MEMBUDAYAKAN LITERASI DENGAN PROGRAM 6M
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
MEMBUDAYAKAN LITERASI DENGAN PROGRAM 6M
DI SEKOLAH DASAR
Aulia Akbar
Program Studi PGSD STKIP sebelas April Sumedang
akbaraulia224@gmail.com
Abstrak. Literasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Namun, meurut
survei yang dilakukan PISA ditemukan bahwa kebiasaan literasi belum membudaya dikalangan
siswa Sekolah Dasar. Perlu adanya tindakan yang harus dilakukan untuk mengubah perilaku
tersebut. Program 6M (mengamati (observe), mencipta (create), mengkomunikasikan
(communicate), mengapresiasikan (appreciate), membukukan (post), memamerkan (demonstrate))
merupakan suatu program yang bertujuan menciptakan budaya literasi di kelas. Dalam kegiatan
program 6M siswa dibiasakan untuk peka terhadap lingkungan dengan membuat suatu karya.
Karya yang telah dibuat siswa kemudian dikumpulkan dalam folder atau dipajang disekitar area
kelas. Prinsif yang dibangun dari program ini bertujuan untuk membangkitkan serta mewadahi
segala potensi siswa dengan cara belajar secara langsung. Kegiatan ini mengintegrasikan materi
pembajaran dalam aktifitasnya. Sehingga guru dapat memanfaatkan program 6M ini sebagai
bagian dari pembelajaran di kelas.
Kata Kunci: literasi, program 6m, sekolah dasar
Abstract. Literacy is a skill that has to be owned by every student. However, according to survey
that was done by PISA found that literacy is not to be student’s habit among students of
elementary school. The need for action was taken to change that behavior. Program of 6M
(observe (mengamati), create (mencipta), communicate (mengkomunikasikan), appreciate
(mengapresiasi), post (membukukan), and demonstrate (memamerkan)) is a program that aims to
create a culture of literacy in the classroom. In the program of 6M, students arefamiliarized to be
sensitive to the environment by creating a work. The work that has been made by students then
collected in a folder or displayed around the classroom area. Principles that built from this
program aims to generate and accommodate all students' potential by learning directly. This
activity integrates the material learning in the student’s activity. So that teachers can t ake
advantage of 6M program as part of the learning in the classroom.
Keywords: literacy, 6m programs, primary school
42
A. Pendahuluan
Indonesia
merupakan
negara
maupun
masyarakat
peduli
akan
yang kaya akan sumberdaya alam,
kualitas pendidikan, serta dukungan
namun
yang baik untuk kemajuan pendidikan
potensi
ini
menghantarkan
belum
Indonesia
bisa
kedalam
bagi generasi selanjutnya.
jajaran negara-negara maju. Banyak
pekerjaan
rumah
yang
Kemajuan
harus
dari
suatu
negara
dapat dilihat dari masyarakat dalam
diselesaikan. Salah satu faktor yang
kehidupannya.
melandasi
negara
berperilaku dan berpikir merupakan
adalah sumber daya manusia yang
cerminan seberapa besar pendidikan
berkualitas. Masyarakat yang terdidik
melekat dalam kehidupan sehari-hari.
merupakan
Pendidikan merupakan sebuah wadah
kemajuan
syarat
suatu
utama
menjadi
negara yang maju. Hal ini sudah
pembentuk
terbukti
Memperbaiki
pada
negara
dikawasan
asia
Singapura.
Singapura
sebuah
negara
tetangga
tenggara,
yang
Bagaimana
kualitas
suatu
kualitas
mereka
bangsa.
pendidikan
yaitu
merupakan langkah nyata dalam upaya
merupakan
memperbaiki penerus bangsa. Namun,
minim
akan
memperbaiki kualitas sumber daya
sumberdaya alam. Dengan luas wilayah
manusia tidak semudah membalikan
relatif sedikit jika dibandingkan dengan
telapak tangan. Perlu adanya usaha
negara-negara
keras, cerdas, sadar dan terencana dari
tetangga
tidak
menjadikan Singapura menjadi negara
barbagai
tertinggal. Seiring barjalannya waktu,
dimulai dari ranah makro seperti
Singapura
pemerintah, dan tingkat mikro yaitu
bahkan
mendapatkan
pihak
Kerjasama
predikat negara maju dalam sektor
sekolah
perekonomian dan kualitas sumberdaya
karenanya,
manusia. Perkembangan yang begitu
berbagai elemen untuk berpartisipasi
pesat
sistem
dan saling medukung, setiap kegiatan
pemerintahan negara tersebut berpihak
yang dapat menimbulkan efek positif
pada kemajuan bangsa dan negara,
bagi
khususnya pendidikan. Baik negara
keberlangsungan penerus peradaban.
terjadi
dikarenakan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
sangat
terkait.
diperlukan.
dibutuhkan
perkembangan
Aulia Akbar
43
Oleh
keterlibatan
kualitas
B. Pembahasan
1.
Peran
Sekolah
dan orang tua). Keterlibatan sekolah
dalam
Penerapan Budaya Literasi
sangatlah penting dalam pelaksanan
Sekolah
lembaga
suatu program dalam mengembangkan
bertujuan
budaya berkualitas di sekolah. Budaya
berupa
literasi sekolah sangatkah diperlukan,
sebagai
pendidikan
formal
mengembangkan
potensi
keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia
selain
serta
keterampilan-keterampilan
pembelajaran, literasi sekolah juga
lainnya yang berguna untuk dirinya,
bertujuan untuk memfasilistasi dan
masyrarakat,
mengembangkan kemampuan siswa,
bangsa,
dan
negara.
untuk
meningkatkan
Pernyataan ini jelas tertuang dalam
membiasakan
undang-undang
mengelola
informasi
peroleh,
sehingga
Sistem
Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003.
Dalam
mereka
pembelajaran
menjadi lebih bermakna, bermutu dan
dalam
menyenangkan seperti yang tertera
menciptakan kehidupan yang lebih baik
dalam Tujuan Literasi Sekolah (2016),
untuk
sebagai
yaitu meningkatkan kapasitas warga
masyarakat
dan lingkungan sekolah agar literat,
untuk
menjadikan sekolah sebagai taman
serta
belajar yang menyenangkan dan ramah
pemahaman yang baik, sehingga pada
anak, agar warga sekolah mampu
akhirnya ketika siswa telah lulus dan
mengelola pengetahuan, serta menjaga
terjun pada lingkungan masyarakat,
keberlanjutan
siswa dapat mentransformasikan nilai,
menghadirkan beragam buku bacaan
budaya, pengetahuan, dan keterampilan
dan
tersebut
membaca.
alat
pemerintah
warganya.
miniatur
ini,
yang
serta
sekolah
merupakan
hal
membaca
mutu
Sekolah
kehidupan
sangatlah
penting
mengaplikasikan
dalam
nilai
kehidupan
bermasyarakat.
pembelajaran
mewadahi
berbagai
dengan
strategi
Guru merupakan ujung tombak
Hal ini tidak akan terwujud tanpa
dalam pendidikan, sebagus apapun
adanya upaya dari warga sekolah
kurukulum
(kepala sekolah, guru, peserta didik,
mustahil akan mencetak generasi yang
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
serta
potensi
Aulia Akbar
44
siswa,
berkualitas bila guru tidak memiliki
profesionalisme
Pembelajaran
yang
yang
2.
tinggi.
efektif
Pentingnya
Budaya
Literasi
untuk Siswa
harus
Perkembangan
teknologi
diciptakan guru agar sisiwa merasa
informasi menuntut kesadaran siswa
nyaman di kelas, sehingga tujuan
akan pentingnya literasi. Keterampilan
pembelajaran akan sesuai dengan yang
literasi yang baik akan membuka jalan
diharapkan.
kepada
Oleh
karenanya,
guru
keterampilan
berbahasa
harus terus mengembangkan dirinya
lainnya, seperti menyumak, berbicara
sehingga kegiatan belajar mengajar di
dan menulis. Selain itu, literasi yang
kelas
baik
menjadi
lebih
berkualitas.
akan
mengasah
kemampuan
Mencari informasi serta referensi dari
seperti berpikir kritis, kreatif inovatif
berbagai sumber merupakan salah satu
serta menumbuhkan budi pekerti siswa.
upaya yang dapat dilakukan guru, guna
Salah satu bentuk perhatian pemerintah
membentuk
unttuk mengatasi persoalan literasi ini
profesionalisme
dalam
menjalankan tugas mulia.
dengan meluncurkan program Gerakan
Selain itu, pembelajaran akan
Literasi Sekolah (GLS).
efektif bila terjadi interaksi dua arah,
antara
guru
dan
siswa.
Gerakan
Untuk
pemerintah.
sebagai
dilandasi
haruslah
Sekolah
merupakan program baru yang diusung
menciptakan situasi aktif tersebut siswa
pelajar
Literasi
memiliki
Program
kondisi
literasi
lahir
pendidikan
yang
pengetahuan mengenai apa yang akan
belum membudaya di sekolah. Panduan
dipelajarinya. Pengetahuan ini tidak
Gerakan Literasi Sekolah Dasar (2016),
datang dengan sendirinya, siswa harus
bahwa data penelitian dalam Progress
aktif mencari dari berbagai sumber.
International Reading Literacy Study
Salah
agar
(PIRLS) tahun
yaitu
bahwa kemampuan siswa Indonesia
literasi
dalam memahami bacaan berada di
meupakan suatu keterampilan yang
bawah rata-rata internasional. Menurut
penting dimiliki siswa.
data tersebut, literasi belum menjadi
satu
mendapatkan
dengan
alternatif
siswa
pengetahuan,
membaca.
Jadi,
2011
menunjukkan
budaya dikalangan pelajar Indonesia
terutama tingkat sekolah dasar. Kondisi
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
45
ini harus segara diperbaiki dengan
lingkungan
memperkenalkan literasi sejak dini.
menyenangkan
Literasi tidak bisa dipisahkan dari
dunia
pendidikan.
Pada
dalam
situasi
dapat
menciptakan
kesenangan tersendiri dalam belajar.
awal
Dengan adanya kegiatan tersebut
munculnya literasi dikenal sebagai
akan
kemampuan membaca, namun seiring
harmonis,
berjalannya waktu literasi mengalami
menyenangkan. Interaksi ini tidak akan
peluasan
terjadi
makna.
Dalam
menciptakan
kelas
yang
produktif,
bila
siswa
dan
pasif
perkembangannya, literasi dikaitkan
memperoleh
dengan kemampuan-kemampuan yang
disekitarnya. Kesadaran untuk mencari
lain. Hal ini tertera dalam Gerakan
dengan cara membaca secara mandiri
Literasi Sekolah (2016) Literasi Dasar
haruslah
(Basic Literacy), yaitu kemampuan
berpikir disaat proses pembelajaran.
untuk
Siswa
mendengarkan,
berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung
berkaitan
(counting)
kemampuan
analisis
memperhitungkan
dibina,
dituntut
informasi
dengan
informasi
dalam
agar
yang
siswa
proaktif
serta
ada
aktif
mencari
pengetahuan
agar
memperoleh pengetahuan yang luas.
untuk
Namun,
hambatan-hambatan
(calculating),
pasti akan ada dalam menggapai tujuan
informasi
yang diinginkan. Bila kita lihat kondisi
(perceiving), mengomunikasikan, serta
real masyarakat terdapat beberapa
menggambarkan informasi (drawing)
hambatan
berdasarkan
diantaranya:
mempersepsikan
pemahaman
dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
a) Kebiasaan
terjadi
di
Literasi
lapangan,
di
Sekolah
Belum Menjadi Prioritas.
Hambatan-hambatan Literasi
Baik di sekolah maupun di rumah
Kelas yang nyaman merupakan
belum menyadari arti pentingnya
dambaan setiap siswa. Kelas yang
membaca. Kegiatan membaca hanya
dapat memotivasi serta menyalurkan
menjadi
minat
Interaksi
akademik
dan
harmonis antara siswa dan guru, siswa
Membaca
masih
dengan
paksaan
3.
dan
bakat
siswa,
siswa.
siswa
dengan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
kegiatan
penyelesaian
tugas
didasari
pemenuhan
Aulia Akbar
46
semata.
sikap
kewajiban,
d) Merupakan
bukan sebagai sarana hiburan dan
Kegiatan
yang
kebutuhan. Aktivitas ini berbeda
Memerlukan Konsentrasi
dengan
dimana
Pada praktiknya membaca adalah
kebutuhan
aktivitas yang tidak bisa dilakukan
negara
membaca
maju,
merupakan
dengan kegiatan lain, diperlukan
primer yang harus dipenuhi.
perhatian dan fokus agar dapat
b) Kurangnya Buku Bacaan/ Sumber
menangkap
Bacaan
dalam
bacaan.
menerapkan minat dan budaya baca
Guru
Salah
satu
kelemahan
dan
memahami
sebagai
isi
pemegang
adalah kurang tersedianya bahan
kepemimpinan sekaligus kebijakan di
bacaan. Siswa tidak menemukan
kelas, haruslah kreatif mencari solusi
bahan bacaan yang cocok, sehingga
untuk mengatasi permasalahan yang
tidak ada perasaan tertarik untuk
terjadi. Inovasi merupakan hal yang
membaca. Belum beragamnya karya
dibutuhkan
tulis mengakibatkan menurunnya
segala kendala yang terjadi. Program
minat membaca siswa. Bila kita
sadar
lihat perpustakaan dan toko buku
diterapkan, agar budaya literasi di
didominasi bacaan remaja dan karya
sekolah berjalan dengan efektif dan
ilmiah. Buku-buku yang sama sekali
menyenangkan.
untuk
dan
terencana
Pengenalan
jauh dari kehidupan siswa, sehingga
menyelesaikan
literasi
haruslah
sangatlah
semakin menjauhkan siswa dari
dibutuhkan pada tingkat sekolah dasar.
buku.
Hal ini untuk membekali siswa pada
jenjang pendidikan selanjutnya. Perlu
c) Lingkungan Tidak Mendukung
Tidak ada contoh yang baik serta
adanya
tidak ada dorongan dari lingkungan
menerapkan budaya literasi. Namun,
sekitar membuat siswa tidak merasa
kesulitan yang akan dihadapi juga
perlu untuk membaca. Lingkungan
merupakan
yang apriori terhadap kebiasaan
dipertimbangkan
membaca
sebuah program.
menjadi
faktor
siswa
upaya
usaha
hal
guru
yang
dalam
dalam
harus
penerapan
Dibutuhkan program yang tidak
enggan untuk membaca.
terlalu rumit dalam pelaksannannya.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
47
Selain
itu,
program
harus
bisa
mendengar, mendapatkan hasil belajar
mengakomodir potensi siswa, bisa
30% jika hanya melihat, mendapatkan
diterapkan diberbagai situasi sekolah
hasil belajar 50% dari melihat dan
dan terintegrasi dengan mata pelajaran.
mendengar, mendapatkan hasil belajar
70% dari melakukan, dan mendapatkan
4.
90%
Program 6M
Program
6M
mencipta,
(mengamati,
yang
dikatakan
dan
dilakukan.
menginformasikan,
Kegiatan yang mengikutsertakan
membukukan,
siswa siswa terlibat secara langsung.
mengapresiasi,
memamerkan)
dari
merupakan
alternatif
Penerapan
program
6M
juga
yang dapat diterapkan guru dalam
menitikberatkan
membudayakan
beberapa aspek, diantaranya: sikap
literasi
di
sekolah
dasar.
pengembangan
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
Program
program
6M
ini
yang
mengaktifkan
pengembangan
merupakan
pada
dasarnya
siswa
dalam
keterampilan
dimilikinya.
Siswa
melakukan
aktifitas
secara
keterampilan. Selain pengembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Program
6M
yang
pelaksanaannya
sadar
prinsip
dalam
memiliki
sebagai
prinsip-
berikut,
yaitu
mengamati
membebaskan siswa untuk mencari
lingkungan sekitar, membuat sebuah
tahu melalui kegiatan observasi, siswa
karya untuk dipresentasikan di depan
belajar dari berbagai lingkungan baik
kelas, tidak hanya itu siswa diharapkan
sekolah maupun diluar sekolah, siswa
mampu untuk mengapresiasi karya
belajar
yang dibuat temannya.
beragam,
Bila dicermati dengan seksama
dari
sumber
belajar
pembelajaran
tanggungjawab
dan
yang
berbasis
kemandirian,
program 6M ini sesuai dengan apa
materi program terintegrasi dengan
yang
materi
dinyatakan
Magnesen
dalam
pembelajaran,
pembelajaran
DePorter dkk (2005), yaitu siswa
berbasis keterampilan aplikatif, melatih
mendapatkan
hard
jika hanya
hasil
hasil
belajar
membaca,
belajar
20%
10%
mendapatkan
skill
pemanfaatan
jika hanya
menghargai
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
dan
soft
skill
pengalaman
perbedaan
Aulia Akbar
48
siswa,,
siswa,
pemikiran
siswa,
dan
suasana
belajar
a)
menyenangkan dan menantang.
Mengamati
Mengamati
Prinsip-prinsip Program 6M juga
berarti
pencarian
dan
proses
pembentukan
memiliki ruh yang hampir sama dengan
informasi mengenai keberadaan
prinsif
objek
kegiatan
pembelajaran
di
lingkungan
sekitar
pendekatan ilmiah (saintific) kurikulum
berdasarkan
2013 dalam sari (2015), yakni: 1)
indra. Kegiatan ini dapat dilakukan
pembelajaran berpusat pada siswa; 2)
di lingkungan sekolah maupun di
pembelajaran membentuk students’ self
luar sekolah. Dengan mengamati
concept; 3) pembelajaran terhindar dari
siswa dilatih untuk belajar secara
verbalisme;
nyata
4)
pembelajaran
pengamatan
untuk
sadar
panca
terhadap
memberikan kesempatan pada siswa
peristiwa
disekitarnya.
Siswa
untuk
dan
langsung
mengalami
suatu
mengakomodasi konsep, hukum, dan
peristiwa
prinsip; 5) pembelajaran mendorong
pembelajaran,
terjadinya
kemampuan
membangkitkan rasa ingin tahu,
pembelajaran
menantang dan senang saat belajar.
meningkatkan motivasi belajar siswa
Proses ini membutuhkan kepekaan
dan
siswa
mengasimilasi
berpikir
peningkatan
siswa;
motivasi
6)
mengajar
guru;
7)
atau
dalam
keadaan
dalam
sehingga
akan
pembentukan
memberikan kesempatan kepada siswa
pengalaman pribadi yang pada
untuk
akhirnya akan dituangkan dalam
melatih
kemampuan
dalam
sebuah karya.
komunikasi; dan 8) adanya proses
b) Mencipta
validasi terhadap konsep, hukum, dan
prinsip yang dikonstruksi siswa dalam
Setelah
struktur kognitifnya.
mengolah
mendapatkan
dan
informasi-informasi
hasil dari kegiatan observasi, maka
Seperti halnya program-program
yang lain, program 6M juga memiliki
siswa
menuangkan
langkah-langkah dalam penerapannya.
pengetahuannya
Berikut merupakan langkah-langkah
karya. Karya ini sesuai dengan
program 6 M, yaitu:
informasi yang siswa dapatkan
berdasarkan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
dengan
observasi.
Aulia Akbar
49
bentuk
Siswa
dengan
bebas
Membukukan
tulisan,
Siswa membukukan setiap hasil
gambar, atau karya lainnya. Karya
karyanya disebuah folder atau
ini
mata
buku karya siswa. Buku hasil
pelajaran yang diberikan guru.
karya tersebut diletakan didalam
Contoh:
puisi
kelas yang diharapkan siswa lain
berdasarkan hasil observasi siswa
dapat membuka dan mempelajari
terhadap lingkungan sekitar pada
hasil karyanya. Namun, bila karya
mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sisiwa tidak bisa dibukukan, guru
atau siswa dapat menggambar
bisa memajangnya di dinding kelas
keadaan daerah tempat tinggalnya
atau media lain. Membukukan
pada mata pelajaran kesenian.
karya siswa secara rapih juga
Menginformasikan
membantu guru dalam penilaian
karyanya
c)
e)
mengekspresikan
baik
secara
disesuaikan
dengan
siswa
membuat
Menginformasikan
portopolio
merupakan
siswa
belajar
yang
akan
dilaporkan ke orang tua.
tahap yang penting. Tahap ini
melatih
siswa
f)
melatih
Mamerkan
serta
Kegiatan ini merupakan tahapan
melatih berani tampil dihadapan
terakhir dari program 6M. Dalam
siswa
tahap ini, sekolah mengadakan
kemampuan
berbicara
lain.
mempresentasikan
Siswa
karyanya
pameran yang bertujuan untuk
di
memperlihatkan hasil karya siswa
depan kelas.
kepada orang tua. Orang tua dapat
d) Mengapresiasi
Siswa mengapresiasi karya siswa
berpartisipasi dalam mengapresisi
lain.
memberikan
karya anaknya. Diharapkan orang
kesempatan siswa untuk melatih
tua mengetahui potensi anaknya.
bagaimana
menanggapi
Sehingga orang tua akan terus
sebuah hasil karya dengan santun.
mendukung pengembangan potensi
Bimbingan guru sangat diperlukan
anaknya. Kegiatan pameran ini
agar
dapat
Tahap
ini
cara
tercipta
suasana
yang
dilakukan
ketika
pengambilan rapot atau kenaikan
harmonis dan kondusif.
kelas.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
50
dijadikan
Gambaran di atas merupakan
penguatan
materi
siswa
langkah-langkah program 6M yang
ketika berada di sekolah meupun
dapat diterapkan di sekolah dasar.
diluar.
Melalui program 6M guru menciptakan
diterapkan hampir pada semua mata
lingkungan yang kaya akan literasi.
pelajaran.
Diharapkan
Program
menerapkan
program
ini
tidak
sulit
untuk
Program
6M
ini
dapat
dengan
ini
dapat
diterapkan, hanya bermodal kemauan
menumbuhkembangan
literasi
guru untuk menerapkannya. Program
sekolah
dan
ini dapat dilakukan di desa maupun di
khususnya.
umumnya
di
kelas
kota. Selain itu, program ini juga
C. Simpulan
Budaya
literasi
Penerapan program literasi 6M
haruslah
ditumbuhkembangkan di sekolah dasar
(mengamati,
agar siswa dapat membiasakan diri
mengkomunikasikan,
mengapresiasi,
mencari
membukukan,
memamerkan)
informasi-informasi
yang
mencipta,
dan
berkaitan dengan pembelajaran yang
merupakan salah satu contoh program
tentunya
untuk
membudayakan literasi yang relatif
dirinya. Semakin besar siswa sadar
mudah dan efektif untuk diterapkan di
akan pentingnya litarasi maka semakin
sekolah. Program ini mengaktifkan
besar peluang siswa
siswa dalam belajar dari lingkungan
bersaing
akan
di
era
berberguna
untuk dapat
moderen.
sekitar
Walau
secara
aktif
pemerintah telah menerapkan program
pembelajaran
Gerakan Literasi Sekolah namun guru
Program ini juga akan mengembangkan
haruslah pandai dalam menyesuaikan
karakter siswa, diantaranya berani,
serta merencanakan program literasi
kritis, dan kreatif, kejujur selain itu
kelas, agar tercipta kondisi kelas yang
program
kondusif dan menyenangkan.
siswa terhadap lingkungan sekitar.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
menjadi
sehingga
menumbuhkan
Aulia Akbar
51
bermakna.
kepekaan
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Dasar.
Sari, Jenitta Vaulina Puspita. 2015.
Penerapan Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Ekonomi
Sma
Kelas
Xi
Materi
Ketenagakerjaan.
Proseding
Seminar Nasional UNY.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
Clay, M. M. 2001. Change Over Time
in
Children’s
Literacy
Development
Portsmouth:
Heinemann.
DePorter, Bobby. Dkk. 2005. Quantum
Teaching. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Disain Induk Gerakan
Literasi Sekolah.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
52
ISSN 2540-9093
MEMBUDAYAKAN LITERASI DENGAN PROGRAM 6M
DI SEKOLAH DASAR
Aulia Akbar
Program Studi PGSD STKIP sebelas April Sumedang
akbaraulia224@gmail.com
Abstrak. Literasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Namun, meurut
survei yang dilakukan PISA ditemukan bahwa kebiasaan literasi belum membudaya dikalangan
siswa Sekolah Dasar. Perlu adanya tindakan yang harus dilakukan untuk mengubah perilaku
tersebut. Program 6M (mengamati (observe), mencipta (create), mengkomunikasikan
(communicate), mengapresiasikan (appreciate), membukukan (post), memamerkan (demonstrate))
merupakan suatu program yang bertujuan menciptakan budaya literasi di kelas. Dalam kegiatan
program 6M siswa dibiasakan untuk peka terhadap lingkungan dengan membuat suatu karya.
Karya yang telah dibuat siswa kemudian dikumpulkan dalam folder atau dipajang disekitar area
kelas. Prinsif yang dibangun dari program ini bertujuan untuk membangkitkan serta mewadahi
segala potensi siswa dengan cara belajar secara langsung. Kegiatan ini mengintegrasikan materi
pembajaran dalam aktifitasnya. Sehingga guru dapat memanfaatkan program 6M ini sebagai
bagian dari pembelajaran di kelas.
Kata Kunci: literasi, program 6m, sekolah dasar
Abstract. Literacy is a skill that has to be owned by every student. However, according to survey
that was done by PISA found that literacy is not to be student’s habit among students of
elementary school. The need for action was taken to change that behavior. Program of 6M
(observe (mengamati), create (mencipta), communicate (mengkomunikasikan), appreciate
(mengapresiasi), post (membukukan), and demonstrate (memamerkan)) is a program that aims to
create a culture of literacy in the classroom. In the program of 6M, students arefamiliarized to be
sensitive to the environment by creating a work. The work that has been made by students then
collected in a folder or displayed around the classroom area. Principles that built from this
program aims to generate and accommodate all students' potential by learning directly. This
activity integrates the material learning in the student’s activity. So that teachers can t ake
advantage of 6M program as part of the learning in the classroom.
Keywords: literacy, 6m programs, primary school
42
A. Pendahuluan
Indonesia
merupakan
negara
maupun
masyarakat
peduli
akan
yang kaya akan sumberdaya alam,
kualitas pendidikan, serta dukungan
namun
yang baik untuk kemajuan pendidikan
potensi
ini
menghantarkan
belum
Indonesia
bisa
kedalam
bagi generasi selanjutnya.
jajaran negara-negara maju. Banyak
pekerjaan
rumah
yang
Kemajuan
harus
dari
suatu
negara
dapat dilihat dari masyarakat dalam
diselesaikan. Salah satu faktor yang
kehidupannya.
melandasi
negara
berperilaku dan berpikir merupakan
adalah sumber daya manusia yang
cerminan seberapa besar pendidikan
berkualitas. Masyarakat yang terdidik
melekat dalam kehidupan sehari-hari.
merupakan
Pendidikan merupakan sebuah wadah
kemajuan
syarat
suatu
utama
menjadi
negara yang maju. Hal ini sudah
pembentuk
terbukti
Memperbaiki
pada
negara
dikawasan
asia
Singapura.
Singapura
sebuah
negara
tetangga
tenggara,
yang
Bagaimana
kualitas
suatu
kualitas
mereka
bangsa.
pendidikan
yaitu
merupakan langkah nyata dalam upaya
merupakan
memperbaiki penerus bangsa. Namun,
minim
akan
memperbaiki kualitas sumber daya
sumberdaya alam. Dengan luas wilayah
manusia tidak semudah membalikan
relatif sedikit jika dibandingkan dengan
telapak tangan. Perlu adanya usaha
negara-negara
keras, cerdas, sadar dan terencana dari
tetangga
tidak
menjadikan Singapura menjadi negara
barbagai
tertinggal. Seiring barjalannya waktu,
dimulai dari ranah makro seperti
Singapura
pemerintah, dan tingkat mikro yaitu
bahkan
mendapatkan
pihak
Kerjasama
predikat negara maju dalam sektor
sekolah
perekonomian dan kualitas sumberdaya
karenanya,
manusia. Perkembangan yang begitu
berbagai elemen untuk berpartisipasi
pesat
sistem
dan saling medukung, setiap kegiatan
pemerintahan negara tersebut berpihak
yang dapat menimbulkan efek positif
pada kemajuan bangsa dan negara,
bagi
khususnya pendidikan. Baik negara
keberlangsungan penerus peradaban.
terjadi
dikarenakan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
sangat
terkait.
diperlukan.
dibutuhkan
perkembangan
Aulia Akbar
43
Oleh
keterlibatan
kualitas
B. Pembahasan
1.
Peran
Sekolah
dan orang tua). Keterlibatan sekolah
dalam
Penerapan Budaya Literasi
sangatlah penting dalam pelaksanan
Sekolah
lembaga
suatu program dalam mengembangkan
bertujuan
budaya berkualitas di sekolah. Budaya
berupa
literasi sekolah sangatkah diperlukan,
sebagai
pendidikan
formal
mengembangkan
potensi
keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia
selain
serta
keterampilan-keterampilan
pembelajaran, literasi sekolah juga
lainnya yang berguna untuk dirinya,
bertujuan untuk memfasilistasi dan
masyrarakat,
mengembangkan kemampuan siswa,
bangsa,
dan
negara.
untuk
meningkatkan
Pernyataan ini jelas tertuang dalam
membiasakan
undang-undang
mengelola
informasi
peroleh,
sehingga
Sistem
Pendidikan
Nasional No. 20 tahun 2003.
Dalam
mereka
pembelajaran
menjadi lebih bermakna, bermutu dan
dalam
menyenangkan seperti yang tertera
menciptakan kehidupan yang lebih baik
dalam Tujuan Literasi Sekolah (2016),
untuk
sebagai
yaitu meningkatkan kapasitas warga
masyarakat
dan lingkungan sekolah agar literat,
untuk
menjadikan sekolah sebagai taman
serta
belajar yang menyenangkan dan ramah
pemahaman yang baik, sehingga pada
anak, agar warga sekolah mampu
akhirnya ketika siswa telah lulus dan
mengelola pengetahuan, serta menjaga
terjun pada lingkungan masyarakat,
keberlanjutan
siswa dapat mentransformasikan nilai,
menghadirkan beragam buku bacaan
budaya, pengetahuan, dan keterampilan
dan
tersebut
membaca.
alat
pemerintah
warganya.
miniatur
ini,
yang
serta
sekolah
merupakan
hal
membaca
mutu
Sekolah
kehidupan
sangatlah
penting
mengaplikasikan
dalam
nilai
kehidupan
bermasyarakat.
pembelajaran
mewadahi
berbagai
dengan
strategi
Guru merupakan ujung tombak
Hal ini tidak akan terwujud tanpa
dalam pendidikan, sebagus apapun
adanya upaya dari warga sekolah
kurukulum
(kepala sekolah, guru, peserta didik,
mustahil akan mencetak generasi yang
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
serta
potensi
Aulia Akbar
44
siswa,
berkualitas bila guru tidak memiliki
profesionalisme
Pembelajaran
yang
yang
2.
tinggi.
efektif
Pentingnya
Budaya
Literasi
untuk Siswa
harus
Perkembangan
teknologi
diciptakan guru agar sisiwa merasa
informasi menuntut kesadaran siswa
nyaman di kelas, sehingga tujuan
akan pentingnya literasi. Keterampilan
pembelajaran akan sesuai dengan yang
literasi yang baik akan membuka jalan
diharapkan.
kepada
Oleh
karenanya,
guru
keterampilan
berbahasa
harus terus mengembangkan dirinya
lainnya, seperti menyumak, berbicara
sehingga kegiatan belajar mengajar di
dan menulis. Selain itu, literasi yang
kelas
baik
menjadi
lebih
berkualitas.
akan
mengasah
kemampuan
Mencari informasi serta referensi dari
seperti berpikir kritis, kreatif inovatif
berbagai sumber merupakan salah satu
serta menumbuhkan budi pekerti siswa.
upaya yang dapat dilakukan guru, guna
Salah satu bentuk perhatian pemerintah
membentuk
unttuk mengatasi persoalan literasi ini
profesionalisme
dalam
menjalankan tugas mulia.
dengan meluncurkan program Gerakan
Selain itu, pembelajaran akan
Literasi Sekolah (GLS).
efektif bila terjadi interaksi dua arah,
antara
guru
dan
siswa.
Gerakan
Untuk
pemerintah.
sebagai
dilandasi
haruslah
Sekolah
merupakan program baru yang diusung
menciptakan situasi aktif tersebut siswa
pelajar
Literasi
memiliki
Program
kondisi
literasi
lahir
pendidikan
yang
pengetahuan mengenai apa yang akan
belum membudaya di sekolah. Panduan
dipelajarinya. Pengetahuan ini tidak
Gerakan Literasi Sekolah Dasar (2016),
datang dengan sendirinya, siswa harus
bahwa data penelitian dalam Progress
aktif mencari dari berbagai sumber.
International Reading Literacy Study
Salah
agar
(PIRLS) tahun
yaitu
bahwa kemampuan siswa Indonesia
literasi
dalam memahami bacaan berada di
meupakan suatu keterampilan yang
bawah rata-rata internasional. Menurut
penting dimiliki siswa.
data tersebut, literasi belum menjadi
satu
mendapatkan
dengan
alternatif
siswa
pengetahuan,
membaca.
Jadi,
2011
menunjukkan
budaya dikalangan pelajar Indonesia
terutama tingkat sekolah dasar. Kondisi
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
45
ini harus segara diperbaiki dengan
lingkungan
memperkenalkan literasi sejak dini.
menyenangkan
Literasi tidak bisa dipisahkan dari
dunia
pendidikan.
Pada
dalam
situasi
dapat
menciptakan
kesenangan tersendiri dalam belajar.
awal
Dengan adanya kegiatan tersebut
munculnya literasi dikenal sebagai
akan
kemampuan membaca, namun seiring
harmonis,
berjalannya waktu literasi mengalami
menyenangkan. Interaksi ini tidak akan
peluasan
terjadi
makna.
Dalam
menciptakan
kelas
yang
produktif,
bila
siswa
dan
pasif
perkembangannya, literasi dikaitkan
memperoleh
dengan kemampuan-kemampuan yang
disekitarnya. Kesadaran untuk mencari
lain. Hal ini tertera dalam Gerakan
dengan cara membaca secara mandiri
Literasi Sekolah (2016) Literasi Dasar
haruslah
(Basic Literacy), yaitu kemampuan
berpikir disaat proses pembelajaran.
untuk
Siswa
mendengarkan,
berbicara,
membaca, menulis, dan menghitung
berkaitan
(counting)
kemampuan
analisis
memperhitungkan
dibina,
dituntut
informasi
dengan
informasi
dalam
agar
yang
siswa
proaktif
serta
ada
aktif
mencari
pengetahuan
agar
memperoleh pengetahuan yang luas.
untuk
Namun,
hambatan-hambatan
(calculating),
pasti akan ada dalam menggapai tujuan
informasi
yang diinginkan. Bila kita lihat kondisi
(perceiving), mengomunikasikan, serta
real masyarakat terdapat beberapa
menggambarkan informasi (drawing)
hambatan
berdasarkan
diantaranya:
mempersepsikan
pemahaman
dan
pengambilan kesimpulan pribadi.
a) Kebiasaan
terjadi
di
Literasi
lapangan,
di
Sekolah
Belum Menjadi Prioritas.
Hambatan-hambatan Literasi
Baik di sekolah maupun di rumah
Kelas yang nyaman merupakan
belum menyadari arti pentingnya
dambaan setiap siswa. Kelas yang
membaca. Kegiatan membaca hanya
dapat memotivasi serta menyalurkan
menjadi
minat
Interaksi
akademik
dan
harmonis antara siswa dan guru, siswa
Membaca
masih
dengan
paksaan
3.
dan
bakat
siswa,
siswa.
siswa
dengan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
kegiatan
penyelesaian
tugas
didasari
pemenuhan
Aulia Akbar
46
semata.
sikap
kewajiban,
d) Merupakan
bukan sebagai sarana hiburan dan
Kegiatan
yang
kebutuhan. Aktivitas ini berbeda
Memerlukan Konsentrasi
dengan
dimana
Pada praktiknya membaca adalah
kebutuhan
aktivitas yang tidak bisa dilakukan
negara
membaca
maju,
merupakan
dengan kegiatan lain, diperlukan
primer yang harus dipenuhi.
perhatian dan fokus agar dapat
b) Kurangnya Buku Bacaan/ Sumber
menangkap
Bacaan
dalam
bacaan.
menerapkan minat dan budaya baca
Guru
Salah
satu
kelemahan
dan
memahami
sebagai
isi
pemegang
adalah kurang tersedianya bahan
kepemimpinan sekaligus kebijakan di
bacaan. Siswa tidak menemukan
kelas, haruslah kreatif mencari solusi
bahan bacaan yang cocok, sehingga
untuk mengatasi permasalahan yang
tidak ada perasaan tertarik untuk
terjadi. Inovasi merupakan hal yang
membaca. Belum beragamnya karya
dibutuhkan
tulis mengakibatkan menurunnya
segala kendala yang terjadi. Program
minat membaca siswa. Bila kita
sadar
lihat perpustakaan dan toko buku
diterapkan, agar budaya literasi di
didominasi bacaan remaja dan karya
sekolah berjalan dengan efektif dan
ilmiah. Buku-buku yang sama sekali
menyenangkan.
untuk
dan
terencana
Pengenalan
jauh dari kehidupan siswa, sehingga
menyelesaikan
literasi
haruslah
sangatlah
semakin menjauhkan siswa dari
dibutuhkan pada tingkat sekolah dasar.
buku.
Hal ini untuk membekali siswa pada
jenjang pendidikan selanjutnya. Perlu
c) Lingkungan Tidak Mendukung
Tidak ada contoh yang baik serta
adanya
tidak ada dorongan dari lingkungan
menerapkan budaya literasi. Namun,
sekitar membuat siswa tidak merasa
kesulitan yang akan dihadapi juga
perlu untuk membaca. Lingkungan
merupakan
yang apriori terhadap kebiasaan
dipertimbangkan
membaca
sebuah program.
menjadi
faktor
siswa
upaya
usaha
hal
guru
yang
dalam
dalam
harus
penerapan
Dibutuhkan program yang tidak
enggan untuk membaca.
terlalu rumit dalam pelaksannannya.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
47
Selain
itu,
program
harus
bisa
mendengar, mendapatkan hasil belajar
mengakomodir potensi siswa, bisa
30% jika hanya melihat, mendapatkan
diterapkan diberbagai situasi sekolah
hasil belajar 50% dari melihat dan
dan terintegrasi dengan mata pelajaran.
mendengar, mendapatkan hasil belajar
70% dari melakukan, dan mendapatkan
4.
90%
Program 6M
Program
6M
mencipta,
(mengamati,
yang
dikatakan
dan
dilakukan.
menginformasikan,
Kegiatan yang mengikutsertakan
membukukan,
siswa siswa terlibat secara langsung.
mengapresiasi,
memamerkan)
dari
merupakan
alternatif
Penerapan
program
6M
juga
yang dapat diterapkan guru dalam
menitikberatkan
membudayakan
beberapa aspek, diantaranya: sikap
literasi
di
sekolah
dasar.
pengembangan
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
Program
program
6M
ini
yang
mengaktifkan
pengembangan
merupakan
pada
dasarnya
siswa
dalam
keterampilan
dimilikinya.
Siswa
melakukan
aktifitas
secara
keterampilan. Selain pengembangan
sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Program
6M
yang
pelaksanaannya
sadar
prinsip
dalam
memiliki
sebagai
prinsip-
berikut,
yaitu
mengamati
membebaskan siswa untuk mencari
lingkungan sekitar, membuat sebuah
tahu melalui kegiatan observasi, siswa
karya untuk dipresentasikan di depan
belajar dari berbagai lingkungan baik
kelas, tidak hanya itu siswa diharapkan
sekolah maupun diluar sekolah, siswa
mampu untuk mengapresiasi karya
belajar
yang dibuat temannya.
beragam,
Bila dicermati dengan seksama
dari
sumber
belajar
pembelajaran
tanggungjawab
dan
yang
berbasis
kemandirian,
program 6M ini sesuai dengan apa
materi program terintegrasi dengan
yang
materi
dinyatakan
Magnesen
dalam
pembelajaran,
pembelajaran
DePorter dkk (2005), yaitu siswa
berbasis keterampilan aplikatif, melatih
mendapatkan
hard
jika hanya
hasil
hasil
belajar
membaca,
belajar
20%
10%
mendapatkan
skill
pemanfaatan
jika hanya
menghargai
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
dan
soft
skill
pengalaman
perbedaan
Aulia Akbar
48
siswa,,
siswa,
pemikiran
siswa,
dan
suasana
belajar
a)
menyenangkan dan menantang.
Mengamati
Mengamati
Prinsip-prinsip Program 6M juga
berarti
pencarian
dan
proses
pembentukan
memiliki ruh yang hampir sama dengan
informasi mengenai keberadaan
prinsif
objek
kegiatan
pembelajaran
di
lingkungan
sekitar
pendekatan ilmiah (saintific) kurikulum
berdasarkan
2013 dalam sari (2015), yakni: 1)
indra. Kegiatan ini dapat dilakukan
pembelajaran berpusat pada siswa; 2)
di lingkungan sekolah maupun di
pembelajaran membentuk students’ self
luar sekolah. Dengan mengamati
concept; 3) pembelajaran terhindar dari
siswa dilatih untuk belajar secara
verbalisme;
nyata
4)
pembelajaran
pengamatan
untuk
sadar
panca
terhadap
memberikan kesempatan pada siswa
peristiwa
disekitarnya.
Siswa
untuk
dan
langsung
mengalami
suatu
mengakomodasi konsep, hukum, dan
peristiwa
prinsip; 5) pembelajaran mendorong
pembelajaran,
terjadinya
kemampuan
membangkitkan rasa ingin tahu,
pembelajaran
menantang dan senang saat belajar.
meningkatkan motivasi belajar siswa
Proses ini membutuhkan kepekaan
dan
siswa
mengasimilasi
berpikir
peningkatan
siswa;
motivasi
6)
mengajar
guru;
7)
atau
dalam
keadaan
dalam
sehingga
akan
pembentukan
memberikan kesempatan kepada siswa
pengalaman pribadi yang pada
untuk
akhirnya akan dituangkan dalam
melatih
kemampuan
dalam
sebuah karya.
komunikasi; dan 8) adanya proses
b) Mencipta
validasi terhadap konsep, hukum, dan
prinsip yang dikonstruksi siswa dalam
Setelah
struktur kognitifnya.
mengolah
mendapatkan
dan
informasi-informasi
hasil dari kegiatan observasi, maka
Seperti halnya program-program
yang lain, program 6M juga memiliki
siswa
menuangkan
langkah-langkah dalam penerapannya.
pengetahuannya
Berikut merupakan langkah-langkah
karya. Karya ini sesuai dengan
program 6 M, yaitu:
informasi yang siswa dapatkan
berdasarkan
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
dengan
observasi.
Aulia Akbar
49
bentuk
Siswa
dengan
bebas
Membukukan
tulisan,
Siswa membukukan setiap hasil
gambar, atau karya lainnya. Karya
karyanya disebuah folder atau
ini
mata
buku karya siswa. Buku hasil
pelajaran yang diberikan guru.
karya tersebut diletakan didalam
Contoh:
puisi
kelas yang diharapkan siswa lain
berdasarkan hasil observasi siswa
dapat membuka dan mempelajari
terhadap lingkungan sekitar pada
hasil karyanya. Namun, bila karya
mata pelajaran Bahasa Indonesia,
sisiwa tidak bisa dibukukan, guru
atau siswa dapat menggambar
bisa memajangnya di dinding kelas
keadaan daerah tempat tinggalnya
atau media lain. Membukukan
pada mata pelajaran kesenian.
karya siswa secara rapih juga
Menginformasikan
membantu guru dalam penilaian
karyanya
c)
e)
mengekspresikan
baik
secara
disesuaikan
dengan
siswa
membuat
Menginformasikan
portopolio
merupakan
siswa
belajar
yang
akan
dilaporkan ke orang tua.
tahap yang penting. Tahap ini
melatih
siswa
f)
melatih
Mamerkan
serta
Kegiatan ini merupakan tahapan
melatih berani tampil dihadapan
terakhir dari program 6M. Dalam
siswa
tahap ini, sekolah mengadakan
kemampuan
berbicara
lain.
mempresentasikan
Siswa
karyanya
pameran yang bertujuan untuk
di
memperlihatkan hasil karya siswa
depan kelas.
kepada orang tua. Orang tua dapat
d) Mengapresiasi
Siswa mengapresiasi karya siswa
berpartisipasi dalam mengapresisi
lain.
memberikan
karya anaknya. Diharapkan orang
kesempatan siswa untuk melatih
tua mengetahui potensi anaknya.
bagaimana
menanggapi
Sehingga orang tua akan terus
sebuah hasil karya dengan santun.
mendukung pengembangan potensi
Bimbingan guru sangat diperlukan
anaknya. Kegiatan pameran ini
agar
dapat
Tahap
ini
cara
tercipta
suasana
yang
dilakukan
ketika
pengambilan rapot atau kenaikan
harmonis dan kondusif.
kelas.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
50
dijadikan
Gambaran di atas merupakan
penguatan
materi
siswa
langkah-langkah program 6M yang
ketika berada di sekolah meupun
dapat diterapkan di sekolah dasar.
diluar.
Melalui program 6M guru menciptakan
diterapkan hampir pada semua mata
lingkungan yang kaya akan literasi.
pelajaran.
Diharapkan
Program
menerapkan
program
ini
tidak
sulit
untuk
Program
6M
ini
dapat
dengan
ini
dapat
diterapkan, hanya bermodal kemauan
menumbuhkembangan
literasi
guru untuk menerapkannya. Program
sekolah
dan
ini dapat dilakukan di desa maupun di
khususnya.
umumnya
di
kelas
kota. Selain itu, program ini juga
C. Simpulan
Budaya
literasi
Penerapan program literasi 6M
haruslah
ditumbuhkembangkan di sekolah dasar
(mengamati,
agar siswa dapat membiasakan diri
mengkomunikasikan,
mengapresiasi,
mencari
membukukan,
memamerkan)
informasi-informasi
yang
mencipta,
dan
berkaitan dengan pembelajaran yang
merupakan salah satu contoh program
tentunya
untuk
membudayakan literasi yang relatif
dirinya. Semakin besar siswa sadar
mudah dan efektif untuk diterapkan di
akan pentingnya litarasi maka semakin
sekolah. Program ini mengaktifkan
besar peluang siswa
siswa dalam belajar dari lingkungan
bersaing
akan
di
era
berberguna
untuk dapat
moderen.
sekitar
Walau
secara
aktif
pemerintah telah menerapkan program
pembelajaran
Gerakan Literasi Sekolah namun guru
Program ini juga akan mengembangkan
haruslah pandai dalam menyesuaikan
karakter siswa, diantaranya berani,
serta merencanakan program literasi
kritis, dan kreatif, kejujur selain itu
kelas, agar tercipta kondisi kelas yang
program
kondusif dan menyenangkan.
siswa terhadap lingkungan sekitar.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
menjadi
sehingga
menumbuhkan
Aulia Akbar
51
bermakna.
kepekaan
Daftar Pustaka
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Panduan Gerakan Literasi
Sekolah di Sekolah Dasar.
Sari, Jenitta Vaulina Puspita. 2015.
Penerapan Pendekatan Saintifik
dalam Pembelajaran Ekonomi
Sma
Kelas
Xi
Materi
Ketenagakerjaan.
Proseding
Seminar Nasional UNY.
Undang-Undang No 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional.
Clay, M. M. 2001. Change Over Time
in
Children’s
Literacy
Development
Portsmouth:
Heinemann.
DePorter, Bobby. Dkk. 2005. Quantum
Teaching. Bandung: PT Mizan
Pustaka.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
dan Menengah. Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
2016. Disain Induk Gerakan
Literasi Sekolah.
JPSD Vol. 3 No. 1, Maret 2017
ISSN 2540-9093
Aulia Akbar
52