Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung : Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecam

(1)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

(Studi pada Diklat Perlindungan Anak di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung Jalan Panorama I, Kecamatan Lembang,

Kabupaten Bandung Barat)

Peran widyaiswara sebagai fasilitator berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung. Berdasarkan rekapitulasi hasil penilaian kinerja fasilitator memiliki rata-rata 79,53 dengan kategori baik dan penilaian peserta terhadap penyelenggaraan diklat perlindungan anak dengan rata-rata 148,34 dengan kategori baik. Peserta yang terlibat pada pelatihan diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung ini adalah para Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) yang menjadi pengurus panti sosial anak swasta, organisasi sosial, yayasan maupun LSM yang bergerak di bidang perlindungan anak.Penelitian ini bertujuanuntuk 1) untuk menegetahui strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung 2) untuk mengetahui kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.3) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif, dengan subyek penelitian sebanyak tujuh orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan triangulasi. Penelitian dilakukandi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung Jalan Panorama No. 1 Lembang selama 12 (dua belas) hari pada tanggal 22 April s/d 4 Mei 2013.Hasil penelitian diperoleh data mengenai: 1) strategi pembelajaran yang diterapkan fasilitator sudah baik mampu membuat peserta selalu bersemangat selama mengikuti proses pembelajaran. 2)kompetensi fasilitator diklat perlindungan anak juga baik baik dalam mengelola pembelajaran maupun menjalin hubungan dengan kolega, peserta maupun lingkungan masyarakat. 3) faktor pendukung pembelajaran peserta sudah berpengalaman mengikuti kegiatan kediklatan memudahkan fasilitator dalam memberikan pengarahan dan bimbingan, sedangkan penghambat yaitu penerapan metode, media pembelajaran, kesiapan fasilitator dan pengelolasserta kondisi alam yang dingin membuat beberapa peserta sakit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat berhasil dengan menerapkan startegi pembelajaran yang menyenangkan dengan menggunakan energizer pada setiap penyampaian materi diklat.


(2)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

The Role Of Lecturers As Facilitators In Improving Learning Motivation Of Childs Protection Training Participants in BBPPKS Bandung

(Studies in Child Protection Training in Education and Training Center for Social Welfare Bandung Panorama Street I, District Lembang, West Bandung Regency)

The widyaiswara role as facilitators influential in improving learning motivation of child protection training participants in BBPPKS Bandung. Based on the summary results of the facilitatorsperformance assessment has an average of 79.53 counted as good category and assessment of the implementation of child protection training with a 148.34 is good as well. Participants involved in the training of child protection in BBPPKS Bandung is TheSociety Social Welfare (TKSM) who take charge of the child social institution, social organizations, foundations and NGOs working in the child protectionfield. This researchs purposes are 1) to know the learning strategy applied lecturers as facilitators in improving learning motivation of child protection training participants in BBPPKS Bandung 2) to know the competence of lecturers as facilitators in improving learning motivation of child protection training participants in BBPPKS Bandung.3) to know the supporting and inhibiting factors of learning in improvinglearning motivation ofchild protection training participants in BBPPKS Bandung. The method used in this research is the case study method with a qualitative approach, with seven research subjects. The data collection techniques used were observation, interviews and triangulation. The research was conducted at BBPPKS Regional II Bandung Panorama Street No. 1 Lembang for 12 (twelve) days on April 22, s/d May 4 2013. The result of research obtained data on: 1) the applied learning strategy has been good facilitator is able to make the participants are always excited during the learning process. 2) the competence of child protection training facilitators are also good, both in learning and managing relationships with colleagues, participants and the community. 3) the supporting factors of learning that participants who are used to follow the training help facilitators to give the direction and guidance, while inhibiting factors is method application, media, facilitators and organizers preparation and the cold weather make some participants sick. The conclusion of this research is the role of lecturers as facilitators in improving learning motivation of training participants was successfully with learning fun by using energizer on each delivery of content training.


(3)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN..………. i

KATA PENGANTAR...……… ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

ABSTRAK………... iv

DAFTAR ISI………... v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR……… x

DAFTAR LAMPIRAN……… xi

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang Penelitian………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... 4

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian………... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi………... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA………... 8

A. Peran Widyaiswara sebagai fasilitator………... 8

1. Konsep Peran ………... 8

2. Konsep Widyaiswara ………... 11

3. Konsep Fasilitator...………... 16

B. Motivasi Belajar...……….. 23

1. Konsep Motivasi...……… 23

2. Macam-macam Motivasi..………... 25

3. Konsep Motivasi Belajar...………... 26

C. Konsep Pelatihan………...……… 30

1. Pengertian Pelatihan………... 30

2. Landasan Pelatihan……….. 30

3. Sasaran dan Tujuan Pelatihan………... 31


(4)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Manajemen Pelatihan...………... 34

6. Komponen-Komponen Pelatihan………... 38

7. Metode Pelatihan...…………... 39

D. Konsep Perlindungan Anak... 39

1. Pengertian dan Hak Anak... 39

2. Kebutuhan Anak... 40

3. Perkembangan Anak... 41

4. Perlindungan Anak... 42

5. Lembaga Perlindungan Anak... 43

BAB III METODE PENELITIAN………... 45

A. Lokasi dan Subjek Penelitian………... 45

1. Lokasi Penelitian……… 45

2. Subjek Penelitian……… 45

B. Desain Penelitian……….. 46

1. Tahap Pra-Lapangan……… 47

2. Tahap Pekerjaan Lapangan……….. 47

3. Tahap Analisis Data………. 48

4. Tahap Penulisan Laporan………... 48

C. Metode Penelitian………. 48

D. Definisi Operasional………. 50

E. Instrumen Penelitian………. 50

1. Wawancara………... 51

2. Observasi………. 51

F. Teknik Pengumpulan Data……… 52

1. Observasi……….. 52

2. Wawancara………... 53

3. Triangulasi ………... 53

G. Analisis Data……… 54

1. DataReduction (Reduksi Data)………. 54

2. Data Display (Penyajian Data)……….. 55


(5)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………... 56

A. Gambaran Lokasi Penelitian ………... 56

1. Profil Lembaga... 56

2. Visi dan Misi Lembaga... 56

3. Tujuan Lembaga... 57

4. Sasaran Lembaga... 57

5. Struktur Organisasi Lembaga... 58

6. Tugas dan Fungsi Lembaga... 59

7. Kekuatan Pegawai... 59

8. Program Kerja... 62

9. Wilayah Kerja... 63

10.Mitra Kerja... 64

11.Gambaran Umum Diklat Perlindungan Anak... 64

B. Hasil Penelitian………...……….. 70

C. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 98

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………. 108

A. Kesimpulan………... 108

B. Saran………... 110


(6)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Fenomena kekerasan anak di Indonesia akhir-akhir inisudah sangat memprihatinkan sehingga harus dipandang serius karena merupakan gejala sosial negatif yang berdampak buruk pada perkembangan generasi muda bangsa yang nantinya akan menggantikan pemimpin-pemimpin Indosesia dimasa yang akan datang.

Laporan Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) dalam

(Cirebonnews) (Diakses pada tanggal

21/8/2013/Cirebonnews.com)[online]mengenai kasus kekerasananak terus meningkat dari tahun ke tahun. Yang lebih mencengangkan berdasarkan hasil penyelidikan menunjukkan fakta kasus-kasus kekerasan anak justru dilakukan oleh orang-orang terdekat korban. Pada 2011, ada 2.509 laporan kekerasan, 2012 ada 2.637 laporan, dari total kasus tersebut, pada 2011, tercatat 59 persen di antaranya adalah kekerasan seksual dan pada 2012 meningkat menjadi 62 persen. Tingginya angka kasus mencerminkan buruknya situasi perlindungan anak dan patut diduga angka sesungguhnya di lapangan masih jauh lebih besar.

Berdasarkan fakta tersebut menunjukan bahwa dari tahun ke tahun kekerasan terhadap anak semakin meningkat dan meresahkan. Untuk menangani fenomena tersebut peran pemerintah dipandang sangat penting, maka perlunya pembentukan komisi perlindungan anak yang bersifat independen. Dimana anggotanya bisa terdiri dari unsur pemerintah, tokoh masyarakat, organisasi sosial dan kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. Salah satu kebijakan pemerintah mengenai perlindungan anak yaitu Kementrian Sosial melalui Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung.

Berdasarkan pada profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:1)Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung merupakan salah satu unit pelaksana teknis kediklatan Kementrian Sosial yang melaksanakan


(7)

2

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait. Sesuai Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 53/HUK/2003 Tanggal 23 Juli 2003 dalam profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:3) tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Tugas

Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Fungsi

Fungsi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, yaitu: a. Penyusunan rencana dan program serta evaluasi dan penyusunan laporan

pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

b. Persiapan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial c. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

d. Pelaksanaan advokasi dan pemberian informasi pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

e. Pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial

f. Pengelolaan urusan tata usaha

Tujuan Diklat sebagaimana dalam profil lembaga BBPPKS Bandung (2013:1-2), diantaranya adalah meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.

Berkaitan dengan penanggulangan kekerasan terhadap anak maka melalui Diklat TKSM BBPPKS Bandung menyelenggarakan Diklat Perlindungan Anak yang terakhir diselenggarakan selama 13 hari.Diklat Perlindungan Anak


(8)

3

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan dapat meningkatkan kompetensi Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) tentang perlindungan anak serta meningkatkan kualitas dalam memberikan pelayanan sosial terhadap anak. Manfaat yang diharapkan dari terselenggaranya Diklat Perlindungan Anak, Tenaga Kesejahteraan Sosial Masyarakat (TKSM) mampu melakukan upaya perlindungan terhadap anak sehingga anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dan TKSM juga mampu memberikan pelayanan sosial terhadap anak sesuai dengan kebutuhan anak.

Keberhasilan pelaksanaan suatu diklat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya yang sangat menentukan adalah peran widyaiswara sebagai fasilitator pembelajaran. Menurut Supono(2007:3) pada penelitiannya mengenai PengaruhPeran Widyaiswara, Motivasi Peserta terhadap Hasil Belajar Peserta Diklat di Balai Pengembangan Sumberdaya Masyarakat Peternakan Ungaran, diketahui bahwa secara parsial ada pengaruh yang signifikan antara peran widyaiswara terhadap hasil belajar peserta (35% sangat baik, 65% baik), dan antara motivasi peserta terhadap hasil belajar peserta (33,33% sangat tinggi, 66,67% tinggi). Secara simultan juga ada pengaruh yang signifikan antara peran widyaiswara terhadap motivasi belajar peserta.

Menurut peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara No. 8 Tahun 2008 bahwa dalam (ditbin-widyaiswara) LAN (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id) [online]widyaiswara adalah pegawai negeri sipil yang diangkat sebagai pejabat fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang untuk mendidik, mengajar dan/atau melatih PNS pada Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) dalam (ditbin-widyaiswara) LAN (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id) [online]selaku lembaga pemerintah yang bertugas membina widyaiswara

menaruh perhatian yang mendalam terhadap kompetensi widyaiswara yang menjadi binaannya. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara (PK LAN) Nomor 5 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Widyaiswara. Terdapat empat kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang widyaiswara untuk menunjang keberhasilan tugasnya, yaitu kompetensi


(9)

4

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengelolaan pembelajaran, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi akademik.

Berdasarkan peraturan kepala Lembaga Administrasi Negara dalam (ditbin-widyaiswara) (Diakses tanggal 24/8/2013/http://www.ditbinwidyaiswara.or.id)

[online]No. 14 Tahun 2009, widyaiswara juga mempunyai tugas mendidik,mengajar dan melatih non pegawai negeri sipil. Menurut PER/66/M.PAN/6/2005 ada empat jenjang jabatan widyaiswara dengan tugasnya, yaitu: 1) Widyaiswara Pertama, 2) Widyaiswara Muda, 3) Widyaiswara Madya, 4) Widyaiswara Utama.

Widyaiswara di BBPPKS Bandung merupakan salah satu penyelenggara diklat yang berperan penting dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat. Strategi pembelajaran yang diterapkan sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar peserta. Hasil observasi peneliti selama mengikuti Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung, motivasi belajar peserta baik, didukung dengan penilaian hasil penyelenggaraan dan kinerja fasilitator pada diklat perlindungan anak yang termasuk pada kategori baik. Begitupun pada waktu pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ke Indramayu, peserta sudah siap pada pukul 4 pagi padahal waktu keberangkatan diumumkan pukul 6 pagi. Tidak hanya itu meskipun peserta merasa sedikit kecewa karena waktu keberangkatannya ternyata tidak sesuai dengan apa yang sudah diumumkan dan mundur menjadi pukul 7:30 pagi, namun pada saat pelaksanaan PBL para widyaiswara berhasil membuat peserta menjadi semangat kembali untuk mengikuti PBL, ditunjukan dengan antusiasnya para peserta dalam mengikuti setiap kegiatan PBL tersebut.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung?

B.Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil temuan di lapangan, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :


(10)

5

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. BBPPKS Bandung merupakan salah satu UPT kediklatan Kementrian Sosial dengan wilayah kerja, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat yang mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bagi tenaga kesejahteraan sosial pemerintah dan masyarakat, pengkajian dan penyiapan standarisasi pendidikan dan pelatihan, pemberian informasi serta koordinasi dengan instansi terkait sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Peserta yang mengikuti Diklat Perlindungan Anak merupakan orang dewasa yang terdiri dari beragam latar belakang jabatan mulai dari ketua panti, pengurus yayasan, sekertaris panti, koordinator peksos, dan bendahara panti. 3. Penilaian peserta terhadap penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak di

BBPPKS mendapat nilai rata-rata 148,34, berdasarkan kriteria penilaian penyelenggaraan Diklat yang ada di BBPPKS Bandung, nilai rata-rata 136-177 dikategorikan baik.

4. Rekapitulasi hasil penilaian kinerja fasilitator diklat perlindungan anak tahun 2013 memiliki rata-rata penilaian 79,53, dan berdasarkan kriteria penilaian kinerja widyaiswara atau fasilitator dalam pembelajaran di BBPPKS Bandung, nilai 70-79 dikategorikan baik.

Berdasarkan beberapa permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “bagaimana peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak?”. Dengan itu maka masalah penelitiannya dapat disusun dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung?

2. Bagaimana kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung? 3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam

meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung?


(11)

6

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Tujuan Penelitian

Mengacu kepada latar belakang, identifikasi dan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai:

1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

2. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

3. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terdiri atas pengelola diklat di BBPPKS Bandung dan juga berbagai pihak lainnya yang terlibat pada program Pendidikan Luar Sekolah.

Secara terperinci manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teoritis,

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh peneliti selama perkuliahan dan bisa diaplikasikan di lapangan sehingga dapat dijadikan masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai peran widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar.

2. Secara Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan diperoleh informasi tentang:

a. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.


(12)

7

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Kompetensi widyaiswara sebagai fasilitator dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

c. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Merujuk pada pedoman penulisan karya ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia (2013:20) sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN, yang didalamnya membahas tentang Latar Belakang Penelitian, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian serta Struktur Organisasi Skripsi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, menguraikan tentang teori-teori dan konsep tentang masalah yang sedang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN, membahas tentang Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.

BAB IV PEMBAHASAN, membahas mengenai Gambaran Umum Lokasi Penelitian, Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, Berisi penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian berupa kesimpulan dan saran atau rekomendasi.


(13)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian bab sebelumnya mengenai

“Peran Widyaiswara sebagai Fasilitator dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung”, peneliti sampai pada

kesimpulan dan saran sebagai berikut: A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab IV, peneliti menyimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara dalam meningkatkan motivasi belajar peserta diklat perlindungan anak di BBPPKS Bandung

Strategi pembelajaran yang diterapkan widyaiswara pada Diklat Perlindungan Anak sudah baik, karena mereka sudah memenuhi empat masalah dasar strategi belejar mengajar. Adanya kontrak belajar antara pengelola, fasilitator dan peserta yang dilakukan untuk menetapkan materi pembelajaran dan norma-norma yang harus dipatuhi selama proses pembelajaran, membuat semua pihak bisa mengemukakan pendapat masing-masing sehingga kebutuhan belajar peserta bisa terpenuhi dan norma yang ada bisa ditetapkan secara adil melalui musyawarah mufakat. Penetapan kualifikasi perubahan tingkah laku disesuaikan dengan pedoman Diklat Perlindungan Anak sehingga meskipun dalam penerapan metode dan teknik pembelajaran fleksibel sesuai dengan kebutuhan peserta, namun tetap tidak melenceng dari apa yang menjadi tujuan pembelajaran yang ada dalam pedoman Diklat Perlindungan Anak. Pendekatan yang dilakukan pun sudah baik karena disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan belajar orang dewasa yaitu partisipatif. Widyaiswara menerapkan pembelajaran yang menyenangkansalah satunya dengan menyisipkan sesi energizingdisetiap materi yang mereka sampaikan di dalam kelas sehinggamembuat suasana pembelajaran tetap menyenangkan tetapi tetap efektif karena tema setiap energizing yang ditampilkan sesuai dengan materi yang disampaikan. Dengan cara tersebut maka


(14)

109

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta bisa menikmati jalannya proses belajar mengajar dan lebih bisa memahami pesan yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan.Meskipun ada fasilitator yang dipandang kurang terampil dalam penyampaian materi, namun itu bisa diimbangi dengan teknik belajar yang menyenangkan serta kepribadian yang hangat dan dapat berinteraksi dengan baik sehingga bukan menjadi suatu hambatan yang besar bagi peserta yang mayoritas adalah praktisi perlindungan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masing-masing yang sudah memiliki dasar pengalaman tentang permasalahan anak.

2. Kompetensi yang diperlukan Widyaiswara sebagai Fasilitator untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PesertaDiklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

Kompetensi widyaiswara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta pada Diklat Perlindungan Anak sudah bagus, bila dilihat dari jenjang pendidikan kompetensi yang dimiliki widyaiswara di BBPPKS Bandung baik dan memenuhi standar untuk menjadi fasilitator dalam Diklat Perlindungan Anak. Widyaiswara sudah mengikuti Training of Trainer (TOT) sehingga sembilan keterampilan sebagai fasilitator menurut Victoriadan kompetensi akademiknya pun sudah teruji. Mereka mengerti dan mengikuti permasalahan anak yang ada di Indonesia dan mempelajari isu tersebut untuk mencari solusi pemecahan masalahnya.. Kepribadian yang hangat dan komunikasi yang baik membuat semua materi tersampaikan dengan tepat dan lugas. Interaksi dengan peserta pun sangat baik, sehingga tidak ada batasan antara peran fasilitator dan peserta, mereka mengutamakan aspek kekeluargaan dengan peserta diklat. Penguasaan materi pun baik meskipun ada yang kurang terampil dalam penyampaian materi tetapi mayoritas penguasaan materi fasilitator sangat baik sehingga peserta bisa menangkap dan memahami makna dari materi yang disampaikan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

Faktor pendukung internal pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta yaitumetode dan media pembelajaran yang menarik berhasil membuat peserta tetap bersemangat mengikuti proses pembelajaran, kelengkapan


(15)

110

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sarana, serta kesiapan fasilitator dan pengelola sudah baik danfaktor pendukung eksternal yaitukondisi alam yang mendukung terutama bagi peserta yang sudah terbiasa akan cuaca dingin serta lingkungan masyarakat yang baik dan mendukung terselenggaranya diklat perlindungan anak. Sedangkan faktor penghambat internal pembelajaran yang ada dan dirasakan baik pengelola, fasilitator maupun peserta yaitupenerapan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran kesiapan fasiliotator dan pengelola dan faktor penghambateksternal yaitucuaca dingin Lembang yang membuat beberapa peserta sakit karena tidak terbiasa akan cuaca dingin dan peserta sulit bersosialisasi dengan masyarakat sekitar karena lokasi diklat berada diujung.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan agar pelaksanaan pembelajaran berjalan semakin baik, berikut beberapa saran yang peneliti ajukan diantaranya: 1. Bagi pengelola diklat

Pemilihan dan seleksi fasilitator lebih ditingkatkan agar tidak terjadi lagi adanya fasilitator yang kurang terampil dalam cara penyampaian materi serta diterapkannya sanksi bagi fasilitator maupun peserta apabila mereka melanggar norma yang sudah dibuat pada kontrak belajar sehingga semua pihak lebih disiplin. Tetap menjaga kualitas penyelenggaraan diklat bahkan bisa meningkatkan penyelenggaraan selanjutnya. Serta pemeliharaan sarana dan prasarana tetap dijaga supaya selama proses penyelenggaraan diklat peserta merasa nyaman dan proses pembelajaran pun bisa berjalan dengan baik dan lancar.

2. Bagi pemerintah

Lebih memperhatikan permasalahan anak yang ada di Indonesia dan mendukung penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak, serta bisa menyusun model dan pedoman perlindungan anak yang lebih baik supaya penyelenggaraan diklat pun bisa terselenggara lebih baik. Pemerintah pusat mempunyai jadwal monitoring dan melaksanakan monitoring secara rutin ke lembaga atau balai kediklatan sehingga pelaksanaannya bisa terkontrol dan bisa mengetahui


(16)

111

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan selama proses diklat diselenggarakan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai peran widyaiswara dalam meningkatkan motivasi belajar peserta. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai peran apalagi yang menjadi faktor peningkat motivasi belajar peserta diklat agar tidak menurun.


(17)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Sumber buku:

Bahri, S. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

BBPPKS Bandung. (2013). Eksistensi Lembaga. Bandung: BBPPKS Bandung. BBPPKS Bandung. (2013). Perencanaan dan Peningkatan Kompetensi. Bandung:

BBPPKS Bandung.

Ikawati. (2007). Pengkajian Model Pemberdayaan Lembaga Perlindungan Anak

Dalam Pelayanan Kesejahteraan Anak. Yogyakarta: Departemen Sosial

RI.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: ALFABETA.

Olim. (2013). Softskills Sukses : Sikap Tepat Karir Hebat. Bandung: UPI

Pramudia, J. (2013). Belajar Sepanjang Hayat : Konsep, Kebijakan dan Aplikasi

dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan.

Bandung: Edukasia Press

Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rencana Strategis BBPPKS Bandung (Tahun 2010 s.d 2014)

Rosmia, A. (2012). Peningkatan Motivasi Belajar Lanjut Usia sebagai Proses

Pembelajar Sepanjang Hayat melalui Pelatihan Kreatif Mandiri.

Bandung: UPI Bandung.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta.

Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal: Wawasan, sejarah Perkembangan,

Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widodo, P, S. (2011). Merenda Senyum Anak Bangsa. Jakarta: PT Trubus Swadaya.


(18)

113

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yulianto, D. (2011).

PeranFasilitatordanCo-fasilitatordalamProgramSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM),(StudiK asusKeberhasilanProgramSTBMPadaMasyarakatDesaLigarmukti,Kecama tanKlapanunggal,KabupatenBogor,JawaBarat). Depok: Ilmu Kesejahteraan Sosial fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.

Sumber Internet:

Adidevi69. (2013). Konsep Peran Menurut Beberapa Ahli. In Google online[Online].

Tersedia:http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/08/konsep-peran-menurut-beberapa-ahli/.[24 Oktober 2013]

Bintara. (2012). Arti Indikator Tahapan Fungsi Ciri-Ciri Dan Permasalahan

Komunikasi. In Google online [Online]. Tersedia: http://derafitria.wordpress.com/2012/09/29/arti-indikator-tahapan-fungsi-ciri-ciri-dan-permasalahan-dari-komunikasi/.[12 Desember 2013]

Direktorat Pembinaan Widyaiswara LAN. In Google online [Online]. Tersedia: http://www.ditbinwidyaiswara.or.id/berjenjang.html.[24 Agustus 2013] Editor. (2008). Peran Fungsi Fasilitator Dan Teknik Komunikasi. In Google

Online [Online]. Tersedia: http://indosdm.com/fasilitator-peranan-fungsi-dan-teknik-komunikasi.[2 Nopember 2013]

Halawa. In Google online [Online]. Tersedia: bbppksmks.blogspot.com. [21 Agustus 2013].

Hartono. (2009). Sosiologi dan Politik. In Google Online [Online].

Tersedia:http://dapurakademikstimbudibakti.blogspot.com/2009/11/sosiolo gi-dan-politik.html. [24 Oktober 2013]

Jodenmot.( 2012). Teori Peran. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/.[24 Oktober 2013]

KBBI. In Google Online [Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/widyaiswara. [24 Oktober 2013]

KPAI. In Google Online [Online]. Tersedia: http://www.kpai.go.id/profil/. [12 Desember 2013]

Kiswanto. (2012). Anak dan Anak Nakal. In Google Online [Online]. Tersedia: http://anakdananaknakal.blogspot.com/2012/07/1.html.[24 Oktober 2013]


(19)

114

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komnas PA. Tentang Komisi Nasional Perlindungan Anak. In Google Online [Online]. Tersedia:http://peluk.komnaspa.or.id/node/25.[24 Oktober 2013]

Management. In Google Online [Online]. Tersedia:

http://rajapresentasi.com/2013/09/metode-pelatihan-yang-efektif-bagi-karyawan/.[24 Oktober 2013]

Rahma.(2012). Subyek Penelitian. In Google Online [Online]. Tersedia: http://rahmayanisembiring.blogspot.com.br/2012/12/subjek-penelitian.html. [23 Agustus 2013]

Setiawan. In Google Online [Online]. Tersedia:http://bukik.com/mengapa-fasilitator-dibutuhkan/.[2 Nopember 2013]

Sudrajat. (2010). Interaksi Sosial dalam Sosiologi. Tersedia:

http://edisudrajat.blogspot.com/2010/01/intraksi-sosial-dalam-sosiologi.html. [24 Oktober 2013]

Sudrajat A. (2008). Peran Guru sebagai Failitator.

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/peran-guru-sebagai-fasilitator/. [24 Oktober 2013]

Sujarwo. (2010). Fungsi dan Peran Fasilitator. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jarwohafid.blogspot.com/. [24 Oktober 2013]

Supono. (2013). Menyongsong Sertifikasi Widyaiswara. [Online]. Tersedia:http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-

coba-2/departemen-bangunan-30/582-menyongsong-sertifikasi-widyaiswara. [24 Oktober 2013]

Suryadi. In Google Online [Online]. Tersedia:Cirebonnews.com. [ 21 Agustus 2013]


(1)

109

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peserta bisa menikmati jalannya proses belajar mengajar dan lebih bisa memahami pesan yang disampaikan dengan cara yang menyenangkan.Meskipun ada fasilitator yang dipandang kurang terampil dalam penyampaian materi, namun itu bisa diimbangi dengan teknik belajar yang menyenangkan serta kepribadian yang hangat dan dapat berinteraksi dengan baik sehingga bukan menjadi suatu hambatan yang besar bagi peserta yang mayoritas adalah praktisi perlindungan anak di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) masing-masing yang sudah memiliki dasar pengalaman tentang permasalahan anak.

2. Kompetensi yang diperlukan Widyaiswara sebagai Fasilitator untuk Meningkatkan Motivasi Belajar PesertaDiklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

Kompetensi widyaiswara untuk meningkatkan motivasi belajar peserta pada Diklat Perlindungan Anak sudah bagus, bila dilihat dari jenjang pendidikan kompetensi yang dimiliki widyaiswara di BBPPKS Bandung baik dan memenuhi standar untuk menjadi fasilitator dalam Diklat Perlindungan Anak. Widyaiswara sudah mengikuti Training of Trainer (TOT) sehingga sembilan keterampilan sebagai fasilitator menurut Victoriadan kompetensi akademiknya pun sudah teruji. Mereka mengerti dan mengikuti permasalahan anak yang ada di Indonesia dan mempelajari isu tersebut untuk mencari solusi pemecahan masalahnya.. Kepribadian yang hangat dan komunikasi yang baik membuat semua materi tersampaikan dengan tepat dan lugas. Interaksi dengan peserta pun sangat baik, sehingga tidak ada batasan antara peran fasilitator dan peserta, mereka mengutamakan aspek kekeluargaan dengan peserta diklat. Penguasaan materi pun baik meskipun ada yang kurang terampil dalam penyampaian materi tetapi mayoritas penguasaan materi fasilitator sangat baik sehingga peserta bisa menangkap dan memahami makna dari materi yang disampaikan.

3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Diklat Perlindungan Anak di BBPPKS Bandung

Faktor pendukung internal pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar peserta yaitumetode dan media pembelajaran yang menarik berhasil membuat peserta tetap bersemangat mengikuti proses pembelajaran, kelengkapan


(2)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sarana, serta kesiapan fasilitator dan pengelola sudah baik danfaktor pendukung eksternal yaitukondisi alam yang mendukung terutama bagi peserta yang sudah terbiasa akan cuaca dingin serta lingkungan masyarakat yang baik dan mendukung terselenggaranya diklat perlindungan anak. Sedangkan faktor penghambat internal pembelajaran yang ada dan dirasakan baik pengelola, fasilitator maupun peserta yaitupenerapan metode pembelajaran, penggunaan media pembelajaran kesiapan fasiliotator dan pengelola dan faktor penghambateksternal yaitucuaca dingin Lembang yang membuat beberapa peserta sakit karena tidak terbiasa akan cuaca dingin dan peserta sulit bersosialisasi dengan masyarakat sekitar karena lokasi diklat berada diujung.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan agar pelaksanaan pembelajaran berjalan semakin baik, berikut beberapa saran yang peneliti ajukan diantaranya:

1. Bagi pengelola diklat

Pemilihan dan seleksi fasilitator lebih ditingkatkan agar tidak terjadi lagi adanya fasilitator yang kurang terampil dalam cara penyampaian materi serta diterapkannya sanksi bagi fasilitator maupun peserta apabila mereka melanggar norma yang sudah dibuat pada kontrak belajar sehingga semua pihak lebih disiplin. Tetap menjaga kualitas penyelenggaraan diklat bahkan bisa meningkatkan penyelenggaraan selanjutnya. Serta pemeliharaan sarana dan prasarana tetap dijaga supaya selama proses penyelenggaraan diklat peserta merasa nyaman dan proses pembelajaran pun bisa berjalan dengan baik dan lancar.

2. Bagi pemerintah

Lebih memperhatikan permasalahan anak yang ada di Indonesia dan mendukung penyelenggaraan Diklat Perlindungan Anak, serta bisa menyusun model dan pedoman perlindungan anak yang lebih baik supaya penyelenggaraan diklat pun bisa terselenggara lebih baik. Pemerintah pusat mempunyai jadwal monitoring dan melaksanakan monitoring secara rutin ke lembaga atau balai kediklatan sehingga pelaksanaannya bisa terkontrol dan bisa mengetahui


(3)

111

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan-permasalahan yang ada di lapangan selama proses diklat diselenggarakan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini mudah-mudahan bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti selanjutnya yang merasa tertarik untuk mengkaji lebih mengenai peran widyaiswara dalam meningkatkan motivasi belajar peserta. Peneliti selanjutnya diharapkan lebih mampu mengkaji mengenai peran apalagi yang menjadi faktor peningkat motivasi belajar peserta diklat agar tidak menurun.


(4)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BBPPKS Bandung. (2013). Eksistensi Lembaga. Bandung: BBPPKS Bandung. BBPPKS Bandung. (2013). Perencanaan dan Peningkatan Kompetensi. Bandung:

BBPPKS Bandung.

Ikawati. (2007). Pengkajian Model Pemberdayaan Lembaga Perlindungan Anak Dalam Pelayanan Kesejahteraan Anak. Yogyakarta: Departemen Sosial RI.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: ALFABETA.

Olim. (2013). Softskills Sukses : Sikap Tepat Karir Hebat. Bandung: UPI

Pramudia, J. (2013). Belajar Sepanjang Hayat : Konsep, Kebijakan dan Aplikasi dalam Pendidikan Nonformal Menuju Masyarakat Berpengetahuan. Bandung: Edukasia Press

Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rencana Strategis BBPPKS Bandung (Tahun 2010 s.d 2014)

Rosmia, A. (2012). Peningkatan Motivasi Belajar Lanjut Usia sebagai Proses Pembelajar Sepanjang Hayat melalui Pelatihan Kreatif Mandiri. Bandung: UPI Bandung.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar. Bandung: Alfabeta. Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2007). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sudjana, D. (2004). Pendidikan Non Formal: Wawasan, sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Widodo, P, S. (2011). Merenda Senyum Anak Bangsa. Jakarta: PT Trubus Swadaya.


(5)

113

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yulianto, D. (2011).

PeranFasilitatordanCo-fasilitatordalamProgramSanitasiTotalBerbasisMasyarakat(STBM),(StudiK asusKeberhasilanProgramSTBMPadaMasyarakatDesaLigarmukti,Kecama tanKlapanunggal,KabupatenBogor,JawaBarat). Depok: Ilmu Kesejahteraan Sosial fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia.

Sumber Internet:

Adidevi69. (2013). Konsep Peran Menurut Beberapa Ahli. In Google online[Online].

Tersedia:http://adidevi69.wordpress.com/2013/06/08/konsep-peran-menurut-beberapa-ahli/.[24 Oktober 2013]

Bintara. (2012). Arti Indikator Tahapan Fungsi Ciri-Ciri Dan Permasalahan Komunikasi. In Google online [Online]. Tersedia: http://derafitria.wordpress.com/2012/09/29/arti-indikator-tahapan-fungsi-ciri-ciri-dan-permasalahan-dari-komunikasi/.[12 Desember 2013]

Direktorat Pembinaan Widyaiswara LAN. In Google online [Online]. Tersedia: http://www.ditbinwidyaiswara.or.id/berjenjang.html.[24 Agustus 2013] Editor. (2008). Peran Fungsi Fasilitator Dan Teknik Komunikasi. In Google

Online [Online]. Tersedia: http://indosdm.com/fasilitator-peranan-fungsi-dan-teknik-komunikasi.[2 Nopember 2013]

Halawa. In Google online [Online]. Tersedia: bbppksmks.blogspot.com. [21 Agustus 2013].

Hartono. (2009). Sosiologi dan Politik. In Google Online [Online].

Tersedia:http://dapurakademikstimbudibakti.blogspot.com/2009/11/sosiolo gi-dan-politik.html. [24 Oktober 2013]

Jodenmot.( 2012). Teori Peran. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jodenmot.wordpress.com/2012/12/29/teori-peran-pengertian-definisi/.[24 Oktober 2013]

KBBI. In Google Online [Online]. Tersedia:http://kbbi.web.id/widyaiswara. [24 Oktober 2013]

KPAI. In Google Online [Online]. Tersedia: http://www.kpai.go.id/profil/. [12 Desember 2013]

Kiswanto. (2012). Anak dan Anak Nakal. In Google Online [Online]. Tersedia: http://anakdananaknakal.blogspot.com/2012/07/1.html.[24 Oktober 2013]


(6)

Iwan Sholahudin, 2014

PERAN WIDYAISWARA SEBAGAI FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DI BBPPKS BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Komnas PA. Tentang Komisi Nasional Perlindungan Anak. In Google Online [Online]. Tersedia:http://peluk.komnaspa.or.id/node/25.[24 Oktober 2013]

Management. In Google Online [Online]. Tersedia:

http://rajapresentasi.com/2013/09/metode-pelatihan-yang-efektif-bagi-karyawan/.[24 Oktober 2013]

Rahma.(2012). Subyek Penelitian. In Google Online [Online]. Tersedia: http://rahmayanisembiring.blogspot.com.br/2012/12/subjek-penelitian.html. [23 Agustus 2013]

Setiawan. In Google Online [Online]. Tersedia:http://bukik.com/mengapa-fasilitator-dibutuhkan/.[2 Nopember 2013]

Sudrajat. (2010). Interaksi Sosial dalam Sosiologi. Tersedia:

http://edisudrajat.blogspot.com/2010/01/intraksi-sosial-dalam-sosiologi.html. [24 Oktober 2013]

Sudrajat A. (2008). Peran Guru sebagai Failitator.

Tersedia:http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/08/18/peran-guru-sebagai-fasilitator/. [24 Oktober 2013]

Sujarwo. (2010). Fungsi dan Peran Fasilitator. In Google Online [Online]. Tersedia: http://jarwohafid.blogspot.com/. [24 Oktober 2013]

Supono. (2013). Menyongsong Sertifikasi Widyaiswara. [Online]. Tersedia:http://www.vedcmalang.com/pppptkboemlg/index.php/artikel-

coba-2/departemen-bangunan-30/582-menyongsong-sertifikasi-widyaiswara. [24 Oktober 2013]

Suryadi. In Google Online [Online]. Tersedia:Cirebonnews.com. [ 21 Agustus 2013]


Dokumen yang terkait

Sistem evaluasi manfaat diklat di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS)

0 6 65

Perancangan Sistem Kepegawaian Pada Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kejehateraan Sosial (BBPPKS) Lembang Bandung

2 34 140

PENGARUH KINERJA WIDYAISWARA TERHADAP KEPUASAN PARA PESERTA DIKLAT DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN GEOLOGI BANDUNG SKRIPSI.

0 0 54

PERAN FASILITATOR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIKLAT PENANAMAN NILAI KEPEMIMPINAN PADA ANAK USIA DINI BAGI PTK-PAUD : Studi Pada Pusat Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal (PP PAUDNI) Regional I Bandung.

0 1 16

PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG.

1 7 53

PERAN WIDYAISWARA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PESERTA PENDIDIKAN DAN LATIHAN PERLINDUNGAN TANAMAN BAGI APARATUR DI BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN (BBPP) LEMBANG.

0 14 24

PROSES PEMBELAJARAN DIKLAT PERLINDUNGAN ANAK DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN ANAK PADA TKSM : Studi Deskriptif di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung.

0 0 37

PENGARUH PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA PESERTA DIKLAT PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DI BBPPKS (BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL).

0 2 42

EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) PENDAMPING PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) ANGKATAN VIII DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) YOGYAKARTA.

0 0 184

Pengukuran Kinerja Penyelengaraan Pendidikan Melalui Pendekatan Value For Money Di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Regional II Bandung

0 1 22