T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Model Standar Perpustakaan di SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga T2 BAB I

Bab I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan

memiliki

peran

penting

dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini dinyatakan di
dalam Konsideran Undang-Undang Perpustakaan nomor 43
tahun 2007

yang menyatakan bahwa

mencerdaskan kehidupan bangsa
wahana


belajar

sepanjang

dalam rangka

perpustakaan sebagai

hayat

memiliki

peran

mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia
seperti yang dicita-citakan oleh Undang-Undang Dasar
tahun 1945,
Konsideran

Undang-Undang


no

43

tahun

2007

menyatakan bahwa dalam rangka meningkatkan kecerdasan
kehidupan bangsa, perlu ditumbuhkan budaya gemar
membaca

melalui

perpustakaan
konsideran

pengembangan


sebagai

menyatakan

sumber
bahwa

dan

pendayagunaan

informasi

.Selain

perpustakaan

itu

berperan


sebagai wahana pelestarian kekayaan budaya bangsa.
Perpustakaan memiliki peran yang lain seperti yang
dinyatakan dalam pasal 3 UU nomor 43 tahun 2007 yaitu
sebagai

wahana

pendidikan,

penelitian,

pelestarian,

informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan
dan keberdayaan bangsa. Berkaitan dengan fungsinya
tersebut

perpustakaan


bertujuan

memberikan

layanan

kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca,
serta

memperluas

wawasan

dan

pengetahuan

untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa (pasal 4).


1

Perpustakaan sekolah menurut Basuki,dkk.,

(2010)

memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Menjadi pusat layanan bahan-bahan pustaka bagi
siswa dan guru.
b. Memberikan

bimbingan

bimbingan

langsung

membaca
maupun


baik
tidak

berupa
langsung

ataupun kelompok.
c. Sebagai pengikat pengalaman belajar siswa di sekolah.
Untuk dapat mendukung peran perpustakaan seperti
yang telah diuraikan di atas maka perpustakaan, termasuk
di dalamnya perpustakaan sekolah, perlu dikelola dengan
baik dan secara profesional. Bahkan UU no 43 tahun 2007
menyatakan

bahwa

setiap

sekolah/madrasah


wajib

menyelenggarakan perpustakaan yang memenuhi standar
nasional perpustakaan dengan memperhatikan Standar
Nasional Pendidikan.(pasal 23 )
Dalam

kenyataan

perpustakaan

sekolah

di

lapangan,
belum

manajemen


seperti

yang

diharapkan.Basuki (2010) melihat adanya permasalahan
dalam memaknai perpustakaan sekolah,

yaitu menunjuk

pada sejumlah koleksi buku dan menunjuk kepada lokasi
tersimpannya buku-buku tersebut. Permasalahan yang
dimaksud adalah terdapat sejumlah buku yang disimpan di
almari atau kantor dan itu disebut perpustakaan. Atau
masalah lain adalah ada ruangan yang digunakan untuk
menyimpan

buku

tapi


ruangan

tersebut

bukan

perpustakaan. Dengan kata lain buku-buku belum dikelola
dengan

baik.

Basuki, (2010)

Permasalahan

yang

lain


menurut

adalah tidak adanya tenaga khusus yang

diberi tugas untuk untuk mengelola koleksi yang ada.
2

Darmono

(2007)

dalam

penelitiannya

menyatakan

secara umum kelembagaan perpustakaan sekolah masih
mengalami kendala yang disebabkan berbagai faktor sebagai
berikut:
1. Belum

dipikirkannya

posisi

pepustakaan

sekolah

sebagai unit yang strategis dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah.
2. Minimnya

dana

operasional

pengelolaan

dan

pembinaan perpustakaan sekolah.
3. Terbatasnya sumber daya manusia, yang mampu
mengelola dan mengembangkan perpustakaan sebagai
sumber belajar bagi siswa dan guru.
4. Lemahnya koleksi perpustakaan sekolah.
5. Minat

baca

siswa

menggembirakan,

yang

walaupun

masih

belum

pemerintah

telah

mencanangkan berbagai program seperti bulan buku
nasional, hari aksara, wakaf buku, dan sebagainya.
6. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan
masih kurang.
7. Masih

kurangnya

sarana

dan

prasarana

yang

diperlukan termasuk ruang perpustakaan sekolah.
8. Belum

adanya

jam

perpustakaan

sekolah

yang

terintegrasi dengan kurikulum.
9. Kegiatan

belajar

mengajar

belum

memanfaatkan

perpustakaan secara maksimal.
Berkaitan

dengan

pengembangan

perpustakaan

Kahar (2009) menyatakan bahwa tanggung jawab untuk
mengembangkan
dibebanka
dibutuhkan

perpustakaan

kepada

pihak

kekuatan

sekolah,

sekolah

sinergis

tidak

semata.

yang

terdiri

hanya

Untuk

itu

dari

tiga
3

komponen

utama,

yaitu

pemerintah,

sekolah,

dan

masyarakat.Menurut Kahar (2009),perhatian pemerintah
daerah terhadap pengembangan perpustakaan sekolah di
Sumatra Utara masih kurang. Di daerah Medan Marelan
terdapat 22 SD Negeri, hanya 9 SD saja yang memiliki
perpustakaan sekolah itupun belum dikelola dengan baik.
Sehubungan dengan itu strategi utama yang dilakukan
pemerintah

daerah

pemerintah.
sungguh

adalah

Diharapkan

mengagendakan

harus

ada

pemerintah

“goodwill”

dengan

pembangunan

dari

sunguh-

perpustakaan

sekolah menjadi prioritas melalui penyususun kebijakan
tentang pengembangan perpustakaan sekolah di daerah
(Kahar, 2009).
Kahar (2009) dalam penelitiannya menyatakan strategi
yang

dilakukan

oleh

kepala

sekolah

di

dalam

mengikutsertakan partisipasi masyarakat dalam membantu
pengembangan
menjembatani

perpustakaan
sekolah

sekolah

dengan

adalah

masyarakat

dalam

(1)
hal

pengumpulan dana dari orang tua yang mampu dan alumni
untuk melengkapi sarana dan prasarana; (2) Memobilisasi
bantuan

masyarakat

untuk

memenuhi

pengembangan

perpustakaan sekolah, terutama mengadakan link ke BUMN,
industri/pelaku bisnis yang ada di daerah (Kahar, 2009).
Unsur masyarakat yang terkait dengan pengembangan
perpustakaan sekolah, terdiri dari orang tua/wali peserta
didik, tokoh pendidikan, pelaku bisnis/industri, alumni
peserta didik. Strategi yang dilakukan terhadap unsurunsur masyarakat tersebut adalah kepala sekolah harus
menggugah

masyarakat

untuk

memberikan

kontribusi

secara lansung. Rendahnya partisipasi masyarakat dalam
4

pengembangan perpustakaan sekolah bukan karena ketidak
pedulian mereka, akan tetapi lebih banyak disebabkan oleh
kurangnya pendekatan dan sosialisasi kepala sekolah akan
pentingnya perpustakaan sekolah dalam meningkatkan
pengetahuan dan minat baca peserta didik.
Di Salatiga, khususnya di Kecamatan Tingkir juga
terdapat permasalahan berkaitan dengan perpustakaan
sekolah khususnya berkaitan dengan manajemen. Dalam
rapat kerja Perpustakaan Daerah dengan Kepala Sekolah
Dasar se kota Salatiga

pada Senin tanggal 16 Desember

2013 yang dihadiri kurang lebih 60 kepala sekolah dasar seKecamatan Tingkir dan Argomulya diutarakan berbagai
permasalahan perpustakaan sekolah sebagai berikut:
a. Belum ada satu pun sekolah dasar negeri yang berada
di kota Salatiga yang memiliki pustakawan yang
memiliki

kompetensi

Undang-Undang

seperti

no

47

yang

tahun

dituntut
2007

oleh

tentang

Perpustakaan.
b. Tugas sebagai petugas perpustakaan diampu oleh
guru yang diberi tugas tambahan
c. Tenaga perpustakaan di sekolah tidak memiliki dasar
pengetahuan dan keterampilan tentang pengelolaan
perpustakaan.
d. Pengelolaan

perpustakaan

belum

sesuai

dengan

standar yang ditetapkan oleh UU Perpustakaan
SD Kristen 04 Eben Haezer Salatiga merupakan salah
satu

sekolah

dasar

di

kota

Salatiga

yang

memiliki

perpustakaan namun belum dikelola dengan baik. Bahkan
selama

ini

perpustakaan

belum

difungsikan

untuk

mendukung pelaksanaan kurikulum. Kondisi di atas belum
5

sesuai dengan tuntutan dari Undang-Undang no 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terutama pasal
45 yang menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan
formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana
yang memenenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan,
intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik
(Prastowo, 2012).
Tuntutan adanya perpustakaan sekolah pada setiap
satuan pendidikan seperti yang dituntut Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional no 20

tahun 2003 lebih

dipertegas dalam Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 42 dan 43
mengenai Standar Sarana dan Prasarana. Pada dasarnya,
pasal tersebut mengatur bahwa setiap satuan pendidikan
wajib memiliki sarana. Salah satu sarana yang utama
adalah buku dan sumber belajar. Selain itu, sekolah juga
wajib memiliki prasarana, salah satunya adalah ruang
perpustakaan. Lebih lanjut pasal 43 mengatur tentang
standar

buku

perpustakaan,

perpustakaan,
standar

jumlah

standar
buku

jumlah
teks

buku

pelajaran,

kelayakan isi, bahasa, penyajian dan grafika buku teks
pelajaran serta standar sumber belajar lainnya (Prastowo,
2012).
SD Kristen 04 Eben Haezer sebagai salah satu satuan
pendidikan dalam wilayah hukum Indonesia wajib tunduk
melaksanakan

ketentuan

undangan

atas.

di

dalam

Oleh

peraturan

karena

itu

perundang-

pengembangan

perpustakaan di SD Kristen 04 Eben Haezer penting untuk
dilaksanakan

supaya

satuan

pendidikan

memiliki
6

perpustakaan

sesuai

dengan

ketentuan

perundang-

undangan.
Untuk mengetahui kondisi perpustakaan SD Kristen 04
Eben Haezer peneliti mengumpulkan data melalui pengisian
evaluasi

diri

yang

mengadopsi

instrumen

lomba

perpustakaan tingkat kota Salatiga tahun 2013.Setelah
dilakukan

evaluasi

diri

yang

diisi

oleh

pihak

sekolah,diperoleh data secara umum kondisi perpustakaan
di SD Kristen 04 Eben Haezer melalui tabel Evaluasi Diri di
bawah ini:
Tabel 1.1.Skor Evaluasi Diri Perpustakaan
SD Kristen 04 Eben Haezer
No

Aspek

Jum

Skor

Skor

Perole

Prosent
ase

lah

terti

han

butir

nggi

Skor

Kesenjangan

Manaje
1.

men
Perpusta

21

1-10

210

60

28,56%

71,44%

7

1-10

70

35

50%

50%

11

1-10

110

32

29,09%

70,91%

12

1-10

120

87

72,5%

27,5%

6

1-10

60

6

10%

90%

kaan
Pengelol
2.

aan
buku
Administ

3.

rasi
Perpusta
kaan
Ruang
dan

4.

kelengka
pan
perpusta
kaan

5.

Pembina

7

an dan
pengemb
angan
minat
baca
Jumlah

570

220

Prosentase Perolehan Skor

: ( 220 :570) X 100 % = 38,59%

Tingkat Kesenjangan

: 100 % - 38,59% = 61,41%

Tingkat kesenjangan kondisi perpustakaan SD Kristen
04

Eben

Haezer

bila

dibandingkan

dengan

kondisi

perpustakaan menurut instrumen lomba perpustakaan
diketahui dengan cara sebagai berikut:
a.

Menghitung prosentase total

perolehan dengan

cara membagi jumlah skor yang diperoleh dengan
jumlah

skor

maksimal

prosentase

dikalikan

100%.Hasil

keseluruhan

adalah

(220 : 570) x 100% = 38,59%.
b.

Langkah

berikutnya

adalah

menghitung

prosentase kesenjangan yaitu 100% - 38,59% =
61,41%.

Dengan

demikian

tingkat

kesenjangan

kondisi perpustakaan SD Kristen 04 Eben Haezer
dibandingkan

dengan

berdasarkan

instrument

kondisi

perpustakaan

lomba

perpustakaan

sekolah adalah 61,41% .
Berdasarkan evaluasi diri di atas diperoleh gambaran
bahwa SD Kristen 04 Eben Haezer sebenarnya memiliki
sarana dan prasarana perpustakaan, khusunya yang berupa
gedung

dan

koleksi

buku

yang

memadai.

Gedung
8

perpustakaan

memiliki

luas

30

meter

persegi

dan

merupakan bantuan Dana Alokasi Khusus Pemerintah
Daerah kota Salatiga tahun 2008. Gedung perpustakaan
juga dilengkapi dengan mebelair yang memenuhi syarat
untuk digunakan di perpustakaan, bahkan juga dilengkapi
dengan komputer bantuan pemerintah.
Permasalahan yang terjadi di SD Kristen 04 Eben
Haezer adalah sejak didirikan perpustakaan tidak dikelola
sebagaimana mestinya. Bahkan pada tahun pelajaran 2012
/2013 dan 2013/2014 tidak membuka pelayanan terhadap
para siswa. Selain itu penataan ruang tidak teratur. Meja
dan kursi untuk perpustakaan tidak diatur dengan baik.
Meja pelayanan masih terbengkelai. Ruang baca harus
berbagi, karena sebagian ruangan akan digunakan untuk
ruang komputer.
Berdasarkan

wawancara

dengan

kepala

sekolah

diperoleh informasi bahwa pengelolaan perpustakaan tidak
dapat berjalan sebegaimana mestinya karena tidak adanya
petugas khusus yang diberi tugas mengelola perpustakaan.
Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang kurang
tidak

memungkinkan

bagi

kepala

sekolah

untuk

menugaskan guru maupun tenaga kependidikan untuk
mengelola perpustakaan.
Berdasarkan data di atas maka kesenjangan yang
ditemukan dan harus ditindak lanjuti, yaitu:
a. Manajemen

perpustakaan

belum

dilaksanakan

dengan baik, baru sebatas pada tersedianya gedung,
mebelair,

komputer

dan

koleksi.

Kegiatan

yang

berkaitan dengan pelayanan terhadap warga sekolah
9

belum

dilaksanakan,

termasuk

pengadaan

infra

strukturnya
b. Pengelolaan terhadap buku sudah berjalan, namun
katalogisasi belum dilaksanakan
c. Administrasi perpustakaan belum diselenggarakan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Kegiatan

dalam

pengembangan

rangka

minat

baca

pembinaan
sama

sekali

dan
belum

dilaksanakan.
Skema pengembangan perpustakaan yang saat ini
dikembangkan di SD Kristen 04 Eben Haezer akan peneliti
uraikan

dengan

membandingkan

pengembangan perpustakaan menurut

dengan

upaya

Naskah Akademis

Perpustakaan ‘
Menurut

Naskah

Akademis

Perpustakaan

pengembangan dan pemberdayaan perpustakaan
komponen-komponen: (1) Organisasi, terdiri dari

upaya
meliputi
bagian

pengembangan koleksi, pengolahan bahan pustaka, layanan
perpustakaan, dan unit pendukung; (2) Sarana/prasarana
meliputi gedung, perabotan dan peralatan, ruang kerja dan
layanan,

fasilitas

umum,

papan

informasi,

sarana

komunikasi dan teknologi informasi; (3) Sumberdaya terdiri
dari tenaga pengelola dan pelaksana, anggaran, koleksi
bahan perpustakaan, dan regulasi perpustakaan; (4) Sistem
manajemen meliputi kebijakan dan atau panduan mutu,
prosedur kerja, instruksi kerja, dokumen pendukung kerja,
dan dokumen kontrol atau standar; dan (5) Kelembagaan
yang terdiri dari lembaga pendiri/penyelenggara, pengelola
dan pelaksana, pengguna dan pemerhati perpustakaan,
10

serta regulator dibidang perpustakaan. Kelima komponen
tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan.
Tertinggalnya satu komponen dan atau sub komponen
tersebut berpengaruh terhadap kekuatan lembaga dalam
pengembangan fungsi pengembangan perpustakaan.
Selain komponen-komponen di atas,menurut Naskah
Akademis

Perpustakaan,dalam

mengembangkan

perpustakaan masih ada aspek lain yang perlu diperhatikan
meliputi
aspek

(1)Penguatan

kelembagaan

status,sumberdaya

dan

perpustakaan

prasarana,sistem

(dari
akses

informasi dan sistem manajemen),(2) Peningkatan kebiasaan
membaca/minat

baca

masyarakat

(sebagai

prasyarat

terbentuknya budaya belajar sepanjang hayat),dan (3)
Peningkatan

persepsi

dan

kepercayaan

masyarakat

terhadap perpustakaan.
Aspek-aspek pengembangan perpustakaan menurut
Naskah Akademis bila diparalelkan dengan instrument
lomba perpustakaan kota Salatiga yang digunakan sebagai
alat evaluasi diri adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.Perbandingan Naskah Akademis
dengan Instrumen Lomba Perpustakaan
No.

1.
2.

Naskah Akademis
RUU no 43 tahun
2007
Organisasi
Kelembagaan
Sarana Prasarana

3.
4.

Sistem Manajemen

Instrumen lomba
perpustakaan kota
Salatiga
Pengelolaan buku
Manajemen
Perpustakaan
Ruang dan
kelengkapan
perpustakaan
Pembinaan dan
Pengembangan Minat

Skor

50 %
28,56 %
72,56 %
10 %

11

Baca
Administrasi
perpustakaan

Sumber Daya

5.

29,09 %

Pengembangan perpustakaan yang dijalankan di SD
Kristen 04 Eben Haezer pada saat ini bila disusun menjadi
skema sebagai berikut:
Gambar 1.1. Skema Pengembangan Perpustakaan di SD Kristen 04
Eben Haezer Salatiga

Berdasarkan data-data di atas maka di SD Kristen 04
Eben

Haezer

Salatiga

perlu

dikembangkan

model

perpustakaan yang memenuhi standar,yaitu sesuai dengan
pasal 23 Undang-undang nomor

43 tahun 2007 tentang

perpustakaan.

1.2

Rumusan masalah
Dengan memperhatikan kondisi perpustakaan di SD

Kristen 04 Eben Haezer maka rumusan masalah dalam
12

penelitian

ini

adalah

bagaimana

model

standar

perpustakaan yang sesuai diterapkan pada SD Kristen 04
Eben Haezer?

1.3

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat model standar

perpustakaan yang sesuai diterapkan pada SD Kristen 04
Eben Haezer.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis penelitian ini yaitu informasi dan data
penelitian ini dapat membantu meningkatkan pemahaman
tentang pengembangan perpustakaan sekolah.
Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah hasil
penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam melaksanakan
pengembangan perpustakaan di SD Kristen 04 Eben Haezer
Salatiga .

13