PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA DI KELAS IX SMP NEGERI 4 SUMBUL.
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT POWER
POINT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA
DI KELAS IX SMP NEGERI 4 SUMBUL
Lilis Pebeyanti Simbolon (NIM. 4103111047)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran hypnoteaching
menggunakan media animasi microsoft power point pada materi ajar prisma dan
limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul yang
berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep
matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran hypnoteaching
menggunakan media animasi microsoft power point. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang memahami aspek
translasi mencapai 80% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek
interpretasi mencapai 45,7% (kategori buruk), dan siswa yang mampu memahami
aspek ekstrapolasi pada tes diagnostik pemahaman konsep I mencapai 54,3%
(kategori buruk). Hasil penelitian pada siklus II diperoleh siswa yang memahami
aspek translasi mencapai 100% (kategori sangat baik), siswa yang mampu
memahami aspek interpretasi mencapai 82,9% (kategori baik), dan siswa yang
mampu memahami aspek ekstrapolasi pada tes diagnostik pemahaman konsep II
mencapai 80% (kategori baik).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk
dalam kategori cukup dengan nilai 62,5, dan pada siklus II kategori baik dengan
nilai 83,67.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan penerapan model pembelajaran
hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft power point dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi ajar prisma dan
limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul Tahun Ajaran 2014/2015.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching
Menggunakan Media Animasi Microsoft Power Point untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Di Kelas IX SMP Negeri 4 Sumbul ”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor beserta stafstafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada : Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya
di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Drs. S.Siahaan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. Togi, M.Pd,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd sebagai
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak T. Banjarnahor dan Bapak H.
Pasaribu selaku kepala sekolah dan guru matematika SMP Negeri 4 Sumbul yang
telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Jahotman
Simbolon dan Ibunda tercinta Lustina Lumban Gaol, yang selalu senantiasa
membantu penulis, mendoakan dan memberikan semangat yang luar biasa bagi
penulis serta dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas
v
Negeri Medan. Teristimewa juga saya sampaikan kepada abang saya Maruba
Simbolon, adik-adik tercinta Jelita, Petrus, Marinda, Erwina, bang Kalam, Friska,
juga Justin Naibaho yang selalu mendoakan, mendorong dan menyemangati saya
sangat luar biasa dalam penyelesaian studi saya ini dan sanak keluarga yang selalu
senantiasa berdoa dan memberikan dorongan semangat bagi penulis.. Tidak lupa
juga penulis menyampaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan yang
selalu memberikan motivasi bagi penulis yaitu kelas Dik.A reguler, kelas Dik.B
regular, Dik.C reguler dan kelas Ekstensi stambuk 2010 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu, khususnya sahabatku Justin, Holmes, Manto, Iwan,
Josapat, Lia, Loranty, Mevi, Helviana, Lydia, K’Ratu, K’Eva, K’Nely, K’Nikmah,
Elisabet, Efra, Marihot, Afifah, Syahmidun, Masriani dan teman-teman
seperjuangan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang selalu
membangkitkan semangat bagi penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
September 2014
Penulis,
Lilis Pebeyanti Simbolon
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1
5
5
6
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pemahaman Konsep Matematika
2.2
Strategi Pembelajaran Geometri
2.3
Media Pembelajaran
2.4
Teknik Pembelajaran Hypnoteaching
2.5
Penerapan Teknik Pembelajaran Hypnoteaching yang
Berorientasi pada Media Animasi Microsoft Power Point
2.6
Materi Pembelajaran
2.6.1 Prisma
2.6.2 Limas
2.7
Hasil Penelitian yang Relevan
2.8
Kerangka konseptual
2.9
Hipotesis penelitian
27
28
28
35
42
42
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
3.2. Subjek Penelitian
3.3. Objek Penelitian
3.4. Jenis Penelitian
3.5. Defenisi Operasional
3.6. Prosedur penelitian
3.6.1 Permasalahan I
3.6.2 Perencanaan Tindakan I
3.6.3 Pelaksanaan Tindakan I
44
44
44
44
45
45
46
46
50
7
13
15
18
vii
3.6.4 Tahap Observasi I
3.6.5 Analisis Data I
3.6.6 Refleksi I
3.6.7 Permasalahan II
3.6.8 Perencanaan Tindakan II
3.6.9 Pelaksanaan Tindakan II
3.6.10 Tahap Observasi II
3.6.11 Analisis Data II
3.6.12 Refleksi II
3.7. Indikator Kinerja
3.8. Kriteria Penilaian Pemahaman Konsep Matematika
3.9.1 Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa
3.9.2 Penilaian Hasil Observasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1 Permasalahan I
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.3 Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
4.1.4 Hasil Observasi I
4.1.5 Hasil Refleksi Siklus I
4.2
Hasil Penelitian Siklus II
4.2.1 Permasalahan II
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan II
4.2.3 Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
4.2.4 Hasil Observasi II
4.2.5 Hasil Refleksi Siklus II
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep
4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi
4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran
4.3.4 Hubungan Hasil Penelitian dengan Penelitian Yang
Relevan
51
51
52
52
52
53
53
53
54
55
56
56
56
58
58
59
61
63
64
65
65
65
67
69
70
70
70
73
74
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
80
80
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kuadran Kesadaran Manusia
21
Gambar 2.6.1 Macam-Macam Prisma
29
Gambar 2.6.2 Unsur-Unsur Prisma
29
Gambar 2.6.3 Alur Pembuatan Jaring – Jaring Prisma
31
Gambar 2.6.4 Beberapa Contoh Jaring – Jaring Prisma
31
Gambar 2.6.5 Prisma Segitiga dan Jaring – Jaringnya
32
Gambar 2.6.6 Balok dan Prisma
33
Gambar 2.6.7 Potongan-potongan prisma segi enam
34
Gambar 2.6.8 Limas
35
Gambar 2.6.9 Unsur-Unsur Limas
36
Gambar 2.6.10 Limas Segitiga dan Limas Segiempat
37
Gambar 2.6.11 Alur Pembuatan Jaring – Jaring Limas segiempat beraturan 37
Gambar 2.6.12 Limas Segiempat E.ABCD dan Jaring – Jaringnya
38
Gambar 2.6.13 Kubus dan Limas
40
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
56
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
51
Tabel 3.2 Indikator Kinerja
55
Tabel 3.3 Kategori Penilaian
56
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi
56
Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Mampu mengerjakan Tes Diagnostik
dengan Benar
59
Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Translasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
61
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Interpretasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
62
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Ekstrapolasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
63
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Translasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
67
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Interpretasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
68
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Ekstrapolasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
69
Tabel 4.8 Deskripsi hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Pemahaman
Konsep Siswa pada Tes Diagnostik Awal dan Siklus I yang
Mengacu pada Indikator Kinerja
70
Tabel 4.9 Deskripsi hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Pemahaman
Konsep Siswa pada Tes Diagnostik Awal, Siklus I, dan Siklus
II yang Mengacu pada Indikator Kinerja
72
Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I dan
Siklus II
73
Tabel 4.11 Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajaran Hypnoteaching
pada Siklus I dan Siklus II
74
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1
: RPP 1 (Siklus I)
83
Lampiran
2
: RPP 2 (Siklus II)
98
Lampiran
3
: RPP 3 (Siklus II)
100
Lampiran
4
: RPP 4 (Siklus II)
102
Lampiran
5
: Lembar kegiatan siswa 1
109
Lampiran
6
: Lembar kegiatan siswa 2
117
Lampiran
7
: Lembar kegiatan siswa 3
122
Lampiran
8
: Lembar kegiatan siswa 4
125
Lampiran
9
: Kisi-kisi instrumen tes diagnostik pemahaman konsep 1
129
Lampiran
10 : Kisi-kisi instrumen tes diagnostik pemahaman konsep 2
130
Lampiran
11 : Lembar validasi soal tes diagnostik pemahaman konsep 1 131
Lampiran
12 : Lembar validasi soal tes diagnostik pemahaman konsep 2 134
Lampiran
13 : Tes diagnostik pemahaman konsep 1
138
Lampiran
14 : Tes diagnostik pemahaman konsep 2
140
Lampiran
15 : Rubrik penilaian dan alternatif jawaban tes diagnostik
pemahaman konsep 1
Lampiran
142
16 : Rubrik penilaian dan alternatif jawaban tes diagnostik
pemahaman konsep 1
146
Lampiran
17 : Lembar observasi kegiatan guru pada siklus I
150
Lampiran
18 : Dekripsi hasil observasi kegiatan guru pada siklus I
158
Lampiran
19 : Lembar observasi kegiatan guru pada siklus I
159
Lampiran
20 : Dekripsi hasil observasi kegiatan guru pada siklus II
167
Lampiran
21 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik
Lampiran
168
22 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik pemahaman konsep 1 170
x
Lampiran
23 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik pemahaman konsep 2 172
Lampiran
24 : Kisi-kisi intsrumen pemahaman konsep
174
Lampiran
25 : Tes diagnostik
175
Lampiran
26 : Alternatif jawaban dan penskoran tes diagnostik
177
Lampiran
27 : Lembar observasi awal
178
Lampiran
28 : Dokumentasi Penelitian
180
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan Undang–undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sardiman (2011: 60) dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1983
menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ,kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama dalam bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Selain itu tujuan pendidikan pada hakikatnya memanusiakan manusia atau
mengantarkan peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Hamalik (2010:
170) menyatakan bahwa “siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam
dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang
berkembang”.
Matematika
adalah
suatu
penguasaan
dasar
sebagai
alat
untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, karena itu matematika sangat diperlukan
baik dalam kehidupan sehari–hari maupun dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Dengan kata lain, banyak ilmu–ilmu yang lain yang
penemuan dan perkembangannya bergantung pada matematika. Seperti yang
dikemukakan Hudojo (2005: 37) bahwa: “Matematika adalah suatu alat untuk
1
2
mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam menghadapi kemajuan IPTEK”.
Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika dewasa
ini khususnya di sekolah, pelajaran matematika masih menjadi momok dan
pelajaran yang sulit bagi siswa. Menurut Smith, (1, https://sites.google.com/site/
modelmodelpembelajaran/assignments), ada empat kelemahan yang dimiliki oleh
siswa sebagai penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa antara lain,
Kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik, kurang
memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep
dasar matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang
dibicarakan, kurang memiliki ketelitiaan dalam menyimak dan mengenali
persoalan matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan tertentu,
kurang memiliki kemampuan untuk menyimak kembali sebuah jawaban
yang diperoleh, dan kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam
menyelesaikan persoalan matematika.
Keempat kelemahan ini akan menghambat proses belajar bermakna. Lebih
lanjut, Hudojo (2005: 127) mengemukakan bahwa:
Konsep dapat dipahami melalui hubungan antara interaksinya dengan
konsep lain, karena dalam proses belajar matematika, prinsip belajar
harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari
metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari
konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu
memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak
mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada
pengalaman belajar yang lalu.
SMP Negeri 4 Sumbul adalah salah satu sekolah yang berdomisili di
Kecamatan Sumbul. Sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses dan hasil
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Hal ini, berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan peneliti.
