PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI.

(1)

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM

STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA CIMAHI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh Fitria Suryatini E.0451.0808589

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Perbedaan Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi

Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi” ini

sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat

pernyataan,


(3)

FITRIA SURYATINI 0808589

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN

KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG

BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK

ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA

CIMAHI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Dr. Jaja Kustija, M.Sc. NIP. 19591231 198503 1 022

Pembimbing II,

Ir. H. Dadang Lukman Hakim, M.T. NIP. 19610604 198603 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Universitas Pendidikan Indonesia

Prof.Dr.H.Bachtiar Hasan,ST,MSIE NIP. 19551204 198103 1 002


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya hingga akhir zaman.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi strata satu (S1) di Jurusan Pendidikan Teknik

Elektro FPTK UPI Bandung. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi

Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi”.

Penulis berusaha mencurahkan segala pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki dalam rangka penyusunan Skripsi ini, namun tidak tertutup kemungkinan masih terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang sifatnya membangun guna untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Januari 2013


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan penuh kerendahan dan keikhlasan hati, penulis sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Bachtiar Hasan, ST., M.SIE. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI.

2. Bapak Dr. Ade Gaffar Abdullah, M.Si selaku Ketua BPPAS Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI dan selaku partisipan.

3. Bapak Erik Haritman, S.Pd, MT selaku Dosen Wali dan partisipan. 4. Bapak Dr. Jaja Kustija, M.Sc selaku Dosen Pembimbing I

5. Bapak Ir. H. Dadang Lukman Hakim, MT selaku Dosen Pembimbing II 6. Bapak Dandhi Kuswardhana, S.Pd, MT selaku partisipan.

7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. 8. Seluruh Staf Karyawan Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI. 9. Ibu, Bapak, Kakak, adik dan Keluargaku yang selalu memberikan do’a,

kasih sayang, nasihat, dukungan yang selalu menghiasi disetiap langkah hidupku .

10.Tim peneliti yang tergabung dalam payung penelitian (Hadijaya Pratama,

Yuliawati, Adinda Syarifina, Ipung Prastowo, dan Syi’ar Nathiq), mudah -mudahan kebersamaan dan perjuangan kita bermanfaat dan barokah.

11.Seluruh anggota Komunitas Mahasiswa Penggemar Otomasi dan Robotika (KOMPOR) UPI.

12.Seluruh teman – teman seperjuangan, khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro angkatan 2008 FPTK UPI

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini.


(6)

Atas kebaikan dan kemurahan yang telah penulis terima semoga Allah SWT membalasnya dengan segala kemurahan dan rahmannya.


(7)

ABSTRAK

Perbedaan Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di

Kota Cimahi Oleh: Fitria Suryatini

NIM. 0808589

Skripsi ini meneliti tentang perbedaan tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan sarjana guru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan sarjana guru yang berbeda yakni Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd), Sarjana Teknik (ST), dan Sarjana Sains Terapan (SST) di SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi, serta untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi penelitian adalah guru-guru mata pelajaran produktif dari SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi. Sampel diambil berdasarkan cluster random

sampling dan diambil secara proporsional.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran antara guru yang berlatar belakang pendidikan S.Pd, ST, dan SST. Selain itu, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran di SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran guru dengan berbagai latar belakang pendidikan kesarjanaannya di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi sudah termasuk dalam kategori sangat baik, namun para guru harus terus melakukan profesionalisasi diri agar kualitas proses pembelajaran terus meningkat.

Kata Kunci: Kompetensi, Kualitas Proses Pembelajaran, Latar Belakang Pendidikan Guru, Profesionalisme, SMK.


(8)

ABSTRACT

The difference in level of Professionalism of Teachers and the Quality of Learning Process Based On Different Educational Backgrounds Degree in

SMK of Electronics Engineering and Electrification in Cimahi

This paper examines the differences in the level of professionalism of teachers and the quality of learning process based on the educational background of graduate teachers. The purpose of this study was to determined the differences in the level of professionalism of teachers and the quality of learning process based on educational background which is different educational backgrounds degree, there are Bachelor of Engineering Education (S.Pd), Bachelor of Engineering (ST), and a Bachelor of Applied Science (SST) in SMK of Electronics Engineering and Electrification in Cimahi, and to investigate the relationship between teacher professionalism with quality learning.

This research used descriptive comparative research methods with quantitative approach as a method. The population on this reseach used teachers learning from SMK of Electronics Engineering and Electrification in Cimahi as a subject. Samples were taken by cluster random sampling and taken proportionally. The results showed that there was no difference in the level of professionalism of teachers and the quality of learning between teacher educational background S.Pd, ST, and SST. In addition, there is a positive and significant relationship between the professionalism of teachers and the quality of learning in SMK of Electronics Engineering and Electrification in Cimahi.

The research findings indicate that the level of professionalism of teachers and the quality of the learning process of teachers with diverse backgrounds in SMK of Electronics Engineering and Electrification in Cimahi is very good, but the teachers have to keep doing professionalization by themselves for increase the quality of learning process.

Keywords: Competence, Quality of the Learning Process, Background of Teacher Education, Professionalism, SMK.


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru ... 12

B. Kualitas Proses Pembelajaran... 26

C. Latar Belakang Pendidikan Guru ... 30

D. Latar Belakang Pendidikan Guru Kejuruan ... 34

E. Penelitian Terdahulu ... 37

F. Kerangka Pemikiran ... 41

G. Asumsi-Asumsi Penelitian ... 45

H. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian ... 49

B. Desain Penelitian ... 54

C. Metode Penelitian ... 55

D. Definisi Operasional... 56

E. Instrumen Penelitian... 57

F. Pengujian Instrumen... 61

F. Teknik Pengumpulan Data ... 71


(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 90 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 107 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 119 B. Rekomendasi ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122 LAMPIRAN - LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel

2.1. Standar Kompetensi Pedagogik untuk Guru SMK 19 2.2. Standar Kompetensi Kepribadian untuk Guru SMK 23 2.3. Standar Kompetensi Sosial untuk Guru SMK 24

2.4. Standar Kompetensi Profesional untuk Guru SMK 26 3.1. Lokasi Penelitian 49

3.2. Popolasi SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi 50

3.3. Sampel SMK dan Jumlah Populasi Guru Produktif Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi 51

3.4. Sampel Penelitian 53 3.5. Skala Likert 58

3.6. Kisi-Kisi Instrumen 58

3.7. Kisi-Kisi Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran serta Aspek-Aspeknya 62

3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Profesionalisme Guru 67

3.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Kualitas Proses Pembelajaran 69 3.10. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 74

3.11. Perhitungan Konversi ke Z Score 76 3.12. Distribusi Frekuensi 77

3.13. Tabel Penolong Uji Bartlett 78 3.14. ANOVA One Way 81


(12)

3.15. Interpretasi Koefisien Korelasi 83 3.16. Tabel Rangking Korelasi Spearman 86

4.1. Skor Mentah Angket Evaluasi Diri Variabel Profesionalisme Guru 90 4.2. Skor Mentah Penialian Atasan Variabel Profesionalisme Guru 91 4.3. Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Guru 91

4.4. Skor Mentah Angket Evaluasi Diri Variabel Kualitas Proses Pembelajaran Guru . 92

4.5. Skor Mentah Penilaian Atasan Variabel Kualitas Proses Pembelajaran 92

4.6. Deskripsi Data Variabel Kualitas Proses Pembelajaran 93 4.7. Distribusi Skor Baku Variabel Profesionalisme Guru 99

4.8. Distribusi Skor Baku Variabel Kualitas Proses Pembelajara 99 4.9. Hasil Uji Normalitas Data 100

4.10. Hasil Uji Homogenitas Data Penelitian (Uji Bartlett) 101 4.11. Hasil Uji Anova One Way Profesionalisme Guru 102

4.12. Hasil Uji Anova One Way Kualitas Proses Pembelajaran 103 4.13. Hasil Uji Korelasi Pearson Product Moment 103


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1. Model Pengkajian Pengajaran di Kelas disarikan dari Dunkin dan Biddle (Reksoatmodjo,1995: 9) 33

2.2. Hubungan antar Variabel Penelitian 45 3.1. Diagram Blok Desain Penelitian 54

4.1. Grafik Hasil Perhitungan WMS Angket Evaluasi Diri Variabel Profesionalisme Guru 94

4.2. Grafik Hasil Perhitungan WMS Gabungan Variabel ... Profesionalisme Guru 94

4.3. Grafik Hasil Perhitungan WMS Angket Evaluasi Diri Variabel Kualitas Proses Pembelajaran 96

4.4. Grafik Hasil Perhitungan WMS Gabungan Variabel Kualitas Proses Pembelajaran 97


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, terdapat jenjang pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni:

SMK adalah suatu bentuk pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sehingga siswa memiliki kemampuan sebagai tenaga kerja tingkat menengah yang trampil, terdidik, dan profesional, serta dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Untuk mencapai apa yang diharapkan tersebut maka arah pengembangan pendidikan SMK berorientasi pada penyiapan sumber daya manusia yang menjadi aset negara sekaligus mempersiapkan tenaga kerja yang memiliki daya saing untuk menghadapi era globalisasi.

Output yang bermutu tidak lepas dari proses pendidikan yang bermutu. Pembelajaran merupakan jantung dari proses pendidikan dalam suatu institusi pendidikan. Kriteria kualitas pembelajaran yaitu pembelajaran dikatakan berkualitas ketika intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan ajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler (Sukamto, 2005:6).

Hasil pendidikan SMK saat ini masih belum bisa terserap oleh dunia kerja dan industri, data dari BPS Tahun 2011 menyatakan bahwa tingkat pengangguran


(15)

terbuka dari lulusan SMK berada pada urutan kedua, dengan rincian sebagai berikut: Lulusan Sarjana 8,02 %, Diploma 7,16 %, SMK 10,43 %, SMA 10,66 %, SMP 8,37 %, dan SD kebawah 3,56 %. Pengangguran dari lulusan sebuah lembaga pendidikan dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain: kompetensi lulusan tidak sesuai dengan kompetensi yang diharapkan oleh pengguna lulusan dan jumlah lulusan melebihi dari kebutuhan yang diperlukan di dunia kerja.

Guru berperan dalam proses pendidikan, seperti penelitian di negara-negara berkembang antara lain: India, Mesir, Botswana, Thailand, Chile, El Salvador, Kolumbia, Meksiko, Brazil, Argentina, Peru, Uganda, Hongaria, Paraguai, Iran, dan Bolivia. Melalui studi terhadap keenam belas Negara itu tersimpulkan bahwa penentu keberhasilan belajar di sekolah adalah faktor guru 34%, manajemen 24%, waktu belajar 16%, sarana 26% (Nursisto, 2002:5).

Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa selain kemampuan siswa sendiri, ternyata kualitas kemampuan guru merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan guru merupakan ujung tombak dalam pencapaian tujuan proses pembelajaran. Sehingga hanya guru yang profesional yang dapat memberikan sumbangan positif dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan peningkatan prestasi belajar siswa.

Proses-belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih mampu mengelola


(16)

kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat optimal (Usman, 2009:9).

Guru profesional yang dibuktikan dengan kompetensi yang dimilikinya akan mendorong terwujudnya proses dan produk kinerja yang dapat menunjang peningkatan kualitas pendidikan. Di dalam Undang-undang RI No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Bab IV Pasal 8 disebutkan bahwa:

Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, dan pada Pasal 9 sebagai berikut: kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

Demikian pula di dalam Pasal 28 ayat 1 PP RI No. 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa:

Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal D4 / S1 dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, yang memiliki kompetensi kepribadian, pedagogik, profesional, dan sosial. Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran secara formal dibuktikan dengan sertifikat pendidik.

Kompetensi Guru Profesional berdasarkan Undang – undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV bagian kesatu Pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional.

Secara konseptual kompetensi pedagogik seorang guru adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang meliputi pemahaman peserta didik, perancangan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan perkembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya (Suyanto dan Djihad, 2012: 49). Hasil pengamatan di lapangan menunujukkan


(17)

terdapat guru yang mengajar tanpa melakukan perencanaan seperti tidak membuat silabus dan RPP, melakukan evaluasi tanpa pedoman, dan tidak berusaha untuk memaksimalkan kemampuan setiap peserta didik berdasarkan potensinya.

Berdasarkan Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada pasal 10 ayat 1 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan untuk teladan bagi para siswanya.

Kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik menjadi masyarakat yang baik serta kemampuan untuk mendidik juga membimbing masyarakat dalam menghadapi kehidupan di masa yang akan datang. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang tidak mempedulikan dan membimbing para siswanya dalam hal kompetensi sosial juga hidup di masyarakat sebagai pribadi yang tidak bermasyarakat.

Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen Pada pasal 10 ayat 1 bahwa yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi secara luas dan mendalam. Hasil pengamatan di lapangan masih terdapat guru-guru yang kurang menguasai pokok bahasan yang semestinya disampaikan kepada para siswanya atau mengajar tidak sesuai dengan bidangnya. Berdasarkan uraian di atas masih terjadi kesenjangan antara teori yang ideal dengan hasil pengamatan yang ada di lapangan sehingga memerlukan


(18)

penelitian terhadap kompetensi yang menunjukan tingkat keprofesionalan yang dimiliki oleh guru.

Ketika para guru telah memasuki ruangan kelas dan menutup pintu-pintu kelas itu, maka kualitas pembelajaran akan lebih banyak ditentukan oleh guru (John Goodlad, 1970). Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa guru profesional merupakan kunci keberhasilan dari kualitas proses pembelajaran. Pentingnya profesionalisme guru terhadap kualitas proses pembelajaran siswa dalam meningkatkan pengetahuan dan wawasannya, dapat dilihat juga dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa 76,6 % hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru (Nana Sudjana, 2002: 42).

Proses pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh latar belakang guru, yang mencakup pendidikan di perguruan tinggi, kelas sosial, umur, jenis kelamin, pengalaman pelatihan, pengalaman praktik mengajar, motivasi, kepribadian dan kecerdasan (Dunkin dan Biddle, 1974:38).

Studi pendahuluan di beberapa SMK program studi teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi didapat data guru produktif dengan latar belakang pendidikan yang berbeda-beda antara lain 9 lulusan S1 teknik non kependidikan, 41 S1 pendidikan teknik, 11 orang lulusan D4 teknik.

Berdasarkan data guru di atas, terlihat bahwa guru SMK mempunyai latar belakang pendidikan yang beragam. Ditinjau dari fungsi kelembagaan tujuan Sarjana Pendidikan Teknik adalah mampu menerapkan ilmu produktif dan mengajarkannya dalam kegiatan pendidikan di masyarakat, mengerti peran dan kegiatan pengembangan ilmu melalui penelitian, dan cepat menyesuaikan diri


(19)

dengan lingkungan ilmiah yang ada. Menurut SK MENDIKNAS No.232/U/2000 tujuan Sarjana Teknik yaitu: mampu menerapkan ilmu dalam kegiatan produktif dalam pelayanan masyarakat, mengerti peran dan kegiatan pengembangan ilmu melalui penelitian, mampu mengantisipasi permasalahan dalam program studi keahliannya, cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan ilmiah yang ada. SK MENDIKNAS No.232/U/2000 tujuan Sarjana Sains Terapan yaitu: mampu melaksanakan pekerjaan yang kompleks dengan dasar kemampuan profesional tertentu termasuk keterampilan merencanakan, melaksanakan kegiatan, memecahkan masalah dengan tanggung jawab mandiri pada tingkat tertentu dan memiliki keterampilan manajerial, serta mampu mengikuti perkembangan, pengetahuan dan teknologi di dalam program studi keahliannya.

Ditinjau dari fungsi kelembagaan Sarjana Teknik dan Sarjana Sains Terapan diberi bekal kemampuan profesional yang lebih banyak dibanding dengan Sarjana Pendidikan Teknik, tetapi Sarjana Pendidikan Teknik diberikan pembekalan kompetensi pedagogik, sosial, dan kepribadian, serta diberikan pembekalan yang cukup tentang kompetensi profesional yang sesuai dengan yang dibutuhkan di Sekolah Menengah Kejuruan.

Penjelasan diatas mengungkapkan bahwa guru SMK yang ada di Kota Cimahi berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda, guru SMK memerlukan skill tertentu dibandingkan dengan guru - guru lainnya, kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru dan profesionalisme guru. Tujuan pendidikan SMK menurut RENSTRA Pendidikan Nasional sebagai berikut: menyiapkan peserta didik /tamatan sesuai program studi


(20)

keahlian, yakni (1) memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup keahliannya; (2) mampu memilih karier, mampu berkomunikasi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup keahlian yang dipilih dan ditekuni; (3) menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan Dunia Usaha dan Industri (DU/DI). Tetapi kenyataannya masih banyak lulusan SMK yang tidak bekerja sesuai dengan pendidikannya dan masih terdapat kesenjangan antara kompetensi guru yang seharusnya secara teori dan yang terjadi dalam kenyataan di lapangan yang mungkin saja dapat terjadi karena pengaruh latar belakang pendidikan guru sebelumnya.

Berdasarkan rangkaian uraian diatas, maka penulis melakukan penelitian mengenai “Perbedaan Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka timbul beberapa pertanyaan yang merupakan rumusan masalah penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan tingkat profesionalisme guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan berdasarkan latar belakang pendidikan sarjananya, yakni Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan?


(21)

2. Apakah terdapat perbedaan kualitas proses pembelajaran guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan berdasarkan latar belakang pendidikan sarjananya, yakni Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan?

3. Apakah terdapat hubungan antara profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran?

C. Pembatasan Masalah

Profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, motivasi, pengalaman pelatihan, kepribadian, kelas sosial dan umur. Pada penelitian ini hanya ingin dilihat perbedaan tingkat profesionalisme guru berdasarkan latar belakang pendidikan kesarjanaannya, untuk guru produktif SMK program keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

Kualitas proses pembelajaran dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru, tingkat profesionalisme guru, sumber belajar (Buku, Internet, lingkungan), media pembelajaran, fasilitas belajar, suasana belajar, dan bekal belajar siwa. Pada penelitian ini hanya ingin melihat perbedaan kualitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan kesarjanaannya, untuk guru produktif SMK program keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

Pada penelitian ini ingin diketahui pula hubungan profesionalisme guru mata pelajaran produktif dengan kualitas proses pembelajaran di SMK program keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi.


(22)

Latar belakang pendidikan sarjana guru yang dijadikan variabel pada penelitian ini terdiri dari tiga kategori yakni, Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd), Sarjana Sains Terapan (SST), dan Sarjana Teknik (ST), yang diasumsikan berasal dari perguruan tinggi yang mempunyai kualitas yang sama. Dengan kata lain tidak dilihat dari perguruan tinggi negeri atau swasta dan akreditasi perguruan tingginya.

SMK yang dijadikan lokasi penelitian adalah SMK program keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi baik SMK negeri maupun swasta. Pada pengujian hipotesis penelitian tidak diperhitungkan status dan kualitas SMK tersebut.

Kompetensi guru yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji kompetensi guru secara lebih mendalam. Pengambilan data dilakukan melalui evaluasi diri menggunakan kuesioner dan penilaian atasan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan berdasarkan latar belakang pendidikan sarjananya, yakni Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan.


(23)

2. Mengetahui perbedaan kualitas proses pembelajaran guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan berdasarkan latar belakang pendidikan sarjananya, yakni Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan.

3. Mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran.

E. Kegunaan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan suatu pola dan strategi dalam meningkatkan profesionalisme guru sebagai bagian penting dalam pengembangan proses pembelajaran di tingkat satuan pendidikan SMK.

2. Dapat dijadikan sebagai pilihan pendidikan calon guru dalam pengembangan profesionalisme guru.

3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan kajian dan pengembangan profesionalisme guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di SMK.

4. Sebagai bahan masukan bagi perguruan tinggi penghasil guru teknologi dan kejuruan.


(24)

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi berperan sebagai pedoman penulisan agar dalam penulisan skripsi ini lebih terarah, maka skripsi ini dibagi menjadi beberapa bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan Penelitian, kegunaan dan manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian pustaka, berisi mengenai landasan teori yang meliputi teori-teori yang mendukung anggapan dasar dan berisi juga mengenai kerangka pemikiran serta hipotesis penelitian

BAB III Metodologi penelitian, berisi lokasi populasi, sampel, dan waktu penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengolahan dan analisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi mengenai penjelasan deskripsi data, analisis data, hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan penelitian.

BAB V Kesimpulan dan rekomendasi, berisi mengenai kesimpulan hasil penelitian dan rekomendasi setelah dilakukannya penelitian.


(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, Sampel, dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

Adapun Sekolah Menengah Kejuruan yang dijadikan lokasi penelitian ditunjukkan pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Lokasi Penelitian

NO NAMA SEKOLAH ALAMAT

1 SMK Negeri 1 Cimahi Jl. Mahar Martanegara No.48 Leuwigajah, Cimahi Selatan, Kota Cimahi 40533

2 SMK Negeri 2 Cimahi JL.sukarasa No.136 Citureup, Cimahi Utara, Kota Cimahi 40512

3 SMK PGRI 3 Cimahi Jl. Terusan Gg.Babakan Baru No.4B Cimahi Tengah, Kota Cimahi 40525

4 SMK PUSDIKHUBAD Jl. Kalidam No.1 Karang Mekar, Cimahi Tengah, Kota Cimahi 40523

5 SMK Wiraswasta Jl. Mahar Martanegara No.277B Gg.Anggrek Cimahi Selatan, Kota Cimahi 40543

2. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah guru – guru SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan pengajar mata diklat produktif di Kota Cimahi. Populasi SMK program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di kota Cimahi terdapat pada tabel 3.2.


(26)

Tabel 3.2. Populasi SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi

NO NAMA SEKOLAH STATUS

1 Error! Hyperlink reference not valid. Negeri 2 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta 3 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta 4 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta 5 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta 6 Error! Hyperlink reference not valid. Negeri 7 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta 8 Error! Hyperlink reference not valid. Swasta

3. Sampel Penelitian

Sampel pada penelitian ini dipilih menggunakan teknik cluster sampling yaitu teknik sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2011:121). Teknik cluster

sampling digunakan melalui dua tahap, yaitu:

a. Tahap I menentukan sampel Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Wilayah Kota Cimahi

b. Tahap II menentukan guru produktif program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan yang terdapat di SMK tersebut.

Sampel Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Kota Cimahi yang dipilih mewakili kualifikasi Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan di Wilayah Kota Cimahi terdapat pada tabel 3.3.


(27)

Tabel 3.3. Sampel SMK dan Jumlah Guru Produktif program studi keahlian teknik elektronika dan ketenagalistrikan di Wilayah Kota Cimahi

NAMA SEKOLAH

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU Sarjana

Pendidikan Teknik

Sarjana Teknik

Sarjana Sains Terapan

Jumlah

SMK N 1 Cimahi 29 7 3 39

SMK N 2 Cimahi 4 1 2 7

SMK PGRI 3 Cimahi 5 1 0 6

SMK PUSDIKHUBAD 3 0 3 6

SMK WIRASWASTA 0 0 3 3

Jumlah 41 9 11 61

Berdasarkan tabel 3.3 dapat diketahui bahwa jumlah populasi guru SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi adalah 61 orang terdiri dari 41 orang Sarjana Pendidikan Teknik, 9 orang Sarjana Teknik, dan 11 orang Sarjana Sains Terapan.

Pengambilan sampel tahap berikutnya adalah menentukan besarnya sampel guru produktif program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di SMK yang dijadikan sampel penelitian seperti yang terdapat pada tabel 3.3. Penentuan jumlah sampel guru produktif program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan menggunakan teknik Disproportionate

Stratified Random Sampling. Teknik Disproportionate Stratified Random Sampling digunakan untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi berstrata tetapi kurang proporsional, maka proporsi yang terlalu kecil diambil semuanya sebagai sampel karena kelompok tersebut terlalu kecil dibandingkan kelompok lainnya (Sugiyono, 2011: 121). Strata yang dimaksudkan dalam penelitian ini yaitu: Sarjana Pendidikan Teknik, Sarjana Teknik, dan Sarjana Sains Terapan.


(28)

Pengambilan sampel untuk strata yang memiliki jumlah proporsi yang besar menggunakan persamaan berikut ini:

̅ ̅ ̅ ̅ ………(Nazir, 2011: 289) D

Makna simbol persamaan di atas adalah: n = jumlah sampel

B = bound of error N = jumlah populasi

̅ = proporsi populasi

Dalam survey, kita tidak mengetahui ̅. Biasanya ̅ ini dapat diketahui dari hasil survey sebelumnya. Jika ini tidak ada, maka ̅ dianggap saja dan untuk menentukan bound of error sebesar (Nazir, 2011: 289).

Dengan menggunakan persamaan di atas, sampel untuk Sarjana Pendidian Teknik adalah:

̅

̅ ̅̅̅

̅ ̅̅̅

guru

Berdasarkan hasil perhitungan di atas didapat jumlah sampel untuk guru berlatar belakang Sarjana Pendidikan Teknnik sebanyak 37 guru.


(29)

Jumlah sampel untuk guru yang berlatar belakang Sarjana Teknik adalah sebanyak 9 guru, dan Sarjana Sains Terapan adalah sebanyak 11 guru. Jumlah sampel tersebut diambil semua dari jumlah populasi Sarjana Teknik dan Sarjana Sains Terapan yang diteliti karena jumlahnya terlalu kecil.

Berikut disajikan jumlah sampel yang telah dipilih untuk mewakili penelitian pada tabel 3.4.

Tabel 3.4. Sampel Penelitian

NAMA SEKOLAH

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU S1 Pendidikan

Teknik

Sarjana Teknik

Sarjana Sains Terapan

Jumlah

SMK N 1 Cimahi 27 7 3 37

SMK N 2 Cimahi 3 1 2 6

SMK PGRI 3 Cimahi 4 1 0 5

SMK PUSDIKHUBAD 3 0 3 6

SMK WIRASWASTA 0 0 3 3

Jumlah 37 9 11 57

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari bulan Februari sampai dengan April 2012.


(30)

Metode Penelitian

Menentukan latar belakang pendidikan guru yang memenuhi syarat sesuai UUD Sisdiknas No.14 Tahun 2005 yang dominan di Kota Cimahi (S.Pd., ST., SST.)

Menentukan alat ukur instrumen yang sesuai

Menentukan populasi dan sampel

Melakukan pengukuran melalui pengukuran tidak langsung melalui angket evaluasi diri dan penilaian atasan (Ka. Prodi atau yang dianggap paling tahu tentang tingkat kualitas proses pembelajaran dan tingkat

prefesionalisme guru yang bersangkutan)

Latar Belakang Masalah

Terjadinya gap antara kompetensi guru SMK (komptensi profesional, pedagogik, sosial, kepribadian) yang ada dilapangan dengan tuntutan yang seharusnya.

Keberagaman latar belakang pendidikan guru SMK yang mengajar.

Hasil/ lulusan SMK belum sepenuhnya menggambarkan tujuan kelembagaan yakni menghasilkan tenaga kerja tingkat menengah yang terampil.

HIPOTESIS

Diprediksi tingkat profesionalisme guru dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan guru.

Diprediksi dipengaruhi oleh tingkat profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran.

Pengumpulan Data

Pengolahan dan Analisis Data

Jawaban Hipotesis

Kesimpulan

Rumusan dan Tujuan Masalah Mengetahui perbedaan tingkat

profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan guru.

Mengetahui hubungan

profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran.

Indikator profesionalisme UU Sisdiknas No.14 Tahun 2005

Indikator kualitas proses pembelajaran

B. Desain Penelitian


(31)

Gambar 3.1. Diagram Blok Desain Penelitian

C. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011:3). Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia. Penelitian ini mengkaji bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaannya dengan fenomena lain. Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok, dan menggunakan angka-angka (Sukmadinata, 2006:72-73).

Penelitian komparatif diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti. Penelitian dilakukan secara alamiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur.Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan di antara variabel-variabel yang diteliti (Sukmadinata, 2006:56).

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti


(32)

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2011:14).

Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif, yang ditunjang dengan studi kepustakaan untuk memperkuat hasil penelitian sesuai dengan tujuan penelitian.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan uraian mengenai variabel-variabel yang diteliti selaras dengan kriteria. Definisi operasional yang berkaitan dengan istilah dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Latar belakang pendidikan guru yang dimaksudkan adalah pendidikan kesarjanaan berkaitan dengan kewenangan mengajar bidang studi produktif di SMK antara lain Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd), Sarjana Teknik (ST), dan Sarjana Sains Terapan (SST).

2. Profesionalisme adalah sikap seseorang yang menyandang suatu jabatan benar-benar menguasai sungguh-sungguh keahliannya, menjalankan etika yang sesuai kode etik profesi, memberi pelayanan yang bersifat baku terhadap masyarakat, sedangkan keahliannya bisa diperoleh melalui pendidikan atau pelatih khusus.


(33)

3. Kualitas proses pembelajaran adalah penataan semua komponen masukan instrumental (Pendidik, bahan ajar, iklim pembelajaran, media, sarana, dan prasarana), masukan potensial (Peserta didik dengan segala karakteristiknya seperti: kesiapan belajar, motivasi, latar belakang sosial budaya, bekal ajar awal, gaya belajar, serta kebutuhan dan harapan) sehingga secara sinergis mampu menghasilkan proses hasil dan dampak belajar yang optimum.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data salah satunya menggunakan angket yang dirancang dari variabel – variabel penelitian yang terdiri dari beberapa indikator variabel kemudian dijadikan kisi – kisi instrumen yang selanjutnya direalisasikan menjadi pertanyaan – pertanyaan dalam bentuk angket menggunakan pendekatan skala likert.

Penyusunan angket pada penelitian ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Melakukan pengkajian secara mendalam dan mengenali variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini berdasarkan pada literatur yang relevan. 2. Menjabarkan setiap variabel dalam bentuk indikator-indikator dengan

mengacu pada kajian teori mengenai variabel tersebut.

3. Menetapkan sub indikator yang memperjelas dan merupakan spesifikasi dari tiap indikator penelitian.


(34)

4. Mengembangkan kisi-kisi instrumen penelitian dengan berdasarkan pada variabel, indikator, dan sub indikator yang telah ditetapkan di atas.

5. Menyusun angket atau daftar pertanyaan disertai alternatif jawaban yang harus dipilih oleh responden.

6. Menetapkan kriteria penskoran untuk tiap alternatif jawaban yang ditetapkan. Kriteria penskoran menggunakan skala likert yang ditunjukkan pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Skala Likert

Alternatif Jawaban Variabel X dan Variabel Y

Skor Pertanyaan

Positif

Pertanyaan negatif

SL (Selalu) 5 1

SR (Sering) 4 2

KD (Kadang-kadang) 3 3

P (Pernah) 2 4

TP (Tidak Pernah) 1 5

Kisi–kisi instrumen yang dirancang untuk mendapatkan data profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran yang dijabarkan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6. Kisi-Kisi Intrumen

No. Variabel Aspek Indikator Nomor

Butir

Jumlah Butir

1. Profesionalisme Guru

a. Mengelola pembelajaran

1) Menyusun RPP 1 1

2) Mengetahui perkembangan kejiwaan dan kesiapan siswa

14 1

3) Melaksanakan


(35)

No. Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

Jumlah Butir

mengajar

4) Penilaian prestasi

belajar 29 1

5) Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

30 1

6) Bimbingan

belajar siswa 24,25 2

b. Kepuasaan guru terhadap profesi

1) Kepuasaan guru terhadap

profesinya

13 1

2) Kepuasaan guru

terhadap gaji 23 1

3) Peluang promosi 20 1

4) Lingkungan kerja 21 1

c. Pengembangan profesi

1) Pengembangan

diri 28 1

2) Pengembangan profesionalisme (profesionalisasi diri)

15,16,17,19,

22,26 6

3) Meluangkan waktu yang cukup untuk pekerjaannya

2,18 2

d. Menguasai kemampuan akademik

1) Menguasai wawasan kependidikan

8 1

2) Menguasai bahan kajian akademik

4,5,9,10,11,

12 6

2. Kualitas Proses Pembelajaran a. Perencanaan Proses Pembelajaran 1) Memahami silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

1 1


(36)

No. Variabel Aspek Indikator Nomor Butir Jumlah Butir komponen-komponen RPP b. Pelaksanaan Pembelajaran Pendahuluan 1) Menyiapkan

peserta didik 3 1

2) Menggali kesiapan peserta didik

4 1

3) Menjelaskan tujuan atau kompetensi pembelajaran

5 1

4) Menyampaikan

cakupan materi 6 1

c. Pelaksanaan Pembelajaran Inti 1) Melaksanakan kegiatan Eksplorasi

7,8,9,10 4 2) Melaksanakan

kegiatan Elaborasi

11,12,

13,14,15 5 3) Melaksanakan

kegiatan Konfirmasi

16, 17 2

d. Pelaksanaan Pembelajaran Penutup 1) Membuat kesimpulan 18 1 2) Melakukan

evaluasi 19,20 2

e. Hasil

Pembelajaran (pencapian kompetensi)

1) Ketercapain

kompetensi 21,22, 23

3 2) Penerapan

pembelajaran tuntas

24 1

3) Waktu yang tepat untuk mencapai kompetensi

25 1

4) Bekerja sesuai bidang

kompetensi hasil


(37)

No. Variabel Aspek Indikator Nomor Butir

Jumlah Butir

belajar 5) Pengakuan

masyarakat 27,28 2

f. Melakukan PTK untuk memperbaiki proses

pembelajaran

1) Melakukan PTK 29 1

2) Menjadikan hasil PTK untuk memperbaiki pembelajaran

30 1

F. Pengujian Instrumen

Setelah instrumen penelitian selesai dibuat, langkah selanjutnya yaitu uji coba instrumen. Pelaksanaan uji coba instrumen ini bertujuan untuk menguji validitas dan reabilitas dari angket atau instrumen tersebut. Uji coba instrumen dilakukan sebelum instrumen disebar kepada responden penelitian. Uji coba instrumen dilakukan kepada sejumlah responden yang dianggap memiliki karakteristik hampir sama dengan responden sebenarnya. Pada penelitian ini uji coba instrumen dilakukan terhadap 30 guru.

1. Validitas Instrumen

Validitas berasal dari kata validity yaitu ukuran seberapa cermat dan tepat suatu instrumen atau alat tes melakukan fungsi ukurnya atau benar-benar mengukur apa yang hendak diukur.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2011: 173).


(38)

Secara konseptual validitas dibedakan atas validitas isi (Content Validity) dan validitas konstruk (Sunyoto,2012:55).

a. Validitas Isi (Content Validity) Instrumen non-Tes

Validitas isi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan seberapa baik dimensi dan elemen sebuah konsep digambarkan (Sunyoto, 2012:55). Validitas isi dapat diwujudkan dalam bentuk kisi-kisi.

Tabel 3.7. Kisi-kisi profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran serta aspek-aspeknya.

No. Variabel Aspek

1. Profesionalisme Guru

Mengelola pembelajaran, kepuasaan guru terhadap profesi, pengembangan profesi, dan menguasai kemampuan akademik

2. Kualitas Proses Pembelajaran

Perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran pendahuluan, pelaksanaan pembelajaran inti, pelaksanaan pembelajaran penutup, hasil pembelajaran (pencapian kompetensi), dan melakukan ptk untuk memperbaiki proses pembelajaran

b. Validitas Konstruk (Construct Validity)

Validitas konstruk adalah validitas yang membahas sejauh mana butir tes mampu mengukur yang hendak diukur sesuai dengan definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk mengarah pada pertanyaan sejauh mana konsep yang dijelaskan menggambarkan variasi respon terhadap butir tes. Suatu tes mengukur suatu konstruk tertentu apabila terdapat pengaruh antar butir tes,


(39)

dan ada pengaruh dengan tes lain yang memiliki konstruk sama. Bukti validitas konstruk diperoleh melalui pengolahan data statistik.

Untuk mengetahui tingkat validitas instrumen tentang profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran dilakukan uji validitas sebagai berikut:

1) Uji Nilai Skala (Uji Normalitas Sebaran)

Pengujian dimaksudkan untuk memeriksa ketepatan skala dari setiap pertanyaan dengan analisis sebaran frekuensi jawaban (Reksoatmodjo, 2009:198). Langkah-langkah analisis adalah sebagai berikut:

a) Menghitung frekuensi setiap kategori jawaban untuk setiap pertanyaan, jumlah frekuensi dari semua kategori harus sama dengan jumlah responden.

b) Menghitung proporsi frekuensi jawaban untuk setiap kategori dengan rumus:

……….

(Reksoatmodjo , 2009: 198) c) Menghitung proporsi kumulatif dan menentukan titik tengah proporsi

kumulatif dengan rumus:

……… (Reksoatmodjo , 2009: 199) Titik tengah dari setiap proporsi ditentukan dengan rumus:


(40)

………... (Reksoatmodjo, 2009: 199) d) Harga-harga dari titik tengah itu digunakan untuk menentukan nilai

bilangan baku Z (dengan pertolongan daftar sebaran normal) dan menetapkan nilai skala sikap dengan rumus:

| |………... (Reksoatmodjo, 2009: 199)

2) Uji Daya Pembeda

Uji daya pembeda ini bertujuan untuk mengetahui, apakah suatu pertanyaan dapat membedakan responden yang bersikap positif dan yang bersikap negatif. Untuk maksud tersebut, pertanyaan-pertanyaan yang telah terbukti memiliki nilai skala yang memenuhi syarat, disusun daftar responden menurut urutan besarnya skor yang diperoleh (dari yang tertinggi ke rendah). Kemudian diambil 27% skor tertinggi dan 27% skor terendah. Kemudian dilakukan uji-t untuk setiap pertanyaan dengan menggunakan rumus (Reksoatmodjo, 2009:200):

̅ ̅

√ ̅ ̅

……….. (Reksoatmodjo, 2009: 200)

di mana:

: skor kelompok atas : skor kelompok bawah


(41)

̅ : rata-rata skor kelompok bawah

: jumlah responden kelompok atas atau kelompok bawah

(sama besarnya)

Dengan derajat kebebasan .

3) Uji Keterpaduan Sebaran

Pengujian dilakukan untuk memeriksa keterpaduan setiap pernyataan terhadap keseluruhan instrumen skala sikap. Pengujian dilakukan dengan jalan menghitung indeks korelasi kemudian menghitung uji-t, menggunakan rumus :

√ ∑ ∑ ∑ ∑ ……….… (Reksoatmodjo , 2009: 201) di mana:

N : Jumlah responden

X : Skor responden untuk setiap pertanyaan Y : Skor responden untuk seluruh pertanyaan

Butir tes dapat digunakan apabila dengan taraf signifikansi (α) = 0,05

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya uji t, dengan rumus sebagai berikut :

……….… (Reksoatmodjo , 2009: 201) di mana :

t : thitung


(42)

N : jumlah responden

Kemudian hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat kebebasan (dk) = n – 2 dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung > ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung < ttabel, maka item soal dinyatakan tidak valid.

Uji validitas ditempuh agar kuesioner pada instrumen penelitian memiliki

internal consistency yang memadai, berarti pula memiliki construct validity yang

memadai pula. Penggunaan rumus uji validitas diatas dibantu dengan menggunakan aplikasi microsoft excel untuk memudahkan perhitungan data.

2. Reabilitas Instrumen

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 173). Tujuan dilaksanakan uji coba reliabilitas instrumen adalah untuk mengetahui instrumen yang digunakan dalam penelitian ini apakah dapat dipercaya kebenarannya.

Reliabilitas tes ( ) dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut:

………….……….. (Usman dan Setiady, 2008: 291) di mana :

: reliabilitas Cronbach Alpha k : banyaknya item


(43)

: varians total

Selanjutnya harga ri dibandingkan dengan rtabel. Apabila ri > rtabel, maka instrumen dinyatakan reliabel. Dan sebaliknya apabila ri < rtabel, instrumen dinyatakan tidak reliabel.

3. Hasil Uji Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan pada 30 Dari hasil penyebaran uji coba angket, diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Hasil Uji Instrumen Profesionalisme Guru

1) Uji Validitas Profesionalisme Guru

Hasil analisis uji nilai skala, uji daya pembeda, dan koefisien korelasi

product moment dari pearson dapat dilihat pada tabel 3.8 di bawah ini:

Tabel 3.8. Hasil Uji ValiditasInstrumen Profesionalisme Guru NO.

SOAL

SKALA SIKAP UJI DAYA

PEMBEDA UJI KETERPADUAN PERTANYAAN

KETERANGAN SL SR KK P TP t hitung α=0.05t tab r hitung αr tab

=0.05 t hitung t tab

α=0.05

1 5 4 3 0 0 112.250 1.761 0.268 0.361 1.472 1.701 TIDAK VALID

2 3 3 2 1 0 17.398 1.761 0.394 0.361 2.269 1.701 VALID

3 5 4 3 2 0 11.386 1.761 -0,005 0.361 -0.026 1.701 TIDAK VALID

4 5 3 3 2 0 12.472 1.761 0,209 0.361 1.128 1.701 TIDAK VALID

5 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,172 0.361 0.922 1.701 TIDAK VALID

6 5 4 3 2 0 8.844 1.761 0,417 0.361 2.426 1.701 VALID

7 5 4 2 0 0 16.463 1.761 0,311 0.361 1.734 1.701 TIDAK VALID

8 5 4 3 2 0 22.450 1.761 0,384 0.361 2.201 1.701 VALID


(44)

10 5 4 4 2 0 28.437 1.761 0,321 0.361 1.794 1.701 TIDAK VALID

11 2 1 2 0 0 10.937 1.761 0,378 0.361 2.161 1.701 TIDAK VALID

12 6 5 3 0 0 16.463 1.761 0,424 0.361 2.478 1.701 VALID

13 3 2 2 1 0 14.286 1.761 -0,045 0.361 -0.238 1.701 TIDAK VALID

14 5 4 2 0 0 22.450 1.761 0,616 0.361 4.135 1.701 VALID

15 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,275 0.361 1.515 1.701 TIDAK VALID

16 5 3 2 0 0 9.621 1.761 0,471 0.361 2.826 1.701 VALID

17 5 4 3 0 0 52.383 1.761 0,432 0.361 2.537 1.701 VALID

18 5 4 3 0 0 52.383 1.761 0,538 0.361 3.373 1.701 VALID

19 5 3 2 0 0 9.621 1.761 0,577 0.361 3.735 1.701 VALID

20 5 3 2 0 0 16.463 1.761 0,651 0.361 4.540 1.701 VALID

21 5 3 2 0 0 12.472 1.761 0,462 0.361 2.754 1.701 VALID

22 5 4 3 0 0 112.250 1.761 0,501 0.361 3.064 1.701 VALID

23 5 4 2 0 0 12.507 1.761 0,439 0.361 2.586 1.701 VALID

24 5 3 2 0 0 9.621 1.761 0,702 0.361 5.213 1.701 VALID

25 5 4 3 0 0 52.383 1.761 0,665 0.361 4.714 1.701 VALID

26 5 4 3 0 0 112.250 1.761 0,572 0.361 3.690 1.701 VALID

27 3 2 1 1 0 32.428 1.761 0,472 0.361 2.836 1.701 VALID

28 5 3 2 0 0 12.472 1.761 0,382 0.361 2.187 1.701 VALID

29 5 4 2 0 0 16.463 1.761 0,231 0.361 1.258 1.701 TIDAK VALID

NO. SOAL

SKALA SIKAP UJI DAYA

PEMBEDA UJI KETERPADUAN PERTANYAAN

KETERANGAN SL SR KK P TP t hitung α=0.05t tab r hitung α=0.05r tab t hitung α=0.05t tab

30 3 2 2 1 0 18.181 1.761 0,378 0.361 2.160 1.701 VALID

31 3 2 1 1 0 22.450 1.761 0,378 0.361 2.158 1.701 VALID

32 5 5 4 3 0 31.749 1.761 0,369 0.361 2.104 1.701 VALID

33 5 4 3 2 0 22.450 1.761 0,439 0.361 2.585 1.701 VALID

34 3 2 1 0 0 9.064 1.761 0,193 0.361 1.039 1.701 TIDAK VALID

35 5 4 2 0 0 16.463 1.761 0,400 0.361 2.308 1.701 VALID

36 3 2 2 1 0 16.463 1.761 0,391 0.361 2.247 1.701 VALID

37 2 1 1 0 0 40.410 1.761 0,388 0.361 2.227 1.701 VALID

38 3 3 2 1 0 10.937 1.761 0,318 0.361 1.776 1.701 TIDAK VALID

39 5 3 2 2 0 5.345 1.761 0,291 0.361 1.611 1.701 TIDAK VALID

40 3 2 1 1 0 74.081 1.761 0,385 0.361 2.166 1.701 VALID

41 3 2 1 1 0 26.726 1.761 0,516 0.361 3.188 1.701 VALID

42 5 4 3 2 0 28.437 1.761 0,405 0.361 2.343 1.701 VALID

43 5 4 3 2 0 20.914 1.761 0,591 0.361 3.873 1.701 VALID

44 5 4 3 0 0 112.250 1.761 0,647 0.361 4.488 1.701 VALID

45 5 3 2 0 0 16.463 1.761 0,497 0.361 3.032 1.701 VALID

46 5 4 3 0 0 tak

terhitung 1.761 0,578 0.361 3.744 1.701 TIDAK VALID


(45)

Hasil yang diperlihatkan pada tabel 3.8 diatas, diperoleh hasil dari 50 butir item yang dianalisis terdapat 34 butir item yang valid dan 16 butir item yang tidak valid yaitu no. 1, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 13, 15, 29, 34, 38, 39, 46, dan 48.

Butir-butir yang tidak valid diatas setelah dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah disusun, diprediksi tidak mempengaruhi proporsi yang terdapat dalam kisi-kisi. Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian butir-butir tersebut tidak digunakan.

2) Uji Reliabilitas Instrumen Profesionalisme Guru

Hasil pengujian reliabilitas instrumen profesionalisme guru yang telah diuji tingkat validitasnya kemudian diuji tingkat reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen profesionalisme menujukan reliable karena nilai >

yaitu 0.992 > 0.374.

b. Hasil Uji Instrumen Kualitas Proses Pembelajaran

1) Uji Validitas Kualitas Proses Pembelajaran

Hasil analisis uji nilai skala, uji daya pembeda, dan koefisien korelasi

product moment dari pearson dapat dilihat pada tabel 3.9 di bawah ini:

48 5 4 3 0 0 tak

terhitung 1.761 0,162 0.361 0.871 1.701 TIDAK VALID

49 3 2 1 0 0 10.331 1.761 0,538 0.361 3.380 1.701 VALID

50 5 4 3 2 0 18.174 1.761 0,517 0.361 3.198 1.701 VALID

Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas InstrumenKualitas Proses Pembelajaran NO.

SOAL

SKALA SIKAP UJI DAYA

PEMBEDA UJI KETERPADUAN PERTANYAAN

KETERANGAN SL SR KK P TP t hitung α=0.05t tab r hitung α=0.05r tab t hitung α=0.05t tab


(46)

2 5 4 2 0 0 16.463 1.761 0,405 0.361 2.345 1.701 VALID

3 4 3 2 1 0 17.398 1.761 0,585 0.361 3.820 1.701 VALID

4 5 4 2 0 0 22.450 1.761 0,480 0.361 2.896 1.701 VALID

5 5 4 3 2 0 8.806 1.761 0,455 0.361 2.705 1.701 VALID

6 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,672 0.361 4.807 1.701 VALID

7 3 2 1 0 0 9.621 1.761 0,342 0.361 1.928 1.701 TIDAK VALID

8 5 4 3 2 0 10.477 1.761 0,660 0.361 4.654 1.701 VALID

9 5 3 0 0 0 tak

terhitung 1.761 0,403 0.361 2.333 1.701 TIDAK VALID

10 5 3 2 0 0 22.450 1.761 0,146 0.361 0.779 1.701 TIDAK VALID

11 5 3 2 0 0 22.450 1.761 0,312 0.361 1.738 1.701 TIDAK VALID

12 5 4 3 2 0 22.450 1.761 0,535 0.361 3.346 1.701 VALID

13 5 3 2 0 0 12.472 1.761 0,263 0.361 1.445 1.701 TIDAK VALID

14 5 3 2 0 0 12.472 1.761 0,474 0.361 2.852 1.701 VALID

15 3 2 2 1 0 25.399 1.761 0,688 0.361 5.015 1.701 VALID

16 3 1 1 0 0 10.937 1.761 0,437 0.361 2.574 1.701 VALID

17 5 4 3 0 0 52.383 1.761 0,160 0.361 0.859 1.701 TIDAK VALID

18 5 4 3 2 0 10.477 1.761 0,785 0.361 6.711 1.701 VALID

19 5 4 2 2 0 7.483 1.761 0,640 0.361 4.410 1.701 VALID

20 4 3 2 0 0 16.463 1.761 0,055 0.361 0.294 1.701 TIDAK VALID

21 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,773 0.361 6.447 1.701 VALID

22 5 4 3 2 0 10.477 1.761 0,557 0.361 3.550 1.701 VALID

23 3 2 1 0 0 10.937 1.761 0,628 0.361 4.267 1.701 VALID

24 5 4 3 0 0 tak

terhitung 1.761 -0,055 0.361 -0.289 1.701 TIDAK VALID

25 3 2 1 1 0 23.283 1.761 0,548 0.361 3.469 1.701 VALID

NO. SOAL

SKALA SIKAP PEMBEDA UJI DAYA UJI KETERPADUAN PERTANYAAN

KETERANGAN

SL SR KK SL SR KK SL SR KK SL SR

26 3 2 1 0 0 8.974 1.761 0,480 0.361 2.899 1.701 VALID

27 5 4 3 2 0 12.472 1.761 0,746 0.361 5.930 1.701 VALID

28 5 4 3 2 0 16.933 1.761 0,661 0.361 4.662 1.701 VALID

29 5 4 3 2 0 23.623 1.761 0,541 0.361 3.401 1.701 VALID

30 5 3 2 0 0 9.621 1.761 0,467 0.361 2.792 1.701 VALID

31 5 4 3 2 0 14.528 1.761 0,574 0.361 3.709 1.701 VALID

32 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,288 0.361 1.591 1.701 TIDAK VALID

33 5 4 3 2 0 18.174 1.761 0,705 0.361 5.257 1.701 VALID

34 5 4 3 0 0 112.250 1.761 0,432 0.361 2.535 1.701 VALID

35 5 4 3 2 0 12.472 1.761 0,512 0.361 3.150 1.701 VALID

36 5 4 3 0 0 tak

terhitung 1.761 0,403 0.361 2.329 1.701 TIDAK VALID

37 5 4 2 0 0 22.450 1.761 0,211 0.361 1.142 1.701 TIDAK VALID

38 5 4 3 0 0 52.383 1.761 0,605 0.361 4.023 1.701 VALID


(47)

Hasil yang diperlihatkan pada tabel 3.9 diatas, diperoleh hasil dari 50 butir item yang dianalisis terdapat 35 butir item yang valid dan 15 butir item yang tidak valid yaitu no. 7, 9, 10, 11, 13, 17, 20, 24, 32, 36, 37, 40, 42, 46, dan 48.

Butir-butir yang tidak valid diatas setelah dibandingkan dengan kisi-kisi yang telah disusun, diprediksi tidak mempengaruhi proporsi yang terdapat dalam kisi-kisi. Selanjutnya dalam pelaksanaan penelitian butir-butir tersebut tidak digunakan.

2) Uji Reliabilitas Instrumen Kualitas Proses Pembelajaran

Hasil pengujian reliabilitas instrumen kualitas proses pembelajaran yang telah diuji tingkat validitasnya kemudian diuji tingkat reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas instrumen profesionalisme menujukan reliable karena nilai >

yaitu 0.990 > 0.374.

Angket yang sudah lulus uji digunakan untuk pengambilan data dan dilampirkan sebagai instrumen penelitian pada skripsi ini.

G. Teknik Pengumpulan Data

40 3 2 1 1 0 34.740 1.761 0,284 0.361 1.567 1.701 TIDAK VALID

41 5 4 3 0 0 19.965 1.761 0,492 0.361 2.988 1.701 VALID

42 3 2 1 1 0 43.506 1.761 0,241 0.361 1.313 1.701 TIDAK VALID

43 5 4 3 0 0 32.428 1.761 0,537 0.361 3.373 1.701 VALID

44 3 2 1 1 0 22.450 1.761 0,429 0.361 2.512 1.701 VALID

45 3 2 1 1 0 21.617 1.761 0,543 0.361 3.421 1.701 VALID

46 3 2 1 1 0 19.124 1.761 0,312 0.361 1.736 1.701 TIDAK VALID

47 3 2 1 1 0 45.860 1.761 0,482 0.361 2.907 1.701 VALID

48 5 4 2 0 0 22.450 1.761 0,259 0.361 1.418 1.701 TIDAK VALID

49 3 2 1 1 0 26.880 1.761 0,646 0.361 4.480 1.701 VALID


(48)

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh data di lapangan yang selanjutnya dianalisis untuk membuktikan suatu hipotesis. Dalam pengumpulan data diperlukan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Beberapa teknik pengumpulan data, yaitu: wawancara, angket, observasi, dan studi dokumenter (Sukmadinata, 2006:216).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subjek penelitian melalui perantara instrumen/ angket evaluasi diri dan penilaian atasan. Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara tidak langsung (penulis tidak langsung bertanya jawab dengan responden), (Sukmadinata, 2006:219). Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199).

Teknik pengumpulan data penelitian ini dengan menyebarkan angket kepada para responden untuk memperoleh data yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian dan menyebarkan lembar penilaian atasan untuk menilai tingkat profesionalisme dan kualitas proses pembelajaran responden yang bersangkutan. Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkap dari variabel-variabel yang disertai alternatif jawaban.

Langkah – langkah pengumpulan data:

1. Setelah menentukan sampel yang akan diukur maka dilakukan penyebaran instrumen yang sudah memenuhi syarat validitas dan reabilitas. Dalam hal


(49)

ini instrumen berupa instrumen tidak langsung melalui angket evaluasi diri dan penilaian atasan.

2. Memeriksa kelayakan data angket yang terkumpul dari responden. 3. Melakukan pengolahan data yang telah terkumpul.

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik Pengolahan dan Analisis data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu perhitungan kecenderungan variabel, penyusunan data, uji persyaratan analisis, analisis data, dan uji hipotesis.

1. Perhitungan kecenderungan variabel

Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan arah setiap variabel penelitian sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Untuk perhitungan tersebut digunakan uji statistik menggunakan rumus Weighted Means Scored (WMS).

Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Menetukan bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih.

c. Mencari jumlah nilai jawaban yang dipilih responden pada setiap pertanyaan yaitu dengan cara menghitung frekuensi responden yang memilih alternatif jawaban tersebut, kemudian kalikan dengan alternatif itu sendiri.


(50)

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap butir pertanyaan dalam bagian angket dengan menggunakan rumus :

̅ = ∑

e. Menetukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain kemana kecenderungan arah dari masing-masing variabel tersebut.

Tabel 3.10. Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria Skala

Penafsiran Variabel

Profesionalisme Guru

Variabel Kualitas Proses Pembelajaran

4,0 – 5,0 Sangat Baik Selalu Selalu

3,0 – 4,0 Baik Sering Sering

2,0 – 3,0 Cukup Baik Kadang-Kadang Kadang-Kadang

1,0 – 2,0 Rendah Pernah Pernah

0,0 – 1,0 Sangat Rendah Tidak Pernah Tidak Pernah

2. Penyusunan Data


(51)

a. Membuat tabulasi data dalam bentuk ordinal untuk setiap variabel

b. Mengubah semua data ordinal yang terkumpul menjadi skala interval mengingat data variabel penelitian seluruhnya dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolohan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval. Pengubahan data ordinal menjadi skala interval dilakukan dengan menggunakan bantuan Software Microsoft Excel 2007 melalui Method of

Succesive Interval. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1) Double klik di stat97.xla, kemudian klik “enable macros”

2) Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel 3) Pilih Add-ins, klik “Statistics” pada Menu Bar

4) Klik “Succesive Interval” pada Menu Analize

5) Klik “Drop Down” untuk mengisi Data Range pada kotak dialog input, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya

6) Pada kotak dialog di atas, kemudian check list ( ) Input Label In First

Row

7) Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana kemudian klik “next

8) Pilih variabel yang akan ditransformasikan kemudian klik “next” 9) Pada Option Min Value isikan atau pilih 1 dan Max Value isikan atau

pilih 5

10)Masih pada Option, check list ( ) Display Summary kemudian finish


(52)

d. Mengubah skor mentah menjadi skor baku (Zskor ke T-skor) menggunakan rumus:

T-skor = 50 + 10 Z

̅………...(Akdon dan Sahlan, 2005: 86) di mana :

T : skor baku

: data skor untuk masing-masing responden

̅ : rata-rata skor seluruh responden : simpangan baku

Rumus untuk mencari s adalah :

√∑ ̅ ...(Usman dan Akbar, 2008: 100)

3. Uji Persyaratan Analisis

Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Pada uji persyaratan analisis ditentukan taraf signifikansi α = 0,05.

a. Uji normalitas

Uji normalitas pada dasarnya bertujuan untuk melihat normal atau tidaknya data yang diperoleh dari hasil penelitian. Pengujian normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ2).

Untuk menghitung besarnya nilai chi-kuadrat, maka terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Reksoatmodjo, 2009: 46):


(53)

1) Menghitung nilai rerata ̅ dan simpangan baku s.

2) Menyusun tabel perhitungan konversi ke Z skor seperti di bawah ini : Tabel 3.11. Perhitungan Konversi ke Z Skor

Interval Batas

Kelas Z

Luas Kurva Normal

Selisih Luas

3) Menghitung nilai Z dengan rumus :

Z = ̅

4) Mencari nilai luas kurva normal dengan membandingkan nilai Z pada tabel distribusi normal.

5) Menyusun tabel distribusi frekuensi seperti di bawah ini :

Tabel 3.12. Distribusi Frekuensi

Interval -

Keterangan :


(54)

: frekuensi/jumlah yang diharapkan (persentase luas tiap bidang dikalikan dengan n)

6) Menghitung frekuensi yang diharapkan ( ) dengan rumus : fe = selisih luas x n

7) Memasukkan harga-harga kedalam tabel kolom , sekaligus menghitung harga-harga dan dan menjumlahkannya. Harga ∑ merupakan harga chi-kuadrat ( χ2).

8) Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel dengan ketentuan :

Jika :

hitung ≤ tabel maka data terdistribusi normal hitung > tabel maka data terdistribusi tidak normal

b. Uji homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk menguji apakah kelompok-kelompok data yang terdapat pada penelitian bersifat homogen yaitu dengan membandingkan nilai varians setiap kelompok data. Terdapat beberapa cara untuk pengujian homogenitas, dalam penelitian ini uji homogenitas dilakukan dengan uji Bartlett karena terdapat tiga kelompok data (lebih dari dua).

Untuk dilakukan uji homogenitas (Uji Bartlett) dilakukan langkah-langkah sebagai berikut (Usman dan Setiady, 2008: 46),:

1) Tulis Ha dan H0 dalam bentuk kalimat. 2) Tulis Ha dan H0 dalam bentuk statistik.


(55)

3) Buatlah tabel penolong untuk uji Bartlett.

Tabel 3.13. Tabel Penolong Uji Bartlett

Kelompok ke : Dk i log i dk log i

1 2 I

n1 – 1 n2 – 1 ni – 1

1

2

i

log 1 log 2 log i

dk log 1 dk log 2 dk log i 4) Hitung (varians gabungan) menggunakan rumus :

= ∑ 5) Hitung nilai B dengan rumus :

B = (log )

6) Cari hitung dengan rumus :

hitung = (2,3026) B - ∑ log i

7) Bandingkan hitung dengan tabel (α = 0.05). data dikatakan homogen apabila nilai hitung < tabel.

4. Analisis Data

Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis akan didapat dua alternatif analisis data yaitu:

a. jika data berdistribusi normal dan homogen maka perhitungan menggunakan statistik parametrik ANOVA One Way dan uji korelasi menggunakan korelasi product moment pearson.


(56)

b. Jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka perhitungan menggunnakan statistik non parametrik uji Kruskal Wallis dan uji korelasi

Spearmen Rank.

Analysis of variance (ANOVA) one way atau uji Kruskal Wallis

digunakan untuk mengetahui perbedaan tingkat profesionalisme guru berdasarkan latar belakang pendidikan guru dengan variabel bebasnya adalah latar belakang pendidikan guru (Sarjana Pendidikan Teknik (X1), Sarjana Teknik (X2), dan Sarjana Sains Terapan (X3)) dan variabel terikatnya (Y) adalah profesionalisme guru. Analysis of variance (ANOVA) one way atau uji Kruskal

Wallis juga digunakan untuk mengetahui perbedaan kualitas proses pembelajaran

berdasarkan latar belakang pendidikan guru dengan variabel bebasnya adalah latar belakang pendidikan guru (Sarjana Pendidikan Teknik (X1), Sarjana Teknik (X2), dan Sarjana Sains Terapan (X3)) dan variabel terikatnya (Y) adalah kualitas proses pembelajaran.

Uji korelasi pearson product moment atau uji korelasi Spearmen Rank digunakan untuk mengetahui hubungan profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran dengan variabel bebasnya (X) adalah profesionalisme guru dan variabel terikatnya (Y) adalah kualitas proses pembelajaran.

a. Statistik Parametrik

1) Analysis of Varians (ANOVA) One Way

Pengolahan data yang digunakan dalam menggunakan analysis of varians (ANOVA) One Way adalah suatu teknik untuk menguji kesamaan untuk beberapa rata-rata secara sekaligus. Statistik parametris yang digunakan untuk menguji


(57)

hipotesis komparatif rata-rata k sampel secara serempak adalah Analysis of

Varians (One Way Anova) (Sugiyono, 2008:166).

Distribusi teoritis yang digunakan dalam ANOVA adalah menggunakan distribusi F, sehingga asumsi yang digunakan adalah:

a) Populasi yang diuji memiliki distribusi normal. b) Variansi populasi harus homogen

Dalam pengujian ANOVA digunakan distribusi teoritis F, maka untuk menentukan apakah H0 atau Ha yang diterima, perlu dicari nilai Fhitung. Rumus perhitungan Fhitung ANOVA One Way adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2008:171):

a) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (Jktotal) dengan rumus:

∑ ∑

b) Menghitung Jumlah Kuadrat Antar Kelompok (Jkantar) dengan rumus:

∑ ∑ ∑ ∑

c) Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam Kelompok (Jkdalam) dengan rumus:

d) Menghitung Mean Kuadrat Antar Kelompok (Mkantar) dengan rumus:

e) Menghitung Mean Kuadrat Dalam Kelompok (Mkdalam) dengan rumus:


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian “Perbedaan

Tingkat Profesionalisme Guru dan Kualitas Proses Pembelajaran Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan Sarjana Guru yang Berbeda di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi”, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan tingkat profesionalisme guru berdasarkan latar belakang pendidikan sarjana guru yang berbeda yakni Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd), Sarjana Teknik (ST), dan Sarjana Sains Terapan (SST) di SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

2. Tidak terdapat perbedaan tingkat kulitas proses pembelajaran berdasarkan latar belakang pendidikan sarjana guru yang berbeda yakni Sarjana Pendidikan Teknik (S.Pd), Sarjana Teknik (ST), dan Sarjana Sains Terapan (SST) di SMK program studi keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara profesionalisme guru dengan kualitas proses pembelajaran.


(2)

B. Rekomendasi

Berdasarkan analisis dan temuan yang diperoleh penulis pada saat dan setelah melakukan penelitian mengenai profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran guru dengan berbagai latar belakang pendidikan kesarjanaannya di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi dimana rata-ratanya sudah termasuk dalam kategori sangat baik. Namun demikian terdapat beberapa rekomendasi yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kemajuan SMK khususnya di Kota Cimahi, rekomendasi tersebut diantaranya :

1. Berkaitan dengan penelitian selanjutnya

Dalam penelitian ini masih terdapat kekurangan terutama dalam hal pengumpulan data. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih beragam dan pengumpulan data dilengkapi dengan observasi lapangan yang lebih mendalam, antara lain:

a. Penilaian dari teman sejawat dan siswa.

b. Pengamatan di lapangan mengenai pelaksanaan pembelajaran pendahuluan, isi, dan penutup.

c. Instrumen kompetensi profesional guru menggunakan uji materi mata diklat yang diampu.

2. Berkaitan dengan profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran Profesionalisme guru dan kualitas proses pembelajaran di SMK Program Studi Keahlian Teknik Elektronika dan Ketenagalistrikan di Kota Cimahi ada


(3)

121

dalam kategori sangat baik maka perlu dipelihara dan dijaga dengan cara guru harus selalu berusaha untuk melakukan hal-hal berikut:

a. Memahami dan melaksanakan tuntutan standar profesi yang ada. b. Mencapai kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan, yaitu

kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

c. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk melalui organisasi profesi, dan membentuk grup bidang keahlian yang sama.

d. Mengembangkan kreativitas dan selalu berinovasi dalam mengelola pembelajaran, penggunaan media pembelajaran, dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.

e. Melakukan seminar – seminar baik sebagai presenter ataupun peserta f. Mengkaji literatur baik dari buku – buku atau internet.

g. Melakukan uji coba di workshop atau di laboratorium.

h. Membuat karya inovasi bersama siswa yang bermanfaat bagi masyarakat.

i. Melakukan magang di industri untuk melihat perkembangan dunia industri sehingga dapat membagi ilmu yang didapat di dunia industri kepada siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon dan Sahlan, H. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk

Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Alma, B. (2009). Guru Profesional Menguasai Metode dan Tampil Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Daeng Sudirwo. (2002). Kurikulum Pembelajaran dalam Otonomi Daerah. Bandung: Andira

Danim, S. (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Dittrich, J. et al. (2009). Standardisation in TVET Teacher Education. Berlin: Peter Lang

Djohar, A. (2006). Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. [Online].

Tersedia:http://file.upi.edu/direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ME

SIN/195012051979031-AS’ARI_DJOHAR/MAKALAH/PENDIDIKAN_TEKNOIOGI_DAN_K

EJURAN.pdf [23 November 2011]

Dunkin, M.J. dan Biddle, B.J. (1974). The Study of Teaching. New York: Holt, Rinehart Company.

Goodlad, John I. (1970). Behind the Classroom Door. Worthington, Ohio: C.A Jones Pub. Co.

KBBI Online. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online].

Tersedia:http://kbbi.web.id [November 2011]

Kunandar. (2007). Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Melvin D. Miller, (1985), Principles and Philosofphy for Vocational Education, The National Center of Research in Vocational Educations, The Ohio Univercity, Columbus, Ohio.


(5)

123

Nursisto. (2002). Peningkatan Prestasi Sekolah Menengah: AcuanSiswa,

Pendidikan dan Orang Tua. Jakarta: Insan Cendikia.

Pudji Muljono. (2006). Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Buletin BSNP. Vol. 1/No.2/Mei 2006.

Reksoatmodjo, Tedjo, N. (1995). Perkembangan Kurikulum Pendidikan dan

Latihan serta Dampaknya terhadap Performasi Kerja Karyawan Lulusan Pusdiklat PT IPTN. Disertasi Doktor pada FPS IKIP Bandung:

tidak diterbitkan.

Reksoatmodjo, T.N. (2009). Statistika untuk Psikologi dan Pendidikan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sekretariat Negara. (2000). Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunann Kurikulum PT dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa Peserta Didik. Jakarta.

Sekretariat Negara. (2002). Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti PT. Jakarta.

Sekretariat Negara. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan nasional. Jakarta.

Sekretariat Negara. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen. Jakarta.

Sekretariat Negara. (2005). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

Sekretariat Negara. (2007). Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dan Akademis dan Kompetensi Guru. Jakarta.

Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Sugiyono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


(6)

Sukamto, dkk. (2005). Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: DEPDIKNAS

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Sunyoto,D. (2012). Analisis Validitas dan Asumsi Klasik. Yogyakarta: Gava Media.

Supriadi, D.(1998). Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Suyanto dan Djihad, A. (2012). Bagaimana Menjadi Calon Guru dan Guru

Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Syaodih, dkk. (2006). Pengendalian Mutu Pendidikan Sekolah Menengah

(Konsep, Prinsip dan Instrumen). Bandung: Penerbit Rafika Aditama.

Usman, M. Uzer. (2009). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya


Dokumen yang terkait

PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN PROFESIONALISME GURU DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR DI SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 1 17

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SARJANA GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KABUPATEN KARAWANG.

0 2 49

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI WILAYAH PRIANGAN TIMUR.

1 1 58

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU YANG BERBEDA DI SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI SMK KOTA DEPOK, KOTA SUKABUMI, DAN KABUPATEN CIANJUR.

0 0 65

PENGARUH MOTIVASI GURU DAN INTENSITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN KOMPETENSI PRODUKTIF : Penelitian dilakukan pada Program Keahlian Teknik Otomotif di SMK Taruna Mandiri Cimahi.

0 3 64

PERBEDAAN TINGKAT PROFESIONALISME GURU DAN KUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SMK PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA DAN KETENAGALISTRIKAN DI KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG.

0 0 52

Kesiapan dan Kendala yang dihadapi Oleh Guru SMK Program Keahlian Otomotif dalam Melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Kota Semarang (Studi Kasus di SMK 17 Agustus 1945).

0 0 2

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENERAPAN KONSEP DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA (PKDLE) BERBASIS ANDROID UNTUK SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK KETENAGALISTRIKAN DI SMK.

1 7 145

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN MENGAJAR TERHADAP PROFESIONALISME GURU SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO-VIDEO SE KOTA YOGYAKARTA.

1 10 132

PERBEDAAN KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN MASA KERJ ipi3249

0 0 5