KITAB SUCI studi komparatif WEDA

KITAB SUCI WEDA
Weda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Weda
merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu. Weda berasal
dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata vid yang berarti "tahu". Kata Weda berarti "pengetahuan".
Para Maha Rsi yang menerima wahyu Weda jumlahnya sangat banyak, namun yang terkenal
hanya tujuh saja yang disebut Saptaresi. Ketujuh Maha Rsi tersebut yakni:
1. Resi Gritsamada
2. Resi Wasista
3. Resi Atri
4. Resi Wiswamitra
5. Resi Wamadewa
6. Resi Bharadwaja
7. Resi Kanwa

Ayat-ayat yang diturunkan oleh Tuhan kepada para Maha Rsi tersebut tidak terjadi pada
suatu zaman yang sama dan tidak diturunkan di wilayah yang sama. Resi yang menerima wahyu
juga tidak hidup pada masa yang sama dan tidak berada di wilayah yang sama dengan resi
lainnya, sehingga ribuan ayat-ayat tersebut tersebar di seluruh wilayah India dari zaman ke
zaman, tidak pada suatu zaman saja. Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi
seterusnya, maka disusunlah ayat-ayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku. Usaha
penyusunan ayat-ayat tersebut dilakukan oleh Bagawan Byasa atau Krishna Dwaipayana Wyasa

dengan dibantu oleh empat muridnya, yaitu: Bagawan Pulaha, Bagawan Jaimini, Bagawan
Wesampayana, dan Bagawan Sumantu.
Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab
yang kemudian disebut Weda. Sesuai dengan isinya, Weda terbagi menjadi empat, yaitu:
1. Regweda Samhita
2. Ayurweda Samhita
3. Samaweda Samhita

4. Atharwaweda Samhita

Keempat kitab tersebut disebut "Caturweda Samhita". Selain keempat Weda tersebut,
Bhagawadgita yang merupakan intisari ajaran Weda disebut sebagai "Weda yang kelima".

1. Regweda
Regweda (Sanskerta ṛgveda Dewanagari,) atau Rigweda adalah kitab Śruti yang paling
utama. Ia terdiri dari 1,017 (+11 appendix = 1,028) nyanyian pujaan (himne) dengan jumlah total
10.562 baris yang dijelaskan dalam 10 buku. Satu hymne memiliki tiga bagian dasar. Bagian
pertama adalah permohonan (exhortation), bagian kedua adalah pujian terhadap Dewa tertentu
dalam bentuk doa, dan bagian ketiga adalah permohonan khusus. Agama yang dijelaskan dalam
Regweda dapat disebut Brahmanisme atau Wedisme. Dalam Regweda kita melihat bangsa Arya

baru saja menetap di lembah-lembah sungai Indus dan memuja semua kekuatan alam seperti
udara (Bayu), air (Baruna), matahari (Surya), bulan (Soma) dan api (Agni). Rgweda
sebagaimana bukan kitab suci yang disusun selama periode waktu tertentu tapi satu kitab suci
yang disusun dalam tahapan selama beberapa abad.
Satu ide yang paling penting yang datang dari Regweda adalah tatanan kosmik yang
disebut Reta. Reta berarti "tatanan suci dan alam semesta" satu tatanan paling harmonis dan
tertinggi dari struktur realitas. Belakangan tatanan alam semesta yang disebut Reta ini menjadi
atau disebut sebagai Sanathana Dharma atau "kebenaran abadi." Dharma tidak saja menjadi
hukum universal tapi juga hukum moral dari agama Hindu.
Kata Regweda atau dalam bahasa Sanskerta ṛgveda, adalah sebuah kata majemuk
berbentuk tatpuruṣa dari ṛc "pujaan, himne"[1] dan veda "pengetahuan") adalah sebuah kumpulan
suci himne-himne atau nyanyian pujaan dalam bahasa Weda yang berasal dari anakbenua India
dan dipersembahkan para dewa Hindu. Teks ini termasuk empat teks Hindu kanonik (śruti) yang
dikenal sebagai Caturweda. Berdasarkan bukti filologis dan linguistik, Rgweda digubah kurang
lebih antara tahun 1700 – 1100 SM (masa Weda awal) di daerah Sapta Sindhu ("Tanah Tujuh
Sungai Agung") yang sekarang terletak di sekitar Punjab. Dengan ini teks ini termasuk salah satu
teks religius tertua dunia yang masih tetap digunakan dan juga termasuk teks-teks tertua dalam
bahasa Indo-Eropa manapun.
Terdapat kemiripan yang erat secara linguistik dan budaya antara Rgweda dan Avesta
awal Iran, yang keduanya diturunkan pada masa Proto-Indo-Iran, dan seringkali dihubungkan

dengan budaya Andronovo yang berasal dari sekitar tahun 2000 SM. Sekarang, teks ini
dimuliakan oleh umat Hindu di seluruh dunia. Bait-baitnya diresitasikan pada kesempatan
berdoa, bersembahyang, dan acara-acara keagamaan atau resmi lainnya.

Regweda terdiri[3] atas 1.028 himne (atau 1.017 jika tidak ikut menghitung himne-himne
valakhīlya 8.49–8.59) dalam bahasa Sansekerta Weda. Banyak himne daripadanya dimaksudkan
untuk berbagai ritus kurban.
Kumpulan panjang ini biasanya dipersembahkan sebagai pujaan kepada Dewata.
Regweda dibagi menjadi 10 kitab yang dikenal dengan nama Mandala. Setiap mandala terdiri
atas beberapa syair pujaan atau himne yang disebut sūkta (merupakan kata majemuk su+ukta dan
secara harafiah artinya "resitasi indah") atau eulogi. Pada gilirannya setiap bait terdiri atas apa
yang disebut dengan istilah ṛc, jamak ṛcas. Mandala-mandala ini tidaklah sama panjangnya atau
sama usianya: "kitab-kitab keluarga", mandala 2-7 dianggap bagian tertua Regweda, dan
merupakan kitab-kitab terpendek. Ditilik dari panjangnya, bagian-bagian ini jumlahnya sekitar
38% dari teks secara keseluruhan.RW 8 dan RW 9, kemungkinan memuat himne-himne yang
usianya berbeda-beda dan jumlahnya sekitar 15% dan 9%. Dan akhirnya, RW 1 dan RW 10,
kedua-duanya merupakan yang terpanjang dan termuda dan membentuk sekitar 37% dari teks
secara keseluruhan..

Penjelasan :


Weda merupakan kitab suci yang menjadi sumber segala ajaran agama Hindu. Weda
merupakan kitab suci tertua di dunia karena umurnya setua umur agama Hindu. Weda berasal
dari bahasa Sanskerta, yaitu dari kata vid yang berarti "tahu".Para Maha Rsi yang menerima
wahyu Weda jumlahnya sangat banyak, namun yang terkenal hanya tujuh saja yang disebut
Saptaresi. Ketujuh Maha Rsi tersebut yakni:
1. Resi Gritsamada
2. Resi Wasista
3. Resi Atri
4. Resi Wiswamitra
5. Resi Wamadewa
6. Resi Bharadwaja
7. Resi Kanwa

Agar ayat-ayat tersebut dapat dipelajari oleh generasi seterusnya, maka disusunlah ayatayat tersebut secara sistematis ke dalam sebuah buku. Usaha penyusunan ayat-ayat tersebut
dilakukan oleh Bagawan Byasa atau Krishna Dwaipayana Wyasa dengan dibantu oleh empat
muridnya, yaitu: Bagawan Pulaha, Bagawan Jaimini, Bagawan Wesampayana, dan Bagawan
Sumantu.
Setelah penyusunan dilakukan, ayat-ayat tersebut dikumpulkan ke dalam sebuah kitab
yang kemudian disebut Weda. Sesuai dengan isinya, Weda terbagi menjadi empat, yaitu:

1.

Regweda Samhita

2. Ayurweda Samhita

3. Samaweda Samhita
4. Atharwaweda Samhita

Rigweda adalah kitab Śruti yang paling utama. Ia terdiri dari 1,017 (+11 appendix =
1,028) nyanyian pujaan (himne) dengan jumlah total 10.562 baris yang dijelaskan dalam 10
buku. . Satu hymne memiliki tiga bagian dasar. Bagian pertama adalah permohonan
(exhortation), bagian kedua adalah pujian terhadap Dewa tertentu dalam bentuk doa, dan bagian
ketiga adalah permohonan khusus. Agama yang dijelaskan dalam Regweda dapat disebut
Brahmanisme atau Wedisme. Kata Regweda atau dalam bahasa Sanskerta ṛgveda, adalah sebuah
kumpulan suci himne-himne atau nyanyian pujaan dalam bahasa Weda yang berasal dari
anakbenua India dan dipersembahkan para dewa Hindu.

TANGGAL
BULAN


NILAI

NILAI
KERAPIAN

PARAF
GURU

PARAF ORTU

TUGAS AGAMA HINDU
KITAB SUCI WEDA
REGWEDA

NAMA : SURYA NATA NEGARA
KELAS: XI JB 4
NO

: 34


SMK PARIWISATA HARAPAN TAHUN 2010

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PENDAPATAN TENAGA KERJA PENGRAJIN ALUMUNIUM DI DESA SUCI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER The factors that influence the alumunium artisans labor income in the suci village of panti subdistrict district jember

0 24 6

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dampak sosial pernikahan usia dini studi kasus di desa Gunung sindur-Bogor

3 68 79

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Aplikasi sistem bagi hasil pembiayaan musyarakah : studi kasus pada BPR Syariah Wakalumi Ciputat Tangerang

11 107 84

Dampak konsensus Washington dan ratifikasi gats terhadap kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia studi kasus : undang- undang pendidikan tinggi no. 12 tahun 2012

0 66 212

Penetapan awal bulan qamariyah perspektif masyarakat Desa Wakal: studi kasus Desa Wakal, Kec. Lei Hitu, Kab. Maluku Tengeha, Ambon

10 140 105

Citra IAIN dan Fakultas Dakwah pada komunitas publiknya: studi FGD terhadap sepuluh komunitas sekitar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 53 125