Peneliti melakukan observasi awal terhadap guru di sekolah yang
bersangkutan pada 14 Juni 2014 dan berdasarkan hasil observasi pada lampiran 33
kepada dua guru matematika di sekolah tersebut yaitu bapak M. Simatupang dan
H. Pasaribu diperoleh bahwa: pada proses pembelajaran guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, guru tidak menjelaskan materi pembelajaran
3
dari konkret ke abstrak. Pada saat guru mengajar guru tidak menggunakan media
pembelajaran padahal saat peneliti melakukan observasi pada salah satu guru,
materi pembelajaran yang diajarkan adalah balok dan kubus, serta dalam
pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan baik. Dari pengamatan tersebut
disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas
masih kurang tepat.
Berdasarkan hasil tes diagnostik awal yang dilakukan peneliti pada prapenelitian, ditemukan masalah pada setiap aspek pemahaman konsep matematika
di kelas VIII-3 SMP Negeri 4 Sumbul. Dari hasil tes diagnostik pada lampiran 23
diperoleh bahwa siswa yang mampu memahami aspek translasi sebanyak 25,72%
atau berada dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tingkat kemampuan
pemahaman diperoleh data sebanyak 2,85% siswa dengan tingkat pemahaman
sangat baik, sebanyak 22,86% siswa dengan tingkat pemahaman cukup, dan
sebanyak 74,28% siswa dengan tingkat pemahaman sangat buruk.
Kemudian siswa yang mampu memahami aspek interpretasi pada lampiran
23 sebanyak 8,57% atau berada dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tingkat
kemampuan pemahaman diperoleh data sebanyak 8,57% siswa dengan tingkat
pemahaman cukup dan sebanyak 91,43% siswa dengan tingkat tingkat
pemahaman sangat buruk.
Siswa yang mampu memahami aspek ekstrapolasi pada lampiran 23
sebanyak 48,58% atau berada dalam kategori buruk. Berdasarkan tingkat
kemampuan pemahaman diperoleh data sebanyak 14,29% siswa dengan tingkat
pemahaman sangat baik, sebanyak 34,29% siswa dengan tingkat pemahaman
cukup, dan sebanyak 51,42% siswa dengan tingkat tingkat pemahaman sangat
buruk.
Data pemahaman konsep matematika siswa yang demikian rendah tersebut
mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Agar pemahaman konsep matematika berkembang maka siswa perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses belajar matematika.
4
Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang telah dikemukakan
memerlukan penanggulangan segera dengan menerapkan model pembelajaran
yang tepat yaitu model pembelajaran hypnoteaching menggunakan media animasi
microsoft power point.
Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas maka guru perlu
mengusahakan
perbaikan
pembelajaran
sebagai
suatu
strategi
untuk
mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang
menarik dan mudah dimengerti oleh siswa,sehingga timbul ketertarikan siswa
untuk belajar matematika. Selain itu kegiatan pembelajaran yang mampu
mensinergikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara bersamaan dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada disekitar
kehidupan siswa dan yang ada di lingkungan sekolah, selanjutnya media
pembelajaran/alat peraga yang ada akan lebih bermakna jika berhubungan
langsung
dengan
matematika
kehidupan
banyak
berkaitan
sehari-hari.
Seperti
dengan
kehidupan
kegiatan
pembelajaran
sehari-hari,
sehingga
pembelajaran dapat dilakukan dengan media pembelajaran ataupun alat peraga
dengan menggunakan benda konkrit yang ada disekitar kehidupan siswa maupun
dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk gambar (visual).
Hal ini ditegaskan Zoltan P. Dienes (dalam Russefendi 1998: 75) bahwa:
Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik apabila disajikan
kepada siswa dengan bantuan berbagai media pembelajaran yang kongkret
maka alat peraga sangat berperan dalam pembelajaran matematika.
Selanjutnya analisis materi dapat dilakukan untuk mengetahui tahap
penanaman konsep, pemahaman konsep atau tahap pembinaan
keterampilan. Untuk itu dengan model alat peraga/praktik matematika ini
diharapkan dapat mempermudah pemahaman matematika dan
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika,
serta menumbuhkan citra metematika sebagai mata pelajaran yang
menyenangkan.
Dengan demikian guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran
seperti media animasi yang dikemas dalam software microsoft power point.
Dengan tampilan yang menarik akan menarik perhatian siswa untuk lebih
menyukai materi yang disajikan.
5
Dengan penerapan model pembelajaran hypnoteaching, siswa dapat
memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara
menemukan dan menggunakan konsep yang benar. Hal itu sesuai dengan
pernyataan Yustisia (2012: 8) bahwa “model pembelajaran hypnoteaching
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),
yang terdiri dari rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga model pembelajaran ini mampu menciptakan kondisi
belajar yang aktif dan tidak membosankan bagi siswa dengan memakai sugestisugesti positif untuk mencapai alam bawah sadar anak didik”. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran ini menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna
sehingga memberikan pemahaman konsep yang mendalam bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching Menggunakan
Animasi Microsoft Power Point untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Di Kelas IX SMP Negeri 4 Sumbul ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada
beberapa masalah yang dapat di identifikasi, yaitu :
1. Masih rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.
2. Pembelajaran matematika di kelas masih kurang tepat dengan materi
pembelajaran.
3. Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Melihat
luasnya
cakupan
masalah-masalah
yang
teridentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil
penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Sesuai
identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai
6
pembelajaran matematika di kelas masih kurang tepat dengan materi pembelajaran
dan kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model
pembelajaran hypnoteaching menggunakan animasi microsoft power point dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa di kelas IX SMPN 4
Sumbul? ”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, apakah penerapan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan
animasi microsoft power point dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa di kelas IX SMPN 4 Sumbul.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Memperoleh pengalaman baru dalam belajar bagaimana memahami dan
menggunakan konsep dalam pemecahan masalah atau soal matematika.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru
terhadap alternatif teknik pembelajaran yang memungkinkan untuk
diterapkan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama
dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran Hypnoteaching.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan animasi
microsoft
power
point
dapat
meningkatkan
pemahaman
konsep
matematika siswa pada materi ajar prisma dan limas di kelas IX-3 SMP
Negeri 4 Sumbul.
