DAMPAK BUDIDAYA JERUK MANIS TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT SIHUBU RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN (1985-2010).

(1)

DAMPAK BUDIDAYA JERUK MANIS (CITRUS AURANTIUM)

TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA

SIHUBU RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN

SIMALUNGUN 1985-2010

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

OLEH

HAPPY PRIDAWATI SEMBIRING

308121067

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

HAPPY PRIDAWATI SEMBIRING. Dampak Budidaya Jeruk Manis Terhadap Perekonomian Masyarakat Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010). (Pembimbing: Drs.Yushar Tanjung, M.Si)

Skripsi. Medan : Fakultas Ilmu Sosial UNIMED. 2008

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak Budidaya jeruk manis terhadap perekonomian masyarakat desa Sihubu Raya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode field research (metode penelitian lapangan)dan Library Research (Study Kepustakaan), dengan sampel unit- unit keluarga yang memiliki kebun jeruk manis.

Dalam mengolah lahan pertanian dilakukan dengan cara sederhana yang masih bersifat tradisional. Ada beberapa jenis tanaman yang biasanya ditanam oleh masyarakat Desa Sihubu Raya pada saat itu adalah seperti sayur-sayuran, padi, ubi, jagung, cabe dan kacang-kacangan.Pada tahun 1989 terjadi perubahan pada sistem pertanian masyarakat Desa Sihubu Raya.

Perubahan pertanian terjadi dari pertanian palawija (tanaman yang berumur pendek) mengarah ke pertanian holtikultura (tanaman keras). Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan sistem pertanian pada masyarakat Desa Sihubu Raya seperti alasan ekonomis (harga), kepraktisan dalam mengelola dan kesuburan tanah. Pada awal memulai pertanian holtikultura masyarakat menanam buah-buahan yakni buah jeruk manis.

Jeruk manis yang dulunya hanya memiliki nilai rasa kini berubah menjadi meningkat harganya. Dan para petani yang semula mengabaikan hal tersebut kini melihat prospek jangka panjang tersebut, sehingga menjadi banyak muncul petani- petani jeruk manis yang memiliki kualitas buah yang baik dan berkualitas. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jumlah pendapatan para petani dari tiap kali hasil panen membuahkan hasil yang baik, sehingga hal tersebut dapat menambah anggaran rumah tangga dan juga anggaran daerah sehingga dapat mensejahterakan petani jeruk di Desa Sihubu Raya.


(5)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ..ii

DAFTAR ISI ...v

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah.... ... 1

B. Identifikasi Masalah... ... 5

C. Pembatasan Masalah... . ... 5

D. Rumusan Masalah... ... 6

E. Tujuan Penelitian... ... 6

F. Manfaat Penelitian... ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kajian Pustaka ……… ... 8

1. Pertanian Tanaman Jeruk ... ….………...8

B. Kerangka Konseptual………...……..…...10

1. Pengertian Dampak .……...………..…..10

2. Pengertian Budidaya ………..………...………..……...11

3. Jeruk ...………..……...…13

4. Pengertian Perekonomian….………...…....14

C. Kerangka berpikir ……….….15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...17

A. Metode Penelitia...17

B. Lokasi Penelitian ………...18

C. Populasi Dan Sampel ...18


(6)

ii

E. Tehnik Analisa Data………...21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………......22

1. Letak dan Kondisi Geografis Kabupaten Simalungun...22

2. Kondisi Iklim...………...23

3. Lingkungan Alam………..….....24

4. Lingkungan Fisik...25

5. Kependudukan………...29

6. Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Budaya……….......40

B. Asal Usul Buah Jeruk di Sihubu Raya………...…...42

1. Arti penting Jeruk Manis...44

2. Cara membudidayakan Jeruk Manis di Desa Sihubu Raya...45

3. Saluran Distribusi………..…….54

4. Transportasi………...54

5. Pendapatan ...56

6. Pola Konsumsi………..….60

7. Kondisi Pemasaran ...60

C. .Perubahan- Perubahan yang Terjadi Dari Berbagai Aspek…………...62

1. Perubahan Terhadap Sistem Ekonomi………...63

2. Perubahan Ekonomi dari Berbagai Sektor Secara Umum…………...66

3. Perubahan Terhadap Pola Distribusi………...69

4. Dampak Terhadap Pola Konsumsi………....75

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………...78


(7)

iii

DAFTAR PUSTAKA...81

LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara 2. Angket Penelitian 3. Daftar Responden 4. Dokumentasi Penelitian 5. Peta Lokasi Penelitian


(8)

iv

DAFTAR TABEL

1. Tabel Bentuk Penggunaan Lahan... 26

2. Tabel Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin...32

3. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian... 33

4. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan... 35

5. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Agama... 36

6. Umur Responden ...38

7. Luas Lahan Responden ...39

8. Transportasi Yang Digunakan Untuk Menjual Hasil Produksi Ke Pasar... 55

9. Pendapatan Responden Sesudah Bertani Jeruk Manis 1985-1995...57

10.Pendapatan Responden Sesudah Bertani Jeruk Manis 1995-2010 ...58

11.Barang-Barang Kekayaan Petani (Responden) Yang Diperoleh Hasil produksi... 76


(9)

v

DAFTAR GAMBAR

1. Kebun Jeruk Manis Milik Bapak Janrianto Purba

2. Salah Satu Jenis Tanaman Yang Berada Di Lokasi Kebun Jeruk

Milik Bapak Jamerdin Purba

3. Saat Melakukan Penyemprotan Pada Buah Jeruk Manis

4. Ibu Maya Sedang Mengutip Buah Jeruk Manis di Kebun Jeruknya

5. Buah Jeruk Siap Untuk Dipanen

6. Buah Jeruk Manis Yang Sudah Menguning

7. Salah Satu Dengan Informan

8. Bapak Roy Sedang melakukan Transaksi Jual Jeruk Dengan Si

Pembeli Jeruk di Pasar Merek Raya

9. Ibu Purba Salah Satu Tokeh/Pembeli Jeruk Manis

10.Jeruk Ibu Maya Siap Untuk Di Ke Pasar

11.Bapak Roy Sedang Memilih-Milih Buah Jeruk Yang Bagus


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara berkembang dengan jumlah

penduduk sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Rakyat kita

menggantungkan nasibnya bekerja di sektor pertanian. Hal ini

menandakan bahwa penduduk Indonesia lebih banyak hidup di desa,

dimana pada umumnya bermata pencaharian dalam bidang pertanian. Pada

dasarnya pembangunan di desa bukanlah sekedar untuk menciptakan

pertumbuhan ekonomi yang semakin baik, akan tetapi yang penting

bagaimana menghilangkan kemiskinan penduduk pedesaan. Kenyataan ini

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia yang bermukim

di pedesaan dalam penghidupannya bergantung dari hasil mata

pencaharian sektor pertanian dengan jumlah rata-rata masih rendah.

Daerah Simalungun merupakan salah satu kabupaten yang

terletak di provinsi Sumatera Utara. Daerah Simalungun terhampar luas

diapit oleh wilayah Asahan, Deli Serdang, Karo, Dairi dan Tapanuli. Luas

daerah Simalungun kira-kira 4.399 Km, dimana sebagian besar

wilayahnya terdiri dari daratan tinggi, sehingga tanahnya cocok untuk

dijadikan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Jika dikaji lebih jauh,

kehadiran bangsa penjajah ke Simalungun yang pada dasarnya disebabkan


(11)

Desa Sihubu Raya adalah salah satu Nagori (desa) yang berada

di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Letaknya lebih kurang 200

Km dari Kota Medan , Ibukota Sumatera Utara dan 40 Km dari kota

Pematangsiantar. Daerah Sihubu Raya dikelilingi oleh perkebunan yang

dikelola oleh negara maupun dikelola oleh swasta asing.

Daerah pegunungan yang beriklim sejuk, lahan kering

digunakan sebagai lahan pertanian, perkebunan kopi, coklat dan lahan

pangan. Masyarakat Desa Sihubu Raya yang masyarakatnya sejak dahulu

telah bergelut didalam kegiatan pertanian. Pertanian sudah dikenal oleh

masyarakat sejak zaman dahulu. Kegiatan mengelola tanah untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya telah diperkenalkan oleh nenek moyang

dan tetap diwariskan kepada anak cucunya hingga masa kini. Oleh karena

itu, tidak mengherankan jika penduduk Desa Sihubu Raya mayoritas hidup

sebagai petani.

Banyaknya masyarakat Desa Sihubu Raya yang bergelut

didalam bidang pertanian tidak terlepas dari kondisi wilayahnya yang

penuh dengan lahan kosong dan subur sehingga sangat memungkinkan

untuk dijadikan sebagai lahan pertanian. Dalam mengolah lahan pertanian

dilakukan dengan cara sederhana yang masih bersifat tradisional. Alat

yang digunakan biasanya belum menggunakan alat-alat yang terbuat dari

mesin tetapi masih menggunakan alat tradisional seperti cangkul, babat


(12)

Hasil pertanian masyarakat Desa Sihubu Raya awalnya masih

bersifat untuk memenuhi kebutuhan pokok keluarga. Kemudian selebihnya

dijual untuk memenuhi kebutuhan lainnya, menyebabkan masyarakat Desa

Sihubu Raya pada awalnya hanya menanam tanaman palawija (tanaman

yang berumur pendek). Ada beberapa jenis tanaman yang biasanya

ditanam oleh masyarakat Desa Sihubu Raya pada saat itu adalah seperti

sayur-sayuran, padi, ubi, jagung, cabe dan kacang-kacangan.

Pada tahun 1989 terjadi perubahan pada sistem pertanian

masyarakat Desa Raya. Perubahan pertanian terjadi dari pertanian palawija

(tanaman yang berumur pendek) mengarah ke pertanian holtikultura

(tanaman keras).

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perubahan

sistem pertanian pada masyarakat Desa Sihubu Raya seperti alasan

ekonomis (harga), kepraktisan dalam mengelola dan kesuburan tanah.

Pada awal memulai pertanian holtikultura masyarakat menanam

buah-buahan yakni buah jeruk manis.

Hal ini menyebabkan masyarakat Desa Sihubu Raya terkenal

dengan petani jeruk. Karena jeruk manis termasuk jenis buah-buahan yang

nilai gizinya cukup tinggi dan memberi penghasilan yang tidak sedikit

artinya apabila diusahakan dengan secara sungguh-sungguh. Disamping

itu, jeruk merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang

mengandung zat-zat pengatur proses dalam tubuh manusia yang setiap hari


(13)

ternyata memberi dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat yaitu

mampu menaikkan tingkat pendapatan masyarakat Desa Sihubu Raya.

Dengan semakin meningkatnya pendapatan masyarakat maka

timbullah keinginan untuk memperbaiki tingkat pendidikan anak-anaknya.

Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki hidup keturunannya agar lebih

baik. Semakin meningkatnya tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan

masyarakat juga sangat mempengaruhi pola hidup masyarakat. Secara

garis besar merupakan permasalahan yang paling pokok menentukan

kelangsungan pendidikan anak adalah penghasilan keluarga atau sosial

ekonomi keluarga.

Menurut Ulrich (1993: 5) yang menjadi indikator sosial

ekonomi meliputi tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan,

pertambahan penduduk dan jumlah anggota keluarganya. Pada umumnya

masyarakat yang berdomisili di desa memiliki latar belakang

pendidikannya rendah, modal terbatas, sehingga mereka kurang mampu

menstabilkan tingkat perekonomian.

Kondisi inilah yang akan berdampak pada kehidupan keluarga

yang menyangkut perekonomian maupun pendidikan anak. Pada tahun

1985 sebagai awal dari penelitian ini merupakan periode dimulainya

budidaya pertanian jeruk di Desa Sihubu Raya. Dan tahun 2010 sebagai

akhir dari penelitian ini bahwa selama kurun waktu 25 tahun tersebut

telah banyak sekali peningkatan yang terjadi pada pertanian jeruk manis di


(14)

banyak, lahan yang digunakan, sistem permodalan, pembudidayaan hingga

ke pemasarannya yang semakin terorganisir. Atas dasar pemikiran diatas,

maka penulis melakukan penelitian dengan judul “ Dampak Budidaya Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat Desa Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010) ”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka yang merupakan

identitas masalah adalah sebagai berikut:

1. Keadaan desa sebelum adanya pertanian jeruk

2. Latar belakang dibukanya lahan budidaya jeruk manis di Desa

Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

3. Perkembangan budidaya jeruk manis di Desa Sihubu Raya

Kecamatan Raya

4. Dampak budidaya jeruk manis terhadap perekonomian petani di

Desa Sihubu Raya Kecamatan Raya

C. Pembatasan Masalah

Adanya pembatasan masalah agar penelitian ini tidak terlalu luas dan

dapat lebih terarah, maka yang menjadi batasan masalah adalah: “ Dampak Budidaya Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat


(15)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah,

maka yang menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sejarah diperkenalkannya budidaya jeruk manis di

Desa Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun?

2. Bagaimana perkembangan budidaya jeruk manis di Desa Sihubu

Raya Kabupaten Simalungun?

3. Bagaimana dampak budidaya jeruk manis terhadap perekonomian

petani di Desa Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten

Simalungun?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah, maka penelitian ini

diadakan dengan bertujuan:

1. Untuk mengetahui latar belakang diperkenalkannya budidaya jeruk

manis di Desa Sihubu Raya

2. Untuk mengetahui perkembangan budidaya jeruk manis di Desa

Sihubu Raya kecamatan Raya selama periode 1985-2010

3. Untuk mengetahui dampak budidaya jeruk manis terhadap


(16)

F. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan tentang latar belakang budidaya jeruk manis

di desa Sihubu Raya Kecamatan Raya

2. Dapat memperkaya informasi bagi masyarakat atau akademi

Unimed mengenai budidaya jeruk manis di Desa Sihubu Raya

3. Menjadi masukan bagi pemerintah daerah sebagai penggambil

kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, kondisi

petani di daerahnya khususnya daerah yang berada jauh dari pusat

pemerintahan Desa Sihubu Raya.

4. Menambah literatur dalam penulisan sejarah pertanian khususnya

budidaya jeruk manis.

5. Menambah wawasan penulis dan menambah perbendaharaan ilmu

penulis.

6. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan umumnya dan


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Dampak

Budidaya Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat

Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010), maka dapat

diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Jeruk Manis (Citrus Aurantium ) merupakan tanaman holtikultura buah

tropis yang memiliki banyak keuntungan dan manfaat tertentu, baik itu

bagi kesehatan karena pohon maupun buahnya dapat digunakan sebagai

ramuan obat tradisional dan disamping itu dapat diusahakan sebagai usaha

komersial yang sistem hasilnya secara mingguan/bulanan. Buah jeruk

memiliki kulit berwarna hijau hingga jingga dan daging buahnya

mengandung banyak air. Sari buah jeruk merupakan minuman hasil

perasan jeruk yang populer. Kulit buah jeruk biasa dikeringkan dan diolah

menjadi bahan obat dan biasanya dipakai dalam ramuan herbal atau jamu

tradisional Tionghoa. Kulit jeruk dapat diolah dengan cara tertentu

menjadi manisan atau selai (marmalade). Cairan buah jeruk banyak

mengandung vitamin C.

2. Buah Jeruk merupakan salah satu ciri khas dari desa Sihubu Raya. Produksi

dan kualitas Jeruk manis dari desa Sihubu Raya cukup baik sehingga


(18)

3. Pembangunan ekonomi jeruk manis mencerminkan adanya perubahan nilai

fikir, yaitu yang tadinya diabaikan kini setelah melihat prospek yang

menguntungkan menjadi dibudidayakan sebagai tanaman terbaik bagi desa

Sihubu raya.

4. Adanya perubahan positif yang dirasakan langsung oleh para petani jeruk

manis tiap kali selesai panen dilakukan, yaitu adanya pendapatan tambahan

sehingga dapat mencukupi kualitas kebutuhan diluas sektor pendapatan pokok

mereka.

5. Dampak Budidaya jeruk manis yang secara perlahan- lahan mengalami

perubahan dalam sektor distribusi karena angka kecukupan konsumen tiap

tahunnya naik secara berskala.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis

ingin menyampaikan beberapa saran tentang Dampak Budidaya Jeruk Manis

(Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat Sihubu Raya Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010), yaitu :

1. Hendaknya Pemerintah dan para petani memperhatikan dan tetap menjaga

kelestarian lingkungan sehingga setiap hasil panen termaksud jeruk manis

memiliki kualitas yang baik, karena kita ketahui bahwa buah- buahan

memiliki peranan penting dalam perniagaan pangsa pasar.

1. Hendaknya pemerintah memperhatikan kecamatan Raya lebih memperhatikan

daerah yang menjadi pemasok rambutan yang paling besar di Kecamatan Raya


(19)

lingkungan senantiasa dijaga dan oleh- oleh ciri khas yang sijadikan ikon

Kecamatan Raya dengan menyandang nama kualitas jeruk manis terbaik.

2. Kepada pemerintah kiranya senantiasa memberikan arahan kepada para petani

jeruk manis ataupun petani lainnya bahkan kepada non petani agar senantiasa

memanfaatkan lahan kosong guna pengembangan usaha agar adanya

penambahan pendapatan secara berskala agar mampu mencukupi kebutuhan

hidup keluarga.

3. Pemerintah hendakanya tetap memperhatikan swadaya masyarakat agar

pengolahan dan pengembangan nilai panen senantiasa meningkat. hal ini dapat

memberi dampak positif bagi daerah yaitu menambah kas/anggaran daerah

sehingga perbaikan-perbaikan guna perkembangan desa tetap terus berjalan

dengan baik.

4. Hendaknya pemerintah tetap mempromosikan jeruk manis yang terbaik agar


(20)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1994). Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius Adiningsih,( 2003). Teori Ekonomi Mikro. Medan

Agromedia. (2009). Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta: PT. Agromedia

Daniel, Moehar. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara Koentjaraningrat. (1983). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT. Gramedia Kotler.( 2011). Konsep-Konsep Pemasaran. Jakarta. Bina Aksara

Keller, Kotler. (2008). Manejemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Marbun, B. (1986). Kekeuatan Dan Kelemahan Perusahaan Kecil. Jakarta.: Balai Pustaka

Nasikum. (1992). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan pembangunan Daerah. Yogyakarta

Nopirin,(2001). Pengantar Ilmu ekonomi Makro dan Mikro.Medan

Pandojo, Heidrihman. (1982). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Paulus. (2003). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Gravindo

Plank, Ulrich. (1993). Sosiologi Pertanian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Prinsip-Prinsip Ilmu Ekonomi.

2003.Jakarta

Pracaya.(1992). Jeruk Manis .Jakarta. Penebar Swadaya Reinjtjes, M. (1999). Pola Praktis Bertanam.yogyakarta

Rukmana, Nikola.(1996). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara Safari. (1982). Bertanam Jeruk Manis. Jakarta: Penebar Swadaya

Sunarjono, Hendro. (2010). Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya

Sudibyo, Bambang. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

Suparmako. (2001). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta:

Soekanto,Soejono.(1990). Sosiologi Satu Pengantar. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Tohir, Kaslan. (1982), Seutai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Jakarta: Bina Aksara


(21)

Internet:

http://www.blogspot.com/2010 06 01 archive.html (diakses 12 Juni 2012, pukul 10.45 Wib)

Sumber:

Hasil Wawancara


(1)

F. Manfaat Penelitian

1. Menambah wawasan tentang latar belakang budidaya jeruk manis di desa Sihubu Raya Kecamatan Raya

2. Dapat memperkaya informasi bagi masyarakat atau akademi Unimed mengenai budidaya jeruk manis di Desa Sihubu Raya 3. Menjadi masukan bagi pemerintah daerah sebagai penggambil

kebijakan dalam rangka peningkatan kesejahteraan petani, kondisi petani di daerahnya khususnya daerah yang berada jauh dari pusat pemerintahan Desa Sihubu Raya.

4. Menambah literatur dalam penulisan sejarah pertanian khususnya budidaya jeruk manis.

5. Menambah wawasan penulis dan menambah perbendaharaan ilmu penulis.

6. Sebagai bahan masukan bagi lembaga pendidikan umumnya dan Unimed khususnya.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis tentang Dampak Budidaya Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010), maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Jeruk Manis (Citrus Aurantium ) merupakan tanaman holtikultura buah tropis yang memiliki banyak keuntungan dan manfaat tertentu, baik itu bagi kesehatan karena pohon maupun buahnya dapat digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan disamping itu dapat diusahakan sebagai usaha komersial yang sistem hasilnya secara mingguan/bulanan. Buah jeruk memiliki kulit berwarna hijau hingga jingga dan daging buahnya mengandung banyak air. Sari buah jeruk merupakan minuman hasil perasan jeruk yang populer. Kulit buah jeruk biasa dikeringkan dan diolah menjadi bahan obat dan biasanya dipakai dalam ramuan herbal atau jamu tradisional Tionghoa. Kulit jeruk dapat diolah dengan cara tertentu menjadi manisan atau selai (marmalade). Cairan buah jeruk banyak mengandung vitamin C.

2. Buah Jeruk merupakan salah satu ciri khas dari desa Sihubu Raya. Produksi dan kualitas Jeruk manis dari desa Sihubu Raya cukup baik sehingga pemasaran buah jeruk di kecamatan Raya mampu bersaing di pasar nasional.


(3)

3. Pembangunan ekonomi jeruk manis mencerminkan adanya perubahan nilai fikir, yaitu yang tadinya diabaikan kini setelah melihat prospek yang menguntungkan menjadi dibudidayakan sebagai tanaman terbaik bagi desa Sihubu raya.

4. Adanya perubahan positif yang dirasakan langsung oleh para petani jeruk manis tiap kali selesai panen dilakukan, yaitu adanya pendapatan tambahan sehingga dapat mencukupi kualitas kebutuhan diluas sektor pendapatan pokok mereka.

5. Dampak Budidaya jeruk manis yang secara perlahan- lahan mengalami perubahan dalam sektor distribusi karena angka kecukupan konsumen tiap tahunnya naik secara berskala.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran tentang Dampak Budidaya Jeruk Manis (Citrus Aurantium) Terhadap Perekonomian Masyarakat Sihubu Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun (1985-2010), yaitu :

1. Hendaknya Pemerintah dan para petani memperhatikan dan tetap menjaga kelestarian lingkungan sehingga setiap hasil panen termaksud jeruk manis memiliki kualitas yang baik, karena kita ketahui bahwa buah- buahan memiliki peranan penting dalam perniagaan pangsa pasar.

1. Hendaknya pemerintah memperhatikan kecamatan Raya lebih memperhatikan daerah yang menjadi pemasok rambutan yang paling besar di Kecamatan Raya sehingga kualitas dan kenikmatan rasa tetap terjamin karena kelestarian


(4)

lingkungan senantiasa dijaga dan oleh- oleh ciri khas yang sijadikan ikon Kecamatan Raya dengan menyandang nama kualitas jeruk manis terbaik. 2. Kepada pemerintah kiranya senantiasa memberikan arahan kepada para petani

jeruk manis ataupun petani lainnya bahkan kepada non petani agar senantiasa memanfaatkan lahan kosong guna pengembangan usaha agar adanya penambahan pendapatan secara berskala agar mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarga.

3. Pemerintah hendakanya tetap memperhatikan swadaya masyarakat agar pengolahan dan pengembangan nilai panen senantiasa meningkat. hal ini dapat memberi dampak positif bagi daerah yaitu menambah kas/anggaran daerah sehingga perbaikan-perbaikan guna perkembangan desa tetap terus berjalan dengan baik.

4. Hendaknya pemerintah tetap mempromosikan jeruk manis yang terbaik agar ciri khas dari kecamatan Raya selalu di ingat banyak orang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. (1994). Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius Adiningsih,( 2003). Teori Ekonomi Mikro. Medan

Agromedia. (2009). Budidaya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta: PT. Agromedia

Daniel, Moehar. (2004). Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara Koentjaraningrat. (1983). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta. PT. Gramedia Kotler.( 2011). Konsep-Konsep Pemasaran. Jakarta. Bina Aksara

Keller, Kotler. (2008). Manejemen Pemasaran. Jakarta: Indeks.

Marbun, B. (1986). Kekeuatan Dan Kelemahan Perusahaan Kecil. Jakarta.: Balai Pustaka

Nasikum. (1992). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan pembangunan Daerah. Yogyakarta

Nopirin,(2001). Pengantar Ilmu ekonomi Makro dan Mikro.Medan

Pandojo, Heidrihman. (1982). Pengantar Ekonomi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE

Paulus. (2003). Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Raja Gravindo

Plank, Ulrich. (1993). Sosiologi Pertanian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Prinsip-Prinsip Ilmu Ekonomi.

2003.Jakarta

Pracaya.(1992). Jeruk Manis .Jakarta. Penebar Swadaya Reinjtjes, M. (1999). Pola Praktis Bertanam.yogyakarta

Rukmana, Nikola.(1996). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara Safari. (1982). Bertanam Jeruk Manis. Jakarta: Penebar Swadaya

Sunarjono, Hendro. (2010). Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta: Penebar Swadaya

Sudibyo, Bambang. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

Suparmako. (2001). Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Yogyakarta:

Soekanto,Soejono.(1990). Sosiologi Satu Pengantar. Jakarta: Universitas Indonesia.

Sjamsuddin, Helius. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Tohir, Kaslan. (1982), Seutai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Jakarta: Bina Aksara


(6)

Internet:

http://www.blogspot.com/2010 06 01 archive.html (diakses 12 Juni 2012, pukul

10.45 Wib) Sumber:

Hasil Wawancara