EFEKTIVITAS MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KOMPETENSI SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK JARINGAN DI SMK INFORMATIKA PELITA NUSANTARA.

(1)

DAFTAR ISI

JUDUL TESIS…………...……….i

LEMBAR PENGESAHAN………..ii

LEMBAR PERNYATAAN………...iii

KATA PENGANTAR………..iv

UCAPAN TERIMA KASIH………...…...v

ABSTRAK………..viii

DAFTAR ISI……….ix

DAFTAR TABEL………...xii

DAFTAR GAMBAR……….xiv

DAFTAR LAMPIRAN………...xv

BAB I PENDAHULUAN……….………1

A. Latar Belakang Masalah………1

B. Rumusan Masalah ...………..7

C. Pembatasan Masalah...8

D. Definisi Operasional...8

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...………12

F. Asumsi Penelitian..………..13

G. Hipotesis Penelitian...14

BAB II LANDASAN TEORI...………16

A. Pembelajaran...………...16

1. Pengertian...………...………16

2. Pelaksanaan Pembelajaran...……..19

3. Sistem Pembelajaran...………..21

4. Materi Pembelajaran...23

5. Strategi dan Metode Pembelajaran...25

6. Media Pembelajaran...25


(2)

10. Pembelajaran Berbasis Web ...40

B. Modul Pembelajaran ...………...44

1. Keuntungan Modul Pembelajaran Bagi Siswa ...46

2. Keuntungan Modul Pembelajaran Bagi Pengajar ...47

3. Prosedur Pengembangan Modul ...49

4. Komponen Modul Pembelajaran ...51

5. Modul Pembelajaran Berbasis Web ...60

C. Motivasi Belajar Siswa ...63

D. Kompetensi ...65

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi ...66

2. Pembelajaran Berbasis Kompetensi ...68

3. Pencapaian Kompetensi Mengoperasikan Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI ...71

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………...………...72

A. Metode dan Desain Penelitian ...……….72

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ...72

1. Populasi ...73

2. Teknik Pengambilan Sampel ...74

C. Prosedur Penelitian ...…...………...75

D. Teknik Pengumpulan Data ...…...………...………77

1. Test Awal (Pretest)...77

2. Test Akhir (Posttest) ...77

3. Angket ...78

4. Observasi ...80

E. Pengujian Instrumen Penelitian ...81

1. Uji Validitas ...81

2. Reliabilitas ...84

3. Tingkat Kesukaran ...85

4. Daya Pembeda ...86

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data ...………..88

1. Data Hasil Test ...89

2. Uji Normalitas Data ...89

3. Data Hasil Angket Motivasi ...91

4. Data Kompetensi ...92

G. Bahan Ajar dan Pengembangannya ...93


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....………..96

A. Hasil Penelitian ...………..96

1. Kondisi Umum SMK Informatika Pelita Nusantara...96

2. Deskripsi Subjek Penelitian ...98

3. Modul Berbasis Web ...98

4. Deskripsi dan Analisis Hasil Penelitian ...99

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...150

1. Hasil Studi Awal ...………..150

2. Hasil Pembelajaran ...156

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...………....163

A. Simpulan ………....………...……...163

B. Saran/Rekomendasi ………..….165

DAFTAR PUSTAKA………167


(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) merupakan aktifitas yang paling penting, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 pasal 3, yaitu: “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat berilmu, cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tercapainya tujuan pendidikan oleh berbagai unsur yang menunjangnya. Makmun (1996:3-4) Unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran yaitu:

1. Siswa, dengan segala karakteristiknya yang berusaha untuk

mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar. 2. Tujuan, ialah sesuatu yang diharapkan setelah adanya kegiatan belajar

mengajar.

3. Guru, selalu mengusahakan terciptanya situasi yang tepat (mengajar) sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar.

Pembelajaran di sekolah saat ini pada umumnya masih menekankan pada guru sebagai sumber belajar yang dominan (Nasution, 2003:27), proses belajar mengajar bersifat informatif, berpusat pada kegiatan mendengarkan dan menghafalkan, siswa dipandang sebagai pribadi yang pasif. Berdasarkan observasi


(5)

dan wawancara penulis dengan beberapa guru SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon tahun pelajaran 2009-2010, proses pembelajaran teori mata pelajaran produktif masih berlangsung menggunakan ceramah yang diselingi dengan diskusi, materi pembelajaran yang dimiliki cenderung statis sebatas yang diperoleh guru ketika guru tersebut menempuh pendidikannya, materi-materi penting dicatat atau difotokopi oleh siswa.

Menurut beberapa orang guru ketersediaan materi/bahan ajar mata pelajaran produktif yang relevan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan kurikulum SMK masih jauh dari cukup sedangkan untuk pembelajaran praktek siswa mengunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat oleh guru sehingga berdampak pada kompetensi lulusan yang rendah.

Problematika pendidikan di Indonesia selalu dihadapkan dengan empat mata rantai yang tak terpisahkan yaitu : pemerataan, kualitas, relevansi dan efisiensi. Demikian halnya dengan SMK baik negeri maupun swasta yang merupakan lembaga pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang siap terjun ke masyarakat.

Keempat permasalahan di atas yang paling dominan dan mendapat perhatian utama adalah kualitas pendidikan. Suatu realita menunjukan bahwa secara kuantitas lembaga pendidikan formal dari satuan pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi mengalami kemajuan yang signifikan. Ini terbukti berdasarkan Litbang Depdiknas tahun 2000, yang memaparkan bahwa lulusan sekolah menengah yang melanjutkan ke perguruan tinggi mengalami peningkatan dari sekitar 55% (tahun 1996) menjadi


(6)

60% (tahun 1997) dan meningkat lagi menjadi 65% (tahun 1998). Ironinya peningkatan secara kuantitas ini tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas.

Keterpurukan kualitas sumber daya manusia terbukti dari angka yang dikemukakan oleh Human Development Index (HDI) tahun 2009 yang dikutip dari situs resmi UNDP yaitu http//hdr.undp.org/en/statistic yang memaparkan bahwa kualitas mutu pendidikan kita berada pada urutan 111, turun dari peringkat 107 pada tahun 2007 dan juga kualitas pendidikan di negeri ini jauh dibawah Negara-negara Asia seperti Singapore (23), Hongkong (24), Thailand (87), Malaysia (66), Philipina (105). (Human Development Report, 2009).

Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai usaha dan upaya dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang pada prinsipnya akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tuntunan SDM yang berkualitas menjadi keharusan dalam tatanan dunia global, karena dengan SDM yang berkualitas akan diperoleh keuntungan tertentu yang bertujuan untuk menangkal serbuan tenaga asing serta mampu bersaing di pasar bebas.

Pada era globalisasi dewasa ini keunggulan suatu bangsa ditentukan oleh keunggulan setiap personal bangsa itu sendiri, dan keunggulan tersebut secara formal harus melalui suatu pendidikan di sekolah.

Hasil belajar merupakan standar mutu yang nyata dari suatu pendidikan. Menurut Wawan S, dkk (2007: 754) bahwa permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan tingkat SD dan sekolah menengah adalah :


(7)

1. Nilai Ujian Akhir Nasional (UN) relatif masih rendah; 2. Lulusan belum siap masuk dunia kerja;

3. Ketidakpuasan berjenjang: pengetahuan yang dimiliki lulusan SD yang memasuki SMP belum memadai, demikian pula lulusan SMP yang melanjutkan ke SMA/SMK, dan dari lulusan SMA/SMK melanjutkan ke perguruan tinggi.

Wawan S, dkk (2007:754) menyatakan bahwa salah satu penyebab rendahnya hasil pendidikan adalah kualitas guru yang rendah. Hasil studi berskala nasional menunjukan bahwa kemampuan guru SLTP dan SLTA dalam memahami aspek-aspek kurikulum dinilai secara rata-rata masih rendah. Pembelajaran yang diterapkan oleh guru di lapangan menunjukan kecendrungan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara klasikal dan hanya bergantung pada buku teks dengan metode pengajaran yang menitikberatkan proses menghapal daripada pemahaman konsep. Sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap yang diketahui, ditanya dan dibahas oleh guru masih rendah, akibatnya keterampilan intelek siswa kurang berkembang.

Keberhasilan belajar siswa salah satunya sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Demikian pula dengan pembelajaran Teknik Jaringan, kemampuan guru dituntut secara optimal mengelola kegiatan pembelajaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kusmayadi (2002:8) menyatakan bahwa:

Upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam penguasaan materi, penguasaan berbagai metode, memilih dan menentukan media pembelajaran,


(8)

menentukan alat evaluasi, melakukan desain pembelajaran, pengelolaan pengajaran dan evaluasi pengajaran.

Penguasaan strategi pembelajaran Teknik Jaringan dengan baik memungkinkan peserta didik mampu berpikir kritis dan kreatif, serta tidak terbebani oleh tugas-tugas pekerjaan rumah. Belajar Teknik Jaringan harus mengikuti aturan atau cara, sistematika secara hirarkis, konsisten dan menggunakan nalar secara deduktif. Model pembelajaran yang digunakan harus dapat dikembangkan dan sesuai dengan kaidah dan karakteristik yang dimilikinya.

Memasuki era globalisasi, pembelajaran pada bagaimana membelajarkan siswa, dengan menekankan proses aktif, siswa mengkonstruksi sendiri atau membangun sendiri pengetahuannya, memposisikan siswa sebagai sumber belajar, memberi peluang kepada siswa memanfaatkan sumber belajar.

Dalam sistem pendidikan, peserta didik dituntut untuk belajar secara mandiri, belajar mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik dari teman belajarnya dan dari guru/instrukturnya. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru/pendidik, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar. Dalam belajar mandiri peserta didik akan berusaha sendiri dahulu untuk memahami isi pelajaran yang dibaca atau dilihatnya melalui


(9)

media pandang dengar. Kalau mendapat kesulitan, barulah peserta didik akan bertanya atau mendiskusikannya dengan teman, guru/instruktur, atau orang lain. Peserta didik yang mandiri akan mampu mencari sumber belajar yang dibutuhkannya.

Tugas guru/instruktur dalam proses belajar mandiri ialah menjadi fasilitator, menjadi orang yang siap memberikan bantuan kepada peserta didik bila diperlukan. Terutama bantuan dalam menentukan tujuan belajar, memilih bahan dan media belajar, serta dalam memecahkan masalah sulit yang tidak dapat dipecahkan peserta didik sendiri.

Salah satu aplikasi dari proses belajar mandiri adalah pembelajaran berbasis web atau Web Based Education (WBE). WBE menawarkan kecepatan dan tidak terbatasnya pada tempat dan waktu untuk mengakses informasi. Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik kapan saja dan dimana saja dirasakan aman oleh peserta didik tersebut. Batas ruang, jarak dan waktu tidak lagi menjadi masalah yang rumit untuk dipecahkan.

Integrasi teknologi informasi kedalam pendidikan salah satunya dalam bentuk pembelajaran berbasis web atau Web Based Education (WBE). Terdapat berbagai keunggulan penerapan WBE disamping beberapa catatan kelemahannya bila dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Dalam studi awal penerapan WBE diperoleh beberapa catatan penting, antara lain bahwa kesiapan siswa untuk menggunakan komputer dan aplikasinya perlu mendapat perhatian. Dalam


(10)

penerapan WBE yang telah dilakukan, siswa memperoleh manfaat antara lain bahwa WBE yang menyajikan simulasi dapat lebih membantu dalam memahami fenomena yang dipelajari, disamping itu bagi siswa melalui WBE dapat belajar komputer dan mengenal pemanfaatannya dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian diarahkan untuk memperoleh jawaban pengaruh dari pembelajaran modul berbasis web terhadap motivasi belajar dan kompetensi dengan rumusan masalah: “Efektivitas media pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi belajar dan kompetensi siswa pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara ”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana media pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.


(11)

2. Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan pembelajaran yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, untuk menghindari perbedaan persepsi perlu diberi ruang lingkup dan batasan penelitian sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI semester genap Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon tahun pelajaran 2009-2010.

2. Modul yang diberikan adalah mata diklat Mengoperasikan Sistem Operasi Jaringan Berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan. Agar siswa mampu mencapai kompetensi ini, penulis mengembangkan modul ini dengan berpatokan kepada tata cara penulisan modul yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (2004). 3. Aspek-aspek yang diamati yaitu keaktifan siswa dalam mempelajari


(12)

4. Kompetensi siswa yang diukur yaitu hasil belajar dalam bentuk kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor yang terkait dengan kompetensi tersebut diatas.

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang didefinisikan sebagai berikut :

1. Menurut Chester I. Barnard dalam (Prawirosentono, 1999 : 27), menjelaskan bahwa arti efektif adalah sebagai berikut : “When a specific desired end is attained we shall say that the action is effective... (Bila suatu tujuan tertentu akhirnya dapat dicapai, kita boleh mengatakan bahwa kegiatan tersebut adalah efektif.

Efektivitas media pembelajaran adalah suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan suatu proses belajar mengajar

menggunakan media. Efektivitas diartikan sebagai suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan baik kuantitas maupun kulitas dari suatu proses tertentu. Suatu media pembelajaran dikatakan efektif apabila dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Modul berbasis web didefinisikan sebagai penyajian modul bahan ajar sebagai sumber belajar yang bersifat interaktif dengan memanfaatkan


(13)

media komputer sebagai sarana utamanya. Dalam penelitian ini adalah

pengembangan bahan/media pembelajaran untuk pelaksanaan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Motivasi belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai : “Keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk menimbulkan kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu, maka tujuan yang dikehendaki siswa tercapai” (Wingkel, 1983:73). Berdasarkan pengertian tersebut, maka secara operasional motivasi belajar dalam penelitian ini adalah respon siswa kelas XI semester genap program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak SMK Pelita Nusantara Cilegon tahun ajaran 2009-2010 terhadap sejumlah pernyataan mengenai keseluruhan usaha yang timbul dari dalam diri siswa agar tumbuh dorongan untuk belajar dan tujuan yang dikehendaki oleh siswa tercapai.

Diungkapkan melalui instrumen angket, yaitu :

a. durasi kegiatan; b. frekuensi kegiatan; c. persistensi pada kegiatan;

d. ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan;


(14)

f. tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;

g. tingkat kualifikasi prestasi atau produk (output) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan;

h. arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

4. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, keterampilan yang dimiliki peserta didik. (Rusman, 2008:429). Sejalan dengan itu Finch and Crunkilton (1979:22) mengartikan “Kompetensi sebagai penguasaan terhadap tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan”. Hal ini menunjukan bahwa kompetensi mencakup tugas, keterampilan, sikap dan apresiasi yang dimiliki oleh siswa untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajaran sesuai dengan jenis pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi dalam penelitian ini yaitu sebagai kemampuan yang harus dimiliki siswa kelas XI semester genap program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak SMK Informatika Pelita Nusantara tahun ajaran 2009-2010 mata diklat mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI setelah mengikuti pembelajaran. Kemampuan ini mencakup penerapan keterampilan yang didukung oleh pengetahuan dan sikap sesuai dengan kondisi yang diisyaratkan. Dalam hal ini untuk mengungkap kompeten dan tidaknya atau tinggi rendahnya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,


(15)

dilakukan dengan jalan mengadakan uji kompetensi dalam bentuk tes tulis dan tes praktek tentang aspek-aspek kompetensi yang harus dikuasai siswa, yaitu tentang menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI yang meliputi konsep-konsep mempersiapkan instalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI, melaksanakan instalasi sistem operasi jaringan sesuai installation manual, mengecek hasil instalasi dengan menjalankan sistem operasi jaringan dan melakukan troubleshooting sederhana.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Agar dapat dicapai hasil yang optimal dari suatu penelitian, maka terlebih dahulu dirumuskan tujuan yang terarah dari penelitian. Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan pembelajaran yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.

2. Untuk mengetahui efektivitas media pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web untuk meningkatkan kompetensi siswa dengan pembelajaran yang tidak memakai modul berbasis web pada mata diklat


(16)

mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara.

Adapun manfaat dari penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan praktis. Ditinjau dari manfaat teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan tentang pengembangan modul pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang diisyaratkan dalam kurikulum berbasis kompetensi khususnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMK, sedangkan kegunaan praktisnya adalah sebagai berikut :

1. Bagi siswa, model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis

web sebagai sumber belajar alternatif yang dapat digunakan sendiri atau berkelompok, memberikan peluang kepada siswa aktif secara mental

dan memiliki pengalaman kongkrit, sehingga siswa dapat

mengefisienkan dan mengefektifkan waktu belajarnya sesuai dengan kapasitas/keunikan individu yang dia miliki.

2. Bagi guru Teknik Jaringan, dapat menggunakan modul berbasis web serta pengayaan sumber belajar yang lebih luas.

3. Bagi sekolah, model pembelajaran dengan menggunakan modul

berbasis web sebagai bahan kajian untuk pengembangan sarana dan prasarana, terutama untuk mengoptimalkan pemakaian komputer yang ada di sekolah.


(17)

F. Asumsi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mengacu pada asumsi yang telah ditetapkan sebelumnya, beberapa asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan sumber belajar yang relevan dengan tujuan dan materi pelajaran.

2. Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan dan melaksanakan

tugas menunjukan kompetensi siswa mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) dalam penerapan modul berbasis web dalam kegiatan belajar mengajar.

3. Guru yang mengajar di kelas mempunyai kemampuan dan pemahaman

dalam penerapan modul berbasis web dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Kemampuan dasar siswa antar kelas secara umum adalah sama.

5. Seluruh siswa pada kelompok eksperimen dapat mengoperasikan

komputer, terutama untuk operasi internet explorer.

6. Sarana untuk kegiatan belajar mengajar sudah cukup memadai.


(18)

Hipotesis penelitian yang akan di uji kebenarannya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 untuk motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi

belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi

belajar di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2. Hipotesis 2 untuk kompetensi siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

kompetensi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi

siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Keterangan: X1 = Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen


(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dikaji, yaitu penerapan pembelajaran modul berbasis web untuk meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitif eksperimental (experimental research). Sukmadinata (2008:57) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif (menggunakan angka-angka). Adapun penelitian eksperimental (experimental research) yaitu penelitian yang ditunjukan untuk menguji pengaruh satu variabel atau lebih terhadap variabel lain. Metode ini bersifat validation atau menguji, yaitu menguji pengaruh satu variabel atau lebih terhadap variabel lainnya. Hal ini sangat relevan karena menggunakan pendekatan kuantitatif menyangkut keefektivan hasil pembelajaran teknik jaringan melalui pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web. Substansi substansi ini lebeih tepat menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode penelitian quasi experimental, meskipun lebih lanjut dapat dianalisa secara kualitatif.

Adapun metode dan desain penelitiannya menggunakan model eksperimen kuasi (quasi experimental). Metode eksperimen kuasi (semu) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan (Sukmadinata, 2008:2008).


(20)

Desain penelitian yang berbentuk desain kelompok kontrol pretest – posttest. Desain penelitiannya (Sukmadinata, 2008:207) dapat digambarkan sebagai berikut :

Pasangan A (KE) : O X O Pasangan B (KE) : O O Keterangan:

A (KE) : Kelas Eksperimen B (KK): Kelas Kontrol

X : Perlakuan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web

O : Pretest / posttest

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sample 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:117).

Dalam bahasa penelitian seluruh sumber data yang memungkinkan memberikan informasi yang berguna bagi masalah penelitian disebut populasi (Sujana & Ibrahim, 1989:84). Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Informatika Pellita Nusantara Cilegon tahun ajaran 2009-2010 sebanyak 50 orang.


(21)

2. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi tersebut dipelajari sehingga kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi, untuk itu sample yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Sampel dalam penelitian ini diambil dari siswa kelas XI Program Keahlian Rekayasa Perangkat Lunak di SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon tahun ajaran 2009-2010.

Jumlah kelas XI paralel program keahlian Rekayasa Perangkat Lunak ini adalah dua kelas dengan jumlah 50 siswa. Antara kedua kelas tersebut memiliki kemampuan dasar secara umum adalah sama. Satu kelas digunakan sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol.

Dari dua kelas yang dipakai sebagai subjek penelitian, kelas XI.1 berjumlah 25 siswa mendapat perlakuan dengan pendekatan pembelajaran dengan sistem modul berbasis web sebagai kelas eksperimen dan kelas XI.2 berjumlah 25 siswa dengan pembelajaran tanpa modul berbasis web sebagai kelas kontrolnya.

Berdasarkan kondisi sampel yang akan diteliti, maka dalam penelitian ini diambil seluruh populasi. Adapun untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan cara diskusi dengan guru penanggungjawab mata pelajaran jaringan komputer berbasis teks.

Ada beberapa alasan dalam pemilihan subjek penelitian ini, yaitu:

a. SMK Informatika Pelita Nusantara merupakan SMK yang masih baru dan berciri khas dalam bidang informatika yang sangat membutuhkan


(22)

inovasi-inovasi dan gagasan-gagasan baru dalam pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran yang menggunakan komputer/laptop.

b. Pemilihan SMK Informatika Pelita Nusantara ini dimaksudkan agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat secara nyata pada tempat tugas peneliti.

c. Dipilih siswa SMK kelas XI dengan asumsi bahwa mereka sudah dapat beradaptasi dengan model pembelajaran baru dan tidak mengganggu program sekolah untuk menghadapi Ujian Nasional.

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap pendahuluan, tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Ketiga tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Pendahuluan

Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut:

a. Melaksanakan seminar proposal dan perbaikan hasil seminar.

b. Mengadakan observasi ke sekolah yang ditunjuk sebagai tempat penelitian. c. Mengurus surat ijin penelitian.

2. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini dilakukan kegiatan sebagai berikut:


(23)

b. Membuat alat pengumpul data berupa tes objektif pilihan berganda c. Menyusun format observasi dan wawancara

d. Validasi instrumen, untuk validasi konstruk dilakukan judgment expert (pendapat ahli) dan selanjutnya dilakukan uji coba instrumen. Judgment expert dilakukan oleh dua orang dosen pembimbing, dosen ahli media dan guru mata pelajaran.

e. Setelah instrumen di validasi oleh dosen pembimbing, dosen ahli dan mata pelajaran, dilakukan ujicoba pada kelompok lain dalam populasi.

f. Melakukan analisis item yang terdiri dari : pengujian tingkat kesukaran, daya pembeda soal, indeks validitas dan reliabilitas instrumen.

3. Tahap pelaksanaan

Berdasarkan desain penelitian, langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah:

a. Menyebarkan angket awal untuk melihat motivasi siswa terhadap mata pelajaran teknik jaringan yang diteliti.

b. Melaksanakan pretest untuk mengetahui kompetensi awal siswa.

c. Melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan media pembelajaran modul berbasis web yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran untuk kelas eksperimen dan pembelajaran biasa (konvensional) untuk kelas kontrol.

d. Menyebarkan angket akhir untuk melihat motivasi siswa terhadap mata pelajaran teknik jaringan yang menggunakan modul berbasis web.


(24)

f. Wawancara dengan siswa dan guru untuk memperoleh saran dan masukan untuk penyempurnaan modul berbasis web yang dikembangkan.

g. Selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan terhadap data-data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian, sehingga masalah dan pertanyaan penelitian terjawab dan diperoleh kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes Awal (Pretest)

Sebagai prasyarat dalam penelitian ini dilakukan tes awal untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan pada awal sebelum mendapatkan pembelajaran menggunakan sistem modul berbasis web maupun mendapatkan pembelajaran tidak menggunakan sistem modul berbasis web. Tes awal ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data awal kemampuan siswa tentang pengetahuan menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) mata pelajaran Teknik Jaringan sebelum diberlakukan perlakuan.

Waktu yang disediakan untuk menjawab tes ini selama 60 menit dengan menggunakan instrumen evaluasi yang telah disiapkan sebelumnya, adapun tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda (PG) dengan jumlah soal sebanyak 30 butir dengan empat pilihan jawaban.

2. Tes Akhir (Posttest)

Posttest diberikan kepada siswa kelompok kontrol dan kelompok eksperimen setelah siswa mendapatkan pembelajaran menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) dengan menggunakan sistem


(25)

modul berbasis web dan pembelajaran menginstalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI (Graphical User Interface) dengan tidak menggunakan sistem modul berbasis web, menggunakan instrumen tes, sarana, dan perlakuan yang sama dengan kegiatan pretest. Data tes akhir merupakan data untuk mengungkapkan tingkat pengetahuan siswa tentang mata pelajaran jaringan komputer berbasis teks setelah siswa menerima pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda.

3. Angket

Dalam penelitian ini menggunakan angket dalam pengumpulan data. Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Tujuan digunakan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengungkap motivasi belajar siswa baik sebelum dikenai treatment maupun sesudah dikenai treatment.

Menurut Ibnu Hadjar (1999:184-188) menggolongkan angket menjadi empat yaitu angket terbuka dan tertutup, skala, daftar cek, dan bentuk rangking. Sedangkan Suharsimi (1998:140-141) menggolongkan angket sebagai berikut:

a. Berdasarkan cara menjawab dibedakan menjadi dua yaitu angket terbuka dan angket tertutup.

b. Berdasarkan dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua yaitu angket langsung dan angket tidak langsung.


(26)

Berdasarkan macam-macam angket di atas, dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup dengan skala likert.

Adapun kelebihan angket menurut Suharsimi (1998:141) adalah sebagai berikut:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing, dan menurut waktu senggang responden.

d. dapat dibuat anonim sehingga responden bebas jujur dan tidak malu-malu menjawab

e. dapat dibuat terstandar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

Selain memiliki kelebihan Suharsimi (1998:142) juga mengemukakan kelemahan angket sebagai berikut:

1. responden sering tidak teliti dalam menjawab sehingga ada pertanyaan yang terlewati tidak dijawab, ada hal sukar diulang kembali kepadanya 2. seringkali sukar dicari validitasnya

3. walaupun dibuat anonim, kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.

4. seringkali tidak kembali

5. waktu pengembaliannya tidak bersama-sama, bahkan kadang-kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.


(27)

Adapun tujuan penggunaan angket dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi belajar siswa baik sebelum dikenai perlakuan ataupun sesudah dikenai perlakuan.

Kisi-kisi angket motivasi belajar Makmun (2004:40), adalah sebagai berikut :

Variable Indikator Jumlah

Item

1. Durasi

a. Berapa lama kemampuan penggunaan waktu untuk belajar b. Mengikuti KBM di kelas

4 2

2. Frekuensi

a. Kehadiran di sekolah

b. Menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran

1 5 3. Persistensi a. Ketetapan dan kelekatan pada tujuan

belajar.

2

4. Ketabahan dan keuletan

a. Sikap terhadap kesulitan b. Usaha mengatasi masalah

3 2 5. Devosi dan

pengorbanan

a. Pengabdian

b. Pengorbaan untuk mencapai tujuan

1 1 6. Tingkat kualifikasi prestasi dan produk output

a. Sistematika dan kejelasan materi b. Keinginan untuk berprestasi c. Kualifikasi hasil

2 2 2 7. Arah sikap

terhadap sasaran.

a. Suka atau tidak suka b. Positif atau negatif

2 1

4. Observasi

Data hasil obervasi dan skala sikap dianalisa untuk mengetahui sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan respon siswa


(28)

observasi merupakan data tentang sikap dan aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran klasikal (kelas eksperimen), dianalisa melalui perhitungan frekuensi dan prosentasenya (%), berdasarkan jumlah seluruh frekuensi katagori yang terobservasi.

E. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian ini, diperlukan instrumen-instrumen penelitian yang telah memenuhi syarat validitas dan reliable, menurut Sukmadinata (2008:228) “Suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur”.

Menurut Sugiyono (2009:173) “valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Reliable berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.

1. Uji Validitas

Valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:173) validitas konstruk instrumen dilakukan melalui pendapat ahli (judgment expert), yang terdiri dari dosen pembimbing, dosen ahli dan guru mata pelajaran.

Para ahli diminta pendapatnya tentang instrumen yang telah disusun dan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan


(29)

(Sugiyono, 2009:177). Disamping validitas instrumen dilakukan oleh ahli, validitas konstruk instrumen juga dilakukan dengan analisis faktor atau item soal. Analisis item soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item soal. Analisis item soal dilakukan dengan cara mengkorelasikan jumlah skor item soal dengan skor total. Bila korelasi tiap skor item soal tersebut positif dan besarnya diatas 0,312 maka item soal tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi berdasarkan analisis item soal tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang kuat (Sugiyono, 2009:178).