2. Model pembelajaran yang digunakan seperti pada Tabel 4.13 dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi ajar
prisma dan limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru matematika yang ingin meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi prisma dan limas dapat menerapkan model
pembelajaran hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft
power point dengan penambahan metode tanya jawab dan diskusi antara
siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan
pertimbangan
untuk
menerapkan
model
pembelajaran
hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft power point pada
materi ajar prisma dan limas ataupun materi ajar yang lain.
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri, Julaeha, Siti, dan Wardani, K.A., (2009), Strategi Pembelajaran di
SD, Universitas Terbuka, Jakarta
Arsyad, Azhar, (2000), Media Pengajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Aziz, Abdul Muhammad, (2012), Fungsi Media Dalam Pembelajaran (http://aziz
muh.wordpress.com/2012/12/23/55/) (di akses tanggal 23 Februari 2014)
Barber, Joseph, (1997), Practice, Hypnosis and Memory: A Hazardous
Connection, Proquest Education Journals. Oct 1997: 305-317
Dahar, Ratna Wilis, (2011), Teori-Teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2009), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Surabaya
Eline, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Teknik Pembelajaran Hypnoteaching pada Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Negeri 1
Padangsidimpuan ,FMIPA UNIMED (tidak di publikasikan)
Gultom, Syawal, Siagian, Pargaulan, Sinaga, Bornok, dan Lubis, Rajab, (2010),
Kompetensi Guru, Universitas Negeri Medan, Medan
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang
Nasution, S., (2013), Berbagai Proses dan Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung
Noer, Muhammad, (2010), Hypnoteaching for Success Learning, PT Pustaka
Insan Madani, Yogyakarta
Panjaitan, Binsar, (2009), Evaluasi Program Pendidikan, Penerbit Poda, Medan
Rusefendi, E.T., (1998), Pengajaran matematika Modern Dan Masa Kini,
Penerbit Tarsito, Bandung.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung
80
82
Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Smith, (2009), Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Matematika
Siswa Dengan Menggunakan Model Pencapaian Konsep Pada Kelas X
Smu Negeri 1 Batang Kuis, https://sites.google.com /site/model model pem
belajaran/assignments (di akses 23 Maret 2014)
Sugijono, Adinawan.C, (2007), Matematika untuk SMP Kelas VIII. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Suyitno, (2004), Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I,
Semarang
Trianto, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Penerbit Kencana, Jakarta
Wardhani, Sri, (2008), Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Matematika, Yogyakarta
Yustisia, (2012), Hypnoteaching dalam Pembelajaran, Visimedia, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Lilis Pebeyanti Simbolon dilahirkan di Kecamatan Sumbul, Kabupaten
Dairi pada tanggal 27 Juli 1992. Ayah bernama Jahotman Simbolon dan Ibu
bernama Lustina Lumban Gaol. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 036562 Ponjian, Kecamatan Sumbul,
dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 4 Sumbul, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sumbul dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING
MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI MICROSOFT POWER
POINT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA
DI KELAS IX SMP NEGERI 4 SUMBUL
Lilis Pebeyanti Simbolon (NIM. 4103111047)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran hypnoteaching
menggunakan media animasi microsoft power point pada materi ajar prisma dan
limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul Tahun Ajaran 2014/2015.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul yang
berjumlah 35 orang. Objek penelitian ini adalah peningkatan pemahaman konsep
matematika siswa dengan menerapkan model pembelajaran hypnoteaching
menggunakan media animasi microsoft power point. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi dan tes.
Hasil penelitian pada siklus I diperoleh siswa yang memahami aspek
translasi mencapai 80% (kategori baik), siswa yang mampu memahami aspek
interpretasi mencapai 45,7% (kategori buruk), dan siswa yang mampu memahami
aspek ekstrapolasi pada tes diagnostik pemahaman konsep I mencapai 54,3%
(kategori buruk). Hasil penelitian pada siklus II diperoleh siswa yang memahami
aspek translasi mencapai 100% (kategori sangat baik), siswa yang mampu
memahami aspek interpretasi mencapai 82,9% (kategori baik), dan siswa yang
mampu memahami aspek ekstrapolasi pada tes diagnostik pemahaman konsep II
mencapai 80% (kategori baik).
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer diperoleh
pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I termasuk
dalam kategori cukup dengan nilai 62,5, dan pada siklus II kategori baik dengan
nilai 83,67.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan penerapan model pembelajaran
hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft power point dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi ajar prisma dan
limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul Tahun Ajaran 2014/2015.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.
Skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching
Menggunakan Media Animasi Microsoft Power Point untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Matematika Siswa Di Kelas IX SMP Negeri 4 Sumbul ”,
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor beserta stafstafnya di Universitas Negeri Medan.Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada : Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta staf-stafnya
di FMIPA UNIMED. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak
Drs. S.Siahaan, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis sejak awal
penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih
juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, Bapak Drs. Togi, M.Pd,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai
dari rencana penelitian sampai dengan selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd sebagai
Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu Dosen beserta Staf
Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.
Penghargaan juga disampaikan kepada Bapak T. Banjarnahor dan Bapak H.
Pasaribu selaku kepala sekolah dan guru matematika SMP Negeri 4 Sumbul yang
telah banyak membantu selama penelitian ini.
Teristimewa saya sampaikan terimakasih kepada Ayahanda Jahotman
Simbolon dan Ibunda tercinta Lustina Lumban Gaol, yang selalu senantiasa
membantu penulis, mendoakan dan memberikan semangat yang luar biasa bagi
penulis serta dana kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas
v
Negeri Medan. Teristimewa juga saya sampaikan kepada abang saya Maruba
Simbolon, adik-adik tercinta Jelita, Petrus, Marinda, Erwina, bang Kalam, Friska,
juga Justin Naibaho yang selalu mendoakan, mendorong dan menyemangati saya
sangat luar biasa dalam penyelesaian studi saya ini dan sanak keluarga yang selalu
senantiasa berdoa dan memberikan dorongan semangat bagi penulis.. Tidak lupa
juga penulis menyampaikan terimakasih kepada teman-teman seperjuangan yang
selalu memberikan motivasi bagi penulis yaitu kelas Dik.A reguler, kelas Dik.B
regular, Dik.C reguler dan kelas Ekstensi stambuk 2010 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu-persatu, khususnya sahabatku Justin, Holmes, Manto, Iwan,
Josapat, Lia, Loranty, Mevi, Helviana, Lydia, K’Ratu, K’Eva, K’Nely, K’Nikmah,
Elisabet, Efra, Marihot, Afifah, Syahmidun, Masriani dan teman-teman
seperjuangan lainnya yang tidak bisa saya tuliskan satu persatu yang selalu
membangkitkan semangat bagi penulis.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian
skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi
skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan,
September 2014
Penulis,
Lilis Pebeyanti Simbolon
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
vii
viii
ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Identifikasi Masalah
1.3
Batasan Masalah
1.4
Rumusan Masalah
1.5
Tujuan Penelitian
1.6
Manfaat Penelitian
1
5
5
6
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pemahaman Konsep Matematika
2.2
Strategi Pembelajaran Geometri
2.3
Media Pembelajaran
2.4
Teknik Pembelajaran Hypnoteaching
2.5
Penerapan Teknik Pembelajaran Hypnoteaching yang
Berorientasi pada Media Animasi Microsoft Power Point
2.6
Materi Pembelajaran
2.6.1 Prisma
2.6.2 Limas
2.7
Hasil Penelitian yang Relevan
2.8
Kerangka konseptual
2.9
Hipotesis penelitian
27
28
28
35
42
42
43
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Penelitian
3.2. Subjek Penelitian
3.3. Objek Penelitian
3.4. Jenis Penelitian
3.5. Defenisi Operasional
3.6. Prosedur penelitian
3.6.1 Permasalahan I
3.6.2 Perencanaan Tindakan I
3.6.3 Pelaksanaan Tindakan I
44
44
44
44
45
45
46
46
50
7
13
15
18
vii
3.6.4 Tahap Observasi I
3.6.5 Analisis Data I
3.6.6 Refleksi I
3.6.7 Permasalahan II
3.6.8 Perencanaan Tindakan II
3.6.9 Pelaksanaan Tindakan II
3.6.10 Tahap Observasi II
3.6.11 Analisis Data II
3.6.12 Refleksi II
3.7. Indikator Kinerja
3.8. Kriteria Penilaian Pemahaman Konsep Matematika
3.9.1 Menghitung Tingkat Penguasaan Siswa
3.9.2 Penilaian Hasil Observasi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian Siklus I
4.1.1 Permasalahan I
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan I
4.1.3 Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
4.1.4 Hasil Observasi I
4.1.5 Hasil Refleksi Siklus I
4.2
Hasil Penelitian Siklus II
4.2.1 Permasalahan II
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan II
4.2.3 Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
4.2.4 Hasil Observasi II
4.2.5 Hasil Refleksi Siklus II
4.3
Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan Hasil Tes Diagnostik Pemahaman Konsep
4.3.2 Pembahasan Hasil Observasi
4.3.3 Pembahasan Model Pembelajaran
4.3.4 Hubungan Hasil Penelitian dengan Penelitian Yang
Relevan
51
51
52
52
52
53
53
53
54
55
56
56
56
58
58
59
61
63
64
65
65
65
67
69
70
70
70
73
74
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
80
80
DAFTAR PUSTAKA
81
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kuadran Kesadaran Manusia
21
Gambar 2.6.1 Macam-Macam Prisma
29
Gambar 2.6.2 Unsur-Unsur Prisma
29
Gambar 2.6.3 Alur Pembuatan Jaring – Jaring Prisma
31
Gambar 2.6.4 Beberapa Contoh Jaring – Jaring Prisma
31
Gambar 2.6.5 Prisma Segitiga dan Jaring – Jaringnya
32
Gambar 2.6.6 Balok dan Prisma
33
Gambar 2.6.7 Potongan-potongan prisma segi enam
34
Gambar 2.6.8 Limas
35
Gambar 2.6.9 Unsur-Unsur Limas
36
Gambar 2.6.10 Limas Segitiga dan Limas Segiempat
37
Gambar 2.6.11 Alur Pembuatan Jaring – Jaring Limas segiempat beraturan 37
Gambar 2.6.12 Limas Segiempat E.ABCD dan Jaring – Jaringnya
38
Gambar 2.6.13 Kubus dan Limas
40
Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
56
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
51
Tabel 3.2 Indikator Kinerja
55
Tabel 3.3 Kategori Penilaian
56
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Observasi
56
Tabel 4.1 Persentase Siswa yang Mampu mengerjakan Tes Diagnostik
dengan Benar
59
Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Translasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
61
Tabel 4.3 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Interpretasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
62
Tabel 4.4 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Ekstrapolasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep I
63
Tabel 4.5 Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Translasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
67
Tabel 4.6 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Interpretasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
68
Tabel 4.7 Deskripsi Tingkat Kemampuan Siswa Memahami Aspek
Ekstrapolasi Pada Tes Diagnostik Pemahaman Konsep II
69
