PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDUKSI OKSIDASI

i

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis Dan Kerjasama Siswa Yang
Dibelajarkan Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based
Learning Dan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment
Division Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi”. Adapun penyusunan
skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan bimbingan, pengarahan, saran motivasi dan
waktunya kepada penulis sejak awal perencanaan penelitian sampai dengan
selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu
Dra. Gulmah Sugiharti, M.Pd, Bapak Drs. Kawan Sihombing, M.Si, dan Bapak
Drs. Ajat Sudrajat, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan

dan saran-saran demi perbaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Ibu Dra.
Murniaty Simorangkir, M.S selaku dosen penasehat akademik dan kepada seluruh
bapak dan ibu dosen staff pegawai jurusan kimia yang telah memberikan ilmu
pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 5 Tanjungbalai dan Ibu Lely
Yanti, S.Pd selaku guru kimia serta siswa-siswi kelas X3 dan X5 yang telah
banyak membantu penulis selama penelitian berlangsung.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua
saya, yaitu ayahanda Kasmir dan ibunda Saodah Sinaga

yang telah banyak

mencucurkan keringat dan rela berkorban demi menyekolahkan penulis

dan

selalu mendoakan penulis sehingga dapat memperoleh gelar sarjana. Terimakasih
juga penulis sampaikan kepada adik-adik tercinta (Sri Andryani, Mhd. Suganda
dan Nazwa Hayati) yang selalu memotivasi dan memberikan semangat serta


v

terima kasih kepada Tulang penulis Yudi Ardiansyah yang selalu memberikan
nasehat dukungan dan selalu ada saat penulis membutuhkan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan seperjuangan, yaitu
mahasiswa Pendidikan Kimia 2010 B yang telah memberi warna dalam
kehidupan, mengajarkan kedewasaan, dan memberikan kebahagiaan, khususnya
kepada sahabat-sahabat tercinta Aevi, Attun, Ratih, Dina, Rena, Jannah, Nissa,
Nadya, Elisa, Ika yang selalu ada saat bahagia dan rela memberikan pundaknya
ketika penulis dalam kesedihan. Terima kasih buat teman seperjuangan
Mhd Syahrianda yang selalu ada dan setia membantu penulis dari awal
penyusunan sampai selesainya penulisan skripsi. Ucapan terima kasih kepada
sahabat penulis Rinda, Ummy dan Zai yang telah meluangkan waktu dan
membantu penulis selama penelitan berlangsung. Terimakasih juga penulis
sampaikan kepada saudara dan adik penulis di Gg, Pisang No 5 (Daulay, Maddah,
Fuji, Weny, Imus, sarah dan betty) dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan motivasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi,

susunan maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan,
Penulis

Sri Rezeki
NIM 4101331004

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA
SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS
ACHIEVMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN
REAKSI REDUKSI OKSIDASI
Sri Rezeki (NIM 4101331004)
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dan model
pembelajaran kooperatif tipe student teams achievement division, pada pokok
bahasan reaksi reduksi oksidasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 5
Tanjungbalai yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
random sampling atau probability sampling yaitu secara undian diambil 2 kelas
dari 6 kelas yaitu kelas X3sebagai kelas eksperimen I dan kelas X5 sebagai kelas
eksperimen II. Sampel penelitian kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II
masing-masing berjumlah 30 orang. Instrumen yang digunakan adalah instrument
test dan instrument nontest. Instrument test digunakan untuk mengetahui hasil
belajar siswa berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda berjumlah 20 soal
sedangkan instrument nontest digunakan untuk mengetahui kemampuan berpikir
kritis dan kerjasama siswa berupa lembar observasi penilaian sikap yang terdiri
dari masing-masing 3 indikator dan setiap indikator memiliki 3 deskrpitor. Kelas
eksperimen I diberikan perlakuan dengan model pembelajaran problem based
learning dan kelas eksperimen II diberikan perlakuan dengan model pembelajaran
koperatif tipe student teams achievement division. Dikedua kelas diberikan
perlakuan yang sama yaitu pada pertemuan awal dilakukan pretes dan pada

pertemuan terakhir dilakukan postes. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan
homogenitasnya, hasil yang didapat kedua kelompok sampel homogen dan
berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dua pihak
dan untuk hasil belajar diperoleh thitung = 2,564 sedangkan ttabel = 2,0021 untuk α
= 0,05 dan db = 58. Untuk uji hipotesis hasil kemampuan berpikir kritis diperoleh
thitung = 2,971 sedangkan ttabel = 2,0021 untuk α = 0,05 dan db = 58 dan untuk uji
hipotesis sikap kerjasama diperoleh thitung = 2,019 sedangkan ttabel = 2,0021 untuk
α = 0,05 dan db = 58. Dengan demikian masing-masing thitung dari hasil belajar,
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama lebih besar dari ttabel, yang berarti Ha
diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil belajar, kemampuan berpikir kritis
dan kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran problem
based learning dan model pembelajaran kooperatif tipe student teams
achievement division.

vi

DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup

Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
1.2. Ruang Lingkup
1.3. Rumusan Masalah
1.4. Batasan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Defenisi Operasional

Halaman
i
ii
iii
iv

vi
viii
ix
x
1
1
5
5
5
6
6
7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
2.1.1. Hakekat Belajar Kimia dan Pembelajaran
2.1.2. Hasil Belajar Kimia
2.1.3. Kemampuan Berpikir Kritis
2.1.4. Kerjasama
2.1.5. Model Pembelajaran

2.1.6. Model Pembelajaran Problem Based Learning
2.1.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
2.1.8. Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.1.8.1. Konsep Oksidasi dan Reduksi
2.1.8.2. Penentuan Reaksi Redoks
2.1.8.3. Menentukan Bilangan Oksidasi
2.1.8.4. Oksidator dan Reduktor
2.1.8.5. Aplikasi Reaksi Redoks
2.2. Kerangka Konseptual
2.3. Hipotesis Penelitian

8
8
8
10
12
15
16
17
24

27
27
28
29
30
33
37
38

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.3. Variabel Penelitian
3.4. Instrumen Penelitian
3.5. Rancangan Penelitian

40
40
40
40

41
48

vii

3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data

49
53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Data Instrumen Penelitian
4.1.2. Data Hasil Penelitian
4.2. Analisis Data Penelitian
4.2.1. Uji Normalitas Data Pretest Dan Postest
4.2.2. Uji Homogenitas Data Pretest Dan Postest
4.2.3. Uji Hipotesis I (Hasil Belajar)
4.3. Analisis Data Observasi

4.3.1. Uji Normalitasi Data Berpikir Kritis Dan Kerjasama
4.3.2. Uji Homogenitas Data Berpikir Kritis Dan Kerjasama
4.3.3. Uji Hipotesis II (Berpikir Kritis)
4.3.4. Uji Hipotesis III (Kerjasama )
4.2. Pembahasan

57
57
57
59
60
61
62
63
63
65
65
66
67
67

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

76
76
76

DAFTAR PUSTAKA

78

vi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Reaksi Redoks Pengaratan Logam Besi
Gambar 2.2. Proses terjadinya karat
Gambar 3.1. Skema Alur Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Hasil Rata-rata Pretest dan Postest Sampel
Gambar 4.2 Diagram Nilai kemampuan Berpikir dan Sikap Kerjasama

32
32
52
61
64

vi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus Kimia
Lampiran 2. Rencanan Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3. Lembar Analisis Masalah PBL
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa Diskusi STAD
Lampiran 5. Surat Keterangan Validasi Isi
Lampiran 6. Lembar Validasi Isi Instrument Test
Lampiran 7. Lembar Validasi Isi Instrument Non Test
Lampiran 8. Kisi-kisi Instrument Test Sesudah Divalidasi Kualitatif
Lampiran 9. Instrument Test Sesudah Analisis Kualitatif
Lampiran 10. Jawaban Instrument Test Sesudah Dianalisis
Lampiran 11. Perhitungan Validasi Isi Instrument Tes
Lampiran 12. Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal
Lampiran 13. Perhitungan Daya Pembeda Instrumen
Lampiran 14. Perhitungan Distruktor
Lampiran 15. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Lampiran 16. Kesimpulan Analisis Instrument Test
Lampiran 17. Perhitungan Validitas Isi Instrumen Non Tes
Lampiran 18. Kisi-kisi Instrument Test Sesudah Analisis Kuantitatif
Lampiran 19. Instrument Test Sesudah Analisis Kuantitatif
Lampiran 20. Tabulasi Nilai Hasil Belajar
Lampiran 21. Perhitungan Standar Deviasi Uji Kemampuan Siswa
Lampiran 22. Uji Normalitas Data Hasil Belajaar
Lampiran 23. Uji Homogenitas Data Hasil Belajar
Lampiran 24. Uji Hipotesis Hasil Belajar
Lampiran 25. Tabel Nilai – Nilai R-Product Moment
Lampiran 26. Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (X2)
Lampiran 27. Tabel Nilai – Nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
Lampiran 28. Daftar Nilai Persentil untuk Distribusi F
Lampiran 29. Lembar Observasi Penilaian
Lampiran 30. Tabulasi Nilai Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama
Lampiran 31. Perhitungan Standar Deviasi Berpikir Kritis dan Kerjasama
Lampiran 32. Uji Normalitas Data Berpikir Kritis dan Kerjasama
Lampiran 33. Uji Homogenitas Data Berpikir Kritis dan Kerjasama
Lampiran 34. Uji Hipotesis Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerjasama
Lampiran 35. Deskriftif Nilai Kemampuan Berpikir Kritis, Sikap
Kerjasama dan Hasil Belajar
Lampiran 36. Jadwal Kegiatan Penelitian
Lampiran 37. Dokumentasi Penelitian

82
85
120
137
139
142
158
160
172
177
178
181
183
186
189
191
192
194
201
205
207
209
213
215
217
219
220
221
222
234
238
240
244
246
250
253
254

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang
didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir (Sanjaya, 2007). Proses
pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghapal informasi. Proses pembelajaran masih memberikan dominasi guru dan
tidak memberikan akses bagi anak didik untuk berkembang secara mandiri
melalui penemuan dan proses berfikirnya. Siswa hanya menghapal konsep dan
kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah dalam
kehidupan

nyata

yang

berhubungan

dengan

konsep

yang

dimilikinya

(Trianto, 2010).
Menurut Jahro (2009), llmu kimia merupakan experimental science, tidak
dapat dipelajari hanya melalui membaca, menulis atau mendengarkan saja.
Mempelajari ilmu kimia bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan berupa
fakta, konsep, prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan dan
penguasaan prosedur atau metode ilmiah.
Kenyataan tersebut membuat ilmu kimia kurang diminati, bahkan banyak
siswa yang menganggap bahwa pelajaran kimia menakutkan, karena banyak siswa
yang merasa kurang mampu dalam mempelajari kimia dan merasa bahwa kimia
adalah pelajaran yang sulit dan sangat membosankan. Hal ini timbul karena
adanya kesulitan dalam belajar kimiaang dirasakan siswa sehingga berakibat pada
hasil belajar kimia siswa yang rendah dan tidak optimal (Agustina, 2010).
Materi redoks merupakan suatu bahasan materi yang perlu pemahaman
konsep dan hitungan. Materi ini sebenarnya tidak akan menjadi sebuah kendala
atau kesulitan bagi siswa jika model pembelajaran yang digunakan oleh guru
sesuai dengan materi yang diberikan. Hasil belajar siswa menunjukkan bahwa
hasil yang dicapai oleh siswa belum maksimal karena setiap selesai melaksanakan
ujian ulangan masih ada siswa yang harus mengikuti remedial.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kimia di SMA Negeri 5
dikatakan bahwa hasil belajar kimia siswa di sekolah tersebut masih belum
maksimal, belum semua siswa mampu mencapai target nilai KKM yang
ditetapkan yaitu sebesar 70.
Menurut Tiastra (2010), ada empat hal yang menyebabkan pelajaran kimia
masih dianggap sulit oleh siswa, antara lain: 1) metode ceramah dan tanya jawab
masih mendominasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa sering
menganggap kimia sebagai pelajaran membosankan; 2) pelajaran kimia dianggap
sulit karena banyak hitungan, banyak rumus dan bersifat abstrak serta banyak
anak yang beranggapan bahwa zat-zat kimia itu beracun sehingga membahayakan
mereka; 3) siswa yang belajar kimia terlepas dari tujuan kehidupan sehari-hari
tetapi beroientasi untuk ulangan atau ujian; dan 4) hanya sedikit siswa yang
mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ini tentunya
berdampak pada rendahnya semangat siswa belajar kimia.
Pemerintah telah berusaha memperbaiki kurikulum, perubahan kurikulum
memiliki tujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan mendorong siswa
untuk aktif. Pada kurikulum 2013, siswa bukan lagi menjadi obyek tapi justru
menjadi subyek dengan ikut mengembangkan tema yang ada. Lebih lanjut lagi
Kemdikbud menyebutkan bahwa tema kurikulum 2013 adalah kurikulum yang
dapat menghasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif, inovatif, afektif
melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegarasi.
Keberhasilan kurikulum 2013 tidak bisa terlepas dari peran guru sebagai ujung
tombak pendidikan. Hal ini disebabkan, kurikulum 2013 bertujuan mendorong
peserta didik, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), terhadap apa yang mereka peroleh
atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Melalui empat tujuan
itu diharapkan siswa memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Dalam
hal ini guru berperan besar di dalam mengimplementasikan tiap proses
pembelajaran pada kurikulum 2013. Guru ke depan dituntut tidak hanya cerdas
tapi juga adaptif terhadap perubahan (Husamah, 2013).