Pengujian validitas instrumen penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan rumus:

(

) ( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− − − = 2 2 2

2 X N Y Y

X

Y X XY

N

rXY (Arikunto: 2006:170)

Keterangan :

rXY = Koefisien korelasi antara variable X dan Y

X = Skor tiap item dari seluruh responden uji coba Y = Skor seluruh item dari keseluruhan responden uji coba N = Jumlah responden uji coba

Validitas setiap butir soal ditentukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut :

rXY = 0,00 sampai 0,20 : Soal memiliki validitas sangat rendah rXY = 0,21 sampai 0,40 : Soal memiliki validitas rendah

rXY = 0,41 sampai 0,60 : Soal memiliki validitas cukup

rXY = 0,61 sampai 0,80 : Soal memiliki validitas tinggi rXY = 0,81 sampai 1,00 : Soal memiliki validitas sangat tinggi


(30)

Dari hasil ujicoba yang dilakukan terhadap 20 orang siswa kelas XI SMK Informatika Pelita Nusantara, terhadap tiap aspek kelompok soal, hasilnya sebagai berikut:

a. Untuk angket motivasi belajar siswa, dari 30 soal, no soal 4,9,10,13,19,24,28,29 berkatagori cukup dan soal no 1,2,3,5,6,7,8, 11,12,14,15,16,17,18,20,21,22,23,25,26,27,30 sehingga seluruh soal angket valid dipakai dalam penelitian. Sengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1.a

b. Untuk soal kompetensi siswa, dari 30 soal, no 6,8,10,11,14,16,17,18,19,24,26,28,29 berkatagori cukup dan soal no 1,2,3,4,5,7,9,12,13,15,20,21,22,23,25,27,30 berkatagori tinggi sehingga seluruh soal valid dan dapat dipakai dalam penelitian . Hasil analisis validitas item soal dapat dilihat pada Tabel 3.1.b.

Dengan taraf signifikasi 0,005, rhitung dibandingkan dengan rtabel, dengan interpretasi sebagai berikut:

2

1 2 r N r t

− −

=

Dengan: t = Daya beda uji t N = Jumlah Subjek r = Koefisien korelasi


(31)

2. Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ketetapan suatu tes apabila diteskan pada subjek yang sama. Untuk mengukur atau menguji reliabilitas soal pilihan ganda/objectives dapat digunakan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

(

) ( )( )

( )

{

}

{

( )

}

− − − = 2 2 2 2 Y Y N X X Y X XY N

rXY (Arikunto, 2006:189)

Keterangan:

rxy = Korelasi produk momen N = Banyaknya objek ujicoba ∑X = Jumlah Skor Butir Gasal ∑Y = Jumlah Skor Butir Genap

Kemudian untuk mengetahui signifikansi korelasi yang didapat, diuji d Dengan uji t dengan rumus Spearman Brown

(

hh

)

hh tt r r r + = 1 . 2

Dari hasil uji coba diperoleh koefisien reliabilitas dengan klasifikasi menurut Barry L Johnson (1974) koefisien korelasi tes diklasifikasikan sebagai berikut :

r = 0,00 : tidak ada hubungan

r = 0,01 – 0,20 : tingkat reliabilitas sangat rendah r = 0,21 – 0,50 : tingkat reliabilitas rendah r = 0,51 – 0,70 : tingkat reliabilitas cukup r = 0,71 – 0,90 : tingkat reliabilitas tinggi r = 0,91 – 1,00 : sempurna

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hail sebagai berikut:


(32)

a. Untuk angket motivasi belajar siswa dari soal no 1 – 30 memiliki reliabilitas ‘sempurna’ karena diperoleh nilai korelasi yang di dapat sebesar 0,94. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.1.a.

b. Untuk soal kompetensi siswa dari soal no 1 – 30 memiliki reliabilitas ‘sempurna’ karena diperoleh nilai korelasi yang di dapat sebesar 0,9. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.1.b.

3. Tingkat Kesukaran

Untuk mengukur tingkat kesukaran dari setiap item soal dihitung berdasarkan jawaban seluruh siswa yang mengikuti tes, Skor hasil tes yang diperoleh siswa diklasifikasikan atas benar dan salah, rumus yang digunakan adalah:

n fx

Px=

Keterangan:

Px = Tingkat kesukaran

fx = Siswa yang menjawab soal dengan benar n = Jumlah Siswa

Klasifikasi tingkat kesukaran yang digunakan menurut (Arikunto, 2006:190) sebagai berikut:

0,00 ≤ TK ≤ 0,30 : klasifikasi sukar 0,30 ≤ TK ≤ 0,70 : klasifikasi sukar 0,70 ≤ TK ≤ 1,00 : klasifikasi sukar

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan pada soal kompetensi maka diperoleh hasil sebagai berikut:


(33)

Untuk soal kompetensi mengoperasikan sistem operasi jaringan komputer berbasis GUI, dari 30 soal termasuk dalam katagori mudah sebanyak 5 soal yaitu soal no 8,9,19,27,28 untuk katagori sedang sebanyak 23 yaitu soal no 1,2,3,4,5,6,7,11,12,13,14,15,17,18,20,21,22,23,24,25,26,29,30 soal dan yang berkatagori sukar sebanyak 2 soal yaitu no 10 dan 16. Hasil analisis tingkat kesukaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1.c.

4. Daya Pembeda

Untuk mengukur daya pembeda butir soal yaitu mengkaji soal-soal dari segi kesanggupan tes tersebut untuk dapat membedakan apakah butir soal termasuk katagori baik atau tidak baik dilaksanakan analisis daya pembeda dengan rumus: B A B B A A P P J B J B

D= − = −

Keterangan :

D : Daya Pembeda Soal J : Jumlah peserta

JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan

benar

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

A A A

J B


(34)

B B B

J B

P = : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kriteria yang digunakan untuk menentukan klasifikasi daya pembeda menurut Arikunto (2007:218) adalah :

D = 0,00 – 0,20 : Jelek D = 0,21 – 0,40 : Cukup D = 0,41 – 0,70 :Baik

D = 0,71 – 1,00 : Baik sekali

D = Negatif, semua (semua pertanyaan dan alternatif jawaban) tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif sebaiknya diganti (dibuang saja).

Butir soal yang baik adalah butir soal yang mempunyai indeks diskriminasi atau daya beda 0,4 - 0,7 (Arikunto, 2007:218). Untuk analisis daya beda dan tingkat kesukaran instrumen, sampel dikelompokan menjadi kelompok atas dan kelompok bawah, untuk sampel besar (> 100) sampel diambil 27 % kelompok atas dan 27% kelompok bawah untuk sampel ≤ 100 sampel dibagi dua, diambil 50% kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. (Arikunto, 2007:212). Hasil analisis daya beda soal dapat dilihat pada lampiran 3.1.e.

Dari uji coba instrumen penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil daya pembeda sebagai berikut:

Untuk soal kompetensi, dari 40 soal, soal no 8,9,16,23,33,34 berkatagori sangat baik, no 1,2,3,4,7,10,12,15,17,18,19,20,21,22,24,26,27,28,29,32,35,37,39, 40 berkatagori baik, dan soal no 5,6,11,13,14,25,30,31,36,38 berkatagori cukup

Seluruh hasil analisis ujicoba butir soal, baik dari aspek validitas dan aspek reliabilitas, aspek tingkat kesukaran, dan aspek daya pembeda, atas saran dosen


(35)

pembimbing, peneliti mengambil kesimpulan dari 30 soal angket motivasi yang diujicobakan dapat dijadikan soal intrumen penelitian.

F. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Analisis data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan menggunakan teknik statistik sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian serta jenis data yang dianalisis. Menurut Furqon (1997:15) yang perlu ditekankan adalah teknik statistik harus diperlakukan sebagai alat bantu dalam memahami data penelitian, bukan sebagai pengganti kemampuan dan kearifan peneliti.

Menurut Sugiyono (2009:207) dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah: mengelompokan data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk meguji hipotesis yang telah dilajukan.

Teknik analisis data dalam penelitian eksperimen menggunakan statistik. Ada beberapa tipe prosedur analisis statistik dalam penelitian eksperimen, yaitu (perhitungan statistik deskriptif, yaitu untuk observasi dan pengukuran pretest dan posttest, seperti rerata (means), simpangan baku (standart deviation), serta rentangan (ranges); (2) statistik inferensial untuk membuktikan hipotesis seperti t-test. Statistik parametrik juga digunakan terutama untuk mengukur distribusi normal; dan (3) data hasil penelitian dan keterkaitannya dapat juga dibuat dalam tampilan grafis, yang menggunakan absis dan ordinat.


(36)

1. Data Hasil Test

Untuk mengetahui besarnya peningkatan motivasi belajar dan kompetensi siswa peneliti menganalisis data hasil skor angket motivasi dan kompetensi dengan rumus gain ternormalisasi (indeks gain) yaitu membandingkan skor awal dan skor akhir. Rumus yang digunakan adalah:

skorawal um

Skormaksim

skorawal Skorakhir

Indeksgain

− − =

2. Uji Normalitas Data

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental model Non-equivalent Control Group Design. Dalam model ini terdapat dua kali analisis, pertama menganalisa angket motivasi belajar siswa siswa antara kelompok eksperimen dan kontrol (H1, H2). Analisisnya menggunakan SPSS 17.0. analisis ini mempunyai asumsi bahwa kedua kelompok homogen dan memiliki varians yang sama. Diharapkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (H1,H2).

Untuk menguji normalitas data, disamping dengan memperbandingkan rasio Skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005:204), dan juga dengan gambar Normal Probability Plot dengan analisis SPSS 17.0.

Analisis yang kedua adalah untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini hipotesis yang diajukan adalah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kompetensi siswa antara pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web dan yang tidak menggunakan modul berbasis web.


(37)

Teknik statistik yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif untuk mengetahui rata-rata (mean), median, standar deviasi, range, varience, nilai minimum dan maksimum. Untuk menganalisis normalitas data menggunakan rasio skewness dan Kurtosis (Santoso, 2005) dan juga dengan grafik Normal Probability Plot.

Uji hipotesis dengan menggunakan uji perbedaan rata-rata (uji-t), jika kedua data berdistribusi normal dan homogen, maka pengolahan data selanjutnya menggunakan uji-t (Independent Sample Test), menggunakan Program SPSS 17.0. Kriteria uji-t adalah jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif sama atau tidak terdapat perbedaan. Sedangkan jika thitung < ttabel atau thitung > ttabel maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama atau terdapat perbedaan. Pengujian hipotesis dengan krietria sebagai berikut;

Terima H0 jika –t(1-½α) < thitun < t(1-½α)

Tolak H0 jika –t(1-½α) > thitung > t(1-½α)

Keterangan:

1. Hipotesis 1 untuk motivasi belajar siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi


(38)

2. Hipotesis 2 untuk kompetensi siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah :

Ho : X1 = X2 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen Keahlian. HA : X1 ≠ X2 terdapat perbedaan yang signifikan antara kompetensi siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen

Keterangan: X1 = Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen X2 = Rata-rata nilai siswa kelas kontrol

3. Data Hasil Angket Motivasi

Data hasil angket dianalisa untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran teknik jaringan dengan menggunakan modul berbasis web. Data hasil angket ini merupakan data tentang motivasi siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web (kelas eksperimen), dianalisa melalui perhitungan frekuensi berdasarkan jumlah seluruh frekuensi terhap katagori: (SS) Sangat Sesuai, (S) Sesuai, (KS) Kurang Sesuai, (TS) Tidak sesuai, pada setiap butir pernyataan. Pernyatan skala sikap terdiri dari dua katagori, yaitu (1) pernyataan positif, dan (2) pernyataan negatif, dengan jumlah pernyataan sebanyak 30 pernyataan:

a. Untuk pernyataan positif: butir pernyataan no 1,2,3,4,6,7,8,11,12,15, 18,19,22,23,24,25,26 dan 27.

b. Untuk pernyataan negatif: butir pernyataan no 5,9,10,13,14,16,17, 20,21,28,29 dan 30.


(39)

Adapun untuk memperoleh gambaran motivasi belajar setiap siswa terhadap pembelajaran teknik jaringan dianalisa melalui pensekoran terhadap respon siswa pada setiap pernyataan.

Pensekoran untuk skala sikap dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Untuk pernyataan positif: SS=4, S=3, KS=2, TS=1

b. Untuk pernyataan negatif: SS=1, S=2, KS=3, TS=1

Dengan demikian skor maksimum yang dapat dicapai siswa untuk skala sikap adalah 120 yakni 30 (butir pernyataan) x 4 (skor untuk setiap pernyataan).

4. Data Kompetensi

Data kompetensi yang digunakan pada penelitian ini menggunakan data pretest-posttest, data hasil praktek, dan skala sikap. (1) Nilai pretest diambil pada saat sebelum pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web digunakan, data pretest ini menggambarkan pengetahuan awal siswa sebelum pembelajarn menggunakan modul berbasis web digunakan. Nilai posttest diambil setelah siswa mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web. (2) Nilai praktek, nilai praktek siswa diambil pada saat pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web ini berlangsung, pengambilan nilai praktek disesuaikan dengan kompetensi dasar mata diklat ini yaitu: (a) menyiapkan pengoperasian PC, (b) mengoperasikan PC yang tersambung jaringan, (c) Memutuskan koneksi saat proses pematian (turn off) PC. (3) Skala sikap, skala sikap diambil dari data hasil


(40)

observasi yang merupakan data tentang sikap dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dianalisa melalui perhitungan frekuensi dan persentasenya (%).

G. Bahan Ajar dan Pengembangannya

Untuk menunjang penelitian ini dikembangkan modul berbasis web yang dibuat oleh peneliti dan guru bidang studi mata pelajaran Teknik Jaringan, sedangkan untuk kelas kontrol menggunakan modul konvensional. Angket motivasi dan tes kompetensi diujicobakan pada kelas lain yang bukan sampel penelitian dengan tujuan mengetahui apakah angket dan tes dapat dibaca dan dipahami.

Adapun materi pokok yang diberikan kepada siswa dalam penelitian ini adalah mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI dengan sub pokok bahasan: yang meliputi konsep-konsep mempersiapkan instalasi sistem operasi jaringan berbasis GUI, melaksanakan instalasi sistem operasi jaringan sesuai installation manual, mengecek hasil instalasi dengan menjalankan sistem operasi jaringan dan melakukan troubleshooting sederhana.

Untuk lebih jelasnya materi pembelajaran ini berdasarkan standar isi tahun 2006 Depdiknas adalah sebagai berikut:


(41)

Sub Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja

Lingkup

Belajar Materi Pokok Pembelajaran

Sikap Pengetahuan Ketrampilan

1 2 3 4 5 6

• • • • • ! • ! •

• "

# $ • % # " $ & % &

% ' & ' • • • • " " • % # " $ • # " $ • # ( %%$ • ( #" ) % $ " • • • • • ! • ! (


(42)

H. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Informatika Pelita Nusantara Cilegon Propinsi Banten. Kegiatan dimulai dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 dengan rincian sebagai berikut :

Februari 2010 : Pembuatan Modul Berbasis Web

15 Maret 2010 : Perkenalan dan penyusunan rencana kerja dengan guru bidang studi

22 Maret 2010 : Uji coba instrumen

22-29 Maret 2010 : Pengolahan hasil uji coba instrumen

5 April 2010 : Pretest, pembelajaran (observasi), posttest.


(43)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis merupakan salah satu upaya untuk menciptakan suasana belajar yang lebih hidup, dalam pembelajaran ini siswa menjadi subyek pembelajaran, sehingga siswa lebih dominan dibandingkan guru. Pembelajaran ini mengubah pola teacher centered menjadi student centered (berpusat pada siswa). Siswa secara sistematis diarahkan lebih mandiri, aktif dan kreatif, demokratis, berpikir logis dan berwawasan luas. Hal ini akan membawa dampak yang positif terhadap hasil pembelajaran. Dan hal ini juga dapat membuktikan dengan meningkatnya kompetensi siswa setelah penerapan model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web dengan melakukan perbandingan pretest dan posttest. Model pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web telah memberi perubahan terhadap hasil belajar siswa mencakup metode, strategi dan skenario pembelajaran yang diterapkan di kelas.

Adapun faktor pendukung dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah (1) durasi kegiatan; (2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan; (4) ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan kesulitan; (5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan; (6) tingkat aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan; (7) tingkat kualifikasi


(44)

prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web adalah siswa memberi respon yang baik terhadap proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat di dalam forum. Pihak Yayasan pun mendukung pembelajaran ini dengan menyediakan fasilitas netbook gratis untuk kelas XI dan penambahan hotspot di beberapa titik di dalam lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan, yaitu :

Analisis dan pembahasan data pretest dan posttest kompetensi siswa terhadap materi pembelajaran baik pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan modul berbasis web maupun kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan media biasa yang ada di sekolah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar dan kompetensi siswa yang menggunakan modul berbasis web dan yang tidak menggunakan modul berbasis web.

Penggunaan modul berbasis web pada mata pelajaran Teknik Jaringan mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa terhadap materi yang menggunakan pembelajaran biasa (konvensional).


(45)

B. Saran/Rekomendasi

Pada penelitian ini telah diujicobakan modul berbasis web untuk materi mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara. Untuk mengimplementasikan modul ini dalam pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Pengembang Kurikulum

Untuk pengembang kurikulum di sekolah disarankan untuk lebih mempelajari modul berbasis web agar dapat dijadikan sumber belajar utama dalam pembelajaran.

2. Untuk Guru

a) Modul berbasis web dapat dijadikan sebagai bahan ajar utama dalam kegiatan belajar mengajar di SMK Informatika Pelita Nusantara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Guru sebaiknya perlu menguasai modul berbasis web dan penggunaan internet lebih luas lagi.

c) Guru memberikan motivasi baik secara individu maupun klasikal untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi siswa baik secara lisan maupun tertulis.

d) Guru memperhatikan perannya sebagai fasilitator bukan lagi sebagai sumber belajar, mempersiapkan diri dengan baik merupakan tugas utama guru.


(46)

e) Guru sebagai pengembang modul berbasis web ini, agar menambah pengetahuannya tentang e-learning sehingga penggunaan modul berbasis web ini lebih optimal.

3. Untuk Sekolah

a) Perlu adanya revisi terhadap modul berbasis web ini dan diujicobakan lebih luas lagi dan mengingat keefektifan modul ini dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa, maka diharapkan dapat dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

b) Sekolah perlu menyediakan sarana penunjang seperti hotspot yang lebih banyak lagi sehingga jika dipergunakan dalam waktu yang bersamaan tidak terjadi kelambatan dalam mengakses modul berbasis web ini.

c) Dalam mengimplementasikan modul berbasis web diperlukan koneksi internet yang stabil dan tidak terputus-putus, sedangkan jaringan internet yang ada di sekolah sering terputus.

4. Untuk siswa

Untuk mengakses modul berbasis web ini diperlukan koneksi internet, sedangkan di rumah siswa banyak yang tidak terkoneksi internet sehingga siswa hanya bisa membuka modul ini di sekolah dan tempat-tempat lain yang ada hotspot-nya, sehingga motto learning everywhere yang dicanangkan oleh sekolah sedikit terhambat.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta, Rhineka Chipta.

Arikunto, Suharsimi (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Bustomi, A (1999), Cara Mudah Belajar Internet, Homesite dan HTML. Jakarta: Dinastindo.

Dick, W., Carey, L.(1990). The systematic Design of Instruction. London, England: Scott, Foresman and Company.

Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Hake, RR ., (1997), Interactive-engagement versus traditional methods: A

six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Indiana, [on-line] Tersedia:

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf Hamalik, Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar (2001), Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, T. Hani, (2003) Manajemen Sumber Daya manusia, Jogjakarta, BPFE. Hung, Chang Chew (2007), Engaging Learning Through The Inetrnet WebQuest in

The Humanities Classroom, Singapore, Pearson Prentice Hall.

Makmun, Abin Syamsudin (1996), Psikologi Kependidikan ed.Rev. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2002), Manajemen SDM, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mason, Robin and Rennie Frank, Elearning The Key Concept, New York, Routledge.


(48)

Nasution, S (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S (2007), Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, UGM. Oetomo, Budi Sutedjo Dharma (2002), E-Education Konsep, Teknologi dan aplikasi

internet pendidikan. Jogjakarta: Andi offset.

Putra, Yendra Eka (2008), Efektifitas Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTs Negeri Pematangsiantar, Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Rusman, (2008), Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman, (2009), Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pedoman bagi Guru, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: Mulia Mandiri Pers.

Sambaugh, N. (2006). Instructional Design, A systematic Approach for Reflective Practice. USA:West Virginia University.

Sanjaya, Wina (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, STIE YKPN.

Smaldino, Sharon E dkk, (2008), Instructional Technology and media for learning. Ohio: Pearson Merril Prentice Hall.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S (2004), Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Yayasan Kesuma Karya.


(49)

Sukmadinata, Nana S (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Uno, Hamzah B, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Vembrianto, (1981) Pengantar Pembelajaran Modul. Jogjakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Wena, Made (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Wingkel, W.S. (1989), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gresindo Gramedia.

Wexley, Kenneth & Yukl, Gary A. (1992) Organizational behavior and personnel management, RD. Irwin, Homewood Ill.

AsianBrain.com Content Team, http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm


(1)

164 prestasi atau produk (out put) yang dicapai dari kegiatan yang dilakukan; (8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.

Adapun faktor pendukung dalam pembelajaran dengan menggunakan modul berbasis web adalah siswa memberi respon yang baik terhadap proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran yang meliputi kegiatan bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengemukakan pendapat di dalam forum. Pihak Yayasan pun mendukung pembelajaran ini dengan menyediakan fasilitas netbook gratis untuk kelas XI dan penambahan hotspot di beberapa titik di dalam lingkungan sekolah.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, diperoleh kesimpulan, yaitu :

Analisis dan pembahasan data pretest dan posttest kompetensi siswa terhadap materi pembelajaran baik pada kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan modul berbasis web maupun kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan media biasa yang ada di sekolah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar dan kompetensi siswa yang menggunakan modul berbasis web dan yang tidak menggunakan modul berbasis web.

Penggunaan modul berbasis web pada mata pelajaran Teknik Jaringan mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa terhadap materi yang menggunakan pembelajaran biasa (konvensional).


(2)

165 B. Saran/Rekomendasi

Pada penelitian ini telah diujicobakan modul berbasis web untuk materi mengoperasikan sistem operasi jaringan berbasis GUI pada mata pelajaran Teknik Jaringan di SMK Informatika Pelita Nusantara. Untuk mengimplementasikan modul ini dalam pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Untuk Pengembang Kurikulum

Untuk pengembang kurikulum di sekolah disarankan untuk lebih mempelajari modul berbasis web agar dapat dijadikan sumber belajar utama dalam pembelajaran.

2. Untuk Guru

a) Modul berbasis web dapat dijadikan sebagai bahan ajar utama dalam kegiatan belajar mengajar di SMK Informatika Pelita Nusantara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

b) Guru sebaiknya perlu menguasai modul berbasis web dan penggunaan internet lebih luas lagi.

c) Guru memberikan motivasi baik secara individu maupun klasikal untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi siswa baik secara lisan maupun tertulis.

d) Guru memperhatikan perannya sebagai fasilitator bukan lagi sebagai sumber belajar, mempersiapkan diri dengan baik merupakan tugas utama guru.


(3)

166 e) Guru sebagai pengembang modul berbasis web ini, agar menambah pengetahuannya tentang e-learning sehingga penggunaan modul berbasis web ini lebih optimal.

3. Untuk Sekolah

a) Perlu adanya revisi terhadap modul berbasis web ini dan diujicobakan lebih luas lagi dan mengingat keefektifan modul ini dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi siswa, maka diharapkan dapat dikembangkan pada materi dan mata pelajaran lainnya.

b) Sekolah perlu menyediakan sarana penunjang seperti hotspot yang lebih banyak lagi sehingga jika dipergunakan dalam waktu yang bersamaan tidak terjadi kelambatan dalam mengakses modul berbasis web ini.

c) Dalam mengimplementasikan modul berbasis web diperlukan koneksi internet yang stabil dan tidak terputus-putus, sedangkan jaringan internet yang ada di sekolah sering terputus.

4. Untuk siswa

Untuk mengakses modul berbasis web ini diperlukan koneksi internet, sedangkan di rumah siswa banyak yang tidak terkoneksi internet sehingga siswa hanya bisa membuka modul ini di sekolah dan tempat-tempat lain yang ada hotspot-nya, sehingga motto learning everywhere yang dicanangkan oleh sekolah sedikit terhambat.


(4)

167 DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta, Rhineka Chipta.

Arikunto, Suharsimi (2007), Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta, PT. Bumi Aksara.

Bustomi, A (1999), Cara Mudah Belajar Internet, Homesite dan HTML. Jakarta: Dinastindo.

Dick, W., Carey, L.(1990). The systematic Design of Instruction. London, England: Scott, Foresman and Company.

Furqon, (1997), Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Hake, RR ., (1997), Interactive-engagement versus traditional methods: A

six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. Indiana, [on-line] Tersedia:

http://web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf Hamalik, Oemar (1994), Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hamalik, Oemar (2001), Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Handoko, T. Hani, (2003) Manajemen Sumber Daya manusia, Jogjakarta, BPFE. Hung, Chang Chew (2007), Engaging Learning Through The Inetrnet WebQuest in

The Humanities Classroom, Singapore, Pearson Prentice Hall.

Makmun, Abin Syamsudin (1996), Psikologi Kependidikan ed.Rev. Bandung: P.T Remaja Rosdakarya.

Mangkunegara, Anwar Prabu (2002), Manajemen SDM, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Mason, Robin and Rennie Frank, Elearning The Key Concept, New York, Routledge.


(5)

168 Nasution, S (2003), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar,

Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution, S (2007), Metode Research (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara. Nawawi, Hadari (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, UGM. Oetomo, Budi Sutedjo Dharma (2002), E-Education Konsep, Teknologi dan aplikasi

internet pendidikan. Jogjakarta: Andi offset.

Putra, Yendra Eka (2008), Efektifitas Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di MTs Negeri Pematangsiantar, Tesis Magister pada SPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan. Rusman, (2008), Manajemen Kurikulum, Jakarta: Rajawali Pers.

Rusman, (2009), Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Pedoman bagi Guru, Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusman, (2010), Model-Model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru, Bandung: Mulia Mandiri Pers.

Sambaugh, N. (2006). Instructional Design, A systematic Approach for Reflective Practice. USA:West Virginia University.

Sanjaya, Wina (2009) Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Goup.

Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jogjakarta, STIE YKPN.

Smaldino, Sharon E dkk, (2008), Instructional Technology and media for learning. Ohio: Pearson Merril Prentice Hall.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana S (2004), Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung: Yayasan Kesuma Karya.


(6)

169 Sukmadinata, Nana S (2008), Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Soemanto, Wasty, 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Uno, Hamzah B, (2006), Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.

Vembrianto, (1981) Pengantar Pembelajaran Modul. Jogjakarta: Yayasan Pendidikan Paramita.

Wena, Made (2009), Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu tinjauan konseptual operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Wingkel, W.S. (1989), Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gresindo Gramedia.

Wexley, Kenneth & Yukl, Gary A. (1992) Organizational behavior and personnel management, RD. Irwin, Homewood Ill.

AsianBrain.com Content Team, http://www.anneahira.com/motivasi/pengertian-motivasi.htm


Dokumen yang terkait

“ Media Pembelajaran, Ulangan Harian dan Ujian Mata Pelajaran (e-learning) Pada SMK Pelita Nusantara Semarang Berbasis WEB. “.

0 6 7

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Kerja Dengan Menggunakan Modul Praktikum Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Smk.

0 4 19

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MODUL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEAMANAN PANGAN.

0 2 28

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN DENGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGETAHUAN DASAR TEKNIK MESIN DI SMK.

1 4 36

Pembuatan Website Media Pembelajaran untuk Kelompok Mata Pelajaran Kompetensi Kejurusan di SMK dengan Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan.

0 0 21

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK.

0 0 19

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODUL PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENGELASAN DASAR SISWA KELAS 1 PERMESINAN SMK PIRI 1 YOGYAKARTA.

0 1 120

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ADOBE FLASH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMK N 1 SEYEGAN.

0 1 171

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN MENGGUNAKAN ALAT UKUR KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA.

0 0 142

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA MODUL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK FINISHING FURNITUR KELAS XI TEKNIK FURNITUR DI SMK NEGERI 2 KENDAL -

0 0 46