Dasar Sistem Kontrol motor listrik
MODUL 14
PENGENDALI OTOMATIS DI INDUSTRI
Pada modul ini akan diuraikan berbagai macam jenis pengendali otomatis yang
biasa digunakan di industri. Pada gambar 1 ditunjukkan diagram blok sistem kontrol
dengan pengendali otomatik.
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Kontrol dengan Pengendali Otomatik
Fungsi Pengendali otomatik:
1. Membandingkan output plant (nilai aktual) dengan input referensi (nilai diinginkan),
2. Menentukan simpangan sinyal,
3. Mengeluarkan sinyal kontrol untuk menghilangkan/mengurangi simpangan tsb.
Mode Pengendali:
Diskontinyu / Digital:
- On / Off (2 posisi)
- 3 posisi
- Programmable (PLC)
- Microcomputer
Kontinyu / Analog :
- Proporsional
- Integral
- Proporsional + Integral
- Proporsional + Derivatif
- Proporsional + Integral + Derivatif
Pemilihan mode pengendali ditentukan oleh karakteristik plant / proses.
Implementasinya dalam bentuk : mekanik, hidraulik, pneumatik dan elektronik
(analog /digital)
‘12
1
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.1 Pengendali On-Off
Gambar 2 Pengendali On-Off
u(t) = U1 untuk e(t) > 0
= U2 untuk e(t) < 0
Umumnya : U2 = 0 atau -U1.
Karakteristik pengendali :
-
Implementasi fisik sederhana dan murah
-
Terdapat efek histerisis dalam implementasi praktisnya.
-
Dapat menimbulkan efek cycling (osilasi disekitar nilai set point).
-
Differential gap: adakalanya digunakan untuk menghindari terlalu seringnya
terjadi mekanisme on-off.
-
Aplikasi : Sistem skala besar dengan laju proses lambat (sistem
pendingin/pemanas ruangan).
-
Contoh implementasi: Katup yang digerakkan oleh solenoid.
14.2 Pengendali Proporsional
Gambar 3 Pengendali Proporsional
u(t) = Kp.e(t), atau: U(s) = Kp.E(s)
dengan Kp : gain proporsional
Karakteristik pengendali :
- Timbul error offset bila ada perubahan beban.
- Aplikasi :
-
Sistem dengan manual reset dapat dilakukan,
-
Sistem yang tak mengalami perubahan beban besar.
- Contoh Implementasi: Amplifier dengan penguatan yang dapat diatur.
‘12
2
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.3 Pengendali Integral
Gambar 4 Pengendali Integral
du(t )
Ki e(t )
dt
atau u(t ) Ki e(t )dt
t
0
dengan Ki : konstanta yang dapat diatur.
Fungsi alih Pengendali:
U (s) Ki
E ( s) s
Karakteristik pengendali:
-
Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap waktu menjadi 2
kali lebih cepat.
-
Bila e(t) tetap (zero actuating error) , maka nilai u(t) akan tetap seperti semula
(reset control).
-
Aksi reset (error 0) setelah ada perubahan beban.
14.4 Pengendali Proporsional + Integral
Gambar 5 Pengendali Proporsional + Integral
‘12
3
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih Pengendali:
U ( s)
1
K p 1
E ( s)
Ti s
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Ti: waktu integral (adjustable)
1/Ti : laju reset : berapa kali bagian proporsional dari aksi pengontrolan diulangi
dalam waktu 1 menit.
Aplikasi : Sistem dengan perubahan beban besar yang tak terlalu cepat (perlu waktu
integrasi).
14.5 Pengendali PI Dan Kompensator Lag
Pengendali PI :
Kompensator Lag:
Gc (s) Kc
Ts 1
; 1
Ts 1
Karakteristik pengendali :
-
-
Pengendali PI adalah kompensator Lag, dengan zero s=-1/Ti dan pole pada
s=0 (penguatan
.
Pengendali PI memperbaiki karakteristik respons steady state. Pengendali PI
menaikkan tipe sistem terkompensasi dengan 1, sehingga sistem tsb kurang
stabil atau bahkan tak stabil.
-
Pemilihan nilai Kp dan Ti harus cermat agar diperoleh respons transient
memadai: overshoot kecil atau nol, tetapi respons lebih lambat.
14.6 Pengendali Proposional + Derivatif
Gambar 6 Pengendali Proposional + Derivatif
‘12
4
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih Pengendali:
U ( s)
K p 1 Td s
E ( s)
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Td: waktu derivatif (adjustable)
Karakteristik pengendali :
-
Magnitude output Pengendali sebanding dengan laju perubahan sinyal error
(rate control).
-
memperkuat
Aksi pengaturan derivatif :
derau, dapat menyebabkan efek saturasi pada Pengendali, tak dapat berdiri
sendiri (efektif hanya selama masa transient).
-
Mode derivatif dapat mengatasi perubahan beban seketika
-
Offset error tak dapat dihilangkan.
14.7 Pengendali PD Dan Kompensator Lead
Pengendali PD:
Kompensator Lead:
Gc (s) Kc
Ts 1
; (0 1)
Ts 1
Karakteristik pengendali :
-
Pengendali PD = versi sederhana dari kompensator lead.
-
Frekuensi sudut 1/Td dipilih agar phase lead terjadi sekitar ωgco.
-
Bila phase margin dinaikkan, maka magnitude Pengendali naik terus untuk
frekuensi tinggi ω > 1/Td, sehingga memperkuat derau pada frekuensi tinggi.
-
Kompensator Lead dapat menaikkan phase lead, tetapi kenaikan magnitude
pada frekuensi tinggi sangat kecil dibandingkan dengan Pengendali PD.
-
RLC, harus
dengan Op Am, R dan C.
-
Realisasi dengan rangkaian elektronik dapat menyebabkan masalah derau,
meskipun tidak ada masalah bila direalisasikan dengan elemen-elemen
hidraulik dan pneumatik.
-
Pengendali PD memperbaiki karakteristik respons transient (tr mengecil,
%Mp mengecil).
‘12
5
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.8 Pengendali Proporsional + Integral + Derivatif
Gambar 7 Pengendali PID
Fungsi alih Pengendali:
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Td: waktu derivatif (adjustable)
Ti: waktu integral (adjustable)
Karakteristik pengendali :
-
Dapat digunakan untuk semua kondisi proses.
-
Menekan kecenderungan osilasi.
14. 9 Pengendali PID Dan Kompensator Lag-Lead
Pengendali PID:
1
1
s s
T1 T2 ; 1; 1
Kompensator Lag-Lead: Gc (s) Kc
1
s s
T1 T2
‘12
6
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali PID adalah Kompensator Lag-Lead.
tinggi, maka
sistem dapat menjadi stabil kondisional.
14.10 Penalaan Untuk Pengendali PID
Gambar 8 menunjukkan kontrol PID suatu sistem. Bila pemodelan matematis plant
sulit dilakukan, penalaan PID (penentuan Kp, TI dan Td) dilakukan secara
eksperimental. Aturan Ziegler & Nichols berdasarkan pada langkah tanggapan
eksperimental atau berdasarkan pada nilai Kp yang dihasilkan dalam kestabilan
marginal bila hanya aksi kontrol proporsional yang digunakan.
Gambar 8 Kontrol PID suatu sistem
Ziegler - Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kp, Ti dan Td
berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan.
Ada dua metoda penalaan Ziegler - Nichols yang bertujuan mencapai overshoot
.
A. Metoda Pertama Ziegler - Nichols
Jika plant mengandung integrator atau pole-pole kompleks sekawan dominan, maka
kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S.
Gambar 9 Kurva respon berbentuk S
Jika tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan.
Ziegler - Nichols menentukan nilai Kp, Ti, dan Td :
‘12
7
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali PID yang ditala dengan metoda pertama ini memberikan
B. Metoda Kedua Ziegler - Nichols
Anggap :Ti =
menggunakan aksi kontrol
proporsional, kenaikan Kp dari 0 ke suatu nilai kritis Kcr akan menghasilkan
tanggapan yang berosilasi.
Gambar 10 Sistem loop tertutup dengan alat kontrol proporsional
Gambar 11 Osilasi berkesinambungan dari periode Pcr
Ziegler - Nichols menala Kp, Ti, dan Td sbb:
‘12
8
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali yang diperoleh:
Secara umum, untuk plant dinamis tanpa integrator, dapat diterapkan aturan
penalaan Ziegler - Nichols.
kasus, aturan ini tidak dapat diterapkan.
Contoh 1:
Suatu sistem kontrol umpanbalik satuan:
Plant mengandung integrator, maka metoda pertama tidak dapat diterapkan. Jika
metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali
proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai Kp yang diambil.
Persamaan karakteristik:
Sistem stabil untuk semua nilai Kp positif. Jadi sistem tidak berosilasi : nilai
penguatan kritis Kcr tidak ada. Dengan demikian metoda kedua tidak dapat
diterapkan.
Contoh 2:
Suatu sistem dengan pengendali PID sbb:
‘12
9
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Gunakan aturan penalaan Ziegler - Nichols untuk menentukan nilai parameter Kp, Ti,
dan Td agar diperoleh tanggapan step dengan overshoot sekitar 25%.
Solusi:
Karena plant mengandung integrator, gunakan metoda kedua (Ti = dan Td = 0):
Menentukan nilai Kcr :
Persamaan karakteristik sistem: s3 +6s2 +5s+Kp = 0
Deret R-H nya:
Osilasi akan terjadi jika Kp = 30. Jadi penguatan kritis Kcr = 30
Persamaan karakteristik nya:
s3 +6s2 +5s+30 = 0
Frekuensi osilasinya:
(jω)3 +6(jω)2 +5(jω)+30 = 0
6(5 - ω2) + jω(5 - ω2)= 0
Frekuensi keadaan berosilasi menjadi ω2= 5 ω = 5 rad/s.
Perioda osilasi adalah: Pcr
2
2
2,8099 detik
5
Gunakan Tabel pada Metoda II, diperoleh:
Kp =0,6Kcr = 0,6x30 =18
Ti = 0,5 Pcr =0,5x2,8099 =1,405
Td = 0,125Pcr =0,125x2,8099 =0,35124
‘12
10
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih PID adalah :
Fungsi alih sistem :
Diperoleh Mp = 62%. Untuk memperkecil Mp , lakukan fine adjustment parameterparameter pengendali. Ambil Kp =18, geser zero ganda ke s = -0,65 :
‘12
11
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Bila Kp = 39,42:
maka kecepatan tanggapan naik, overshoot naik menjadi sekitar 28%.
‘12
12
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
PENGENDALI OTOMATIS DI INDUSTRI
Pada modul ini akan diuraikan berbagai macam jenis pengendali otomatis yang
biasa digunakan di industri. Pada gambar 1 ditunjukkan diagram blok sistem kontrol
dengan pengendali otomatik.
Gambar 1 Diagram Blok Sistem Kontrol dengan Pengendali Otomatik
Fungsi Pengendali otomatik:
1. Membandingkan output plant (nilai aktual) dengan input referensi (nilai diinginkan),
2. Menentukan simpangan sinyal,
3. Mengeluarkan sinyal kontrol untuk menghilangkan/mengurangi simpangan tsb.
Mode Pengendali:
Diskontinyu / Digital:
- On / Off (2 posisi)
- 3 posisi
- Programmable (PLC)
- Microcomputer
Kontinyu / Analog :
- Proporsional
- Integral
- Proporsional + Integral
- Proporsional + Derivatif
- Proporsional + Integral + Derivatif
Pemilihan mode pengendali ditentukan oleh karakteristik plant / proses.
Implementasinya dalam bentuk : mekanik, hidraulik, pneumatik dan elektronik
(analog /digital)
‘12
1
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.1 Pengendali On-Off
Gambar 2 Pengendali On-Off
u(t) = U1 untuk e(t) > 0
= U2 untuk e(t) < 0
Umumnya : U2 = 0 atau -U1.
Karakteristik pengendali :
-
Implementasi fisik sederhana dan murah
-
Terdapat efek histerisis dalam implementasi praktisnya.
-
Dapat menimbulkan efek cycling (osilasi disekitar nilai set point).
-
Differential gap: adakalanya digunakan untuk menghindari terlalu seringnya
terjadi mekanisme on-off.
-
Aplikasi : Sistem skala besar dengan laju proses lambat (sistem
pendingin/pemanas ruangan).
-
Contoh implementasi: Katup yang digerakkan oleh solenoid.
14.2 Pengendali Proporsional
Gambar 3 Pengendali Proporsional
u(t) = Kp.e(t), atau: U(s) = Kp.E(s)
dengan Kp : gain proporsional
Karakteristik pengendali :
- Timbul error offset bila ada perubahan beban.
- Aplikasi :
-
Sistem dengan manual reset dapat dilakukan,
-
Sistem yang tak mengalami perubahan beban besar.
- Contoh Implementasi: Amplifier dengan penguatan yang dapat diatur.
‘12
2
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.3 Pengendali Integral
Gambar 4 Pengendali Integral
du(t )
Ki e(t )
dt
atau u(t ) Ki e(t )dt
t
0
dengan Ki : konstanta yang dapat diatur.
Fungsi alih Pengendali:
U (s) Ki
E ( s) s
Karakteristik pengendali:
-
Bila nilai e(t) naik 2 kali, maka laju perubahan u(t) terhadap waktu menjadi 2
kali lebih cepat.
-
Bila e(t) tetap (zero actuating error) , maka nilai u(t) akan tetap seperti semula
(reset control).
-
Aksi reset (error 0) setelah ada perubahan beban.
14.4 Pengendali Proporsional + Integral
Gambar 5 Pengendali Proporsional + Integral
‘12
3
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih Pengendali:
U ( s)
1
K p 1
E ( s)
Ti s
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Ti: waktu integral (adjustable)
1/Ti : laju reset : berapa kali bagian proporsional dari aksi pengontrolan diulangi
dalam waktu 1 menit.
Aplikasi : Sistem dengan perubahan beban besar yang tak terlalu cepat (perlu waktu
integrasi).
14.5 Pengendali PI Dan Kompensator Lag
Pengendali PI :
Kompensator Lag:
Gc (s) Kc
Ts 1
; 1
Ts 1
Karakteristik pengendali :
-
-
Pengendali PI adalah kompensator Lag, dengan zero s=-1/Ti dan pole pada
s=0 (penguatan
.
Pengendali PI memperbaiki karakteristik respons steady state. Pengendali PI
menaikkan tipe sistem terkompensasi dengan 1, sehingga sistem tsb kurang
stabil atau bahkan tak stabil.
-
Pemilihan nilai Kp dan Ti harus cermat agar diperoleh respons transient
memadai: overshoot kecil atau nol, tetapi respons lebih lambat.
14.6 Pengendali Proposional + Derivatif
Gambar 6 Pengendali Proposional + Derivatif
‘12
4
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih Pengendali:
U ( s)
K p 1 Td s
E ( s)
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Td: waktu derivatif (adjustable)
Karakteristik pengendali :
-
Magnitude output Pengendali sebanding dengan laju perubahan sinyal error
(rate control).
-
memperkuat
Aksi pengaturan derivatif :
derau, dapat menyebabkan efek saturasi pada Pengendali, tak dapat berdiri
sendiri (efektif hanya selama masa transient).
-
Mode derivatif dapat mengatasi perubahan beban seketika
-
Offset error tak dapat dihilangkan.
14.7 Pengendali PD Dan Kompensator Lead
Pengendali PD:
Kompensator Lead:
Gc (s) Kc
Ts 1
; (0 1)
Ts 1
Karakteristik pengendali :
-
Pengendali PD = versi sederhana dari kompensator lead.
-
Frekuensi sudut 1/Td dipilih agar phase lead terjadi sekitar ωgco.
-
Bila phase margin dinaikkan, maka magnitude Pengendali naik terus untuk
frekuensi tinggi ω > 1/Td, sehingga memperkuat derau pada frekuensi tinggi.
-
Kompensator Lead dapat menaikkan phase lead, tetapi kenaikan magnitude
pada frekuensi tinggi sangat kecil dibandingkan dengan Pengendali PD.
-
RLC, harus
dengan Op Am, R dan C.
-
Realisasi dengan rangkaian elektronik dapat menyebabkan masalah derau,
meskipun tidak ada masalah bila direalisasikan dengan elemen-elemen
hidraulik dan pneumatik.
-
Pengendali PD memperbaiki karakteristik respons transient (tr mengecil,
%Mp mengecil).
‘12
5
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
14.8 Pengendali Proporsional + Integral + Derivatif
Gambar 7 Pengendali PID
Fungsi alih Pengendali:
Kp : konstanta proporsional (adjustable)
Td: waktu derivatif (adjustable)
Ti: waktu integral (adjustable)
Karakteristik pengendali :
-
Dapat digunakan untuk semua kondisi proses.
-
Menekan kecenderungan osilasi.
14. 9 Pengendali PID Dan Kompensator Lag-Lead
Pengendali PID:
1
1
s s
T1 T2 ; 1; 1
Kompensator Lag-Lead: Gc (s) Kc
1
s s
T1 T2
‘12
6
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali PID adalah Kompensator Lag-Lead.
tinggi, maka
sistem dapat menjadi stabil kondisional.
14.10 Penalaan Untuk Pengendali PID
Gambar 8 menunjukkan kontrol PID suatu sistem. Bila pemodelan matematis plant
sulit dilakukan, penalaan PID (penentuan Kp, TI dan Td) dilakukan secara
eksperimental. Aturan Ziegler & Nichols berdasarkan pada langkah tanggapan
eksperimental atau berdasarkan pada nilai Kp yang dihasilkan dalam kestabilan
marginal bila hanya aksi kontrol proporsional yang digunakan.
Gambar 8 Kontrol PID suatu sistem
Ziegler - Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kp, Ti dan Td
berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan.
Ada dua metoda penalaan Ziegler - Nichols yang bertujuan mencapai overshoot
.
A. Metoda Pertama Ziegler - Nichols
Jika plant mengandung integrator atau pole-pole kompleks sekawan dominan, maka
kurva tanggapan undak satuan terlihat seperti kurva berbentuk S.
Gambar 9 Kurva respon berbentuk S
Jika tanggapan tidak berbentuk kurva S, metoda ini tidak dapat diterapkan.
Ziegler - Nichols menentukan nilai Kp, Ti, dan Td :
‘12
7
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali PID yang ditala dengan metoda pertama ini memberikan
B. Metoda Kedua Ziegler - Nichols
Anggap :Ti =
menggunakan aksi kontrol
proporsional, kenaikan Kp dari 0 ke suatu nilai kritis Kcr akan menghasilkan
tanggapan yang berosilasi.
Gambar 10 Sistem loop tertutup dengan alat kontrol proporsional
Gambar 11 Osilasi berkesinambungan dari periode Pcr
Ziegler - Nichols menala Kp, Ti, dan Td sbb:
‘12
8
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Pengendali yang diperoleh:
Secara umum, untuk plant dinamis tanpa integrator, dapat diterapkan aturan
penalaan Ziegler - Nichols.
kasus, aturan ini tidak dapat diterapkan.
Contoh 1:
Suatu sistem kontrol umpanbalik satuan:
Plant mengandung integrator, maka metoda pertama tidak dapat diterapkan. Jika
metoda kedua diterapkan, maka sistem lup tertutup dengan suatu pengendali
proporsional tidak akan berosilasi terus-menerus berapapun nilai Kp yang diambil.
Persamaan karakteristik:
Sistem stabil untuk semua nilai Kp positif. Jadi sistem tidak berosilasi : nilai
penguatan kritis Kcr tidak ada. Dengan demikian metoda kedua tidak dapat
diterapkan.
Contoh 2:
Suatu sistem dengan pengendali PID sbb:
‘12
9
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Gunakan aturan penalaan Ziegler - Nichols untuk menentukan nilai parameter Kp, Ti,
dan Td agar diperoleh tanggapan step dengan overshoot sekitar 25%.
Solusi:
Karena plant mengandung integrator, gunakan metoda kedua (Ti = dan Td = 0):
Menentukan nilai Kcr :
Persamaan karakteristik sistem: s3 +6s2 +5s+Kp = 0
Deret R-H nya:
Osilasi akan terjadi jika Kp = 30. Jadi penguatan kritis Kcr = 30
Persamaan karakteristik nya:
s3 +6s2 +5s+30 = 0
Frekuensi osilasinya:
(jω)3 +6(jω)2 +5(jω)+30 = 0
6(5 - ω2) + jω(5 - ω2)= 0
Frekuensi keadaan berosilasi menjadi ω2= 5 ω = 5 rad/s.
Perioda osilasi adalah: Pcr
2
2
2,8099 detik
5
Gunakan Tabel pada Metoda II, diperoleh:
Kp =0,6Kcr = 0,6x30 =18
Ti = 0,5 Pcr =0,5x2,8099 =1,405
Td = 0,125Pcr =0,125x2,8099 =0,35124
‘12
10
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Fungsi alih PID adalah :
Fungsi alih sistem :
Diperoleh Mp = 62%. Untuk memperkecil Mp , lakukan fine adjustment parameterparameter pengendali. Ambil Kp =18, geser zero ganda ke s = -0,65 :
‘12
11
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana
Bila Kp = 39,42:
maka kecepatan tanggapan naik, overshoot naik menjadi sekitar 28%.
‘12
12
Dasar Sistem Kontrol
Fina Supegina ST, MT
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana