PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII D SMPN 14 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Fisika

oleh: Yayan Nuryanah

0901932

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII D SMPN 14 Bandung)

Oleh Yayan Nuryanah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Yayan Nuryanah 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII D SMPN 14 Bandung) Oleh:

Yayan Nuryanah NIM.0901932

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I,

Dr. Selly Feranie, M. Si. NIP. 197411081999032004

Pembimbing II,

Dra. Hera Novia, M.T. NIP. 196811042001122

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Fisika

Dr. Ida Kaniawati, M.Si. NIP 196807031992032001


(4)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA SMP

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII D SMPN 14 Bandung)

Yayan Nuryanah, NIM. 0901932. Pembimbing Pertama: Dr. Selly Feranie, M.Si., Pembimbing Kedua: Dra. Hera Novia,M.T., Departemen Pendidikan Fisika

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung 2015 ABSTRAK

Berdasarkan PERMENDIKBUD No.81A tahun 2013 tentang implementasi kurikulum 2013, di dalamnya terdapat proses pembelajaran langsung dan pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung terdiri dari lima pengalaman belajar pokok (5M), yaitu : mengamati (Observing), menanya (queStioning), mengumpulkan informasi (collEcting information), mengasosiasi (Associating) dan mengkomunikasikan (commuNicating), yang selanjutnya lima pengalaman pokok belajar ini dinamakan ‘OSEAN’. Hasil studi pendahuluan menunjukkan bahwa kegiatan OSEAN siswa dalam proses pembelajaran 5M pada kurikulum 2013 adalah mengamati 43% siswa, menanya 17% siswa, mengumpulkan informasi 28% siswa, mengasosiasi 14,3% siswa dan mengkomunikasikan 14,3% siswa. Peneliti telah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan ‘OSEAN’ dan pemahaman konsep siswa menggunakan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dengan mengoptimalisasikan bahan ajar, media pembelajaran, dan metode ilmiah. Untuk melihat kegiatan dan keterampilan ‘OSEAN’ dalam pembelajaran maka dilakukan observasi dan open guided inquiry worksheet, sedangkan pemahaman konsep dilihat dari hasil tes pemahaman konsep disetiap akhir pertemuan. Hasil siklus III menunjukkan bahwa (1) untuk kegiatan OSEAN siswa dalam proses pembelajaran 5M adalah mengamati 86% siswa, menanya 51% siswa, mengumpulkan informasi 51% siswa, mengasosiasi 50% siswa, mengkomunikasikan 50% siswa tuntas (2) untuk keterampilan OSEAN siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pendekatan saintifik adalah mengamati 90% siswa, menanya 100% siswa, mengumpulkan informasi 90% siswa, mengasosiasi 85% siswa dan mengkomunikasikan 93% siswa tuntas (3) untuk pemahaman konsep 83% siswa mencapai nilai KKM. Hasil penelitian ini sudah memenuhi indikator keberhasilan dengan menerapkan PBM dan bahan ajar yang beragam serta pemberian masalah yang menantang memberi kesempatan bagi siswa merancang metode ilmiah.


(5)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE OSEAN AND UNDERSTANDING CONCEPTS OF SMP

STUDENTS

(Action Class Research in Grade VIII SMP 14 Bandung)

Yayan Nuryanah, NIM. 0901932. Pembimbing Pertama: Dr. Selly Feranie, M.Si., Pembimbing Kedua: Dra. Hera Novia,M.T., Physics Education Department,

Indonesia University of Education Bandung 2015 ABSTRACT

According PERMENDIKBUD No. 81A year 2013 about implementation of curriculum 2013, there are direct-learning process and indirect-learning process. Process of direct-learnig process consist of five fundamental learning processes (5M), which are: Observing, queStioning, collEcting information, Associating and commuNicating, referred as OSEAN. Result of early study show that OSEAN activity in 5M activities in curriculum 2013 are Observing 43% of students, queStioning 17% of students, collEcting information 28% of students, Associating 14,3% of students and commuNicating 14,3% of students. We performed action-class research to increase OSEAN and understanding of concept using problem-based learning by optimizing teaching materials and scientific method. To measure activity and skills of OSEAN in learning process, we do observation and use open-guided inquiry worksheet, and for understanding concepts, use comprehension test in the end of each meetings. Result of circle III show us (1) for OSEAN activity of students to learning process is Observing 86% of students, queStioning 51% of students, collEcting information 51% of students, Associating 50% of students and commuNicating 50% of students are completed (2) for OSEAN skills of students to solve the problems by using scientific approach is Observing 90% of students, queStioning 100% of students, collEcting information 90% of students, Associating 85% of students and commuNicating 93% of students are completed (3) for understanding of concets 83% of students attain KKM grade. Result of this research have fulfill the indicator of achievements by implemented PBM, various teaching materials and giving challenging problems provide student to make a scientific method.


(6)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……… i

SURAT PERNYATAAN .……… iv

DAFTAR ISI ………. vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR LAMPIRAN ……… ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian………. 1

B. Rumusan Masalah……….. 8

C. Batasan Masalah……… 8

D. Tujuan Penelitian……… 9

E. Manfaat Penelitian ………. 9

F. Sturktur Organisasi Penelitian ……… 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR PENELITIAN A. OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating CommuNicating) ……….. 11

B. Materi Pesawat Sederhana……… 17

C. Model Pembelajaran Berbasis Masalah……… 18

D. Hubungan Model PBM dengan OSEAN Siswa………... 30

E. Pemahaman Konsep………. 33

F. Hubungan Model BM dengan Pemahaman Konsep Siswa…………. 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian……… 37

B. Metode Penelitian ……… 37

C. Definisi Operasional……… 37

D. Metode dan Desain Penelitian………. 39

E. Prosedur Penelitian………... 43

F. Teknik Pengumpulan Data………. 44


(7)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Umum……… 51

B. Deskripsi Studi Pendahuluan……… 52

C. Penelitian Siklus I... 54

D. Hasil Penelitian dan Temuan Penelitian Siklus I... 58

E. Penelitian Siklus II... 66

F. Hasil Penelitian dan Temuan Penelitian Siklus II... 70

G. Penelitian Siklus III... 77

H. Hasil Penelitian dan Temuan Penelitian Siklus III... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. 87

B. Saran ……… 88

DAFTAR PUSTAKA ………. 89 LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Perangkat Pembelajaran B. Instrumen Penelitian C. Analisis Data


(8)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Persentase Kemunculan OSEAN……… 5

Tabel 2.1. Pembelajaran Pokok OSEAN………. 14

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Berbasis Masalah... 23

Tabel 2.3. Sintaks Problem Based Learning... 24

Tabel 2.4. Tabel Hubungan PBM dan OSEAN... 31

Tabel 3.1. Open Guided Worksheet... 46

Tabel 3.2. Hubungan antara Langkah dalam Lembar Kerja Ilmiah dengan Keterampilan OSEAN……….... 47

Tabel 4.1. Kriteria Keterlaksanaan Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah……….. 58

Tabel 4.2. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan PBM Siklus I……….. 58

Tabel 4.3. Hasil Observasi Kegiatan OSEAN Siklus I……….. 59

Tabel 4.4. Hasil Evaluasi Tes Siklus I………... 59

Tabel 4.5. Hasil Penilaian Lembar Kerja Ilmiah Siklus I……….. 60

Tabel 4.6. Hasil Penilaian Lembar Kerja Ilmiah “Mencipta” Siklus I…….. 61

Tabel 4.7. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan PBM Siklus II……….. 70

Tabel 4.8. Hasil Observasi Kegiatan OSEAN Siklus II……….. 71

Tabel 4.9. Hasil Evaluasi Tes Siklus II………... 71

Tabel 4.10. Hasil Penilaian Lembar Kerja Ilmiah Siklus II……… 72

Tabel 4.11. Hasil Observasi Keterlaksanaan Tahapan PBM Siklus III…….. 81

Tabel 4.12. Hasil Observasi Kegiatan OSEAN Siklus III……….. 81

Tabel 4.13. Hasil Evaluasi Tes Siklus III……… 82


(9)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A PERANGKAT PEMBELAJARAN A.1 RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP)

A.11 RPP Pertemuan 1, 2, dan 3 ……….. 90

LAMPIRAN B INSTRUMEN PENELITIAN B.1 Lembar Judgement Pemahaman Konsep Siswa ……….. 109

B.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru ………... 115

B.3 Lembar Kerja Siswa ……… 117

B.4 Lembar Evaluasi Pemahaman Konsep Siswa ………. 128

LAMPIRAN C SURAT DAN DOKUMENTASI PENELITIAN C.1 Lembar Perbaikan Proposal ……… 137

C.2 Surat Tugas Membimbing ……….. 138

C.3 Surat Pernyataan menjadi Penilai Instrumen ……….. 139

C.4 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ……….. 141


(10)

1

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Penelitian

Pada awal tahun 2013 terjadi perubahan dalam pendidikan Indonesia, yaitu diberlakukan kurikulum 2013. Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan tujuan pendidikan Nasional yang terangkum pada Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003 yaitu “Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati”. Di abad ke-21 paradigma belajar telah bergeser dari paradigma teaching menjadi learning. Paradigma teaching lebih menekankan pembelajaran berpusat pada guru, dan paradigma learning lebih menekankan pembelajaran berpusat pada siswa.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengembangan kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 68 Tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah pertama / madrasah tsanawiyah disebutkan bahwa terdapat beberapa penyempurnaan pola pikir pada kurikulum 2013 yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, pembelajaran interaktif, pembelajaran jejaring (peserta didik dapat memperoleh ilmu dari berbagai sumber termasuk melalui internet), pembelajaran aktif-mencari, pembelajaran kelompok atau berbasis tim, pembelajaran berbasis alat multimedia, pola pembelajaran ilmu pengetahuan jamak, pembelajaran berdasarkan users, dan pembelajaran kritis.

Tercantum dalam Sisdiknas No.20 tahun 2003 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada pembelajarannya siswa dapat membentuk pengetahuan baru dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Terdapat kesesuaian dengan teori kognitif piaget (Trianto, 2007) perkembangan kognitif sebagai suatu


(11)

2

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proses dimana anak secara aktif membangun system makna dan pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Pada proses pembelajaran, siswa akan mendapatkan pengalaman belajar. Seperti yang tertera dalam permendikbud No.81A tahun 2013 sebagai lima pengalaman belajar pokok, yaitu : mengamati (Observing), menanya (queStioning), mengumpulkan informasi (collEcting information), mengasosiasi (Associating) dan mengkomunikasikan (commuNicating). untuk seterusnya lima pengalaman pokok belajar ini dinamakan OSEAN.

Pada kurikulum 2013 terdapat pembahasan mengenai pembelajaran IPA dan IPS harus dilaksanakan secara terpadu. Sehingga, kemampuan seorang pendidik untuk dapat meramu pembelajaran secara terpadu benar-benar dibutuhkan. Hal ini pun dijelaskan dalam National Science Teachers Association (NSTA) dan Permendiknas No 16 Tahun 2007 yang merekomendasikan bahwa guru-guru IPA sekolah menengah harus memiliki kecendrungan interdisipliner pada sains (IPA) atau integrated science.

Dengan perumusan kurikulum 2013 tersebut diharapkan membentuk generasi-generasi unggul yang memiliki keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kemudian, dari perumusan kurikulum 2013 diharapkan guru-guru IPA SMP/MTs hendaknya disiapkan untuk memiliki kompetensi dalam biologi, kimia dan fisika.

Untuk membentuk keseimbangan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, salah satunya adalah dengan menerapkan pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Menurut Sholeh Hidayat (123:2013) untuk meningkatkan kreativitas siswa diperlukan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba. Berdasarkan Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipadu dengan pendekatan scientific.

Pendekatan scientific yang terdiri dari mengamati, menanya, mengeksplor, menalar dan mengkomunikasikan adalah serangkaian proses yang harus dilalui oleh peserta didik secara personal. Upaya penerapan pendekatan


(12)

3

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ini sudah seharusnya terjadi dalam proses pembelajaran, karena sebetulnya dalam proses pembelajaran itu sendiri merupakan sebuah proses ilmiah.

Pendekatan scientific atau proses sains selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian. Artinya, dalam proses pembelajaran, siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah. Lebih spesifik lagi proses sains yang dikembangkan dalam kurikulum 2013 terdiri dari keterampilan mengamati (Observation), menanya (Questioning), melakukan eksperimen (Experimenting), menalar (Associating), dan mengkomunikasi (Communicating). Keterampilan-keterampilan tersebut dinamakan menjadi OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating CommuNicating).

Lima keterampilan yang diharapkan muncul dari pembelajaran kurikulum 2013 merupakan keterampilan dasar pada keterampilan proses sains. Menurut Dahar (1985:11) Keterampilan Proses Sains sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta diharapkan memperoleh pengetahuan baru/ mengembangkan pengetahuan yang telah dimiliki. Semiawan (1992:14-15) berpendapat bahwa terdapat empat alasan mengapa pendekatan keterampilan proses sains diterapkan dalam proses belajar mengajar sehari-hari, yaitu:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berlangsung semakin cepat sehingga tidak mungkin lagi guru mengajarkan semua konsep dan fakta pada siswa,

2. Adanya kecenderungan bahwa siswa lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh konkret, 3. Penemuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak

bersifat mutlak 100%, tapi bersifat relatif dan dalam proses belajar mengajar pengembangan konsep tidak terlepas dari pengembangan sikap dan nilai dalam diri anak.


(13)

4

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Penelitian Muhamad Gilang Ramadhan (2013) dengan penggunaan model PBM didapatkan peningkatan kemampuan mengamati sebesar 47,05 %, Merumuskan hipotesis sebesar 41,17 %, Merencanakan percobaan 52,94 %, Menafsirkan sebesar 38,23 %, berkomunikasi sebesar 38,23 %, dan Menerapkan Konsep 29,41 %. Serta kemampuan kognitif siswa meningkat dengan gain ternormalisasi 0.44.

Kemudian, Berdasarkan hasil studi pendahuluan Suci Mugia Anugrah (2009) di kelas X SMA Negeri kota Bandung yang sudah menerapkan kurikulum 2013, dengan model pembelajaran berbasis masalah yaitu Keterlaksanaan tahapan pembelajaran berbasis masalah oleh guru sudah mencapai 81% dengan kriteria sangat baik. Kekurangan dalam memanajemen waktu dan penguasaan kelas membuat pembelajaran kurang terarah. Sebagian besar waktu pembelajaran tersita lebih banyak saat mengisi bagian awal lembar kerja ilmiah. Dan persentase kegiatan OSEAN selama pembelajaran mengalami peningkatan, walaupun tidak semua kegiatan OSEAN terlihat dari rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing OSEAN di tiap fase pembelajaran.

Pada kenyataannya proses keterampilan sains belum sepenuhnya dapat dimunculkan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di SMP di kota Bandung, dengan menerapkan pembelajaran berbasis masalah presentase kemunculan OSEAN yang muncul, yaitu :


(14)

5

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fase

PBM Indikator

Hubungan Tahapan PBM dan OSEAN Jumlah Siswa yang melaksanakan keterampilan sains dan kemampuan kognitif

Persentase Siswa

Kegiatan Siswa Kegiatan OSEAN

1 Orientasi siswa pada masalah

- Selama fase investigatif pelajaran, siswa akan didorong untuk melontarkan pertanyaan dan mencari informasi - Selama fase analisis dan penjelasan pelajaran, siswa akan

didorong untuk mengekspresikan ide-idenya secara terbuka dan bebas (Arends,2008:56)

- Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi - Mengasosiasi - Mengkomunikasikan

Menanya ada 6 siswa dari 35 siswa

17%

2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar

- siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil untuk bekerja sama dalam melakukan penyelidikan

- Mengamati

- Mengkomunikasikan

Mengamati ada 15 siswa dari 35 siswa

43%

3 Membimbing pengalaman individual/kelompok

- siswa mengumpulkan data dan eksperimentasi

- siswa mengembangkan hipotesis, menjelaskan, dan memberi solusi (Arends,2008:58)

- Mengamati - Menanya - Mengumpulkan informasi/eksperimen - Mengasosiasi - Mengkomunikasikan

Mengeksplore ada 10 siswa dari 35 siswa

28%

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Siswa mengembangkan solusi permasalahannya dalam bentuk artifacs dan exhibit (Arends, 2008:60)

Mengkomunikasikan Mengkomunikasikan ada 5 siswa dari 35 siswa

14,3%

5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

- siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun keterampilan investigative dan keterampila intelektual yang mereka miliki

- siswa merekonstruksi pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai fase pelajaran (Arends,2008: 60)

- Mengamati - Mengasosiasi - Megkomunikasikan

Mengasosiasi ada 5 siswa dari 35 siswa

14,3% Tabel 1.1. Persentase Kemunculan OSEAN


(15)

6

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari analisis hasil studi pendahuluan tersebut sebagian besar siswa memiliki keterampilan sains dan kemampuan kognitif yang rendah. Kemunculan keterampilan OSEAN sebagian besar masih dibawah 50%. Berdasarkan hasil evaluasi siswa rata-rata nilai kognititif kelas tersebut adalah 2,4 dengan nilai KKM 2,8 atau setara dengan nilai 70 hasil dimana dari total 35 siswa hanya satu siswa yang mampu melampaui nilai KKM. Supaya tujuan pembelajaran tercapai dibutuhkan rencana dan persiapan yang matang yaitu perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, media pembelajaran dan format penilaian. Dalam permendikbud No.65 tahun 2013 disebutkan bahwa

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar mata pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).

Berdasarkan hasil analisis studi pendahuluan solusi untuk meningkatkan keterampilan sains dan kemampuan kognitif siswa adalah proses pembelajaran dengan model yang tepat, untuk mendorong siswa dalam berperan aktif adalah model pembelajaran berbasis masalah. PBM (Problem Based Learning) adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan.

Kemudian menurut Bound dan Felleti (1997), menyatakan bahwa PBM adalah suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada peserta didik dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured atau open ended melalui stimulus dalam belajar (Dasna, 2007). Dari uraian mengenai PBM tersebut, dapat disimpulkan bahwa PBM adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah


(16)

7

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru dan menuntut aktivitas mental siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran.

Sementara menurut pendapat Moffit yang dikutip oleh Rusman (2010:241) pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. Pada pembelajaran ini siswa berperan sebagai subjek pembelajar sementara guru sebagai fasilitator. Pada fase pembelajarannya siswa diarahkan untuk untuk dapat menerapkan pengetahuan atau mendapat pengetahuan baru dalam memecahkan masalah dan dapat menentukan solusi yang paling tepat secara ilmiah.

Menurut Nur (2002, dalam Trianto 2007:13) guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat tangga tersebut.

Pada keterampilan OSEAN dan pemahaman konsep siswa sangat penting dalam proses penemuan siswa dalam pembelajaran, peneliti memutuskan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan salah satu upaya perbaikan dalam

pembelajaran. John Elliot dalam Hopkins (2011:88) menyatakan “penelitian tindakan

kelas adalah penelitian terhadap situasi social dengan tujuan meningkatkan kualitas

tindakan didalamnya”. Berdasarkan literature tersebut keberhasilan penelitian tidak hanya melihat dari hasil penelitian saja, tetapi menyoroti proses perbaikan untuk pencapaian tujuan penelitian.

Berdasarkan hasil penelitian dan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan keterampilan OSEAN diperlukan sebuah model yang dapat memfasilitasi kemunculan keterampilan OSEAN dan pemahaman konsep siswa yaitu model pembelajaran berbasis masalah.

Melihat masalah tersebut peneliti berencana untuk melakukan penelitian terkait dengan OSEAN dan pemahaman konsep dengan penerapan pembelajaran IPA bertema dalam mempelajari fisika melalui pelaksanaan penelitian yang akan peneliti ajukan yaitu


(17)

8

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan OSEAN Dan Pemahaman Konsep Siswa SMP (Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VIII D SMPN 14

Bandung)”

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana peningkatan kegiatan OSEAN siswa dalam proses pembelajaran berbasis

masalah?

2. Bagaimana peningkatan keterampilan OSEAN siswa dalam proses pembelajaran berbasis masalah?

3. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan proses pembelajaran berbasis masalah?

1.3.Batasan Masalah

Supaya penelitian lebih terarah maka di dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah terdapat 5 tahapan pembelajaran, yaitu :

 Fase 1 - Orientasi Siswa Pada Masalah

 Fase 2 - Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar

 Fase 3 - Membimbing Penyelidikan Individual Maupun Kelompok

 Fase 4 - Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

 Fase 5 - Menganalisis dan Mengevaluasi Proses

(Sumber Arends :2008) 2. OSEAN dalam penelitian ini dapat dilihat dari lima pokok pembelajaran, yaitu :


(18)

9

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 menanya (queStioning)

 mengumpulkan informasi (collEcting information)

 mengasosiasi (Associating)

 mengkomunikasikan (commuNicating)

(PERMENDIKBUD No.81A Tahun 2013) 3. Pemahaman konsep yang dilakukan dalam penelitian ini dalam ranah kognitif

(pengetahuan) yaitu dari :

 Ranah kognitif C1 (Pengetahuan)

 Ranah kognitif C2 (Pemahaman)

 Ranah kognitif C3 (Penerapan)

(Benjamin S. Bloom (1956)) 1.4.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah:

1. Mengetahui peningkatan kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran fisika setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah

2. Mengetahui peningkatan keterampilan OSEAN dalam menyelesaikan masalah fisika setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah

3. Mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis masalah

1.5.Manfaat Penelitian

Diharapkan dapat memberikan alternatif pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan OSEAN dan pemahaman konsep siswa SMP sebagai bentuk tuntutan kurikulum 2013.

1.6.Struktur Organisasi Skripsi


(19)

10

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I mengkaji mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi BAB II mengkaji mengenai model pembelajaran berbasis masalah, OSEAN, materi pesawat sederhana, hubungan model PBM dengan OSEAN, pemahaman konsep, hubungan model PBM dengan pemahaman konsep

BAB III mengkaji mengenai lokasi dan subjek penelitian, metode dan desain penelitian, prosedur penelitian, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data. BAB IV mengkaji deksripsi umum SMPN 14 Bandung, penelitian siklus I, hasil dan pembahasan sikus I, penelitian siklus II, hasil dan pembahasan sikus II, penelitian siklus III, hasil dan pembahasan sikus III.


(20)

37

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian yang dipilih adalah SMPN 14 Bandung yang telah menerapkan kurikulum 2013. Dalam pemilihan sekolah disesuaikan dengan tempat dilaksanakannya studi pendahuluan. Selain itu, izin dari guru mata pelajaran dan pihak sekolah juga menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi penelitian.

Sesuai dengan pelaksanaan studi pendahuluan, maka subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, hampir seluruh siswa melakukan kegiatan mengamati yakni menyimak penjelasan guru, namun yang melakukan kegiatan OSEAN lainnya hampir setengahnya saja. Selain itu siswa yang mencapai KKM hanya sebagian kecil. Temuan ini akan diperbaiki melalui penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

3.2.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari siklus-siklus. Natawidjaya (dalam Ekawarna 2013:7) menyebutkan bahwa siklus PTK terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tujuan PTK yang diungkapkan oleh Ekawarna adalah untuk memperbaiki cara-cara mengajar melalui penerapan metode baru atau tindakan baru yang pada akhirnya akan menghasilkan peningkatan baik kualitas proses maupun hasil belajar siswa.

3.3.Definisi operasional

3.3.1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa untuk berfikir keras dalam menentukan solusi tepat dari permasalahan yang berada disekitarnya. Dalam penelitian kali ini keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah diukur dari lembar observasi keterlaksanaan


(21)

38

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model PBM untuk setiap fase. Lembar observasi diisi dengan menggunakan teknik checklist dengan format ya/tidak. Jika kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi terlaksana maka akan diberi tanda checklist pada kolom ya. Begitupun sebaliknya, jika kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi tidak terlaksana maka akan diberi tanda checklist pada kolom tidak.

3.3.2. OSEAN

OSEAN adalah lima pengalaman belajar pokok yang harus dialami siswa selama proses pembelajaran. sebagaimana tercantum dalam permendikbud 81A lima pengalaman belajar pokok tersebut, adalah: mengamati (Observing), menanya (queStioning), mengumpulkan informasi (collEcting data), mengasosiasi (Associating), dan mengkomunikasikan (commuNicating). OSEAN disini terbagi kedalam dua bagian, kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran dan keterampilan OSEAN dalam menyelesaikan masalah.

Kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran diukur dengan menggunakan pin/lencana yang diberikan pengajar pada siswa. Peningkatannya dilihat dari jumlah kemunculan OSEAN ditiap fase pembelajaran. Pin/lencana dengan lima bentuk yang berbeda berfungsi untuk melihat lima pengalaman belajar pokok siswa dan dibuktikan melalui pengamatan video pembelajaran. Kemudian kemunculan OSEAN di rata-ratakan di tiap fase dan dibuat presentase berdasar keseluruhan jumlah siswa. Keterampilan OSEAN dalam menyelesaikan masalah diukur melalui hasil jawaban siswa dalam mengisi LKS. LKS dinilai dengan rubrik kemudian ketuntasannya diliat berdasarkan standar penilaian di permendikbud No.81A tahun 2013.

3.3.3. Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (Winkel, 1996). Menurut Bloom dalam Winkel (1996) pemahaman termasuk dalam klasifikasi ranah kognitif level 2 setelah pengetahuan. Aspek pemahaman merupakan aspek yang mengacu pada kemampuan untuk mengerti dan memahami suatu konsep dan memaknai arti suatu materi. Aspek


(22)

39

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemahaman ini menyangkut kemampuan seseorang dalam menangkap makna suatu konsep dengan kata-kata sendiri.

Menurut Soedjadi (2000: 14) konsep adalah ide abstrakyang dapat digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Sedangkan menurut Dahar (1996: 80), konsep adalah suatu abstraksi yang mewakili kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan, atau hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Maka, pemahaman konsep adalah kemampuan untuk menangkap dan menguasai lebih dalam lagi sejumlah fakta yang mempunyai keterkaitan dengan makna tertentu.

3.4.Metode dan Desain Penelitian 3.4.1. Metode Penelitian

Pada penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Ebbut dalam Hopkins (2011:88) penelitian tindakan kelas adalah studi sistematis yang diaksanakan oleh sekelompok partisipan untuk meningkatkan praktik pendidikan dengan tindakan-tindakan praktis mereka sendiri dan refleksi mereka terhadap pengaruh dari tindakan itu sendiri. mengkombinasikan tindakan substantif dan produser penelitian. Ciri khas PTK adalah PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi dikelas, bukan pada instrument input kelas (silabus, RPP, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar) (Ekawarna, 2013:4).

3.4.2. Desain Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas yang dipakai menggunakan model Kemmis & Taggart yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi yang dilakukan berulang sehingga membentuk sebuah siklus. Pada gambar berikut adalah diagram model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan Taggart.


(23)

40

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.1 Model Action Research Kemmis & Taggart

Penelitian ini direncanakan terdiri dari tiga siklus, tetapi tidak menutup kemungkinan bisa dilakukan lebih dari yang direncakan menyesuaikan dengan temuan dan kondisi dilapangan. Berdasarkan model penelitian tindakan kelas Kemmis & Taggart langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

3.4.2.1. Siklus I

3.4.2.1.1. Perencanaan

Tindakan Perencanaan

Observasi Refleksi

Perencanaan Ulang Tindakan

Observasi Refleksi

Siklus I

Siklus II

dst.


(24)

41

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam tahapan perencanaan, peneliti melakukan perencaan untuk pembelajaran dikelas sehingga bisa didapatka hasil yang maksimal. Adapun rencana tahapan untuk persiapan tindakan siklus I, yaitu:

1)Menghubungi guru yang bersangkutan untuk memberitahukan pelaksanaan siklus I

2)Merancang RPP dan skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk kompetensi dasar 1.1 yang berbunyi menyadari kebesaran Tuhan yang menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan fenomena alam fisis dan pengukurannya, kompetensi dasar 2.1 yang berbunyi menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan, melaporkan, dan berdiskusi, kompetensi dasar 3.5 yang berbunyi mendeskripsikan kegunaan pesawat sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan hubungannya dengan kerja otot pada struktur rangka manusia 4.5 yang berbunyi melakukan penyelidikan tentang keuntungan mekanik pada pesawat sederhana

3)Menyusun lembar kerja ilmiah dan memilih permasalahan yang sering ditemui oleh siswa berkenaan dengan materi pesawat sederhana.

4)Mencari referensi sebanyak-banyaknya mengenai materi pesawat sederhana yang akan diajarkan sebagai dasar guru sebagai salah satu sumber belajar siswa.

5)Menyiapkan media pembelajaran berupa video yang berhubungan dengan materi pesawat sederhana, yaitu video benda-benda di garasi. 6)Menyiapkan lembar observasi keterlaksanaan model pembelajaran

berbasis masalah dan pin/lencana kegiatan OSEAN yang akan dipakaikan pada siswa oleh pengajar selama proses pembelajaran.


(25)

42

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7)Menyusun soal untuk melihat pemahaman konsep siswa pada materi jenis-jenis pesawat sederhana yang akan diberikan disetiap akhir pembelajaran.

8)Mengkonfirmasi hasil percobaan dan menerangkan materi mengenai jenis-jenis pesawat sederhana.

9)Memberikan soal tes pemahaman konsep dan penilaian teman sejawat diakhir pembelajaran.

10)Menutup pembelajaran dan memberikan tugas awal keuntungan mekanik pesawat sederhana untuk pertemuan berikutnya.

3.4.2.1.2. Observasi dan Evaluasi

Pada tahap observasi ini dilakukan untuk mengetahui segala permasalahan di dalam kelas dan dapat menentukan upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulanginya. Didalam tahap ini pelaksanaan observasi meliputi observasi selama tahap tindakan dan setelah tindakan dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi yang dilakukan meliputi observasi keterlaksanaan model PBM dan kemunculan kegiatan OSEAN. Untuk observasi kemunculan kegiatan OSEAN dilakukan oleh pengajar sendiri dengan menggunakan pin/ lencana.

Adapun rencana observasi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1)Melakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh para observer

2)Melakukan observasi kemunculan kegiatan OSEAN yang dilakukan oleh pengajar

3)Menyiapkan kamera meliput seluruh kegiatan guru dan siswa selama dikelas

4)Mengamati kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah


(26)

43

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5)Mengamati kemunculan kegiatan OSEAN selama proses pembelajaran dari video.

Untuk memaksimalkan proses observasi, beberapa hari sebelum penelitian para observer yang akan mengobservasi terlebih dahulu diberi pengarahan mengenai tata cara pengisian lembar observasi dan hal apa saja yang akan diobservasi.

Evaluasi dilakukan setelah melakukan observasi, dimulai dengan melakukan tes pemahaman konsep setiap akhir kegiatan pembelajaran dan menilai hasil kerja siswa pada open guided inquiry worksheet.

Didalam tahap ini pelaksanaan evaluasi meliputi evaluasi setelah tindakan dilaksanakan dengan menggunakan lembar tes pemahaman konsep yang telah disiapkan. Evaluasi yang dilakukan meliputi evaluasi keterlaksanaan model PBM dan kemunculan kegiatan OSEAN. Selain melakukan observasi menggunakan pin/lencana, kemunculan OSEAN dapat dilihat dari penilaian hasil kerja siswa pada open guided inquiry worksheet.

3.4.2.1.3. Analisis dan Refleksi

Hasil kegiatan observasi dan evaluasi selanjutnya dianalisis dengan memandang bahwa hasil observasi dan evaluasi sebagai akibat, sehingga harus dicari sebabnya. Hasil analisis menjadi dasar dalam menyusun refleksi untuk siklus selanjutnya, apabila indictor keberhasilan tidak tercapai. Hasil refleksi menjadi dasar dalam tahap perencanaan siklus selanjutnya.

3.5.Prosedur Penelitian

3.5.1. Tahap Persiapan Penelitian

Tahapan persiapan penelitian ada empat, yaitu : 1. Menyusun proposal penelitian

2. Melakukan studi pendahuluan melalui telaah pustaka da studi pendahuluan 3. Merumuskan masalah hasil studi pendahuluan


(27)

44

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Melakukan studi literature dan studi kurikulum untuk mencari upaya alternatif penyelesaian masalah

3.5.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian ada delapan, yaitu : 1. Menentukan subjek penelitian

2. Merancang perangkat pembelajaran (silabus, RPP, Skenario) dengan menggunakan model PBM untuk siklus I

3. Mendiskusikan hasil rancangan perangkat pembelajaran dengan ahli 4. Menyusun lembar observasi dan lembar penilaian

5. Mendiskusikan lembar observasi dan lembar penilaian dengan ahli 6. Perbaikan hasil diskusi

7. Peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan perangkat pembelajaran yang telah dirancang

8. Penelitian tindakan kelas dilanjutkan sampai indicator keberhasilan tercapai.

3.6.Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data, dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004 : 104). Pada dasarnya teknik observasi digunakan untuk melihat dan mengamati perubahan fenomena-fenomena social yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat dilakukan perubahan atas penilaian tersebut, bagi pelakasana observaser untuk melihat obyek moment tertentu, sehingga mampu memisahkan antara yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan (Margono, 2007 : 159). Observasi dilakukan oleh peneliti mengingat


(28)

45

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi dikelas (Ekawarna, 2013:4). Observasi yang dilakukan pada penelitian ini terdiri dari observasi terhadap guru dan siswa.

a. Observasi keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah

Data yang ingin diperoleh dari hasil observasi ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara berbasis masalah. Dalam penelitian kali ini keterlaksanaan model pembelajaran berbasis masalah diukur dari lembar observasi keterlaksanaan model PBM untuk setiap fase. Lembar observasi diisi dengan menggunakan teknik checklist dengan format ya/tidak. Jika kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi terlaksana maka akan diberi tanda checklist pada kolom ya. Begitupun sebaliknya, jika kegiatan yang terdapat dalam lembar observasi tidak terlaksana maka akan diberi tanda checklist pada kolom tidak.

b. Observasi kegiatan OSEAN

Observasi ini berfokus pada kegiatan OSEAN siswa disetiap fase model pembelajaran berbasis masalah sehingga diharapkan dalam satu proses pembelajaran utuh keseluruhan aspek OSEAN dapat muncul. Peningkatan dilihat dari jumlah kemunculan OSEAN ditiap fase pembelajaran. Observasi pada kegiatan OSEAN dengan menggunakan teknik pemberian pin/ lencana dengan satu kali kemunculan sebagai satu pin/ lencana dan dibuktikan melalui pengamatan video. Kemudian kemunculan OSEAN di rata-ratakan di tiap fase dan dibuat presentase dari keseluruhan jumlah siswa.

2. Tes

a. Tes pemahaman konsep

Instrumen yang diberikan berupa soal pemahaman konsep. Menurut Nana Sudjana (2011: 25) karateristik soal-soal pemahaman mudah dikenali, seperti megungkapkan tema, topik, atau masalah yang sama dengan yang


(29)

46

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pernah dipelajari atau diajarkan, tetapi materinya berbeda. Soal yang digunakan disesuaikan dengan materi, SK, serta KD. Soal tes pemahaman konsep berbentuk 10 soal proses pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban dan diberikan ditiap akhir pembelajaran.

b. Lembar Kerja Ilmiah (Worksheet Scientific)

Lembar kerja ilmiah digunakan untuk melihat keterampilan OSEAN siswa dalam menyelesaikan masalah. Berdasarkan Etherington, (2011), lembar kerja yang digunakan adalah open guided worksheet.

Tabel 3.1. Open Guided Worksheet Level Masalah Alat dan

Bahan

Prosedur Jawaban Nama

0 Diberikan Diberikan Diberikan Diberikan Verification 1 Diberikan Diberikan Diberikan Tidak

diberikan

Guided inquiry 2a Diberikan Diberikan Tidak

diberikan

Tidak diberikan

Open-Guided inquiry 2b Diberikan Tidak

diberikan Tidak diberikan Tidak diberikan Open-Guided inquiry 3 Diberikan Tidak

diberikan Tidak diberikan Tidak diberikan Open inquiry

Tahapan dalam lembar kerja ilmiah yang harus diisi adalah mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, mengajukan hipotesis, menguji hipotesis, menganalisis data dan menarik kesimpulan. Pada tabel berikut ini adalah hubungan antara langkah dalam lembar kerja ilmiah dengan keterampilan OSEAN


(30)

47

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah pada lembar kerja ilmiah dinilai berdasarkan rubrik dengan skala poin 1-4. Sesuai dengan yang tercantum pada lampiran Permendikbud No. 81A tentang implementasi kurikulum, pedoman umum pembelajaran dijelaskan penilaian kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan skala 1-4.

3.7.Teknik Analisis Data

Tahapan yang sangat penting pada suatu penelitian yaitu pengolahan data. Pengolahan data dalam suatu penelitian dilakukan untuk menjelaskan data-data yang diperoleh. Teknik analisis data untuk penelitian ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu kuantitatif dan kualitatif.

3.7.1. Kuantitatif

Pengolahan data secara kuantitatif itu mengolah data-data yang diperoleh dari penelitian yang berupa angka-angaka kemudian dihitung dengan cara yang sederhana. Melalui pengolahan data kuantitatif peneliti dapat mengetahui seberapa besar kegiatan OSEAN dan pemahaman konsep dari awal pembelajaran sampai

Keterampilan OSEAN Langkah dalam Lembar Kerja

Ilmiah

Mengamati (Observing) Mengumpulkan Informasi (M2) Menanya (QueStioning) Mengajukan Pertanyaan (M1) Mengumpulkan data (CollEcting Data) Menguji Hipotesis (M4)

Mengasosiasi (Associating) Mengajukan Hipotesis (M3) dan Menganalisis Data (M5)

Mengkomunikasikan (CommuNicating) Menarik Kesimpulan (M6) Tabel 3.2. Hubungan antara langkah dalam lembar kerja ilmiah dengan


(31)

48

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukannya penelitian tindakan kelas. Menurut Komalasari dalam Harisanti (2014:76) memberikan cara perhitungan dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu:

Skor Presentase =

Jumlah Skor total subjek

Jumlah skor maksimal

x 100%

Rata−rata Presentase = Jumlah Skor persen

Jumlah total persen

Teknis analisis data yang digunakan adalah penafsiran persentase. Utari (2010:48), Tafsiran persentase digunakan untuk menggambarkan kecenderungan data. Data hasil perolehan observasi, hasil tes, hasil penilian produk diidentifikasi kemudian dianalisa dengan menggunakan tafsiran persentase sebagai berikut :

Tabel 3.3. Tafsiran persentase No Persentase (%) Tafsiran

1 0 Tidak ada

2 1-25 Sebagian kecil

3 26-49 Hamper setengah

4 50 Setengahnya

5 51-75 Sebagianbesar

6 75-99 Hampir seluruhnya

7 100 Seluruhnya

3.7.2. Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011:336) menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini terdiri dari, reduksi data, kategorisasi, validasi data dan interpretasi data.


(32)

49

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh peneliti dari dalam pasti akan banyak dan beragam bentuk. Agar lebih mudah dalam mengolah dan menganalisis data, maka peneliti melakukan taha reduksi data. Dalam tahap ini data-data yang didapat dari lapangan dipilih dan difokuskan sesuai dengan rumusan permasalahan. Sehingga, tujuan penelitian dapat dicapai dengan optimal.

2) Kategorisasi

Dalam tahap ini, data-data yang telah direduksi digolongkan kedalam beberapa kategori. Kategorisasi dimaksudkan agar data tidak tercampur dan pengolahan data bisa lebih optimal. Karena dengan kategorisasi ini ketercapaian setiap aspek bisa terlihat secara langsung. Dalam penelitian ini, kategori yang dibuat adalah: a) proses pembelajaran, b) aktifitas kelas

3) Validasi data

Hopkins (2011:228) memberikan beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu member check, triangulasi, audit trail, expert opinion, dan key respondent view.

a) member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi, apakah keterangan atau informasi bersifat tetap atau berubah sehingga didapatkan data yang dapat diperiksa kebenerannya.

b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk dan analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain. c) Audit trail, mengecek kebenaran hasi penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan.

d) Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan penelitian oleh pakar yang ahli dibidangnya, yaitu dosen pembimbing.

e) Key respondent view, yaitu meminta orang yang mengetahui lebih mendalam mengenai penelitian tindakan kelas untuk memeriksa draft penelitian dan meminta pendapatnya.


(33)

50

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Interpretasi data

Tahap ini bertujuan untuk memberikan makna pada data-data yang telah diperoleh sehingga bisa menjawab permasalahan penelitian. Tahap ini juga dilakukan untuk menafsirkan keseluruhan temuan yang diperoleh dalam penelitian. Proses interpretasi data terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan untuk siklus berikutnya

b) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan disetiap siklus c) Mendeskripsikan hasil observasi tindakan disetiap siklus d) Menganalisis hasil observasi dan temuan disetiap siklus


(34)

87

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan mengoptimalisasikan bahan ajar, media pembelajaran dan metode ilmiah, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yaitu:

 Pada siklus I, keterlaksanaan pembelajarannya 82%

 Pada siklus II, keterlaksanaan pembelajarannya 85%

 Pada siklus III, keterlaksanaan pembelajarannya 87%.

2. Peningkatan OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating CommuNicating) berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada setiap siklus terjadi peningkatan, yaitu:

 Pada siklus I, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus I adalah mengamati 47%, menanya 44%, mencari data 39%, mengasosiasi 23% dan mengkomunikasikan 38%.

 Pada siklus II, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus II adalah mengamati 75%, menanya 40%, mencari data 36%, mengasosiasi 41% dan mengkomunikasikan 42%.

 Pada siklus III, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus III adalah mengamati 86%, menanya 51%, mencari data 51%, mengasosiasi 50% dan mengkomunikasikan 50%. 3. Peningkatan OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating

CommuNicating) berdasarkan lembar kerja ilmiah pada setiap siklus terjadi peningkatan, yaitu:


(35)

88

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Pada siklus I, menghasilkan rata-rata skor 2,64 dari skor maksimal 4,00 dengan presentase siswa 46% yang skornya sudah melampaui skor standar (2,64).

 Pada siklus II, menghasilkan rata-rata skor 3,06 dengan seluruh siswa sudah mencapai standar skor.

 Pada siklus III, menghasilkan rata-rata skor 3,69 dengan seluruh siswa sudah mencapai standar skor.

4. Peningkatan pemahaman konsep setelah dilakukan pembelajaran, yaitu:

 Pada siklus I, menghasilkan nilai rata-rata 69, dengan 68% dari keseluruhan siswa yang nilainya sudah melampaui nilai KKM.

 Pada siklus II, menghasilkan nilai rata-rata 70, dengan 29% dari keseluruhan siswa yang nilainya tidak melampaui nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

 Pada siklus III, menghasilkan nilai rata-rata 83, dengan 100% dari keseluruhan siswa yang nilainya sudah melampaui nilai KKM.

B. Saran

1. Sebelum memberikan materi sebaiknya sekilas mengulang materi sebelumnya dan jika memungkinkan hubungkan dengan materi yang akan dibahas saat itu.

2. Susunan kalimat pertanyaan pada evaluasi tes diakhir pembelajaran harus lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh siswa SMP.


(36)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Aktamis, Hilal. The Effect of Scientific Process Skills Education on Students’ Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements, Turkey Journal of Science Education Department. Volume 9 ((2008), p.2 Etherington, M.B., Investigative Primary Science: A Problem-based Learning

Approach, Australian Journal of Teacher Education. 36 (2011), p. 36-57 Fiqroh, Nida. (2014). Proposal Penelitian Pendidikan Fisika pada Jurusan

Pendidikan Fisika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan

Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rosda

Kemmis, S & McTaggart, R. 1998. The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University

Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Review. Theory Into Practice. Volume 41, Number 4. College Education. The Ohio State University.

Mugia, Suci. (2014). Proposal Penelitian Pendidikan Fisika pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

PERMENDIKBUD NOMOR 65. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013

PERMENDIKBUD NOMOR 68. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. 2013

PERMENDIKBUD NOMOR 81A. Implementasi Kurikulum. 2013

PERMENDIKNAS NOMOR 16. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.2007

SISDIKNAS NOMOR 20. Sistem Pendidikan Nasional.2003

Taksonomi Bloom-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi Bloom diakses tanggal 13 September 2011

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media


(1)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukannya penelitian tindakan kelas. Menurut Komalasari dalam Harisanti (2014:76) memberikan cara perhitungan dalam menganalisis data kuantitatif, yaitu:

Skor Presentase =

Jumlah Skor total subjek

Jumlah skor maksimal

x 100%

Rata−rata Presentase = Jumlah Skor persen Jumlah total persen

Teknis analisis data yang digunakan adalah penafsiran persentase. Utari (2010:48), Tafsiran persentase digunakan untuk menggambarkan kecenderungan data. Data hasil perolehan observasi, hasil tes, hasil penilian produk diidentifikasi kemudian dianalisa dengan menggunakan tafsiran persentase sebagai berikut :

Tabel 3.3. Tafsiran persentase No Persentase (%) Tafsiran

1 0 Tidak ada

2 1-25 Sebagian kecil

3 26-49 Hamper setengah

4 50 Setengahnya

5 51-75 Sebagianbesar

6 75-99 Hampir seluruhnya

7 100 Seluruhnya

3.7.2. Kualitatif

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011:336) menyatakan bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga data sudah jenuh. Aktifitas dalam analisis data ini terdiri dari, reduksi data, kategorisasi, validasi data dan interpretasi data.


(2)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh peneliti dari dalam pasti akan banyak dan beragam bentuk. Agar lebih mudah dalam mengolah dan menganalisis data, maka peneliti melakukan taha reduksi data. Dalam tahap ini data-data yang didapat dari lapangan dipilih dan difokuskan sesuai dengan rumusan permasalahan. Sehingga, tujuan penelitian dapat dicapai dengan optimal.

2) Kategorisasi

Dalam tahap ini, data-data yang telah direduksi digolongkan kedalam beberapa kategori. Kategorisasi dimaksudkan agar data tidak tercampur dan pengolahan data bisa lebih optimal. Karena dengan kategorisasi ini ketercapaian setiap aspek bisa terlihat secara langsung. Dalam penelitian ini, kategori yang dibuat adalah: a) proses pembelajaran, b) aktifitas kelas

3) Validasi data

Hopkins (2011:228) memberikan beberapa validasi yang dapat dilakukan dalam penelitian tindakan kelas, yaitu member check, triangulasi, audit trail,

expert opinion, dan key respondent view.

a) member check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan

atau informasi yang diperoleh selama observasi, apakah keterangan atau informasi bersifat tetap atau berubah sehingga didapatkan data yang dapat diperiksa kebenerannya.

b) Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk dan

analisis yang ada dengan membandingkan hasil dari orang lain. c) Audit trail, mengecek kebenaran hasi penelitian beserta prosedur dan

metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan.

d) Expert opinion, yaitu pengecekan terakhir terhadap temuan-temuan

penelitian oleh pakar yang ahli dibidangnya, yaitu dosen pembimbing.

e) Key respondent view, yaitu meminta orang yang mengetahui lebih

mendalam mengenai penelitian tindakan kelas untuk memeriksa draft penelitian dan meminta pendapatnya.


(3)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Interpretasi data

Tahap ini bertujuan untuk memberikan makna pada data-data yang telah diperoleh sehingga bisa menjawab permasalahan penelitian. Tahap ini juga dilakukan untuk menafsirkan keseluruhan temuan yang diperoleh dalam penelitian. Proses interpretasi data terdiri dari beberapa tahapan yaitu:

a) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan untuk siklus berikutnya

b) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan disetiap siklus c) Mendeskripsikan hasil observasi tindakan disetiap siklus d) Menganalisis hasil observasi dan temuan disetiap siklus


(4)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah dengan mengoptimalisasikan bahan ajar, media pembelajaran dan metode ilmiah, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal yaitu:

1. Peningkatan keterlaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis masalah yaitu:

 Pada siklus I, keterlaksanaan pembelajarannya 82%

 Pada siklus II, keterlaksanaan pembelajarannya 85%

 Pada siklus III, keterlaksanaan pembelajarannya 87%.

2. Peningkatan OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating

CommuNicating) berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti pada setiap

siklus terjadi peningkatan, yaitu:

 Pada siklus I, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus I adalah mengamati 47%, menanya 44%, mencari data 39%, mengasosiasi 23% dan mengkomunikasikan 38%.

 Pada siklus II, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus II adalah mengamati 75%, menanya 40%, mencari data 36%, mengasosiasi 41% dan mengkomunikasikan 42%.

 Pada siklus III, rata-rata frekuensi kemunculan masing-masing kegiatan OSEAN di siklus III adalah mengamati 86%, menanya 51%, mencari data 51%, mengasosiasi 50% dan mengkomunikasikan 50%. 3. Peningkatan OSEAN (Observation QueStioning Experimenting Associating

CommuNicating) berdasarkan lembar kerja ilmiah pada setiap siklus terjadi


(5)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Pada siklus I, menghasilkan rata-rata skor 2,64 dari skor maksimal 4,00 dengan presentase siswa 46% yang skornya sudah melampaui skor standar (2,64).

 Pada siklus II, menghasilkan rata-rata skor 3,06 dengan seluruh siswa sudah mencapai standar skor.

 Pada siklus III, menghasilkan rata-rata skor 3,69 dengan seluruh siswa sudah mencapai standar skor.

4. Peningkatan pemahaman konsep setelah dilakukan pembelajaran, yaitu:

 Pada siklus I, menghasilkan nilai rata-rata 69, dengan 68% dari keseluruhan siswa yang nilainya sudah melampaui nilai KKM.

 Pada siklus II, menghasilkan nilai rata-rata 70, dengan 29% dari keseluruhan siswa yang nilainya tidak melampaui nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

 Pada siklus III, menghasilkan nilai rata-rata 83, dengan 100% dari keseluruhan siswa yang nilainya sudah melampaui nilai KKM.

B. Saran

1. Sebelum memberikan materi sebaiknya sekilas mengulang materi sebelumnya dan jika memungkinkan hubungkan dengan materi yang akan dibahas saat itu.

2. Susunan kalimat pertanyaan pada evaluasi tes diakhir pembelajaran harus lebih sederhana agar mudah dimengerti oleh siswa SMP.


(6)

Yayan Nuryanah, 2015

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN OSEAN DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Aktamis, Hilal. The Effect of Scientific Process Skills Education on Students’

Scientific Creativity, Science Attitudes and Academic Achievements,

Turkey Journal of Science Education Department. Volume 9 ((2008), p.2 Etherington, M.B., Investigative Primary Science: A Problem-based Learning

Approach, Australian Journal of Teacher Education. 36 (2011), p. 36-57

Fiqroh, Nida. (2014). Proposal Penelitian Pendidikan Fisika pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan

Hidayat, Sholeh. (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Rosda

Kemmis, S & McTaggart, R. 1998. The Action Research Planner, Third Edition. Victoria: Deakin University

Krathwohl, D. R. 2002. A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Review. Theory

Into Practice. Volume 41, Number 4. College Education. The Ohio State

University.

Mugia, Suci. (2014). Proposal Penelitian Pendidikan Fisika pada Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

PERMENDIKBUD NOMOR 65. Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. 2013

PERMENDIKBUD NOMOR 68. Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah. 2013

PERMENDIKBUD NOMOR 81A. Implementasi Kurikulum. 2013

PERMENDIKNAS NOMOR 16. Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.2007

SISDIKNAS NOMOR 20. Sistem Pendidikan Nasional.2003

Taksonomi Bloom-Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas,dari http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi Bloom diakses tanggal 13 September 2011

Trianto, (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif berorientasi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media