Menurut Apriyanti dalam penelitiannya (2009), ada beberapa faktor yang
menyebabkan hasil belajar, aktivitas, dan kreativitas siswa rendah, diantaranya
faktor guru, faktor siswa, dan faktor sarana dan prasarana di sekolah. Siswa
menganggap mata pelajaran kimia sulit dipahami. Guru hanya menyampaikan
materi dengan menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang berminat
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini menyebabkan kegiatan pembelajaran
dikelas kurang efektif sehingga perlu adanya perbaikan dalam proses
pembelajaran.
Oleh karena itu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran dan diharapkan terjadinya peningkatan hasil belajar. Salah satu
model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 yang dikembangkan
sekarang adalah Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning).
Menurut Arend (1997) model pembelajaran berbasis masalah sangat
berguna untuk mengembangkan cara berpikir seseorang ke tingkat yang lebih
tinggi atau berpikir kritis dalam situasi yang berorientasi pada masalah dan
mengembangkan sikap kerjasama siswa dalam situasi pemecahan masalah
bersama kelompok belajar.
Berpikir kritis penting, karena memungkinkan seorang untuk menganalisis,
menilai, menjelaskan, dan merekstruksiasi pemikirannya, sehingga dapat
memperkecil resiko untuk mengadopsi keyakinan yang salah, maupun berpikir
dan bertindak dengan menggunakan keyakinan yang salah tersebut (Surya, 2013).
Kemampuan pemecahan masalah dapat diterapkan dengan memulai kerjasama
dalam kelompok. Untuk memecahkan masalah siswa diharapkan mampu berpikir
kritis. Dengan dilakukannya kerjasama dalam kelompok siswa dapat secara
merata lebih aktif memecahakan masalah menjadi lebih mudah.
Kerjasama perlu dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan secara
bersama, dimana setiap individu dalam kelompok mempunyai tanggungjawab
yang sama, sehingga tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Dengan bekerjasama
dapat menimbulkan rasa tanggungjawab yang tinggi, menghargai pekerjaan orang
lain dan ringan membantu teman yang memerlukan serta dapat menyelesaikan
konflik secara bijak (Isjoni, 2007).

Beberapa penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning telah dilakukan dapat memberikan hasil yang lebih baik . Hasil
penelitian yang dilakukan Sony (2011) telah membuktikan pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil belajar kimia siswa pada konsep termokimia
sebesar 70,17%”. Penelitian Aji

(2014) menunjukkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model problem based learning dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 1 Ambarawa Pada materi pokok larutan penyangga dan
hidrolisis

sebesar 79,5%. Hasil penelitian menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah menunjukkan bahwa keterampilan proses berfikir pebelajar dan
kreatifitasnya meningkat, hasil belajar proses dan produk mengalami peningkatan
yang signifikan, aktivitas pebelajar di kelas cukup tinggi untuk memecahkan
masalah, dan motivasi serta minatnya untuk belajar cukup tinggi.
Menurut Anita Lie (2002), salah satu model pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa adalah pembelajaran kooperatif. Ada beberapa tipe
pembelajaran kooperatif, salah satunya adalah tipe STAD (Student Teams
Achievment Division). Dimana model pembelajaran ini merupakan pengajaran
yang dapat memacu minat kreativitas, interaksi, kerjasama dan tanggung jawab
siswa terhadap proses belajar mengajar yang berlangsung. Dalam pembelajaran
kooperatif, siswa diberi kesempatan untuk belajar kelompok dalam menyelesaikan
masalah secara bersama-sama sehingga membantu siswa meningkatkan sikap
positif terhadap kimia. Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
antara lain, mengajarkan siswa lebih kreatif dan tanggap, siswa lebih aktif untuk
belajar, dapat menjalin kerja sama yang baik antar teman-tema, memupuk sikap
saling menghargai pendapat orang lain, hasil-hasil diskusi mudah dipahami dan
dilaksanakan karena siswa ikut aktif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik membuat
penelitian dengan judul ” Perbedaan Hasil Belajar, Berpikir Kritis Dan
Kerjasama Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Problem Based Learning Dan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Student Teams Achievment Division Pada Pokok Bahasan Reaksi
Reduksi Oksidasi”.

1.2.

Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi ruang lingkup dalam penelitian ini adalah model pembelajaran dan
pengaruhnya terhadap hasil belajar kimia siswa aspek kognitif dan afektif.

1.3.

Rumusan Masalah
Untuk memberikan arahan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini maka dibuat rumusan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
pokok bahasan redoks ?
2. Apakah ada perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning

dan

model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada pokok bahasan redoks ?
3. Apakah ada perbedaan sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
pokok bahasan redoks?

1.4

Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

pembatasan masalah dititikberatkan pada:
1. Objek penelitian adalah siswa kelas X semester Genap SMA Negeri 5
Tanjungbalai Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Model pembelajaran yang digunakan adalah Model Pembelajaran Problem
Based Learing (PBL) untuk kelas eksperimen 1 dan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division (STAD) untuk kelas
eksperimen 2.
3. Materi yang diberikan dibatasi pada pokok bahasan Redoks.

4. Hasil belajar kimia siswa dibedakan menjadi dua yaitu kognitif dan afektif.
Ranah kognitif diukur berdasarkan taksonomi Bloom C1 (pengetahuan), C2
(pemahaman), C3 (penerapan), C4 (analisis) dan ranah afektif dilihat dari
kemampuan berpikir kritis dan kerjasama siswa dalam kelompoknya
1.5.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1.

Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
pada pokok bahasan redoks.

2. Untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning dan model pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment
Division pada pokok bahasan redoks.
3. Untuk mengetahui perbedaaa sikap kerjasama siswa yang dibelajarkan dengan
model menggunakan pembelajaran Problem Based Learning dan model
pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division pada
pokok bahasan redoks.
1.6.

Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi siswa
Hasil belajar siswa meningkat serta pemahaman siswa terhadap materi Redoks
meningkat dan melatih serta mengembangkan keterampilan berpikir kritis
siswa didalam pembelajaran.
2. Bagi Peneliti/Mahasiswa
Hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman
dalam meningkatkan kompetensinya sebagai calon guru.
3. Bagi guru dan calon guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai model pembelajaran
alternatif yang lebih menarik dalam upaya meningkatkan hasil belajar kimia
siswa.

4. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di sekolah sehingga dapat memperbaiki kualitas
pembelajaran kimia di SMA Negeri 5 Tanjungbalai.

1.7.

Defenisi Operasional
Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan maka perlu

didefenisikan secara operasional beberapa istilah berikut:
1. Problem Based Learning
Problem Based Learning (PBL) merupakan pelaksanaan pembelajaran
berangkat dari sebuah kasus tertentu dan kemudian dianalisis lebih lanjut
berguna untuk ditemukan pemecahan masalahnya.
2. Kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division
Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievment Division ini
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan

kelompok-kelompok

kecildengan

jumlah

anggota

setelah

ia

tiap

kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen.
3. Hasil Belajar
Kemampuan-kemampuan

yang

dimiliki

siswa

menerima

pengalaman belajar. Hasil belajar yang digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan belajar adalah hasil posttest.
4. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah suatu proses yang sistematis yang digunakan siswa
untuk merumuskan dan mengevaluasi apa yang dipercayai dan diyakini.
5. Kerjasama adalah tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara,
bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain .
6. Reaksi Redoks
Reaksi Redoks adalah singkatan dari reaksi Reduksi dan reaksi Oksidasi.
Konsep redoks berawal dari konsep pelepasan dan pengikatan oksigen
dilanjutkan dengan konsep penerimaan dan pelepsan elektron, serta diakhiri
dengan konsep peningkatan dan penurunan biloks.

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Khalida, (2010), Pengaruh Penggunaan Media Puzzle Dalam Model
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Topik Rumus Kimia Terhadap
Aktifitas dan Hasil Belajar Kimia Siswa SMP/MTs, Tesis, Pascasarjana,
Universitas Negeri Medan, Medan.
Aji, Trihatmo., (2014). Pendekatan Two Stay Two Stray Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa kelas I Ambarawa Pada Pokok Materi Larutan Penyangga
Dan Hidrolisis. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Amir, M. Taufiq., (2009), Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning,
Kencana Prenada Media Group, Jakarta.
Anita, Lie., (2002), Model-Model Pembelajaran, PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Apriono, Djoko. (2011). “ Meningkatkan Keterampilan Kerjasama Siswa Dalam
Belajar Melalui Pembelajaran Kolaboratif” Prospektus. XI, (2). 2012.
Apriyanti., (2009). Implementasi Learning Cycle 5e Berorientasi CEP
(Chemoentrepreneurship) Untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran
Kimia Pokok Bahasan Larutan Asam Dan Basa Pada Siswa Kelas XI IA 1
SMA Ibu Kartini Semarang. Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Arends, R.I.,(1997), Classroom Instructional and Management, New York, Mc
Graw Hill Book companies, Inc.
Arikunto, S., (2009), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta.
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan
Penjamin Mutu Pendidikan, (2013), Model Pembelajaran Problem Based
Learning, Kemendikbud, Jakarta.
Depdiknas, (2003), Kurikulum 2004 SMA Pedoman Khusus Pengembangan
Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kimia, Proyek Pengelolaan
Pendidikan Menengah Umum, Jakarta.
Dikmenum.,
(2005).
Kecakapan
Bekerjasama
(Online).http://
www.Clearinghouse. Dikmenum go.id Diakses Maret 2014
Dimyati., (2002), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah dan Zain, (2002), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

E-dutechtepe,
(2011),
Model Problem
Based
Learning,
http://edutechtepe.blogspot.com/2011/12/model-problem-based-learning.html
(Diakses 6 Februari 2014).
Ennis, R.H. 1985. Goal Critical Thinking Curriculum. Dalam Costa, A.L. (Ed):
Developing Minds: a resource book for teaching thinking. Alexandria,
Virginia: Association for Supervision and Curriculum Developing
(ASCD).
Hamalik, O, (2010), Proses Belajar Mengajar, Rineka Cipta , Jakarta.
Husamah, dan Yanur, S., (2013), Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian
Kompetensi Panduan Merancang Pembelajaran untuk Mendukung
Implementasi Kurikulum 2013, Prestasi Pustaka Publisher, Jakarta.
Isjoni., (2009), Pembelajaran Koperatif, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Isna., (2011), Pengaruh Pengembangan Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran
Melalui Bahan Ajar Kelarutan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Man 2 Model Medan Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012,
http://digilib.unimed.ac.id/ -22486.html
Jahro, I.S., 2009, Analisis Penerapan Metode Praktikum pada Pembelajaran Ilmu
Kimia di Sekolah Menengah Atas, FMIPA Unimed, Medan, Jurnal
PendidikanMetematika dan Sains, ISSN : 1907-7157, Vol 4 No. 1 : 29-34.
http://digilib.unimed.ac.id/UNIMED-Journal-20090401013/22012
Justiana, Sandri dan Muchtaridi., (2009), Kimia 1, Yudistira, Jakarta
Kemdikbud., (2012), http://litbang.kemdikbud.go.id/sekretariat/hasilun/index.php
/sma/ (Diakses pada : 19 januari 2014)
Liliasari, (2009), Berpikir Kritis Dalam Pembelajaran Sains Kimia Menuju
Profesionalitas
Guru,
http://jurnal.pdii.lipi.go.id/jurnal_penelitian
pendidikan/, (Diakses 19 Januari 2014)
Majid, Abdul., (2008), Perencanaan Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Marzano, R.I. et al., 1988. Dimension of Thinking A Framework for
CurriculumandInstruction. http://www. Co.ilstu.edu/sciebed/lorsbach 1257
lscy/html (Diakses 20 Januari 2014)
Mulyasa, E., (2005), Implementasi kurikulum 2004, Penerbit PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Napitupulu, Minaruli., (2009), Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa, Tesis,
Pascasarjana, Universitas Negeri Medan, Medan.

Norman, (2005), Cooperative Learning, PT. Grafindo, Jakarta .
Reta, Ketut., (2012), pengaruh Model pembelajaran Berbasis Masalah Terhadaap
Keterampilan Berpikir Kritis ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa, Tesis,
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, Gianyar.
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, PT. RajaGrafindo Persada, Depok.
Sanjana, Wina., (2005), Pembalajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kencana Prenda, Media Group, Jakarta.
Setyorini, U., Sukiswo, S.E., dan Subali, B., (2011), Penerapan Model Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, Volume 7 :52-56.
Silitonga, PM., (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, FMIPAUNIMED, Medan.
Simamora, E.Nora., (2011), Pembelajaran Inkuiri Sebagai Upaya Peningkatan
Berpikir Kritis dan Komunikasi Matetmatis Siswa Sekolah Menengah
Pertama, Tesis, Unimed
Situmorang, Julius., (2011), Perbedaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBL) berbasis Web Blog dengan Pembelajaran Konvensional pada Pokok
Bahasan Hidrolisis Garam, Skripsi, FMIPA, Unimed, Medan.
Situmorang, Manihar., (2009), Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa Dan
SOP, Medan, Unimed.
Slameto., (2003), Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Slavin, R.E., (2005), Cooperative Learning, Penerbit Nusa Media, Bandung
Sony., (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Konsep Termokimia.
Skripsi. FMIPA. UNNES. Semarang.
Subagiyo., (2007),Cooperative Learning, Pustaka Belajar, Yogyakarta
Sudarman., (2007), Problem Based Learing : Suatu Model Pembelajaran Untuk
Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan
Masalah, Jurnal Pendidikan Inovatif, Volume 3, Nomor.2.
Sudjana., (2005), Metode Statistik, Tarsito, Jakarta
Suerni., (2005), Analisis Tingkat Kesulitan Belajar Materi Kimia Mata Pelajaran
Sains Siswa Kelas VII di SMPN I Kedungbanteng Kabupaten Tegal
Tahun Ajaran 2004/2005, Skripsi, FMIPA, UNS, Semarang.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/wrdpdf-/import/4301401042.pdf).

Surya, H., (2013), Cara Belajar Orang Genius, PT Elex Medis Komputindo,
Jakarta.
Syukri, S., (1999), Kimia Dasar I, ITB, Bandung.
Tiastra, I M., (2010) Pembelajaran Kontekstual Melalui Pembuatan Tahu sebagai
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di kelas XII IPA SMAN 1
Kubu Tahun Pelajaran 2007/2008. Jurnal Pendidikan Sastracarya.
Vol.1 No.2 September 2010
Tim Dosen Kimia., (2011), KIMIA UMUM 2, Medan: UNIMED.
Tim Kreatif., (2012), Solusi Cerdas UN SMA/MA IPA 2013, Jakarta: Bumi
Aksara.
Trianto, (2010), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktik,
Penerbit Prestasi Pustaka, Jakarta.
Watoni, Haris., (2013), Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Yrama Widya, Bandung.
Yamin,Martinis., (2013), Strategi dan Metode Pembelajaran, GP Press, Jakarta.

Dokumen yang terkait

Upaya peningkatan penguasaan konsep reaksi reduksi-oksidasi melalui model pembelajaran kooperatif tipe stad: student teams achievement division

1 17 82

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH PADA MATERI STOIKIOMETRI.

0 2 25

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) DAN JIGSAW PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON DI SMA NEGERI 1 DELITUA.

0 2 19

PERBEDAAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPESTAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION)DAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI POKOK BAHASAN STRUKTUR ATOM MENGGUNAKAN MEDIA POWERPOINT.

1 11 21

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA MATERI POKOK TATA NAMA SENYAWA.

0 2 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR, BERPIKIR KRITIS, DAN KERJASAMA SISWA YANG DIBELAJARKAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION PADA POKOK BAHASAN STOIKIOMETRI.

0 3 22

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA, BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 3 20