ANALISIS DAYA DUKUNG PARIWISATA SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN PENGUNJUNG DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA.

(1)

ANALISIS DAYA DUKUNG PARIWISATA SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN PENGUNJUNG DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN

TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun Oleh :

LEGA OKTOBERI KUSNANDAR 0903978

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

ANALISIS DAYA DUKUNG PARIWISATA SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN PENGUNJUNG DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN

TASIKMALAYA

Lega Oktoberi Kusnandar NIM : 0903978

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si. NIP 19741018 200812 2 001

Pembimbing II

Meitri Hening Chrisna Daluarti, ST., MT.

Mengetahui, Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si. NIP 19741018 200812 2 001


(3)

Skripsi ini telah diuji pada :

Hari, Tanggal : Kamis, 28 Februari 2013 Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d selesai

Tempat : Gedung FPIPS Lantai 2, Ruang Sidang FPIPS Universitas Pendidikan Indonesia

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si.

Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si.

Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.

Prof. Dr. R. Gurniwan KAmil P, M.Si. Suharto, S.Pd., M.A.P

Ahmad Hidayat

Penguji : 1. Prof. Dr. Darsiharjo, MS NIP. 1962 0921 198603 1 005

2. Ahmad H.Galihkusumah, S.ST. Par., M.M. NIP. 1981 0522 201012 1 006

3. Lia Fauzi, SE. M.SE


(4)

“Seribu Orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia”

Soekarno

“Seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru”

Albert Einstein

“Karya atau pekerjaan yang sukses bukanlah ia yang benar secara teori, disukai banyak hati, atau menjadikan banyak orang memuji. Akan tetapi ia yang bisa memberikan manfaat,

merubah pribadi menjadi lebih baik dari hari ke hari,..” Ali Imron El Shirazy

Skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku, keluarga, sahabat, dan teman-teman yang senantiasa ikhlas berada disampingku dan membagi semangatnya dalam kehidupan ini.


(5)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Daya Dukung Pariwisata Sebagai Dasar Pengelolaan Pengunjung di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya”. ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menganggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 18 Fabruari 2013 Yang membuat pernyataan,

Lega Oktoberi Kusnandar NIM. 0903978


(6)

ABSTRAK

ANALISIS DAYA DUKUNG PARIWISATA SEBAGAI DASAR PENGELOLAAN

PENGUNJUNG DI KAMPUNG NAGA KABUPATEN TASIKMALAYA

Kampung Naga merupakan suatu perkampungan memiliki nilai adat dan tradisi yang sangat kuat hingga saat kini masih terjaga dengan baik, sekarang Kampung Naga menjadi objek daya tarik wisata budaya di Kab Tasikmalaya. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang mengunjungi Kampung Naga dapat mengurangi kenyamanan wisatawan saat berada dalam kawasan tersebut, karena Kampung Naga merupakan kawasan konservasi budaya yang memiliki tatanan nilai adat-istiadat didalamnya, sehingga perlu pembatasan jumlah pengunjung jika melampaui Carrying Capacity kawasan Kampung Naga. Dalam penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik wisatawan, menganalisi daya tampung Kawasan dan menganalisi zonasi Kawasan guna membuat startegi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, tujuan digunakan metode ini diharapkan dapat menguraikan atau memaparkan beberapa hasil dari pengumpulan, pengolahan, dan penyimpulan data penelitian. Instrument dan teknik pengumpul data yaitu observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi.

Hasil dari penelitian startegi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga yang dapat diterapkan adalah membuat alur sirkulasi kunjungan untuk menghindari kepadatan dan penumpukan pengunjung pada satu titik lokasi dengan memperhatikan zonasi inti sebagai kegiatan wisata, menghitung jumlah pengunjung yang masuk dan keluar pada zona inti Kampung Naga sesuai dengan daya tampung kawasan dengan maksimal jumlah kunjungan 51 orang/ 2jam dan minimal minimal jumlah kunjungan 19 orang/ 2jam pengunjung yang diperkenankan berkunjung untuk meminimalisir dampak yang timbul pada zonasi inti kawasan, dan membatasi lama kunjungan pengunjung yang rata-rata 2 jam pada hari biasa dan hari tertentu yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada pengunjung lain untuk dapat menikmati suasana yang ada di Kampung Naga.

Kata kunci : Kampung Naga, Carrying Capacity, Karakterisitik Wisatawan, Zonasi Kawasan, Daya Tampung Kawasan, Pengelolaan Pengunjung.


(7)

ABSTRACT

ANALYSIS CARRYING CAPACITY OF TOURISM AS A BASIS FOR VISITORS MANAGEMENT AT KAMPUNG NAGA TASIKMALAYA REGENCY

Kampung Naga is a village has a value of customs and traditions are very strong so far is still well preserved, is now the object of Kampung Naga cultural tourist attraction in the district Tasikmalaya. The increasing number of tourists who visit Kampung Naga travelers can reduce comfort while in the region, as Kampung Naga is a conservation area which has the foundations of cultural mores in it, so it needs restrictions on the number of visitors if it is beyond the carrying capacity of the region (Carrying Capacity) Kampung Naga. In this study aims to analyze the characteristics of tourists, analyzing capacity and analyze areas in order to make the area zoning management strategy location in Kampung Naga.

This study uses a descriptive, objective method used is expected to describe or explain some of the results of the collection, processing, and inference research data. Instrument and data collection techniques are observation, interviews, literature study, and study documentation.

The results of the research strategy in Kampung Naga visitor management that can be applied is to make the flow of traffic to avoid the circulation and accumulation of visitors at one point location with respect to the core zone as a tourist activity, count the number of visitors in and out of the core zone of Kampung Naga accordance with its region with a maximum capacity of 51 people the number of visits / 2 hours and at least 19 people minimum number of visits / visitors are allowed to visit 2 hours to minimize impacts on the core zone, and limiting the length of stay of visitors on average 2 hours a day on weekdays and certain intended to provide opportunities for other visitors to enjoy the atmosphere that is in Kampung Naga.

Keywords: Kampung Naga, Carrying Capacity, Characteristics of Travelers, Zoning District, Region Capacity, Visitor management.


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……… i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

UCAPAN TERIMAKASIH ……… iv

DAFTAR ISI ……… vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR ……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN ………... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Rumusan Masalah ………. 7

C. Pembatasan Masalah ………. 7

D. Tujuan Penelitian ……….. 8

E. Manfaat Penelitian ……… 9

F. Definisi Oprasional ……….. 9

G. Sistematika Penulisan ………... 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Pariwisata ………. 13

B. Karakteristik Wisatawan ……… 19

C. Konsep Zonasi Kawasan ……… 20

D. Konsep Carrying Capacity………. 22

E. Strategi Pengelolaan Pengunjung ……….. 28

F. Konservasi Budaya ……… 30

G. Dampak Pariwisata ……… 31

H. Kerangka Pemikiran ……….. 34

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ………... 35

B. Desain Penelitian ………... 36

C. Oprasionalisasi Variabel ……… 37

D. Populasi Dan Sample ………. 39

E. Jenis dan Sumber Data ……….. 41

F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ……… 42


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kampung Naga ……… 46

1. Sejarah Kampung Naga ………. 46

2. Lokasi ……… 49

3. Aksesibilitas ………... 50

B. Kondisi Fisik Kampung Naga ………... 51

1. Morfologi ………... 51

2. Iklim ………... 42

3. Hidrologi ………. 53

4. Vegetasi Dan Satwa ……… 53

C. Kondisi Demografi Kampung Naga ……….. 54

1. Kondisi Sosial Masyarakat ………. 54

2. Sistem Kemasyarakatan Kampung Naga ………... 56

D. Tata Ruang Kampung Naga ………... 57

1. Pola Tata Ruang Pemukiman ………57

2. Bentuk Arsitektur Rumah Adat Di Kampung Naga ……….. 63

3. Bentuk Rumah Tinggal Kampung Naga ……….. 67

E. Hasil dan Pembahasan ……….. 72

1. Karakteristik Wisatawan Kampung Naga……… 72

2. Zonasi Kawasan Kampung Naga ……….……….. 87

3. Analisis Daya Tampung Kawasan ……….……… 92

a. Physical Carrying Capacity Area Kampung Naga ……… 92

b. Ecology Carrying Capacity Area Kampung Naga …………... 94

4. Strategi Pengelolaan Pengunjung ………... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 103

B. Saran ……….. 105

DAFTAR PUSTAKA ………106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...109


(10)

DAFTAR TABEL Tabel

1.1 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata

di Provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2006-2010 ………... 2

1.2 Data Arus Kunjungan Wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006-2011 ………. 3

1.3 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2011 ………. 5

2.1 Kebutuhan Areal Untuk Berwisata ……… 27

3.1 Oprasionalisasi Variabel Daya Dukung Kawasan (Carrying Capacity)……… 37

3.2 Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2011……….. 39

4.1 Wisatawanberdasarkan Jenis kelamin……… 71

4.2 Wisatawanberdasarkan Usia……….. 72

4.3 Wisatawanberdasarkan Daerah Asal………. 74

4.4 Wisatawanberdasarkan Pekerjaan……….. 75

4.5 Wisatawanberdasarkan Frekuensi Kunjungan ……….. 76

4.6 Wisatawanberdasarkan Sumber Informasi………. 78

4.7 Wisatawanberdasarkan Daya Tarik ……….. 79

4.8 Wisatawanberdasarkan Segi Kelompok……… 81

4.9 Wisatawanberdasarkan Motifasi/tujuan………. 82

4.10 Wisatawanberdasarkan Lama Kunjungan……….. 84

4.11 Wisatawanberdasarkan Aktivitas………... 85

4.12 Karakteristik Zonasi Kawasan Kampung Naga………... 87

4.13 Pengelolaan Aktifitas dan Fasilitas serta Atraksi budaya di Kampung Naga ………. 97

4.14 Strategi Pengelolaan pengunjungn di Kampung Naga……… 99


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Elemen zonasi Kawasan ……… 21

2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian……….. 34

3.1 Peta Lokasi Penelitian……….35

4.1 Perkampungan Kampung Naga………... 48

4.2 Tangga Menuju Kampung Naga……… 49

4.3 Bentuk permukaan tanah (sawah) yang berbukit di Kampung Naga……… 50

4.4 Bale Patemoan dan Masjid Kampung Naga……… 59

4.5 Bumi Ageung………. 60

4.6 Sungai Ciwulan……….. 61

4.7 Bentuk Rumah Kampung Naga………...64

4.8 Rumah Tinggal Kampung Naga………. 66

4.9 Ruang Tamu……… 67

4.10 Ruang Tengah………. 68

4.11 Chat Wisatawanberdasarkan Jenis kelamin ……….. 72

4.12 ChatWisatawanberdasarkan Usia ………. 73

4.13 Chat Wisatawanberdasarkan Daerah Asal ……… 74

4.14 Chat Wisatawanberdasarkan Pekerjaan ……… 76

4.15 Chat Wisatawanberdasarkan Frekuensi Kunjungan ………. 77

4.16 Chat Wisatawanberdasarkan Sumber Informasi ………... 78

4.17 Chat Wisatawanberdasarkan Daya Tarik………..80

4.18 Chat Wisatawanberdasarkan Segi Kelompok……… 81

4.19 Chat Wisatawanberdasarkan Motifasi/tujuan ……… 83

4.20 Chat Wisatawanberdasarkan Lama Kunjungan ………84 4.21 Chat Wisatawanberdasarkan Aktivitas ………. 86

4.22 Zonasi Kawasan Kampung Naga……… 89


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran Foto-foto………. 109 Lampiran 2 Lampiran Instrument Penelitian ………. 111 Lampiran 3 Lampiran Data Arus Kunjungan Wisatawan

Ke Kabupaten Tasikmalaya………..……….. 114 Lampiran 4 Lampiran Data Angket/Kuisioner Responden……… 120 Lampiran 5 Lampiran Surat Perijinan Penelitian……….. 137


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini pertumbuhan dan perkembangan Industri Pariwisata sangat pesat di Indonesia, Pariwisata sekarang telah menjadi sumber perolehan devisa. Pertumbuhan yang terjadi di sektor Pariwisata erat kaitannya dengan manusia atau wisatawan yang memiliki keinginan dan kebutuhkan untuk berpergian atau berrekreasi ke suatu tempat guna meningkatkan kualitas hidupnya. Karena Pariwisata adalah suatu system terbuka dari unsur-unsur yang saling berinteraksi dalam suatu lingkungan yang luas, mulai dari unsur manusia seperti wisatawan, tiga unsur geografis: Negara asal wisatawan, negara yang dijadikan tempat transit, dan daerah tujuan wisata serta unsur ekonomi, yaitu industri pariwisata (MacIntosh, Leiper dalam Yoeti,2009 : 9-10).

Setiap daerah di Indonesia memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang berragam dan dapat dijadikan potensi daya tarik wisata untuk dikembangan menjadi sebuah daerah tujuan wisata, salah satu daerah tujuan wisata di Indonesia adalah Jawa Barat. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang memiliki keanekaragaman daya tarik wisata yang cukup tinggi baik daya tarik wisata alam, budaya, dan buatan, hal tersebut yang memberikan motivasi dan dorongan kepada wisatawan untuk berkunjung ke objek Wisata di Jawa Barat. Berikut ini dapat dilihat pertumbuhan kunjungan wisatawan ke Objek wisata di Provinsi Jawa Barat pada tabel 1.1, yaitu sebagai berikut :


(14)

2

Tabel 1.1

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Objek Wisata di Provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2006-2010

Tahun Jumlah Wisatawan Pertumbuhan (%) 2006 24.086.615 -

2007 24.121.261 0,14 2008 26.617.400 9,38 2009 24.880.178 -6,98 2010 25.787.370 3,51 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan pertumbuhan kunjungan wisatawan ke objek wisata di Jawa Barat terlihat pada tahun 2008 terdapat peningkatan pertumbuhan sebasar 9,38 % dan terjadi penurunan pertumbuhan pada tahun 2009 mencapai -6,98%, dan pada tahun 2010 kembali terjadi peningkatan pertumbuhan sebesar 3,51% dengan jumlah wisatawan mecapai 25.78.370 orang.

