PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis).

(1)

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Oleh

Dini Apriani Nurramdan 0805444

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN BISNIS FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

Oleh

Dini Apriani Nurramdan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Dini Apriani Nurramdan 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

PENGARUH ATRIBUT PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

(Survei Pada Pelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Drs. Bmbang Widjajanta, M.M. NIP. 19640823 199302 1 001

Mengetahui, Dekan Fakultas

Pendidikan Ekonomi dan Bisnis Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Edi Suryadi, M.S NIP. 19600412 198603 1 002

Ketua Program Studi Pendidikan Manajemen Bisnis

Dr. Lili Adi Wibowo, S.Sos.,S.Pd.,MM NIP. 19690404 199903 1 001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

Dini Apriani Nurramdan NIM. 0805444


(4)

(5)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Dini Apriani Nurramdan (085444), “PENGARUH ATRIBUT PRODUK

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei PadaPelanggan Kosmetik Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis). Di bawah

bimbingan Drs. Bambang Widjajanta, M.M.

Persaingan yang kompetitif dalam industri kontruksi menuntut setiap industri mengembangkan strategi pemasaran yang berfokus pada konsumen dalam mencapai tujuan perusahaan. Keputusan pembelian konsumen merupakan tindakan yang menjadi harapan perusahaan. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukan bahwa penjualan produk kosmetik bedak Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan dari tahun 2011 sampai denagn 201. Untuk masalah tersebut, Perusahaan melakuakn strategi pemasaran melalui atribut produk.

Melalui pemahaman mengenai atribut produk menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli perusahaan akan mampu mempengaruhi konsumen yang berujung pada keputusan pembelian kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Berdasarkan pada pemaparan diatas, maka penelitian ini bertujuan, 1) untuk memperoleh gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis, 2) untuk memperoleh gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis dan 3) untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, verifikatif dan explanatory survey dengan teknik simple random sampling serta jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah regresi linier sederhana dengan alat bantu software komputer SPSS 21. Hasil yang diperoleh dalam penelitian menyatakan bahwa indicator desain produk mempunyai nilai tertinggi dari atribut produk. Sedangkan nilai terendah dari atribut produk adalah harga. Adapun indikator paling tinggi dari keputusan pembelia, adalah pembelian berdasarkan merek, dan indikator paling rendah adalah pembelian berdasarkan produk. Lebih tinggi lanjut hasil penelitian ini menyatakan bahwa atribut produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian kosmetik. Dari hasil penelitian terhadap pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian


(6)

Dini Apriani Nurramdan (0805444), “THE EFFECT OF PRODUCT ATTRIBUTES ON PURCHASE DECISION (Customer Survey Cosmetic Powder Compact Sariayu in Yogya Department Store Ciamis). Under the guidance of Drs. Bambang Widjajanta, M.M.

Competitive rivalry in the construction industry requires every industry to develop a marketing strategy that focuses on consumers in achieving corporate goals. Consumer purchase decision is an act which became the company's expectations. Based on the data obtained show that sales of compact powder cosmetic products Sariayu in Yogya Department Store Kudat decreased from 2011 until denagn 201. For such problems, the Company melakuakn marketing strategy through product attributes.

Through an understanding of the attributes of the product states that the attributes of the product is a component which is the product properties which ensure that the product can meet the needs and desires that are applied by the buyer company will be able to influence consumer purchasing decisions that culminate in cosmetic face powder compact Sariayu in Yogya Department Store Kudat. Based on the above presentation, the study aims, 1) to obtain a cosmetic product attributes Sariayu compact face powder on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat, 2) to obtain a purchase decision cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat and 3) to determine how much influence the decision of buying a product attribute cosmetic face powder campact Sariayu on customer Sariayu in Yogya Department Store Kudat. The independent variable in this study is the product attributes (X) to the purchasing decision (Y). This type of research is descriptive, verification and explanatory survey with simple random sampling technique and sample size of 100 respondents. Data analysis technique used is a simple linear regression with SPSS computer software tools 21. The results obtained in the study stated that the indicator product design has the highest value of product attributes. While the lowest value of the attributes of the product is the price. The highest indicator of decision pembelia, is based on the purchase of the brand, and the lowest indicator is based on the purchase of the product. Higher up the results of this study stated that the positive effect on product attributes cosmetics purchasing decisions. From research to test the hypothesis can be seen that the product attributes have a positive influence on purchasing decisions


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK. ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Rumusan Masalah ... 11

1.4 Tujuan Penelitian ... 11

1.5 Kegunaan Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1. Konsep Atribut Produk... 13

2.1.1.1 Atribut Produk dalam Manajemen Pemasaran ... 13

2.1.1.1.1 Pengertian Produk ... 14

2.1.1.2 Definisi Atribut Produk ... 16


(8)

2.1.1.3.1 Merek ... 19

2.1.1.3.2 Harga ... 22

2.1.1.3.3 Desain ... 25

2.1.2 Keputusan Pembelian ... 27

2.1.2.1 Definisi Keputusan Pembelian ... 27

2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian ... 29

2.1.3.2 Dimensi Keputusan ... 32

2.1.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian.. 36

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 38

2.1.5 Kerangka Pemikiran ... 41

2.1.6 Hipotesis ... 44

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 46

3.2 Metode Penelitian ... 47

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan ... 47

3.2.2 Operasional Variabel Penelitian ... 48

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 52

3.2.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling ... 55

3.2.4.1 Populasi ... 55

3.2.4.2 Sampel ... 56

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 57

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58


(9)

3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas ... 60

3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 64

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 67

3.2.7.1 Analisis Data... 67

3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif... 67

3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif... 69

3.2.7.4 Pengujian Hipotesis... 73

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan dan Karakteristik Responden ... 75

4.1.1 Profil Perusahaan ... 75

4.1.1.1 SejarahPerusahaan ... 75

4.1.1.2 Visi dan Misi PT . SAI INDONESIA ... 76

4.1.1.3 Identitas Perusahaan ... 77

4.1.1.4 Produk ... 77

4.2 Karakteristik Responden ... 80

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 81

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 82

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 83

4.3.4 Karakteristik Responden berdasarkan penghasilan ... 84

4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan sumber informasi ... 85

4.3.6 Karakteristik Responden berdasarkan lama menggunakan ... 86


(10)

4.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 87

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Merek... 87

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Harga ... 90

4.3.3 Tanggapan Responden Terhadap Desain ... 93

4.3.4 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Atribut Produk ... 96

4.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 99

4.4.1Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Produk ... 100

4.4.2 Tanggapan Respon Terhadap Pemilihan Merek ... 102

4.4.3 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Harga ... 103

4.4.4 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Kualitas... 104

4.4.5 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan Toko ... 105

4.4.6 Tanggapan Responden Terhadap Pemilihan waktu ... 107

4.4.7 Tanggapan Responden Terhadap Cara Pembayaran ... 108

4.4.8 Gambaran Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian ... 110

4.5 Pengujian Hipotesis Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian ... 112

4.5.1 Koefisien Determinasi ... 114

4.5.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 115

4.5.3 Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian 116


(11)

4.6.1 Implikasi Hasil Temuan Penelitian ... 118

4.6.1.1 Temuan Penelitian Bersifat Deskriptif ... 118

4.6.1.2 Temuan Penelitian Bersifat Verifikatif ... 110

4.6.1.3 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 120

4.6.2 Implikasi penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 121

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan ... 125

5.2 Rekomendasi ... 126

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN...


(12)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakng Penelitian

Era perdagangan bebas yang tak lagi mengenal batas wilayah menyebabkan persaingan di berbagai industri semakin tajam sehingga mengharuskan setiap perusahaan untuk melakukan berbagai upaya agar konsumen tidak beralih pada perusahaan pesaing. Aktivitas pemasaran ini tergantung dari bagaimana perusahaan menerjemahkan keadaan pasar dimana pilihan konsumen semakin banyak dan satu sama lain memberikan nilai yang hampir sama.

Kondisi pesaingan industri yang semakin meningkat, salah satunya terjadi pada industri kosmetik. Meskipun tingkat pesaingnya tinggi, industri kosmetik prospek yang cerah dan memberikan peluang pasar yang cukup luas dan besar. Ini terbukti dengan semakin tumbuh dan berkembang indusrti kosmetik sejalan dengan peningkatan kebutuhan dan keinginan terhadap kecantikan diri serta perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini.

Berkembangnya bisnis kecantikan khususnya produk kosmetik terlihat dari banyaknya produk kosmetik dengan berbagai merek kosmetik di Indonesia, baik produk dalam negeri maupun produk luar negeri. Produk kosmetik dalam negeri antara lain Mirabella, Mustika Ratu, Sari Ayu, Fixy dan Viva. Sedangkan produk kosmetik yang berasal dari luar negeri antar lain Avon, L’oreal, Revlon, Maybellin, Oriflame serta Revlon.


(13)

Dilihat dari segi Nilai Pasar Katagori Industri IBBAl secara keseluruhan ,maka selama kurun waktu tiga tahun terakhir 2011-2013 industri kosmetik secara keseluruhan mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Dapat terlihat dalam tabel 1.1 di bawah ini :

TABEL 1.1

NILAI PASAR KATAGORI INDUSTRI IBBA DI INDONESIA TAHUN 2011-2013

No Kategori Satuan Tahun

2011 2012 2013

1 Food & Beverages Rp triliun 600,00 630,00 700,00

2 Farmasi-OTC Rp triliun 15,71 18,04 20,75

3 Media – pendaftaran

iklan Rp triliun 59.85 72,68 87,47

4 Kosmetik Rp triliun 8,90 10,40 12,19

5 Fashion Rp triliun 25,00 25,00 27,00

6 Transportasi Rp triliun 178,29 198,22 226,37

7 Otomotif /motor Rp triliun 7,37 8,01 7,06

Sumber : UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013

Tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa nilai pasar kategri industri IBBA 2013 dalam industri kosmetik mengalami kenaikan. Terlihat dalam tabel di tahun 2011 sampai 2012. kenaikan ini disebabkan karena banyak kosmetik dalam negeri maupun luar negeri yang hadir di dalam industri-industri kosmetik di Indonesia. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh produsen kosmetik khususnya produk produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih besar lagi yang masih terbuka lebar. Selain itu pada tabel 1.2 dapat dilihat Best Brand Index 2013 yang menunjukan seberapa besar peluang dalam industri kosmeik bersaing dalam mengadakan produk produknya yang beredar di pasaran.


(14)

TABEL 1.2

BEST BRAND INDEX INDONESIA

No Produk Tahun

2011 2012 2013

1 Viva 20,3 21,9 21,1

2 Pixy 18,8 20,6 14,2

3 Sariayu 14,7 10,1 8,9

4 Latulif 12,5 15,1 6,8

5 Revlon 22,4 24,7 22,7

Sumber : SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal

Tabel 1.2 di atas menunjukan bahwa index untuk industri kosmetik mengalami penurunan yang sangat cukup signifikan terlihat dari tahun 2011 ke tahun 2013 yang mengalami penurunan 11%. Hal ini dapat dijadikan peluang oleh produsen kosmetik khususnya produk bedak untuk menguasai pangsa pasar lebih besar lagi yang masih terbuka lebar.

Sariayu merupakan salah satu perusahaan yang bermain dalam industri kosmetik. Perusahan kosmetik yang berasal dari dalam negeri ini memproduksi berbagai jenis kosmetik antara lain Foundtion, Pressed and loose Powder,

Eyeliner, Mascara, Eyeshadow, Blushon, Eyebrow Definer, Lipgloss, serta Bedak

muka campact/padat.

Dari sekian banyak perusahaan kosmetik, Sariayu merupakan salah satu perusahaan kosmetik yang mampu bersaing dan banyak diminati konsumen yaitu produk Bedak muka compact atau bisa disebut bedak padat. Produk bedak muka yang populer dipasaran di sebut bedak padat yang diproduksi Sariayu ini memiliki beberapa jenis yaitu bedak natural, dan compact. Dari awal kemunculannya produk bedak Sariayu ini mampu diteriama pasar serta mampu bersaing dengan


(15)

kosmetik dari pesaing seperti Mustikaratu, Wardah, Fixy, Marck, Caring. begitu juga bila dilihat dari market share, produk bedak muka compact ini mampu menguasai pasar cukup besar meskipun masih kalah dibanding dengan pesaing.

Berikut data mengenai market share untuk produk kosmetik jenis bedak muka compact:

TABEL 1.3

MARKET SHARE PRODUK BEDAK MUKA COMPACT TAHUN 2013

Nama Produk Market share (%)

Wardah 19,5

Caring 10,5

Fixy 10,1

Mustikaratu 9,9

Sariayu 8,5

Sumber : SWA, Oktober 2013

Tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa Sariayu mampu menguasai pangsa pasar sebesar 8,5% meskipun masih kalah oleh produk merek lain yaitu Wardah yang menjadi market leader, kemudian untuk urutan kedua ketiga dan keempat ditempati oleh Caring, Fixy, dan Mustikaratu. Ini menunjukan bahwa kosmetik bedak muka compact Sariayu mampu diterima oleh pasar dan memiliki peluang untuk lebih menguasai pangsa pasar lebih besar dan lebih tinggi lagi.

Kemampuan kosmetik bedak muka compact untuk diterima oleh pasar, bertolak belakang dengan tingkat kepuasan pembelian dari para pelanggannya yang tidak sesuai. Meskipun dengan penguasaan pasar yang cukup baik, hal ini tidak berdampak pada kepuasan pelanggannya. Kosmetik Bedak muka compact untuk tahun ini mengalami penurunan peringkat pada kepuasan pelanggan. Pada tahun sebelumnya perusahaan kosmetik Sariayu untuk katagori Bedak muka


(16)

compact mampu menempati peringkat pertama (market leader) untuk katagori

kepuasan pelanggan untuk tahun ini posisi tersebut ditempati oleh pesaingnya yaitu Wardah perusahaan kosmetik yang berasal dari dalam negeri juga. Hal ini dapat menjadi ancaman bagi perusahan Sariayu itu sendiri, padahal perusahan kosmetik Sariayu ini bisa dikatakan sebagai inovator bagi produk kosmetik jenis Bedak muka compact yang mampu menciptakan rangkaian jenis bedak muka dengan inovasi yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumennya.

Penurunan peringkat kepuasan untuk kategori Bedak muka compact ini di dukung juga dengan nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah dibanding dengan merek kosmetik Bedak muka compact perusahaan lain. Berikut disajikan pada tabel 1.4 mengenai nilai keuasan pelanggan kosmetik katagor I Bedak muka

compact periode 2012 hinga 2013 :

TABEL 1.4

KEPUASAN PEMBELIAN PELANGGAN KOSMETIK UNTUK KATEGORI BEDAK MUKA COMPACT

Produk

Quality Satisfaction Score (QSS)

Value Satisfaction score (VSS)

Peceive Best Score (PBS)

Total Satisfaction

score (TSS) Pertumbuhan (%)

2012 2013 2012 2013 2012 2013 2012 2013

Wardah 4,01 4,15 3,75 3,89 4,05 4,10 3,94 4,07 013 Marck 4,10 4,07 3,82 3,86 4,06 4,09 3,99 4,04 0.15

Sariayu 3,98 4,08 3,85 3,86 3,98 4,04 3,94 4,01 0.07

Caring 4,07 4,07 3,88 3,92 3,98 4,07 3,98 4,00 0.02 Mustikarat

u 3,92 4,03 3,76 3,89 3,86 4,04 3,84 4,00 0.16 Fixy 4,04 4,07 3,82 3,88 4,00 4,02 3,95 3,99 0.04


(17)

Berdasarkan tabel 1.4 di atas untuk katagori Bedak muka compact ,nilai total kepuasan yang diperoleh kosmetik Sariayu masih rendah dibandingkan dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu Wardah dan Marck. Padahal diketahui kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu perusahaan untuk memperoleh loyalitas pelanggan yang berarti mempertahankan keputusan pembelian pelanggan.

Nilai kepuasan pelanggan yang masih rendah terhadap produk kosmetik Sariayu Bedak muka compact, ini menunjukan bahwa kinerja dari produk perusahaan kosmetik Sariayu belum sepenuhnya mampu memberikan kepuasan bagi para konsumennya. Melihat fenomena seperti ini maka menuntut perusahaan kosmetik Sariayu untuk melakukan berbagai strategi pemasaran yang mampu meningkatkan kepuasan serta mempertahankan keputusan pembelian para pelanggannya.

Salah satu cara yang di lakukan perusahaan kosmetik Sariayu untuk mempertahankan pelanggan adalah dengan meningkatkan meningkatkan atribut produk seperti kualits, fitur serta desain dari produk kosmetik Sariayu bedak muka

compact itu adapun penjualan bedak muka compact Sariayu di Yogja

Departement Store Ciamis dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dapat di lihat pada tabel 1.5 di bawah ini :


(18)

TABEL 1.5

PENJUALAN BEDAK MUKA COMPACT SARIAYU DI YOGJA DEPARTEMENT STORE CIAMIS TAHUN 2011-2013

TAHUN TOTAL PENJUALAN (Rp) PENURUNAN(%)

2011 8.904.864.221 6,70

2012 8.345.590.889 6,28

2013 8.040.148.919 3,65

Sumber :Hasil penjualan bedak Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis

tahun 2010-2013.

Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa penjualan produk kosmetik bedak

compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis mengalami penurunan yaitu

pada pada tahun 2011 penjualan kosmetik bedak muka compact Sariayu menjadi Rp 8.904.864.221 turun 6,70%, demikian juga pada tahun 2012 mengalami penurunan penjualan yaitu sebesar 6,28% atau Rp 8.345.590.889 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan penjualan bedak muka compact yaitu Rp8.040.148.919 atau sekitar 3,65% dibandingkan tahun sebelumnya, Hal ini di sebabkan karena Sariayu tidak melakukan inivasi produk sementara ada produk luar seperti Revlon yang masuk pasar kosmetik Indonesia gencar menggunakan promosi di samping itu terdapat lima perusahaan kosmetik besar yang menjadi pesaing Sariayu perusahaan-perusahaan tersebut berkompetensi dalam mengembangkan keunggulan produknya melalui berbagai inovasi guna mendominasi pasar.

Pada saat ini persaingan pada industry kosmetik dikuasai oleh Wardah dan Caring. Keputusan pembelian terjadi karena adanya penilaian objektif atau karena dorongan emosional. Pengaruh emosi ini sangat penting dan menjadi faktor pendukung konsumen untuk berprilaku dalam pembelinya. Faktor emosional


(19)

menyangkut aspek sikologis yang pada akhirnya sangat berpengharuh pada presepsi konsumen dalam menilai sebuah merek. Presepsi konsumen tersebut harus dipenuhi oleh para pelaku usaha kosmetik untuk dapat meningkatkan kebutuhan dan keinginan dalam pengambilan keputusan pembelian.

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian di antara faktor-faktor tersebut adalah promosi, dan produk melalui promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produknya tepatkonsumen sehingga hasil akhir dari komunikasi tersebut diharapkan konsumen memilih produk yang ditawarkan dari pada yang ditawarkan oleh pesaing. Sedangkan salah satu upaya yang dapat di lakukan melalui produk adalah dengan mengembangkan atribut produk.

Atribut produk merupakan pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan (Kotler dan Amstrong 2005:354). Dalam hal ini peningkatan atribut produk dilakukan dengan cara mengembangkan unsur-unsur yang berkaitan dengan produk seperti kualitas, fitur, serta desain produk. Selain itu Sariayu juga melakukan berbagai inovasi pada produk kosmetik tersebut , mulai dari inovasi kemasan, fitur dan desain produk serta fungsi dari kosmetik itu sendiri yang menghadirkan pengalaman bagi para pelanggan dengan memberikan nilai lebih berupa jenis–jenis kosmetik baru yang dikeluarkan setiap tahunnya.

Inovasi yang dilakukan kosmetik Sariayu yaitu dengan menciptakan produk kosmetik yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen masa kini. Untuk produk bedak muka compact, Sariayu menjadi perusahaan pertama yang memproduksi bedak muka compact dalam bentuk padat yang pemakaiannya


(20)

dengan cara membuka kemasan, selain itu Sariayu juga memproduksi bedak jenis tabur yang tidak kalah bagusnya dengan bedak padat (compact), Untuk setiap tahunnya dapat dipastikan Sariayau melakukan inovasi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Misalnya untuk tahun-tahun ini Sariayu menciptakan beberapa

Subbrand bedak yang kaya bentuk yang mengikuti selera dan kebutuhan wanita

masa kini, dimana dipastikan untuk setiap tahunnya subbrand ini meluncurkan produk baru yang berbeda dari tahun yang lalu sebelumnya dengan inovasi yang berbeda yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Strategi lain dilakukan perusahaan kosmetik Sariayu selain peningkatan atrtibut produk yang dilakuan dengan menciptakan berbagai inovasi pada produk kosmetik bedak muka compact, untuk mempertahankan keputusan pelanggannya perusahaan kosmetik Sariayu juga melakukan peningkatan Customer service bagi para konsumennya. Costomor service merupakan kegiatan yang ditunjukan untuk memberikan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan (Kasmir,2010:275). Dalam hal ini peningkatan costumer service dilakukan dengan cara menempatkan para konsultan kecantikan atau yang disebut dengan Beauty Advisor di setiap counter kecantikan Sariayu yang keberadaan mereka untuk memberikan pelayanan berupa konsultasi kecantikan bagi para konsumen, pemberian informasi mengenai produk kosmetik Sariayu, serta mengadakan event kecantikan untuk para konsumen. Selain itu, Sariayu juga menyediakan fasilitas member atau keanggotan bagi para konsumennya yang diberi nama Sariayu Seling yang keberadaannya bertujuan untuk lebih mendekatkan pererusahaan Sariayu dengan


(21)

para konsumennya, selain dapat memberikan keuntungan bagi konsumen sendir misalnya konsumen dapat memperoleh Direct sell ingstrarterkit, Free catalog ,serta diskon untuk produk kosmetik Sariayu.

Berdasarkan latar belakang di atas maka diperlukan untuk mengadakan satu penelitian tentang “Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan

Pembelian“ (Survei pada Pelanggan Bedak Compact Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis)

1.2 Identifikasi Masalah

Pada awal pemunculannya kosmetik Sariayu mampu diterima pasar dan banyak di minati konsumen. Tahun 2012 Sariayu menempati posisi pertama dalam peringka loyalitas pelanggan, tetapi untuk tahun 2013 Sariayu mengalami penurunan peringkat dari posisi pertama turun peringkat menjadi peringkat ketiga, dmana posisi pertama ditempati oleh produk kosmetik dari dalam negeri yaitu wardah. Selain itu dari segi kepuasan pelanggan kosmetik Sariayu masih rendah dibandingkan dengan merek kosmetik yang menjadi pesaing utamanya yaitu Wardah, Caring (Majalah SWA Oktober 2012-28 September 2013) Padahal ditemukan kepuasan pelanggan merupakan modal utama suatu perusahaan untuk memperoleh keputusan tersendiri bagi para pelanggan khususnya produk kosmetik bedak muka compact Sariayu.

Untuk mengatasi masalah tersebut perusahaan kosmetik Sariayu melakukan beberapa strategi pemasaran antara lain dengan mengadakan salah satu


(22)

peringkat atribut produk kosmetik Sariayu terhadap keputusan pembelian bagi para konsumennya.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dapat di definisikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. 2. Bagaimana gambaran keputusan pembelian kosmetik bedak muka campact

Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis. 3. Seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian

kosmetik bedak muka campact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini untuk memperoleh hasil temuan mengenai :

1. Gambaran atribut produk kosmetik bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis ?

2. Gambaran keputusan pembelian bedak muka compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store Ciamis ?


(23)

3. Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian bedak muka

compact Sariayu pada pelanggan Sariayu di Yogya Departement Store

Ciamis ?

1.5 Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran atau menambah informasi tentang atribut produk terhadap keputusan pembelian.

2. Kegunaan Praktis

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga kepada berbagai pihak, diantaranya:

a. Bagi Penulis Sendiri

Dapat memberikan tambahan pengetahuan, pengalaman dan dapat memberikan analisis perbandingan antara aplikasi dengan teori yang didapat selama perkuliahan mengenai manajemen sumber daya manusia.

b. Bagi Perusahaan

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen Sariayu mengenai atribut produk terhadap keputusan pembelian, sehingga bisa dijadikan informasi serta masukan bagi pihak perusahaan.


(24)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen pemasaran khususnya mengenai atribut produk terhadap kepututsan pembelian. Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel bebas atau independen variable yang di teliti yaitu atribut produk (X),Variabel terikat atau dependen variable adalah keputusan pembelian (Y) yang terdiri dari pemilihan produk, pemilihan merek, pemilihan penyalur, pemilihan jumlah pembelian, pemilihan waktu dan pembelian serta pemilihan metode pembayaran.

Pada penelitian ini objek yang akan diteliti yaitu pelanggan bedak

compactSariayu, maka hal-hal yang akan diteliti adalah yang berhubungan dengan

pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.

Menurut sugiyono (2010:59), “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab berubah atau timbulnya variabel dependen(terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan menurut Husein Umar (2008:45) cross sectional

method, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam kurun

waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang) dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi


(25)

dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti di lapangan.

3.2Metode Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.Sugiyono (2010:11)

menjelaskan bahwa, “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu dengan variabel

yang lain”.Penelitian deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian pada kosmetik bedak compactSariayu diYogja Departement Store Ciamis.

Adapun Penelitian verifikatif diterangkan oleh Suharsimi Arikunto

(2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel.Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya hanya menguji kebenaran suatu hipotesis yang

dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan”.Pengujian hipotesis tersebut

menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”.Penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Dalam penelitian ini diuji mengenai pengaruh


(26)

atribut produk terhadap keputusan pembelian pada kosmetik bedak

compactSariayudi Yogya Departement Store Ciamis.

Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Kerlinger yang dikutip oleh Sugiyono (2010:17) yang dimaksud dengan metode survei adalah: Metode survey yaitu metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis.

Survei informasi dari sebagian populasi (sampel responden) dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik, dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini memiliki variabel-variabel yang akan diteliti yang bersifat saling mempengaruhi. Dalam hal ini, variabel-variabel tersebut juga dapat disebut sebagai objek penelitian. Suharsimi Arikunto (2010:96), menjelaskan bahwa,

“Variabel adalah objek penelitian atau apa yang akan menjadi titik perhatian suatu penelitian”.

Menurut Hatch dan Farhady dalam Sugiyono (2011:58) “Secara teoritis


(27)

mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.”

Menurut Kedder dalam Sugiyono (2011:59) menyatakan bahwa “variabel

adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik

kesimpulan.” Berdasarkan penjelasan tersebut, operasionalisasi variabel

dalampenelitian ini dapat terlihat pada Tabel 3.1 berikut :

Adapun definisi operasional apabila dibuat dalam tabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel/

Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item Atribut produk (X) Kotler (2008: 152) menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli. Merek Kemampuan mengenali merek

produk Interval 1

kemampuan memiliki kekuatan atau daya tahan pemakaian

interval 2

Kemampuan mengenal berbagai jenis merek yang lengkap

Interval 3

Kemampuan memilih warna yang berbeda beda.

Interval 4

Kemampuan memilih

pemakaian merek yang


(28)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator Ukuran Skala No

Item

Harga

Kemampuan dalam menetapkan harga-harga produk

Interval 6

Kemampuan dalam menetapkan terjangkaunya harga bagi semua kalangan

Interval 7

Memilih produk tersebut dengan harga yang berinovasi

Interval 8 Kemenarikan

harga produk Interval 9

Kemenarikan

potongan harga Interval 10

Desain

Kemampuan menghasilkan produk dengan desain terbaik diantara merek lain.

interval 11

Tingkat keragaman

kemasan produk interval 1213 Kemampuan

memilih desain interval 14 15


(29)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator

Ukuran

Skala No Item Keputusan Pembelian (Y) sumber :Kotler dan Amstrong (2009: 226) Keputusan pembelian adalah tindakan konsumen untuk melakukan pembelian produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya yang telah ditentukan. Pembelian berdasarkan produk Tingkat pembelian berdasarkan produk

interval 16 Tingkat

pembelian berdasarkan produk tertentu

interval 17

Pembelian berdasarkan merk Tingkat pembelian berdasarkan

merk interval 18

Tingkat pembelian berdasarkan lokasi

interval 19

Pembelian berdasarkan harga Tingkat pembelian berdasarkan harga

interval 20

Keputusan pembelian berdasarkan harga

kelengkapan

interval 21

Tingkat Kesesuaian

harga interval 22

Pembelian berdasarkan kualitas Tingkat pembelian berdasarkan kualitas

interval 23 Pembelian berdasarkan toko Tingkat pembelian berdasarkan toko


(30)

Variabel/ Sub Variabel

Konsep Indikator

Ukuran

Skala No Item

Tingkat

ketersediaan di tempat /toko terdekat

interval 25

Pembelian berdasarkan waktu Tingkat pembelian berdasarkan waktu

interval 26

Tingkat keseringan waktu beli tertentu

interval 27 Ketersedian

discont diwaktu

yang ditentukan interval 28

Pembelian berdasarkan cara pembayaran Tingkat peembelian berdasarkan cara kemudahanpem bayaran

interval 29

Tingkat Kecepatan tanggap pembayaran

interval 30 Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data penelitian merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data


(31)

sekunder. Menurut Husein Umar (2008: 42) yang dimaksud dengan data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara empirik kepada pelaku langsung atau terlibat langsung dengan menggunakan tetnik pengumpulan data tertentu, dengan kata lain data primer diperoleh secara langsung.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah sumber data penelitian dimana subjeknya tidak berhubungan langsung dengan objek penelitian tetapi membantu dan dapat memberikan informasi untuk bahan penelitian. Menurut Asep Hermawan

(2008: 168), “Data sekunder adalah struktur data historis mengenai variabel -variabel yang telah dikumpulkan dan dihimpun sebelumnya oleh pihak

lain”.Secara lebih jelasnya mengenai data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian, maka peneliti mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

NO DATA JENIS DATA SUMBER

1

Nilai Pasar Katagori Industri IBBA Di

Indonesia Sekunder

UNPAR Riset SWA, Nielsen, IMS, BI ,Frost & Sullivan 12 september 2013

2

Best Brand Index Indonesia

Sekunder

Majalah SWA / Indeks rata-rata Industri Kosmetik dan Produk Personal

3 Market Share

Produk Bedak Muka Sekunder

Majalah SWA, Oktober Tahun 2013


(32)

NO DATA JENIS DATA SUMBER Compact Tahun 2011-2013 4 Keputsan Pembelian Pelanggan Kosmetik Untuk Kategori Bedak Muka Compact Sekunder

Modifikasi Majalah SWA eptember 2012 – 25 september Tahun 2013

5

Penjualan Bedak Muka Compact Sariayu Di Yogja Departement Store Ciamis Tahun 2010-2013

Sekunder

Hasil penjualan bedak Sariayu di Yogja

Departement Store Ciamis tahun 2010-2013. 6 Menengah Definisi dan Pengenalan Tentang Strategi Marketing Sekunder

Ambar, Machfoedy (2005), Usaha Kecil 7 Inspirasi Para Perempuan Sekunder Filed

Under: Kecantikan Tagged With: Haya Aliya Zaki

8

Produk bedak sariayu

Sekunder

www.pusatkosmetik.com

See more at:

http://www.sariayu.com/id/pr oducts/BEDAK-DWIGUNA- SPF-15-REFRESHING-AROMATIC#sthash.prIclE3j .dpuf

9 Karakteristik

responden Primer Hasil pengolahan data 2014

10

Tanggapan

responden terhadap atribut produk

Primer Hasil pengolahan data 2014

11

Tanggapan

responden terhadap keputusan pembelian

Primer Hasil pengolahan data 2014 Sumber: diolah dari berbagai dataPopulasi, Sampel dan Teknik Sampling


(33)

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampling 3.2.4.1Populasi

Dalam mengumpulkan dan menganalisa suatu data, menentukan populasi merupakan langkah yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Populasi bukan hanya sekedar orang, tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek itu, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek itu.

Suharsimi Arikunto (2006:131), menyatakan bahwa “Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian

populasi”.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat-sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Seorang peneliti harus menentukan secara jelas mengenai sasaran penelitiannya yang disebut dengan populasi sasaran (target

population), yaitu populasi yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan

penelitian. Jadi, apabila dalam sebuah hasil penelitian dikeluarkan kesimpulan, maka menurut etika penelitian, kesimpulan tersebut hanya berlaku untuk populasi sasaran yang telah ditentukan.

Langkah pertama dalam pengumpulan dan analisis data dalam sebuah penelitian adalah penentuan populasi.Populasi dalam penelitian ini adalah


(34)

pelanggan kosmetik bedak compactSariayudi Yogya Departement StoreCiamis berjumlah 15.678 orang

3.2.4.2Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 131), “Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari

populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga dan keterbatasan akan kesedian waktu.

Maka dari itulah penelitian diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili populasi yang tidak dapat diteliti. Menurut Sugiyono (2010: 116):

Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Berdasarkan pengertian sampel dan populasi yang dikemukakan tersebut, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi penelitian, yaitu sebagian konsumen dari produk kosmetik bedak muka

compactSariayu di Yogja Departement Ciamis.Dalam menentukan jumlah

sampelrumus yang digunakan adalah rumus Slovin (Husein Umar, 2008 : 141) yakni ukuran sampel yang merupakan perbandingan dari ukuran populasi dengan


(35)

presentasi kelonggaran ketidaktelitian, karena dalam pengambilan sampel dapat ditolerir atau dinginkan. Dalam penelitian ini pengukuran sampel menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

n= Keterangan:

n : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi

e : Kelonggaran ketidak telitian karena

kesalahan sampel yang di dapat ditolerir (e = 0,1)

Dalam mendapatkan populasi (N), maka dilakukan perhitungan dengan menggunakan rata-rata. Berdasarkan rumus Slovin, maka ukuran sampel adalah sebagai berikut :

² 1 Ne N n   ² ) 1 , 0 ( 678 . 15 1 678 . 15   n 37 , 99 157,78 678 . 16   n

n = 99,37(dibulatkan menjadi 100)

Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang.


(36)

Teknik samplingmerupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 116)

“Teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh

sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya”.Menurut Ulber Silalahi

(2009: 236) :

Pemilihan sampel atau penarikan sampel (sampling) dapat diartikan sebagai proses memilih sejumlah unit, elemen atau subjek dari dan yang mewakili populasi untuk dipelajari yang dengannya dapat dibuat generalisasi atau inferensi tentang karakteristik dari satu populasi yang diwakili.

Menurut Sugiyono (2010: 116) bahwa, “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Terdapat dua jenis sampel yaitu sampel probability

dan nonprobability. Sampel probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel nonprobability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif.

Teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling untuk populasi bergerak. Karena populasinya adalahpelanggan yang jumlahnya banyak.

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu dilakukan dalam penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan data dapat


(37)

dilakukan dengan cara menkombinasikan secara langsung atau tidak langsung. Penelitian ini memperoleh data dengan menggunakan tekni sebagai berikut: 1. Observasi

Di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan yaitu kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera.

Pada penelitian ini, teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi pertisipatif dimana pengamat terlibat langsung pada kegiatan. Dan melalui kegiatan observasi ini pula penulis melakukan studi pendahuluan diman melalui teknik ini dapat melihat, mengenal dan mengidentifikasi masalah yang diteliti.

2. Kuesioner (angket)

Angket adalah pengumpulan data yang berisi sejumlah pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden. Hal ini sejalan dengan pendapat yang diutarakan oleh Suharsimi Arikunto (2010: 151) yang menyatakan bahwa

“Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”.

Kuisioner berisi pertanyaan dan penyataan mengenai karakteristik koresponden, pengalaman koresponden pada produk kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Yogja Departement Ciamis..Langkah-langkah

penyusunan angket adalah sebagai berikut: a. Menyusun kisi-kisi atau daftar pertanyaan


(38)

b. Merumuskan item-item pertanyaan alternatif jawaban c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. 3. Studi Literatur

Dengan teknik ini penulis berusaha untuk mencari informasi serta data baik berupa teori-teori, pengertian-pengertian dan uraian-uraianyang dikemukakan menurut para ahli sebagai landasan teoritis khususnya mengenai masalah dan variabel yang diteliti.

3.2.6 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Instrumen yang baik memiliki ketetapan dan konsistensi atau valid dan reliabel. Suatu instrumen dikatakan valid yaitu ketika mengukur apa yang akan diukur sedangkan reliabel yaitu ketika digunakan berkali-kali maka hasilnya akan terlihat sama.

3.2.6.1Hasil Pengujian Validitas

Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.(Sugiyono, 2010: 173). Pendapat

lain diungkapkan oleh Asep Hermawan (2008: 211) “Validitas data merupakan

suatu proses penentuan apakah suatu wawancara dalam survei atau observasi

dilakukan dengan benar dan bebas”.

Suharsimi Arikunto (2010: 168) mengemukakan bahwa;

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid


(39)

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus korelasi product

moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010: 255)

Keterangan:

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor total

x = Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y n = Banyaknya responden

Besarnya koefisien korelasi diinterprestasikan dengan menggunakan tabel 3.3 di bawah ini:

TABEL 3.3

INTERPRESTASI BESARNYA KOEFISIEN KORELASI Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,7 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi

Antara 0,6 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,5 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi

Antara 0,4 sampai dengan 0,300 Sedang


(40)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,2 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi Antara 0,1 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi Sumber: Suharsimi Arikunto (2010: 245

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa validitas tes ini adalah teknik korelasi biasa, yakni korelasi antara skor-skor tes yang divalidasikan dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Berikut adalah hasil pengujian validitas yang ditunjukkan pada tabel 3.4:

1. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut valid.

2. Jika rhitung> rtabel maka, pertanyaan tersebut tidak valid. TABEL 3.4

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS ATRIBUT PRODUK

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Merek

1 Kemampuan membeli merek

produk 0.819 0, 374 Valid

2 Kemampuan memilik kekuatan

atau daya tahan pemakaian 0.611 0, 374 Valid

3 Kemampuan memillih jenis

yang legkap 0.772 0, 374 Valid

4 Kemampuan memilih warna

yang berbeda 0.436 0, 374 Valid

5 Kemampuan memilih

pemakaian merek 0.547 0, 374 Valid

Harga

6 Kemampuan dalam menetapkan

harga – harga produk 0.700 0, 374 Valid

7 Kemampuan terjangkaunya

harga 0.422 0, 374 Valid

8 Ketersedian harga yang

berinovasi 0.779 0, 374 Valid

9 Kemenarikan harga produk 0.473 0, 374 Valid

10 Kemenarikan potongan harga

(discont) 0.819 0, 374 Valid

Desain

11 Kemampuan menghasilkan


(41)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

diantara merek lain

12 Tingkat keragaman kemasan

produk 0.772 0, 374 Valid

13 Kemampuan memilih desain 0.781 0, 374 Valid

14 Kenyamanan desain 0.754 0, 374 Valid

15 Ketertarikan desain 0.761 0, 374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Item-item pernyataan dalam angket valid merupakan indikator yang skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai0,374 Berdasarkan

tabel 3.4 diketahui bahwa terdapat 15 item yang valid. Berikut ini pengelompokan indikator-indikator yang valid pada hasil pengujian validitas keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 3.5dibawah ini:

TABEL 3.5

HASIL PENGUJIAN VALIDITAS KEPUTUSAN PEMBELIAN

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

Pembelian Berdasarkan Produk

16 Tingkat pembelian berdasarkan

produk 0.729 0, 374 Valid

17 Tingkat pembelian berdasarkan

produk tertentu 0.680 0, 374 Valid

Pembelian Berdasarkan Merek

18 Tingkat pembelian berdasarkan

merk 0.452 0, 374 Valid

19 Tingkat pembelian berdasarkan

lokasi 0.654 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan harga

20 Tingkat pembelian berdasarkan

harga 0.598 0, 374 Valid

21 Keputusan pembelian

berdasarkan harga kelengkapan 0.915 0, 374 Valid

22 Tingkat Kesesuaian harga 0.418 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan kualitas

23 Tingkat pembelian berdasarkan

kualitas 0.879 0, 374 Valid


(42)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

toko

25 Tingkat ketersediaan di tempat

/toko terdekat 0.598 0,374 Valid

Pembelian berdasarkan waktu

26 Tingkat pembelian berdasarkan

waktu 0.729 0, 374 Valid

27 Tingkat keseringan waktu beli

tertentu 0.915 0, 374 Valid

28 Ketersedian discont diwaktu

yang ditentukan 0.654 0, 374 Valid

Pembelian berdasarkan cara pembayaran

29 Tingkat pembelian berdasarkan

cara kemudahanpembayaran 0.411 0, 374 Valid

30 Tingkat pembelian berdasarkan

cara kemudahanpembayaran 0.915 0, 374 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan Data 2014

Berdasarkan Tabel 3.5 pada hasil uji variabel keputusan pembelian dapat diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi jumlah pembelian dengan item pernyataan keputusan pembelian berdasarkan harga kelengkapandan Tingkat peembelian berdasarkan cara kemudahanpembayaran serta ,dengan nilai 0.915. sedangkan nilai terendah terdapat pada dimensi pembelian berdasarkan kualitas serta pembelian berdasarkan cara pembayaran dengan item pernyataan Tingkat pembelian berdasarkan toko danTingkat peembelian berdasarkan cara kemudahanpembayaran dengan nilai 0.411 sehingga dapat ditafsirkan bahwa indeks korelasinya tinggi.

3.2.6.2Hasil Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Reabilitas menunjuk pada suatu pengertian


(43)

bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang sudah dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:178) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.

Reliabilitas menunjuk pada tingkat kereladanan sesuatu”. Sedangkan menurut Sugiyono (2010:172) “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama”.

Jika suatu instumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan oleh instrumen tersebut dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas kuisioner penelitian dilakukan dengan rumus Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.                

2

2 11 1 1 t b s s k k

r (Husein Umar, 2008: 170)

Keterangan:

11

r : reliabilitas instrumen k : banyak butir pertanyaan

2

t

s : deviasi standar total

2

b


(44)

Jumlah varian butir ditetapkan dengan cara mencari nilai varian tiap butir, kemudian jumlahkan seperti yang dipaparkan berikut ini. Rumus deviasi standar yang digunakan adalah sebagai berikut :

(Husein Umar, 2008:147)

Keterangan :

2 t

 = Harga varian total

2

y = Jumlah kuadrat total

 

2

x = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total

N = Jumlah responden menghitung reliabilitas angket dengan rumus alpha

Hasil uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Jika koefisian internal seluruh item rhitung> rtabeldengan tingkat kesalahan

5% maka item pertanyaan dikatakan reliabel.

2) Jika koefisian internal seluruh item rhitung≤ rtabel dengan tingkat kesalahan

5% maka item pernyataan dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan hasil pengujian realibilitas instrumen yang dilakukan dengan program SPSS 21for windows diketahui bahwa semua variabel reliabel, hal ini disebabkan rhitung lebih besar dibandingkan rtabel yang bernilai 0,374 hal ini

dapat dilihat dalam Tabel 3.6 berikut ini

TABEL 3.6

HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

 

n

n X X

 

2 2 


(45)

No Pernyataan rhitung rtabel Keterangan

1 Karakteristik Individu 0.934 0,374 Reliabel

2 Keputusan pembelian 0.932 0,374 Reliabel

Sumber : Hasil Pengelolahan Data 2014

3.2.7 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.7.1 Analisis Data

Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian.

Penelitiankuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengolahan data yang terkumpul dari hasil angket dapat dikelompokan ke dalam tiga langkah, yaitu: persiapan, tabulasi, dan penerapan data pada pendekatan penelitian.

2. Persiapan,yaitu mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar angket serta memeriksa kebenaran cara pengisian.

3. Melakukan tabulasi hasil angket dan memberikan nilai yang sesuai dengan sistem penilaian yang telah ditetapkan, menjumlahkan skor pada setiap item, serta menyusun ranking skor pada setiap variabel penelitian. Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel bebas dan variabel terikat yang diasumsikan berhubungan linear.


(46)

3.2.7.2 Rancangan Analisis Deskriptif

Data mentah yang telah terkumpul dari hasil angket atau survei lapangan harus diolah agar memperoleh makna yang berguna bagi pemecahan masalah. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Angket ini disusun oleh penulis berdasarkan variabel yang terdapat dalam penelitian, yaitu memberikan keterangan dan data mengenai pengaruh atribut produk.. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan variabel-variabel penelitian, antara lain:

1. Analisis deskriptif atribut produk (X)

Variabel X terfokus pada penelitian atribut produk yang meliputi merek, harga, dan desain.

2. Analisis deskriptif keputusan pembelian (Y)

Variabel Y terfokus pada penelitian keputusan pembelian yang meliputi pembelian berdasarkan produk, pembelian berdasarkan merek, pembelian berdasarkan harga, pembelian berdasarkan kualitas, pembelian berdasarkan took, pembelian berdasarkan waktu, pembelian berdasarkan cara pembayaran.

Penelitian ini menggunakan data interval seperti dijelaskan dalam operasional variabel sebelumnya. Adapun kriteria penafsirannyaadalah sebagai berikut :

TABEL 3.7

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI PADAKRITERIA PENAFSIRAN

No Kriteria Penafsiran Keterangan


(47)

No Kriteria Penafsiran Keterangan

2 1% - 25% Sebagian Kecil

3 26% - 49% Hampir Setengahnya

4 50% Setengahnya

5 51% - 75% Sebagian Besar

6 76% - 99% Hampir Seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Moch. Ali (1985:184)

3.2.7.3 Rancangan Analisis Verifikatif

Teknik analisa data yang digunakan untuk melihat pengaruh atribut produk (X) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis korelasi karena penelitian ini hanya menganalisis dua variabel.

Analisis tersebut untuk melihat besaran pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian denganskala pengukuran menggunakan skala semantic

differensial. Menurut Sugiyono (2010:139):

skala semantic differensial digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda atau checklist. Tetapi tersusun dalam garis kontinum yang jawaban sangat positifnya terletak pada bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif terletak pada bagian kiri garis atau sebaliknya. Data yang diperoleh adalah data interval. Responden yang memberikan penilaian dalam angka 7, berarti sangat positif, sedangkan memberi jawaban anka 1 berarti persepsi responden terhadap pernyataan itu sangat negatif.

Dalam penelitian ini, setiap pernyataan dari angket terdiri 7 kategori sebagai berikut, alternatif jawaban tersebut diperhatikan pada tabel 3.7 berikut:

TABEL 3.8

SKOR ALTERNATIF JAWABAN PERTANYAAN Alternatif

Jawaban Setuju

Rentang jawaban Tidak


(48)

7 6 5 4 3 2 1

Positif 7 6 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5 6 7

Sumber: Modifikasi dari Hermawan, A. (2008:132)

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik regresi sederhana. Definisi regresi sederhana menurut Albert Kurniawan (2010:43) ialah “sebagai pengaruh antara 2 variabel saja, dimana terdiri dari variabel independent/bebas dan untuk membangun persamaan dan menggunakan persamaan tersebut untuk membuat perkiraan (prediction)”

Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independenkarakteristik individu dengan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subyek/nilai dalam variabel dependen yang diprediksikan. a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan padavariabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.


(49)

Untuk dapat menemukan persamaan regresi, maka harus di hitung terlebih dahulu harga a dan harga b. Cara menghitung harga a dan b dapat dihitung dengan rumus: 2 2 ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( i i i i i i i X X n Y X X X Y a          2 2 ) ( ) ( ) ( i i i i i i X X n Y X Y X n b        

(Sugiyono, 2009: 272) Keterangan:

X = Nilai karakteristik individu

Y = Nilai taksiran keputusan pembelian a = Konstanta

b = Koefisien regresi n = Banyaknya responden

X dikatakan mempengaruhi Y, jika berubahnya X akan menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya, naik turunnya X akan membuat nilai Y juga naik turun, dengan demikian nilai Y ini akan bervariasi. Namun nilai Y bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan oleh X, karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.

b.Analisis Korelasi

Tujuan perhitungan dengan menggunakan Analisi korelasi adalah untuk mencari hubungan antara kedua variabel yang diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan (penurunan) X pada umumnya diikuti oleh kenaikan (penurunan) Y.


(50)

Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antara X dan Y disebut koefisien korelasi ( r ). Nilai koefisien korelasi paling sedikit -1 dan paling besar 1, artinya jika.

r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif)

r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif)

r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan.

Penentuan koefisien korelasi ( r ) dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Pearson (Pearson’s Product Moment Coefficient of

Correlation), yaitu:

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang dikorelasikan. c. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi menunjukan bahwa besar pengaruh atribut produk (variabel X) terhadap keputusan pembelian (variabel Y). Hasil dari perhitungan dinyatakan dalam batas-batas prsentase dari determinasi


(51)

Untuk mengetahui nilai koefisien determinasi maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

KD = r2 X 100% Sumber: Sugiyono, (2010:210)

Keterangan :

KD = Koefisien determinasi r = Koefisien korelasi

Kemudian untuk menafsirkan sejauh mana pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembeliandigunakan pedoman interpretasi koefisien penentu dalam tabel. Nilai koefisien penentu berada di antara 0 -100%. Jika nilai koefisien penentu makin mendekati 100% berarti semakin kuat pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Semakin mendekati 0berarti semakin lemah pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Sehingga dibuat pedoman interpretasi koefisien penentu sebagai berikut:

TABEL 3.9

PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN DETERMINASI

Interval Koefisien Hubungan

0 - 19,99% Sangat Lemah

20% - 39,99% Lemah

40% -59,99% Sedang

60% - 79,99% Kuat

80% - 100% Sangat Kuat

Sumber : Sugiyono (2010: 214)


(52)

Rancangan analisis untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistik yang tepat. Hipotesis penelitian dapat diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis regresi linier. Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh (korelasi) antara variabel X dan Y digunakan rumus student (tstudent).

Adapun rumusnya adalah:

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika ≤ , maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika > , maka Ha diterima dan H0 ditolak

Taraf kesalahan 0,01 dengan derajat kebebasan dk (n-2) serta pada uji satu pihak, yaitu uji pihak kanan. Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut:

Ho:ρ ≤ 0, artinya tidak terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap keputusan pembelian bedak CompactSariayu di Yogya Department Store Ciamis..

Ha:ρ > 0, artinya terdapat pengaruh positif atribut produk terhadap keputusan pembelian kosmetik pada bedak CompactSariayu di Yogya Department hitung

t ttabel

hitung

t ttabel

Keterangan :

t = distribusi student

r = koefisien korelasi product moment

n = banyaknya data

2 1

2 r n r t

  


(53)

Store Ciamis.Adapun untuk membantu dalam pengolahan data dan pengujian hipotesis, dapat menggunakan bantuan perangkat lunak SPSS (Statistical Product for Service Solution) 21 dan dibantu software


(54)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

BABV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian dan pengujian analisis regresi yang dilaksanakan mengenai pengaruh atributprodukterhadap keputusan pembelian konsumen pada produk kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran atribut produk yang melekat pada kosmetik bedak muka compact Sariayu secara umum sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari indikator atribu tproduk yang paling tinggi hingga indikator yang terendah. Indikator atribut produk yang memiliki nilai tertinggi adalah desain produk. Sedangkan indikator harga merupakan indikator atribut produk yang memiliki nilai paling rendah.

2. Keputusan pembelian yang dilakukan konsumen kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis berada pada kategori

agak tinggi. Hal ini dapat dilihat dari indikator keputusan pembelian yang paling tingi hingga indikator yang terendah. Adapun indikator paling tinggi dari keptususan pembelian adalah indikator pembelian berdasarkan merek.


(55)

Sedangkan indikator paling rendah adalah indikator keputusan pembelian berdasarkan produk.

3. Atribut produk konsumen kosmetik bedak muka compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. ini berarti bahwa semakin tinggi atribut produk maka semakin tinggi pula keputusan pembelian.

5.2Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai atributproduk terhadap keputusan pembelian konsumen pada Kosmetik Bedak Muka Compact Sariayu di Yogja Departement Store Ciamis yaitu:

1. Atribut produk merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Pada kosmetik bedak muka

compact Sariayu di Departement Store Ciamis, dimensi atribut produk dapat

dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan karena ukuran kepercayaan konsumen sangat berguna dalam meramalkan penjualan dimasa yang akan datang. Pada dimensi atribut produk dengan skor terendah didapat oleh indikator harga, Dalam hal ini penulis menyarankan agar perusahaan dapat mengklasifiasikan konsumen berdasrakan aktivitas seperti pekerjaan, hobi, kegian-kegiatan, keanggotaan klub, komunitas, selain


(56)

itu perusahaan juga dapat mengklasifikasikan konsumen berdasarkan minat seperti media, fashion, rekreasi serta perusahaan dapat mengklasifikasikan konsumen berdasarkan pandangan seperti pandangan terhadap pendidikan, ekonomi, bisnis, kebudayaan dll. Memahami gaya hidup konsumen akan sangat bermanfaat bagi perusahaan karena dengan memahami gaya hidup konsumen perusahaan dapat melakukan segmentasi dan memposisikan produk di pasar sasaran dengan menerapkan harga yang tepat.

2. Dalam dimensi keputusan pembelian, skor terendah didapat oleh indikator produk. dari hasil penelitian tersebut penulis merekomendasikan kepada perusahaan agar perusahaan dapat mempersiapkan banyak produk yang ditawarkan pada konsumen, dalam hal ini perusahaan diharapkan dapat menawarkan kosmetik yang bervariasi sesuai dengan keinginan yang berbeda beda dari setiap pembeli.

3. Hasil penelitian menyatakan bahwa atribut produk berpengaruh positif dalam meningkatkan keputusan pembelian, maka penulis merekomendasikan agar perusahaan tetap menjaga dan memaksimalkan kinerja perusahaan khususnya dalam mengidentifikasi atribut produk sehingga dapat menjadi tolak ukur dalam pengembangan produk yang akan datang dan agar dapat meningkatkan keputusan pembelian. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk dilakukannya penelitian lain mengenai atribut produk tetapi dengan


(57)

indikator serta objek yang berbeda. Sebagai bahan rekomendasi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi atribut produk untuk meningkatkan keputusan pembelian.


(58)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Akbar, Yan Januar. 2012. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi

Kualitas dan Sikap Konsumen Terhadap Keputuan Pembelian Sepeda Motor Honda. Skripsi, Bandung: Universitas Diponegoro Semarang.

Al Rasyid, Harun, (Penyunting: Teguh Kismantoradji, dkk). 1994. Dasar-Dasar

Statistika Tarapan, Program Pascasarjana, Unpad: Bandung.

Ali, Moch. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Alma, Buchori. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Amalia, Firda. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan

Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Penambah Tenaga Cair Merek M-150 di Semarang. Skripsi, Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Asiegbu, Ikechukwu F. 2012. American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 12; December 2012.

Bilson, Simamora. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Surabaya: Pustaka Utama.

Boone, Louis E dan David L. Kurtz 2009. Contemporary Marketing. Thomson South Westren, Ohio, USA.

Brahmanto, Yudi. 2010. Pengaruh Karakteristik Pembeli Terhadap

Faktor-Faktor Pembelian Unit Rumah di Perumahan Graha Famili. Skripsi,

Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Dewi, Dian paramita. 2013. Analisis Tipe Perilaku Konsumen Dalam membeli

Teh di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri. Skripsi, Surakarta:


(1)

127

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

indikator serta objek yang berbeda. Sebagai bahan rekomendasi bagi perusahaan dalam mengidentifikasi atribut produk untuk meningkatkan keputusan pembelian.


(2)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Yan Januar. 2012. Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi

Kualitas dan Sikap Konsumen Terhadap Keputuan Pembelian Sepeda Motor Honda. Skripsi, Bandung: Universitas Diponegoro Semarang.

Al Rasyid, Harun, (Penyunting: Teguh Kismantoradji, dkk). 1994. Dasar-Dasar

Statistika Tarapan, Program Pascasarjana, Unpad: Bandung.

Ali, Moch. 1985. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Alma, Buchori. 2008. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Amalia, Firda. 2011. Analisis Pengaruh Faktor Budaya, Sosial, Pribadi dan

Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Penambah Tenaga Cair Merek M-150 di Semarang. Skripsi, Semarang:

Universitas Negeri Semarang.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara.

Asiegbu, Ikechukwu F. 2012. American International Journal of Contemporary Research Vol. 2 No. 12; December 2012.

Bilson, Simamora. 2008. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Surabaya: Pustaka Utama.

Boone, Louis E dan David L. Kurtz 2009. Contemporary Marketing. Thomson South Westren, Ohio, USA.

Brahmanto, Yudi. 2010. Pengaruh Karakteristik Pembeli Terhadap

Faktor-Faktor Pembelian Unit Rumah di Perumahan Graha Famili. Skripsi,

Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Dewi, Dian paramita. 2013. Analisis Tipe Perilaku Konsumen Dalam membeli

Teh di Pasar Tradisional Kabupaten Wonogiri. Skripsi, Surakarta:


(3)

161

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Djaslim, Salaludin. 2003. Analisis Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian. Edisi kedua. Bandung: CV. Linda Karya.

Doyle, Peter. 1998. Marketing and Strategy, second edition, prentice hall, Europe. Engel., F, James, Roger D Blackwell, Paul, W, Miniard, Customer Behaviour 8th

Edition, 2001, Dryden Press, Horcout Brace College Publisher.

Handoko, Martin. 2012. Motivasi Daya Penggerak Tingkah laku. Jakarta: Kanisius.

Hasan, Ali. 2009. Marketing. Jakarta: Media Pressindo.

Hermawan, Asep. 2008. Kiat Praktis Menulis Skripsi, Tesis, Disertasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Hurriyati, Ratih. 2004. Pengaruh Kinerja Bauran Pemasaran Jasa dan

Karakteristik Individu Terhadap Nilai Pelanggan dan Kesetiaan Serta Dampaknya Terhadap Nilai Transaksi Penggunaan Kartu Kredit.

Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Padjajaran Bandung. Hurriyati, Ratih. 2008. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:

Alfabeta.

Joewono, Handito Hadi. 2008. 7in1 Strategi Toward Global Competitiveness. Jakarta: Pustaka Bisnis.

John C. Mowen , Michael Minor. 2010. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga Kotler and Amstrong. 2012. Principle of marketing 14th ed. New jersey: Pearson

Hall.

Kotler and Amstrong 2012. Marketing Management 14eth edition.New Jersey: Prentice Hall.

Kotler, Philip dan Keller, Kevin lane, 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas Jilid 1. Jakarta: PT. Indeks.

Kotler, Philip dan Keller K.L. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12th Jilid 2. Jakarta: PT. Indeks.

Loudon, D. L dan Bitta, A. J. D. 2009. Costumer Behaviour, Concept and


(4)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lovelock, Cristopher and lauran Wirts. 2011. Service Marketing 7thed. New Jersey: Pearson Hall.

Mega, Henny. 2010. Analisis Karakteristik Individu dan Faktor Psikologis

Terhadap Keputusan Konsumen Membeli Bika Ambon Hj. Fatimah

Medan. Skripsi, Medan: Universtias Sumatera Utara.

Mowen. J.C & Gates, R. 2002. Perilaku Konsumen jilid I (Edisi 5). Jakarta;

Erlangga.

Partanto, A dan Al Barry. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arloka.

Patel. V, 2012. “A Study On Students’ Attitude Towards Online Shopping In

India” Indian Streams Research journal.

Peter, J. Paul., Donnelly, James H 2009. Marketing Management: Knowledge and

Skill (8th Edition). McGraw-Hill. New York.

Peter. J . paul dan Jerry C. Olson. 2008. Perilaku Konsumen dan Strategi

Pemasara. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Ngalim. 2008. Administrasi dan Supervisi pendidikan. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Robbins, Stephen P. 2010. Perilaku organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Rust, T. Roland, Anthony J Zahorik, Timothy L, Keiningham 1996, Service

Marketing, New York: Herper Collins College Publisher.

Schiffman Kanuk, G Leon, Leslie,lazar, 2011. “Consumer Behaviour”. Prentice Hall, New jersey: Seventh Edition.

Sexton, Don. 2012. “how to use most powerful ideas in marketing to ger more

customers and keep then”. Journal of Air Transport m=Management, 10.PP.435-439.

Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT. Refika Aditama. Solomon, Michael R. 2011. Consumer Behaviour: Buying, Having and Being (9th

Edition). New Jersey: Pretince Hall.

Solomon, R, Michael, 2002, Customer Behaviour, Buying, having and being 8th Edition, Printice Hall New jersey.


(5)

163

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. 2010. Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, arikuntio. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktir. Yogyakarta: Bina aksara.

Suleha, Andi. 2013. Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Keputusan

Pembelian Pada Konsumen Circle-K di Makassar. Skripsi, Makassar:

Universitas Hasanuddin.

Suliyanto. 2006. Metode Riset Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Suryani, T. 2008. Perilaku Konsumen: Implikasi Pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sutisna. 2010. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: Andi. Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi pemasran, edisi ketiga. Yogyakarta: andi.

Tri Novriadi, Rangga. 2012. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses

Keputusan Pembelian Telepon Selular. Skirpsi, Bogor: IPB.

Umar, Husein. 2008. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Wahyuni, Dewi U. 2008. “Pengaruh Motivasi persepsi dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek “Honda” di Kawasan Surabaya Barat”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan.

Wilkie, W. L. 2009. Costumer Behaviour. John Willey & Sons.

Yuniarsih, Tjuju dan Suwatno. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.

Zaffou, Madiha. 2010. Jurnal “the Effect of Variety Offering on Demand and

Supermarket Competition”.

Zeithaml, V. A., M.J. Bitner. 2013. Service marketing: integrating customer focus across the firm 6th ed. Mc-Graw-Hill. Boston.


(6)

Dini Apriani Nurramdan, 2014

Pengaruh Atribut Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jakfar, A. Azis. 2012. Jurnal “Influence of Individual Characteristics, Organizational Culture and Work Motivation to Satisfaction and Performance of Hand-Rolled Cigarette Workers at the Cigarette Industry in Madura“.

Wall, Benny M.E Dee dan Oauk Breeman. 2012. Jurnal Do individual

Characteristics matter? The quality of work during the implementation of a workflow management system in a Dutch social insurance company”.

Candrakumara, Anil dan Subashimi Seneviarathne. 2013. Jurnal. “Impact of individual characteristics and cultural values on citizenship and task performance: experience of non-academic employees of universities”.