PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG.
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Oleh :
DEKI FIRMANSYAH 0900456
JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN DEKI FIRMANSYAH
0900456
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Disetujui dan Disahkan Oleh :
Mengetahui,
PERNYATAAN Pembimbing I,
Drs. H. Zainal Arifin, M.Pd NIP. 19610501 198601 1 003
Pembimbing II,
Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001
Ketua Jurusan
Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Dr. Toto Ruhimat, M.Pd NIP. 19591121 198503 1 001
Ketua Prodi Teknologi Pendidikan
Dr. Rusman, M.Pd NIP. 19720505 199802 1 001
(3)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Program Diklat Analisis Kebijakan Sosial Di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Lembang Bandung” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014 Yang membuat pernyataan,
(4)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
ABSTRAK
Deki Firmansyah (0900456), Persepsi Pegawai Terhadap Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Lembang Bandung, di bawah bimbingan Drs. Zainal Arifin, M.pd. dan Dr. Rusman, M.pd. Skripsi : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2014
Penelitian ini Menjawab permasalahan penelitian yang telah dirumuskan yaitu “Bagaimana persepsi pegawai terhadap evaluasi program pendidikan dan pelatihan analisis kesejahteraan sosial di Balai Besar Pendidikan Dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung”? Secara lebih khusus, rumusan masalah dalam ini yaitu: 1) Bagaimana persepsi pegawai terhadap perencanaan evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung?, 2) Bagaimana persepsi pegawai terhadap pelaksanaan evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung?, 3) Bagaimana hasil evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung?
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik model kuantitatif dengan metode deskriptif analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung. Teknik analisis data menggunakan rumus Chi Kuadrat.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pegawai terhadap evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial dinyatakan sudah baik namun pegawai kurang paham dalam menyusun laporan evaluasi program.
(5)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu i
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5
BAB II PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNGLANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Tentang Persepsi ... 7
B. Evaluasi Program ... 11
C. Kriteria Evaluasi Program …………. ... 19
D. Prinsip-prinsip Umum Evaluasi Program ... 21
E. Karakteristik Instrumen Evaluasi Program ... 22
F. Prosedur Pengembangan Evaluasi Program ... 24
G. Pendidikan dan Pelatihan ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 42
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43
(6)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ii
D. Teknik Analisis Data ... 49
E. Prosedur Penelitian ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Coba Instrumen ... 50
B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 54
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 76
B. Rekomendasi ... 77
DAFTAR PUSTAKA ... 7
(7)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes ... 11
Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Evaluator Dalam dan Evaluator Luar ... 11
Tabel 3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 44
Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian ... 44
Tabel 4.1 Contoh Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen No.2 ... 51
Tabel 4.2 Hasil Uji Coba Instrumen Keseluruhan ... 51
Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Tujuan Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 55
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Objek Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 56
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Jenis Data Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 57
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Model Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 58
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Alat Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 59
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Personal Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 59
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Anggaran Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 60
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Jadwal Kegiatan Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 61
(8)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu iv
Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Tempat Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 62 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Metode Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 63 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Instrumen Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 63 Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Metode Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial ... 64
(9)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Evaluasi, Penilaian, Pengukuran dan Tes ... 12
Gambar 2.2 Rangkaian Fungsi-fungsi Hubungan Manajemen Program ... 14 Gambar 2.3 Hubungan Pendidikan, Pengembangan, Pelatihan dan Pembelajaran33 Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 48
(10)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Uji Coba ... 79 Lampiran 1 Kisi – kisi Instrumen Uji Coba
Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Lampiran 3 Data Perhitungan Uji Coba Lampiran 4 Expert Judgemant Instrumen
Lampiran B : Instrumen Penelitian ... 80 Lampiran 1 Kisi – Kisi Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Data Perhitungan Penelitian
Lampiran C : Surat Izin Penelitian ... 81 Lampiran 1 Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi Lampiran 2 Surat Ijin Mengadakan Penelitian dari Dekan FIP UPI
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung
Lampiran 4 Laporan Kegiatan Bimbingan Skripsi
Lampiran 5 Laporan Hasil Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijakan Sosial
(11)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu vii Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
(12)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu fungsi pendidikan dan pelatihan adalah memberikan akses dan pengertian kepada para stakeholder untuk dapat kiranya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki dalam rangka penerapan standarisasi Ukuran Takaran Timbangan dan Perlengkapannya (UTTP) produk-produk yang dihasilkan produsen baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga dalam kaitan tersebut keterampilan, keahlian dan tanggung jawab bagi SDM yang ditugaskan menangani UTTP amat signifikan.
Keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial selain ditentukan oleh kualitas pelayanan juga dipengaruhi oleh sistem dan arah kebijakan sosial. Kebijakan sosial tersebut sangat menentukan tipe, jenis sistem dan pendekatan pemberian pelayanan sosial kepada kelompok sasaran. Kebijakan – kebijakan tersebut merupakan landasan operasionalisasi pembangunan kesejahteraan sosial yang diharapkan dapat memberikan jawaban tentang peta penanganan yang akan dilakukan oleh semua pihak terkait, baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun masyarakat.
Pengetahuan mengenai analisis kebijakan sosial sangat penting untuk menentukan apakah suatu kebijakan sosial memiliki dampat positif atau negatif terhadap masyarakat, apakah kebijakan tersebut mampu merespon masalah-masalah sosial yang dirasakan oleh masyarakat. Dengan demikian analisis kebijakan sosial merupakan piranti yang sangat penting yang harus dimiliki dan dikuasai oleh administrator pembangunan kesejahteraan sosial berkompeten, maka dipandang perlu BBPPKS Bandung menyelenggarakan diklat analisis kebijakan sosial. Hal ini bukan saja memperjelas visi dan komitmen mereka terhadap pentingnya pembangunan kesejahteraan sosial, melainkan dapat pula meningkatkan kemampuan mereka dalam mengkaji keberhasilan dan kegagalan penerapan kebijakan – kebijakan pemerintah. Untuk itu, Balai Besar Pendidikan
(13)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) melaksanakan program diklat analasis kebijakan sosial untuk memecahkan masalah tersebut.
Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan (BBPPKS) merupakan salah satu instansi pemerintah yang tugasnya meningkatkan dan menjaga kualitas SDM kesejahteraan sosial di regional II yakni wilayah Provinsi Jawa Barat, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Lampung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Kalimantan Barat. Upaya tersebut diwujudkan dalam bentuk program diklat. Salah satu indikator keberhasilan dalam melaksanakan program diklat dapat diukur melalui hasil belajar dan peningkatan kompetensi para peserta diklat.
Kebijakan publik sebagai upaya untuk meningkatkan kebutuhan dan kebersamaan berbangsa dan bernegara sangat dibutuhkan modal dasar, yaitu modal sosial. Begitu pula sebaliknya, kebijakan sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas kebijakan sosial.
Modal sosial dapat didiskusikan dalam konteks komunitas yang kuat (strong community), masyarakat sipil yang kokoh, maupun identitas negara-bangsa (nation-state identity). Modal sosial, termasuk elemen-elemennya seperti kepercayaan, kohesifitas, altruisme, gotong-royong, jaringan, dan kolaborasi sosial memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi melalui beragam mekanisme, seperti meningkatnya rasa tanggungjawab terhadap kepentingan publik, meluasnya partisipasi dalam proses demokrasi, menguatnya keserasian masyarakat dan menurunnya tingkat kekerasan dan kejahatan.
Program diklat yang menjadi bentuk nyata pencapaian tugas inti Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial tersebut, harus dipastikan berjalan dengan efektif dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menghasilkan output yang sesuai dengan harapan dan kebutuhan lapangan. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melaksanakan evaluasi diklat secara berkesinambungan dan sistematis.
Titik awal dari kegiatan evaluasi program adalah keingintahuan penyusun program untuk melihat apakah tujuan program sudah tercapai atau belum ?
(14)
3
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
apakahkah dari rencana kegiatan yang telah dibuat sudah dapat dilaksanakan adakah faktor lain yang mempengaruhi ketidakberhasilan program tersebut.
Menurut Widyoko (2009) :
Kegiatan evaluasi sebagai bagian dari program diklat perlu lebih dioptimalkan. Optimalisasi sistem evaluasi memiliki dua makna, pertama adalah sistem informasi yang optimal. Kedua adalah manfaat yang dicapai dari evaluasi. Manfaat yang utama dari evaluasi adalah meningkatkan kualitas suatu kegiatan (pembelajaran) dan selanjutnya akan terjadi peningkatan kualitas program pendidikan (pendidikan) (www.um-pwr.ac.id) Sebuah program diklat dapat dievaluasi untuk melihat seberapa baiknya sasaran diklat dicapai. Efektifitas program dapat diukur berdasarkan pada apakah tujuan-tujuan tersebut tercapai. Tolak ukur hasil diklat dapat diketahui dengan adanya evaluasi.
Peningkatan kualitas dan kemampuan Sumber Daya Manusia akan menguntungkan banyak pihak, baik diri yang bersangkutan yang akan berarti meningkatkan tanggungjawab dan wewenang didalam pekerjaannya, sedangkan bagi lembaga akan meningkatkan produktifitas dan daya saing. Untuk itulah sebuah pendidikan dan pelatihan erlu mendapat perhatian khusus dalam pengelolaannya.
Pendidikan dan pelatihan pada hakikatnya adalah suatu sistem pembelajaran. Sebagai suatu sistem, mutu pelatihan sangat bergantung pada mutu komponen-komponennya, kaitan dan ketergantungan serta kerja sama diantara komponen tersebut sehingga menimbulkan efek sinergis. Proses perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan pelatihan memiliki peran masing-masing dalam masalah mutu pelatihan termasuk juga peran evaluasi pelatihan.
Proses pendidikan dan pelatihan tidak terlepas dari peranan evaluasi pelatihan. Program pelatihan sebagai salah satu strategi pengembangan SDM memerlukan evaluasi untuk mengetahui efektifitas program yang bersangkutan. Evaluasi pelatihan berkaitan dengan strategi evaluasi yang meliputi terhadap calon peserta diklat, fasilitator diklat, dan evaluasi penyelenggaraan diklat. Hasil dari evaluasi tersebut memberikan gambaran kelebihan dan kekurangan suatu pelatihan apakah sesuai dengan apa yang diharapkan ataukah tidak. Jika tidak,
(15)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
maka sudah menjadi tanggung jawab pengelola pelatihan untuk mendesain ulang dan memberikan soluasi dalam menanggulangi kekurangan-kekurangan dalam penyelenggaraan diklat.
Standar pengelolaan pendidikan merupakan hal yang menentukan kualitas pelatihan, pelatihan yang berkualitas akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula, maka dari itu, perlu untuk mengetahui proses evaluasi pelatihan dan bagaimana standar pendidikan dan pelatihan itu dikelola berdasarkan hasil evaluasi diklat yang telah dilaksanakan.
Atas dasar itulah penulis bermaksud melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang “PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
LEMBANG BANDUNG”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas secara umum masalah penelitian adalah
“Bagaimana persepsi pegawai terhadap evaluasi program pendidikan dan pelatihan analisis kesejahteraan sosial di balai besar pendidikan dan pelatihan
kesejahteraan sosial lembang bandung?”
Adapun rumusan masalah secara khusus adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi pegawai terhadap perencanaan evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung?
2. Bagaimana persepsi pegawai terhadap pelaksanaan evaluasi program yang dikembangkan Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung?
3. Bagaimana hasil evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial yang dikembangkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung?
(16)
5
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan sebelumnya, maka yang menjadi tujuan umum dilakukakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami persepsi pegawai terhadap evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung.
Tujuan umum tersebut dapat diperjelas ke dalam tujuan Khusus sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi pegawai terhadap perencanaan evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial dikembangkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung.
2. Mendeskripsikan dan menganalisis persepsi pegawai terhadap pelaksanaan evaluasi program yang dikembangkan Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung.
3. Mendeskripsikan dan menganalisis hasil evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial yang dikembangkan di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat secara teoritis dan praktis:
1. Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung terutama dalam berbagai kegiatan yang menjadikan evaluasi program sebagai bagian dari pendidikan dan pelatihan dan diharapkan memberikan kesadaran atau pemahaman terhadap pentingnya evaluasi program pendidikan dan pelatihan khususnya evaluasi program di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandun dan diharapkan juga hasil dari studi ini dapat memberikan sumbangan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian serupa mengenai evaluasi program pendidikan dan
(17)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
petihan sekaligus menjadi manfaat tentang ilmu pengetahuan di bidang evaluasi program pendidikan dan pelatihan.
2. Praktis
a. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung
Diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas evaluasi diklat dan lebih menyempurnakan rancangan program serta referensi dalam menyusun pelaksanaan diklat.
b. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran bagi program Teknologi Pendidikan dalam mengembangkan disiplin ilmu dan kualitas lulusannya.
c. Instruktur/Widiaiswara
Diharapkan dapat memberikan masukan pengetahuan dan sumbangan pikiran tentang pelaksanaan evaluasi diklat serta informasi mengenai kontribusi evaluasi diklat terhadap penyusunan standarisasi pengelolaan pendidikan dan pelatihan
(18)
42 Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan positivistik, artinya segala sesuatu yang berdasarkan fakta atau kenyataan tidak melebihi fakta-fakta yang telah ada dengan penalaran secara induktif. Sebagai alasan peneliti menggunakan pendekatan ini yaitu untuk menarik kesimpulan yang dapat digeneralisasi dari data yang bersifat kuantitatif ke dalam suatu bentuk deskripsi. Pendekatan ini menuntut peneliti untuk menjelaskan suatu fenomena dengan terdapatnya suatu variabel sebagai objek penelitian.
Untuk pendekatan ini peneliti menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian bermula dari suatu teori menuju bentuk perolehan suatu data numerik di lapangan. Sebagai pertimbangan peneliti dalam menganalisis data di lapangan, menekankan pada penilaian numerik atas fenomena yang diteliti. Untuk selanjutnya peneliti mengolah dan menganalisi perolehan data tersebut.
Sebagaimana menurut Zainal Arifin (2012: 29):
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan melalui teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel-variabel tertentu, sehingga menghasilkan simpulan-simpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas dari konteks waktu dan situasi serta jenis data yang dikumpulkan terutama data kuantitatif.
Penelitian kuantitatif mendasarkan hasil penelitian pada perhitungan-perhitungan matematis yang kemudian memberikan gambaran atas suatu fenomena yang diajukan dalam penelitian ini. Data angka yang dihasilkan menjadi acuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam penelitian ini, peneliti lebih mengarahkan pada metode penelitian deskriptif analitik, yakni peneliti berupaya untuk mengetahui dan memahami suatu peristiwa kegiatan dalam pembelajaran yang terdapat pada suatu lingkungan atau lembaga. Selanjutnya menjadi minat fokus peneliti untuk memaparkan gambaran mengenai situasi yang terjadi sesuai dengan keadaan di lapangan.
(19)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Menurut Zainal Arifin (2012: 54) penelitian deskriptif adalah:
Penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau perbandingan berbagai variabel. Tujuan penelitian deskriptif, yakni untuk menjelaskan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Pada awalnya, penelitian penelitian deskriptif hanya untuk menggambarkan variabel-variabel tunggal, tidak perlu menjelaskan korelasi atau komparasi, dan tidak perlu adanya hipotesis cukup dengan pertanyaan penelitian.
Peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial yang di gunakan balai besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bandung, sesuai dengan keadaan yang ada tanpa melakukan suatu tindakan yang bersifat penerapan terhadap proses evaluasi program diklat. Peneliti lebih menekankan pengamatan pada aspek-aspek yang sesuai dengan rumusan masalah meliputi komponen-komponen yang terdapat pada perencanaan, pelaksanaan sampai analisis data evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial. Dalam penelitian ini peneliti memiliki satu variabel tunggal, yakni tidak memiliki variabel bebas (independen) ataupun variabel terikat (dependen), peneliti bermaksud meninjau secara lebih rinci gambaran terhadap evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial di balai besar pendidikan dan pelatihan bandung.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Berdasarkan populasi yang terdapat di balai besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bandung, maka peneliti menetapkan subjek yang akan menjadi fokus dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada di BBPPKS bandung. Berikut uraian dalam tabel mengenai jumlah siswa yang terdapat pada setiap kelas dari pembelajaran tersebut:
(20)
44
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3. 1
Jumlah Populasi Penelitian
No. Bidang/Bagian Populasi
1. Bagian
perencanaan 11
2. Bagian pelaksanaan 9
3. Bagian evaluasi 10
Jumlah 30 Pegawai
Sumber: Data Pegawai BBPPKS (2013)
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan teknik sampling jenuh/ sensus. Menurut Sugiyono (2011: 124) “sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. ” Hal ini dikarenakan peneliti ingin mengambil seluruh pegawai balai besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial bandung yang terdiri dari tiga bidang/bagian yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan jumlah seluruhnya 30 pegawai.
Tabel 3. 2
Jumlah Sampel Penelitian
No. Bidang/Bagian Populasi
1. Bagian
perencanaan 11
2. Bagian pelaksanaan 9
3. Bagian evaluasi 10
Jumlah 30 Pegawai
Sumber: Data Pegawai BBPPKS (2013)
Untuk itu, peneliti akan menarik seluruh populasi sebagai sampel, dikarenakan tidak memungkinkan bagi peneliti mengambil sebagian jumlah dari populasi sebagai jumlah yang dapat mewakili dari populasi tersebut. Sesuai dengan pendapat Arikunto S, (2002: 112) “apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25 %.”
(21)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan suatu alat pengumpul data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan suatu penelitian, dengan bermaksud untuk memperoleh suatu data di lapangan. “Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2011: 54).
Mengenai penggunaan instrumen sendiri, secara langsung menekankan pihak peneliti untuk lebih teliti dan sigap khususnya pada tahap merancang keseluruhan isi instrumen tersebut, karena metode dalam pengumpulan data dan penilaiannya sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian yang merupakan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Untuk itu peneliti berharap dalam menyebarkan alat pengumpul data ini dapat memperoleh informasi relevan sesuai dengan maksud dari penelitian ini, dan menghimpun seluruh persepsi dari pihak responden yang telah ditentukan dengan jumlah maksimal. Berikut alat pengumpul data yang akan peneliti gunakan di lapangan:
1. Angket
Lembar angket dalam penelitian ini digunakan untuk menghimpun data berupa persepsi pegawai terhadap evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial di balai besar pendidikan dan pelatihan kesejahteraan sosial yang berjumlah 30 siswa.
Untuk jenis angket dalam penelitian ini, peneliti menggunakan angket berstruktur yaitu “angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban” (Zainal Arifin, 2012: 228). Dimaksudkan untuk memberikan kemudahan khususnya peneliti sendiri dan memudahkan pengisian angket bagi pegawai sebagai responden, dengan bentuk pernyataan berupa pilihan ganda yang telah disediakan opsi pilihan terakhir secara bebas untuk kemungkinan terdapatnya ketidak sesuain alternatif jawaban yang akan dipilih oleh pegawai.
D. Analisis Data
Setelah terkumpul data dalam penelitian maka peneliti selanjutnya akan melakukan pengolahan data dan menganalisisnya, untuk disimpulkan dan mendeskripsikan mengenai berbagai macam kendala yang terdapat di lapangan
(22)
46
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
penelitian tersebut, teknik analisis data yang akan digunakan peneliti adalah teknik hitung statistik deskriptif, untuk mendeskripsikan variabel penelitian yang diperoleh melalui hasil-hasil pengukuran dengan tidak menggunakannya statistik inferensial karena dalam penelitian ini tidak terdapat suatu hipotesis. Teknik statistik yang digunakan adalah persentase dari suatu data yang telah diperoleh ketika di lapangan sebagai berikut:
1. Chi Kuadrat ( 2
x )
Chi kuadrat mempunyai fungsi untuk menguji apakah ada perbedaan antara
frekuensi yang diamati dengan frekuensi jawaban yang diberikan responden sebagai berikut:
2 2
fe fe fo x
(Zainal Arifin, 2012: 276) Keterangan:
2
x : Nilai Chi kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi
fe : Frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah-langkah peneliti dalam mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh sebagai berikut:
a. Mengelompokan setiap jawaban yang diberikan oleh responden, untuk mengetahui banyaknya fo.
b. Mencari frekuensi yang diharapkan fe dengan jalan jumlah seluruh fo
dibagi dengan jumlah alternatif jawaban. c. Mencari selisih fo dengan fe
fo fe
.d. Menghitung Chi kuadrat setelah memperoleh fodan fe.
e. Menentukan tinggkat kebebeasn
dk yaitu jumlah alternaif jawaban(23)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f. Melihat kolom
dk (tabel harga kritik Chi kuadrat) pada tinggkat kepercayaan 95% untuk melihat apakah ada pebedaan yang signifikan atau tidak. g. Menafsirkan atau menguji hasil perhitungan Chi kuadrat dengan kriteria sebagai berikut:1) Jika 2
x hitung > 2
x tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan.