Pertumbuhan jumlah kunjungan wisata yang terjadi di Jawa Barat erat kaitannya dengan daerah tujuan wisata dengan keunggulannya yang dapat menarik wisatawan untuk berkunjung ke Jawa Barat. Potensi dari masing-masing wilayah di Jawa Barat dan keunggulan objek dan daya tarik wisata dijabarat tidak lepas dengan balutan kebudayaan dan seni tradisi yang memiliki nilai luhur yang tetap berpegang teguh pada akar nilai budaya sunda dan kearifan lokal masyarakatnya, dan keindahan alammnya yang masih terjaga dan asri, sehingga menjadi nilai tambah bagi tempat tujuan wisata yang ada di Jawa Barat.

Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu daerah di Provinsi Jawa Barat yang memiliki pertumbuhan objek daya tarik wisata dan berpotensi untuk dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata, daya tarik wisata di Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari wisata alam, wisata budaya, wisata Argo


(15)

3

dan wisata minat khusus. Terdapat beberapa objek wisata yang tercatat di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya (2012) Seperti:, Cipanas Galunggung, Pantai Karangtawulan, Lokasi Ziarah Pamijahan, Kampung Naga, Pantai Cipatujah, Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, Taman Bubujung Indah, Lokasi Ziarah Makam Syech Tubagus Anggariji dan Wanawisata Cipanas Galunggung. Berikut ini dapat data arus kunjungan wisatawan ke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya dapat di lihat pada tabel 1.2 sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data Arus Kunjungan Wisatawanke objek wisata di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2006-2011

NO Dearah Tujuan Wisata Jumlah Wisatawan

2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Cipanas Galunggung 114,052 123,936 144,686 148,160 103,853 132,339 2 Pantai Karangtawulan 9,513 9,223 10,518 13,302 10,444 7,977

3 Pamijahan 359,042 408,163 316,315 302,704 258,816 258,479

4 Kampung Naga 12,320 17,046 13,053 8,349 45,373 58,811

5 Pantai Cipatujah 6,543 10,841 19,801 17,475 19,865 11,927

6 Pantai Sindangkerta 11,754 13,909 31,253 34,219 30,336 26,594 7 Pantai Pamayangsari 13,288 12,812 26,799 11,753 11,710 12,461 8 Taman Bubujung

Indah

6,595 7,215 11,045 28,649 25,698 17,830

9 Makam Syech Tubagus Anggariji

7,047 7,970 6,478 7,955 9,600 6,360

10 Wanawisata Cipanas Galunggung

110,616 84,821 144,685 4,665 3,575 3,860

Jumlah 650,770 695,936 724,633 577,231 519,270 536,638


(16)

4

Berdasarkan tabel 1.2 diatas menunjukan bahwa jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Tasikmalaya mengalami peningkatan dan penuruan pada setiap tahunnya, dapat dilihat Pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan sebanyak 724.633 orang wisatawan, akan tetapi terjadi penuruan jumlah kunjungan pada tahun 2009 yang hanya berjumlah 5577.231 orang wisatawan dan pada tahun 2010 berjumlah 519.270 orang wisatawan.

Salah satu tempat tujuan wisata budaya di Jawa Barat, Khususnya di Kabupaten Tasikmalaya yaitu Kampung Naga yang masih kental dengan nilai luhur tradisi sunda. Kampung Naga berada di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Kampung Naga merupakan suatu perkampungan yang dihuni oleh sekelompok masyarakat keturunan Sunda di Jawa Barat yang sangat kuat dalam memegang adat istiadat peninggalan leluhurnya, dalam hal ini adalah kebudayaan Sunda khususnya. Masyarakat Kampung Naga hingga saat ini tetap menjaga lingkungannya dan hidup secara harmonis dengan lingkunganya, dengan upaya selalu berusaha tetap menjaga, melindungi, melestariakan alam, hal itulah menjadi daya tarik pada Kampung Naga.

Dewasa ini jumlah kunjungan wisatawan ke Kampung Naga mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, karena Kampung Naga merupakan wisata budaya yang memiliki aksesibilitas yang mudah dicapai oleh wisatawan karena lokasinya dekat dengan sisi Jalan Raya Salawu (Garut-Singaparna), sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga untuk sekedar melihat kegitan upacara adat dan hanya melihat-lihat ke unikan Kampung tersebut (Retno 2012). Hal tersebut dapat dilihat dari pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan ke Kampung Naga pada tabel 1.3 sebagai berikut:


(17)

5

Tabel 1.3

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2011

Tahun

Wisatawan

Jumlah Pertumbuhan (%)

Manca-negara

Pertumbuh-an (%) Nasional

Pertumbuh-an (%)

2006 4.140 - 8.180 - 12.320 -

2007 4.276 3,2 12.770 56,1 17.046 38,3

2008 4.086 -4,4 8.967 29,7 13.053 -23,4

2009 2.369 -42 5.980 33,3 8.349 -36

2010 6.818 187,8 38.555 544,7 45.373 443,4

2011 6.950 1,9 51.861 34,5 58.811 29,6

Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Dari tabel tersebut dapat kita lihat pada tahun 2010 pertumbuhan yang signifikan mencapai 443,4% dengan jumlah wisatawan 45.373 orang, dan pada tahun 2011 naik menjadi 29,6% dengan jumlah wisatawan 58.811 orang. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan yang mengunjungi Kampung Naga dapat mengurangi kenyamanan wisatawan saat berada dalam kawasan tersebut, karena Kampung Naga merupakan kawasan konservasi budaya yang memiliki tatanan nilai adat-istiadat didalamnya, sehingga perlu pembatasan jumlah pengunjung jika melampaui ambang batas (Carrying Capacity) Kampung Naga. Menurut Inskeep, dalam Liu (1994) yang dikutip dari Pitana dan Diarta (2009: 134), Carrying Capacity didefinisikan sebagai berikut: “The maximum number of people who can use a site without an unacceptable alteration in the physical environment, without an unacceptable decline in the quality of experience rained by visitors, and without an


(18)

6

unacceptable advers impact on the society, economy, and culture of the

tourism area”.

Secara Konsep Carrying Capacity ini secara implisit mengandung makna batasan (limit), batas atas(ceiling), atau tingkatan/level (threshold) yang tidak boleh dilewati dalam pembangunan atau pengembangan destinasi Pariwisata. Dan memiliki faktor pengaruh yaitu karakteristik wisatawan, daya tampung Kawasan dan atribut destinasi seperti zonasi Kawasan.

Pihak pengelola Kampung Naga perlu mengetahui daya tampung dari jumlah maksimum orang/pengunjung yang berada atau mengunakan kawasan Kampung Naga, dan pihak pengelola harus mengetahui aktivitas kegiatan wisatawan dan frekuensi kunjungan serta duarasi/lama kunjungan serta klasifikasi zonasi kawasan, hal ini perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak yang terjadi akibat aktifitas Pariwisata yang berdampak kepada penurunan kualitas lingkungan Kampung Naga akibat terjadinya kepadatan pengunjung.

Dengan adanya hasil dari daya tampung wisatawan yang berkunjung, pihak pengelola perlu menetapkan strategi untuk mengatur wisatawan atau pengunjung ke Kampung Naga, agar wisatawan yang berkunjung sesuai dengan daya tampung kawasan tersebut, dan tidak mempengaruhi tatanan nilai tradisi di Kampung Naga dengan tetap menjaga kepuasan wisatawan akan ruang geraknya dan kenyamanan tidak berkurang dan tidak terjadinya penumpukan pada suatu lokasi atau area tertentu, serta dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat Kampung Naga untuk menjalankan spiritual dan budaya secara hikmat dalam kehidupannya.

Berdasarkan pemikiran tersebut, timbul keinginan penulis untuk meneliti lebih dalam mengenai strategi pengelolaan pengunjung yang berdasarkan Daya Dukung Pariwisata di Kampung Naga, sehingga skripsi ini diberi judul : “Analisis Daya Dukung Pariwisata Sebagai Dasar Pengelolaan Pengunjung di Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya”


(19)

7

B. RUMUSAN MASALAH

Suatu kawasan wisata yang memiliki nilai konservasi budaya didalamnya harus dijaga dan dikelola dengan baik oleh pihak pengelola dalam pengembangan kawasan tersebut dengan membatasi jumlah kunjungan wisatawan, akan tetapi di pihak lain arus wisatawan tidak dapat dibatasi/ dibendung karena merupakan suatu kebutuhan kawasan untuk tumbuh berkembang dan memiliki manfaat atau nilai ekonomi untuk masyarakat lokal didalam kegiatan Pariwisata, sehingga pihak pengelola harus menyadari dan mengetahui batasan daya tampung kawasan dan membuat strategi pengelolaan pengunjung agar wisatawan yang berkunjung sesuai dengan Daya Dukung Pariwisata pendekatan carrying capacity tersebut, dan tidak mempengaruhi tatanan nilai tradisi di Kampung Naga dengan tetap menjaga kepuasan wisatawan akan ruang geraknya dan kenyamanan tidak berkurang dan tidak terjadinya penumpukan pada suatu lokasi atau area tertentu, serta dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat Kampung Naga untuk menjalankan spiritual dan budaya secara hikmat dalam kehidupannya.

Berdasarkan pada bahasan di atas, peneliti akan menganalisis Daya Dukung Pariwisata melalui pendekatan carrying cpacity berdasarkan kepada karakteristik wisatawan, zonasi kawasan, dan daya tampung kawasan untuk membuat strategi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga, maka dari itu agar penelitian ini lebih terarah peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Karakterisitik Wisatawan di Kampung Naga? 2. Bagaimana Zonasi Kawasan di Kampung Naga?

3. Bagaimana Daya Tampung Kawasandi Kampung Naga?

4. Bagaimana Strategi Pengelolaan Pengunjung di Kampung Naga?

C. PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pembatasan masalah karena keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu dan supaya hasil penelitian ini menjadi terarah dan terfokus, maka peneliti tidak akan melakukan penelitian


(20)

8

pendekatan carrying capacity kawasan di Kampung Naga, tetapi perlu menentukan fokus penelitian dari carrying capacity kawasan Menurut Inskeep, dalam Liu (1994) yang dikutip dari Pitana dan Diarta (2009: 134), Carrying Capacity didefinisikan sebagai berikut: “The maximum number of people who can use a site without an unacceptable alteration in the physical environment, without an unacceptable decline in the quality of experience rained by visitors, and without an unacceptable advers impact on the society, economy, and culture of the tourism area”.

Dalam konsep carrying capacity kawasan secara implisit mengandung batasan (limit), batas atas (ceiling), atau tingkatan/level (threshold) yang tidak boleh lepas dari pembangunan dan pengembangan suatu kawasan, dalam batasan „carrying capacity‟ dipengaruhi faktor karekterisitik wisatawan seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, motivasi, attitude dan harapan, kepadatan wisatawan, lama menginap wisatawan, tipe/jenis aktivitas wisatawan (O‟Reilly, 1991, dalam Ricahrdson dan Fluker, 200: 306) yang dikutip dari Pitana dan Diarta (2009: 134).

Maka dalam penelitian ini peneliti hanya akan meneliti carrying capacity kawasan dalam batasan (limit) atau daya tampung kawasan untuk mengetahui kapasitas wisatawan dalam suatu ruang tertentu, dan karaktersitik wisatawan untuk mengetahui seperti usia, jenis kelamin, pendapatan, motivasi, attitude dan harapan, kepadatan wisatawan, lama menginap wisatawan, tipe/jenis aktivitas wisatawan dan zonasi untuk memberikan gambaran dalam pengembangan kegiatan wisata yang ada di Kampung Naga.

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini oleh penulis sebagai berikut : 1. Menganalisis karakterisitik wisatawan di Kampung Naga.

2. Menganalisis zonasi kawasan di Kampung Naga.

3. Menganalisis daya tampung kawasan di Kampung Naga.

4. Memganalisi dan Membuat Strategi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga.


(21)

9

E. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memperluas kajian ilmu carrying capacity kawasan sebagai dasar pengelolaan pengunjung

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak pengelola, khususnya Kampung Naga dalam mengelola jumlah kunjungan wisatawan sesuai dengan daya tampung kawasan untuk agar nilai konservasi budaya tetap terjaga dengan baik.

3. Manfaat Lanjutan

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan kepada pembaca yang akan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai carrying capacity kawasan

F. DEFINISI OPRASIONAL

Dalam penelitian ini definisi oprasional digunakan sebagai dasar penelitian untuk memberikan arahan yang jelas, terarah dan fokus untuk melakukan penelitian agar mendapat hasil yang maksimal dari apa yang diharapkan oleh peneliti antara lain sebagai berikut:

1. KARAKTERISITIK WISATAWAN

Wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan karakteristik wisatawannya (tourist descriptor) (Seaton dan Bennet, 1996) dalam Herliana (2002), Trip Descriptor; wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya.Tourist Descriptor;


(22)

10

“Who wants what, why, when, where and how much?” (Seaton dan Bennet, 1996) dalam Herliana (2002).

2. ZONASI KAWASAN

Zonasi kawasan memiliki fungsi sebagai pembatas kawasan tertentu (core areas) dan kawasan pembatas (corridor areas) dalam rangka meminimalisasi dampak terhadap lingkungan secara keseluruhan. Pembagian harus jelas dengan peruntukan masing-masing (menurut Liu, 1994: 45 dalam Pitana dan Diarta, 2009: 90). Sedangkan zonasi menurut Lawson dan Boud-Bovy (1998:17) memiliki fungsi untuk membatasi daerah-daerah yang berbeda pemanfaatan dan fungsinya bahwa pengembangan wisata tentu memerlukan zonasi guna mempermudah sarana dan fasilitas bagi wisatawan. Terdapat dua jenis konsep zonasi dalam perencanaan pengembangan wisata, hal ini dibagi berdasarkan jenis kepadatan penduduk, aktivitas, dan bangunan sekitar kawasan yang akan dikembangkan.

3. KONSEP CARRYING CAPACITY

Teknik yang sering digunakan dalam pengembangan destinasi pariwisata adalah carrying capacity. Menurut Inskeep, dalam Liu (1994) yang dikutip dari Pitana dan Diarta (2009: 134), Carrying Capacity didefinisikan “The maximum number od people who can use a site without an unacceptable alteration in the physical environment, without an unacceptable decline in the quality of experience rained by visitors, and without an unacceptable advers impact on the society, economy, and culture of the tourism area”. Daya Tampung adalah kemampuan suatu lingkungan binaan seperti kawasan perumahan, kawasan industry, perkotaan banyak diperhitungan dengan kosep daya dukung (Fandeli, 2009:69).


(23)

11

4. PENGELOLAAN PENGUNJUNG

Pengelolaan (manajemen), menurut Leiper dalam Pitana dan Diarta (2009: 80), merujuk kepada seperangkat peranan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang, atau bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekap pada peran tersebut. Fungsi-fungsi manajemen tersebut yaitu: Planning (perencanaan), Directing (mengarahkan), Organizing (termasuk Coordinating), dan Controlling (pengawasan).

G. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan adalah urutan atau tata cara penulisan dengan tujuan untuk mempermudah proses pembacaan sebuah karya tulis khususnya skripsi. Berikut adalah sistematika penulisan skripsi ini :

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang permasalahan penelitian, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.

BAB II Tinjauan Teoritis

Bab ini berisikan tentang kajian teori yang berfungsi sebagai landasan teoritis dan juga berisikanhipotesis peneliti dalam pengujian teori.

BAB III Metode Penelitian

Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian,populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan serta ditemukan oleh peneliti selama melakukan riset di


(24)

12

BAB V Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari hasil pembahasan dan penelitian yang telah dilakukan peneliti serta saran-saran dari peneliti untuk berbagai pihak.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI PENELITIAN

Lokasi yang menjadi tempat penelitian berada di Kampung Naga, Secara administratif Kampung Naga termasuk Desa Neglasari Kecamatan Salawu Kabupaten Tasikmalaya. Kampung Naga terletak pada ruas jalan raya yang menghubungkan Tasikmalaya - Bandung melalui Garut. Peta lokasi kampung Naga pada gambar 3.1 sebagai beikut:

Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian (hasil pengolahan data, 2012 )

LEGENDA : = Batas Wilayah

= Aliran Sungai

= Jalan Penghubung Kota (Jalan Provinsi)

= Jalan Penghubung Desa (Jalan Kota/Kab)

= Kampung Naga (Lokasi Penelitian) PETA LOKASI KAMPUNG NAGA

Sumber : maps.google.co.id [2012] Map data Tele Atlas [2012]

JAWA BARAT U

S T B

1km 2000m


(26)

36

B. DESAIN PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, tujuan digunakan metode ini diharapkan dapat menguraikan atau memaparkan beberapa hasil dari pengumpulan, pengolahan, dan penyimpulan data penelitian. Selain itu hasil penelitian ini akan disampaikan dalam bentuk hitung-hitungan angka dan uraian dalam bentuk kalimat baku. Dengan demikian dapat diharapkan hasil penelitian ini dapat di pahami dan di mengerti oleh semua pihak. Menurut Wardiyanta (2010: 5) menjelaskan bahwa Penelitian deskriptif adalah

“penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena sosial/alam secara sistematis, aktual, dan akurat”.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Metode Angket, dengan menggunakan daftar pertanyaan berupa isian dan pilihan untuk mendapat data dan informasi yang ada di variabel penelitian.

Metode Pengamatan Langsung, digunakan untuk memperoleh data carrying capacity kawasan dan pengukuran dilakukan untuk mendapatkan data luas area wisata. peneliti memperoleh data tersebut dengan observasi langsung ke lapangan di Kampung Naga. Pengertian observasi menurut Marshall (1995) dalam Sugiyono (2011: 309) menyatakan bahwa, “through observation, the researcher learn about behavior and the meaning attached to

those behavior” yang artinya, melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Lalu Peneliti melakukan pengumpulan data dengan melakukan wawancara kepada sampel yang telah ditentukan sebelumnya, untuk menarik dan mengambil informasi, baik data tertulis berupa kata dan informasi lisan.

Metode Wawancara, digunakan untuk mendapatkan informasi atau keterangan tentang obyek wisata Kampung Naga secara lisan dengan menggunakan pedoman. wawancara yang berupa daftar pertanyaan kepada pengelola obyek wisata Kampung Naga dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. Metode ini digunakan untuk mencari data pendukung yang terkait dengan tujuan penelitian. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2011: 316) mendefinisikan wawancara sebagai berikut, “a


(27)

37

meeting of two persons to exchange information and idea through question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about a particular topic” yang artinya, wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Lalu Susan Stainback dalam Sugiyono (2011: 316) mengemukakan bahwa, “interviewing provide the researcher a means to gain a deeper understanding of how the participant interpret a situation or phenomenon than can be gained through observation

alone” yang artinya, dengan wawancara maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi atau fenomena yang terjadi, di mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi.

C. OPRASIONALISASI VARIABEL

Secara rinci oprasionalisasi variabel dapat dilihat pada table 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1

Oprasionalisasi Variabel Carrying Capacity

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR UKURAN INSTRUMENT

Carrying Capacity Liu (1994) yang dikutip dari Pitana dan Diarta

(2009: 134) Karakteristik Wisatawan

Aspek Geografis Asal Kota/Kab/daerah wisatawan

Kuisioner Aspek

Sosio-demografis,

Jenis kelamin wisatawan Usia wisatawan Pekerjaan Wisatawan Aspek jenis perjalanannya (trip descriptor) Segi jumlah/kelompok wisatawan Frekuensi kunjungan wisatawan Lama Kunjungan Wisatawan Sumber informasi


(28)

38

Aktivitas yang dilakukkan Wisatawan

Aspek Motivasi

Tujuan wisatawan saat beriwisata

Keunikan atau daya tarik kawasan wisata Zonasi Kawasan Klasifikasi Zonasi Kawasan Penggunaan Lahan Observasi Ketersediaan potensi air

Keberagaman Habitat Satwa/Vegetasi Kelandaian Lahan Fasilitas pendukung kegiatan wisata Ketersediaan Aksesibilitas Keberadaan benda cagar budaya Kapasitas daya tampung kawasan Pemulihan Lingkungan/ Natural recovery)

Area yang dibutuhkan untuk kegiatan wisata

Observasi Permintaan wisatawan

untuk suatu aktivitas Kebutuhan area setiap wisatawan

Jumlah hari dalam satu tahun yang dapat dipergunakan untuk kegiatan wisata

Luasan Atau Areal Pariwisata

Luas area untuk kegiatan wisata

Observasi Luas area yang

dibutuhkan oleh Wisatawan Rotasi Pergantian wistawan saat berwisata Sumber : Hasil pengolahan peneliti


(29)

39

D. POPULASI DAN SAMPLE

Menurut Sugiyono (2011:119) populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi Dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya, Banyaknya Sampel wisatawan yang diambil dari jumlah populasi wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga. Berikut ini jumlah kunjungan wisatawan ke kampung naga pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2

Pertumbuhan Kunjungan Wisatawan ke Kampung Naga Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2006-2011

Tahun

Wisatawan

Jumlah

Mancanegara Nasional

2006 4.140 8.180 12.320

2007 4.276 12.770 17.046

2008 4.086 8.967 13.053

2009 2.369 5.980 8.349

2010 6.818 38.555 45.373 2011 6.950 51.861 58.811 Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012

Menurut Sugiyono (2011 : 120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan Karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penulis menggunakan


(30)

40

akan digunakan dalam penelitian. Probility sampling yang digunakan adalah Simple Random Sampling. Cara pengambilan sampelnya dilakukan dengan secara acak tanpa memperhatikan strata (jenjang) yang ada dalam anggota populasi.

Banyaknya sampel responden wisatawan yang diambil mengacu pada pendapat Slovin sesuai dengan rumus:

Dimana:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Dalam rumus slovin memiliki ketentuan yaitu:

 Nilai e = 0,1 ( 10%) untuk populasi dalam jumlah besar  Nilai e= 0,2 ( 20%) untuk populasi dalam jumlah kecil

Dalam menentukan jumlah sampel diperlukan ukuran populasi yang mengacu pada data tingkat kunjungan terbaru ke Kampung Naga yang diperoleh penulis pada saat prapenelitian, yakni data kunjungan pada tahun 2011 yaitu sebanyak 58.811 orang dan persen kelonggaran yang ditentukan adalah sebesar 10%. Berdasarkan data kunjungan tersebut, maka didapat jumlah sampel yang akan diambil yaitu:

n = N (1+Ne²)

n = 58.811 (1+58.811x(0,1) ²) = 99.83025


(31)

41

Untuk mempermudah perhitungan maka jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 orang. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengetahui karekteristik wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga.

E. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari sumber data pak objek penelitian. Sumber data merupakan informasi dari subjek penelitian yang diteliti dan dibutuhkan dalam penelitian ini, Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yakni data primer dan data sekunder sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh dari sumber-sumber primer, yakni yang asli, informasi langsung dari tangan pertama atau responden (Wardiyanti, 2010: 28). Dalam penelitian ini, data primer didapatkan berupa hasil observasi langsung pada kawasan Kampung Naga yaitu, kondisi lingkungan alam, sosial dan budaya, serta karaktektrisitik wisatawan, zonasi kawasan dan daya tampung Kampung Naga.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah informasi atau data-data yang diperoleh tidak secara langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga (Wardiyanti, 2010: 28). Dalam penelitian ini, sumber-sumber lain yang mempunyai kontekstualitas yang sama dan mendukung penelitian ini, Data sekunder dapat dikumpulkan dari perpustakaan dan berupa data tertulis (studi literatur) yang diperoleh dari berbagai sumber seperti buku, catatan maupun jurnal ilmiah yang berkaitan dan dapat mendukung dalam penelitian ini.


(32)

42

F. INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Instrument dan Teknik pengumpulan data merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena hal ini merupakan suatu kegiatan awal yang akan menentukan suatu solusi terhadap permasalahan penelitian. Dengan sistematika pengumpulan data, lalu melakukan pembahasan dan pengolahan data yang akan menuju pada suatu kesimpulan akhir. Oleh karena itu, peneliti melakukan kegiatan ini secara teliti dan sistemik, untuk mendapatkan dan menyampaikan data yang akurat dan faktual. Fenomena sosial yang ingin diteliti oleh peneliti terlebih dahulu telah ditetapkan secara spesifik dan selanjutnya menjadi sebuah variabel yang dilakukan dengan beberapa cara, yaitu observasi, wawancara, studi literatur, dan studi dokumentasi.

Kegiatan dalam pengumpulan data peneliti lakukan untuk menganalisis carrying capacity Kawasan Kampung Naga sebagai objek penelitian dan beberapa nara sumber yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, peneliti juga mencari informasi dari beberapa tokoh masyarakat yang mengetahui pola kehidupan masyarakat Kampung Naga. Informasi lainnya diperoleh dari berbagai media cetak baik buku yang relevan, melalui situs web site, media pers, dan media cetak lainnya. Berikut ini penjelasan tentang kegiatan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti :

1. OBSERVASI

Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti adalah langsung menemui sumber data dengan berkunjung ke tempat lokasi penelitian di Kampung Kampung Naga, di wilayah Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat. Peneliti melakukan penelitian dengan melakukan pengumpulan data dengan mengikuti beberapa kegiatan yang dilakukan oleh sumber data untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Waktu observasi dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2012 dan Januari 2013.


(33)

43

2. KUESINOER/ANGKET

Kuesioner (angket) adalah salah satu teknik pengumpulan data dalam bentuk pengajuan pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar pertanyaan yang disiapkan sebelumnya dan harus diisi oleh responden. Responden adalah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga.

3. WAWANCARA

Wawancara merupakan suatu tindakan pencarian data atau informasi dengan menggunakan kegiatan interaksi antara peneliti dengan sumber data. Jenis wawancara yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpulan data yang telah peneliti mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Peneliti terlebih dahulu telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah disiapkan.

Dalam melakukan wawancara terstruktur, selain harus membawa instrument sebagai pedoman untuk wawancara, peneliti juga dalam mengumpulkan data membawa juga alat bantu wawancara seperti telepon genggam (handphone), dan Camera. telepon genggam (handphone) digunakan untuk merekam semua percapakan atau pembicaraan antara peneliti dengan sumber data, sedangkan Camera digunakan untuk memotret atau mengambil gambar peneliti yang sedang melakukan pembicaraan dengan sumber data.

4. STUDI LITERATUR

Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mencari berbagai referensi yang terkait dan berhubungan dengan penelitian. Bentuk informasi tertulis dalam bentuk kata yang diperoleh terdiri dari beberapa sumber, seperti buku yang relevan, artikel, maupun melalui


(34)

44

5. STUDI DOKUMENTER

Studi dokumenter merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dengan bertujuan memperoleh berbagai data atau informasi dari subjek penelitian. Data yang diperoleh tersebut terdiri dari beberapa media, yaitu media foto dapat mempermudah peneliti untuk mengkaji berbagai kondisi alam, fisik dan sosial di Kampung Naga.

G. TEKNIK ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, deskriptif yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan hasil tingkat carrying capacity, Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan Kuantitatif, Setelah berbagai data dan informasi yang telah diperoleh di Kampung Naga, selanjutnya akan di analisis dan di olah sesuai dengan metode yang digunakan oleh peneliti, kemudian diklasifikasikan sesuai dengan data atau informasi dalam suatu sistemik yang faktual dan akurat. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam mendefinisikan berbagai data yang telah diperoleh, untuk disusun dalam sebuah uraian deskriptif dari hasil dan kegiatan penelitian. Adapun teknik pengolahan data yang akan dilakukan oleh peneliti ntuk mengolah dan menyajikan data tersebut melalui elemen dari variable akan di uji melalui pengujian Validitas dan pengujian Reliabilitas terhadap instrument yang akan ditanyakan kepada pemangku adat Kampung Naga, selain itu reduksi, verifikasi dan penyimpanan data. Berikut uraian dari beberapa teknik pengolahan yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut ini :

.

1. PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIBILITAS

Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat sesuai apa yang hendak diukur. Uji Validitas dan Reliabilitas (uji kebasahan) dengan menggunakan Uji Kredibilitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi


(35)

45

dari instrumen sebagai alat ukur, sehinggga hasil pengukuran dapat dipercaya. Dalam pengujian keabsahan pada data hasil penelitian ini dilakukan antara lain: perpanjangan pengamatan dengan kembali lagi kelapangan dan mewawancari lagi pemangku adat, peningkatan ketemuan dalam penelitian dengan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, triangulasi dengan mengcek data dari sumbernya, waktu dan teknik, diskusi dengan teman sejawat, ahli (expert judgment) dan dosen pembimbing.

2. REDUKSI

Reduksi yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan memilah berbagai data yang diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti seperti memisahkan berbagai data atau informasi yang diperoleh dalam bentuk data yang sesuai dengan klasifikasinya.

3. PENYAJIAN DATA

Teknik penyajian data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan penyimpanan data yang telah diperoleh dengan disesuaikan klasifikasinya secara lebih terperinci. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah peneliti dalam melakukan pengolahan data yang akan diuraikan dalam bentuk deskripsi kalimat baku.

4. VERIFIKASI

Teknik verifikasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan pengolahan data yang telah diperoleh untuk disusun kedalam sebuah penarikan kesimpulan. Diuraikan dalam pendeskripsian dalam bentuk kata dari data yang telah diperoleh untuk menjadi sebuah laporan karya tulis ilmiah.


(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tentang carrying capacity kawasan di Kampung Naga sebagai dasar pengelolaan pengunjung, maka dapat di tarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.:

1. Dalam penelitian Karakterisik wisatawan, wisatawan yang berkunjung ke Kampung dengan klasifikasi jenis kelamin sebagian besar ialah laki-laki, berdomisili Bekasi dengan rentang usia diantara 20 tahun – 29 tahun dan masih berstatus sebagai pelajar/mahasiswa. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali berkunjung ke Kampung Naga dan dari teman/keluarga mereka. Dengan durasi kunjungan 2 jam, Daya tarik kampung naga sebagain bersar memilih karena kearifan lokal masyarakatnya, dan Aktifitas yang mereka lakukan di Kampung Naga adalah melihat-lihat, berfoto dan berbelanja.

2. Dalam penelitian Zonasi kawasan, zonasi Kampung Naga terbagi 3 ruang/elemen yaitu: pertama, zona inti (Core Zone) yang merupakan pemukiman masyarakat Kampung Naga yang memiliki nilai budaya, adat dan tradisi masyarakat Kampung Naga. Kedua zona Penyangga (Buffer Zone) yang merupakan hutan keramat dan hutan larangan dan berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktivitas masyarakat dan kegiatan wisata. ketiga Zona Pelayanan (Services Zone) merupakan area parkir dan kios-kios warung dan cinderamata.

3. Dalam penelitian Daya tampung kawasan, daya tampung yang mampu di tampung oleh kawasan wisata Kampung Naga dengan jumlah maksimal pengunjung yang diperbolehkan/diperkenankan adalah 255 orang/hari dengan maksimal jumlah kunjungan 51 orang/ 2jam


(37)

104

kunjungan, sedangkan jumlah minimal pengunjungnya adalah 95 orang/hari dengan minimal jumlah kunjungan 19 orang/ 2jam kunjungan.

4. Dalam penelitian Strategi Pengelolaan pengunjung, startegi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga yang dapat diterapkan adalah membuat alur sirkulasi kunjungan yang dimaksudkan untuk menghindari kepadatan dan penumpukan pengunjung pada satu titik lokasi, menghitung jumlah pengunjung yang masuk dan keluar pada zona inti Kampung Naga sesuai dengan daya tampung kawasan, jumlah maksimal dan minimal pengunjung yang diperkenankan berkunjung yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang timbul pada zonasi inti kawasan, dan membatasi lama kunjungan pengunjung pada hari biasa dan hari tertentu yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada pengunjung lain untuk dapat menikmati suasana yang ada di Kampung Naga.

B. SARAN

Dalam pengembangan Pariwisata di Kampung Naga khusunya pihak pengelola haruslah memperhatikan Carrying Capacity kawasan yang berdasarkan karakteristik wisatawan, zonasi kawasan dan daya tampung kawasan guna mengelola kawasan wisata tersebut dengan baik dan memperhatikan faktor lingkungan, masyarakat, sosial-budaya, kapasitas daya tampung dan zonasi yang ada di kawasan tersebut agar wisatawan yang berkunjung tidak melebihi ambang batas kawasan itu. Maka terdapat beberapa hal yang dapat menjadi saran masukan bagi pihak pengelola dan pemerintah sebagai berikut :


(38)

105

barudak, memperlihatkan dan menjelaskan pembuatan anyaman bambu, pembuatan alat music tradisional seperti terbang (rebana), dan karinding yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga.

2. Pemerintah haruslah membantu membangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata pada zona pelayanan yang berdasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

3. Jika terjadi over capacity jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga hendaknya pihak pengelola melakukan tindakan konservasi dengan cara menutup sementara lokasi Kampung Naga untuk memberikan kesempatan bagi obyek wisata dan lingkungan untuk pulih pada kondisi ekologis yang nyaman.

4. Mengurangi durasi lama kunjungan wisatawan jika terjadi kepadatan dan lonjakan kunjungan pada hari liburan sekolah atau libur hari raya, jika pada biasanya lama kunjungan 2 jam, dimodifikasi menjadi 1,5jam pada hari-hari dimana kepadatan pengunjung meningkat.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. (2012). Data Arus

Kunjungan Wisatawan. Database.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. (2006). Kampung

Adat dan Rumah Adat di Jawa Barat. Database.

Fandeli, Chafid dan Muhammad. (2009). Prinsip-prinsip Dasar

MengkonservasiLanskap. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fandeli Chafid dan Nurdin M. (2005). Perkembangan Ekowisata Berbasis

Konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Fandeli Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta:

Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fandeli, Chafid dan Mukhlison. (2000). Pengusahaan Ekowisata.

Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fitrah, Rani (2010). Pengaruh Daya Dukung Lingkungan terhadap Tingkat

Kepuasan Wisatawan di Pantai Pangandaran. Skripsi Sarjana Non

Pendidikan Jurusan Manajemen Resort & Leisure, FPIPS, Universitas

Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Koswara, Ina Herliana (2002). Karakteristik Wisatawan: Siapa dan

Bagaimana mereka berwisata. Pusat Penelitian Kepariwisataan Institut


(40)

107

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana.

Jakarta: Pradnya Paramita

Peraturan Pemerintah No : 50 (2011) Tentang “Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025”. Republik Indonesia. Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pitana, I Gede. dan Gayatri Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:

Penerbit Andi.

Rahmafitria, Fitri. (2010) Diktat Mata Kuliah ODTW Alam, Program studi

Manajemen Resort & Leisure, FPIPS, Universitas Pendidikan

Indonesia: tidak diterbitkan.

Retno, H. Y. (2012). Pikiran Rakyat (4 Febuari 2012). “Adat di Kampung Naga Jadi Objek Wisata”.

Soemarwoto, Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta:

Djambatan.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi

(Mixed Methods), Bandung: Penerbit Alfabetha.

Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit

Andi.

Undang-Undang No: 9. (1999) tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia.

Undang-Undang No: 10. (2009). tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia.


(41)

108

Undang-Undang No: 11. (2010) tentang “Cagar Budaya”. Republik Indonesia.

Undang-Undang No: 32. (2009). tentang “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Republik Indonesia.

Wardiyanti, Drs. M. Hum. (2010). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

Warpani, Suwardjoko P. dan Indra P Warpani (2007). Pariwisata Dalam Tata

Ruang Wilayah. Bandung : ITB

Yoeti, Oka A. (2009). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, tentang carrying capacity kawasan di Kampung Naga sebagai dasar pengelolaan pengunjung, maka dapat di tarik kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.:

1. Dalam penelitian Karakterisik wisatawan, wisatawan yang berkunjung ke Kampung dengan klasifikasi jenis kelamin sebagian besar ialah laki-laki, berdomisili Bekasi dengan rentang usia diantara 20 tahun – 29 tahun dan masih berstatus sebagai pelajar/mahasiswa. Sebagian besar dari mereka baru pertama kali berkunjung ke Kampung Naga dan dari teman/keluarga mereka. Dengan durasi kunjungan 2 jam, Daya tarik kampung naga sebagain bersar memilih karena kearifan lokal masyarakatnya, dan Aktifitas yang mereka lakukan di Kampung Naga adalah melihat-lihat, berfoto dan berbelanja.

2. Dalam penelitian Zonasi kawasan, zonasi Kampung Naga terbagi 3 ruang/elemen yaitu: pertama, zona inti (Core Zone) yang merupakan pemukiman masyarakat Kampung Naga yang memiliki nilai budaya, adat dan tradisi masyarakat Kampung Naga. Kedua zona Penyangga (Buffer Zone) yang merupakan hutan keramat dan hutan larangan dan berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktivitas masyarakat dan kegiatan wisata. ketiga Zona Pelayanan (Services Zone) merupakan area parkir dan kios-kios warung dan cinderamata.

3. Dalam penelitian Daya tampung kawasan, daya tampung yang mampu di tampung oleh kawasan wisata Kampung Naga dengan jumlah maksimal pengunjung yang diperbolehkan/diperkenankan adalah 255 orang/hari dengan maksimal jumlah kunjungan 51 orang/ 2jam


(2)

kunjungan, sedangkan jumlah minimal pengunjungnya adalah 95 orang/hari dengan minimal jumlah kunjungan 19 orang/ 2jam kunjungan.

4. Dalam penelitian Strategi Pengelolaan pengunjung, startegi pengelolaan pengunjung di Kampung Naga yang dapat diterapkan adalah membuat alur sirkulasi kunjungan yang dimaksudkan untuk menghindari kepadatan dan penumpukan pengunjung pada satu titik lokasi, menghitung jumlah pengunjung yang masuk dan keluar pada zona inti Kampung Naga sesuai dengan daya tampung kawasan, jumlah maksimal dan minimal pengunjung yang diperkenankan berkunjung yang dimaksudkan untuk meminimalisir dampak yang timbul pada zonasi inti kawasan, dan membatasi lama kunjungan pengunjung pada hari biasa dan hari tertentu yang dimaksudkan untuk memberikan kesempatan pada pengunjung lain untuk dapat menikmati suasana yang ada di Kampung Naga.

B. SARAN

Dalam pengembangan Pariwisata di Kampung Naga khusunya pihak pengelola haruslah memperhatikan Carrying Capacity kawasan yang berdasarkan karakteristik wisatawan, zonasi kawasan dan daya tampung kawasan guna mengelola kawasan wisata tersebut dengan baik dan memperhatikan faktor lingkungan, masyarakat, sosial-budaya, kapasitas daya tampung dan zonasi yang ada di kawasan tersebut agar wisatawan yang berkunjung tidak melebihi ambang batas kawasan itu. Maka terdapat beberapa hal yang dapat menjadi saran masukan bagi pihak pengelola dan pemerintah sebagai berikut :

1. Melakukan Pengembangan atraksi wisata tambahan yang mengakar pada khasanah budaya lokal seperti ditampilakannya kauninan


(3)

105

barudak, memperlihatkan dan menjelaskan pembuatan anyaman bambu, pembuatan alat music tradisional seperti terbang (rebana), dan karinding yang dibuat oleh masyarakat Kampung Naga.

2. Pemerintah haruslah membantu membangun sarana dan prasarana pendukung kegiatan wisata pada zona pelayanan yang berdasarkan pada kearifan lokal dan special local sense yang merefleksikan keunikan peninggalan budaya dan keunikan lingkungan.

3. Jika terjadi over capacity jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kampung Naga hendaknya pihak pengelola melakukan tindakan konservasi dengan cara menutup sementara lokasi Kampung Naga untuk memberikan kesempatan bagi obyek wisata dan lingkungan untuk pulih pada kondisi ekologis yang nyaman.

4. Mengurangi durasi lama kunjungan wisatawan jika terjadi kepadatan dan lonjakan kunjungan pada hari liburan sekolah atau libur hari raya, jika pada biasanya lama kunjungan 2 jam, dimodifikasi menjadi 1,5jam pada hari-hari dimana kepadatan pengunjung meningkat.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya. (2012). Data Arus Kunjungan Wisatawan. Database.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. (2006). Kampung Adat dan Rumah Adat di Jawa Barat. Database.

Fandeli, Chafid dan Muhammad. (2009). Prinsip-prinsip Dasar MengkonservasiLanskap. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Fandeli Chafid dan Nurdin M. (2005). Perkembangan Ekowisata Berbasis

Konservasi di Taman Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Fandeli Chafid. (2002). Perencanaan Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fandeli, Chafid dan Mukhlison. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Fitrah, Rani (2010). Pengaruh Daya Dukung Lingkungan terhadap Tingkat Kepuasan Wisatawan di Pantai Pangandaran. Skripsi Sarjana Non Pendidikan Jurusan Manajemen Resort & Leisure, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan

Koswara, Ina Herliana (2002). Karakteristik Wisatawan: Siapa dan Bagaimana mereka berwisata. Pusat Penelitian Kepariwisataan Institut Teknologi Bandung


(5)

107

Pendit, Nyoman S. (2003). Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Peraturan Pemerintah No : 50 (2011) Tentang “Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025”. Republik Indonesia. Pitana, I Gede dan Diarta, I Ketut S. (2009). Pengantar Ilmu Pariwisata.

Yogyakarta: Penerbit Andi.

Pitana, I Gede. dan Gayatri Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Rahmafitria, Fitri. (2010) Diktat Mata Kuliah ODTW Alam, Program studi Manajemen Resort & Leisure, FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Retno, H. Y. (2012). Pikiran Rakyat (4 Febuari 2012). “Adat di Kampung Naga Jadi Objek Wisata”.

Soemarwoto, Otto. (2004). Ekologi, Lingkungan dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.

Sugiyono (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods), Bandung: Penerbit Alfabetha.

Suwantoro, Gamal. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Undang-Undang No: 9. (1999) tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia.

Undang-Undang No: 10. (2009). tentang “Kepariwisataan”. Republik Indonesia.


(6)

Undang-Undang No: 11. (2010) tentang “Cagar Budaya”. Republik Indonesia.

Undang-Undang No: 32. (2009). tentang “Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Republik Indonesia.

Wardiyanti, Drs. M. Hum. (2010). Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Warpani, Suwardjoko P. dan Indra P Warpani (2007). Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. Bandung : ITB

Yoeti, Oka A. (2009). Perencanaan & Pengembangan Pariwisata. Jakarta: PT Pradnya Paramita.