PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA.

(1)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA DAN

SIFAT-SIFATNYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Ciandam Kota Sukabumi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ruli Aulia Akbar 1106850

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013


(2)

Halaman Hak Cipta

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG

CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA.

Oleh Ruli Aulia Akbar

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Ruli Aulia Akbar 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS

JUDUL : PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas 5 SDN Ciandam Kota Sukabumi)

RULI AULIA AKBAR NIM. 1106850

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing I

Drs. Muslim, M.Pd NIP. 196406061990031003

Pembimbing II

Dr. H. Babang Robandi, M.Pd NIP. 196108141986031001

Mengetahui, Ketua Prodi PGSD

Drs. Dede Somarya, M.Pd NIP. 195803051084031002


(4)

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG

CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA.

(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas V SDN Ciandam Kota Sukabumi) RULI AULIA AKBAR

1106850 ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil belajar siswa kelas V SDN Ciandam Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi pada pembelajaran IPA memiliki nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 6,00. Berdasarkan hasil temuan pada saat pembelajaran IPA di Kelas V aktivitas guru dan siswa kurang optimal. Dalam menyampaikan materi, guru langsung menjelaskan materi dari buku paket, dan sedikit melakukan demontrasi tanpa melakukan percobaan yang mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran tersebut. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara khusus adalah memperoleh gambaran tentang perencanaan, pelaksanaan serta peningkatan hasil belajar siswa kelas V SDN Ciandam dalam pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya melalui penerapan metode demonstrasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Model yang digunakan dalam penelitian adalah model Kemmis dan McTaggart dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan perencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkam metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar siswa siklus demi siklus. Persentase ketuntasan belajar postes siswa pada siklus I yaitu 44,44%. Pada siklus II persentase ketuntasan belajar postes siswa meningkat yaitu dari 44,44% menjadi 69,44%. Pada siklus II ini persentase ketuntasan belajar siswa meningkat sebesar 25%. Selanjutnya pada siklus III, persentase ketuntasan belajar siswa meningkat dari yaitu dari 69,44% menjadi 91,67%. Aktivitas guru dan siswa berpengaruh terhadap hasil yang dicapai siswa sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan metode demonstrasi selain dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

ABSTRAK………..….

KATA PENGANTAR………..………...

DAFTAR ISI………..………...

DAFTAR TABEL………..………..

DAFTAR GAMBAR………...

DAFTAR LAMPIRAN………..…………..... BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………..……... B. Rumusan Masalah………..………... C. Hipotesis Tindakan………..………. D. Tujuan Penelitian……….………. E. Manfaat Hasil Penelitian………..………. F. Definisi Oprasional………..………. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran……… 1. Pengertian Demonstrasi….……… 2. Langkah-langkah Menggunakan Metode Demonstrasi

pada pembelajaran IPA………..………

i ii v ix x xi 1 5 6 6 6 8 9 9 10


(6)

3. Kelebihan Metode Demonstrasi………..…... 4. Kekurangan Metode Demonstrasi……….… B. Hasil Belajar……….………..………... C. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)……….…………...….. 1. Pengertian IPA………...…… 2. Prinsip Pembelajaran IPA……….. 3. Ruang Lingkup IPA………... 4. Tujuan Pembelajaran IPA……….. 5. Strategi Pembelajaran IPA………. D. Cahaya dan Sifat-sifatnya………. 1. Cahaya Dapat Menembus Benda Bening………... 2. Cahaya Merambat Lurus……….

3. Cahaya Dapat Dibiaskan……….

4. Cahaya Dapat Diuraikan………... 5. Cahaya Dapat Dipantulkan………... BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metoda Penelitian……….

B. Model PTK yang Dikembangkan………. C. Lokasi Penelitian………... D. Subyek Penelitian……….. E. Prosedur Penelitian………... 1. Orientasi Lapangan……….

11 12 13 15 15 15 16 16 17 18 18 19 19 20 21 25 26 27 27 27 27


(7)

3. Tahap Pelaksanaan……….. F. Instrumen Penelitian………. G. Teknik Pengumpulan Data……… H. Pengolahan dan Analisis Data……….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian……….

