PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.
PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS
LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA,
BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS
Oleh:
Magda Dwi H. Simanjuntak
NIM 4103331028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
i
RIWAYAT HIDUP
Magda Dwi Hartati dilahirkan di Palipi Kabupaten Samosir pada tanggal 7 Mei
1992. Ayah bernama Haratua Simanjuntak dan ibu bernama Dasmawati
Situmorang, merupakan anak Kedua dari empat bersaudara. Penulis memulai
pendidikannya pada tahun 1998 di SD SW. ST. THOMAS 3 Palipi dan lulus pada
tahun. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Tebing
Tinggi dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melajutkan sekolah ke
SMA Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur
SLMPTN.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala Rahmat dan Berkat yang memberikan nikmat dan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius
Learning Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA Pada Pokok Bahasan
Reaksi Redoks”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr.
Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar M. Silitonga, M.S, Drs. Rahmat Nauli,
M.Si, dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si yang telah memberikan masukan
dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai
dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak
Prof. Dr.Albinus Silalahi, M.S selaku dosen penasehat akademik dan kepada
seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Penulis Juga ingin mengucapkan terimakasih kepada : kedua orang tua
penulis, Drs. Haratua Simanjuntak dan Dasmawati Situmorang, motivator terbesar
yang senantiasa berdoa dukungan tenaga, moril maupun material kepada penulis
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga penulis ucapkan
kepada Kakak penulis Dormian Simanjuntak, Adik penulis Lastri Afrina
Simanjuntak, dan Romasta Uli Simanjuntak yang menjadi sumber semangat dan
motivasi bagi penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
keluarga besar Simanjuntak dan keluarga besar Situmorang yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
v
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Bintang
Sartika, Ruth Ade Putri, Alm. Juniar Saragih, Apri Yosiana, Renata Hutagalung,
Margaretha Aurelia, Jusni Indah, Agus Mienda, Rosanna Farida, Irma Novita,
Desny Yuni, Winda Petra, Eka Sari, Jenri Limbong, dan Chandra Silaen yang
selalu memberikan motivasi, memberi saran, menjadi sumber inspirasi, dan
menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Kimia Ekstensi 2010
yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik
selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2014
Penulis
Magda Dwi H. Simanjuntak
iii
Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius Learning dengan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa
SMA pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks
Magda Dwi H.S. (NIM 4103331028)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia, berpikir
kritis, dan kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran
Genius Learning dengan model pembelajaran PBL (problem based learning) pada
pokok bahasan reaksi redoks. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Advent Air Bersih. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
sampel jenuh / sampel total dimana, sampel diambil dari semua kelas. Total
keseluruhan terdapat 2 kelas, kelas pertama sebagai Kelas eksperimen 1 yang
diajarkan dengan menggunakan Genius Learning Strategi dengan model
pembelajaran PBL, sedangkan kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2 diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk
mengukur kemampuan siswa digunakan Instrumen tes hasil belajar yang disusun
dalam bentuk objective test dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah
dianalisis dan dinyatakan memenuhi syarat uji validitas isi. Sedangkan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa digunakan
lembar observasi penilaian sikap. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil
belajar, kemampuan berpikir kritis, dan kerjasama siswa kedua kelompok sampel
diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok sampel
yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji t-test uji dua pihak. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa (thitung
= 2,30), uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa (thitung = 2,23), dan uji
hipotesis sikap kerjasama (thitung = 3,33) dimana ttabel = 1,979 untuk α = 0.05 dan
dk = 58. Dengan demikian thitung > 1,979 maka uji hipotesis hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa terima Ha dan tolak Ho. Sehingga
ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran genius learning dengan model pembelajaran
PBL.
Kata Kunci
: Genius Learning, Problem Based Learning
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Definisi Operasional
1
5
6
6
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Aktivitas Belajar
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.4 Keterampilan Berpikir Kritis
2.1.5 Keterampilan Kerjasama
2.1.6 Strategi Pembelajaran
2.1.7 Model Pembelajaran
2.2 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian
9
9
10
11
12
17
19
31
43
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Validitas Tes
3.5.2 Daya Pembeda
3.5.3. Reliabilitas Tes
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1.Uji Normalitas
3.6.2.Uji Homogenitas
3.6.3.Uji Hipotesis
48
48
48
49
52
52
53
54
54
54
55
55
vii
3.6.4.Uji Korelasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2.Uji Homogenitas
4.2.3.Uji Hipotesis
4.2.4.Uji Korelasi
57
58
58
59
59
65
66
68
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
78
78
DAFTAR PUSTAKA
80
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
14
Tabel 2.2 Pemasukan Informasi Untuk Masing-Masing Gaya Belajar
26
Tabel 2.3 The Multiple Inteligence Menu
28
Tabel 2.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
49
Tabel 4.1 Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pre-Test Post-Test 60
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Pertemuan
61
Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Berpikir Kritis
62
Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siawa Tiap Pertemuan
63
Tabel 4.5 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kerjasama Siswa
64
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pre-Test Post-Test
65
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Berpikir Kritis Siswa
65
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kerjasama Siswa
66
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
67
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Berpikir Kritis Siswa
67
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Kerjasama Siswa
68
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Data Post-Test
68
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Data Berpikir Kritis Siswa
69
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Data Kerjasama Siswa
70
Tabel 4.15 Data Hubungan Hasil Belajar dengan Kemampuan Kerjasama 71
Tabel 4.16 Deskriptif Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan
Kerjasama siswa
76
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
50
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa
59
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis pada
Tiap Pertemuan
61
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Berpikir Kritis
62
Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kerjasama Setiap Pertemuan
63
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama
64
Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir kritis dan
Kerjasama Siswa
76
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran
87
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa
120
Lampiran 4. Peta Konsep Reaksi Redoks
127
Lampiran 5. Instrumen Penelitian Sebelum Validasi
128
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Validasi
135
Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Validasi
146
Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi
169
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Karakter Siswa
175
Lampiran 10.Data Validitas Butir Tes
178
Lampiran 11.Perhitungan Validitas Tes
179
Lampiran 12.Data Reliabilitas Tes
182
Lampiran 13.Perhitungan Reliabilitas Tes
183
Lampiran 14.Data Daya Pembeda Tes
186
Lampiran 15.Perhitungan Daya PEmbeda Tes
187
Lampiran 16.Data Pre-Test dan Post-Test
189
Lampiran 17.Perhitungan Standar Deviasi
191
Lampiran 18.Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
193
Lampiran 19.Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
197
Lampiran 20.Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
199
Lampiran 21.Lembar Observasi Penilaian Karakter Siswa
202
Lampiran 22.Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
206
Lampiran 23.Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Berpikir Kritis
Siswa
207
Lampiran 24.Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis
208
Lampiran 25.Uji Homogenitas Berpikir Kritis Siswa
210
Lampiran 26.Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
212
Lampiran 27.Tabulasi Data Sikap Kerjasama Siswa
214
Lampiran 28.Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Kerjasama Siswa 215
xi
Lampiran 29.Uji Normalitas Sikap Kerjasama Siswa
216
Lampiran 30.Uji Homogenitas Sikap Kerjasama Siswa
218
Lampiran 31.Uji Hipotesis Sikap Kerjasama Siswa
220
Lampiran 32.Uji Analisis Korelasi Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan
Kerjasama Siswa
222
Lampiran 33.Data Hubungan Antara Hasil Belajar dan Berpikir Kritis
223
Lampiran 34.Data Hubungan Hasil Belajar dan Kerjasama
227
Lampiran 35.Tabel Product Moment
231
Lampiran 36. Tabel Chi Kuadrat
232
Lampiran 37. Tabel T
233
Lampiran 38. Tabel F
234
Lampiran 39. Dokumentasi Penelitian
235
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu proses dalam rangka membina peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan. Masalah
yang dihadapi di dunia pendidikan selalau dihubungkan dengan kuantitas, kualitas
dan relevansinya dengan dunia kerja. Fungsi pendidikan adalah membimbing
anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah
usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu (Sardiman,
2008). Sejalan dengan itu Hamalik (2001) mengatakan bahwa : Suatu hasil
pendidikan dikatakan tinggi mutunya apabila pengetahuan sikap dan keterampilan
yang dimiliki lulusan kelak berguna bagi pengembangan selanjutnya baik bagi
lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di masyarakat.
Menurut Muijs dan Reynold (2008), siswa akan memahami pelajaran bila
siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dari hal-hal yang
diinderanya. Pada kenyataannya, selama ini guru masih belum maksimal dalam
melakukan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat banyak
guru yang mengajar hanya dengan menyampaikan materi kepada siswa, sehingga
proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru dan siswa bertindak pasif
dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru
belum sempurna dalam menerapkan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru mata pelajaran kimia di SMA Advent Air Bersih Medan, data hasil belajar
kimia siswa yang dicapai pada umumnya rendah. Fakta ini diperoleh dari data
penilaian ujian semester untuk kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai antara 60-80
dan nilai rata-rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 70.
Rendahnya ketercapaian hasil pembelajaran terjadi diantaranya disebabkan
oleh cara pengajaran guru yang masih konvensional cenderung menggunakan
2
metode mengajar dengan ceramah. Dengan metode ceramah, guru menjadi pusat
pembelajaran dan siswa menjadi subjek penerima pembelajaran saja. Metode
pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif dan merasa jenuh dengan
pembelajaran yang diberikan. Sehingga hasil pembelajaran yang didapat menjadi
tidak maksimal.
Berdasarkan pengalaman pada saat observasi yang dilaksanakan disekolah
SMA Advent Air Bersih maka perlu diterapkan suatu strategi belajar yang
dipadukan dengan model pembelajaran kimia yang mengajak siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran. Penerapan strategi belajar Genius Learning dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan model
alternative yang diharapkan dapat mengaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, siswa dapat mengerjakan soal-soal secara
sturktur (dari tingkat yang rendah sampai tingkat yang rumit) dengan baik, saling
berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan
masalah. Sehingga siswa tidak ada yang pasif dalam menyelesaikan masalah
pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Selain itu
dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat menanamkan karakter
siswa untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, dan dapat berinteraksi dengan baik
dengan sesama.
Pada dasarnya setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan inteligensi, psikologis, pengaruh lingkungan sekitar,
bahkan teknik-teknik yang digunakan oleh tiap siswa. Pembelajaran konvensional
tidak memungkinkan siswa untuk dapat memahami kekuatan dan kelemahan dari
masing-masing pribadi karena cenderung kurang mengeksplorasi kemampuan tiap
siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa malas untuk belajar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar dan
keaktifan peserta didik adalah dengan memberikan motivasi dan ekspektasi yang
tinggi. Tingkat ekspektasi yang kita berikan kepada siswa akan memiliki nilai
yang berbanding lurus dengan prestasi hasil belajar, jika tingkat ekspektasi siswa
3
tinggi terhadap pelajaran maka akan seiring dengan peningkatan prestasi dan
sebaliknya. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran dengan rangkaian
pendekatan praktis dalam pembelajaran dengan strategi Genius Learning. Tujuan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Genius Learning pada intinya adalah
bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan
menyenangkan. Strategi pembelajaran Genius Learning dalam penerapan dan
hasilnya diharapkan dapat membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan serta
kelebihan potensi yang mereka miliki yang dapat dikembangkan.
Usaha lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa selain menggunakan
strategi pembelajaran yang tepat juga dapat dilakukan dengan memadukan strategi
belajar dengan model pembelajaran yang tepat dan efektif, misalnya dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning.
Menurut Arends dalam Trianto (2011) model problem based learning adalah
model pembelajaran dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana
peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan
akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Penguasaan
materi secara bermakna oleh siswa yang dilakukan dengan menampilkan materi
ajar dalam bentuk masalah dapat mendorong dan melatih siswa untuk berpikir
secara ilmiah.
Ilmu Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) tersulit dan membosankan bagi kebanyakan siswa menengah. Pengalaman
pendidikan yang sering dihadapi oleh guru-guru kimia di SMA adalah
kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran kimia sebagai mata pelajaran
yang sulit., sehingga sisw sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam
mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang kurang
menarik dan membosankan, akhirnya terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa.
Sebagai akibat dari merasa sulit tersebut maka pelajaran kimia menjadi tidak
4
menarik lagi bagi kebanyakan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil
belajar.
Hasil penelitian dengan menerapkan strategi Genius Learning telah
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, diantaranya hasil penelitian yang
dilakukan Devi (2011) yang meneliti pengaruh genius strategi learning dalam
pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 5 Padang diperoleh hasil bahwa
dengan pembelajaran yang menggunakan strategi Genius Learning ini terlihat
siswa bersemangat dalam proses pembelajaran, siswa mempunyai konsep yang
terarah mengenai materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Terbukti dari hasil postest yang diberikan siswa dapat menjawab 6 dari 7
pertanyaan yang diberikan dengan benar. Sehingga diperoleh nilai akhir 90.
Penelitian lain dilakukan oleh Indah (2012) dengan penerapan genius learning
strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di SDN Surabaya
diperoleh hasil belajar yang sangat baik dimana nilai ketercapaian aktivitas guru
mencapai 93,75 dan nilai rata-rata menulis puisi bebas pada siswa siswi kelas V
SD meningkat menjadi 71,8 dan persentase ketuntasan sebanyak 60%. Penelitian
juga dilakukan oleh Hozali (2012) terhadap siswa di SMK N 3 Surabaya. Hasil
penelitian yang didapat adalah perhitungan keseluruhan aktivitas siswa sebesar
82,375% sehingga dikategorikan sangat baik. Penelitian ini menerapkan genius
learning berbasis multiple intelligences yang memungkinkan siswa dengan
kecerdasan berbeda dapat memaksimalkan kemampuan mereka masing-masing.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Henok Siagian (2012)yang meneliti pengaruh
penggunaan strategi pembelajaran Genius learning terhadap hasil belajar fisika
siswa kelas X SMAN 1 Pancur Batu menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat, dimana rata-rata pretes adalah 36.13 meningkat menjadi rata-rata nilai
76,63 pada postes.
Selain penelitian dengan menggunakan strategi genius learning, juga
dilakukan penelitian mengenai pembelajaran berbasis masalah yang sudah
dilakukan diantaranya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrah (2013) di SMA
Negeri 1 Tanjung Tiram, telah membuktikan pembelajaran berbasis masalah
5
dengan media MS Frontpage pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit yaitu hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran
berbasis masalah dengan media media MS Frontpage lebih tinggi 14% dari hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan media
charta. Hal ini sejalan dengan penelitian Haani (2010) pada siswa SMA Swasta
YAPIM Medan pokok bahasan struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap
hasil belajar dan peningkatan kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata postes siswa yaitu pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran problem based learning memiliki nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model konvensional. Nilai
rata-rata postes pada kelas eksperimen adalah 21,24 sedangkan rata-rata nilai
postes kelas kontrol adalah 14,09.
Penerapan strategi Genius Learning dengan Metode Belajar Berbasis
Masalah dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat membangkitkan
motivasi dan minat belajar siswa agar merasa tertarik pada bidang studi kimia dan
tertarik mempelajarinya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran
Genius Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA pada
Pokok Bahasan Reaksi Redoks”
1.2.
Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
ruang lingkup dalam penelitian
ini adalah strategi pembelajaran yang
diintegrasikan dengan model pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar kimia siswa aspek kognitif dan afektif.
6
1.3.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model
pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning
dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan
menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model
pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
1.4. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan
diteliti yaitu:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Genius Learning dengan
model pembelajaran Problem Based Learning
2. Materi pembelajaran yang digunakan yaitu pokok bahasan Reaksi
Reduksi-Oksidasi
3. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X semester genap SMA Advent
Air Bersih Medan tahun pelajaran 2013/2014.
7
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan
model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius
Learning
dengan
model
pembelajaran
problem
based
learning
dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi
redoks.
3. Untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan
model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks.
1.6.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat yaitu:
1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai strategi dan metode pengajaran
alternative, sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat
meningkat dan siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi strategi dan metode alternative
pembelajaran dalam meningkatkan
peran aktif siswa selama proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat saat diskusi berlangsung serta melatih siswa bekerja sama,
sehingga siswa menjadi senang selama pembelajaran.
3. Bagi sekolah, memberi wacana baru untuk menerapkan metode
pembelajaran yang lebih tepat.
8
1.7.
Definisi Operasional
1. Genius Learning Strategy adalah suatu rangkaian pendekatan praktis
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang memiliki delapan tahap
pembelajaran yaitu menciptakan suasana kondusif, menghubungkan,
gambaran besar, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktivasi,
demonstrasi, serta ulangi dan jangkarkan. Genius Learning membantu
anak didik untuk bisa mengembangkan kelebihan mereka sesuai dengan
gaya belajar masing-masing karena proses pembelajaran yang terbaik yang
dapat diberikan kepada para siswa adalah suatu proses yang diawali
dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik.
2. Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. PBL merupakan model
pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk belajar bagaimana
belajar.
Bekerja
secara
kelompok
untuk
mencapai
solusi
dari
permasalahan dunia nyata. Masalah diberikan kepada peserta didik
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang akan dipecahkan. Model pembelajaran berbasis
masalah digunakan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalahmasalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik
yang diharapkan dapat menambah ketrampilan peserta didik dalam
pencapaian materi pembelajaran.
3. Berpikir kritis adalah sebuah proses aktif dan cara berpikir secara teratur
atau sistematis untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga
membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau
pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukkan keinginan atau
motivasi untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman (Surya,
2013).
LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA,
BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS
Oleh:
Magda Dwi H. Simanjuntak
NIM 4103331028
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
i
i
RIWAYAT HIDUP
Magda Dwi Hartati dilahirkan di Palipi Kabupaten Samosir pada tanggal 7 Mei
1992. Ayah bernama Haratua Simanjuntak dan ibu bernama Dasmawati
Situmorang, merupakan anak Kedua dari empat bersaudara. Penulis memulai
pendidikannya pada tahun 1998 di SD SW. ST. THOMAS 3 Palipi dan lulus pada
tahun. Pada tahun 2004 penulis melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 1 Tebing
Tinggi dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melajutkan sekolah ke
SMA Negeri 1 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2010,
penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan melalui Jalur
SLMPTN.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala Rahmat dan Berkat yang memberikan nikmat dan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius
Learning Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA Pada Pokok Bahasan
Reaksi Redoks”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia,
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr.
Marham Sitorus, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis sejak awal penelitian
sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Bapak Drs. Pasar M. Silitonga, M.S, Drs. Rahmat Nauli,
M.Si, dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si yang telah memberikan masukan
dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini mulai dari awal penelitian sampai
dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada bapak
Prof. Dr.Albinus Silalahi, M.S selaku dosen penasehat akademik dan kepada
seluruh bapak dan ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA Unimed
yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan.
Penulis Juga ingin mengucapkan terimakasih kepada : kedua orang tua
penulis, Drs. Haratua Simanjuntak dan Dasmawati Situmorang, motivator terbesar
yang senantiasa berdoa dukungan tenaga, moril maupun material kepada penulis
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih juga penulis ucapkan
kepada Kakak penulis Dormian Simanjuntak, Adik penulis Lastri Afrina
Simanjuntak, dan Romasta Uli Simanjuntak yang menjadi sumber semangat dan
motivasi bagi penulis. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
keluarga besar Simanjuntak dan keluarga besar Situmorang yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
v
Terimakasih juga disampaikan kepada sahabat-sahabat terbaikku: Bintang
Sartika, Ruth Ade Putri, Alm. Juniar Saragih, Apri Yosiana, Renata Hutagalung,
Margaretha Aurelia, Jusni Indah, Agus Mienda, Rosanna Farida, Irma Novita,
Desny Yuni, Winda Petra, Eka Sari, Jenri Limbong, dan Chandra Silaen yang
selalu memberikan motivasi, memberi saran, menjadi sumber inspirasi, dan
menghibur penulis untuk menghilangkan kejenuhan dalam penyusunan skripsi.
Ucapan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan Kimia Ekstensi 2010
yang memberi semangat dan sudah penulis anggap sebagai keluarga terbaik
selama studi 4 tahun di UNIMED.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, September 2014
Penulis
Magda Dwi H. Simanjuntak
iii
Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Genius Learning dengan
Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil
Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa
SMA pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks
Magda Dwi H.S. (NIM 4103331028)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia, berpikir
kritis, dan kerjasama siswa yang dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran
Genius Learning dengan model pembelajaran PBL (problem based learning) pada
pokok bahasan reaksi redoks. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
kelas X SMA Advent Air Bersih. Sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan
sampel jenuh / sampel total dimana, sampel diambil dari semua kelas. Total
keseluruhan terdapat 2 kelas, kelas pertama sebagai Kelas eksperimen 1 yang
diajarkan dengan menggunakan Genius Learning Strategi dengan model
pembelajaran PBL, sedangkan kelas kedua sebagai kelas eksperimen 2 diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran PBL. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini terdiri dari dua ranah yaitu kognitif dan afektif. Untuk
mengukur kemampuan siswa digunakan Instrumen tes hasil belajar yang disusun
dalam bentuk objective test dengan jumlah soal sebanyak 20 soal yang telah
dianalisis dan dinyatakan memenuhi syarat uji validitas isi. Sedangkan untuk
mengukur kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa digunakan
lembar observasi penilaian sikap. Sebagai prasyarat uji hipotesis, data hasil
belajar, kemampuan berpikir kritis, dan kerjasama siswa kedua kelompok sampel
diuji normalitas dan homogenitasnya dan diperoleh data kedua kelompok sampel
yang berdistribusi normal dan homogen. Uji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji t-test uji dua pihak. Untuk uji hipotesis hasil belajar siswa (thitung
= 2,30), uji hipotesis kemampuan berpikir kritis siswa (thitung = 2,23), dan uji
hipotesis sikap kerjasama (thitung = 3,33) dimana ttabel = 1,979 untuk α = 0.05 dan
dk = 58. Dengan demikian thitung > 1,979 maka uji hipotesis hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa terima Ha dan tolak Ho. Sehingga
ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan strategi pembelajaran genius learning dengan model pembelajaran
PBL.
Kata Kunci
: Genius Learning, Problem Based Learning
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
viii
ix
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Ruang Lingkup
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Batasan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Definisi Operasional
1
5
6
6
7
7
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Belajar
2.1.2 Pengertian Aktivitas Belajar
2.1.3 Hasil Belajar
2.1.4 Keterampilan Berpikir Kritis
2.1.5 Keterampilan Kerjasama
2.1.6 Strategi Pembelajaran
2.1.7 Model Pembelajaran
2.2 Kerangka Konseptual
2.3 Hipotesis Penelitian
9
9
10
11
12
17
19
31
43
45
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.3 Variabel Penelitian
3.4 Rancangan Penelitian
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Validitas Tes
3.5.2 Daya Pembeda
3.5.3. Reliabilitas Tes
3.6 Teknik Analisis Data
3.6.1.Uji Normalitas
3.6.2.Uji Homogenitas
3.6.3.Uji Hipotesis
48
48
48
49
52
52
53
54
54
54
55
55
vii
3.6.4.Uji Korelasi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Normalitas
4.2.2.Uji Homogenitas
4.2.3.Uji Hipotesis
4.2.4.Uji Korelasi
57
58
58
59
59
65
66
68
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
78
78
DAFTAR PUSTAKA
80
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kritis
14
Tabel 2.2 Pemasukan Informasi Untuk Masing-Masing Gaya Belajar
26
Tabel 2.3 The Multiple Inteligence Menu
28
Tabel 2.4 Peran Guru Dalam Pembelajaran Berbasis Masalah
33
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
49
Tabel 4.1 Rata-Rata, Standar Deviasi dan Varians Data Pre-Test Post-Test 60
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis Tiap Pertemuan
61
Tabel 4.3 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Berpikir Kritis
62
Tabel 4.4 Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama Siawa Tiap Pertemuan
63
Tabel 4.5 Rangkuman Statistik Deskriptif Nilai Kerjasama Siswa
64
Tabel 4.6 Uji Normalitas Data Pre-Test Post-Test
65
Tabel 4.7 Uji Normalitas Data Berpikir Kritis Siswa
65
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Kerjasama Siswa
66
Tabel 4.9 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
67
Tabel 4.10 Uji Homogenitas Data Berpikir Kritis Siswa
67
Tabel 4.11 Uji Homogenitas Data Kerjasama Siswa
68
Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis Data Post-Test
68
Tabel 4.13 Hasil Uji Hipotesis Data Berpikir Kritis Siswa
69
Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis Data Kerjasama Siswa
70
Tabel 4.15 Data Hubungan Hasil Belajar dengan Kemampuan Kerjasama 71
Tabel 4.16 Deskriptif Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir Kritis dan
Kerjasama siswa
76
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
50
Gambar 4.1 Hasil Belajar Siswa
59
Gambar 4.2 Diagram Nilai Rata-Rata Kemampuan Berpikir Kritis pada
Tiap Pertemuan
61
Gambar 4.3 Diagram Perbandingan Rata-Rata Nilai Berpikir Kritis
62
Gambar 4.4 Diagram Nilai Rata-Rata Kerjasama Setiap Pertemuan
63
Gambar 4.5 Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Sikap Kerjasama
64
Gambar 4.6 Diagram Rata-Rata Hasil Belajar, Berpikir kritis dan
Kerjasama Siswa
76
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus
83
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran
87
Lampiran 3. Lembar Kerja Siswa
120
Lampiran 4. Peta Konsep Reaksi Redoks
127
Lampiran 5. Instrumen Penelitian Sebelum Validasi
128
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Sebelum Validasi
135
Lampiran 7. Instrumen Penelitian Setelah Validasi
146
Lampiran 8. Kisi-Kisi Instrumen Setelah Validasi
169
Lampiran 9. Rubrik Penilaian Karakter Siswa
175
Lampiran 10.Data Validitas Butir Tes
178
Lampiran 11.Perhitungan Validitas Tes
179
Lampiran 12.Data Reliabilitas Tes
182
Lampiran 13.Perhitungan Reliabilitas Tes
183
Lampiran 14.Data Daya Pembeda Tes
186
Lampiran 15.Perhitungan Daya PEmbeda Tes
187
Lampiran 16.Data Pre-Test dan Post-Test
189
Lampiran 17.Perhitungan Standar Deviasi
191
Lampiran 18.Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
193
Lampiran 19.Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
197
Lampiran 20.Uji Hipotesis Hasil Belajar Siswa
199
Lampiran 21.Lembar Observasi Penilaian Karakter Siswa
202
Lampiran 22.Tabulasi Data Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
206
Lampiran 23.Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Berpikir Kritis
Siswa
207
Lampiran 24.Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis
208
Lampiran 25.Uji Homogenitas Berpikir Kritis Siswa
210
Lampiran 26.Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
212
Lampiran 27.Tabulasi Data Sikap Kerjasama Siswa
214
Lampiran 28.Perhitungan Varians dan Standar Deviasi Kerjasama Siswa 215
xi
Lampiran 29.Uji Normalitas Sikap Kerjasama Siswa
216
Lampiran 30.Uji Homogenitas Sikap Kerjasama Siswa
218
Lampiran 31.Uji Hipotesis Sikap Kerjasama Siswa
220
Lampiran 32.Uji Analisis Korelasi Hasil Belajar, Berpikir Kritis, dan
Kerjasama Siswa
222
Lampiran 33.Data Hubungan Antara Hasil Belajar dan Berpikir Kritis
223
Lampiran 34.Data Hubungan Hasil Belajar dan Kerjasama
227
Lampiran 35.Tabel Product Moment
231
Lampiran 36. Tabel Chi Kuadrat
232
Lampiran 37. Tabel T
233
Lampiran 38. Tabel F
234
Lampiran 39. Dokumentasi Penelitian
235
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu proses dalam rangka membina peserta didik
supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungan. Masalah
yang dihadapi di dunia pendidikan selalau dihubungkan dengan kuantitas, kualitas
dan relevansinya dengan dunia kerja. Fungsi pendidikan adalah membimbing
anak ke arah suatu tujuan yang kita nilai tinggi. Pendidikan yang baik adalah
usaha yang berhasil membawa semua anak didik kepada tujuan itu (Sardiman,
2008). Sejalan dengan itu Hamalik (2001) mengatakan bahwa : Suatu hasil
pendidikan dikatakan tinggi mutunya apabila pengetahuan sikap dan keterampilan
yang dimiliki lulusan kelak berguna bagi pengembangan selanjutnya baik bagi
lembaga pendidikan yang lebih tinggi maupun di masyarakat.
Menurut Muijs dan Reynold (2008), siswa akan memahami pelajaran bila
siswa aktif sendiri membentuk atau menghasilkan pengertian dari hal-hal yang
diinderanya. Pada kenyataannya, selama ini guru masih belum maksimal dalam
melakukan pengelolaan pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat dilihat banyak
guru yang mengajar hanya dengan menyampaikan materi kepada siswa, sehingga
proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru dan siswa bertindak pasif
dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru
belum sempurna dalam menerapkan pengelolaan kegiatan pembelajaran.
Menurut hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan
guru mata pelajaran kimia di SMA Advent Air Bersih Medan, data hasil belajar
kimia siswa yang dicapai pada umumnya rendah. Fakta ini diperoleh dari data
penilaian ujian semester untuk kelas X T.P 2012/2013 dengan nilai antara 60-80
dan nilai rata-rata kelas 68, sedangkan KKM kimia disekolah ini adalah 70.
Rendahnya ketercapaian hasil pembelajaran terjadi diantaranya disebabkan
oleh cara pengajaran guru yang masih konvensional cenderung menggunakan
2
metode mengajar dengan ceramah. Dengan metode ceramah, guru menjadi pusat
pembelajaran dan siswa menjadi subjek penerima pembelajaran saja. Metode
pembelajaran ini membuat siswa menjadi pasif dan merasa jenuh dengan
pembelajaran yang diberikan. Sehingga hasil pembelajaran yang didapat menjadi
tidak maksimal.
Berdasarkan pengalaman pada saat observasi yang dilaksanakan disekolah
SMA Advent Air Bersih maka perlu diterapkan suatu strategi belajar yang
dipadukan dengan model pembelajaran kimia yang mengajak siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran. Penerapan strategi belajar Genius Learning dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat dijadikan model
alternative yang diharapkan dapat mengaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar. Dalam arti siswa harus aktif, siswa dapat mengerjakan soal-soal secara
sturktur (dari tingkat yang rendah sampai tingkat yang rumit) dengan baik, saling
berinteraksi dengan teman-temannya, saling tukar informasi, dan memecahkan
masalah. Sehingga siswa tidak ada yang pasif dalam menyelesaikan masalah
pelajaran, yang ada adalah untuk menuntaskan materi belajarnya. Selain itu
dengan menggunakan model pembelajaran PBL dapat menanamkan karakter
siswa untuk berpikir kritis, bertanggung jawab, dan dapat berinteraksi dengan baik
dengan sesama.
Pada dasarnya setiap pribadi memiliki gaya belajar yang berbeda-beda
sesuai dengan kemampuan inteligensi, psikologis, pengaruh lingkungan sekitar,
bahkan teknik-teknik yang digunakan oleh tiap siswa. Pembelajaran konvensional
tidak memungkinkan siswa untuk dapat memahami kekuatan dan kelemahan dari
masing-masing pribadi karena cenderung kurang mengeksplorasi kemampuan tiap
siswa, sehingga menyebabkan siswa merasa malas untuk belajar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar dan
keaktifan peserta didik adalah dengan memberikan motivasi dan ekspektasi yang
tinggi. Tingkat ekspektasi yang kita berikan kepada siswa akan memiliki nilai
yang berbanding lurus dengan prestasi hasil belajar, jika tingkat ekspektasi siswa
3
tinggi terhadap pelajaran maka akan seiring dengan peningkatan prestasi dan
sebaliknya. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran dengan rangkaian
pendekatan praktis dalam pembelajaran dengan strategi Genius Learning. Tujuan
pembelajaran dengan strategi pembelajaran Genius Learning pada intinya adalah
bagaimana membuat proses pembelajaran menjadi efektif, efisien, dan
menyenangkan. Strategi pembelajaran Genius Learning dalam penerapan dan
hasilnya diharapkan dapat membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan serta
kelebihan potensi yang mereka miliki yang dapat dikembangkan.
Usaha lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa selain menggunakan
strategi pembelajaran yang tepat juga dapat dilakukan dengan memadukan strategi
belajar dengan model pembelajaran yang tepat dan efektif, misalnya dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning.
Menurut Arends dalam Trianto (2011) model problem based learning adalah
model pembelajaran dengan fokus pemecahan masalah yang nyata, proses dimana
peserta didik melaksanakan kerja kelompok, umpan balik, diskusi, yang dapat
berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan dan laporan
akhir. Dengan demikian peserta didik didorong untuk lebih aktif terlibat dalam
materi pelajaran dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Penguasaan
materi secara bermakna oleh siswa yang dilakukan dengan menampilkan materi
ajar dalam bentuk masalah dapat mendorong dan melatih siswa untuk berpikir
secara ilmiah.
Ilmu Kimia merupakan salah satu bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) tersulit dan membosankan bagi kebanyakan siswa menengah. Pengalaman
pendidikan yang sering dihadapi oleh guru-guru kimia di SMA adalah
kebanyakan siswa menganggap bahwa pelajaran kimia sebagai mata pelajaran
yang sulit., sehingga sisw sudah terlebih dahulu merasa kurang mampu dalam
mempelajarinya. Hal ini mungkin disebabkan oleh penyajian materi yang kurang
menarik dan membosankan, akhirnya terkesan sulit dan menakutkan bagi siswa.
Sebagai akibat dari merasa sulit tersebut maka pelajaran kimia menjadi tidak
4
menarik lagi bagi kebanyakan siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil
belajar.
Hasil penelitian dengan menerapkan strategi Genius Learning telah
dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu, diantaranya hasil penelitian yang
dilakukan Devi (2011) yang meneliti pengaruh genius strategi learning dalam
pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 5 Padang diperoleh hasil bahwa
dengan pembelajaran yang menggunakan strategi Genius Learning ini terlihat
siswa bersemangat dalam proses pembelajaran, siswa mempunyai konsep yang
terarah mengenai materi pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Terbukti dari hasil postest yang diberikan siswa dapat menjawab 6 dari 7
pertanyaan yang diberikan dengan benar. Sehingga diperoleh nilai akhir 90.
Penelitian lain dilakukan oleh Indah (2012) dengan penerapan genius learning
strategi untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi bebas di SDN Surabaya
diperoleh hasil belajar yang sangat baik dimana nilai ketercapaian aktivitas guru
mencapai 93,75 dan nilai rata-rata menulis puisi bebas pada siswa siswi kelas V
SD meningkat menjadi 71,8 dan persentase ketuntasan sebanyak 60%. Penelitian
juga dilakukan oleh Hozali (2012) terhadap siswa di SMK N 3 Surabaya. Hasil
penelitian yang didapat adalah perhitungan keseluruhan aktivitas siswa sebesar
82,375% sehingga dikategorikan sangat baik. Penelitian ini menerapkan genius
learning berbasis multiple intelligences yang memungkinkan siswa dengan
kecerdasan berbeda dapat memaksimalkan kemampuan mereka masing-masing.
Penelitian terakhir dilakukan oleh Henok Siagian (2012)yang meneliti pengaruh
penggunaan strategi pembelajaran Genius learning terhadap hasil belajar fisika
siswa kelas X SMAN 1 Pancur Batu menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
meningkat, dimana rata-rata pretes adalah 36.13 meningkat menjadi rata-rata nilai
76,63 pada postes.
Selain penelitian dengan menggunakan strategi genius learning, juga
dilakukan penelitian mengenai pembelajaran berbasis masalah yang sudah
dilakukan diantaranya, hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitrah (2013) di SMA
Negeri 1 Tanjung Tiram, telah membuktikan pembelajaran berbasis masalah
5
dengan media MS Frontpage pokok bahasan larutan elektrolit dan larutan non
elektrolit yaitu hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran
berbasis masalah dengan media media MS Frontpage lebih tinggi 14% dari hasil
belajar siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional dengan media
charta. Hal ini sejalan dengan penelitian Haani (2010) pada siswa SMA Swasta
YAPIM Medan pokok bahasan struktur atom menunjukkan peningkatan terhadap
hasil belajar dan peningkatan kemampuan penalaran berpikir kritis siswa dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata postes siswa yaitu pada kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran problem based learning memiliki nilai rata-rata yang lebih
tinggi daripada kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model konvensional. Nilai
rata-rata postes pada kelas eksperimen adalah 21,24 sedangkan rata-rata nilai
postes kelas kontrol adalah 14,09.
Penerapan strategi Genius Learning dengan Metode Belajar Berbasis
Masalah dalam kegiatan belajar mengajar diharapkan dapat membangkitkan
motivasi dan minat belajar siswa agar merasa tertarik pada bidang studi kimia dan
tertarik mempelajarinya.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, peneliti tertarik melakukan
suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran
Genius Learning dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Hasil Belajar Kimia, Berpikir Kritis dan Kerjasama Siswa SMA pada
Pokok Bahasan Reaksi Redoks”
1.2.
Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
ruang lingkup dalam penelitian
ini adalah strategi pembelajaran yang
diintegrasikan dengan model pembelajaran dan pengaruhnya terhadap hasil
belajar kimia siswa aspek kognitif dan afektif.
6
1.3.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model
pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning
dengan model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil
belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan
menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan model
pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar kimia
siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran problem
based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?
1.4. Batasan Masalah
Agar peneliti lebih terarah, penulis membuat batasan masalah yang akan
diteliti yaitu:
1. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah Genius Learning dengan
model pembelajaran Problem Based Learning
2. Materi pembelajaran yang digunakan yaitu pokok bahasan Reaksi
Reduksi-Oksidasi
3. Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas X semester genap SMA Advent
Air Bersih Medan tahun pelajaran 2013/2014.
7
1.5.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan
model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks?.
2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius
Learning
dengan
model
pembelajaran
problem
based
learning
dibandingkan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran problem based learning pada pokok bahasan reaksi
redoks.
3. Untuk mengetahui perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Genius Learning dengan
model pembelajaran problem based learning dibandingkan hasil belajar
kimia siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
problem based learning pada pokok bahasan reaksi redoks.
1.6.
Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat member manfaat yaitu:
1. Bagi Guru, dapat dijadikan sebagai strategi dan metode pengajaran
alternative, sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dapat
meningkat dan siswa menjadi termotivasi dalam belajar.
2. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi strategi dan metode alternative
pembelajaran dalam meningkatkan
peran aktif siswa selama proses
pembelajaran dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan
pendapat saat diskusi berlangsung serta melatih siswa bekerja sama,
sehingga siswa menjadi senang selama pembelajaran.
3. Bagi sekolah, memberi wacana baru untuk menerapkan metode
pembelajaran yang lebih tepat.
8
1.7.
Definisi Operasional
1. Genius Learning Strategy adalah suatu rangkaian pendekatan praktis
dalam meningkatkan hasil pembelajaran yang memiliki delapan tahap
pembelajaran yaitu menciptakan suasana kondusif, menghubungkan,
gambaran besar, tetapkan tujuan, pemasukan informasi, aktivasi,
demonstrasi, serta ulangi dan jangkarkan. Genius Learning membantu
anak didik untuk bisa mengembangkan kelebihan mereka sesuai dengan
gaya belajar masing-masing karena proses pembelajaran yang terbaik yang
dapat diberikan kepada para siswa adalah suatu proses yang diawali
dengan menggali dan mengerti kebutuhan anak didik.
2. Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebuah model pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual
sehingga merangsang peserta didik untuk belajar. PBL merupakan model
pembelajaran yang merangsang peserta didik untuk belajar bagaimana
belajar.
Bekerja
secara
kelompok
untuk
mencapai
solusi
dari
permasalahan dunia nyata. Masalah diberikan kepada peserta didik
sebelum peserta didik mempelajari konsep atau materi yang berkenaan
dengan masalah yang akan dipecahkan. Model pembelajaran berbasis
masalah digunakan dengan adanya pemberian rangsangan berupa masalahmasalah yang kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh peserta didik
yang diharapkan dapat menambah ketrampilan peserta didik dalam
pencapaian materi pembelajaran.
3. Berpikir kritis adalah sebuah proses aktif dan cara berpikir secara teratur
atau sistematis untuk memahami informasi secara mendalam, sehingga
membentuk sebuah keyakinan kebenaran informasi yang didapat atau
pendapat yang disampaikan. Proses aktif menunjukkan keinginan atau
motivasi untuk menemukan jawaban dan mencapai pemahaman (Surya,
2013).