Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi Guru Sekolah Dasar di SD Negeri Ledok 07 Salatiga T2 942013147 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu bagian penting dari
sebuah organisasi pendidikan. Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan
dan
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
(2012:1):
Sebuah organisasi, termasuk sekolah, perlu dikembangkan sebagai organisasi pembelajar, agar mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian.
Syarat mutlak terciptanya organisasi pembelajar
adalah terwujudnya masyarakat pembelajar di tubuh organisasi tersebut. Dalam konteks sekolah,
guru secara individu maupun bersama-sama dengan masyarakat seprofesinya, harus menjadi bagian dari organisasi pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar, sukarela dan terus menerus
dalam berbagai kegiatan belajar guna mengembangkan profesionalismenya.
Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai
tenaga profesional t e r c a n t u m d i d a l a m UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Menurut Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2012:1):
Undang-undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk selalu
mengembangkan keprofesiannya secara berkelan-
1
2
jutan. Pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial
dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesi
sebagai guru.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan diharapkan dapat menghasilkan guru
profesional, bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan/wawasan yang luas, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang. Dengan demikian, guru mampu menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta
didik sesuai dengan bidangnya dalam menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Sehingga guru sebagai pembelajar di abad 21 mampu mengikuti perkembangan ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki
peserta didik.
Akan tetapi ini adalah harapan pemerintah. Sehingga walaupun program/kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan ini diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2013 namun dalam pelaksanaannya kemungkinan besar akan menemui hambatan atau permasalahan. Menurut Mawardi (Scholaria 2012:91):
Kebijakan PKB ini disinyalir akan menghadapi
empat permasalahan. Pertama, beban mengajar
guru 24 jam per minggu dirasa sangat berat. Kedua,
para guru tidak secara sungguh-sungguh disiapkan
untuk menjadi peneliti. Ketiga, pengelolaan sistem
penilaian kinerja guru yang kurang berkeadilan.
Keempat, kebijakan tentang otonomi daerah yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah Junto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
3
Daerah dan Desentralisai Pendidikan (Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi, junto
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Thn 2007 Tentang
Pembagian Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota) “menyeret” guru dalam
ranah politik.
Juga menurut hasil penelitian Larasati (eJournal
Universitas Negeri Yogyakarta) penulisan karya tulis
ilmiah dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi
Yogyakarta menemui hambatan yang disebabkan oleh
faktor keterbatasan waktu, kurang berkembangnya
ide/gagasan guru, terbatasnya wawasan mengenai
pengembangan keprofesian berkelanjutan dan rendahnya motivasi guru.
Menurut hasil studi pendahuluan di Kecamatan
Argomulyo kota Salatiga kegiatan Kelompok kerja
Guru, diklat, atau workshop sudah diselenggarakan
akan tetapi menurut keterangan salah satu pengawas
SD dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan tersebut program pengembangan
keprofesian
berjalan
karena
berkelanjutan
dengan
guru
baik.
yang
ini
Secara
belum
sepenuhnya
umum
kepangkatannya
disebabkan
sudah
tinggi
merasa kurang membutuhkan kegiatan Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan,
sedangkan
guru
yang
seharusnya melaksanakan kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merasa belum jelas akan
program
Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
tersebut. Sehingga dapat dikatakan Program/Kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kecamat-
4
an tersebut belum mencapai tujuan/target yang diharapkan.
Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
tentang
pelaksanaan
Program
Pengem-
bangan Keprofesian Berkelanjutan di salah satu gugus
di kecamatan Argomulyo, mengingat jika penulis
meneliti satu kecamatan waktunya tidak memungkinkan. Akan tetapi karena ternyata pada batas waktu
yang penulis tentukan gugus tersebut belum siap
untuk memberikan data yang penulis perlukan maka
penulis memilih SD Negeri Ledok 07 Salatiga sebagai
lokasi penelitian.
Penelitian ini penting untuk segera dilakukan
karena pencanangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutaan oleh pemerintah sudah sejak
tanggal 1 Januari 2013, akan tetapi pelaksanaan
program
tersebut
belum
Sehingga
penulis
berharap
sepenuhnya
dengan
berhasil.
dilakukannya
penelitian ini penulis akan dapat mengetahui factor
penyebab
belum
terlaksananya
program/kegiatan
tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di
Negeri Ledok 07 Salatiga? Apakah
Program
Pengembangan
Keprofesian
SD
pelaksanaan
Berkelanjutan
5
khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar
Negeri Ledok 07 Salatiga sudah mencapai tujuan yang
diharapkan?
Jika
belum
mencapai
tujuan
yang
diharapkan apa saja yang menjadi penyebabnya?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan Program/Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan khususnya Bagi
Guru Sekolah Dasar di SD Dasar Negeri Ledok 07
Salatiga,
apakah
Program/Kegiatan
pelaksanaan
Pengembangan
pelaksanaan
Keprofesian
Berkelanjutan khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di
SD Dasar Negeri Ledok 07 sudah mencapai tujuan yang
ditetapkan atau belum.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Manfaat Teoritis
Bagi para akademisi, bisa dipakai untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan
khususnya tentang Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar di
SD Negeri Ledok 07 Salatiga.
6
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi sekolah dapat menjadi referensi tentang
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Bagi Guru Sekolah Dasar di SD Negeri Ledok 07
Salatiga.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Guru merupakan salah satu bagian penting dari
sebuah organisasi pendidikan. Menurut Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan
Kebudayaan
dan
Penjaminan
Mutu
Pendidikan
(2012:1):
Sebuah organisasi, termasuk sekolah, perlu dikembangkan sebagai organisasi pembelajar, agar mampu menghadapi perubahan dan ketidakpastian.
Syarat mutlak terciptanya organisasi pembelajar
adalah terwujudnya masyarakat pembelajar di tubuh organisasi tersebut. Dalam konteks sekolah,
guru secara individu maupun bersama-sama dengan masyarakat seprofesinya, harus menjadi bagian dari organisasi pembelajar melalui keterlibatannya secara sadar, sukarela dan terus menerus
dalam berbagai kegiatan belajar guna mengembangkan profesionalismenya.
Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru sebagai
tenaga profesional t e r c a n t u m d i d a l a m UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang No 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Menurut Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (2012:1):
Undang-undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat memfasilitasi guru untuk selalu
mengembangkan keprofesiannya secara berkelan-
1
2
jutan. Pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial
dan kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan
tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesi
sebagai guru.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan diharapkan dapat menghasilkan guru
profesional, bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan/wawasan yang luas, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang. Dengan demikian, guru mampu menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta
didik sesuai dengan bidangnya dalam menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Sehingga guru sebagai pembelajar di abad 21 mampu mengikuti perkembangan ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan
bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar kompetensi yang harus dimiliki
peserta didik.
Akan tetapi ini adalah harapan pemerintah. Sehingga walaupun program/kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan ini diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2013 namun dalam pelaksanaannya kemungkinan besar akan menemui hambatan atau permasalahan. Menurut Mawardi (Scholaria 2012:91):
Kebijakan PKB ini disinyalir akan menghadapi
empat permasalahan. Pertama, beban mengajar
guru 24 jam per minggu dirasa sangat berat. Kedua,
para guru tidak secara sungguh-sungguh disiapkan
untuk menjadi peneliti. Ketiga, pengelolaan sistem
penilaian kinerja guru yang kurang berkeadilan.
Keempat, kebijakan tentang otonomi daerah yang
tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah Junto Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
3
Daerah dan Desentralisai Pendidikan (Peraturan
Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi, junto
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Thn 2007 Tentang
Pembagian Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota) “menyeret” guru dalam
ranah politik.
Juga menurut hasil penelitian Larasati (eJournal
Universitas Negeri Yogyakarta) penulisan karya tulis
ilmiah dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi
Yogyakarta menemui hambatan yang disebabkan oleh
faktor keterbatasan waktu, kurang berkembangnya
ide/gagasan guru, terbatasnya wawasan mengenai
pengembangan keprofesian berkelanjutan dan rendahnya motivasi guru.
Menurut hasil studi pendahuluan di Kecamatan
Argomulyo kota Salatiga kegiatan Kelompok kerja
Guru, diklat, atau workshop sudah diselenggarakan
akan tetapi menurut keterangan salah satu pengawas
SD dan Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan di kecamatan tersebut program pengembangan
keprofesian
berjalan
karena
berkelanjutan
dengan
guru
baik.
yang
ini
Secara
belum
sepenuhnya
umum
kepangkatannya
disebabkan
sudah
tinggi
merasa kurang membutuhkan kegiatan Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan,
sedangkan
guru
yang
seharusnya melaksanakan kegiatan Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan merasa belum jelas akan
program
Pengembangan
Keprofesian
Berkelanjutan
tersebut. Sehingga dapat dikatakan Program/Kegiatan
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan di kecamat-
4
an tersebut belum mencapai tujuan/target yang diharapkan.
Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan
penelitian
tentang
pelaksanaan
Program
Pengem-
bangan Keprofesian Berkelanjutan di salah satu gugus
di kecamatan Argomulyo, mengingat jika penulis
meneliti satu kecamatan waktunya tidak memungkinkan. Akan tetapi karena ternyata pada batas waktu
yang penulis tentukan gugus tersebut belum siap
untuk memberikan data yang penulis perlukan maka
penulis memilih SD Negeri Ledok 07 Salatiga sebagai
lokasi penelitian.
Penelitian ini penting untuk segera dilakukan
karena pencanangan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutaan oleh pemerintah sudah sejak
tanggal 1 Januari 2013, akan tetapi pelaksanaan
program
tersebut
belum
Sehingga
penulis
berharap
sepenuhnya
dengan
berhasil.
dilakukannya
penelitian ini penulis akan dapat mengetahui factor
penyebab
belum
terlaksananya
program/kegiatan
tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana pelaksanaan Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di
Negeri Ledok 07 Salatiga? Apakah
Program
Pengembangan
Keprofesian
SD
pelaksanaan
Berkelanjutan
5
khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di Sekolah Dasar
Negeri Ledok 07 Salatiga sudah mencapai tujuan yang
diharapkan?
Jika
belum
mencapai
tujuan
yang
diharapkan apa saja yang menjadi penyebabnya?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengevaluasi pelaksanaan Program/Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan khususnya Bagi
Guru Sekolah Dasar di SD Dasar Negeri Ledok 07
Salatiga,
apakah
Program/Kegiatan
pelaksanaan
Pengembangan
pelaksanaan
Keprofesian
Berkelanjutan khususnya Bagi Guru Sekolah Dasar di
SD Dasar Negeri Ledok 07 sudah mencapai tujuan yang
ditetapkan atau belum.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1.Manfaat Teoritis
Bagi para akademisi, bisa dipakai untuk menambah pengetahuan dalam bidang pendidikan
khususnya tentang Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar di
SD Negeri Ledok 07 Salatiga.
6
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi sekolah dapat menjadi referensi tentang
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Bagi Guru Sekolah Dasar di SD Negeri Ledok 07
Salatiga.