Tabel 4.8 Deskripsi hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Pemahaman
Konsep Siswa pada Tes Diagnostik Awal dan Siklus I yang
Mengacu pada Indikator Kinerja
70
Tabel 4.9 Deskripsi hasil Tingkat Kemampuan Setiap Aspek Pemahaman
Konsep Siswa pada Tes Diagnostik Awal, Siklus I, dan Siklus
II yang Mengacu pada Indikator Kinerja
72
Tabel 4.10 Deskripsi Hasil Pengelolaan Pembelajaran pada Siklus I dan
Siklus II
73
Tabel 4.11 Deskripsi Pelaksanaan Model Pembelajaran Hypnoteaching
pada Siklus I dan Siklus II
74
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
1
: RPP 1 (Siklus I)
83
Lampiran
2
: RPP 2 (Siklus II)
98
Lampiran
3
: RPP 3 (Siklus II)
100
Lampiran
4
: RPP 4 (Siklus II)
102
Lampiran
5
: Lembar kegiatan siswa 1
109
Lampiran
6
: Lembar kegiatan siswa 2
117
Lampiran
7
: Lembar kegiatan siswa 3
122
Lampiran
8
: Lembar kegiatan siswa 4
125
Lampiran
9
: Kisi-kisi instrumen tes diagnostik pemahaman konsep 1
129
Lampiran
10 : Kisi-kisi instrumen tes diagnostik pemahaman konsep 2
130
Lampiran
11 : Lembar validasi soal tes diagnostik pemahaman konsep 1 131
Lampiran
12 : Lembar validasi soal tes diagnostik pemahaman konsep 2 134
Lampiran
13 : Tes diagnostik pemahaman konsep 1
138
Lampiran
14 : Tes diagnostik pemahaman konsep 2
140
Lampiran
15 : Rubrik penilaian dan alternatif jawaban tes diagnostik
pemahaman konsep 1
Lampiran
142
16 : Rubrik penilaian dan alternatif jawaban tes diagnostik
pemahaman konsep 1
146
Lampiran
17 : Lembar observasi kegiatan guru pada siklus I
150
Lampiran
18 : Dekripsi hasil observasi kegiatan guru pada siklus I
158
Lampiran
19 : Lembar observasi kegiatan guru pada siklus I
159
Lampiran
20 : Dekripsi hasil observasi kegiatan guru pada siklus II
167
Lampiran
21 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik
Lampiran
168
22 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik pemahaman konsep 1 170
x
Lampiran
23 : Tabel kategori kemampuan pemahaman siswa
memahami konsep untuk setiap aspek I, II, dan III
pada tes diagnostik tes diagnostik pemahaman konsep 2 172
Lampiran
24 : Kisi-kisi intsrumen pemahaman konsep
174
Lampiran
25 : Tes diagnostik
175
Lampiran
26 : Alternatif jawaban dan penskoran tes diagnostik
177
Lampiran
27 : Lembar observasi awal
178
Lampiran
28 : Dokumentasi Penelitian
180
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan Undang–undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sardiman (2011: 60) dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1983
menjelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan bertujuan untuk
meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa ,kecerdasan,
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama dalam bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa.
Selain itu tujuan pendidikan pada hakikatnya memanusiakan manusia atau
mengantarkan peserta didik untuk dapat menemukan jati dirinya. Hamalik (2010:
170) menyatakan bahwa “siswa adalah suatu organisme yang hidup, di dalam
dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang
berkembang”.
Matematika
adalah
suatu
penguasaan
dasar
sebagai
alat
untuk
mengembangkan kemampuan berfikir, karena itu matematika sangat diperlukan
baik dalam kehidupan sehari–hari maupun dalam kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Dengan kata lain, banyak ilmu–ilmu yang lain yang
penemuan dan perkembangannya bergantung pada matematika. Seperti yang
dikemukakan Hudojo (2005: 37) bahwa: “Matematika adalah suatu alat untuk
1
2
mengembangkan cara berpikir. Karena itu matematika sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari termasuk dalam menghadapi kemajuan IPTEK”.
Akan tetapi jika dikaji lebih jauh kondisi pembelajaran matematika dewasa
ini khususnya di sekolah, pelajaran matematika masih menjadi momok dan
pelajaran yang sulit bagi siswa. Menurut Smith, (1, https://sites.google.com/site/
modelmodelpembelajaran/assignments), ada empat kelemahan yang dimiliki oleh
siswa sebagai penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa antara lain,
Kurang memiliki pengetahuan materi prasyarat yang baik, kurang
memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali konsep-konsep
dasar matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan yang sedang
dibicarakan, kurang memiliki ketelitiaan dalam menyimak dan mengenali
persoalan matematika yang berkaitan dengan pokok bahasan tertentu,
kurang memiliki kemampuan untuk menyimak kembali sebuah jawaban
yang diperoleh, dan kurang memiliki kemampuan nalar yang logis dalam
menyelesaikan persoalan matematika.
Keempat kelemahan ini akan menghambat proses belajar bermakna. Lebih
lanjut, Hudojo (2005: 127) mengemukakan bahwa:
Konsep dapat dipahami melalui hubungan antara interaksinya dengan
konsep lain, karena dalam proses belajar matematika, prinsip belajar
harus terlebih dahulu dipilih, sehingga sewaktu mempelajari
metematika dapat berlangsung dengan lancar, misalnya mempelajari
konsep B yang mendasarkan pada konsep A, seseorang perlu
memahami lebih dahulu konsep A. Tanpa memahami konsep A, tidak
mungkin orang itu memahami konsep B. Ini berarti mempelajari
matematika haruslah bertahap dan berurutan serta mendasarkan pada
pengalaman belajar yang lalu.
SMP Negeri 4 Sumbul adalah salah satu sekolah yang berdomisili di
Kecamatan Sumbul. Sekolah ini masih memiliki masalah tentang proses dan hasil
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran Matematika. Hal ini, berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan peneliti.
Peneliti melakukan observasi awal terhadap guru di sekolah yang
bersangkutan pada 14 Juni 2014 dan berdasarkan hasil observasi pada lampiran 33
kepada dua guru matematika di sekolah tersebut yaitu bapak M. Simatupang dan
H. Pasaribu diperoleh bahwa: pada proses pembelajaran guru menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab, guru tidak menjelaskan materi pembelajaran
3
dari konkret ke abstrak. Pada saat guru mengajar guru tidak menggunakan media
pembelajaran padahal saat peneliti melakukan observasi pada salah satu guru,
materi pembelajaran yang diajarkan adalah balok dan kubus, serta dalam
pembelajaran siswa kurang berinteraksi dengan baik. Dari pengamatan tersebut
disimpulkan bahwa metode pembelajaran yang dilakukan guru di dalam kelas
masih kurang tepat.
Berdasarkan hasil tes diagnostik awal yang dilakukan peneliti pada prapenelitian, ditemukan masalah pada setiap aspek pemahaman konsep matematika
di kelas VIII-3 SMP Negeri 4 Sumbul. Dari hasil tes diagnostik pada lampiran 23
diperoleh bahwa siswa yang mampu memahami aspek translasi sebanyak 25,72%
atau berada dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tingkat kemampuan
pemahaman diperoleh data sebanyak 2,85% siswa dengan tingkat pemahaman
sangat baik, sebanyak 22,86% siswa dengan tingkat pemahaman cukup, dan
sebanyak 74,28% siswa dengan tingkat pemahaman sangat buruk.
Kemudian siswa yang mampu memahami aspek interpretasi pada lampiran
23 sebanyak 8,57% atau berada dalam kategori sangat buruk. Berdasarkan tingkat
kemampuan pemahaman diperoleh data sebanyak 8,57% siswa dengan tingkat
pemahaman cukup dan sebanyak 91,43% siswa dengan tingkat tingkat
pemahaman sangat buruk.
Siswa yang mampu memahami aspek ekstrapolasi pada lampiran 23
sebanyak 48,58% atau berada dalam kategori buruk. Berdasarkan tingkat
kemampuan pemahaman diperoleh data sebanyak 14,29% siswa dengan tingkat
pemahaman sangat baik, sebanyak 34,29% siswa dengan tingkat pemahaman
cukup, dan sebanyak 51,42% siswa dengan tingkat tingkat pemahaman sangat
buruk.
Data pemahaman konsep matematika siswa yang demikian rendah tersebut
mengindikasikan adanya permasalahan serius dalam kegiatan pembelajaran
matematika. Agar pemahaman konsep matematika berkembang maka siswa perlu
dilibatkan secara aktif dalam proses belajar matematika.
4
Berdasarkan uraian di atas maka masalah yang telah dikemukakan
memerlukan penanggulangan segera dengan menerapkan model pembelajaran
yang tepat yaitu model pembelajaran hypnoteaching menggunakan media animasi
microsoft power point.
Untuk mengatasi permasalahan yang dikemukakan diatas maka guru perlu
mengusahakan
perbaikan
pembelajaran
sebagai
suatu
strategi
untuk
mengembangkan bagaimana materi itu dapat dikemas menjadi pelajaran yang
menarik dan mudah dimengerti oleh siswa,sehingga timbul ketertarikan siswa
untuk belajar matematika. Selain itu kegiatan pembelajaran yang mampu
mensinergikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik secara bersamaan dapat
dilakukan dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang ada disekitar
kehidupan siswa dan yang ada di lingkungan sekolah, selanjutnya media
pembelajaran/alat peraga yang ada akan lebih bermakna jika berhubungan
langsung
dengan
matematika
kehidupan
banyak
berkaitan
sehari-hari.
Seperti
dengan
kehidupan
kegiatan
pembelajaran
sehari-hari,
sehingga
pembelajaran dapat dilakukan dengan media pembelajaran ataupun alat peraga
dengan menggunakan benda konkrit yang ada disekitar kehidupan siswa maupun
dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk gambar (visual).
Hal ini ditegaskan Zoltan P. Dienes (dalam Russefendi 1998: 75) bahwa:
Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan baik apabila disajikan
kepada siswa dengan bantuan berbagai media pembelajaran yang kongkret
maka alat peraga sangat berperan dalam pembelajaran matematika.
Selanjutnya analisis materi dapat dilakukan untuk mengetahui tahap
penanaman konsep, pemahaman konsep atau tahap pembinaan
keterampilan. Untuk itu dengan model alat peraga/praktik matematika ini
diharapkan dapat mempermudah pemahaman matematika dan
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika,
serta menumbuhkan citra metematika sebagai mata pelajaran yang
menyenangkan.
Dengan demikian guru dapat menggunakan media dalam pembelajaran
seperti media animasi yang dikemas dalam software microsoft power point.
Dengan tampilan yang menarik akan menarik perhatian siswa untuk lebih
menyukai materi yang disajikan.
5
Dengan penerapan model pembelajaran hypnoteaching, siswa dapat
memahami ide-ide dasar yang melandasi sebuah konsep, mengetahui cara
menemukan dan menggunakan konsep yang benar. Hal itu sesuai dengan
pernyataan Yustisia (2012: 8) bahwa “model pembelajaran hypnoteaching
merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),
yang terdiri dari rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang diorganisasi
sedemikian rupa sehingga model pembelajaran ini mampu menciptakan kondisi
belajar yang aktif dan tidak membosankan bagi siswa dengan memakai sugestisugesti positif untuk mencapai alam bawah sadar anak didik”. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran ini menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna
sehingga memberikan pemahaman konsep yang mendalam bagi siswa.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran Hypnoteaching Menggunakan
Animasi Microsoft Power Point untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Di Kelas IX SMP Negeri 4 Sumbul ”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, ada
beberapa masalah yang dapat di identifikasi, yaitu :
1. Masih rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.
2. Pembelajaran matematika di kelas masih kurang tepat dengan materi
pembelajaran.
3. Kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Melihat
luasnya
cakupan
masalah-masalah
yang
teridentifikasi
dibandingkan waktu dan kemampuan yang dimiliki peneliti, maka peneliti merasa
perlu memberikan batasan terhadap masalah yang akan dikaji agar analisis hasil
penelitian ini dapat dilakukan dengan lebih mendalam dan terarah. Sesuai
identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya membatasi masalah mengenai
6
pembelajaran matematika di kelas masih kurang tepat dengan materi pembelajaran
dan kurangnya penggunaan media dalam proses pembelajaran.
1.4. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Apakah penerapan model
pembelajaran hypnoteaching menggunakan animasi microsoft power point dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa di kelas IX SMPN 4
Sumbul? ”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, apakah penerapan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan
animasi microsoft power point dapat meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa di kelas IX SMPN 4 Sumbul.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Siswa
Memperoleh pengalaman baru dalam belajar bagaimana memahami dan
menggunakan konsep dalam pemecahan masalah atau soal matematika.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan guru
terhadap alternatif teknik pembelajaran yang memungkinkan untuk
diterapkan sebagai upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
3. Bagi Sekolah
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah terutama
dalam pembelajaran matematika.
4. Bagi Peneliti
Dapat menambah ilmu dan pengalaman tentang pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran Hypnoteaching.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil observasi dapat diambil
kesimpulan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran hypnoteaching menggunakan animasi
microsoft
power
point
dapat
meningkatkan
pemahaman
konsep
matematika siswa pada materi ajar prisma dan limas di kelas IX-3 SMP
Negeri 4 Sumbul.
2. Model pembelajaran yang digunakan seperti pada Tabel 4.13 dapat
meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa pada materi ajar
prisma dan limas di kelas IX-3 SMP Negeri 4 Sumbul.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan penelitian, saran yang diajukan adalah:
1. Bagi guru matematika yang ingin meningkatkan pemahaman konsep
matematika siswa pada materi prisma dan limas dapat menerapkan model
pembelajaran hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft
power point dengan penambahan metode tanya jawab dan diskusi antara
siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.
2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat
dijadikan
pertimbangan
untuk
menerapkan
model
pembelajaran
hypnoteaching menggunakan media animasi microsoft power point pada
materi ajar prisma dan limas ataupun materi ajar yang lain.
80
81
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri, Julaeha, Siti, dan Wardani, K.A., (2009), Strategi Pembelajaran di
SD, Universitas Terbuka, Jakarta
Arsyad, Azhar, (2000), Media Pengajaran, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Aziz, Abdul Muhammad, (2012), Fungsi Media Dalam Pembelajaran (http://aziz
muh.wordpress.com/2012/12/23/55/) (di akses tanggal 23 Februari 2014)
Barber, Joseph, (1997), Practice, Hypnosis and Memory: A Hazardous
Connection, Proquest Education Journals. Oct 1997: 305-317
Dahar, Ratna Wilis, (2011), Teori-Teori Belajar, Penerbit Erlangga, Jakarta
Djamarah, S.B. dan Zain, A., (2009), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta,
Surabaya
Eline, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan
Teknik Pembelajaran Hypnoteaching pada Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di Kelas VIII SMP Negeri 1
Padangsidimpuan ,FMIPA UNIMED (tidak di publikasikan)
Gultom, Syawal, Siagian, Pargaulan, Sinaga, Bornok, dan Lubis, Rajab, (2010),
Kompetensi Guru, Universitas Negeri Medan, Medan
Hamalik, Oemar, (2010), Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta
Hudojo, Herman, (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran
Matematika, Universitas Negeri Malang, Malang
Nasution, S., (2013), Berbagai Proses dan Pendekatan dalam Proses Belajar
Mengajar, Penerbit Bumi Aksara, Bandung
Noer, Muhammad, (2010), Hypnoteaching for Success Learning, PT Pustaka
Insan Madani, Yogyakarta
Panjaitan, Binsar, (2009), Evaluasi Program Pendidikan, Penerbit Poda, Medan
Rusefendi, E.T., (1998), Pengajaran matematika Modern Dan Masa Kini,
Penerbit Tarsito, Bandung.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit Alfabeta,
Bandung
80
82
Sardiman, (2011), Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta
Smith, (2009), Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Kreativitas Matematika
Siswa Dengan Menggunakan Model Pencapaian Konsep Pada Kelas X
Smu Negeri 1 Batang Kuis, https://sites.google.com /site/model model pem
belajaran/assignments (di akses 23 Maret 2014)
Sugijono, Adinawan.C, (2007), Matematika untuk SMP Kelas VIII. Penerbit
Erlangga, Jakarta
Suyitno, (2004), Dasar-Dasar Dan Proses Pembelajaran Matematika I,
Semarang
Trianto, (2009), Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Penerbit Kencana, Jakarta
Wardhani, Sri, (2008), Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika
SMP/MTs untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika, Pusat
Pengembangan Dan Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan
Matematika, Yogyakarta
Yustisia, (2012), Hypnoteaching dalam Pembelajaran, Visimedia, Jakarta
ii
RIWAYAT HIDUP
Lilis Pebeyanti Simbolon dilahirkan di Kecamatan Sumbul, Kabupaten
Dairi pada tanggal 27 Juli 1992. Ayah bernama Jahotman Simbolon dan Ibu
bernama Lustina Lumban Gaol. Merupakan anak kedua dari enam bersaudara.
Pada tahun 1998, penulis masuk SD Negeri 036562 Ponjian, Kecamatan Sumbul,
dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun 2004, penulis melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 4 Sumbul, dan lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007, penulis
melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Sumbul dan lulus pada tahun 2010.
Pada tahun 2010, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,
Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Medan melalui jalur SNMPTN.