UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA.

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

HETI NURANI NOVIANTI 1007973

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Pada Pembelajaran Ipa Tentang Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur) ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabilakemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012 Yang Membuat Pernyataan,

HETI NURANI NOVIANTI 1007973


(3)

ABSTRAK

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA

TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA Oleh,

HETI NURANI NOVIANTI 1007973

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pembelajaran di sekolah,

terutama pada proses pembelajaran IPA yaitu siswa kurang memiliki antusias dan

semangat mengikuti pembelajaran IPA, siswa bersifat pasif hanya menunggu apa yang akan disampaikan oleh guru, siswa sering mengobrol dan bercanda, sering keluar masuk kelas dengan alasan mau ke belakang, Guru terlalu banyak mendominasi siswa di kelas,. Dengan kondisi demikian tentu akan berpengaruh pada hasil belajar siswa. Melihat dari permasalahan tersebut, maka perlu ada penelitian tindakan kelas untuk membantu dalam upaya perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan pendekatan inkuiri. Melalui pendekatan inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta diberikan kebebasan mencari sendiri konsep-konsep yang ada dalam materi berdasarkan penemuannya. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan MC Taggart. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus. Penelitian dilaksanakan di SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur. Subyek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 16 siswa. beberapa temuan yang esensial dalam penelitian ini adalah Nilai rata-rata tes belajar siswa mengalami kenaikan setiap siklus, nilai rata-rata siklus I yaitu 60 dengan ketuntasan belajar 68.75%, kemudian siklus II menjadi 70 dengan ketuntasan belajar 75% dan siklus III menjadi 75 dengan ketuntasan belajar 100%. Proses pembelajaran yang menggunakan media benda nyata, keterlibatan langsung siswa saat belajar serta memberikan apresiasi dan perhatian kepada siswa, mampu memotivasi siswa untuk aktif dan senang belajar. Dengan demikian, penerapan pendekatan inkuiri pada pembelajaran sifat-sifat cahaya di kelas V dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan pendekatan inkuiri disarankan agar diterapkan sebagai salah satu alternatif pendekaan pembelajaran, karena dalam proses pembelajarannya siswa terlibat aktif langsung dalam menemukan masalah dan memecahkan masalah, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan pada proses pembelajaran, kelompok sebaiknya dibagi secara heterogen dimana siswa yang berprestasi disebar disetiap kelompok, hal ini dapat membuat situasi belajar berjalan lebih baik.


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR BAGAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Hipotesis Tindakan ... 7

D. Tujuan... 7

E Manfaat Penelitian ... 8

F. Definisi Operasional ... 8

BAB II UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG POKOK BAHASAN SIFAT-SIFAT CAHAYA A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah Dasar ... 10

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 10


(5)

B. Pendekatan Inkuiri ... 12

1. Pengertian Pendekatan Inkuiri ... 12

2. Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri ... 13

3. Langkah-langkah pembelajaran Inkuiri ... 14

4. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Inkuiri ... 17

C. Hasil Belajar ... 18

D. Penerapan Pendekatan Inkuiri Pada sifat-sifat cahaya ... 20

E. Sifat-sifat Cahaya... 21

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltian ... 24

B. Model Penelitian ... 26

C. Subjek Penelitian ... 28

D. Prosedur Penelitian ... 29

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Kondisi Awal... 37

2. Siklus I ... 39

a. Perencanaan Pembelajaran ... 39

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 40

c. Observasi ... 41


(6)

3. Siklus II... 44

a. Perencanaan Pembelajaran ... 44

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 46

c. Observasi ... 47

d. Refleksi ... 49

4. Siklus III ... 50

a. Perencanaan Pembelajaran ... 50

b. Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

c. Observasi ... 53

d. Refleksi ... 55

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64 DAFTAR PUSTAKA


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Materi Sifat-Sifat Cahaya ... 4

Tabel 4.1 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Kondisi Awal ... 34

Tabel 4.2 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus I ... 40

Tabel 4.3 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus II ... 45

Tabel 4.4 Hasil Tes Belajar Siswa Siklus III ... 51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ... 53

Tabel 4.6 Data Ketuntasan Belajar Siswa ... 54

Tabel 4.7 Data Peningkatan Pembelajaran... 55


(8)

DAFTAR BAGAN

Halaman


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus ...21

Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening ...21

Gambar 2.1 Cahaya Dapat dibiaskan ...22


(10)

DAFTAR GRAFIK

Halaman


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fungsi dan tujuan yang harus dicapai dalam pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II pasal 4 dikemukakan bahwa :

Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Tujuan pendidikan diatas masih bersifat umum dan luas. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu penjabaran, perincian dan perumusan agar dapat dioperasionalkan di dalam pembelajaran. Inti dari proses pendidikan secara formal adalah mengajar, mengajar adalah penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar (Hisbuan dan Moedjino, 1993:3).

Sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu mengajar tidak dapat dipisahkan dari belajar. Sehingga dalam proses pendidikan kita mengenal ungkapan proses belajar mengajar disingkat PBM .


(12)

2

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahamannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya dalam merumuskan sendiri suatu konsep merupakan inti dari proses pembelajaran.

Hal yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam proses belajar mengajar adalah bagaimana menciptakan iklim atau suasana belajar mengajar yang efektif dan kondusif serta dapat memotifasi siswa menjadi aktif untuk berkompetensi secara sehat dalam pengoptimalisasi pencapaian hasil belajar. Tugas utama guru diantaranya adalah suasana atau iklim belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk mengetahui senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.

Agar proses belajar mengajar berhasil baik, dalam mengajar itu memerlukan kecakapan, pemahaman inisiatif, dan kreativitas dari pihak guru.

Sudah kewajiban seorang guru harus memiliki kompetensi dan

profesionalisme kerja sesuai dengan disiplin ilmu yang dikuasainya. Sehingga dapat membimbing, mengarahkan siswa untuk mengetahui, memahami, dan mampu mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari serta dapat membantu dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitasnya.


(13)

3

Pada hakikatnya proses belajar mengajar memerlukan suatu cara untuk berinteraksi dengan siswa. Salah satunya adalah menggunakan model-model pembelajaran. Pada kenyataan sebagian guru hanya mampu menerapkan beberapa model pembelajaran. Padahal, untuk menunjang pembelajaran yang bermakna diperlukan penerapan berbagai variasi model pembelajaran dalam mengajar. Akan tetapi penggunaan model pembelajaran yang bervariasi tidak menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak tepat dengan situasi lingkungan dan kondisi psikologi anak didik.

Konsekwensi logis dari ketidaktepatan penggunaan model

pembelajaran sering menimbulkan kebosanan, kurang dipahami dan monoton yang akhirnya menimbulkan siswa menjadi apatis. Oleh karena itu untuk menghindari apatisme dan kepatuhan yang terpaksa dari siswa, guru handaknya cukup cermat dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi peneliti di kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur, pada pembelajaran IPA dalam materi sifat-sifat cahaya, diperoleh beberapa masalah yang muncul, diantaranya :

1. Siswa kurang memiliki antusias dan semangat mengikuti pembelajaran

IPA.

2. Siswa bersifat pasif hanya menunggu apa yang akan disampaikan oleh


(14)

4

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

3. Siswa sering mengobrol dan bercanda, sering keluar masuk kelas dengan

alasan mau ke belakang, terkadang kelas menjadi sunyi dan siswa tidak memiliki keberanian untuk bertanya.

4. Guru terlalu banyak mendominasi siswa di kelas, secara tidak langsung

para siswa tertekan untuk berbicara dan bahkan ide-idenya untuk bertanya akhirnya hilang sebelum mereka ungkapkan.

Guru mendapatkan hasil evaluasi pembelajaran pada pokok bahasan sifat-sifat cahaya kurang memuaskan. Berdasarkan temuan di lapangan, prestasi siswa yang didapat masih banyak berada di bawah nilai KKM kelas, yaitu 40 sampai 60 nilai rata-rata kelas yaitu 55 dengan nilai KKM kelas yaitu 60

Data hasil evaluasi pada materi sifat-sifat cahaya siswa kelas V SDN Tegalkananga Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur sebanyak 16 siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Hasil Tes Siswa Pada Materi Sifat-sifat Cahaya

No Inisial Siswa Nilai Keterangan

1 AA 60 Sudah tuntas

2 AK 40 Belum tuntas

3 F 50 Belum tuntas

4 FA 40 Belum tuntas

5 FH 50 Belum tuntas

6 IP 60 Sudah tuntas


(15)

5

8 MR 50 Belum tuntas

9 M 40 Belum tuntas

10 NN 50 Belum tuntas

11 SR 60 Sudah tuntas

12 SR 70 Sudah tuntas

13 RT 50 Belum tuntas

14 AF 70 Sudah tuntas

15 CR 70 Sudah tuntas

16 IP 60 Sudah tuntas

Jumlah 880

Nilai Rata-rata 55

Ketuntasan 50%

Melihat hasil tes siswa pada materi sifat-sifat cahaya di atas, sebagian siswa belum tuntas melaksanakan pembelajaran pada materi tersebut, terlihat 50 % nilai siswa di bawah nilai KKM. Banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut, yang salah satunya adalah karena faktor kurang menariknya proses pembelajaran yang dilaksanakan bagi siswa serta kurangnya penggunaan media atau alat belajar.

Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu ada sebuah perbaikan pembelajaran yaitu salah satunya dengan menggunakan metode inkuiri. Melalui metode inkuiri, siswa dilibatkan secara langsung dalam pembelajaran serta siswa diberikan kebebasan untuk mencari sendiri konsep-konsep yang ada dalam materi pembelajaran berdasarkan penemuannya. Dalam penggunaan metode ini peran guru tidak terlihat dominan, guru bertindak selaku organisator dan fasilitator. Sehingga konsep mengajar dalam


(16)

6

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

metode inkuiri berarti mengorganisasi belajar. Dalam hal ini, guru tidak memberitahukan konsep-konsep IPA tetapi membimbing siswa menemukan konsep-konsep tersebut dengan sendirinya melalui kegiatan belajar, sehingga apabila penemuan konsep tersebut didapat berdasarkan kegiatan dan pengalaman belajar siswa maka konsep yang didapatnya akan teringat oleh siswa dalam waktu yang lama. Selain itu, melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajarannya akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, dikarenakan siswa tidak akan cepat jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

Pembelajaran sifat-sifat cahaya diambil sebagai materi dalam penelitian ini dikarenakan pada pembelajaran sifat-sifat cahaya sebelumnya, siswa masih banyak yang belum mengerti mengenai konsep-konsep sifat-sifat cahaya, siswa tidak temotivasi untuk mempelajari materi, serta guru ketika mengajar masih bersifat teacher center, sehingga masih terjadi rendahnya nilai yang didapat siswa dalam materi ini. Rendahnya nilai yang didapat akan mempengaruhi pada pencapaian dari tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis akan melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul, “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Dengan Menerapkan Metode Inkuiri Pada Pembelajaran IPA Tentang

Pokok Bahasan Sifat-Sifat Cahaya”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, serta berdasarkan temuan-temuan di lapangan, maka rumusan masalah yang akan di kemukakan,


(17)

7

yaitu: “ Bagaimanakah upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri?”.

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan, yaitu:

1. Bagaimanakah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat-sifat

cahaya pada siswa kelas V dengan menerapkan metode inkuiri?

2. Bagaimanakah Proses Pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri?

3. Bagaimanakah Hasil Belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat

cahaya dengan menerapkan metode inkuiri? C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dari penelitian yang disusun ini adalah, “Jika

pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri maka hasil

belajar siswa akan meningkat”.

D. Tujuan

Penelitian yang dilaksanakan ini ditujukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri. Secara khusus tujuan penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat-sifat


(18)

8

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

2. Mendeskripsikan Proses Pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri.

3. Mendeskripsikan Hasil Belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat

cahaya dengan menerapkan metode inkuiri. E. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memiliki manfaat yang dapat diambil bagi semua pihak yang terkait, khususnya bagi guru, siswa, dan lembaga pendidikan (Sekolah Dasar). Manfaat penelitian tersebut masing-masing adalah:

1. Manfaat Bagi Siswa

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri

2. Manfaat Bagi Guru

Mengetahui upaya-upaya dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri.

3. Manfaat Bagi Sekolah

Menambah pengatahuan bagi para guru di sekolah tentang pengembangan model pembelajaran metode inkuiri dan proses pelaksanaannya.

F. Definisi Operasional

Berdasarkan judul skripsi yang digunakan, agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda tentang sitilah-istilah yang digunakan dan untuk memudahkan peneliti dalam menjelaskan apa yang sedang dibicarakan,


(19)

9

sehingga dapat bekerja lebih terarah. Maka terdapat beberapa istilah yang perlu didefinisikan secara operasional, yaitu:

1. IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan

kebendaan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Powler (http://id.wikipedia.org)

2. Pendekatan inkuiri adalah pendekatan dengan bertanya atau menyelidiki,

dimana siswa menemukan sendiri konsep baru dengan bantuan penyelidikan secara eksperimen dan penanyaan yang tepat (Irianto, DM dan Didin S, 1999)

3. Hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam

mengikuti program belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor


(20)

24

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (selanjutnya ditulis PTK), penelitian tindakan kelas ini merupakan penelitian yang dilakukan oleh seorang guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa meningkat. PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tindakan-tindakan yang dilakukannya itu, serta untuk memperbaiki kondisi-kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan. Secara singkat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dalam praktek pembelajaran mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu (Rochiati Wiriatmaja 2005: 13).

Mukhlis, Abdul dan Mohamad (http://baskoro1.blogspot.com)

mendefinisikan pengertian tindakan kelas sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis dan siklustis. Selanjutnya menurut Aqib, Z (2006) menyatakan bahwa PTK yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau


(21)

25

peningkatan proses pembelajaran. Selain itu, menurut Hardjodipuro (Departemen Pendidikan Nasional, 2003) menjelaskan bahwa PTK adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.

PTK lebih terfokus pada penelitian yang berupa kegiatan pembelajaran, karena mempunyai tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Pelaksanaan PTK tidak akan mengganggu tugas pokok seorang guru, karena proses pelaksanaanya berada di dalam kelasnya sendiri. Selain itu, melalui PTK pula dapat menjadikan seorang guru yang kreatif karena selalu dituntut untuk menerapkan segala teori yang berhubungan dengan pembelajaran. Oleh karena itu, PTK diperlukan bagi guru dalam upaya meningkatkan profesionalismenya. Aqib, Z (2006) menyatakan ada beberapa alasan bahwa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk menigkatkan kinerjanya yaitu:

a. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka dan tanggap

terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Para guru menjadi reflektif dan kritis terhadap apa yang ia dan muridnya lakukan.

b. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional.

Guru tidak lagi sebagai praktisi, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi namun juga sebagai peneliti dibidangnya.

c. Dengan melaksanakan tahap-tahap dalam PTK, guru mampu

memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.

d. Pelaksanaan PTK tidak mengganggu tugas pokok seorang guru karena

tidak meninggalkan kelasnya.

e. Melalui PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut melakukan

upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.


(22)

26

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Pelaksanaan PTK merupakan tugas dan tanggung jawab guru terhadap kelasnya. Dengan demikian, melalui dilaksanakannya PTK berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Berdasarkan hal tersebut, PTK memiliki karakteristik tersendiri sebagai suatu kegiatan penelitian. Karakteristik PTK menurut Aqib, Z (2006) yaitu:

a. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional

b. Adanya kolaborasi

c. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi

d. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik

instruksional

e. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus

B. Model Penelitian

Model PTK yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan MC Tagart, Konsep inti PTK yang dikenalkan oleh Kemmis dan MC Tagart (Departemen Pendidikan Nasional, 2003) ialah bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan (planning), aksi atau tindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi (reflecting).

Keempat komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut, yaitu:

a. Rencana yaitu berisi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan

untuk memperbaiki, meningkatkan atau perubahan dan sikap sebagai solusi.

b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai


(23)

27

c. Observasi yaitu kegiatan mengamati atas hasil atau dampak dari

tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.

d. Refleksi merupakan pengkajian atau pertimbangan atas hasil atau

dampak yang muncul dari pembelajaran dilihat dari berbagai kriteria. Model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Tagart setelah suatu siklus selesai dilaksanakan khususnya setelah adanya refleksi kemudian diikuti oleh adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap pelaksanaan siklus sebelumnya. Dengan demikian, pelaksanaan PTK dapat dilakukan dengan beberapa siklus yang saling berkesinambungan satu sama lain. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menyusun rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rencana dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan setiap tindakannya agar mencapai hasil yang maksimal. Langkah kedua adalah melaksanakan tindakan sesuai rencana yang telah dibuat sebelumnya. Langkah selanjutnya yaitu kegiatan observasi yang dapat dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan oleh observer yang akan mengamati berlangsungnya proses pembelajaran. Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi. Tahap refleksi dilaksanakan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini memberikan kemudahan untuk melakukan perubahan pada tindakan berikutnya.


(24)

28

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Keempat langkah tersebut dilaksanakan secara berkesinambungan untuk memperoleh hasil yang diinginkan, maka sistem pelaksanaannya dipersiapkan dengan matang, mulai dari siklus I sampai siklus III

Selama berlangsungnya tindakan, maka dilakukan observasi. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh seorang observer dengan menggunakan panduan berupa lembar observasi. Selain adanya kegiatan observasi, peneliti menuliskan temuan-temuan selama proses pembelajaran berlangsung dalam catatan lapangan. Hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil diskusi dengan observer dijadikan sebagai bahan analisis dan refleksi dari setiap tindakan yang telah dilaksanakan untuk mencari kelemahan pada tindakan sebelumnya sehingga dilakukan perbaikan pada tahap selanjutnya serta mencari kelebihan dari tindakan sebelumnya yang akan dipertahankan pada tindakan selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah di SD Negeri Tegalkananga, yang berlokasi di Desa Sindangkerta Kecamatan Pagelaran Kabupaten Cianjur pada Semester I tahun ajaran 2012/2013 dengan banyaknya siswa yang dijadikan subjek penelitia sebanyak 16 siswa yang terdiri dari 11 laki-laki dan 5 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan lokasi subjek didasarkan karena penulis bertugas di lokasi tersebut, sehingga mengetahui kekurangan dan kelebihan kondisi kelas tersebut, mudah mendapat perijinan, serta adanya dukungan dari semua pihak sekolah.


(25)

29

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Mc Taggart, diantaranya :

1. Perencanaan (planning), yaitu tindakan-tindakan yang akan dilakukan

memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran;

2. Tindakan (action), yaitu apa yang ahrus dilakukan guru atau peneliti dalam

upaya memperbaiki dna meningkatkan praktek pembelajaran;

3. Observasi (observation), yaitu mengamati proses atau dampak dari

tindakan-tindakan yang dilakukan siswa;

4. Refleksi (reflection), yaitu tahap pengkajian dengan melihat dengan dan

mempertimbangkan terhadap proses pembelajaran yang dialakukan. Desain penelitian yang dipergunakan berbentuk siklus, siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan yang diharapkan. Rencana penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 3 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti apa yang telah didesain dalam faktor yang diselediki. Tahap-tahap penelitiannya adalah sebagai berikut :


(26)

30

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Identifikasi Masalah Rumusan Masalah

Bagan 3.1

Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas Adaptasi Kemmis dan Mc Tagart (1982)

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan guru sebagai peneliti menyusun rencana

pembelajaran dengan meminta pertimbangan dan arahan dari dosen pembimbing. Rencana pembelajaran disusun secara fleksibel untuk mengadaptasi berbagai pengaruh atau hal-hal yang tak dapat diduga, yang mungkin timbul dilapangan, maupun dari kendala yang sebelumnya tidak

Penyusunan rencana tindakan

SIKLUS I

Refleksi I Pelaksanaan

tindakan Observasi pelaksanaan tindakan

Penyusunan rencana tindakan

Refleksi II

Observasi pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan

SIKLUS II

Penyusunan rencana tindakan

Observasi pelaksanaan tindakan Simpulan

Pelaksanaan tindakan

SIKLUS III


(27)

31

terkontrol. Perencanaan juga disusun dan dipilih berdasarkan konteks dan pertimbangan bahwa perencanaan tersebut dilaksanakan secara efektif dalam berbagai situasi lapangan. Pada tahap ini didiskusikan pula materi pengait yang diperlukan, LKS, soal-soal, lembar observasi, dan catatan lapangan yang digunakan selama melaksanakan tindakan. Dalam hal ini rencana disusun secara reflektif agar tindakan dapat lebih terarah pada sasaran yang hendak dicapai.

b. Tahap Pelaksanaan

Sebagaiman yang telah dikemukakan diatas, bahwa penelitian

tindakan kelas ini dilakukan oleh guru sendiri sebagai peneliti. Tetapi dalam proses observasi, guru bermitra dengan sesama guru dengan bantuan beberapa alat yang diperlukan. Alat tersebut antara lain berupa observasi, pedoman, dan tes hasil belajar

Rencana perbaikan yang akan dilaksanakan diperkirakan sebanyak

3 siklus, yang sebelumnya didasarkan pada bobot masalah yang dijadikan sasaran garapan penelitian ini, dengan mempertimbangkan kondisi siswa maupun proses lainnya. Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Dalam hal ini praktek pembelajaran didasarkan pada rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya. Pada tahap pelaksanaan tindakan ini guru sebagai peneliti didampingi observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran.


(28)

32

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

c. Tahap Observasi

Pada tahap in dilakasanakan observasi terhadap proses

pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Lembar observasi dibuat oleh guru, sedangkan yang menjadi observer adalah guru lain, yang diobservasi adalah kegiatan guru dan kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tugas observer adalah mengamati ketepatan atau kesesuaian guru dalam melaksanakan tindakan apakah sesuai dengan rencana atau tidak.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap refleksi ini, guru sebagai peneliti bersam observer

mendiskusikan hasil tindakan pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Diskusi balikan ini dilakukan berdasarkan hasil temuan dari pengamatan lapangan langsung cermat dan sistematis terhadap pelaksanaan tindakan. Hasilnya kemudian direfleksi, bila perlu merevisi tindakan sebelumnya. Selain itu, guru juga dapat merefleksi diri dengan melihat data observasi, apakah kegiatan yang dilakukan telah mengenai sasaran atau belum.

Perenungan atau refleksi yang demikian menurut Muhadjir (1977: 4)

dilakukan secara berkelanjutan, diadakan tindakan-tindakan yang

berkelanjutan dalam pembelajaran, dan ditata dalam mesin penelitian. Temuan yang diperoleh dan disepakati selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi perumusan rencana pembelajaran, untuk dilaksanakan pada tindakan berikutnya.


(29)

33

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memantau pelaksanaan kegiatan dalam penelitian ini adalah :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP)

Perencanaan pembelajaran dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta sekenario dalam pelaksanaan tindakan.

