PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT - SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA.

(1)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT - SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VB SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/ 2013)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Susi Ardiyanti

0902804

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT - SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VB SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2012/ 2013)

Oleh Susi Ardiyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Susi Ardiyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT - SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

Oleh : Susi Ardiyanti NIM : 0902804

ABSTRAK : Penerapan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat - Sifat Cahaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas VB dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Penelitian ini berawal dari adanya masalah yaitu rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas, bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas dan untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari 3 siklus dan setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasil penelitian siklus I untuk hasil belajar kognitif diperoleh rata-rata kelas 70,3 dengan ketuntasan belajar 83,3%. Pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I yaitu rata-rata kelas menjadi 81,2 dengan ketuntasan belajar 90%. Kemudian pada siklus III terjadi peningkatan dibandingkan siklus I dan siklus II yaitu rata-rata kelas menjadi 91,1 dengan ketuntasan belajar 100%. Hasil belajar siswa ranah afektif pada siklus I mencapai rata-rata persentase 60%, pada siklus II meningkat menjadi 79,4% dan pada siklus III meningkat menjadi 91,2%. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa ranah psikomotor pada siklus I mencapai rata-rata persentase 72,2%, pada siklus II meningkat menjadi 84,1 % dan pada siklus III meningkat menjadi 95%. Dari hasil data-data yang telah diperoleh selama penelitian dilaksanakan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(5)

ABSTRACT : Implementation Method of Teaching Science Experiment At Topic Light Properties for Improving Student Learning Outcomes. The research was conducted in SD Negeri 3 Cibodas District Lembang West Bandung regency. The research subjects were students of VB with the number of students by 30 people consisting of 15 male students and 15 female students. This study originated from the problem that the low results obtained by students studying science learning materials on the properties of light. This study aims to determine how the subject matter of the science lesson plan the properties of light using experimental methods to improve student learning outcomes elementary school classroom VB 3 Cibodas, how the implementation of learning science subject matter the properties of light using experimental methods to improve student learning outcomes VB class SD Negeri 3 Cibodas and to find out how student learning outcomes elementary school classroom VB 3 Cibodas on science learning subject material properties of light through the application of the experimental method. This research was conducted using Classroom Action Research (CAR), which consists of 3 cycles and each cycle consists of four phases: planning, implementation, observation and reflection. The results for the first cycle of cognitive learning outcomes obtained an average grade 70.3 to 83.3% mastery learning. In the second cycle was higher than the first cycle that the class average to 81.2 with 90% mastery learning. Then in the third cycle there was an increase compared to the first cycle and second cycle at an average grade of 91.1 with a 100% mastery learning. Affective domain of student learning outcomes in the first cycle at an average percentage of 60%, in the second cycle increased to 79.4% and in the third cycle increased to 91.2%. Average achievement of student learning outcomes in the psychomotor domain of the first cycle at an average percentage of 72.2%, in the second cycle increased to 84.1% and in the third cycle increased to 95%. From the results of the data that had been obtained during the research carried out showed an increase in student learning outcomes in science teaching material properties of light through the application of the experimental method in the elementary school classroom VB 3 Cibodas District Lembang West Bandung regency.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

UCAPAN TERIMA KASIH... iii

DAFTAR ISI... v

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GRAFIK... x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 4

C. Hipotesis Tindakan... 4

D. Tujuan... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Definisi Operasional... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Alam... 8

1. Pengertian IPA... 8

2. Pembelajaran IPA di SD... 8

B. Sifat-sifat Cahaya... 10

1. Pengertian Cahaya... 10

2. Manfaat Cahaya... 10

3. Sumber Cahaya... 10

4. Sifat-sifat Cahaya ... 11

a. Cahaya Merambat Lurus... 11

b. Cahaya Menembus Benda Bening... 11

1) Cahaya Dapat Dipantulkan... 13

2) Cermin Datar... 13


(7)

4) Cermin Cekung... 14

c. Cahaya Dapat Dibiaskan... 14

d. Cahaya Putih Terdiri Atas Berbagai Warna... 15

C. Metode Eksperimen... 16

1. Pengertian Metode Eksperimen... 16

2. Kelebihan Metode Eksperimen... 18

3. Penerapan Metode Eksperimen... 18

D. Hasil Belajar...19

1. Pengertian Hasil Belajar... 19

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian... 23

B. Model Penelitian... 23

C. Subjek Penelitian... 26

D. Prosedur Penelitian (Rancangan Setiap Siklus Penelitian)... 26

E. Instrumen Penelitian... 32

F. Pengolahan dan Analisis Data... 34

1. Pengumpulan Data... 34

2. Pengolahan Data... 34

3. Analisis Data... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 37

1. Siklus I... 37

a. Perencanaan Pembelajaran... 37

b. Pelaksanaan Pembelajaran... 38

c. Hasil Belajar Siswa... 45

1) Hasil Belajar Ranah Kognitif... 45

2) Hasil Belajar Ranah Afektif... 46

3) Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 47

2. Siklus II... 50

a. Perencanaan Pembelajaran... 50

b. Pelaksanaan Pembelajaran... 51

c. Hasil Belajar Siswa... 58

1) Hasil Belajar Ranah Kognitif... 58


(8)

3) Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 60

3. Siklus III... 62

a. Perencanaan Pembelajaran... 62

b. Pelaksanaan Pembelajaran... 63

c. Hasil Belajar Siswa... 70

1) Hasil Belajar Ranah Kognitif... 70

2) Hasil Belajar Ranah Afektif... 71

3) Hasil Belajar Ranah Psikomotor... 72

d. Peningkatan Hasil Belajar... 73

1) Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif... 73

2) Peningkatan Hasil Belajar RanahAfektif... 74

3) Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotor ... 76

4) Peningkatan Hasil Observasi Guru ... 77

5) Peningkatan Hasil Observasi Siswa ... 78

6) Peningkatan Respon Siswa... 78

B. Pembahasan... 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 86

B. Saran... 87

DAFTAR PUSTAKA... 88 RIWAYAT HIDUP


(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Potensi yang dimiliki manusia sejak lahir dapat dikembangkan dengan menggunakan akal dan pikiran yang pada hakikatnya membedakan manusia dengan makhluk lain melalui pendidikan. Sebagaimana yang tercantum dalam pasal 3 UU RI No.20 Tahun 2003 bahwa Tujuan Pendidikan adalah “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Kemajuan IPTEK yang semakin cepat dan tidak terbatas berdampak pula terhadap pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan di tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di SD berperan penting dalam mempersiapkan generasi muda yang mampu menyesuaikan diri terhadap kemajuan IPTEK. Seiring dengan kemajuan tersebut pendidikan mengalami transisi dalam berbagai aspek termasuk berubahnya pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centerred) menjadi berpusat pada siswa (student centerred), berkembangnya peranan guru, metode dan media pembelajaran yang lebih variatif, kreatif dan inovatif. Berbagai pembaruan tersebut dilakukan dengan tujuan agar lebih mengembangkan potensi siswa secara optimal agar dapat menjadi bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

Potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan melalui beberapa mata pelajaran yang tersusun secara sistematis dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu mata pelajaran yang bertujuan mengembangkan potensi pada siswa adalah Mata Pelajaran IPA. Menurut Powler (dalam Samatowa, 2011 :3) IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. IPA sangat penting untuk diajarkan di SD karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari manusia,


(10)

disisi lain manusia sangat bergantung terhadap alam. Melalui IPA siswa dapat memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME, mengembangkan rasa ingin tahu dan kesadaran terhadap hubungan manusia dan lingkungan sehingga siswa dapat berperan serta dalam melestarikan lingkungan. Selain itu IPA penting untuk diajarkan karena merupakan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional.

Pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar mencakup beberapa materi yang harus dipahami oleh siswa termasuk Materi Sifat-sifat Cahaya. Materi sifat-sifat cahaya sangat penting untuk dipahami oleh siswa karena berkaitan erat dengan kehidupan siswa yaitu cahaya menyebabkan manusia dapat melihat benda yang ada di sekitarnya, selain itu banyak kegiatan manusia yang memanfaatkan sifat-sifat cahaya.

Menurut James Clerk Maxwellm (Chairunnisah, 2012) cahaya merupakan merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki cepat rambat cahaya 3x108 m/s. Benda yang menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya dan terbagi menjadi sumber cahaya alami dan sumbercahaya buatan. Cahaya memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan. Banyak peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan konsep sifat-sifat cahaya.

Pembelajaran IPA hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir pada siswa. Siswa SD lebih mudah mengingat apa yang pernah dialaminya dibandingkan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan penjelasan saja. Oleh sebab itu, guru harus mampu menentukan metode pembelajaran yang kreatif dan dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam memperoleh pemahaman tentang sifat-sifat cahaya secara lebih kongkrit.

Metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Pelaksanaan eksperimen lebih memperjelas hasil belajar, karena siswa dapat membuktikan tentang materi yang dipelajari melalui


(11)

kegiatan percobaan. Melalui metode eksperimen siswa dapat memperoleh pemahaman tentang sifat-sifat cahaya melalui kegiatan secara langsung. Pada saat melakukan kegiatan percobaan siswa dapat memanfaatkan alat-alat yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Lain halnya dengan pembelajaran yang berlangsung di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas, peneliti menemukan beberapa kendala yang dialami selama KBM berlangsung, yaitu :

1. Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat sehingga siswa bersikap pasif dalam pembelajaran. Guru menggunakan metode ceramah sehingga siswa hanya menyimak penjelasan guru saja tanpa dilibatkan aktif dalam memahami materi yang dipelajari. Hal tersebut menyebabkan siswa mudah merasa bosan, kurang berkonsentrasi bahkan ada siswa yang terlihat melamun dan mengantuk sehingga saat dilakukan evaluasi siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakannya.

2. Sarana pembelajaran yang kurang memadai dan kurangnya penggunaan media yang menarik bagi siswa.

3. Berdasarkan Standar Proses Untuk Tingkat Satuan Pendidikan dan Menengah No 41 Tahun 2007) jumlah jumlah maksimal rombongan belajar tingkat Sekolah Dasar yaitu 28 siswa setiap kelas, sementara itu kelas VB SD Negeri 3 Cibodas berjumlah 30 siswa sehingga melebihi batas ideal rombongan belajar tingkat SD.

Beberapa kendala tersebut menyebabkan 14 siswa memperoleh nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dari jumlah keseluruhan 30 siswa. Nilai KKM yang ditetapkan oleh SD Negeri 3 Cibodas untuk pembelajaran IPA di kelas 5 adalah sebesar 62, sehingga dapat disimpulkan bahwa 14 orang siswa tersebut mengalami kesulitan belajar. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa metode pembelajaran yang kurang tepat. Untuk mengatasi masalah tersebut peneliti memilih metode eksperimen karena dapat memfasilitasi siswa dalam memahami materi sifat-sifat cahaya secara kongkrit melalui kegiatan


(12)

percobaan. Siswa akan lebih memahami materi sifat-sifat cahaya karena tidak hanya menyimak penjelasan guru saja tetapi siswa memperoleh pemahaman berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan.

Metode penelitian yang akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi, siklus tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan.

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat- Sifat Cahaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, masalah penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas?

3. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen?

C. Hipotesis Tindakan

Apabila dalam pembelajaran IPA materi Sifat-sifat Cahaya di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat menggunakan metode eksperimen hasil belajar siswa dapat meningkat.


(13)

D. Tujuan

Adapun tujuan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas.

2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas.

3. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya.

b. Membangkitkan motivasi belajar siswa kelas VB SD Negeri 3 Cibodas Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

c. Meningkatkan keaktifan, rasa ingin tahu, kreativitas dan berpikir kritis.

2. Bagi Guru

a. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan keterampilan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran IPA.


(14)

b. Dapat membantu guru untuk mengoptimalkan perannya dalam pembelajaran yakni sebagai fasilitator, motivator serta pembimbing siswa belajar.

c. Mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran IPA.

d. Dapat mengembangkan metode eksperimen pada materi IPA lainnya yang sesuai.

e. Memberikan motivasi bagi guru agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.

3. Sekolah

a. Memberikan masukan yang positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

4. Bagi Peneliti

a. Meningkatkan keterampilan dalam menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA.

b. Sebagai bahan latihan untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas guna meningkatkan kualitas pembelajaran selanjutnya.

c. Sebagai bahan latihan guna menjadi guru yang profesional di kemudian hari.

5. Bagi Pihak Lain

a. Sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah dalam judul Penelitian Tindakan Kelas ini, maka penulis akan mendefinisikan secara operasional istilah yang terdapat dalam judul ini.

1. Metode eksperimen

Metode eksperimen adalah metode pembelajaran yang berpusat pada siswa yang dalam pembelajarannya dilakukan melalui kegiatan percobaan secara berkelompok dengan memperhatikan langkah-langkah pada LKS.


(15)

Metode eksperimen dilakukan pada siklus I untuk mengetahui sifat cahaya merambat lurus menggunakan kertas karton, lilin dan korek api, siklus II untuk mengetahui cahaya dapat menembus benda bening dan sifat bayangan pada cermin cembung dan cekung menggunakan lampu senter, gelas bening, gelas berwarna, kaleng, batu, karton hitam, plastik bening, buku tebal , sendok sayur berbahan stainless, pulpen, pensil dan siklus III untuk mengetahui cahaya dapat dibiaskan, cahaya putih terdiri atas berbagai warna menggunakan gelas plastik bening, pulpen, kertas karton, jangka, kertas warna, lem dan tali.

2. Pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya

Pembelajaran IPA adalah interaksi antara peserta didik dengan pendidik pada suatu lingkungan belajar. Sifat-sifat cahaya adalah ciri khas yang dimiliki cahaya yaitu cahaya merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri atas berbagai warna.

3. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki setelah mengikuti pembelajaran sebagaimana tergambar dalam indikator capaian kompetensi sebagai hasil penjabaran dari Kompetensi Dasar yang telah dirumuskan dalam RPP.


(16)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart (Kunandar, 2010 :43) penelitian tindakan adalah suatu bentuk self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para partisipan di dalam situasi sosial untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktik sosial atau pendidikan yang mereka lakukan serta mempertinggi pemahaman mereka terhadap praktik dan situasi dimana praktik dilaksanakan.

B. Model Penelitian

Ada beberapa model PTK yang sering digunakan dalam pendidikan (Paizaluddin, 2013 :29) diantaranya sebagai berikut :

1. Model Kurt Lewin

2. Model Kemmis dan Mc Taggart 3. Model Jhon Elliot

4. Model Dave Ebbut

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model spiral Kemmis dan Mc Taggart pada tahun 1988 dari Deakin University Australia (Asori, 2012 :68). Model PTK yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart ini terdiri dari 4 komponen (Paizaluddin, 2013 :30) yaitu sebagai berikut :

1. Perencanaan (Planning) 2. Aksi atau tindakan (acting)

3. Pengamatan atau observasi (observing) 4. Refleksi (reflecting)

Keempat tindakan tersebut membentuk suatu siklus, siklus ini akan diikuti oleh siklus-siklus selanjutnya secara berkesinambungan. Adapun yang dilakukan pada setiap tahapan model spiral Kemmis dan Mc.Taggart (Asrori, 2012 :68) adalah sebagai berikut :


(17)

1. Perencanaan (Plan)

Pada komponen ini, guru sebagai peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meninngkatkan proses pembelajaran, perilaku siswa, dan prestasi belajar siswa.

2. Tindakan (act)

Pada komponen ini, guru melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan, sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran, perilaku, sikap dan prestasi belajar siswa yang diinginkan.

3. Pengamatan atau observasi (observe)

Pada komponen ini guru mengamati dampak atau hasil dari tindakan yang dilaksanakan terhadap siswa. Pengamatan dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan adalah mengenai perencanaan yang telah dibuat dan pelaksanaan tindakan apakah sudah relevan atau belum, instrumen yang digunakan serta dampaknya terhadap pembelajaran yang dapat meliputi antusias siswa selama pembelajaran, hasil belajar yang diperoleh siswa dan sebagainya.

4. Refleksi (reflect)

Pada komponen ini, guru mengkaji dan mempertimbangkan secara mendalam tentang hasil atau dampak drai tindakan yang dilaksanakan itu dengan mendasarkan pada berbagai kriteria yang telah dibuat. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.


(18)

Adapun skema penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Paizaluddin dan Ermalinda, 2013: 34)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

SIKLUS II

Pengamatan

Refleksi Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS III

Pengamatan

Pelaksanaan Perencanaan

Penyusunan Laporan Hasil Penelitian


(19)

C. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VB SD Negeri 3 yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Lokasi Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Sekolah Dasar Negeri 3 Cibodas yang terletak di Kp.Cibodas Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

D. Prosedur Penelitian (Rancangan Setiap Siklus Penelitian)

Penelitian ini terbagi kedalam 3 tahapan yaitu Kegiatan Awal, Pelaksanaan Penelitian dan Pelaporan Hasil Penelitian. Tahapan pelaksanaan penelitian terdiri dari siklus-siklus, setiap siklus tersebut terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi/ pengamatan dan refleksi.

Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

a. Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan beberapa persiapan antara lain mengurus surat izin penelitian ke Prodi, surat izin penelitian ke SD Negeri 3 Cibodas dan SK bimbingan skripsi.

b. Peneliti melakukan pendekatan dengan guru dan siswa. c. Melakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar sekolah.

d. Peneliti mengamati RPP yang digunakan guru di SD Negeri 3 Cibodas.

e. Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas.

f. Peneliti mengidentifikasi masalah yang ditemukan dalam pembelajaran lalu menganalisis masalah tersebut untuk menentukan faktor penyebab timbulnya masalah.


(20)

g. Setelah melakukan analisis, peneliti merumuskan masalah tersebut untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas yaitu menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.

2. Pelaksanaan Penelitian

Tahapan pelaksanaan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari 3 siklus namun jika diperlukan akan dilanjutkan kepada siklus berikutnya dan siklus dihentikan jika hasil penelitian telah sesuai dengan yang diharapkan peneliti yaitu nilai hasil belajar siswa sudah mencapai nilai 90. Pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.

Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Mengkaji KTSP pembelajaran IPA untuk kelas V SD lalu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya. Alokasi waktu yang ditentukan untuk RPP pada siklus I adalah 2x35 menit (1 kali pertemuan).

2) Menyiapkan bahan ajar, Lembar Kerja Siswa (LKS), alat pembelajaran, media pembelajaran yang akan digunakan untuk pelaksanaan pembelajaran IPA.

3) Menyediakan instrumen penelitian yang meliputi soal evaluasi berupa tes Pilihan Ganda dan uraian tentang cahaya dapat merambat lurus, lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta pedoman wawancara.

4) Menyusun lembar observasi afektif dan psikomotor siswa.

5) Membuat kesepakatan bersama guru kelas dalam pengaturan waktu pelaksanaan pembelajaran serta pengaturan tugas observer dan peneliti dalam pelaksanaan pembelajaran.


(21)

6) Menyiapkan peralatan dokumentasi.

b. Pelaksanaan tindakan

Melaksanakan tindakan yaitu pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas VB sesuai dengan RPP yang telah disusun. Saat pelaksanaan pembelajaran siswa melakukan kegiatan percobaan secara berkelompok untuk menemukan pemahaman bahwa salah satu sifat cahaya dapat merambat lurus. Setelah pembelajaran berakhir, guru mengadakan wawancara dengan 5 siswa yang merupakan perwakilan dari setiap kelompok.

c. Pengamatan/ observasi

Melakukan pengamatan atau perekaman data mengenai proses dan produk dari impelementasi tindakan yang telah dirancang. Pengamatan dilakukan terhadap respon siswa saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antara rencana yang telah disusun dengan pelaksanaan pada saat pembelajaran. Observasi dilakukan oleh observer dan peneliti yang berperan sebagai guru. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa. Observasi dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung, terutama pada saat melakukan kegiatan percobaan dan diskusi kelompok.

d. Refleksi

Peneliti bersama observer melakukan analisis dan refleksi terhadap hasil pengamatan berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa. Setelah itu kesimpulan yang diperoleh adalah masih ada kekurangan pada pembelajaran siklus I sehingga peneliti dibantu observer menentukan rencana perbaikan yang akan dilakukan pada siklus II agar terjadi peningkatan dalam hasil belajar yang diperoleh siswa pada pembelajaran.


(22)

a. Perencanaan

Adapun tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan adalah sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. RPP yang disusun tentang sifat cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya dapat dipantulkan dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Menyusun bahan ajar tentang sifat cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya dapat dipantulkan.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa tentang cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya dapat dipantulkan.

4) Menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan untuk membuktikan cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat menembus benda bening.

5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal evaluasi berupa soal Pilihan Ganda dan uraian tentang cahaya dapat menembus benda bening dan cahaya dapat dipantulkan, lembar observasi siswa dan guru, lembar observasi afektif dan psikomotor siswa serta menyusun pedoman wawancara.

b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hasil refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan untuk membuktikan cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat menembus benda bening. Setelah pembelajaran berakhir guru melakukan wawancara dengan 5 siswa yang merupakan perwakilan dari setiap kelompok untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

c. Pengamatan (Observasi)

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran yang meliputi ketepatan peneliti dalam


(23)

mengimplementasikan RPP yang telah disusun, respon siswa selama pembelajaran, kondisi kelas saat diterapkan metode eksperimen. Pengamatan dilakukan saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Pengamatan dilakukan oleh observer dan peneliti. Observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti yang berperan sebagai guru dan aktivitas siswa, sedangkan peneliti melakukan pengamatan terhadap respon dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran terutama saat melakukan kegiatan percobaan dan diskusi kelompok.

d. Refleksi

Tim peneliti melakukan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran pada siklus II dan menyimpulkan bahwa masih ada kekurangan pada pembelajaran. Peneliti dan observer lalu menyusun rencana perbaikan untuk dilakukan pada siklus ke III.

Siklus III a. Perencanaan

Adapun tindakan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan siklus III adalah sebagai berikut :

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada siklus II. RPP yang disusun tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan dengan menggunakan metode eksperimen.

2) Menyusun bahan ajar tentang sifat cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri atas berbagai warna.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) tentang cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri atas berbagai warna.

4) Menyiapkan alat pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan percobaan.


(24)

5) Menyiapkan instrumen penelitian berupa soal evaluasi berupa soal Pilihan Ganda dan uraian tentang cahaya dapat dibiaskan dan cahaya putih terdiri atas berbagai warna, lembar observasi siswa dan guru, lembar wawancara serta peralatan dokumentasi.

b. Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran hasil refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen dilakukan melalui kegiatan percobaan untuk membuktikan cahaya dapat dibiaskan dan cahaya dapat diuraikan menjadi beberapa cahaya putih terdiri atas berbagai warna. Kegiatan percobaan menggunakan alat-alat yang mudah didapatkan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Setelah pembelajaran berakhir guru melakukan wawancara dengan 5 siswa yang merupakan perwakilan dari setiap kelompok.

c. Pengamatan (Observasi)

Tim peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran yang meliputi ketepatan peneliti dalam mengimplementasikan RPP yang telah disusun, respon siswa selama pembelajaran, kondisi kelas saat diterapkan metode eksperimen. Nilai hasil belajar yang diperoleh siswa telah sesuai dengan harapan peneliti sehingga penelitian dihentikan pada siklus III. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan observer. Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran sedangkan observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti yang berperan sebagai guru dan aktivitas siswa.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan observer maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berlangsung dengan


(25)

baik dan nilai hasil belajar yang diperoleh oleh siswa telah mencapai harapan peneliti sehingga penelitian dihentikan pada siklus III.

3. Pelaporan Hasil Penelitian

Setelah nilai hasil belajar yang diperoleh siswa sesuai dengan harapan peneliti dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) selesai dilakukan, kemudian tahap selanjutnya adalah penyusunan laporan hasil penelitian berdasarkan sistematika penelitian hasil laporan penelitian yang telah ditentukan.

E. Instrumen Penelitian

Pada penelitian ini digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Instrumen Persiapan Pembelajaran

Instrumen yang digunakan dalam pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode eksperimen. digunakan sebagai rencana agar kegiatan pembelajaran tersusun secara sistematis dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Penulis menyusun RPP sebanyak 3 RPP yang meliputi RPP siklus I, RPP siklus II dan RPP siklus III. Dalam RPP terdapat rincian pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dijadikan acuan peneliti dalam menentukan indikator pembelajaran hingga penyusunan penilaian/ evaluasi. RPP disusun berdasarkan sistematika yang tercantum dalam Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 41 Tahun 2007. (RPP terlampir). 2. Instrumen Pelaksanaan Pembelajaran

LKS digunakan untuk mempermudah siswa memahami materi yang dipelajari. Melalui LKS siswa dapat membuktikan materi yang dipelajari secara lebih kongkrit. LKS digunakan pada saat siswa melakukan kegiatan diskusi secara berkelompok sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu, kerjasama, ketekunan, ketelitian, kedisiplinan dan rasa saling menghargai pendapat antar anggota kelompok. LKS berisikan langkah-langkah kegiatan percobaan yang harus


(26)

dilakukan oleh siswa sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tau, sikap teliti serta tekun. LKS disusun untuk setiap siklus dan disesuaikan dengan materi yang dipelajari pada setiap siklus (LKS terlampir).

3. Instrumen Pengumpulan Data a) Instrumen Tes

Tes (Wahyudin, 2007 :40) adalah pelaksanaan penilaian dengan menyajikan serangkaian pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh testi. Bentuk tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes obyektif berupa Pilihan Ganda (PG) dan tes subyektif berupa uraian terbatas. Soal Pilihan Ganda terdiri dari pokok soal dan kemungkinan jawaban. Uraian terbatas merupakan bentuk soal yang disusun dengan ada batasan untuk hal-hal yang harus dijawab oleh testi (Soal Terlampir).

b) Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengobservasi aktivitas guru dan siswa saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Observasi menurut James dan Dean (Paizaluddin, 2013 :113) adalah mengamati dan mendengar perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang menghasilkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis.

Kegiatan observasi/ pengamatan dilakukan oleh peneliti dan observer, peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa sedangkan observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas peneliti yang berperan sebagai guru dalam pembelajaran. Adapun lembar observasi yang digunakan adalah observasi terfokus (Paizaluddin, 2013 :123) adalah observasi yang secara cukup spesifik diarahkan kepada sesuatu aspek tindakan guru atau siswa dalam proses pembelajaran. Observer dan peneliti hanya tinggal membubuhkan tanda ceklis pada kolom yang disediakan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan (Lembar Observasi terlampir).


(27)

Menurut James dan Dean (Paizaluddin, 2013 :130) wawancara adalah sesuatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan kepada narasumber. Jenis pedoman wawancara yang digunakan adalah pedoman wawancara bebas (tidak berstruktur). Pedoman wawancara bebas (Wahyudin, 2007 :56) adalah pedoman yang tidak disertai dengan kemungkinan jawaban sehingga siswa bebas mengemukakan pendapatnya, kelebihannya ialah informasi lebih padat dan lengkap, pewawancara harus bekerja keras dalam menganalisis jawaban siswa yang beraneka ragam (Pedoman wawancara terlampir).

d) Dokumentasi Foto

Dokumentasi foto digunakan untuk mendapatkan data berupa gambaran pada saat pelaksanaan penelitian berlangsung yang berupa gambaran atau foto kegiatan guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Dokumentasi foto berupa foto kegiatan pembelajaran pada siklus I, siklus II dan siklus III (Dokumentasi Terlampir).

F. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengumpulan Data

Data berperan penting dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar terlihat adanya perbaikan pada setiap siklus yang telah dilaksanakan. Data-data tersebut dikumpulkan berdasarkan instrumen penelitian yang telah disusun oleh peneliti. Data tersebut ada yang diperoleh saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan ada yang diperoleh saat pembelajaran telah selesai dilaksanakan. Data yang diperoleh saat pelaksanaan pembelajaran berasal dari instrumen penelitian berupa LKS, soal evaluasi, lembar observasi aktivitas siswa dan guru. Sedangkan data yang diperoleh saat pembelajaran selesai dilakukan berasal dari pemberian instrumen penelitian berupa lembar wawancara yang dilakukan pada siswa.


(28)

2. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan rumus-rumus tertentu yaitu sebagai berikut :

a. Hasil Tes

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini menggunakan penilaian teknik tes yakni tes objektif berupa soal Pilihan Ganda dan tes subyektif berupa uraian terbatas. Setelah tes berlangsung langkah selanjutnya adalah memeriksa jawaban siswa kemudian memberikan skor (penyekoran) dan kemudian mengolah skor dari skor mentah menjadi skor matang. Kegiatan memeriksa jawaban siswa dilakukan berdasarkan kunci jawaban yang telah disediakan oleh peneliti.

Penyekoran tes objektif (Wahyudin, 2007 :78) biasanya dilakukan secara dikhatomi, yaitu jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0, skor akhir sama dengan jawaban benar S=∑ .

Penilaian tes bentuk Pilihan Ganda yaitu dengan menjumlahkan jumlah butir yang benar, apabila tidak digunakan koreksi terhadap tebakan. Untuk penyekoran tes subyektif berupa uraian (Wahyudin, 2007 :79) dipergunakan sistem bobot (weighting system), maksudnya adalah bahwa soal yang mudah, sedang, dan sukar masing-masing diberi bobot tertentu dalam penyekorannya. Cara penyekoran bobot didasarkan bahwa untuk menjawab soal yang sukar dituntut kemampuan yang lebih tinggi daripada menjawab soal yang sedang atau mudah. Untuk menghitung nilai rata-rata kelas (Wahyudin, 2007 :81) digunakan rumus sebagai berikut :

∑X X= N

Keterangan :

X = Rata-rata kelas

∑X = Jumlah seluruh skor siswa N = Banyak siswa


(29)

Dengan menggunakan kriteria diatas, untuk menghitung nilai akhir yang diperoleh siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

b. Pengolahan Data Observasi Siswa dan Guru

Untuk mengolah data observasi siswa, peneliti menggunakan pilihan “ya” dan “tidak” dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

3. Analisis Data

Data yang sudah terkumpul dari instrumen penelitian ini kemudian dianalisis melalui deskriptif. Analisis data dilakukan pada semua data yang diperoleh berdasarkan instrumen penelitian. Menurut data yang terkumpul menunjukkan adanya peningkatan dalam perencanaan, pelaksanaan dan nilai hasil belajar yang diperoleh siswa. Menurut Hopkins (dalam Paizaluddin, 2013 :135) bahwa dalam menganalisis data Penelitian Tindakan Kelas diperlukan beberapa tahapan yaitu :

a. Kategori Data

Data yang diperoleh peneliti disusun menjadi 4 kategori tertentu untuk memudahkan analisis yaitu tes pemahaman, (konsep, proses dan aplikasi konsep).

b. Validasi Data

Data yang diperoleh agar objektif, valid dan reliabel maka dilakukan teknik triangulasi dan saturasi yaitu dengan melakukan beberapa tindakan, antara lain :

Jumlah jawaban (ya atau tidak) x 100% Keantusiasan siswa dalam belajar =

Jumlah Pernyataan Skor mentah

Nilai Akhir = x 100% Skor Ideal

Jumlah jawaban (ya atau tidak) x 100% Aktivitas guru adalam pembelajaran =


(30)

1. Menggunakan cara yang bervariasi untuk memproleh data yang sama, misal untuk menilai hasil belajar dengan tes tertulis dan wawancara. 2. Menggali data yang sama dari sumber yang berbeda dalam penelitian

ini ada 4 sumber yaitu peneliti, guru, kepala sekolah dan siswa.

3. Melakukan pengecekan ulang dari data yang telah terkumpul untuk kelengkapannya.

4. Melakukan pengolahan dan analisis ulang dari data yang terkumpul. 5. Mempertimbangkan pendapat ahli, dalam penelitian ini yang menjadi

tenaga ahli adalah kepala sekolah. c. Interpretasi Data

Data yang telah disusun diinterpretasikan berdasarkan teori atau aturan yang disepakati.

d. Tindakan

Hasil interpretasi data digunakan untuk informasi dalam menyusun rencana tindakan selanjutnya.


(31)

(32)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas mengenai “Penerapan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen disusun dalam bentuk sebagai berikut : Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber/alat dan bahan dan Penilaian. Kegiatan belajar disusun berdasarkan metode eksperimen yaitu eksplorasi yaitu siswa melakukan kegiatan percobaan secara berkelompok, elaborasi yaitu siswa menyampaikan hasil percobaan dan konfirmasi. Siswa dituntut aktif dalam proses penemuan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan percobaan.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen ternyata aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu siswa aktif selama mengikuti pembelajaran, siswa melakukan percobaan secara berkelompok, siswa aktif menanggapi diskusi kelas, siswa aktif menanggapi hasil percobaan yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa dapat membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya. Aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I mencapai 81,9 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 89,7% dan pada siklus III meningkat menjadi 100%. Rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat pada setiap siklus, pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 81,9% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,7% dan


(33)

pada siklus III meningkat menjadi 100%. Rata-rata persentase aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan harapan penulis.

3. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata kelas mencapai nilai 70,3 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 83,3% yaitu 25 siswa mencapai KKM. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,2 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 90% yaitu 27 siswa mencapai KKM. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 91,1 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 100% yaitu 30 siswa mencapai KKM. Pencapaian rata-rata persentase hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus I mencapai rata-rata 60%, pada siklus II meningkat menjadi 79,4% dan pada siklus III meningkat menjadi 91,2%. Pencapaian rata-rata persentase hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus I mencapai rata-rata 72,2%, pada siklus II meningkat menjadi 84,1 % dan pada siklus III meningkat menjadi 95%. Hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh siswa telah sesuai dengan harapan penulis.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maa dapat dikemukakan beberapa rekomendasi. Adapun rekomendasi tersebut sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, dalam perencanaan atau penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran menerapkan metode eksperimen guru perlu menguasai metode eksperimen agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika guru menerapkan metode eksperimen, sebaiknya guru menyusun


(34)

LKS tentang percobaan yang akan dilakukan dengan tahapan-tahapan percobaan yang jelas dan mempertimbangkan alat percobaan yang akan digunakan.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menerapkan metode eksperimen sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran melalui metode eksperimen dengan baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini, penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, saran bagi peneliti selanjutnya adalah metode eksperimen dapat diterapkan sesuai dengan materi dan kondisi kelas, serta saran selanjutnya adalah agar lebih kreatif dalam menyusun dan mempersiapkan perencanaan yang matang agar penelitian berjalan dengan baik dan hasil yang diperoleh maksimal.


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Pengetahuanku Untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Asrori, Mohammad. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Azmiyawati, Choiril, dkk. (2009). IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/ MI Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR Ruzz Media.

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama.

Hatimah, Ihat, dkk. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.


(36)

Paizaluddin dan Ermalinda. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Alfabeta.

Priyono, Amin, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rositawaty S dan Aris Muharam. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Sumiatti dan Asra. (2012). Metode Penelitian. Bandung: CV Wacana Prima.

Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Wahyudin, Uyu, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press.

Chairunnisah. (2012). Teori-teori Cahaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia : (http://chairunnisah-fisikaeducationnisah.blogspot.com/2012/05/teori-teoti-cahaya-menurut-para ahli.html?=1) [April 2013]


(1)

(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas VB SD Negeri 3 Cibodas mengenai “Penerapan Metode Eksperimen Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-Sifat Cahaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa” maka diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen disusun dalam bentuk sebagai berikut : Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Kegiatan Pembelajaran, Sumber/alat dan bahan dan Penilaian. Kegiatan belajar disusun berdasarkan metode eksperimen yaitu eksplorasi yaitu siswa melakukan kegiatan percobaan secara berkelompok, elaborasi yaitu siswa menyampaikan hasil percobaan dan konfirmasi. Siswa dituntut aktif dalam proses penemuan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan percobaan.

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya melalui penerapan metode eksperimen ternyata aktivitas siswa mengalami peningkatan yaitu siswa aktif selama mengikuti pembelajaran, siswa melakukan percobaan secara berkelompok, siswa aktif menanggapi diskusi kelas, siswa aktif menanggapi hasil percobaan yang disampaikan oleh kelompok lain, siswa dapat membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya. Aktivitas guru mengalami peningkatan pada setiap siklus. Pada siklus I mencapai 81,9 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 89,7% dan pada siklus III meningkat menjadi 100%. Rata-rata persentase aktivitas siswa meningkat pada setiap siklus, pada siklus I diperoleh rata-rata sebesar 81,9% sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 90,7% dan


(3)

pada siklus III meningkat menjadi 100%. Rata-rata persentase aktivitas guru dan siswa telah sesuai dengan harapan penulis.

3. Penerapan metode eksperimen pada pembelajaran IPA materi pokok sifat-sifat cahaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata kelas mencapai nilai 70,3 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 83,3% yaitu 25 siswa mencapai KKM. Pada siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 81,2 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 90% yaitu 27 siswa mencapai KKM. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 91,1 dengan ketuntasan belajar mencapai persentase 100% yaitu 30 siswa mencapai KKM. Pencapaian rata-rata persentase hasil belajar siswa aspek afektif pada siklus I mencapai rata-rata 60%, pada siklus II meningkat menjadi 79,4% dan pada siklus III meningkat menjadi 91,2%. Pencapaian rata-rata persentase hasil belajar siswa aspek psikomotor pada siklus I mencapai rata-rata 72,2%, pada siklus II meningkat menjadi 84,1 % dan pada siklus III meningkat menjadi 95%. Hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang diperoleh siswa telah sesuai dengan harapan penulis.

B. Saran

Berdasarkan temuan-temuan hasil penelitian yang diperoleh, maa dapat dikemukakan beberapa rekomendasi. Adapun rekomendasi tersebut sebagai berikut :

1. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan metode eksperimen pada pembelajaran IPA, sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, dalam perencanaan atau penyusunan RPP dan pelaksanaan pembelajaran menerapkan metode eksperimen guru perlu menguasai metode eksperimen agar pembelajaran berlangsung sesuai dengan yang diharapkan dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika guru menerapkan metode eksperimen, sebaiknya guru menyusun


(4)

LKS tentang percobaan yang akan dilakukan dengan tahapan-tahapan percobaan yang jelas dan mempertimbangkan alat percobaan yang akan digunakan.

2. Bagi Sekolah

Pihak sekolah, khususnya kepala sekolah sebaiknya memberikan bimbingan dan motivasi kepada guru dalam menerapkan metode eksperimen sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas dengan menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung terlaksananya pembelajaran melalui metode eksperimen dengan baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dalam penelitian ini, penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa, saran bagi peneliti selanjutnya adalah metode eksperimen dapat diterapkan sesuai dengan materi dan kondisi kelas, serta saran selanjutnya adalah agar lebih kreatif dalam menyusun dan mempersiapkan perencanaan yang matang agar penelitian berjalan dengan baik dan hasil yang diperoleh maksimal.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Mulyati, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam dan Pengetahuanku Untuk

Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Nasional.

Asrori, Mohammad. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima.

Azmiyawati, Choiril, dkk. (2009). IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/ MI Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: AR Ruzz Media.

Djaali. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2009). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama.

Hatimah, Ihat, dkk. (2007). Penelitian Pendidikan. Bandung: UPI Press.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2004). Psikologi Kependidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.


(6)

Paizaluddin dan Ermalinda. (2013). Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Alfabeta.

Priyono, Amin, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Rositawaty S dan Aris Muharam. (2008). Senang belajar Ilmu Pengetahuan 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Ruhimat, Toto. (2009). Kurikulum & Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Samatowa, Usman. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta : PT Indeks.

Sumiatti dan Asra. (2012). Metode Penelitian. Bandung: CV Wacana Prima.

Syaripudin, Tatang dan Kurniasih. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Wahyudin, Uyu, dkk. (2006). Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung : UPI Press.

Chairunnisah. (2012). Teori-teori Cahaya Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia : (http://chairunnisah-fisikaeducationnisah.blogspot.com/2012/05/teori-teoti-cahaya-menurut-para ahli.html?=1) [April 2013]