara mengamati kinerja


(32)

guru dengan mencari faktor yang mempengaruhi (penyebabnya) dilihat dari kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian pengaruh kegiatan kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru dapat diilustrasikan pada gambar 3.1. Hal ini menunjukan bahwa terdapat variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi. Variabel-variabel tersebut penulis kelompokan menjadi variabel independent dan variabel dependent. Variabel independent meliputi kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah, sedangkan variabel dependent adalah kinerja mengajar guru. Selain itu pula terdapat variabel sisa (residual variabel). Hubungan setiap variabel penelitian dapat penulis gambarkan sebagai berikut:

є rx1y

R2x2x2y rx2y

Keterangan:

X1 = Kelompok Kerja Guru X2 = Supervisi Kepala Sekolah Y = Kinerja Mengajar Guru

Є = Variabel Sisa (Residual)

Gambar 3.1

Desain Penelitian (Riduwan, 2009: 139) Y

X2 X1


(33)

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi diartikan oleh Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009: 48) adalah “ sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari atas subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya”. Sedangkan menurut Walpole (Muhtadi, 2000: 66) adalah sebagai “the totality of observations with wich we are concerned”, dan mendifinisikan sebagai “keseluruhan unsur-unsur yang diamati atau dipelajari dan unsur menrupakan unit anaslisisnya”.

Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa, populasi dalam penelitian meliputi segala sesuatu yang akan dijadikan subjek atau objek penelitian yang dikehendaki peneliti. Berkenaan dengan penelitian ini, maka yang dijadikan populasi dalam penelitian ini adalah guru SD Negeri yang tergabung dalam 18 kelompok kerja guru (KKG) sebanyak 902 orang guru kelas yang terdapat di wilayah IV Kabupaten Sumedang dan tersebar di enam kecamatan, yaitu; Kecamatan Situraja, Cisitu, Darmaraja, Cibugel, Wado, dan Kecamatan Jatinunggal.

2. Sampel

Populasi guru SD di wilayah IV Kabupaten Sumedang cukup banyak, oleh karena itu penulis memandang perlu untuk menentukan sampel penelitian ini. Riduwan (2009: 56), dan Djam’an Satori dan Aan Komariah (2009: 48), mengatakan “Sampel adalah bagian dari populasi” Sampel penelitian adalah


(34)

sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.

Dalam penelitian besar ukuran sampel minimal ditentukan berdasarkan ukuran-ukuran yang diungkapkan Arikunto (1998: 120) bahwa “untuk sekedar ancar-ancar maka apabila subjeknya kurang dari 100 orang lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15%”.

Memperhatikan pernyataan di atas, karena jumlah populasi guru SD Negeri di wilayah IV Kabupaten Sumedang lebih dari 100 orang, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Taro Yamane atau Slovin (Riduwan, 2010: 65) sebagai berikut:

Keterangan:

n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi

d2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berkut: N = . = . , = , = 92

Dengan rumus di atas, maka diperoleh jumlah sampel yaitu guru SD Negeri yang tergabung dalam 18 KKG yang terdapat di wilayah IV Kabupaten Sumedang sebagai berikut:

N

n =


(35)

Tabel 3.1

Jumlah Populasi dan Sampel Guru SDN di 18 KKG se-wilayah IV Kabupaten Sumedang

No Nama KKG Jumlah Guru Jumlah

Populasi Sampel 1. KKG 1 Babakan Bandung Situraja 54 / 900 x 100 = 6 54 6

2. KKG 2 Pakemitan Situraja 51 / 900 x 100 = 5 51 5

3. KKG 3 Ambit Situraja 48 / 900 x 100 = 5 48 5

4. KKG 1 Corenda Cisitu 52 / 900 x 100 = 5 52 5

5. KKG 2 Sukajaya Cisitu 48 / 900 x 100 = 5 48 5

6. KKG 3 Nanggerang Cisitu 48 / 900 x 100 = 5 48 5

7 KKG 1 Cakrawati Darmaraja 52 / 900 x 100 = 5 52 5

8. KKG 2 Darmaraja 50 / 900 x 100 = 5 50 5

9. KKG 3 Sukaratu Darmaraja 50 / 900 x 100 = 5 50 5

10 KKG 1 Buahngariung Wado 48 / 900 x 100 = 5 48 5

11. KKG 2 Wado 53 / 900 x 100 = 6 53 6

12 KKG 3 Cikareo Wado 48 / 900 x 100 = 5 48 5

13 KKG 1 Cirayun Jatinunggal 54 / 900 x 100 = 6 54 6

14. KKG 2 Sirnasari Jatinunggal 50 / 900 x 100 = 5 50 5 15. KKG 3 Cipeundeuy Jatinunggal 51 / 900 x 100 = 5 51 5

16. KKG Cibugel 1 49 / 900 x 100 = 5 49 5

17. KKG Cibugel 2 48 / 900 x 100 = 5 48 5

18 KKG Cibugel 3 48 / 900 x 100 = 4 48 4

Jumlah Total 902 92

Jumlah sampel yang tersebar di SD Negeri se-wilayah IV Kabupaten Sumedang dengan menggunakan angket sebanyak 92 guru (responden).

C.Instrumen Penelitian

Yang dimaksud instrumen menurut Kountour (2004: 113) adalah “alat pengumpul data, diantaranya angket atau kuestioner”. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kedua-duanya (angket dan kuestioner). Kegiatan yang akan ditempuh dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu; a) menyusun indikator variabel penelitian, b) menyusun kisi-kisi instrumen, c) melakukan uji coba instrumen; dan melakukan validitas dan


(36)

reliabilitas instrumen. (lebih lengkapnya mengenai instrumen dapat dilihat pada lampiran).

D.Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan rumusan masalah dan untuk menguji hipotesis, maka instrumen pengumpul data yang akan digunakan untuk dapat menggali keterangan dan memperoleh data mengenai varibel-variabel dalam penelitian ini, yaitu kegiatan Kelompok Kerja Guru dan supervisi kepala sekolah instrumen pengumpul datanya adalah kuesioner.

Penggunan kuesioner sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini dilandasi oleh data empiris yang dihadapi peneliti. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hadjar (1996: 181) bahwa:

Angket (quesionere) merupakan sutu daftar pertanyaan atau pernyataan tentang topik tertentu yang diberikan kepada subjek, baik secara individu maupun kelompok untuk mendapatkan informasi tertentu. Untuk mendapat informasi dengan anket ini peneliti tidak perlu bertemu langsung dengan subjek, tetapi cukup dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk mendapatkan respon”.

Selain itu, pertimbangan yang dijadikan dasar dalam penggunaan kuesioner, sebagaimana diungkapkan oleh Arif (1982: 70) bahwa:

1.Agar hasil pengukuran terhadap variabel-variabel yang diteliti dapat dianalisa dan diolah secara statistik.

2. Dengan alat pengumpul data tersebut memungkinkan dapat diperoleh data yang objektif.

3. Dengan alat pengumpul data itu, memungkinkan penelitian dilakukan dengan mudah serta lebih dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Sedangkan metode untuk menguji reliabilitas dan konsistensi data penelitian ini, akan menggunakan metode retest. Sebagaimana yang ungkapkan Kountour (2004: 181) bahwa “Retest method adalah suatu cara untuk menguji


(37)

realibilitas suatu test dengan cara melakukan pengujian dua kali untuk test yang sama pada orang yang sama”. Untuk mengukur apakah hasil dari pengujian pertama sama dengan hasil dari pengujian kedua digunakan Pearson product moment correlation (r)

Kemudian untuk mengungkap data mengenai variabel penelitian ini akan menggunakan Model Skala Likert. Penggunaan Skala Likert ini agar responden dapat memberikan respon terhadap statemen-statemen dengan memberikan salah satu jawaban dari 5 alternatif jawaban pada masing-masing statemen/pertanyaan. Tiap-tiap respon diasosiasikan dengan suatu nilai dan nilai individual ditentukan dengan menjumlah nilai masing-masing statemen. Untuk nilai positif dimulai dari sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1. Sedangkan untuk statemen yang negatif nilai itu akan terbalik yaitu; sangat setuju = 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, dan sangat tidak setuju = 5.

Teknik yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah a) Studi dokumentasi, dan b) Teknik angket.

E.Teknik Analisis Data

Mengacu kepada metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasional dan ex post facto, yakni untuk mengetahui hubungan antara variabel penelitian, maka teknik analisis data yang akan digunakan adalah teknik skala interval atau rasio yakni dengan menggunakan Pearson product moment correlation atau linear regression, hal ini bertujuan untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan/ korelasi antara variabel penelitian.


(38)

Statistik-statistik yang digunakan untuk analisis data korelasi dapat dilhat pada bagan berikut ini:

Bagan 3.1

Statistik untuk Analasis Data Korelasi (Kountour, 2004: 181) 1. Analisis validitas

Untuk mengukur validitas data pada penelitian ini dengan teknik korelasi product moment dari Pearson, akan menggunakan rumus:

n ∑

− ∑ . ∑

r xy =

{

n.∑

X

2

– (∑

X)

2

}.{

n.∑

Y

2

– (∑

Y)

2

}

Keterangan:

n = Jumlah responden

∑XY = Jumlah perkalian skor X dan Y

∑ X = Jumlah skor tiap butir

∑Y = Jumlah skor total

∑X2 = Jumlah kuadrat skor tiap butir

∑Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1≤ r ≤ + 1). Apabila nilai r = - 1 artinya korelasinya negatif sempurna; r = 0 artinya ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan donsultasikab dengan tebel interpretasi Nilai r sebagai berikut :

Analiasis Data Korelasi

Nominal (chi-square)

Nominal (chi-square)

Interval/Ratio (Pearson's r, linear


(39)

Tabel 3.2

Interpretasi Koefiien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

Antara 0,80 sampai dengan 1,000 Antara 0,60 sampai dengan 0,799 Antara 0,40 sampai dengan 0,599 Antara 0,20 sampai dengan 0,399 Antara 0,00 sampai dengan 0,199

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

Sangat Rendah

Sumber :Riduwan (2009 : 110) 2. Analisis reliabilitas

Untuk menguji reliabiltas apakah angket yang disusun cukup dipercaya sebagai alat pengumpul data, sehingga kebenaran yang diperoleh melalui hasil penelitian tidak diragukan orang lain, maka akan digunakan rumus-rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 125) sebagai berikut:

k

s

1

r

11 =

[ ] [ ]

k – 1

s

t

Keterangan: r 11 = Reliabilitas instrumen

K = Jumlah item/butir pertanyaan atau banyaknya soal

s

1 = Jumlah varian skor tiap-tiap butir

s

t = Varian total

langkah-langkah mencari nilai reliabilitas dengan metode Alpha sebagai berikut:

a. Langkah 1: Mencari harga varians Skor tiap-tiap item, menggunakan rumus

Keterangan: Si = Varians skor tiap-tiap item SXi2 = Jumlah kuadrat item Xi

(SXi)2 = Jumlah item Xi N = Jumlah responden

( SXi )2

Ѕ Xi2 – N

Ѕi =


(40)

b. Langkah 2: Kemudian menjumlahkan varians semua item dengan rumus : Keterangan : S.Si = Jumlah varians semua

item

S1, S2, S3,...,, = Varians item ke1,2,3....,,

c. Langkah ke 3 : Menghitung Varians total dengan rumus :

Keterangan : St = Varians total

Xt2 = Jumlah kuadrat X total

( ∑Xt)2 = Jumlah X total

dikuadratkan

N = Jumlah responden d. Langkah ke 4: Memasukan nilai Alpha dengan rumus:

Pengujian lanjutan yaitu menentukan signifikansi reliabiltas instrumen, dengan rumus t student untuk mencari makna pengaruh variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikan dengan rumus sebagaimana yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 137) sebagai berikut:

thitung = √ − 2 Keterangan: thitung = Nilai t

√1 − r = Nilai Koefisien Korelasi n = Jumlah sampel

Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi PPM yang dikalikan dengan 100%. Untuk mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai sumbangan atau ikut menentukan variabel Y. Sumbangan dicari dengan menggunakan rumus :

Ѕ.Ѕi = Ѕ1 + Ѕ2 + Ѕ3...Ѕ,,

( ∑Xi )2

Xi2 – N

Ѕt = N

r

11 = k


(41)

Keterangan : KD = Nilai Koefisien Determinan (Konstribusi antar variabel) r = Nilai Koefisien Korelasi Kemudian untuk mengetahui pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y digunakan rumus korelasi ganda, yaitu:

e. Pengujian Hipotesis

Pengujian data untuk menguji hipotesis penelitian dengan urutan-urutan sebagai berikut:

1) Membuat tabel data skor variabel penelitian

2) Menghitung regresi linier sederhana dengan rumus :

3) Menghitung siginifikansi dan linieritas dengan menggunakan persamaan regresi melalui tabel Analisis Varians (ANAVA), bentuk tabelnya sebagai berikut:

Tabel 3.3 Analisis Varians

Sumber Varians

Dk JK RJK F

Total n ∑Yi2 ∑Yi2

Regresi (a) Regresi (b/a) Residu 1 1 n-2

(∑Yi)2/n

(∑X) (∑Y) Jk reg = b (∑XY - )

n Jk tes = ∑ (Y - Ỹ)2

(∑Yi)2/n

S2reg = JK (b/a)

∑(Y – Y )2 S2TC =

k – 2

S2 reg

F = S2tes

Tuna Cocok

Kekeliruan k-2

n-k

JK TC = JK tes – JK E

(∑Y)2 JkE = ∑ ( ∑Y2 – )

x n

JKTC S2TC =

k – 2

JKE

S2TC =

k - 2

S2Tc

F = S2E KD = r2 x 100%

R X1.X2.Y =

r

2 X1.Y + r

2

X2.Y – 2 (rX1.Y).(rX1.X2)


(42)

f. Menghitung siginifikansi regresi dengan jalan membandingkan nilai F hitung (S2 reg/S2tes) dengan Ftabel dimana taraf siginifikasi (ά = 0,05) dan dk = n-2. Kritrianya, jika Fhitung > Ftabel, maka regresi Y atas X (X1 atau X2) signifikan, tetapi jika sebaliknya F hitung < F tabel, maka regresi Y atas X tidak siginifikan.

g. Menguji linieritas hubungan fungsional antara variabel X1, X2 dengan variabel Y menggunakan analisis regresi ganda, adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Menentukan persamaan regresi 3 variabel, yaitu: Y = a + b1∑X1 + b2∑X2

Untuk mendapatkan besarnya harga-harga a, b1, dan b2 digunakan rumus yang dikemukakan oleh Riduwan (2009: 145), yaitu:

∑X1Y = b1∑X12 + b2∑X1 X2

∑X2Y = b1∑X1 X2 + b2∑X22 a = Y – b1X1 – b2 X22

2) Uji signifikan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel dengan rumus yang dikemukakan Riduwan (2009: 154, yaitu:

R2 (n – m – 1) Fhitung =

m(1 – R2)

selanjutnya membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel, jika F hitung > F tabel, maka regresi Y atas X1 dan X2 adalah siginifikan.


(43)

3) Mencari koefisien korelasi dengan tujuan untuk mengetahui besarnya keeratan hubungan antara varibel X (X1 dan X2) dengan variabel Y. Maka untuk menghitungnya menggunakan rumus:

n∑XY – (∑X). (∑Y) rxy =

{

n∑X2- (∑X)2

}{

n∑Y2 – (∑Y)2

}

(Riduwan, 2009: 136)

4) Menguji siginifikansi koefisien korelasi dengan rumus: r √ n - 2

t =

√1 - r2

(Riduwan, 2009: 137)

5) Mencari Koefisien Determinan kd = r2 x 100%

F. Pengumpulan Data

Sesuai dengan tujuan dan metode penelitian yang ditetapkan, jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Variabel mayor terdiri dari Kegiatan Kelompok Kerja Guru (X1), Supervisi Kepala Sekolah (X2), Kinerja Mengajar Guru (Y).

Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas untuk mengetahui ketepatan instrumen dalam menjalankan fungsi ukurnya, sedangkan uji reliabilitas yaitu untuk mengukur tingkat reliabelitas sehingga data yang diperoleh dari hasil penelitian konsisten dan mengandung makna kecermatan pengukuran.


(44)

Uji coba validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 92 responden yang memiliki kesamaaan karakteristik dengan sampel yang diteliti. Sehingga ada beberapa instrumen yang harus dibuang karena tidak memenuhi kriteria tersebut.

Instrumen yang telah direvisi, kemudian disebarkan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian. Setiap sampel mendapatkan kuesioner yang sama banyaknya.

Kuesioner disebar kepada responden, dengan permohonan meminta responden untuk memilih salah satu alternatif respon/jawaban yang disediakan dan kuesioner dikembalikan dalam waktu satu minggu kemudian. Kuesioner yang dikembalikan 100%.

G.Uji Validitas dan Uji Realibilitas.

Ukuran memadai atau tidaknya instrumen pengumpul data, minimal dilihat dari dua syarat yaitu syarat validitas atau kesahihhan dan syarat reliabilitas atau keajegan. Uji coba instrumen dilakukan terhadap sejumlah subyek yang bukan merupakan sampel penelitian , akan tetapi mempunyai karakteristik yang sama dengan subyek yang akan dijadikan sampel penelitian, yang selanjutnya dilakukan analisis statistik dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Angket dianggap valid, apabila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Dan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda.


(45)

Dengan diketahui keterjaminan validitas dan reliabilitas alat pengumpul data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi atau memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk koefisien validitas digunakan rumus korelasi product moment dengan menggunakan Pearson. Rumus pengujian validitas adalah sebagai berikut:

(Riduwan, 2009 : 136)

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N = banyaknya responden

X = skor tiap item angket Y = skor total angket

Untuk mengetahui keberartian koefisien korelasi tersebut menunjukkan valid atau tidaknya, dilanjutkan dengan uji t , dengan rumus :

2

2 1 hitung

r n t

r − =

− (Riduwan, 2009 : 137)

Dengan kriteria uji : jika thitung > ttabel atau jika nilai Sig.(2-tailed) < α maka butir angket tersebut dikatakan valid. Setelah dilakukan analisis butir soal, maka dihasilkan data sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 3.4 halaman berikut ini:

2 2 2 2

(

)(

)

[

(

) ][

(

) ]

xy

N

XY

X

Y

r

N

X

X

N

Y

Y

=

∑ ∑


(46)

1.Validitas Butir Angket Variabel X1 Tabel 3.4

Validitas Butir Angket Variabel X1

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 110.3667 183.413 .545 . .917

VAR00002 110.1333 187.982 .648 . .917

VAR00003 109.6667 192.920 .421 . .920

VAR00004 112.6000 163.903 .762 . .914

VAR00005 112.6667 164.368 .752 . .914

VAR00006 112.5667 170.599 .632 . .917

VAR00007 110.0000 198.138 -.077 . .925

VAR00008 110.3000 195.872 .040 . .923

VAR00009 109.7667 191.495 .454 . .919

VAR00010 110.0333 189.482 .416 . .919

VAR00011 110.3000 183.803 .696 . .916

VAR00012 110.4333 183.633 .671 . .916

VAR00013 110.6000 181.145 .773 . .915

VAR00014 110.3667 183.826 .627 . .916

VAR00015 110.8333 188.833 .437 . .919

VAR00016 110.5333 190.120 .369 . .920

VAR00017 110.6333 184.999 .647 . .916

VAR00018 110.9000 188.369 .363 . .920

VAR00019 110.8000 183.200 .589 . .917

VAR00020 110.8333 185.523 .539 . .918

VAR00021 110.4000 180.938 .702 . .915

VAR00022 110.6000 184.731 .491 . .918

VAR00023 110.8333 183.316 .478 . .918

VAR00024 111.0333 181.551 .638 . .916

VAR00025 110.9667 180.861 .562 . .917

VAR00026 110.8000 184.303 .609 . .917

VAR00027 110.9000 184.300 .552 . .917

VAR00028 110.8333 190.351 .322 . .920

VAR00029 110.3667 190.447 .434 . .919


(47)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .858

N of Items 15a

Part 2 Value .869

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .771 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .871

Unequal Length .871

Guttman Split-Half Coefficient .868

a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015.

b.The items are: VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030.

Instrumen pengukuran variabel pengaturan KKG (X1) yang diujicobakan sebanyak 30 butir. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi terendah rhitung = 0,077 dan ttabel = 2,011. Dengan demikian dua instrumen tidak dapat dipakai karena tidak valid, sedangkan 28 butir


(48)

instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.

2. Validitas Butir Angket Variabel X2 Tabel 3.5

Validitas Butir Angket Variabel X2 Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 119.3000 157.045 .079 . .933

VAR00002 119.4667 155.016 .189 . .932

VAR00003 119.6333 147.344 .571 . .927

VAR00004 119.2667 151.168 .432 . .929

VAR00005 119.3333 148.575 .586 . .927

VAR00006 119.2667 150.823 .392 . .930

VAR00007 119.0333 149.689 .557 . .927

VAR00008 118.9667 146.240 .761 . .925

VAR00009 118.9667 148.516 .750 . .926

VAR00010 119.0000 145.724 .743 . .925

VAR00011 119.0333 148.171 .656 . .926

VAR00012 119.1333 147.568 .680 . .926

VAR00013 119.1000 151.610 .504 . .928

VAR00014 119.0333 150.930 .526 . .928

VAR00015 119.2333 148.668 .527 . .928

VAR00016 119.2667 153.926 .246 . .931

VAR00017 119.8000 144.166 .620 . .927

VAR00018 119.2667 148.823 .385 . .931

VAR00019 119.0333 148.309 .711 . .926

VAR00020 119.3667 143.757 .618 . .927

VAR00021 119.2667 151.720 .323 . .931

VAR00022 118.9333 147.582 .730 . .926

VAR00023 118.9000 149.197 .682 . .926

VAR00024 119.3667 145.068 .644 . .926

VAR00025 118.9333 145.099 .827 . .924

VAR00026 119.0667 145.030 .809 . .924

VAR00027 119.4333 148.806 .557 . .927

VAR00028 119.5667 151.289 .312 . .931

VAR00029 119.5667 153.220 .347 . .930


(49)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .875

N of Items 15a

Part 2 Value .888

N of Items 15b

Total N of Items 30

Correlation Between Forms .752 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .858

Unequal Length .858

Guttman Split-Half

Coefficient

.852

a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012, VAR00013, VAR00014, VAR00015.

b. The items are: VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023, VAR00024, VAR00025, VAR00026, VAR00027, VAR00028, VAR00029, VAR00030.

Instrumen pengukuran variabel supervisi kepala sekolah (X2) yang diujicobakan sebanyak 30 butir. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh


(50)

koefisien korelasi terendah rhitung = 0,079 dan tTabel = 2,011. Dengan demikian tiga instrumen tidak dapat dipakai karena tidak valid, sedangkan 27 butir instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.

3. Validitas Butir Angket Variabel Y Tabel 3.6

Validitas Butir Angket Variabel Y Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation Squared Multiple Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted

VAR00001 99.5333 20.602 .057 . .388

VAR00002 99.5667 20.599 .071 . .384

VAR00003 99.9000 20.645 .036 . .393

VAR00004 99.8333 18.764 .281 . .333

VAR00005 99.5000 18.810 .386 . .320

VAR00006 99.5667 19.289 .331 . .335

VAR00007 99.5667 20.185 .164 . .367

VAR00008 99.7667 21.220 -.043 . .410

VAR00009 99.6000 20.455 .094 . .380

VAR00010 99.5333 20.257 .129 . .373

VAR00011 99.3333 21.057 .027 . .391

VAR00012 99.5000 21.293 -.030 . .402

VAR00013 99.5667 20.599 .056 . .388

VAR00014 99.6333 20.378 .089 . .381

VAR00015 99.7333 19.030 .131 . .371

VAR00016 99.7667 20.737 -.050 . .430

VAR00017 99.3667 18.861 .545 . .312

VAR00018 99.5667 19.357 .186 . .357

VAR00019 99.7667 20.323 .020 . .403

VAR00020 99.4333 19.702 .318 . .345

VAR00021 99.4000 20.731 .062 . .386

VAR00022 99.5333 20.602 .043 . .391


(51)

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Part 1 Value .203

N of Items 12a

Part 2 Value .027

N of Items 11b

Total N of Items 23

Correlation Between Forms .434 Spearman-Brown

Coefficient

Equal Length .605

Unequal Length .606

Guttman Split-Half

Coefficient

.604

a.The items are: VAR00001, VAR00002, VAR00003, VAR00004, VAR00005, VAR00006, VAR00007, VAR00008, VAR00009, VAR00010, VAR00011, VAR00012.

b.The items are: VAR00013, VAR00014, VAR00015, VAR00016, VAR00017, VAR00018, VAR00019, VAR00020, VAR00021, VAR00022, VAR00023.


(52)

n X

M =

Instrumen pengukuran variabel Kinerja mengajar guru (Y) yang diujicobakan sebanyak 30 butir. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh koefisien korelasi terendah rhitung = 0,270 dan ttabel = 2,011. Dengan demikian dua instrumen tidak dapat dipakai karena tidak valid, sedangkan 28 butir instrumen lainnya langsung dapat dipergunakan untuk pengumpulan data dan hasil untuk realibilitasnya dinyatakan realibel.

H.Pengolahan Data

Teknik analisis data untuk mengungkapkan hasil penelitian dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. Analisis Statistik Deskriptif

Melalui statistik deskriptif ini, akan disajikan data dalam tabel distribusi frekuensi, grafik garis maupun batang, penjelasan kelompok melalui mean, dan variasi kelompok melalui rentang dan standar deviasi terhadap semua variabel dan sub variabel penelitian. Perhitungan deskriptif yang digunakan adalah rata-rata hitung (arimatic mean) dengan rumus:

Keterangan: M = Mean. Σ = Jumlah.

X = Skor-skor dalam suatu distribusi. n = Jumlah unit-unit skor.


(53)

K R n T n

I = ρ( )− ρ( )

Penentuan klasifikasi skor jawaban responden yang disusun berdasarkan skala instrumen dengan rumus:

Keterangan:

I = Interval skor jawaban responden. n = Jumlah item pertanyaan.

ρ = Kemungkinan skor jawaban (probabilitas). T = Skor jawaban tinggi.

R = Skor jawaban rendah. K = Jumlah kelas interval. 2. Uji Persyaratan Analisis

Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui sebaran data apakah berdistribusi normal atau tidak berdistribusi normal, serta uji linieritas. a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data, dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov, dengan kriteria jika nilai asymp. Sign (p) > α, maka sebaran data berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas Data

Mengenai uji linieritas kriterianya adalah jika nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel atau nilai p > α maka hubungan yang dihasilkan tersebut berbentuk linier.

Pengolahan data dilakukan dengan maksud agar data yang terhimpun dapat memberikan arti bagi penelitian yang dilakukan. Data yang terkumpul harus diolah, diorganisir dan disistematisasikan sesuai dengan tujuan penelitian. Winarno Surakhmad (1994: 91) menjelaskan bahwa mengolah data adalah suatu konkrit


(54)

untuk membuat data dan tingginya nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematis yang baik.

Dalam prosedur pengolahan data, seleksi, dan klasifikasi data, penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Pemeriksaan kecenderungan umum skor mentah 2) Mengubah skor mentah menjadi skor baku

3) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui dan menentukan apakah pengolahan data menggunakan analisis parametik atau non parametik, dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat ( X )

=

= k

i Ei

Ei Oi X

1

2

2 ( )

Keterangan :

X = Chi kuadrat yang dicari Oi = Frekuensi yang tampak Ei = Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah : (a)Membuat distribusi frekuensi

(b)Mencari batas bawah skor kiri interval dan batas atas skor kanan interval (c)Mencari Z untuk batas kelas dengan rumus:

S X Xi

Z = −

Keterangan :

Xi = skor batas kelas distribusi X = rata-rata untuk distribusi


(55)

(d)Mencari luas 0 - Z dari daftar F

(e)Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O - Z dengan interval yang berdekatan untuk tanda Z sejenis dan menambah luas O - Z yang berlawanan

(f)Mencari Ei (frekuensi yang diharapkan) diperoleh dengan cara mengalikan luas interval n

(g)Mencari Oi ( Frekuensi hasil penelitian ) diperoleh dengan cara melihat tiap kelas interval ( Fi) pada tabel distribusi frekuensi

(h)Mencari X dengan cara jalan membandingkan nilai presentil untuk distribusi X

c. Uji Linieritas X1 terhadap Y

Untuk uji linieritas antara variabel X1 dengan variabel Y, maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 1,830 dengan nilai Sig. = 0,397. Ternyata nilai Sig. = 0,397 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hubungan yang dihasilkan

tersebut berbentuk linier. Hasil pengolahan data di atas, diperlihatkan pada Tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7:

Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan Y

Tabel ringkasan ANAVA Variabel X1 -Y untuk uji lineritas

sumber varians

derajat kebebasan (dk)

Jumlah kuadrat (RJK)

rata-rata jumlah

kuadrat F hitung F tabel

total 50 57532225 1,83 2,2

regresi (a) 1 625350,3 625350,3

ternyata f hitung < F tabel atau 1,83 < 2,20 maka data berpola linear

regresi bIa 1 35764,92 35764,92

residu 90 57496429 624961,2

tuna cocok 31 57496398 1854723


(56)

d. Uji Linieritas X2 terhadap Y

Untuk uji linieritas antara variabel X2 dengan variael Y, maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 1.020 dengan nilai Sig. = 0,554. Ternyata nilai Sig. = 0,554 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hubungan yang dihasilkan

tersebut berbentuk linier. Hasil pengolahan data di atas, diperlihatkan pada Tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Uji Linieritas antara Variabel X2 dengan Y

Tabel ringkasan ANAVA Variabel X2 -Y untuk uji lineritas

sumber varians

derajat kebebasan (dk)

Jumlah kuadrat (RJK)

rata-rata jumlah

kuadrat F hitung F tabel

total 50 120538441 1,02 2,24

regresi (a) 1 625350,27 625350,3

ternyata f hitung < F tabel atau 1,02 < 2,24 maka data berpola linear

regresi bIa 1 36206,833 36206,83

residu 90 57496429 624961,2

tuna cocok 30 57496398 1916530

Kesalahan 60 31,25 1,008065

e. Uji Linieritas X1 terhadap X2

Untuk uji linieritas antara variabel X1 dengan variabel X2, maka diperoleh nilai Fhitung sebesar 1.780 dengan nilai Sig. = 0,682. Ternyata nilai Sig. = 0,682 lebih besar dari α = 0,05 sehingga hubungan yang dihasilkan

tersebut berbentuk linier. Hasil pengolahan data di atas, diperlihatkan pada Tabel 3.9 halaman berikut:


(57)

Tabel 3.9

Uji Linieritas antara Variabel X1 dengan X2 Tabel ringkasan ANAVA Variabel X1 –X2 untuk uji lineritas

sumber varians

derajat kebebasan (dk)

Jumlah kuadrat (RJK)

rata-rata jumlah

kuadrat F hitung F tabel

total 50 120538441 1,78 2,2

regresi (a) 1 1310200 1310200

ternyata f hitung < F tabel atau 1,78 < 2,20 maka data berpola linear

regresi bIa 1 51768 51768,37

residu 90 119176472 1295396

tuna cocok 31 117866272 3802138

Kesalahan 59 27,75 2,134615

I. Analisis Data Untuk Pengujian Hipotesis Penelitian 1. Analisis korelasi

Analisis korelasi digunakan untuk menemukan arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2004: 236). Pada umumnya setiap analisa regresi didahului dengan analisis korelasi, tetapi setiap analisa korelasi belum tentu dilanjutkan dengan regresi.

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah terinci dapat dilihat sebagai berikut:

a. Memberi bobot setiap kemungkinan jawaban pada item untuk setiap variabel penelitian dan memberi skor pada angket responden berdasarkan petunjuk yang telah ditetapkan

b. Pengolahan data dengan menggunakan perhitungan prosentase. Perhitungan presentase dimaksimalkan untuk mengetahui kecenderungan umum jawaban responden terhadap variabel penelitian, dengan menggunakan rumus berikut:


(58)

Xid X

P =

Keterangan :

P = Presentase rata-rata yang dicari X = Skor rata-rata tiap variabel Xid = Skor ideal setiap variabel

Mengubah skor mentah menjadi skor baku. Sudjana (1992: 104) mengemukakan rumus sebagai berikut:

  

 

+ =

S X Xi

Ti 50 10 ( )

Keterangan :

Ti = Skor baku yang dicari X = Skor rata-rata

S = Simpangan baku Xi = Skor mudah

Untuk menggunakan rumus di atas, maka akan ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:

c. Menentukan rentang (R) yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah (STT – STR )

R = STT - STR

d. Menentukan banyak kelas ( bk ) interval dengan menggunakan rumus : Bk =1 + (3,3) log n

e. Menentukan panjang kelas interval yaitu rentang dibagi banyak kelas

bk R


(59)

f. Mencari rata-rata dengan rumus:

= fi fiXi X

g. Mencari simpangan baku dengan rumus :

) 1 ( ) ( )

( 2 2

2 − − =

n n fiXi fiXi n S

Analisis korelasi merupakan teknik statistika yang berusaha mencari derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, dan ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah analisis non parametik dengan menggunakan Rank Spearman dengan rumus : 10 ( 6 1 2 − − =

n n d r

Menghitung keberartian koefisien korelasi (tingkat signifikansi) dengan menggunakan rumus :

2 1 2 r n r t − − = Keterangan :

t = nilai t yang dicari r = koefisien korelasi n = banyaknya data

Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan dk = n – 2 pada taraf atau tingkat kepercayaan yang dipilih, dalam hal ini adalah tingkat kepercayaan 95%. Apabila thitung > ttabel, maka dapat disimpulkan hipotesis diterima atau dengan kata lain hipotesis nol ditolak.


(60)

Kemudian menafsirkan besarnya koefisien korelasi berdasarkan kriteria yang dikemukakan Subino (1982: 66) adalah sebagai berikut:

Kurang dari 0,020 ; Hubungan dianggap tidak ada Antara 0,20 – 0,40 : Hubungan ada tetapi rendah Antara 0,41 – 0,70 : Hubungan cukup

Antara 0,71 – 0,90 : Hubungan tinggi

Antara 0,91 – 1,00 : Hubungan sangat tinggi 2. Koefisien Korelasi Ganda

Dimaksudkan analisis korelasi dilakukan untuk mengetahui seberapa kuat derajat keterikatan antara variabel dependen dan independen. Untuk menghitung koefisien korelasi ganda (R) dengan rumus sebagai berikut:

2 1 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 x x x x yx yx yx yx r r r r r r x Ryx − − + =

3. Mencari Derajat Hubungan Berdasarkan Koefisien Determinasi (r )

Dimaksudkan untuk menyatakan besarnya presentase variabel yang

satu turut ditentukan oleh variabel yang lain (Subino. 1982: 63) dengan


(61)

(1)

119

kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah maka akan semakin baik pula kinerja mengajar guru di wilayah IV Kabupaten Sumedang.

B. Rekomendasi

Berdasarkan pada kesimpulan penelitian tentang pengaruh kegiatan kelompok kerja guru dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru di wilayah IV Kabupaten Sumedang, peneliti memberikan rekomendasi kepada pihak-pihak tertentu, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk Pengurus KKG

Pengelolaan KKG perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Analisis kebutuhan peningkatan kompetensi guru sebagai anggota KKG yang meliputi kompetensi profesional, pedagogis, kepribadian dan sosial. b. Hasil dari analisis kebutuhan ini disusun program prioritas yang

dituangkan dalam jadwal kegiatan tahunan dan semester.

c. Mengembangkan panduan penyelenggaraan KKG sesuai dengan prosedur operasional standar penyelenggaraan KKG dan mengembangkan Sumber Daya Manusia yang ada di dalam gugus sekolah sesuai dengan potensi yang dimiliki.

d. Pendampingan pelaksanaan tugas guru oleh pembimbing/tutor/ instruktur/ fasilitator di KKG.

e. Pelaksanaan program KKG atau MGMP sebaiknya disertai dengan sistem pemantauan dan evaluasi. Melalui pemantauan dan evaluasi yang


(2)

120

terprogram serta pembinaan yang berkelanjutan, diharapkan hasil kegiatan KKG dapat dipertanggungjawabkan dan diakui oleh pihak-pihak yang terkait.

f. Hasil pemantauan dan evaluasi digunakan sebagai tindak lanjut kegiatan KKG, agar wadah ini dapat berperan sebagaimana diharapkan dalam upaya peningkatan dan pengembangan kompetensi guru secara berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS).

2. Untuk Tim Pengembang Supervisi

Pengembangan supervisi perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut: 1) mengembangkan kompetensi kepala sekolah sesuai dengan kajian keilmuan yang relevan, 2) mengembangkan profesi kepala sekolah upaya pemberdayaan dan mobilisasi daya dukung faktor-faktor pendukung keberhasilan implementasi supervisi kepala sekolah, 3) meningkatkan monitoring dan evaluasi terhadap mutu akademik guru yang diperoleh dari kegiatan Kelompok Kerja Guru, 4) mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri.


(3)

121 3. Untuk Penelitian Selanjutnya

Sebagai temuan empiris penelitian ini memiliki kontribusi bagi peningkatan kinerja mengajar guru. Penelitian ini masih dapat terus dikembangkan, sehingga KKG memiliki pengaruh yang positif dalam upaya peningkatan kinerja guru.


(4)

122

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Z. (1982) Andragogi. Bandung: Angkasa

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

...,(1998). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Baedhowi, (2009) Rambu-ranbu Pengembangan Kegiatan KKG DAN MGMP. Jakarta: Ditjen Jenderal PMPTK.

Bafadal, Ibrahim (2011), http://www.psb-psma.org/content/blog/pentingnya-supervisi-pendidikan). Tersedia

Depdikbud, (1996), Pedoman Kerja Pelaksanaan Supervisi. Dirjerndikdsmen: Jakarta

Djaelani, AR. (1998), Profil Pembinaan Kemampuan Profesional Guru pada SD Inti Kotamadya Banda Aceh (Disertasi). Bandung: PPS

Djam’an (1996), Supervisi Akademik (Teori dan Praktek). Depdikbud Ditjen Dikdasmen: Jakarta

Depdikbud (1996). Pedoman Pengelolaan Gugus Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen

Dharma, A. (1998). Perencanaan Pelatihan. Pusdiklat Pegawai. Depdikbud Dharma, S. (2008), Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen PMPTK Depdiknas Engkoswara (2002). Lembaga Pendidikan sebagai Pusat Pembudayaan.

Bandung: Yayasan Amal Keluarga

Fattah, N. (1996). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Hadi Wiranata. (1989), Pengembangan Mutu Kejuruan di Indonesia. Bandung: PPG Teknologi

Hajar, Ibnu. (1996). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwalitatif Dalam Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada


(5)

123

Herdiana, D. (2003). Pengaruh Kegiatan Kelompok Kerja dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Kinerja Guru. Tesis. Bandung: SPs UPI

Jusuf, UM. (1997). Pengetahuan dan Keterampilan Penyelia. PT. Aerowisata Cartering Service Bidang Pengelolaan dan Penyajian Makanan Terhadap Kinerja Penyelia. Tesis Bandung: PPS IKIP Bandung

Kamil, M. (1997). Pengaruh Faktor-Faktor Kelompok Terhadap Partisipasi Pembelajaran. Tesis, Bandung: PPS IKIP

Kountour, R. (2004). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta:PPM Makmun, AS. (2001). Psikologi Kependidikan. Perangkat Sistem Pengajaran

Modul. Bandung: PT Remaja Rosda Karya

Muhtadi, D. (2000), Pengaruh Pembiayaan Kelompok Kerja Guru Terhadap Produktivitas Kerja Guru. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Nasri (2000). Pengelolaan Gugus Sekolah Dasar di Kabupaten Indragiri Hilir

Provinsi Riau. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan

...(2010). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: UPI ………….(2008). Bahan Belajar Mandiri Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP.

Jakarta. Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan, Dirjen PMPTP,Depdiknas.

Panji (1992). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta

Pidarta, Made (2009), Supervisi Pendidikan Kontekstual. Rineka Cipta: Jakarta Purwanto, J. (2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan, Visi dan Misi

Pembangunan Pendidikan Nasional. Jakarta: Biro Perencanaan.

Purwanto, Ngalim. (2010), Adminstrasi dan Supevisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Riduwan (2009). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Riduwan (2009). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitan. Bandung: Alfabeta

Satori, D. dan Komariah, A. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.


(6)

124

Satori, D.(2000). Perencanaan Pembangunan Pendidikan. Sasaran Pembangunan Pendidikan. Jakarta: Biro Perencanaan

Sianipar, SJ. (1999). Perencanaan Peningkatan Kerja. Jakarta: LAN-RI

Sidi, Indra Jati, (2002). Rambu-Rambu Penilaian Kinerja Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Subino. (1982). Bimbingan Skripsi. ABA. Yapari

Sugiyono, (2008), Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Akfabeta.

Sujana, (1998). Dasar-Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Sujana, Nana dkk. (2006), Standar Mutu Pengawas. Jakarta Dirjen PMTPK Direktorat Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional.

Sujana, Ibrahim N. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru

Supriadi, Dedi. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Surakhmad, W. (2000). Menggagas Pendidikan Rakyat; Otosentrisitas Pendidikan dalam Wacana Politik Pembangunan. Bandung: Alqaprint Wijaya (1998). Kemampuan Guru Dalam PBM. Bandung: Rosda Karya

Yuliasih, S. (2002). Pembangunan Kemampuan Profesional Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Sukajadi Kota Bandung. Tesis pada PPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan


Dokumen yang terkait

Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah dan Kegiatan Kelompok Kerja Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Cikupa – Kabupaten Tangerang.

1 3 8

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 73

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN DISIPLIN KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN SUKASARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 10 44

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI KECAMATAN KERTASARI KABUPATEN BANDUNG.

0 1 17

STUDI PRODUKTIVITAS SEKOLAH DASAR : Analisis Pengaruh Kinerja Kepala Sekolah, Kinerja Mengajar Guru, Budaya Sekolah, dan Supervisi Manajerial Pengawas Terhadap Produktivitas Sekolah Dasar di Kabupaten Garut.

5 13 94

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN SUKARESMI KABUPATEN CIANJUR.

0 10 72

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN CILEUNYI KABUPATEN BANDUNG.

2 26 60

PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KERJA UPTD KECAMATAN PASIRJAMBU.

3 10 60

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN CONGGEANG KABUPATEN SUMEDANG - repository UPI S ADP 1105810 Title

0 0 7

KONTRIBUSI SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU

0 0 14