2) Jika 2
x hitung < 2
x tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan.
h. Mencari persentase dari setiap ketegori jawaban dengan alternatif jawaban sesuai dengan frekuensi yang terkumpul dengan rumus persentase.
i. Membuat penafsiaran dan simpulan hasil.
E. Prosedur penelitian
Berikut ini prosedur atau langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti:
1. Persiapan
a. Peneliti terlebih dahulu melakukan studi pendahuluan baik secara studi pustaka dan studi observasi.
b. Selanjutnya peneliti merumuskan masalah, sebagai tahapan awal untuk menentukan fokus penelitian
c. Menyusun proposal penelitian dengan maksud untuk pengajuan judul dan mendapatkan kesepakatan dari pihak dosen pembimbing ke tahap selanjutnya. d. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.
e. Menyusun pernyataan instrunen yang akan digunakan pada penelitian di lapangan.
2. Pelaksanaan
a. Peneliti melakukan penyebaran angket kepada pegawai BBPPKS sebagai responden.
b. Pengumpulan angket-angket yang telah disebarkan sebelumnya, untuk tahap selanjutnya dianalisis.
(24)
48
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
a. Peneliti mengolah dan menganalisis perolehan data yang telah terkumpul di lapangan ke dalam suatu bilangan angka.
b. Menyusun kesimpulan dari perolehan data dalam penelitian yang telah dilakukan dengan bentuk suatu deskripsi.
c. Peneliti selanjutnya membakukan secara keseluruhan hasil analisis data yang telah diperoleh kedalam bentuk laporan.
Adapun langkah-langkah penelitian ini dijelaskan ke dalam gambar sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian.
Studi Pendahuluan
RumusanMasalah
Landasan Teori
Pengumpulan Data
Populasi dan Sampel Pengembangan
Instrumen Pengujian Instrumen
Analisis Data
(25)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 50 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Uji Coba Instrumen
Uji coba instrumen digunakan untuk memperoleh ketepatan dalam melakukan penelitian, khususnya dalam menyusun instrumen yang akan digunakan sebagai alat penghimpun data di lapangan. Penelitian ini menitikberatkan pada validitas konstruk (construct validity) untuk melihat validasi instrumen angket yang akan digunakan. Peneliti mengajukan pengujian instrumen tersebut kepada pihak Ahli berupa penilaian dan pendapat (expert judgement), yaitu berhubungan dengan pengalaman yang dimiliki oleh ahli secara teoritis. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui ketepatan aspek-aspek yang terdapat dalam suatu instrumen penelitian ini.
Expert judgement dilakukan oleh dua orang Dosen Ahli. Pertama, Ibu Dr.
Laksmi Dewi, M. Pd. dari Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, mengenai aspek kesesuaian pertanyaan, khususnya pertanyaan yang menggali jawaban dari responden.. Kedua, Bapak Hendaryat, S. Pd dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial mengenai aspek penyampaian informasi kepada responden yang merupakan pegawai dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung. Peneliti mendapat arahan mengenai kesesuaian dalam bahasa yang digunakan pada setiap butir pertanyaan yang diajukan kepada pegawai sebagai responden agar tidak terbentuk suatu kekeliruan dari pegawai terhadap persepsi yang diberikan. Berdasarkan pengalaman dan kesesuaian teori yang bersangkutan dalam penelitian ini, maka peneliti memperoleh kelayakan menggunakan instumen untuk disebarkan kepada responden di lapangan sebagai uji coba dan untuk dipergunakan dalam penelitian.
Hasil uji coba instrumen ini, merupakan perolehan data dari proses pengujian yang disebarkan kepada responden berbeda di luar sampel penelitian. Pengujian tersebut bermaksud untuk mengetahui ketepatan isi yang terdapat dalam suatu instrumen yang akan digunakan oleh peneliti di lapangan. Penyebaran angket ditujukan kepada 30 pegawai di Balai Besar Pendidikan dan
(26)
51
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung. Berikut ini hasil perhitungan uji coba angket dan uraian penjelasan yang telah diperoleh keseluruhan:
Tabel 4.1
Contoh Perhitungan Hasil Uji Coba Instrumen Item No.2
Persepsi Siswa Terhadap Cara Merumuskan Tujuan Evaluasi Program
Alternatif Jawaban Fo Fe fo-fe (fo-fe)² (fo-fe)²/
fe X²
a. Menentukan analisis
kebutuhan 4 7.50 -3.50 12.25 1.63
dk= 3 b. Menentukan objek yang
akan dievaluasi 3 7.50 -4.50 20.25 2.70 95%
c. Menetukan kemampuan
sementara peserta diklat 2 7.50 -5.50 30.25 4.03 7.81 d. Jawaban a, b,c benar 21 7.50 13.50 182.25 24.30
Jumlah 30 30 32.67
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1 di atas, maka telah diperoleh sebagai berikut:
X2hitung = 32.67
X2tabel = 7.81 dengan dk 4-1 pada tingkat kepercayaan 95%. Secara keseluruhan, hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Coba Instrumen Keseluruhan No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
1 Ada tidaknya tujuan evaluasi
(27)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
2 Cara merumuskan tujuan evaluasi
program. 32.67 7.81 Valid
3 Fungsi tujuan evaluasi program. 38,17 9,49 Valid
4
Kesesuaian tujuan evaluasi program terhadap penyelenggaraan diklat.
6,53 3,84 Valid
5 Perumus tujuan evaluasi program. 58,40 11,1 Valid
6
Kesesuaian objek evaluasi program terdapat tujuan evaluasi program.
10,80 3,84 Valid
7 Objek evaluasi program diklat
analisis kebijakan sosial. 48,33 9,49 Valid 8 Cara menentukan objek evaluasi
program. 12,40 7,81 Valid
9 Jenis data evaluasi program yang
dikumpulkan. 58,00 11,1 Valid
10 Sumber data evaluasi program. 31,07 7,81 Valid 11 Cara menentukan jenis data
evaluasi program. 15,20 5,99 Valid
12 Model evaluasi program yang
digunakan. 1,47 7,81 Tidak Valid
13 Alasan pemilihan model evaluasi
program. 61,33 9,49 Valid
14 Cara penerapan model evaluasi
program. 9,73 7,81 Valid
15
Kesesuaian model evaluasi program dengan tujuan evaluasi program.
(28)
53
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
16 Jenis alat evaluasi program yang
digunakan. 68,40 7,81 Valid
17 Alasan pemilihan alat evaluasi
program. 12,40 7,81 Valid
18
Kesesuaian alat evaluasi program dengan tujuan tujuan evaluasi program.
1,20 3,84 Tidak Valid
19 Tim perancang evaluasi program. 66,00 11,1 Valid 20 Penentuan tim perancang evaluasi
program. 55,07 7,81 Valid
21 Kualifikasi evaluator program. 51,20 11,1 Valid
22 Sumber anggaran evaluasi
program. 75,07 7,81 Valid
23 Daya serap anggaran evaluasi
program. 22,53 3,84 Valid
24 Prosedur penggunaan anggaran
evaluasi program. 39,20 5,99 Valid
25 Waktu kegiatan evaluasi program. 75,07 7,81 Valid
26 Pertimbangan penentuan jadwal
evaluasi program. 22,20 5,99 Valid
27 Lokasi pelaksanaan evaluasi
program. 43,80 5,99 Valid
28 Metode yang digunakan dalam
evaluasi program. 54,20 5,99 Valid
29 Cara penggunaan instrument
(29)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
30 Hambatan penggunaan instrument
evaluasi program. 15,20 5,99 Valid
31 Cara analisis data evaluasi
program. 36,67 7,81 Valid
32 Kesulitan dalam analisis data
evaluasi. 31,07 7,81 Valid
Berdasarkan dari hasil uji validitas yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa dari 32 pertanyaan yang terdapat dalam angket uji coba, terdapat 2 pertanyaan tidak valid dan 30 pertanyaan dinyatakan valid. Dengan demikian, ada 30 pertanyaan yang akan digunakan kembali dalam angket tersebut untuk disebarkan kepada siswa di lapangan.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Persepsi pegawai terhadap perencanaan evaluasi program diklat
analisis kebijakan sosial
a. Ada tidaknya tujuan evaluasi program evaluasi program diklat analisis
kebijakan sosial
Table 4.3
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Tujuan Evaluasi
Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
1 Ada tidaknya tujuan evaluasi
program. 26,13 3,84 Signifikan
2 Cara merumuskan tujuan evaluasi
program. 28,93 7,81 Signifikan
(30)
55
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 4
Kesesuaian tujuan evaluasi program terhadap penyelenggaraan diklat.
8,53 3,84 Signifikan
5 Perumus tujuan evaluasi program. 59,20 11,1 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.3 di atas, dari pertanyaan nomor satu menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (26,13 > 3,84). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 29 responden menyatakan bahwa, evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Lembang Bandung memiliki tujuan evaluasi.
Pertanyaan nomor dua menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (28,93 > 7,81).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 20 responden menyatakan bahwa, cara merumuskan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah menentukan analisis kebutuhan, menentukan objek yang akan dievaluasi dan menentukan kemampuan sementara peserta diklat.
Pertanyaan nomor tiga menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (30,17 > 9,49).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 17 responden menyatakan bahwa, fungsi tujuan evaluasi program diklat analisis kebijkan sosial adalah sebagai acuan dan arah pelaksanaan evaluasi program, acuan widyaiswara dan pedoman pengembangan evaluasi program.
Pertanyaan nomor empat menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (8,53 > 3,84).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 23 responden menyatakan bahwa, tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial sudah sesuai dengan penyelenggaraan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
Pertanyaan nomor lima menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (59,20 > 11,1).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 20 responden
(31)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyatakan bahwa, widyaiswara, staff perencanaan, staff pelaksanaan,dan staff evaluasi terlibat dalam perumusan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
b. Persepsi pegawai terhadap objek evaluasi program diklat analisis
kebijakan sosial
Table 4.4
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Objek Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial
No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
6
Kesesuaian objek evaluasi program terdapat tujuan evaluasi program.
13,33 3,84 Signifikan
7 Objek evaluasi program diklat
analisis kebijakan sosial. 54,67 9,49 Signifikan 8 Cara menentukan objek evaluasi
program. 13,47 7,81 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.4 di atas, dari pertanyaan nomor enam menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (13,33 > 3,84). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 25 responden menyatakan bahwa, objek evaluasi program diklak analisis kebijakan sosial sesuai dengan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
Pertanyaan nomor tujuh menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (54,67 > 9,49).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 22 responden menyatakan bahwa, peserta diklat, kinerja widyaiswara dan penyelenggaraan diklat merupakan ruang lingkup objek evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
Pertanyaan nomor delapan menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (13,47 > 7,81).
(32)
57
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 14 responden menyatakan bahwa, cara menentukan objek evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah berdasarkan analisis kebutuhan diklat.
c. Persepsi pegawai terhadap jenis data evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial
Table 4.5
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Jenis Data Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial
No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
9 Jenis data evaluasi program yang
dikumpulkan. 64,00 11,1 Signifikan
10 Sumber data evaluasi program. 34,27 7,81 Signifikan 11 Cara menentukan jenis data
evaluasi program. 15,20 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.5 di atas, dari pertanyaan nomor sembilan menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (64,00 > 11,1). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 21 responden menyatakan bahwa, jenis data yang dikumpulkan dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah hasil belajar peserta diklat, sikap professional peserta diklat, kedisiplinan diklat, instrumen dan penyusunan diklat, tingkat kesulitan peserta diklat.
Pertanyaan nomor sepuluh menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (34,27 > 7,81).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 19 responden menyatakan bahwa, sumber data evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial berasal dari kuesioner / angket.
Pertanyaan nomor sebelas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (15,20 > 5,99).
Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 16 responden
(33)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyatakan bahwa, cara menentukan jenis data evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah berdasarkan alat evaluasi yang digunakan.
d. Persepsi pegawai terhadap model evaluasi program diklat analisis
kebijakan sosial
Table 4.6
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Model Evaluasi
Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
12 Alasan pemilihan model evaluasi
program. 57,00 9,49 Signifikan
13 Cara penerapan model evaluasi
program. 13,20 7,81 Signifikan
14
Kesesuaian model evaluasi program dengan tujuan evaluasi program.
8,53 3,84 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.6 di atas, dari pertanyaan nomor dua belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (57,00 > 9,49). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 21 responden menyatakan bahwa, alasan pemilihan model evaluasi program dalam Diklat Analisis Kebijakan Sosial adalah mengikuti format evaluasi terdahulu.
Pertanyaan nomor tiga belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (13,20 >
7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 14 responden menyatakan bahwa, menerapkan model evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial dengan cara analisis data.
Pertanyaan nomor empat belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (8,53 >
3,84). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 23 responden
(34)
59
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyatakan bahwa, model evaluasi program yang digunakan sesuai dengan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijkan sosial.
e. Persepsi pegawai terhadap alat evaluasi program
Table 4.7
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Alat Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial
No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
15 Jenis alat evaluasi program yang
digunakan. 51,60 7,81 Signifikan
16 Alasan pemilihan alat evaluasi
program. 16,67 7,81 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.7 di atas, dari pertanyaan nomor lima belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (51,60 > 7,81). Artinya,
adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 24 responden menyatakan bahwa, jenis alat evaluasi apa yang digunakan dalam evaluasi program Diklat Analisis Kebijakan Sosial adalah tes dan nontes.
Pertanyaan enam belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (16,67 > 7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 15 responden menyatakan bahwa, alasan menggunakan alat evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial tersebut adalah mudah untuk dianalisis.
f. Persepsi pegawai terhadap personal evaluasi
Table 4.8
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Personal Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial
No.
(35)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
17 Tim perancang evaluasi program. 58,40 11,1 Signifikan 18 Penentuan tim perancang evaluasi
program. 61,20 7,81 Signifikan
19 Kualifikasi evaluator program. 51,20 11,1 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.8 di atas, dari pertanyaan nomor tujuh belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (58,40 > 11,1). Artinya,
adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 20 responden menyatakan bahwa, widyaiswara, staff perencanaan diklat, staff pelaksanaan diklat, dan staff evaluasi program merupakan tim perancang evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
Pertanyaan nomor delapan belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (61,20 >
7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 26 responden menyatakan bahwa, tim perancang evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial ditentukan berdasarkan kompetensi yang dimiliki setiap pegawai.
Pertanyaan nomor sembilan belas menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (51,20 > 11,1). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 19 responden menyatakan bahwa, kualifikasi yang harus dimiliki oleh perancang evaluasi program adalah memiliki keahlian dibidang evaluasi, menguasai cara melakukan evaluasi yang baik, memiliki pengalaman, mental dan tanggung jawab, danprofessional di bidangnya.
g. Persepsi pegawai terhadap anggaran pelaksanaan evaluasi program
Table 4.9
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Anggaran Evaluasi
Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
(36)
61
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
20 Sumber anggaran evaluasi
program. 68,40 7,81 Signifikan
21 Daya serap anggaran evaluasi
program. 10,80 3,84 Signifikan
22 Prosedur penggunaan anggaran
evaluasi program. 43,80 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.9 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (68,40 > 7,81). Artinya,
adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 27 responden menyatakan bahwa, anggaran evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial bersumber dari RAB yang telah disusun.
Pertanyaan nomor dua puluh satu menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (10,80
> 3,84). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 24 responden menyatakan bahwa, daya serap anggaran evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial sudah maksimal.
Pertanyaan nomor dua puluh dua menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (43,80 > 5,99). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 27 responden menyatakan bahwa, prosedur penggunaan anggaran evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah berdasarkan RAB yang telah disetujui.
h. Persepsi pegawai terhadap jadwal kegiatan evaluasi program
Table 4.10
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Jadwal Kegiatan
Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
(37)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 24 Pertimbangan penentuan jadwal
evaluasi program. 18,20 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.10 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh tiga menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (56,67 > 7,81). Artinya,
adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 25 responden menyatakan bahwa, evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial dilaksanakan setiap sebelum dan sesudah pelaksanaan diklat.
Pertanyaan nomor dua puluh empat menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (18,20
> 5,99). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 19 responden menyatakan bahwa, pertimbangan yang diperlukan dalam penentuan jadwal evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah berdasarkan pelaksanaan program diklat.
2. Persepsi pegawai terhadap pelaksanaan evaluasi program diklat
analisis kebijakan sosial
a. Persepsi pegawai terhadap tempat pelaksanaan evaluasi program
Table 4.11
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Tempat Evaluasi
Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
25 Lokasi pelaksanaan evaluasi
program. 43,80 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.11 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh lima menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (43,80 > 5,99). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 27 responden
(38)
63
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menyatakan bahwa, evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial dilaksanakan di dalam dan di luar kelas.
b. Persepsi pegawai terhadap metode evaluasi program
Table 4.12
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Metode Evaluasi
Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
26 Metode yang digunakan dalam
evaluasi program. 54,20 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.12 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh enam menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (54,20 > 5,99). Artinya,
adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 29 responden menyatakan bahwa, metode yang dilaksanakan dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah penyebaran angket.
c. Persepsi pegawai terhadap instrumen evaluasi program
Table 4.13
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Instrumen
Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
27 Cara penggunaan instrument
evaluasi evaluasi program. 54,20 7,81 Signifikan 28 Hambatan penggunaan instrument
evaluasi program. 15,80 5,99 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.13 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh tujuh menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (54,20 > 7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan
(39)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 29 responden menyatakan bahwa, cara menggunakan instrument evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial dengan cara membagikan instrumen kepada peserta pelatihan.
Pertanyaan nomor dua puluh delapan menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (15,80 > 5,99). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 17 responden menyatakan bahwa, proses pembagian instrument menjadi hambatan dalam menggunakan instrument evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
d. Persepsi Pegawai Terhadap Analisis Data Evaluasi
Table 4.14
Hasil Perhitungan Chi-Kuadrat Aspek Persepsi terhadap Analisis Data Evaluasi Program Diklat Analisis Kebijkaan Sosial
No.
Pernyataan Pernyataan Keterangan
29 Cara analisis data evaluasi
program. 39,60 7,81 Signifikan
30 Kesulitan dalam analisis data
evaluasi. 26,80 7,81 Signifikan
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.14 di atas, dari pertanyaan nomor dua puluh sembilan menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (39,60 > 7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 21 responden menyatakan bahwa, cara menganalisis data evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial dengan menggunakan software khusus dan menggunakan program ms. Excel.
Pertanyaan nomor tiga puluh menunjukan nilai X2hitung > X2tabel (26,80 > 7,81). Artinya, adanya perbedaan yang signifikan antara frekuensi yang diperoleh dengan frekuensi yang diharapkan. Dapat disimpulkan sebanyak 19 responden menyatakan bahwa, pengoperasian program dan penginputan data evaluasi
(40)
65
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menjadi kesulitan dalam menganalisis data evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini merupakan penjelasan mengenai temuan di
lapangan dengan rumusan umum yaitu, “Persepsi pegawai terhadap evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan
Kesejahteraan Sosial Bandung”.
Selanjutnya peneliti akan membahas hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh di lapangan diantaranya terarah pada dua poin dari komponen – komponen evaluasi program meliputi sebagai berikut :
1. Persepsi Pegawai terhadap Perencanaan Evaluasi Program Diklat
Analisis Kebijakan Sosial
Dari hasil penelitian dan studi dokumentasi terlihat bahwa program diklat analisis kebijkan sosial memiliki tujuan evaluasi program yaitu sebagai bahan masukan bagi pengambilan bagi pengambilan keputusan untuk melakukan perbaikan dan pengembangan penyelenggaraan kegiatan diklat selanjutnya serta sebagai pertanggungjawaban penyelenggaraan diklat yang telah dilaksanakan.
Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Zainal Arifin ( 2008 : 128) yang menyatakan tujuan evaluasi harus dirumuskan secara jelas dan tegas serta ditentukan sejak dari awal, karena tujuan evaluasi tersebut menjadi dasar untuk menentukan atah dan ruang lingkup materi evaluasi.
Selanjutnya hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa cara merumuskan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial sesuai dengan yang disampaikan oleh Mayer yakni menentukan analisis kebutuhan, menentukan objek yang akan dievaluasi dan menentukan kemampuan sementara peserta diklat. Fungsi tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah sebagai acuan dan arah pelaksanaan evaluasi program, acuan widyaiswara dan pedoman pengembangan evaluasi program. Sebagaimana diungkapkan oleh . Sumadi Suryabrata (1983: 34), tujuan evaluasi dapat dikelompokkan dalam tiga klasifikasi, yaitu
(41)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Klasifikasi berdasarkan Fungsinya evaluasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan :
a. Psikologik, evaluasi dapat dipakai sebagai kerangka acuan kemana dia harus bergerak menuju tujuan pendidikan.
b. Didaktik/instruksional, tujuan evaluasi memotivasi belajar kepada peserta didik, memberikan pertimbangan dalam menentukan bahan pengajaran dan metode mengajar serta dalam rangka mengadakan bimbingan-bimbingan secara khusus kepada peserta didik.
c. Administratif/manajerial, bertujuan untuk pengisian buku rapor, menentukan indeks prestasi.
2. Klasifikasi berdasarkan keputusan pendidikan, tujuan evaluasi dapat digunakan untuk mengambil:
a. Keputusan individual b. Keputusan institusional c. Keputusan instruksional
d. Keputusan-keputusan penelitian 3. Klasifikasi formatif dan sumatif
a. Evaluasi formatif diperlukan untuk mendapatkan umpan-balik guna menyempurnakan perbaikan proses belajar-mengajar
b. Evaluasi sumatif berfungsi untuk mengukur keberhasilan seluruh program pendidikan yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan proses belajar-mengajar
Dari pernyataan di atas dapat dijelaskan bahwa tujuan evaluasi adalah untuk mengukur sebuah hasil dari suatu program apakah sesuai denan tujuan atau tidak, dan sebagai bahan masukan dan infomasi dalam perancangan program pelatihan.
Selanjutnya berdasarkan analisis hasil penelitian, objek evaluasi program dengan tujuan evaluasi program menunjukkan kesesuaian dengan tujuan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial. Dalam laporan evlauasi program diklat analisis kebijakan sosial, terlihat objek evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial yaitu peserta, widyaiswara, dan penyelenggaraan diklat.Hal ini diperkuat oleh Farida Yusuf ( 2008:44) “Objek evaluasi yaitu apa yang akan dievaluasi, dapat berupa program, proyek, training, materi, atau bahkan evaluasi yang lain. Apa pun dapat menjadi objek evaluasi”
Ruang lingkup objek evaluasi program analisis kebijakan sosial berdasarkan persepsi pegawai adalah peserta diklat, kinerja widyaiswara dan penyelenggaraan diklat. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari Soebagio Atmodiwirio sebagai berikut :
(42)
67
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Objek/sasaran evaluasi pendidikan dan pelatihan adalah mencakup peserta, program penggunaan personil, organisasi penyelenggara, sarana dan prasarana, biaya tamatan, partisipasi pelanggan dan masayarakat. (Soebagio Atmodiwirio, 2005 : 270). Dalam laporan evaluasi pro
i. Evaluasi terhadap peserta
Evaluasi dilaksanakan terhadap peserta selama mengikuti diklat dalam bidang akademiknya yang meliputi kegiatan-kegiatan selama dalam kelas ( proses belajar-mengajar di kelas), diskusi, seminar, praktek kerja lapangan, penulisan kertas kerja. Di samping aspek akademik dievaluasi juga aspek sikap peserta.
ii. Evaluasi terhadap instruktur
Evaluasi ini dilaksanakan oleh peserta setelah seorang instruktur selesai menyajikan bahan/materi pelajaran yang meliputi tanggung jawabnya. Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005:273) Unsur-unsur yang dinilai adalah :
1. Penguasaan materi; 2. Sistamatik penyajian;
3. Kemampuan menyajikan materi; 4. Ketepatan waktu hadir di kelas;
5. Penggunaan metode mengajar dan alat bantu mengajar; 6. Sikap dan perilaku;
7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta; 8. Penggunaan bahasa;
9. Pemberian motivasi belajar kepada peserta; 10. Pencapaian tujuan pembelajaran;
11. Daya simpatik, gaya dan sikap terhadap peserta; 12. Cara berpakaian
13. Kerjasama antara instruktur jika pembelajaran dilakukan oleh tim. iii.Evaluasi terhadap panitia/penyelenggara
Evaluasi ini dilaksanakan oleh peserta terhadap pelaksanaan diklat termasuk unsur-unsur administrasi dan program akademiknya. Menurut Soebagio Atmodiwirio (2005:273) unsur-unsur yang dinilai adalah : 1. Tujuan diklat;
2. Relevansi program diklat dengan tugas;
3. Manfaat tiap mata pelajaran bagi pelaksanaan tugas;
4. Manfaat diklat bagi peserta sendiri dan organisasi/unit kerjanya; 5. Mekanisme pelaksanaan diklat;
6. Hubungan peserta dengan pelaksana diklat; 7. Pelayanan panitia/sekretariat terhadap peserta; 8. Pelayanan akomodasi;
9. Pelayanan konsumsi; 10. Pelayanan kesehatan.
(43)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berikutnya jenis data yang digunakan dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial berdasarkan hasil penelitian adalah hasil belajar peserta diklat, sikap profesional peserta diklat, instrumen dan penyusunan diklat, dan tingkat kesulitan peserta diklat.
Tahap ini evaluator mengidentifikasi data/informasi sesuai dengan kebutuhan dan variabel yang akan dievaluasi. Jenis data secara umum adalah data kuantitatif dan kualatif. Disini evaluator memilih dan/atau mengembangkan metode pengumpulan data(instrumen), mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang tepat (dari siapa, oleh siapa) dan cara mengumpulkannya, organisasi hasil informasi evaluasi, serta analisis dan interpretasi hasil informasi evaluasi program.
Selanjutnya pemilihan model evaluasi program diklat analisis kebijkaan sosial yaitu mengikuti format terdahulu. Format terdahulu yang digunakan dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial mengikuti format dari Lembaga Administrasi Negara. Namun pada laporan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial terlihat bahwa model evaluasi yang digunakan yakni The
Kirkpatrick Model. Ini terlihat didalam laporan yang menyebutkan bahwa evaluasi Kirkpatrick Model atau model evaluasi kirkpatrick merekomendasikan adanya
empat tingkatan sebagai basis evaluasi. Keempat tingkatan tersebut adalah : 1. Tingkatan reaksi (reaction level)
2. Tingkatan pembelajaran (learning level)
3. Tingkatan perilaku atau perubahan keahlian (behaviour or skill change
level)
4. Tingkatan dampak atau organisasional (outcome or organizational level) Berikutnya jenis alat evaluasi yang digunakan dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial yaitu menggunakan tes dan non tes. Dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial digunakan tes tertulis yakni tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Bentuk tes tertulis dalam evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial adalah tes objektif. Tes objektif menuntut peserta didik atau peserta pelatihan memilih jawaban yang benar diantara jawaban yang disediakan, memberikan jawaban singkat, dan
(1)
73
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pelaksanaan diklat yakni tahap persiapan, tahap pembelajaran, dan tahap akhir pelaksanaan.
4. Hasil Evaluasi
Hasil evaluasi tidak tidak mencerminkan suatu laporan evaluasi yang pada umumnya terdapat tiga komponen pokok, yaitu deskripsi data, analisis data dan pembahasan dan analisis rekomendasi. Dalam laporan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial hanya terdapat skor pre-test dan post-test yang selanjutnya dibandingkan untuk melihat kemampuan sebelum dan sesudah pelaksanaan program diklat analisis kebijakan sosial.
5. Kesimpulan Dan Rekomendasi
Di dalam laporan evaluasi program diklat analisis kebijakan sosial, hanya terdapat kesimpulan tingkat pengetahuan peserta diklat sebelum dan sesudah pelaksanaan diklat. Kesimpulan tersebut tidak didasarkan kepada analisis data evaluasi program. Namun diberikan alternatif rekomendasi yang ditujukan kepada kesuluruh stakeholder diklat analsis kebijakan sosial.
Laporan evaluasi program ialah informasi tentang kegiatan program pendidikan dan pelatihan dari segi evaluasi yang telah didesain secara sistematis. Menurut Soebagio (2005 : 275) sistematika laporan evaluasi terdiri dari : (1) Pendahuluan, (2) Data/fakta, (3) Masalah yang ditemui, (4) Analisis, dan (5) Kesimpulan dan saran.
Penulisan laporan evaluasi memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk memberikan keterangan, memulai suatu tindakan, mengoordinasi proyek, menyarankan suatu langkah atau tindakan, dan merekan kegiatan. Pada dasarnya laporan untuk memberi keterangan dapat dibedakan dalam laporan berkala dan laporan khusus. Laporan khusus dapat menyajika hasil-hasil pengujian, pengujian, percobaan atau pemeriksaan. Laporan untuk memulai suatu tindakan atau pekerjaan menjadikan tindakan atau pekerjaan itu sebagai pusat perhatian, dan dengan alasan apa tindakan itu dilakukan. Laporan jenis in harus tegas, jelas, dan terperinci. Tekanan diberikan pada apa, bagaimana, siapa, bilamana, dan dimana.
(2)
74
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Laporan untuk merekam kegiatan ialah laporan kemajuan dan laporan akhir. Laporan kemajuan dapat dibuat menurut kebutuhan, ada yang setiap bulan, setiap triwulan, atau setiap semester. Laporan akhir merangkum segala segi pekerjaan setelah semuanya selesai.
Tata tulis laporan mencakup ketentuan tentang kertas, naskah, sampul, pengetikan, penomoran, ilustrasi, pengutipan, penulisan lampiran, penulisan daftar pustaka dan bahasa.
Naskah laporan evaluasi sebaiknya diketik pada ketas HVS 80 gram berwarna putih berukuran kuarto (21x28,5 cm). Sampul laporan sebaiknya dibuat dari kertass buffalo atau linen yang warnanya disesuaikan dengan warna lembaga yang dievaluasi.
Pengetikan mencakup ketentuan tentang penggunaan huruf, penulisan bilangan, spasi, batas tepi naskah, pengetikan alenia baru, pengisian halaman naskah, pengetikan bab, subbab, dan sub-subbab.
Penomoran halaman diletakkan di sebelah kanan atas. Dua spasi di atas baru pertama teks atau 3 cm dari tepi atas. Nomor halaman menggunakan angka Arab, dimulai dari bab pendahuluan. Halaman-halaman sebelumnya seperti halaman judul, prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar/peta menggunakan angka romawi kecil.
Ilustrasi bertujuan mengemukakan hal yang tidak terungkap dengan kata. Kategori ilustrasi antara lain foto, grafik, diagram, bagan, peta, denah,dan tabel.
Kutipan harus sama dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Kutipan yang terdiri dari lima baris atau lebih, diketik satu spasi, dimulai dari lima ketukan margin kiri. Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris dimasukkan kedalam teks, diketik seperti ketikan teks, diawali dengan tanda petik
(“).
Bahan-bahan referensi seperti tabel, carta, dokumen, transkip wawancara, dan sejenis, perlu disarankan sebagai lampiran. Lampiran ditempatkan sesudah daftar pustaka. Nomor lampiran ditulis secara urut dengan angka Arab.
Penulisan daftar pustaka meliputi buku, artikel, laporan atau karangan dalam jurnal atau majalah ilmiah, dan penerbitan atau publikasi lain. Bahasa yang
(3)
75
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
digunakan untuk penulisan laporan evaluasi program adalah bahasa indonesia ragam ilmiah.
(4)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
79
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar (2003) Pokoknya kualitatif Dasar- Dasar Merancang dan
Melakukan Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kiblat Buku Utama.
Arifin, Zainal, (2012) Evaluasi Pembeljaran Prinsip Teknik Prosedur, Cetakan ke
– 4 Bandung : Remaja Rosdakarya.
Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran Prinsip Teknik Prosedur. Bandung : Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi (2003) Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi),
Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi, (1998) Penilaian Program Pendidikan, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Arinkunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, (2007) Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoritis Praktis Bagi Praktisi Pendidikan, Jakarta :
Bumi Aksara.
Atmodiwirio, Soebagio, (2002) Manajemen Pelatihan, Jakarta : Ardadizya Jaya. Bandung : Sinar Baru Algesindo
Bimo Walgito. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi offset
Daryanto, (2008) Evaluasi Pendidikan, Bandung : Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar, (2001) Model – Model Pembinaan Ketenagakerjaan, Bandung :
Y.P Pemindo.
Hamalik, Oemar, (2003) Manajemen Pendidikan dan Peltiha, Bandung : Y.P Pemindo.
(5)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
80
Jalaluddin Rahmat. (2007). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosda Karya
Miftah, Toha. (2003). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Miles, Mathew dan Michael Huberman (2007) Analisis Data Kualitatif Buku
Sumber Tentang Metode – Metode Baru. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Moleong, Lexy, (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Remaja Rosdakarya
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Bandung :
Remaja Rosdakarya
Purwanto, Ngalim, (2006) Prinsip – Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung : Remaja Rosdakarya
Sabaraguna, Boy, (2004) Analisis pada Penelitian Kualitatif, Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia
Sastradipoera, Komaruddin, (2006) Pengembangan dan Pelatihan Pendekatan
Sumber Daya Manusia, Bandung : Kappa – Sigma
Satori, Djam’an dan Aan Komariah, (2009) Metodologi Penelitian Kualitatif,
Bandung : Alfabeta
Sudjana, Djuju, (2008) Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah Untuk
Pendidikan Nonformal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Bandung : Remaja Rosdakarya
Sudjana, Nana dan Ibrahim, (2004) Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung : Sinar Baru Algesindo
(6)
Deki Firmansyah,2014
PERSEPSI PEGAWAI TERHADAP EVALUASI PROGRAM DIKLAT ANALISIS KEBIJAKAN SOSIAL DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL (BBPPKS) LEMBANG BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
81
Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press.
Sugiyono, (2008) Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung : Alfabeta
Sugiyono, (2008) Metode Penelitian dan Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D, Bandung : Alfabeta
Suharman. (2005) Psikologi Kognitif. Surabaya : Srikandi
Sukmadinata, Nana Syaodih, (2007) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Rosdakarya
Sumadi Suryabrata, Proses Belajar-Mengajar Di Perguruan Tinggi 1983
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC
Tayibnapis, Farida Yusuf, (2000) Evaluasi Program. Jakarta : Rineka Cipta.
Waidi. (2006). The Art of Re-engineering Your Mind Of Success. Jakarta: Gramedia
Zuriah, Nuriah, (2007) Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan