KAJIAN TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM TATA RUANG KOTA MATARAM STUDYING TO PROTECT AND MANAGE ENVIRONMENT IN MATARAM TOWN

KAJIAN TERHADAP PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM TATA RUANG KOTA MATARAM STUDYING TO PROTECT AND MANAGE ENVIRONMENT IN MATARAM TOWN

Arya Sosman

Kepada Biro Akademik & Umum Universitas Islam Al-Azhar Mataram Email : aryasosman@gmail.com

Naskah diterima : 19/04/2014; revisi : 29/05/2014: disetujui : 31/07/2014

A bstrAct

Environment and layout are two different things but they relate to each other. Layout is the place where all development activities occur which then lead to environmental issues in the last decades and reached the alarming level all over the world. Indonesian government through Law No. 32 of 2009 concerning PPLH has included the internationally agreed principles. In addition Law No. 26 of 2007 concerning Spatial Layout is considered very contributive to spatial planning to prevent environmental damage. Regional Regulation No. 12 of 2011 concerning Mataram city spatial plan as the key of the spatial planning implementation which theoretically must

be synchronized with the two laws above. In addition, the Spatial Plan regulation should be aligned with that relates to environmental regulations.. The formulation of problem proposed is as follows: 1. How is the synchronization and harmonization of the Spatial Plan regulation with the Environmental Protection Law and local environmental regulation? 2. How is the implementation of Mataram Spatial Plan regulation in relation to the environment?. This research employs normative-empiric approach. This research employs gradual theory (Stufenbau Theory), authority theory, law enforcement theory, validity and effectiveness theory and also supported by material law state and welfare state theory. Based on the analyses, the researcher concluded that there is inconsistency between regional regulation no 12 of 2011 concerning Mataram Spatial Plan with the regional regulation No. 3 of 2010 concerning West Nusa Tenggara Spatial Plan on Green Open Space, as well as with regional regulation No. 5 of 2014 concerning UKL/UPL. However if it is reviewed intensively between the Spatial Plan regulation and Law No. 32 of 2009 concerning PPLH and Law No. 26 of 2007 concerning Spatial Plan, the principles, purposes, philosophy and substances are all aligned. Meanwhile, the implementation of Mataram Spatial Plan regulation shows only part of it implemented. This occurs due to the absence of regional regulation concerning RDTRK. The city administration has just met the target of RTH of approximately about 1.606,51 hectare or equal to 26.86 percent of 1.839 hectare available (30%). In order to meet the target the administration of Mataram carried out some program such as “green city”, etc.

Key Words: Protection and Managing of Environment, Room Designing Mataram Town.

A bStrAk

Lingkungan hidup dan tata ruang merupakan dua hal yang berbeda tetapi saling terkait satu dengan yang lainnya. Tata ruang merupakan wadah bagi segala aktivitas pembangunan yang kemudian melahirkan persoalan lingkungan hidup yang beberapa puluh tahun terakhir ini sudah sangat mengkhawatirkan di seluruh dunia. Indonesia melalui UU No.32 Tahun 2009 tentang PPLH telah memasukkan prinsip-prinsip yang disepakati oleh dunia

IUS 349

Kajian Hukum dan Keadilan

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm

IUS Kajian Hukum dan Keadilan

internasional. Di samping itu terdapat UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang dianggap paling berkontribusi dalam hal pengaturan ruang sehingga dapat dihindari kerusakan lingkungan, Perda No. 12 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Mataram sebagai ujung tombak dalam implementasi penataan ruang yang secara teoritis harus terdapat sinkronisasi dengan kedua Undang-undang tersebut di atas. Di samping itu juga Perda RTRW Kota Mataram harus terdapat harmonisasi dengan Perda yang berkaitan dengan Perda Lingkungan Hidup. Perumusan masalah yang diajukan adalah; (1)Bagaimana singkronisasi dan harmonisasi antara Perda RTRW Kota Mataram dengan UUPLH dan Perda Lingkungan Hidup Kota Mataram, dan yang ke (2) Bagaimana implementasi Perda RTRW kota Mataram khususnya berkaitan dengan lingkungan hidup. Penelitian ini menggunakan pendekatan normative – empirik. Penelitian ini menggunakan pendekatan teori berjenjang (Stufenbau Theory), teori kewenangan, teori penegakan hukum dan teori keberlakuan dan efektifitas serta didukung dengan teori Negara hukum materiel dan atau teori negara kesejahteraan.Dari hasil pengkajian penulis menyimpulkan telah terdapat insinkronisasi antara Perda No.12 Tahun 2011 tentang RTRW Kota Mataram dengan Perda No.3 tahun 2010 tentang RTRW Provinsi NTB sepanjang mengenai RTH. Demikian juga antara Perda RTRW Kota Mataram dengan Perda No. 5 tahun 2004 tentang UKL/ UPL telah terjadi disharmoni. Namun jika direview antara Perda RTRW Kota Mataram dengan Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang PPLH dan UU No.26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang telah terdapat sinkronisasi, baik dari aspek asas, tujuan, filosofi dan substansi (norma). Sedangkan tentang implementasi Perda RTRW Kota Mataram dapat disimpulkan sebagian ketentuan tentang Perda telah diimplementasikan. Hal ini terjadi karena belum ada Perda tentang RDTRK. Pemerintah Kota baru memenuhi target RTH seluas 1.646,51 hektar atau setara dengan 26,86 persen dari 1.839 Ha (30%). Dalam rangka mempercepat pemenuhan ini juga dilakukan program-program lain seperti program “green city” , dan lain-lain.

Kata Kunci:Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,Tata Ruang Kota Mataram

PENDAHULUAN

u Ntuk memeNuHi amaNat Pasal 33 ayat(3)UUD 1945, pada tahun 1960 ke-

luarnya Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria yang lebih dikenal dengan nama UUPA No. 5 Tahun 1960, yang memberi- kan landasan hukum kepada pemerintah untuk mengatur peruntukan bumi, air dan ruang angkasa, termasuk di dalamnya mem berikan kewenangan kepada pemerin- tah untuk mengatur Lingkungan hidup dan tata ruang. Selanjutnya karena terjadi amandemen UUD 1945 muncul pasal 25A, Pasal 28H ayat (1), serta Pasal 33 ayat (4) yang memberi landasan bagi perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta penataan ruang negara Republik Indo- nesia. Karena itu pada tahun 2007 Pemerimtah bersama DPR menyetujui UU No.26 Tahun 2007 tentang Penataan

Ruang dan pada tahun 2009 keluar UU No. 32 Tahun 2009 tentang PPLH.

Sementara itu di tingkat daerah, Pemda bersama DPRD Provinsi NTB telah mem- buat Perda No. 3 Tahun 2010 Tentang RTRW Provinsi NTB dan setahun ke- mudian Pemda Kota Mataram bersama DPRD menetapkan Perda No. 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kota Mataram.Se- dangkan Perda tentang Lingkungan Hidup, baik di Provinsi maupun di Kota Mataram masih menggunakan Perda yang lama, yakni Perda Provinsi NTB No 5 tahun 1996 tentang Pengelolaan PLH dan Perda Kota Mataram No.5 Tahun 2004 Tentang Pengelolaan dan Upaya Pe mantau an Ling- kungan Hidup (UKL/UPL) Perda lain yang bersifat sektoral juga telah dibuat untuk memperkuat Ling kungan Hidup, seperti Perda Provinsi NTB No 2 Tahun 2012 ten- tang Irigasi, Perda provinsi NTB No 5 ta-

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata ..... hun 2010 tentang Pengelolaan Air tanah, tertata, pelanggaran rencana tata ruang

Perda Provinsi NTB Nomor 5 tahun 2007 terjadi di mana-mana, boros infrastruktur. tentang Per lindungan Hutan, dan seb- Hal ini menyebabkan terjadinya pening- againya.

katan kerawanan sosial, budaya, dan ke- amanan. Tuntunan pertumbuhan ekonomi

Perda No.12 Tahun 2011 tentang RT- menjadi faktor utama perubahan tata guna RW Kota Mataram merupakan payung lahan dan penyimpangan rencana tata

hukum (umbrella act) untuk pembangunan

ruang di kota Mataram.

di Mataram karena keseluruhan normanya mengatur teknis pembangunan agar se-

Dalam rangka mengantisipasi persoalan luruh aktivitas pembangunan dapat ber- tersebut, dengan berdasarkan UUPR, jalan secara bertanggung jawab, lestari, Provinsi NTB menetapkan RTRW Provinsi berlanjut, serasi, seimbang, terpadu, ber- untuk merencanakan pengembangan kota manfaat, adil, terintegrasi dan par tisipatif, Mataram ke depannya dengan meng ikut- sehingga aktifitas pembangu nan tidak sertakan wilayah-wilayah sekitarnya yang merusak lingkungan.

berbatasan langsung secara administrasi. Hal ini mendukung dikembangkannya

Sebagai ibu kota provinsi dan pusat ke- kota Mataram menjadi kota metro yang

giatan nasional,menjadikan Mataram se- men cakup beberapa wilayah kecamatan bagai pusat pertumbuhan kota-kota di yang ada di sekitarnya, yakni kecamatan

provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Batu Layar, Gunung Sari, Lingsar, Nar-

pusat kegiatan baik wilayah maupun lokal. mada, Labuapi, dan Kediri. Hal ini menyebabkan terjadinya per-

kembangan yang pesat pada semua aspek Apabila Perda RTRW Kota Mataram di- kehidupan. Perkembangan tersebut tanpa hubung kan dengan Perda No. 5 Tahun disadari telah merubah wajah kota Mata- 2004 tentang UKL/UPL Kota Mataram, ram, berupa perubahan tata kota dan pola secara konsepsional Perda tersebut dibuat tingkah laku masyarakat.

sebagai pelaksana UUPLH yang lama, yakni UU No. 23 tahun 1997 yang tidak

Selain itu, perkembangan yang terjadi se penuh nya memiliki visi perlindungan

juga menjadikan kota Mataram menjadi akan tetapi hanya memiliki visi pe-

kota tanpa batas “borderless city”, banyak ngelolaan lingkungan hidup.Norma yang

orang yang beraktivitas di dalam kota terkandung dalam Perda RTRW Kota

Mataram tetapi bermukim di luar kota Mata ram bersifat umum sehingga memer-

Mata ram dan sebaliknya. Gejala pemanfa- lukan penjabaran lebih lanjut ke dalam atan lahan perkotaan dan daerah belakang- rencana detail tata ruang kota (RDTRK)

nya secara organik dan tersebar mengikuti beserta masalah-masalah teknis lainnya

gejala pergerakan “lompatan katak” (leap diatur dengan Perda dan Peraturan fort ) 1 sehingga pemanfaatan ruang per- Walikota (Perwali). Perda dan Perwali ten-

kotaan dan sekitarnya menjadi tidak tang RDTRW merupakan ujung tombak

keberlakuan Perda RTRW, karena itu

1 Strategi ‘Lompatan Katak’ adalah strategi yang tanpa RDTRW, RTRW tidak akan pernah

umumnya dipakai untuk mengembangkan kota kearah

yang akan dituju dengan cara menempatkan sebuah bisa diimplementasikan secara baik.

‘komplek bangunan’ yang menjadi pusat pertumbuhan, yang letaknya jauh dari pusat kota , sehingga ‘ruang

Mengacu pada uraian masalah pe mi-

kota’ yang ada diantara pusat kota dan komplek baru

yang dibangun tersebut akan tumbuh dengan cepat, kiran di atas, maka dapat dirumuskan karena sering menjadi lewatan dan sebagai jalan atau beberapa hal untuk mengetahui : daerah penghubung. Dikutip dari Handinoto, “Daendels dan Perkembangan Arsitektur Di Hindia Belanda Abad

19 , hlm. 44, Makalah

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 351

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

b. Rencana struktur ruang wilayah pro- nisasi antara Perda Nomor 12 Tahun 2011

Bagaimana sinkronisasi dan harmo-

vinsi yang meliputi sistem perkotaan Tentang RTRW Kota Mataram dengan UU

dalam wilayahnya yang berkaitan Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan

dengan kawasan perdesaan dalam wil- Ruang, UUNomor 32 Tahun 2009 Tentang

ayah pelayanannya dan sistem jaringan PPLH dan Perda Lingkungan Hidup Kota

prasarana wilayah provinsi; Mataram: Bagaimana implementasi Perda

c. Rencana pola ruang wilayah provinsi RTRW Kota Mataram khususnya yang

yang meliputi kawasan lindung dan berkaitan dengan lingkungan hidup?

kawasan budi daya yang memiliki nilai Jenis penelitian dalam tulisan adalah

strategis provinsi;

penelitian hukum normatif-empiris, yakni

d. Penetapan kawasan strategis provinsi; mengkaji norma-norma hukum yang ter-

e. Arahan pemanfaatan ruang wilayah dapat Perda RTRW Kota Mataram, dan

provinsi yang berisi indikasi program peraturan Perundang-undangan yang ter-

utama jangka menengah lima tahunan; kait langsung dengan permasalahan Ling-

dan

kungan Hidup dan Tata Ruang.

f. Arahan pengendalian pemanfaatan Pendekatan dilakukan dengan: (a)Pen-

ruang wilayah provinsi yang berisi indi- dekatan Perundang-undangan (statute

kasi arahan peraturan zonasi sistem approach), (b)Pendekatan Konseptual, (c)

provinsi, arahan perizinan, arahan Pendekatan Empiris (Pendekatan Sosial

insentif dan disinsentif, serta arahan dan Ekonomis)

sanksi.

Sumber dan Jenis Data dan Bahan Ke enam materi tersebut dalam RTRW Hukum, Penelitian ini menggunakan 2 Provinsi NTB dapat dilihat pada pasal 4

(dua) jenis data dan satu bahan hukum, yang memuat asas, pasal 5 memuat tujuan, yakni Data data primer, data sekunder dan pasal 6 hingga pasal 12 tentang Kebijakan Bahan hukum Tersier.

dan Strategi Penataan Ruang. Sedangkan pasal 13 sampai dengan pasal 26 mengatur

PEMBAHASAN

tentang rencana struktur, pasal 27 sampai dengan pasal 34 tentang rencana pola

A. Analisis Sinkronisasi PERDA No. 12 ruang wilayah Provinsi, pasal 35 sampai Tahun 2011 Tentang RTRW Kota Mata- dengan pasal 36 tentang penetapan kawa- ram dengan Perda No. 3 Tahun 2010 san strategis Provinsi, pasal 37 ten tang Tentang RTRW Provinsi NTB dan UU arahan pemanfaatan ruang wilayah pro- No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan vinsi, dan pasal 38 sampai dengan pasal 75 Ruang

tentang arahan pengendalian pemanfaatan

Secara struktural pembuatan Perda ruang wilayah provinsi yang berisi indikasi RTRW Kabupaten berpedoman pada arahan peraturan zonasi sistem provinsi, RTRW Provinsi, RTRW Provinsi ber pe- arahan perizinan, arahan insentif dan doman pada UUPR. Sesuai dengan amanat disinsentif, serta arahan sanksi Pasal 23 UUPR No. 26 Tahun 2007 mua-

Dalam Perda No.12 Tahun 2011, tan yang harus ada pada PERDA RTRW Tentang RTRW Kota Mataram, muatan-

Provinsi adalah sebagai berikut: muatan sebagaimana tersebut di atas telah

a. Tujuan, kebijakan, dan strategi diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: penataan ruang wilayah provinsi;

352 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata .....

1. tujuan, kebijakan, dan strategi penataan Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 25A, dan ruang wilayah kabupaten, diatur pada Pasal 33 ayat (3), sementara pada Perda Pasal 4, Pasal 5, pasal 6;

RTRW memuat banyak rujukan hukum, diantaranya UUPA No 5 Tahun 1960, UU

2. rencana struktur ruang wilayah kabu- Perindustrian No. 5 Tahun 1984, UU No.

paten yang meliputi sistem perkotaan di wilayah nya yang terkait dengan kawa-

5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sum- berdaya Alam Hayati, dan seterusnya,

san perdesaan dan sistem jaringan pra-

sarana wilayah kabupaten, diatur pada , merupakan salah Pasal 13 s.d. pasal 25;

yang menurut Arba 2

satu bentuk insinkronisasi antara UUPR dengan Perda RTRW Provinsi NTB.

3. rencana pola ruang wilayah kabupaten Demikian juga dengan cakupan materi yang meliputi kawasan lindung kabu- (substansi) pasal 15 UUPR yang me- paten dan kawasan budi daya kabu- nyebut kan secara lengkap cakupan materi paten, diatur pada Pasal 26 s.d. pasal 46; RTRW Nasional bahwa : “Rencana Tata

4. penetapan kawasan strategis kabupaten, Ruang Wilayah Nasional, rencana tata diatur pada Pasal 47 s.d. pasal 50;

ruang wilayah provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota mencakup

5. arahan pemanfaatan ruang wilayah ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, kabupaten yang berisi indikasi program termasuk ruang di dalam bumi ”, sementara utama jangka menengah lima tahunan, cakupan muatan yang terdapat dalam diatur pada Pasal 51; RTRW Provinsi tidak menyertakan secara

6. ketentuan pengendalian pemanfaatan khusus rencana tata ruang laut, udara dan

ruang wilayah kabupaten yang berisi ruang bawah tanah. 3 Kecuali hanya dalam

ketentuan umum peraturan zonasi, pasal 45 ayat (1) c RTRW NTB mengatur ketentuan perizinan, ketentuan insentif sedikit kegiatan di bawah perairan, yang dan disinsentif, serta arahan sanksi, menyatakan bahwa: “Per aturan zonasi dimuat pada pasal 52;

untuk jaringan tran sportasi penyebe-

7. rencana penyediaan dan pemanfaatan rangan harus disusun dengan mematuhi ruang terbuka hijau diatur dalam pasal ketentuan mengenai : ketentuan pela- 30;

rangan kegiatan di bawah perairan yang berdampak pada keberadaan alur pe-

8. rencana penyediaan dan pemanfaatan nyeberangan. ruang terbuka non hijau, diatur dalam pasal 39;

RTRW Provinsi disusun untuk jangka waktu 20 tahun dan ditinjau kembali satu

9. rencana penyediaan dan pemanfaatan kali dalam 5 tahun. Apabila terdapat dua prasarana dan sarana jaringan pejalan alasan obyektif dapat ditinjau kembali atau kaki, angkutan umum, kegiatan sektor direvisi kurang dari lima tahun. Alasan informal, dan ruang evakuasi bencana, revisi kurang dari 5 tahun yang dimaksud yang dibutuhkan untuk menjalankan UUPR adalah (1) karena bencana alam fungsi wilayah kota sebagai pusat besar berskala nasional dan (2) terjadinya pelayanan sosial ekonomi dan pusat batas teritorial (pasal 23 ayat 5 UUPR). pertumbuhan wilayah, diatur dalam Alasan tersebut kemudian diperluas Per- Pasal 40, pasal 41, pasal 54, pasal 66 aturan Pemerintah (PP) No.15/2010, dan pasal 72; tentang RTRW Nasional yang dalam pasal

88 ayat (2) menyatakan: (1) terjadi pertimbangan hukumnya, sepenuhnya 2

Dalam konsideran UUPR, di bagian

merujuk pada UUD 1945, dalam hal ini Arba, Op.Cit, hlm.189

3 Ibid, hlm. 189

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 353

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

perubahan kebijakan nasional yang mem- Berbeda dengan Perda No. 12 tahun 2011 pengaruhi penataan ruang wilayah pro- tentang RTRW Kota Mataram, di samping vinsi; dan/atau (2) terdapat dinamika pem- memuat secara khusus pengaturan RTH bangunan provinsi yang menuntut per- tetapi juga diatur tersebar di berbagai pasal lunya dilakukan peninjauan kembali dan di beberapa aspek di dalam Perda RTRW. revisi rencana tata ruang wilayah provinsi. Dengan demikian dari sisi ini jika Dengan demikian ada 4 alasan untuk disandingkan antara Perda RTRW Provinsi dapat melakukan revisi RTRW, yakni (1) dengan Perda RTRW Kota Mataram, bencana alam, (2)perubahan batas teri- khususnya yang terkait dengan masalah torial, (3)perubahan kebijakan nasional Ruang Terbuka Hijau dapat dikatakan dan (4) terdapat dinamika pem bangunan mengalami insinkronisasi. provinsi

Sedangkan yang menyangkut luas

Dalam pasal 79 ayat (2) dan (3) Perda kawasan hutan oleh UUPR diamanatkan RTRW Provinsi NTB menyebutkan:

30% dari luas daerah aliran sungai, sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat (5)

a. ayat (2) Dalam kondisi lingkungan UUPR: “Dalam rangka pelestarian ling-

strategis tertentu yang berkaitan kungan sebagaimana dimaksud pada ayat dengan bencana alam skala besar dan/ (4), dalam rencana tata ruang wilayah

atau perubahan batas teritorial wilayah ditetapkan kawasan hutan paling sedikit 30

provinsi yang ditetapkan dengan (tiga puluh) persen dari luas daerah aliran peraturan perundang-undangan, RT- sungai ”. Penetapan proporsi luas kawasan

RW Provinsi Nusa Tenggara Barat dapat hutan terhadap luas daerah aliran sungai

ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dimaksudkan untuk menjaga kese-

dalam 5 (lima) tahun. imbangan tata air. Dengan bahasa yang

b. Ayat (3) Peninjauan kembali sebagai- berbeda Dalam Pasal 10 ayat (2) b RTRW mana dimaksud pada ayat (2) juga Provinsi NTB disebutkan:”Strategi untuk dilakukan apabila terjadi perubahan mempertahankan luas kawasan lindung kebijakan nasional dan strategi yang meliputi: mewujudkan kawasan berfungsi mempengaruhi pemanfaatan ruang lindung dalam satu wilayah pulau dengan provinsi dan/atau dinamika internal luas paling sedikit 30% (tiga puluh provinsi.

perseratus) dari luas DAS dengan sebaran

Berkaitan dengan penataan ruang wi- proporsional” ; Kawasan Lindung diatur layah kota, pasal 26 UUPR secara khusus secara khusus dalam Pasal 28, Pasal 29, mengamanatkan perlunya penye diaan dan dan Pasal 30 RTRW Provinsi. pemanfaatan ruang terbuka hijau, yang

B. Sinkronisasi Perda No.12 Tahun 2011 proporsi luasannya ditetapkan paling Tentang RTRW Kota Mataram dengan

sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas UU No. 32 tahun 2009 tentang Perlin- wilayah kota, yang diisi oleh tanaman,

dungan dan Pengelolaan Lingkungan baik yang tumbuh secara alamiah maupun

Hidup

yang sengaja ditanam. Meski tidak mem-

1. Sinkronisasi Dari Aspek Asas dan buat bab khusus tentang RTH namun Per-

da RTRW NTB telah membuat aturan

Tujuan

tentang RTH yang diatur dalam Pasal 10 Asas penataan ruang yang digunakan ayat (2) g, : “mengembangkan ruang dalam pasal 2 UU No. 26 Tahun 2007

terbuka hijau dengan luas paling sedikit tentang Penataan Ruang, adalah: 30% dari luas kawasan perkotaan ”.

a. keterpaduan;

354 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata .....

b. keserasian, keselarasan, dan keseim- secara serasi, seimbang, terpadu dan bangan;

berkelanjutan dalam rangka mendorong wi-

c. keberlanjutan; layah provinsi sebagai kawasan pengem-

bangan agrobisnis dan pariwisata untuk

d. keberdayagunaan dan keberhasil- meningkatkan daya saing daerah dengan gunaan;

tetap memperhatikan daya dukung ling-

e. keterbukaan kungan hidup dan kelestarian sumberdaya alam ”.

f. kebersamaan dan kemitraan;

g. pelindungan kepentingan umum; Dalam pasal 4 Perda RTRW Kota Mataram menyebutkan tujuan penataan

h. kepastian hukum dan keadilan; dan ruang Kota adalah untuk mewujudkan

i. akuntabilitas. Kota sebagai Kota Pendidikan, Per- dagangan dan Jasa, Industri, serta Pari-

Ke 9 asas persis sama dengan asas Perda wisata Berbasis Kearifan Lokal yang RTRW Kota Mataram yang dimuat dalam Didukung dengan Prasarana dan Sarana pasal 2. Asas yang sama juga terdapat pada Perkotaan yang Seimbang dan Ber- RTRW Provinsi NTB. Makna dari ke 9 wawasan Lingkungan. Tujuan ini lebih (Sembilan) asas tersebut dapat dilihat kongkrit dibanding dengan tujuan yang dalam penjelasan UUPR maupun dalam terdapat dalam UUPR. Hal ini dikarena- Perda. Dengan demikian dapat dikatakan kan RTRW bersifat operasional sedangkan bahwa dari sisi asas, antara Perda RTRW tujuan yang tercantum dalam UUPR Kota Mataram telah terdapat sinkronisasi bersifat ideal/abstrak. Dilihat dari tujuan dengan Perda No 3 tahun 2010 Tentang tersebut nampak bahwa Pemerintah kota RTRW NTB maupun dengan UU No 26 Mataram menitikberatkan RTRW untuk Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. empat bidang, yakni: (1) bidang pen-

Berikutnya adalah tentang tujuan pe- didikan, (2) bidang perdagangan dan Jasa nataan ruang menurut Pasal 3 UUPR (ekonomi), (3) bidang Industri, serta yang adalah untuk mewujudkan ruang wilayah ke (4) adalah bidang pariwisata yang ke- nasional yang aman, nyaman, produktif, mudian didukung oleh prasarana dan dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan sarana yang seimbang serta berwawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional den- lingkungan. gan (a) terwujudnya keharmonisan antara

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam lingkungan alam dan lingkungan buatan, RTRW Kota Mataram menyusun 2 (dua) (b) terwujudnya keterpaduan dalam peng- arah umum kebijakan dan strategi untuk gunaan sumber daya alam dan sumber penataan ruang wilayah kota, yakni: (a) daya buatan dengan memper hatikan sum- kebijakan dan strategi pengembangan ber daya manusia dan (c) ter wujudnya pe- struktur ruang wilayah kota; dan (b) lindungan fungsi ruang dan pencegahan kebijakan dan strategi pengembangan pola dampak negatif terhadap lingkungan ruang wilayah kota. Hal ini sesuai dengan akibat pemanfaatan ruang. ketentuan yang diatur dalam pasal 26 s.d.

Dalam Pasal 5 Perda NTB No 3 pasal 28 UUPR maupun dalam Permen PU TAHUN 2010, Tentang RTRW Provinsi No 17 Tahun 2009 tentang Pedoman NTB Tahun 2009 – 2029 Tujuan penataan Penyusunan RTRW Kota.Berdasarkan ruang wilayah provinsi adalah: “me- keterkaitan itu maka asas dan tujuan yang wujudkan ruang wilayah provinsi yang telah ditetapkan oleh UUPPLH, secara maju dan lestari melalui penataan ruang berjenjang harus selaras dengan asas dan

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 355

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

tujuan yang tercantum dalam UU No. 27 maupun sebagai sumber daya perlu tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan

dilindungi guna mempertahankan atau asas yang terkandung dalam Perda

kemampuan daya dukung dan daya No. 3 Tahun 2010 tentang RTRW Provinsi

tampung bagi kehidupan manusia” NTB dan Perda No. 12 tahun 2011 tentang

Dalam konsideran UUPPLH disebutkan RTRW Kota Mataram.

pada huruf a,

Dengan demikian dapat dikatakan “bahwa lingkungan hidup yang baik bahwa orientasi utama UU No. 32/2009 tentang PPLH dan Perda No. 12/2011 dan sehat merupakan hak asasi setiap

warga negara Indonesia sebagaimana tentang RTRW Kota Mataram, adalah diamanatkan dalam Pasal 28H upaya pelestarian (konservasi) fungsi ling- ku ngan hidup melalui pembangunan yang Undang-Undang Dasar Negara Re-

berkelanjutan dan kepentingan umum, publik Indonesia Tahun 1945” se- lanjutnya dalam huruf b disebutkan

sehingga dapat ditarik kesimpulan kedua asas UU tersebut telah selaras atau sin- “bahwa pembangunan ekonomi nasi-

kron. Hal ini terlihat pada kesamaan asas onal sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara Re-

keterpaduan, asas keserasian, keselarasan, pub lik Indonesia Tahun 1945 di seleng- dan keseimbangan, asas keberlanjutan serta asas keadilan. Demikian juga antara garakan berdasarkan prinsip pe-

mbangunan berkelanjutan dan be r wa - UUPPLH dengan Perda RTRW Provinsi

wasan lingkungan”

maupun Kota Mataram dari sisi asas dan tujuan telah terdapat keselarasan.

Oleh karena itu, negara, pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan ber-

2. Sinkronisasi Dari Sisi Filosofi kewajiban untuk melakukan per lindungan

Dalam penjelasan PERDA RTRW Kota dan pengelolaan lingkungan hidup dalam Mataram disebutkan bahwa:

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia dapat

…”Ruang Wilayah Kota Mataram merupakan Karunia Tuhan Yang tetap menjadi sumber dan penunjang Maha Esa yang sekaligus merupakan hidup bagi rakyat Indonesia serta makhluk

hidup lain. Demikian juga jika dikon- Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Barat

yang harus dikembangkan dan diles- struksikan dengan pasal 33 UUD 1945 tarikan pemanfaatannya secara opti- yang menyebutkan bahwa “Bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalam- mal agar dapat menjadi wadah bagi

kehidupan manusia serta mahluk nya dikuasai oleh negara dan diper gunakan untuk sebesar-besar kemak muran rakyat

hidup lainnya secara berkelanjutan ”.

Kalimat dikuasai oleh negara mengandung demi kelangsungan hidup yang ber-

makna dan tanggung jawab yang besar dari kualitas. Oleh karena itu di dalam

memanfaatkan ruang wilayah Kota negara atas kemakmuran seluruh rakyat Mataram baik untuk kegiatan pem- Indonesia. bangunan maupun untuk kegiatan

Berdasarkan kewenangan yang dimiliki lain perlu dilaksanakan secara bijak- oleh Negara, maka sudah menjadi

sana, dengan memperhatikan dan keharusan bagi pemerintah baik pusat mem pertimbangkan azas terpadu, ter- sampai ke daerah untuk melakukan tib, serasi, seimbang, dan lestari. perencanaan, pengaturan, dan pengelolaan Dengan demikian, baik ruang sebagai atas bumi, air, dan kekayaan alam yang wadah kehidupan dan penghidupan terkandung di dalamnya dengan ketentuan

356 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata ..... untuk kemakmuran masyarakat seluas- rupakan ijin yang diberikan atas kesesuain

luasnya dengan tanpa mengurangi atau bangunan dengan kondisi bidang tanah; mengabaikan hak-hak masyarakat. Dari dan 4. Ijin Lingkungan. analisa tersebut dapat disimpulkan secara filosofi RTRW Kota Mataram telah selaras

B. Harmonisasi PERDA Nomor 12 Tahun dengan UUPPLH No. 32 Tahun 2009.

2011, Tentang RTRW Kota Mataram dengan Perda Nomor 5 tahun 2004,

3. Sinkronisasi Ditinjau Dari Sisi Sub-

Tentang UKL/UPL

stansi PERDA RTRW Kota Mataram telah

Integrasi Kajian Lingkungan Hidup mengatur sedemikian rupa masalah ruang

Strategis (KLHS) dalam perencanaan tata yang sesuai dengan peruntukannya se- ruang dipertegas pada pasal 15 UU No. 32

dangkan secara lebih teknis dan detail Tahun 2009 tentang PPLH: pemerintah

akan diatur ke dalam Rencana Detail Tata pusat dan pemerintah daerah wajib Ruang (RDTR), berikut perijinannya. Un-

membuat KLHS untuk memastikan bahwa tuk membandingkan materi PERDA RT-

prinsip pembangunan berkelanjutan telah RW Kota Mataram dengan PERDA UKL/

menjadi dasar dan terintegrasi dalam UPL Kota Mataram hanya dapat dilihat pembangunan suatu wilayah dan/atau ke- dari kajian lingkungan karena RTRW cak- bijakan, rencana, dan/atau program dan

upannya sangat luas dan komperehensif, wajib melaksanakan KLHS ke dalam

yakni tentang penataan pemakaian ruang, penyusunan atau evaluasi RTRW beserta sedangkan Perda tentang UKL/UPL hanya

rencana rincinya. mengatur ten tang Perizinan di bidang ling-

Pada PERDA No. 12 tahun 2011 kungan hidup, dan lebih khusus lagi ten- Tentang RTRW Kota Mataram, jika dilihat tang kewajiban AMDAL atau tidak. Dalam dari judulnya (nomenkelatur) yang mem- peraturan yang baru SPPL hanya diber- berikan jaminan jangka waktu berlakunya lakukan pada kegiatan yang tidak wajib RTRW Mataram selama 20 tahun, yakni UKL/UPL, sedangkan UKL/UPL diber- sejak tahun 2011 s.d. tahun 2031 me- lakukan terhadap kegiatan yang tidak nunjukan RTRW Kota Mataram telah wajib Amdal, sedangkan peraturan yang melaksanakan prinsif pembangunan yang lama SPPL tidak diwajibkan selain UKL/ berkelanjutan (KLHS). Sedangkan dari sisi UPL dan AMDAL.Karena itu secara hori- substansinya dapat diperoleh gambaran zontal dapat dikatakan tidak terdapat har- bahwa RTRW Kota Mataram telah monisasi antara Perda No 12 Tahun 2011 memenuhi prinsif-prinsif KLHS.

Tentang RTRW Kota Mataram dengan Per-

da No. 5 Tahun 2004 tentang UKL/UPL. Salah satu instrumen lingkungan hidup

menurut UUPPLH adalah perizinan,

C. Gambaran Umum Implementasi RTRW UUPPLH telah mengatur 2 jenis izin,

Kota Mataram Hubungannya dengan yakni izin usaha dengan izin lingkungan.

Lingkungan Hidup

Persoalan izin juga telah diatur oleh Dalam RPJMD Kota Mataram 2010-

PERDA RTRW Kota, diantaranya sebagai- 2015, disebutkan isu-isu strategis pem- mana terdapat padapasal 85 Perda RTRW): bangunan daerah yang terkait dengan

1. Ijin Prinsip, merupakan ijin Rencana lingkungan hidup dan penataan ruang

Tata Ruang yaitu kesesuaian lokasi dengan

adalah sebagai berikut:

pemanfaatan bidang tanah; 2. Ijin Lokasi adalah ijin tentang penggunaan tanah; 3.

a. Rendahnya perilaku hidup bersih dan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) me-

sehat. Hal ini terlihat dari masih belum

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 357

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

optimalnya beberapa indikator kualitas Kawasan Resapan Air yang diatur

kesehatan masyarakat yang berimplikasi dalam pasal 1 angka (49), pasal 28, pasal pada rendahnya daya dukung pem-

63 serta pasal 69 Perda RTRW Kota Mata- bangunan.

ram. Kawasan resapan air merupakan kawasan yang berfungsi untuk meresap

b. Lemahnya kualitas pelayanan publik di

bidang Pendidikan, Kesehatan, Per- genangan air akibat curah hujan yang

tinggi, atau karena adanya banjir kiriman ijinan, Kependudukan dan Catatan

dari daerah lain dan juga akibat alih fungsi Sipil. Hal ini terlihat dari masih belum

opti mal nya penerapan Standar Pelaya- lahan pertanian. Dalam implementasinya,

untuk mengurangi gena ngan air yang ter- nan Minimal (SPM) yang berdampak

dapat pada 16 titik dan banjir Pemerintah pada rendahnya kepuasan masyarakat

Kota Mataram telah menargetkan bebas atas pelayanan yang diberikan.

genangan di tahun 2012, sehingga program

c. Lemahnya akses pelayanan publik di ini telah dirintis sejak tahun 2011 dengan bidang Pendidikan, Kesehatan, Per- pembuatan dan perbaikan saluran drainase ijinan, Kebersihan, Sanitasi, Air Bersih, sepanjaug 18, 6 Km dari Dana Pe- Kependudukan dan Catatan Sipil.

nyesuaian Infrastruktur Daerah (DPID)

d. Tingginya potensi bencana alam banjir/ sebesar 9, 7 milyar rupiah, dan sepanjang

genangan dan abrasi di wilayah kota.

4, 7 Km besrasal dari APBD Kota Mataram Hal ini tercermin dari masih ter- sebesar 2, 3 milyar rupiah. dapatnya titik genangan yang tersebar

Dari data yang penulis peroleh di lapan- di beberapa wilayah kota terutama pada

gan tercatat 71, 32 persen drainase dalam saat musim penghujan. Sedangkan

kondisi baik di tahun 2012 sedangkan di abrasi masih dirasakan oleh masyarakat

tahun 2013 terjadi pe ningkatan hingga 88, kawasan pesisir pada musim angin

28 persen dengan panjang drainase dalam barat.

kondisi baik sepanjang 173.946 meter, dan

e. Masih tingginya luas kawasan per- drainase dalam kondisi kurang baik atau

mukiman Padat, Kumuh, dan Miskin tersumbat sepanjang 49.880 meter 5 . Efekti-

(PAKUMIS). Hal ini tercermin dari vitas genangan dan banjir dilakukan me- masih luasnya kawasan kumuh di Kota lalui normalisasi saluran drainase baik di Mataram (18, 65 ha) yang tersebar di jalan utama, juga drainase di permukiman

enam kecamatan dan meliputi 18 dan perumahan penduduk 6 . kelurahan.

Beberapa kendala yang ditemukan di la-

f. Tingginya kemacetan lalu lintas (pada pangan antara lain masih kurangnya ke- waktu dan lokasi tertentu). Hal ini pedulian dan partisipasi masyarakat dalam tercermin pada saat masuk/pulang se- memelihara infrastruktur yang sudah

kolah/kerja di beberapa ruas jalan. 4 dibangun. Hal ini dapat dilihat masih ban-

Isu-isu tersebut kemudian dijadikan yaknya masyarakat yang me manfa atkan variable dan indikator keberhasilan dalam sungai dan drainase yang ada sebagai tem- merencanakan pembangunan di bidang pat pembuangan sampah. Dalam meng- tata ruang dan lingkungan hidup, yaitu:

atasi masalah ini, SKPD terkait meningkat- kan sosialisasi, serta mengembangkan

a. Kawasan Resapan Air Bank Sampah di tingkat Kecamatan. Pada tahun 2012, ditetapkan kebijakan kepada

4 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 5 Wawancara dengan Miftahurrahman, Kabid (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015, hlm IV-12 Perencanaan Dinas PU Kota Mataram, 1 September 2012

– IV 14

6 Ibid

358 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata ..... Pemilik Toko/Ruko untuk tidak menutup RTRW Kota mataram, yakni: Kelurahan

secara permanen saluran drainase di depan Bintaro, Kelurahan Ampenan Selatan, Ke- toko/ruko milik nya, hal ini untuk memu- lurahan Taman Sari, Kelurahan Ampenan dahkan upaya normalisasi jika terjadi pe- Utara, Kelurahan Pejeruk, Kelurahan

nyumbatan 7 . Kebon Sari, Kelurahan Rembiga, Ke lu- rahan Karang Baru, Kelurahan Monjok,

Langkah-langkah preventif untuk me- Ke lurahan Monjok Barat, Kelurahan Mata-

ngatasi permasalahan genangan adalah ram Timur, Kelurahan Cakranegara Ti-

dengan penyiapan ketersediaan kawasan mur, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru,

resapan air, sebagaimana telah diprogram- Kelurahan Tanjung Karang, Kelu rahan

kan atau diatur dalam pasal 28 Perda Jempong Baru, Kelurahan Sayang Sayang,

No.12 tahun 2011 Tentang RTRW, se- Kelurahan Selagalas, dan Kelu rahan Dasan

lanjutnya kawasan resapan air didukung Cermen. Untuk meningkat kan keterse- oleh ketersediaan sumur-sumur resapan. diaan kawasan resapan air Pemerintah

Dalam implementasinya pada tahun 2011, kota telah melakukan ke giatan-kegiatan,

kawasan sumur resapan diban dingkan

sebagai berikut:

dengan luas kota Mataram hanya 0, 03 persen atau seluas 3.000 meter persegi,

1) Pemerintah Kota Mataram melaku- persentase luasan ini menurun pada tahun

kan pengendalian dalam pemberian 2012 menjadi seluas hanya 0, 01 persen

Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atau 9.200 meter persegi. Sumur resapan

dalam pengalihan fungsi lahan ter- yang dibangun di empat ling kungan,

utama pada zona atau kawasan yang antara lain: Lingkungan Ke bon Bawak

menjadi kawasan resapan air. Barat, Lingkungan Sukaraja Timur Per-

2) Meningkatkan fungsi kelestarian luasan, Lingkungan Pejarakan, dan Ling-

dan konservasi lingkungan hidup, kungan Rembiga. Masing dengan dia meter

dengan penyediaan Pohon Pelindung

1, 2 meter dan kedalaman 3 meter. Di sebanyak 1 paket, dan 1 paket Taman samping sumur resapan juga dibangun

KEHATI di Kelurahan Selagalas. BIOPOR1 sebanyak 1.000 unit dan alat

3) Mengimplementasikan dokumen SL - pengebor 100 unit. 8 HD dalam pengkajian Dampak Ling-

Untuk meningkatkan ketersediaan ka-

kungan.

wasan resapan air, Badan Lingkungan

b. Penataan Sempadan Sungai Dan Pantai, Hidup Kota Mataram melalui Program

Ketentuan tentang sempadan diatur Perlindungan dan Konservasi Sumber dalam pasal 10, pasal 11, pasal 12, pasal 23,

Daya Alam, akan menambah cakupan BI- pasal 24 dan pasal 29 Perda RTRW Kota

O PORI atau SUMUR RESAPAN pada titik Mataram. Pengelolaan kawasan sempadan

strategis yang rawan genangan ataupun sungai di Kota Mataram diarahkan untuk banjir di 50 kelurahan. Konser vasi Sumber

melindungi sungai dari kegiatan yang Daya Alam (SDA) juga dengan meng-

dapat mengganggu dan merusak kualitas optimalkan ruang terbuka hijau yang ada air sungai dan kondisi fisik tepi dan dasar

di Kota Mataram. sungai. Kawasan ini berada 100 meter di

Terdapat 18 kawasan resapan banjir kiri kanan sungai besar dan 50 meter di yang telah ditetapkan dalam Pasal 28 kiri kanan sungai kecil untuk kawasan non permukiman. Sedangkan untuk

kawasan permukiman cukup 10-15 meter dan Tata Lingkungan, BLH Kota Mataram, Tanggal 19 kiri kanan sungai.

7 Wawancara dengan Andi Darwis, Kasubdid Amdal

September 2012 8 Op.Cit, LAKIP, hlm 185

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 359

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

Untuk mencegah lebih besarnya ke- Daya Manusia, dan Pengembangan Eko- rugian akibat dari kerusakan sungai maka nomi Rakyat, maka dibutuhkan per hatian dilakukan penataan daerah sem padan pada tiga komponen penting yaitu Jalan, sungai, maksud dari penataan daerah sem- Drainase, dan Permukiman. padan sungai adalah sebagai upaya agar

Sebagaimana data yang penulis dapat- kegiatan konservasi, pendaya gunaan, pe-

kan di lapangan:

ngen dalian atas sumber daya yang ada pada sungai dapat dilaksanakan sesuai

“…Pada akhir tahun 2013 terdapat dengan tujuannya, antara lain :

87.376 unit rumah layak huni dari jumlah seluruh rumah Kota Mataram

Abrasi pantai terjadi karena tergerusnya yaitu 89.519 unit. Dari 2836 unit pantai oleh gelombang atau ombak tinggi pada waktu tertentu yang terus menerus. rumah tidak layak huni, pada tahun

Hal ini dikarenakan pantai tidak memiliki 2012 dapat diintervensi sejumlah 693 unit rumah yang dilaksanakan oleh

penahan gelombang, sehingga memper- cepat proses terjadinya abrasi pantai. Dinas Pekerjaan Umum Kota Mata-

ram melalui Program Pem Ka wasan yang rawan abrasi pantai di Kota bangunan dan Penataan Lingkungan Per-

Mataram adalah wilayah pesisir yang telah umahan dengan kegiatannya Per bai- disebutkan di atas. Salah satu dampak abrasi pantai adalah terjadinya intrusi air kan Perumahan Permukiman yaitu

sejumlah 72 unit, BPM Kota Mataram laut yang dapat mempengaruhi kondisi air scjumlah 53 unit, BPM Provinsi NTB tanah di wilayah Kota Mataram. Dengan panjang pantai 9, 1 kilometer meng harus- 107 unit, BAZDA Kota Mataram 53

kan Kota Mataram melakukan upaya men- unit, PNPM-MP (dana BLM-APBN) 355 unit, Dinas Sosial Kota Mataram

jaga pantai dari abrasi maupun bangunan liar. Aktivitas pantai harus me ngarah pada 53 unit. Di luar intervensi terhadap

pelestarian sumber daya alam pantai yang rumah-rumah tidak layak huni ber- dasarkan data yang dimiliki Dinas

ada, yang dilakukan melalui pembinaan Pekerjaan Umum Kota Mataram, kelompok nelayan dan relokasi perumahan nelayan. Pada tahun 2012 Pemerintah Kota pada tahun 2012 terdapat 319 unit

rumah yang diperbaiki berdasarkan Mataram sudah me relokasi perumahan usulan masyarakat dengan melalui nelayan dan me nyiapkan rumah sebanyak

80 unit, dan dengan rumah yang belum di- Dinas Pekerjaan Umum Kota Mata- tempati sebanyak 8 unit. Sedangkan tahun ram pada Program Pembangunan dan Penataan,…..Sehingga secara keseluru-

2012 Pada tahun 2013, Pemerintah Kota Mataram sudah merelokasi perumahan han jumlah rumah tidak layak huni

nelayan dan menyiapkan rumah sebanyak yang telah ditangani sebanyak 1.012

unit.” 10

50 unit 9 ..

d. Ketersediaan Media Ekspresi dan Ruang

c. Perumahan Tidak Layak Huni Dan

Publik

Kawasan Permukiman Kumuh Penggunaan lahan untuk ruang publik

Sebagai penjabaran Pasal 10 Perda RT- seperti taman, terjadi penurunan dari 6, 10

RW Kota Mataram, dalam RKPD Kota hektar pada tahun 2011 menjadi 6, 07 Mataram tahun 2013, arah strategis daya hektar. Hal ini menggambarkan bahwa

dukung infrastruktur perkotaan dalam terjadi pengurangan luas taman yang

pencapaian Peningkatan Kualitas Sumber dimiliki Kota Mataram. Saat ini terdapat

9 LAKIP Kota Mataram 2013, hlm 168

10 Op.Cit, Lakip, hlm 176

360 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata .....

30 lokasi taman di dukung dengan 344.688 hingga dibutuhkan upaya guna men ing- m2 hutan kota. Dalam rangka mening- katkan persentase RTH Kota Mataram katkan cakupan ruang publik dan fasilitas yang ditargetkan sebcsar 20 persen atau media ekspresi maka Pemerintah Kota sctara dengan kebutuhan 41 titik RTH. Mataram melakukan upaya dengan me- ”Pemda Kota baru mampu menyediakan ngeluar kan kebijakan kepada para pe- RTH sebesar 717, 08 HA (11, 39%) RTH ngem bang (developer) perumahan untuk Publik dan 881, 44 ha (14, 38%) RTH menyediakan fasilitas ruang publik atau Privat”. Data ini menunjukan RTH publik ruang ekspresi bagi penghuni perumahan. masih kurang sebesar 8, 30% atau seluas Kebijakan ini setidaknya mengingatkan 508, 92 Ha. Secara kuantitatif jumlah bahwa kebutuhan ruang publik dan media taman RTH yang tersedia di Mataram ekspresi telah menjadi kebutuhan masya- sebanyak 23 unit baik kecil maupun besar ”.11 , rakat perkotaan.

Jumlah ini sangat jauh dari kebutuhan

Di samping itu, untuk beberapa fasilitas yang ideal. Kecilnya jumlah taman ini media ekspresi yang sudah ada, dioptimal- menjadikan masyarakat, terutama anak- kan fungsinya melalui penanga nan lang- anak muda memanfaatkan trotoar untuk sung oleh SKPD Dinas Pertamanan Kota nongkrong, yang jika tidak segera diarah- Mataram selaku leading sector dalam kan dengan menyediakan fasilitas taman dekorasi dan penataan ruang kota.

akan menimbulkan kemacetan dan bahkan kriminalitas.

e. Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang yang Berwawasan Lingkungan Hidup

Sesuai data dari Dinas Pertamanan Kota (Ruang Terbuka Hijau)

Mataram, penyebaran RTH di Kota Mata- Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang ram sebagai berikut : yang Berwawasan Lingkungan Hidup

a. Taman rekreasi, luasnya 32.964, 00 m2, sangat erat kaitannya dengan Ruang Ter-

Jumlahnya ada 2 Iokasi, di Mayura dan buka Hijau (RTH) yang telah diatur dalam

Meru RTRW Kota Mataram. RTH adalah “area b. Hutan kota, luasnya 344.688 m2,

memanjang/jalur dan/atau menge lompok, Jumlahnya ada 3 Iokasi, yaitu Van Ham, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka,

Bapedas dan Unram.

tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh

c. Mata air di kota Mataram ada 32 Iokasi, secara alamiah maupun yang sengaja di-

yang sudah dilindungi ada 14 lokasi dan tanam” . Dalam Peraturan Menteri Dalam

selebihnya menyusul secara bertahap. Negeri Nomor 1 tahun 2007 menyebutkan

fungsi RTH Kota adalah:

d. Pemakam, luasnya 75.460 m2, Jum- lahnya ada 27 Iokasi, yang terdiri

1. Pengamanan keberadaan kawasan pemakaman islam 25 lokasi dan 2 lokasi

lin dung parkotaan untuk pemakaman Hindu.

2. Pengendali pencemaran dan ke-

e. Lapangan, luasnya 279, 966.37 m2, ter- rusakan tanah, air dan udara

diri dari 37 lokasi.

3. Tempat perlindungan plasma nuftah

1. Kegiatan RTH lainnya: dan keanekaragaman hayati.

4. Pengendali tata air, dan

a. Perlindungannya mata air yang

be rupa penanaman pepohonan

5. Sarana estetika kota Saat ini Ruang Terbuka Hijau (RTH)

11 Dinas Pertamanan Kota Mataram, diperdalam

Kota Mataram mencapai 12 persen se- melalui wawancara dengan Nanang Edward, Kabid RTH

Dinas Pertamanan Kota Mataram

Kajian Hukum dan Keadilan IUS 361

J UrnAl IUS | Vol II | Nomor 5 | Agustus 2014 | hlm 349~366

pada radius tertentu sesuai dengan

3. RTH yang ada di pinggir sungai dan ke adaan sekitar mata air, dan di-

pinggir pantai yang merupakan jalur sesuaikan kondisi lapangan, den-

hijau, yang masih bebas bangunan agar gan membuat konstruksi din ding

tetap dipertahankan keberadaannya, semen disekitar mata air untuk

sebagai perlindungan badan sungai dan melindungi mata air dari pe n ce-

pantai agar tidak tergerus air maupun maran dan untuk menjaga keber-

terjadinya tanah longsor. Menurut Ke- sihan mata air, sehingga me-

putusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 nghasilkan air yang layak diman tentang Pengelolaan Kawasan Lindung

faatkan. menyebutkan sempadan sungai di kawasan permukiman selebar 10-15

b. Membuat bronjong di pinggir sun- mater yang diperkirakan cukup untuk

gai, kemudian ditanami pe poho- nan untuk mencegah ter jadinya

dibangun jalan inspeksi. Sempadan sekitar mata air selebar 200 meter dan

Iongsor dan peng gerusan pinggir sempadan sekitar waduk 50-100 meter.

sungai jika ada banjir. Contoh di Su karaja, Ampenan. Juga mem-

Sedangkan manurut PERDA Nomor 12 tahun 2011 pasal 61 menyebutkan

buat pagar beton pe nahan ombak sempadan sungai berkisar antara 10

laut Selat Lombok di pantai Am- penan 12 .

meter sampai 30 mater dengan mem- perhatikan pada kondisi sakitar badan

Implementasi RTRW Kota Mataram sungai dan kadalaman sungai yang juga dapat diukur secara empiris yang ter-

bervariasi.

lihat secara faktual di lapangan dan be-

4. Yang di rencanakan sebagai RTH ini di rikut ini adalah beberapa fakta:

lapangan sebagian besar masih merupa-

1. Jalur hijau di Kelurahan Sekarbela yang kan tanah yang dimiliki masyarakat, ada di barat jalan dari jambatan/kubur

yang pada saat kini masih berupa ka- Luang Baloq ke arah selatan, ada bangu-

wasan budidaya. Letaknya tarsebar nan toko, perumahan yang berada di

disesuaikan dengan sebaran penduduk pinggir jalan. di tempat lain ada bangu-

dan hirarki pelayanan dengan mem- nan rumah tempat tinggal seperti di

perhatikan struktur dan pola ruang. pinggir sungai, pantai, merupakan dae-

Pemukiman penduduk yang lama dan rah rawan bencana yang seharusnya di-

pamukiman baru, di mana pemukiman programkan untuk ditata ulang.

baru ini sudah tertata letak bangunan

2. RTH yang ada di pinggir pantai, pan- dan jalan-jalan di dalam komplek pemu- jang pantai Kota Mataram sekitar 8-9

kiman tersebut. Komplek pe rumahan kilometer, daerah inipun tldak seluruh-

ini manggunakan tanah sawah yang di- nya bebas dari bangunan. Se perti di

alih fungsikan menjadi non pertanian. pantai Ampenan ada pemuki man yang

5. Bangunan (toko) masih menggunakan tersebar di pinggir pantai (rumah nelay-

sempadan sungai di Jl. Airlangga, juga an), termasuk daerah sem padan pantai

pembangunan pembangkit listerik te- yang seharusnya dihijau kan untuk per-

naga diesel (PLTD) di Tanjung Karang. lindungan setempat daerah pantai yang

Bangunan ini telah ada sebelum Perda rawan ditarjang oleh ganasnya gelom-

RTRW No. 12 Tahun 2011 karena itu bang pasang laut (abrasi).

upaya untuk merelokasinya me mer-

lukan biaya yang cukup tinggi.

Dinas Pertamanan Kota Mataram, Profil Pengembangan dan Penataan Ruang Terbuka Hijau , hlm.2

362 IUS Kajian Hukum dan Keadilan

Arya Sosman | Kajian Terhadap Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dalam Tata .....

6. Perkembangan di dalam kota Mataram nan (IMB). Menurut penulis RTH juga berimbas pada perkembangan di daerah menjadi sulit dipenuhi karena kawasan-ka- sekitar yang berbatasan, seperti wilayah wasan yang pinggiran jalan dipenuhi Kabupaten Lombok Barat di Kecamatan Rumah Toko (Ruko) yang kemudian setiap Labuapi, Gunungsari dan Batulayar. Di halamannya akan diperkeras dengan se- daerah ini muncul kompleks-komplek men/batako untuk keperluan parkir. Mara- perumahan yang dibangun oleh pe- knya pembangunan Ruko terus ber jalan ngembang maupun perorangan. Hal ini setiap hari. Di samping itu maraknya pem- dipengaruhi oleh harga tanah yang lebih berian ijin untuk membangun kom pleks murah di Kabupten Lombok Barat di perumahan dan Ruko tidak lepas dari ke- banding di Mataram yang dianggap inginan pemerintah mendapatkan PAD sangat tinggi.

dari sektor ini. Dengan demikian pemenu-

7. Beberapa faktor yang menyebabkan han target RTH di satu sisi menjadi impian

Pemerintah Kota se dangkan di sisi lain perubahan fungsi lahan, antara lain:

Fasilitas RTH harus mengalah untuk ke-

a. Belum adanya zona (zoning regu-

pentingan ekonomi.

la tion ) yang jelas mengenai per- ubahan lahan non terbangun di Kota

Disatu sisi banyak terjadi penyim pa- Mataram.

ngan terhadap RTRW, seperti beralihnya

b Faktor “psikologis” pemilik lahan fungsi suatu kawasan yang semula menu- dalam mempertahankan lahan per- rut RTRW diperuntukkan untuk ke giatan tanian dari tawaran investor.

tertentu tapi dipergunakan untuk ke giatan lain. Hal ini terjadi karena tidak adanya

c. Lemahnya aspek hukum dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota yang ber-

perubahan pemanfaatan ruang 13 fungsi menindak lanjuti peng aturan setiap

Dari uraian di atas terlihat jika masalah ruang yang sudah diatur secara struktural pengendalian dan pengawasan RTH dari maufun fungsional oleh RTRW. Belum ad- pemerintah masih lemah. Untuk itu perlu anya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dikembangkan melalui penyuluhan untuk disebabkan karena faktor anggaran tetapi menumbuhkan dan meningkatkan kesa- pada tahun 2013 ini telah dianggarkan dan daran masyarakat bahwa pengelolaan RTH sedang dalam tahap pe nyelesaian draft bukan hanya merupakan tanggung jawab RDRT 15 pemerintah kota saja, tetapi tanggung

jawab dari seluruh unsur masya rakat ber- KESIMPULAN

sama dengan pemerintah demi kepentin- gan bersama. Belum dipenuhinya target

Setelah dilakukan analisa sinkronisasi RTH 30% di Mataram disebabkan bebera- dan harmonisasi antara Perda No.12

Dokumen yang terkait

IMPLIKASI HAK KESATUAN MASYARAKAT HUKUM ADAT DALAM PENGELOLAAN TANAH KAWASAN HUTAN DI KABUPATEN LOMBOK UTARA IMPLICATIONS OF THE RIGHT FOR UNITY OF CUSTOMARY LAW COMMUNITIES IN THE MANAGEMENT OF FOREST AREA LAND IN THE REGENCY OF NORTH LOMBOK (STUDY OF LA

0 1 23

EKSISTENSI HUKUM ADAT DALAM POLEMIK HUKUM POSITIF SUATU KAJIAN DALAM PERSPEKTIF TATANEGARA THE EXISTENCE OF CUSTOMARY LAW IN THE POLEMICS OF POSITIVE LAW – A STUDY FROM THE PERSPECTIVE OF CONSTITUTIONAL LAW

0 1 17

KONTROVERSI PENERAPAN PIDANA MATI TERHADAP TINDAK PIDANA NARKOBA THE CONTROVERSY OF APPLYING THE DEATH SENTENCE FOR CRIMINAL ACTS RELATED TO DRUGS

0 0 23

KETIDAKADILAN PEMBAGIAN HARTA GONO GINI PADA KASUS PERCERAIAN THE INJUSTICE OF DISTRIBUTING MARITAL PROPERTY (HARGA GINI GONO) IN DIVORCE CASES

0 2 16

ALIH FUNGSI LAHAN PERKEBUNAN MENJADI DAERAH PARIWISATA DALAM PERSPEKTIF TATA RUANG THE OVER USE OF PLANTATION LAND DUE TO BECOMING TOURISM AREA IN THE PERSPECTIVE OF SPACE PLANNING

0 0 12

PENERAPAN PRINSIP MUDHARABAH DALAM PERBANKAN SYARIAH MUDHARABAH PRINCIPLE OF BANKING PRODUCTS

0 0 12

PERLINDUNGAN HUKUM HAK-HAK MASYARAKAT DALAM RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA MATARAM BERDASARKAN PERDA NOMOR 12 TAHUN 2011 THE LEGAL PROTECTION OF COMMUNITY RIGHTS IN AREA SPATIAL PLANNING OF MATARAM CITY BASE ON THE LOCAL REGULATION NUMBER 12 YEAR 2011

0 0 14

KONSEP NEGARA HUKUM DALAM HUBUNGAN KEKUASAAN FREISS ERMERSSEN DALAM WELFARE STATE CONCEPT OF RULE OF LAW IN RELATED TO FREISS ERMERSSEN AUTHORITY ON WELFARE STATE

0 0 10

KEIDENTIKAN MAKNA KONSTITUSI DENGAN UUD DALAM SISTEM KETATANEGARAAN THE IDENTICAL VALUE BETWEEN CONSTITUTION AND CONSTITUTIONAL LAW IN THE CONSTITUTIONAL SYSTEM

0 0 17

PENYELESAIAN SENGKETA KEPEGAWAIAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 1999 DARI ASPEK HUKUM KEPEGAWAIAN DAN SISTEM PERADILAN ADMINISTRASI THE EMPLOYMENT DISPUTE SETTLEMENT ACCORDING TO LAW NUMBER 43 OF 1999 ANALYZED FROM THE EMPLOYMENT AND ADMINISTRA

0 0 18