B. Hasil Penelitian……….

1. Gambaran Pembelajaran Siklus I……….

a. Perencanaan………

b. Pelaksanaan………

c. Hasil Belajar………...

d. Observasi………

e. Refleksi………...

2. Gambaran Pembelajaran Siklus II………

a. Perencanaan………

b. Pelaksanaan………

c. Hasil Belajar………...

d. Observasi………

e. Refleksi………...

3. Gambaran Pembelajaran Siklus III………..………

a. Perencanaan………..………..

b. Pelaksanaan………

c. Hasil Belajar………...

28 31 33 34 37 37 38 38 39 42 46 49 51 51 51 54 57 60 60 60 61 63


(8)

d. Observasi………

e. Refleksi………..

C. Pembahasan………...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………...

B. Saran……….

DAFTAR PUSTAKA……….

LAMPIRAN-LAMPIRAN………

65 68 69

74 75 77 78


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1 Nilai UAS untuk mata pelajaran IPA Kelas V Tahun Ajaran 2009/2010 sampai dengan 2011/2012 SD Negeri Ciandam

Kota Sukabumi………..

4.1 Rekapitulasi Nilai Pretes Siklus I……….………. 4.2 Rekapitulasi Nilai Postes Siklus I……….. 4.3 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pretes dan Postes Siklus I…. 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru dan

Siswa Siklus I………

4.5 Rekapitulasi Nilai Postes Siklus II……… 4.6 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II……… 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru dan

Siswa Siklus II………...

4.8 Rekapitulasi Nilai Postes Siklus III………... 4.9 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III………

4.10 Hasil Observasi Aktivitas Kegiatan Pembelajaran Guru dan

Siswa Siklus III………..

4.11 Persentase Peningkatan Ketercapaian KKM……….

4 43 44 46

46 54 56

57 63

64

66 71


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Hubungan Antara Tujuan Pembelajaran, Proses Belajar, dan Hasil Belajar………...….………

2.2 Arah Rambatan Cahaya……….

2.3 Skema Pembiasan Cahaya……….

2.4 Pensil Tampak Patah Dalam Air jernih……….

2.5 Contoh Peristiwa Cahaya Dapat Diuraikan………...

2.6 Pemantulan Teratur dan Pemantulan Baur………

2.7 Sinar datang yang mengenai cermin akan dipantulkan menjadi sinar pantul………...

2.8 Pembentukan Bayangan Pada Cermin Datar……….

2.9 Cermin Cembung………...

2.10 Cermin Cekung………..

3.1 Alur pelaksanaan tindakan model Kemmis dan Taggart…….. 4.1 Grafik Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Pretes

dan Postes Siklus I……… 4.2 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Pretes dan Postes

Siklus I………..

4.3 Grafik Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Siklus I

dan Siklus II………..

13 19 20 20 21 22

22 23 24 24 26

45

45


(11)

4.4 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Evaluasi Siklus I dan

Siklus II……….

4.5 Grafik Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Siklus I, Siklus II dan Siklus III………... 4.6 Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Evaluasi Siklus I,

Siklus II dan Siklus III………..

56

64


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A Instrumen Pembelajaran dan Instrumen Penelitian A A A A A A A A A A A A A A A A A

1.1 Silabus………...

1.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I………

1.3 Lembar Kerja Siswa 1 Siklus I……….………

1.4 Lembar Kerja Siswa 2 Siklus I………...

1.5 Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes Siklus I………..

1.6 Lembar Soal Pretes Siklus I………..………

1.7 Lembar Soal Postes Siklus I……….

2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………..

2.2 Lembar Kerja Siswa 1 Siklus II………...

2.3 Lembar Kerja Siswa 2 Siklus II………...

2.4 Kisi-kisi Soal Postes Siklus II………..

2.5 Lembar Soal Postes Siklus II………

3.1 Rencana Pemlaksanaan Pembelajaran Siklus III…………..

3.2 Lembar Kerja Siswa Siklus III………..

3.3 Kisi-kisi Soal Postes Siklus III………..

3.4 Lembar Soal Postes Siklus III………...

4.1 Format Lembar Observasi Kegiatan Belajar-Mengajar…....

81 83 91 93 95 100 102 104 113 115 117 124 127 137 141 147 149


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan, pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk menpelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan sehari hari.

