PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM : Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung.

(1)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No Daftar FPIPS : 1892/UN.40.2.2/PL/2013

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA

MELALUI SEKOLAH ALAM

(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Kewarganegaran

Oleh

Riyan Yudistira

0900184

JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA

MELALUI SEKOLAH ALAM

(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )

Oleh

RIYAN YUDISTIRA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riyan Yudistira 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR PENGESAHAN

RIYAN YUDISTIRA (0900184)

PENGEMBANGAN KARAKTER KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM

(Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Rahmat, M.Si NIP. 19580915 198603 1 003

Pembimbing II

Syaifullah, S.Pd.,M.Si NIP. 19721112 199903 1 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001


(4)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu Skripsi ini diuji pada tanggal 30 Oktober 2013

Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas:

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Prof. Dr. H. Sapriya, M.Ed. NIP. 19630820198803 1 001

3. Penguji :

3.1. Prof. Dr. H. Suwarma Al Muchtar, SH., M.Pd. NIP. 19530211 197803 1 002

3.2. Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

3.3. Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si. NIP. 19750414 200501 1 001


(5)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

RIYAN YUDISTIRA (0900184), “PENGEMBANGAN KARAKTER

KEPEMIMPINAN SISWA MELALUI SEKOLAH ALAM (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)”

Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Namun, tidak semua sekolah memiliki karakteristik yang sama terhadap lingkungan belajarnya. Seperti halnya sekolah-sekolah alternatif menawarkan konsep pembelajaran yang berbasis alam sebagai lingkungan belajar. Pemanfaatan alam oleh manusia dalam dunia pendidikan memiliki kesan baru dalam proses belajar mengajar sebagai upaya yang dilakukan dalam inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itulah, sekolah alam dapat dijadikan contoh sebagai sekolah yang membentuk peserta didiknya untuk memiliki karakter dan akhlak mulia serta memiliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dokumentasi, studi literatur, dan catatan lapangan. Hasil penelitian di lapangan mengungkapkan bahwa: 1) Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan di Sekolah Alam Bandung dilaksanakan melalui ragam program dan kegiatan kreatif yaitu outbond, kemah/camping, homestay, MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa, dan praktek kewirausahaan.. 2) Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan Sekolah Alam Bandung adalah nilai envision (memiliki visi), integrity (integritas), dedication (dedikasi), magnanimity (keluhuran budi) , humility (rendah hati), Openness (keterbukaan), creativity (kreativitas), fairness (keadilan), assertiveness (ketegasan), sense of humor (memiliki rasa humor). 3) Pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung dihadapkan pada hambatan-hambatan sebagai berikut: (a) belum teridentifikasi yang secara optimal tentang karakter siswa (b) kurangnya pengalaman guru dalam menerapkam metode outbond; (c) belum adanya kurikulum baku yang terstandar. 4) Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung sebagai berikut: (a) upaya untuk mengidentifikasi karakter siswa secara optimal dilakukan melalalui kegiatan masa orientasi peserta didik di awal penerimaan siswa baru, (b) meningkatkan intensitas kegiatan pelatihan bagi guru terkait metode pembelajaran, (c) membuat rambu-rambu wajib pelaksanaan sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.


(6)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

RIYAN YUDISTIRA (0900184), “DEVELOPING STUDENTS’ LEADER CHARACTER THROUGH NATURE SCHOOL (A Study Case in Bandung Nature School) ”

Learning process is one of the keys in determining the fulfillment of educational objectives. Nevertheless, not all schools possess similar characteristics in terms of their learning environment. Some alternative schools offer learning process which incorporates nature as learning environment. The incorporation of nature in education triggers fresh nuance in teaching-learning process innovation which is aimed at optimum fulfillment of educational objectives. Thus, nature school can be referred as an example of school which develops good characteris and love towards nature within students.

Generally, this research was aimed at acquiring the picture on how leadership is being developed in nature school. The approach used in this research was qualitative approach through the employment of case-study method. The data collection technique was through interview, observation, documentation, literature studies and field-notes. The findings from field-study had revealed that: 1) the development of leadership through learning process in nature school was done through various creative programs and activities namely outbound, camping, homestay, MABIT (a night focusing on the preaching of faith and entrepreneurship practicum). 2) The leader character values being developed by Bandung nature school were the values of envision, integrity, dedication, magnanimity, humility, openness, creativity, fairness, assertiveness and sense of humor. 3) The development of students’ leader character in Bandung Nature School faced obstacles as follow: (a) The identification of students’ character

which hadn’t reached optimum level; (b) the lack of teachers’ experience in

implementing the outbound-method; (c) the inexistence of a fixed and standardized curriculum. 4) The efforts done in coping with the mentioned obstacles were as follow: (a) optimum effort in identifying students’ character during school orientation, (b) intensifying trainings for teachers on teaching methodologies, (c) determining obligations in conducting a teaching-learning process.


(7)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penjelasan Istilah ... 7

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10

A. Tinjauan Tentang Pengembangan ... 10

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengembangan ... 10

a. Pengertian Pengembangan ... 10

b. Fungsi Pengembangan ... 11

c. Tujuan Pengembangan ... 13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi dalam Pengembangan ... 15

a. Aliran Nativisme ... 15

b. Aliran Empirisme ... 16

c. Aliran Konvergensi ... 19

B. Tinjauan Tentang Karakter ... 19

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Karakter ... 19

a. Pengertian Karakter ... 19

b. Fungsi Karakter ... 22

c. Tujuan Karakter ... 23


(8)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Nilai Karakter yang Harus Dikembangkan ... 24

b. Nilai Karakter Kepemimpinan ... 28

3. Strategi Pengembangan Karakter ... 31

4. Membangun Karakter di Sekolah secara Efektif ... 34

C. Tinjauan Tentang Kepemimpinan ... 35

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Kepemimpinan ... 35

a. Pengertian Kepemimpinan ... 35

b. Fungsi Kepemimpinan ... 37

c. Tujuan Kepemimpinan ... 39

2. Teori-teori Kepemimpinan ... 40

3. Gaya Kepemimpinan ... 45

4. Sifat dan Sikap Kepemimpinan ... 47

5. Strategi Kepemimpinan ... 49

D. Tinjauan Tentang Sekolah Alam ... 50

1. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Sekolah Alam ... 50

a. Pengertian Sekolah Alam ... 50

b. Fungsi Sekolah Alam ... 51

c. Tujuan Sekolah Alam ... 54

2. Pembelajaran di Alam Sekitar ... 55

3. Aspek-aspek Pedagogis Penggunaan Alam Sekitar sebagai Sumber Belajar ... 56

4. Manfaat Alam dalam Pembelajaran ... 56

5. Sekolah Alam Bandung ... 58

BAB III METODE PENELITIAN ... 61

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 61

1. Pendekatan Penelitian ... 61

2. Metode Penelitian ... 61

B. Teknik Pengumpulan Data ... 62

1. Wawancara ... 62

2. Observasi ... 63


(9)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4. Studi Literatur ... 65

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes) ... 66

C. Tahap Penelitian ... 66

D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 68

E. Validitas Data ... 71

F. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 75

1. Lokasi Penelitian ... 75

2. Subjek Penelitian ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 76

A. Deskripsi Umum Lokasi dan Subjek Penelitian ... 76

1. Keadaan Fisik Sekolah Alam Bandung ... 76

2. Sejarah Pendirian Sekolah Alam Bandung ... 78

3. Struktur Organisasi Sekolah Alam Bandung ... 80

4. Filosofis, Visi dan Missi Sekolah Alam Bandung ... 81

5. Keadaan Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Administrasi Sekolah Alam Bandung ... 81

6. Keadaan Siswa SMP Sekolah Alam Bandung ... 82

B. Hasil Penelitian ... 82

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 83

2. Nilai-Nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung ... 92

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 95

4. Upaya-Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan .. 97

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 98

1. Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 98


(10)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Nilai-Nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada

diri siswa di Sekolah Alam Bandung ... 107

3. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung ... 114

4. Upaya-Upaya untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan .. 119

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 124

A. Kesimpulan ... 124

1. Kesimpulan Umum ... 124

2. Kesimpulan Khusus ... 124

B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA ... 127 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pembangunan Moralitas Anak ...………... 12

Tabel 2.2 Nilai-nilai Karakter yang Dikembangkan ... 26

Tabel 2.3 Teori-teori Kepemimpinan... 41

Tabel 2.4 Gaya Kepemimpinan... 45

Tabel 4.1 Daftar Keadaan Siswa SMP Sekolah Alam Bandung…... 82

Tabel 4.2 Materi Mata Pelajaran Leadership... 85

Tabel 4.3 Tahap Program Kewirausahaan………... 89 Tabel 4.4 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan pembelajaran dalam

pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.5 Hasil Penelitian Mengenai Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.6 Hasil Penelitian Mengenai Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung Tabel 4.7 Hasil Penelitian Mengenai Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung Tabel 4.8 Hasil Penelitian Mengenai Hambatan-hambatan yang Terjadi dalam Proses Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.9 Hasil Penelitian Mengenai Hambatan-hambatan yang Terjadi dalam Proses Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.10 Hasil Penelitian Mengenai Upaya-Upaya untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Terjadi dalam Proses

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung... Tabel 4.11 Hasil Penelitian Mengenai Upaya-Upaya untuk Mengatasi Hambatan-Hambatan yang Terjadi dalam Proses

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa di Sekolah Alam Bandung...

105

106 113 114

117

118

121


(12)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Proses Pembudayaan dan Pemberdayaan …….………... 31

Bagan 2.2 Program Pengembangan Karakter Pada Latar Mikro... 33

Bagan 2.3 Strategi Pendidikan Karakter di Sekolah…….... 34

Bagan 2.4 Krucut Pengalaman Belajar………... 52


(13)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai. Dalam pelaksanaannya proses pembelajaran didukung oleh metode pembelajaran, model pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran serta lingkungan pembelajaran yang kondusif sebagai tempat belajar siswa. Namun, tidak semua sekolah memiliki karakteristik yang sama terhadap lingkungan belajarnya. Seperti halnya sekolah-sekolah alternatif menawarkan konsep pembelajaran yang berbasis alam sebagai lingkungan belajar.

Sejak dahulu hingga sekarang dunia pendidikan telah memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber dan media pembelajaran. Muatan pendidikan yang dapat diserap oleh peserta didik juga memiliki kelebihan, karena diharapkan outcome dari pendidikan yang berorientasi pemanfaatan alam akan mampu membentuk anak yang memiliki karakter yang baik dan akhlak mulia serta memiliki sikap mental yang sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan sebagai bekal bagi kehidupannya nanti.

Pemanfaatan alam oleh manusia dalam dunia pendidikan memiliki kesan baru dalam proses belajar mengajar sebagai upaya yang dilakukan dalam inovasi pendidikan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Oleh karena itulah, sekolah alam dapat dijadikan contoh sebagai sekolah yang membentuk peserta didiknya untuk memiliki karakter dan akhlak mulia serta memiliki kecintaan terhadap lingkungan sekitar. Hal tersebut didukung oleh hasil penelitian skripsi M. Luttfi Fatahillah (2010:84) yaitu:

Siswa aktif, sangat ramah, terkadang karena sikap yang terlalu ramah seakan kurang sopan, seperti menyandarkan badannya, banyak bertanya, memaksa untuk didengar ketika berbicara, dll. Namun, itu semua pada satu segi memiliki makna positif.


(14)

2

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sekolah alam merupakan salah satu upaya dalam inovasi pendidikan. Pada sekolah ini berusaha mengembangkan lingkungan pembelajaran, media pembelajaran dan metode pembelajaran yang berbeda dengan sekolah lain pada umumnya. Sekolah alam benar-benar memanfaatkan keadaan alam sekitar untuk menjadi tempat belajar, menggunakan media yang berasal dari alam secara langsung dan dengan menggunakan metode yang bisa secara langsung berinteraksi dengan alam sekitar.

Peningkatan mutu pendidikan melalui suatu inovasi pendidikan diharapkan akan mampu mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Salah satu indikator ketercapaian tujuan pendidikan tersebut adalah terbentuknya karakter siswa yang baik. Melalui pembentukan karakter siswa tersebut akan mampu menghasilkan para pelajar yang memiliki sikap-sikap yang mampu membentuk diri mereka menjadi warga Negara yang baik. Hal ini berkaitan dengan karakter yang diharapkan pada pembangunan karakter bangsa dalam buku Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025 Pemerintah Republik Indonesia (2010: 22) adalah sebagai berikut:

Karakter indivudu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila pada masing-masing bagian tersebut, dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Karakter yang bersumber dari olah hati, antara lain beriman dan bertakwa, jujur, amanah, adil, tertib, taat aturan, bertanggung jawab, berempati, berani mengambil resiko, pantang menyerah, rela berkorban, dan berjiwa patriotik.

2. Karakter yang bersumber dari olah pikir, antara lain cerdas, kritis, kreatif, inovatif, ingin tahu, produktif, berorientasi ipteks, dan reflektif. 3. Karakter yang bersumber dari olah raga/kinestika antara lain bersih

dan sehat, sportif, tangguh, andal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif, determinative, kompetitif, ceria, dan gigih;

4. Karakter yang bersumber dari olah rasa dan karsa antara lain kemanusiaan, saling menghargai, gotong royong, kebersamaan, ramah, hormat, toleran, nasionalis, peduli, kosmopolit (mendunia), mengutamakan kepentingan umum, cinta tanah air (patriotis), bangga menggunakan bahasa dan produk Indonesia, dinamis, bekerja keras, dan beretos kerja.


(15)

3

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Karakter yang cocok untuk dikembangkan di sekolah salah satunya adalah karakter kepemimpinan. Karakter kepemimpinan sangat penting dimiliki oleh seorang anak untuk bekal mereka ketika sudah dewasa dan berada di lingkungan masyarakat ataupun di lingkungan kerja. Karakter kepemimpinan yang baik bisa membuat siswa memiliki sikap seorang pemimpin yang bertanggung jawab, adil dan jujur.

Pengembangan karakter kepemimpinan dilakukan melalui mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran di persekolahan. Pendidikan Kewarganegaraan mampu menerapkan nilai-nilai karakter kepemimpinan melalui proses belajar mengajar, karena mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan menitik beratkan pada penanaman akhlak yang baik kepada siswa. Kegiatan pembelajaran yang aktif berbasis pengalaman langsung mampu membentuk karakter kepemimpinan siswa melalui kegiatan praktek pembelajaran, contohnya pada materi demokrasi yang di dalamnya terdapat pembahasan tentang pemilu. Selain itu masih banyak materi-materi pokok pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang bisa mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan di Sekolah Alam Bandung (SAB) siswa cenderung bergerak aktif dan berbaur dengan siswa lainnya. Hal tersebut terlihat ketika jam istirahat tiba, siswa bermain bersama-sama tanpa membedakan latar belakang kelas maupun usia. Selain itu, aktifitas siswa di sekolah selalu memanfaatkan alam sekitar dalam segala kegiatannya. Hal tersebut didukung dengan keberadaan sekolah di tengah pedesaan yang terdapat beberapa ekosistem sawah, kebun, dan kolam perikanan.

Salah satu faktor lain yang jelas terlihat adalah siswa tidak memakai pakain seragam sekolah yang sama. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru menyebutkan alasan tidak memakai seragan sekolah yang sama dikarenakan agar siswa bisa bebas bergerak melakukan aktifitasnya di sekolah. Bebas bergerak dalam hal ini adalah kegiatan belajar sambil berinteraksi dengan lingkungan alam


(16)

4

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan langsung dan membolehkan siswanya bermain lumpur, basah-basahan hingga membuat baju mereka kotor.

Aktifitas siswa yang sering dilakukan di sekolah adalah kegiatan pembelajaran yang didukung oleh kegiatan praktek langsung di alam. Dengan menggunakan metode tersebut siswa sangat antusias dan berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa cenderung ingin menjadi nomor satu di kelasnya. Selain itu dengan kegiatan langsung di alam siswa menjadi berani untuk mencoba hal-hal baru. Siswa cenderung menjadi tidak takut kotor, tidak takut jatuh, tidak takut ketinggian, tidak takut gagal, dengan demikian rasa keberanian dan kepemimpinan siswa mulai tertanam kepada dirinya.

Sekolah Alam Bandung (SAB) sebagai salah satu sekolah yang menitik beratkan aktifitas belajarnya pada pemanfaatan alam merupakan suatu lembaga pendidikan yang memiliki daya tarik tersendiri. Sekolah Alam Bandung berusaha menawarkan suatu paradigma belajar yang baru, kreatif, dan segar. Sekolah pada umumnya memposisikan alam sebagai objek yang tidak cukup signifikan dalam pembelajaran, karena hanya dianggap sebagai bagaian dari sesi refreshing maupun variasi di antara pendekatan pembelajaran pokok yang terus-menerus dipraktekan. Akan tetapi, Sekolah Alam Bandung menekankan pemanfaatan alam lingkungan sebagai sumber belajar yang utama, sehingga siswa disuguhi metode serta pendekatan yang dirancang dan dikelola secara kreatif, karena alam memiliki keunggulan sebagai lingkungan yang dinamis.

Hasil penelitian M. Luttfi Fatahillah pun didukung oleh hasil penelitian Cahya Juwita (2010:90) yaitu “perubahan sikap anak yang bersekolah di SAB terlihat mengalami perubahan progresif menjadi anak yang lebih kreatif mentalnya”. Semua ini sesuai dengan Misi Sekolah Alam Bandung yaitu Akhlaqul Karimah, Falsafah Ilmu Pengetahun dan sikap ilmiah (Logika), dan Kepemimpinan. Namun demikian, belum ada penelitian khusus yang menitik beratkan terhadap pengembangan karakter kepemipinan siswa di Sekolah Alam Bandung sehingga peneliti pun tertarik untuk melakukan penelitian ini.


(17)

5

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Atas dasar pemikiran tersebut di atas merupakan landasan berpijak dalam penulisan skripsi ini, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang dituangkan dalam bentuk skripsi dengan judul: “Pengembangan Karakter Kepemimpian Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung )”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini dirumuskan masalah penelitian secara umum yaitu: Bagaimanakah pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui Sekolah Alam?. Kemudian agar penelitian ini lebih operasional dan masalah umum tersebut bisa dikaji secara terfokus, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah sesuai dengan inti permasalah-masalahan melalui pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?

2. Nilai-nilai karakter kepemimpinan apa yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung?

3. Hambatan-hambatan apa yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?

4. Upaya-upaya apa saja untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam. Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:


(18)

6

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengidentifikasi proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter siswa di Sekolah Alam Bandung.

2. Untuk mengidentifikasi nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa di Sekolah Alam Bandung?

3. Untuk mengidentifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung? 4. Untuk mengidentifikasi upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi

hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung?

D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Secara teoritis manfaat penelitian ini yaitu untuk mengkaji secara mendalam tentang proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui sekolah alam dan dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang berguna dalam pengembangan karakter melalui sekolah alam yang diterapkan pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Secara Praktis

Untuk sekolah Secara praktis, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah Alam Bandung (SAB)

1) Dapat mengoptimalkan sumber daya yang tersedia untuk meningkatkan karakter kepemimpinan siswanya di Sekolah.

2) Diharapkan mampu mencermati kebutuhan siswa yang beragam dengan kondisi lingkungan yang berbeda untuk meningkatan pengembangan karakter kepemimpinan siswa.

b. Bagi guru

1) Dapat lebih mengembangkan karakter kepemimpinan siswa melalui peningkatan model pembelajaran di kelas.


(19)

7

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2) Meningkatkan tingkat kedisiplinan dan kejujuran siswa dalam proses pembelajaran.

c. Bagi siswa

1) Meningkatkan motivasi siswa dalam pengembangan karakter kepemimpinan di sekolah.

2) Siswa dapat melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan memuat nilai-nilai yang sesuai dengan karakter kepemimpinan.

d. Bagi orang tua

1) Orang tua dapat mengetahui pentingnya penanaman teoritis karakter kepemimpinan bagi anaknya.

2) Diharapkan orang tua mampu membuat iklim keluarga yang selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.

E. Penjelasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan dalam hal memaknai konsep-konsep pokok dalam penelitian ini, maka peneliti menganggap penting untuk menjelaskan konsep – konsep tersebut, sebagai berikut :

1. Pengembangan

Menurut pendapat Lefrancois, Witherington, dan Hurlock Pengembangan adalah „perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematik, progresif, dan berkesinambungan baik mengenai fisik maupun psikis‟ (Syamsuddin, 2007: 78). Dalam pengertian penelitian ini pengembangan berarti perubahan yang dialami oleh seorang anak agar memiliki karakter yang baik.

2. Karakter

Karakter dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai kebajikan (tahu nilai kebajikan, mau berbuat baik, dan nyata berkehidupan baik) yang terpateri dalam diri dan ter ejawantahkan dalam prilaku. (Budimansyah, 2010 : 23). Menurut Wynne dalam Ratna Megawangi (2004 : 80),‟ istilah karakter diambil dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” (menandai atau mengukir), yang lebih terfokus


(20)

8

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pada melihat tindakan atau tingkah laku‟. Dalam penelitian ini karakter siswa yang akan dibangun adalah karakter kepemimpinan. Karakter yang dibentuk dari mulai siswa mengetahui nilai-nilai karakter kepemimpinan yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Kepemimpinan

Definisi kepemimpinan merujuk pada pendapat Matondang (2008: 5) “kepemimpinan adalah suatu proses dalam mempengaruhi orang lain agar mau atau tidak melakukan sesuatu yang diinginkan”. Dalam penelitian ini siswa dibentuk untuk memiliki karakter kepemimpinan sebagai bekal untuk kehidupannya nanti. Kepemimpinan yang dimiliki siswa diharapkan agar siswa mampu menjadi seorang pemimpin yang baik di lingkungannya terutama sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri.

4. Sekolah Alam

Menurut Efriyani Djuwita dalam Santoso (2010: 09) Sekolah Alam adalah „salah satu bentuk pendidikan alternatif dengan konsep belajar aktif, menyenangkan dengan menggunakan alam sebagai media untuk belajar‟.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu:

1. BAB I : Pendahuluan

Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, Identifikasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah, dan struktur organisasi skripsi.

2. BAB II : Landasan Teoritis

Pada bab ini diuraikan dokumen - dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis.


(21)

9

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Pada bab ini penulis menjelaskan metode penelitian, teknik pengumpulan data, serta tahapan penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai pengembangan karakter kepemimpinan melalui Sekolah Alam Bandung.

4. BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa, nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan pada diri siswa, hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa, dan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung.

5. BAB V : Kesimpulan dan Rekomendasi

Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(22)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Alasan dipilihnya pendekatan kualitatif dalam penelitian ini, karena peneliti akan meneliti aktifitas-aktifitas kelompok manusia yang berkaitan dalam pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung. Berdasarkan hal tersebut peneliti akan memperoleh gambaran dari permasalahan yang terjadi secara mendalam (berupa kata-kata, gambar, perilaku) dan tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik, melainkan tetap dalam bentuk kualitatif.

Di samping itu, penelitian kualitatif mempunyai daya adaptabilitas yang tinggi sehingga memungkinkan peneliti senantiasa menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah-ubah. Selain itu menurut Nasution (2001:40) bahwa:

“Penelitian kualitatif bersifat terbuka, sehingga tidak dapat dipastikan kapan penelitian ini berakhir, penelitian berlangsung untuk memperoleh pemahaman yang senantiasa lebih mendalam, namun penelitian ini dihentikan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga”.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus. Metode studi kasus adalah suatu pendalaman/eksplorasi terhadap sistem yang dibatasi, atau sebuah kasus (beberapa kasus) melalui pengumpulan data secara mendalam dan terperinci yang meliputi berbagai sumber informasi yang sangat berkaitan dengan konteksnya. Hal ini sesuai dengan hakikat penelitian kasus menurut Arikunto (2006: 120), yaitu:

“Penelitian kasus adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi


(23)

62

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam”.

Alasan peneliti melakukan penelitian dengan studi kasus karena sesuai dengan sifat dari masalah serta tujuan penelitian yang diperoleh dan bukan menguji hipotesis tetapi berusaha untuk menyimpulkan beberapa informasi yang berbeda tentang upaya sekolah dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswanya.

Ditinjau dari lingkup wilayahnya, penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitiannya, penelitian studi kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya. Dalam penelitian ini menguraikan pengembangan karakter kepemimpinan siswa secara apa adanya dan sesuai situasi yang sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada di Sekolah Alam Bandung.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam kualitatif adalah peneliti itu sendiri dalam mengungkap sumber data (responden) secara mendalam dan bersifat menyeluruh hingga ke akar permasalahan, sehingga diperoleh data yang utuh tentang segala pernyataan yang disampaikan sumber. Sedangkan instrumen pembantu berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, dan pedoman studi dokumentasi, pedoman studi literatur serta pedoman catatan lapangan. Untuk memperoleh data maka teknik pengumpulannya adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan penulis untuk memperoleh informasi dan data yang faktual tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung.


(24)

63

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini yang akan digali lebih dalam melalui teknik wawancara adalah yang berkaiatan dengan upaya yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa dari mulai tahap perencanaan hingga evaluasi keberhasilan tujuan yang dicapai oleh pihak sekolah.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui wawancara yaitu untuk mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa secara langsung dari responden. Selain itu wawancara ini dibutuhkan untuk memperoleh data tentang apa saja yang dilakukan pihak sekolah dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa.

Adapun jenis wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara terstruktur. Menurut Widi (2010: 242),

Dalam wawancara terstruktur peneliti memberikan pertanyaan kepada responden dengan pertanyaan yang isi dan strukturnya telah ditentukan, dirancang, dan ditulis oleh peneliti. Peneliti menggunakan pertanyaan dengan kalimat dan urutan sama dan tercatat dalam daftar rencana wawancara (interview schedule).

Alasan dipilihnya wawancara terstruktur yaitu agar peneliti mendapatkan hasil wawancara yang seragam dari setiap responden tentang pengembangan karakter kepemimpinan siswa. Sehingga dengan didapatkannya hasil yang seragam tersebut akan memudahkan peneliti dalam melakukan perbandingan dari hasil wawancara.

2. Observasi

Observasi yaitu penyelidikan secara langsung terhadap objek penelitian untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Definisi observasi merujuk pada pendapat Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2010:203), „observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis‟. Sedangkan menurut Arikunto (2006:129) berpendapat bahwa “observasi dilakukan oleh


(25)

64

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan maupun tanpa instrumen pengamatan”.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui observasi atau pengamatan yaitu peneliti dapat mengamati situasi-situasi yang ada dilapangan dengan mencatat apa-apa yang dianggap penting untuk menunjang tujuan penelitian. Selain itu peneliti dapat memperoleh suatu gambaran yang lebih jelas tentang proses pengembangan karakter kepemimpinan siswa melalui kegiatan pembelajaran yang diteliti dan dapat memberikan deskripsi mengenai gambaran umum objek yang akan diteliti.

Jadi secara umum observasi dibutuhkan untuk memperoleh data yang faktual mengenai kegiatan pembelajaran di Sekolah Alam Bandung dalam mengembangkan karakter kepemimpinan. Dalam penelitian ini yang diobservasi yaitu :

a. Kurikulum yang digunakan dan dikembangkan Sekolah Alam Bandung b. Program Sekolah Alam Bandung

c. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) d. Kegiatan Ekstrakulikuler

e. Kegiatan Kokurikuler f. Interaksi warga sekolah

Observasi dilakukan pada saat penelitian berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi serta kebiasaan-kebiasaan yang berlangsung di Sekolah Alam Bandung. Penulis menentukan terlebih dahulu pedoman atau instrumen observasi dan pada saat observasi, kemudian penulis mencheklist dan mencatat setiap gejala yang sekiranya penting dan mendukung terhadap masalah yang diteliti.


(26)

65

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, notulen, agenda dan sebagainya. Moleong (2010: 161) mengungkapkan kegunaan dokumen sebagai sumber data untuk menguji, menafsirkan bahkan untuk meramalkan. Sedangkan Arikunto (2006: 236) menjelaskan bahwa metode dokumentasi merupakan salah satu cara mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui studi dokumentasi yaitu untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tentang proses pelaksanaan pembelajaran dalam mengembangkan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung. Dokumen yang ditemukan dijadikan sebagai narasumber untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tersebut. Dari hasil dokumentasi ini peneliti dapat memperkuat data hasil wawancara dan observasi.

Dokumen yang dipelajari dalam penelitian ini, yaitu: a. Visi dan Misi dan tujuan Sekolah Alam Bandung.

b. Handbook Sekolah Alam Bandung (sekolah terindah dalam hidupku). c. Peraturan yang berlaku di Sekolah Alam Bandung.

d. RPP yang dikembangkan oleh guru.

e. Catatan guru terhadap prilaku dan sikap siswa di sekolah.

4. Studi Literatur

Studi literatur merupakan alat pengumpul data untuk mengungkapkan berbagai teori yang relevan dengan permasalahan yang diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Studi literatur, yaitu pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrif, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti dan sebagainya (Arikunto, 2006:202).

Teknik ini dilakukan dengan mempelajari dan mengkaji buku-buku, surat kabar, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang akan dibahas untuk memperoleh bahan-bahan atau sumber-sumber informasi tentang proses pengembangan karakter kepemimpinan. Semua ini dimaksudkan untuk


(27)

66

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memperoleh data teoritis yang dapat mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui penelitian dan menunjang pada kenyataan yang berlaku pada penelitian.

Studi literatur yang digunakan oleh peneliti, yaitu:

a. Mengkaji buku-buku mengenai pengembangan, karakter, kepemimpinan, dan pendidikan kewarganegaraan.

b. Mengkaji Handbook Sekolah Alam Bandung (sekolah terindah dalam hidupku).

5. Catatan Lapangan (Fieldnotes)

Catatan lapangan yang bisa dikumpulkan berupa catatan peneliti terhadap fenomena yang terjadi dan dirasakan langsung oleh peneliti selama berada di lapangan. Catatan lapangan merujuk pada pendapat Bodgan dan Biklen dalam Moleong (2010:209) sebagai berikut:

„Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif‟.

Alasan dipilihnya pengumpulan data melalui catatan lapangan yaitu untuk mendeskripsikan dan merefleksikan hasil penelitian di lapangan.

C. Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Penelitian

Tahap pra penelitian yang dilakukan peneliti yaitu memilih masalah, menentukan judul, dan menentukan lokasi penelitian. Pada tahap ini, penulis mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih dahulu yang tertuang dalam proposal penelitian dan berisikan tentang latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, metode penelitian lokasi serta subjek penelitian. Tujuannya yaitu untuk menyesuaikan antara kebutuhan dan kepentingan fokus penelitian.


(28)

67

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam tahap pra penlitian ini juga peneliti melaksanakan studi pendahuluan. Tujuannya yaitu untuk memperoleh gambaran secara umum tentang masalah yang akan diteliti. Setelah peneliti memperoleh gambaran secara umum tentang objek dan subjek penelitian, kemudian peneliti menyusun pedoman wawancara. Dalam mengurus perijinan penelitian, peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Peneliti mengajukan surat izin penelitian kepada Ketua jurusan PKn FPIPS UPI.

b. Setelah memperoleh izin dari Ketua Jurusan PKn kemudian diteruskan untuk mendapatkan izin dari Dekan FPIPS UPI.

c. Setelah mendapatkan surat izin dari Dekan FPIPS UPI melalui Pembantu Dekan I, peneliti meneruskan dengan meminta rekomendasi izin penelitian kepada Rektor UPI.

d. Berdasarkan surat izin Rektor UPI melalui Pembantu Rektor I, kemudian peneliti meneruskan untuk memperoleh perizinan kepada Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kota Bandung.

e. Setelah mendapatkan surat izin dari Kepala Badan Kesatuan Bangsa Kota Bandung, peneliti meneruskan untuk mendapatkan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung.

f. Setelah peneliti mendapat izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung, peneliti meneruskan untuk mendapat izin dari Kepala Sekolah Alam Bandung.

g. Kepala Sekolah Alam Bandung memberikan surat izin dan surat keterangan mengadakan penelitian di sekolah.

2. Tahap Pelaksanaan Lapangan

Setelah tahap pra penelitian selesai dan berdasarkan surat izin penelitian dari pihak-pihak yang bersangkutan maka peneliti pun mulai melakukan penelitian. Selain mengumpulkan hasil observasi di lapangan, penulis melakukan


(29)

68

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

wawancara terhadap subjek penelitian untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan melalui wawancara antara peneliti dengan responden berlangsung di Sekolah Alam Bandung. Dalam hal ini, peneliti mengajukan pertanyaan dengan tujuan mendapatkan informasi lebih lanjut di arahkan kepada fokus penelitian dan mencatatnya kedalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data secara mendetail, data yang diperoleh dalam hasil wawancara kemudian disusun dalam bentuk catatan lapangan lengkap setelah didukung oleh dokumen lainnya.

D. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data merupakan suatu langkah penting dalam penelitian, karena dapat memberi makna terhadap data yang dikumpulkan oleh peneliti. Pengolahan data dan analisis data akan dilakukan melalui suatu proses yaitu penyusunan, mengkatagorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, sehingga data yang diperoleh dari wawancara, observasi, dan catatan lapangan berupa kata-kata. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2010:4) yang menyatakan bahwa „metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati‟.

Setelah selesai mengadakan wawancara dengan subjek penelitian, menuliskan kembali data-data yang terkumpul ke dalam catatan lapangan dengan tujuan agar dapat mengungkapkan data dan informasi secara mentetail. Data yang diperoleh dari wawancara disusun dalam bentuk catatan lengkap setelah didukung oleh hasil observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan.

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2010:248) adalah:


(30)

69

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dari penjelasan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa analisis data dapat dilakukan dengan cara mengorganisasikan data, memilah-milah data, mensintesiskan data, mencari apa yang penting, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan.

Sejalan dengan pendapat di atas, menurut Seiddel dalam Moleong (2010:248) proses analisis data kualitatif berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengkalsifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

Dari kedua definisi tersebut di atas, dapat ditegaskan bahwa ada yang mengemukakan proses dan ada pula yang menjelaskan tentang komponen-komponen yang diperlukan dalam melakukan analisis data.

Selanjutnya, menurut Nasution dalam Sugiyono (2010:336) „analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟. Jadi analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

1. Analisis sebelum di lapangan

Dalam penelitian kualitataif, analisis data telah dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan. Peneliti menganalisis data hasil dari studi pendahuluan atau


(31)

70

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun fokus penelitian tersebut masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.

2. Analisis selama di lapangan

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Menurut Miles and Huberman (1992 : 16):

“Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisa data terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification”.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data ‟kasar‟ yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Pada tahap reduksi data, peneliti menganalisis data yang diperoleh selama dilapangan melalui wawancara, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan observasi.

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Seperti telah dikemukakan, makin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks, dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,


(32)

71

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Pada Penelitian kualitatif, penyajian data yang paling sering digunakan adalah bentuk teks naratif. Pada tahap ini peneliti menganalisis data dengan menyajikan data dilapangan yang telah direduksi dalam bentuk teks yang bersifat naratif untuk menjawab sejumlah permasalahan yang menjadi fokus penelitian sebagai sekumpulan informasi tersusun yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

c. Conclusion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Pada tahap ini peneliti berusaha menganalisis hasil display data, sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti sekaligus dapat memberikan solusi terhadap permasalahan di Sekolah Alam Bandung. Kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan di lapangan, pengkodean, panyampaian, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya ”secara induktif” .

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti


(33)

72

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

E. Validitas Data

Validitas data yang dilakukan untuk membuktikan kesesuaian yang telah diamati penelitian dengan yang sesungguhnya ada dalam dunia nyata. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi:

1. Uji Kredibilitas

Sugiyono (2010: 366-378) menyatakan bahwa uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan:

a. Perpanjangan pengamatan

Untuk memeriksa absah tidaknya suatu data penelitian, perpanjangan pengamatan dilapangan akan mengurangi kebiasan suatu data karena dengan waktu yang lebih lama dilapangan, peneliti akan mengetahui kedaan secara mendalam serta dapat menguji ketidakbenaran data, baik yang disebabkan oleh diri peneliti itu sendiri ataupun oleh subjek penelitian.

Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin terbentuk rapport, semakin akrab (tidak ada lagi jarak), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Bila telah terbentuk rapport, maka telah terjadi kewajaran dalam penelitian, di mana kehadiran peneliti tidak lagi menggangu perilaku yang dipelajari.

Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data yang telah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli


(34)

73

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

atau sumber data lain ternyata tidak benar, maka peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

Berapa lama perpanjangan pengamatan ini dilakukan, akan sangat tergantung pada kedalaman, keluasan, dan kepastian data. Kedalaman artinya apakah peneliti ingin menggali data sampai pada tingkat makna. Makna berarti data di balik yang tampak.

Dalam hal ini setelah peneliti memperpanjang pengamatan, apakah data akan menambah fokus penelitian, sehingga memerlukan tambahan informasi baru lagi. Data yang pasti adalah data yang valid yang sesuai dengan apa yang terjadi.

b. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat kita mencek pengerjaan soal-soal ujian, atau meneliti kembali tulisan dalam makalah yang telah dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/dipercaya atau tidak.


(35)

74

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tiangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, seperti guru, siswa, dan kepala sekolah. Selanjutnya, dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari tiga sumber data tersebut.

2) Triangulasi Teknik

Triagulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. 3) Triangulasi Waktu

Dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan sacara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

d. Menggunakan member check

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi data berarti datanya data tersebut valid, sehingga semakin kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus


(36)

75

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menyesuaikan dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jadi, tujuan member check adalah agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

Pelaksanaan member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan, atau kesimpulan. Setelah data disepakati bersama, maka para pemberi data diminta untuk menandatangani, supaya lebih otentik. Selain itu juga sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.

F. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Sekolah Alam Bandung Jl. Dago Pojok Tanggulan Cikalapa II no 3 Rt 9 Rw 3 Kelurahan Dago Kecamatan Coblong Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan atas belum adanya penelitian khusus di Sekolah Alam Bandung ini yang mengkaji mengenai proses pengembangan karakter siswa-siswanya. Selain itu, Sekolah Alam Bandung merupakan satu-satunya sekolah alam yang ada di Kota Bandung.

Kondisi pembelajaran yang sangat berbeda dengan sekolah formal pada umumnya dimana bukan gedung sekolah yang mewah melainkan saung kelas dari kayu, sehingga biaya untuk gedung lebih murah. Pendidikan yang berkualitas tidak ditentukan oleh sarana gedungnya, melainkan pada kualitas guru, metoda yang diterapkan dalam proses belajar mengajar dan kurikulum yang ditunjang oleh buku yang memadai sebagai gerbang ilmu pengetahuan untuk membentuk diri siswa menjadi warga Negara yang baik.

2. Subjek Penelitian

Penelitian kualitatif, informasi atau data diperoleh dari sumber yang dapat memberikan informasi yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu harus ditentukan subjek penelitian dipilih secara


(37)

76

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

purpossive berkaitan dengan tujuan tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini tidak ada sampel acak tetapi sampel bertujuan (purposive sample).

Jadi subjek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu. Adapun yang menjadi subjek penelitian sebanyak 5 orang yang terdiri atas:

a. Kepala Sekolah Alam Bandung : 1 Orang b. Guru-guru Sekolah Alam Bandung; : 1 Orang

c. Wakasek bidang Kesiswaan; : 1 Orang


(38)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan dalam bab IV, maka pada bab V ini peneliti akan merumuskan beberapa kesimpulan sebagai intisari dari kajian hasil penelitian ini. Selanjutnya, pada bagian akhir, penulis mengajukan saran atau rekomendasi kepada pihak yang terkait, sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Bahwa Sekolah Alam Bandung melaksanakan pengembangan karakter kepemimpinan melalui modus pembelajaran yang khas yakni pembelajaran di luar kelas (outbond dan praktek kewirausahaan).

2. Kesimpulan Khusus

Disamping kesimpulan umum di atas, kesimpulan khusus dari pembahasan hasil penelitian, yakni:

a. Pelaksanaan pembelajaran dalam pengembangan karakter kepemimpinan di Sekolah Alam Bandung dilaksanakan melalui ragam program dan kegiatan kreatif yaitu outbond, kemah/camping, homestay, MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa, dan praktek kewirausahaan.

b. Nilai-nilai karakter kepemimpinan yang dikembangkan Sekolah Alam Bandung adalah nilai envision (memiliki visi), integrity (integritas), dedication (dedikasi), magnanimity (keluhuran budi) , humility (rendah hati), Openness (keterbukaan), creativity (kreativitas), fairness (keadilan), assertiveness (ketegasan), sense of humor (memiliki rasa humor).

c. Pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung dihadapkan pada hambatan-hambatan sebagai berikut: (1) belum teridentifikasi yang secara optimal tentang karakter siswa (2) kurangnya


(39)

125

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pengalaman guru dalam menerapkam metode outbond; (3) belum adanya kurikulum baku yang terstandar sebagai acuan pokok.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung sebagai berikut: (1) upaya untuk mengidentifikasi karakter siswa secara optimal dilakukan melalalui kegiatan masa orientasi peserta didik di awal penerimaan siswa baru, (2) meningkatkan intensitas kegiatan pelatihan bagi guru terkait metode pembelajaran, (3) membuat rambu-rambu wajib pelaksanaan sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.

B. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung

a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan Sekolah Alam Bandung.

2. Bagi Pihak Sekolah (SMP Sekolah Alam Bandung)

a. Sekolah diharapkan dapat mengintensifkan bimbingan kepada guru dan instruktur.

b. Meningkatkan daya dukung fasilitas dan media pembelajaran secara memadai.

3. Bagi Guru

a. Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang interaktif.

b. Guru hendaknya lebih memberikan motivasi melalui pemberian reward secara proporsional kepada siswa.


(40)

126

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu 4. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran outbond dalam mata pelajaran leadership agar karakter kepemimpinan siswa dapat terasah.

b. Siswa diharapkan lebih meningkatkan kebersamaan sesama siswa dengan cara belajar berkelompok.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan model dan metode pembelajaran yang berbasis lingkungan alam.

b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter melalui sekolah alam.


(41)

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakara: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKn UPI.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Cahyono, Cheppy Hari. (1984). Psikologi Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (kepemimpinan jenius IQ+EQ, etika, Prilaku Motivasional, dan mitos. Bandung: Alfabeta.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi (PLSBT). Bandung: Yasindo Multi Aspek dan Value Press.

Hartinah, Sitti. (2010). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1986). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dkk., tahun 1990). Jakarta: Erlangga.

Katono, Kartini. (1986). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali.

Kesuma, Dharma, Cepi Triatna dan Johar Permana. (2011). Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya. Lickona, T. (1992). Educating For Character : How Our Schools can Teach


(42)

128

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Matondang, M H. (2008). Kepemimpinan (Budaya Organisasi Dan Manajemen Strategik). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk membangun bangsa). Jakarta: BPMIGAS.

Milles, B.M. dan Huberman A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong, LJ. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter (Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah). Yogyakarta: Pedagogia.

Nasution, S. (2001). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. (1993). Kepemimpinan menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Purwanto, Ngalim. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prayitno dan Belferik Manullang. (Eds) (2010). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pringgodigdo. (1993). Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius.

Rivai, Veithzal & Deddy Mulyadi. (2003). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Edisi Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santoso, S Budi. (2010). Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!. Jogjakarta: Diva

Press.

Siagian, Sondang, P. (2010). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. D. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(43)

129

Riyan Yudistira, 2013

Pengembangan Karakter Kepemimpinan Siswa Melalui Sekolah Alam (Studi Kasus di Sekolah Alam Bandung)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sumahamijaya, Suparman. (2003). Pendidikan Karakter Mandiri Dan Kewiraswastaan. Bandung: Angkasa.

Sumantri, E. (2011). “Pendidikan Budaya dan Karakter suatu Keniscayaan Bagi Kesatuan dan Persatuan Bangsa”, dalam Pendidikan Karakter : Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Syamsuddin, A. Makmun. (2007). Psikologi Kependidikan (perangkat system pengejaran modul). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Wahab, A. Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah (tinjauan teoretik dan permasalahannya). Jakarta: Rajawali Pers.

Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan Penuntutan Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI

Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Fatahillah, M Luttfi. (2010). Model Pengembangan Kurikulum Sekolah Alam Bandung(Studi Kasus Terhadap Model Kurikulum Tematik Spider Web Sekolah Alam Bandung). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Juwita, Cahya. (2010). Implementasi Pembelajaran Di Sekolah Alam Bandung Sebagai Alternatif Pendidikan Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

pengalaman guru dalam menerapkam metode outbond; (3) belum adanya kurikulum baku yang terstandar sebagai acuan pokok.

d. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan pengembangan karakter kepemimpinan siswa di Sekolah Alam Bandung sebagai berikut: (1) upaya untuk mengidentifikasi karakter siswa secara optimal dilakukan melalalui kegiatan masa orientasi peserta didik di awal penerimaan siswa baru, (2) meningkatkan intensitas kegiatan pelatihan bagi guru terkait metode pembelajaran, (3) membuat rambu-rambu wajib pelaksanaan sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran.

B. Saran

1. Bagi Dinas Pendidikan Kota Bandung

a. Hendaknya pemerintah melalui Dinas Pendidikan Kota Bandung memberikan dukungan atau bantuan fasilitas untuk pengembangan Sekolah Alam Bandung.

2. Bagi Pihak Sekolah (SMP Sekolah Alam Bandung)

a. Sekolah diharapkan dapat mengintensifkan bimbingan kepada guru dan instruktur.

b. Meningkatkan daya dukung fasilitas dan media pembelajaran secara memadai.

3. Bagi Guru

a. Guru diharapkan dapat lebih kreatif dalam menerapkan model pembelajaran yang interaktif.

b. Guru hendaknya lebih memberikan motivasi melalui pemberian reward secara proporsional kepada siswa.


(2)

126

4. Bagi Siswa

a. Siswa diharapkan dapat lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran outbond dalam mata pelajaran leadership agar karakter kepemimpinan siswa dapat terasah.

b. Siswa diharapkan lebih meningkatkan kebersamaan sesama siswa dengan cara belajar berkelompok.

5. Bagi Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan

a. Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan lebih meningkatkan pengembangan model dan metode pembelajaran yang berbasis lingkungan alam.

b. Mendukung penelitian lebih lanjut dalam pengembangan karakter melalui sekolah alam.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anoraga, Pandji. (1992). Psikologi Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitan: Suatu Pendekatan Praktis (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Baharuddin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakara: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, Dasim dan Kokom Komalasari. (Eds) (2011). Pendidikan Karakter: Nilai Inti Bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa (Penghargaan dan Penghormatan 70 Tahun Prof. Dr. H. Endang Somantri, M.Ed). Bandung: Widya Aksara Press, Laboratorium PKn UPI.

Budimansyah, Dasim. (2010). Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun Karakter Bangsa. Bandung: Widya Aksara Press.

Cahyono, Cheppy Hari. (1984). Psikologi Kepemimpinan. Surabaya: Usaha Nasional.

Danim, Sudarwan. (2010). Kepemimpinan Pendidikan (kepemimpinan jenius IQ+EQ, etika, Prilaku Motivasional, dan mitos. Bandung: Alfabeta.

Effendi, R. dan Malihah, E. (2007). Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi (PLSBT). Bandung: Yasindo Multi Aspek dan Value Press.

Hartinah, Sitti. (2010). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama.

Hurlock, Elizabeth B. (1986). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang kehidupan (alih bahasa Istiwidayanti dkk., tahun 1990). Jakarta: Erlangga.

Katono, Kartini. (1986). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: CV Rajawali.

Kesuma, Dharma, Cepi Triatna dan Johar Permana. (2011). Pendidikan Karakter (Kajian Teori dan Praktik di Sekolah). Bandung: Remaja Rosdakarya. Lickona, T. (1992). Educating For Character : How Our Schools can Teach


(4)

128

Matondang, M H. (2008). Kepemimpinan (Budaya Organisasi Dan Manajemen Strategik). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter (solusi yang tepat untuk membangun bangsa). Jakarta: BPMIGAS.

Milles, B.M. dan Huberman A.M. (1992). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.

Moleong, LJ. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Munir, Abdullah. (2010). Pendidikan Karakter (Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah). Yogyakarta: Pedagogia.

Nasution, S. (2001). Metode research. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. (1993). Kepemimpinan menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Purwanto, Ngalim. (2006). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prayitno dan Belferik Manullang. (Eds) (2010). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Medan: Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Pringgodigdo. (1993). Ensiklopedia Umum. Yogyakarta: Kanisius.

Rivai, Veithzal & Deddy Mulyadi. (2003). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi (Edisi Ketiga). Jakarta: Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Santoso, S Budi. (2010). Sekolah Alternatif, Mengapa Tidak...?!. Jogjakarta: Diva

Press.

Siagian, Sondang, P. (2010). Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana. D. (2004). Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.


(5)

Sumahamijaya, Suparman. (2003). Pendidikan Karakter Mandiri Dan Kewiraswastaan. Bandung: Angkasa.

Sumantri, E. (2011). “Pendidikan Budaya dan Karakter suatu Keniscayaan Bagi Kesatuan dan Persatuan Bangsa”, dalam Pendidikan Karakter : Nilai Inti bagi Upaya Pembinaan Kepribadian Bangsa. Bandung: Laboratorium PKn UPI.

Syamsuddin, A. Makmun. (2007). Psikologi Kependidikan (perangkat system pengejaran modul). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Rajawali Pers.

Wahab, A. Azis. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan (Telaah terhadap Organisasi dan Pengelolaan Organisasi Pendidikan). Bandung: Alfabeta.

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah (tinjauan teoretik dan permasalahannya). Jakarta: Rajawali Pers.

Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian (Sebuah Pengenalan dan Penuntutan Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung: Laboratorium PKn FPIPS UPI

Yusuf, Syamsu dan Nani Sugandi. (2011). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sumber Dokumen

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Fatahillah, M Luttfi. (2010). Model Pengembangan Kurikulum Sekolah Alam Bandung(Studi Kasus Terhadap Model Kurikulum Tematik Spider Web Sekolah Alam Bandung). Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Juwita, Cahya. (2010). Implementasi Pembelajaran Di Sekolah Alam Bandung Sebagai Alternatif Pendidikan Dalam Meningkatkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

130

Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Grand Design Pendidikan Karakter - Draft-Revisi 25 Februari 2010. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum.

Pemerintah Republik Indonesia. (2010). Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun 2010-2025. Jakarta: Depdiknas.

Undang-undang RI Nomor 17 Tahun 2007

Yusuf, S. dkk. (2004) Pengembangan Diri-Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPT Layanan Bimbingan dan Konseling Universitas Pendidikan Indonesia (tidak diterbitkan).

Sumber Internet

Ardiansyah, M. Asrori. (2011). Teori dan Gaya Kepemimpinan. [Online] Tersedia: http://www.majalahpendidikan.com/2011/04/teori-kepemimpinan.html . [06 April 2013].

Hersh, R. (2009). Why Kids Need Recess-Playtime Improves School Performance. [Online] Tersedia: http://www.suite101.com. [12 Maret 2013].

Imron, D Zawawi. (2010). Sekolah ALam. [Online] Tersedia: http://indonesiaindonesia.com/f/11720-sekolah-alam/. [13 Februari 2013]. Lisa, K. Yuni. (2009). Green Lab, SAC. [Online] Tersedia:

http://yuniezalabella.multiply.com/journal/item/111?&show_interstitial=1& u=%2Fjournal%2Fitem. [13 Februari 2013].

Putra, Ridwan. (2011). Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan. [Online]. Tersedia: http://makassar.tribunnews.com/2011/11/11/pendidikan-karakter-melalui-kepramukaan [03 April 2013].

White, R. dan Stocklin, V. (1998). Childres’s Outdoor Play and Learning Environtments: Returning to Nature. [Online]. Tersedia: http://www.whitehutchinson.com. [12 Maret 2013].

Yuyu, Yulianti. (2012). Tujuan Pengembangan Remaja. [Online]. Tersedia: http://midcare.blogspot.com/2012/02/tujuan-perkembangan-remaja.html [04 April 2013].