PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KARAWANG.
PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN
DI KABUPATEN KARAWANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh: Syiar Nathiq E.0451.0707177
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
(2)
2014
PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN
DI KABUPATEN KARAWANG
Oleh Syiar Nathiq E.0451.0707177
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Syiar Nathiq 2014
Universitas Pendidikan Indonesia April 2014
(3)
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN
Syiar Nathiq E.0451.0707177
PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN
DI KABUPATEN KARAWANG
Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I,
Dr. JajaKustija, M.Sc. NIP. 19591231 198503 1 022
Pembimbing II,
Erik Haritman, S.Pd, M.T. NIP. 19760527 200112 1 002
Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
(4)
Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, S.T., M.SIE. NIP. 19551204 198103 1 002
(5)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR TABEL ... ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
F. Metode Penelitian ... 6
G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Profesionalisme Guru ... 8
B. Kualitas Proses Pembelajaran ... 17
C. Konsep Pendidikan ... 24
D. Latar Belakang Pendidikan Guru ... 27
E. Guru Kejuruan ... 32
F. Sifat-Sifat Pembelajaran di SMK ... 39
G. Penelitian Skripsi Terdahulu yang Berhubungan dengan Profesionalisme Guru ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 46
(6)
B. Definisi Operasional ... 47
C. Desain Penelitian ... 48
D. Lokasi, Populasi, dan Sampel ... 49
E. Instrumen Penelitian ... 53
F. Teknik Pengumpulan Data ... 65
G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Pengolahan Data ... 75
B. Pembahasan Hasil penelitian ... 96
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 103
B. Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
(7)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2.1 Model Pengkajian Pengajaran di Kelas... 28
3.1 Diagram Blok Desain Penelitian ... 48
3.2 Flowchart teknik pengolahan data ... 67
4.1 Grafik Kompetensi Pedagogik ... 86
4.2 Grafik Kompetensi Sosial ... 87
4.3 Grafik Kompetensi Kepribadian ... 88
4.4 Grafik Kompetensi Profesional ... 89
4.5 Grafik Menyiapkan Pembelajaran... 91
4.6 Grafik Melaksanakan Pembelajaran ... 92
4.7 Grafik Hasil Pembelajaran ... 93
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel
2.1 Penelitian Skripsi Terdahulu
yang Berhubungan dengan Profesionalisme Guru ... 42
3.1 Sampel SMK dan Jumlah Guru Produktif ... 50
3.2 Sampel Penelitian ... 53
3.3 Kisi-Kisi Intrumen ... 54
3.4 Skala Likert ... 57
3.5 Kriteria Reabilitas ... 61
3.6 Hasil Uji Coba Seleksi Butir Pertanyaan Variabel Profesionalisme Guru ... 62
3.7 Hasil Uji Coba Seleksi Butir Pertanyaan Variabel Kualitas Proses belajaran ... 63
(9)
3.9 Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana ... 71
4.1 Tabel uji normalitas data profesionalisme guru SMK ... 75
4.2 Tabel uji normalitas data kualitas proses pembelajaran ... 77
(10)
ABSTRAK
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan Ex post facto. Populasi penelitian adalah guru-guru mata pelajaran produktif dari guru SMK bidang keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikandi Kabupaten Karawang dan diambil 35 sampel dipilih berdasarkan kluster yang mewakili kualifikasi Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik dari SMK-SMK yang ada di Kabupaten Karawang, terdiri dari 27 guru berlatar belakang sarjana pendidikan teknik dan 8 Sarjana Teknik. Data diambil melalui studi lapang, angket untuk guru, dan penilaian atasan sesuai dengan kriteria profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran yang sudah ditentukan.
Hasil pengolahan data pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada α = 5% tidak terdapat perbedaan profesionalisme, sedangkan pada α = 10% tingkat profesionalisme dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru. Tingkat profesionalisme S.Pd lebih tinggi dari S.T. Hasil penelitian tentang pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap kualitas proses pembelajaran pada menunjukkan tidak terdapat perbedaan kualitas proses pembelajaran, sedangkan pada kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru. Kualitas proses pembelajaran S.Pd lebih tinggi dari S.T. Hasil penelitian tentang hubungan antara profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran di SMK didapat korelasi positif dengan harga r=0,8471 pada taraf kesalahan 5%. Koefisien determinasinya r2 = 0,84712 = 0,7176. Artinya kualitas proses pembelajaran guru program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang 71,76 % ditentukan oleh profesionalisme gurunya, melalui persamaan regresi Y = 14,39 + 0,86X. Sisanya 28,24 % ditentukan oleh faktor lain Kata kunci: Latar Belakang Pendidikan Guru, Kompetensi, Profesionalitas Kualitas Pembelajaran, SMK.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pentingnya pendidikan bukan suatu hal yang diragukan lagi di suluruh dunia khususnya di Indonesia. Melalui pendidikan orang-orang lebih dapat mengoptimalkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. Mutu pendidikan akan mempengaruhi bagus atau tidakanya hasil yang diperoleh dari suatu pendidikan. Mutu pendidikan merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk diatasi dalam kebijakan pembangunan pendidikan, karena hanya dengan pendidikan yang bermutu akan diperoleh lulusan bermutu yang mampu membangun diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Adanya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dimaksudkan sebagai acuan dasar oleh setiap pengelola, penyelenggara dan satuan pendidikan dalam meningkatkan kinerja dan memberikan layanan pendidikan yang bermutu.
Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu yang mempengaruhi pembangunan suatu bangsa. Sumber daya manusia yang baik tidak akan bisa lepas dari suatu proses pendidikan, baik itu pendidikan formal atau informal. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik untuk mengembangkan sumber daya manusia sebagaimana yang tercantum di dalam
(12)
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:
“Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan takwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.”
Tentu saja sejalan dengan peningkatan mutu pendidikan juga telah digariskan kebijakan tentang pemerataan kesempatan pendidikan yang tidak hanya menambah fasilitas pendidikan secara kuantitatitif, tetapi komponen secara kualitatif juga. Ini berarti pemerataan kesempatan pendidikan yang bermutu berada pada semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan. Termasuk dalam kebijakan ini adalah pengembangan pendidikan kejuruan (SMK).
Pada Rencana Strategis Depdiknas tahun 2010-2014 draft 17 September 2009, target rasio peserta didik SMA dan SMK sebesar 33 : 67 pada tahun 2014 nanti. Kebijakan ini ditujukan agar keluaran pendidikan dapat lebih berorentasi pada pemenuhan dunia kerja serta kebutuhan dunia usaha dan industri. Hal tersebut merupakan berita yang sangat menggembirakan, tetapi salah satu yang masih menjadi keprihatinan adalah masalah relevansinya dengan tuntutan dunia kerja. Tingginya angka pengangguran lulusan Sekolah Menengah Kejuruan selain merupakan indikator rendahnya mutu lulusan, juga mencerminkan kurang adanya kesesuaian (link and match) antara kemampuan dan bidang keahlian yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dengan tuntutan dunia kerja.
(13)
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan angka pengangguran terbuka Indonesia mencapai 7,7 juta orang pada Agustus 2011. Jumlah 6,56% ini dari total angkatan kerja berdasarkan pendidikan dan didominasi lulusan SMA dan SMK. Dalam data itu, pada Februari 2011, tingkat pengangguran terbuka tertinggi lulusan SMA mencapai 10,66%, SMK sebesar 10,43%, sekolah dasar (SD) ke bawah 3,56%, Sekolah Menengah Pertama (SMP) 8,37%, diploma I/II/III mencapai 7,16%, dan pengangguran lulusan universitas 8,02%.
Saptorno ( Dedi Supriadi , 1999:178) menuliskan bahwa dari hasil Studi Stephen P. Heyneman dan William A. Loxley di 16 negara berkembang menyimpulkan, faktor yang berkontribusi terhadap prestasi belajar adalah: guru memberi konstribusi terhadap prestasi belajar sebesar 34%, sarana fisik 26%, manajemen 22% dan waktu belajar 18%. dan di 13 negara industri adalah: guru memberi konstribusi terhadap prestasi belajar sebesar 36%, sarana fisik 19%, manajemen 23% dan waktu belajar 22%. Hasil penelitian tersebut dapat kita ketahui bahwa bagus tidaknya mutu pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidik atau gurunya itu sendiri yang termasuk kedalam tenaga kependidikan.
Dari uraian di atas terlihat bahwa latar belakang pendidikan guru berpengaruh pada profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran. Oleh karena itu peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian yang meneliti apakah terdapat pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran yang berjudul PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN
(14)
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN
KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KARAWANG.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah terdapat perbedaan tingkat profesionalisme guru SMK yang
mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik?
2. Apakah terdapat perbedaan kualitas proses pembelajaran guru SMK yang mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik?
3. Apakah profesionalisme guru berpengaruh terhadap kualitas proses pembelajaran?
C. Batasan Masalah
Adapun permasalahan yang diangkat pada penelitian ini yaitu permasalahan tentang kualitas proses pembelajaran beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya
(15)
yaitu guru, sarana fisik, manajemen, dan waktu belajar. Namun faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses pembelajaran pada penelitian ini dibatasi pada profesionalisme dan latar belakang guru saja. Guru yang diteliti adalah guru SMK di kabupaten Karawang yang berlatar belakang Sarjana Pendidikan Teknik Elektro dan Sarjana Teknik Elektro dan mengajar mata pelajaran produktif program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan.
D. Tujuan penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan yang mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik.
2. Mengetahui perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran guru SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan yang mempunyai latar belakang pendidikan Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik.
3. Mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran.
(16)
E. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan pemikiran terhadap perkembangan ilmu pendidikan
khususnya mengenai tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikannya.
2. Dapat dijadikan rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam upaya pengembangan profesionalisme guru dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
3. Dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan pengembangan profesionalisme guru dan peningkatan kualitas proses pembelajaran.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik Ex post facto dengan desain penelitian menggunakan desain komparatif, yakni tidak melakukan treatment / perlakuan terhadap objek yang diteliti, karena peristiwa telah berlalu.
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
Menentukan jenis latar belakang pendidikan guru yang memenuhi syarat sesuai UUD Sisdiknas No.14 Tahun 2005.
(17)
Mengukur masing-masing tingkat profesionalismenya berdasarkan evaluasi diri dengan pengukuran secara tidak langsung melalui angket dan melalui penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap mengetahui persis tentang tingkat prefesionalisme guru yang bersangkutan)
Mengukur masing-masing tingkat kualitas proses pembelajaran berdasarkan evaluasi diri dengan pengukuran tidak langsung melalui angket dan melalui penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap mengetahui persis tentang tingkat kualitas proses pembelajaran guru yang bersangkutan)
Variabel bebasnya adalah latar belakang pendidikan guru (Sarjana Pendidikan Teknik, dan Sarjana Teknik). Variabel terikatnya adalah profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran.
Memanfaatkan pengolahan statistik yang tepat untuk menemukan pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap profesionalisme dan terhadap kualitas juga mencari hubungan antara profesionalisme terhadap kualitas pembelajaran.
G. Struktur Organisasi Skripsi
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi penelitian, sampel penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
(18)
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang teori-teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang yang berkaitan dengan penelitian, serta penjelasan rinci tentang teori yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian yang mencakup penjelasan tentang metode penelitian yang digunakan, pengembangan instrument penelitian, populasi dan sampel, serta metode analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap hasil analisis temuan penelitian yang dibuat dalam bentuk kesimpulan penelitian, serta saran yang berkaitan dengan penelitian ini.
(19)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analitik Ex post facto dengan desain penelitian menggunakan desain komparatif, yakni tidak melakukan treatment / perlakuan terhadap objek yang diteliti, karena peristiwa telah berlalu.
Tahapan penelitian adalah sebagai berikut :
Menentukan jenis latar belakang pendidikan guru yang memenuhi syarat sesuai UUD Sisdiknas No.14 Tahun 2005.
Mengukur masing-masing tingkat profesionalismenya berdasarkan evaluasi diri dengan pengukuran secara tidak langsung melalui angket dan melalui penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap mengetahui persis tentang tingkat prefesionalisme guru yang bersangkutan)
Mengukur masing-masing tingkat kualitas proses pembelajaran berdasarkan evaluasi diri dengan pengukuran tidak langsung melalui angket dan melalui penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap mengetahui persis tentang tingkat kualitas proses pembelajaran guru yang bersangkutan)
Variabel bebasnya adalah latar belakang pendidikan guru (Sarjana Pendidikan Teknik, dan Sarjana Teknik). Variabel terikatnya adalah profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran.
(20)
Memanfaatkan pengolahan statistik yang tepat untuk menemukan pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap profesionalisme dan terhadap kualitas juga mencari hubungan antara profesionalisme terhadap kualitas pembelajaran.
B. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan uraian mengenai variabel-variabel yang diteliti selaras dengan kriteria. Definisi operasional yang berkaitan dengan istilah dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Latar belakang pendidikan guru yang dimaksudkan adalah pendidikan kesarjanaan berkaitan dengan kewenangan mengajar bidang studi produktif di SMK antara lain Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd.) dan Sarjana Teknik (ST). 2. Profesionalisme adalah sikap seseorang yang menyandang suatu jabatanbenar-benar menguasai sungguh-sungguh keahliannya, menjalankan etika yang sesuai kode etik profesi, memberi pelayanan yang bersifat baku terhadap masyarakat, sedangkan keahliannya bisa diperoleh melalui pendidikan atau pelatih khusus. Kualitas proses pembelajaran adalah penataan semua komponen masukan instrumental (Pendidik, bahan ajar, iklim pembelajaran, media, sarana, dan prasarana), masukan potensial (Peserta didik dengan segala karakteristiknya seperti:Kesiapan belajar, motivasi, latar belakang sosial budaya, bekal ajar awal, gaya belajar, serta kebutuhan dan harapan) sehingga secara sinergis mampu menghasilkan proses hasil dan dampak belajar yang optimum.
(21)
Metode Penelitian
Menentukan latar belakang pendidikan guru yang memenuhi syarat sesuai UUD Sisdiknas No.14 Tahun 2005 (S.Pd., S.T., S.S.T.) Menentukan alat ukur instrumen yang sesuai Menentukan populasi dan sampel
Melakukan pengukuran melalui pengukuran tidak langsung melalui angket evaluasi diri dan penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap paling tahu tengtang tingkat kualitas proses pembelajaran dan tingkat
prefesionalisme guru yang bersangkutan) Latar Belakang Masalah
Terjadinya gap antara kompetensi guru SMK (komptensi profesional,
pedagogik, sosial, kepribadian) yang ada dilapangan dengan tuntutan yang seharusnya.
Keberagaman latar belakang
pendidikan guru SMK yang mengajar. Hasil/ lulusan SMK belum sepenuhnya
menggambarkan tujuan kelembagaan yakni menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil.
HIPOTESIS
Diprediksi tingkat profesionalisme guru dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru.
Diprediksi dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran.
Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Jawaban Hipotesis
Kesimpulan Rumusan dan Tujuan Masalah
Mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap tingkat profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran.
Mengetahui pengaruh profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran.
Indikator profesionalisme UU Sisdiknas No.14 Tahun 2005
Indikator kualitas proses pembelajaran
C. Desain Penelitian
(22)
D. Lokasi, Populasi dan Sampel 1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang. Sekolah Menengah Kejuruan yang dijadikan lokasi penelitian yaitu SMKN 1 Karawang, SMKN 3 Karawang, SMKN 1 Cikampek, SMKN 1 Rengasdengklok, SMK Texmaco Karawang, SMK Bina Karya 1 Karawang, SMK IPTEK Cilamaya, dan SMK Tri Mitra
2. Populasi Penelitian
Arikunto (2002:108) mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah guru – guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan pengajar mata diklat produktif di Kabupaten Karawang. Populasi SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang yaitu SMKN 1 Karawang, SMKN 3 Karawang, SMKN 1 Cikampek, SMKN 1 Rengasdengklok, SMK Texmaco Karawang, SMK Bina Karya 1 Karawang, SMK IPTEK Cilamaya, SMK Tri Mitra dan SMK Ristek.
3. Sampel Penelitian
Arikunto (2002:109) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik cluster sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono,
(23)
a. Tahap I menentukan sampel Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang b. Tahap II menentukan guru produktif program studi keahlian teknik elektronika
dan ketenagalistrikan yang terdapat di SMK tersebut.
Sampel Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang yang dipilih mewakili kualifikasi Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik di Wilayah Kabupaten Karawang terdapat pada tabel 3.1
Tabel 3.1. Sampel SMK dan Jumlah Guru Produktif program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang
NO Nama Sekolah
Latar Belakang Pendidikan
S.Pd. S.T
1 SMK NEGERI 1 KARAWANG 8 0
2 SMK NEGERI 3 KARAWANG 2 1
3 SMK NEGERI 1 CIKAMPEK 12 2
4 SMK NEGERI 1 RENGASDENGKLOK 2 0
5 SMK TEXMACO KARAWANG 3 2
(24)
NO Nama Sekolah
Latar Belakang Pendidikan
S.Pd. S.T
8 SMK Tri Mitra 0 1
JUMLAH 28 8
Berdasarkan tabel 3.1 dapat diketahui bahwa jumlah populasi guru SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang adalah 36 orang terdiri dari 28 orang dan Sarjana Pendidikan Teknik 8.
Pengambilan sampel tahap berikutnya adalah menentukan besarnya sampel
guru produktif program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di SMK yang dijadikan sampel penelitian seperti yang terdapat pada tabel 3.3. Penentuan jumlah sampel guru produktif program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan menggunakan teknik Disproportionate Stratified Random Sampling. Menurut Sugiyono (2012: 121) menyatakan bahwa “teknik Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional, maka proporsi yang terlalu kecil diambil semuanya sebagai sampel karena
kelompok tersebut terlalu kecil dibandingkan kelompok lainnya”. Strata yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu: Sarjana Pendidikan Teknik dan Sarjana Teknik.
(25)
………(Nazir, 2011: 289)
Makna simbol persamaan di atas adalah: n = jumlah sampel
B = bound of error N = jumlah populasi
= proporsi populasi
Menuru Nazir (2011: 289) “dalam survey, kita tidak mengetahui . Biasanya ini dapat diketahui dari hasil survey sebelumnya. Jika ini tidak ada, maka dianggap 0,5 saja dan untuk menentukan bound of error sebesar B = 0,05.
Dengan menggunakan persamaan di atas, sampel untuk Sarjana Pendidian Teknik adalah:
Jumlah sampel untuk guru berlatar belakang Sarjana Pendidikan Teknik yang dihasilkan dalam perhitungan di atas adalah 27 guru. Jumlah sampel untuk guru yang
(26)
Berikut disajikan jumlah sampel yang telah dipilih untuk mewakili penelitian pada tabel 3.2
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
NO Nama Sekolah
Latar Belakang
Pendidikan Jumlah
S.Pd. S.T
1 SMK NEGERI 1 KARAWANG 8 0 8
2 SMK NEGERI 3 KARAWANG 2 1 3
3 SMK NEGERI 1 CIKAMPEK 11 2 13
4 SMK NEGERI 1 RENGASDENGKLOK 2 0 2
5 SMK TEXMACO KARAWANG 3 2 5
6 SMK BINA KARYA 1 KARAWANG 1 0 1
7 SMK IPTEK Cilamaya 0 2 2
8 SMK Tri Mitra 0 1 1
JUMLAH 27 8 35
(27)
selanjutnya direalisasikan menjadi pertanyaan – pertanyaan dalam bentuk angket menggunakan pendekatan skala likert. Kisi – kisi instrument yang dirancang untuk mendapatkan data tentang profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran dapat dijabarkan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Intrumen
No. Variabel Aspek Indikator Nomor
Butir
Jumlah Butir 1. Kualitas
Proses Pembelajaran
a. Perencanaan
Proses Pembelajaran
1) Memahami silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
1 1
2) Memahami komponen-komponen RPP
2 1
b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendahuluan
1) Menyiapkan peserta didik
3 1
2) Menggali kesiapan peserta didik
4 1
3) Menjelaskan tujuan atau kompetensi pembelajaran
5 1
4) Menyampaikan cakupan materi
6 1
c. Pelaksanaan Pembelajaran Inti
1) Melaksanakan kegiatan Eksplorasi
7,8,9,10 4
2) Melaksanakan kegiatan Elaborasi 11,12, 13,14,15 5 3) Melaksanakan kegiatan Konfirmasi
16, 17 2
d. Pelaksanaan Pembelajaran Penutup
1) Membuat kesimpulan 18 1
2) Melakukan evaluasi 19,20 2
(28)
No. Variabel Aspek Indikator Nomor Butir
Jumlah Butir 3) Waktu yang tepat
untuk mencapi kompetensi
25 1
4) Bekerja sesuai bidang kompetensi hasil belajar
26 1
5) Pengakuan masyarakat 27,28 2 f. Melakukan
PTK untuk memperbaiki proses pembelajaran
1) Melakukan PTK 29 1
2) Menjadikan hasil PTK untuk memperbaiki pembelajaran
30 1
2. Profesionalis me Guru
a. Mengelola pembelajaran
1) Menyusun RPP 1 1
2) Mengetahui perkembangan
kejiwaan dan kesiapan siswa
14 1
3) Melaksanakan interaksi belajar mengajar
3,6,7,27 4
4) Penilaian prestasi belajar
29 1
5) Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian
30 1
6) Bimbingan belajar siswa
24,25 2 b. Kepuasaan
guru terhadap profesi
1) Kepuasaan guru terhadap profesinya
13 1
2) Kepuasaan guru terhadap gaji
23 1
3) Peluang promosi 20 1
4) Lingkungan kerja 21 1 c. Pengembang
an profesi
1) Pengembangan diri 28 1
2) Pengembangan profesionalisme (profesionalisasi diri) 15,16,17 ,19,22, 26 6
3) Meluangkan waktu yang cukup untuk pekerjaannya
2,18 2
d. Menguasai kemampuan akademik
1) Menguasai wawasan kependidikan
8 1
2) Menguasai bahan kajian akademik
4,5,9,10, 11,12
(29)
1. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
a. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian melalui perantara instrumen/ angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel-variabel yang disertai alternatif jawaban.
Penyusunan angket pada penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melakukan pengkajian secara mendalam dan mengenali variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini berdasarkan pada literatur yang relevan.
2) Menjabarkan setiap variabel dalam bentuk indikator-indikator dengan mengacu pada kajian teori mengenai variabel tersebut.
3) Menetapkan sub indikator yang memperjelas dan merupakan spesifikasi dari tiap indikator penelitian.
4) Mengembangkan kisi-kisi instrumen penelitian dengan berdasarkan pada variabel, indikator, dan sub indikator yang telah ditetapkan di atas.
5) Menyusun angket atau daftar pertanyaan disertai alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.
6) Menetapkan kriteria penskoran untuk tiap alternatif jawaban yang ditetapkan. Kriteria penskoran yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:
(30)
Tabel 3.4. Skala Likert
Alternatif Jawaban Variabel X dan Variabel Y
Skor Pertanyaan
Positif
Pertanyaan negative
SL (Selalu) 5 1
SR (Sering) 4 2
KD (Kadang-kadang) 3 3
P (Pernah) 2 4
TP (Tidak Pernah) 1 5
Setelah angket selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu uji coba angket. Uji coba angket dilakukan sebelum angket disebar kepada responden penelitian. Pelaksanaan uji coba angket ini bertujuan untuk menguji validitas dan reabilitas dari angket atau instrumen tersebut.
b. Pengujian Instrumen 1) Validitas Instrumen
Validitas berasal dari kata validity yaitu ukuran seberapa cermat dan tepat suatu instrumen atau alat tes melakukan fungsi ukurnya atau benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (tepat), dan instrumen yang reliabel adalah konsisten atau ajeg. Instrumen penelitian dikatakan reliabel yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur (Sukardi, 2003:127)
a) Validitas Isi (Content Validity) Instrumen non-Tes
(31)
b) Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk adalah validitas yang membahas sejauh mana butir tes mampu mengukur yang hendak diukur sesuai dengan definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk mengarah pada pertanyaan sejauh mana konsep yang dijelaskan menggambarkan variasi respon terhadap butir tes. Suatu tes mengukur suatu konstruk tertentu apabila terdapat pengaruh antar butir tes, dan ada pengaruh dengan tes lain yang memiliki konstruk sama. Bukti validitas konstruk diperoleh melalui pengolahan data statistik.
Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen tentang profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran dilakukan uji validitas sebagai berikut:
(1) Uji Nilai Skala (Uji Normalitas Sebaran)
Pengujian dimaksudkan untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pertanyaan dengan analisis sebaran frekuensi jawaban (Tejo N, 2007:198). Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:
(a) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban untuk setiap pertanyaan, jumlah frekuensi dari semua kategori harus sama dengan jumlah responden.
(b) Menghitung proporsi frekuensi jawaban untuk setiap kategori dengan rumus:
……… (Narsoyo , 2009: 199)
(c) Menghitung proporsi kumulatif dan menentukan titik tengah proporsi kumulatif dengan rumus:
(32)
……… (Narsoyo , 2009: 199)
Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus:
……… (Narsoyo , 2009: 199)
(d) Harga-harga dari titik tengah itu digunakan untuk menentukan nilai bilangan baku Z (dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan nilai skala sikap dengan rumus:
……… (Narsoyo , 2009: 199)
b. Uji Daya Pembeda
Uji daya pembeda ini bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu pertanyaan dapat membedakan responden yang bersikap positif dan yang bersikap negatif. Untuk maksud tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang telah terbukti memiliki nilai skala yang memenuhi syarat, disusun daftar responden menurut urutan besarnya skor yang diperoleh (dari yang tertinggi ke rendah). Kemudian diambil 27% skor tertinggi dan 27% skor terendah. Kemudian dilakukan uji-t untuk setiap pertanyaan dengan menggunakan rumus (Narsojo, 2007:200):
……… (Narsojo , 2009: 199)
(33)
= rata-rata skor kelompok bawah
= jumlah responden kelompok atas atau kelompok bawah (sama besarnya)
Dengan derajat kebebasan .
c. Perhitungan Koefisien Korelasi Product Moment dari Pearson
Perhitungan korelasi skor pada setiap butir dengan skor total. Perhitungan indeks korelasi menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari pearson sebagai berikut:
……… (Narsoyo , 2009: 199) Di mana:
N: Jumlah responden
X: Skor responden untuk setiap butir Y: Skor responden untuk seluruh butir Butir tes dapat digunakan apabila
Uji validitas ditempuh agar kuesioner pada instrumen penelitian memiliki internal consistency yang memadai, berarti pula memiliki construct validity yang memadai pula. Penggunaan rumus uji validitas diatas dibantu dengan menggunakan aplikasi microsoft excel untuk memudahkan perhitungan data.
2) Uji Reabilitas
Menurut Munaf (1997:61) „Reabilitas adalah ukuran sejauh mana alat ukur dapat memberikan gambaran yang sebenar-benarnya dari sesuatu yang diukur.
Uji reabilitas instrumen profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran menggunakan rumus Alpha Cronbach. Bila nilai butir menunjukkan angka hasilnya
(34)
………… (http://www.azuarjuliandi.com)
Di mana:
: Koefisien rebilitas alpha Cronbach : Banyaknya butir/item
: Jumlah varian butir : Varian total
Adapun kriteria untuk menginterpretasikan indeks reabilitas tersebut sesuai dengan tabel 3.5.
Tabel 3.5. Kriteria Reabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reabilitas
0,81 ≤ r < 1 Sangat tinggi
0,61 ≤ r < 0,80 Tinggi
0,41 ≤ r < 0,60 Cukup
0,21 ≤ r < 0,40 Rendah
0,00 ≤ r < 0,20 Sangat Rendah
r = 1 Sempurna
r = 0 Tidak berhubungan (Siregar, 2004: 187) 1) Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Dari hasil penyebaran uji coba angket, diperoleh hasil sebagai berikut: a) Validitas Instrumen Profesionalisme Guru
Hasil analisis uji nilai skala, uji daya pembeda, dan koefisien korelasi product moment dari pearson dapat dilihat pada tabel 3.6 di bawah ini:
(35)
Tabel 3.6. Hasil Uji Coba Seleksi Butir Pertanyaan Variabel Profesionalisme Guru NO.
SOAL
SELEKSI SKALA SIKAP UJI DAYA BEDA UJI KOEF.
KORELASI KOEFISIEN
CRONBACH ALPHA
KETERANGAN SL SR KK P TP t hitung α=0.05t tabel r xy r tab
1(+) 5 4 3 0 0 112,250 1.761 0,268 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
2(+) 3 3 2 1 0 17,398 1.761 0,394 0.361 0,992 Valid
3(+) 5 4 3 2 0 11,386 1.761 -0,005 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
4(-) 5 3 3 2 0 12,472 1.761 0,209 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
5(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,172 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
6(+) 5 4 3 2 0 8,844 1.761 0,417 0.361 0,992 Valid
7(+) 5 4 2 0 0 16,463 1.761 0,311 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
8(+) 5 4 3 2 0 22,450 1.761 0,384 0.361 0,992 Valid
9(+) 5 4 3 2 0 18,174 1.761 0,301 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
10(-) 5 4 4 2 0 28,437 1.761 0,321 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
11(-) 2 1 2 0 0 10,937 1.761 0,378 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
12(+) 6 5 3 0 0 16,463 1.761 0,424 0.361 0,992 Valid
13(-) 3 2 2 1 0 14,286 1.761 -0,045 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
14(+) 5 4 2 0 0 22,450 1.761 0,616 0.361 0,992 Valid
15(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,275 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
16(+) 5 3 2 0 0 9,621 1.761 0,471 0.361 0,992 Valid
17(+) 5 4 3 0 0 52,383 1.761 0,432 0.361 0,992 Valid
18(+) 5 4 3 0 0 52,383 1.761 0,538 0.361 0,992 Valid
19(+) 5 3 2 0 0 9,621 1.761 0,577 0.361 0,992 Valid
20(+) 5 3 2 0 0 16,463 1.761 0,651 0.361 0,992 Valid
21(+) 5 3 2 0 0 12,472 1.761 0,462 0.361 0,992 Valid
22(+) 5 4 3 0 0 112,250 1.761 0,501 0.361 0,992 Valid
23(+) 5 4 2 0 0 12,507 1.761 0,439 0.361 0,992 Valid
24(+) 5 3 2 0 0 9,621 1.761 0,702 0.361 0,992 Valid
25(+) 5 4 3 0 0 52,383 1.761 0,665 0.361 0,992 Valid
26(+) 5 4 3 0 0 112,250 1.761 0,572 0.361 0,992 Valid
27(+) 3 2 1 1 0 32,428 1.761 0,472 0.361 0,992 Valid
28(+) 5 3 2 0 0 12,472 1.761 0,382 0.361 0,992 Valid
29(+) 5 4 2 0 0 16,463 1.761 0,231 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
30(+) 3 2 2 1 0 18,181 1.761 0,378 0.361 0,992 Valid
31(+) 3 2 1 1 0 22,450 1.761 0,378 0.361 0,992 Valid
32(+) 5 5 4 3 0 31,749 1.761 0,369 0.361 0,992 Valid
33(+) 5 4 3 2 0 22,450 1.761 0,439 0.361 0,992 Valid
34(+) 3 2 1 0 0 9,064 1.761 0,193 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
35(+) 5 4 2 0 0 16,463 1.761 0,400 0.361 0,992 Valid
36(+) 3 2 2 1 0 16,463 1.761 0,391 0.361 0,992 Valid
37(+) 2 1 1 0 0 40,410 1.761 0,388 0.361 0,992 Valid
38(+) 3 3 2 1 0 10,937 1.761 0,318 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
39(+) 5 3 2 2 0 5,345 1.761 0,291 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
40(+) 3 2 1 1 0 74,081 1.761 0,385 0.361 0,992 Valid
41(+) 3 2 1 1 0 26,726 1.761 0,516 0.361 0,992 Valid
(36)
47(+) 2 2 2 1 0 16,463 1.761 0,617 0.361 0,992 Valid
48(+) 5 4 3 0 0 Tidak Terhitung 1.761 0,162 0.361 Tidak diuji Tidak Valid
49(+) 3 2 1 0 0 10,331 1.761 0,538 0.361 0,992 Valid
50(+) 5 4 3 2 0 18,174 1.761 0,517 0.361 0,992 Valid
Hasil yang diperlihatkan pada tabel 3.6 diatas, diperoleh hasil dari 50 butir item yang dianalisis terdapat 34 butir item yang valid dan 16 butir item yang tidak valid yaitu no. 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 29, 34, 38, 39, 46, dan 48.
Butir-butir yang tidak valid diatas setelah dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah disusun, diprediksi tidak mempengaruhi proporsi yang terdapat dalam kisi-kisi. Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian butir-butir tersebut tidak digunakan.
a. Validitas Kualitas Proses Pembelajaran
Hasil analisis uji nilai skala, uji daya pembeda, dan koefisien korelasi product moment dari pearson dapat dilihat pada tabel 3.7 di bawah ini:
Tabel 3.7. Hasil Uji Coba Seleksi Butir Pertanyaan Variabel Kualitas Proses Pembelajaran
NO. SOAL
SELEKSI SKALA SIKAP UJI DAYA BEDA UJI KOEF.
KORELASI KOEFISIEN
CRONBACH ALPHA
KETERANGAN SL SR KK P TP t hitung α=0.05t tabel r xy r tab
1(+) 5 4 3 2 0 14,967 1.761 0,684 0.361 0,993 Valid
2(+) 5 4 2 0 0 16,463 1.761 0,405 0.361 0,993 Valid
3(+) 4 3 2 1 0 17,398 1.761 0,585 0.361 0,993 Valid
4(+) 5 4 2 0 0 22,450 1.761 0,480 0.361 0,993 Valid
5(+) 5 4 3 2 0 8,806 1.761 0,455 0.361 0,993 Valid
6(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,672 0.361 0,993 Valid
7(+) 3 2 1 0 0 9,621 1.761 0,342 0.361 Tidak diuji Tidak valid
8(+) 5 4 3 2 0 10,477 1.761 0,660 0.361 0,993 Valid
9(+) 5 3 0 0 0 Tidak Terhitung 1.761 0,403 0.361 Tidak diuji Tidak valid
10(+) 5 3 2 0 0 22,450 1.761 0,146 0.361 Tidak diuji Tidak valid
11(+) 5 3 2 0 0 22,450 1.761 0,312 0.361 Tidak diuji Tidak valid
12(+) 5 4 3 2 0 22,450 1.761 0,535 0.361 0,993 Valid
13(+) 5 3 2 0 0 12,472 1.761 0,263 0.361 Tidak diuji Tidak valid
14(+) 5 3 2 0 0 12,472 1.761 0,474 0.361 0,993 Valid
(37)
21(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,773 0.361 0,993 Valid
22(+) 5 4 3 2 0 10,477 1.761 0,557 0.361 0,993 Valid
23(+) 3 2 1 0 0 10,937 1.761 0,628 0.361 0,993 Valid
24(+) 5 4 3 0 0 Tidak Terhitung 1.761 -0,055 0.361 Tidak diuji Tidak valid
25(+) 3 2 1 1 0 23,283 1.761 0,548 0.361 0,993 Valid
26(+) 3 2 1 0 0 8,974 1.761 0,480 0.361 0,993 Valid
27(+) 5 4 3 2 0 12,472 1.761 0,746 0.361 0,993 Valid
28(+) 5 4 3 2 0 16,933 1.761 0,661 0.361 0,993 Valid
29(+) 5 4 3 2 0 23,623 1.761 0,541 0.361 0,993 Valid
30(+) 5 3 2 0 0 9,621 1.761 0,467 0.361 0,993 Valid
31(+) 5 4 3 2 0 14,528 1.761 0,574 0.361 0,993 Valid
32(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,288 0.361 Tidak diuji Tidak valid
33(+) 5 4 3 2 0 18,174 1.761 0,705 0.361 0,993 Valid
34(+) 5 4 3 0 0 112,250 1.761 0,432 0.361 0,993 Valid
35(+) 5 4 3 2 0 12,472 1.761 0,512 0.361 0,993 Valid
36(+) 5 4 3 0 0 Tidak Terhitung 1.761 0,403 0.361 Tidak diuji Tidak valid
37(+) 5 4 2 0 0 22,450 1.761 0,211 0.361 Tidak diuji Tidak valid
38(+) 5 4 3 0 0 52,383 1.761 0,605 0.361 0,993 Valid
39(+) 5 4 3 2 0 12,705 1.761 0,633 0.361 0,993 Valid
40(+) 3 2 1 1 0 34,740 1.761 0,284 0.361 Tidak diuji Tidak valid
41(+) 5 4 3 0 0 19,965 1.761 0,492 0.361 0,993 Valid
42(+) 3 2 1 1 0 43,506 1.761 0,241 0.361 Tidak diuji Tidak valid
43(+) 5 4 3 0 0 32,428 1.761 0,537 0.361 0,993 Valid
44(+) 3 2 1 1 0 22,450 1.761 0,429 0.361 0,993 Valid
45(+) 3 2 1 1 0 21,617 1.761 0,543 0.361 0,993 Valid
46(+) 3 2 1 1 0 19,124 1.761 0,312 0.361 Tidak diuji Tidak valid
47(+) 3 2 1 1 0 45,860 1.761 0,482 0.361 0,993 Valid
48(+) 5 4 2 0 0 22,450 1.761 0,259 0.361 Tidak diuji Tidak valid
49(+) 3 2 1 1 0 26,880 1.761 0,646 0.361 0,993 Valid
50(+) 3 2 1 1 0 34,740 1.761 0,414 0.361 0,993 Valid
Hasil yang diperlihatkan pada tabel 3.7 diatas, diperoleh hasil dari 50 butir item yang dianalisis terdapat 35 butir item yang valid dan 15 butir item yang tidak valid yaitu no. 7, 9, 10, 11, 13, 17, 20, 24, 32, 36, 37, 40, 42, 46, dan 48.
Butir-butir yang tidak valid diatas setelah dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah disusun, diprediksi tidak mempengaruhi proporsi yang terdapat dalam kisi-kisi. Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian butir-butir tersebut tidak digunakan.
Angket yang sudah lulus uji digunakan untuk pengambilan data dan dilampirkan sebagai instrumen penelitian pada skripsi ini.
(38)
F. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data di lapangan yang selanjutnya dianalisis untuk membuktikan suatu hipotesis. Dalam pengumpulan data diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2006:216).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian melalui perantara instrumen/ angket evaluasi diri dan penilaian atasan. Sukmadinata (2006:219) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (penulis tidak langsung
bertanya jawab dengan responden)”. Sedangkan mennurut Sugiyono (2007:162)
“kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada reesponden untuk
dijawabnya”.
Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menyebarkan angket kepada para responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian dan menyebarkan lembar penilaian atasan untuk menilai tingkat profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran responden yang bersangkutan. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel-variabel yang disertai alternatif jawaban.
(39)
instrumen berupa instrumen tidak langsung melalui angket evaluasi diri dan penilaian atasan.
2. Memeriksa kelayakan data angket yang terkumpul dari responden. 3. Melakukan pengolahan data yang telah terkumpul.
G. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Teknik pengolahan data dan analisis data dapat digambarkan dalam flowchart sistematika pengolahan data dibawah ini :
(40)
Gambar 3.2 Flowchart teknik pengolahan data
Ya
Ya
Ya
Tidak
Statistik non-parametrik : Uji hipotesis (Uji Mann-Whitney, Uji Kolmogorov-Smirnov, Uji Wald Wolfowitz) Uji korelasi (spearmans rank, kendall tau)
End
Tidak Tidak
Start
Mengubah skor mentah menjadi skor baku
(Z-skor ke T-(Z-skor)
Mengubah T-skor evaluasi diri dan T-skor
penilaian atasan
Uji Normalitas
Normal
Mengubah data ordinal menjadi interval
Uji Homogenitas
Uji linieritas Homogen
Linier
Statistik parametrik : Uji ANOVA One-Way Uji Korelasi (Pearson)
(41)
a. Tahapan deskripsi data
Langkah – langkah yang dilakukan pada tahap deskripsi data ini adalah membuat tabulasi data dalam bentuk ordinal untuk setiap variabel, mengurutkan data secara interval, dan menyusunnya dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, mencari modus, median, rata – rata, dan simpangan baku. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer MSI untuk menganalisa data yang telah terkumpul. b. Tahap uji persyaratan analisis
Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan langkah-langkah berikut ini.
(1) Menghitung rata-rata dan simpangan baku
(2) Mengonkonversikan batas-batas interval kelas ke dalam bilangan baku z (skor-z), yaitu dengan cara membuat tabel di bawah ini.
Tabel 3.8. Tabel Penolong Konversi ke Z Skor Interval
Kelas
Batas Kelas
Z Luas
Kurva Normal
Selisih Luas
(42)
Kolom (1) = interval kelas
Kolom (2) = batas kelas dalam skala kontinu Kolom (3) = skor-z dihitung dengan rumus
Kolom (4) = luas kurva yang dibatasi oleh nilai z yangbersangkutan
Kolom (5) = selisih luas di antara dua nilai z yang berdekatan (kecuali untuk nilai z yang berbeda tandanya (negative dan positif) merupakan penjumlahan
Kolom (6) = harga kolom (5) x jumlah sampel Kolom (7) = frekuensi hasil pengukuran (3) Menghitung χ2
(4) Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel maka data terdistribusi normal dan jika
χ2
hitung > χ2 tabel maka data terdistribusi tidak normal. b. Uji homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui sampel populasi bersifat homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Mencari Varians kelompok sampel 1 dan 2 dengan rumus: Kelompok Sampel 1 :
(43)
(2) Mencari F hitung :
(3) Membandingkan F hitung dengan F tabel pada tabel distribusi F, dengan dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut = n-1 (untuk varians terkecil).
Jika F hitung < F tabel, berarti homogen Jika F hitung > F tabel, berarti tidak homogen c. Uji Linier
Uji linieritas digunakan untuk melihat hubungan antara profesionalisme guru sebagai variabel bebas (X) terhadap kualitas proses pembelajaran sebagai variabel terikat (Y) apakah membentuk garis linier atau tidak. Uji linieritas dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
(1) Menentukan persamaan regresi linier sederhana Y = a + bX
(2) Pengujian linieritas regresi
a. Menghitung jumlah kuadrat total JK(T) = ∑Y2
(44)
c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a JK(b/a) =
d. Menghitung jumlah kuadrat residu JKr = ∑Y2 - JK(a) - JK(b/a)
e. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan JKG =
f. Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan JKTC = JKr - JKG
Tabel 3.9. Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana
Sumber Variasi
dk JK KT F
Total n ∑Y2 ∑Y2
Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa
1 1 n - 2
JK(a) JK(b/a) JK(S)
JK(a)
S2reg = JK(b/a) S2reg =
Tuna Cocok
Galat
k - 2
n - k
JK(TC)
JK(G)
S2TC =
S2G =
g. Uji keberartian
Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
(45)
menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien F dihitung lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.
h. Uji linieritas Ho : Regreasi linier Ha : Regresi non-linier
Statistik F = (F hitung) dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang = k - 2 dan dk penyebut = n – k. Untuk menguji hipotesis nol, tolak hipotesis regresi linier, jika statistik F hitung untuk tuna cocok yang diperoleh lebih besar dari harga F dari tabel menggunakan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.
c. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
(1) Hipotesis 1
Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme antara latar belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat perbedaan tingkat profesionalisme antara latar belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
(46)
Selanjutnya kita mencari harga thitung dengan rumus:
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika –t1-1/2 α < t < t1-1/2 α, di mana t1-1/2 α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – ½ α). Untuk harga – harga t lainnya H0 ditolak (Sudjana, 2005:239).
(2) Hipotesis 2
Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran antara latar belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran antara latar belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t yang perhitungannya sama dengan uji hipotesis pada nomor (1).
(3) Hipotesis 3
Ho: Tidak terdapat hubungan antara profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat hubungan antara profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan
(47)
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi regresi linier berdasarkan apa yang dinyatakan oleh Sudjana (2005:368), apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan biasa dinamakan koefisien korelasi.
(48)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, didapat kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan profesionalisme antara guru yang berlatar belakang pendidikan S.Pd dan ST, akan tetapi pada α = 0,1 tingkat profesionalisme guru berlatar belakang pendidikan S.Pd lebih tinggi dari latar belakang pendidikan guru ST.
2. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan kualitas proses pembelajaran antara guru yang berlatar belakang pendidikan S.Pd dan ST, akan tetapi pada α = 0,1 kualitas proses pembelajaran guru berlatar belakang pendidikan S.Pd lebih tinggi dari latar belakang pendidikan guru ST.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,8471 antara profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang. Kualitas proses pembelajaran guru program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang 71,76 % ditentukan oleh profesionalisme gurunya. Sisanya 28,24 % ditentukan oleh faktor lain.
(49)
B. Saran
1. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran guru, maka untuk penyelenggara pendidikan calon guru seyogyanya merancang dan merumuskan model yang relevan dengan kebutuhan guru yang ada dilapangan, dilihat dari segi kurikulum, proses, sumber belajar, dosen dan sistem administrasinya.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menngunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam lagi, agar hasil yang nanti didapatkan lebih optimal dan akurasi penelitian lebih akurat.
(1)
c. Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a JK(b/a) =
d. Menghitung jumlah kuadrat residu JKr= ∑Y2 - JK(a) - JK(b/a)
e. Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan JKG =
f. Menghitung jumlah kuadrat ketidakcocokan JKTC = JKr - JKG
Tabel 3.9. Daftar Analisis Varians (ANAVA) Regresi Linier Sederhana
Sumber Variasi
dk JK KT F
Total n ∑Y2 ∑Y2
Koefisien (a) Regresi (b/a) Sisa
1 1 n - 2
JK(a) JK(b/a) JK(S)
JK(a)
S2reg = JK(b/a)
S2reg =
Tuna Cocok
Galat
k - 2
n - k
JK(TC)
JK(G)
S2TC =
S2G =
g. Uji keberartian
Ho : Koefisien arah regresi tidak berarti (b = 0)
Ha : Koefisien berarti (b ≠ 0)
Untuk menguji hipotesis nol, dipake statistik F = (F hitung) dibandingkan
(2)
72
menguji hipotesis nol, kriterianya adalah tolak hipotesis nol apabila koefisien F dihitung lebih besar dari harga F tabel berdasarkan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.
h. Uji linieritas Ho : Regreasi linier
Ha : Regresi non-linier
Statistik F = (F hitung) dibandingkan dengan F tabel dengan dk pembilang
= k - 2 dan dk penyebut = n – k. Untuk menguji hipotesis nol, tolak hipotesis regresi linier, jika statistik F hitung untuk tuna cocok yang diperoleh lebih besar dari harga F dari tabel menggunakan taraf kesalahan yang dipilih dan dk yang bersesuaian.
c. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
(1) Hipotesis 1
Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme antara latar belakang
pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat perbedaan tingkat profesionalisme antara latar belakang pendidikan
guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t yang perhitungannya terlebih dahulu mencari simpangan baku gabungan dengan rumus:
(3)
Selanjutnya kita mencari harga thitung dengan rumus:
Kriteria pengujian adalah terima H0 jika –t1-1/2 α < t < t1-1/2 α, di mana t1-1/2 α didapat
dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan peluang (1 – ½ α). Untuk
harga – harga t lainnya H0 ditolak (Sudjana, 2005:239).
(2) Hipotesis 2
Ho: Tidak terdapat perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran antara latar
belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat perbedaan tingkat kualitas proses pembelajaran antara latar
belakang pendidikan guru yang berbeda di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji-t yang perhitungannya sama dengan uji hipotesis pada nomor (1).
(3) Hipotesis 3
Ho: Tidak terdapat hubungan antara profesionalisme guru terhadap kualitas
proses pembelajaran di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
Ha: Terdapat hubungan antara profesionalisme guru terhadap kualitas proses
pembelajaran di SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang.
(4)
74
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji korelasi regresi linier berdasarkan apa yang dinyatakan oleh Sudjana (2005:368), apabila garis regresi yang terbaik untuk sekumpulan data berbentuk linier, maka derajat hubungannya akan dinyatakan dengan r dan biasa dinamakan koefisien korelasi.
(5)
Syiar Nathiq, 2014
PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN
DI KABUPATEN KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini, didapat kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut :
1. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan profesionalisme antara guru yang berlatar belakang pendidikan S.Pd dan ST, akan tetapi pada α = 0,1 tingkat profesionalisme guru berlatar belakang pendidikan S.Pd lebih tinggi dari latar belakang pendidikan guru ST.
2. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan kualitas proses pembelajaran antara guru yang berlatar belakang pendidikan S.Pd dan ST, akan tetapi pada α = 0,1 kualitas proses pembelajaran guru berlatar belakang pendidikan S.Pd lebih tinggi dari latar belakang pendidikan guru ST.
3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan sebesar 0,8471 antara profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang. Kualitas proses pembelajaran guru program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kabupaten Karawang 71,76 % ditentukan oleh profesionalisme gurunya. Sisanya 28,24 % ditentukan oleh faktor lain.
(6)
104
Syiar Nathiq, 2014
PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN
BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN
DI KABUPATEN KARAWANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
1. Pada α = 0,05 tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran guru, maka untuk penyelenggara pendidikan calon guru seyogyanya merancang dan merumuskan model yang relevan dengan kebutuhan guru yang ada dilapangan, dilihat dari segi kurikulum, proses, sumber belajar, dosen dan sistem administrasinya.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk menngunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam lagi, agar hasil yang nanti didapatkan lebih optimal dan akurasi penelitian lebih akurat.