METODE kerja kelompok terhadap (4)

1. SIKLUS KEGIATAN PROYEK/ KON STRUKSI

Pada suatu penyelenggaraan proyek, untuk mencapai tujuan proyek dilakukan pendekatan yang disebut manajemen proyek, yaitu penentuan cakupan dan tahapan- tahapan kegiatan proyek serta peranan/ tugas penyelenggara proyek menyangkut hak dan kewajiban antara pengguna jasa dan penyedia jasa.

Penerima hak kontrak jasa pelaksanaan konstruksi sebagai penyedia jasa akan melakukan koordinasi menyiapkan kebutuhan sumber daya konstruksi meliputi keuangan/ dana, manusia/ tenaga kerja/ ahli, material, peralatan dan menyusun metoda kerja.

Umumnya pimpinan pelaksana yang ditugaskan dilapangan telah berpengalaman melaksanakan pekerjaan konstruksi, tetapi tidak berarti bahwa sudah menguasai

manajemen proyek secara menyeluruh dan mendetail, menganalisa secara teliti setiap kegiatan dan kesulitan pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan.

Adapun hubungan antara masing-masing kegiatan dan fungsi dapat digambarkan merupakan suatu hubungan siklus manajemen proyek sebagai berikut:

Gambar . Hubungan siklus manajemen proyek/ konstruksi

Keterangan gambar: - P = planning; perencanaan/ rencana kerja - O = organizing; organisasi kerja - A = actuating; pelaksanaan pekerjaan - C = controlling; kontrol/ pengendalian kerja

M anajemen proyek dimulai dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. perencanaan/ rencana kerja (planning) yaitu kegiatan menyiapkan rencana kerja sesuai dengan metode konstruksi terhadap semua urutan kegiatan yang akan dilakukan dan waktu yang diperlukan pada setiap kegiatan pelaksanaan proyek. Adapun hal-hal yang menyangkut kegiatan rencana kerja dapat dijelaskan sebagai berikut: - rencana kerja yang disusun meliputi:

1) penentuan urutan/ tahapan kegiatan pekerjaan;

2) prosedur pengawasan pekerjaan;

3) prosedur persetujuan gambar, baik gambar kerja (shop drawing) maupun

gambar terbangun (as built drawing);

4) prosedur pengujian bahan dan hasil pekerjaan;

5) penentuan standar rujukan dan standar operasi pelaksanaan;

6) prosedur perubahan pekerjaan;

7) prosedur pengadaan barang;

8) prosedur pengamanan proyek;

9) prosedur keuangan;

10) prosedur lainnya disesuaikan situasi dan konsisi proyek.

M anfaat dan kegunaan rencana kerja adalah :

1) alat koordinasi bagi pimpinan, pimpinan pelaksana dapat memanfaatkan rencana kerja untuk melakukan koordinasi terhadap semua kegiatan pelaksanaan konstruksi di lapangan;

2) pedoman kerja para pelaksana, rencana kerja dapat dijadikan pedoman bagi para pelaksana konstruksi di lapangan terhadap urutan kegiatan dan batas waktu penyelesaian pekerjaan untuk setiap item pekerjaan;

3) alat untuk menilai kemajuan pekerjaan, kemajuan pekerjaan dapat dipantau dari realisasi yang dicapai dibandingan rencana terhadap waktu kegiatan dari setiap item pekerjaan;

4) alat untuk evaluasi pekerjaan, evaluasi pekerjaan terhadap prestasi yang

dicapai yaitu selisih rencana dan realisasi yang akan dipakai sebagai bahan evaluasi untuk menetapkan rencana selanjutnya.

Data-data untuk rencana kerja. Adapun data-data yang perlu dikumpulkan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana kerja pelaksanaan konstruksi, antara lain:

1) lokasi quarry, termasuk persiapan yang diperlukan, jalan masuk dan jembatan-jembatan, harga dan jumlah/ jenis material yang akan digunakan;

2) rencana lokasi base camp, dipilih lokasi yang mempunyai pengaruh pengangkutan yang terkecil ke lokasi pelaksanaan proyek. Jika dimungkinkan lokasi base camp dan quarry dapat diletakkan pada satu lokasi sehingga angkutan material lebih efisien;

3) keadaan topografi lokasi proyek, hal ini akan menentukan metode

pelaksanaan yang berbeda-beda untuk daerah datar, bukit dan gunung;

4) data curah hujan di lokasi proyek, untuk memperhitungkan waktu kerja masing-masing item kegiatan terhadap pengaruh musim hujan;

5) kemungkinan kesulitan-kesulitan yang akan dijumpai di jalur pengangkutan material, jalan rusak/ sempit, daerah padat penduduk/ lalu lintas, kondisi jembatan, sarana utilitas memungkinan terganggu (telepon, PLN, PAM , Gas, irigasi, dll), adat penduduk dan sumbangan proyek untuk penduduk, dan gangguan terhadap fasilitas umum lainnya;

6) pengadaan peralatan konstruksi jalan dan jembatan, jalur mobilisasi dan agen/ suplier alat-alat/ suku cadang konstruksi yang mendukung kelancaran pelaksanaan proyek;

7) sumber daya manusia, kemampuan tenaga kerja yang ada disekitar proyek, kemungkinan dapat bekerja diproyek berdasarkan kriteria keahliannya;

8) fasilitas komunikasi dan akomodasi;

9) fasilitas keselamatan dan kesehatan (K 3) , puskesmas/ rumah sakit, dokter,

apotik/ toko obat, dll;

10) fasilitas jaringan listrik dan air, PLN dan PAM ;

11) fasilitas stasiun bahan bakar minyak (BBM ), aspal, dll;

12) fasilitas perbankan disekitar proyek;

13) fasilitas stasiun pemadam kebakaran, peralatan pemadam, dll;

14) fasilitas bantuan dari instansi-instansi pemerintah pada proyek;

15) pekerjaan pemeliharaan rutin pada jalan masuk dan jembatanjembatan;

16) kemungkinan adanya revisi desain dan konstruksi;

17) kemungkinan adanya pekerjaan tambahan dan item pekerjaan baru;

18) kemungkinan adanya peristiwa kompensasi yang dapat mempengaruhi rencana kerja;

19) kemungkinan adanya peraturan/ kebijaksanaan pemerintah mengenai moneter, keadaan darurat militer/ sipil;

20) lingkungan hidup yang tidak boleh terganggu, cagar alam, bangunan bersejarah atau makam pahlawan, dll;

21) data-data lain yang berguna.

b. organisasi kerja (organizing) yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja yang akan ditugasi melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh seorang ahli pelaksana jalan dan jembatan yaitu Pimpinan Pelaksana (General Superintendent/ GS) . Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS ditentukan jabatan- b. organisasi kerja (organizing) yaitu kegiatan pembentukan organisasi kerja yang akan ditugasi melakukan kegiatan pelaksanaan konstruksi yang dipimpin oleh seorang ahli pelaksana jalan dan jembatan yaitu Pimpinan Pelaksana (General Superintendent/ GS) . Dalam organisasi ini, disamping General Superintendent/ GS ditentukan jabatan-

pengawas pelaksanaan proyek, dan sebagainya. Setiap jabatan diuraikan tugas, wewenang dan tanggungjawabnya dalam melaksanakan pengendalian pelaksanaan konstruksi.

c. pelaksanaan pekerjaan (actuating) yaitu merupakan aktualisasi pelaksanaan dari perencanaan dan pengorganisasian yang telah diuraikan diatas dalam pelaksanaan konstruksi.

d. kontrol/ pengendalian kerja (controlling) yaitu kegiatan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan meliputi kegiatan: pemeriksaan, pengujian apakah pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prosedur dan rujukan yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan.

2. CAKUPAN PEKERJAAN KONSTRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

a) biasanya kontrak pekerjaan jalan dan jembatan meliputi: - pembangunan jalan dan/ atau jembatan baru;

- peningkatan jalan dan/ atau penggantian jembatan; - pemeliharaan berkala jalan, pada ruas jalan dan/ atau jembatan.

b) sedangkan pekerjaan-pekerjaan yang dicakup di dalam spesifikasi teknik`meliputi : - pekerjaan “Utama”; - pekerjaan “Pengembalian Kondisi dan M inor”; dan - pekerjaan “Pemeliharaaan Rutin”.

1) pekerjaan utama, pekerjaan konstruksi jalan yang termasuk pekerjaan konstruksi jalan, antara lain:

a. pekerjaan pelapisan aspal struktural meliputi: i)

pelapisan aspal (overlay) yang terdiri dari perataan dan perkuatan dari AC- BC atau HRS-Base dan dilanjutkan dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC,

ii) penghamparan lapis pondasi agregat untuk rekonstruksi ruas jalan yang rusak berat terdiri dari lapisan pondasi bawah, lapis pondasi atas dan diikuti dengan salah satu jenis pelapisan permukaan yang disebutkan diatas.

b. pekerjaan pelapisan non struktural: i)

pelapisan aspal (overlay) satu lapis seperti latasir, HRS-WC, ACWC, lasbutag, latasbusir atau campuran dingin untuk meratakan permukaan dan menutup perkerasan lama yang stabil,

ii) pelapisan aspal (overlay) dua lapis seperti lapis AC-BC atau HRSBase, dan dilanjutkan dengan pelapisan permukaan memakai AC-WC atau HRS-WC untuk meratakan dan menutup perkerasan lama yang stabil.

c. pekerjaan pelaburan non struktural: i)

pelaburan BURTU atau BURDA pada perkerasan jalan lama dengan lalu lintas rendah, permukaan perkerasan cukup rata dan mempunyai punggung jalan (camber) yang baik.

d. pekerjaan pengerikilan kembali jalan tanpa berpenutup aspal: i)

pengerikilan kembali mengganti kerikil yang hilang oleh lalu lintas dan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan kerikil yang ada pada ruas jalan yang lemah.

e. pekerjaan penambahan/ rekonstruksi bahu jalan sepanjang jalan berpenutup aspal: i)

bahu jalan berpenutup aspal yang terdiri dari lapis pondasi agregat kelas

A yang dilapisi dengan BURTU, ii)

bahu jalan tanpa penutup aspal terdiri dari lapis pondasi agregat kelas B.

f. penambahan atau rekonstruksi pekerjaan penunjang: i)

selokan tanah, ii)

selokan dan drainase yang dilapisi, iii)

gorong-gorong pipa dari beton, iv)

gorong-gorong persegi dari beton, v)

pekerjaan tanah untuk perbaikan kelongsoran, vi)

peninggian elevasi permukaan jalan (grade raising), hanya bila benar- benar diperlukan dan dana dalam kontrak masih mencukupi,

vii) pekerjaan struktur lainnya, seperti jembatan kecil dan sebagainya, viii)

pekerjaan perlindungan talud, seperti pasangan batu kosong dengan atau tanpa adukan dan bronjong,

ix)

realinyemen horisontal minor, hanya bila benar-benar diperlukan untuk alasan keamanan dan dana dalam kontrak masih mencukupi.

g. pekerjaan pembangunan jembatan baru atau penggantian jembatan lama: i)

pekerjaan pondasi, seperti sumuran, tiang pancang, dan sebagainya,

ii) pekerjaan bangunan bawah, seperti abutment dan pier jembatan, iii)

pekerjaan bangunan atas, seperti gelagar beton bertulang atau beton pratekan atau baja.

2) pekerjaan pengembalian kondisi dan pekerjaan minor:

a. pengembalian kondisi perkerasan: i)

penambalan perkerasan, penggalian lokasi tertentu jalan yang berlubang- lubang atau rusak berat dan pengisian kembali, pemadatan dan pengembalian kondisi sesuai dengan bahan perkerasan lama,

ii) penutupan lubang-lubang yang besar pada perkerasan berpenutup aspal, iii)

perbaikan tepi perkerasan pada perkerasan berpenutup aspal, iv)

pelaburan setempat pada perkerasan berpenutup aspal yang retakretak, dimana luas bagian yang retak lebih besar dari 10% dan kurang dari 30% terhadap luas total perkerasan,

v)

pekerjaan perataan setempat pada jalan dengan atau tanpa berpenutup aspal untuk mengisi bagian yang ambles (depression) setempat dan untuk mengurangi kekasaran perkerasan,

vi)

perataan berat setempat pada jalan tanpa penutup aspal untuk menghi- langkan ketidakrataan permukaan dan mempertahankan bentuk permukaan semula, dilanjutkan dengan pemadatan kembali dengan mesin gilas.

b. pengembalian kondisi bahu jalan: i)

sama dengan pengembalian kondisi perkerasan tetapi terbatas pada bahu jalan yang berlubang-lubang atau rusak berat,

ii)

pengupasan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan perkerasan sehingga mencapai ketinggian yang benar.

c. pengembalian kondisi selokan, saluran air, timbunan, galian dan penghijauan: i)

penggalian dan pembentukan kembali saluran drainase tanpa pelapisan (unlined) yang runtuh atau alinyemen yang jelek pada lokasi tertentu agar kemampuan operasional sistem drainase dapat dikembalikan seperti semula,

ii) perbaikan setempat pada beton non-struktural yang retak atau terke-lupas, pasangan batu dengan mortar (mortared stonework) atau pasangan batu (stone masonry) untuk saluran yang dilapisi (lined) dan gorong-gorong,

iii)

pekerjaan galian minor atau penimbunan untuk membentuk ulang dan meratakan kembali timbunan atau galian yang ada, timbunan atau galian tersebut mengalami kelongsoran atau erosi,

iv)

stabilisasi dengan tanaman pada timbunan atau galian yang terekspos,

v)

penanaman semak atau pohon baru sebagai pengganti tanaman lama yang ditebang untuk pelebaran jalan atau untuk tujuan lainnya.

d. perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas: i)

pengecatan marka jalan, ii)

penyediaan dan pemasangan rambu jalan, patok pengarah dan patok kilometer,

iii) penyediaan dan pemasangan rel pengaman, iv)

penyediaan dan pemasangan paku jalan dan mata kucing, v)

penyediaan dan pemasangan kerb dan trotoar, vi)

penyediaan dan pemasangan lampu pengatur lalu lintas dan lampu penerangan jalan.

e. pengembalian kondisi jembatan perbaikan terbatas atau penggantian bagian- bagian dari struktur atas jembatan yang menunjukkan tanda-tanda kerusakan struktural atau non-struktural. Perbaikan dapat dilakukan terhadap struktur jembatan beton, baja atau kayu dan dapat meliputi: i)

penyuntikan (grouting) pada beton yang retak, ii)

perbaikan pada beton yang terkelupas, iii)

pembuangan dan penggantian beton struktur yang rusak, iv)

penggantian baja yang tertanam seperti sambungan ekspansi, v)

perbaikan atau penggantian sandaran (hand railing) yang rusak, vi)

pembuangan dan penggantian baja struktur yang berkarat berat, vii)

pembuangan dan penggantian kayu yang lapuk, viii)

penggantian konektor yang berkarat, ix)

pembersihan dan pengecatan kayu atau baja struktur.

3) pekerjaan pemeliharaan rutin

a. perkerasan lama i)

penambalan lubang kecil dan pelaburan setempat pada permukaan perkerasan berpenutup aspal lama yang masih utuh (sound) dimana luas lokasi yang retak kurang dari 10% terhadap luas total perkerasan,

ii) perataan ringan secara rutin dengan motor grader pada jalan tanpa penutup aspal untuk mengendalikan terjadinya lubang atau keriting (corrugations).

b. bahu jalan lama i)

penambalan lubang pada bahu jalan lama tanpa penutup aspal, ii)

penambalan lubang dan pelaburan retak pada bahu jalan lama berpenutup aspal.

c. selokan, saluran air, galian dan timbunan i)

pembersihan dan pembuangan lumpur secara rutin pada selokan dan saluran,

ii) pembuangan semua sampah dari sistem drainase, iii)

pemotongan rumput secara rutin dan pengendalian pertumbuhan tanaman pada galian, timbunan, lereng dan berm.

d. perlengkapan jalan i)

pengecatan ulang semua rambu jalan, patok tanda dan lainnya yang tidak terbaca,

ii) pembersihan rutin terhadap semua perlengkapan jalan dan pengatur lalu lintas,

iii) perbaikan minor terhadap masing-masing jenis perlengkapan jalan.

e. jembatan i)

pemeriksaan dan pembersihan rutin pada semua komponen struktur jembatan, guna melindungi korosi pada baja atau pelapukan pada kayu,

ii) pemeriksaan dan pembersihan rutin kotoran dari semua saluran air melindungi penggerusan terhadap timbunan atau pondasi jembatan,

iii)

pemeriksaan dan pembersihan rutin semua kotoran dan sampah dari lubang-lubang drainase lantai jembatan dan pipa-pipa saluran.

B . METODE PELAKSAN AAN DIVISI I. UMUM

I. MOBILISASI

Kegiatan mobilisasi yang diperlukan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Pengadaan , dan secara kesuluruhan kegiatan mobilisasi harus memenuhi seluruh ketentuan yang telah dipersyaratkan pada Dokumen Spesifikasi, dapat kami urikan sebagai berikut:

a) Ketentuan M obilisasi

i) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp Kontraktor dan kegiatan pelaksanaan.

ii) M obilisasi Kepala Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi jaminan kualifikasi (sertifikasi) menurut cakupan pekerjaannya (pemba-ngunan,

atau peningkatan jalan / penggantian jembatan, atau pemeli-haraan berkala).

iii) M obilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan

penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak. iv) M obilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum

dalam Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.

v) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang, dan sebagainya. vi) Perkuatan jembatan lama untuk pengangkutan alat-alat berat..

b) Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan Kebutuhan ini akan disediakan apabila disyaratkan dalam Dokumen Lelang dan akan

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau arahan direksi pekerjaan.

c) Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian M utu

Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium lapangan harus memenuhi keten-tuan yang disyaratkan bersama dengan peralatan laboratorium lapangan. Gedung laboratorium dan peralatannya, yang dipasok menurut ketentuan dalam Dokumen Lelang dan akan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau arahan direksi pekerjaan, dan akan tetap menjadi milik Kontraktor pada waktu proyek selesai.

d) Kegiatan Demobilisasi untuk semua Kontrak Pembongkaran tempat kerja oleh Kontraktor pada saat akhir Kontrak, termasuk

pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik Peme-rintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum Pekerjaan dimulai.

SUM BER DAYA M ANUSIA KONSTRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

Sumber daya manusia untuk pekerjaan konstruksi dibutuhkan kemampuan profesi keterampilan dan keahlian kerja seseorang di bidang jasa konstruksi, menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan (untuk tenaga terampil) dan atau kefungsian dan atau keahlian (untuk tenaga ahli) tertentu. Oleh karena itu tenaga kerja untuk pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan perlu dilakukan sertifikasi keterampilan kerja dan sertifikasi keahlian kerja, seperti ahli pengawas dan ahli pelaksana konstruksi jalan dan jembatan.

Tenaga kerja yang dianggap mampu bekerja setelah dilakukan klasifikasi dan kualifikasi bidang konstruksi jalan dan jembatan akan diberikan tanda bukti pengakuan berupa Tenaga kerja yang dianggap mampu bekerja setelah dilakukan klasifikasi dan kualifikasi bidang konstruksi jalan dan jembatan akan diberikan tanda bukti pengakuan berupa

keterampilan dibidang pelaksanaan konstruksi jalan dan jembatan. Sertifikat klasifikasi dan sertifikat kualifikasi akan secara berkala diteliti/ dinilai kembali oleh lembaga yang deserahi wewenang melakukan sertifikasi.

Tenaga teknik dan atau tenaga ahli yang berstatus tenaga tetap pada suatu badan usaha, dilarang merangkap sebagai tenaga tetap pada usaha orang perseorangan atau badan usaha lainnya di bidang jasa konstruksi yang sama.

Selengkapnya ketentuan Sertifikasi Keterampilan Kerja dan Sertifikasi Keahlian Kerja tenaga kerja konstruksi sesuai dengan PP No. 28/ 2000 pasal 15 sebagai berikut:

e) tenaga kerja konstruksi harus mengikuti sertifikasi keterampilan kerja atau

sertifikasi keahlian kerja yang dilakukan oleh lembaga, yang dinyatakan dengan sertifikat;

f) sertifikat keterampilan kerja diberikan kepada tenaga kerja terampil yang telah

memenuhi persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu;

g) sertifikat keahlian kerja diberikan kepada tenaga kerja ahli yang telah memenuhi

persyaratan berdasarkan disiplin keilmuan dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu;

h) sertifikat keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja secara berkala diteliti/ dinilai kembali oleh lembaga;

i) pelaksanaan sertifikasi dapat dilakukan oleh asosiasi profesi atau institusi pendidikan dan pelatihan yang telah mendapat akreditasi dari lembaga. Tenaga terampil/ ahli yang perlu dilengkapi dengan sertifikat keterampilan/ keahlian dan disyaratkan pada kontrak konstruksi jalan sesusai ketentuan dokumen Lelang.

Adapun secara umum tenaga kerja terampil untuk pekerjaan jalan, dapat dikelompokan biasanya antara lain :

a) tenaga yang langsung bekerja dalam konstruksi : - kepala pelaksanan; - pelaksana dan pekerja pekerjaan jalan;

b) tenaga yang membantu pada kegiatan pengujian kualitas pekerjaan: - kepala dan pekerja survey/ pengukuran;

- kepala dan pekerja pengujian/ laboratorium;

c) tenaga yang membantu pada kegiatan umum dan administrasi, pengadaan

dan keuangan proyek: - kepala dan staf administrasi personalia;

- bagian keuangan/ akuntan dan staf administrasi keuangan; - bagian dan staf logistik; - bagian dan personil pengamanan; - bagian dan staf kesehatan/ keselamatan kerja.

Sedangkan tenaga kerja konstruksi yang dimasukan dalam diperhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi jalan dan menjadi tenaga tidak tetap atau tetap antara lain:

a) pekerja (tidak tetap);

b) tukang (tidak tetap);

c) mandor (tidak tetap);

d) operator (tetap);

e) pembantu operator (tetap);

f) sopir (tetap);

g) pembantu sopir (tetap);

h) mekanik (tetap);

i) pembantu mekanik (tetap); j) kepala tukang (tidak tetap).

M ATERIAL KONSTRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

M aterial yang dibutuhkan atau digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan biasanya pengadaan/ penyiapannya secara khusus, antara lain:

a) jenis material yang diambil dari quary: - pasir, batu kali, batu quarry besar, gravel, sirtu, pasir urug.

b) jenis material yang melalui pengadaan/ disuplai oleh supplier: - pasir, batu kali, agregat kasar, agregat halus, filler, batu belah / kerakal, gravel,

bahan tanah timbunan, bahan pilihan, aspal cement, kerosen / minyak tanah, semen / PC (50kg), besi beton, kawat beton, kawat bronjong, sirtu, cat marka (non thermoplas), cat marka (thermoplastic), paku, kayu perancah, bensin, solar, minyak pelumas / olie, plastik filter, pipa galvanis cia. 3, pipa porus, bahan agr.base kelas A, bahan agr.base kelas B, bahan agr.base kelas C, bahan agr.base kelas C2, geotextile, aspal emulsi, gebalan rumput, thinner, glass bead, pelat rambu (eng. grade), pelat rambu (high I. grade), rel pengaman, beton K-250, beton K-225, baja tulangan (polos) U24, baja tulangan (ulir) D32, kapur, chipping, cat, pemantul cahaya (reflector), pasir urug, arbocell, baja bergelombang, beton K-125, baja struktur, tiang pancang baja, t. pancang beton pratekan, kawat las, pipa baja, minyak fluks, bunker oil, asbuton halus, baja prategang, baja tulangan (polos) U32, baja tulangan (ulir) D39, baja tulangan (ulir) D48, PCI Girder L= 17m, PCI Girder L= 21m, PCI Girder L= 26m, PCI Girder L= 32m, PCI Girder L= 36m dan PCI Girder L= 41m.

PENGGUN AAN JENIS M ATERIAL PADA KON STRUKSI JALAN

a) pasir: - sirtu, biasanya digunakan:

1) sebagai timbunan pilihan, bagian yang oversize disingkirkan;

2) sebagai lapis pondasi (base) B, terlebih dahulu disaring/ dicuci;

3) agregat aspal hotmix , terlebih dahulu dipecah tes gradasi;

4) agregat beton, terlebih dahulu dipecah dan disaring - Sirtu pecah:

1) sebagai lapis pondasi (base) A, dievaluasi CBR, Gradasi dan PI;

2) agregat aspal (hotmix) , terlebih dahulu dipecah tes gradasi.

b) batu pecah: - agregat kasar pada beton struktur

c) batu bulat (boulder), berasal dari batu kali/ batu gunung, biasa digunakan:

- pasangan batu (retaining wall) - pasangan abutmen jembatan

PENGUJIAN M ATERIAL YANG AKAN DIGUN AKAN PADA KON STRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

Sebelum mengadakan pemesanan atau membuka daerah sumber bahan untuk setiap jenis bahan, kontraktor harus menyerahkan contoh bahan kepada Direksi Pekerjaan, bersama dengan detail lokasi sumber bahan untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus melakukan semua pengaturan untuk memilih lokasi, memilih bahan, dan mengolah bahan harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan semua informasi yang berhubungan dengan lokasi sumber bahan paling sedikit 30 hari sebelum pekerjaan peng-olahan bahan dimulai, untuk mendapatkan persetujuan. Bilamana bahan aspal, semen, baja dan bahan-bahan fabrikasi lainnya akan digunakan, maka sertifikat pabrik (mill certificate) bahan tersebut harus diserah-kan kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan awal. Direksi Pekerjaan akan memberikan persetujuan tertulis kepada kontraktor untuk melakukan pemesanan bahan. Selanjutnya bahan yang sudah sampai di lapangan masih harus diuji ulang.

PROSEDUR PEN GADAAN BAHAN KON STRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

a) sumber bahan Lokasi sumber

bahan yang mungkin dapat dipergunakan dan pernah

diidentifikasikan serta diberikan persetujuan oleh direksi pekerjaan hanya merupakan bahan informasi bagi kontraktor. Kontraktor tetap harus bertanggungjawab untuk mengidentifikasi dan memeriksa ulang apakah bahan tersebut cocok untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

b) variasi mutu bahan Kontraktor harus menentukan sendiri jumlah serta jenis peralatan dan pekerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan bahan yang memenuhi spesifikasi. Kontraktor harus menyadari bahwa contoh-contoh bahan tersebut tidak mungkin dapat menentukan batas-batas mutu bahan dengan tepat pada seluruh deposit, dan variasi mutu bahan

harus dipandang sebagai hal yang biasa dan sudah diperkirakan. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan kontraktor untuk melakukan pengadaan bahan dari setiap tempat pada suatu deposit dan dapat menolak tempat-tempat tertentu pada suatu deposit yang tidak dapat diterima.

c) persetujuan

- pemesanan bahan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan tertulis

dari Direksi Pekerjaan sesuai dengan maksud penggunaannya. Bahan tidak boleh dipergunakan untuk maksud lain selain dari peruntukan yang telah disetujui;

- jika mutu bahan yang dikirim ke lapangan tidak sesuai dengan mutu bahan yang sebelumnya telah diperiksa dan diuji, maka bahan tersebut harus ditolak, dan

harus disingkirkan dari lapangan dalam waktu 48 jam, kecuali terdapat persetujuan lain dari Direksi Pekerjaan.

PENYIM PAN AN M ATERIAL KONSTRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

a) umum Bahan harus disimpan sedemikian rupa sehingga mutunya terjamin dan terpelihara serta siap dipergunakan untuk pekerjaan. Bahan yang disimpan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga selalu siap pakai, dan mudah diperiksa oleh Direksi Pekerjaan. Tanah dan bangunan (property) orang lain tidak boleh dipakai tanpa ijin tertulis dari pemilik atau penyewanya.

b) tempat penyimpanan di lapangan Tempat penyimpanan di lapangan harus bebas dari tanaman dan sampah, bebas dari genangan air dan permukaannya harus lebih tinggi dari sekitarnya. Bahan yang langsung ditempatkan diatas tanah tidak boleh digunakan untuk pekerjaan, kecuali jika permukaan tanah tersebut telah disiapkan sebelumnya dan diberi lapis permukaan yang terbuat dari pasir atau kerikil setebal 10 cm.

c) penumpukan bahan (stockpiles) - bahan harus disimpan sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya segregasi

dan menjamin gradasi yang sebagaimana mestinya, serta tidak terdapat kadar air yang berlebihan. Tinggi maksimum dari penumpukan bahan harus dibatasi sampai maksimum 5 meter.

- penumpukan berbagai jenis agregat yang akan dipergunakan untuk campuran

aspal, burtu atau burda, penetrasi macadam atau beton harus dilakukan secara terpisah menurut masing-masing ukuran nominal agregat. Dinding pemisah dari papan dapat digunakan untuk harus mencegah tercampurnya agregat-agregat tersebut.

- tumpukan agregat untuk untuk lapis pondasi atas dan bawah harus dilindungi dari hujan untuk mencegah terjadinya kejenuhan agregat yang akan

mengurangi mutu bahan yang dihampar atau paling tidak mempengaruhi penghamparan bahan.

SUM BER DAYA PERALATAN KON STRUKSI JALAN DAN JEM BATAN

a) Kriteria kebutuhan peralatan konstruksi jalan dan jembatan Ketersediaan peralatan yang diperlukan untuk mengerjakan konstruksi jalan dan jembatan jenis dan jumlahnya harus memenuhi kebutuhan pekerjaan konstruksi

selama pelaksanaan dari awal sampai dengan selesainya fisik jalan dan jembatan sehingga segera dapat difungsikan/ dimanfaatkan, antara lain: - jenis dan kapasitas serta jumlah alatnya; - peralatan dalam keadaan baik/ tidak harus baru, akan berpengaruh terhadap

kualitas hasil pekerjaan; - dukungan suku cadang peralatan, untuk menjamin tidak terjadi alat berhenti

operasi (idle); - operator yang berpengalaman, akan berpengaruh terhadap kualitas hasil

pekerjaan

b) Penentuan jenis dan jumlah peralatan untuk pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan Sedangkan untuk menentukan jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan yaitu tergantung pada : - volume dan jenis pekerjaan konstruksi yang akan dikerjakan; - waktu pelaksanaan konstruksi yang tersedia/ dibatasi; Peralatan yang digunakan akan diperhitungkan terhadap biaya harga satuan pekerjaan dengan biaya beli/ sewa, operasi dan pemeliharaan alat, faktor pengembalian modal, nilai sisa alat, tingkat suku bunga, asuransi, kapasitas produksi aktual,dan lain sebagainya.

c) Jenis dan kapasitas peralatan konstruksi jalan dan jembatan Umumnya peralatan yang biasa dipakai untuk pekerjaan jalan dan jembatan sudah tertentu jenis dan kapasitasnya, juga terkadang sudah ditetapkan pada saat pelelangan pekerjaan konstruksi jalan, jenis dan jumlah alat yang harus disediakan oleh kontraktor.

. catatan : komposisi dan jumlah peralatan minimum yang disyaratkan pada kontrak

disesuaikan kebutuhan besarnya volume pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan dan/ atau besarnya nilai kontrak.

d) M obilisasi peralatan konstruksi jalan dan jembatan M obilisasi peralatan adalah merupakan bagian dari keseluruhan program mobilisasi pekerjaan yang harus dilaksanakan kontraktor, mengingat hal-hal seperti disebutkan dalam spesifikasi sebagai berikut: - dalam waktu 7 hari setelah penandatangan kontrak, kontraktor harus

melaksanakan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang dihadiri pemilik, Direksi Pekerjaan, Wakil Direksi Pekerjaan (bila ada) dan kontraktor untuk membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis termasuk program/ jadual mobilisasi peralatan;

- dalam waktu 15 hari setelah Rapat Pra Pelaksanaan, kontraktor harus

menyerahkan Program M obilisasi Peralatan, berupa jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam Daftar Peralatan yang diusulkan dalam penawaran, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan; termasuk daftar detail yang menunjukkan struktur jembatan yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati alat-alat berat, usulan metodologi pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk perkuatan setiap struktur jembatan.

e) Periode mobilisasi peralatan konstruksi jalan dan jembatan Periode mobilisasi peralatan dibatasi sesuai ketentuan spesifikasi harus diselesaikan dalam jangka waktu 60 hari terhitung tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan fasilitas dan pelayanan pengendalian mutu (peralatan laboratorium) harus diselesaikan dalam waktu 45 hari.

KANTOR KONTRAKTOR DAN FASILITASN YA

Kontraktor harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan meme-nuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari Spesifikasi ini. Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk

kebutuhan umum Kontraktor dan harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan pekerjaan.

1) Alat Komunikasi a)

Kontraktor harus menyediakan suatu saluran langsung. b)

Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau tidak dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Kontraktor harus menyediakan pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat atau Iridium atau sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2-way) dengan jelas dan dapat diandalkan antara kantor Pemilik di Ibukota Propinsi, kantor Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan. Sistem telpon harus dipasang di kantor utama dan semua kantor cabang serta digunakan sesuai dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.

c) Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem telopon satelit semacam ini, Direski Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Kontraktor.

Perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan Dokumentasi Proyek a)

M eja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang

b) Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang rapat.

3) Kantor Pendukung Bilamana Kontraktor menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung atau

lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 50 km atau lebih dari kantor utama di lapangan, maka Kontraktor harus menyediakan, memelihara dan melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.

BENGKEL DAN GUDAN G KONTRAKTOR

Kontraktor menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan. Bengkel tersebut dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang terlatih.

FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN

Kontraktor menyediakan pelayanan pengujian dan/ atau fasilitas laboratorium sebagaimana disyaratkan untuk memenuhi seluruh ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikasi ini. Bilamana secara khusus dimasukkan dalam Dokumen Lelang, maka Kontraktor menyediakan dan memelihara sebuah laboratorium lengkap dengan peralatannya di lapangan, dengan ketentuan berikut : a)

Tempat Kerja i)

Laboratorium haruslah merupakan bangunan terpisah yang ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Tempat Kerja yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi. Lokasi laboratorium harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mempunyai jarak tertentu dari peralatan konstruksi, bebas dari polusi dan gangguan berupa getaran selama pengoperasian peralatan.

ii) Bangunan harus dilengkapi dengan lantai beton beserta fasilitas pem-buangan air kotor, dan dilengkapi dengan dua buah pendingin udara (air conditioning) masing-masing berkapasitas 1,5 PK.

iii) Perlengkapan di dalam ruangan bangunan harus terdiri atas meja kerja, lemari, ruang penyimpan yang dapat dikunci, tangki perawatan, laci arsip (filing cabinet), meja dan kursi dengan mutu standar dan jumlah yang mencukupi kebutuhan.

b) Peralatan dan Perlengkapan Peralatan dan perlengkapan laboratorium yang terdaftar dalam Dokumen Lelang harus

sudah disediakan dalam waktu 45 hari terhitung sejak Tanggal M ulai Kerja, sehingga pengujian sumber bahan dapat dimulai sesegera mungkin. Alat-alat ukur seperti timbangan, proving ring, dan lainnya harus dikalibrasi oleh instansi yang berwenang dengan menunjukkan sertifikat kalibrasi. Adapun peralatan dan kebutuhan di sesuaikan dengan ketentuan Dokumen Lelang, dengan uraian sebagai berikut :

1. PEM ERIKSAAN TANAH

1.1 Pemeriksaan Kepadatan

1.2 CBR Laboratorium

1.3 Berat Jenis

1.4 Batas-batas Atterberg

1.5 Analisa Saringan

1.6 Pemeriksaan Kepadatan Lapangan dengan M etode Kerucut Pasir (Sand Cone)

1.7 Kadar Air

2. PEM ERIKSAAN ASPAL

2.1 Pengujian M etode M arshall

2.2 Pemeriksaan Ekstraksi dengan M etode Sentrifugal

2.3 Pemeriksaan Ekstraksi dengan M etode Refluks

2.4 Berat Jenis Agregat Kasar

2.5 Berat Jenis Agregat Halus

2.6 Kadar Pori Dalam Campuran (M etode Akurat) :

2.7 Pengeboran Benda Uji Inti

2.8 Termometer Logam

2.9 Perlengkapan dan Peralatan

2.10 Penetrometer

2.11 Titik Lembek

2.12 Refusal Density Compactor of BS 598 Part 104 (1989)

3. PENGUJIAN BETON (untuk pekerjaan jembatan)  Slump Cone  Cube moulds  “Speedy” moisture tester  Cube crushing machine (provisional) REKAYASA (EN GIN EERIN G)

Sebelum pekerjaan survei dimulai Kontraktor harus mempelajari Gambar asli untuk dikonsultasikan dengan Direksi Pekerjaan, dan harus memastikan dan memperbaiki setiap

kesalahan atau perbedaan yang terjadi, terutama yang berhubungan dengan lebar jalan lama, lokasi setiap pelebaran perkerasan dan struktur drainase. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai kesepakatan dalam menentukan ketepatan setiap perubahan yang dibuat dalam Gambar ini.

Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Direksi Pekerjaan setelah revisi minor terhadap seluruh rancangan telah selesai, dimana revisi minor ini harus berdasarkan data survei lapangan yang dikumpulkan oleh Kontraktor sebagai bagian dari cakupan perkerjaan dalam Kontrak .

Survei Lapangan oleh Kontraktor Selama periode mobilisasi pada saat dimulainya Kontrak, Kontraktor akan melak-sanakan

survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan survei lapangan yang lengkap terhadap kondisi fisik dan struktur pada perkerasan jalan

Setelah pekerjaan survei lapangan ini selesai, Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan laporan lengkap dan detil dari hasil survei ini kepada Direksi Pekerjaan, tidak lebih dari 30 hari kerja penyerahan ini akan merupakan tonggak yang sangat penting bagi dimulainya peker-jaan dalam Kontrak dengan lebih dini dan berhasil.

Revisi oleh Direksi Pekerjaan Detil pelaksanaan yang lengkap pada setiap mata pekerjaan dalam cakupan Kontrak ini akan

diterbitkan secara bertahap untuk Kontraktor dan bilamana detil pelaksanaan ini telah disiapkan, dapat mencakup, tetapi tidak boleh terbatas pada, sebagian atau seluruh hal-hal berikut :

a)

Revisi minor terhadap rancangan perkerasan dan/ atau jembatan.

b) Detil peningkatan bahu jalan. c)

Detil setiap perbaikan alinyemen yang diperlukan, jika ada. d)

Detil setiap pelebaran jalur lalu lintas (carriageway), jika ada. e)

Detil perbaikan selokan atau drainase. f)

Detil struktur drainase g)

Detil pekerjaan pengendalian lereng, pasangan batu kosong, pekerjaan stabilisasi timbunan atau galian.

h) Detil marka jalan. i)

Detil rambu jalan, patok pengaman dan rel pengaman dan lain sebagainya, baik pemasangan baru maupun penggantian.

j) Detil pekerjaan pengembalian kondisi jembatan.

Secara Keseluruhan Kebutuhan Kegiatan M obilisasi yang kami uraikan diatas akan disesuaikan menurut kebutuhan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Lelang. Dimana secara Umum dapat Kami uraian sebagai berikut :

Penjadwalan Pelaksanaan Pekerjaan

Penjadwalan dan penentuan waktu urutan –urutan kegiatan dalam suatu proyek dan penyusunan kegiatan tersebut sehingga menghasilkan waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan.

A. Penjadwalan ini kami susun untuk merencanakan antara lain :  M emprediksi waktu penyelesaian pekerjaan.  M emprediksi kapan kegiatan-kegiatan tertentu akan dimulai dan kapan akan

selesai.  M engendalikan sumber daya dan rencana Cahs Flow.

 M engevaluasi pengaruh perubahan terhadap biaya dan waktu penyerahan proyek.  M emberikan Referensi untuk keputusan Claim ataupun perpanjangan waktu.

Untuk menyusun Jadwal Proyek dilakukan langkah sebagai berikut :

1. M enginventarisasikan seluruh kegiatan yang diperlukan dalam rangka

mewujudkan suatu proyek.

2. M enyusun Urutan Kerja.

3. M enyusun Durasi dari setiap pekerjaan/ Kegiatan.

4. Pembuatan Jadwal Proyek (Barchat/ Network Planing).

5. Analisa Jadwal yang dibuat.

B. Pengajuan Perijinan  Dalam pelaksanaan kami disini juga menerapkan standarisasi prosedure

sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan agar dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang sesuai dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan melaksanakan pekerjaan agar dikemudian hari tidak terjadi hal-hal yang

 Sebelum memulai perkerjaan dibuat gambar kerja (Shop Drawing) yang detail dan diajukan kepaka Pihak Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.

 Gambar kerja dibuat berdasarkan gambar perencanaan yang dibuat oleh

perencana, dalam pembuatan gambar kerja ini seringkali dibutuhkan data lapangan, kemudian setelah gambar disetujui, gambar diserahkan kepada GENERAL SUPERITENDENT / SITE M ANAGER untuk Pelaksanaan Pekerjaan.

C. Material Bahan

1. Guna menjaga mutu hasil pekerjaan, material / bahan yang akan digunakan

sebelumnya diambil contoh untuk diajukan sebagai persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan.

2. Semua material yang akan digunakan unutk pekerjaan ini dilengkap dengan

Spesifikasi dari produsen sesuai dengan brosur serta mengacu kepada persyaratan Teknis dan ketentuan teknik pekerjaan.

3. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini juga kan dibuat benda uji yang dipersiapkan sesuai dengan standard yang dipersyaratkan.

Setelah 14 hari setelah rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction M eeting) kami akan menyerahkan program M obilisasi dan jadwal kemajuan Pelaksanaan kepada Direksi Pekerjaan untuk dimintakan persetujuan.

Kemudian dilanjutkan dengan membangun Kantor serta fasilitas lainnya yang ditempatkan sesuai dengan lokasi umum dan denah lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari program mobilisasi

dimana penempatannya akan diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

1. M OBILISASI

· M obilisasi Personil ·

M obilisasi Peralatan kerja ·

M obilisasi M aterial yang dibutuhkan

2. PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pekerjaan Persiapan meliputi : ·

Penyiapan direksi keet dan perlengkapannya ·

Penyiapan kantor Pelaksana Pekerjaan dan perlengkapannya ·

Papan nama proyek ·

Penyiapan gudang bahan dan workshop ·

Penyiapan alat bantu untuk traffic management ·

M elakukan pengukuran (uitzet) lapangan bersama dan Foto Dokumentasi ·

M elakukan pengujian bahan-bahan material yang akan digunakan untuk pekerjaan fisik di lokasi pekerjaan dan penyelidikan tanah

· Penyiapan sarana komunikasi dan tansportasi staff proyek

b. Pemilihan peralatan Secara umum peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan ini adalah sebagai mana tersebur dalam Daftar Usulan Peralatan M inimal yang kami tawarkan

c. Pekerjaan Site Planning M elakukan penataan lokasi yang dapat mengakomodasikan keperluan akan : kantor direksi, kantor Pelaksana Pekerjaan, papan nama proyek dan gudang material.

d. Pekerjaan Pengukuran / Setting Out Sebelum pelaksanaan, maka diperlukan pengukuran ulang yang disepakati

bersama antara Pihak Pelaksana Pekerjaan dan Pihak Pemberi Tugas.

e. Penyediaan Fasilitas Lapangan seperti :

1. Kantor Direksi dengan perlengkapannya

2. Kantor Pelaksana Pekerjaan dengan perlengkapannya

3. Papan Nama Proyek

4. Gudang material dan workshop

5. Penerangan

f. Perlindungan pekerjaan terhadap kerusakan akibat lalu Lintas

a) Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut terlindungi dari kerusakan akibat lalu lintas umum maupun proyek.

b) Pengendalian lalu lintas dan pengalihan lalu lintas harus dilaksanakan sebagaimana diperlukan untuk melindungi pekerjaan.

c) Pengendalian lalu lintas harus mendapat perhatian khusus, pada saat kondisi cuaca yang buruk, pada saat lalu lintas padat, dan selama periode dimana pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan.

Pengaturan lalu lintas adalah salah satu bagian yang sangat penting guna menjamin pada saat pelaksanaan pekerjaan yang tentunya pada saat aktifitas lalu lintas berjalan kemudian pekerjaan tidak mengalami gangguan dan juga terlindungi dari kerusakan yang bisa diakibatkan oleh lalu lintas tersebut. Adapun pengaturan lalu lintas (traffic management) itu dapat berupa :

- Rambu dan penghalang; yang dipasang saat atau tidak berlangsung pekerjaan

dan pada rambu (penghalang) ini dapat dituliskan peringatan : “ HATI-HATI ! JALAN SEDANG DIPERBAIKI ”.

- Petugas Bendera; personil ini ditempatkan pada setiap lokasi pekerjaan yang sedang berlangsung dan bertugas mengatur arah serta memberi aba-aba kepada driver agar lalu lintas tidak menjadi terhenti apabila pekerjaan sedang berlangsung.

- Rambu-rambu traffic lain seperti : traffic cone (kerucut), traffic cone berlampu

untuk pekerjaan pada malam hari, flash-light, dan lain-lain yang juga dapat menjadi pengaturan lalu lintas (traffic management).

g. Pekerjaan Jalan Atau Jembatan Sementara

1) Lahan Yang Diperlukan. Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila 1) Lahan Yang Diperlukan. Sebelum membuat jalan atau jembatan sementara, Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengaturan yang diperlukan, bila

2) Peralatan Pelaksana Pekerjaan Lain Yang Lewat. Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengaturan agar Pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat dilewati dengan aman oleh Peralatan Konstruksi, bahan dan karyawan Pelaksana Pekerjaan lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek. Untuk keperluan ini, Pelaksana Pekerjaan dan Pelaksana Pekerjaan lain yang melaksanakan pekerjaan di dekat proyek, harus menyerahkan suatu jadwal transportasi yang demikian kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapat persetujuannya, paling sedikit 15 (limabelas) hari sebelumnya.

3) Jalan Alih Sementara atau Detour. Jalan alih sementara atau detour harus dibangun sebagaimana yang diperlukan untuk kondisi lalu lintas yang ada, dengan memperhatikan ketentuan keselamatan dan kekuatan struktur. Semua jalan alih yang demikian tidak boleh dibuka untuk lalu lintas umum sampai alinyemen, pelaksanaan, drainase dan pemasangan rambu lalu lintas sementara telah disetujui Direksi Pekerjaan. Selama digunakan untuk lalu lintas umum Pelaksana Pekerjaan harus memelihara pekerjaan yang telah dilaksanakan, drainase dan rambu lalu lintas sampai diterima oleh Direksi Pekerjaan.

4) Jalan Samping (ramp) Sementara untuk Lalu Lintas. Pelaksana Pekerjaan harus membangun dan memelihara jembatan dan jalan samping sementara untuk jalan masuk umum dari dan ke jalan raya pada semua tempat bilamana jalan masuk tersebut sudah ada sebelum Pekerjaan dimulai dan pada tempat lainnya yang diperlukan atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

h. Pengaturan Sementara Untuk Lalu Lintas

1) Rambu dan Penghalang (Barrier). Agar dapat melindungi Pekerjaan, dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus memasang dan memelihara rambu lalu lintas, penghalang dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan akan mengganggu lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang harus diberi garis-garis (strips) yang reflektif dan atau terlihat dengan jelas pada malam hari.

2) Petugas Bendera. Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan dan menempatkan petugas bendera di semua tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas satu arah. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan di sekitar Pekerjaan tersebut.

i. Pemeliharaan untuk keselamatan lalu lintas

1) Jalan Alih Sementara dan Pengendalian Lalu Lintas Semua jalan alih sementara dan pemasangan pengendali lalu lintas yang disiapkan olehPelaksana Pekerjaan selama pelaksanaan Pekerjaan harus dipelihara agar tetap aman dan dalam kondisi pelayanan yang memenuhi ketentuan dan dapat diterima Direksi Pekerjaaan sehingga menjamin keselamatan lalu lintas dan bagi pemakai jalan umum.

2) Pembersihan Penghalang Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menjamin bahwa perkerasan, bahu jalan lokasi yang berdekatan dengan Daerah M ilik Jalan harus dijaga agar bebas dari bahan pelaksanaan, kotoran dan bahan yang tidak terpakai lainnya yang dapat mengganggu atau membahayakan lalu lintas yang lewat. Pekerjaan juga harus dijaga agar bebas dari setiap parkir liar atau kegiatan perdagangan kaki lima kecuali untuk daerah-daerah yang digunakan untuk maksud tersebut.

J. Sistem K3

Setiap pelaksanaan suatu proyek, akan menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai bagian dari kegiatan yang terintegrasi dari semua kegiatan proyek yang sedang dikerjakan.

Prosedur penerapan K3 secara umum mencakup : - Safety Plan Adalah managemen Keselamatan Kerja, yang mengikuti ketentuan-ketentuan

dan arahan yang dikeluarkan Depnaker . Ketentuan-ketentuan dalam managemen Keselamatan Kerja ini meliputi:  Identifikasi bahaya kerja dan pencegahannya

 Penyusunan rencana, pengadaan dan penempatan dari alat-alat

pengaman seperti : - Jaring/ net pada tangga dan tepi bangunan. - Railing pengaman serta rambu-rambu K3. - Alat-alat pemadam kebakaran. - Sepatu dan helm pengaman bagi para pekerja dan staf proyek, dan

lain-lain - Security Plan.

Adalah prosedur pengendalian keamanan lingkungan proyek, mencakup prosedur keluar masuk bahan proyek, penerimaan tamu, identifikasi daerah rawan wilayah sekitar proyek.

Untuk itu ditempatkan tenaga sekurity dan pos penjagaan diproyek. - Safety M orning. Adalah prosedur pelaksanaan K3 di lingkungan proyek, mencakup

pelaksanaan pertemuan dan pengarahan diberikan kepada staf dan Tenaga kerja di pagi hari sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

DIVISI III. PEKERJAAN TAN AH

Sesuai dengan urut an t ahapan pekerjaan yang kami uraikan pada Ruang Lingkup Pekerjaan diat as, dapat kami jelaskan met ode pelaksanaan unt uk It em pekerjaan pada Divisi pekerjaan ini, sebagai berikut :

Timbunan Biasa dan Pilihan

Motor Grader Dump Truk

Gambar : Penghamparan Timbunan

Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan

Jenis Mesin Gilas yang digunakan sesuai kebutuhan atau arahan Direksi Pekerjaan

Water Tank Bolak - Balik

1) Penyiapan Tempat Kerja a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tem pat, semua bahan yang tidak diperlukan

harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan b) Bilamana tinggi timbunan satu meter atau kurang, dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan pengeringan at au pembasahan bila diperlukan) sam pai 15 cm bagian perm ukaan atas dasar pondasi memenuhi kepadat an yang disyaratkan untuk timbunan yang ditempatkan diatasnya.

c) Bilamana timbunan akan ditempat kan pada lereng bukit at au ditempat kan di atas timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong bertangga dengan lebar yang cukup sehingga mem ungkinkan peralatan pemadat dapat beroperasi di daerah lereng lama sesuai seperti timbunan yang dihampar horizontal lapis demi lapis.

2) Penghamparan Timbunan a) Timbunan harus ditem patkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan