PENGARUH PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN LISTRIK

DAN ELEKTRONIKA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

oleh :

Arfiansyah Rahman E.0451.0700621

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


(2)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN LISTRIK

DAN ELEKTRONIKA

Oleh :

Arfiansyah Rahman E.0451.0700621

Mengesahkan/Menyetujui,

Pembimbing I

Dra.Tuti Suartini, M.Pd. NIP. 19631121 198603 2002

Pembimbing II

Maman Somantri, S.Pd., MT. NIP. 19720119 2000112 1001

Mengetahui,

Ketua Tim Pembimbing Skripsi

Program S-1 Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Ade Gaffar Abdullah, M.Si NIP. 19721113 199903 1 001

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan


(3)

PENGARUH PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN LISTRIK

DAN ELEKTRONIKA

ABSTRAK

Pada skripsi berikut telah dilakukan suatu penelitian tentang penggunaan sebuah media perangkat lunak proteus untuk diterapkan pada proses pembelajaran mata diklat Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika di SMK Mekar Rahayu Bandung. Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembelajaran, baik menggunakan media maupun tidak, sehingga dapat diketahui apakah penggunaan media mampu membantu meningkatkan hasil belajar siswa dan efektif diterapkan.

Pembelajaran menggunakan media merupakan suatu proses belajar mengajar dengan mempergunakan perangkat lunak proteus sebagai alat bantu menyampaikan materi. Media yang menggabungkan dua unsur atau lebih, terdiri dari teks, grafis, gambar, secara terintegrasi.

Penelitian menggunakan metode adalah metode Quasi Experimental Design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan media perangkat lunak proteus, kedua kelompok kontrol mendapatkan pengajaran dengan tidak mempergunakan media perangkat lunak. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis (pre test dan post test). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan perhitungan manual.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi 62% dibandingkan dengan kelas kontrol 48%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media perangkat lunak proteus lebih baik kemmudian media tersebut efektif diterapkan.


(4)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Pembatasan Masalah ... 3

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

1.6 Definisi Operasional ... 6

1.7 Hipotesis Penelitian ... 6

1.8 Sistematika Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar ... 8

2.2 Pembelajaran ... 9

2.4 Hasil Belajar... 10

2.7 Media Pembelajaran... 14

2.8 Perangkat lunak Proteus ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 40

3.2 Paradigma Penelitian ... 41

3.3 Data dan Sumber Data ... 43

3.5 Instrumen Penelitian ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan pembelajaran ... 56

4.2 Pengolahan data penelitian ... 61

4.3 Analisis Data Hasil penelitian ... 64

4.4. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 77

5.2. Saran ... 78


(5)

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Perbedaan Tes Essay dan Tes Objektif ……… 13

TABEL 2.2 Perbedaan pembelajaran menggunakan perangkat lunak proteus dengan tanpa menggunakan perangkat lunak proteus ……… 38

TABEL 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ………... 48

TABEL 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda ………. 49

TABEL 3.3 Uji Normalitas... 53

TABEL 4.1 Proses Tahapan Pembelajaran Antar Kelas ... 59

TABEL 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ... 62

TABEL 4.3 Hasil Uji Tingkat Kesukaran ... 63

TABEL 4.4 Hasil Uji Daya Pembeda ……….. 63

TABEL 4.5 Hasil Uji Normalitas Pada Pretes ……….. 64

TABEL 4.6 Hasil Uji Normalitas Pada Postest ………. 65

TABEL 4.7 Hasil Uji Homogenitas Data ………. 66

TABEL 4.8 Hasil Uji Persamaan Dua Rata-Rata Pada Pretes ………... 68

TABEL 4.9 Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pada Postes ………. 69

TABEL 4.10 Hasil Uji Perbedaan Dua Rta-Rata Skor Gain ………. 70


(6)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Struktur Hipotesis ……….. 10

GAMBAR 2.2 Dale’s Cone of Experience ... 22

GAMBAR 2.3 Tampilan Software Proteus ... 26

GAMBAR 2.4 Tampilan Program ISIS ……….. 27

GAMBAR 2.5 Kotak Dialouge Created New Design ………... 28

GAMBAR 2.6 Lembar Kerja Dengan Tittel Block ……… 28

GAMBAR 2.7 Mengisi Titlle Block ………. 29

GAMBAR 2.8 Rangkaian Dasar AC ……… 31

GAMBAR 2.9 Tombol Pick Device ……… 31

GAMBAR 2.10 Memasukan Komponen ………. 32

GAMBAR 2.11 Komponen yang Telah Diambahkan ………. 32

GAMBAR 2.12 Komponen Mode ………. 33

GAMBAR 2.13 Windows Overview ………. 33

GAMBAR 2.14 Outline Komponen ……… 34

GAMBAR 2.15 Mengubah Arah Komponen Kapasitor ……… 35

GAMBAR 2.16 Laporan Pemeriksaan Rangkaian ... 36

GAMBAR 2.17 Contoh Laporan Komponen ………. 37


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, guru/pendidik harus memiliki inovasi dalam pembelajaran di sekolah. Pendidik diharapkan mampu menghasilkan kegiatan belajar mengajar lebih menarik, sehingga muncul motivasi belajar terhadap peserta didik, kemudian tidak menimbulkan sikap jenuh, bosan, bahkan malas dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.

Salah satu inovasi, bahkan menjadi penelitian mahasiswa, dosen, guru yaitu penggunaan media, pengadaan/pengelolaan sarana prasarana dalam proses pembelajaran. Pengamatan awal penulis di SMK Mekar Rahayu Bandung, pada pembelajaran mata diklat penerapan konsep dasar listrik dan elektronika (PKDLE) tidak cukup hanya dengan metode ceramah, hal tersebut menyebabkan rasa jenuh, kemudian pemahaman siswa dirasa kurang maksimal. Ketika siswa praktik tidak sedikit pula alat mengalami kerusakan karena kekeliruan menerapkan teori/materi pelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis merasa harus memperbaiki penjelasan materi saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Maka peneliti perlu suatu proses pembelajaran dalam memecahkan masalah tersebut. khususnya pada faktor eksternal, yaitu penggunaan media pada proses pembelajaran. Penulis mencoba melihat dampak media pada hasil belajar siswa.


(8)

Hasil penerapan pembelajaran tersebut diharapkan memberi gambaran perbandingan tentang penting serta efektif dalam penggunaan media perangkat lunak di SMK.

Media pembelajaran mencakup semua sumber untuk melakukan komunikasi dalam pembelajaran, sehingga bentuknya dapat berupa perangkat keras seperti komputer, televisi, projektor kemudian dapat berupa perangkat lunak. Media pembelajaran merupakan pembawa informasi untuk keperluan pembelajaran, materi atau kajian sehingga membuat seseorang mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Berdasarkan masalah diatas, diperlukan suatu kajian mendalam mengenai peran media pembelajaran berupa perangkat lunak (software) yang akan digunakan pada proses pembelajaran di SMK Mekar Rahayu Bandung, dalam memahami mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika (PKDLE).

Penulis akan mencoba mengkaji, kemudian membahasnya dalam bentuk penelitian dengan judul “PENGARUH PENGGUNAAN PERANGKAT LUNAK PROTEUS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENGUKURAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA”.


(9)

I.2 Rumusan Masalah

Berdasar kepada latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perbandingan hasil pembelajaran siswa, menggunakan perangkat lunak proteus dengan tanpa menggunakan media perangkat lunak proteus dalam mengidentifikasi/menghitung, mengukur arus, tegangan hambatan pada rangkaian dasar listrik?

2. Bagaimana proses pembelajaran siswa dalam penggunaan perangkat lunak proteus untuk menghitung, mengukur arus, tegangan, hambatan pada rangkaian dasar listrik?

1.3 Pembatasan Masalah

Perangkat lunak pada penelitian hanya difokuskan untuk pengembangan media pembelajaran dengan mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika (PKDLE), adapun pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanakan di dua sekolah yaitu SMK Mekarrahayu dan SMK YPAI Bandung.

2. Penelitian dibatasi pada satu tingkat saja yaitu kelas X, dengan kelas eksperimen (menggunakan media perangkat lunak proteus) di SMK Mekarrahayu, kemudian kelas kontrol (tanpa media perangkat lunak proteus) di SMK YPAI.


(10)

3. Penggunaan media perangkat lunak proteus pada mata pelajaran PKDLE kompetensi dasar Mengidentifikasi/Menghitung Arus, tegangan, hambatan rangkaian dasar listrik dalam pemahamannya dibatasi hubungan seri dan parallel (hukum Ohm).

4. Penelitian hanya memfokuskan pada salah satu aspek kognitif yang meliputi peningkatan pemahaman siswa dalam penggunaan media perangkat lunak proteus, dilihat dari hasil belajar siswa.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian, sebagai berikut:

1. Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan media perangkat lunak proteus dengan hasil belajar siswa tanpa menggunakan media perangkat lunak proteus, pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika (PKDLE) di Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan SMK Mekar Rahayu Bandung.

2. Mengetahui bagaimana keadaan pembelajaran siswa pada mata diklat penerapan konsep dasar listrik dan elektronika (PKDLE) di program keahlian teknik komputer jaringan Mekarrahayu terkait penggunaan media pembelajaran Proteus.


(11)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan pertimbangan dalam penggunaan media pembelajaran, serta dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya memahami kegiatan pembuatan media pembelajaran. Secara rinci, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dapat menjadikan media Software sebagai salah satu media pembelajaran alternatif kemudian dapat menunjang kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan keterampilan siswa pada mata pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

2. Bagi guru, dapat menjadikan media perangkat lunak sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Penggunaan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

3. Bagi siswa, penggunaan media pembelajaran diharapkan dapat mempermudah memahami materi pelajaran Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika

4. Bagi penulis, hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan untuk memperluas wacana dalam bidang pengembangan media pembelajaran.


(12)

1.6 Definisi Operasional

Dalam penelitian terdapat beberapa istilah kemudian didefinisikan dengan maksud agar tidak terjadi kesalah pahaman mengenai pokok masalah, arah penelitian, sebagai berikut :

1. Media pembelajaran merupakan alat penyampaian informasi dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru, siswa dapat berlangsung secara tepat guna.

2. Perangkat lunak proteus, merupakan salah satu software untuk melihat kemudian menganalisis hasil dari sebuah rangkaian listrik elektronika. 3. Istilah pemahaman berasal dari kata “paham”. Artinya seorang individu

atau warga disebut paham ketika mampu menerangkan kembali materi diperolehnya dalam belajar dengan benar.

4. Pembuatan dalam penelitian diartikan sebagai sesuatu proses kerja untuk menghasilkan sesuatu.

1.7 Hipotesis penelitian

1 Tolak Ho : Hasil belajar siswa dengan menggunakan media perangkat lunak lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil prestasi belajar siswa tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata pelajaran Penerapan Konsep DasarListrik dan Elektronika (PKDLE)

2 Terima Ho jika tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas eksperimen menggunakan perangkat lunak proteus dengan kelas


(13)

kontrol tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata diklat Penerapan Konsep Dasar Listrik Dan Elektronika (PKDLE).

1.8 Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan dalam penelitian, sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab 1 pendahuluan, dibahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, hipotesis penelitian, serta sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab II landasan teori, mengemukakan tentang landasan teoritis dalam permasalahan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab III metodologi penelitian, membahas tentang metode penelitian, prosedur penelitian, uji coba produk, lokasi serta subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab IV hasil penelitian dan pembahasan mengemukakan pembahasan hasil penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian kemudian saran bagi para pengguna hasil penelitian.


(14)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:3). Dalam penelitian penulis memilih metode Quasi Experimental Design, dengan menggunakan Pretest-Postest. Kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu kelompok siswa dalam satu kelas, secara alami telah terbentuk dalam satu kelompok utuh.

Dalam mencapai tujuan penelitian dari penulisan skripsi, maka dalam pengumpulan data pun harus sesuai, diantaranya sebagai berikut:

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan mempelajari naskah-naskah atau dokumen-dokumen, berisi keterangan berkaitan dengan masalah pada penelitian.

2. Observasi

Dalam menghindari adanya faktor-faktor lain, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Menyamakan waktu pelaksanaan tes antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.


(15)

c. Menyamakan pemberian materi pelajaran dan tes sesuai dengan kurikulum antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

d. Mengusahakan proses belajar mengajar sesuai dengan penggunaan media pembelajaran yang akan diterapkan untuk kelas eksperimen. 3. Tahap-tahap Penelitian

a. Menentukan materi untuk penelitian kemudian di kembangkan dalam pembelajaran.

b. Menetapkan kelas sebagai kelas penelitian. c. Menetapkan media dalam pembelajaran. d. Menyusun program pengajaran.

e. Melaksanakan proses pembelajaran.

3.2 Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian dibuat untuk memperjelas langkah atau alur penelitian dengan menggunakan kerangka penelitian sebagai tahapan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Paradigma penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.


(16)

= wilayah penelitian

Gambar 3.1 Paradigma penelitian

monitoring Kelas

eksperimen

Kelas Kontrol

Pre test

Pembelajaran Menggunakan Media

perangkat lunak Proteus

Pembelajaran Tanpa

Menggunakan Media

perangkat lunak Proteus

Temuan dalam penelitian Pre test

Post test Post test

obyek

Kesimpulan Pembahasan


(17)

3.3 Data dan Sumber Data

3.3.1. Data

Data merupakan faktor penting dalam penelitian untuk menjawab pemecahan masalah (pertanyaan penelitian) serta untuk menguji hipotesis. Data tersebut dapat diperoleh dari populasi dilapangan. Untuk mendapatkan hasil data baik berupa fakta ataupun angka, perlu menggunakan langkah – langkah logis atau sitematis. Berdasarkan paradigma penelitian pada gambar 3.1, maka data diperoleh berupa data kuantitatif. Data kuantitatif berupa prestasi belajar siswa pada aspek kognitif. Data kuantitatif merupakan data utama digunakan dalam penelitian.

3.3.2. Sumber data

Sumber data diambil dari siswa kelas X Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan, Standar Kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika di SMK Mekar Rahayu dan SMK YPAI Bandung.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian.

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto 2002:108). Agar mendapatkan populasi tersebut relevan, peneliti harus mengidentifikasi jenis-jenis data dalam penelitian sesuai kepada permasalahan. Populasi dalam penelitian yaitu siswa/siswi kelas X


(18)

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto 2002:109). Dari paparan para ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sampel memiliki sifat atau karakteristik dari populasi tersebut. Sampel dalam penelitian eksperimen diambil dua kelas, Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni menggunakan media perangkat lunak dalam pembelajaran kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik dan satu kelas untuk kelompok kontrol yakni kelas dalam pembelajaran kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik tanpa menggunakan media.

3.5 Instrumen Penelitian

3.5.1 Jenis instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono 2008: 148). Berdasarkan pengertian diatas maka instrumen dibuat meliputi Pre test, post test.

a. Pre test

Pre test digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum pelaksanaan pembelajaran menggunakan media perangkat lunak. Hasil pre test akan digunakan untuk mengukur tingkat homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Post test

Post test digunakan untuk mengukur kemajuan dan membandingkan peningkatan prestasi belajar pada kelompok penelitian sesudah pelaksanaan


(19)

penerapan konsep dasar listrik dan elektronika. Soal-soal pre test sama dengan soal-soal pada post test.

1. Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2002:160) “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.

1. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

2. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.

3. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan pengalaman. 4. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk

meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.”

Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan korelasi product moment, yaitu :


(20)

(Arikunto, 2002:162) Keterangan:

rxy = Koefisien antara variabel X dan variabel Y X = Skor tiap item dari responden uji coba variabel X Y = Skor tiap item dari responden uji coba variabel Y n = Jumlah responden

Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi α = 0,05 item angket dinyatakan valid. Dan jika sebaliknya maka item angket dinyatakan tidak valid. Apabila dengan uji korelasi Product Moment tidak valid, maka pengujian dilakukan dengan uji-t dengan rumus:

(Sudjana, 1996:44) Keterangan :

r = koefesien korelasi

N = jumlah responden yang diujicoba b. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1


(21)

(Arikunto, 2002:163) Keterangan ;

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal Vt = Varians total

P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal q = 1-p

Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

( Arikunto, 2002:160) Keterangan :

= Jumlah skor total N = Jumlah responden S = Standar Deviasi

S2 = varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi kuadrat.

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari tabel product moment. Jika r11 > rtabel maka instrumen tersebut reliabel sehingga dapat


(22)

digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika r11 < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

c. Tingkat Kesukaran (TK)

Menurut Arikunto (2002:208) “taraf kesukaran suatu item dalam sebuah instrumen yaitu Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar”.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

JS

B

P

( Arikunto, 2002:208) Keterangan ;

P = Indeks kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai TK Klasifikasi

0,00 ≤ P ≤ 0,30 Soal Sukar

0,30 < P ≤ 0,70 Soal Sedang

0,70 < P ≤ 1,00 Soal Mudah


(23)

d. Daya Pembeda (DP)

Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus sebagai berikut:

PB PA J

B J B X

B B A

A   

 Keterangan:

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P = Proporsi peserta yang menjawab benar

Sebagai acuan untuk mengklasifikasikan data hasil penelitian mengacu pada pendapat Arikunto (2002:218), yaitu:

Tabel 3.2 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Nilai D Klasifikasi

D < 0,20 Jelek

0,20 ≤ D < 0,40 Cukup

0,40 ≤ D < 0,70 Baik


(24)

3.6 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah, karena dengan mengolah data tersebut dapat memberi arti untuk pemecahan masalah penelitian. Data diperoleh melalui dari tes awal hingga tes akhir dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum mengolah data, terlebih dahulu melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberi skor pada lembar jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0 sampai dengan 100 pada hasil jawaban siswa.

b. Menghitung Gain Ternormalisasi

Setelah diperoleh skor pre test, post test, selanjutnya dihitung selisih antara skor post test dan skor pre test ( gain).

c. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik. Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah pengujian asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas distribusi, uji homogenitas kemudian uji hipotesis.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi syarat


(25)

Teori-teori menaksir dan menguji hipotesis berdasarkan asumsi bahwa populasi yang sedang diselidiki berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu tidak berlaku (Sudjana 2005 :151). Uji Normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji kenormalan distribusinya. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi- skor rendah (Sudjana, 2002:91) 2. Menentukan banyak kelas interval (K)

K= 1+3,3 log n (Sudjana, 2002:47)

3. Menentukan panjang kelas interval (k)

s banyakKela

g ren

p tan

(Sudjana, 2002:47)

4. Membuat distribusi frekuensi

5. Menghitung mean (rata-rata X )

i i i F X F X  

 (Sudjana, 2002:67)

6. Mengitung simpangan baku (SD)

1 2   n X X F


(26)

7. Tentukan batas bawah kelas interval (χin) dengan rumus :

(χin) = Bb-0.5 dan Ba + 0.5 kali decimal yang digunakan interval kelas,

dimana : Bb = batas bawah interval dan Ba= batas atas interval kelas. 8. Menghitung harga baku (Z)

1,2 ( ) i x x Z SD

 (Sudjana, 2005:99)

9. Menghitung luas daerah tiap-tiap interval (l)

Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan pada kolom ι0, harga xi dan xn selalu diambil nilai peluang 0,5000. Hitung luas tiap interval, isikan pada kolom ιi.

Li = L1– L2

Keterangan : L1 = nilai peluang baris atas L2 = nilai peluang baris bawah

10.Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan)

ei =

L

i

.

f

i

11.Menghitung Chi-kuadrat (x)

χ2 =

 

i i i

e

e

f

.

2

(Sudjana 2002:273)

12.Hasil perhitungan χ2 hitung selanjutnya di bandingkan dengan χ2tabel dengan ketentuan sebagai berikut :


(27)

c. Apabila χ2 hitung < χ2 tabel berarti data berdistribusi normal

13.Menghitung tabel uji normalitas

Tabel 3.3 Tabel Uji Normalitas

Kelas interval

Fi

BK Zhitung Ztabel

ι Ei

No 1 2 1 2 1 2

14.Membandingkan nilai χ2hitung yang didapat dengan nilai χ2tabel pada derajat kebebasan dk = k – 3 dan taraf kepercayaan 95%

15.kriteria pengujian

jika χ2hitung < χ2tabel maka disimpulkan data berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari populasi dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukan kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama dan layak untuk diuji statistik parametrik. Adapun langkah-langkah pengolahan sebagai berikut:

1. Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut : 2

2

Vb Varians terbesar F atau F

Vk Varians terkecil

  , dimana Varians = S2


(28)

2. Menentukan derajat kebebasan dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1

3. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. 4. Penentuan keputusan.

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pre test dan post test. untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Untuk melakukan uji test syaratnya data harus homogen dan normal (Sudjana 2005:238).

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada test akhir (post test) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah :

1. Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus ;

(Sudjana 2002:239) 2. Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut :


(29)

(Sudjana 2002:239) Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :

a. Tolak Ho jika thit terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α : Hasil prestasi belajar siswa dengan menggunakan media perangkat lunak lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil prestasi belajar siswa tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika

b. Terima Ho jika thit tidak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α ; tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas yang belajar dengan menggunakan perangkat lunak proteus dengan kelas tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata diklat penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Adanya perbedaan hasil belajar, dilihat dari peningkatan (gain) kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. dapat dinilai bahwa proses pembelajaran menggunakan perangkat lunak efektif diterapkan pada standar kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika.

2. Adanya dampak positif, siswa lebih interaktif pada proses pembelajaran dengan menggunakan media perangkat lunak Proteus. Hasil belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan peningkatan signifikan antara nilai post test dan nilai pre test.

5.2 Saran

Hasil penelitian dilakukan memberikan gambaran bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai perantara penyampaian materi dari guru kepada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak Proteus dinilai efektif dalam standar kompetensi banyak melakukan praktikum, sehingga dapat


(31)

apabila kurang mengerti dasar teorinya. Media dapat menjadi berguna sebagai pendukung pembelajaran. Fasilitas lengkap pada SMK disarankan untuk mempergunakannya secara optimal, agar proses belajar lebih baik lagi. Serta mengenalkan teknologi pada siswa sedini mungkin dapat membantu untuk lebih merangsang kreativitas siswa dalam meningatkan kemampuan.


(32)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi (1993), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ke-8, Yogyakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.

Aryani, Niken. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta. Prestasi Puataka

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Dahar, Ratna Willis. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Dekdikbud. Dikmenti PPLPTK

Dunkom.2010. Pengenalan Proteus (Software simulasi&desain PCB). [Online] Tersedia :http://dunovteck.wordpress.com/2010/02/23/pengenalan-proteus-software-simulasi-desain-pcb-2/ [9 Maret 2012]

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mufidah. 2011. Teori Belajar Bruner. [On Line], Tersedia

http;//www.mufidah.com

Mulyasa. E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remadja Karya.

Pusat Bahasa, 2008. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta. Gramedia Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung : Rajawali Pers


(33)

Sudjana, N. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Dan Mengajar. Bandung: Rosda.

Sudarna, Nindin. 2011. Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Multimedia

InteraktifuntukMeningkatkanPemahamanSiswaMengenaiKomponenAktif di SMK Negeri 2 Cimahi.Skripsi S1 Prodi PendidikanTeknikElektro UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sadiman, Arief S. 2010. Media pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Sudjana, N. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 1996. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1

3. Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden. 4. Penentuan keputusan.

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1 = n1– 1 dan dk2 = n2– 1, maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak homogen.

3. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan prestasi belajar, yaitu selisih nilai pre test dan post test. untuk sampel independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan uji t-test. Untuk melakukan uji test syaratnya data harus homogen dan normal (Sudjana 2005:238).

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada test akhir (post test) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah :

1. Mencari standar deviasi gabungan dengan rumus ;

(Sudjana 2002:239) 2. Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut :


(2)

55

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Sudjana 2002:239) Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung) dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan aturan sebagai berikut :

a. Tolak Ho jika thit terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α : Hasil prestasi belajar siswa dengan menggunakan media perangkat lunak lebih tinggi (signifikan) dibandingkan dengan hasil prestasi belajar siswa tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata pelajaran penerapan konsep dasar listrik dan elektronika

b. Terima Ho jika thit tidak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α ; tidak terdapat perbedaan prestasi belajar siswa antara kelas yang belajar dengan menggunakan perangkat lunak proteus dengan kelas tanpa menggunakan perangkat lunak proteus pada mata diklat penerapan konsep dasar listrik dan elektronika.


(3)

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Sesuai dengan rumusan masalah telah disampaikan pada bab sebelumnya, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Adanya perbedaan hasil belajar, dilihat dari peningkatan (gain) kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol. dapat dinilai bahwa proses pembelajaran menggunakan perangkat lunak efektif diterapkan pada standar kompetensi Penerapan Konsep Dasar Listrik dan Elektronika.

2. Adanya dampak positif, siswa lebih interaktif pada proses pembelajaran dengan menggunakan media perangkat lunak Proteus. Hasil belajar siswa kelas eksperimen menunjukkan peningkatan signifikan antara nilai post test dan nilai pre test.

5.2 Saran

Hasil penelitian dilakukan memberikan gambaran bahwa pembelajaran dengan memanfaatkan media sebagai perantara penyampaian materi dari guru kepada siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Saran yang dapat penulis sampaikan, sebagai berikut.

1. Pembelajaran dengan menggunakan perangkat lunak Proteus dinilai efektif dalam standar kompetensi banyak melakukan praktikum, sehingga dapat mengurangi kerusakan-kerusakan pada alat karena faktor kesalahan siswa


(4)

78

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

apabila kurang mengerti dasar teorinya. Media dapat menjadi berguna sebagai pendukung pembelajaran. Fasilitas lengkap pada SMK disarankan untuk mempergunakannya secara optimal, agar proses belajar lebih baik lagi. Serta mengenalkan teknologi pada siswa sedini mungkin dapat membantu untuk lebih merangsang kreativitas siswa dalam meningatkan kemampuan.


(5)

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi (1993), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Cetakan Ke-8, Yogyakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta.Bumi Aksara.

Aryani, Niken. 2010. Pembelajaran Multimedia di Sekolah. Jakarta. Prestasi Puataka

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta

Dahar, Ratna Willis. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta. Dekdikbud. Dikmenti PPLPTK

Dunkom.2010. Pengenalan Proteus (Software simulasi&desain PCB). [Online]

Tersedia

:http://dunovteck.wordpress.com/2010/02/23/pengenalan-proteus-software-simulasi-desain-pcb-2/ [9 Maret 2012]

Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Mufidah. 2011. Teori Belajar Bruner. [On Line], Tersedia http;//www.mufidah.com

Mulyasa. E. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Remaja Rosda Karya

Ngalim, Purwanto. 2004. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : Remadja Karya.

Pusat Bahasa, 2008. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta. Gramedia

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Bandung : Rajawali Pers

Sagala, Syaiful. 2007. KonsepdanMaknaPembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA


(6)

Arfiansyah Rahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Perangkat Lunak Proteus Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengukuran Listrik Dan Elektronika

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, N. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Dan Mengajar. Bandung: Rosda.

Sudarna, Nindin. 2011. Pengembangan Media PembelajaranBerbasis Multimedia

InteraktifuntukMeningkatkanPemahamanSiswaMengenaiKomponenAktif di SMK Negeri 2 Cimahi.Skripsi S1 Prodi PendidikanTeknikElektro UPI Bandung: tidak diterbitkan

Sadiman, Arief S. 2010. Media pendidikan. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada Sudjana, N. 2002. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sudjana. 1996. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjana, N. 1996. Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.