KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS PENDIDIKAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH : Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di Dinas Pendidikan Kota Bandung.
KESIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA DINAS PENDIDIKAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di
Dinas Pendidikan Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program studi Administrasi Pendidikan
V<
'$iPUS\ti
Disusun Oleh:
TITIN SLIHARTINI
999501
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
PERNYATAAN
Dengan ini menytakan bahwa karya tulis dengan judul
"Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan Dalam
Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Deskriptif
Kesiapan Manajemen SDM Dinas Pendidikan Kota
Bandung)", beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran atas etiks keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim terhadap kaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2002
TITIN SUHARTINI
DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH :
PROF. DR. H. TB, ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A
PEMBIMBING II,
PROF. DR. H. MOCH. IDOCHI ANWAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH :
KETUA
ADMINIS
10GRAM STUDI
iSI PENDIDIKAN
PROF. DR. H. TB. ABIN^SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
ABSTRAK
KESIAPAN SUMBER DAYA MANIISIA DINAS PENDIDIKAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM
Dinas Pendidikan Kota Bandung)
Dewasa ini Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian yang sangat serius dalam
berbagai instansi, karena terbukti kekuatan Suinber Daya Manusia mampu membenkan
kontribusi bagi kesuksesan negara, organisasi maupun penisahaan. Kondisi seinacam ituakan
puladialami oleh Dinas Pendidikan, khususnya dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah.
Berangkat dari kerangka berfikir di atas, pennasalahan dalam penelitian ini bagaimana
kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan demikian, tujuan peneliti ini uotuk menogali,
menghimpun, dan memaknai kesiapan SDM Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan
Otonomi Daerah di Kota Bandung.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan analisis kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
koesiner serta telaah dokumentasi, dengan subyek penelitian adalah pegawai Kantor Dinas
Pendidikan Kota Bandung.
Beberapa kesimpulan temuan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas
nimusan masalah dan pertanyaan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesiapan sumber daya manusia Dinas Pendidikan dalam rangka Pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kota Bandung, dilihat dari kesiapan mental dan fisik dapat dikategorikan
positif, terutama dinilai dari pengetahuan, sikap dan persepsinya.
2. Sarana prasarana yang dimiliki Dinas Pendidikan sebagian telah mendukung kesiapan
Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah.
3. Hambatan yang dialami Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
meliputi: kemampuan personil yang tidak merata, dedikasi yang masih rendah, masih
terlalu luasnya garapan Dinas Pendidikan, terbatasnya biaya operasional, dan masih
terlibarnya unsur luas Dinas Pendidikan dalam hal pengambilan kebijakan
pembangunan di bidang pendidikan.
4. Peluang kesiapan Manajemen SDM yaitu: perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi infonnasi, adanya pergeseran paradigma, tuntutan profesionalisme bagi
pegawai, dan era globalisasi yang membenkan peluang bagi SDM yang handal.
Sedangkan tantangan yang dihadapi SDM yaitu : kompleksitas pennasalahan sosial
dan pendidikan, antisipasi persaingan era globalisasi, dinamika restrukturisasi
kelembagaan, dan adanya pergeseran nilai-nilai sebagai akibat dari transisi kehidupan
demokrasi.
5. Strategi yang diupayakan dalam menempatkan pegawai yaitu didasan pada analisis
kebutuhan dan profesionalisme yang dimiliki pegawai dalam menempati pos tertentu.
DAFTARISI
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTARISI
DAFTARGAMBAR
BAB I
;
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang Masalah
Pennasalahan dan Pertanyaan Penelitian
Paradigma Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
F. Sistematika Tesis
BAB II
1
1
6
7
9
10
10
11
11
12
13
PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
15
A. Konsep Dasar Administrasi
B. Kesiapan Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
2. Ruang Lingkup MSDM
3. Pengertian MSDM
4. Pentingnya MSDM dalam Organisasi
5. Sembilan Kecenderungan dalam
Manajemen
Sumber Daya Manusia
6. Model Perencanaan Sumber Daya Manusia
C. Kualitas Layanan Administrasi
1. Kualitas Layanan
2. Model Kualitas Layanan
D. Pengelolaan Administrasi pada Dinas Pendidikan
15
19
19
22
24
26
Daerah
E. Studi Terdahulu yang Relevan
BAB III
i
ii
iv
vi
viii
x
32
37
43
43
45
55
66
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
64
64
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
68
69
BAB IV
D. Tahap-tahap Penelitian
71
E. Validitas Penelitian
75
F.
77
Pedoman Penafsiran dan Analisis Data
DESKRIPS1 DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
80
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Kesiapan Mental dan Fisik Personil Dinas
Pendidikan Kota Bandung
2. Penempatan Sarana Prasarana (Fasilitas) dalam
Mendukung Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesiapan
Manajemen SDM Dinas Pendidikan
4. Peluang dan Tantangan Kesiapan Manajemen
80
SDM
5. Upaya Penempatan Pegawai dalam Rangka Otonomi
Daerah pada Dinas Pendidikan
B. Pembahasan Temuan Penelitian
80
94
95
99
101
113
1. Analisis Terhadap Kesiapan Mental dan Fisik
Personil
2. Analisis terhadap Sarana dan Prasarana yang
Mendukung Kesiapan Sumber Daya Manusia
3. Analisis Faktor Pendukung dan Hambatan dalam
Pelaksanaan Otonomi
Daerah pada Dinas
Pendidikan
4. Analisis SWOT terhadap Kesiapan SDM Dinas
Pendidikan daam Rangka Otonomi Daerah
BAB V
114
116
117
117
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi Hasil Penelitian
125
125
129
C. Rekomendasi Hasil Penelitian
131
DAFTAR PUSTAKA
132
DAFTARGAMBAR
No
Nama Gambar
I
Paradigma Penelitian
02
Halaman
8
Keterkaitan antara Proses Administrasi Pendidikan dengan
Sumber Daya
I
18
03
Model Kualitas Layanan-1
j
48
04
Model Kualitas Lavanan -2
53
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbukti menjadi faktor
determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.
Pengalaman negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
Honggkong dan Singapura membuktikan kebanaran hal tersebut (Hidayat
Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu
pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap
aspek-aspek sebagai berikut:
Pertama, menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kedua menciptakan suasana dalam proses belajar mengajar yang
mampu membangkitkan dan menumbuhkkembangkan kreatiivitas, inovasi
dan bakat belajar. Keiiga, menumbuhkembangkan daya juang (fightings
spirit),
profesionalisme
dan
wawasan
keunggulan.
Keempat,
menumbuhkembangkan sikap hidup hemat, cermat, tertib, tekun dan
disiplin, dan kelima menumbuhkembangkan moral dan budi pekerti luhur
sebagai pengejewantahan dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dalam kaitannya dengan uraian di atas
Brodjonegoro (1998:9)
mengatakan bahwa/' pembangunan pendidikan yang bermutu merupakan
wahana untuk membangun sumber daya manusia yang berwawasan Iptek
dan Imtak, yaitu sumber daya manusia yang mampu menerapkan,
mengembangkan, dan menguasai Iptek dengan tetap dilandasi nilai-nilai
agama, moral, dan budaya luhur bangsa." Strategi yang perlu ditempuh
untuk mewujudkannya adalah strategi budaya yang menggunakan prinsip
dasar moral dan keadilan.
Di era reformasi, telah lahir Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Pelaksanaan kedua
undang-undang tersebut membawa perubahan paradigma baru dalam
pengelolaan pendidikan.
Lahirnya
Unndang-undang
yang
membahas
Otonomi
berimplikasi terhadap munculnya berbagai pendapat dan
Daerah
pandangan
mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional, yang berarti pula
dibutuhkan pengkajian Otonomi Pendidikan.
Dengan
desentralisasi
berarti
adanya
penyerahan
urusan
pemerintahan kepada daerah sehingga wewenang dan tanggungjawabnya
sepenuhnya merupakan milik daerah, termasuk di dalamnya penentuan
kebijakan,
pelaksanaan,
serta
hal-hal
pembiayaan dan aparat pelaksananya.
yang
menyangkut
segi-segi
Secara umum, tujuan desentralisasi adalah untuk : (a) mengurangi
beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah-masalah kecil
pada tingkat lokal, serta memberikan peluang untuk koordinasi pelaksanaan
pada tingkat lokal, (b) meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan
mereka dalam kegiatan usaha pembangunan sosial ekonomi, (c) menyusun
program-program perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal lebih
realistis, (d) melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri, dan (e)
membina kasatuan nasional (Emil J. Sady dalam Tjokroamdjqjo, 1978:85).
Pemberian
proporsi yang lebih besar kepada daerah
untuk
melaksanakan pembangunan di daerahnya membawa sejumlah implikasi,
yaitu: (a) implikasi administrasi, yakni pemberian
kewewenangan yang
lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan
dengan potensi dan kebutuhan setempat, (b) implikasi kelembagaan, yakni
untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kerjr,
daerah, (c) implikasi keuangan, yakni kebutuhan dana yang lebih besar bagi
daerah untuk dapat melaksanakan fungsinya di bidang pembangunan, dan
(d)
implikasi
pendekatan
perencanaan,
yakni
kebutuhan
untuk
memperkenalkan model pendekatan kewilayahan yang bermula dari bawah,
dengan melibatkan peran serta masyarakat semaksimal mungkin (Tamim,
1997:68).
Uraian di atas menggambarkan bahwa daerah memiliki kewajiban
untuk turut serta membantu peningkatan daya saing nasional, yang
diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia, yang didukung oleh
tingkat manajemen yang potensial serta penguasaan teknologi yang
memadai. Ini berarti daerah situntut mampu meningkatkan mutu pendidikan
agar siap bersaing di tingkat global.
Sehubungan dengan hal di atas, kesiapan Sumber Daya Manusia
untuk menjalankan peran dalam kualitas layanan pendidikan dalam
pelaksanaan desentralisasi semakin besar. Hal tersebut dapat dipahami,
mengingat peningkatan mutu pendidikan sangat bekiatan dengan sumber
daya manusia, sarana prasarana serta biaya, yang jika terabaikan akan
menjadi penyebab sulitnya meningkatkan mutu pendidikan. Karem.-
perangkat pemenntahan daerah menyangkut pula dinas-dinas yang ada,
maka tugas dan wewenang penyclenggaraan pendidikan yang berkaitan
dengan peningkatan mutu pendidikan berada pada Depdiknas dan dmas
pendidikan daerah.
Pemerintah Kota Bandung bersama dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Bandung telah menetapkan Pola Dasar Pembangunan
Daerah Kota Bandung untuk tahun 2000-2004, melalui Peraturan Daerah
Nomor 07 Tahun 2000. Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah yang
strategis dalam menyongsong pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 beserta perangkat Peraturan
Pemerintah sebagai penjabarannya, karena telah menunjukkan kemandirian
sesuai dengan desentralisasi.
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bandung 2000-2004 hasil
inventarisasi kewenangan bidang pendidikan Kota Bandung yang
merupakan hasil kesepakatan Dinas Pendidikan dengan institusi lainnya,
melahirkan visi dan misi Dinas Pendidikan yang dapat dirunuiskan tujuan,
sasaran dan kebijakan pendidikan.
Adapun maksud dan tujuan ditetapkannya kebijakan bidang
pendidikan Kota Bandung adalah:
(1) Memberikan gambaran mengenai kondisi umum pendidikan di
Kota Bandung, meliputi potensi yang dimiliki serta masalah
yang dihadapi.
(2) Melakukan inventarisasi potensi dan pennasalahan pendidikan
sebagai bahan dan antisipasi penyusunan kebijakan jangka
panjang.
(3) Mencari
alternatif kebijakan
strategis
sebagai
upaya
menyelesaikan pennasalahan pendidikan di Kota Bandung
dengan menetapkan prioritas kebijakan untuk kurun waktu
2001-2004.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan
kualitas layanan administratif pada Dinas Pendidikan Daerah Kota Bandung
Jawa Barat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif dan efesien.
B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian
Fokus masalah penelitian ini bahwa pengelolaan pendidikan yang
selama ini sentralistik, dengan pemberlakukan UU Nomor 22 dan 25 Tahun
1999 mengalami pergeseran kearah desentralisasi. Keadaan ini menuntut
daerah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan. Kurangnya
koordinasi antar daerah, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan,
fasilitas, kualitas personil dan Iain-lain akan menyebabkan inefisiensi dalam
pengelolaan pendidikan.
Berdasarkan pada latar belakang dan fokus masalah di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini dapat disusun dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan mental dan fisik Dinas Pendidikan Kota
Bandung dalam rangka otonomi?
2. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan sarana dan prasarana
(fasilitas) dalam mendukung manajemen Sumber Daya Manusia di
Dinas Pendidikan Kota Bandung9
3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat serta
bagaimana strategi mengatasi hambatan penempatan personil'.'
4. Peluang dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan
Otonomi
Daerah
pada
Dinas
Pendidikan
Kota
Bandung?
5. Bagaimana Upaya penempatan pegawai dalam rangka otonomi
daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung?
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan dasar pemikiran yang sangat
penting dalam sebuah penelitian. Paradigma penelitian memiliki fungsi
untuk menelaah dan mengkaji permasalahan-permasalahan terutama dalam
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pendidikan dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma juga
merupakan serangkaian konsep-konsep dasar yang disusun secara terpadu,
sehingga membentuk pola pikir. Paradigma juga dipergunakan sebagai
pegangan
nasional
penelitian dan sebagai
pedoman bcrfikir dalam
memecahkan setiap pennasalahan yang telah dirumuskan.
8
Dalam penelitian ini paradigma yang akan dikembangkan adalah
model strategi penyiapan Sumber Daya Manusia yang mendukung
pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma tersebu*.
dapat digambarkan sebagai benkut:
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Kesiapan SDM Dinas
Pendidikan (Fuktuul)
Program
Pcngembangan
Idenlifikasi
Kebutuhan SDM
SDM (Akinril)
Dinas Pendidikan
Dukungan. Hainbatan.
Peluang dan Tanlangan
Serta Slrategi
Penempatan Personil
= Fokus Kajian/Penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada proses penyiapan Sumber
Daya Manusia (SDM). Dimana fungsi perencanaan merupakan fungsi awal
dalam penyelenggaraan program pendidikan. Dengan perencanaan ini
ditentukan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
program pendidikan pada Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai upaya
mengimplementasikan Otonomi Daerah.
Identifikasi
kebutuhan Sumber Daya Manusia pada Dinas
Pendidikan Kota Bandung, merupakan fase kegiatan awal
untuk
perencanaan program. Karena tanpa mempersiapkan kebutuhan SDM, maka
program Dinas Pendidikan Kota Bandung sukar akan terealisasikan.
Dengan identifikasi tersebut maka akan diketahui kebutuhan Sumber Daya
Manusia dari segi kuantitas dan kualitas.
Langkah berikutnya mengidentifikasi Sumber Daya Manusia yang
tersedia dan fasilitas yang dimiliki. Dalam kegiatan ini dianalisis pula
hambatan dan strategi mengatasinya, sehingga manajemen SDM yang
dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
keberhasilan program Dinas Pendidikan pada pelaksanaan Otonomi Daerah.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan perlu diadakannya program penyaiapan Sumber Daya
Manusia pada Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dan
bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia
dalam memberikan kualitas
layanan administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat.
^f^SC
^
V
DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM Di
Dinas Pendidikan Kota Bandung)
TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
dalam memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program studi Administrasi Pendidikan
V<
'$iPUS\ti
Disusun Oleh:
TITIN SLIHARTINI
999501
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
PERNYATAAN
Dengan ini menytakan bahwa karya tulis dengan judul
"Kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan Dalam
Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah (Studi Deskriptif
Kesiapan Manajemen SDM Dinas Pendidikan Kota
Bandung)", beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya
saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau
pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau
sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian
ditemukan adanya pelanggaran atas etiks keilmuan dalam
karya saya ini, atau ada klaim terhadap kaslian karya saya ini.
Bandung, Juni 2002
TITIN SUHARTINI
DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH :
PROF. DR. H. TB, ABIN SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A
PEMBIMBING II,
PROF. DR. H. MOCH. IDOCHI ANWAR
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
DISETUJUI DAN DISAHKAN
OLEH :
KETUA
ADMINIS
10GRAM STUDI
iSI PENDIDIKAN
PROF. DR. H. TB. ABIN^SYAMSUDDIN MAKMUN, M.A
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2002
ABSTRAK
KESIAPAN SUMBER DAYA MANIISIA DINAS PENDIDIKAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH
(Studi Deskriptif Kesiapan Manajemen SDM
Dinas Pendidikan Kota Bandung)
Dewasa ini Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi perhatian yang sangat serius dalam
berbagai instansi, karena terbukti kekuatan Suinber Daya Manusia mampu membenkan
kontribusi bagi kesuksesan negara, organisasi maupun penisahaan. Kondisi seinacam ituakan
puladialami oleh Dinas Pendidikan, khususnya dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah.
Berangkat dari kerangka berfikir di atas, pennasalahan dalam penelitian ini bagaimana
kesiapan Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kota Bandung, Jawa Barat. Dengan demikian, tujuan peneliti ini uotuk menogali,
menghimpun, dan memaknai kesiapan SDM Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan
Otonomi Daerah di Kota Bandung.
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan analisis kualitatif. Instrumen yang digunakan adalah observasi, wawancara dan
koesiner serta telaah dokumentasi, dengan subyek penelitian adalah pegawai Kantor Dinas
Pendidikan Kota Bandung.
Beberapa kesimpulan temuan penelitian yang sekaligus merupakan jawaban atas
nimusan masalah dan pertanyaan penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kesiapan sumber daya manusia Dinas Pendidikan dalam rangka Pelaksanaan Otonomi
Daerah di Kota Bandung, dilihat dari kesiapan mental dan fisik dapat dikategorikan
positif, terutama dinilai dari pengetahuan, sikap dan persepsinya.
2. Sarana prasarana yang dimiliki Dinas Pendidikan sebagian telah mendukung kesiapan
Sumber Daya Manusia Dinas Pendidikan dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah.
3. Hambatan yang dialami Sumber Daya Manusia dalam pelaksanaan Otonomi Daerah
meliputi: kemampuan personil yang tidak merata, dedikasi yang masih rendah, masih
terlalu luasnya garapan Dinas Pendidikan, terbatasnya biaya operasional, dan masih
terlibarnya unsur luas Dinas Pendidikan dalam hal pengambilan kebijakan
pembangunan di bidang pendidikan.
4. Peluang kesiapan Manajemen SDM yaitu: perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi infonnasi, adanya pergeseran paradigma, tuntutan profesionalisme bagi
pegawai, dan era globalisasi yang membenkan peluang bagi SDM yang handal.
Sedangkan tantangan yang dihadapi SDM yaitu : kompleksitas pennasalahan sosial
dan pendidikan, antisipasi persaingan era globalisasi, dinamika restrukturisasi
kelembagaan, dan adanya pergeseran nilai-nilai sebagai akibat dari transisi kehidupan
demokrasi.
5. Strategi yang diupayakan dalam menempatkan pegawai yaitu didasan pada analisis
kebutuhan dan profesionalisme yang dimiliki pegawai dalam menempati pos tertentu.
DAFTARISI
PERNYATAAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTARISI
DAFTARGAMBAR
BAB I
;
PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
Latar Belakang Masalah
Pennasalahan dan Pertanyaan Penelitian
Paradigma Penelitian
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
F. Sistematika Tesis
BAB II
1
1
6
7
9
10
10
11
11
12
13
PERANAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
15
A. Konsep Dasar Administrasi
B. Kesiapan Sumber Daya Manusia
1. Pengertian Sumber Daya Manusia
2. Ruang Lingkup MSDM
3. Pengertian MSDM
4. Pentingnya MSDM dalam Organisasi
5. Sembilan Kecenderungan dalam
Manajemen
Sumber Daya Manusia
6. Model Perencanaan Sumber Daya Manusia
C. Kualitas Layanan Administrasi
1. Kualitas Layanan
2. Model Kualitas Layanan
D. Pengelolaan Administrasi pada Dinas Pendidikan
15
19
19
22
24
26
Daerah
E. Studi Terdahulu yang Relevan
BAB III
i
ii
iv
vi
viii
x
32
37
43
43
45
55
66
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
64
64
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
C. Teknik Pengumpulan Data
68
69
BAB IV
D. Tahap-tahap Penelitian
71
E. Validitas Penelitian
75
F.
77
Pedoman Penafsiran dan Analisis Data
DESKRIPS1 DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN
80
A. Deskripsi Data Penelitian
1. Kesiapan Mental dan Fisik Personil Dinas
Pendidikan Kota Bandung
2. Penempatan Sarana Prasarana (Fasilitas) dalam
Mendukung Manajemen Sumber Daya Manusia
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Kesiapan
Manajemen SDM Dinas Pendidikan
4. Peluang dan Tantangan Kesiapan Manajemen
80
SDM
5. Upaya Penempatan Pegawai dalam Rangka Otonomi
Daerah pada Dinas Pendidikan
B. Pembahasan Temuan Penelitian
80
94
95
99
101
113
1. Analisis Terhadap Kesiapan Mental dan Fisik
Personil
2. Analisis terhadap Sarana dan Prasarana yang
Mendukung Kesiapan Sumber Daya Manusia
3. Analisis Faktor Pendukung dan Hambatan dalam
Pelaksanaan Otonomi
Daerah pada Dinas
Pendidikan
4. Analisis SWOT terhadap Kesiapan SDM Dinas
Pendidikan daam Rangka Otonomi Daerah
BAB V
114
116
117
117
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Implikasi Hasil Penelitian
125
125
129
C. Rekomendasi Hasil Penelitian
131
DAFTAR PUSTAKA
132
DAFTARGAMBAR
No
Nama Gambar
I
Paradigma Penelitian
02
Halaman
8
Keterkaitan antara Proses Administrasi Pendidikan dengan
Sumber Daya
I
18
03
Model Kualitas Layanan-1
j
48
04
Model Kualitas Lavanan -2
53
IV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) terbukti menjadi faktor
determinan bagi keberhasilan pembangunan dan kemajuan suatu bangsa.
Pengalaman negara-negara Asia seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan,
Honggkong dan Singapura membuktikan kebanaran hal tersebut (Hidayat
Syarief, 1998:1). Upaya membangun kualitas SDM tidak terlepas dari mutu
pendidikan, karena melalui proses pendidikan memiliki implikasi terhadap
aspek-aspek sebagai berikut:
Pertama, menanamkan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi. Kedua menciptakan suasana dalam proses belajar mengajar yang
mampu membangkitkan dan menumbuhkkembangkan kreatiivitas, inovasi
dan bakat belajar. Keiiga, menumbuhkembangkan daya juang (fightings
spirit),
profesionalisme
dan
wawasan
keunggulan.
Keempat,
menumbuhkembangkan sikap hidup hemat, cermat, tertib, tekun dan
disiplin, dan kelima menumbuhkembangkan moral dan budi pekerti luhur
sebagai pengejewantahan dari keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Dalam kaitannya dengan uraian di atas
Brodjonegoro (1998:9)
mengatakan bahwa/' pembangunan pendidikan yang bermutu merupakan
wahana untuk membangun sumber daya manusia yang berwawasan Iptek
dan Imtak, yaitu sumber daya manusia yang mampu menerapkan,
mengembangkan, dan menguasai Iptek dengan tetap dilandasi nilai-nilai
agama, moral, dan budaya luhur bangsa." Strategi yang perlu ditempuh
untuk mewujudkannya adalah strategi budaya yang menggunakan prinsip
dasar moral dan keadilan.
Di era reformasi, telah lahir Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Pelaksanaan kedua
undang-undang tersebut membawa perubahan paradigma baru dalam
pengelolaan pendidikan.
Lahirnya
Unndang-undang
yang
membahas
Otonomi
berimplikasi terhadap munculnya berbagai pendapat dan
Daerah
pandangan
mengenai perlunya reformasi pendidikan nasional, yang berarti pula
dibutuhkan pengkajian Otonomi Pendidikan.
Dengan
desentralisasi
berarti
adanya
penyerahan
urusan
pemerintahan kepada daerah sehingga wewenang dan tanggungjawabnya
sepenuhnya merupakan milik daerah, termasuk di dalamnya penentuan
kebijakan,
pelaksanaan,
serta
hal-hal
pembiayaan dan aparat pelaksananya.
yang
menyangkut
segi-segi
Secara umum, tujuan desentralisasi adalah untuk : (a) mengurangi
beban pemerintah pusat dan campur tangan tentang masalah-masalah kecil
pada tingkat lokal, serta memberikan peluang untuk koordinasi pelaksanaan
pada tingkat lokal, (b) meningkatkan pengertian rakyat serta dukungan
mereka dalam kegiatan usaha pembangunan sosial ekonomi, (c) menyusun
program-program perbaikan sosial ekonomi pada tingkat lokal lebih
realistis, (d) melatih rakyat untuk bisa mengatur urusannya sendiri, dan (e)
membina kasatuan nasional (Emil J. Sady dalam Tjokroamdjqjo, 1978:85).
Pemberian
proporsi yang lebih besar kepada daerah
untuk
melaksanakan pembangunan di daerahnya membawa sejumlah implikasi,
yaitu: (a) implikasi administrasi, yakni pemberian
kewewenangan yang
lebih besar kepada daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan
dengan potensi dan kebutuhan setempat, (b) implikasi kelembagaan, yakni
untuk meningkatkan kapasitas perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kerjr,
daerah, (c) implikasi keuangan, yakni kebutuhan dana yang lebih besar bagi
daerah untuk dapat melaksanakan fungsinya di bidang pembangunan, dan
(d)
implikasi
pendekatan
perencanaan,
yakni
kebutuhan
untuk
memperkenalkan model pendekatan kewilayahan yang bermula dari bawah,
dengan melibatkan peran serta masyarakat semaksimal mungkin (Tamim,
1997:68).
Uraian di atas menggambarkan bahwa daerah memiliki kewajiban
untuk turut serta membantu peningkatan daya saing nasional, yang
diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia, yang didukung oleh
tingkat manajemen yang potensial serta penguasaan teknologi yang
memadai. Ini berarti daerah situntut mampu meningkatkan mutu pendidikan
agar siap bersaing di tingkat global.
Sehubungan dengan hal di atas, kesiapan Sumber Daya Manusia
untuk menjalankan peran dalam kualitas layanan pendidikan dalam
pelaksanaan desentralisasi semakin besar. Hal tersebut dapat dipahami,
mengingat peningkatan mutu pendidikan sangat bekiatan dengan sumber
daya manusia, sarana prasarana serta biaya, yang jika terabaikan akan
menjadi penyebab sulitnya meningkatkan mutu pendidikan. Karem.-
perangkat pemenntahan daerah menyangkut pula dinas-dinas yang ada,
maka tugas dan wewenang penyclenggaraan pendidikan yang berkaitan
dengan peningkatan mutu pendidikan berada pada Depdiknas dan dmas
pendidikan daerah.
Pemerintah Kota Bandung bersama dengan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah Kota Bandung telah menetapkan Pola Dasar Pembangunan
Daerah Kota Bandung untuk tahun 2000-2004, melalui Peraturan Daerah
Nomor 07 Tahun 2000. Peraturan Daerah tersebut merupakan langkah yang
strategis dalam menyongsong pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22
Tahun 1999 dan UU Nomor 25 Tahun 1999 beserta perangkat Peraturan
Pemerintah sebagai penjabarannya, karena telah menunjukkan kemandirian
sesuai dengan desentralisasi.
Pola Dasar Pembangunan Daerah Kota Bandung 2000-2004 hasil
inventarisasi kewenangan bidang pendidikan Kota Bandung yang
merupakan hasil kesepakatan Dinas Pendidikan dengan institusi lainnya,
melahirkan visi dan misi Dinas Pendidikan yang dapat dirunuiskan tujuan,
sasaran dan kebijakan pendidikan.
Adapun maksud dan tujuan ditetapkannya kebijakan bidang
pendidikan Kota Bandung adalah:
(1) Memberikan gambaran mengenai kondisi umum pendidikan di
Kota Bandung, meliputi potensi yang dimiliki serta masalah
yang dihadapi.
(2) Melakukan inventarisasi potensi dan pennasalahan pendidikan
sebagai bahan dan antisipasi penyusunan kebijakan jangka
panjang.
(3) Mencari
alternatif kebijakan
strategis
sebagai
upaya
menyelesaikan pennasalahan pendidikan di Kota Bandung
dengan menetapkan prioritas kebijakan untuk kurun waktu
2001-2004.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kesiapan Sumber Daya Manusia dalam memberikan
kualitas layanan administratif pada Dinas Pendidikan Daerah Kota Bandung
Jawa Barat dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, sehingga dalam
pelaksanaannya dapat berjalan secara efektif dan efesien.
B. Permasalahan dan Pertanyaan Penelitian
Fokus masalah penelitian ini bahwa pengelolaan pendidikan yang
selama ini sentralistik, dengan pemberlakukan UU Nomor 22 dan 25 Tahun
1999 mengalami pergeseran kearah desentralisasi. Keadaan ini menuntut
daerah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan pendidikan. Kurangnya
koordinasi antar daerah, khususnya dalam pengelolaan lembaga pendidikan,
fasilitas, kualitas personil dan Iain-lain akan menyebabkan inefisiensi dalam
pengelolaan pendidikan.
Berdasarkan pada latar belakang dan fokus masalah di atas, maka
perumusan masalah penelitian ini dapat disusun dalam bentuk pertanyaanpertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana kesiapan mental dan fisik Dinas Pendidikan Kota
Bandung dalam rangka otonomi?
2. Bagaimana menentukan dan mempersiapkan sarana dan prasarana
(fasilitas) dalam mendukung manajemen Sumber Daya Manusia di
Dinas Pendidikan Kota Bandung9
3. Faktor apa sajakah yang mendukung dan menghambat serta
bagaimana strategi mengatasi hambatan penempatan personil'.'
4. Peluang dan tantangan apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pelaksanaan
Otonomi
Daerah
pada
Dinas
Pendidikan
Kota
Bandung?
5. Bagaimana Upaya penempatan pegawai dalam rangka otonomi
daerah pada Dinas Pendidikan Kota Bandung?
C. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan dasar pemikiran yang sangat
penting dalam sebuah penelitian. Paradigma penelitian memiliki fungsi
untuk menelaah dan mengkaji permasalahan-permasalahan terutama dalam
kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pendidikan dalam rangka
pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma juga
merupakan serangkaian konsep-konsep dasar yang disusun secara terpadu,
sehingga membentuk pola pikir. Paradigma juga dipergunakan sebagai
pegangan
nasional
penelitian dan sebagai
pedoman bcrfikir dalam
memecahkan setiap pennasalahan yang telah dirumuskan.
8
Dalam penelitian ini paradigma yang akan dikembangkan adalah
model strategi penyiapan Sumber Daya Manusia yang mendukung
pelaksanaan Otonomi Pendidikan di Kota Bandung. Paradigma tersebu*.
dapat digambarkan sebagai benkut:
Gambar 1
Paradigma Penelitian
Kesiapan SDM Dinas
Pendidikan (Fuktuul)
Program
Pcngembangan
Idenlifikasi
Kebutuhan SDM
SDM (Akinril)
Dinas Pendidikan
Dukungan. Hainbatan.
Peluang dan Tanlangan
Serta Slrategi
Penempatan Personil
= Fokus Kajian/Penelitian
Dalam penelitian ini difokuskan pada proses penyiapan Sumber
Daya Manusia (SDM). Dimana fungsi perencanaan merupakan fungsi awal
dalam penyelenggaraan program pendidikan. Dengan perencanaan ini
ditentukan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam pelaksanaan
program pendidikan pada Dinas Pendidikan Kota Bandung sebagai upaya
mengimplementasikan Otonomi Daerah.
Identifikasi
kebutuhan Sumber Daya Manusia pada Dinas
Pendidikan Kota Bandung, merupakan fase kegiatan awal
untuk
perencanaan program. Karena tanpa mempersiapkan kebutuhan SDM, maka
program Dinas Pendidikan Kota Bandung sukar akan terealisasikan.
Dengan identifikasi tersebut maka akan diketahui kebutuhan Sumber Daya
Manusia dari segi kuantitas dan kualitas.
Langkah berikutnya mengidentifikasi Sumber Daya Manusia yang
tersedia dan fasilitas yang dimiliki. Dalam kegiatan ini dianalisis pula
hambatan dan strategi mengatasinya, sehingga manajemen SDM yang
dikembangkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan dalam rangka
keberhasilan program Dinas Pendidikan pada pelaksanaan Otonomi Daerah.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk dapat menjawab faktor-faktor apa saja
yang menyebabkan perlu diadakannya program penyaiapan Sumber Daya
Manusia pada Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Dan
bagaimana kesiapan Sumber Daya Manusia
dalam memberikan kualitas
layanan administrasi pada Dinas Pendidikan Kota Bandung, Jawa Barat.
^f^SC
^
V