Perencanaan pembelajaran merupakan penjabaran oprasional dalam kurikulum yang ditetapkan, sedangkan aplikasi dari perencanaan akan terlihat dalam kegiatan pembelajaran, dengan demikian antara kurikulum, perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran serta hasil yang dicapai mempunyai hubungan yang sangat erat, sistematis dan merupakan suatu kesatuan sang saling terkait.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui pengamatan di lapangan terhadap aktivitas siswa dan guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. Sasaran pengamatan dalam lembar observasi adalah penerapan pendekatan yang digunakan serta kegiatan siswa dan guru dalam setiap tahap pembelajaran dengan mengguanakan pendekatan inkuiri.


(30)

34

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

3. Lembar Kerja Siswa (LKS), digunakan untuk membantu proses

pembelajaran siswa serta dapat digunakan sebagai alat penilaian proses belajar siswa.

4. Kamera Foto, digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama

proses pembelajaran. Foto dapat digunakan sebagai bukti fisik mengani penelitian yang dilaksanakan.

F. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data pada penelitia in dilakukan sebagai berikut ;

a. Memeriksa kelengkapan data dari hasil penelitian yaitu hasil tes,

observasi.

b. Mengolah hasil tes yaitu pree test dan post test

c. Mengolah data hasil observasi

d. Mentabulasikan data hasil penelitian

e. Menganalisis dan merefleksi tindakan pemebelajaran pada siklus I dan II,

yaitu guna mengetahui kelemahan-kelemahan dan kebaikan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan serta menentukan langkah kegiatan yang akan dilakukan berikutnya.

Analisis dan pengolahan data dilakukan selama peneletian dari

awal sampai akhir. Keberhasilan tujuan dapat ditentukan dengan cara analisis tes tertulis, analisis hasil diskusi dengan teman sejawat yang ditindaklanjuti dengan kegiatan refleksi. Teknik analaisi data yang digunakan yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Analaisis data kualitatif dengan menggunakan


(31)

35

presentase, sedangkan analisis data kuantitatif dengan cara mencari nilai rata-rata.

Hasil observasi akan dilihat dari aktivitas belajar siswa berdasarkan kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Adapun untuk menghitung aktivitas belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut :

Jumlah aktivitas siswa dalam KBM

Aktivitas Siswa dalam KBM = --- X 100%

Jumlah skor Maksimal

Adapun untuk mengklasifikasikan kualitas kemampuan siswa

dalam memahami materi sifat-sifat cahaya, digunakan penilaian menurut Suherman (2001;236) seperti disajikan pada tabel 1.1 berikut ini

Tabel 1.1 Klasifikasi Kualitas Hasil Belajar Siswa

Rentang Nilai Klasifikasi

90% < A < 100% Sangat Tinggi

75% < B < 90% Tinggi

55 % < C < 75% Cukup

40 % < D < 55% Rendah

0% < S < 40% Sangat rendah

Rumus yang digunakan untuk pengkategorian tersebut sebagai berikut: Jumlah skor total siswa

Rata-rata Hasil Belajar Siswa = ---x 100 Jumlah seluruh siswa


(32)

36

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian terkumpul, selanjutnya disaring dan ditarik kesimpulan. Untuk mencapai hal-hal tesebut dperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu sebagai berikut.

a. Menyeleksi Data

Langkah analisis data yaitu penyeleksian data dengan mengolah data akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitan.

b. Mengklasifikasikan Data

Mengklompokan data yang telah diseleksi dengan cara mengklasifikasikan data berdasarkan tujuan untuk pengolahan data dan pengambilan keputusan berdasarkan presentase yang dijadikan pegangan.

c. Penyajian Data

Data-data dikumpulkan selanjutnya disajikan dlam bentuk tabulasi data berupa tabel dan grafik dengan tujuan untuk memudahkan dalam membaca data. Pada kegiatan ini peneliti berusaha menginterpretasi diharafkan temuan-temuan berdasarkan kerangka teoritik yang telah dipilih dengan mengacu kepada norma-norma praktis yang disetujui. Dari hasil interpretasi diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang pelaksankan kegiatan dalam meningkatkan analisis menuju pencapaian dan perbaikan pembelajaran.


(33)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran ipa tentang pokok bahasan sifat-sifat cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Tegalkenanga Cianjur) telah dilaksanakan. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistematika penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang

sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V melalui dengan menerapkan metode inkuri pada dasarnya sama dengan yang digunakan oleh guru pada pembelajaran sehari-hari, yaitu meliputi Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran (Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, Kegiatan Akhir), Penilaian, dan Sumber/Media Pembelajaran. Akan tetapi, pada RPP ini mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah inkuri di dalamnya. Adapun langkah-langkah inkuiri yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: Orientasi (Menggali Pemahaman Siswa terhadap materi yang akan disampaikan). Merumuskan Masalah (mengidentifikasi pertanyaan-pertanyan siwa mengenai materi),


(34)

63

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

Merumuskan Hipotesis (Mengidentifikasi jawaban sementara rumusan masalah dari siswa), Mengumpulkan Data (menyampaikan materi dengan tanya jawab atau membaca buku), Menguji Hipotesis (melakukan Uji coba), dan Merumuskan Kesimpulan (menarik kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap materi pembelajaran)

2. Proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada

pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri

dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran,

diantaranya dengan melaksanakan langkah-langkah inkuiri,. Disamping itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan langkah-langkah untuk menumbuhkan semangat belajar siswa yaitu dengan cara menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik, memberikan apresiasi terhadap siswa atau kelompok yang terbaik dalam mengerjakan tugas, memberikan teguran atau hukuman kepada siswa yang tidak melaksanakan tugas, membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran serta menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

3. Pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil tes belajar siswa terus meningkat pada setiap siklusnya, hasil tes siklus I nilai rata-rata siswa adalah 60, pada sikus II nilai rata-rata siswa adalah 70 sedangkan pada siklus III mengalami peningkatan yang signifikan yaitu


(35)

64

75. Data ini membuktikan bahwa pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan inkuiri, diantaranya :

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, melaksanakan tugas yang diberikan guru dan terus meningkatkan belajar dirumah, karena belajar tidak cukup dilaksanakan di sekolah

2. Bagi Guru

Penerapan pendekatan inkuiri diharapkan menjadi masukan bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar belajar siswa.

Sebelum menerapkan pendekatan inkuiri, guru hendaknya mempelajari tentang pendekatan inkuiri dengan menelaah langkah-langkah inkuiri, agar dalam pelaksanaannya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pembelajaran direncanakan sesuai dengan langkah-langkahnya, dan sebaiknya terus menjalin kerja sama dengan guru yang lain, karena proses pembelajaran pendekatan inkuri tidak cukup dilaksanakan sendiri


(36)

65

Heti Nurani Novianti, 2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENERAPKAN METODE INKUIRI PADA

3. Bagi Sekolah

Penerapan pendekatan inkuiri diharapkan menjadi masukan bagi sekolah sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas belajar siswa sehingga kualitas sekolah menjadi meningkat. Disamping itu sekolah hendaknya memberikan dukungan dan motivasi kepada guru yang akan melaksanan penerapan pendekatan inkuiri sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri dapat dilaksanakn dengan baik


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2006). Penelitian tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Azmiyawati, C dkk. (2008). IPA Saling Temas 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP). Jakarta: Cipta Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Hastuti (2010). Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V. Klaten: Intan Pariwara

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Pengetahuan Alam.

Ibrahim, M. (2009). Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia:

http://herfis.blogspot.com/pembelajaran-inkuiri.html. [5 Desember 2012] Irianto, DM dan Didin (1999). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI.

Mestre and Coocking. Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://herfis.blogspot.com/pembelajaran .html. [5 Desember 2012]

Munandar. (2007) Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas V. Bandung : Sarana Panca Karya Nusa.

Surya. (2002). IPA dibuat Asyik untuk Sekolah Dasar 5. Armandelta

Wardhani, I dan Kuswaya, W. (2008). Penelitian tindakan Kelas. Bandung: Universita Terbuka.


(1)

Setelah data yang diperoleh dari berbagai instrumen penelitian terkumpul, selanjutnya disaring dan ditarik kesimpulan. Untuk mencapai hal-hal tesebut dperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh yaitu sebagai berikut.

a. Menyeleksi Data

Langkah analisis data yaitu penyeleksian data dengan mengolah data akurat yang dapat menjawab fokus penelitian dan memberikan gambaran tentang hasil penelitan.

b. Mengklasifikasikan Data

Mengklompokan data yang telah diseleksi dengan cara mengklasifikasikan data berdasarkan tujuan untuk pengolahan data dan pengambilan keputusan berdasarkan presentase yang dijadikan pegangan.

c. Penyajian Data

Data-data dikumpulkan selanjutnya disajikan dlam bentuk tabulasi data berupa tabel dan grafik dengan tujuan untuk memudahkan dalam membaca data. Pada kegiatan ini peneliti berusaha menginterpretasi diharafkan temuan-temuan berdasarkan kerangka teoritik yang telah dipilih dengan mengacu kepada norma-norma praktis yang disetujui. Dari hasil interpretasi diharapkan dapat memberikan kejelasan tentang pelaksankan kegiatan dalam meningkatkan analisis menuju pencapaian dan perbaikan pembelajaran.


(2)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan mengenai upaya meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode inkuiri pada pembelajaran ipa tentang pokok bahasan sifat-sifat cahaya (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SDN Tegalkenanga Cianjur) telah dilaksanakan. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sistematika penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya pada siswa kelas V melalui dengan menerapkan metode inkuri pada dasarnya sama dengan yang digunakan oleh guru pada pembelajaran sehari-hari, yaitu meliputi Identitas Mata Pelajaran, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran, Materi Ajar, Alokasi Waktu, Metode Pembelajaran, Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran (Kegiatan Awal, Kegiatan Inti, Kegiatan Akhir), Penilaian, dan Sumber/Media Pembelajaran. Akan tetapi, pada RPP ini mempunyai karakteristik yang berbeda, yaitu dengan menerapkan langkah-langkah inkuri di dalamnya. Adapun langkah-langkah inkuiri yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut: Orientasi (Menggali Pemahaman Siswa terhadap materi yang akan disampaikan). Merumuskan Masalah (mengidentifikasi pertanyaan-pertanyan siwa mengenai materi),


(3)

Merumuskan Hipotesis (Mengidentifikasi jawaban sementara rumusan masalah dari siswa), Mengumpulkan Data (menyampaikan materi dengan tanya jawab atau membaca buku), Menguji Hipotesis (melakukan Uji coba), dan Merumuskan Kesimpulan (menarik kesimpulan dari hasil pengamatan terhadap materi pembelajaran)

2. Proses pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, diantaranya dengan melaksanakan langkah-langkah inkuiri,. Disamping itu dalam pelaksanaan pembelajaran, guru melaksanakan langkah-langkah untuk menumbuhkan semangat belajar siswa yaitu dengan cara menjelaskan tujuan belajar ke peserta didik, memberikan apresiasi terhadap siswa atau kelompok yang terbaik dalam mengerjakan tugas, memberikan teguran atau hukuman kepada siswa yang tidak melaksanakan tugas, membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar, membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran serta menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan

3. Pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menggunakan pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti dari hasil tes belajar siswa terus meningkat pada setiap siklusnya, hasil tes siklus I nilai rata-rata siswa adalah 60, pada sikus II nilai rata-rata siswa adalah 70


(4)

75. Data ini membuktikan bahwa pembelajaran sifat-sifat cahaya dengan menerapkan metode inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka peneliti memberikan saran yang diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD, khususnya dalam menerapkan dan mengembangkan pendekatan inkuiri, diantaranya :

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik, melaksanakan tugas yang diberikan guru dan terus meningkatkan belajar dirumah, karena belajar tidak cukup dilaksanakan di sekolah

2. Bagi Guru

Penerapan pendekatan inkuiri diharapkan menjadi masukan bagi guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sebagai upaya meningkatkan hasil belajar belajar siswa.

Sebelum menerapkan pendekatan inkuiri, guru hendaknya mempelajari tentang pendekatan inkuiri dengan menelaah langkah-langkah inkuiri, agar dalam pelaksanaannya dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, kegiatan pembelajaran direncanakan sesuai dengan langkah-langkahnya, dan sebaiknya terus menjalin kerja sama dengan guru yang lain, karena proses pembelajaran pendekatan inkuri tidak cukup dilaksanakan sendiri


(5)

3. Bagi Sekolah

Penerapan pendekatan inkuiri diharapkan menjadi masukan bagi sekolah sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas belajar siswa sehingga kualitas sekolah menjadi meningkat. Disamping itu sekolah hendaknya memberikan dukungan dan motivasi kepada guru yang akan melaksanan penerapan pendekatan inkuiri sehingga proses pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan pendekatan inkuiri dapat dilaksanakn dengan baik


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Z. (2006). Penelitian tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya.

Azmiyawati, C dkk. (2008). IPA Saling Temas 5 untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007). Kurikulum Tingkat Satuan

pendidikan (KTSP). Jakarta: Cipta Jaya.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.

Hastuti (2010). Buku Panduan Pendidik Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

Kelas V. Klaten: Intan Pariwara

http://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu Pengetahuan Alam.

Ibrahim, M. (2009). Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia: http://herfis.blogspot.com/pembelajaran-inkuiri.html. [5 Desember 2012] Irianto, DM dan Didin (1999). Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI.

Mestre and Coocking. Proses Pembelajaran. [Online]. Tersedia: http://herfis.blogspot.com/pembelajaran .html. [5 Desember 2012]

Munandar. (2007) Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas V. Bandung : Sarana Panca Karya Nusa.

Surya. (2002). IPA dibuat Asyik untuk Sekolah Dasar 5. Armandelta

Wardhani, I dan Kuswaya, W. (2008). Penelitian tindakan Kelas. Bandung: Universita Terbuka.