PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER DAN MINAT BELAJAR BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TANJUNG PURA.
MtliK··· PtRPusTAKAAN) 7
rM\
'-,l_~s
M£ o _
J 0.05, (2) there is no significant difference from learning strategy which is
used toward the students learning interest, it is indicated from the value of sig
0.922 ? 0.55, (3) there is no significant interaction between applied learning
strategy and learning interest in influencing the result of students learning
indicated by value of Asymp. Sig (2-tailed) 0.353 > 0.05. This research implied
that: (1) the teachers, especially biology teachers require understanding,
knowledge and perception in designing the learning that can increase the students
learning outcomes. (2) giving advance organizer leaning strategy to the studets
who have high learning interest in biology and exspository learning strategy is
applied to the students who have low learning interest.
ii
DAFTARISI
Halaman
Abstrak
Kata Pengantar
iii
Daftar lsi
v
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Lampiran
ix
BABI
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
BAB II
I.2. Identifikasi Masalah
6
1.3. Pembatasan Masalah
7
I .4. Rumusan Masalah
8
I.5. Tujuan Penelitian
8
1.6. Manfaat Penelitian
9
KAJIAN PUSTAKA
2.I. Kerangka Teoritis
II
2.1. I. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi
II
2. I .2. Hakikat Strategi Pembelajaran Advance Organizer
17
2.I.3. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori
20
2.1.4. Hakikat Minat Belajar Biologi
23
2.2. Penelitian yang Relevan
30
2.3. Kerangka Berpikir
31
2.3.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa
yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran
Advance Organizer dan Ekspositori
32
2.3.2. Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa
yang Memiliki Minat Belajar Biologi Tinggi dan
Minat Belajar Biologi Rendah
v
34
2.3.3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Advance
Organizer dan Minat Belajar Biologi dalam
dalam Mempengaruhi Hasil Retensi Memori
Biologi Siswa
36
2.4. Hipotesis Penelitian
BABIII
BABIV
39
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
41
3.2. Populasi dan Sampel
41
3.3. Metode dan Rancangan Penelitian
42
3.4. Prosedur Penelitian
43
3.5. Pengontrolan Perlakuan
45
3.5.1. Pengontrolan Validitas Internal
45
3.5.2. Pengontrolan Validitas Ekstemal
46
3.6. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
46
3.6.1. Variabel Penelitian
46
3.6.2. Defenisi Operasional
47
3.7. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan
48
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Instrurnen Penelitian
51
3.8. 1. Instrumen Tes Hasil Bel ajar Biologi Siswa
51
3.8.2. Intrumen Minat Belajar Biologi Siswa
53
3.9. Uji Coba Instrumen
54
3.9.1. Hasil Uji Coba Instrumen
55
3.1 0. Teknik Analisis Data
58
3.1 0.1. Analisis secara Deskriptif
59
3.1 0.2. Anal isis secara Inferensial
50
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data
62
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Retensi Memori
63
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis
70
4.2.1. Pengujian Normalitas Data
70
vi
BABV
4.2.2. Pengujian Homogenitas Varians
74
4.3. Pengujian Hipotesis
75
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
79
4.5. Temuan Penelitian
84
4.6. Keterbatasan Penelitian
84
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
86
5.2. Implikasi
86
5.3. Saran
88
DAFTAR PUSTAKA
90
LAMPI RAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil
Tahun Pembelajaran 2007/2008 s/d 2009/2010
pada SMA Negeri I Tanjungpura
3
Tabel 3.1. Sebaran Populasi Siswa SMA Negeri I Tanjung
Pura Kelas X (sepuluh)
41
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Untuk Pengujian Hipotesis
43
Tabel3.3. Kisi-kisi Hasil Belajar Biologi
52
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Biologi Siswa
54
Tabel4.l. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Sampel
71
Tabel4.2. Uji Normalitas Data Postest Kelompok Sampel
72
Tabel4.3. Uji Normalitas Data Gain Hasil Belajar Kelompok
Sampel
72
Tabel4.4. Uji Normalitas Data Minat Belajar Kelompok Sampel
73
Tabel4.5. Data Homogenitas.
74
Tabel4.6. Data Ringkasan Hasil Pengujian GLM
75
Tabel4.7. Hasil Uji-T Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
dan Kelas Kontrol
76
Tabel4.8. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Biologi siswa
77
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses Basil Belajar
13
Gambar 3 .I. Prosedur penelitian
44
Gambar 4.1. Histogram Pretest siswa kelas eksperimen
yang diajar dengan strategi pembelajaran
advance organizer
64
Gambar 4.2. Histogram Postest siswa kelas eksperimen
yang diajar dengan strategi pembelajaran
advance organizer
65
Garnbar 4.3. Histogram Gain Strategi Pembelajaran
Advance Organizer
66
Gam bar 4.4. Histogram Pretest Kelas Kontrol pada Strategi
Pembelajaran Ekspositori
67
Gambar 4.5. Histogram Postest Kelas Kontrol Strategi
Pembelajaran Ekspositori
67
Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Strategi
Pembelajaran Ekspositori
68
Gambar 4.7. Histogram Minat Belajar biologi Kelas
Eksperimen Strategi Pembelajaran
Advance Organzer
69
Gambar 4.8. Histogram Minat Belajar biologi Kela~
Kontrol Strategi Pembelajaran Ekspositori
70
Gambar 4.9. Interaksi antara Strategi pembelajaran*Minat
belajar Gain Hasil Belajar SMA Negeri 1
Tanjungpura
83
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Materi Protista
94
Lampiran 2. RPP Advance Organizer
II 0
Lampiran 3. RPP Ekspositori
I22
Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Bel ajar dan Kunci Jawaban
I33
Lampiran 5. Instrumen Angket Minat Belajar
142
Lampiran 6. Validitas, Reliabilitas dan Daya
146
Lampiran 7. Data Nilai Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
149
Lampiran 8a. Tabel 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen
151
Lampiran 8b. Tabel 4.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen
152
Lampiran 8c. Tabel 4.3 Nilai Gain Kelas Eksperimen
153
Lampiran 8d. Tabel 4.4 Nilai Pretes Kelas Kontrol
154
Lampiran 8e. Tabel4.5 Nilai Postes Kelas Kontrol
155
Lampiran 8f. Tabel 4.6 Nilai Gain Kelas Kontrol
!56
Lampi ran 8g. Tabel 4. 7 Nilai Minat Belajar Kelas Eksperimen
157
Lampiran 8h. Tabe14.8 Nilai Minat Belajar Kelas Kontrol
158
Lampiran 9 Table 4.1 Uji Norma1itas Data Pretes Kelompok Sampel
159
Lampiran 10 Tabel 4.2 Uji Norma1itas Data Postest Kelompok Sampel
160
lampiran 11 Tabel 4.3 Uji Norma1itas Data Gain Hasil Belajar
Kelompok Sampel
I 61
Lampiran 12 Tabel 4.4 Uji Norma1itas Data Minat Belajar
Kelompok Sampel
162
Lampiran 13 Tabel 4.5 Data Homogenitas Data Pretes,
Postes, Hasil Belajar (Gain)
Kelompok Sampel
163
X
Lampiran 14 Tabel 4.6 Data Ringkasan Hasil Pengujian GLM
164
Lampi ran 15 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik ANOVA Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
165
xi
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu
didikung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya suasana yang
aman, nyaman, dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat belangsung dengan
menyenangkan (joyfol learning).
Iklim yang demikian akan mendorong
terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna, di
mana proses pembelajaran Jebih menekankan pada belajar mengetahui (learning
to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning
to be), dan belajar hidup bersama (learning to live together). Suasana tersebut
akan memupuk tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di
kalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa
kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif dan berani mengambil resiko), tidak saja bagi
peserta didik, tetapi juga guru dan pimpinannya (Mulyasa, 2006: 19).
Semua
memprioritaskan
pihak
yang
kegiatan
terlibat
dalam
pengembangan
pengelolaan
sistem
sekolah
harus
pembelajaran.
Jika
pengembangan sistem pembelajaran sudah menjadi prioritas, maka unsur utama
yang menetukan keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus
mampu membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan
yang mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Davies ( 1971 ;127), ada empat fungsi urn urn yang menciptakan
ciri pekerjaan seorang guru, yakni: (a) merencanakan, yaitu menyusun tujuan
2
belajar, (b) mengorganisasikan, yaitu mengatur pembelajaran sehingga mencapai
tujuan belajar, (c) memimpin, yaitu guru harus memotivasi, mendorong, dan
menstimulasi siswa, sehingga mereka siap mewujudkan tujuan belajar, (d)
mengawasi, yaitu guru menilai dan mengatur situasi belajar sehingga tercapai
tujuan belajar. Hal senada dinyatakan pula oleh Gagne (1997:134), bahwa ada tiga
fungsi guru dalam mengajar, yaitu sebagai perancang pembelajaran, pegelola
pembl~arn.
pembelajaran, dan sebagai elevator dalam
Dapat dikatakan bahwa
guru memainkan peranan yang penting dalam merancang berbagai peristiwa
pembelajaran.dengan rancangan
pembl~arn
yang baik, tujuan yang diharapkan
dari proses pembelajaran akan dapat dicapai.
Mata pelajaran biologi merupakan
pel~arn
yang mudah untuk dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. banyak konsep-konsep dalam biologi yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi pelajaran dianggap sulit dan
tidak menarik sebagian siswa. Dari wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
orang siswa, mereka mengatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan pelajaran
biologi, karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan istilah-istilah
latin yang dianggap membosankan. Di samping itu, pembelajaran pada umumnya
masih berlangsung secara konvensional, dimana konsep-konsep transfer secara
utuh oleh guru kepada siswa. Meskipun sebagian sekolah-sekolah sudah
melakukan praktek tetapi hanya sekedar penguatan atau pembuktian dari teoriteori yang sudah diberikan guru.
Masalah tersebut dapat terlihat pada hasil belajar biologi di SMA Negeri 1
Tanjungpura.
SMA Negeri 1 Tanjungpura merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas di Kabupaten Langkat yang telah berstatus Rintisan Sekolah
3
Standar Nasional (RSSN) memiliki jwnlah kelas X sebanyak 6 kelas .. Rendahnya
hasil belajar kognitit: dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil semester ganjil
dari 3 tahun
terakhir dimana didapati nilai ujian semester biologi tergolong
rendah karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 63 - 65 dari tahun
pembelajaran 2007/2008 sampai dengan 2009/20 I 0.
Tabell.l: Hasil Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil Tahun Pembelajaran
2007/2008 s/d 2009/2010 pada SMA Negeri 1 Tanjungpura.
Tabun
Pembelajaran
2007/2008
Nilai
Tertinggi
80
Nilai
Terendah
Nilai Rata
rata
KKM
55
65
65
65
65
65
65
2008/2009
75
2009/2010
80
Sumber : SMA Negeri 1 Tanjungpura.
Rendahnya basil belajar siswa
55
60
dari data tersebut yang .salah satu
penyebabnya karena rendahnya minat belajar mereka yang di khawatirkan
menjadi kendala dalam kenaikan kelas karena siswa tidak mencapai kompetensi
yang diharapkan berdasarkan KKM. Masih rendahnya kualitas belajar siswa dapat
disebabkan sikap guru yang kurang profesional dalam membelajarkan siswa, guru
tidak merancang pembelajaran dengan
baik, atau strategi
pembl~arn
yang
dikembangkan kurang tepat. Seorang guru harus dituntut krearif dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Salah satu cara menyampaikan
materi pelajaran yang efektif adalah dengan strategi struktural. Strategi struktural
ini dapat berbentuk advance organizer, yaitu suatu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Ausubel. Advance organizer adalah pedagogik yang dapat
membantu kesiapan belajar siswa dalam menghubungkan materi pelajaran
terdahulu dengan materi pelajaran yang baru. Strategi ini memudahkan siswa
4
memahami materi secara bennakna karena guru telah membuat materi pelajaran
terorganisasi dengan baik dan diberikan sebelum belajar di kelas.
Strategi pembelajaran dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
advance organizer, yakni suatu strategi pembelajaran yang mengarahkan para
siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong siswa untuk mengingat
dan menggunakan kembali infonnasi dan keterampilan yang pemah mereka
pelajari sebelumnya, untuk menerima materi-materi pelajaran berikutnya (Dahar,
1998:54). Selanjutnya, Driscoll (1994:40) mengemukakan bahwa advance
organizer berperan sebagai materi pendahuluan yang menyajikan jembatan
penghubung antara apa yang diketahui siswa dan apa yang dibutuhkan sebelum ia
dapat memahami tugas yang ada padanya.
Strategi pembelajaran advance organizer merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang mampu menolong siswa memanggil kembali pengetahuan
yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke topik yang
baru. Karakteristik advance organizer adalah: (1) berbentuk singkat dan abstrak,
(2) dapat menyatukan informasi baru dengan yang telah diketahui, (3) perkenalan
terhadap pelajaran baru secara unit atau bagian, (4) suatu kerangka infonnasi baru
dan satu pemyataan kembali dari pengatahuan sebelumnya, (5) menyediakan
infonnasi baru pada siswa, (6) menolong siswa memindahkan atau menggunakan
apa yang mereka ketahui, dan (7) berisikan sumbangsih pemikiran materi yang
lebih banyak dari pengetahuan biasa (West, 1991:123 ).
Selain strategi pembelajaran fakktor lain yang juga diperkirakan
mempengaruhi basil belajar siswa adalah faktor karakteristik siswa. Merill
(1979:72) mengemukakan bahwa kondisi pengajaran yang harus dijadikan pijakan
5
dalam
mengembangkan
atau
menetapkan
strategi
pembelajaran
adalah
karakteristik siswa. Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah variabel yang tidak dapat
dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus
dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar
Iebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar (Dick dan Reiser,
1996:13). Jadi, agar proses pembelajaran yang dikembangkan dapat memudahkan
siswa belajar, proses pembelajaran itu harus sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam hal ini, perancang pembelajaran atau guru harus meletakkan karakteristik
siswa sebagai acuan di dalam mendisain strategi pembelajaran (Pokay dan
Blumeland, 1990:9).
Karakteristik siswa dalam penelitian ini minat belajar biologi yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai siswa yang
memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah,
akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi
secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang
dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya minat belajar biologi
untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. Minat adalah kecenderungan jiwa
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan
(Slameto, 2003). Minat merupakan bagian dari belajar. Dari pengertian minat
belajar tersebut tampak tiga hal, yaitu: (1) minat dimulai dengan suatu perubahan
tenaga dalam diri seseorang, (2) minat itu ditandai oleh dorongan afektif yang
kadang tampak dan kadang sulit diamati, (3) minat ditandai oleh reaksi-reaksi
6
untuk mencapai tujuan. Siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila dia memiliki
minat yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan belajar dengan
sungguh-sungguh tanpa dipaksa, hila memiliki minat yang besar; yang dengan
demikian diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi. Adanya minat
berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong
o)eh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang
dihadapinya, dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar sendiri.
Berdasarkan fakta di atas, maka penulis berpendapat bahwa untuk
mengatasi
masalah
yang
dihadapi
dalam
pembelajaran
biologi adalah
memperhatikan faktor - faktor yang mempengaruhi basil belajar siswa agar
diperoleh pembelajaran yang efektif, mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa
sehingga menguatkan basil belajar mereka akan sejumlah informasi yang akan
berdampak pada hasil belajar kognitifnya. Dari permasalahan tersebut disadari
bahwa pengaruh pemilihan strategi pembelajaran merupakan beberapa faktor
eksternal yang
penting dalam meningkatkan minat belajar siswa sekaligus
meningkatkan basil belajar biologi belajar siswa.
1.2
ldentiflkasi Masalah
Bedasarkan Jatar belakang yang telah dikemukakan maka dapat
diidentifikasikan beberapa rnasalah sebagai berikut :
1.
Rendahnya minat belajar biologi pada siswa untuk berprestasi yang tinggi
berdasarkan hasil kognitif dari nilai rata-rata ujian semester yang kurang dari
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2.
Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan
siswa kurang diberdayakan dalam basil belajar biologinya.
7
3.
Sulitnya siswa untuk menghubungkan atau menggunakan materi pelajaran
baru dengan pelajaran terdahulu, disebabkan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya berasal hasil transfer pengetahuan dari orang lain bukan
berasal dari hasil menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan tersebut.
4.
Tidak tumbuh dan berkembangnya kemampuan dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran tertentu karena tidak terpilihnya strategi
pembelajaran yang sesuai untuk membangkitkan dan mendorong timbulnya
minat belajar biologi secara ilmiah oleh siswa.
1.3
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka banyak permasalahan yang perlu
dicari jalan pemecahannya sehubungan pengaruh strategi pembelajaran advance
organizer dan motivasi be!ajar terhadap basil belajar biologi siswa SMA Negeri 1
Tanjungpura. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba
membatasi permasalahan pada ruang lingkup :
1. Materi pelajaran biologi didasarkan pada kurikulum KTSP 2006 untuk mata
pelajaran biologi pada kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) yaitu Protista.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan meliputi advance organizer dan strategi
pembelajaran ekspositori.
3. Hasil belajar dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom pada tingkat
pengetahuan
(know/egde),
pemahaman
(comprehension),
penerapan
(application), analisis (analysis), penilaian (evaluation) dengan materi Protista
pada kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) tahun ajaran 2010 /2011.
8
1.4
Rumusan Masalab
Berdasarkan Jatar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri I
Tanjungpura yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran advance
organizer lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran ekspositori?
2. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tannjungpura yang memiliki minat belajar tinggi lebib tinggi dari hasil belajar
biologi siswa yang memiliki minat belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran advance organizer dan
minat belajar dalam meningkatkan basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh)
SMA Negeri 1 Tanjungpura?
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleb gambaran tentang
pengaruh aplikasi strategi pembelajaran advance organizer dan minat belajar
biologi terbadap basil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanj1mgpura.
Sedang secara khusus penelitian ini bertujuan lilltuk mengetahui :
I. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tanjungpura yang dibelajarlam dengan strategi pembelajaran advance
organizer lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran ekspositori?
9
2. Apakah hasil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tannjungpura yang memiliki minat belajar tinggi lebib tinggi dari basil belajar
biologi siswa yang memiliki minat belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran advance organizer dan
minat belajar dalam meningkatkan basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh)
SMA Negeri I Tanjungpura?
1.6
Manfaat Penelitian
Hasil belajar yang diperoleb dalam penelitian ini dapat bermanfaat secara
teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain adalah (1) untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
biologi dan minat belajar biologi siswa., dan (2) sumbangan pemikiran dan bahan
acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang basil penerapan
strategi pembelajaran advence organizer dan minat belajar biologi serta
pengaruhnya terhadap basil belajar biologi siswa.
Secara praktis manfaat dari penelitian ini antara lain adalab: (1) sebagai
bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran
advance organizer sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran
yang dapat mengaitkan materi pelajaran sebelum dengan materi pelajaran
selanjutnya sehingga siswa dapat menemukan sendiri apa yang menjadi
kebutuhan belajarnya dan bukan karena diberitahukan oleh guru sehingga dapat
meningkatkan basil belajar biologi, dan (2) memberikan gamabaran bagi guru
tentang efektivitas dan efesiensi aplikasi strategi pembelajaran advance organizer
10
bel~ar
berdasarkan karakteristik minat belajar biologi siswa untuk memperoleh basil
biologi yang lebih maksimal.
86
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. SimpuJan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan basil penelitian yang
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Hasil Belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Tanjungpura yang dibelajarkan
melalui penggunaan strategi pembelajaran advance organizer memperlihatkan
rata-rata nilai basil belajar biologi siswa lebih tinggi daripada hasil belajar
biologi siswa yang dibelajarkan dengan pemberian strategi pembelajaran
ekspositori saat pembelajaran dengan materi Protista yang Menyerupai
Tumbuhan.
2.
Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara nyata dari penerapan strategi
pembelajaran advance organizer yang memiliki minat belajar tinggi dan
penerapan strategi pembelajaran ekpositori yang memiliki minat belajar
tinggi terhadap basil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Tanjungpura.
3.
Tidak ada interaksi yang nyata antara strategi pembelajaran yang diterapkan
dengan minat belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar biologi siswa
SMA Negeri 1 Tanjungpura.
5.2. Implikasi
Salah satu tujuan pembelajaran adalah mengaktifkan siswa.Untuk itu
seorang guru perlu mendisain pelajaran sedemikian rupa agar siswa lebih aktif
dan tidak monoton dalam menghafal konsep-konsep, tetapi mengupayakan agar
tercipta belajar bemakna. Strategi struktural merupakan salah satu cara
87
penyampaian materi peJajaran yang efektif. Strategi struktural dapat berbentuk
advance organizer, yaitu suatu startegi pengorganisasian konsep yang terdapat
pada materi yang akan dipelajari dibubungkan dengan konsep-konsep yang sudah
ada di daJam struktur kognitif siswa. Strategi ini dapat membantu kesiapan siswa
daJam belajar, sehingga memudahkan memahami materi secara bermakna.
Berdasarkan simpulan dari basil penelitian ini yang menyatakan bahwa
siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran advance organizer memiliki
rata-rata basil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan
dengan startegi pembelajaran ekspositori, diharapkan agar para guru, khususnya
guru biologi mempunyai pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih Iuas
dalam menyusun strategi pembelajaran. Diharapkan dengan sikap profesional,
terutama dalam merancang pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan selanjutnya meningkatkan mutu pendidikan.
Selain strategi pembelajaran, karakteristik siswa juga merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Untuk itu seorang guru barus betul-betul mamahami
karakteristik
siswanya sebelum
menetapkan
strategi
pembelajaran
yang
dugunakan. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran
tertentu pada subyek yang berbeda karakreristiknya akan memberikan basil
belajar yang berbeda pula.
Minat belajar adalah salah satu karakteristik siswa yang dapat
mempengaruhi basil belajar siswa. Oleh karena rninat belajar biologi dalam satu
kelas berbeda-beda, maka guru perlu kreatif dalam mendisain pembelajaran agar
tidak memihak pada salah satu kelompok siswa saja. Karena pada prinsipnya tidak
88
satu strategi pembelajaran yang cicok untuk senua karakter siswa. Untuk itu
seseorang guru harus mengajar dengan perencanaan yang matang.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalarn penelitian ini adalah
pemberian advance organizer dan pemberian ekspositori. Sedangkan karakteristik
siswa yang dilibatkan adalah minat belajar biologi tinggi dan minat belajar biologi
rendah. Pemberian advance organizer baik diterapkan pada siswa yang memiliki
kemampuan minat belajar biologi tinggi. Strategi ini menuntut kesiapan kognitif
berupa pem.ahaman dan penguasaan konsep serta keterampilan siswa dalam
mengembangkan konsep. Sedangkan bagi siswa yang memiliki tingkat mnat
belajar biologi rendah, pembelajaran dengan pemberian ekspositori merupakan
pilihan yang tepat.
5.3. Saran
I.
Guru harus dapat mempunyai pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas dalam memilih strategi pembelajaran dan diiharapkan lebih baik
terutama
dalam
merancang
dan
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar dapat meningkatkan basil belajar siswa
dan
selanjutnya akan meningkatkan mutu pendidikan.
2.
Pihak pimpinan ·sekolah atau yayasan dan pihak lain yang berkompeten
terhadap
pendidikan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan
serta
menyediakan segala fasilitas yang dapat mendukung terjadinya proses
pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi guru-guru agar dapat
mengikuti pelatihan-pelatihan dalarn upaya meningkatkan pengetahuan dan
wawasan yang berkaitan dengan pembelajaran.
89
3.
Para peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan melibat
variabel-variabel lain yang dapat mempegaruhi basil belajar, sehinggga
diperoleb basil penelitian yang dapat memperbaiki sistem dan proses
pembelajaran, baik pelajaran biologi maupun pelajaran lain secara umum di
Indonesia.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1998. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: Toha Putra.
AJsa, A., & Hardjito, P. 2002. Pengaruh Jnterferensi dan Rehearsal Terhadapm
Retensi Be/ajar Bahasa Indonesia. Gama Sains IV (I).
Amnah. 2007. Pengaruh strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersoanal
Terhadap Hasil Be/ajar Bio/ogi Siswa SMA Negeri Kecamatan Binjai.
Tesis. Medan. Perpustakaan Pascasrujana Universitas Negeri Medan.
Angkowo, R & Kosasih, A. 2005. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
Grasindo.
Arikunto, S. 1986 Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah Pendekatan Edukatif.
Jakarta : Rajawali CU cetak I.
Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendelwtan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
Pendidilwn. Terjemahan Oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha:
Usaha Nasional.
Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Indonesia
Ausubel, D.P. 1963. The Psychology of Meaningful Verbal Learning. New York:
Grune and Stration.
Buchari. 1985. Psilrologi Pendidilwn. Jakarta: Aksara Baru.
Cooper, M. 2004. Illustrated Dictionary of Education. New Delhi: Lotus Press.
Crocker, Linda and James Algina (1986). Introduction to Classical and Modern
Test Theory. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Be/ajar. Bandung: Erlangga.
Dantes, N.l986. Analisis Varians. Singaraja: Jur Ilmu Pendidikan FKIP Unud.
Darsono, M. 2000. Be/ajar dan Pembelajaran. IK.IP Semarang Press: Semarang.
91
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan !novatif. Jakarta:
Publisher.
Davies, I. K. 1981. Instructional Technique. New York: McGraw Hill.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Diijen Dikdasmen.
Destini, R. 2005. Pengaruh Strategi Pmbelajaran Advence Organizer dan
Kreativitas Terhadap Hasi/ Be/ajar Fisiko Siswa SMA Swasta AlWashliyah Medan. Tesis. Medan: Perpustakaan Pascasarjana Unuversitas
Negeri Medan.
Dike, W & Reiser, A.R. (1996). Instructional Planning. Asimon & Schuster
Company, Needham Heights, Masaschussetts.
Driscoll, M.P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Erman. 2010. Model Be/ajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.
Jurnal Pendidikan dan Budaya.
Gagne, M. P. 1993 The Condition of Learning. New York: Holt Rinehart and
Winston.
Gerlach, Vermon S and Donald P. Ely. Teaching and Media: A. Systematic
Approach Seccond edition (Englewood Cliffs New Jersey: Prentice Hall,
Inc, 1980).
Gie. 1995. Cara Be/ajar yang Ejisien. Yogyakarta: Liberti..
Hake, R.R. 1990. Analyzing Change/Gain Scores., http://Lists.Asu.Edu!EgiBin/Wa?A2=Ind9903&L =Aera_D&P=R6855, American Educational
Research Association.s Division, Measurement And Research
Methodology. p. 1.
Hamalik, 0. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid, A. 2007. Teori Be/ajar dan Pembelajaran. Program Pasca Sarjana
UNIMED.
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada SMA di
Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Herlanti, Y. 2003. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah.
92
Ibrahim, N. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio lnteraktifUntuk Perataan
Kualitas Hasil Be/ajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 044 Tahun
Ke-9.
Kartono, K. Bimbingan Be/ajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 1995.
Karwono. 2007. Efektifitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer
Dalam Remedial Tecahing Terhadap Tingkot Ketuntasan Be/ajar Bidang
Studi Fisika Sma Di Kota Metro. Artikel :Studi Eksperimen pada
Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Loekmono. Belajar Bagaimana Be/ajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Melayu, U. 1999. Hakikat Minat dan Hasil Be/ajar. Jakarta: Universitas Trisakti,
Berita STMT Trisakti, Edisi 084.
Meltzer, D.E. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible hidden variable in
Diagnostic Pretest Scores., Department of Physics and Astronomy State
University Ames, Am, J, Phys, 70 (12). p. 1260.
Merrill, M.D dan Reigeluth C.M. (1979). "A knowledge base for improwing our
method ofinstriction" Educational Psychologist Volume 13, 1979, 57-70.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: remaja
Rosdak:arya.
Murwani, S. 1999. Statistik Terapan. (reknikAnalisis Data). Jakarta: PPS UNJ.
Nasution, S 2003. Teknologi Pendidikan. Bandung. Jammars.
Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.
O'Day, D. H. 2007. The value of animation in biology teaching: a study of
long term memory retention. CBE Life Science Education, 6: 217-223.
Pokay, P., & Blumenfeld, P.C (1990). Predicting achievement early and late in the
semester: The role of motivation and use of learning strategies. Journal of
Educational Psychology, 82,41-50.
Riyanto,Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
93
Romyszowski, A.Z. (1981). Designing Instruction System ; Decision Making In
Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan Page Schmeck
RR. 1987. Learning Strategy and Learning Style New York, Plemunm
Press.
2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Pendidikan. Edisi pertama.Cetakan ke-5. Kencana.
Sanjaya., W.
Standar
Proses
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Be/ajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta.
Snelbecker, G.E. 1984. Learning Theory and Instructional, Theory and
P!lychoeducational Design. New York: Mc-Graw Hill.
Sofyan, A. 2003. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar
lntemasional Pendidikan IP A, Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Subali, B & Paidi. 2003. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Biologi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudjana. 1982. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.
Y ogyakarta: Bumi Aksara.
Surapranata, S. 2004. Ana/isis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Basil Tes.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
West, K. C. 1991 . Instructional Design : Implication from Cocnitive Science.
Needham Heights Allyn Bacon. Inc.
Zainal,. Asnawi,. Nasution,. Noehi. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Dirjen Dikti,
P2T Universitas Terbuka. Depdikbud Jakarta
rM\
'-,l_~s
M£ o _
J 0.05, (2) there is no significant difference from learning strategy which is
used toward the students learning interest, it is indicated from the value of sig
0.922 ? 0.55, (3) there is no significant interaction between applied learning
strategy and learning interest in influencing the result of students learning
indicated by value of Asymp. Sig (2-tailed) 0.353 > 0.05. This research implied
that: (1) the teachers, especially biology teachers require understanding,
knowledge and perception in designing the learning that can increase the students
learning outcomes. (2) giving advance organizer leaning strategy to the studets
who have high learning interest in biology and exspository learning strategy is
applied to the students who have low learning interest.
ii
DAFTARISI
Halaman
Abstrak
Kata Pengantar
iii
Daftar lsi
v
Daftar Tabel
vii
Daftar Gambar
viii
Daftar Lampiran
ix
BABI
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
BAB II
I.2. Identifikasi Masalah
6
1.3. Pembatasan Masalah
7
I .4. Rumusan Masalah
8
I.5. Tujuan Penelitian
8
1.6. Manfaat Penelitian
9
KAJIAN PUSTAKA
2.I. Kerangka Teoritis
II
2.1. I. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Biologi
II
2. I .2. Hakikat Strategi Pembelajaran Advance Organizer
17
2.I.3. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori
20
2.1.4. Hakikat Minat Belajar Biologi
23
2.2. Penelitian yang Relevan
30
2.3. Kerangka Berpikir
31
2.3.1. Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa
yang Dibelajarkan dengan Strategi Pembelajaran
Advance Organizer dan Ekspositori
32
2.3.2. Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa
yang Memiliki Minat Belajar Biologi Tinggi dan
Minat Belajar Biologi Rendah
v
34
2.3.3. Interaksi Antara Strategi Pembelajaran Advance
Organizer dan Minat Belajar Biologi dalam
dalam Mempengaruhi Hasil Retensi Memori
Biologi Siswa
36
2.4. Hipotesis Penelitian
BABIII
BABIV
39
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
41
3.2. Populasi dan Sampel
41
3.3. Metode dan Rancangan Penelitian
42
3.4. Prosedur Penelitian
43
3.5. Pengontrolan Perlakuan
45
3.5.1. Pengontrolan Validitas Internal
45
3.5.2. Pengontrolan Validitas Ekstemal
46
3.6. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional
46
3.6.1. Variabel Penelitian
46
3.6.2. Defenisi Operasional
47
3.7. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan
48
3.8. Teknik Pengumpulan Data dan Instrurnen Penelitian
51
3.8. 1. Instrumen Tes Hasil Bel ajar Biologi Siswa
51
3.8.2. Intrumen Minat Belajar Biologi Siswa
53
3.9. Uji Coba Instrumen
54
3.9.1. Hasil Uji Coba Instrumen
55
3.1 0. Teknik Analisis Data
58
3.1 0.1. Analisis secara Deskriptif
59
3.1 0.2. Anal isis secara Inferensial
50
HASIL PENELITIAN
4.1. Deskripsi Data
62
4.1.1. Deskripsi Data Hasil Retensi Memori
63
4.2. Pengujian Persyaratan Analisis
70
4.2.1. Pengujian Normalitas Data
70
vi
BABV
4.2.2. Pengujian Homogenitas Varians
74
4.3. Pengujian Hipotesis
75
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian
79
4.5. Temuan Penelitian
84
4.6. Keterbatasan Penelitian
84
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
86
5.2. Implikasi
86
5.3. Saran
88
DAFTAR PUSTAKA
90
LAMPI RAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Hasil Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil
Tahun Pembelajaran 2007/2008 s/d 2009/2010
pada SMA Negeri I Tanjungpura
3
Tabel 3.1. Sebaran Populasi Siswa SMA Negeri I Tanjung
Pura Kelas X (sepuluh)
41
Tabel 3.2. Rancangan Penelitian Untuk Pengujian Hipotesis
43
Tabel3.3. Kisi-kisi Hasil Belajar Biologi
52
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Minat Belajar Biologi Siswa
54
Tabel4.l. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Sampel
71
Tabel4.2. Uji Normalitas Data Postest Kelompok Sampel
72
Tabel4.3. Uji Normalitas Data Gain Hasil Belajar Kelompok
Sampel
72
Tabel4.4. Uji Normalitas Data Minat Belajar Kelompok Sampel
73
Tabel4.5. Data Homogenitas.
74
Tabel4.6. Data Ringkasan Hasil Pengujian GLM
75
Tabel4.7. Hasil Uji-T Gain Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan
dan Kelas Kontrol
76
Tabel4.8. Pengaruh Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar
Biologi siswa
77
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Proses Basil Belajar
13
Gambar 3 .I. Prosedur penelitian
44
Gambar 4.1. Histogram Pretest siswa kelas eksperimen
yang diajar dengan strategi pembelajaran
advance organizer
64
Gambar 4.2. Histogram Postest siswa kelas eksperimen
yang diajar dengan strategi pembelajaran
advance organizer
65
Garnbar 4.3. Histogram Gain Strategi Pembelajaran
Advance Organizer
66
Gam bar 4.4. Histogram Pretest Kelas Kontrol pada Strategi
Pembelajaran Ekspositori
67
Gambar 4.5. Histogram Postest Kelas Kontrol Strategi
Pembelajaran Ekspositori
67
Gambar 4.6. Histogram Gain Kelas Kontrol Strategi
Pembelajaran Ekspositori
68
Gambar 4.7. Histogram Minat Belajar biologi Kelas
Eksperimen Strategi Pembelajaran
Advance Organzer
69
Gambar 4.8. Histogram Minat Belajar biologi Kela~
Kontrol Strategi Pembelajaran Ekspositori
70
Gambar 4.9. Interaksi antara Strategi pembelajaran*Minat
belajar Gain Hasil Belajar SMA Negeri 1
Tanjungpura
83
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran I. Materi Protista
94
Lampiran 2. RPP Advance Organizer
II 0
Lampiran 3. RPP Ekspositori
I22
Lampiran 4. Instrumen Tes Hasil Bel ajar dan Kunci Jawaban
I33
Lampiran 5. Instrumen Angket Minat Belajar
142
Lampiran 6. Validitas, Reliabilitas dan Daya
146
Lampiran 7. Data Nilai Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol
149
Lampiran 8a. Tabel 4.1 Nilai Pretest Kelas Eksperimen
151
Lampiran 8b. Tabel 4.2 Nilai Postest Kelas Eksperimen
152
Lampiran 8c. Tabel 4.3 Nilai Gain Kelas Eksperimen
153
Lampiran 8d. Tabel 4.4 Nilai Pretes Kelas Kontrol
154
Lampiran 8e. Tabel4.5 Nilai Postes Kelas Kontrol
155
Lampiran 8f. Tabel 4.6 Nilai Gain Kelas Kontrol
!56
Lampi ran 8g. Tabel 4. 7 Nilai Minat Belajar Kelas Eksperimen
157
Lampiran 8h. Tabe14.8 Nilai Minat Belajar Kelas Kontrol
158
Lampiran 9 Table 4.1 Uji Norma1itas Data Pretes Kelompok Sampel
159
Lampiran 10 Tabel 4.2 Uji Norma1itas Data Postest Kelompok Sampel
160
lampiran 11 Tabel 4.3 Uji Norma1itas Data Gain Hasil Belajar
Kelompok Sampel
I 61
Lampiran 12 Tabel 4.4 Uji Norma1itas Data Minat Belajar
Kelompok Sampel
162
Lampiran 13 Tabel 4.5 Data Homogenitas Data Pretes,
Postes, Hasil Belajar (Gain)
Kelompok Sampel
163
X
Lampiran 14 Tabel 4.6 Data Ringkasan Hasil Pengujian GLM
164
Lampi ran 15 Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik ANOVA Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
165
xi
1
BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) perlu
didikung oleh iklim pembelajaran yang kondusif bagi tercapainya suasana yang
aman, nyaman, dan tertib, sehingga proses pembelajaran dapat belangsung dengan
menyenangkan (joyfol learning).
Iklim yang demikian akan mendorong
terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan bermakna, di
mana proses pembelajaran Jebih menekankan pada belajar mengetahui (learning
to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning
to be), dan belajar hidup bersama (learning to live together). Suasana tersebut
akan memupuk tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di
kalangan warga sekolah, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa
kewirausahaan tinggi (ulet, inovatif dan berani mengambil resiko), tidak saja bagi
peserta didik, tetapi juga guru dan pimpinannya (Mulyasa, 2006: 19).
Semua
memprioritaskan
pihak
yang
kegiatan
terlibat
dalam
pengembangan
pengelolaan
sistem
sekolah
harus
pembelajaran.
Jika
pengembangan sistem pembelajaran sudah menjadi prioritas, maka unsur utama
yang menetukan keberhasilan proses pembelajaran adalah guru. Guru harus
mampu membantu siswa dalam belajar dengan menciptakan berbagai keadaan
yang mengarah kepada pencapaian tujuan pembelajaran.
Menurut Davies ( 1971 ;127), ada empat fungsi urn urn yang menciptakan
ciri pekerjaan seorang guru, yakni: (a) merencanakan, yaitu menyusun tujuan
2
belajar, (b) mengorganisasikan, yaitu mengatur pembelajaran sehingga mencapai
tujuan belajar, (c) memimpin, yaitu guru harus memotivasi, mendorong, dan
menstimulasi siswa, sehingga mereka siap mewujudkan tujuan belajar, (d)
mengawasi, yaitu guru menilai dan mengatur situasi belajar sehingga tercapai
tujuan belajar. Hal senada dinyatakan pula oleh Gagne (1997:134), bahwa ada tiga
fungsi guru dalam mengajar, yaitu sebagai perancang pembelajaran, pegelola
pembl~arn.
pembelajaran, dan sebagai elevator dalam
Dapat dikatakan bahwa
guru memainkan peranan yang penting dalam merancang berbagai peristiwa
pembelajaran.dengan rancangan
pembl~arn
yang baik, tujuan yang diharapkan
dari proses pembelajaran akan dapat dicapai.
Mata pelajaran biologi merupakan
pel~arn
yang mudah untuk dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. banyak konsep-konsep dalam biologi yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Tetapi pelajaran dianggap sulit dan
tidak menarik sebagian siswa. Dari wawancara yang dilakukan terhadap beberapa
orang siswa, mereka mengatakan bahwa mereka tidak tertarik dengan pelajaran
biologi, karena banyak konsep-konsep yang harus dihapalkan dan istilah-istilah
latin yang dianggap membosankan. Di samping itu, pembelajaran pada umumnya
masih berlangsung secara konvensional, dimana konsep-konsep transfer secara
utuh oleh guru kepada siswa. Meskipun sebagian sekolah-sekolah sudah
melakukan praktek tetapi hanya sekedar penguatan atau pembuktian dari teoriteori yang sudah diberikan guru.
Masalah tersebut dapat terlihat pada hasil belajar biologi di SMA Negeri 1
Tanjungpura.
SMA Negeri 1 Tanjungpura merupakan salah satu Sekolah
Menengah Atas di Kabupaten Langkat yang telah berstatus Rintisan Sekolah
3
Standar Nasional (RSSN) memiliki jwnlah kelas X sebanyak 6 kelas .. Rendahnya
hasil belajar kognitit: dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata hasil semester ganjil
dari 3 tahun
terakhir dimana didapati nilai ujian semester biologi tergolong
rendah karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mencapai 63 - 65 dari tahun
pembelajaran 2007/2008 sampai dengan 2009/20 I 0.
Tabell.l: Hasil Rata-rata Nilai Ujian Semester Ganjil Tahun Pembelajaran
2007/2008 s/d 2009/2010 pada SMA Negeri 1 Tanjungpura.
Tabun
Pembelajaran
2007/2008
Nilai
Tertinggi
80
Nilai
Terendah
Nilai Rata
rata
KKM
55
65
65
65
65
65
65
2008/2009
75
2009/2010
80
Sumber : SMA Negeri 1 Tanjungpura.
Rendahnya basil belajar siswa
55
60
dari data tersebut yang .salah satu
penyebabnya karena rendahnya minat belajar mereka yang di khawatirkan
menjadi kendala dalam kenaikan kelas karena siswa tidak mencapai kompetensi
yang diharapkan berdasarkan KKM. Masih rendahnya kualitas belajar siswa dapat
disebabkan sikap guru yang kurang profesional dalam membelajarkan siswa, guru
tidak merancang pembelajaran dengan
baik, atau strategi
pembl~arn
yang
dikembangkan kurang tepat. Seorang guru harus dituntut krearif dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Salah satu cara menyampaikan
materi pelajaran yang efektif adalah dengan strategi struktural. Strategi struktural
ini dapat berbentuk advance organizer, yaitu suatu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Ausubel. Advance organizer adalah pedagogik yang dapat
membantu kesiapan belajar siswa dalam menghubungkan materi pelajaran
terdahulu dengan materi pelajaran yang baru. Strategi ini memudahkan siswa
4
memahami materi secara bennakna karena guru telah membuat materi pelajaran
terorganisasi dengan baik dan diberikan sebelum belajar di kelas.
Strategi pembelajaran dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
advance organizer, yakni suatu strategi pembelajaran yang mengarahkan para
siswa ke materi yang akan mereka pelajari, dan menolong siswa untuk mengingat
dan menggunakan kembali infonnasi dan keterampilan yang pemah mereka
pelajari sebelumnya, untuk menerima materi-materi pelajaran berikutnya (Dahar,
1998:54). Selanjutnya, Driscoll (1994:40) mengemukakan bahwa advance
organizer berperan sebagai materi pendahuluan yang menyajikan jembatan
penghubung antara apa yang diketahui siswa dan apa yang dibutuhkan sebelum ia
dapat memahami tugas yang ada padanya.
Strategi pembelajaran advance organizer merupakan salah satu strategi
pembelajaran yang mampu menolong siswa memanggil kembali pengetahuan
yang telah dipelajarinya dan memindahkan pengetahuan tersebut ke topik yang
baru. Karakteristik advance organizer adalah: (1) berbentuk singkat dan abstrak,
(2) dapat menyatukan informasi baru dengan yang telah diketahui, (3) perkenalan
terhadap pelajaran baru secara unit atau bagian, (4) suatu kerangka infonnasi baru
dan satu pemyataan kembali dari pengatahuan sebelumnya, (5) menyediakan
infonnasi baru pada siswa, (6) menolong siswa memindahkan atau menggunakan
apa yang mereka ketahui, dan (7) berisikan sumbangsih pemikiran materi yang
lebih banyak dari pengetahuan biasa (West, 1991:123 ).
Selain strategi pembelajaran fakktor lain yang juga diperkirakan
mempengaruhi basil belajar siswa adalah faktor karakteristik siswa. Merill
(1979:72) mengemukakan bahwa kondisi pengajaran yang harus dijadikan pijakan
5
dalam
mengembangkan
atau
menetapkan
strategi
pembelajaran
adalah
karakteristik siswa. Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan
pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan
karakteristik siswa. Karakteristik siswa adalah variabel yang tidak dapat
dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus
dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelajaran agar
Iebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar (Dick dan Reiser,
1996:13). Jadi, agar proses pembelajaran yang dikembangkan dapat memudahkan
siswa belajar, proses pembelajaran itu harus sesuai dengan karakteristik siswa.
Dalam hal ini, perancang pembelajaran atau guru harus meletakkan karakteristik
siswa sebagai acuan di dalam mendisain strategi pembelajaran (Pokay dan
Blumeland, 1990:9).
Karakteristik siswa dalam penelitian ini minat belajar biologi yang
dilakukan oleh siswa itu sendiri untuk berprestasi. Sering dijumpai siswa yang
memiliki intelegensi yang tinggi tetapi prestasi belajar yang dicapainya rendah,
akibat kemampuan intelektual yang dimilikinya tidak atau kurang berfungsi
secara optimal. Salah satu faktor pendukung agar kemampuan intelektual yang
dimiliki siswa dapat berfungsi secara optimal adalah adanya minat belajar biologi
untuk berprestasi yang tinggi dalam dirinya. Minat adalah kecenderungan jiwa
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktivitas atau kegiatan
(Slameto, 2003). Minat merupakan bagian dari belajar. Dari pengertian minat
belajar tersebut tampak tiga hal, yaitu: (1) minat dimulai dengan suatu perubahan
tenaga dalam diri seseorang, (2) minat itu ditandai oleh dorongan afektif yang
kadang tampak dan kadang sulit diamati, (3) minat ditandai oleh reaksi-reaksi
6
untuk mencapai tujuan. Siswa akan berusaha sekuat tenaga apabila dia memiliki
minat yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Siswa akan belajar dengan
sungguh-sungguh tanpa dipaksa, hila memiliki minat yang besar; yang dengan
demikian diharapkan akan mencapai prestasi yang tinggi. Adanya minat
berprestasi yang tinggi dalam diri siswa merupakan syarat agar siswa terdorong
o)eh kemauannya sendiri untuk mengatasi berbagai kesulitan belajar yang
dihadapinya, dan lebih lanjut siswa akan sanggup untuk belajar sendiri.
Berdasarkan fakta di atas, maka penulis berpendapat bahwa untuk
mengatasi
masalah
yang
dihadapi
dalam
pembelajaran
biologi adalah
memperhatikan faktor - faktor yang mempengaruhi basil belajar siswa agar
diperoleh pembelajaran yang efektif, mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa
sehingga menguatkan basil belajar mereka akan sejumlah informasi yang akan
berdampak pada hasil belajar kognitifnya. Dari permasalahan tersebut disadari
bahwa pengaruh pemilihan strategi pembelajaran merupakan beberapa faktor
eksternal yang
penting dalam meningkatkan minat belajar siswa sekaligus
meningkatkan basil belajar biologi belajar siswa.
1.2
ldentiflkasi Masalah
Bedasarkan Jatar belakang yang telah dikemukakan maka dapat
diidentifikasikan beberapa rnasalah sebagai berikut :
1.
Rendahnya minat belajar biologi pada siswa untuk berprestasi yang tinggi
berdasarkan hasil kognitif dari nilai rata-rata ujian semester yang kurang dari
nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2.
Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga menyebabkan
siswa kurang diberdayakan dalam basil belajar biologinya.
7
3.
Sulitnya siswa untuk menghubungkan atau menggunakan materi pelajaran
baru dengan pelajaran terdahulu, disebabkan pengetahuan dan keterampilan
yang dimilikinya berasal hasil transfer pengetahuan dari orang lain bukan
berasal dari hasil menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan tersebut.
4.
Tidak tumbuh dan berkembangnya kemampuan dan pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran tertentu karena tidak terpilihnya strategi
pembelajaran yang sesuai untuk membangkitkan dan mendorong timbulnya
minat belajar biologi secara ilmiah oleh siswa.
1.3
Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah maka banyak permasalahan yang perlu
dicari jalan pemecahannya sehubungan pengaruh strategi pembelajaran advance
organizer dan motivasi be!ajar terhadap basil belajar biologi siswa SMA Negeri 1
Tanjungpura. Berkaitan dengan hal tersebut, maka penelitian ini mencoba
membatasi permasalahan pada ruang lingkup :
1. Materi pelajaran biologi didasarkan pada kurikulum KTSP 2006 untuk mata
pelajaran biologi pada kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) yaitu Protista.
2. Strategi pembelajaran yang digunakan meliputi advance organizer dan strategi
pembelajaran ekspositori.
3. Hasil belajar dibatasi pada ranah kognitif Taksonomi Bloom pada tingkat
pengetahuan
(know/egde),
pemahaman
(comprehension),
penerapan
(application), analisis (analysis), penilaian (evaluation) dengan materi Protista
pada kelas X (sepuluh) semester 1 (satu) tahun ajaran 2010 /2011.
8
1.4
Rumusan Masalab
Berdasarkan Jatar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan
masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri I
Tanjungpura yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran advance
organizer lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran ekspositori?
2. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tannjungpura yang memiliki minat belajar tinggi lebib tinggi dari hasil belajar
biologi siswa yang memiliki minat belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran advance organizer dan
minat belajar dalam meningkatkan basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh)
SMA Negeri 1 Tanjungpura?
1.5
Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleb gambaran tentang
pengaruh aplikasi strategi pembelajaran advance organizer dan minat belajar
biologi terbadap basil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Tanj1mgpura.
Sedang secara khusus penelitian ini bertujuan lilltuk mengetahui :
I. Apakah basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tanjungpura yang dibelajarlam dengan strategi pembelajaran advance
organizer lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan strategi
pembelajaran ekspositori?
9
2. Apakah hasil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh) SMA Negeri 1
Tannjungpura yang memiliki minat belajar tinggi lebib tinggi dari basil belajar
biologi siswa yang memiliki minat belajar rendah?
3. Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran advance organizer dan
minat belajar dalam meningkatkan basil belajar biologi siswa kelas X (sepuluh)
SMA Negeri I Tanjungpura?
1.6
Manfaat Penelitian
Hasil belajar yang diperoleb dalam penelitian ini dapat bermanfaat secara
teoritis dan praktis. Manfaat teoritis penelitian ini antara lain adalah (1) untuk
memperkaya dan menambah khasanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan
kualitas pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan strategi pembelajaran
biologi dan minat belajar biologi siswa., dan (2) sumbangan pemikiran dan bahan
acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti
selanjutnya yang ingin mengkaji secara lebih mendalam tentang basil penerapan
strategi pembelajaran advence organizer dan minat belajar biologi serta
pengaruhnya terhadap basil belajar biologi siswa.
Secara praktis manfaat dari penelitian ini antara lain adalab: (1) sebagai
bahan pertimbangan dan alternatif bagi guru tentang strategi pembelajaran
advance organizer sehingga guru dapat merancang suatu rencana pembelajaran
yang dapat mengaitkan materi pelajaran sebelum dengan materi pelajaran
selanjutnya sehingga siswa dapat menemukan sendiri apa yang menjadi
kebutuhan belajarnya dan bukan karena diberitahukan oleh guru sehingga dapat
meningkatkan basil belajar biologi, dan (2) memberikan gamabaran bagi guru
tentang efektivitas dan efesiensi aplikasi strategi pembelajaran advance organizer
10
bel~ar
berdasarkan karakteristik minat belajar biologi siswa untuk memperoleh basil
biologi yang lebih maksimal.
86
BABV
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1. SimpuJan
Berdasarkan pengolahan data dan pembahasan basil penelitian yang
dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Hasil Belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Tanjungpura yang dibelajarkan
melalui penggunaan strategi pembelajaran advance organizer memperlihatkan
rata-rata nilai basil belajar biologi siswa lebih tinggi daripada hasil belajar
biologi siswa yang dibelajarkan dengan pemberian strategi pembelajaran
ekspositori saat pembelajaran dengan materi Protista yang Menyerupai
Tumbuhan.
2.
Tidak terdapat pengaruh yang berbeda secara nyata dari penerapan strategi
pembelajaran advance organizer yang memiliki minat belajar tinggi dan
penerapan strategi pembelajaran ekpositori yang memiliki minat belajar
tinggi terhadap basil belajar biologi siswa SMA Negeri 1 Tanjungpura.
3.
Tidak ada interaksi yang nyata antara strategi pembelajaran yang diterapkan
dengan minat belajar siswa dalam mempengaruhi hasil belajar biologi siswa
SMA Negeri 1 Tanjungpura.
5.2. Implikasi
Salah satu tujuan pembelajaran adalah mengaktifkan siswa.Untuk itu
seorang guru perlu mendisain pelajaran sedemikian rupa agar siswa lebih aktif
dan tidak monoton dalam menghafal konsep-konsep, tetapi mengupayakan agar
tercipta belajar bemakna. Strategi struktural merupakan salah satu cara
87
penyampaian materi peJajaran yang efektif. Strategi struktural dapat berbentuk
advance organizer, yaitu suatu startegi pengorganisasian konsep yang terdapat
pada materi yang akan dipelajari dibubungkan dengan konsep-konsep yang sudah
ada di daJam struktur kognitif siswa. Strategi ini dapat membantu kesiapan siswa
daJam belajar, sehingga memudahkan memahami materi secara bermakna.
Berdasarkan simpulan dari basil penelitian ini yang menyatakan bahwa
siswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran advance organizer memiliki
rata-rata basil belajar yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang dibelajarkan
dengan startegi pembelajaran ekspositori, diharapkan agar para guru, khususnya
guru biologi mempunyai pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang lebih Iuas
dalam menyusun strategi pembelajaran. Diharapkan dengan sikap profesional,
terutama dalam merancang pembelajaran akan dapat meningkatkan hasil belajar
siswa dan selanjutnya meningkatkan mutu pendidikan.
Selain strategi pembelajaran, karakteristik siswa juga merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Pemilihan strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan
karakteristik siswa. Untuk itu seorang guru barus betul-betul mamahami
karakteristik
siswanya sebelum
menetapkan
strategi
pembelajaran
yang
dugunakan. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran
tertentu pada subyek yang berbeda karakreristiknya akan memberikan basil
belajar yang berbeda pula.
Minat belajar adalah salah satu karakteristik siswa yang dapat
mempengaruhi basil belajar siswa. Oleh karena rninat belajar biologi dalam satu
kelas berbeda-beda, maka guru perlu kreatif dalam mendisain pembelajaran agar
tidak memihak pada salah satu kelompok siswa saja. Karena pada prinsipnya tidak
88
satu strategi pembelajaran yang cicok untuk senua karakter siswa. Untuk itu
seseorang guru harus mengajar dengan perencanaan yang matang.
Strategi pembelajaran yang digunakan dalarn penelitian ini adalah
pemberian advance organizer dan pemberian ekspositori. Sedangkan karakteristik
siswa yang dilibatkan adalah minat belajar biologi tinggi dan minat belajar biologi
rendah. Pemberian advance organizer baik diterapkan pada siswa yang memiliki
kemampuan minat belajar biologi tinggi. Strategi ini menuntut kesiapan kognitif
berupa pem.ahaman dan penguasaan konsep serta keterampilan siswa dalam
mengembangkan konsep. Sedangkan bagi siswa yang memiliki tingkat mnat
belajar biologi rendah, pembelajaran dengan pemberian ekspositori merupakan
pilihan yang tepat.
5.3. Saran
I.
Guru harus dapat mempunyai pemahaman, pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas dalam memilih strategi pembelajaran dan diiharapkan lebih baik
terutama
dalam
merancang
dan
menyusun
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) agar dapat meningkatkan basil belajar siswa
dan
selanjutnya akan meningkatkan mutu pendidikan.
2.
Pihak pimpinan ·sekolah atau yayasan dan pihak lain yang berkompeten
terhadap
pendidikan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan
serta
menyediakan segala fasilitas yang dapat mendukung terjadinya proses
pembelajaran dan memberikan kesempatan bagi guru-guru agar dapat
mengikuti pelatihan-pelatihan dalarn upaya meningkatkan pengetahuan dan
wawasan yang berkaitan dengan pembelajaran.
89
3.
Para peneliti lain agar dapat mengembangkan penelitian ini dengan melibat
variabel-variabel lain yang dapat mempegaruhi basil belajar, sehinggga
diperoleb basil penelitian yang dapat memperbaiki sistem dan proses
pembelajaran, baik pelajaran biologi maupun pelajaran lain secara umum di
Indonesia.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A. 1998. Didaktik Metodik. Cet.II; Semarang: Toha Putra.
AJsa, A., & Hardjito, P. 2002. Pengaruh Jnterferensi dan Rehearsal Terhadapm
Retensi Be/ajar Bahasa Indonesia. Gama Sains IV (I).
Amnah. 2007. Pengaruh strategi Pembelajaran dan Komunikasi Interpersoanal
Terhadap Hasil Be/ajar Bio/ogi Siswa SMA Negeri Kecamatan Binjai.
Tesis. Medan. Perpustakaan Pascasrujana Universitas Negeri Medan.
Angkowo, R & Kosasih, A. 2005. Optimalisasi Media Pembelajaran. Jakarta:
Grasindo.
Arikunto, S. 1986 Pengelolaan Kelas dan Siswa. Sebuah Pendekatan Edukatif.
Jakarta : Rajawali CU cetak I.
Arikunto, S., 1996, Prosedur Penelitian: Suatu Pendelwtan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arsyad. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. Tanpa tahun. Pengantar Penelitian
Pendidilwn. Terjemahan Oleh Arief Furchan. 1982. Surabaya: Usaha:
Usaha Nasional.
Arsyad. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press Indonesia
Ausubel, D.P. 1963. The Psychology of Meaningful Verbal Learning. New York:
Grune and Stration.
Buchari. 1985. Psilrologi Pendidilwn. Jakarta: Aksara Baru.
Cooper, M. 2004. Illustrated Dictionary of Education. New Delhi: Lotus Press.
Crocker, Linda and James Algina (1986). Introduction to Classical and Modern
Test Theory. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Dahar, R.W. 1989. Teori-teori Be/ajar. Bandung: Erlangga.
Dantes, N.l986. Analisis Varians. Singaraja: Jur Ilmu Pendidikan FKIP Unud.
Darsono, M. 2000. Be/ajar dan Pembelajaran. IK.IP Semarang Press: Semarang.
91
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan !novatif. Jakarta:
Publisher.
Davies, I. K. 1981. Instructional Technique. New York: McGraw Hill.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Sains.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Diijen Dikdasmen.
Destini, R. 2005. Pengaruh Strategi Pmbelajaran Advence Organizer dan
Kreativitas Terhadap Hasi/ Be/ajar Fisiko Siswa SMA Swasta AlWashliyah Medan. Tesis. Medan: Perpustakaan Pascasarjana Unuversitas
Negeri Medan.
Dike, W & Reiser, A.R. (1996). Instructional Planning. Asimon & Schuster
Company, Needham Heights, Masaschussetts.
Driscoll, M.P. 1994. Psychology of Learning for Instruction. Boston: Allyn and
Bacon, Inc.
Erman. 2010. Model Be/ajar dan Pembelajaran Berorientasi Kompetensi Siswa.
Jurnal Pendidikan dan Budaya.
Gagne, M. P. 1993 The Condition of Learning. New York: Holt Rinehart and
Winston.
Gerlach, Vermon S and Donald P. Ely. Teaching and Media: A. Systematic
Approach Seccond edition (Englewood Cliffs New Jersey: Prentice Hall,
Inc, 1980).
Gie. 1995. Cara Be/ajar yang Ejisien. Yogyakarta: Liberti..
Hake, R.R. 1990. Analyzing Change/Gain Scores., http://Lists.Asu.Edu!EgiBin/Wa?A2=Ind9903&L =Aera_D&P=R6855, American Educational
Research Association.s Division, Measurement And Research
Methodology. p. 1.
Hamalik, 0. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid, A. 2007. Teori Be/ajar dan Pembelajaran. Program Pasca Sarjana
UNIMED.
Hardjana. Kiat Sukses di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Kanisius. 1994.
Hasnawiyah. Minat dan Motivasi Siswa terhadap Jurusan Biologi pada SMA di
Ujungpandang. Skripsi FPMIPA IKIP Ujungpandang.
Herlanti, Y. 2003. Science Education Research Tanya Jawab Seputar Penelitian
Pendidikan Sains. Jakarta: UIN SyarifHidayatullah.
92
Ibrahim, N. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio lnteraktifUntuk Perataan
Kualitas Hasil Be/ajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 044 Tahun
Ke-9.
Kartono, K. Bimbingan Be/ajar di SMU dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. 1995.
Karwono. 2007. Efektifitas Pemberian Rangkuman Dan Advance Organizer
Dalam Remedial Tecahing Terhadap Tingkot Ketuntasan Be/ajar Bidang
Studi Fisika Sma Di Kota Metro. Artikel :Studi Eksperimen pada
Mahasiswa FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Loekmono. Belajar Bagaimana Be/ajar. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
Melayu, U. 1999. Hakikat Minat dan Hasil Be/ajar. Jakarta: Universitas Trisakti,
Berita STMT Trisakti, Edisi 084.
Meltzer, D.E. 2002. The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible hidden variable in
Diagnostic Pretest Scores., Department of Physics and Astronomy State
University Ames, Am, J, Phys, 70 (12). p. 1260.
Merrill, M.D dan Reigeluth C.M. (1979). "A knowledge base for improwing our
method ofinstriction" Educational Psychologist Volume 13, 1979, 57-70.
Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: remaja
Rosdak:arya.
Murwani, S. 1999. Statistik Terapan. (reknikAnalisis Data). Jakarta: PPS UNJ.
Nasution, S 2003. Teknologi Pendidikan. Bandung. Jammars.
Nurhadi & Senduk, G. A. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya
Dalam KBK. Universitas Negeri Malang.
O'Day, D. H. 2007. The value of animation in biology teaching: a study of
long term memory retention. CBE Life Science Education, 6: 217-223.
Pokay, P., & Blumenfeld, P.C (1990). Predicting achievement early and late in the
semester: The role of motivation and use of learning strategies. Journal of
Educational Psychology, 82,41-50.
Riyanto,Y. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan berkualitas.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
93
Romyszowski, A.Z. (1981). Designing Instruction System ; Decision Making In
Course Planning and Curriculum Design. London: Kogan Page Schmeck
RR. 1987. Learning Strategy and Learning Style New York, Plemunm
Press.
2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Pendidikan. Edisi pertama.Cetakan ke-5. Kencana.
Sanjaya., W.
Standar
Proses
Sardiman, A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 1995. Be/ajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Be/ajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:
Rineka Cipta.
Snelbecker, G.E. 1984. Learning Theory and Instructional, Theory and
P!lychoeducational Design. New York: Mc-Graw Hill.
Sofyan, A. 2003. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran IPA/Sains, Seminar
lntemasional Pendidikan IP A, Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Jakarta.
Subali, B & Paidi. 2003. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Biologi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sudjana. 1982. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.
Y ogyakarta: Bumi Aksara.
Surapranata, S. 2004. Ana/isis, Validitas, Reliabilitas, dan Interprestasi Basil Tes.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syaodih, N.S. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
West, K. C. 1991 . Instructional Design : Implication from Cocnitive Science.
Needham Heights Allyn Bacon. Inc.
Zainal,. Asnawi,. Nasution,. Noehi. 1997. Penilaian Hasil Belajar. Dirjen Dikti,
P2T Universitas Terbuka. Depdikbud Jakarta