Pendidikan Politik Generasi Muda. docx
Nama
: Yoga Gandara
Mahasiswa Program Pasca Sarjana
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Pendidikan Indonesia
Email :[email protected]
085322616525
Pendidikan Politik Generasi Muda
Paradigma pendidikan politik yang menjadi pertentangan sejak Plato
dalam bukunya yang berjudul “Republik”
bahwa pendidikan bukan hanya
merancang sebuah pandangan yang benar, tetapi seleksi terhadap seorang
pemimpin. R.S. Pieters dalam pandangannya yang konservatif memberi dukungan
akan keberadaaan status quo. Pendidikan memberi kerangka interpretasi yang
memungkinkan mereka memahami duni dalam pandangan yang berbeda.
Berpijak dari pandangan diatas, saat ini ironi pendidikan yang terjadi
ketika telah dipandang sebelah mata. Sikap apatis generasi muda terhadap sistem
politik yang ada telah menjadi celah menurunnya sebuah value pendidikan politik.
Pendidikan politik harus mampu merangsang generasi muda untuk turut
berpartisipasi dalam agenda politis yang sedaang dan akan dikerjakan.
Michael Oakeshott dan Michael Polagi berpandangan bahawa agak ganjil
jika harus mengajari kaum muda keahlian berpolitik. Pendidikan politik adalah
seni
yang
hanya
dipelajari
secara
lambat
laun
melalui
pengalaman,
memperhatikan, dan mendengarkan. Dalam pandangan konstruktivis hal ini telah
usang karena pendidikan politik seharusnya bisa memberi peluang kepada
generasi muda untuk mengembangkan leadership.
Respon dari kaum muda saat ini dibutuhkan untuk mengembangkan
perasaaan memiliki dan tanggung jawab republik ini. Apabila generasi muda
sudah acuh dengan sistem politik, dikhawatirkan tidak ada regenerasi pemimpin
bangsa ini. Regenerasi yang diharapkan akan berjalan dengan baik apabila
didukung oleh semua kalangan. Pendidikan adalah investasi, tak terkecuali dengan
pendidikan politik untuk investasi pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
Rasanya pendidikan politik memang perlu dalam kurikulum di sekolah
dengan tujuan membentuk kedewsaan warga negara. Kedewasaan hanya akan
terbentuk melalui proses dan tidak akan didapat secara instan. Perubahan
paradigma pendidikan politik bagi generasi muda perlu dikokohkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Keniscayaan akan perubahan yang akan ditulis
oleh generasi muda akan terlihat ketika mereka diberi kesempatan untuk tampil
dalam garda terdepan perubahan bangsa ini...
Salam Perubahan..!
: Yoga Gandara
Mahasiswa Program Pasca Sarjana
Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan
Universitas Pendidikan Indonesia
Email :[email protected]
085322616525
Pendidikan Politik Generasi Muda
Paradigma pendidikan politik yang menjadi pertentangan sejak Plato
dalam bukunya yang berjudul “Republik”
bahwa pendidikan bukan hanya
merancang sebuah pandangan yang benar, tetapi seleksi terhadap seorang
pemimpin. R.S. Pieters dalam pandangannya yang konservatif memberi dukungan
akan keberadaaan status quo. Pendidikan memberi kerangka interpretasi yang
memungkinkan mereka memahami duni dalam pandangan yang berbeda.
Berpijak dari pandangan diatas, saat ini ironi pendidikan yang terjadi
ketika telah dipandang sebelah mata. Sikap apatis generasi muda terhadap sistem
politik yang ada telah menjadi celah menurunnya sebuah value pendidikan politik.
Pendidikan politik harus mampu merangsang generasi muda untuk turut
berpartisipasi dalam agenda politis yang sedaang dan akan dikerjakan.
Michael Oakeshott dan Michael Polagi berpandangan bahawa agak ganjil
jika harus mengajari kaum muda keahlian berpolitik. Pendidikan politik adalah
seni
yang
hanya
dipelajari
secara
lambat
laun
melalui
pengalaman,
memperhatikan, dan mendengarkan. Dalam pandangan konstruktivis hal ini telah
usang karena pendidikan politik seharusnya bisa memberi peluang kepada
generasi muda untuk mengembangkan leadership.
Respon dari kaum muda saat ini dibutuhkan untuk mengembangkan
perasaaan memiliki dan tanggung jawab republik ini. Apabila generasi muda
sudah acuh dengan sistem politik, dikhawatirkan tidak ada regenerasi pemimpin
bangsa ini. Regenerasi yang diharapkan akan berjalan dengan baik apabila
didukung oleh semua kalangan. Pendidikan adalah investasi, tak terkecuali dengan
pendidikan politik untuk investasi pemimpin bangsa di masa yang akan datang.
Rasanya pendidikan politik memang perlu dalam kurikulum di sekolah
dengan tujuan membentuk kedewsaan warga negara. Kedewasaan hanya akan
terbentuk melalui proses dan tidak akan didapat secara instan. Perubahan
paradigma pendidikan politik bagi generasi muda perlu dikokohkan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Keniscayaan akan perubahan yang akan ditulis
oleh generasi muda akan terlihat ketika mereka diberi kesempatan untuk tampil
dalam garda terdepan perubahan bangsa ini...
Salam Perubahan..!