PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR.
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Subjek Tunggal terhadap Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di Kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung, Tahun Pelajaran
2012/2013)
Tesis
diajukan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
oleh Verina Finsa NIM 1004832
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH PASCASARJANA
(2)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2013
PENGGUNAAN MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
KEMAMPUAN MEMBACA DI SEKOLAH DASAR
(Penelitian Subjek Tunggal terhadap Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di Kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung, Tahun Pelajaran
2012/2013)
oleh Verina Finsa
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
© Verina Finsa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
(3)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui dan disahkan
Pembimbing I,
Prof. Dr. Dadang Sunendar, M.Hum. NIP 196310241988031003
Pembimbing II,
(4)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NIP 196008091986012001
Diketahui oleh
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia,
Dr. Sumiyadi, M.Hum. NIP 196603201991031004
(5)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis terhadap sekelompok siswa berkesulitan belajar membaca masih sering dijumpai di sekolah setiap tahunnya. Setiap siswa yang duduk di bangku sekolah dasar dituntut untuk menguasai keterampilan membaca permulaan, seperti pengenalan dan pelafalan huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Namun kenyataannya, pada tahun-tahun pertama mereka sekolah keterampilan membaca ini belum dapat dikuasai. Alhasil, siswa mengalami kegagalan pencapaian prestasi akademik yang diharapkan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah intervensi untuk mengobati permasalahan tersebut. Pemberian intervensi ini bertujuan untuk memodifikasi atau mengubah perilaku. Perilaku yang dimaksud adalah kemampuan membaca. Intervensi tersebut adalah model induktif kata bergambar melalui permainann edukatif.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan dan mendeskripsikan karakteristik siswa berkesulitan belajar membaca, memberikan intervensinya, dan mendeskripsikan perubahan perilaku setelah diberikan interfensi/perlakuan. Sumber data penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 2 SDN Kebon Gedang II. V, dan IX Kota Bandung.
Kegiatan modifikasi perilaku ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian subjek tunggal desain A-B-A. Instrumen penelitian ini adalah pedoman wawancara, pedoman observasi, dan tes kemampuan membaca. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif menggunakan metode inspeksi visual.
Berdasarkan data di lapangan, penyebab siswa mengalami kesulitan belajar membaca, adalah kurangnya pengetahuan dan perhatian dari orang tua sehingga menyebabkan motivasi siswa untuk belajar membaca menurun, keadaan sosial ekonomi keluarga menyebabkan siswa sangat terbatas dalam mengenal bahan bacaan, pengetahuan guru tentang ilmu membaca sangat penting dikuasai, kekreatifan guru dalam meramu pembelajaran membaca perlu inovasi yang lebih beragam, agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan. Adapun perkembangan hasil kemampuan membaca siswa, yaitu pertama, hasil prates atau baseline (A) awal memperlihatkan bahwa kemampuan membaca siswa adalah 30,76% (siswa 1), 29,67% (siswa 2), 29,67% (siswa 3), 28,57% (siswa 4), berarti kurangnya kemampuan membaca siswa, pada tahap intervensi kemampuan membaca siswa mengalami kemajuan, antara lain 56,17% (siswa 1), 47,56% (siswa 2), 48,31% (siswa 3), 52,43% (siswa 4), artinya ada peningkatan yang cukup dalam kemampuan membaca siswa, lalu siswa melakukan postes atau baseline (A) akhir setelah diberi intervensi, hasilnya subjek mendapat peningkatan kemampuan membaca, yaitu 76,23% (siswa 1), 58,41% (siswa 2), 55,44% (siswa 3), 68,31% (siswa 4), artinya ada kemajuan yang cukup meningkat dalam kemampuan membaca.
(6)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...i
LEMBAR PERNYATAAN ...iii
ABSTRAK ...iv
KATA PENGANTAR ...v
UCAPAN TERIMA KASIH ...vii
DAFTAR ISI ...viii
DAFTAR TABEL...xiv
DAFTAR GRAFIK...xviii
DAFTAR BAGAN...xix
BAB I PENDAHULUAN...1
A.Latar Belakang Masalah Penelitian...1
B.Identifikasi Masalah Penelitian ...5
C.Rumusan Masalah Penelitian ...6
D.Tujuan Penelitian ...6
E. Manfaat Penelitian ...7
F. Anggapan Dasar ...8
G.Definisi Operasional ...9
H.Paradigma Penelitian ...11
BAB II MODEL INDUKTIF KATA BERGAMBAR, PERMAINAN EDUKATIF, IHWAL MEMBACA DAN PENGAJARANNYA, SISWA BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA ...12
A.Model Induktif Kata Bergambar (Picture Word Inductive Model) ...12
(7)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.Pendekatan dalam Model Induktif Kata Bergambar ...15
3.Rangkaian Pengajaran Model Induktif Kata Bergambar dalam Memulai Latihan Membaca dan Menulis ...15
B.Ihwal Permainan dan Permainan Edukatif ...17
1. Ihwal Bermain ...17
1.1Pengertian Bermain...17
1.2Manfaat Bermain ...18
1.3Karakteristik Bermain ...19
1.4Pentingnya Bermain Bagi Anak ...19
2. Ihwal Permainan ...27
2.1Hakikat Permainan ...27
2.2Fungsi Permainan ...28
2.3Kelebihan dan Kekurangan dalam Permainan ...30
2.4Permainan Edukatif ...30
2.4.1 Pengertian Permainan Edukatif ...30
2.4.2 Tujuan Permainan Edukatif ...31
2.4.3 Fungsi Permainan Edukatif ...33
2.4.4 Pentingnya Permainan Edukatif ...33
2.4.5 Ciri Alat Permainan Edukatif ...34
2.4.6 Berbagai Variasi dari Permainan Edukatif ...34
C.Ihwal Membaca dan Pengajaran Membaca Permulaan ...35
1. Ihwal Membaca ...35
1.1Pengertian Membaca ...36
1.2Tujuan Membaca ...39
1.3Komponen Kegiatan Membaca ...39
1.3.1 Proses Membaca ...39
1.3.2 Produk Membaca ...44
1.4Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Membaca ...46
(8)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4.2 Faktor Intelektual ...46
1.4.3 Faktor Lingkungan ...47
1.4.4 Faktor Psikologis ...48
1.4.5 Faktor Motivasi ...48
1.4.6 Faktor Minat ...50
1.4.7 Faktor Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri ...51
1.5Tingkatan Membaca ...52
2. Membaca Permulaan ...52
3. Pengajaran Membaca ...53
3.1Hakikat, Kedudukan, dan Fungsi Pengajaran Membaca ...53
3.2Tugas dan Tujuan Umum Pengajaran Membaca ...54
3.3Prinsip-prinsip Pengajaran Membaca ...56
4. Pengajaran Membaca Permulaan ...59
4.1Metode Pengajaran Membaca Permulaan ...60
4.1.1 Metode Abjad ...60
4.1.2 Metode Bunyi ...61
4.1.3 Metode Kupas Rangkai Suku Kata/Metode Suku Kata ...61
4.1.4 Metode Global ...62
4.1.5 Metode Struktur Analitik Sintesis (SAS) ...62
5. Pemilihan Bahan Bacaan dan Keterbacaan ...63
D.Kesulitan Belajar ...65
1. Klasifikasi Kesulitan Belajar ...65
2. Penyebab Kesulitan Belajar ...66
3. Kesulitan Belajar Membaca dan Karakteristiknya ...67
4. Pendekatan Sentra Bermain Aktif-Kreatif dalam Membelajarkan Anak yang Berkesulitan Belajar ...69
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...70
(9)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A.Metode Penelitian ...70
B.Desain Penelitian ...70
C.Target Behavior ...72
D.Subjek Penelitian ...72
E. Prosedur Penelitian ...73
F. Teknik Pengumpulan Data ...89
1. Observasi ...89
2. Wawancara ...90
3. Tes Membaca ...90
G.Instrumen Penelitian ...90
1. Lembar Observasi ...92
2. Pedoman Wawancara ...95
3. Tes Membaca ...98
H.Teknik Analisis Data ...98
1. Data Kualitatif ...98
2. Data Kuantitatif ...98
BAB IV HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA...101
A.Analisis Wawancara...101
1. Riwayat Hidup Siswa Berkesulitan Belajar Membaca...101
2. Kemampuan Membaca Siswa Berkesulitan Belajar Membaca...103
3. Ketertarikan Siswa Terhadap Bahan Bacaan...106
4. Pengetahuan Orang Tua Terhadap Pentingnya Membaca...107
5. Peranan Orang Tua Terhadap Keberhasilan Siswa dalam Belajar Membaca...108
6. Pengetahuan Guru tentang Membaca Permulaan...110
7. Sikap Belajar Siswa di Kelas...111 8. Peranan Guru Terhadap Keberhasilan Siswa dalam Belajar
(10)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membaca di Sekolah...112
B.Analisis Observasi...113
1. Analisis Observasi Aktivitas Guru di Kelas...113
2. Analisis Observasi Aktivitas Siswa di Kelas...120
C.Deskripsi Data Penelitian...123
1. Target behavior...124
2. Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di Kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung...124
D.Deskripsi Pembelajaran Membaca Permulaan dengan Menggunakan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif...126
1. Tempat dan Waktu Penelitian...127
2. Prates pada Baseline Awal (A1)...128
3. Pembelajaran pada Intervensi (B)...131
4. Postes pada Baseline Akhir (A2)...162
E. Kajian Studi tentang Siswa Berkesulitan Belajar Membaca dan Intervensinya...166
1. Karakteristik Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung...166
2. Pemberian Intervensi: Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif...172
F. Analisis Hasil Tes Membaca...176
1. Hasil Prates Kemampuan Membaca Siswa pada Baseline A1...176
2. Hasil Kemampuan Membaca Siswa pada Tahap Intervensi (B)...183
3. Hasil Postes Kemampuan Membaca Siswa pada Baseline A2...196
G.Rekapitulasi Kemampuan Membaca Siswa...208
1. Rekapitulasi Kemampuan Membaca Huruf...209
2. Rekapitulasi Kemampuan Membaca Suku Kata...211
3. Rekapitulasi Kemampuan Membaca Kata...215
(11)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H.Analisis Statistik Deskriptif dengan Metode Inspeksi Visual...222
1. Analisis Data Dalam Kondisi Siswa 1...222
2. Analisis Data Antarkondisi Siswa 1...227
3. Analisis Data Dalam Kondisi Siswa 2...230
4. Analisis Data Antarkondisi Siswa 2...236
5. Analisis Data Dalam Kondisi Siswa 3...240
6. Analisis Data Antarkondisi Siswa 3...245
7. Analisis Data Dalam Kondisi Siswa 4...249
8. Analisis Data Antarkondisi Siswa 4...254
I. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antarkondisi Siswa...258
1. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antarkondisi Siswa 1...258
2. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antarkondisi Siswa 2...259
3. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antarkondisi Siswa 3...260
4. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antarkondisi Siswa 4...262
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ...264
A.Simpulan ...264
B.Saran ...274
DAFTAR PUSTAKA ...275
(12)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kesulitan Membaca...64
Tabel 3.1 Subjek Penelitian...72
Tabel 3.2 Kisi-isi Instrumen Penelitian Membaca Permulaan...90
Tabel 3.3 Pedoman Observasi Guru...92
Tabel 3.4 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa...94
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pedoman Wawancara...95
Tabel 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian1...27
Tabel 4.2 Prates Kemampuan Membaca Ke-1...129
Tabel 4.3 Prates Kemampuan Membaca Ke-2...130
Tabel 4.4 Prates Kemampuan Membaca Ke-3...131
Tabel 4.5 Postes Kemampuan Membaca Ke-1...163
Tabel 4.6 Postes Kemampuan Membaca Ke-2...165
Tabel 4.7 Postes Kemampuan Membaca Ke-3...166
Tabel 4.8 Hasil Prates 1 Siswa 1...176
(13)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.10 Hasil Prates 1 Siswa 3...177
Tabel 4.11 Hasil Prates 1 Siswa 4...178
Tabel 4.12 Hasil Prates 2 Siswa 1...178
Tabel 4.13 Hasil Prates 2 Siswa 2...179
Tabel 4.14 Hasil Prates 2 Siswa 3...179
Tabel 4.15 Hasil Prates 2 Siswa 4...180
Tabel 4.16 Hasil Prates 3 Siswa 1...181
Tabel 4.17 Hasil Prates 3 Siswa 2...181
Tabel 4.18 Hasil Prates 3 Siswa 3...182
Tabel 4.19 Hasil Prates 3 Siswa 4...182
Tabel 4.20 Hasil Tes Membaca Siswa 1 Intervensi 1...183
Tabel 4.21 Hasil Tes Membaca Siswa 2 Intervensi 1...184
Tabel 4.22 Hasil Tes Membaca Siswa 3 Intervensi 1...184
Tabel 4.23 Hasil Tes Membaca Siswa 4 Intervensi 1...185
Tabel 4.24 Hasil Tes Membaca Siswa 1 Intervensi 2...186
Tabel 4.25 Hasil Tes Membaca Siswa 2 Intervensi 2...187
Tabel 4.26 Hasil Tes Membaca Siswa 3 Intervensi 2...187
Tabel 4.27 Hasil Tes Membaca Siswa 4 Intervensi 2...188
Tabel 4.28 Hasil Tes Membaca Siswa 1 Intervensi 3...189
Tabel 4.29 Hasil Tes Membaca Siswa 2 Intervensi 3...190
Tabel 4.30 Hasil Tes Membaca Siswa 3 Intervensi 3...191
Tabel 4.31 Hasil Tes Membaca Siswa 4 Intervensi 3...192
Tabel 4.32 Hasil Tes Membaca Siswa 1 Intervensi 4...193
Tabel 4.33 Hasil Tes Membaca Siswa 2 Intervensi 4...194
Tabel 4.34 Hasil Tes Membaca Siswa 3 Intervensi 4...195
Tabel 4.35 Hasil Tes Membaca Siswa 4 Intervensi 4...196
Tabel 4.36 Hasil Postes 1 Siswa 1...197
Tabel 4.37 Hasil Postes 1 Siswa 2...198
(14)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.39 Hasil Postes 1 Siswa 4...200
Tabel 4.40 Hasil Postes 2 Siswa 1...201
Tabel 4.41 Hasil Postes 2 Siswa 2...202
Tabel 4.42 Hasil Postes 2 Siswa 3...203
Tabel 4.43 Hasil Postes 2 Siswa 4...204
Tabel 4.44 Hasil Postes 3 Siswa 1...205
Tabel 4.45 Hasil Postes 3 Siswa 2...206
Tabel 4.46 Hasil Postes 3 Siswa 3...207
Tabel 4.47 Hasil Postes 3 Siswa 4...208
Tabel 4.48 Data Jarak Kondisi Siswa 1...222
Tabel 4.49 Data Jarak Kondisi Siswa 1 Berdasarkan Kecenderungan Arah...223
Tabel 4.50 Data Kecenderungan di Tingkat dan Kecepatan Berubah Siswa 1...225
Tabel 4.51 Data Kondisi Subjek Berdasarkan Kecenderungan Level Baseline Siswa 1...226
Tabel 4.52 Data Indenpendensi Perilaku Level Stabilitas dan Rentang Siswa 1...226
Tabel 4.53 Data Jumlah Baseline dari Level Perubahan Siswa 1...227
Tabel 4.54 Data Jumlah Variabel yang Diubah Siswa 1...227
Tabel 4.55 Data kecenderungan dan Efeknya siswa 1...228
Tabel 4.56 Data Perubahan Stabilitas Siswa 1...228
Tabel 4.57 Data Presentase Overlap...229
Tabel 4.58 Data Jarak Kondisi Siswa 2...231
Tabel 4.59 Data Jarak Kondisi Siswa 2 Berdasarkan Kecenderungan Arah...232
Tabel 4.60Data Kecenderungan di Tingkat dan Kecepatan Berubah Siswa 2...234 Tabel 4.61Data Kondisi Subjek Berdasarkan Kecenderungan Level
(15)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Baseline Siswa 2...234
Tabel 4.62 Data Independensi Perilaku Level Stabilitas dan Rentang Siswa 2...235
Tabel 4.63 Data Jumlah Baseline dari Level Perubahan Siswa 2...236
Tabel 4.64 Data Jumlah Variabel yang Diubah Siswa 2...236
Tabel 4.65 Data Kecenderungan dan Efeknya Siswa 2...237
Tabel 4.66 Data Perubahan Stabilitas Siswa 2...237
Tabel 4.67 Data Perubahan Level Siswa 2...238
Tabel 4.68 Data Presentase Overlap Siswa 2...240
Tabel 4.69 Data Jarak Kondisi Siswa 3...240
Tabel 4.70 Data Jarak Kondisi Siswa 3...241
Tabel 4.71 Data Kecenderungan di Tingkat dan Kecepatan Berubah...243
Tabel 4.72 Data Kondisi Subjek Berdasarkan Kecenderungan Level Baseline...244
Tabel 4.73 Data Independensi Perilaku Level Stabilitas dan Rentang...244
Tabel 4.74 Data Jumlah Baseline dari Level Perubahan...245
Tabel 4.75 Data Jumlah Variabel yang Diubah...245
Tabel 4.76 Data Kecenderungan dan Efeknya...246
Tabel 4.77 Data Perubahan Stabilitas...246
Tabel 4.78 Data Perubahan Level...247
Tabel 4.79 Data Presentase Overlap...249
Tabel 4.80 Data Jarak Kondisi Siswa 4...249
Tabel 4.81 Data Jarak Kondisi Siswa 4...250
Tabel 4.82 Data Kecenderungan di Tingkat dan Kecepatan Berubah...225
Tabel 4.83 Data Kondisi Subjek Berdasarkan Kecenderungan Level Baseline...253
Tabel 4.84 Data Independensi Perilaku Level Stabilitas dan Rentang...253
Tabel 4.85 Data Jumlah Baseline dari Jumlah Perubahan...254
(16)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.87 Data Kecenderungan dan Efeknya...255
Tabel 4.88 Data Perubahan Stabilitas...255
Tabel 4.89 Data Perubahan Level...256
Tabel 4.90 Data Presentase Overlap...257
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1 Rekapitulasi Perkembangan Belajar Membaca Huruf...209
Grafik 4.2 Rekapitulasi Perkembangan Belajar Membaca Suku Kata...212
Grafik 4.3 Rekapitulasi Perkembangan Belajar Membaca Kata...215
Grafik 4.4 Rekapitulasi Perkembangan Belajar Membaca Kalimat...219
Grafik 4.5 Kemampuan Membaca Siswa 1 Berdasarkan Garis Variabel...223
Grafik 4.6 Overlap A1 dan B Siswa 1...229
(17)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 4.8 Kemampuan Membaca Siswa 2 Berdasarkan Garis Variabel...232
Grafik 4.9 Overlap A1 dan B Siswa 2...239
Grafik 4.10 Overlap B dan A2 Siswa 2...239
Grafik 4.11 Kemampuan Membaca Siswa 3 Berdasarkan Garis Variabel...241
Grafik 4.12 Overlap A1 dan B Siswa 3...248
Grafik 4.13 Overlap B dan A2 Siswa 3...248
Grafik 4.14 Kemampuan Membaca Siswa 4 Berdasarkan Garis Variabel...250
Grafik 4.15 Overlap A1 dan B Siswa 4...256
Grafik 4.16 Overlap B dan A2 Siswa 4...257
DAFTAR BAGAN Bagan 1.1 Paradigma Penelitian...11
(18)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah Penelitian
Penelitian ini berjudul Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar (Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Siswa Berkesulitan Belajar Membaca di Kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung, Tahun Pelajaran 2012/2013). Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan setiap orang tua mengharapkan anak mereka menjadi pintar, mendapat nilai yang baik di sekolah, dan berprestasi. Namun, harapan ini pupus dan mendatangkan kesedihan saat melihat kenyataan bahwa anak mereka tidak seperti yang diharapkan. Mereka mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran, baik pelajaran membaca, menulis, maupun berhitung. Seringkali hal ini membuat orang tua dan guru frustasi. Namun, hal yang lebih menyedihkan adalah orang tua dan guru meyikapi hal ini secara salah. Seringkali mereka tidak peduli, bahkan menyalahkan si anak tanpa mau mengerti masalah yang sangat mungkin dialaminya. Banyak orang tua dan guru mengabaikan masalah yang dialami si anak. Mereka tidak mau peduli atau merasakan betapa menderitanya seorang anak ketika ia tidak mampu mengemukakan atau mengomunikasikan keinginannya atau memusatkan perhatiannya untuk belajar. Kondisi ini membuat anak mengalami kesulitan di dalam kelas dan mungkin tertinggal dalam satu atau beberapa mata pelajaran tertentu. Ketidakpedulian para orang tua dan guru tampak dalam keengganan mereka untuk meneliti atau menelusuri latar belakang si anak sehingga prestasi akademiknya kurang. Hal ini pun berdampak pada cara pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Para pendidik menyamakan cara pembelajaran anak yang kesulitan menerima pelajaran dengan anak yang mudah menerima pelajaran.
(19)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kepekaan orang tua dan guru sangat diperlukan untuk mendeteksi secara dini berbagai kesulitan yang dialami seorang anak. Kerja sama antara orang tua dan guru sangat penting dalam hal ini, sehingga kesulitan yang ada bisa diatasi sedini mungkin dengan cara pendekatan yang benar.
Fenomena siswa berkesulitan belajar akademik khususnya kesulitan belajar membaca dialami oleh keempat siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini. Mereka adalah siswa-siswi sekolah dasar kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung. Keempat siswa berkesulitan belajar ini bukan kategori siswa yang mengalami gangguan pada perkembangan, seperti yang sering kita kenal dengan sebutan disleksia dimana anak yang mengalami disleksia ini sering memperlihatkan kebiasaan membaca yang tidak wajar. Namun, keempat siswa yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang masuk ke dalam kategori kesulitan belajar akademik. Kesulitan belajar akademik merupakan kesulitan yang menunjukkan adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang tidak sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kegagalan tersebut mencakup penguasaan keterampilan membaca. Dalam konteks ini keterampilan yang menjadi kesulitan belajar siswa adalah bidang membaca di kelas rendah. Setiap siswa yang sedang duduk di kelas rendah dituntut untuk menguasai keterampilan membaca permulaan, seperti pengenalan dan pelafalan huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Permasalahan yang muncul adalah ketika sekelompok siswa ini diharuskan sudah menguasai keterampilan membaca tetapi mereka tertinggal jauh oleh teman-temannya yang sudah bisa membaca. Mereka ini hanya mampu mengenal dan melafalkan bentuk-bentuk huruf. Mereka sering memperlihatkan adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga sering memperlihatkan adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru. Akibatnya, keempat siswa ini ketinggalan pelajaran di kelasnya dan mendapatkan nilai prestasi yang kurang memuaskan.
(20)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan beberapa masalah yang telah dikemukakan di atas, diperlukan sebuah perlakuan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Perlakuan yang dimaksud adalah pemberian intervensi berupa penggunaan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif. Pemberian intervensi dalam masalah ini bertujuan untuk memberikan solusi dalam memecahkan masalah kesulitan belajar membaca. Pendekatan pembelajaran yang dilakukan pada siswa berkesulitan belajar membaca adalah dengan melakukan pendekatan behavioral (perilaku). Pendekatan behavioral atau pendekatan perilaku terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca bertujuan untuk memodifikasi perilaku, yaitu kemampuan membaca mekanis. Kegiatan modifikasi perilaku ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian subjek tunggal dengan desain A-B-A.
Model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif adalah model yang akan diberikan untuk mengobati siswa yang mengalami kesulitan belajar membaca. Tujuan yang ingin dicapai dengan menggunakan model ini adalah untuk memodifikasi perilaku yaitu kemampuan membaca permulaan dalam hal pengenalan dan pelafalan huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Alasan mengapa peneliti memberikan intervensi ini adalah model ini dirancang untuk menjadi komponen besar kurikulum seni berbahasa terutama untuk para pembaca pemula di tingkatan dasar dan tingkatan yang lebih tinggi. Model ini merupakan salah satu dari model pengajaran memproses informasi karena fokus pedagogiknya seputar penyusunan pelajaran-pelajaran sehingga dapat meneliti bahasa, bentuk, dan penggunaan, seperti tentang bagaimana huruf, kata, frasa, kalimat, atau teks yang lebih panjang bekerja untuk mendukung komunikasi. Konsep penggunaan gambar dalam model pengajaran ini adalah sebagai stimulus bagi pengalaman berbahasa, maka aktivitas di ruang kelas perlu dikembangkan untuk diterapkan dalam seni-seni berbahasa, khususnya untuk melatih para pembaca pemula belajar membaca dan menulis dengan baik (Joyce, 2009:150).
Dengan demikian prinsip terpenting dalam model ini adalah membangun perkembangan kosa kata dan bentuk-bentuk sintaksis siswa serta memfasilitasi
(21)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peralihan dari tutur menjadi tulisan. Singkatnya Joyce, Weil, dan Calhoun menyimpulkan bahwa pendekatan ini lebih berkaitan dengan perkembangan bahasa siswa: bagaimana mereka mampu memanfaatkan kata-kata yang telah dipelajari dan bagaimana membuat hubungan-hubungan antara kata-kata itu dengan objek-objek yang ada di sekelilingnya (2009:152).
Model induktif kata bergambar berusaha mengajak siswa untuk mengklasifikasi kata-kata yang baru mereka peroleh, membangun konsep-konsep yang akan memungkinkan mereka memecahkan kata-kata yang belum pernah mereka temukan sebelumnya. Singkatnya model induktif kata bergambar ini memanfaatkan kemampuan siswa untuk berpikir secara induktif. Hal ini memungkinkan mereka membangun generalisasi yang akan membentuk dasar analisis struktural dan fonetik. Ini berhubungan dengan kemampuan mereka dalam berpikir. Kemudian, prinsip utama dalam model ini adalah bahwa siswa memiliki kemampuan untuk membuat generalisasi ini yang akhirnya dapat menyingkapkan konvensi-konvensi berbahasa pada mereka.
Konsep model induktif kata bergambar untuk siswa berkesulitan belajar membaca ini dituangkan ke dalam bentuk permainan yang menyenangkan. Seperti yang dikatakan oleh Piaget (1951, dalam Ismail, 2006:13) bahwa bermain merupakan kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Karena ada kalanya bermain bukan dilakukan semata-mata demi kesenangan, melainkan ada sasaran lain yang ingin dicapai, yaitu prestasi tertentu. Penulis memilih permainan edukatif karena dunia anak adalah dunia bermain. Melalui bermain, anak memperoleh pelajaran yang mengandung aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan perkembangan fisik. Melalui kegiatan bermain, anak akan menemukan berbagai pengalaman yang akan bermanfaat dalam hidupnya. Pada awalnya bermain belum mendapat perhatian lebih dari para ahli psikologi, karena pada saat itu masih terbatasnya pengetahuan tentang psikologi perkembangan anak. Sampai pada akhirnya seorang filosof Yunani kuno yaitu Plato menyadari betapa pentingnya bermain jika ditinjau dari segi nilai praktisnya (Ismail, 2006:1-2).
(22)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebagai contoh, anak-anak akan lebih mudah mempelajari aritmetika dengan cara membagi-bagikan apel kepada anak-anak. Selain itu, pemberian alat permainan miniatur balok-balok kepada anak usia 3 tahun, pada akhirnya akan mengantar anak tersebut menjadi seorang ahli bangunan. Adapun permainan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah permainan lintasan alfabetis, permainan lingkaran kata, dan permainan bingo.
Kajian-kajian penelitian yang relevan dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi dan kelayakan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis, berjudul Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar (Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Siswa Kemampuan Belajar Membaca di Kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung, Tahun Pelajaran 2012/2013). Adapun penelitian mengenai pembelajaran membaca permulaan pernah dilakukan oleh Witri Annisa dengan judul Model Pembelajaran Membaca Permulaan Berbasis Kearifan Lokal dalam Pendidikan Keaksaraan Di Kabupaten Subang: Studi Kegiatan Membaca dan Bahan Bacaan di Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kabupaten Subang. Penelitian ini bercerita tentang pola penyelenggaraan pendidikan keaksaraan di Kabupaten Subang dan pentingnya kemampuan membaca yang harus dimiliki setiap individu sebagai usaha untuk memberantas buta aksara. Oleh karena itu diperlukan sebuah model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi kemampuan subjek. Penelitian selanjutnya oleh Nunuy Nurjanah dengan judul Perbandingan Keefektifan Metode Abjad, Metode Global, dan Metode SAS dalam Proses Belajar Mengajar Membaca Permulaan di Sekolah dasar. Penelitian ini menggambarkan tentang keberagaman metode membaca permulaan yang paling efektif dilakukan untuk anak sekolah dasar kelas rendah adalah metode SAS.
(23)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi tiga masalah yang berkaitan dengan pembelajaran membaca permulaan di sekolah dasar, diantaranya sebagai berikut.
1. Pentingnya kemampuan membaca permulaan sangat bertolak belakang dengan meningkatnya jumlah anak Indonesia yang buta huruf.
2. Rendahnya kemampuan efektif membaca para siswa dari tahun ke tahun pelajaran merupakan cermin utama kegagalan pembelajaran membaca permulaan yang dilakukan di sekolah dasar.
3. Pembelajaran membaca permulaan di sekolah dasar cenderung sangat membosankan bagi siswa, karena kurangnya kekreatifan dari para guru dalam meramu pembelajaran menjadi kemasan pembelajaran yang lebih menarik. 4. Pentingnya peranan dan perhatian dari para guru dan orang tua dalam
mendeteksi kesulitan belajar yang ditemukan pada setiap siswa sangat beragam.
C.Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif pada siswa berkesulitan belajar membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif pada siswa berkesulitan membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung?
3. Apakah model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca terhadap siswa berkesulitan belajar membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung?
(24)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Tujuan Umum
Pembelajaran membaca permulaan di kelas rendah sekolah dasar akan berhasil apabila didukung oleh pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa baik lisan maupun tulisan. Oleh karena itu, penggunaan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan acuan rumusan masalah, secara khusus tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah untuk mendeskripsikan:
a. perencanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif pada siswa berkesulitan belajar membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota BandungMendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif pada siswa berkesulitan membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung. b. pelaksanaan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan
model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif pada siswa berkesulitan membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung.
c. keefektifan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca terhadap siswa berkesulitan belajar membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, IX Kota Bandung.
(25)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik yang bersifat teoretis maupun praktis.
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan ilmu pengetahuan tambahan di bidang ilmu membaca, khususnya membaca permulaan. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan inovasi pembelajaran bahasa Indonesia bagi model pembelajaran permulaan di sekolah dasar kelas rendah. Selain itu, model ini diharapkan dapat menjadi stimulus untuk para guru SD supaya dapat lebih mengembangkan kekreatifan dalam menyusun strategi pembelajaran membaca, supaya pengajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan diperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi berbagai pihak, diantaranya:
a. Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kemampuan membaca siswa di SD kelas rendah dari tahun ke tahun pelajaran selalu ditemui kasus ketidakberhasilan siswa dalam belajar membaca permulaan
b. Guru
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi stimulus untuk para guru SD yaitu mengembangkan kekreatifan dalam menyusun strategi pembelajaran membaca, supaya pengajaran di kelas menjadi lebih menyenangkan dan diperoleh hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebuah model pembelajaran membaca yang menyenangkan yang dapat meningkatkan motivasi bagi siswa dalam belajar membaca yang telah teruji melalui sebuah penelitian.
(26)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran kepada orang tua siswa agar memberikan perhatian lebih terhadap kesiapan anak dalam belajar membaca dan membantunya dalam belajar membaca.
d. Umum
Peelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi penulis lain untuk menemukan dan meningkatkan hasil penelitian yang jauh lebih baik dan bervariasi.
F. Anggapan Dasar
Anggapan dasar merupakan alasan teoretis mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Anggapan dasar penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Siswa berkesulitan belajar membaca merupakan klasifikasi dari kesulitan belajar akademik yang memerlukan penanganan yang berbeda-beda. Siswa berkesulitan membaca dapat diketahui oleh guru atau orang tua ketika anak gagal menampilkan salah satu keterampilan berbahasa, dan ini sangat mempengaruhi pendidikannya di masa depan dan kesempatan melanjutkan sekolah pada jenjang yang lebih tinggi juga akan ikut terhambat. Hal ini merupakan momok dalam pendidikan kita yang disebabkan oleh kesalahan pendidikan pada usia dini. Oleh karena itu, penting memberikan perlakuan khusus untuk meningkatkan kemampuan membaca bagi anak yang mengalami kesulitan ini. Guru dituntut mengetahui strategi pembelajaran seperti apa yang diperlukan untuk siswa. Guru juga perlu mengevaluasi kemajuan siswa. Untuk itu guru perlu memahami dalam melakukan asesmen untuk menentukan kebutuhan pelajaran bagi siswa secara individual.
2. Dalam kegiatan belajar mengajar perlu adanya berbagai macam model pembelajaran sehingga tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satunya adalah model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif. Model ini akan menjadi alternatif pembelajaran dengan konsep yang menarik dan menyenangkan melalui permainan, sehingga siswa dapat belajar membaca dalam suasana bermain sambil belajar. Seperti yang diungkapkan oleh Abidin
(27)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(2010:114), bahwa untuk mengoptimalkan pembelajaran membaca permulaan di SD, salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah melalui permainan bahasa. Dengan begitu, siswa dapat dengan giat secara aktif dan kreatif mengotak-atik apa yang di hadapinya.
G.Definisi Operasional
Siswa berkesulitan membaca termasuk klasifikasi dari kesulitan belajar akademik yang menunjuk pada adanya kegagalan-kegagalan pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan. Kategori kesulitan belajar yang dialami siswa dalam penelitian ini adalah kesulitan belajar akademik, di mana beberapa siswa mengalami hambatan dalam penguasaan keterampilan membaca di sekolah dasar. Anak berkesulitan belajar membaca dalam penelitian ini mempunyai masalah dalam kemampuan membacanya, yaitu mereka hanya dapat mengenal dan melafalkan bentuk-bentuk huruf saja. Mereka sering memperlihatkan adanya gerakan-gerakan yang penuh ketegangan seperti mengernyitkan kening, gelisah, irama suara meninggi, atau menggigit bibir. Mereka juga sering memperlihatkan adanya perasaan tidak aman yang ditandai dengan perilaku menolak untuk membaca, menangis, atau mencoba melawan guru. Akibatnya, keempat siswa ini ketinggalan pelajaran di kelasnya dan mendapatkan nilai prestasi yang kurang memuaskan.
Model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif memanfaatkan kemampuan siswa untuk berpikir secara induktif. Hal ini memungkinkan mereka membangun generalisasi yang akan membentuk dasar analisis struktural dan fonetik yang berhubungan dengan kemampuan mereka dalam berpikir. Permainan edukatif merupakan sebuah teknik pembelajaran yang dilakukan untuk menumbuhkan semangat dan memberikan morivasi kepada siswa berkesulitan belajar membaca, agar mau belajar membaca permulaan dengan cara yang menyenangkan. Dalam permainan edukatif ini akan diberikan penguatan model induktif kata bergambar dan materi membaca permulaan. Permainan edukatif
(28)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang akan diberikan adalah permainan lintasan alfabetis, permainan bingo, dan permainan lingkaran kata.
Kemampuan membaca permulaan adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam hal mengenal dan membaca bentuk huruf, membaca suku kata, membaca kata, dan membaca kalimat sederhana. Membaca permulaan merupakan proses recoding dan decoding (Anderson, dalam Abidin, 2010:115). Melalui proses recoding, pembaca mengasosiasikan gambar-gambar bunyi beserta kombinasinya itu dengan bunyi-bunyinya. Dengan proses tersebut, rangkaian tulisan yang dibacanya menjelma menjadi rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata, dan kalimat yang bermakna. Sedangkan proses decoding, pembaca mengidentifikasi gambar-gambar bunyi dan kombinasinya, kemudian diuraikan dan diberi makna.
H.Paradigma Penelitian
Penelitian ini dilakukan berdasarkan anggapan dasar yang telah dikembangkan dari berbagai kajian teori. Penggunaan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif ini digunakan terhadap siswa berkesulitan belajar membaca dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca mekanis siswa. Adapun paradigma penelitian dalam penelitian ini dapat digambar di bawah ini.
Bagan 1.1 Paradigma Penelitian
Studi Awal
Teori Pendukung Psikologi pendidikan Model induktif kata bergambar Permainan edukatif
Kemampuan membaca
permulaan Studi
berkesulitan belajar
(29)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
Baseline A1 : Tes kemampuan membaca untuk mengetahui kemampuan awal siswa
Intervensi/B : Proses pembelajaran (perlakuan) terhadap siswa berkesulitan belajar membaca
Baseline A2 : Tes kemampuan membaca untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberi proses pembelajaran (perlakuan)
Penggunaan model pembelajaran membaca permulaan Model
induktif kata bergambar
Kata dan gambar
Permainan edukatif
Pelaksaaan Perencanaan
Pembelajaran RPP
Bahan ajar Media/ alat
bantu mengajar
Instrumen Tes
Lembar wawancara Lembar observasi Lembar
pengamatan perkembangan belajar membaca Baseline A1
Intervensi/B
Baseline A2
(30)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Metode Penelitian
Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah metode penelitian subjek tunggal. Alasan mengapa dipilihnya metode penelitian subjek tunggal karena jumlah subjek dalam penelitian ini terbatas, hanya berjumlah 4 siswa yang memiliki latar belakang kasus yang sama (homogen) yaitu kesulitan belajar membaca di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V dan IX Kota Bandung. Metode ini diketahui sebagai alat ukur dari perlakuan yang diberikan terhadap perubahan perilaku dari subjek yang perlu diobservasi secara detail dan cermat. Pola-pola subjek tunggal adalah adaptasi dari pola dasar rangkaian waktu (time series designs) (Fraenkel & Wellen, 2006:306).
Hasil akhir yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah ada atau tidaknya akibat dari suatu perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Perilaku manusia selalu didahului oleh suatu sebab atau antecedent. Kemudian suatu perilaku akan memberikan suatu akibat atau consequence. Dari sinilah muncul suatu akibat dari sebab-sebab terciptanya suatu perilaku. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan di lingkungan pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tugas seorang guru adalah memodifikasi perilaku (behavior modification) siswa didiknya, seorang guru harus dapat membentuk, membangun, atau mempertahankan perilaku positif dan mencegah atau meniadakan perilaku negatif peserta didik (Sunanto, 2006:1). Hasil penelitian ini akan disajikan dan dianalisis secara individual.
B.Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A-B-A. Desain A-B-A yaitu desain yang menunjukkan adanya kontrol terhadap variabel bebas
(31)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang lebih kuat dibandingkan dengan desain lainnya (Tisnasari, 2010:83). Oleh karena itu, validitas internal lebih meningkat sehingga hasil penelitian yang menunjukkan hubungan fungsional antara variabel terikat dan bebas lebih meyakinkan. Desain A-B-A ini dipakai untuk membuktikan keefektifan intervensi (Fraenkel & Wellen, 2008:309).
Sunanto (2006: 44) menjelaskan alur penelitian subek tunggal dengan desain A-B-A dimulai dari perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinu pada kondisi baseline (A1) dengan periode waktu tertentu kemudian pada kondisi intervensi (B). Setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B), pengukuran pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan. Penambahan kondisi baseline yang kedua (A2) ini dimaksudkan sebagai kontrol untuk kondisi intervensi sehingga keyakinan untuk menarik kesimpulan adanya hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat lebih kuat.
Gambar 3.1 Desain A-B-A Subjek Tunggal
Sunanto (2006:45) menjelaskan bahwa untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik pada saat melakukan penelitian dengan desain A-B-A, peneliti perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. mendefinisikan perilaku sasaran (target behavior) dalam perilaku yang dapat diamati dan diukur secara akurat;
2. mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline (A1) secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai kecenderungan arah dan level data menjadi stabil;
3. memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil;
(32)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi (B) dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil;
5. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi (B) stabil mengulang kondisi baseline (A2).
C.Target Behavior
Target behavior merupakan tingkah laku yang diharapkan berkembang dalam suatu penelitian. Target behavior dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca permulaan pada siswa kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX. Untuk dapat menghitung keberhasilan target behavior dilakukan secara kuantitatif. Parameter target behavior ini adalah mengukur dan menganalisa indikator kemampuan membaca permulaan, yaitu mengenal dan melafalkan bentuk huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana.
D.Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kelas 2 SDN Kebon Gedang II, V, dan IX Kota Bandung. Subjek penelitiannya adalah siswa-siswi yang dikategorikan belum lancar membaca. Dari hasil wawancara dengan guru dan observasi di sekolah, ada 4 (empat) siswa-siswi akan dijadikan sebagai subjek penelitian. Penentuan keempat subjek penelitian ini dikarenakan memiliki masalah yang sama yaitu belum lancar membaca. Kemampuan membaca yang bersifat mekanis dari keempat subjek penelitian ini hanya sebatas pada kemampuan mengenal huruf-huruf abjad, sedangkan membaca suku kata, kata, dan kalimat dikategorikan belum bisa. Berikut ini data identitas dari keempat subjek penelitian ini.
Tabel 3.1
Data Subjek Penelitian Subjek Nama Jenis
Kela-min
TTL Usia Asal Sekolah
Identifikasi Perilaku yang
Ingin Diubah
1. Maya P 04
April 2005
8 Kebon Gedang V
- Sudah bisa mengenal huruf - Belum
(33)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mampu membaca suku kata dan kata
2. Dela P 5 Okt
2005
8 Kebon Gedang IX
- Sudah bisa mengenal huruf - Belum
mampu membaca suku kata dan kata
3. Bilal L 19 Juni
2004
9 Kebon Gedang II
- Sudah bisa mengenal huruf - Belum
mampu membaca suku kata dan kata
4. Rangga L 10
Maret 2004
9 Kebon Gedang II
- Sudah bisa mengenal huruf - Belum
mampu membaca suku kata dan kata
E.Prosedur Penelitian
Pada tahap kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data secara kualitatif yang meliputi wawancara dan observasi. Selanjutnya pada tahap kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode subjek tunggal dengan penerapan model Induktif kata bergambar melalui permainan edukatif.
Tahap pelaksanaan prosedur desain A-B-A dalam penelitian ini, yaitu dengan cara menentukan dan menetapkan perilaku yang mau diubah sebagai target behavior, yaitu meningkatkan kemampuan membaca siswa. Pada tahap
(34)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baseline (A1) awal yang dilakukan, yaitu menetapkan dan melaksanakan tes kemampuan membaca siswa sebanyak tiga sesi. Selanjutnya, pada tahap intervensi (B) dilakukan pelaksanaan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif selama empat sesi pertemuan, masing-masing sesi 45 menit. Lalu tahap baseline (A2) akhir, dilakukan pengukuran kembali kemampuan membaca siswa setelah mendapat intervensi dengan melakukan tes membaca selama tiga sesi. Lebih rinci prosedur penelitian subjek tunggal digambarkan sebagai berikut.
1. Menentukan dan menetapkan perilaku yang ingin diubah sebagai target behavior, yaitu peningkatan kemampuan membaca siswa.
2. Pada tahap baseline (A1) awal ini merupakan gambaran awal kemampuan membaca siswa sebelum diberi perlakuan yang diperoleh sebanyak tiga sesi. Setiap sesinya terjadi dalam satu hari selama 30 menit. Baseline ini bertujuan untuk memperoleh data baseline. Adapun pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan memberikan tes membaca berupa tes pengenalan dan pelafalan bentuk huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana. Selanjutnya hasil penilaian kemampuan membaca dicatat dalam tabel data penilaian.
3. Pada tahap intervensi (B), siswa melaksanakan pelatihan membaca dengan menggunakan model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif selama 4 kali pertemuan, masing-masing sesi dilakukan selama 45 menit. Berikut ini adalah rancangan pembelajaran pada tahap pemberian intervensi/ treatment (B) yang dilakukan selama 4x pertemuan.
a. Pembelajaran pada Tahap Intervensi (B) Pertemuan 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDUKTIF KATA
BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF
Sekolah : Kebon Gedang II, V, dan IX Bandung Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Sub-Bidang Studi : Membaca Permulaan
(35)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Waktu : 1x pertemuan
Pertemuan ke- : 1
Alokasi Waktu : 45 menit
A.Standar Kompetensi : Mengenal dan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
B.Kompetensi Dasar : Membaca nyaring huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C.Indikator :
1. Siswa mampu mengidentifikasi nama-nama dari sebuah gambar dalam permainan lintasan alfabet.
2. Siswa mampu mengenal bagaimana kalimat dari sebuah gambar ditulis kemudian diuraikan menjadi kata, suku kata lalu menjadi bentuk huruf dan merangkainya kembali ke bentuk semula mulai dari huruf, suku kata, kata, kalimat dan melafalkannya dengan intonasi yang benar.
D.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengenal dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan kalimat melalui konsep pembelajaran yang menarik yaitu bemain sambil belajar.
E. Materi Pembelajaran : Kartu bergambar huruf-huruf alfabet A – Z F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran
1. Model induktif kata bergambar
2. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
3. Media permainan edukatif yaitu lintasan alfabetis 1. Kartu huruf bergambar
G. Urutan Kegiatan 1. Kegiatan Awal
a. Guru mempersiapkan tempat belajar untuk les membaca sekondusif mungkin dengan dilengkapi alat-alat belajar seperti meja duduk dan alat tulis untuk siswa. Dinding-dinding kelas dikreasikan dengan poster-poster alfabet bergambar dan poster-poster belajar membaca sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Suasana kelas dibuat senyaman mungkin dan menyenangkan agar siswa merasa betah belajar baca. Selain itu guru juga mempersiapkan alat-alat perencanaan pembelajaran model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif, yaitu berupa kartu huruf bergambar A – Z , papan tulis, spidol, dan LKS membaca sebagai latihan untuk siswa.
b. Berdoa meminta agar proses belajar mengajar lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menumbuhkan motivasi kepada siswa mengenai keuntungannya belajar membaca untuk masa depan siswa. Guru harus dapat menjadi pembimbing dan pembina jalannya pembelajaran membaca permulaan, agar siswa merasa termotivasi dan bersemangat untuk dapat membaca.
(36)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi membaca yang akan dipelajari dan alur permainan yang akan dimainkan. Guru harus dapat meyakinkan siswa bahwa belajar membaca melalui media permainan menyenangkan dengan konsep yang ditawarkan yaitu bermain sambil belajar.
b. Pada gulungan kertas atau bisa juga pada 26 lembar kertas alfabet bergambar yang direkatkan satu sama lain. Perintahkan kepada siswa untuk menuliskan alfabet secara berurutan sesuai dengan gambar yang tertera dengan menggunakan spidol warna-warni. Letakkan hasil yang sudah jadi di lantai dan mainkan permainan berikut.
1) Lompatilah ke belakang atau menyamping dari satu huruf ke huruf yang lainnya secara teratur.
2) Nyanyikan alfabet dengan menggunakan lirik dari lagu “Balonku”
atau “Bintang Kecil” saat mereka melompati lintasan alfabet
tersebut.
3) Guru memberikan satu contoh huruf, lalu suruhlah siswa untuk melompati huruf yang dimaksud. Misalnya guru memberikan
contoh sebuah huruf „a‟, lalu siswa melompati huruf yang
dimaksud tersebut. steleah itu guru menanyakan gambar apa yang tertera di huruf yang mereka lompat. Misalnya guru meminta
siswa melompat ke huruf „b‟, dan di lintasan huruf „b‟ itu bergambar “bebek”. Guru lalu menuliskan kata “bebek di papan
tulis dan menunjukkan kepada siswa bagaimana caranya
mengucapkan kata tersebut “be – bek”, lalu menguraikannya ke
dalah satuan huruf-huruf menjadi “b – e – b – e – k”. Mintalah siswa untuk mengikuti pengucapan guru secara berulang-ulang samapi siswa paham dan mengerti. Dengan begitu siswa akan mengerti binatang “bebek” dan cara melafalkannya dengan intonasi yang tepat.
4) Permainan lain yang dapat dilakukan adalah dengan menutup mata siswa. Suruhlah siswa berjalan ke huruf yang guru instruksikan. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah mereka dapat mengingat jarak huruf yang dimaksud.
5) Menebak berapa langkah yang dibutuhkan dari satu huruf ke huruf
lain. Contohnya, berapa langkah yang dibutuhkan dari huruf „a‟ ke huruf „f‟? setelah mereka menebak, instruksikan padanya untuk
menghitung berapa langkah yang dibutuhkan.
6) Lompatlah pada huruf-huruf yang merupakan nama siswa, atau benda lain di sekitar mereka.
7) Ajari mereka membaca kata-kata yang mereka lompati seperti contoh di atas.
3. Kegiatan Akhir
(37)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Penilaian latihan membaca (LKS)
c. Guru mengajak siswa untuk meberikan kesan-kesan selama proses pembelajaran.
d. Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari esok hari.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. H. Penilaian
1. Tes Lisan
a. Pengenalan huruf, suku kata, kata, dan kalimat serta pengucapannya
Huruf Suku Kata
Kata Kalimat Sederhana b, e, l,
i, s, u, m, a, d, j, h be-li su-su ma-du ja-he ini ibu beras beli udara peta pepaya ember esa ebi rumah rusa rapat gaya guna gula kepala kakap apel oma
beli susu madu jahe
2. Sasaran Penilaian: hasil kemampuan membaca mekanis siswa 3. Aspek Penilaian
PENILAIAN LATIHAN MEMBACA PADA TAHAP INTERVENSI (B)
Perte-muan
Bagian Jenis Soal Jumlah Soal
Petunjuk Skor Total
Nilai
4 1 Pengenalan
huruf dan pengucapannya
11 Jika siswa mampu
mengenal huruf dengan benar dan tepat dalam mengucapkannya diberi skor 1.
(38)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Pengenalan
suku kata dan pengucapannya
7 Jika siswa mampu
mengenal suku kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 1.
7
3 Pengenalan kata dan
pengucapannya
20 Jika siswa
mampu mengenal kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 2.
40
4 Pengenalan kalimat sederhana dan pengucapannya
1 Jika siswa
mampu mengenal kalimat dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 4.
4
(39)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDUKTIF KATA
BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF
Sekolah : Kebon Gedang II, V, dan IX Bandung Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Sub-Bidang Studi : Membaca Permulaan
Kelas : II
Waktu : 1 x pertemuan
Pertemuan ke- : 2
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A.Standar Kompetensi : Mengenal dan membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
B.Kompetensi Dasar : Membaca nyaring huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
C.Indikator :
1. Siswa mampu mengidentifikasi kalimat dari sebuah gambar dalam permainan bingo.
2. Siswa mampu mengenal bagaimana kalimat itu diidentifikasi dan diucapkan kemudian diuraikan menjadi kata, suku kata, dan huruf dari gambar tersebut ditulis dan dilafalkan dengan intonasi yang benar, setelai itu dirangkainan kembali ke bentuk semula mulai dari huruf, suku kata, kata, dan kalimat secara tepat.
D.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengenal dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan kalimat melalui konsep pembelajaran yang menarik yaitu bemain sambil belajar.
E. Materi Pembelajaran : 1. Kartu bergambar.
2. Kartu kalimat yang di dalamnya sesuai dengan potongan kartu bergambar. Berikut ini kartu kalimat bergambar yang diajarkan.
- ini obor - itu yoyo - ini lampu - ini kamera - ini mangga
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran 1. Model induktif kata bergambar
2. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
3. Media permainan edukatif yaitu permainan bingo 4. Kartu suku kata bergambar
G.Urutan Kegiatan 1. Kegiatan Awal
(40)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Guru mempersiapkan tempat belajar untuk les membaca sekondusif mungkin dengan dilengkapi alat-alat belajar seperti meja duduk dan alat tulis untuk siswa. Dinding-dinding kelas dikreasikan dengan poster-poster alfabet bergambar dan poster-poster belajar membaca sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Suasana kelas dibuat senyaman mungkin dan menyenangkan agar siswa merasa betah belajar baca. Selain itu guru juga mempersiapkan alat-alat perencanaan pembelajaran model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif, yaitu berupa kartu kalimat bergambar, papan tulis, spidol, dan LKS membaca sebagai latihan untuk siswa.
b. Berdoa meminta agar proses belajar mengajar lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menumbuhkan motivasi kepada siswa mengenai keuntungannya belajar membaca untuk masa depan siswa. Guru harus dapat menjadi pembimbing dan pembina jalannya pembelajaran membaca permulaan, agar siswa merasa termotivasi dan bersemangat untuk dapat membaca.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi membaca yang akan dipelajari dan alur permainan yang akan dimainkan. Guru harus dapat meyakinkan siswa bahwa belajar membaca melalui media permainan sangat menyenangkan dengan konsep yang ditawarkan yaitu bermain sambil belajar.
b. Mula-mula, guru memersiapkan kertas karton untuk dijadikan papan bingo dan digambar kotak-kotak berjumlah 6 atau lebih sesuai dengan jumlah siswa yang akan memainkan permainan ini. Tuliskan potongan kalimat, pada tiap kotak papan bingo. Setelah itu buatlah kartu bingo dari kertas serupa. Buatlah potongan gambar sesuai dengan potongan kalimat yang melukiskan gambar tersebut di papan bingo. Guntinglah kartu bingo agar sesuai dengan kotak-kotak yang ada di papan bingo. c. Seluruh kartu harus memiliki potongan-potongan kartu bergambar
tersebut. Beri masing-masing pemain satu buah kartu bergambar yang di dalamnya terdapat potongan kalimat yang melukiskan gambar tersebut dan sebuah kancing sebagai penanda. Jika kancing tidak ada bisa diganti dengan batu kerikil, uang koin, dan lainnya.
d. Ketika guru menyebutkan gambar apa yang terdapat dalam kartu tersebut, mintalah para pemain untuk mencari potongan kalimat yang melukiskan dari gambar itu yang disebutkan oleh guru tadi di dalam papan bingo dengan kancing atau penanda lainnya.
e. Ketika seluruh potongan kalimat sudah tertutupi kancing, dekati siswa-siswa satu persatu untuk mengecek apakah masih terdapat siswa yang masih memegang kancing dan belum menandai kartu bingo yang masih kosong. Jika ada siswa yang tidak bisa menjawabnya, bantulah
(41)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu siswa tersebut agar menjadi lebih paham.
4. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran. b. Penilaian latihan membaca (LKS)
c. Guru mengajak siswa untuk meberikan kesan-kesan selama proses pembelajaran.
d. Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari esok hari.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. H. Penilaian
1. Tes Lisan
a. Pengenalan huruf, suku kata, kata, kalimat sederhana dan pengucapannya
Huruf Suku Kata
Kata Kalimat Sederhana a, d, e,
b, l, i, , t, g, u, k, r a-de be-li ti-ga bu-ku ba-ru misi mega ada adat sedu soto sepeda kayu karet yoyo yayasan tiru tuju dahi dalam ikan iba pagi perut roma
ade beli tiga buku baru
2. Sasaran Penilaian: hasil kemampuan membaca mekanis siswa 3. Aspek Penilaian
PENILAIAN LATIHAN MEMBACA PADA TAHAP INTERVENSI (B)
Perte-muan
Bagian Jenis Soal Jumlah Soal
Petunjuk Skor Total
Nilai
5 1 Pengenalan
huruf dan pengucapannya
11 Jika siswa mampu
mengenal huruf dengan benar dan tepat dalam mengucapkannya diberi skor 1.
(42)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 Pengenalan
suku kata dan pengucapannya
10 Jika siswa mampu
mengenal suku kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 1.
10
3 Pengenalan kata dan
pengucapannya
20 Jika siswa
mampu mengenal kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 2.
40
4 Pengenalan kalimat sederhana dan pengucapannya
1 Jika siswa
mampu mengenal kalimat dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 5.
5
c. Pembelajaran pada Tahap Intervensi (B) Pertemuan 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDUKTIF KATA
BERGAMBAR MELALUI PERMAINAN EDUKATIF
Sekolah : Kebon Gedang II, V, dan IX Bandung Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Sub-Bidang Studi : Membaca Permulaan
Kelas : II
Waktu : 1 x pertemuan
Pertemuan ke- : 3
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Standar Kompetensi : Mengenal dan membaca huruf, suku kata, kata, kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
B.Kompetensi Dasar : Membaca nyaring huruf, suku kata, kata, dan kalimat dengan lafal dan intonasi yang tepat.
(43)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Siswa mampu mengidentifikasi huruf, suku kata, kata, dan kalimat dari dalam permainan lingkaran kata.
2. Siswa mampu mengenal bagaimana kata-kata tersebut ditulis sebagai sebuah kalimat dan dilafalkan dengan intonasi yang benar kemudian menguraikannya ke dalam bentuk kata, suku kata, huruf, serta merangkainya kembali ke dalam bentuk semula.
D.Tujuan Pembelajaran : Siswa mampu mengenal dan melafalkan huruf, suku kata, kata, dan kalimat melalui konsep pembelajaran yang menarik yaitu bemain sambil belajar.
E. Materi Pembelajaran : Berikut ini materi yang diajarkan. - Topi saya baru
- Ada ibu guru - Itu kaki saya - Ini udang windu
F. Model, Metode, dan Media Pembelajaran 1. Model induktif kata bergambar
2. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
3. Media permainan edukatif yaitu permainan lingkaran kata 4. Kartu kata
G.Urutan Kegiatan 1. Kegiatan Awal
a. Guru mempersiapkan tempat belajar untuk les membaca sekondusif mungkin dengan dilengkapi alat-alat belajar seperti meja duduk dan alat tulis untuk siswa. Dinding-dinding kelas dikreasikan dengan poster-poster alfabet bergambar dan poster-poster belajar membaca sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Suasana kelas dibuat senyaman mungkin dan menyenangkan agar siswa merasa betah belajar baca. Selain itu guru juga mempersiapkan alat-alat perencanaan pembelajaran model induktif kata bergambar melalui permainan edukatif, yaitu berupa kartu suku kata bergambar, papan tulis, spidol, dan LKS membaca sebagai latihan untuk siswa.
b. Berdoa meminta agar proses belajar mengajar lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
c. Menumbuhkan motivasi kepada siswa mengenai keuntungannya belajar membaca untuk masa depan siswa. Guru harus dapat menjadi pembimbing dan pembina jalannya pembelajaran membaca permulaan, agar siswa merasa termotivasi dan bersemangat untuk dapat membaca.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi membaca yang akan dipelajari dan alur permainan yang akan dimainkan. Guru harus dapat meyakinkan siswa bahwa belajar membaca melalui media permainan menyenangkan
(44)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan konsep yang ditawarkan yaitu bermain sambil belajar.
b. Mula-mula, guru memersiapkan kertas karton untuk dijadikan papan lingkaran kata berjumlah 9 atau lebih sesuai dengan jumlah siswa yang akan memainkan permainan ini. Tuliskan potongan kartu lingkaran dengan kata-kata pembentuk kalimat.
c. Seluruh kartu lingkaran kata harus memiliki potongan-potongan kata tersebut yang dapat dirangkai menjadi sebuah kalimat sederhana. d. Ketika guru menyebutkan setiap kata, mintalah para pemain untuk
melompat ke lingkaran kata yang sesuai dengan yang diperintahkan. Begitulah setrusnya sampai kata-kata yang sudah dilompati itu membentuk sebuah kalimat sederhana yang bermakna.
e. Ketika seluruh kata yang sudah dilompati membentuk sebuah kalimat sedrhana yang bermakna, lalu guru menuliskannya di papan tulis dan memberikan contoh bagaimana kalimat itu diucapkan, kemudian diuraikan menjadi bentuk kata, suku kata, huruf, lalu merangkainya kembali ke bentuk semula seperti prosedur dalam metode SAS. 3. Kegiatan Akhir
a. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran. b. Penilaian latihan membaca (LKS)
c. Guru mengajak siswa untuk meberikan kesan-kesan selama proses pembelajaran.
d. Guru menginformasikan kepada siswa tentang materi yang akan dipelajari esok hari.
e. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan berdoa. H. Penilaian
1. Tes Lisan
a. Pengenalan suku kata terbuka dan tertutup dan pengucapannya Huruf Suku
Kata
Kata Kalimat Sederhana a, d, n,
s, w, r, k, u, i, g
a-da na-nas war-na ku-ning ada ayam itu iba topi tawa udang usang nasi nanas ayah abi sana sini wali warna rasa rica kaki kuning
ada nanas warna kuning
2. Sasaran Penilaian: hasil kemampuan membaca mekanis siswa 3. Aspek Penilaian
(45)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENILAIAN LATIHAN MEMBACA PADA TAHAP INTERVENSI (B)
Perte-muan
Bagian Jenis Soal Jumlah Soal
Petunjuk Skor Total
Nilai
6 1 Pengenalan
huruf dan pengucapannya
10 Jika siswa mampu
mengenal huruf dengan benar dan tepat dalam mengucapkannya diberi skor 1.
10
2 Pengenalan suku kata dan pengucapannya
8 Jika siswa mampu
mengenal suku kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 1.
8
3 Pengenalan kata dan
pengucapannya
20 Jika siswa
mampu mengenal kata dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 2.
40
4 Pengenalan kalimat sederhana dan pengucapannya
1 Jika siswa
mampu mengenal kalimat dengan benar dan tepat dalam
mengucapkannya diberi skor 4.
4
(1)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan membacanya signifikan, ada perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan interfensi.
d. Pembahasan Hasil Analisis Data Dalam Kondisi dan Antar Kondisi Siswa 4 Analisis data dalam kondisi merupakan penjelasan analisis perubahan data dalam suatu kondisi baseline (A1 dan A2) dan kondisi intervensi (B). Hasilnya adalah jarak kondisi ditentukan oleh panjang atau jarak interval yang menunjukkan adanya beberapa sesi dalam kondisi, yaitu 3 sesi pada fase baseline A1, 4 sesi pada fase interfensi, dan 3 sesi pada fase baseline A2. Jumlah variabel yang diubah ketika memindahkan dari kondisi satu ke kondisi yang lain dapat disimpulkan bahwa perkembangan subjek mengalami kenaikan pada tiap fase baik fase baseline A1, fase intervensi, dan fase baseline A2. Data kecenderungan di tingkat dan kecepatan berubah menunjukan fase baseline A1 dikatakan tidak stabil (67%), fase interfensi B dikatakan tidak stabil (50%), dan fase baseline A2 dikatakan stabil (100%). Berdasarkan kecenderungan level baseline maka ditemukan adanya garis level kestabilan pada baseline A2. Sedangkan pada baseline A1 dan intervensi B memiliki kecenderungan menaik. Pada independensi perilaku dapat diperoleh level dan rentang hasil level berdasarkan fase
baseline dan intervensi, yaitu perubahan persentase yang maksimal ada
pada fase baseline A2, sedangkan yang terkecil adalah fase baseline A1. Jumlah garis dasar atau garis baseline merupakan level perubahan baseline sehingga jumlah baseline ini dipakai sebagai penentu level perubahan dengan cara menandai hari pertama dan hari terakhir, yaitu baseline A1 memiliki rentang kenaikan sebesar 2, intervensi B memiliki rentang kenaikan sebesar 18, dan baseline A2 memiliki rentang kenaikan sebesar 0. Sementara data analisis antarkondisi pada subjek pada pembahasan ini mengenai: 1) jumlah variabel yang diubah, 2) perubahan kecenderungan dan efeknya, 3) perubahan stabilitas, 4) perubahan level, 5) data overlop. Hasilnya adalah jumlah variabel yang ingin diubah pada kondisi baseline
(2)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A1 ke Intervensi B adalah satu yaitu kemampuan membaca yang dimiliki subjek dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat sehingga subjek dapat menyampaikan ekspresi, pikiran, maksud, gagasan, dan perasaan. Perubahan kecenderungan dan efek subjek diambil bedasarkan analisis kondisi dan perkembangan membaca subjek, yaitu mengalami peningkatan kemampuan yang naik sehingga arah efeknya menjadi positif. Berdasarkan perubahan stabilitas subjek mengalami perubahan antarvariabel baik
baseline maupun intervensi, dengan data B/A1 (variabel ke variabel),
A2/B (variabel ke stabil). Perubahan level antara intervensi B dengan
baseline A1 adalah (+8) dan baseline A2 dengan intervensi B adalah (+5).
Berdasarkan data tersebut perubahan level subjek mengalami kondisi yang baik. Subjek pada tahap B/A1 maupun tahap A2/B tidak mengalami
overlap. Data overlap yang didapat adalah 0%, itu artinya peningkatan
kemampuan membacanya signifikan, ada perbedaan kemampuan sebelum dan sesudah diberikan interfensi.
B.Saran
Dalam upaya meningkatkan kemampuan membaca siswa terutama siswa kelas rendah di sekolah dasar, penulis menyampaikan beberapa saran yang ditujukan ke beberapa puhak yang terkait, yakni sebagai berikut.
1. Pemerintah Propinsi Jawa Barat maupun pemerintah Kota Bandung harus memperhatikan tingkat kemampuan membaca yang ada di daerahnya, dan mau memperhatikan segala kebutuhan masyarakat setempat dalam hal pengembangan budaya membaca dengan cara mendirikan perpustakaan yang
(3)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
representatif, menyediakan buku-buku yang layak baca sesuai dengan tingkat usia, perbedaan jenis kelamin, kebutuhan, dan minat.
2. Para generasi muda terutama anak-anak hendaklah untuk tetap mau berusaha dan berupaya dalam membiasakan diri untuk gemar membaca.
3. Para orang tua yang mempunyai anak usia sekolah dasar hendaknya dapat memberikan perhatian, dukungan, motivasi, dan keikutsertaannya dalam mengembangkan kemampuan membaca permulaan di sekolah.
4. Para guru sekolah dasar kelas rendah hendaknya memiliki kompetensi yang baik, meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Hal ini dimaksudkan supaya guru memiliki ide-ide cemerlang untuk menghasilkan pembelajaran yang kreatif, inovatif, menyenangkan dan tidak membosankan.
(4)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2010. Strategi Membaca: Teori dan Pembelajarannya. Bandung: Rizqi Press.
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan
Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Annisa, Witri. 2012. Model Pembelajaran Membaca Permulaan Berbasis Kearifan
Lokal dalam Pendidikan Keaksaraan Di Kabupaten Subang: Studi Kegiatan Membaca dan Bahan Bacaan di Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kabupaten Subang. Tesis. Bandung: UPI.
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate Research in
Education. New York: McGraw-Hill.
Harjasujana, Ahmad Slamet dan Vismaia S Damaianti. 2004. Membaca dalam Teori
dan Praktik. Bandung: Mutiara.
Harhasujana, Ahmad Slamet, dkk. 2005. Keterampilan Membaca. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Ismail, Andang. 2006. Education Games: Menjadi Cerdas dan Ceria dengan
Permainan Edukatif. Yogyakarta: Pilar Media.
Joyce, Bruce, Marsha Weil, Emily Calhoun. 2009. Models of Teaching: Model-model
Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mueller, Stephanie.2005. Panduan Belajar Membaca 1. Jakarta: Erlangga for Kids. Mueller, Stephanie.2005. Panduan Belajar Membaca 2. Jakarta: Erlangga for Kids. Mulyati, Yeti. 2009. Modul 1-9: Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
(5)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Natawidjaja, Rochman. 1980. Pengajaran Remedial. Jakarta: Depdiknas.
Nuraeni, Ani. 2006. Pengembangan Metode Study dalam Upaya Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemhaman Siswa di SMP. Tesis. Bandung UPI.
Nurjanah, Nunuy. 1999. Perbandingan Keefektifan Metode Abjad, Metode Global,
dan Metode SAS dalam Prses Belajar Mengajar Membaca Permulaan di Sekolah Dasar (Studi Kuasi Eksperimen di Sekolah NegeriBanjaran Bandung).
Tesis. Bandung: UPI.
Oka, I Gusti Ngurah. tt. Pengantar Membaca dan Pengajarannya. Surabaya: Usaha Nasional.
Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Santrock, John W. 2007. Alih Bahasa: Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti.
Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Santrock, John W. 2007. Alih Bahasa: Mila Rachmawati dan Anna Kuswanti.
Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Simanjutak, Junihot. 2012. Setiap Anak Bisa Pintar: Prinsip dan Metode
Pembelajaran Terarah Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Andi.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiarsih, Septia. 2010. Permainan Bahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar. Makalah. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suherman, Yuyus. 2009. Adaptasi Pembelajaran Siswa Berkesulitan Belajar. Bandung: Rizqi Press.
Sukartiningsih, Wahyu. 2004. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Membaca dan
Menulis Permulaan di Kelas 1 Sekolah Dasar Melalui Media Kata Bergambar.
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.5, No. 1, halaman 51-60.
Sunanto, Juang; Koji Takeuchi; dan Hideo Nakata.2006. Penelitian dengan Subjek
(6)
Verina Finsa, 2013
Penggunaan Model Induktif Kata Bergambar Melalui Permainan Edukatif Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca di Sekolah Dasar
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Semiawan, Conny R. 2008. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah
Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Semiawan, Conny R. 2008. Penerapan Pembelajaran pada Anak. Jakarta: PT Indeks. Sher, Barbara. Alih Bahasa: Terry Perdanawati. 2009. Smart Play for Kids. Yogyakarta: Bookmarks.
Slavin, Robert E. 2008. Alih Bahasa: Marianto Samosir. Psikologi Pendidikan: Teori
dan Praktik Jilid 1. Jakarta: PT Indeks.
Tarigan, Henry Guntur. tt. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Tisnasari, Sundawati. 2010. Model Pembelajaran Kosakata Swadesh Melalui Media
Gambar Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara (Penelitian Subjek Tunggal Terhadap Anak Tuna Grahita). Tesis. Bandung: UPI.
Wardani, IG.A.K., dkk. 2009. Modul 1-12: Perspektif Pendidikan SD. Jakarta: Universitas Terbuka.