Suatu bidang studi dengan bidang studi lainya memiliki ciri dan karakteristik tertentu. Karakteristik suatu bidang studi akan menentukan pula strategi belajar mengajar yang harus disusun dan direncakan oleh seorang guru. Dalam pengajaran IPA di SD, untuk memperoleh sukses dan kepuasan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan, seorang guru dalam menyampaikan suatu pengajaran IPA diharapkan tahu dan memahami terlebih dahulu apa hakekat dan karakteristik dari IPA itu sendiri, sehingga dalam prosesnya nanti dapat dirancang dengan baik dan tepat.

Pada hakekatnya IPA dapat dipandang dari tiga dimensi yang saling berkaitan dan harus ada dalam suatu pengajaran. Ketiga dimensi yang dimaksud adalah : (1) IPA sebagai Produk, (2) IPA sebagai Proses, dan (3) IPA sebagai Pengembangan Sikap (Darmodjo, 1992: 5).


(14)

2

IPA sebagai produk berhubungan dengan sejumlah fakta, data, konsep, hukum, atau teori tentang fenomena alam semesta yang harus dikuasai siswa sebagaimana tertuang dalam kurikulum dan berbagai buku ajar IPA. Dimensi ini membekali siswa dengan seperangkat pengetahuan dan wawasan IPA, baik untuk kepentingan memahami peristiwa-peristiwa alam yang ditemukannya dalam kehidupan sehari-hari. IPA sebagai proses menuntut guru untuk melibatkan siswa secara aktif kedalam kegiatan-kegiatan dasar yang biasa dilakukan oleh para ilmuwan dalam upaya memperoleh pengetahuan. Dimensi proses ini merupakan proses yang sangat penting di dalam menumbuhkembangkan siswa secara utuh, karena dapat melibatkan aspek psikologis yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, sehingga siswa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dan lama diingat bila siswa mengalami sendiri dan ikut serta dalam proses belajar mengajar (Gazali, 1992: 45). Dengan adanya dimensi proses ini selain siswa memperoleh pengetahuan juga akan mampu menemukan sendiri pengetahuan dari alam sekitarnya. Dimensi sikap merupakan hasil penghayatan dari pengumpulan pengetahuan dan pengalaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA. Dalam penjelasan sederhana, dimensi sikap IPA adalah cara pandang dan tindakan siswa terhadap sesuatu yang dilandasi oleh wawasan dan pengalaman yang diperolehnya dalam pendidikan IPA.

Meningkatkan mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru Sekolah Dasar (SD), yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar guru SD adalah orang


(15)

3

yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi.

Penyesuaian pendidikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan tenaga pendidikan yang dinamis dan kreatif serta dengan menggunakan sarana dan prasarana yang memadai sehingga dapat memacu peningkatan hasil belajar siswa dengan kondisi yang dinamis kreatif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, dan gurunya mampu mempergunakan metode pembelajaran setiap kali mengadakan proses pembelajaran dengan siswa, jangan sampai siswa merasa jenuh dan bosan dengan metode yang sama dan tidak mempergunakan metode yang tepat, dan alat peraga yang dapat membantu siswa untuk menyenanginya.

Pada umumnya masalah yang dihadapi di SD dalam pembelajaran IPA adalah berkaitan dengan kurangnya alat peraga yang dipergunakan, kurangnya buku sumber dan guru yang berperan sangat dominan dalam kegiatan pembelajaran (teacher centre) sehingga siswa tidak diberikan kesempatan untuk melakukan pengamatan dalam percobaan IPA.

Berdasarkan hasil temuan di SD pada saat pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi, aktivitas guru dan aktivitas siswa kurang optimal. Dalam menyampaikan materi, guru langsung menjelaskan materi dari buku paket, dan sedikit melakukan demontrasi tanpa melakukan percobaan yang mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran tersebut, sedangkan IPA itu adalah ilmu yang berlandaskan observasi pengamatan atau percobaan. Ini diakui pula oleh guru bahwa selama ini guru jarang sekali menggunakan metode


(16)

4

demonstrasi dalam pembelajaran IPA. Sehingga menyebabkan hasil belajar siswa pun menjadi tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar IPA siswa kelas V di SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi yang dipaparkan pada tabel berikut.

Tabel 1.1 Nilai UAS untuk mata pelajaran IPA Kelas V Tahun Ajaran 2009/2010

sampai dengan 2011/2012 SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi. Tahun

Ajaran

Jumlah Siswa

Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Nilai Rata-rata

Ketercapaian KKM

2009/2010 24 7,50 5,40 5,60 62,5 %

2010/2011 25 7,20 5,60 5,70 60 %

2011/2012 22 7,46 5,00 5,90 6,8 %

Sumber: Nilai UAS Semester 2 siswa kelas V tahun pelajaran 2009-2012

Dari data Tabel 1.1 menunjukan hasil nilai rata-rata UAS masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yakni 6.00. Berdasarkan kondisi tersebut dirasakan perlu adanya pemikiran-pemikiran dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar siswa dalam mempelajari konsep-konsep IPA tidak mengalami sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajarnya. Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep IPA. Selain dari hasil nilai rata-rata UAS, teridentifikasi nilai rata-rata pembelajaran IPA pada materi cahaya dan sifat-sifatnya dibawah KKM.

Metode yang sering digunakan guru-guru seperti penugasan, pertanyaan semua terpusat pada guru, yang seharusnya pembelajaran terpusat pada siswa, penggunaan metode yang lama mengakibatkan kurang tertariknya siswa akan


(17)

5

Untuk itu perlu adanya upaya perbaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mendorong siswa untuk belajar, salah satu alternatif pembelajaran adalah dengan menggunakan metode demonstrasi, karena dengan menggunakan metode demonstrasi penguasan materi dalam pembelajaran IPA dapat meningkat yang pada akhirnya hasil belajar siswa pun dapat diperoleh secara maksimal.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti akan mempraktekan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA khususnya tentang cahaya dan sifat-sifat cahaya, hasil penggunaan ini akan dijadikan laporan penulisan skripsi yang berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dituangkan dalam sebuah judul penelitian “Penerapan Metode Demonstrasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan masalah pada latarbelakang masalah diatas maka masalah peneliti dapat dipaparkan sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya pada kelas 5 SD Negeri Ciandam dengan metode demonstrasi?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya pada kelas 5 SD Negeri Ciandam dengan metode demonstrasi?

3. Apakah hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Ciandam dalam pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya dapat ditingkatkan melalui penerapan metode demonstrasi?


(18)

6

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang relevan dan sejumlah asumsi dasar sebagai- mana dikemukakan, maka hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

Dengan diterapkannya metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya di SD Negeri Ciandam.

D. Tujuan Penelitian

Secara umum sasaran utama yang diharapkan sebagai tujuan dari kegiatan PTK ini adalah meningkatnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi, sehingga dapat memenuhi standar kurikulum khususnya tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini secara khusus adalah :

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya pada kelas V SD Negeri Ciandam dengan metode demonstrasi. 2. Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran IPA tentang Cahaya dan

Sifat-sifatnya pada kelas V SD Negeri Ciandam dengan metode demonstrasi. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ciandam

dalam pembelajaran IPA tentang Cahaya dan Sifat-sifatnya melalui penerapan metode demonstrasi.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, dan peneliti.


(19)

7

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa. b. Meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

a. Meningkatkan profesionalisme guru dalam pembelajaran.

b. Memotivasi guru untuk lebih kreatif dalam mencari dan menentukan metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi pembelajaran. c. Sebagai bahan masukan guru dalam proses pembelajarannya

menggunakan berbagai model pembelajaran. 3. Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan peneliti dalam melakukan penelitian tindakan kelas. b. Menjadikan pedoman dalam mengatasi kesulitan siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa tentang pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya.

4. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu dan fungsi sekolah dasar sebagai lembaga yang bergerak dibidang pendidikan.

b. Sebagai sumber inspirasi bagi sekolah dalam upaya perbaikan kualitas pembelajaran IPA, khususnya di SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi. c. Mendorong sekolah agar berupaya menyediakan sarana dan prasarana


(20)

8

F. Definisi Oprasional

1. Metode Demonstrasi

Yang dimaksud dengan metode demonstrasi pada penelitian ini adalah cara penyajian pelajaran tentang cahaya dan sifat-sifatnya dengan cara memperagakan dan mempertunjukan cara kerja cahaya dan sigat-sifatnya dalam proses yang nyata dengan disertai penjelasan secara lisan. Melalui metode ini siswa akan melihat gambaran yang sebenarnya tentang cahaya dan sifat-sifatnya. Adapun langkah-langkah metode demonstrasi secara garisbesar antara lain: (a) Tahap persiapan: merumuskan tujuan, mempersiapkan langkah demonstrasi dan uji coba demonstrasi, (b) Tahap Pelaksanaan : langkah pembukaan, langkah pelaksanaan dan langkah penutup.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukan tingkat keberhasilan yang dicapai siswa dalam bentuk skor angka mulai dari 0 sampai dengan 10 setelah melakukan kegiatan pembelajaran tentang cahaya dan sifat-sifatnya melalui tes pretes dan postes. Serta melalui hasil observasi oleh observer pada saat proses kegiatan pembelajaran.


(21)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metoda Penelitian

Metode penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ). Menurut Kunandar (2010: 45) penelitian tindakan kelas dapat didefinisiskan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif atau partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Menurut Rapoport (1970) dalam Hopkins (1993) dalam Kunandar (2010: 46) mendefinisikan PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. (Ruswandi, 2010: 87)


(22)

26

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan hasil belajar siswa.

PTK dipilih peneliti karena peneliti bertindak juga sebagai guru di kelas tempat dilaksanakannya penelitian, dengan alasan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan McTaggart yang dikenal dengan sisten spiral refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Model desain pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Alur pelaksanaan tindakan model Kemmis dan Taggart.


(23)

27

dikatakan sebagai dua siklus. Dalam pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahakan.

C. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi, yang juga sebagai tempat mengajar peneliti.

D. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Ciadam Kota Sukabumi yang berjumlah 36 orang dengan keadaan siswa laki-laki 17 orang dan siswa perempuan 19 orang.

E. Prosedur Penelitian

1. Orientasi Lapangan ( penelitian awal )

Sebelum menyusun perencanaan, peneliti melakukan observasi awal dengan tahapan kegiatan meliputi identifikasi masalah- masalah yang terjadi selama proses pembelajaran IPA selama ini, serta mencari penyebab kekurangan pembelajaran IPA selama ini.

2. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan:

a. Menganalisis kurikulum untuk SD kelas V pada materi pelajaran IPA.

b. Memilih dan menetapkan materi pembelajaran IPA semester II yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi tentang cahaya dan sifat-sifatnya. c. Mempersiapkan alat/bahan yang diperlukan dalam untuk mendemonstrasikan


(24)

28

d. Menyusun instrumen pembelajaran Silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) agar pembelajaran terarah dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

e. Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, lembar kerja siswa, lembar instrumen tes, dan dokumentasi siswa yang berfungsi untuk merekam data hasil pembelajaran siswa.

f. Konsultasi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data dengan dosen pembimbing.

g. Melakukan perbaikan instrumen jika dibutuhkan.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan penelitian merujuk kepada perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi. Setiap selesai melakukan tindakan maka akan dievaluasi kemudian direfleksi untuk menentukan tindakan selanjutnya. Secara lebih rinci rencana tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Siklus I

1) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap kegiatan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan metode demonstrasi ditambah dengan metode penunjangnya yaitu metode kelompok, metode diskusi dan metode tanya jawab. Metode-metode penunjang ini hampir


(25)

29

mengerjakan tugas tertentu yakni pengamatan dan diskusi dalam mengerjakan LKS. Dalam metode penunjang ini peneliti berharap interaksi di antara anggota kelompok, dan dari interaksi ini diharapakan terjadinya perbaikan pada diri siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Untuk materi yang akan didemonstrasikan pada kegiatan ini yakni mendemonstrasikan sifat cahaya menembus benda bening dan sifat cahaya merambat lurus dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaiu 2 x 35 menit. Apabila pada tindakan pertama ini terdapat kekurangan, maka akan ada perbaikan pada siklus selanjutnya.

2) Tahap Observasi

Pada saat kegiatan berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dari kegiatan pendahuluan hingga kegiatan penutup. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kesesuaian perilaku antara kegiatan guru dan siswa dengan instrumen yang telah disediakan.

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan terlaksanakan, guru dan observer menganalisis data hasil belajar siswa dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Hasil dari analisis dan refleksi siklus I dijadikan bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus selanjutnya yakni siklus II.

b. Siklus II

1) Tahap Pelaksanaan

Kegiatan tahap di siklus II ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I yang


(26)

30

pelaksanaannya menggunakan metode demonstrasi dengan ditambah metode penunjang lainnya yakni metode kelompok, diskusi dan tanya jawab.

Sebagai bahan materi pada siklus II ini adalah sifat cahaya dapat dibiaskan dan sifat cahaya dapat diuraikan dengan instrumen yang telah dipersiapkan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit. Dan apabila tindakan ini masih terdapat kekurangan, maka akan disempurnakan, direncanakan, serta silaksanakan kembali pada siklus selanjutnya yakni siklus III.

2) Tahap Observasi

Dalam pelaksanaan observasi selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, observer mengutamakan perhatian pada hasil dari refleksi disiklus sebelumnya yakni siklus I.

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan terlaksanakan, guru dan observer menganalisis data hasil belajar siswa dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Hasil dari analisis dan refleksi siklus II dijadikan bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus selanjutnya yakni siklus III.

c. Siklus III

1) Tahap Pelaksaaan

Kegiatan tahap di siklus III ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus II yang pelaksanaannya menggunakan metode demonstrasi dengan ditambah metode penunjang lainnya yakni metode kelompok, diskusi dan tanya jawab.


(27)

31

Sebagai bahan materi pada siklus III ini adalah sifat cahaya dapat dipantulkan dengan instrumen yang telah dipersiapkan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.

2) Tahap Obseravasi

Dalam pelaksanaan observasi selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, observer mengutamakan perhatian pada hasil dari refleksi disiklus sebelumnya yakni siklus II.

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan terlaksanakan, guru dan observer menganalisis data hasil belajar siswa dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus III. Hasil dari analisis dan refleksi siklus III dijadikan bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus selanjutnya yakni siklus III.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.


(28)

32

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektiv antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, sehingga meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan hasil belajar.

4. Lembar Evaluasi

Evaluasi ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep IPA secara individual pada pokok bahasan cahaya dan sifat-sifatnya. Evaluasi ini diberikan dalam bentuk pretes dan postes pada siklus I, untuk siklus selanjutnya hanya menggunakan postes.

5. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang prilaku, aktifitas dan proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh seorang observer yang mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung hanya pada beberapa kelompok siswa, hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang diantaranya adalah observer tidak akan optimal mengamati seluruh siswa dan observer tidak begitu mengenal nama keseluruhan siswa.

6. Dokumentasi


(29)

33

selanjutnya. Dokumentasi ini menggunakan sebuah kamera dan seorang fotografer yang merupakan salah seorang guru/teman sejawat ditempat peneliti mengajar.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes adalah himpunan petanyaan yang harus dijawab, pertanyaan- pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari pretes dan postes. Pretes yang hanya diberikan pada awal sebelum siklus I tidak menggunakan pretes, dan postes diberikan pada akhir setiap siklus untuk mengukur kemampuan siswa sesudah kegiatan pembelajaran. Untuk melihat perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu dengan membandingkan hasil pretes dengan postes, untuk siklus II yaitu dengan membandingkan hasil postes siklus I dengan hasil postes suklus II dan untuk siklus selanjutnya sama halnya seperti di siklus II. 2. Observasi

Observasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mendapatkan informasi tentang siswa dengan cara mengamati tingkah laku dan kemampuannya selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun jenis yang digunakan adalah observasi nonpartisipan, observer berada di luar subjek yang diteliti dan tidak ikut dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Observasi berfungsi untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung pada aktivitas siswa dan guru dalam hal ini peneliti mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran IPA mengenai sifat-sifat cahaya. Observasi ini memuat


(30)

aspek-34

aspek yang penting dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan peneliti untuk memperoleh gambaran baik yang bersifat umum maupun khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dikembangkan, digunakan sebagai data pendukung dalam menganalisis temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran yang relatif lengkap. Lembar observasi diisi oleh observer yang menjadi mitra peneliti pada setiap proses pembelajaran IPA di setiap siklus.

H. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui pengolahan data serta temuan-temuan yang diperoleh selama proses penelitian berdasarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa pretes dan postes.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data sebagai berikut:

1. Hasil Tes

Tes ini terdiri dari 2 macam, yaitu pretes dan postes. Soal pretes dan postes diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Bentuk soal tes yang diberikan kepada siswa adalah pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Pemberian skor terhadap jawaban yang benar yaitu 1 untuk setiap soal, sehingga penilaian hasil tes dinyatakan jumlah jawaban yang


(31)

35

benar sama dengan nilai hasil tes. Untuk mendapatkan nilai rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅ ∑

̅ = Rata-rata

∑ = Jumlah seluruh skor = Jumlah siswa

Sedangkan untuk persentase siswa yang mencapai KKM menggunakan rumus sebagai berikut:

Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang ada di sekolah sebesar 60. Siswa yang memiliki nilai di atas 60 dinyatakan lulus.

Dalam penelitian ini kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika diatas 80% hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 20% memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan belajar yang sulit untuk ditingkatkan.

2. Observasi

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, observer diberikan format lembar observasi (terlampir dalam lampiran) yang telah


(32)

36

disediakan oleh peneliti. Observer mengamatai serta menuliskan pada kolom deskripsi observer dalam bentuk uraian mengenai gejala yang tampak dari perilaku individu yang di observasi yakni aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran, hasil observasi tersebut didiskusikan dengan peneliti serta dianalisis dan dinyatakan dalam deskripsi kualitatif pada lembar hasil refleksi kegiatan pembelajaran.


(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan dengan menggunakan metode demonstrasi berbeda dengan menggunakan metode ceramah karena pada perencanaan dengan menggunakan metode demonstrasi menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga siswa dapat mempelajarinya secara proses. Perencanaan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan menggunakan metode demonstrasi dimulai dari merumuskan tujuan, menentukan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan demonstrasi tersebut.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga siswa dapat mempelajarinya secara proses.

3. Penerapan Metode Demonstrasi pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Ciandam Kota Sukabumi. Dalam


(34)

75

mengerjakan soal postes tentang sifat-sifat cahaya. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode demonstrasi, terbukti dari perolehan rata-rata nilai kelasnya mencapai 5,47 pada siklus I meningkat menjadi 6,75 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 8, 08. Sementara itu perolehan rata-rata nilai kelas sebelum menerapkan metode demonstrasi masih di bawah 6,00. Serta ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 91,67% pada siklus III. Peningkatan nilai tersebut tidak bisa terlepas dari usaha peneliti untuk memperbaiki pembelajaran pada setiap pertemuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan pada saat kegiatan pembelajaran, memperhatikan guru dalam segala kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajajar dapat berjalan dengan lancar serta bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya pada pemilihan metode pembelajaran pada pelajaran IPA agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut sehingga bisa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Gurupun harus


(35)

76

selalu memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa lebih semangat mengikuti proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti lain

Peneliti yang melakukan penelitian serupa, diharapkan agar terus melakukan penyempurnaan-penyempurnaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi supaya pendidikan semakin maju.


(36)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Deni. (2011). Kumpulan Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://arisandi.com/kumpulan-metode-pembelajaran/ [15 Oktober 2012]. Azmiyawati, C. et al. (2008). IPA Salingtemas 5. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Darmodjo, H. (1992). Pendidikan IPA2. Jakarta: Dirjen Dikti P2TK Depdikbud. Depdiknas. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Gazali. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. Hamalik, O. (1985). Media Pendidikan. Bandung : Alumni

Hasibuan J.J. et al. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hermawan, R. et al. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI Press.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Panitia PLPG. (2011). Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru: Guru Kelas. Bogor : Univeresitas Pakuan.

Priono. et al. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, H. et al. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito.

TPKBBI. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka


(1)

benar sama dengan nilai hasil tes. Untuk mendapatkan nilai rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

̅ ∑

̅ = Rata-rata

∑ = Jumlah seluruh skor = Jumlah siswa

Sedangkan untuk persentase siswa yang mencapai KKM menggunakan rumus sebagai berikut:

Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang ada di sekolah sebesar 60. Siswa yang memiliki nilai di atas 60 dinyatakan lulus.

Dalam penelitian ini kriteria kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika diatas 80% hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 20% memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan belajar yang sulit untuk ditingkatkan.

2. Observasi

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu,


(2)

36

disediakan oleh peneliti. Observer mengamatai serta menuliskan pada kolom deskripsi observer dalam bentuk uraian mengenai gejala yang tampak dari perilaku individu yang di observasi yakni aktivitas guru dan siswa pada lembar observasi. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran, hasil observasi tersebut didiskusikan dengan peneliti serta dianalisis dan dinyatakan dalam deskripsi kualitatif pada lembar hasil refleksi kegiatan pembelajaran.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Perencanaan dengan menggunakan metode demonstrasi berbeda dengan menggunakan metode ceramah karena pada perencanaan dengan menggunakan metode demonstrasi menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga siswa dapat mempelajarinya secara proses. Perencanaan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan menggunakan metode demonstrasi dimulai dari merumuskan tujuan, menentukan langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dan memperhitungkan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan demonstrasi tersebut.

2. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran IPA. Hal ini dikarenakan metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang menyajikan bahan pembelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara melakukan sesuatu sehingga siswa dapat mempelajarinya secara proses.


(4)

75

mengerjakan soal postes tentang sifat-sifat cahaya. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan setelah pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode demonstrasi, terbukti dari perolehan rata-rata nilai kelasnya mencapai 5,47 pada siklus I meningkat menjadi 6,75 pada siklus II dan pada siklus III meningkat menjadi 8, 08. Sementara itu perolehan rata-rata nilai kelas sebelum menerapkan metode demonstrasi masih di bawah 6,00. Serta ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 91,67% pada siklus III. Peningkatan nilai tersebut tidak bisa terlepas dari usaha peneliti untuk memperbaiki pembelajaran pada setiap pertemuan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya lebih meningkatkan kedisiplinan pada saat kegiatan pembelajaran, memperhatikan guru dalam segala kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajajar dapat berjalan dengan lancar serta bisa memahami apa yang disampaikan oleh guru.

2. Bagi Guru

Guru harus lebih kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya pada pemilihan metode pembelajaran pada pelajaran IPA agar siswa tidak jenuh dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut sehingga bisa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan. Gurupun harus


(5)

selalu memotivasi siswa dalam kegiatan pembelajaran supaya siswa lebih semangat mengikuti proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti lain

Peneliti yang melakukan penelitian serupa, diharapkan agar terus melakukan penyempurnaan-penyempurnaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi supaya pendidikan semakin maju.


(6)

77

DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Deni. (2011). Kumpulan Metode Pembelajaran [Online]. Tersedia: http://arisandi.com/kumpulan-metode-pembelajaran/ [15 Oktober 2012]. Azmiyawati, C. et al. (2008). IPA Salingtemas 5. Jakarta : Departemen

Pendidikan Nasional.

Darmodjo, H. (1992). Pendidikan IPA2. Jakarta: Dirjen Dikti P2TK Depdikbud. Depdiknas. (2009). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: Depdiknas. Gazali. (1986). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Karya. Hamalik, O. (1985). Media Pendidikan. Bandung : Alumni

Hasibuan J.J. et al. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya

Hermawan, R. et al. (2010). Metode Penelitian Pendidikan SD. Bandung : UPI Press.

Kunandar. (2010). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Panitia PLPG. (2011). Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru: Guru Kelas. Bogor : Univeresitas Pakuan.

Priono. et al. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana, N. (1990). Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Sulistyanto, H. et al. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar. Bandung : Tarsito.

TPKBBI. (1989). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Usman, M.U. et al. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya.