KARYA TULIS ILMIAH UNTUK PRESENTASI PEMI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia baru saja melakukan pemilihan umum pemegang
kekuasaan di negeri kepulauan. Jokowi Ialah presiden yang memimpin
pada lima tahun ke depan. Rakyat Indonesia sangat membanggakan
pemimpin yang dipilihnya dengan anggapan presiden kali ini akan
merakyat, peduli terhadap masyarakat kecil, dan pendidikan. Seratus hari
berlalu, ternyata presiden baru memberi kebijakan yaitu kenaikan harga
Bahan Bakar Minyak. Tentu saja hal ini mengecewakan hampir seluruh
rakyat kecil. Demontrasi anarkis, perselihan antar partai, dan protes di
media sosial terjadi. Kasus demi kasus seperti pengangkatan Kapolri
terduga koruptor, sikap presiden saat ditanya tentang kenaikan harga
BBM, dan masih banyak lagi. Bahkan para pemilih sebelumnya kecewa
akan pilihannya dan menganggap seratus hari kepemimpinan presiden
telah gagal.
Kekecewaan tersebut sebelumnya diawali dengan pujian para
pemilih yang terlalu mengagung-agungkan pilihannya. Pun dari beberapa
tokoh -tokoh terkenal di Indonesia, seperti Chairul Tanjung, Mahfud MD,
Rhoma Irama, Boediono, tercatat pada 7 Juli 2013 mengatakan bahwa
“kita bisa belajar dari sosok jokowi yang tanpa seminar-seminar dan teori,

tetapi langsung action. Itulah yang dimaksud memimpin dengan hati. Jika
memang jokowi ditakdirkan untuk memimpin rakyat, menurut saya beliau
amat memenuhi syarat. Itu dapat dilihat dari gaya kepemimpinannya yang
selalu dekat dengan rakyat” (kompasiana, 2013).
Pada saat ini, isu penolakan terhadap presiden seperti yang terjadi
pada pemerintahan Soeharto hampir terjadi. Antara lain respon mahasiswa
Universitas Indonesia, turunnya mahasiswa Unsoed, petisi dari Aliansi

1

Masyarakat Bali Anti Korupsi sebagai bentuk kekecewaan terhadap
kepemimpinan Jokowi. Salah satu peserta demonstrasi, Dekan Fakultas
Hukum Universitas Islam Indonesia, mengatakan bahwa sikap presiden
masih tdak jelas dan tidak tegas.
Beberapa masalah tersebut merupakan fenomena yang terjadi
dalam pemerintahan presiden baru. Menurut penulis, demokrasi belum
sukses melahirkan kader pemimpin yang benar bertanggung jawab dan
terpercaya. Masyarakat hanya menilai pada sikap dari luar dan belum
melihat terlalu jauh pada kehidupan seorang calon pemimpin. Asalkan
dekat dengan rakyat (blusukan) maka itu dipandang baik. Setelah terpilih,

maka mereka siap untuk kecewa kembali.
Budaya pesta rakyat yang didahului dengan kampanye dan
blusukan selalu berakhir dengan kesia-siaan dan penantian panjang para
pemilih dalam menanti bukti janjinya. Ratusan juta rupiah dihabiskan para
kandidat demi terpilihnya dalam pemilu. Setelah itu, dalam beberapa
persitiwa pemilu, selalu diakhiri dengan kericuhan pada pendukung yang
menang dan tidak menang. Tak jarang menimbulkan konflik antar partai.
Jika kita melihat kembali pada sejarah, ada banyak hal yang dapat
dipetik dan dipelajari sebagai bekal melahirkan pemimpin terbaik
Indonesia. Ia adalah kisah para Khulafaur Rasyidin dan beberapa kisah
dalam kitab Al-Qur’an tentang seorang yang terpercaya. Selain itu, kita
dapat pula melirik nasihat para tokoh-tokoh Indonesia yang bijaksana, para
orang tua dan kyai yang menjadi pemuka agama dan bersahaja.
Oleh karena itu, penulis mempersembahkan karya yang berjudul
“Witness System And Training Of Leader Candidate Sebagai Solusi
Memilih Pemimpin Di Indonesia”. Sistem ini akan memberikan proses
pemilihan dengan meneladani sejarah kehidupan Khulafaur Rasyidin yang
sukses memimpin rakyatnya. Selain itu, tidak harus melakukan blusukan
dan kampanye yang kerap merugi fisik dan menelan korban, tetapi dengan
cara memberikan kesaksian dari para pebijaksana dan tokoh bersahaja

serta hanif dari negeri ini.

2

Karya

ini

memberikan

solusi

terhadap

pemerintah

untuk

melakukan reformasi dalam memilih pemimpin. Sebagai negara yang
menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, maka sepatutnya kita meneladani

mereka yang ada dalam sejarah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah adalah bagaimana penerapan Witness System And Training Of
Leader Candidate dalam melahirkan pemimpin di Indonesia?
C. Uraian Tentang Gagasan
Witness System And Training Of Leader Candidate atau
WSATOLC merupakan gagasan tentang sistem perekrutan pemimpin di
Indonesia yang berbeda dengan sistem sebelumnya. Witness system adalah
proses penilaian oleh para saksi/penilai yang sudah ditunjuk yaitu
beberapa tokoh agama dan tokoh nasional yang bijaksana untuk menilai
para calon pemimpin. Sedangkan Training of leader candidate dilakukan
setelah witness sysstem dengan program pelatihan selama beberapa bulan
dengan melatih 3 kemampuan yaitu kecerdasan intelektual, sosial,
emsional dan spiritual.
D. Tujuan
Untuk memberikan kontribusi kepada pemerintah tentang cara
memilih pemimpin di Indonesia. Selain itu, dapat pula diterapkan di
universitas sebab disana banyak kader pemimpin.
E. Manfaat

1. Bagi penulis, memberikan pemahaman terkait kondisi sistem
pemilihan pemimpin dalam sejarah pemimpin terdahulu.
2. Bagi masyarakat, dapat meningkatkan kesadaran dalam memilih
pemimpin berdasarkan ilmu dan realitas.
3. Bagi pemerintah diharapkan dapat menjadi rekomendasi dalam
pembuatan kebijakan terkait pelaksanaan Pemilu terutama pemilihan
presiden dan dalam menjalani roda pemerintah

3

BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Pemimpin
Menurut Kartini Kartono dalam Aynul (2011) , Pemimpin
adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya
kecakapan

dan

kclebihan


disatu

bidang,

sehingga

dia

mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Sedangkan
menurut Ahmad Supardi, Teori Sosial (Lawan teori genetic) menyatakan
Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan
begitu saja. Setiap orang bisa menjadi pemimpin, melalui usaha penyiapan
dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
B. Witness System atau Sistem Kesaksian
Menurut Artikata.com, kesaksian adalah keterangan (pernyataan)
yang diberikan oleh saksi. Menurut Ibnu Qayyim, kesaksian sebagai
reputasi atau kemasyhuran yang diperbicangkan banyak orang karena

reputasi itu benar-benar masyhur dan hakim boleh memutuskan perkara
berdasarkan kesaksian tersebut. Disamping itu, diterangkan oleh Abdul
Karim Zidan bahwa kesaksian adalah sesuatu yang berdasarkan
pengetahuan dan bersumber dari berita yang demikian luas tersiar. Lebih
tegas Ibn Al-Qayyim mengatakan bahwa hakim boleh memutus perkara
berdasarkan kesaksian karena kesaksian merupakan bukti yang sangat
kuat.
Berdasarkan pengertian diatas, maka kesaksian dapat dilakukan
untuk mendapatkan rekomendasi yang kuat. Tentunya dalam sebuah
kesaksian harus memiliki saksi. Syarat seorang saksi menurut Sayyid
Sabiq adalah :
Pertama, saksi harus cermat dan faham. Faham bukan hanya pada
pemerintahan, tetapi sikap kebijaksanaan dalam diri.

4

Kedua, bersih dari tuduhan negatif.
Selain itu, Abi Ishaq juga mengatakan bahwa ada dua macam
orang yang bisa dijadikan saksi yaitu :
Pertama, kesaksian dua orang yang adil keduanya.

Kedua, kesaksian sejumlah orang yang mengetahu peristiwa itu
dengan pengetahuan yang sama.
C. Training Of Leader Candidate
Pelatihan untuk para calon pemimpin (Leader Candidate) adalah
sebuah proses pengkaderan untuk membentuk pemimpin sesuai dengan
kriteria yang diharapkan. Richard dalam Kosim mengatakan bahwa
kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah di
observasi tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit dipahami. Redl
dalam Kosim menjelaskan pula bahwa Pemimpin ialah figur sentral yang
mempersatukan kelompok. Tentu saja, untuk melakukan hal itu tidaklah
mudah. Sehingga dibutuhkan pelatihan khusus atau training.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelatihan (training)
merupakan proses melatih, kegiatan, atau pekerjaan. Menurut Sikula,
pelatihan adalah suatu pendidikan jangka pendek yang menggunakan
prosedur yang sistematis dan terorganisir. Sedangkan menurut Mathis
(2010), pelatihan adalah suatu proses dimana orang-orang mencapai
kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Lebih
lanjut dan tegas dijelaskan Payaman Simanjuntak, pelatihan merupakan
bagian investasi Sumber Daya Manusia untuk meningkatkan kemampuan
dan keterampilan kerja.

D. Kerangka Pemikiran

Witness System And Training Of Leader Candidate
Sebagai Solusi Memilih Pemimpin Di Indonesia

5

Kajian Teori :
Pengertian Witness System, Pengertian Training Of
Leader, Hakikat Pemimpin dan Kepemimpinan, Proses
memilih pemimpin di Indonesia, Keteladanan
Pemimpin pada sejarah.

Teknik Pengumpulan Data
 Observasi
 Studi Dokumen

Analisis Data :
Menguraikan keteladanan dari sejarah kepemimpinan
dengan gagasan cara memilih pemimpin yang akan datang


Hasil penelitian yang diinginkan : Dapatkah penerapan
Witness System and training of leader candidate dapat
menjadi solusi dalam memilih pemimpin di Indonesia?

Hipotesis
Witness System and Training of leader candidate dapat
menjadi solusi dalam memilih pemimpin di Indonesia
Bagan I : Kerangka Pemikiran

6

BAB III
ANALISIS SINTESIS
A. Penerapan Witness System
Berdasarkan pembatasan istilah, witness system atau sistem
kesaksian dilakukan berdasarkan pengetahuan, diketahui dari syarat-syarat
seseorang untuk menjadi saksi, yaitu cermat, faham, bersih, dan bebas dari
tuduhan kejahatan atau negatif. Dilihat dari ciri-ciri tersebut, maka seperti
halnya disebuah pengadilan atau pembuktian polisi, haruslah yang benar dan

dapat dipercaya. Tentang kepercayan seorang saksi, dalam witness system,
merekonstruksi teladan para tokoh bersahaja di Indonesia, antara lain
1. Mohammad

Hatta.

Dikenal

sebagai

bendaharawan

yang

bertanggung jawab dan disiplin pada perkumpulannya dahulu.
2. Fauzi Bowo, mantan gubernur DKI Jakarta ini dikenal sangat
idealisme, bersahaja dan bijaksana. Saat akan didaulat menjadi
gubernur, ia menolak dan memilih menjadi wakil sutiyoso.
3. B.J.Habibie,

seorang

tokoh

yang

dikenal

dunia

dengan

kecerdasannya, menciptakan pesawat terbang. Meninggalkan
Indonesia yang sedikit mengacuhkannya dan memilih untuk
bekerja di luar negeri.
4. Para tokoh agama yang dianggap bijaksana oleh masyarakat
seperti Menteri agama Lukman Hakim Syaifudin, Ustadz Aa
Gym, Ustadz Yusuf Mansur, Mamah Dedeh, dan beberapa
pengamat politik dan pemerrhati pendidika.
Seperti pesan ulama Imam Syafi’i bahwa untuk belajar, haruslah
memenuhi syarat yang salah satunya adalah harus memiliki pembimbing
atau guru. Karena untuk menjadi pemimpin, bukan hanya faham tetapi
harus sesuai dengan lingkungan. Heni Hendrono dalam Heins (2011)
mengatakan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada terbimbing agar tercapai
pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri, dan perwujudan diri

7

dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.
Pada witness system , akan meneledani proses pengangkatan para
Khulafaur Rasyidin. Mereka adalah Abu Bakar, Umar Bin Khattab,
Usman Bin Affan, dan Ali Bin Abi Thalib.
1. Abu Bakar. Sebelum terpilih menjadi seorang pemimpin, Ia
diangkat oleh kaum Anshar dan Kaum Muhajirin serta
sahabatnya Umar Bin Khattab. Karena Ia setia menemani
sahabatnya, Rasulullah. Jujur, lurus, dan dapat dipercaya
sehingga diberi gelar As shiddiq.
2. Umar Bin Khattab. Seorang yang tegas dan bijaksana. Ia menjadi
pemimpin berdasarkkan rekomendasi dari Khalifah Abu Bakar
dan para sahabat besar dan disetujui oleh kaum muslimin.
3. Usman Bin Affan, seorang yang pemalu, ekonom yang handal
dan sudagar yang kaya raya tapi dermawan. Nabi Muhammad
menggambarkan bahwa Usman adalah umat muslim yang jujur
dan rendah hati.
4. Ali Bin Abi Thalib. Seorang yang berani dan kuat dalam perang,
tidak silau pada kekayaan duniawi. Beberapa julukan dari kaum
sunni, syiah, sufi, bahwa Ali adalah seorang yag mendapat
petunjuk dan suka memalingkan wajah dari kesenangan dunia.
Jika proses pengangkatan para Khulafaur Rasyidin berdasarkan
musyawarah, pilihan para petinggi sebelumnya, maka hal ini dapat pula
dilakukan di Indonesia. Seperti halnya seorang Habibie yang diberikan
penghargaan karena ilmu membuat pesawat. Dan Jusuf Kalla yang
mendapatkan gelar Doktor penghormatan. Sehingga gambaran witness
system adalah sebagai berikut :

8

ME
MBE
RIKA
N
SAK
SI/M
ENIL
AI

LEADER
CANDIDAT

LEADER
CANDIDAT

LEADER
CANDIDAT

MEM
BERI
KAN
SAK
SI/M
ENIL
AI

PROCESSING BY ORGANIZED OF PEMILU

THE
WITNESS 1

THE
WITNESS 2

THE
WITNESS 3

Bagan II : Witness System Program
Penjelasan Bagan II :
Calon pemimpin/presiden menyerahkan berkas kepada panitia.
Setelah itu, panitia memproses dengan memberikan kuasa kepada beberapa
saksi untuk memberikan pendapat dan penilaian terhadap calon dengan
kriteria pengetahuan dan kebijaksanaan, serta mampu menjaga harta. Hal ini
berpatokan pada kisah Nabi Yusuf dalam Al-Qur’an surah Yusuf ayat 55
“Jadikan aku bendaharawan negeri (Mesir) karena aku orang yang
berpengetahuan dan pandai menjaga”. Orang-orang yang menjadi
saksi/pemberi adalah petinggi negara yang dianggap bijaksana dan berilmu.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pemberitaan palsu para calon dari para
pendukung. Sehingga tidak menimbulkan kekecewaan masyarakat.
B. Training of Leader Candidate
Pembimbingan atau pelatihan kepada para calon dilakukan dengan
mempelajari sejarah pemimpin masa lalu. Sebagaimana pengertian tentang
pelatihan (training) untuk mengembangkan lebih jauh kemampuan dalam
diri seorang calon presiden/pemimpin. Menurut sejarah, para Khulafaur
Rasyidin masing-masing telah memberikan kontribusi atau pelatihan
otodidak dalam menyelamatkan kehidupan masyarakat. Apa yang dilakukan
Khulafaur Rasyidin sebelum menjadi Khalifah/pemimpin?
1. Abu Bakar. Orang yang bersama Nabi Muhammad ketika pindah
Ke Yastrib. Dan dia pula yang menggantikan Nabi Muhammad
sebagai Imam ketika Muhammad sakit.
2. Umar Bin Khattab. Salah satu Hadist mengatakan bahwa umar
adalah orang yang paling tegas dalam menegakkan agama

9

m
o
u
k
I
s
d
r
c
K
n
i
t
l
e
p
h
a
T
Tuhannya. Sangat rendah hati. Tidak suka banyak bercanda dan
tertawa dan setia kepada Nabi Muhammad.
3. Usman Bin Affan. Seorang yang penurut sekaligus pemalu.
Mengikuti perintah Nabi untuk berperang hingga hijrah ke
Madinah.
4. Ali Bin Abi Thalib. Orang yang pertama kali sholat bersama
Muhammad diantara orang Arab dan orang Ajam. Orang yang
pertama kali membawa bendera Muhammad ketika perang. Ia
orang yang sabar menemani Muhammad ketika orang lain
meninggalkannya. Orang yang paling pandai memutuskan.

Dari uraian sejarah diatas, maka proses traininf of leader candidate
adalah sebagai berikut :

Bagan III : training of Leader Candidate proccess

Pada tahap pelatihan, para calon dikarantina untuk mendapatkan
bimbingan tiga skills/kecerdasan diatas. Dalam menangani masalah Indonesia.
Mulai dari politik, agama, budaya, sosial, dan ekonomi tidak hanya memerlukan
salah satu kecerdasan. Tetapi dalam era kurikulum 2013, yang menanamkan
karakter, maka pemimpin juga selayaknya mendapatkan pelatihan kecerdasan
intelektual, sosial, dan spiritual. Sekali lagi, Indonesia yang menjunjung tinggi
pancasila, sangat terkait apabila pemimpin memiliki kemampuan tersebut. Sebab
pemimpin adalah keteladanan.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, pemilihan presiden dapat dilakukan dengan sistem diatas
untuk menemukan pemimpin yang tidak berasal dari partai, yang menang bukan
karena partai, tetapi lahir dari jiwa-jiwa yang bijaksana, yang melewati semua
tantangan

10

BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Dalam meningkatkan kinerja pemerintahan atau birokrasi
dilakukan dengan perbaikan sistem. Salah satunya adalah sistem pemilihan
pemimpin. Penulis merekomendasikan witness system and training of
leader candidate sebagai solusi menemukan pemimpin yang lahir bukan
karena silau akan jabatan dan kekayaan tetapi yang lahir sebagai pilihan
masyarakat berdasarkan pengalaman nyata dan penilaian dari para tokoh
bijaksana di Indoenesia. Dengan demikian, akan lahir pemimpin bukan
karena pilihan partai atau para pembela, tetapi karena memang ia telah
layak menjadi seorang pemimpin.
B. Rekomendasi
Tulisan ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk
memperbaiki sistem pemilihan umum. Agar para calon pemimpin/presiden
tidak dinilai hanya dari seberapa besar blusukan dan dukungannya, tetapi
dari pengalaman dan kebijaksanaannya. Selain itu bisa diuji coba di
lingkungan universitas sebagai awal lahirnya pemimpin.

11